53
1 | Laporan Akhir Proyek Perubahan LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN PENGUATAN MANAJEMEN INVESTIGASI BAGI INVESTIGATOR DI KOMISI YUDISIAL RI UNTUK MENGHASILKAN HAKIM YANG BERMARTABAT, BERINTEGRITAS DAN BERETIKA DISUSUN OLEH: KOMBES. POL. EMILIA K. GINTING, SiP NDH: 26 PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLIII TAHUN 2019 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2019

LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

  • Upload
    others

  • View
    26

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

1 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

PENGUATAN MANAJEMEN INVESTIGASI BAGI INVESTIGATOR

DI KOMISI YUDISIAL RI UNTUK MENGHASILKAN HAKIM YANG

BERMARTABAT, BERINTEGRITAS DAN BERETIKA

DISUSUN OLEH:

KOMBES. POL. EMILIA K. GINTING, SiP

NDH: 26

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLIII TAHUN 2019

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA 2019

Page 2: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

2 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

proyek perubahan yang berkaitan dengan Penguatan Manajemen Investigasi Bagi

Investigator Di Komisi Yudisial RI Untuk Menghasilkan Hakim Yang Bermartabat,

Berintegritas dan Beretika sebagai tindak lanjut dalam proses Pelatihan

Kepemimpinan Nasional di Lembaga Administrasi Negara tahun 2019 merupakan

inovasi dan terobosan pada Biro Investigasi Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial

Republik Indonesia.

Gagasan proyek perubahan ini merupakan terobosan kreatif untuk dapat

menghasilan laporan hasil investigasi yang lebih baik terhadap laporan dugaan

pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim maupun penelusuran rekam

jejak hakim terhadap Calon Hakim Agung dan Calon Hakim Ad Hoc melalui

penguatan manajemen investigasi bagi investigator di Komisi Yudisial RI untuk

menghasilkan hakim yang bermartabat, berintegritas dan beretika yang

diimplementasikan pada proses Pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional

(PKN) Tingkat I. Proyek perubahan ini dijalankan sebagai langkah positif untuk

mengapresiasi adanya program dari lembaga yaitu menciptakan perdilan bersih dan

bermartabat.

Proyek perubahan ini diharapkan menjadi terobosan dan langkah maju pada

Biro Investigasi khususnya dan Komisi Yudisial pada umumnya. Semoga Tuhan

Yang Maha Esa selalu memberikan kekuatan dan bimbingan bagi kita semua untuk

memberikan karya yang terbaik bagi bangsa dan Negara.

Page 3: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

3 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………......................................................................3

EXECUTIVE SUMMARY (RINGKASAN) ……………………………………………4

BAB I GAGASAN PROYEK PERUBAHAN ……….………………………………. 7

1.1. Latar Belakang ...…………………………………………………………….... 7

1.2. Gagasan Perubahan …………………………………………………………15

1.3. Tujuan Proyek Perubahan …………………………………………………..16

1.4. Manfaart Proyek Perubahan ………………………………………………..17

1.5. Ruang Lingkup Proyek Perubahan …………….……………………….….17

1.6. Output Kunci ……………………………………………………………….....18

BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN …..……………………..……… 20

2.1. Milestones Proyek Perubahan …………………………………………….. 20

2.2. Tata Kelola Proyek ……… ……………………………………………….. . 24

2.3. Identifikasi dan Analisis Stakeholders . ………………………………….. 27

2.4. Identifikasi Potensi Kendala/Masalah Dan Strategi Mengatasinya ……. 29

2.5. Kriteria Keberhasilan………………………………………………………… 29

2.6. Faktor Kunci Keberhasilan …………………………………………………. 30

BAB III CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN………… …..……………………….. 31

3.1. Capaian Milestones………….. ………………………………………………31

3.2. Peta Keterlibatan Stakeholders ……………………………………………. 34

3.3. Kendala Yang Ditemui dan Upaya Mengatasinya ………….……………. 34

3.4. Instrumen Monitoring Dalam Pelaksanaan Proyek Perubahan…. …….. 35

BAB IV PENUTUP …………………....……… …..………………………………… 36

4.1. Kesimpulan ……….………….. …………………………………………….. 36

4.2. Rekomendasi/Saran………….. ……………………………………………. 37

LAMPIRAN JANGKA PENDEK …....……… …..………………………………… 39

LAMPIRAN JANGKA MENENGAH ……………………………………………..... 44

LAMPIRAN JANGKA PANJANG ...…………………………………………….... 52

Page 4: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

4 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

EXECUTIVE SUMMARY (RINGKASAN)

