15
MK TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN LAPORAN AKHIR PEMBUATAN PUPUK KANDANG BERBAHAN KOTORAN AYAM Oleh: AFIF AULIYA 0910483084 Asisten: Mz Aby PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

Laporan akhir pembuatan pupuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan akhir pembuatan pupuk

MK TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN

LAPORAN AKHIR

PEMBUATAN PUPUK KANDANG BERBAHAN KOTORAN AYAM

Oleh:

AFIF AULIYA 0910483084

Asisten:

Mz Aby

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2010

Page 2: Laporan akhir pembuatan pupuk

JUDUL

Pembuatan Pupuk Kandang Berbahan Kotoran Ayam

dengan Campuran Ampas Kulit Kacang Tanah

NAMA PASAR

TMC LE – GULE

Page 3: Laporan akhir pembuatan pupuk

I. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari hari, baik di jalanan maupun di pasar sekaligus dapat

dilihat kulit kacang tanah dibuang dengan sia sia. Mereka yang membuang ampas kulit

kacang tersebut adalah orang – orang yang tidak tahu bahwa terdapat kandungan unsur –

unsur organic yang ada pada kulit kacang tersebut. Jika ditelaah secara seksama, kandungan

di dalam kulit kacang tersebut memiliki kandungan Nitrogen sebesar 1.6 % – 1.8 %,

Phospor 0.3 % – 0.5 %, dan Kalium sebesar 1.1% – 1.7 % (Prof. Dr. Ir. Syekhfani, MS).

Dengan kandungan yang lumayan tinggi pada unsur nitrogen dan kalium, ampas

kulit kacang tersebut dapat dimanfaatkan dalam campuran pembuatan pupuk organik.

Dengan bahan campuran dari kulit kacang tersebut, maka kandungan yang terdapat dalam

pupuk organik tersebut akan bertambah sehingga nantinya akan meningkatkan laju

pertumbuhan pada tanaman yang akan diberi pupuk organik tersebut.

Pupuk organik merupakan pupuk alam dan melepaskan unsur hara secara

perlahan-lahan sehingga mempunyai efek residu dalam tanah dan bermanfaat bagi

tanaman berikutnya (Suprapto dan Aribawa, 2002). Salah satu jenis pupuk organik adalah

pupuk kandang. Menurut Syekhfani (2000) bahwa pupuk kandang memiliki sifat yang

alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium,

kalsium, dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain

itu pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas

mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah.

Menurut hasil penelitian Sastrosupadi dan Santoso (2005), dibanding dengan bahan

organik yang lain pupuk kandang ayam memiliki kandungan N yang cukup tinggi yakni

2,6%, 2,9% (P), dan 3,4% (K) dengan perbandingan C/N ratio 8,3 (Zakaria dan Vimala,

2002). Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Sutejo (2002) yang mengemukakan

bahwa pupuk kandang ayam mengandung nitrogen tiga kali lebih besar dari pada

pupuk kandang yang lainnya. Lebih lanjut dikemukakan kandungan unsur hara dari

pupuk kandang ayam lebih tinggi karena bagian cair (urine) bercampur dengan bagian

padat. Peranan bahan organik bila diberikan pada tanah maka akan terjadi perubahan

Page 4: Laporan akhir pembuatan pupuk

terutama dalam perbaikan fisik tanah. Menurut (Syekhfani, 2000; Wilfredo, 1985;

Soepardi, 1983; Suharjo et al., 1993) usaha untuk mengatasi tingkat kesuburan tanah

pertama-tama dilakukan dengan cara pemberian bahan organik sebagai perbaikan sifat

fisik, kemudian diikuti perbaikan sifat kimia melalui pemberian pupuk anorganik dalam

kondisi yang seimbang.

Hasil analisis kotoran ayam

(Budi Santoso, Firia Haryanti, dan Sri Adi Kadarsih, 2003)

Hasil analisis ampas kulit kacang tanah

Bahan Organik

Persen Kandungan

Nitrogen

(N)

Phospor

(P2O5)

Kalium

(K2O)

Kulit kacang tanah 1.6 – 1.8 0.3 – 0.5 1.1. – 1.7

(Prof. Dr. Ir. Syekhfani, MS. 2010)

Page 5: Laporan akhir pembuatan pupuk

II. TUJUAN

Tujuan dalam pembuatan pupuk kandang berbahan kotoran ayam dengan campuran

ampas kulit kacang tanah adalah sebagai berikut:

1. Memanfaatkan ampas kulit kacang tanah sebagai bahan campuran dalam pupuk

kandang

2. Memperkaya kandungan pada pupuk kandang, terutama pada kotoran ayam yang

menjadi bahan utama pembuatan pupuk kandang

Page 6: Laporan akhir pembuatan pupuk

III. WAKTU dan TEMPAT

A. Waktu

Awal proses pembuatan pupuk ini dimulai dengan pemilihan bahan campuran

untuk dicampur dengan kotoran ayam yang menjadi bahan utama pembuatan pupuk.

Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 22 oktober 2010. Bahan yang menjadi

campuran tersebut diantaranya adalah ampas kulit kacang tanah, air gula, dedak, EM–4.

