42
i LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PENANAMAN DAN PERAWATAN TANAMAN KOPI (Coffea sp.) Disusun Oleh: Kelas: AB Program Studi: Agroekoteknologi Kelompok: Kopi Asisten Kelas: Anggi Saraswati Asisten Lapang: Akbar Saitama SP. MP. UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2017

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

i

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

PENANAMAN DAN PERAWATAN TANAMAN KOPI

(Coffea sp.)

Disusun Oleh:

Kelas: AB Program Studi: Agroekoteknologi

Kelompok: Kopi

Asisten Kelas: Anggi Saraswati Asisten Lapang: Akbar Saitama SP. MP.

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN

MALANG

2017

Page 2: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

ii

ii

Laporan Akhir Praktikum Teknologi Produksi Tanaman 2017

Kelas AB

Anggota Kelompok:

1. ISHAK BEREKHYA 165040200111005

2. DITA AYU PANGESTUTI 165040200111008

3. QILYATUN NAFISAH 165040200111045

4. BACHTIAR DWI SANTOSO 165040200111046

5. RAHEL AMELIA SITEPU 165040200111060

6. DARA HERDA 165040200111062

7. CINDY ADRIANI TARIGAN 165040200111089

8. ANNISATUL UMAMI SULISTIA GHOIRI 165040200111097

9. ROBY NURDIANTO 165040200111136

10. VANENSYA VERNANDA SURYA UTAMA 165040200111163

11. FEBI WULANDARI 165040201111031

12. JEFRIYADI 165040201111039

13. SALSABILLA PUTRI NUR AZHARI WAJ`NA 165040201111041

14. UTARI PRABAWATI 165040201111070

15. HUTUR GUMARA RIKKY TAMPUBOLON 165040201111140

16. SEPTINA DEVANI PUTRI 165040201111141

17. REZA APRILIA 165040201111169

18. CLAUDYA SANTA CLARA SIMANJUNTAK 165040201111201

19. FEBYNA HAPSARI PRAEMYSTA 165040201111209

20. HANNA SINTHIA WATI SIAHAAN 165040201111212

21. NURUL HILMIAH EMILIYA PUTRI 165040201111235

22. M. MISBAHUL ANAM 165040201111238

23. GRANDY ZOVANCA 165040201111246

24. ZIKRY RAMADHAN 165040201111274

25. ORYZA ERDINO 165040207111009

26. RENDY BAGUS SUGIARTO 165040207111024

27. GILANG SATYA ARDHANA 165040207111095

28. FAHMAWATI DWI RATUNINGSIH 165040207111097

Page 3: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

iii

iii

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

Penanaman dan Perawatan Tanaman Kopi (Coffea sp.)

Kelompok : Kopi

Kelas : AB

Disetujui Oleh :

Asisten Kelas, Asisten Lapang,

Anggi Saraswati

NIM. 155040207111073

Akbar Saitama, SP.MP.

Page 4: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

iv

iv

RINGKASAN

Kelas AB. Penanaman dan Perawatan Tanaman Kopi (Coffea sp.). Dibawah

bimbingan Anggi Saraswati dan Akbar Saitama SP.MP.

Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas unggulan dalam sektor

perkebunan Indonesia. Kopi secara umum dibagi menjadi dua jenis yang dihasilkan

di Indonesia, yaitu kopi robusta dan kopi arabika. Total produksi kopi di Indonesia

mulai dari tahun 2011 sebesar 638.646 ton yang kedua terbesar ada pada tahun

2012, yaitu sebesar 691.163 ton lalu setelah tahun 2012 tingkat produksi kopi

mengalami penurunan. Penurunan produksi diakibatkan oleh adanya pembaharuan

pohon kopi, penggunaan pupuk yang berlebihan pada tahun sebelumnya, kemarau

panjang, atau kesalahan pada pemotongan cabang kopi, sedangkan penurunan luas

lahan dapat terjadi karena adanya alih fungsi lahan. Peningkatan produktivitas dan

mutu hasil kopi dapat dilakukan dengan cara memperhatikan teknik budidaya

tanaman kopi mulai dari penanaman hingga perawatan. Perawatan tanaman kopi

dilakukan dengan cara pemangkasan batang yang tidak produktif dan pemupukan.

Praktikum Teknologi Produksi Tanaman di lakukan di lahan percobaan UB

Forest Dusun Sumbersari, Desa Tawang Argo dan Dusun Sumberwangi, Desa

Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penanaman dan

pemangkasan dilakukan pada tanggal 4 – 5 November 2017. Alat yang digunakan

pada kegiatan tanam, alat yang digunakan yaitu roll meter, tali, ajir (bambu setinggi

1 m), cangkul, timba, timbangan, gunting pangkas dan sabit. Adapun bahan-bahan

yang dibutuhkan adalah bibit tanaman kopi, pupuk kandang serta pupuk anorganik

Urea dan SP36.

Hasil praktikum menunjukkan daya dukung lingkungan terhadap

pertumbuhan dan produktivitas tanaman kopi ditentukan oleh faktor biotik dan faktor

abiotik. Faktor biotik utama yang berkaitan dengan pertumbuhan tanaman kopi

adalah serangga, sedangkan cendawan merupakan faktor biotik kedua setelah

serangga. Serangan cendawan pada biji kopi dapat menyebabkan penurunan daya

kecambah, perubahan warna, bau apek, pemanasan pada biji-bijian, pembusukan,

perubahan komposisi kimia, peningkatan kadar asam lemak dan penurunan

kandungan nutrisi. Sedangkan, faktor abiotik yang terkait dengan daya dukung

lingkungan tumbuh tanaman kopi adalah curah hujan rata-rata tahunan dan rata-rata

lama bulan keringnya. Curah hujan kurang atau lebih daripada kisaran tertentu dapat

berdampak negatif terhadap pertumbuhan tanaman.

Page 5: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan

Besar Teknologi Produksi Tanaman “Penanaman dan Perawatan Tanaman Kopi

(Coffea L.)” dengan tepat waktu. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih

kepada Anggi saraswati selaku asisten kelas pada mata kuliah Teknologi Produksi

Tanaman.

Kami sangat berharap semoga laporan ini dapat berguna dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis maupun pembaca. Pada

penyusunan laporan ini kami sudah berusaha untuk bisa menyelesikan laporan ini

walaupun tersusun sangat sederhana dan masih banyak kekurangan. Sehingga

kami mengharapkan agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran.

Malang, November 2017

Penyusun

Page 6: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

RINGKASAN

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... v

1. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Tujuan ................................................................................................................ 2

2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 3

2.1 Sejarah dan Perkembangan Kopi di Indonesia ................................................ 3

2.2 Tanaman Kopi ................................................................................................... 5

2.3 Budidaya Tanaman Kopi ................................................................................... 9

3. BAHAN DAN METODE ...................................................................................... 12

3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................... 12

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................ 12

3.3 Metode ............................................................................................................. 12

3.3.1 Tanam ...................................................................................................... 12

3.3.2 Pemangkasan .......................................................................................... 13

3.3.3 Pemupukan Anorganik ............................................................................. 13

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 14

4.1 Identifikasi Umum ............................................................................................ 14

4.2 Penanaman Tanaman Kopi ............................................................................ 15

4.3 Perawatan Tanaman Kopi............................................................................... 17

4.3.1 Penyiangan .............................................................................................. 17

4.3.2 Pemangkasan .......................................................................................... 18

4.3.3 Pemupukan .............................................................................................. 18

4.4 Hubungan Faktor Lingkungan dengan Pertumbuhan Tanaman .................... 19

5. KESIMPULAN ..................................................................................................... 23

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 24

LAMPIRAN ................................................................................................................. 27

Page 7: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

iii

iii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Daun Tanaman Kopi (Herbal News Pedia, 2015) ...................................................5

2. Batang Tanaman Kopi (Oktapiyanti, 2016) ..............................................................6

3. Akar Tanaman Kopi (Oktapiyanti, 2016) ...................................................................6

4. Bunga Tanaman Kopi (Oktapiyanti, 2016) ...............................................................7

5. a. Buah Kopi b. Biji Kopi (Najiyati, 2012) ..................................................................7

Page 8: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

iv

iv

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Kebutuhan pupuk tanaman kopi ..............................................................................19

2. Log Book Kegiatan Praktikum Lapang TPT Kelompok Kopi Kelas AB ..............27

3. Tabel Data pemangkasan Tanaman Kopi ..............................................................29

4. Tabel Tinggi Tanaman dan Lebar Kanopi Tanaman Kopi....................................30

5. Tabel Data Keragaman Arthropoda di Sumbersari ...............................................31

6. Tabel Data Keragaman Arthropoda di Sumberwangi ...........................................32

7. Tabel Data Keragaman Gulma di Sumbersari .......................................................33

Page 9: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

iv

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Log Book Kegiatan Praktikum Lapang Teknologi Produksi Tanaman Komoditas

Kopi .............................................................................................................................27

2. Perhitungan Kebutuhan Pupuk ................................................................................28

3. Data pemangkasan Tanaman Kopi .........................................................................29

4. Data Tinggi Tanaman dan Lebar Kanopi Tanaman Kopi .....................................30

5. Data Keragaman Arthropoda di Sumbersari ..........................................................31

6. Data Keragaman Arthropoda di Sumberwangi ......................................................32

7. Data Keragaman Gulma di Sumbersari ..................................................................33

Page 10: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

1

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas unggulan dalam sektor

perkebunan Indonesia. Kopi secara umum dibagi menjadi dua jenis yang dihasilkan

di Indonesia, yaitu kopi robusta dan kopi arabika. Kopi jenis arabika dapat tumbuh

dengan baik didaerah yang memiliki ketinggian diatas 1.000 – 2.100 meter di atas

permukaan laut, sedangkan kopi robusta dapat tumbuh di ketinggian yang lebih

rendah daripada ketinggian penanaman kopi arabika, yaitu pada ketinggian 400-

800m di atas permukaan laut. Kopi di Indonesia memiliki luas areal perkebunan

yang mencapai 1,2 juta hektar. Dari luas areal tersebut, 96% merupakan lahan

perkebunan kopi rakyat dan sisanya 4% milik perkebunan swasta dan Pemerintah.

Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI, 2015).

Total produksi kopi di Indonesia mulai dari tahun 2011 sebesar 638.646 ton

yang kedua terbesar ada pada tahun 2012, yaitu sebesar 691.163 ton lalu setelah

tahun 2012 tingkat produksi kopi mengalami penurunan. Penurunan produksi

tersebut didasarkan oleh faktor cuaca dimana sering terjadi hujan. Namun pada

tahun 2015 Indonesia kembali mampu meningkatkan produktivitas kopinya dengan

total produksi yang mencapai 739.005 ton, jauh lebih besar daripada total produksi

kopi tahun 2012 (Kementerian Pertanian, 2015). Selain itu faktor penurunan

produksi dapat terjadi karena adanya pembaharuan pohon kopi, penggunaan pupuk

yang berlebihan pada tahun sebelumnya, kemarau panjang, atau kesalahan pada

pemotongan cabang kopi, sedangkan penurunan luas lahan dapat terjadi karena

adanya alih fungsi lahan (Indreswari, 2015).

Peningkatan produktivitas dan mutu hasil kopi dapat dilakukan dengan cara

memperhatikan teknik budidaya tanaman kopi mulai dari penanaman hingga

perawatan. Kegiatan penanaman diawali dengan pemiliahan varietas yang sesuai

dengan kondisi lahan, serta penentuan jarak tanam kopi yang disesuaikan dengan

kemiringan tanah. Pemupukan dilakukan dengan memperhatikan waktu, dosis dan

jenis pupuk serta cara pengaplikasiannya. Selain itu, perlu adanya pemangkasan

agar tanaman kopi tetap rendah sehingga mudah dalam perawatan, pembentukan

cabang-cabang produktif, mempermudah masuknya cahaya, serta mempermudah

pengendalian hama dan penyakit (Prastowo, 2010).

Page 11: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

2

2

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum Teknologi Produksi Tanaman pada komoditas kopi

adalah untuk mengetahui teknik budidaya kopi dimulai dari penanaman hingga

perawatan serta hubungan faktor lingkungan dengan pertumbuhan tanaman kopi

tersebut.

Page 12: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

3

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah dan Perkembangan Kopi di Indonesia

Sejarah kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1696 ketika Belanda membawa

kopi dari Malabar, India, ke Jawa. Mereka membudidayakan tanaman kopi tersebut

di Kedawung, sebuah perkebunan yang terletak dekat Batavia. Namun, upaya ini

gagal kerena tanaman tersebut rusak oleh gempa bumi dan banjir. Upaya kedua

dilakukan pada tahun 1699 dengan mendatangkan stek pohon kopi dari Malabar.

Pada tahun 1706 sampel kopi yang dihasilkan dari tanaman di Jawa dikirim ke

negeri Belanda untuk diteliti di Kebun Raya Amsterdam. Hasilnya sukses besar, kopi

yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik. Selanjutnya, tanaman kopi ini

dijadikan bibit bagi seluruh perkebunan yang dikembangkan di Indonesia. Belanda

pun memperluas areal budidaya kopi ke Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor dan pulau-

pulau lainnya di Indonesia. Pada tahun 1878, hampir seluruh perkebunan kopi yang

ada di Indonesia terutama di dataran rendah rusak terserang penyakit karat daun

atau Hemileia vastatrix (HV). Pada saat itu semua tanaman kopi yang ada di

Indonesia merupakan jenis arabika (Coffea arabica). Untuk menanggulanginya,

Belanda mendatangkan spesies kopi liberika (Coffea liberica) yang diperkirakan

lebih tahan terhadap penyakit karat daun. Sampai beberapa tahun lamanya, kopi

liberika menggantikan kopi arabika di perkebunan dataran rendah. Di pasar Eropa

kopi liberika saat itu dihargai sama dengan arabika. Namun, tanaman kopi liberika

juga mengalami hal yang sama, rusak terserang karat daun. Kemudian pada tahun

1907, Belanda mendatangkan spesies lain yakni kopi robusta (Coffea canephora).

Usaha kali ini berhasil, hingga saat ini perkebunan-perkebunan kopi robusta yang

ada di dataran rendah bisa bertahan. Pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1945,

seluruh perkebunan kopi Belanda yang ada di Indonesia di nasionalisasi dan sejak

itu Belanda tidak lagi menjadi pemasok kopi dunia (Nasution, 2006).

Saat ini perkembangan kopi di Indonesia terus mengalami kemajuan yang

cukup signifikan (Nuril, 2003). Beberapa daerah di Indonesia dikenal sebagai

penghasil kopi terbaik dunia. Lampung dikenal sebagai penghasil kopi terbesar di

Indonesia yang memiliki jenis kopi robusta. Di Pulau Sumatera saja misalnya banyak

jenis kopi berkualitas yang juga sudah dikenal hingga ke mancanegara. Seperti kopi

sidikalang dari Sumatera Utara, kopi mandailing dan kopi gayo dari Aceh dan

Page 13: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

4

4

sebagainya. Di Jawa misalnya juga dikenal kopi malang yang mirip dengan yang

ada di Lampung, kopi bali dan masih banyak lagi jenis kopi yang lainnya. Indonesia

sebagai negara kepulauan nusantara memiliki pesona rasa kopi nusantara yang

sangat beragam dan rasanya pun merupakan rasa yang berstandar kualitas ekspor.

Salah satu keistimewaan kopi yang ada di Indonesia, seperti kopi sumatera adalah

perawatan dan pengelolaanya dilakukan dengan sangat intensif sehingga rasa dan

aroma yang dihasilkan bisa lebih baik. Selain itu, beberapa daerah di Indonesia juga

sudah mulai mengembangkan teknik budidaya tanaman kopi secara organik. Saat

ini jenis tanaman organik yang lebih sehat ternyata lebih diminati oleh para pecinta

kopi di tingkat dunia. Hal ini merupakan cara yang dilakukan oleh para petani kopi di

Indonesia untuk mempertahankan daya jual kopi Indonesia di tingkat dunia. Kopi

nusantara yang tersebar di beberapa kawasan di Indonesia umumnya memiliki

kualitas rasa yang cukup baik. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan

negara beriklim tropis dimana tanaman kopi akan sangat cocok tumbuh di kawasan

yang beriklim tropis. Kawasan pegunungan di Indonesia dengan curah hujan yang

cukup serta penetrasi cahaya matahari yang baik dan suhu tropis yang mendukung

membuat tanaman kopi yang ada di Indonesia bisa tumbuh dengan kualitas yang

baik. Bahkan untuk jenis kopi luwak misalnya, Indonesia bahkan diakui sebagai kopi

luwak terbaik di tingkat dunia.

Tidak heran apabila kopi merupakan salah satu komoditas unggulan yang

dikembangkan di Indonesia karena tergolong di dalam kategori komoditi penting

dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Peran kopi sebagai salah satu komoditas

ekspor yang menguntungkan telah dimulai sejak masa kolonial. Pada masa kolonial,

perkebunan menjadi penopang kehidupan perekonomian yang berbasis pada

ekonomi perkebunan. Berdasarkan pangsa pasar yang terus mengalami

peningkatan, kopi tidak hanya dibudidayakan oleh pemerintah kolonial, tetapi juga

oleh rakyat (Ekadinata, 2002). Kopi merupakan salah satu jenis tanaman

perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang

lumayan tinggi. Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi

arabika dan 26% berasal dari spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu

daerah pegunungan di Etopia. Namun, kopi baru dikenal oleh masyarakat dunia

setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman di

bagian selatan Arab, melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012).

