Laporan Akhir Praktikum Perancangan Pabrik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Laporan Akhir untuk memenuhi Praktikum Perancangan Pabrik Pengolahan Pangan

Citation preview

90

ii

IV.LOKASI DAN TATA LETAK

4.1.LokasiLokasi pabrik adalah suatu tempat di mana pabrik itu melakukan kegiatan fisik. Dengan semakin tajamnya persaingan serta banyaknya perusahaan yang saat ini bermunculan, maka pemilihan letak pabrik ini sudah tidak mungkin dilakukan dengan coba-coba (trial and error). Karena dengan cara itu pabrik akan kalah dalam bersaing, disamping harus berpacu dengan waktu, juga efisiensi di bidang biaya perlu mendapat perhatian. Oleh karena itu itu pemiihan letak pabrik ini harus dilakukan dan diputuskan melalui beberapa pertimbangan yang disertai fakta yang kongkrit dan lengkap. Hal itu dapat dijalankan dengan meninjau beberapa aspek yang mempengaruhi pemilihan letak pabrik (Anonimc, 2013).Pada praktikum kali ini, kami melakukan penentuan lokasi pabrik berdasarkanbeberapa kriteria yang digolongkan atas faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer ini merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap berdirinya lokasi pabrik, contohnya kedekatan dengan bahan baku, sumber air, konsumen, sumber energi, tenaga kerja, limbah dan sikap manajemen. Sedangkan faktor sekunder, yaitu faktor yang tidak begitu berpengaruh, contohnya harga tanah, dekat dengan pasar, jauh dari keramaian, akses dan sarana jalan. Penentuan lokasi pabrik dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.Dalam praktikum kali ini penentuan lokasi pabrik dilakukan secara kualitatif. Dalam penentuan lokasi pabrik ini dipilih 3 daerah yaitu Sumedang, Majalengka dan Kuningan. Kami memilih lokasi tersebut, karena lokasi tersebut merupakan daerah penghasil ubi jalar terbesar di Jawa Barat, dimana produk yang kami buat yaitu flakes ubi jalar. Berikut merupakan hasil dari penentuan lokasi pabrik secara kualitatif.

45

Tabel 32. Hasil Penentuan Lokasi Pabrik Flakes Ubi JalarKriteriaKategoriMajalengkaSumedangKuningan

%N% x NN% x NN% x N

Kedekatan dengan bahan bakuP17 %71,1981,3650,85

Jauh dari keramaianS2 %80,1660,1270,14

AksesS4 %50,2090,3660,24

Saranan jalanS4 %60,2480,3260,24

Harga tanahS7 %80,5670,4970,49

Dekat dengan pasarS6 %60,3680,4870,42

Sumber airP10 %60,670,760,5

KonsumenP16 %71,1291,4471,56

Sumber energiP8 %60,4860,4860,48

Tenaga kerjaP10 %60,680,860,6

LimbahP8 %70,5670,5670,56

Sikap managementP8 %70,5670,5670,56

TOTAL100 %6,637,676,64

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)Berdasarkan hasil diskusi kami, kami menggolongkan faktor primer yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik flakes ubi jalar ini yaitu kedekatan dengan bahan baku, sumber air, konsumen, sumber energi, tenaga kerja, limbah dan sikap management. a. Kedekatan dengan bahan bakuKedekatan dengan bahan baku sangat penting dalam pemilihan lokasi pabrik sehingga dikategorikan sebagai primer. Jika pabrik lebih dekat dengan sentra-sentra produksi bahan baku, maka dapat memperoleh bahan baku lebih mudah sehingga bahan baku tidak banyak mengalami kehilangan bobot/volume, rusak dan berubah kualitas, serta resikokekurangan bahan baku tinggi. Selain itu juga, semakin dekat dengan bahan baku akan mengurangi biaya transportasi.Berdasarkan hasil diskusi, untuk kriteria kedekatan dengan bahan baku kami memberi nilai 7 pada Majalengka karena Kecamatan Maja yang akan dijadikan lokasi didirikannya pabrik memiliki ketersediian bahan baku yang banyak dibandingkan dengan kuningan. Luas lahan Majalengka yang digunakan untuk penanaman ubi jalar menurut BPS Jawa Barat yaitu 621 Ha.= = 1,19Sedangkan pada Kuningan kami memberi nilai 5 karena Kecamatan Jalaksana yang akan dijadikan lokasi didirikan pabrik memiliki ketersedian bahan baku yang sedikit jika dibandingkan dengan Majalengka dan Sumedang= = 0,85Sumedang kami memberi nilai 8 karena Kecamatan Pamulihan yang akan dijadikan lokasi didirikannya pabrik memiliki ketersediian bahan baku yang paling banyak jika dibandingkan dengan majalengka dan kuningan. Luas lahan sumedang yang digunakan untuk penanaman ubi jalar menurut BPS Jawa Barat yaitu 1437 Ha.= = 1,36

b. Sumber AirKebutuhan pabrik akan ketersedian air yang memadai untuk menutupi kebutuhan operasional pabrik seperti untuk pembangkit tenaga listrik cadangan, untuk melaksanakan proses produksi, ataupun untuk keperluan karyawan, membuat setiap perusahaan harus memperhatikan ketersediaan air dalam pemilihan lokasi pembangunan pabrik. Walaupun volume air yang dibutuhkan setiap perusahaan berbeda-beda namun tetap saja perusahaan harus memperhatikan ketersediaan air dilokasi pembangunan pabrik perusahaan tersebut.Kelompok kami menggolongkan kriteria ini sebagai kriteria primer karena tentunya air merupakan faktor yang akan terlibat langsung dalam pelaksanaan produksi, sehingga tanpa adanya air dalam jumlah yang memadai akan mengganggu sampai mungkin menghambat produktifitas suatu perusahaan. Sehingga sumber air ini memiliki pengaruh sebesar 10% dari penentuan lokasi pabrik.Sumber air di daerah Sumedang, kami perkirakan yaitu kemungkinan sumber air di daerah tersebut baik untuk digunakan pada produksi sesuai dengan pertimbangan dari hasil analisa kami dilapangan bahwa sumber air di daerah tersebut terdapat 331 sumber mata air, sehingga perusahaan kami bisa menggunakan dari beberapa sumber mata air yang terdapat di daerah ini. Terlihat pula berdasarkan hasil statistik BPS Sumedang (2010), daerah ini memiliki ketinggian dari permukaan laut sekitar 500-1000 lebih dpl. Selain itu sumber mata air tersebut belum banyak dipergunakan untuk pabrik, maka dari itu kami berikan nilai 7, maka didapat perhitungan sebagai berikut.= = 0,7Daerah Majalengka, kami perkirakan akan sedikit kesulitan sumber air yang baik untuk digunakan pada produksi karena didaerah tersebut terdapat sedikit sumber air hanya 15%-15% dari sumber mata air di Sumedang, dan apalagi pada musim kemarau sering terjadi kekeringan. sehingga kami berikan nilai 6, dan didapat perhitungan sebagai berikut.= = 0,6Sedangkan untuk daerah Kuningan, kami perkirakan akan sedikit kesulitan sumber air yang baik untuk digunakan pada produksi karena lokasi daerah tersebut hanya memiliki 5 sumber daya air, selain itu masih mengalami masalah krisis air ketika musim kemarau tiba. Sehingga mungkin air yang tersedia tidak cocok untuk proses produksi, sehingga kami berikan nilai 6, maka didapat perhitungan sebagai berikut.= = 0,6

c. KonsumenAlasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat dengan konsumen adalah adanya kemudahan untuk mengetahui perubahan selera konsumen, mengurangi resiko kerusakan dalam pengangkutan, apabila barang yang diproduksi tidak tahan lama, biaya angkut mahal, khususnya untuk produksi pangan.Kelompok kami menggolongkan kriteria ini sebagai kriteria sekunder karena konsumen produk kami tidak terfokus pada satu golongan, namun semua golongan dapat menjadi konsumen kami sehingga tidak begitu bergantung pada lokasi pabrik. Kami perhitungkan bahwa konsumen merupakan faktor yang memberikan andil sebesar 16% bagi penentuan lokasi pabrik.Untuk daerah Majalengka dan Kuningan kami memberikan nilai 7, karena kedua daerah tersebut jauh lokasinya dengan kota-kota besar (Bandung dan Jakarta) sehingga akan mempermudah pendistribusian produk. Perhitungannya adalah.= = 1,12Sementara itu daerah Sumedang, dalam segi pendistribusian produk untuk konsumen lokasinya dekat dengan kota besar, sehingga kami berikan nilai 9. Perhitungannya adalah sebagai berikut.= = 1,44

d. Sumber EnergiUntuk menjalankan mesin dan peralatan produksi yang berada di dalam pabrik dari suatu perusahaan tertentu, diperlukan adanya suatu pembangkit tenaga. Pada umumnya tenaga yang diperlukan oleh pabrik ini adalah jumlah yang cukup besar. Dengan demikian apabila pabrik yang didirikan ini tidak mendapatkan sumber tenaga dalam jumlah daya yang cukup, maka hal ini akan berarti pabrik yang didirikan tersebut tidak dapat berorientasi dengan baik.Untuk mendapatkan pembangkit tenaga dalam jumlah yang cukup besar dapat dipergunakan dua macam jalan, yaitu jasa Perusahaan Listrik Negara (PLN), sedangkan yang kedua adalah mengusahakan sumber pembangkit tenaga sendiri. Perusahaan akan dapat mengadakan perhitungan sesuai dengan kebutuhan pabrik yang didirikan tersebut maka akan dapat diketahui sumber tenaga mana yang paling ekonomis untuk dipergunakan dalam pabrik tersebut.Terjaminnya kelangsungan sumber tenaga ini akan berarti terjaminnya pelaksanaan kegiatan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, apabila pembangkit tenaga ini seringkali mengalami kerusakan atau tersendat sendat, maka pelaksanaan kegiatan produksi dalam perusahaan tersebut akan menjadi tersendat sendat pula.Kelompok kami menggolongkan kriteria ini sebagai kriteria primer karena sumber listrik merupakan fasilitas yang sangat penting dalam proses produksi. Kelompok kami memperkirakan andil sumber listrik ini pada penentuan lokasi pabrik adalah sebesar 8%.Sumedang, Majalengka dan Kuningan tidak memiliki kawasan industri terpadu. Karena tidak adanya kawasan industri terpadu sehingga sedikit meragukan akan keberadaan sumber listrik yang dapat menompang kegiatan industri. Sehingga kelompok kami memberikan nilai 6 pada daerah Sumedang, Majalengka dan Kuningan, maka perhitungannya adalah= = 0,48

