12
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data Data hasil percobaan yang di dapatkan dengan menggunakan difraktometer XRD PHWE terhadap LiF dengan filter / collimator monokrom dengan berbagai macam batuan. Batuan yang di gunakan adalah batu sulfur, batu Ziolit dan batu carbonat. 4.1.1 Data Kolimator Ni Sulfur

Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

  • Upload
    mandala

  • View
    13

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PETROLOGI

Citation preview

Page 1: Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data

Data hasil percobaan yang di dapatkan dengan menggunakan difraktometer XRD PHWE

terhadap LiF dengan filter / collimator monokrom dengan berbagai macam batuan. Batuan yang

di gunakan adalah batu sulfur, batu Ziolit dan batu carbonat.

4.1.1 Data Kolimator Ni Sulfur

Page 2: Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

4.1.2 Data Zeolit

Page 3: Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

4.1.3 Data Carbon

Page 4: Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

4.2 Grafik XRD

4.2.1 Grafik XRD Sulfur

Pada grafik kolimator di sulfur menunjukkan

bahwa pada saat menggunakan sempel batu

sulfur terdapat dua puncak, dari dua puncak

tersebut memiliki nilai puncak pada angka 4

pada sumbu y(R22kV). Nilai-nilai tersebut

berada pada angka 41,2 dan 64,73.

4.2.2 Grafik XRD Ziolit

Pada grafik kolimator di sulfur menunjukkan

bahwa pada saat menggunakan sempel batu

ziolit terdapat tiga puncak, dari ketiga

puncak tersebut memiliki nilai puncak pada

angka 5 pada sumbu y(R22kV). Nilai-nilai

tersebut berada pada angka 46,45 ; 69,73

dan 105,3 .

Page 5: Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

4.2 Perhitungan dan Grafik Excel

4.2.1 Kolimator Ni Sulfur

4.2.1.1 Tabel dan Grafik Puncak 1Kolimator Ni Sulfur

4.2.1.2 Tabel dan Grafik Puncak 2 Kolimator Ni Sulfur

Detector angle Rate

42 0

42.4 2

42.8 3

43.2 1

43.6 1

4.2.1.3 Tabel dan Grafik Puncak 3 Kolimator Ni Sulfur

Detector angle Rate

40 2

40.4 2

40.8 4

41.2 1

Detector angle Rate

61.6 0

62 1

62.4 1

62.8 3

63.2 3

63.6 4

Page 6: Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

4.2.1.4 Tabel dan Grafik Puncak 4 Kolimator Ni Sulfur

4.2.1.5 Tabel dan Grafik Puncak 5 Kolimator Ni Sulfur

4.2.2 Kolimator Ni Zeolit

4.2.2.1 Tabel dan Grafik Puncak 1 Kolimator Ni Zeolit

Detector angle Rate

100.8 0

101.2 0

101.6 3

102 0

102.4 0

Detector angle Rate

114.4 0

114.8 3

115.2 1

115.6 0

Detector angle Rate

45.2 0

45.5 5

46 0

Page 7: Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

4.2.2.2 Tabel dan Grafik Puncak 2 Kolimator Ni Ziolit

4.2.2.3 Tabel dan Grafik Puncak 3 Kolimator Ni Ziolit

4.2.2.4 Tabel dan Grafik Puncak 4 Kolimator Ni Ziolit

4.2.2.5 Tabel dan Grafik Puncak 5 Kolimator Ni Ziolit

Detector angle Rate

48.8 0

49.2 3

49.6 4

50 1

50.4 1

50.8 0

Detector angle Rate

68.8 1

69.1 5

69.6 0

Detector angle Rate

93.6 0

94 1

94.4 4

94.8 0

Detector angle Rate

45.2 0

45.5 5

46 0

Page 8: Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

4.2.2.6 Tabel dan Grafik Puncak 6 Kolimator Ni Ziolit

4.2.2.7 Tabel dan Grafik Puncak 7 Kolimator Ni Ziolit

4.2.3 Kolimator Ni Carbon

4.2.3.1 Tabel dan Grafik Puncak 1 Kolimartor Ni Carbon

Detector angle Rate

115.6 0

116 1

116.4 4

116.8 1

Detector angle Rate

118 0

118.4 1

118.8 3

119.2 4

119.6 0

Detector angle Rate

43.6 1

44 5

44.4 2

Page 9: Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

4.2.3.2 Tabel dan Grafik Puncak 2 Kolimartor Ni Carbon

4.2.3.3 Tabel dan Grafik Puncak 3 Kolimartor Ni Carbon

4.2.3.4 Tabel dan Grafik Puncak 4 Kolimartor Ni Carbon

Detector angle Rate

45.2 0

45.5 5

46 2

Detector angle Rate

66.4 0

66.8 2

67.2 5

67.6 2

68 1

Detector angle Rate

114.4 0

114.8 1

115.2 2

115.6 5

116 2

116.4 1

116.8 0

Page 10: Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

4.3 Perhitungan

Perhitungan dilakukan untuk menentukan grain size LiF dilakukan dengan menggunakan rumus

Scherrer:

๐ฟ = ๐พ . ๐œ†

Bcos ๐œƒ

dimana B = FWHM (Full Width Half Maximum), L = grain size, K = 0.94, ฮป = panjang gelombang

sumber sinar-X (54,18 pm). Penentuan FWHM dilakukan dengan men-smoothing puncak-puncak

yang terbentuk dari grafik hasil dari percobaan.