Untuk waktu pengumpulan bahan bahan tersebut dilakukan pada tanggal 8

November 2010 sampai 21 November 2010. Dan untuk pembuatan pupuk kandang

sendiri dimulai pada tanggal 27 November 2010 sampai 25 Desember 2010.

Langkah terakhir adalah uji perkecambahan yang telah dilaksanakan pada

tanggal 27 Desember sampai dengan 09 Januari 2011.

B. Tempat

Tempat pelaksanaan pembuatan pupuk serta uji perkecambahan dilakukan di

kost, Jalan Sumbersari Gang IV No. 58B Malang.

Page 7: Laporan akhir pembuatan pupuk

IV. ALAT dan BAHAN

A. ALAT

1. Karung beras sebagai penutup pupuk

2. Ember sebagai wadah untuk mencampur bahan pupuk

B. BAHAN

1. Kotoran Ayam sebagai bahan utama pembuatan pupuk kandang (5kg)

2. Ampas kulit kacang tanah sebagai bahan campuran sekunder pembuatan pupuk

kandang (1kg)

3. EM – 4 sebagai aktivayor (10ml)

4. Air gula sebagai sumber makanan bagi dekomposer (240ml)

5. Dedak sebagai bahan campuran pembuatan pupuk kandang (1kg)

Page 8: Laporan akhir pembuatan pupuk

V. METODE

A. Cara Kerja

Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air

dan inkubasi selama 12 jam

UJI KECAMBAH

Kulit kacang dicacah hingga ukuran

terkecil dan dikeringkan

Siapkan alat dan bahan

HASIL PUPUK

Didiamkan selama ± 1 bulan

Campuran dari semua bahan yang

menjadi pupuk ditaruh dengan

ketinggian antara 15 – 20 cm

kemudian ditutup dengan karung

goni

Campuran larutan EM-4 dan Gula

yang telah dicampur dimasukkan

ke dalam adonan secara merata

Kotoran ayam, dedak dan kulit

kacang dicampur secara merata ke

dalam ember

Page 9: Laporan akhir pembuatan pupuk

B. Analisa perlakuan

Proses awal dari Pembuatan pupuk kandang berbahan campuran kotoran ayam

dan kulit kacang tanah dimulai dari pemilihan serta pengumpulan bahan yang terdiri

dari kotoran ayam, kulit kacang tanah, dedak, molase dan EM-4.

Proses selanjutnya adalah pengolahan bahan – bahan yang terlah terkumpul.

Kulit kacang tanah pertama – tama dikeringkan terlebih dahulu untuk kemudian

dipotong kecil kecil agar memudahkan proses pengomposan. Untuk bahan selanjutnya,

EM-4 sebanyak 10ml dicampur dengan molase sebanyak 240ml serta air 1 lliter dan

campuran tersebut diinkubasi selama 12 jam.

Setelah proses pengolahan bahan – bahan, selanjutnya adalah proses pembuatan

pupuk, dimana langkah pertama yaitu mencampur kotoran ayam dengan dedak serta

kulit kacang tanah. Selanjutnya mencampurkan campuran larutan EM-4, molase serta

air tadi pada campuran kotoran ayam, dedak serta kulit kacang tanah.

Langkah selanjutnya adalah menaruh campuran dari bahan – bahan yang tadi

telah decampur ke dalam ember. Kemudian ember tersebut ditaruh di ketinggian antara

15 – 20 cm, kemudian didiamkan selama ± 1 bulan.

Langkah terakhir adalah uji perkecambahan, dimana dalam uji perkecambahan

ini memakai 3 perlakuan yaitu perlakuan A berbahan tanah, perlakuan B berbahan

pupuk dan perlakuan C berbahan campuran pupuk dan tanah.

Page 10: Laporan akhir pembuatan pupuk

C. HASIL

Hasil yang dicapai hingga saat ini, yaitu telah masaknya pupuk yang didiamkan

selama hampir ± 1 bulan dan dilanjutkan dengan pembungkusan serta pelabelan pupuk.

Sebelumnya telah diadakan uji perkecambahan terhadap hasil pupuk yang diolah.

Pada uji perkecambahan ini terdapat tiga perlakuan yaitu wadah pertama yang

berisi dengan tanah, wadah kedua yang berisi dengan pupuk yang dibuat dan wadah

yang ketiga berisi campuran antara tanah dan pupuk. Semua wadah memiliki perlakuan

yang sama yaitu setiap pagi dan sore sama – sama disiram sesuai dengan takarannya.

Hasil yang didapat pada uji perkecambahan ini yaitu pada minggu pertama hasil

pengamatan didapat pada wadah pertama mengalami pertumbuhan yang paling panjang

diantara keduanya, untuk wadah kedua yang berisi pupuk hanya tumbuh kecambah saja

sedangkan pada wadah ketiga, jagung tumbuh bagus tetapi dari segi tinggi masih kalah

dibandingkan dengan wadah pertama yang berisi tanah. Meskipun wadah ketiga

mempunyai tinggi yang kurang bagus daripada wadah pertama, jagung yang tumbuh

pada wadah ketiga memiliki diameter batang yang lebih besar daripada wadah yang

pertama, hal ini dapat dilihat dari biji jagung pada wadah ketiga lebih kuat daripada biji

jagung yang tumbuh pada wadah pertama dan pada wadah ketiga terlihat lebih segar

daripada wadah yang pertama.