Page 14: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

5

5

2.2 Tanaman Kopi

1. Klasifikasi Tanaman Kopi

Kopi merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh dengan baik hampir di

semua tempat, kecuali pada tempat yang terlalu tinggi dengan suhu yang sangat

dingin. Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan iklim tropis

menyediakan tempat tumbuh yang baik bagi kopi. Kopi merupakan salah satu hasil

komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi diantara

tanaman perkebunan lainnya, termasuk tanaman tahunan yang bisa mencapai umur

produktif selama 20 tahun. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor penting

dari Indonesia yang berperan penting sebagai sumber devisa negara. Tanaman kopi

sendiri berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia. Tanaman kopi

termasuk dalam famili Rubiaceae yang memiliki banyak jenis, namun jenis kopi yang

dikenal secara umum antara lain Coffea arabica, Coffea robusta, dan Coffea liberica.

Menurut Andrifah (2012), Coffea sp. atau tanaman kopi ini tergolong kedalam

kingdom (Plantae), Divisi (Magnoliophyta), Kelas (Magnoliopsida), Ordo

(Gentianales), Famili (Rubiaceae), dan Genus (Coffea canephora).

2. Morfologi Tanaman Kopi

Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan yang memiliki bagian-bagian

pada tanamannya seperti daun, batang, akar, bunga, dan buah.

a) Daun

Daun kopi berbentuk bulat, ujungnya agak meruncing sampai bulat dengan

bagian pinggir yang bergelombang. Daun tumbuh pada batang, cabang dan ranting.

Menurut Panggabean (2011), daun tanaman kopi hampir memiliki karakteristik yang

sama dengan daun pada tanaman kakao yang lebar dan tipis, sehingga dalam

budidayanya memerlukan tanaman naungan. Sedangkan menurut Najiyati (2001),

daun kopi memiliki bentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing. Daun tumbuh

berhadapan pada batang, cabang, dan rantingnya-rantingnya.

Gambar 1. Daun Tanaman Kopi (Herbal News Pedia, 2015)

Page 15: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

6

6

b) Batang

Kopi merupakan tumbuhan berkayu, memiliki batang yang tumbuh tegak ke

atas, dan berwarna putih keabu-abuan. Pada batang, terdapat dua macam tunas

yaitu tunas seri (tunas reproduksi) yang selalu tumbuh searah dengan tempat

tumbuh asalnya dan tunas legitim yang hanya dapat tumbuh sekali dengan arah

tumbuh yang membentuk sudut nyata dengan tempat aslinya (Arief, 2011).

c) Akar

Tanaman kopi merupakan tanaman semak belukar berkeping dua (dikotil),

sehingga memiliki perakaran tunggang. Perakaran ini hanya dimiliki jika tanaman

kopi berasal dari bibit semai atau bibit sambung (okulasi) yang batang bawahnya

berasal dari bibit semai (Anshori, 2014). Sistem perakaran pada kopi yaitu sistem

perakaran tunggang yang tidak mudah rebah. Perakaran tanaman kopi relatif

dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat pada lapisan tanah 0-30 cm

(Najiyati, 2012).

Gambar 2. Batang Tanaman Kopi (Oktapiyanti, 2016)

Gambar 3. Akar Tanaman Kopi (Oktapiyanti, 2016)

Page 16: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

7

7

d) Bunga

Pada umumnya, tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar dua tahun.

Bunga kopi berukuran kecil, mahkota berwarna putih dan berbau harum. Kelopak

bunga berwarna hijau, bunga tersusun dalam kelompok, masing-masing terdiri dari

4-6 kuntum bunga. Tanaman kopi yang sudah cukup dewasa dan dipelihara dengan

baik dapat menghasilkan ribuan bunga. Bila bunga sudah dewasa, kelopak dan

mahkota akan membuka, kemudian segera terjadi penyerbukan. Setelah itu bunga

akan berkembang menjadi buah. Waktu yang diperlukan sejak terbentuknya bunga

hingga buah menjadi matang ± 8-11 bulan, tergantung dari jenis dan faktor

lingkungannya (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009).

e) Buah

Buah kopi mentah berwarna hijau dan ketika matang akan berubah menjadi

warna merah. Buah kopi terdiri atas daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas

tiga bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging buah (mesokarp), dan

lapisan kulit tanduk (endokarp). Kulit tanduk buah kopi memiliki tekstur agak keras

dan membungkus sepanjang biji kopi. Daging buah ketika matang mengandung

lender dan senyawa gula yang rasanya manis (Panggabean, 2011).

Gambar 4. Bunga Tanaman Kopi (Oktapiyanti, 2016)

Gambar 5. a. Buah Kopi b. Biji Kopi (Najiyati, 2012)

a b

Page 17: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

8

8

Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji tetapi ada juga buah yang

tidak menghasilkan biji atau hanya menghasilkan satu butir biji. Biji kopi terdiri atas

kulit biji dan lembaga. Secara morfologi, biji kopi berbentuk bulat telur, bertekstur

keras, dan berwarna putih kotor (Najiyati, 2012).

3. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi

Kopi adalah suatu jenis tanaman yang terdapat di daerah tropis dan subtropis

yang dapat hidup di dataran rendah dan dataran tinggi. Kondisi lingkungan tumbuh

tanaman kopi yang berpengaruh terhadap produktivitas tanaman kopi adalah tinggi

tempat dan curah hujan. Menurut Ryan (2016), faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan kopi antara lain, ketinggian tempat, curah hujan, kondisi tanah,

intensitas cahaya, dan angin agar pertumbuhan tanaman kopi bisa optimal. Secara

garis besar, di Indonesia terdapat dua jenis kopi yang keduanya tumbuh dan

berkembang secara optimal pada dua kondisi iklim yang berbeda. Kedua jenis kopi

tersebut yaitu kopi arabika untuk dataran tinggi dan kopi robusta untuk dataran

menengah sampai rendah.

Kopi arabika merupakan jenis tanaman kopi yang dapat tumbuh optimal di

dataran tinggi. Kopi arabika tumbuh baik dengan citarasa yang bermutu pada

ketinggian di atas 1000 meter dari permukaan laut. Menurut Rahardjo (2012), kopi

arabika adalah jenis tanaman dataran tinggi antara 1250-1850 meter dari

permukaan laut dengan suhu sekitar 17-21 ˚C. Kopi jenis lain yang berkembang di

Indonesia dalah kopi robusta. Kopi robusta merupakan jenis tanaman kopi yang

dapat tumbuh di daerah dataran menengah sampai rendah. Kopi robusta dapat

tumbuh optimal pada ketinggian dibawah 1000 meter dari permukaan laut. Menurut

Ryan (2016), tanaman kopi robusta tumbuh di dataran dengan ketinggian 400-700

meter di atas permukaan laut. Tanaman kopi robusta menghendaki curah hujan

2000-3000 mm per tahun.

Pada kopi, curah hujan sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman,

terutama selama proses pembungaan dan pembentukan buah. Pada umumnya,

tanaman kopi dapat tumbuh di area dengan kondisi tanah yang gembur dan subur

dengan pH sekitar 4,5-6,0. Pertumbuhan tanaman kopi dapat ditunjang dengan

penyinaran secara teratur. Tanaman kopi dapat tumbuh optimal apabaila mendapat

intensitas cahaya matahari secara langsung. Tanaman kopi termasuk tanaman yang

tidak tahan terhadap goncangan angin kencang. Selain merusak percabangan dan

Page 18: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

9

9

membuat pohon rebah, angin kencang juga meningkatkan penguapan air di

permukaan tanah dan daun yang menyebabkan tanaman mengalami kekeringan

(Anggara, 2011).

4. Jenis-jenis Tanaman Kopi

Secara umum, di Indonesia terdapat tiga jenis tanaman kopi, yaitu kopi

arabika, kopi robusta dan kopi liberika.

a) Kopi Arabika

Kopi arabika merupakan kopi dengan cita rasa paling baik. Tanaman ini

memiliki daun dengan warna hijau tua dan berombak-ombak. Kopi Arabika tidak

tahan terhadap hama dan penyakit, serta jenis tanaman kopi ini banyak terdapat di

daerah Amerika Latin, Afrika Tengah dan Timur, India serta beberapa terdapat di

Indonesia. Jenis-jenis kopi yang termasuk dalam golongan arabika adalah abesinia,

pasumah, marago dan congensis (Ningtyas, 2014).

b) Kopi Robusta

Kopi robusta merupakan kopi dengan cita rasa lebih rendah dibandingkan

dengan cita rasa kopi arabika. Hampir seluruh produksi Kopi Robusta di seluruh

dunia dihasilkan secara kering dan mengandung rasa-rasa asam dari hasil

fermentasi. Kopi Robusta memiliki kelebihan yaitu kekentalan yang lebih dan warna

yang kuat. Oleh karena itu, Kopi Robusta banyak diperlukan untuk bahan campuran

blends untuk merek-merek tertentu. Jenis-jenis kopi robusta adalah quillou, uganda

dan canephora (Ningtyas, 2014).

c) Kopi Liberika

Kopi Liberika merupakan jenis tanaman kopi yang dapat tumbuh di iklim

panas maupun basah. Jenis tanaman ini tidak menuntut tanah yang subur dan

pemeliharaan yang istimewa (Rahardjo, 2012). Kopi Liberika termasuk kopi yang

dibudidayakan dalam skala kecil. Hal ini tidak terlepas dari peran pasar internasional

yang kurang begitu berminat dengan kopi liberika. Kopi Liberika terkenal atas

resistensinya terhadap penyakit Hemiliea (Ningtyas, 2014).