e. Tenaga KerjaSumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah apakah tenaga kerja yang dibutuhkan unskill, dengan pertimbangan tingkat upah rendah, budaya hidup sederhana, mobilitas tinggi sehingga jumlah gaji dianggap sebagai daya tarik, ataukah tenaga kerja skill, apabila pemsahalan membutuhkan fasilitas yang lebih baik, adanya pemikiran masa depan yang cerah, dibutuhkan keahlian, dan kemudahan untuk mencari pekerjaan lain. Kami menggolongkan kriteria ini sebagai kriteria sekunder karena proses produksi pada pabrik kami tidak begitu membutuhkan tenaga kerja yang berketerampilan tinggi. Kami perkirakan tenaga kerja memiliki andil pada penentuan lokasi pabrik sebesar 10%.Kami perkirakan akan mudah menjaring tenaga kerja di Sumedang, Majalengka, dan Kuningan. Hal ini kami perkirakan karena masih jarangnya pabrik di daerah ketiga daerah tersebut sehingga masih banyaknya masyarakat yang membutuhkan pekerjaan. Namun, di daerah Sumedang terdapat 4 perguruan tinggi yang dapat membantu tingkat kualitas tenaga kerja. Sehingga kami beri nilai untuk Sumedang sebesar 8.= = 0,8Daerah Majalengka dan Kuningan masih kurang dari segi tingkat pendidikannya untuk tenaga kerja, sehingga kamu beri nilai 6.= = 0,6

f. LimbahProses pembuangan limbah industri merupakan salah satu hal yang perlu dipkirkan dalam perencanaan dan penentuan lokasi pabrik. Masalah pengendalian limbah industri juga merupakan salah satu paket yang harus dipikirkan bersamaan dengan perancangan dan penentuan lokasi pabrik, sebab limbah dapat memberi pengaruh yang signifikan terhadap alam sekitar dan keseimbangan lingkungan. Lebih jauh lagi, masyarakat yang terdekat di sekitar pabrik harus diusahakan agar tidak terkena atau mendapat dampak negatif dari limbah industri dari pabrik. Pembuangan limbah industri dari pabrik yang akan kami bangun direncanakan harus memiliki tempat pengolahan dan pembuangan limbah yang berada pada lokasi cukup layak di mana kriterianya yaitu 1) pembuangan limbah industri tidak boleh merusak alam sekitar, 2) keseimbangan lingkungan sekitar tempat pembuangan industri tetap terjaga, dan 3) masyarakat terdekat di sekitar pabrik tidak dirugikan dan tidak terkena dampak negatif dari pembuangan limbah industri. Dari ketiga daerah Sumedang, Majalengka dan Kuningan kami menilai dari segi kelayakan tempat pengolahan dan pembuangan limbah bahwa ketiganya relatif tidak berbeda nilainya. Ketiga daerah tersebut dapat diciptakan suatu sistem pengolahan dan pembuangan limbah yang cukup ramah lingkungan, tetap menjaga alam sekitar dan masyarakat sekitar masih dapat mentolerir dampak dari limbah industri kami, sehingga kami memberi nilai 7= = 0,56

g. Sikap ManagementSikap management yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu terkait dengan sikap masyarakat setempat di mana pabrik tersebut hendak didirikan. Adanya sikap masyarakat tersebut menjadi dasar pertimbangan penting bagi manajemen dalam perencanaan perancangan dan penentan lokasi pabrik. Beberapa aspek penting seperti sosial kultural, adat istiadat, tradisi dan tingkat pendidikan rata-rata anggota masyarakat merupakan aspek penting di dalam penyelesaian masalah-masalah perburuhan, perselisihan dan lain-lain yang menyangkut masalah hubungan industrial (Risnayadi, dkk., 2008). Berdasarkan analisis kami terhadap ketiga daerah Sumedang, Majalengka dan Kuningan mendapatkan perolehan nilai ketiganya sama, yaitu 7. Dasar penilaian kami yaitu ketiga daerah tersebut memiliki kondisi demografi yang tidak jauh berbeda di mana ketiganya berlokasi di Jawa Barat, budaya Sunda masih sangat berpengaruh sehingga tidak jauh berbeda dari aspek sosial kultural, adat istiadat dan tradisi. Selanjutnya karena kami memilih daerah yang agak pedesaan dari ketiga daerah di atas, maka tingkat pendidikan rata-rata masyarakat juga tidak jauh berbeda, yaitu standar masyarakat pedesaan (SD dan SMP).

= = 0,56Sedangkan kami menggolongkan faktor sekunder yang mempengaruhi lokasi pabrik flakes ubi jalar ini yaitu jauh dari keramaian, akses, sarana jalan, harga tanah, dan dekat dengan pasar.a. Jauh Dari KeramaianKriteria jauh dari keramaian cukup penting dalam pemilihan lokasi pabrik sehingga dikategorikan sekunder karena umumnya pabrik menghasilkan polusi udara, polusi suara, dan limbah yang dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Selain itu juga, jika pabrik jauh dari keramaian kota maka kegiatan transportasi pabrik tidak akan terganggu oleh transportasi masyarakat. Berdasarkan hasil diskusi, untuk kriteria jauh dari keramaian kami memberi nilai 8 pada Majalengka karena Kecamatan Maja yang akan dijadikan lokasi didirikannya pabrik memiliki jarak yang paling jauh dari Kabupaten Majalengka, yaitu sebesar 13,8 km sehingga jauh terhadap keramaian.= = 0,16Sedangkan pada Kuningan kami memberi nilai 7 karena Kecamatan Jalaksana yang akan dijadikan lokasi didirikan pabrik memiliki jarak tidak terlalu jauh dari Kabupaten Kuningan, yaitu sebesar 10 km sehingga cukup jauh terhadap keramaian.= = 0,14Sumedang kami beri nilai yang paling kecil yaitu 6 karena kecamatan Pamulihan yang akan dijadikan lokasi didirikan pabrik memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dari Kabupaten Sumedang, yaitu sebesar 9 km sehingga cukup jauh terhadap keramaian = = 0,12

b. AksesAkses yang dibutuhkan yaitu akses karyawan, akses jalan, dan akses fasilitas pengangkutan. Akses karyawan berupa jarak tempuh antara pabrik dengan tempat tinggal karyawan, akses jalan yaitu terdapatnya jalan-jalan kendaraan ke pabrik tersebut, dan akses fasilitas pengangkutan yaitu dekat dengan stasiun kereta api ataupun pelabuhan sehingga pabrik itu mudah dihubungi, bahan-bahan mudah diangkut ke pabrik serta barang-barang hasil dapat mudah diangkut ke pasar atau disampaikan kepada para pemesan. Oleh karena kriteria akses ini cukup penting maka dikategorikan sebagai sekunder.Berdasarkan hasil diskusi, untuk kriteria akses kami memberi nilai paling tinggi yaitu 9 kepada Kabupaten Sumedang karena akses yang dibutuhkan lebih banyak tersedia karena jarak ke Kabupaten Sumedang yang tidak terlalu jauh dan sudah cukup besar kabupatennya.= = 0,36

Kuningan kami beri nilai 6 karena akses yang dibutuhkan cukup tersedia karena jarak ke Kabupaten Kuningan yang tidak terlalu jauh. = = 0,24Majalengka kami beri nilai paling kecil, yaitu 5 karena akses yang dibutuhkan agak sulit didapat karena jarak ke Kabupaten Majalengka sangat jauh= = 0,20

c. Sarana Jalan Sarana jalan dimasukan ke dalam kategori sekunder karena kriteria ini cukup penting. Sarana jalan merupakan fasilitas jalan untuk mencapai pabrik tersebut, seperti jalan yang sudah baik untuk dilewati transportasi pabrik. Berdasarkan hasil diskusi, kami memberi nilai paling besar kepada Sumedang, yaitu 8 karena sarana jalan yang dimiliki paling baik, jalan yang cukup luas, sudah diperbaiki dan diaspal dengan hotmix sehingga kondisi jalan sudah mulus = = 0,32Sedangkan pada Kuningan dan Majalengka kami beri nilai 6 karena sarana jalan yang dimiliki sudah cukup baik= = 0,24