4.3.1 Data Batu Sulfur

Puncak

LiF

(2๐œƒ) 1 (2๐œƒ) 2 ๐œƒ ๐œƒ๐‘ฅ(0.017) ๐œƒ B Bcos ๐œƒ L (pm)

1 40 41.2 1.2 0.0204 0.99 0.455 0.4549 111.95

2 42 43.6 1.6 0.0272 0.99 0.71 0.7029 77.45

3 61.6 64 3.4 0.0578 0.99 1.21 1.19 42.79

4 100.8 102.4 1.6 0.0272 0.99 0.44 0.4356 116.91

5 114.4 115.6 1.2 0.0204 0.99 0.52 0.5346 95.26

Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa ukuran butir (grain size) kristal LiF untuk puncak 1,

2, 3, 4 dan 5 berturut-turut adalah 111.95pm, 77.45pm, 42.79pm, 116.91 pm, dan 95.26pm.

4.3.2 Data Batu Zeolit

Puncak

LiF

(2๐œƒ) 1 (2๐œƒ) 2 ๐œƒ ๐œƒ๐‘ฅ(0.017) ๐œƒ B Bcos ๐œƒ L (pm)

1 45.2 46 0.8 0.0136 0.99 0.49 0.4851 104.98

2 48.8 50.8 2 0.034 0.99 0.825 0.816 62.41

Page 11: Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

3 68.8 69.6 0.8 0.0136 0.99 0.46 0.455 111.93

4 93.6 94.8 0.8 0.0136 0.99 0.51 0.505 100.8

5 104.4 105.2 0.8 0.0136 0.99 0.49 0.4851 104.98

6 115.6 116.8 1.2 0.0204 0.99 0.507 0.502 101.45

7 118 119.6 1.9 0.0272 0.99 0.81 0.802 63.5

Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa ukuran butir (grain size) kristal LiF untuk puncak 1,

2, 3, 4, 5, 6, dan 7 berturut-turut adalah 104.98pm, 62.41pm, 111.93pm, 100.8pm, 104.98pm,

101.45pm, dan 63.5pm

4.3.3 Data Batu Carbon

Puncak

LiF

(2๐œƒ) 1 (2๐œƒ) 2 ๐œƒ ๐œƒ๐‘ฅ(0.017) ๐œƒ B Bcos ๐œƒ L (pm)

1 43.6 44.4 0.8 0.0136 0.99 0.51 0.505 100.85

2 45.2 46 0.8 0.0136 0.99 0.53 0.524 97.2

3 66.4 68 1.6 0.0272 0.99 0.61 0.604 84.34

4 114.4 116.8 2.4 0.0408 0,99 0.65 0.6435 79.14

Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa ukuran butir (grain size) kristal LiF untuk puncak 1,

2, 3, dan 4 berturut-turut adalah 100.85pm, 97.2pm, 84.34pm, dan 79.14pm.

Page 12: Laporan Akhir Petrologi_Mandala Tunggul Sinaga_135090707111002

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada percobaan ini ukuran butir kristal LiF diprediksi dengan metode Schreer. Berdasarkan

metode yang di gunakan ini, apabila makin kecil ukuran kristal maka makin lebar puncak difraksi

yang akan dihasilkan. Kristal yang berukuran besar dengan satu orientasi akan menghasilkan

puncak difraksi yang mendekati sebuah garis vertikal. Kristal yang sangat kecil akan menghasilkan

puncak difraksi yang sangat lebar. Lebar puncak difraksi tersebut akan memberikan informasi

tentang ukuran dari kristal.

Difraksi sinar-X ini dapat di gunakan untuk membedakan material yang bersifat Kristal

atau amorf, mengukur tingkat acak atom Kristal yang ada di batuan, untuk menentukan material

mineral dan analisis kuantitatif dari sempel batuan. Dari pembahasan pada 4.3 pada perhitungan

dapat diketahui bahwa ukuran butir kristal LiF hasil analisa XRD

5.2 Saran

Sebaiknya alat-alat yang di pergunakan dalam praktikum ini lebih di rawat dan di jaga lebih

cermat supaya hasil dari praktikum lebih bisa maksimal..