Proyek perubahan merupakan wujud tugas dalam bentuk tim atau

kepemimpinan kolaborasi pada Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I

tahun 2019 dalam mengimplementasikan sebagai pemimpin yang visioner, adaptif,

inovatif dan transformative melalui proses untuk merancang dan menerapkan atau

mengaplikasikan dalam satuan kerja melalui dinamika tugas. Sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi pada jabatan saya, maka judul gagasan proyek perubahan yang

akan di wujudkan “PENGUATAN MANAJEMEN INVESTIGATOR DI KOMISI

YUDISIAL RI UNTUK MENGHASILKAN HAKIM YANG BERMARTABAT,

BERINTEGRITAS, DAN BERETIKA”.

Berdasarkan Pasal 31 Peraturan Sekretaris Jenderal RI Nomor 4 Tahun 2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial RI (selanjutnya

Peraturan SOTK), Biro Investigasi memiliki tugas melaksanakan penyiapan

penyelenggaraan investigasi terhadap laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau

Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) secara tertutup dan penyediaan informasi rekam jejak

Calon Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc di Mahkamah Agung. Pelaksanaan tugas Biro

Investigasi dalam perkembangannya ternyata mengalami berbagai hambatan dan

kendala. Adapun hambatan dalam melakukan investigasi antara lain:

1. Waktu

2. Biaya (cost)

3. Ilmu Pengetahuan

4. Politik

5. Campur tangan pihak luar

Selain hambatan sebagai di uraikan di atas, terdapat kendala dalam

melakukan investigasi antara lain:

1. Beban kerja yang tinggi yaitu menopang dua fungsi utama Komisi Yudisial

dalam melakukan seleksi Calon Hakim Agung dan menjaga kehormatan,

keluhuran martabat serta perilaku hakim;

2. Dukungan anggaran yang kurang memadai;

3. SDM Investigator secara kuantitas maupun kualitas terbatas;

4. Wilayah tugas terlalu luas yaitu mencakup seluruh di daerah yang ada di

Indonesia.

Page 5: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

5 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

1. Subyek sasaran tugas secara kuantiatif sebanyak 8.372 orang

hakim yang terdiri dari 7.989 hakim karir dan hakim ad hoc dengan

jumlah sebanyak 283 orang baik hakim tingkat pertama, tingkat banding

hingga tingkat kasasi/peninjauan kembali1;

2. Seluruh lingkungan peradilan di invesigasi yang meliputi

lingkungan peradilan tingkat pusat yaitu Mahkamah Agung dan

lingkungan peradilan tingkat daerah (tingkat I: Kabupaten/Kota dan

tingkat II: Provinsi/Pengadilan Tinggi) yang meliputi lingkungan peradilan

umum, peradilan Agama, peradilan Tata Usaha Negara, peradilan Militer,

peradilan khusus seperti pengadilan tindak pidana korupsi, pengadilan

niaga, pengadilan hubungan industrial, pengadilan pajak, pengadilan

perikanan, dan pengadilan hak asasi manusia yang terletak di seluruh

wilayah Indonesia.

Dari permasalahan dan kendala lainnya yang ada ,perlu di lakukan

tindakan perbaikan dengan cepat yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan terhadap piranti lunak sebagai panduan dan

pedoman dalam melakukan investigasi dikarenakan Investigator di

Biro Investigasi adalah ASN Komisi Yudisial yang hanya

mendapatkan pelatihan investigasi selama 3 (tiga) bulan di Pusdik

Intel Polri Soreang;

2. Kurangnya pemahaman prinsip-prinsip investigasi yaitu

kerahasiaan/clandestein (lidik secara tertutup) yang hanya diketahui

oleh orang/user tertentu terkait informasi intelijen;

3. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dalam teknik investigasi

untuk pengumpulan bahan keterangan baik melalui investigasi

terbuka meliputi giat: wawancara terbuka, interogasi dan investigasi

tertutup meliputi giat wawancara terselubung/eliciting, pengamatan,

penggambaran, penjajakan, pembuntutan, dan penyusupan serta

cover/penyamaran;