d. Harga TanahHarga tanah merupakan faktor sekunder, karena tidak terlalu berpengaruh dalam pemilihan lokasi pabrik flakes ubi jalar ini. Harga tanah di 3 daerah yang dipilih yaitu Sumedang, Majalengka dan Kuningan berbeda-beda. Berdasarkan informasi yang diperoleh harga tanah di daerah Sumedang yaitu Rp 100.000/m2. Sementara itu, harga tanah di daerah Majalengka jauh lebih murah yaitu Rp 60.000/m2. Harga tanah di daerah Kuningan juga tidak berbda jauh dengan Majalengka yaitu Rp 70.000/m2 (Anonimb, 2013). Berdasarkan data tersebut, maka lokasi yang dipilih adalah Majalengka karena harga tanahnya paling murah dibandingkan dengan Sumedang dan Kuningan.Selain itu, kami juga mempertimbangkan besarnya tarif pajak bumi dan bangunan (PBB) di masing-masing daerah tersebut. Berdasarkan PERDA Kabupaten Sumedang No.8 tahun 2010 tentang Pajak Daerah menyatakan bahwa tarif pajak bumi dan bangunan (PBB) ditetapkan sebesar 0,15%. Adapun besarnya tarif pajak bumi dan bangunan (PBB) di daerah Majalengka berdasarkan PERDA Kabupaten Majalengka No.2 tahun 2012 ditetapkan sebesar 0,15%. Sedangkan besarnya tarif PBB di daerah Kuningan lebih besar dari Majalengka dan Sumedang yaitu sebesar 0,3%. Hal ini berdasarkan PERDA Kabupaten Kuningan No.15 tahun 2010. Berdasarkan hasil diskusi tersebut untuk kriteria harga tanah, kami memberi nilai 7 untuk Kabupaten Sumedang karena meskipun PBB nya murah namun harga tanahnya cukup mahal. = = 0,49Dan untuk Kabupaten Majalengka kami memberi nilai 8, karena harga tanahnya paling murah dan tarif PBB nya juga tidak terlalu besar. = = 0,56Sementara itu, untuk Kabupaten Kuningan kami memberi nilai 7, karena meskipun harga tanahnya cukup murah namun tarif PBB nya lebih besar dari Sumedang dan Majalengka.= = 0,49

e. Dekat dengan PasarKedekatan lokasi pabrik dengan pasar merupakan faktor sekunder, karena produk yang kami hasilkan merupakan produk kering dan memiliki umur simpan yang cukup panjang sehingga pemasaran produk dapat juga dilakukan ke wilayah yang jauh dari lokasi pabrik. Kriteria kedekatan dengan pasar ini berdasarkan beberapa data yaitu jumlah pasar tradisional dan modern di setiap daerah, jarak lokasi ke pasar terdekat, dan jarak lokasi ke ibu kota provinsi. Karena menurut kami kota Bandung merupakan salah satu sasaran konsumen produk kami.Berdasarkan data yang diperoleh, kabupaten Sumedang memiliki 33 pasar tradisional dan 70 pasar modern dari 26 kecamatan yang ada. Pasar modern merupakan salah satu sasaran pemasaran produk flakes ubi jalar ini. Pusat ubi jalar di kabupaten Sumedang terdapat di desa Cilembu Kecamatan Pamulihan. Di kecamatan tersebut tidak ada pasar baik itu tradisional maupun modern. Sehingga untuk ke pasar terdekat terdapat di daerah Tanjungsari yang berjarak 7 km dari lokasi yang dimaksud. Adapun jarak daerah tersebut ke ibu kota provinsi yaitu 30 km (Anonima, 2014). Sehingga kami memberi nilai 8 untuk kabupaten Sumedang karena pasar modern yang ada saat ini cukup banyak dan jarak ke ibu kota provinsi juga tidak begitu jauh. = = 0,48Sementara itu, kabupaten Majalengka memiliki 32 pasar tradisional dan 10 pasar modern dari 26 kecamatan yang ada. Pusat ubi jalar di kabupaten Majalengka terdapat di Kecamatan Maja. Di kecamatan tersebut terdapat 2 pasar tradisional. Sehingga pasar terdekat cukup dekat yang berjarak 0,3 km dari lokasi yang dimaksud. Adapun jarak daerah tersebut ke ibu kota provinsi yaitu 120 km. Sehingga kami memberi nilai 6 untuk kabupaten Majalengka karena pasar modern yang ada saat ini sedikit dan jarak ke ibu kota provinsi juga cukup jauh. = = 0,36Kabupaten Kuningan memiliki 27 pasar tradisional dan 96 pasar modern dari 32 kecamatan yang ada. Pusat ubi jalar di kabupaten Kuningan terdapat di Kecamatan Jalaksana. Di kecamatan tersebut terdapat 1 pasar tradisional, yang berjarak 8 km dari lokasi yang dimaksud. Adapun jarak daerah tersebut ke ibu kota provinsi yaitu 165 km. Sehingga kami memberi nilai 7 untuk kabupaten Kuningan karena pasar modern yang ada saat ini sangat banyak namun jarak ke ibu kota provinsi sangat jauh. = = 0,42

Berdasarkan hasil perhitungan kriteria, nilai tertinggi berada pada Sumedang dengan nilai 7,67. Oleh karena itu, lokasi pembangunan pabrik flakes ubi jalar yang paling cocok yaitu pada Kabupaten Sumedang. Hal ini dikarenakan Sumedang ketersediian bahan baku yang paling banyak, cukup jauh terhadap keramaian, akses yang dibutuhkan lebih banyak tersedia, sarana jalan yang ada sudah cukup luas dan kondisi jalan yang mulus, memiliki PBB yang murah namun harga tanah cukup mahal, pasar modern sudah cukup banyak dan tidak jauh, sumber mata air tersedia, segi pendistribusian produk untuk konsumen lokasinya dekat dengan kota besar, tenaga kerja mencukupi dan memiliki pendidikan cukup, pembuangan limbah cukup ramah lingkungan, dan sikap masyarakat cukup terbuka atas pendirian pabrik di Kabupaten Sumedang.

4.2.Tata LetakSalah satu prosedur dalam merancang tata letak yaitu dengan membuat activity relations chart untuk menganalisa atau merancang tata letak berdasarkan aliran proses yang berhubungan dengan tata letak seperti aktifitas pemindahan material secara kuantitatif, kemudian Activity Relationship Chart yang merupakan diagram lebih lanjut dari activity relation chart, lalu space relationship chart yang merupakan pengembangan diagram activity realtionship chart yang sudah menggunakan pertimbangan luas atau space tiap ruangan, serta block plan yang merupakan diagram blok dengan skala tertentu yang mempresentasikan bangunan (Apple, 1990). Berikut penjelasan lebih lanjut.

Gambar 37. Activity Relation Chart(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Perancangan pabrik yang kelompok kami lakukan adalah perancangan pabrik makaroni goreng. Untuk merancang pabrik tersebut menjadi skala yang lebih besar maka dilakukan perencanaan tata letak pabrik yang terdiri dari beberapa ruangan. Pabrik ini dirancang memiliki 8 departemen yaitu departemenbahan baku, bahan jadi, produksi, supervisor, pengujian, kantor, utility, dan limbah.Activity relation chart yang kelompok kami rancang untuk pabrik flakes ubi jalar ungu ini yaitu :1. Departemen bahan baku yang penting keberadaannya dan dekat dengan produksi agar pada saat proses produksi akan dilaksanakan bisa mengefisiensi waktu karena jaraknya dekat. Selain itu ruangan ini juga penting untuk dekat dengan supervisor dan pengujian untuk mempermudah pengecekan bahan baku yang akan digunakan untuk meminimalisir kontaminasi dan menjaga kualitas. Departemen bahan baku juga harus jauh dari departemen limbah dan utility untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang dan kerusakan bahan baku. Selain itu, departemen bahan baku juga tidak harus dekat atau jauh dengan kantor karena tidak terlalu berpengaruh besar. 2. Deparetemen bahan jadi penting keberadaannya dan harus dekat dengan departemen produksi untuk menjaga kualitas bahan yang sudah diproduksi dan mempermudah alur kerja berdasarkan by process mulai dari penyimpanan dan persiapan bahan baku, tempat pengolahan, serta tempat penyimpanan bahan jadi sebelum didistribusikan. Departemen ini juga harus jauh dari limbah untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang pada bahan jadi.3. Ruang produksi yang absolut atau mutlak sangat penting untuk berdekatan dengan gudang penyimpanan bahan baku dan barang jadi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah alur kerja yang berdasarkan by process mulai dari penyimpanan dan persiapan bahan baku, tempat pengolahan, serta tempat penyimpanan barang jadi sebelum dilakukan distribusi. 4. Ruang supervisor dirancang sebagai tempatuntuk bagian supervisor, QA, dan QC beserta penyimpanan keperluan dokumentasinya. Ruang ini mutlak penting untuk berdekatan dengan departemen produksi dan departemen pengujian. Hal ini bertujuan untuk mempermudah akses supervisor maupun bagian QC dan QA dalam bekerja untuk memantau jalannya proses produksi. Dekatnya ruangan ini dengan bagian produksi dan gudang bahan jadi juga bertujuan untuk mempermudah penelusuran apabila terjadi penyimpangan bahan sehingga dapat langsung ditelurusi berdasarkan batch/lot produksi yang sedang berlangsung dan langsung diperbaiki. 5. Departemen kantor juga penting untuk berdekatan atau tidak berjauhan dengan dengan ruang produksi dan ruang supervisor. Hal ini bertujuan untuk mempermudah akses staff-staff dan top management yang bersangkutan apabila ada informasi yang ingin dicek atau disampakian ke bagian-bagian tersebut. Apabila kantor terlalu jauh dari tempat produksi dan ruang supervisor, maka terdapat kemungkinan penyampaian informasi tidak dapat berjalan dengan lancar dan efisien. 6. Departemen pengujian harus dan mutlak dekat dengan ruang produksi untuk mempermudah akses pengecekan ketika proses produksi berjalan. Selain itu, deparatemen ini juga harus dekat dengan departemen bahan baku dan departemen bahan jadi untuk menjaga kualitas bahan yang akan dipakai maupun yang sudah jadi dan juga mempermudah akses pengangkutan dan pemidahan bahan.7. Departemen limbah harus mutlak tidak boleh berdekatan dengan departemen bahan jadi maupun bahan baku. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kontaminasi silang dengan produk maupun bahan bakunya. Selain itu untuk menjaga kualitas dari bahan baku juga produknya. 8. Departemen utility tidak harus berdekatan dengan produksi, tetapi harus cukup dekat dengan departemen supervisor. Hal ini bertujuan agar alat-alat utility tersebut bisa terkontrol pemeriksaannya dan mencega terjadinya kecelakaan atau bahaya yang timbul dari alat utility. Selain itu untuk menjaga kenyamaan karyawan juga dan jauh dari keramaian orang yang berlalu lalang sehingga tercipta ketertiban dan kenyamanan karyawan di pabrik (Apple, 1990).Dengan kata lain, penentuan activity realtionship chart analisis bertujuan untuk merencanakan layout sehingga proses atau aktifitas pemindahan material dari satu fasilitas kerja ke fasilitas kerja lainnya dengan aspek kuantitatif sebagai tolak ukut. Selain itu, untuk merancang layout atau aktifitas kerja berdasarakan aspek kualitatif seperti tingkat kemudahan, efektifitas, serta efisiensi dapat lebih jelas digambarkan dalam Activity Relationship Chart. Activity Realationship Chart yang dirancang kelompok kami dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 38. Diagram Activity Relationship Chart(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Dalam Activity Relationship Chart dapat dilihat hubungan antara ruangan yang digambarkan dengan menghubungkan garis-garis tertentu sesuai dengan rating pada actvity relationship analysis. Keterangan garis-garis yang digunakan pada Activity Relationship Chart dapat dilihat pada Tabel 2.Tabel 33. Keterangan Garis dan Rating Activity Relationship ChartKeterangan