2.3 Budidaya Tanaman Kopi

Dalam budidaya kopi, terdapat beberapa proses yang penting untuk

diperhatikan serta berpengaruh terhadap kualitas serta kuantitas produksi tanaman

kopi menurut Arief (2011), yakni :

Page 19: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

10

10

1. Persiapan Lahan

Kondisi lahan menjadi salah satu faktor utama yang berpengaruh dalam

budidaya tanaman tak terkecuali untuk budidaya kopi, maka penting untuk terlebih

dahulu dalam mempersiapkan lahan yang nantinya digunakan sebagai kegiatan

budidaya tanaman kopi. Persiapan lahan dilakukan dengan pembersihan lahan dari

rumput serta tumbuhan liar. Rumput maupun tumbuhan liar sebaiknya dibabat dan

hasil pembabatan tidak dibakar melainkan ditumpuk dalam satu barisan sesuai

dengan barisan tanaman kopi, hal tersebut dilakukan bertujuan agar memberikan

stok humus pada tanah.

2. Pembuatan Lubang Tanam

Dalam pembuatan lubang tanam digunakan ukuran panjang, lebar serta

kedalaman sekitar 30 cm x 30 cm x 30 cm agar memberikan pertumbuhan yang baik

bagi perakaran tanaman kopi. Jarak yang digunakan antar tanaman kopi adalah 2

hingga 3 meter. Untuk kondisi lahan yang terjal atau memiliki kondisi lahan dengan

derajat kemiringan diatas 100 sebaiknya dibuat teras serta digunakan tanaman

naungan atau pelindung untuk mencegah terjadinya longsor yang dapat

mengakibatkan kerusakan pada tanaman kopi. Agar lebih optimal, setelah lubang

tanam telah dibuat sebaiknya lubang tanam tersebut dibiarkan beberapa hari dan

kemudian diberikan pupuk kompos, hal tersebut bertujuan agar meminimalisir

adanya penyakit serta unsur berbahaya yang ada pada tanah.

3. Cara Penanaman

Penanaman tanaman kopi, dapat dilakukan dengan mengaduk kompos

dengan tanah dalam lubang kemudian membuat lubang seukuran polybag dan

masukkan bibit kopi yang akan ditanam secara hati-hati agar tanah yang berasal

dari polybag tidak pecah ataupun hancur dan pastikan agar leher akar tidak

tertanam karena mampu menghambat pertumbuhan tanaman kopi. Agar

pertumbuhan kopi dapat optimal maka sebaiknya penanaman dilakukan pada awal

musim hujan serta dilakukan penambahan kompos 0,5 kg per pohon setelah tiga

bulan penanaman.

4. Pemangkasan

Pemangkasan pada tanaman kopi bertujuan untuk mempertahankan

keseimbangan kerangka tanaman yakni dengan cara menghilangkan cabang-

cabang tidak berproduktif. Cabang tersebut meliputi cabang tua yang telah berbuah

Page 20: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

11

11

2-3 kali, cabang balik, cabang liar, cabang yang saling tindih, tunas cacing, serta

cabang yang telah terserang hama dan penyakit tanaman.

a) Pemangkasan Bentuk

Dilakukannya pemangkasan bentuk agar membentuk kerangka pohon yang

diinginkan, dimana percabangan yang ditinggalkan letaknya lebih teratur, memiliki

arah yang menyebar dan juga produktif sehingga pertumbuhan cabang dapat lebih

kuat. Pemangkasan bentuk pada tanaman kopi dapat dilakukan dua kali yakni pada

usia tanaman 8-12 bulan dan pada tanaman berusia 1-2 tahun.

b) Pemangkasan Pemeliharaan

Pada pemangkasan pemeliharaan dapat dilakukan pada tanaman kopi yang

telah berusia 2-3 tahun dimana cabang yang harus dipangkas adalah percabangan

dibawah 40 cm supaya mampu mengurangi kelembaban di sekitar tanaman,

tanaman yang memiliki ketinggian lebih dari dua meter, tunas air agar tidak

menggangu pertumbuhan tanaman, tunas baru (wiwilan).

c) Pemangkasan Produksi

Pemangkasan produksi dilakukan pada tanaman kopi yang berada dalam

keadaan sudah siap berproduksi tinggi yakni dengan usia tanaman diatas 3 tahun.

5. Pemupukan

Pemberian pupuk sangat penting untuk pertumbuhan tanaman kopi karena

mampu menambah nutrisi bagi tanaman yang bertujuan untuk peningkatan hasil

produksi, meningkatkan kemampuan tanaman untuk tahan terhadap serangan hama

serta penyakit, memperbaiki kondisi tanah serta menambah kesuburan tanaman.

Pemupukan dalam budidaya tanaman kopi dapat menggunakan pupuk

organik maupun anorganik, keduanya memiliki tujuan yang sama yakni memenuhi

kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Waktu yang tepat untuk

dilakuannya pemupukan adalah pada awal musim hujan dan pada akhir musim

hujan agar pupuk mudah diserap oleh akar tanaman dan dilakukan setelah

selesainya kegiatan pemangkasan serta dibersihkan dari rumput dan tumbuhan liar.

Dalam pemberian pupuk organik dapat menggunakan pupuk kompos, pupuk

kandang maupun pupuk organik cair (POC).

Page 21: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

12

12

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktikum Teknologi Produksi Pertanian komoditas kopi meliputi

penanaman dan perawatan yang dilakukan di lahan percobaan UB Forest Dusun

Sumbersari, Desa Tawang Argo dan Dusun Sumberwangi, Desa Donowarih,

Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penanaman dan perawatan dilakukan

pada tanggal 5 November 2017. Dusun Sumberwangi berada di ketinggian 1000-

1200 mdpl dengan suhu sekitar 20-210C. Dusun Sumbersari berada di ketinggian

1100-1300 mdpl dengan suhu sekitar 21-23oC dan curah hujan rata-rata mencapai

1500-2000 mm.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam kegiatan fieldtrip ini dibedakan berdasarkan jenis

kegiatannya. Pada kegiatan tanam, alat yang digunakan yaitu roll meter, tali, ajir

(bambu setinggi 1 m), dan cangkul. Kegiatan pemupukan anorganik digunakan alat

yaitu cangkul, timba, dan timbangan. Pada kegiatan pemangkasan digunakan

gunting pangkas dan sabit. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan

tanam yaitu bibit tanaman kopi dan pupuk kandang. Pada kegiatan pemupukan

dibutuhkan pupuk Urea, SP36 dan KCl, dan pada kegiatan pemangkasan

dibutuhkan tanaman kopi menghasilkan (TM).

3.3 Metode

Pada kegiatan filedtrip komoditas kopi terdapat beberapa metode yang

dilakukan. Adapun metode-metode tersebut adalah tanam, pemupukan pupuk

anorganik dan pemangkasan.

3.3.1 Tanam

Penanaman kopi menggunakan bibit yang sudah disemai terlebih dahulu

yang berumur sekitar 6-8 bulan dan mempunyai tinggi 30 cm. Kemudian

menetapkan titik awal untuk membuat jarak tanam dan mengatur jarak tanam

dengan pola tunggal 2,5 x 2,5 m. Lubang tanam dibuat menggunakan cangkul pada

tempat yang telah ditandai ajir dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm dengan posisi

ajir tepat berada di tengah lubang tanam. Tanah hasil galian lapisan atas (top soil)

pada kedalam 0 – 20 cm diletakkan di sebelah kanan lubang, kemudian tanah hasil

galian lapisan bawah (sub soil) pada kedalaman 20 - 40 cm tersebut diletakkan di

Page 22: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

13

13

sebelah kiri lubang. Setelah itu, tanah hasil galian lapisan atas (top soil) dicampur

dengan pupuk kandang sebanyak 1 - 2 kg atau 1 timba kecil. Kemudian tanah top

soil dimasukkan terlebih dahulu kedalam lubang tanam. Setelah lubang tanam terisi

tanah lapisan atas, lalu memasukkan tanah lapisan bawah (sub soil) pada lubang

tanam. Setelah lubang tanam terisi penuh, beri tanda ajir tepat ditengah. Selanjutnya

melepaskan bibit tanaman kopi yang sudah di siapkan dari polibagnya dengan hati-

hati sehingga akar bibit tetap terbungkus dengan tanah. Jika akar tunggang terlalu

panjang maka dapat dipotong. Lalu membuat lubang tanam dengan cangkul kecil

atau tangan sesuai dengan tanah yang membungkus akar, tepat ditengah ajir.

