Upload
vonhi
View
231
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Akhir Kegiatan Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan Subdit Lemlitbang Daerah Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) Dalam Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Provinsi Tahun 2017 .
2017
Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan DIKTI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
kekuatan pada kita, sehingga Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Kapasitas
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) Provinsi Tahun 2017 ini dapat
diselesaikan.
Menindaklanjuti Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi
Daerah (SIDa), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) melalui Asisten Deputi
Pengembangan Kelembagaan, Deputi Kelembagaan Iptek, bekerja sama dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (BPP Kemendagri), sesuai dengan
Pasal 16 ayat (2) huruf b, telah memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas Badan Penelitian
dan Pengembangan Daerah (BPPD) Provinsi sebagai koordinator penguatan SIDa di tahun
2017.
Laporan Akhir ini ditujukan sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan
fasilitasi peningkatan kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD)
Provinsi, Kabupaten, dan Kota sebagai koordinator penguatan SIDa di tahun 2017. Selain itu
dapat menjadi rujukan dalam mereview atau menentukan BPPD Provinsi untuk memperoleh
fasilitasi peningkatan kapasitas dan kapabilitas peran BPPD Provinsi ditahun anggaran
selanjutnya. Di dalam laporan ini terdapat proses seleksi dan capaian 10 (sepuluh)
pelaksanaan kegiatan fasilitasi peningkatan kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah (BPPD) yang mendapatkan fasilitasi di tahun 2017, yakni; Balitbangda Sumatera
Selatan, Balitbangda Sumatera Utara, Balitbangda Sumatera Barat, Balitbangda Lampung,
Balitbangda Kabupaten Lampung Tengah , Balitbangda Kota Sungai Penuh, Balitbangda
Jawa Timur, Balitbangda Kabupaten Malang, Balitbangda Kalimantan Timur, dan
Balitbangda Kota Makassar . Selain itu, terdapat hasil laporan evaluasi kinerja BPPD dalam
peningkatan SIDa di 16 (enam belas) BPPD baik ditingkatan Provinsi maupun Kabupaten
Kota yang mempunyai tupoksi khusus kelitbangan setingkat Eselon 2 (dua).
Diharapkan laporan akhir kegiatan ini dapat memberikan masukan untuk dapat meningkatkan
kapasitas dan kapabilitas kelembagaan iptek di daerah dan dapat berkontribusi dalam
pertumbuhan ekonomi yang mampu meningkatkan daya saing daerah demi terwujudnya
masyarakat yang sejahtera (innovation for welfare).
Semoga bermanfaat,
Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Kemal Prihatman
ii
DAFTAR ISI DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
I.1 LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
I.2 LANDASAN HUKUM ............................................................................................... 4
I.3 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN ..................................................................... 5
I.3.1 Maksud .................................................................................................................... 5
I.3.2 Tujuan ...................................................................................................................... 6
I.3.3 Sasaran ..................................................................................................................... 6
I.4 RUANG LINGKUP (KELOMPOK SASARAN)....................................................... 6
I.5 TOLOK UKUR KEBERHASILAN ........................................................................... 9
II. PERSIAPAN KEGIATAN ............................................................................................... 10
II.1 Penyusunan Pedoman Fasilitasi tahun 2017 ............................................................. 10
II.2 Pembentukan Tim Kerja............................................................................................ 10
II.3 Rapat Koordinasi ....................................................................................................... 11
II.4 Mekanisme Penetapan Daerah yang Menerima Fasilitasi......................................... 12
III. PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI ............................................................. 21
III.1 Tahapan dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi............................................... 21
III.2 Bentuk Fasilitasi Yang Diberikan ............................................................................. 22
III.3 Sasaran dan Capaian Fasilitasi BPPD tahun 2017 .................................................... 24
IV. EVALUASI KINERJA BPPD DALAM PENGUATAN SIDA .................................. 29
IV.1 Metode Evaluasi ........................................................................................................ 29
IV.2 Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi dan Monitoring ....................................................... 46
IV.2.1 Monitoring Kegiatan Fasilitasi .......................................................................... 46
IV.2.2 Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Kinerja BPPD 2017 ......................................... 46
IV.3 Pemeringkatan Kapasitas BPPD dalam Menunjang SIDa ........................................ 65
V. PENUTUP ........................................................................................................................ 67
V.1 Faktor Pendukung ..................................................................................................... 67
V.2 Hambatan .................................................................................................................. 67
V.3 Kesimpulan Capain ................................................................................................... 68
V.4 Saran .......................................................................................................................... 69
0
1
I. PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Penjelasan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
menyatakan bahwa keberhasilan negara maju menumbuhkembangkan kemampuan
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) karena negara itu mampu mensinergikan
perkembangan kelembagaan dan sumber daya iptek yang dimiliki dengan berbagai
faktor lain secara tersistem.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dalam rangka memperkuat
perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global diperlukan
dukungan penguatan sistem inovasi, melalui pengembangan iptek yang diarahkan
pada peningkatan kualitas serta memanfaatkan iptek nasional untuk mendukung daya
saing secara global. Hal itu dilakukan melalui peningkatan, penguasaan, dan
penerapan iptek secara luas dalam sistem produksi barang/jasa, pembangunan pusat-
pusat unggulan iptek, pengembangan lembaga penelitian yang handal, perwujudan
sistem pengakuan terhadap hasil temuan dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI),
pengembangan dan penerapan standar mutu, peningkatan kualitas dan kuantitas
Sumber Daya Manusia (SDM) Iptek, peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan
prasarana iptek. Berbagai langkah tersebut dilakukan untuk mendukung pembangunan
ekonomi yang berbasis pengetahuan serta pengembangan kelembagaan sebagai
keterkaitan dan fungsional sistem inovasi dalam mendorong pengembangan kegiatan
usaha.
Iptek, inovasi, dan sistem inovasi menjadi kata kunci yang sangat penting bagi
tercapainya pembangunan dan daya saing nasional. Penguatan sistem inovasi nasional
(SINas) mencakup penguatan kelembagaan, sumber daya, jaringan iptek dan
peningkatan relevansi, produktivitas riset, dan pendayagunaan iptek dalam rangka
peningkatan kontribusi iptek terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan iptek mempunyai peran yang sangat besar dalam memasok hasil
penelitian dan pengembangan (litbang), untuk meningkatkan daya saing sektor
industri sebagai upaya memperbaiki tingkat perekonomian nasional. Sebagai contoh,
2
dalam sektor industri dan perdagangan, peran kelembagaan iptek diarahkan juga
untuk menjawab beberapa kendala mendasar, antara lain: (i) rendahnya kandungan
teknologi produk barang dan jasa; (ii) rendahnya kontribusi kapasitas teknologi
domestik dan litbang dalam proses produksi dan distribusi; dan (iii) implementasi
standardisasi dan sertifikasi proses produksi dan distribusi barang dan jasa untuk
mendukung daya saing dalam perdagangan internasional.
Dalam konteks sistem inovasi, setiap lembaga pengembang iptek perlu mempunyai 3
(tiga) kapasitas, yakni: [1] kapasitas dalam mengakses informasi tentang realita
kebutuhan teknologi, potensi sumberdaya yang dapat dikelola atau diakses, teknologi
yang telah tersedia, perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan, keberadaan pakar
luar-lembaga yang potensial untuk berkolaborasi, dan sumber pembiayaan kegiatan
riset (sourcing capacity); [2] kapasitas dalam memublikasikan hasil-hasil risetnya,
mendifusikan paket teknologi yang dihasilkan, dan memberikan landasan akademik
untuk perumusan kebijakan publik (disseminating capacity); dan [3] kapasitas intinya
dalam pelaksanaan riset dan pengembangan teknologi secara produktif, bermutu, dan
relevan, serta sepadan dengan kapasitas adopsi calon pengguna potensialnya (R&D
capacity) (Lakitan, 2011).
Sejalan dengan hal tersebut, untuk mendukung penguatan sistem inovasi, khususnya
di daerah, pada 25 April 2012 bersamaan dengan perayaan Hari Otonomi Daerah ke-
16, telah ditandatangani Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang
Penguatan Sistem Inovasi Daerah. Peraturan ini merupakan salah satu bukti
kebersamaan sekaligus menjadi dasar hukum (legal basis) bagi Pemerintah maupun
pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan daya saing daerah melalui iptek dan
inovasi.
Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan daerah, salah satu unsur kunci yang
memiliki peran besar dalam penguatan SIDa adalah Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah (BPPD), atau sebutan lainnya yang memiliki tugas pokok dan
fungsi (tupoksi) kelitbangan.
Penguatan BPPD merupakan salah satu langkah strategis dalam penguatan SINas
maupun SIDa, agar lembaga iptek dapat berkinerja tinggi. Dengan menghasilkan
inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas adopsi pengguna
teknologi (masyarakat, industri, dan Pemerintah). Pasal 16 ayat (2) huruf b Peraturan
3
Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 3
Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan SIDa menyatakan bahwa
penataan terhadap institusi pemerintah daerah dilakukan dengan meningkatkan
kapasitas dan peran BPPD sebagai koordinator dalam penguatan SIDa. Pada Pasal 32
mengamanatkan kepada gubernur untuk membentuk Tim Koordinasi Penguatan SIDa
di Provinsi. Kepala BPPD berperan sebagai Sekretaris Tim Koordinasi yang
mempunyai tugas antara lain menyusun dokumen Roadmap Penguatan SIDa. Hal ini
sejalan dengan Pasal 7 Ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2011, yang menyatakan bahwa tugas BPPD Provinsi antara lain adalah menyusun
kebijakan teknis, rencana, dan program kelitbangan di lingkungan pemerintahan
provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota di wilayahnya, sedangkan salah satu
kewenangannya adalah melaksanakan pengelolaan pembangunan daerah.