4. Investigator dalam turun kelapangan tidak membuat manajamen

investigasi seperti UUK (unsur-unsur utama keterangan), Rengas

1 Laporan Mahkamah Agung Tahun 2016.

Page 6: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

6 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

(rencana penugasan), Bargas (penjabaran tugas) yang seharusnya

dilakukan sebelum turun kelapangan;

5. Belum meningkatnya ketrampilan investigator dalam membentuk dan

membina jaringan baik terhadap jajaran pengadilan maupun stake

holder yang terkait dalam bidang investigasi;

6. Belum meningkatnya keterampilan investigasi dalam mencari bukti

pelanggaran hakim sehingga tidak bisa sampai kepada Majelis

Kehormatan Hakim;

7. Belum adanya kebijakan dari Ketua Komisi Yudisial terkait informasi

intelijen mana saja yang bisa diberikan dan kepada siapa informasi

intelijen tersebut diberikan;

8. Belum adanya Peraturan Komisi Yudisial yang secara khusus

mengatur tentang pelaksanaan investigasi di lapangan.

Sejalan dengan kebijakan dan program pimpinan Komisi Yudisial Republik

Indonesia yang dapat menghasilan calon Hakim Agung dan Calon Hakim Ad Hoc

yang bermartabat, berintegritas dan beretika peningkatan kemampuan terhadap

personil investigator khususnya pada Biro Investigasi dirasa sangat diperlukan.

Proyek perubahan ini dalam rangka mewujudkan hakim yang bermartabat,

berintegritas dan beretika selaras dengan visi dan misi Komisi Yudisial Republik

Indonesia.

Jakarta, 20 November 2019

Project Leader

Page 7: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

7 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

BAB I

GAGASAN PROYEK PERUBAHAN

1.1 LATAR BELAKANG

“Jadilah akar jangan jadi kembang, jadilah Ontorejo jangan jadi Gatotkaca,

bergerak diam-diam dalam kegelapan, dalam jaringan yang tersamar, penuh

ketelitian dan percaya penuh kemampuan kawan seperjuangan, itulah sebaik-baik

perjuangan”

(KI Ageng Mangir)

Pengadilan adalah muara dari proses penegakan hukum. Dimana

kepastian hukum, kemanfaatan dan keadilan di pertaruhkan. Sebagai

Negara hukum, kredibilitas Negara juga terancam apabila masyarakat

pencari keadilan tidak mendapatkan perlakukan yang sama dan proses yang

adil, berimbang dan tidak adanya intervensi. Faktanya pengadilan selain

dipengaruhi oleh sistem dan budaya hukum, hasil akhirnya di tentukan oleh

sosok “wakil Tuhan” yang bernama hakim. Faktanya di Indonesia, justru

banyak hakim yang tertangkap oleh KPK ketika melakukan jual beli perkara.

Selain itu sudah jadi pengetahuan umum praktek mafia peradilan juga ikut

berpengaruh terhadap cara hakim berperilaku. Keberadaan Kode Etik dan

Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) merupakan kemajuan yang penting

untuk menjaga integritas hakim. Namun dalam proses penegakannya perlu

di kawal secara terus menerus.

Berangkat dari kesadaran tersebut maka Komisi Yudisial di bentuk

dengan cita-cita untuk mewujudkan peradilan bersih dengan menjaga

marwah hakim agar dapat dengan bebas menjaga “kebenaran dan keadilan”

di pengadilan. Amanat konstitusi secara tegas memberikan Komisi Yudisial

kewenangan untuk melakukan seleksi hakim agung dan menjaga dan

menegakkan kehormatan, keluruhan martabat serta perilaku hakim. Komisi

Yudisial menjaga hakim dari hulu sampai hilir mulai dari dari perilaku hakim

sehari-hari sampai memilih hakim agung yang berintegritas dan berkualitas.

Kehadiran KY dengan dua wewenang konstitutif yang dimilikinya diharapkan

dapat melakukan transformasi dan reformasi peradilan. Latar historis

Page 8: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

8 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

dibentuknya KY karena dimaksudkan untuk mengisi kekosongan

akuntabilitas dan check and balances dalam sistem kekuasaan kehakiman.

Sehingga diharapkan KY dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat

terhadap penegakan hukum yang berlaku.