Kemudian meletakkan bibit dengan pangkal batang berada diatas permukaan tanah.

Setelah bibit tertanam, tanah di sekeliling bibit dipadatkan menggunakan telapak

tangan agar bibit tidak tergerus air hujan dan tidak mudah roboh. Langkah terakhir

adalah dengan meletakkan ajir dengan panjang 10 cm di sisi tanaman untuk

menandai bahwa tanaman baru di tanam.

3.3.2 Pemangkasan

Kegiatan pemangkasan dilakukan agar tanaman kopi dapat tumbuh dengan

baik dan produktif. Pemangkasan yang dilakukan yaitu pemangkasan pemeliharan.

Kemudian kopi TM yang telah dipilih dipangkas pada bagian cabang tidak produktif

menggunakan sabit atau gunting pangkas. Cabang tidak produktif meliputi tunas

air/wiwilan, tunas balik dan tunas cabang kering terserang hama/penyakit.

3.3.3 Pemupukan Anorganik

Pemupukan pada tanaman kopi diberikan pada saat pertumbuhan vegetatif

dan generatif pada tanaman kopi yang sudah menghasilkan umur diatas 4 tahun

(TM). Pemupukan di lakukan dengan memilih tanaman yang akan dipupuk terlebih

dahulu, kemudian menetapkan kriteria dan umur tanaman kopi tersebut. Pupuk yang

akan digunakan ditimbang terlebih dahulu yaitu dengan dosis pupuk: 90 kg N Ha-1

dan 72 kg P2O5 Ha-1 dengan hasil penimbangan disesuaikan dengan lahan yang

tersedia. Sebelum mengaplikasikan pupuk, daerah piringan pada tanaman kopi

dibersihkan terlebih dahulu dari gulma yang ada baru setelah itu dibuat alur

menggunakan cangkul di sekeliling piringan atau keliling kanopi kemudian pupuk

ditaburkan sesuai takaran lalu tutup dengan tanah.

Page 23: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

14

14

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Umum

Tanaman kopi merupakan golongan tanaman C3 yang tidak membutuhkan

penyinaran secara penuh. Menurut Sanger (1998) dalam Anita (2016) menyatakan

bahwa tanaman C3 membutuhkan intensitas cahaya tidak penuh supaya tanaman

dapat tumbuh dengan optimal. Fotosintesis dapat berjalan dengan baik yaitu apabila

cahaya matahari yang diterima tidak lebih dari 60% (Prawoto, 2007). Oleh

karenanya agar tanaman kopi dapat tumbuh optimal dibutuhkan tanaman naungan

untuk mengurangi intensitas cahaya langsung ke tanaman. Berdasarkan hasil

praktikum lapang yang telah dilakukan, tanaman kopi yang di tanam di Dusun

Sumbersari dan di Dusun Sumberwangi ditanam secara polikurtur dengan pohon

pinus sebagai tanaman naungan. Pohon pinus selain mampu mengurangi intensitas

cahaya langsung ke tanaman juga mampu melindungi tanah dari erosi dan mampu

menjaga kondisi air dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Guimaraes

(2014) dalam Supriadi (2015) bahwa kadar air tanah pada sistem agroforestri

tanaman kopi dengan tanaman naungan lebih tinggi dibandingkan tanaman kopi

yang ditanam secara monokultur (tanpa naungan). Menurut Supriadi (2015) juga

menyatakan bahwa penanaman kopi dengan tanaman berkayu lainnya dapat

mengurangi laju aliran permukaan dan erosi tanah. Hal ini disebabkan sistem

perakaran tanaman berkayu yang kuat membantu dalam menahan tanah. Dengan

kondisi tersebut tanah-tanah tersebut tidak akan mudah mengalami erosi.

Ketinggian merupakan salah satu faktor penting dalam penanaman kopi.

Setiap jenis kopi memiliki kriteria ketinggian yang berbeda sehingga dapat tumbuh

dengan optimal. Berdasarkan hasil praktikum lapang yang telah dilakukan, jenis kopi

yang ditanam yaitu kopi arabika. Tanaman kopi tersebut ditanam pada ketinggian

700-1000 mdpl dan 1000-1300 mdpl. Menurut AEKI (2015) Kopi arabika adalah

tanaman kopi dataran tinggi yang sesuai ditanam pada daerah dengan ketinggian

antara 1250-1850 mdpl dengan suhu udara sekitar 17-21º C. Kesesuain ketinggian

tempat dengan jenis kopi yang ditanam dapat mengoptimalkan pertumbuhan kopi.

Karena jika syarat tumbuh tanaman terpenuhi maka proses fisiologis tanaman akan

berjalan dengan normal dan produk yang dihasilkan akan maksimal.

Page 24: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

15

15

Curah hujan juga termasuk salah satu faktor penting dalam penanaman kopi

selain kesesuaian ketinggian tempat. Berdasarkan data hasil praktikum lapang

diketahui curah hujan rata-rata di Dusun Sumbersari mencapai 1500-2000 mm.

Jumlah curah hujan di kedua tempat tersebut sudah mencukupi kebutuhan curah

hujan untuk mengoptimalkan pertumbuhan kopi. Pernyataan tersebut sesuai dengan

pernyataan Kandari (2013) bahwa tanaman kopi arabika tumbuh dengan optimal

dengan curah hujan antara 1300-2000 mm.

4.2 Penanaman Tanaman Kopi

Pada Penanaman bibit kopi, kegiatan yang dilakukan adalah persiapan

bahan tanam, pembuatan lubang tanam, pencampuran pupuk kandang, dan

penanaman bibit. Penanaman bibit kopi dilakukan pada 2 lokasi yaitu pada UB

Forest dan Dsn. Sumberwangi. Pada persiapan bahan tanam, hal pertama yang

dilakukan adalah memilih bibit kopi yang sehat. Hal ini karena pemilihan bibit dapat

menentukan hasil tingkat produksi tanaman. Bibit yang digunakan pada lahan di

Dusun Sumbersari adalah jenis kopi arabika. Bibit kopi yang dipakai merupakan bibit

yang masih kedalam fase vegetative. Menurut Edi (2014) bahwa pada fase vegetatif,

karakter tinggi tanaman kopi dan diameter batang kopi dapat digunakan sebagai

kriteria seleksi untuk produksi tinggi. Hal tersebut dijelaskan oleh Alnopri (2011)

bahwa kriteria seleksi genotipe tanaman kopi berdaya hasil tinggi dapat ditempuh

melalui pendekatan morfologi tanaman kopi yang digunakan sebagai kriteria seleksi

adalah sifat batang, sifat percabangan dan sifat buah.

Bibit kopi yang digunakan pada UB forest dan Dsn. Sumberwangi

menggunakan bibit yang digunakan dari perbanyakan yang berbeda. Pada UB forest

menggunakan bibit yang berasal dari okulasi, sedangkan bibit yang digunakan pada

Dsn. Sumberwangi menggunakan bibit stek. Pada bibit yang digunakan pada UB

forest menggunakan pembibitan melalui teknik vegetatif okulasi yang memiliki

banyak keuntungan dalam peningkatan produksi, diantaranya sifatnya akan sama

dengan induknya, lebih cepat berbiji, dan hasilnya akan lebih seragam. Hal ini

diperkuat dengan pernyataan Suwandi (2012) menyatakan bahwa perbanyakan

tanaman secara okulasi dapat memperbaiki jenis – jenis tanaman yang telah

tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan diubah menjadi jenis yang dikehendaki

dan dapat mempercepat berbuahnya tanaman.

Page 25: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

16

16

Pada bibit yang digunakan pada Dusun Sumberwangi menggunakan

pembibitan melalui teknik vegetatif stek yang memiliki banyak keuntungan dalam

peningkatan produksi, diantaranya sifatnya akan sama dengan induknya, usia siap

tanam pendek dan hasilnya akan lebih seragam. Hal ini diperkuat dengan data dari

balai penelitian dan pengembangan pertanian yang menyatakan bahwa

perbanyakan tanaman secara vegetatif stek menghasilkan tanaman dengan sifat

yang sama dengan induknya, mutu yang dihasilkan seragam dan usia tanam yang

pendek (9 – 12 bulan).

Setelah memilih bibit hal yang dilakukan selanjutnya yaitu mengukur jarak

tanam, jarak tanam yang digunakan pada penanaman kopi Arabika yaitu 2,5 x 2,5

m. Hal ini sesuai dengan menurut Prastowo (2010) bahwa pada kemiringan tanah

landai (0-15%) menggunakan jarak tanam 2,5 x 2,5 m. Jarak tanam dibedakan

menurut ketinggian lahan. Semakin tinggi lahan semakin jarang dan semakin rendah

semakin banyak. Selanjutnya membersihkan seresah sebelum pembuatan lubang

tanam, hal ini digunakan agar mempermudah saat pembuatan lubang tanam.