Mengingat pentingnya peran BPPD dalam pembangunan daerah, khususnya dalam
penguatan SIDa, diperlukan berbagai upaya untuk peningkatan kinerjanya,
diantaranya berupa fasilitasi dan pendampingan penyelenggaraan penguatan SIDa,
termasuk penyusunan Roadmap Penguatan SIDa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Kemenristek dan Kemendagri memprakarsai
kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi sebagai Koordinator
Penguatan SIDa yang dapat digunakan sebagai acuan daerah untuk meningkatkan
kapasitas dan kapabilitasnya dalam menjalankan peran dan fungsinya serta
mendukung kepentingan stakeholder di pusat dan daerah, terutama dalam penguatan
SIDa.Tahun 2017 merupakan tahun kelima pelaksanaan kegiatan Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi sebagai Koordinator Penguatan SIDa.Pada
tahun 2013 yang merupakan tahun pertama pelaksaan kegiatan Fasilitasi Peningkatan
Kapasitas BPPD Provinsi sebagai Koordinator Penguatan SIDa terdapat 6 (enam)
BPPD yang mendapatkan fasilitasi. Pada tahun 2014, ada 7 (tujuh) BPPD yang akan
mendapatkan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi sebagai Koordinator
Penguatan SIDa. Pada tahun 2015, ada 5 (lima) BPPD yang akan mendapatkan
Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi sebagai Koordinator Penguatan SIDa.
Pada tahun 2016, ada 12 (dua belas) BPPD yang akan mendapatkan Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi sebagai Koordinator Penguatan SIDa.
4
Selanjutnya, pada tahun 2017 ada 10 (sepuluh) BPPD ditingkat provinsi dan
kabupaten/ kota yang mendapatkan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD sebagai
Koordinator Penguatan SIDa.
I.2 LANDASAN HUKUM
Landasan hukum dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran
Negara Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4219);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679).
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
5
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan
Intelektual Serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 43,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4497);
8. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025;
9. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2012 tentang Kerangka Nasional
Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 290);
11. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 3 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem
Inovasi Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penerbitan Rekomendasi Penelitian.
13. Keputusan Presiden Nomor 99/M Tahun 2015 tentang pengangkatan Direktur
Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 17 tahun 2016 tentang Pedoman
Penelitian.
15. Pengesahan DIPA Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti nomor
042.03.1.401196/2017 tanggal 7 Desember 2016.
I.3 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
I.3.1 Maksud
Laporan Akhir Kegiatan Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah (BPPD) Provinsi, Kabupaten, dan Kota Tahun 2017, merupakan dokumen yang
disusun untuk menjadi pijakan seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan
peningkatan kapasitas dan kapabilitas BPPD. Dengan maksud untuk memberikan arahan
tentang tahapan pencapaian, strategi, serta kerangka prioritas peningkatan kapasitas dan
kapabilitas BPPD dalam rangka penguatan sistem inovasi di Indonesia, khususnya SIDa.
6
BPPD diharapkan dapat menjadi motor penggerak terjadinya koherensi, keterpaduan,
dan gerakan penguatan sistem inovasi, khususnya di daerah, yang melibatkan seluruh
pemangku kepentingan (Pemerintah, akademisi, pengusaha, masyarakat, dan legislatif),
sehingga akan terjadi percepatan kemandirian dan peningkatan daya saing bangsa untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan dan berkeadilan melalui
inovasi teknologi.
I.3.2 Tujuan
Tujuan dari Laporan Akhir ini adalah untuk menjadi bahan evaluasi pelaksanaan
kegiatan Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD)
Provinsi, Kabupaten, dan Kota Tahun 2017 bagi Direktorat Lemlitbang Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagai pelaksana kebijakan dan seluruh BPPD
dan lembaga kelitbangan daerah yang akan mengikuti kegiatan fasilitasi peningkatan
kapasitas BPPD ditahun mendatang.
I.3.3 Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah:
a. Tersedianya data dan informasi dasar mengenai kapasitas dan kapabilitas
kelembagaan kelitbangan daerah secara nasional;
b. Tersedianya bahan rujukan dalam menentukan daerah yang mendapat fasilitasi
penguatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan kelitbangan;
c. Tersedianya bahan rujukan bagi berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD sebagai koordinator dalam
pengembangan dan penguatan SIDa.
I.4 RUANG LINGKUP (KELOMPOK SASARAN)
Berdasarkan bentuk dan struktur organisasi BPPD Provinsi/Kabupaten/Kota dapat
dikategorikan dalam kelompok sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut:
Kategorisasi Kelembagaan BPPD
Provinsi / Kabupaten/ Kota Berdasarkan Bentuk dan Struktur Organisasi
NO. KATEGORI
URAIAN
NOMENKLATUR,
KEDUDUKAN,
TUGAS POKOK,
JUMLAH
NAMA
7
DAN FUNGSI
(TUPOKSI)
1.
Kelompok I
PROVINSI
Berbentuk Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) dengan Tupoksi khusus kelitbangan dan Dipimpin Pejabat setingkat Eselon IIa
(17) 1. Balitbangda Provinsi
Sumatera Utara
2. BPP Provinsi Riau
3. Balitbangda Provinsi
Jambi
4. Balitbangnovda Provinsi
Sumatera Selatan
5. Balitbangda Provinsi
Sumatera Barat
6. Balitbangda Provinsi Jawa
Timur
7. Balitbangda Provinsi
Kalimantan Barat
8. Balitbangda Provinsi
Kalimantan Selatan
9. Balitbangda Provinsi
Kalimantan Timur
10. Balitbangda Provinsi
Sulawesi Tengah
11. Balitbangda Provinsi
Sulawesi Barat
12. Balitbangda Provinsi
Sulawesi Selatan
13. Balitbangda Provinsi
Sulawesi Tenggara
14. BPPD Provinsi Nusa
Tenggara Timur
15. Balitbangda Provinsi
Lampung
16. BP3 Iptek Provinsi Jawa
Barat
17. Balitbangda Provinsi
Sulawesi Utara
18. Balitbangda Provinsi
Maluku Utara
19. Balitbangda Provinsi
Papua
20. Balitbangda Provinsi
Papua Barat
2.
Kelompok II
KABUPATEN/ KOTA
Berbentuk
Badan/Kantor
Penelitian dan
Pengembangan Daerah
dengan Tupoksi
khusus kelitbangan
dan Dipimpin Pejabat
(35) 1. Balitbang Kota Medan 2. Balitbang Kab. Nias 3. Balitbang Kab. OKU
Selatan 4. Balitbang Kabupaten Kampar 5. Balitbang Kab Tanjung
Jabung Timur
8
setingkat Eselon II/b
dan III/a
6. Balitbang Kab. Sungei Penuh
7. Balitbang Kota Mojokerto
8. Balitbang Kota Madiun 9. Balitbang Kab. Malang 10. Balitbang Kab.
Pamekasan 11. Balitbang Kab. Gianyar 12. Balitbang Kab. Kutai Kertanegara 13. Balitbang Kab. Kutai
Timur 14. Balitbang Kab. Maros 15. Balitbang Kab.
Pangkajene Kepulauan 16. Balitbang Kab.
Kepulauan Talaud 17. Balitbang Kab. Sinjai 18. Balitbang Kab. Bulu kumba 19. Balitbang Kab. Gowa 20. Balitbang Kab. Luwu
Utara 21. Balitbang Kab. Wajo 22. Balitbang Kota Makassar 23. Balitbang Kota Palopo 24. Balitbang Kab. Konawe Selatan 25. Balitbang Kab. Buton 26. Balitbang Kab. Bombana 27. Balitbang Kab. Konawe 28. Balitbang Kab. Selayar 29. Balitbang Kab. Buton 30. Balitbang Kota Kupang 31. Balitbang Kab. Jayapura 32. Kantor Litbang Kota Binjai 33. Kantor Litbang
Kabupaten Kuningan 34. Kantor Litbang
Kabupaten Pati 35. Kantor Litbang Iptek Kabupaten Wonogiri 36. Kantor litbang
Kabupaten Bone
Lembaga yang bisa mengajukan sebagai penerima fasilitasi peningkatan kapasitas dan
kapabilitas kelembagaan adalah BPPD yang termasuk dalam kelompok BPPD Kategori I
9
dan Kategori II yang berbentuk BPPD dengan tupoksi khusus kelitbangan dan dipimpin
pejabat setingkat Eselon II dan III.