A. Rating (Absolut/Mutlak Penting)

E. Rating (Sangat Penting)

I. Rating (Penting)

O. Rating (Cukup Penting)

NoneU. Rating (Tidak Penting)

X. Rating (Tidak Boleh Berdekatan)

(Sumber : Risnayadi, dkk., 2008)Dapat dilihat pada Gambar 2 bahwa diagram hubungan antara berbagai ruangan dapat lebih jelas tergambar. Selain diagram aliran material,hubungan antara masing-masing aktivitas dan diagram hubungan aktifitas juga kemudian penting untuk merancang relationship chart berdasarkan luas ruangan/space. Langkah selanjutnya yaitu dengan membuat Block Plan yang merupakan diagram blok yang mempresentasikan bangunan dan normalnya juga menunjukkan lokasi dari dinding penyekat yang memisahkan blok satu dengan blok lainnya termasuk pula lokasi dari kolom tiang penyangga gedung. Dari Block Plan ini kemudian dapat ditentukan desain lay out yang lebih detail.

Gambar 39. Block Plan(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)Luas gudang barang jadi didesain luas karena ruangan terbagi menjadi ruang penyimpanan bahan jadi dan ruang administrasi penggudangan. Selain itu produ-produk recall, waste, dan jenis produk jadi lain dengan berbagai kondisi dikondisikan terlebih dahulu sebelum dilakukan penanganan lebih lanjut seperti distribusi ke retailer untuk produk jadi yang sudah tes kualitas, atau dibuang untuk produk-produk reject dan recall dari konsumen atau retailer. Oleh karena itu, diperlukan lahan gudang produk jadi yang cukup luas. Seperti halnya gudang barang barang jadi, ruang produksi didesain paling luas. Hal ini disebabkan karena ruang produksi terbagi dari beerapa tahapan produksi yang cukup panjang sehingga kami rancang dengan luas yang cukup besar agar kegiatan produksi lancar, aman dan berurutan. 61

V.ASPEK-ASPEK DALAM STUDI KELAYAKAN PROYEK

5.1Aspek Internal Proyek5.1.1 Aspek PemasaranAspek pemasaran merupakan aspek internal perusahaan. Aspek pemasaran merupakan faktor strategis atau kunci dari keberhasilan perusahaan, jika permintaan teerhadap produk yang dibuat kurang memadai seluruh kegiatan aspek-aspek yang lain tidak akan teerwujud. Aspek ini bertanggung jawabdalam menentukanciri-ciri pasar yang akan dipilih. Perusahaan yang kami dirikan bergerak di bidang pengolahan pangan yaitu industri flakes ubi jalar ungu. Dalam aspek pemasaran, ada 3 hal yang perlu dikaji, yaitu:1. Penentuan segmen target, posisi produk dan pasarnyaSegmentasi dari produk flakes ubi jalar kami ini adalah untuk kalangan menengah ke atas, karena produk flakes kami ini harganya cukup mahal. Selain itu, produk flakes ini merupakan makanan siap saji dan dapat digunakan sebagai pengganti sarapan. Sarapan instan ini merupakan makanan cepat saji untuk orang-orang yang sibuk dan tidak sempat membuat sarapan. Target pasarnya ialah mulai dari anak-anak hingga dewasa. Tempat penjualnnya akan dilakukan di pasar-pasar modern atau pasar swalayan seperti supermarket dan toko makanan . 2. Kajian untuk mengetahui hal-hal utama dari konsumen potensial seperti perihal sikap, perilaku serta kepuasan mereka atas produk produk sejenis. Produk yang sejenis dengan produk kami sudah banyak terdapat di pasaran. Produk flakes yang sudah ada di pasaran saat ini sebagian besar terbuat dari jagung atau yang lebih dikenal dengan nama corn flakes. Konsumen banyak yang menyukai produk tersebut, namun karena harganya yang cukup mahal, sehingga hanya terjangkau oleh kalangan menengah keatas. Dengan menggunakan bahan baku lokal seperti ubi jalar ungu, maka produk flakes kami nantinya akan mampu bersaing dengan produk sejenis lainnya, karena merupakan suatu inovasi baru produk dengan mengangkat nilai guna pangan lokal. 3. Menentukan startegi, kebijakan dan program pemasaran.

Strategi yang akan kami kembangkan ialah dengan menggunakan bahan pangan lokal yang memiliki nilai fungsional yaitu kadar antosianin yang tinggi 62

serta kadar protein tinggi yang berasal dari kacang-kacangan. Selain itu, flakes juga dilengkapi dengan rasa yang berbeda. Pemasarannya pun akan ditempatkan di tempat-tempat startegis yaitu di pasar-pasar modern atau swalayan di berbagai daerah di Indonesia. Harga dari produk kami juga sudah sangat bersaing dengan produk sejenis. Oleh karena itu, dengan adanya strategi ini akan membantu dalam pemasaran dan penjualan produk kami sehingga dapat bersaing di pasaran.

5.1.2. Aspek Teknik dan TeknologiAspek teknik dan teknologi adalah aspek yang meneliti mengenai perencanaan produk, strategi porduksi, penentuan teknologi produksi, kapasitas dan jumlah produksi, lokasi pabrik, tata letak (layout pabrik), manajemen persediaan bahan baku dan barang jadi sert pengawasan kualitas. Analisis aspek teknis dan teknologi dalam analisis kelayakan pabrik meliputi :a. Perencanaan produk dan strategi produkBerdasarkan hasil pengembangan ide produk dan penelitian pasar dan pemasaran maka ditentukan perencanaan produk dan strategi produk dengan pembuatan prototype sehingga aspek-aspek teknis untuk memproduksi secara massal (skala industri) terlihat jelas serta launching yang dilakukan guna memperkenalkan produk.b. Penentuan Teknologi ProduksiProses produksi produk flakes ubi jalar ungu dilakukan dengan teknologi produksi menggunakan mesin pada proses pencampuran hingga proses pengemasan dengan mesin pengemas dan jalur alir produk. Kapasitas mesin yang digunakan cukup besar namun dalam penggunaannya dilakukan sesuai dengan kebutuhan produksi per hari. Jumlah produksi per hari adalah 42240 kemasan yang dapat berubah sesuai dengan permintaan, kapasitas produksi, dan ketersediaan bahan baku. c. Lokasi PabrikLokasi pabrik yaitu di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi pabrik tersebut disebabkan karena Kabupaten Sumedang paling dekat dengan bahan baku, cukup jauh terhadap keramaian, akses yang dibutuhkan lebih banyak tersedia, sarana jalan yang ada sudah cukup luas dan kondisi jalan yang mulus, memiliki PBB yang murah namun harga tanah cukup mahal, pasar modern sudah cukup banyak dan tidak jauh, sumber mata air tersedia, segi pendistribusian produk untuk konsumen lokasinya dekat dengan kota besar, tenaga kerja mencukupi dan memiliki pendidikan cukup, pembuangan limbah cukup ramah lingkungan, dan sikap masyarakat cukup terbuka atas pendirian pabrik di Kabupaten Sumedang.d. Tata Letak (Layout) PabrikTata letak atau layout pabrik dipilih berdasarkan kegunaan setiap ruangan di dalam pabrik dimana ruangan dalam kegiatan produksi berdekatan dan ruangan dalam kegiatan produksi dan kegiatan kebersihan ditempatkan berjauhan.e. Manajemen Persedian Bahan Baku dan Barang JadiPersediaan bahan baku dilakukan dengan adanya gudang penerimaan dan penyimpanan bahan baku sehingga persediaan bahan baku dapat dikontrol. Persediaan bahan jadi dilakukan dengan manajemen persediaan bahan baku. Manajemen ketersediaan bahan baku dilakukan dengan metode studi kelayakan model Operation Research (RO), dengan perencanaan material (material sampling).f. Pengawasan Kualitas ProdukPengawasan kualitas produk dilakukan dengan cara metode QC dan QA yaitu adanya ruang pengujian terhadap produk hasil produksi, pengawasan dan pengujian ini dilakukan apabila kualitas produk menurun atau adanya kontaminasi yang menyebabkan penurunan kualitas produk.