Sehingga bagian sub soil dan top soil yang diletakkan pada sebelah kiri dan kanan

lubang tanam tidak tercampur oleh seresah. Akan tetapi, seresah yang terlalu

banyak juga akan berpengaruh pada tanaman. Menurut Anita (2014) yang

mengatakan bahwa penambahan seresah asal hutan lebih lambat terdekomposisi

dan termineralisasi. Sehingga seresah hutan tidak malah membuat tanaman

pertumbuhannya lancar malah menjadi membuat tanaman pertumbuhannya

terganggu.

Pada pembuatan lubang tanam, persiapan tanam dilakukan dimana pupuk

kandang dan tanah sub soil dicampurkan. Langkah pertama yaitu menggali lubang

dengan kedalaman 40cm x 40cm x40cm dengan rincian untuk top soil (20 cm dari

permukaan tanah) yaitu tanah pada bagian atas permukaan tanah, sub soil 20 cm

bagian bawah permukaan tanah. Pada hal ini bahwa tanah galian lubang bagian

atas sekitar 20 cm dari permukaan tanah dipisahkan dengan galian lubang 20 cm

bagian bawah (sub soil). Hal ini di sebabkan bagian top soil lebih subur daripada

bagian sub soil karena bagian top soil banyak bahan organik dan seresah. Hal ini

sesuai dengan Sitopu (2014) bahwa komposisi sub soil dengan pupuk kandang

ayam yang berimbang diharapkan dapat menjadi media tanam yang baik untuk

Page 26: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

17

17

pertumbuhan bibit kopi arabika.Tanah yang dicampur dengan pupuk kandang akan

menjadi lebih subur dan gembur.

Langkah terakhir adalah peletakan bahan tanam berupa bibit kopi dilakukan

dengan cara memasukkan tanah bagian atas (top soil) kedalam lubang meletakkan

bibit kopi kedalam lubang diatas tanah yang telah dicampurkan dengan pupuk

kandang dan kemudian menutupnya dengan tanah di bagian bawah (sub soil).

Tujuan peletakkan tanah dibalik adalah untuk menekan gulma yang tumbuh di

sekitar lubang tanam tanaman kopi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Umiyati dan

Kurniadi (2016) bahwa pembalikan tanah merupakan salah satu sistem olah tanah

sempurna dimana sistem olah tanah ini bertujuan untuk memberikan peluang bagi

biji gulma yang dorman untuk berkecambah yang kemudian gulma yang tumbuh

akibat sistem olah tanam sempurna ini dapat dengan segera dikendalikan dengan

cara pengendalian mekanis ataupun menggunakan cara pengendalian kimia berupa

aplikasi pestisida.

4.3 Perawatan Tanaman Kopi

Pada perawatan kopi dilakukan pemangkasan pemeliharaan yaitu dengan

memangkas cabang yang tidak produktif yang meliputi tunas air/wiwilan, tunas balik,

tunas cabang kering terserang penyakit dan cabang yang sejajar. Dari hasil

pengamatan 6 sampel tanaman kopi diperoleh rata-rata tunas air/wiwilan adalah 5,

rata-rata tunas balik ada 2,67, rata-rata tunas cabang kering terserang

hama/penyakit ada 2,5 dan rata-rata cabang yang sejajar ada 3,16.

Perawatan yang dilakukan di Ub Forest pada tanaman kopi yaitu berupa

penyiangan, pemangkasan dan pemupukan. Tanaman kopi adalah tanaman C3,

yang mempunyai karakter mampu berfotosintesis maksimal pada intensitas kurang

dari 100 %. Oleh karena itu tanaman kopi baik ditanam dibawah naungan, misal

tanaman pinus, lamtoro dan sengon. Keberadaan tanaman naungan pada tingkat

tertentu akan membantu mengurangi intensitas radiasi matahari yang bermanfaat

menurunkan evapotranspirasi tanaman.

4.3.1 Penyiangan

Penyiangan merupakan menghilangkan gulma yang ada di sekitar tanaman.

Penyiangan yang dilakukan di Ub Forest pada tanaman kopi bertujuan untuk

menggemburkan tanah supaya aerasi menjadi lebih baik untuk mendorong

Page 27: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

18

18

perkembangan akar tanaman yang maksimal sehingga diperoleh tanaman dengan

perakaran yang kokoh dan pertumbuhan yang optimal dan tentunya tanaman akan

lebih sehat dan menjadi tidak mudah terserang hama dan penyakit. Dan yang kedua

adalah untuk mengendalikan gulma yang tumbuh disela-sela tanaman budidaya,

dengan adanya gulma yang lebat tentunya akan menambah persaingan untuk

memperoleh unsur hara dan sinar matahari yang mengakibatkan pertumbuhan

tanaman budidaya terganggu dan bisa menurunkan produksi.

4.3.2 Pemangkasan

Pemangkasan merupakan tindakan kultur teknik berupa tindakan

Pemotongan bagian bagian tanaman yang tidak dikehendaki Seperti cabang yang

telah tua, cabang kering, dan cabang lain. Manfaat dan fungsi Pemangkasan

Umumnya adalah agar pohon tetap Rendah sehingga mudah perawatannya,

membentuk cabang-cabang produksi yang baru, mempermudah masuknya Cahaya

dan mempermudah pengendalian Hama dan Penyakit. Pangkasan juga dapat

dilakukan selama panen sambil menghilangkan cabang-cabang yang tidak produktif,

cabang liar maupun yang sudah tua. Cabang yang kurang produktif dipangkas agar

unsur hara yang diberikan dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih produktif.

Secara morfologi buah kopi akan muncul pada percabangan, oleh karena itu perlu

diperoleh cabang yang banyak. Pangkasan dilakukan bukan hanya untuk

menghasilkan cabang-cabang saja, (pertumbuhan vegetatif) tetapi juga banyak

menghasilkan buah (Prastowo, 2010).

Untuk menjadikan tanaman kopi sehat, kuat dan mempunyai keseimbangan

antara vegetative dan generative sehingga tanaman lebih produktif. Pada saat

pemangkasan yang dilakukan di Ub Forest pada tanaman kopi berumur 7 tahun

yang tergolong TM (Tanaman Menghasilkan). Pemangkasan yang dilakukan adalah

pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong

cabang tanaman yang sudah tidak produktif, yaitu tunas air atau wiwilan, tunas balik,

dan tunas cabang kering terserang hama atau penyakit.

4.3.3 Pemupukan

Pemupukan merupakan pemberian bahan yang dimaksudkan untuk

menyediakan hara bagi tanaman. Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat

atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Namun pupuk dapat juga

diberikan lewat permukaan tanaman, terutama daun. bertujuan untuk menyediakan

Page 28: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

19

19

nutrisi pada tanaman. Pada tanaman kopi, pupuk anorganik diberikan pada saat

pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman kopi yang sudah menghasilkan

umur diatas 4 tahun (TM).

Pentingnya pemupukan untuk Tanaman kopi adalah menjaga daya tahan

tanaman, meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar hasil produksi

stabil tinggi. Seperti pada tanaman lainnya pemberian pupuk harus tepat waktu,

dosis, dan jenis pupuk serta cara pemberiannya. Semuanya tergantung pada Jenis

Tanah, iklim dan umur Tanaman. Pemberian pupuk dapat diletakkan secara

melingkar disekitar akar Tanaman yang menyesuaikan dengan Lebar Kanopi

(Prastowo, 2010).

Tabel 1. Kebutuhan pupuk tanaman kopi

Tahap pertama yang dilakukan pada proses pemupukan yaitu menyiapkan

alat dan bahan, melakukan proses penyiangan gulma dan seresah di sekitar areal

tanaman. Kemudian membuat piringan berupa lubang dengan cetok untuk

penempatan pupuk yang disesuaikan dengan lebar tajuk tanaman. Setelah itu,

pupuk urea 0,125 kg/tanaman dan SP36 0,125 kg/tanaman disebar secara merata

pada alur piringan yang telah dibuat. Langkah terakhir yang dilakukan yaitu dengan

menutup alur dengan tanah. Tujuan dari pemupukan ini untuk menambah unsur

hara di dalam tanah.