I.5 TOLOK UKUR KEBERHASILAN
Keberhasilan pelaksanaan fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD Provinsi/ Kabupaten
dan Kota sebagai Koordinator Penguatan SIDa, dapat diukur berdasarkan parameter
sebagai berikut:
a. Meningkatnya kapasitas BPPD dalam melakukan sinkronisasi, harmonisasi, dan
sinergi penguatan SIDa yang meliputi: identifikasi dan inventarisasi kebijakan
penguatan SIDa, analisis potensi sinergi kebijakan penguatan SIDa, dan memadukan
kebijakan-kebijakan antar daerah dan antara pemerintah daerah dengan Pemerintah
(pusat) untuk penguatan SIDa;
b. Komprehensifnya format roadmap penguatan SIDa yang memuat: kondisi SIDa saat
ini, tantangan dan peluang SIDa, kondisi SIDa yang akan dicapai, arah kebijakan
strategi penguatan SIDa, fokus dan program prioritas SIDa, dan rencana aksi
penguatan SIDa.
c. Terimplementasikannya agenda dari roadmap SIDa yang dibuat pada waktu dan
anggaran yang telah dibuat.
10
II. PERSIAPAN KEGIATAN
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pelaksanaan kegiatan
fasilitasi, serta evaluasi dan monitoring kapasitas BPPD dalm mendukung pelaksanaan
SIDa.Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan dengan
tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan kegiatan Fasilitasi
peningkatan kapasitas BPPD meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
II.1 Penyusunan Pedoman Fasilitasi tahun 2017
Disepakati di akhir tahun 2016 akan dilakukan pembinaan untuk BPPD berkinerja
pratama dan madya serta penguatan diperuntukan untuk BPPD berkinerja utama. Oleh
karena itu dibutuhkan pedoman fasilitasi tidak hanya dalam pembinaan namun juga
bertujuan dengan penguatan BPPD berkinerja utama. Kegiatan ini diawali dengan
menentukan sasaran dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan fasilitasi di tahun 2017
pada tanggal 23 Januari 2017 dan 26 Januari 2017.
II.2 Pembentukan Tim Kerja
Definisi Tim Kerja (team work) adalah suatu kelompok orang yang bekerja sama secara
tetap, teratur dan sesering mungkin untuk mencapai Tujuan Bersama. Untuk
menyukseskan penyelenggaraan kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD
Dokumentasi Rapat Tanggal 23 Januari 2017
Dokumentasi Rapat Tanggal 26 Januari 2017
11
Tahun 2017 maka dikeluarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dengan Nomor :
595/C/KEP/III/2017 tentang Tim Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian
dan Pengembangan Daerah Provinsi 2017 (terlampir) yang memutuskan pembentukan
Tim Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian Pengembangan yang
selanjutnya disebut Tim Fasilitasi. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, Tim
Fasilitasi terdiri dari: Tim Pengarah, Tim Pelaksana dan Supervisi; Tim Monitoring dan
Evaluasi (monev); Tim Penilai Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi
Kategori Utama; dan Tim Kesekretariatan. Dalam pelaksanaan tugasnya, tim
koordinasi bertanggung jawab dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan
kepada Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi melalui Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
II.3 Rapat Koordinasi
Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh Tim Fasilitasi adalah melakukan rapat
koordinasi secara rutin. Adapun tujuan dilaksanakan rapat koordinasi adalah :
1. Dapat memberitahukan perkembangan, permasalahan dan strategi dalam rencana
pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian
Pengembangan.
2. Koordinasi dan asistensi antara anggota timFasilitasi dengan pihak BPPD yang
menerima Fasilitasi.
3. Mendapatkan solusi untuk setiap permasalahan kegiatan Fasilitasi Peningkatan
Kapasitas Badan Penelitian Pengembangan
Rapat Koordinasi Aplikasi Online Litbangda Ristekdikti 20 Februari 2017
12
Koordinasi Persiapan Fact Finding 18 April 2017
II.4 Mekanisme Penetapan Daerah yang Menerima Fasilitasi
Fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD Tahun 2017 diupayakan menggunakan
mekanisme terbuka dimana kegiatan ini di sosialisasikan keseluruh BPPD dan terbuka
untuk setiap BPPD di tingkatan provinsi, kabupaten dan kota untuk mengajukan
proposal permohonan secara online. Adapun tahapan kegiatan BPPD yang dibina
menjadi BPPD berkinerja utama adalah sebagai berikut:
1. Sosialisasi Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD
Sosialisasi pelaksanaan kegiatan fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD dilakukan
dengan pengiriman dokumen panduan BPPD ke tiap BPPD Di tingkatan Provinsi
dan Kabupaten yang dilanjutkan dengan audiensi dari BPPD yang berkeinginan
untuk melakukan pengajuan proposal fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD
dalam penguatan SIDa serta registrasi online untuk memasukan proposal melalui
account BPPD.
Kunjungan BPPD Kota Mojokerto
13
Upaya sosialisasi kegiatan ini juga dilakukan melalul kunjungan kegiatan yang
dilakuakan oleh BPPD Provinsi dalam rangka Sosialiasi kegiatan yang
bersinggungan dengan seluruh aktivitas kegiatan Kementerian Riset, Teknologi,
dan Perguruan Tinggi serta kunjungan khusus untuk mensosialisasikan kegiatan
fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD di tahun 2017.
Kunjungan BPPD Kab. Solok
Sosialisasi di BPPD Kalimantan Timur, 13 Februari 2017
Kunjungan BPPD Kalimantan Barat
Sosialisasi di BPPD Sumatera Utara , 23 Februari 2017
14
Sosialisasi di BPPD Sumatera Barat dan Rakor Kelitbangan Sumatera Barat, 13-14 Maret 2017
Sosialisasi di BPPD Kab. Malang dan Jawa Timur , 1-2 Maret 2017
Sosialisasi di BPPD Lampung , 7 Maret 2017
Sosialisasi di BPPD Sumatera Selatan , 20 Maret 2017
15
Sosialisasi di BPPD Kota Makassar , 22 Maret 2017
Sosialisasi di BPPD Kota Sungai Penuh, 27 Maret 2017
Sosialisasi di BPPD Sulawesi Utara, 18 Mei 2017
16
2. Review dan Fact Finding Proposal Daerah
Setelah dilaksanakan sosialisasi, telah diterima proposal permohonan pelaksanaan
kegiatan fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD dari 10 BPPD baik tingkatan
propinsi maupun kabupaten kota. Selanjutnya dilakukan review dan fact finding
terkait seluruh proposal yang masuk. Kegiatan review ini dilakukan di Kantor
Kemenristekdikti serta dilakukan bersamaan dengan kegiatan fact finding di
beberapa daerah.
Fact Finding Proposal BPPD Sumatera Utara, 4 April 2017
Fact Finding Proposal BPPD Sumatera Barat dan BPPD
Sungai Penuh , 26-27 April 2017
Fact Finding Proposal BPPD Lampung, 7 Maret 2017
17
Fact Finding Proposal BPPD Sumatera Selatan,17 April 2017
Fact Finding Proposal BPPD Kabupaten Malang dan BPPD
Provinsi Jawa Timur ,12-13 April 2017
Penajaman Proposal BPPD Provinsi Jawa Timur ,28 April
2017
18
Rapat Pembahasan BPPD Provinsi yang Akan Difasilitasi
3. Penetapan BPPD Provinsi yang Difasilitasi
Setelah dilakukan penelaahan terhadap 10 (sepuluh) proposal masuk yang akan
difasilitasi. Dari hasil penelaahan tersebut, belum semua BPPD memfokuskan
implementasi SIDa pada satu komoditas yang saling terkait dengan progam-
program yang ada pada Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti khususnya. Hasil
yang dicapai adalah sinkronisasi pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan dari
dana fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi dikaitkan dengan program
kegiatan lain yang ada pada Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
Model Implementasi SIDa berupa hilirisasi produk komoditas unggulan masing-
masing daerah dikaitkan dengan kerangka kebijakan dalam pelaksanaannya.
Dalam hal ini perlu dikaitkan dengan program Pusat Unggulan Iptek, program
kegiatan Science Techno Park (STP) yang ada pada masing-masing Daerah.
Model Implementasi penguatan SIDa dimasing-masing Daerah memfokuskan
kepada hilirisasi produk komuditas unggulan daerah yang berbasis pada hasil
penelitian dan pengembangan ada di 10 BPPD Provinsi, yaitu :
1. Balitbangda Provinsi Sumatera Utara
2. Balitbangda Provinsi Sumatera Barat
3. Balitbangda Provinsi Lampung
4. Balitbangda Provinsi Sumatera Selatan
5. Balitbangda Provinsi Jawa Timur
6. Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur
7. Balitbangda Kota Sungai Penuh
8. Balitbangda Kabupaten Lampung Tengah
9. Balitbangda Kabupaten Malang
10. Balitbangda Kota Makassar
19
Rapat Pembahasan BPPD Provinsi yang Akan Difasilitasi
4. Besaran Pemberian Fasilitasi
Fasilitasi diberikan kepada BPPD Provinsi penerima fasilitasi dengan
penandatangan naskah kerja sama antara Kemenristekdikti dengan BPPD
penerima fasilitasi. Dilaksanakan dengan sistem kontrak kerjasama yang
dilakukan secara swakelola melalui pencairan dalam tahap dua (2) termin, dengan
besaran 60% di termin pertama dan 40% di termin ke dua. Berlangsung selama
enam (6) bulan, dimulai di bulan Mei dan berakhir di bulan Oktober tahun 2017.