5.1.3 Aspek ManajemenAspek manajemen merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalikan manajemen, dan bagaimana cara mengakhiri proyek. Aspek manajemen agak sukar untuk dianalisis, tetapi aspek ini dapat merupakan kunci bagi keberhasilan suatu proyek atau dapat pula merupakan penyebab gagalnya suatu proyek. Aspek ini menyangkut keahlian dari personalia dalam proyek yang bersangkutan.

a. Perencanaan proyekPerencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung usaha-usaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih dahulu dari pada fungsi pengorganisasian, pengarahan, dan Pengawasan. Pada prinsipnya perencanaan di tetapkan pada saat sekarang dan akan dilaksanakan atau digunakan pada masa yang akan datang, sehingga perencanaan merupakan fungsi utama dan dasar bagi seluruh fungsi-fungsi manajemen.1. Pembuatan Rencana proyekRencana proyek dalam pabrik ini dilakukan dengan membuat tim perencanaan yang membuat suatu visi misi tujuan perusahaan dan pabrik serta mengakomodasi sumber daya manusia, fasilitas, serta produk dan sasaran konsumen.2. Fungsi perencanaan Fungsi perencanaan adalah untuk menghasilkan pabrik yang mempunyai produksi yang baik serta memenuhi kepuasan konsumen, mengikuti peraturan dan kebijakan umum, serta melakukan kegiatan yang terorganisir. 3. Jangka waktu pelaksanaanProyek ini akan dilaksanakan dalam waktu 5 tahun kedepan dengan dapat menghasilkan hasil produksi yang menjadi prioritas dan dapat menghasilkan keuntungan serta memperdayakan sumber daya manusia dengan baik.4. Tingkatan manajerTingkatan manajer dalam perusahaan dilakukan secara operasional yang berfungsi untuk memperjelas strategi dalam program kerja yang akan dilakukan dan kegiatan kedepannya.5. Program kerja Program kerja yang dilakukan dalam perusahaan yaitu dengan teknik PERT (Program Evaluation and Review Technique). Tiga dasar yang penting yaitu perencanaan dalam penjadwalan kerja, pengangaran dan penggunaan tenaga kerja, pengorganisasian, dan pengendaliannya. PERT dibuat dengan dua langkah penting yaitu pembuatan daftar kegiatan beserta urutan kerjanya. 6. AnggaranAnggaran merupakan hasil perincian yang menulis atau mencatat biaya produksi yaitu biaya pemasukan dan biaya pengeluaran yaitu menghitung anggaran produksi, tenaga kerja, bahan baku, biaya pabrik, variabel, modal, kas, dan lain-lain.

b. PengorganisasianPengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.Perusahaan melakuakan pengorganisasian dengan memilah organisasi perusahaan menjadi bidang penggerak dan pengendalian yang dilakukan berdasarkan pemilihan oleh pimpinan yang dilakukan oleh bawahan perusahaan yang diawasi oleh bagian pengendalian. Struktur organisasi PT. Heksa Forever dapat dilihat pada Gambar 4 yang merupakan gambaran skematis tentang hubungan kerja sama antara orang-orang yang terdapat di perusahaan ini. Struktur organisasi disusun berdasarkan pertimbangan fungsi-fungsi yang diperlukan untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan. Hal ini sangat berguna dalam terciptanya tujuan bersama untuk meningkatkan kinerja dan prestasi perusahaan.

Product ManagerGambar 40. Struktur Organisasi PT. Heksa Forever(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Perusahaan ini dipimpin oleh seorang Managing Director yang membawahi empat departemen lainnya yaitu Plant manager, Finance Manager, Human Resources Dovelopment (HRD) Manager, dan Purchasing Manager. Deskripsi tugas dari departemen-departemen tersebut adalah sebagai berikut:1. Managing Director bertugas sebagai penanggung jawab dari perusahaan, mencari dan menandatangani segala bentuk perjanjian yang berhubungan dengan perusahaan, serta mengawasi kepala bagian dalam mengerjaka pekerjaan sehari-hari. Managing Director harus berkoordinasi dengan semua departemen yang masing-masing dipimpin oleh seorang manager.2. Plant Manager membawahi Product Manager, QA dan QC Manager, Engineering Manager, Utility & Project Manager, dan Supply Chain Manager. Product Manager bertugas mengoordinasikan, serta mengawasi dan bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi sehingga dapat diperoleh hasil produksi yang memenuhi persyaratan. QA dan QC Manager bertugas untuk menjaga, memperbaiki dan peningkatan mutu produk mulai dari penerimaan bahan baku, proses produksi, hingga produk sampai ketangan konsumen, bagian ini membawahi bidang Laboratory & QC Line Departement Head, Cell Executive Laboratory, QC Inspector, QC Lab (Micro, Chemical, dan Sensory), Quality System Executive, Food Safety & Hygienist Executive. Engineering Manager betanggung jawab penuh terhadap kesiapan dan pemeliharaan mesin serta perlengkapan dan kelancaran proses produksi, departemen ini membawahi bidang workshop serta operator.3. Finance Manager bertugas membuat anggaran dan mencatat data-data keuangan perusahaan baik penerimaan maupun pengeluaran.4. HRD Manager bertanggung jawab atas pengelolaan dan peningkatan sumber daya manusia (karyawan) di perusahaan, perekrutan karyawan baru, dan pemberian pelatihan bagi karyawan.5. Purchasing Manager bertugas dalam mangatur untuk masalah pembelian yang meliputi order pembelian, pengawasan penerimaan bahan baku, serta mengetahui posisi barang terhadap masing-masing supplier.

5.1.4.Aspek Sumber Daya ManusiaStudi pada aspek ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi proyek layak atau tidak dilihat dari ketersediaan sumber daya manusia. Sehingga hal-hal yang perlu dikaji adalah jumlah karyawan yang dibutuhkan, menentukan deskripsi pekerjaan, menentukan kebijakan rekrutmen, seleksi dan orientasi, protivitas, program pelatihan dan pengembangan, penentuan prestasi kerja dan kompensasi, perencanaan karier, kesehatan dan keselamatan kerja, mekanisme PHK. Perencanaan aspek sumber daya manusia, selain dikaji dari aspek-aspek tersebut, terdapat aspek-aspek penting yang sangat menunjang bagi sebuah proyek pabrik, yaitu analisis pekerjaan dan produktivitas kerja

1. Analisis PekerjaanAnalisis Pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002). Menurut Dessler (2006), analisis pekerjaan merupakan prosedur yang dilalui untuk menentukan tanggung jawab posisi-posisi yang harus dibuatkan stafnya , dan karakteristik orang-orang yang bekerja untuk posisi-posisi tersebut. Analisis pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjaan tersebut), dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut). Oleh sebab itu, menurut Dessler (2006), penyelia atau spesialis dalam sumber daya manusia biasanya mengumpulkan beberapa informasi berikut melalui analisis pekerjaan,1. aktivitas pekerjaan,2. perilaku manusia,3. mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan,4. standar prestasi,5. konteks pekerjaan, dan6. persyaratan manusiaAnalisis pekerjaan penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga kerja. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis pekerjaan, yang juga merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan. Adapun tujuan analisis pekerjaan yaitu:1. Memperoleh tenaga kerja pada posisi yang tepat,2. Memberikan kepuasan pada diri tenaga kerja,3. Menciptakan iklim dan kondisi kerja yang kondusif (Sastrohadiwiryo).

2. Produktivitas KerjaProduktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa yang telah umum (The Liang Gie,1981). Pengertian produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari baik dari hari ini (Sinungan, 2005). Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (input). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu (Riyanto, 1986). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapt dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan dalam proses produksi, selain bahan baku dan tenaga kerja harus juga didukung oleh pendidikan, keterampilan, sikap dan etika kerja, tingkat penghasilan, jaminan sosial, tingkat sosial, iklim kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, hubungan individu, teknologi, dan produksi

5.1.5.Aspek KeuanganAspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas proyek pendirian pabrik PT. Heksa Forever sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana proyek tersebut.a). AsumsiSkala usaha yang dijalankan pada pabrik flakes ubi jalar kami adalah skala besar. Asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan dalam analisis Biaya Produksi antara lain:1. Analisis finansial ini dilakukan dengan biaya investasi untuk pendirian usaha baru. 1. Umur ekonomi proyek ditetapkan selama 10 tahun, disesuaikan dengan umur ekonomi rata-rata mesin dan peralatan.1. Tingkat produksi untuk tahun pertama yaitu 20496 kemasan per hari.1. 1 kemasan beratnya adalah 250 gram dengan harga Rp.6.500,00/kemasan.1. Jumlah hari produksi dalam 1 tahun adalah 300 hari atau 25 hari dalam 1 bulannya.1. Kapasitas produksi sebesar 20496 kemasan = 5124 kg per hari1. Kebutuhan bahan baku per hari adalah 10800 kg ubi jalar segar untuk menghasilkan 4728 kg tepung ubi jalar per hari (asumsi rendemen 44%).1. Bahan baku kacang hijau per hari adalah 1080 kg untuk menghasilkan 912 kg tepung kacang hijau per hari (asumsi rendemen 84%).1. Gula per hari adalah 1000 kg1. Garam per hari adalah 50 kg1. Air per hari 3300 liter1. Asumsi mengenai produksi adalah sebagai berikut : Kebutuhan bahan baku (per hari) : 10,8 ton ubi jalar segar dan 1,08 ton kacang hijau Kapasitas produksi (per hari): 20496 kemasan Harga jual: Rp.6.500,00 Jumlah hari produksi (per bulan): 25 hari Jumlah jam kerja (per hari): 8 jam x 3 shift Umur ekonomi usaha (tahun) : 10 Tingkat suku bunga: 5%