Gejala mafia peradilan dapat di rasakan setidaknya dengan melihat

beberapa data hasil pemetaan yang dilakukan beberapa lembaga non

pemerintahan dan data lembaga pemerintahan sebagai berikut:

1. Indeks penegakan hukum (The Rule of Law Index) yang dirilis oleh World

Justice Project tahun 2016, Indonesia peringkat ke-61 dari 113 negara

yang diteliti. Tertinggal dari Ghana dan Senegal, dua negara di Afrika,

serta di bawah Malaysia dan Mongolia di kawasan Asia. Capaian itu relatif

tidak bergeser dari indeks yang sama pada tahun 2015. Indonesia

mendapatkan nilai 0,52. Nilai itu tidak bergeser dari tahun sebelumnya.

Dalam ketiadaan korupsi, yang mencakup juga peradilan bebas korupsi,

mendapatkan indeks 0,38 dan berada di peringkat ke-84 dari 113 negara.

2. Pada variabel peradilan pidana, yang mencakup juga peradilan bebas

korupsi dan imparsial, indeks Indonesia 0,38 dan berada di posisi ke-80

dari 113 negara. Di tingkat regional, tertinggal dari Vietnam dalam

variabel ketiadaan korupsi di posisi ke-67 dunia dengan indeks 0,45;

Thailand di posisi ke-61 dengan indeks 0,47; serta Filipina di peringkat

ke-56 dengan indeks 0,48. hanya mengungguli Kamboja yang berada di

posisi ke-111 dari 113 negara dengan indeks 0,24. Tahun 2015, indeks

Indonesia juga 0,52, tetapi berada pada peringkat lebih baik, yaitu ke-52

dari 102 negara.

3. Hasil kajian ICW, vonis korupsi tidak jauh beranjak dari rata-rata 2 tahun

sejak tahun 2012. Pada tahun 2013, rata-rata vonis korupsi 2 tahun 11

bulan, tahun 2014 tercatat 2 tahun 8 bulan, tahun 2015 tercatat 2 tahun 2

bulan, dan pada semester I tahun 2016 tercatat 2 tahun 1 bulan. Belum

ada solusi atas persoalan ini

4. Data Pengawasan MA sampai 27 Desember 2016 terdapat 2338

Pengaduan tentang aparat pengadilan. Jumlah sanksi disiplin yang

diberikan: 57 sanksi ringan,19 sanksi sedang, 38 sanksi berat.

Page 9: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

9 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

5. Bulan Mei Tahun 2016 Koalisi Pemantau Peradilan mengeluarkan pers

release mengenai 27 oknum peradilan (hakim dan panitera yang terjerat

kasus dan ditangani Komisi PemberantasanKorupsi (KPK).

6. Biro Investigasi sendiri memetakan setidaknya ada 36 hakim dan panitera

bermasalah yang menjadi sorotan publik (data Agustus 2016).

Data-data sebagaimana di uraikan di atas menggambarkan betapa

nyatanya ancaman mafia peradilan terhadap pengadilan selaku muara

penegak hukum dengan “hakim” sebagai figur sentralnya. Tentu tidak mudah

untuk membuktikan secara ilmiah betapa nyatanya mafia peradilan dalam

merusak sendi-sendi penegakan hukum, mengingat pihak-pihak yang terlibat

di dalamnya mengetahui betul tentang hukum serta menguasai cara

menggunakan hukum untuk melindungi kepentingannya. Terlebih lagi hakim

sebagai aktor utama dalam proses akhir penegakan hukum, untuk menjerat

dalam suatu pembuktian tindak pidana apabila diindikasikan melakukan

judicial corruption, KPK- pun harus menggunakan upaya yang extra yaitu

melalui upaya penyadapan, pembuntutan dan baru bisa di proses secara

hukum apabila hakim tersebut tertangkap tangan ketika sedang menerima

suap dari pihak berperkara. Oleh karena itu pendekatan yang sistemik di

perlukan untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan Komisi Yudisial yaitu

terciptanya “Peradilan Bersih” dan mendukung harapan Mahkamah Agung

untuk mewujudkan Peradilan yang Agung.