Berdasarkan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Dirjen
Kelembagaan IPTEK dan Dikti No. 907/C1/KEP/IV/2017 tanggal 11 April 2017 :
10 Paket Kontrak Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah (BPPD) :
1. Balitbangda Provinsi Sumatera Utara Rp. 238.000.000,-
2. Balitbangda Provinsi Sumatera Barat Rp. 150.000.000,-
3. Balitbangda Provinsi Lampung Rp. 250.000.000,-
4. Balitbangda Provinsi Sumatera Selatan Rp. 190.000.000,-
5. Balitbangda Provinsi Jawa Timur Rp. 250.000.000,-
6. Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur Rp. 258.000.000,-
7. Balitbangda Kota Sungai Penuh Rp. 145.000.000,-
8. Balitbangda Kabupaten Lampung Tengah Rp. 125.000.000,-
9. Balitbangda Kabupaten Malang Rp. 130.000.000,-
10. Balitbangda Kota Makassar Rp. 164.000.000,-
Besaran nilai kontrak pada masing-masing BPPD ditentukan berdasarkan
penilaian oleh Tim seleksi dari usulan proposal yang diterima dan kegiatan yang
akan dilakukan dari dana fasilitasi BPPD.
20
Namun dalam pelaksanaannya pemberian Fasilitasi dilakukan dengan
skema kontrak swakelola dua tahap, tahap pertama 60 % dan Tahap ke dua 40%
tetapi karena adanya pemotongan anggaran sebesar 23% maka dilakukan
addendum kontrak sehingga termin ke dua tidak dibayarkan.
21
III. PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI
III.1 Tahapan dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi
Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD Provinsi merupakan kegiatan
kontrak kerjasama yang dilakukan oleh Direktorat Lemlitbang Kementerian Ristekdikti
dengan BPPD selaku lembaga penerima fasilitasi. BPPD sebagai Koordinator
Penguatan SIDa di daerah melakukan kegiatan sesuai rencana kerja dan rencana
anggaran yang diajukan di dalam proposal yang telah disepakati. Dasar pencairan dana
program fasilitasi adalah kontrak kerjasama antara pejabat lembaga penerima atau yang
mewakili dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) program fasilitasi sesuai dengan
jumlah/nilai fasilitasi yang disetujui sesuai Surat Keputusan Menteri Negara Riset,
Teknologi dan Perguruan Tinggi. Kontrak pelaksanaan kegiatan fasilitasi ini
berlangsung selama 6 (enam) bulan terhitung dari disepakatinya dan ditandatanganinya
kontrak per Mei berakhir hingga Oktober tahun anggaran 2017. Berikut gambaran
tahapan pelaksanaan kegiatan tersebut:
Tahapan Pelaksanaan
Penjadwalan dan diagram alur prosedur rencana kegiatan Peningkatan Kapasitas BPPD
Provinsi dalam rangka implementasi Penguatan SIDa tahun 2017 ditampilkan sebagai
22
berikut:
III.2 Bentuk Fasilitasi Yang Diberikan
Keragaman permasalahan, kebutuhan, serta sumber daya yang dimiliki BPPD Daerah
dalam upaya penguatan SIDa tentu menentukan bentuk fasilitasi peningkatan kapasitas
kelembagaan BPPD yang berbeda-beda. Secara garis besar fasilitasi yang diberikan
kepada BPPD Provinsi dan Kabupaten/ Kota di tahun 2017 adalah:
a. Fasilitasi Penyusunan Model Implementasi Roadmap SIDa
Berupa pendampingan sebagai upaya sosialisasi dan implementasi dokumen
roadmap SIDa yang sudah ada, dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD),
konsinyering, workshop, seminar dan sebagainya dan melibatkan instansi terkait.
b. Fasilitasi Harmonisasi dan Sinkronisasi Kebijakan Roadmap SIDa.
Berupa dukungan dan pendampingan dalam mengkoordinasikan
pengimplementasian roadmap SIDa dalam dokumen RPJMD dan RKPD, serta
agenda daerah. Dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD), konsinyering,
workshop, seminar dan sebagainya dan melibatkan instansi terkait.
c. Fasilitasi Pengembangan Kebijakan SIDa
Berupa dukungan atau pendampingan dalam Focus Group Discussion (FGD),
konsinyering, workshop, seminar dan sebagainya terkait dengan pengembangan
kebijakan SIDa dengan melibatkan instansi terkait dan masyarakat.
MARET
•Penerimaan Proposal
•Seleksi
APRIL
•Review Proposal
•Fact Finding
MEI
•KontrakKinerja, PencairanTermin 1
Agustus
•Monitoring, LaporanPertengahan
OKTOBER
•EvaluasiPeningkatan KapasitasBPPD
DESEMBER
•Penetapan BPPD Berkinerja Utama
•Pemeringkatan BPPD
23
Dalam implementasinya bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh BPPD dalam
kegiatan Fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD dalam rangka penguatan SIDa adalah:
a. Melaksanakan forum koordinasi antar SKPD untuk mengimplentasikan SIDa.
b. Melaksanakan sosialisasi program implementasi SIDa.
c. Pelatihan dalam penguatan kemampuan SDM Iptek BPPD.
d. Melaksanakan Focus Group Discussion (FGD), konsinyering, workshop,seminar
dengan melibatkan instansi terkait dan masyarakat.
24
III.3 Sasaran dan Capaian Fasilitasi BPPD tahun 2017
1. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan :
Sasaran:
Budidaya Tanaman Indigovera di Kabupaten Ogan Ilir untuk mensuplai pabrik
pakan ternak dalam rangka pengembangan STP Sumsel
Pengembangan industri kompon padat karet hilirisasi produk karet
Capaian:
Terlaksananya pelatihan budidaya 25 orang petani indigofera untuk suplai bahan
baku pakan ternak di STP Ogan Ilir dan Draft Pembentukan industri Kompon
padat
Meningkatnya penghasilan petani indigovera sebagai pemasok bahan baku pakan
ternak ke pabrik pakan ternak yang ada di STP Sumsel, kabupaten Ogan Ilir dan
beberapa kabupaten terdekat dengan lokasi STP seperti Muara Enim, OKI,
Pabumulih dan kota Palembang
Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM industri kompon padat à 211,80 yen
per kilogram
Dibentuknya sentra industri kompon padat.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Barat :
Sasaran:
Pengolahan dan Tata Kelola Cabe
Berbasis Kawasan aspek penetapan
klaster kawasan produksi dan
penguatan kelembagaan petani, serta
pengolahan dan pemasaran oleh
BUMD (Minang Mart) dalam suatu
sistim terintegrasi.
Capaian :
Tersusunnya Draft Konsorsium Cabe di 8 Kabupaten dan Peraturan Gubernur
tentang Tata Kelola Cabe
25
Menjaga kestabilan harga komuditas cabe à fluktuatif harga dari kisaran Rp 8.000
– Rp 120.000/kg. à penyimpanan Cabai Segar dengan Teknologi “Rapid-Deep-
Freezing”
Menjaga pola tanam cabe pada 8 daerah sentra cabe Kabupaten Tanah Datar,
Kabupaten Solok, Kabupaten Agam, Kabupaten 50 Kota/Kota Payakumbuh
dengan total luas cabe Tahun 2015 seluas 7.218 Ha, luas panen 7.811 Ha, dan
produksi 63.402 ton.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Sungai Penuh :
Sasaran:
20 orang Ketua
Kelompok Tani dilatih
Penangan Panen dan
Paska Panen Kopi
Arabika dan
Capaian :
Tersusunnya draft Peraturan Walikota Sungai Penuh tentang pelaksanaan
roadmap SIDa Kopi Arabika
Pelatihan dan Pengembangan Produk Kopi Arabika (panen, paska panen,
pengolahan produk kemasan, packaging, promosi dan pemasaran)
Meningkatnya harga jual produk kopi Arabika yang dihasilkan oleh petani.
Tumbuhnya pengusaha kedai kopi
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Utara :
Sasaran:
Mendukung pembentukan Oil Palm STP
Capaian :
terlatih 50 calon wirausaha Berbasis Sawit dan
Draft MOU Pemerintah Provinsi Sumut dan
26
PPKS pembentukan inkubator
Tumbuhnya wirausaha/technopreneur berbasis sawit.
Tersedianya fasilitas penyediaan SDM, teknologi, pelatihan kerja, sarana dan
prasarana serta jaringan kerja untuk digunakan oleh industri berbasis kelapa
sawit.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Malang :
Sasaran:
Pelatihan Kelompok Petani Apel di Desa Ponco Kusumo, Kabupaten Malang
Capaian :
Terlatihnya 40 orang petani Apel, dalam
peningkatan produktifitas tanaman dan
penangan hama di lahan seluas 40 HA
Meningkatnya produktifitas dan kualitas
apelà nilai jual apel per kilo Rp 30.000,-
Perubahan perilaku petani dalam
menanam apel
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Timur :
Sasaran :
Konsep kebijakan End to End
Klaster Apel
Capaian :
Tersusunnya draft Peraturan
Gubernur tentang Klasterisasi
penanganan Hulu – Hilir end to end Apel di Jawa Timur
Adanya Kebijakan/Peraturan Daerah dalam mengatur hulu, hilir end to end
Apel.