Tabel 34. Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku Langsung dan Bahan Pembantu (per Tahun)variable costkebutuhan/hari

biaya/ unitbiaya/hari (Rp)

biaya/bulan (Rp)

Biaya/tahun (Rp)

Bahan baku langsung

Ubi Jalar (kg)10800300032.400.000810.000.0009.720.000.000

Kacang Hijau (kg)10802000021.600.000540.000.0006.480.000.000

gula (kg)10001250012.500.000312.500.0003.750.000.000

garam (kg)505000250.0006.250.00075.000.000

air (L)330040132.0003.300.00039.600.000

Kemasan dan label (buah)2049651240050010.248.000256.200.000

Bahan pembantu

bensin mobil10650065.0001.625.00019.500.000

sub total77.195.0001.929.875.00023.158.500.000

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Tabel 35. Perhitungan Peralatan PenunjangPeralatan PenunjangKebutuhanBiaya/unitTotalUmur Ekonomi (tahun)Nilai Sisa 15%Penyusutan 9%Pemeliharaan 10%

Potato peeler16.000.0006.000.00010900.000540.00054.000

mesin pencuci14.200.0004.200.00010630.000378.00037.800

mesin perajang210.000.00020.000.000103.000.0001.800.000180.000

Rotary Drum dryer2100.000.000200.000.0001030.000.00018.000.0001.800.000

Pin and Disc Mill24.400.0008.800.000101.320.000792.00079.200

Rotary Bowl Screen214.000.00028.000.000104.200.0002.520.000252.000

Drum21.000.0002.000.000300.000180.00018.000

Mesin Penyosoh12.500.0002.500.00010375.000225.00022.500

Ribbon Mixer17.250.0007.250.000101.087.500652.50065.250

Planetary Mixer19.800.0009.800.000101.470.000882.00088.200

Flaking Roller Mill150.000.00050.000.000107.500.0004.500.000450.000

Packaging Machine135.000.00035.000.000105.250.0003.150.000315.000

Sub total288.550.00043.282.50025.969.5002.596.950

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Tabel 36. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Tidak LangsungBiaya Tenaga Kerja Langsung

JabatanJumlahGaji/orang/bulanGaji/bulanGaji/tahun

Staf produksi20Rp1.900.000Rp38.000.000Rp456.000.000

Operator6Rp1.900.000Rp11.400.000Rp136.800.000

Warehouse

Incoming2Rp1.900.000Rp3.800.000Rp45.600.000

Out going2Rp1.900.000Rp3.800.000Rp45.600.000

Marketing

salesman4Rp2.500.000Rp10.000.000Rp120.000.000

34Rp10.100.000Rp67.000.000Rp804.000.000

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

JabatanJumlahGaji/orang/bulanGaji/bulanGaji/Tahun

Pimpinan Perusahaan (GM)1Rp8.000.000Rp8.000.000Rp96.000.000

Sekretais Umum (SGM)1Rp4.000.000Rp4.000.000Rp48.000.000

Manager Accounting1Rp5.000.000Rp5.000.000Rp60.000.000

Manager Personalia1Rp5.000.000Rp5.000.000Rp60.000.000

Manager Produksi1Rp5.000.000Rp5.000.000Rp60.000.000

Manager Warehouse1Rp5.000.000Rp5.000.000Rp60.000.000

Manager Marketing1Rp5.000.000Rp5.000.000Rp60.000.000

Accounting1Rp3.000.000Rp3.000.000Rp36.000.000

Personalia2Rp3.000.000Rp6.000.000Rp72.000.000

Supervisor produksi2Rp3.000.000Rp6.000.000Rp72.000.000

Quality Control2Rp2.000.000Rp4.000.000Rp48.000.000

RnD2Rp3.000.000Rp6.000.000Rp72.000.000

Receptionist2Rp2.000.000Rp4.000.000Rp48.000.000

Office Boy6Rp1.600.000Rp9.600.000Rp115.200.000

Security2Rp1.900.000Rp3.800.000Rp45.600.000

Supir4Rp1.900.000Rp7.600.000Rp91.200.000

Total30Rp58.400.000Rp87.000.000Rp1.044.000.000

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Tabel 37. Perhitungan TotalDeskripsiBiaya (Rp)

ListrikRp 360.000.000

Peralatan ProduksiRp 288.550.000

Biaya Bahan BakuRp 23.158.500.000

Perizinan Dep KesRp 20.000.000

Perizinan MUIRp 20.000.000

PBBRp 50.000.000

Sewa tempatRp -

AsuransiRp 28.855.000

Peralatan KantorRp 20.000.000

transportasi (Bensin)Rp 19.500.000

TotalRp 23.965.405.000

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)73

BEP (Break Even Point)/Titik impas Break Even Point (BEP) dapat diketahui dengan memasukkan data anggaran sebagai berikut :1. Atas dasar keseluruhan :BEP (Rupiah) = = = Rp 3.145.625.695,001. Atas dasar per unit produk BEP (pieces) = = = 482.167 kemasan yang harus terjual dalam 1 tahunBEP (hari)= x 365= x 365 = 29 hari Rumus BEP keseluruhan akan menghasilkan perhitungan BEP dalam rupiah, sedang analisa per unit akan menghasilkan BEP dalam jumlah hasil produk.

NPV, IRR, BCR

Tabel 42. Perhitungan NPV dan BCR dengan Suku Bunga 5%P untuk Pengeluaran

Investasi awal288.550.000

Biaya rutin per tahun1.069.969.500

Suku bunga0,05

Periode10

Pendapatan per tahun528.288.481.741

Ppengeluaran8.550.533.488

Ppendapatan4.079.285.169.463

Benefit Cash Ratio (BCR)477,08

Net Present Value (NPV)4.070.734.635.975

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)Dari tabel perhitungan dengan suku bunga 5% didapat nilai NPV dan BC Ratio sebagai berikut:NPV1 = Pincome- PCost= Rp 4.070.734.635.975NPV >1 maka alternatif tersebut layak dilakukan Pada perhitungan NPV dengan tingkat suku bunga 5% menunjukkan nilai yang positif (lebih besar dari nol) yaitu Rp 4.070.734.635.975. Hal tersebut menandakan bahwa penggantian peralatan dengan umur ekonomis lebih lama layak untuk dilaksanakan.B/C ratio = Pincome /Pcost = 477,08Pada perhitungan BC Ratio dengan tingkat suku bunga 5% menunjukkan nilai lebih besar dari satu yaitu 477,08. Hal tersebut menandakan bahwa setiap Rp 1 yang dikorbankan maka mendapat keuntungan Rp 477,08.

Tabel 43. Perhitungan NPV dan BCR dengan Suku Bunga 15%P untuk Pengeluaran (Untuk suku bunga yang lain)

Investasi awal288.550.000

Biaya rutin per tahun1.069.969.500

Suku bunga0,15

Periode10

Pendapatan per tahun528.288.481.741

Ppengeluaran5.658.512.927

Ppendapatan2.651.374.232.164

Net Present Value (NPV)2.645.715.719.237

Internal Rate of Return33,56617964

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)Dari tabel perhitungan dengan suku bunga 15% didapat nilai NPV dan IRR sebagai berikut:NPV2 = Pincome- PCost= Rp 2.645.715.719.237IRR = ) = = 33,5662%Dari data diatas didapatkan nilai IRR lebih besar dari bunga bank (15%) sehingga usaha ini termasuk baik.Kesimpulan : Usaha layak dikembangkan bila dilihat dari NVP yang positif (Rp 4.070.734.635.975), BCR yang lebih dari 1 (477,08), dan IRR pada suku bunga ekstrim 15% (33,5662%)