4.4 Hubungan Faktor Lingkungan dengan Pertumbuhan Tanaman

Tanaman kopi arabika yang ditanam di lokasi Dusun Sumbersari memiliki

ketinggian sekitar 1100-1300 meter di atas permukaan laut (mdpl), sedangkan di

lokasi Dusun Sumberwangi memiliki ketinggian sekitar 1000-1200 meter diatas

permukaan laut (mdpl). Hal tersebut telah sesuai dengan pernyataan Nadjiyati

(2004), yang menyatakan bahwa untuk penanaman kopi arabika cenderung

Jenis Pupuk Presentase

Unsur

Kebutuhan

Pupuk

(kg/hektar)

Kebutuhan Per Tanaman

(kg/tanaman)

SP36 36 % 200 0,125

UREA 46 % 200 0,125

Page 29: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

20

20

menghendaki daerah dengan ketinggian antara 700-1700 m dpl. Ketinggian tempat

yang sesuai untuk pertumbuhan kopi Arabika berada pada sekitar 1.000 – 1.700

meter di atas permukaan laut (dpl). Jika berada pada ketinggian < 1000 meter dpl,

maka kopi Arabika akan mudah terserang penyakit Hemileia vastatrix, sedangkan

jika berada pada > 1.700 meter dpl akan mengakibatkan produksi kopi Arabika

menjadi tidak optimal karena pertumbuhan vegetatif lebih besar dari generatif (Tim

Karya Tani Mandiri, 2010).

Daya dukung lingkungan terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman

kopi ditentukan oleh faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik utama yang

berkaitan dengan pertumbuhan tanaman kopi adalah serangga, sedangkan

cendawan merupakan faktor biotik kedua setelah serangga. Serangan cendawan

pada biji kopi dapat menyebabkan penurunan daya kecambah, perubahan warna,

bau apek, pemanasan pada biji-bijian, pembusukan, perubahan komposisi kimia,

peningkatan kadar asam lemak dan penurunan kandungan nutrisi.

Sedangkan, faktor abiotik yang biasa dievaluasi terkait dengan daya dukung

lingkungan tumbuh tanaman kopi adalah curah hujan rata-rata tahunan dan rata-rata

lama bulan keringnya. Curah hujan kurang atau lebih daripada kisaran tertentu dapat

berdampak negatif terhadap pertumbuhan tanaman. Demikian pula, lama bulan

kering lebih dari pada kisaran tertentu (>3 bulan) dapat berdampak negatif atau

bahkan menyebabkan kerusakan/kematian (>5 bulan) pada pertanaman kopi. Lalu,

ada suhu dan kelembaban yang dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Suhu di lokasi

Dusun Sumbersari sekitar 21-23oC, sedangkan suhu di lokasi Dusun Sumberwangi

sekitar 20-210C. Sesuai dengan pendapat Sihombing (2011), bahwa di Indonesia

tanaman kopi Arabika cocok dikembangkan di daerah-daerah dengan suhu 15-

24ºC. Suhu yang lebih tinggi dapat merangsang pembentukan tunas dan

pertumbuhan tanaman, tetapi meningkatkan resiko serangan hama.

Sementara sifat tanah berkaitan dengan produksi kopi. Kopi dapat

berproduksi baik apabila ditanam pada tanah yang sesuai, yaitu tanah dengan

kedalaman efektif yang cukup dalam (> 100 cm), gembur, berdrainase baik, serta

cukup tersedia air, unsur hara terutama kalium (K), harus cukup tersedia bahan

organik (>3%). Sedangkan untuk kemiringan lereng akan mempengaruhi tingkat

bahaya erosi yang dihasilkan. Semakin besar % kemiringan lereng maka akan

semakin besar tingkat erosi yang dihasilkan. Hal ini perlu diperhatikan sebagai salah

Page 30: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

21

21

satu pertimbangan dalam budidaya kopi arabika. Faktor tanah yang biasa dievaluasi

terkait pertumbuhan tanaman kopi meliputi tinggi tempat, kemiringan lahan, drainasi

tanah, kondisi fisik dan kimia tanah, serta toksisitas tanahnya. Terkait dengan peran

air pada metabolisme tanaman, maka dapat dipahami bahwa ketersediaan air

sepanjang tahun, baik dalam hal volumenya maupun sebarannya, dapat

berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman (Erwiyono,

2006).

Secara alami dinamika ketersediaan air dalam lingkungan tertentu secara

makro ditentukan oleh pola curah hujan setempat, yang meliputi naik turunnya

kuantitas hujan yang turun dan sebarannya sepanjang tahun setiap tahun. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa kekurangan air oleh karena datangnya musim

kemarau panjang menyebabkan turunnya produksi kopi tahun berikutnya, kerusakan

tanaman dan dampak paling ekstrim pada kematian pertanaman kopi. tergantung

pada intensitas musim kemarau. Sebaliknya, turunnya hujan yang relatif lebat dan

terus-menerus, serta curah hujan yang lebih tinggi daripada biasanya juga dapat

berdampak pada kerusakan tanaman, khususnya mengganggu pembungaan,

pembuahan, dan pertumbuhan buah kopi, sehingga berdampak pada turunnya

produksi kopi (Erwiyono, 2006).

Selain itu, yang menentukan pertumbuhan tanaman kopi juga terdapat faktor

cahaya matahari, cahaya matahari secara keseluruhan mempengaruhi

pertumbuhan, reproduksi dan hasil tanaman. Hal tersebut dikarenakan cahaya

matahari berperan dalam proses fotosintesis tanaman. Kopi memerlukan intensitas

cahaya matahari sebesar 40% dan dengan naungan sebesar 60%. Menurut Balai

Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (BALITRI, 2012), tanaman kopi

merupakan tanaman yang membutuhkan naungan sepanjang hidupnya. Tingkat

naungan tersebut berbeda-beda sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman kopi,

pada fase pembibitan atau umur muda tingkat naungan yang dibutuhkan lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan pada fase dewasa atau fase pertumbuhan

generatif. Tingkat naungan yang tidak sesuai pada fase pembibitan akan

menghasilkan kualitas benih kopi yang rendah. Intensitas cahaya adalah jumlah

sinar matahari yang sampai pada permukaan tanaman, biasanya satuan yang

digunakan persentase, sedangkan naungan bertolak belakang dengan intensitas

cahaya, bila tingkat naungan semakin tinggi. Ditinjau dari besarnya intensitas

Page 31: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

22

22

penaungan, Staver (2001) mengemukakan bahwa pada daerah-daerah berelevasi

rendah atau pada daerah zona kering ternyata intensitas penggunaan naungan

sebesar 35-60% dapat mengurangi kerontokan daun pada saat musim kering dan

mengurangi serangan penyakit bercak daun Cercospora coffeicola dan hama

Planacoccus citri, tetapi dapat meningkatkan serangan penyakit karat daun Hemileia

vastatrix. Besarnya intensitas cahaya matahari yang optimal bagi pertumbuhan

tanaman kopi sebagai akibat dari penggunaan berbagai jenis naungan merupakan

hal yang sifatnya spesifik dan tidak dapat digeneralisasi untuk lingkungan tumbuh,

varietas, dan manajemen pengelolaan yang berbeda. Interaksi antara lingkungan

tumbuh, varietas, dan manajemen pengelolaan tanaman merupakan faktor-faktor

yang dapat menjadi pembeda dalam penggunaan berbagai jenis tanaman penaung

(Dossa, 2008).

Page 32: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

23

23

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Praktikum Teknologi Poduksi Tanaman pada komoditas kopi dilaksanakan

pada dua lokasi, yaitu di Dusun Sumbersari dan Dusun Sumberwangi. Bibit yang di

gunakan di Desa Sumbersari adalah jenis kopi arabika, sedangkan di Dusun

sumberwangi menggunakan jenis kopi arabika dengan varietas Komasti C1. Jenis

kopi ini cocok di dua lokasi penanam kopi tersebut. Kegiatan yang dilakukan di

Dusun Sumberwangi adalah penanaman, sedang di Dusun Sumbersari adalah

penanaman dan perawatan.

Kegiatan penaman diawali dengan pemilihan bibit. Bibit kopi yang dipilih

berumur 6-8 bulan dengan tinggi 30 cm. Jarak tanam yang digunakan adalah 2,5 m

x 2,5 m dengan ukuan lubang tanam 40 cm x 40 cm x 40 cm. Kemudian

memisahkan antara top soil dan sub soilnya. Perawatan tanaman kopi meliputi

kegiatan pemupukan dan pemangkasan. Pemupukan bertujuan untuk

menambahkan unsur hara bagi tanaman. Pemangkasan tanaman kopi adalah

pemangkasan pemelihaaan yang dilakukan untuk membentuk cabang produtif yang

baik. semakin tinggi jumlah gulma dan hama di lingkungan pada disekitar tanaman

kopi akan mempengaruhi petumbuhan tanaman kopi. selain itu faktor kerapatan

naungan, ketinggian tempat, dan suhu lingkungan disekitar tanaman kopi juga

mempengaruhi produktivitas tanaman kopi. Apabila proses budidaya dilakukan

dengan baik dan faktor lingkungan mendukung, maka pertumbuhan tanaman kopi

akan maksimal sehingga produktifitas serta mutu tanaman kopi akan meningkat.

Page 33: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

24

24

DAFTAR PUSTAKA

AEKI. 2015. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi di Indonesia. http://aeki.aice.org. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2017.