27
7. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kalimantan Timur :
Sasaran:
Pembentukan Pusat Diseminasi
Iptek.
Capaian :
Terbentuknya 1 (satu) Pusat
Diseminasi Iptek
Mempercepat diseminasi hasil
litbang yang potensial dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat maupun pelaku
usaha.
8. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Makassar :
Sasaran:
Budidaya mangrove di Pulau
Lakkang.
Capaian :
Terlatihnya 50 orang Petani
Nelayan Budidaya Mangrove,
tersedianya 70.000 batang bibit
mangrove, dan 20 HA lahan
ditanamani Mangrove
Lestarinya lingkungan dan terjaganya habitat ikan untuk dikembangkan menjadi
daerah ekomina wisata
9. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Lampung :
Sasaran:
28
Melatih dan mendampingi calon wirausaha berbasis Beras Siger (beras berbahan
Baku Tepung singkong/ beras sehat)
Capaian :
Pelatihan 20 orang calon wirausaha berbasis beras sehat.
Berkembangnya industri rumah tangga produk makanan sehat yang sudah terlatih
sesuai standar kesehatan
10. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Lampung Tengah :
Sasaran:
Melatih Kelompok
Wanita Tani Tanaman
Singkongà panen dan
pengelolaan paska panen
guna memenuhi standar
bahan baku kebutuhan
industri.
Capaian :
Pelatihan 100 orang Petani penangan Panen dan Paska Panen sesuai SOP
Meningkatnya Produksi singkong yang sesuai kebutuhan bahan baku industri à
harga ter rendah per kilo Rp 450,-
29
IV. EVALUASI KINERJA BPPD DALAM PENGUATAN SIDA
IV.1 Metode Evaluasi
Dalam rangka penguatan SIDa dan mendorong kinerja BPPD sebagai sekretariat/koordinator
SIDa level propinsi perlu dilakukan evaluasi kinerja SIDa, sekaligus peran dan kinerja BPPD
dalam penguatan SIDa. BPPD yang memiliki peran dan kinerja yang tinggi dalam penguatan
SIDa, yang diukur melalui kriteria dan metodologi tertentu, ditetapkan sebagai BPPD
Utama.Untuk itu perlu dirumuskan kriteria dan metodologi untuk penetapan BPPD
Utama.ANREGIS (Analysis of Regional Innovation System) adalah model evaluasi berbasis
system approach dengan mengaplikasi metode AHP dan WSM yang digunakan sebagai dasar
metodologi pengukuran.ANREGIS adalah model analisis pendekatan sistem untuk
mengevaluasi kinerja SIDa dan BPPD serta merancang agenda aksi penguatan BPPD dalam
implementasi SIDa di masing-masing regional.
Sasaran metode ini adalah;
• Diperolehnya profil/status/maturitas SIDa di masing-masing provinsi
• Diketahuinya determinan unsur-unsur SIDa yang masih lemah dan memerlukan
intervensi dari masing-masing provinsi
• Diperolehnya rekomendasi untuk aksi penguatan SIDa di masing-masing oleh BPPD
• Dapat ditetapkan BPPD utama, yakni BPPD yang berperan dan berkinerja tinggi
dalam penguatan SIDa dalam lingkup provinsinya
Pendekatan
1. Hard data untukparameter yang dianalisis banyak, sangatkompleks dan sulit
diperoleh, untuk itu digunakan pendekatan sistem dengan mengaplikasikan opini
pakar.
2. Metode yang akan digunakan adalah kombinasi dari:
SAS (untuk seleksi determinan)
AHP (penentuan proritas determinan)
Matriks (pengukuran magnitude/maturitas determinan)
WSM (perhitungan skor dan total skor)
3. Opini pakar diarahkan untuk mendapatkan parameter:
Prioritas masing-masing determinan (pakar rejionaldan nasional)
Magnitude masing-masing determinan (pakar nasional)
30
4. Penentuan Prioritas (P) masing-masing determinan dengan metode AHP, dimana
panel pakar yang menilai adalah pakar rejional dan nasional. Ada dua prioritas: nilai
Prioritas Level (Pm) dan nilai Prioritas Determinan (Pi).
5. Penentuan Magnitude/maturitas (M) didasarkan pada penilaian pakar atas data
empirik regional yang ada, dimana panel pakar yang menilai adalah pakar nasional.
Magnitude ini dapat berupa magnitude determinan, level, maupun total. Pengukuran
dengan skala Likert.
6. Skor setiap level dan total skor dihitung dengan weighted scoring method (WSM).
Tahapan Analisis
1. Perumusan Profil SIDa/BPPD berbasis prioritas dan magnitude masing-masing
determinan untuk mengetahui determinan yang perlu diintervensi
2. Perumusan profil SIDa/BPPD berbasis SKOR pada masing-masing level untuk
mengetahui level yang perlu diintervensi
3. Perumusan profil SIDa/BPPD secara nasional berbasis TOTAL SKOR untuk
mengetahui SIDa/BPPD yang perlu diintervensi
4. Analisis peran non-BPPD dalam penguatan SIDa
5. Pemeringkatan BPPD
Dokumentasi Penyempurnaan Instrument evaluasi:
31
Model – Konsepsi Awal
Penajaman Determinan Penilaian
• Instrumen : SAST • Indepth Interview
Konsepsi yang dikembangkan dari hasil analisis benchmarking berbasis landasan teori penguatan sistem inovasi
Bertujuan : eliminasi dan memperkuat determinan dan elemen penting dalam penguatan sistem inovasi
Perumusan Desain Penilaian Kinerja BPPD
Penentuan Indeks-Bobot Prioritas (P)
Penentuan Kekuatan Magnitude (M)
• Instrumen : AHP • Proses : Penghitungan dan
Analisis hasil AHP • Penilai : Pakar Nasional dan
Pakar Regional
• Instrumen : Kuesioner • Proses : Penghitungan (skala
likert) • Penilai : Pakar Nasional
• Analisis Profil SIDa / BPPD berbasis Prioritas dan Magnitude • Analisis Level intervensi : Basis Skor dan Total Skor • Analisis Peran Non BPPD dalam Penguatan SIDa • Pemeringkatan BPPD
ANALISIS PENILAIAN KINERJA SIDa / BPPD Tahapan Analisis dan Pengambilan Keputusan
Tahapan Penilaian – Survey Kondisi SIDa / BPPD
32
ENTERPRISE
UNIVERSITY RESEARCH INST
INNOVATION OUTPUT
POLICY
Innovation SUPPORT
(Institution & Program)
Innovation Environment
ANREGIS: Evaluation of regional innovation system based
onelements perspective
Focus Level Element Level Aspect Level
Evaluation of REGIS capacity
A. Policy Framework REGIS related policy (D1) Regional Research Agenda (D2) Road Map of REGIS (D3) Innovation environment (D4)
B. Supporting program-Institutions
Scheme for HR education-training (D5) Scheme for innovation fund (D6) Innovation cluster (D7) Incubation-supporting program (D8)
C. Actors Capacity R&D Institution (D9) Private investor (D10) Business development agency (D11) Business association (D12) Industry (D13)
D. Innovation Performance Diffusion capacity (D14) Knowledge flow quality (D15) Synergy-network quality (D16) Interactive learning quality (D17)
33
REGIS Evaluation
FOCUS LEVEL
ELEMENT LEVEL
ASPECT LEVEL
Determinants of ANREGIS
AHP of REGIS Evaluation:
34
Kerangka Kebijakan
Sumber Daya Penunjang
Kapasitas-Kapabilitas Kelembagaan
Kinerja : Produktivitas Output-Outcome SIDa
• Produk kebijakan terkait SIDa • Pengembangan Agenda Riset Daerah • Pengembangan Roadmap SIDa • Penguatan Faktor Pendukung (kepemimpinan, potensi SDM
daerah, kompetensi kelembagaan daerah, ekosistem inovasi)
• Skema Pengembangan SDM Inovasi • Skema Pembiayaan Inovasi • Pengembangan Kawasan Inovasi
(Science and Techno Park, Kawasan Sentra Produk Inovasi)
• Dukungan Aliran Penunjang Intermediasi Inovasi (inkubasi, layanan promosi, transfer teknologi, technopreneurship-entrepreneurship)
• Lembaga Pendorong Kapasitas Inovasi (Litbang Pemerintah, Litbang Perguruan Tinggi, Litbang Derah, Litbang Swasta)
• Lembaga Pendorong Pembiayaan Inovasi (Perbankan, Investor, Pengusaha)
• Lembaga Pendorong Interaksi Aktor Inovasi (lembaga intermediasi, konsorsium, business technology center, business development services)