5.2.Aspek Eksternal Proyek5.2.1Aspek Politik, Ekonomi dan SosialSetiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif, yang mana dampak tersebut akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah ataupun masyarakat luas. Berikut merupakan tiga aspek yang merupakan aspek eksternal yaitu aspek politik, ekonomi dan sosial. Aspek PolitikAdanya isu/rumor/spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang diciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatuproduk, baik itu produk barang maupun jasa. Dalam menganalisis kelayakanbisnis, hendaknya aspek politik saaat bisnis dibangun dan diimplementasikan tidak akan sangat mengganggu sehingga kajiannya menjadi layak. Situasi politikdapat diketahui melalui berita-berita melalui media massa. 1. Good newsDapat dimaknai sebagai berita-berita yang dapat diterima pelaku pasar tentang berbagai faktor atau kondisi suatu negara yangberhubungan dengan dunia investasi, yang dinilai mendukung dan memilikipetensi mendatangkan keuntungan bagi dunia in vestasi. Jadi, good news diharapkan oleh pasar, karena dampaknya menguntungkan dunia investasi.2. Bad newsDapat dimaknai sebagai berita yang diterima pelakupasar tentang berbagai faktor atau kondisi suatu negara yang berhubungan dengandunia investasi yang dinilai tidak mendukung dan memiliki potensimendatangkankerugian bagi dunia investasi.Bad news dihindari pasar karenadampaknya merugikan dan mengancam dunia investasi. Praktik penyelewengan dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh oknum pemerintah dalam menjalankan tugas mereka dinilai pasar sebagai bad news, karena mengancam keamanan modal dan usaha mereka. Kekacauan politik juga dapat mendorong lahirnya kondisi sosial yang tidak aman.Jadi jelas bahwa aspek politik pemerintah secara langsung ataupun tidaklangsung berpengaruh kepada dunia bisnis. Makin kacau kondisi politik suatu daerah atau negara akan berdampak makin kacau pula dunia bisnis didaerah atau negara tersebut, begitu pula sebaliknya. Aspek EkonomiDalam aspek ekonomi dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya, dan pemerintah umumnya. Bagi masyarakat, adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah dampak positif yang diperoleh dari aspek ekonomi adalah memberikan pemasukan berupa pendapatan, baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (Kasmir dan Jakfar, 2003).Secara garis besar dampak dari aspek politik, ekonomi dengan adanya suatu usaha atau investasi, misalnya penmdirian suatu pabrik, antara lain:1. Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga masyarakat melalui :a)Meningkatkan tingkat pendapatan keluarga.b)Perubahan pola nafkah.c)Adanya pola nafkah ganda.d) Tersedianya jumlah dan ragam produk barang dan jasa di masyarakat, sehingga masyarakat punya banyak pilihan untuk produk yang diinginkannya.e)Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekaligus mengurangi pengangguran.f)Tersedianya sarana dan prasarana. 2.Meningkatkan perekonomian pemerintah dapat melalui :a)Menambah peluang dan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat.b)Memberikan nilai tambah proses manufaktur.c)Menambah jenis dan jumlah aktivitas ekonomi nonformal di masyarakat.d) Pemerataan pendistribusian pendapatan.e)Menimbulkan efek ganda ekonomi.f)Meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).g) Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).h) Menambah pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di daerah tertentu.i)Menyediakan fasilitas umum yang sangat dibutuhkan masyarakat.j)Menghemat devisa apabila produk dan jasa yang dihasilkan dapat mengurangi pemakaian impor barang dan jasa dari luar negeri.k) Memperoleh pendapatan berupa pajak dari sumber-sumber yang dikelola oleh perusahaan, baik dari pendapatan penjualan maupu dari pajak lainya.4. Pengembangan wilayaha) Meningkatkan pemerataan pembangunan (dengan prioritas pembanguan di daerah tertentu).b) Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.c) Terbuka lingkungan pergaulan dengan adanya pembukaan suatu wilayah.d) Mebuka isolasi wilayah dan cakrawala bagi penduduk. Aspek SosialDampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Dampak negatif bagi pemerintah dari aspek sosial yaitu adanya perubahan demografi di suatu wilayah dan perubahan budaya. Dampak negatif dari aspek sosial termasuk terjadinya perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat, dan struktur sosial lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2003).Secara garis besar dampak dari aspek politik, ekonomi dengan adanya suatu usaha atau investasi, misalnya penmdirian suatu pabrik, antara lain:1. Adanya perubahan demografi melalui terjadinya:a) Perubahan struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan agama.b) Perubahan tingkat kepadatan penduduk.c) Pertumbuhan penduduk, tingkat kelahiran, tingkat kemtian bayi, dan pola migrasi.d) Perubahan komposisi tenaga kerja baik tingkat partisipasi angkatan kerja maupun tingkat pengangguran.2. Perubahan budaya yang meliputi terjadinya:a) Kemungkinan perubahan kebudayaan melalui perubahan adat istiadat, nilai, dan norma budaya setempat.b) Terjadi proses sosial baik proses asosiatif/ kerjasama, proses disosiatif konflik sosial, akulturasi, asimilasi, dan integrasi maupun sosial lain.c) Perubahan pranata sosial / kelembagaan masyarakat di bidang ekonomi.d) Perubahan warisan budaya seperti perusakan situs perbakala maupun cagar budaya.e) Perubahan pelapisan sosial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan dan kekuasaan.f) Perubahan kekuasaan dan kewenangan melalui kepemimpinan formal dan informal.

5.2.2. Aspek Lingkungan IndustriAspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Aspek lingkungan industri sangat penting untuk diteliti dalam kelayakan suatu proyek pembangunan pabrik/industri karena merupakan aspek lingkungan luar perusahaan yang paling dekat dimana bisnis perusahaan berada. Penelitian aspek lingkungan industri adalah untuk menggambarkan kelayakan proyek dalam persaingan yang semakin ketat. Kabupaten Sumedanag adalah salah satu kabupaten yang berada di bawah pemerintahan Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Sumedang merupakan daerah berbukit, dan gunung dengan ketinggian tempat 26 m - 100 m diatas permukaan laut. Pertanian adalah mata pencaharian utama penduduk Kabupaten Sumedang. Sebagian besar lahan digunakan untuk sawah dan perkebunan, sebesar 0,26% lahan di Sumedang digunakan untuk industri. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang tahun 2006, jumlah industri yang ada di Sumedang sebanyak 19.371. Dari jumlah industri yang ada di Kabupaten Sumedang, sebagian besar masih usaha industri rumah tangga yaitu sebanyak 17.977, diikuti industri kecil sebanyak 1.253, kemudian industri menengah sebanyak 109 dan industri besar sebanyak 32. Kawasan industri terbesar di daerah Sumedang terdapat di kecamatan Cimanggung, yang sebagian besar terdiri dari industri tekstil, minuman dan makanan. Namun belum ada industri besar yang mengolah ubi jalar. Sumedang juga merupakan daerah penghasil ubi jalar. Produksi ubi jalar terbesar terdapat di kecamatan Pamulihan dan Rancakalong. Ubi jalar yang dihasilkan pengolahannya masih terbatas dan produknya memiliki umur simpan yang pendek. Selain itu, pengolahan ubi jalar juga masih dilakukan dalam industri rumah tangga, kecil dan menengah. Berdasarkan hal tersebut, maka sangat memungkinkan untuk mendirikan pabrik flakes ubi jalar di Kabupaten Sumedang. Selain dekat dengan bahan baku, di daerah Sumedang juga belum ada pabrik atau industri besar yang mengolah ubi jalar. Pabrik flakes ubi jalar PT. Heksa Forever merupakan industri pengolahan ubi jalar yang mudah bersaing serta kemungkinan ancaman adanya produk pengganti masih sangt kecil, karena umumnya industri yang terdapat di Sumedang bergerak di bidang tekstil serta makanan olahan dari terigu, bukan dari pangan lokal seperti ubi jalar.

5.2.3. Aspek YuridisSebelum dilakukan impelementasi, suatu rencana proyek pembangunan pabrik/industri pangan harus dinyatakan layak secara yuridis. Hal ini dimaksudkan agar dalam implementasinya nanti, resiko dihentikan oleh pihak berwajib atau di protes masyarakat dapat dihindari. Cakupan studi kelayakan pada aspek yuridis yaitu:1. Pelaksanaan bisnis/perusahaan1. Bentuk badan usahaBentuk bentuk badan usaha di Indonesia adalah perusahaan perseorangan firma, perseroan komanditer (CV), Perseroan terbatas (PT), perusahaan Negara dan koperasi. Produk Keripik Nusatela ini berbentuk badan Peseroan Terbatas (PT). Flakes Ubi Jalar Ungu yang diproduksi oleh PT. Heksa Forever ini terletak di Sumedang, Jawa Barat.1. Identitas pelaksana bisnisDalam Studi Kelayakan Proyek (SKP) perlu diketahui kewarganegaraan, informasi bank misalnya perusahaan ini bekerjasama dalam hal simpan pinjam dengan salah satu Bank. Hal ini dilakukan agar adanya keterbukaan mengenai analisis biaya antara kedua belah pihak sehingga diperlukan informasi bank dan keterlibatan pidana/perdata dan hubungan keluarga pemilik proyek/ pengambil keputusan perusahaan, dan terdaftarnya dalam Dinas KUKM dan Perindag dimana Dinas tersebut melakukan kerjasama dalam pendirian pabrik ini, dan juga Dinas Pertanian yang mendukung dan kerjasamanya dalam pendirian usaha ini.2. Jenis proyek atau usaha apa yang akan dilaksanakanJenis proyek atau bidang usaha dalam SKP harus dijelaskan apakah sesuai dengan anggaran dasar perusahaan, tidak dilarang secara hukum dan norma, dan tidak mengganggu lingkungan.PT. Heksa Forever ini memproduksi produk olahan ubi jalar ungu yaitu flakes ubi jalar ungu dimana sebelum berdirinya perusahaan tersebut telah memohon izin ke pemerintahan daerah sekitar dan pihak berwajib mengenai berdirinya perusahaan ini dan mendapatkan respon yang cukup baik.3. Pelaksanaan proyek Sebelum usaha ini berdiri, pemilik perusahaan ini telah mengurus beberapa surat surat perijinan usaha, pendaftaran pajak, dan dokumentasi lainnya yang seharusnya dilakukan dalam hal perijinan pada waktu yang masih berlaku. Tempat pelaksanaan proyek pada PT. Heksa Forever disesuaikan dengan perencanaan wilayah dan status tanah yang akan dibangun dengan jelas. Pengupahan karyawan diusahakan sesuai dengan standar pengupahan pemerintahan setempat.4. Peraturan dan perundang undangan yang berlakuSetiap proyek pembangunan pabrik atau industri pangan perlu membuat suatu review peraturan dan perundang-undangan yang berlaku agar rencana proyek benar benar dapat dinyatakan layak secara yuridis.