Alnopri, Prasetyo dan Bandi Hermawan. 2011. Idiotipe Kopi Arabika Tanaman Belum Menghasilkan Pada Lingkungan Dataran Rendah dan Menengah. Jurnal Agrovigor 4(2)ISSN 1997-5777.

Anggara, Anies., Marini dan Sri. 2011. Kopi Si Hitam Menguntungkan: Budidaya dan Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Cahaya Atma Pustaka.

Anita; Tabrani, Gunawan dan Idwar. 2016. Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Di Medium Gambut Pada Berbagai Tingkat Naungan Dan Dosis Pupuk Nitrogen. Jom Faperta 3(2): 1-9

Anshori, M. Fuad. 2014. Analisis Keragaman Morfologi Koleksi Tanaman Kopi Arabika dan Robusta Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Sukabumi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Arief, M dan Candra Wirawan. 2011. Panduan Sekolah Lapangan Budidaya Kopi Konservasi. Jakarta: Conservation International Indonesia.

BALITRI. 2012. Intensitas Cahaya pada Pembibitan Kopi. http://balitri.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal 05 November 2017.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2009. Volume dan nilai ekspor, impor Indonesia. http://Direktorat Jenderal Perkebunan.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2017.

Edi Wardiana dan Dibyo Pranowo. 2014. Seleksi Karakter Vegetatif dan Generatif Kopi Arabika melalui Penggunaan Analisis Lintasan Bertahap dan Model Persamaan Struktural. Jurnal Littri. 20(2): 77 – 86.

Ekadinata, O. 2002. Peranan Uji Citarasa dalam Pengendalian Mutu Kopi. Materi Pelatihan Uji Citarasa Kopi. Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.

Erwiyono, R., A. Wibawa., Pujiyanto dan J.B. Baon. 2006. Peranan perkebunan kopi terhadap kelestarian lingkungan dan produksi kopi: Kasus di tanah Andosol. Hal. 155-162. Dalam Wahyudi, T. et al. (Eds). Penguatan agribisnis kopi melalui peningkatan mutu, diversifikasi produk dan perluasan pasar. Simposium Kopi 2006 di Surabaya, 2-3 Agustus 2006.

Herbal News Pedia. 2015. Gambar Daun Tanaman Kopi. http://herbalnewspedia.blogspot.co.id/2015/11/khasiat-minuman-daun-kopi-kawa-daun.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2017.

Jansen, A. 2005. Plant Protection in Coffee: Recommendation for the Common Code for the Coffee Community-Initiative, Common Code for the Coffee Community. p.65.

Kandari, A. M., Safuan L. O. dan Amsil L. M. 2013. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Kopi Robusta Berdasarkan Analisis Data Iklim Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografi. Jurnal Agroteknos 3(1): 8:13

Page 34: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

25

25

Kementerian Pertanian. 2015. Basis Data Ekspor-Impor Komoditi Pertanian. http://www.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2017.

Najiyati, S dan Danarti. 2001. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Jakarta: Penebar Swadaya.

Najiyati, S dan Danarti. 2012. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. PT. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nasution, H. S. P. 2006. Prospek Tinggi Bertanam Kopi Pedoman Meningkatkan Kualitas Perkebunan Kopi. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Ningtyas, I. Perkebunan Kopi Rakyat di Jawa Timur 1920-1942. J. Avatra, e-Journal Pendidikan Sejarah. 2(1): 122-129.

Nuril, E. 2006. Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kopi. Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Indonesia.

Oktapiyanti, Mia Rifa . 2016. Gambar Akar Tanaman Kopi. http://pangapangapanga.blogspot.co.id/2016/10/klasifikasi-tanamankopi.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2017.

Oktapiyanti, Mia Rifa . 2016. Gambar Batang Tanaman Kopi. http://pangapangapanga.blogspot.co.id/2016/10/klasifikasi-tanamankopi.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2017.

Oktapiyanti, Mia Rifa . 2016. Gambar Bunga Tanaman Kopi. http://pangapangapanga.blogspot.co.id/2016/10/klasifikasi-tanamankopi.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2017.

Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan: PT. Agro Media Pustaka. p. 124-132.

Prastowo, Bambang, dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.p. 20-26.

Prawoto, A. 2007. Materi Kuliah Fisiologi Tumbuhan.Puslit Koka Indonesia. Jember

Pusat Data dan Statistik Pertanian. 2006. Statistik Perkebunan. Departemen Pertanian.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka). 2006. Pedoman Teknis Tanaman Kopi. Jember: 70 Budidaya dan Pasca Panen KOPI. p.96.

Raghuramulu, Y and R. Naidu, R. 2002. The Ochratoxin-A Contamination in Coffee and its in Food Safety Issues. http://www.indiacoffee.org/newsletter/9/ coverstory.html-16k. Diakses pada tanggal 5 November 2017.

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budi Daya Pengelolaan Kopi Arabika dan Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ryan dan Soemaro. 2016. Pengelolaan Lahan untuk Kebun Kopi. Malang: Penerbit Gunung Samudra

Saputra, E. 2008. Kopi. Yogyakarta: Harmoni.

Sitopi, Melfa Fitriani. 2014. Pengaruh Komposisi Subsoil dengan Pupuk Kandang Ayam serta Kosentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi

Page 35: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

26

26

Robusta (Coffea Robusta L.) Asal Sidikalang. Journal Agriculture Science vol.1 (4) ; 328-336

Supriadi, Handi dan Pranowo, Dibyo. Prospek Pengembangan Agroforestri Berbasis Kopi Di Indonesia. Perspektif 14(2): 135-150

Suwandi. 2012. Petunjuk Teknik Perbanyakan Tanaman Dengan Cara Sambungan. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian Bioteknologi Ban Pemuliaan Tanaman Hutan.

Yahmadi, Mudrig. 2007. Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya & Pengolahan Kopi di Indonesia. Jawa Timur: PT Bina Ilmu Offset.

Page 36: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

27

27

LAMPIRAN

Lampiran 1. Log Book Kegiatan Praktikum Lapang Teknologi Produksi Tanaman Komoditas Kopi

Tabel 2. Log Book Kegiatan Praktikum Lapang TPT Kelompok Kopi Kelas AB

No Tanggal Kegiatan Deskripsi Dokumentasi

1 5 November

2017 Penanaman

Penanaman kopi menggunakan jenis arabika

varietas Komasti C1, dengan jarak tanam 2,5 m x 2,5

m dan lubang tanam 40 x 40 x

40 cm

2 5 November

2017 Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan pada

cabang tanaman kopi TM yang tidak produktif.

3 5 November

2017 Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan membuat piringan di bawah tanaman kopi. pupuk yang digunakan yaitu Urea dan SP36.

Page 37: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

28

28

Lampiran 2. Perhitungan Kebutuhan Pupuk

a) Populasi Tanaman

b) Kebutuhan pupuk

c) Kebutuhan pupuk per petak

d) Kebutuhan pupuk per tanaman

Page 38: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

29

29

Lampiran 3. Data pemangkasan Tanaman Kopi

Tabel 3. Tabel Data pemangkasan Tanaman Kopi

Sampel

Tanaman

Kopi ke-

Identifikasi Tunas dan Cabang Jumlah

Tunas

atau

cabang

Tunas

Air

Tunas

Balik

Tunas Cabang

Kering

Terserang

Hama/

Penyakit

Pemangkasan

cabang yang

sejajar

1 1 0 1 12 14

2 0 0 2 2 4

3 0 0 2 3 5

4 4 7 3 0 7

5 13 3 7 2 25

6 12 6 0 0 18

Rata-rata 5 2 2 3 12

Page 39: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

30

30

Lampiran 4. Data Tinggi Tanaman dan Lebar Kanopi Tanaman Kopi

Tabel 4. Tabel Tinggi Tanaman dan Lebar Kanopi Tanaman Kopi

Sampel

Tanaman ke-

Tinggi Tanaman

(cm)

Lebar Kanopi

(cm)

1 165 126

2 101 133

3 141 61

4 142 290

5 118 320

6 141 280

Rata-rata 134.67 201.67

Page 40: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

31

31

Lampiran 5. Data Keragaman Arthropoda di Sumbersari

Tabel 5. Tabel Data Keragaman Arthropoda di Sumbersari

Nama Serangga

Peran Dokumentasi

Nama Lokal Nama Ilmiah

Ulat Kilan Hyposidra talaca Hama

Page 41: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

32

32

Lampiran 6. Data Keragaman Arthropoda di Sumberwangi

Tabel 6. Tabel Data Keragaman Arthropoda di Sumberwangi

Nama Serangga

Peran Dokumentasi

Nama Lokal Nama Ilmiah

Uret Lepidiota stigma Hama

Kumbang daun

Aulacophora sp. Hama

Page 42: LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …

33

33

Lampiran 7. Data Keragaman Gulma di Sumbersari

Tabel 7. Tabel Data Keragaman Gulma di Sumbersari

Nama Gulma

Dokumentasi

Nama Lokal Nama Ilmiah

Kirinyuh Cromolaena odorata