• Lembaga Pendorong Daya Saing dan Pasar Produk Inovatif (asosiasi industri, KADINDA, Pengusaha, SKPD Perindustrian-Perdagangan)
• Lembaga Pemanfaat - Pengguna Inovasi (Koperasi, Klaster, UMKM, Masyarakat)
• Kapasitas Difusi Pengetahuan (akuisisi, adaptasi, absorpsi) antar aktor inovasi
• Kualitas Aliran inovasi • Kualitas Sinergi dan Jejaring Inovasi • Kualitas Pembelajaran Interaktif memperkuat sistem inovasi daerah
A
B
C
D
Determinan Penguatan Sistem Inovasi
36
Element Level
Aspect Level Indikator Aspect Level
Penjelasan data dukung Ket. Ada/tdk
1. Determinan Kerangka Kebijakan
a. Produk Kebijakan terkait dengan Pengembangan SIDa
o Ketersediaan dukungan kebijakan-aturan dalam pengembangan sistem inovasi
o Dukungan kebijakan-aturan pengembangan SDM Daerah
o Dukungan kebijakan-aturan pendanaan
o Dukungan kebijakan-aturan pengembangan infrastruktur daerah
o Dukungan kebijakan-aturan pengembangan industri
o Pelibatan aktif pihak terkait dengan perumusan kebijakan-aturan daerah
a. Pelibatan aktif pihak terkait dengan perumusan kebijakan-aturan daerah
b. Ketersediaan dukungan kebijakan-aturan dalam pengembangan sistem inovasi
- Memiliki payung hukum penyelenggaraan SIDa (SK Terkait) (1)
- Memiliki insentif pembinaan berdasarkan tema SIDa
- Memiliki alokasi anggaran pelaksanaan SIDa (APBD tahunan sesuai renstra) (1.1)
- Memiliki payung hukum hingga menyentuh pengembangan industri
-
b. Pengembangan Agenda Riset
o Ketersediaan dokumen Agenda
a. Ketersediaan dokumen Agenda
- Dokumen ARD - Kesesuaian fokus
-
37
Element Level
Aspect Level Indikator Aspect Level
Penjelasan data dukung Ket. Ada/tdk
Daerah
Riset Daerah o Perumusan
berbasis Prioritas Tematik (fokus unggulan)
o Integrasi Agenda Riset Daerah dengan dukungan kapasitas daerah (SDM, pendanaan, infrastruktur)
o Pelibatan aktif pihak terkait
Riset Daerah b. Sejauh mana
keterlaksanaan ARD c. Evaluasi tehadap
ARD
unggulan ARD dengan SIDa
- Kesesuaian ARD dengan resource capacity daerah tersebut
- Keragaman kontribusi dari pihak terkait dalam pencapaian target ARD
c. Pengembangan Roadmap SIDa
o Ketersediaan dokumen Roadmap SIDa
o Tingkat kemanfaatan Roadmap SIDa dalam implementasi pengembangan SIDa
o Pelibatan aktif pihak terkait
a. Ketersediaan dokumen Roadmap SIDa
b. Tingkat kemanfaatan Roadmap SIDa dalam implementasi pengembangan SIDa
c. Evaluasi Pelaksanaan Roadmap SIDa
- Turunan/ perda terkait SIDa
- Dokumen Roadmap SIDa Provinsi
- Dokumen roadmap SIDa Daerah
- Ketersedianan dokumen SK tim kerja Roadmap SIDa
-
-
d. Penguatan Faktor Pendukung (kepemimpinan,
o Tingkat kemanfaatan Roadmap SIDa
a. Adanya dukungan kuat dari pimpinan puncak pemda
- Surat Edaran - Dokumentasi forum rutin
koordinasi roadmap SIDa
-
38
Element Level
Aspect Level Indikator Aspect Level
Penjelasan data dukung Ket. Ada/tdk
ekosistem inovasi)
dalam implementasi pengembangan SIDa
o Tingkat kesesuaian Roadmap SIDa dengan kapasitas daerah (SDM, pendanaan, infrastruktur)
o Pelibatan aktif pihak terkait
b. Adanya dukungan Aktor lain
- dokumentasi hasil penelitian yang mendukung SIDa
- Kesesuaian struktur organisasi yang mendukung pelaksanaan SIDa
o Determinan Sumber Daya Penunjang
a. Skema Pengembangan SDM Inovasi (terampil, inovatif, produktif)
o Ketersediaan program-kegiatan pengembangan kapasitas SDM
o Tingkat kesesuaian skema pengembangan SDM dengan kebutuhan
o Dukungan kelembagaan daerah dalam implementasi program-kegiatan pengembangan SDM
a. Roadmap pengembangan SDM
- Program peningkatan SDM Peneliti yang mendukung SIDa
- Pelatihan bagi stakeholder terkait dengan Penguatan SIDa
-
b. Skema Pembiayaan o Ketersediaan a. Ketersediaan - Adanya kegiatan insentif -
39
Element Level
Aspect Level Indikator Aspect Level
Penjelasan data dukung Ket. Ada/tdk
Inovasi program-kegiatan pembiayaan inovasi
o Keberadaan lembaga pembiayaan inovasi
o Tingkat kesesuaian skema pembiayaan inovasi
o Dukungan pemerintah-swasta dalam implementasi pembiayaan inovasi
program-kegiatan pembiayaan inovasi
b. Keberadaan lembaga pembiayaan inovasi
c. Tingkat kesesuaian skema pembiayaan inovasi
d. Dukungan pemerintah-swasta dalam implementasi pembiayaan inovasi
pengembangan inovasi yang dibuktikan dengan laporan hasil kegiatan tersebut
- Adanya lembaga yang intensif memberikan kontribusi anggaran terhadap kegiatan berbasis inovasi dibuktikan dengan dokumen MOU kerjasama dengan lembaga tersebut
- Adanya skema pembiayaan kegiatan berbasis inovasi yang berkesinambungan
- Memiliki MOU dengan pihak swasta dalam kegiatan berbasis inovasi
c. Pengembangan Kawasan Inovasi (STP, Kawasan Sentra Produk Inovasi)
o Keberadaan STP/ Kawasan Sentra Produk Inovasi
o Dukungan Pemerintah Daerah dan pihak terkait (anggaran, pengelolaan dan sarana-prasarana)
a. Keberadaan STP/ Kawasan Sentra Produk Inovasi
b. Dukungan Pemerintah Daerah dan pihak terkait dalam pengembangan kawasan inovasi
- Memiliki STP/ Kawasan Sentra Produk Inovasi yang definitif baik daerah maupun fokusnya yang dibuktikan dengan dokumen roadmapnya didalam dokumen tersebut terdapat anggaran, pengelola,
-
40
Element Level
Aspect Level Indikator Aspect Level
Penjelasan data dukung Ket. Ada/tdk
o Tingkat dukungan pemanfaatan dalam pengembangan SIDa
(anggaran, pengelolaan dan sarana-prasarana)
c. Tingkat dukungan STP/Kawasan Inovasi dalam pengembangan SIDa
sarana-prasarana yang dilegalisasi oleh pemda setempat
d. Pengembangan Intermediasi Inovasi
o Keberadaan program-kegiatan : inkubasi, layanan promosi, transfer teknologi, technopreneurship-entrepreneurship
o Dukungan pemerintah daerah dan pihak terkait dalam pengembangan program-kegiatan (anggaran, pengelolaan dan sarana-prasarana)
o Tingkat dukungan pemanfaatan dalam pengembangan SIDa
a. Keberadaan program-kegiatan : inkubasi, layanan promosi, transfer teknologi, technopreneurship-entrepreneurship
b. Dukungan pemerintah daerah dan pihak terkait dalam pengembangan program-kegiatan pengembangan intermediasi inovasi (anggaran, pengelolaan dan sarana-prasarana)
c. Tingkat dukungan pengembangan intermediasi inovasi dalam pengembangan SIDa
- Dokumentasi pelaksanaan program-kegiatan : inkubasi, layanan promosi, transfer teknologi, technopreneurship-entrepreneurship
- Partisipasi SKPD lain yang terkait serta pihak swasta dan pihak pemanfaat dari kegiatan tersebut dapat dilihat dari dokumentasi daftar hadir
-
41
Element Level
Aspect Level Indikator Aspect Level
Penjelasan data dukung Ket. Ada/tdk
o Determinan Kapasitas-Kapabilitas Lembaga
a. Kapasitas-Kapabilitas Lembaga Litbang
o Tingkat kapasitas dan kapabilitas lembaga
o Dukungan kontribusi dalam pengembangan SIDa (penguatan kerangka kebijakan, agenda riset dan roadmap SIDa)
a. Tingkat kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang
b. Kontribusi lembaga litbang dalam pengembangan SIDa (penguatan kerangka kebijakan, agenda riset dan roadmap SIDa)
- Kerjasama dengan SKPD lain dalam kegiatan berbasis SIDa sesuai dengan kapasitas SKPD tersebut
-
b. Kapasitas-Kapabilitas Lembaga Pembiayaan
o Tingkat kapasitas dan kapabilitas lembaga
o Dukungan kontribusi dalam pengembangan SIDa (penguatan kerangka kebijakan, agenda riset dan roadmap SIDa)
a. Tingkat kapasitas dan kapabilitas lembaga pembiayaan