5.2.4 Aspek Lingkungan HidupTelah disadari bahwa kemajuan industri dan teknologi yang mampu meningkatkan kesejahteraan manusia itu ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan yang pada akhirnya juga berdampak pada manusia. Oleh karena itu penerapan kemajuan industri dan teknologi tersebut harus ditinjau kembali. Harus dipikirkan kembali agar penerapan kemajuan industri dan teknologi tersebut dapat memberikan hasil dan manfaat yang lebih baik bagi kelangsungan hidup manusia.Perancangan pabrik ini menghasilkan beberapa limbah dari hasil produksi pembuatan flakes. Hal-hal yang berkaitan antara proses produksi dengan produksi diantaranya adalah limbah kulit ubi jalar ungu dan kacang hijau, serta air hasil pencucian. Limbah-limbah tersebut tentunya memerlukan pengolahan lebih lanjut agar aman dibuang ke lingkungan. Langkah-langkah perancangan pengolahan limbah tentunya perlu dilakukan untuk menjaga lingkungan pabrik dan lingkungan sekitar pabrik tetap terjaga dengan baik.Oleh karena pentingnya aspek lingkungan dalam mempertahankan keselamatan dan kelestarian, untuk itu ada beberapa hal penanggulangan. Menurut Kusumastitu (2006), usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan tersebut ada dua macam cara utama, yaitu :1. Penanggulangan secara Non TeknisPenanggulangan ini merupakan suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan.Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah suatu studi mengenai beberapa masalah yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang diusulkan. Dalam hal ini studi yang dilakukan meliputi kemungkinan terjadinya berbagai macam perubahan, baik perubahan sosial ekonomi maupun perubahan biofisik lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan yang diusulkan tersebut. AMDAL dapat juga diartikan sebagai suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Oleh karena itu AMDAL bertujuan untuk menduga atau memperkirakan dampak yang mungkin timbul sebagai akibat suatu kegiatan yang direncanakan.Hal penting yang harus diketahui sebelum melakukan AMDAL adalah rencana kegiatan yang ada serta keadaan lingkungan sebelum ada kegiatan. Keadaan lingkungan sebelum ada kegiatan harus diketahui terlebih dahulu sebagai patokan atau sebagai garis dasar untuk mengukur pencemaran yang terjadi. Berdasarkan AMDAL yang dibuat untuk suatu kegiatan dapat dibandingkan keadaan sebelum ada kegiatan dan sesudah ada kegiatan. Hasil yang ideal adalah apabila tidak terjadi dampak pencemaran lingkungan. Kalaupun terjadi suatu dampak, dampak tersebut hendaknya bersifat positif artinya kegiatan tersebut memberikan peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.2. Penanggulangan secara TeknisApabila berdasarkan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran lingkungan maka langkah berikutnya adalah memikirkan penanggulangan secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih dan menentukan cara yang akan digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor berikut:a. Mengutamakan keselamatan lingkunganb. Teknologinya telah dikuasai dengan baikc. Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan

86

VI.KESIMPULAN

1. Flakes ubi jalar ungu adalah makanan sarapan yang diproses dari tepung ubi jalar ungu dan tepung kacang hijau untuk meningkatkan kandungan proteinnya.2. Flakes ubi jalar memiliki citarasa manis, berwarna ungu dengan sedikit kecoklatan, memiliki tekstur yang renyah. 3. Alasan pemilihan produk flakes ubi jalar karena flakes merupakan sereal siap saji, minat yang cukup pesat terhadap produk sarapan dan ketersediaan bahan baku cukup melimpah di Indonesia.4. Target pemasarannya adalah anak-anak, remaja, dan dewasa.5. Proses pembuatan flakes ubi jalar terdiri dari beberapa tahapan yaitu pembuatan tepung ubi jalar, tepung kacang hijau dan pembuatan flakes.6. Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan flakes diantaranya adalah potato peeler, mesin pencuci, mesin perajang, rotary drum dryer, pin and disc mill, rotart bowl screen, drum, mesin penyosoh, ribbon mixer, planetary mixer, flaking roller mill dan mesin pengemas.7. Faktor primer yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik flakes ubi jalar yaitu kedekatan dengan bahan baku, sumber air, konsumen, sumber energi, tenaga kerja, limbah dan sikap manajemen.8. Faktor sekunder yang mempengaruhi lokasi pabrik flakes ubi jalar yaitu jauh dari keramaian, akses, sarana jalan, harga tanah, dan dekat dengan pasar.9. Lokasi pembangunan pabrik flakes ubi jalar yang paling cocok yaitu pada Kabupaten Sumedang dengan nilai tertinggi yaitu 7,67 karena paling dekat dengan bahan baku, cukup jauh terhadap keramaian, akses yang dibutuhkan lebih banyak tersedia, sarana jalan yang ada sudah cukup luas dan kondisi jalan yang mulus, memiliki PBB yang murah namun harga tanah cukup mahal, pasar modern sudah cukup banyak dan tidak jauh, sumber mata air tersedia, segi pendistribusian produk untuk konsumen lokasinya dekat dengan kota besar, tenaga kerja mencukupi dan memiliki pendidikan cukup, pembuangan limbah cukup ramah lingkungan, dan sikap masyarakat cukup terbuka atas pendirian pabrik di Kabupaten Sumedang.10. Pabrik flakes ubi jalar dirancang memiliki 8 departemen, yaitu departemen bahan baku, bahan jadi, produksi, supervisor, pengujian, kantor, utility, dan limbah.11. Ruang produksi yang absolut atau mutlak sangat penting untuk berdekatan dengan gudang penyimpanan bahan baku dan barang jadi untuk mempermudah alur kerja 12. 1 kemasan flakes ubi jalar beratnya adalah 250 gram dengan harga Rp.6.500,00/kemasan13. BEP (Rupiah) sebesar Rp 3.145.625.695,00, BEP (pieces) sebesar 482.167 kemasan yang harus terjual dalam 1 tahun, dan BEP (hari) sebesar 29 hari. 14. Usaha ini layak dikembangkan karena memiliki nilai NVP yang positif (Rp 4.070.734.635.975), BCR yang lebih dari 1 (477,08), dan IRR pada suku bunga ekstrim 15% (33,5662%)

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2014. Geografis dan Topografi Sumedang. Available at: http://sumedangonline.com (Diakses pada tanggal 19 november 2015)

Anonimb. 2013. Badan Pusat Statistik Sumedang. Available at: http://www.academia.edu (Diakses pada tanggal 19 November 2015)

Anonimc. 2013. Pemilihan Lokasi Pabrik. Available at: http://heheoye.wordpress.com (Diakses pada 19 November 2015)

Apple, James M.1990. Tata Letak Pabrik danPemindahan Bahan. ITB. Bandung

Buhler. 2014. Flaking Roller Mill-The Allrounder. Available at : http://buhlergroup.com (Diakses pada tanggal 10 Agustus 2015)

Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid I. PT. Indeks. Jakarta

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1995. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.

Hariyadi, P. 2011. Kemasan Untuk Breakfast Cereal. Available at : http://foodreview.co.id (Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015).

Harli, M. 2000. Ubi Jalar Kurangi Resiko Buta. Available at http://www.kompas.com (di akses tanggal 27 Oktober 2015)

Heinnermen, J. 2003. Khasiat Kedelai Bagi Kesehatan Anda. Prestasi Pustaka. Jakarta

Indarwati, TA. 2013.Faktor Penentuan Letak Lokasi Suatu Pabrik. Available at: http://tiasaindarwati.blogspot.com (diakses pada 19 November 2015)

Jamriyanti, Ririn. 2007. Ubi Jalar Saatnya Menjadi Pilihan. http://www.beritaiptek.com. Diakses tanggal 12 Oktober 2009

Juanda, D dan B. Cahyono. 2001. Ubi Jalar : Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Kanisius. Jakarta

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada. Jakarta

Khasanah, U. 2003. Formulasi, Karakterisasi Fisiko-Kimia dan Organoleptik Produk Makanan Sarapan Ubi Jalar (Sweet Potato Flakes). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kusumastuti, M. 2006. Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Air Minum dalam Kemasan Gelas Oleh UD. Wijaya. Skripsi. Jurusan Teknik Industri. Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Niken, S. 2010. Mempelajari Proses Pengolahan Tepung Ubi Jalar. Skripsi. Universitas Padjadjaran. Bandung

Nurali, Lelemboto, dan Amu. 2010. Pemanfaatan Ubi Jalar sebagai Bahan Baku Pembuatan Flakes dengan Substitusi Tepung Kedelai. Jurnal Teknologi Pertanian Volume 5, Nomor 2.

Purwanto, A. 2009. Teknik Peningkatan Skala Produk Sereal Sarapan Sweet Potato Flakes (SPF). Skipsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Radjit, B. S., Prasetiaswati N., dan Didik. 2014. Adopsi Varietas Unggul Kacang Hijau Di Sentra Produksi. Jurnal Iptek Tanaman Pangan Vol. 9 No.1.

Risnayadi, H., B. Nurhadi, dan E. Mardawati. 2008. Perancangan Pabrik Pengolahan Pangan. Widya Padjadjaran. Bandung.

Riyanto, J. 1986. Produktivitas dan Tenaga Kerja.SIUP. Jakarta.

Sastrohadiwiryo, B.S. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrasi dan Operasional. Bumi Aksara. Jakarta

Simbolon, A. Indonesia Importir Sereal Terbesar di Asia. Available at : http://jambi.trimbunnews.com (Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015)

Sinungan, M., 2005. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara. Jakarta

Somantri, I. H., M. Hasanah, dkk. 2004. Mengenal Plasma Nutfah Tanaman Pangan. Available at: http://www.indobiogen.or.id (diakses tanggal 1 Oktober 2015)

Suparman. 2000. Bercocok Tanam Ubi Jalar. Kanisius. Yogyakarta.

Syah, D. 2004. Pusat Studi Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

The Liang Gie. 1987. Ensiklopedia Administrasi. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Wahyono, Budi. 2012. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Pabrik. Available at : http://www.pendidikanekonomi.com (Diakses pada 11 Desember 2015)

Wignjosoebroto, Sritomo. 2009 .Tata Letak Pabrik danPemindahan Bahan. Penerbit GunaWidya. ITS. Surabaya

Winarno, F. G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.