Pada minggu kedua, pada wadah pertama menunjukkan pertumbuhan dengan

panjang yang bagus, jagung yang tumbuh pada wadah pertama tinggi tetapi masih

terlihat kurang segar serta lemas. Pada wadah kedua, mengalami pertumbuhan yang

lebih bagus daripada minggu pertama. Tetapi pertumbuhan dari wadah kedua masih

kalah tinggi daripada wadah yang pertama, tetapi jagung pada wadah ketiga memiliki

tanaman yang tegap dan kuat. Sedangkan pada wadah ketiga, memiliki pertumbuhan

yang paling bagus daripada kedua perlakuan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari

berbagai sisi. Dari sisi tinggi tanaman, tanaman jagung ketiga memiliki tinggi yang

hampir sama dengan wadah pertama. Serta jika dibandingkan dengan keduanya,

tanaman jagung pada wadah ketiga ini terlihat paling segar. Tanamannya juga tegap dan

Page 11: Laporan akhir pembuatan pupuk

kuat, berbeda dibandingkan dengan wadah pertama yang memiliki pertumbuhan

terbagus kedua.

Dari keadaan seperti diatas, dapat disimpulkan bahwa pupuk dari campuran

kotoran ayam dan kulit kacang tanah dapat dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan

tingkat pertumbuhan dari semua perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan ketiga atau

perlakuan dengan campuran tanah serta pupuk merupakan yang paling bagus dari

perlakuan yang lainnya.

D. Aturan Pemakaian

Aturan pemakaian dari pupuk TMC Le – Gule ini dapat diaplikasikan dengan

berbagai cara yaitu disebar di permukaan tanah kemudian dicampur pada saat

pengolahan tanah, dalam larikan dan dalam lubang lubang tanam.

E. Dosis

Pada lahan sawah jumlah maksimum pupuk kandang ini yang dipergunakan

untuk padi sawah adalah sekitar <2 t ha-1

dan untuk sayuran di lahan sawah sebanyak

25 – 75 ha-1

. Pada tanaman pangan di lahan kering ini, pemberian pupuk kandang

diberikan sebanyak 1-2 t ha-1

dan untuk sayuran pada lahan kering diberikan pupuk

sebanyak 20-30 t ha-1

Page 12: Laporan akhir pembuatan pupuk

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. http://ampasampah.blogspot.com/2008/12/ampas-kulit-kacang-

tanah.html. Diakses tanggal 27 Oktober 2010

Anonymous. 2010. http://hadahabib.blogspot.com/2010/05/karya-ilmiah-pengaruh-

kotoran-ayam.html?zx=85463b671b026c57. Diakses tanggal 27 Oktober

2010

Anonymous. 2010. http://kelompokabs.multiply.com/journal/item/3. Diakses

tanggal 27 Oktober 2010

Anonymous. 2010. http://tanimaju.webs.com/apps/blog/show/381898-pupuk-

organik. Diakses tanggal 27 oktober 2010

Firmansyah, Anang.2010. Pupuk Kotoran Ayam, Sukses Bertani di Lahan Pasir

Kuarsa. Kalimantan

Krisantini dkk. 2001. Studi Pemanfaatan Sekam, Serbuk Gergaji, Kulit Kayu dan

Kulit Kacang Tanah sebagai Media Tumbuh Tanaman dalam Wadah. Bogor

Nurmayulisun. 2006, Cara Pembuatan Porasi Ayam. Jakarta

Santoso, Budi dkk. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Serat Tiga Klon Rami di Lahan Aluvial Malang.

Malang

Syekhfani. 2010. Definisi, Sumber dan Kualitas Bahan Baku, Baku Mutu Pupuk

Organik. Malang

Page 13: Laporan akhir pembuatan pupuk

LAMPIRAN

A. Bahan

Gula tetes

Kulit kacang

EM4

Dedak

Campuran EM4, air dan gula

tetes

Kotoran ayam

Page 14: Laporan akhir pembuatan pupuk

B. Pembuatan Pupuk

Pencampuran dedak dengan

kotoran ayam

Pencampuran kulit kacang

dengan campuran dedak

dan kotoran ayam

Proses pengadukan bahan

kulit kacang, dedak dan

kotoran ayam

Proses pencampuran larutan

EM4 dan gula tetes pada

bahan pupuk

Hasil pupuk setelah

mengalami proses

pengadukan

Proses

Page 15: Laporan akhir pembuatan pupuk

C. Uji perkecambahan

Awal penanaman

Awal penanaman

hasil minggu I pada wadah I

Hasil minggu I pada wadah II

Hasil minggu I pada wadah III

Hasil minggu II pada wadah I

Hasil minggu II pada wadah II

Hasil minggu II pada wadah III