b. Kontribusi lembaga pembiayaan dalam pengembangan SIDa (fasilitasi penyediaan dana)
- Kerjasama dengan lembaga pembiayaan dalan kegiatan berbasis SIDa yang berkelanjutan
-
c. Kapasitas-Kapabilitas Lembaga Intermediasi
o Tingkat kapasitas dan kapabilitas lembaga
o Dukungan kontribusi dalam pengembangan SIDa (: penguatan
a. Tingkat kapasitas dan kapabilitas lembaga intermediasi
b. Kontribusi lembaga intermediasi dalam pengembangan SIDa
- Kerjasama lembaga intermediasi yg berbasis aktivitas pengembangan SIDa
-
42
Element Level
Aspect Level Indikator Aspect Level
Penjelasan data dukung Ket. Ada/tdk
kerangka kebijakan, agenda riset dan roadmap SIDa)
d. Kapasitas-Kapabilitas Asosiasi Bisnis
o Tingkat kapasitas dan kapabilitas lembaga
o Dukungan kontribusi dalam pengembangan SIDa (: penguatan kerangka kebijakan, agenda riset dan roadmap SIDa)
a. Tingkat kapasitas dan kapabilitas asosiasi
b. Kontribusi asosiasi dalam pengembangan SIDa
- Kerjasama dengan Asosiasi dalam kegiatan berbasis SIDa
-
e. Kapasitas-Kapabilitas Lembaga Pemanfaat / Pengguna Inovasi
o Tingkat kapasitas dan kapabilitas lembaga
o Dukungan kontribusi dalam pengembangan SIDa (: penguatan kerangka kebijakan, agenda riset dan roadmap SIDa)
a. Tingkat kapasitas dan kapabilitas lembaga pemanfaat/ pengguna inovasi
b. Kontribusi lembaga pemanfaat/ penggunaan inovasi dalam pengembangan SIDa
- Kerjasama dengan kelompok masyarakat pemanfaat/ pengguna produk berbasis SIDa yang dibuktikan dengan dokumentasi keikutsertaan dalam kegiatan berbasis SIDa (pelatihan, diseminasi dll)
-
o Determinan Produktivitas Output-
a. . Kapasitas Difusi Pengetahuan (akuisisi, adaptasi,
o Keberadaan forum koordinasi-integrasi antar
a. Keberadaan forum koordinasi-integrasi antar aktor inovasi
- Tindak lanjut dari forum koordinasi SIDa (ada pembagian tugas
-
43
Element Level
Aspect Level Indikator Aspect Level
Penjelasan data dukung Ket. Ada/tdk
Outcome absorpsi)
aktor inovasi o Kapasitas difusi
pengetahuan yang terbangun selama interaksi aktor dalam pengembangan SIDa
o Tingkat dukungan pemanfaatan kapasitas difusi dalam keberlanjutan aliran inovasi
b. Adanya transfer teknologi antara aktor dalam pengembangan SIDa
c. Presentasi pemanfaatan hasil litbang
actionplan yg terukur) WBS-WP
- Kesesuaian pola koordinasi dalam forum koordinasi SIDa
b. Kualitas Aliran Pengetahuan
o Keragaman produk inovatif berbasis potensi daerah
o Keberlanjutan kapasitas lembaga daerah dalam struktur rantai nilai produk inovatif
o Keberlanjutan kualitas aliran (sosialisasi, penguatan pemahaman interaksi,
a. Keragaman produk inovatif berbasis potensi daerah
b. Peningkatan kapasitas lembaga daerah dalam struktur rantai nilai produk inovasi
c. Keberlanjutan kualitas aliran (sosialisasi, penguatan pemahaman interaksi,
- Terdiseminasikannya hasil penelitian (produk) SIDa oleh masyarakat pengguna
- Meningkatnya kapasitas kewirausahaan masyarakat pengguna
- Produk SIDa mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pengguna
-
44
Element Level
Aspect Level Indikator Aspect Level
Penjelasan data dukung Ket. Ada/tdk
internalisasi inovasi)
internalisasi inovasi)
c. Kualitas Sinergi dan Jejaring Inovasi
o Keragaman kerjasama : sinergi dan jejaring
o Keberlanjutan dukungan kerjasama dalam pengembangan SIDa
o Keberlanjutan pemanfaatan kerjasama dalam menguatkan aliran inovasi
a. Keragaman kerjasama : sinergi dan jejaring
b. Keberlanjutan dukungan kerjasama dalam pengembangan SIDa
c. Keberlanjutan pemanfaatan kerjasama dalam menguatkan aliran inovasi
- MOU kerjasama berbasis kegiatan SIDa
-
d. Kualitas Pembelajaran Interaktif untuk memperkuat Sistem Inovasi di daerah
o Kualitas kohesitas (sinergi produktif, interaksi yang melembaga) antar aktor inovasi
o Keberlanjutan dukungan kohesitas dalam penguatan sistem inovasi di daerah
o Keberlanjutan responsivitas kapasitas pembelajaran
a. sinergi produktif, interaksi yang melembaga antar aktor inovasi
b. Keberlanjutan responsivitas kapasitas pembelajaran interaktif
- Adanya penelitian lanjutan terkait produk SIDa yang dilakukan oleh Lemlit lain
- Adanya roadmap riset terkait dengan focus SIDa
- Adanya Potensi pengembangan STP/ Kawasan Sentra Inovasi melalui program Penguatan SIDa
-
45
Element Level
Aspect Level Indikator Aspect Level
Penjelasan data dukung Ket. Ada/tdk
interaktif dalam antisipasi perubahan dan kebutuhan inovasi yang dinamis berbasis pengembangan inovasi di daerah
Berdasarkan dengan dasar pemetaan determinan yang diturunkan hingga aspek indicator tersebut kemudian ditransformasikan kedalam
instrument pengambilan data berupa kuesioner evaluasi peningkatan kapasitas BPPD provinsi yang didistrubisak ke setiap BPPD Provinsi
sebagai objek penilaian (kuesioner terlampir). Proses pengambilan data dilakukan dengan metode survey wawancara, dokumen checklist dan
Focus Group Discussion dengan stakeholder terkait.
46
IV.2 Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi dan Monitoring
IV.2.1 Monitoring Kegiatan Fasilitasi
Dilakukannya Koordinasi pelaksanaan Monitoring Kegiatan Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas BPPD bersama dengan Tim Supervisi Peningkatan Kapasitas
BPPD. Dalam rangka memenuhi persyaratan tahap II dalam pelaksanaan kegiatan
Insentif Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD maka dilaksanakan monitoring dan
evaluasi kegiatan yang merupakan salah satu bentuk supervisi Kementerian Risetdikti
dalam melakukan kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas BPPD. Kegiatan
monitoring dan evaluasi dilaksanakan ke 10 lembaga yang telah menerima dana
fasilitasi tahap I, dengan dibantu oleh tim verifikasi pada tiap provinsi guna memantau
apakah output yang dihasilkan lembaga sudah sesuai dengan sasaran yang menjadi
target di proposal yang diajukan.
Namun dalam pelaksanaan dikarenakan adanya pemotongan anggaran sebesar
23% monitoring kegiatan fasilitasi yang sebelumnya digunakan sebagai bahan
persyaratan pencairan dana tahap II digunakan juga sebagai ajang evaluasi kinerja
BPPD 2017 yang mendapatkan Fasilitasi. Dan pencairan dana tahap kedua tidak dapat
dilaksanakan dengan adanya addendum kontrak yang berisi pembatalan pencairan
tahap II dalam kegiatan fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD tahun 2017.
IV.2.2 Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Kinerja BPPD 2017
Pada tahun 2017 Evaluasi Kinerja BPPD dilakukan di 16 (enam belas) BPPD
baik di tingkat provinsi, kota dan kabupaten. Dikarenakan keterbatasan anggaran dan
SDM evaluasi kinerja BPPD difokuskan kepada BPPD yang sudah teregistrasi di
website litbangda.ristekdikti.go.id. Dari 25 BPPD yang sudah terdaftar, penilaian
kinerja berhasil dilaksanakan di 16 BPPD baik ditingkat provinsi, kabupaten, dan
kota. Evaluasi kinerja BPPD dalam rangka penguatan SIDa di tahun 2017 dilakukan
pada BPPD; Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Sumatera
Selatan, Provinsi Jambi, Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa
Timur, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Sulawesi
Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Sungai Penuh, Kabupaten Lampung Tengah,
Kabupaten Malang, Kota Makassar, dan Kota Palopo.
47
Dokumentasi Monitoring Kegiatan Fasilitasi dan Evaluasi Kinerja BPPD 2017
48
Berikut analisa baseline BPPD per-daerah:
Hasil Anregis BPPD SUMATRA UTARA
49
Hasil Anregis BPPD SUMATRA BARAT
50
Hasil Anregis BPPD SUMATRA SELATAN
51
Hasil Anregis BPPD JAMBI
52
Hasil Anregis BPPD LAMPUNG
53
Hasil Anregis BPPD JAWA BARAT
54
Hasil Anregis BPPD JAWA TIMUR
55
Hasil Anregis BPPD KALIMANTAN TIMUR
56
Hasil Anregis BPPD KALIMANTAN SELATAN
57
Hasil Anregis BPPD SULAWESI UTARA
58
Hasil Anregis BPPD SULAWESI SELATAN
59
Hasil Anregis BPPD Kota Sungai Penuh
60
Hasil Anregis BPPD Kabupaten Lampung Tengah
61
Hasil Anregis BPPD Kabupaten Malang
62
Hasil Anregis BPPD Kota Makassar
63
Hasil Anregis BPPD Kota Palopo
64
Legenda Grafik Batang:
Kode Indikator Determinan
1 •Produk kebijakan terkait SIDa
2 •Pengembangan Agenda Riset Daerah
3 •Pengembangan Roadmap SIDa
4 •Penguatan Faktor Pendukung (kepemimpinan, potensi SDM daerah, kompetensi kelembagaan daerah, ekosistem inovasi)
5 •Skema Pengembangan SDM Inovasi
6 •Skema Pembiayaan Inovasi
7 •Pengembangan Kawasan Inovasi (Science and Techno Park, Kawasan Sentra Produk Inovasi)
8 •Dukungan Aliran Penunjang Intermediasi Inovasi (inkubasi, layanan promosi, transfer teknologi, technopreneurship-entrepreneurship
9 •Lembaga Pendorong Kapasitas Inovasi (Litbang Pemerintah, Litbang Perguruan Tinggi, Litbang Derah, Litbang Swasta)
10 •Lembaga Pendorong Pembiayaan Inovasi (Perbankan, Investor, Pengusaha)
11 •Lembaga Pendorong Interaksi Aktor Inovasi (lembaga intermediasi, konsorsium, business technology center, business development services)
12 •Lembaga Pendorong Daya Saing dan Pasar Produk Inovatif (asosiasi industri, KADINDA, Pengusaha, SKPD Perindustrian-Perdagangan)
13 •Lembaga Pemanfaat - Pengguna Inovasi (Koperasi, Klaster, UMKM, Masyarakat)
14 •Kapasitas Difusi Pengetahuan (akuisisi, adaptasi, absorpsi) antar aktor inovasi
15 •Kualitas Aliran inovasi
16 •Kualitas Sinergi dan Jejaring Inovasi
17 •Kualitas Pembelajaran Interaktif memperkuat sistem inovasi daerah
65
IV.3 Pemeringkatan Kapasitas BPPD dalam Menunjang SIDa
No. Kriteria BPPD Total Score Ditetapkan Tahun
1
UTAMA
Sumatera Selatan 3.928 2014
2 Jawa Barat 3.815 2016
3 Jambi 3.659 2015
4 Sumatera Barat 3.610 2017
5 Sumatera Utara 3.582 2017
6 Lampung 3.284 2016
7 Kab. Malang 3.131 2017
8
MADYA
Sulawesi Selatan 2.941
9 Sulawesi Utara 2.721
10 Kab. Lampung Tengah 2.567
11 Kota Palopo 2.458
12 Kalimantan Selatan 2.442
13 Kota Makassar 2.444
14 Kalimantan Timur 2.416
15 Sungai Penuh 2.245
16 PRATAMA Jawa Timur 1.927 Kategorisasi
Kategori Kriteria
Utama TS > 3.00
Madya 2.00 < TS < 3.00
Pratama 1.00 < TS < 2.00
66
HASIL PENILAIAN KINERJA BPPD DALAM PENGUATAN SIDA TA 2017
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Total Score
67
V. PENUTUP
V.1 Faktor Pendukung
Faktor Pendukung :
1. Peraturan Bersama antara Kemenristek dan Kemendagri nomor 03 Tahun 2012 dan
nomor 36 Tahun 2012.
2. UU nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota masih sangat
memerlukan pembinaan dalam rangka penguatan kapasitas dan kapabilitas selaku
lembaga penelitian daerah untuk dapat berdayasaing dalam inovasi dan daya saing
daerah.
4. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Bab XXI pada pasal 386
sampai dengan 390
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.
6. Kebijakan Kepala Daerah dalam pelaksanaan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).
7. Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Dalam Negeri RI dalam
pelaksanaan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).
V.2 Hambatan
Hambatan :
1. Kurangnya sumberdaya manusia yang ada dalam struktur organisasi di Sub Direktorat
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Daerah.
2. Sering bergantinya Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota, sehingga pelaksanaan koordinasi harus selalu dilakukan.
3. Tidak dapat dilaksanakannya beberapa kegiatan penguatan kelembagaan BPPD dalam
rangka pembina karena adanya penghematan anggaran kegiatan sebesar Rp
695.802.000,-.
68
V.3 Kesimpulan Capain
Dalam rangka pembinaan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(BPPD) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan
Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 tentang penguatan
Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Berkaitan hal tersebut tahun 2017 , kegiatan Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) telah
memberikan insentif kepada 10 (sepuluh) Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(BPPD) Provinsi/Kabupaten/Kota yaitu : Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Lampung, Kabupaten Lampung Tengah , Kota Sungai Penuh, Jawa Timur,
Kabupaten Malang, Kalimantan Timur, dan Kota Makassar. Output dari fasilitasi
berupa kebijakan maupun model Implementasi SIDa pada masing-masing provinsi
/kabupaten/kota berbasis pada komoditas unggulan daerah maupun kebijakan untuk
mengatasi issue strategis daerah maupun nasional.
Selain memberikan insentif fasilitasi peningkatan kapasitas BPPD, dalam
kegiatan ini dilakukan penilaian kinerja terhadap 16 (enam belas) BPPD
Provinsi/Kabupaten/Kota tujuannya selain untuk menentukan BPPD yang berkinerja
UTama Tahun 2017, juga bertujuan untuk melihat kinerja BPPD yang telah Berkinerja
Utama. Penilaian kinerja BPPD menggunakan metode Anregis (Analisys Regional
Innovation System) dalam penilaian ini yang dinilai mencakup 4 determinan yaitu :
Kerangka Kebijakan, Sumberdaya Penunjang, Kapasitas dan Kapabilitas Kelembagaan,
Produktivitas output dan outcome SIDa.
Dari 10 BPPD yang difasilitasi ada 3 (tiga) BPPD yang telah memenuhi standar
penilaian sebagai BPPD Berkinerja Utama,, yaitu : BPPD Provinsi Sumatera Barat,
BPPD Provinsi Sumatera Barat dan BPPD Kabupaten Malang. Penilaian kinerja
dilakukan terhadap 16 BPPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi khusus
kelitbangan yang dipimpin oleh Pejabat setingkat Eselon II (dua). Kinerja BPPD Utama
dapat terlihat dari hasil penilaian anregis dengan nilai Total Skore ≥ 3 untuk empat
determinan. BPPD dapat di nobatkan sebagai BPPD Berkinerja Utama apabila telah
menjalankan peran dan fungsi selaku koordinator SIDa, dapat membuat kebijakan
untuk penguatan kelembagaan SIDa dan membuat model implementasi sinergitas dari
masing-masing aktor dengan komoditas unggulan daerah. Untuk BPPD Provinsi
Sumatera Selatan berkinerja tinggi dalam meningkatkan nilai tambah dari komuditas
Karet dan tanaman indigofera memasok kebutuhan bahan baku untuk pakan ternak
69
yang ada di Agro Tekno Park yang terletak pada kabupaten Ogan Ilir, BPPD Provinsi
Sumatera Utara mensinergikan kegiatan Pengembangan Pusat Penelitian Kelapa Sawit
dengan membentuk Oil Palm Science Techno Park (OPSTP) , Sumatera Barat
mengkolaborasikan kegiatan pembentukan konsorsium cabe pada 8 kabupaten/kota
sebagai sentra tanaman cabe, Kota Sungai Penuh dengan komoditas Kopi, Jawa Timur
dengan membuat kebijakan end to end klaster tanaman buah apel, Kabupaten Malang
melaksanakan transfer teknologi untuk peremajaan tanaman buah apel yang terletak di
desa gubuk klakah, BPPD Provinsi Lampung melaksanakan transfer teknologi
peningkatan kualitas makanan kesehatan yang berbahan baku beras siger/beras sehat ,
BPPD Kabupaten Lampung Tengah dengan melakukan pembuatan buku panduan
pengelolaan panen dan paska panen tanaman ubi kayu untuk memenuhi standar bahan
baku kebutuhan industri, BPPD Kota Makassar melaksanakan transfer teknologi
budidaya tanaman bakau yang terletak di pulau Lakkang untuk menjaga kelestarian
lingkungan sebagai cagar budaya masyarakat asli bugis yang bermata pencaharian
sebagai nelayan, dan BPPD Provinsi Kalimantan Timur dengan melakukan
pembentukan Pusat Diseminasi Iptek yang bertujuan untuk mempercepat proses adanya
aliran alih teknologi yang potensial dari para penyedia teknologi agar dapat
dimanfaatkan oleh pengguna.
V.4 Saran
Untuk memenuhi target capaian kinerja Sub Direktorat Lembaga Penelitian
dan Pengembangan tahun 2017 sebanyak 15 (lima belas) BPPD Berkinerja Utama,
masih perlu di tingkatkan kinerja bagi 4 (empat) BPPD. Sedangkan pada
kenyataannya pada tahun ini hanya 3 (tiga) BPPD, yang dapat memenuhi standar
sebagai BPPD Berkinerja Utama. Terkait hal tersebut hingga saat ini tetap perlu
dialokasikan anggaran untuk pembinaan. Saat ini capaian BPPD Berkinerja Utama,
baru berjumlah 14 (empat belas) jadi masih perlu dukungan pembinaan bagi BPPD
yang berkategori Pratama dan Madya.
Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan Subdit Lembaga Penelitian dan Pengembangan Daerah Gedung II BPPT lt.16 Jl. MH. Thamrin No.8 Jakarta 10340 Telp. : (021) 3169556, 3169588 Fax. : (021) 3102014 Email : [email protected] [email protected]