Komisi Yudisial dalam melakukan seleksi hakim agung dalam rangka

mendapatkan hakim agung yang berkualitas dan berintegritas tidak hanya

mengandalkan metode assesment saja namun melakukan penelusuran

rekam jejak calon. Rekam jejak calon meliputi seluruh aktifitas calon baik

secara pribadi di lingkungan rumah maupun pekerjaan untuk mengukur

integritas dan untuk mengukur profesionalisme calon dilakukan penelusuran

karya, pendidikan, pelatihan, sertifikasi, keahlian, pengalaman, kinerja serta

keyakinan profesional yang di tunjukkan dalam keseharian Calon di

lingkungan pekerjaan. Demikian juga dalam menjaga dan menegakkan

kehormatan, keluruhan martabat serta perilaku hakim tidak semata-mata

hanya menerima laporan masyarakat dan mengenalisanya berdasarkan

bukti-bukti yang disampaikan masyarakat kemudian melakukan

Page 10: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

10 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

pemeriksaan. Namun juga melakukan penelusuran informasi untuk mencari

bukti-bukti mengenai pelanggaran KEPPH baik berdasarkan laporan

maupun informasi dari masyarakat (pasif dan aktif). Proses penelusuran

rekam jejak dan penelusuran informasi mengenai pelanggaran KEPPH

tersebut dalam pasal 20 Ayat 1 huruf (c) Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2011 tentang Komisi Yudisial disebut dengan investigasi dan dilakukan

secara tertutup.

Pelaksanaan tugas dan fungsi Komisi Yudisial secara sistemik

diimplementaskan dalam bentuk program-program yang secara terukur

dapat memberikan kontribusi sebagai cerminan telah berlangsungnya

reformasi peradilan. Program-program tersebut diantaranya adalah yang

dilaksanakan Biro Investigasi yaitu penyelenggaraan penelusuran rekam

jejak hakim dan calon hakim serta penyelenggaraan pendalaman kasus atas

dugaan pelanggaran KEPPH. Program-program tersebut kemudian oleh Biro

Investigasi dijabarkan dalam bentuk kegiatan investigasi yaitu investigasi

penelusuran rekam jejak hakim dan calon hakim, investigasi pendalaman

kasus, investigasi profiling pengadilan, dan investigasi deteksi dini. Intisari

pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut pada dasarnya adalah proses

pengumpulan bahan keterangan dengan menggunakan teknik dan taktik

investigasi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam

mengambil keputusan terkait:

1. Proses seleksi Calon Hakim Agung berupa penyediaan informasi rekam

jejak Calon Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc Di Mahkamah Agung

2. Proses penanganan laporan masyarakat mengenai dugaan pelanggaran

Kode etik dan Pedoman Perilaku Hakim berupa investigasi terhadap

dugaan pelanggaran KEPPH secara tertutup.

3. Bahan kebijakan dan strategi lembaga dalam rangka menjaga dan

menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim

melalui kegiatan investigasi deteksi dini.

Pelaksanaan investigasi tersebut berdasarkan pasal 31 jo pasal 32

Peraturan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial RI Nomor 04 Tahun 2012

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial RI

dilaksanakan oleh Biro Investigasi dengan tugas melaksanakan penyiapan

Page 11: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

11 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

penyelenggaraan investigasi terhadap laporan dugaan pelanggaran Kode

Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim secara tertutup dan penyediaan

informasi rekam jejak Calon Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc di Mahmakah

Agung. Pelaksanaan tugas Biro Investigasi dalam perkembangannya

ternyata mengalami berbagai hambatan dan kendala. Adapun hambatan

dalam melakukan investigasi antara lain:

1. Waktu

Analis kekurangan sumber daya waktu, sehingga hanya melakukan

sebagian kegiatan investigasi. Biasanya waktu berhubungan dengan

masalah biaya.

2. Biaya (cost)

Seringkali biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan lamanya waktu

untuk kegiatan investigasi sehingga manajemen akan memberikan

batas biaya.

3. Ilmu Pengetahuan

Manajer sistem informasi cenderung menggunakan analis junior yang

belum memiliki keahlian teknik atau pengetahuan yang cukup. Sehingga

akan berdampak dari hasil investigasi yang diharapkan mendalam,

matang atau lengkap.

4. Politik

Manajemen atau pihak tertentu mungkin menyebarkan isu-isu yang

tujuannya menghambat kegiatan investigasi.

5. Campur tangan

Terdapat pihak-pihak yang berusaha campur tangan atau mengatur

dalam kegiatan investigasi sehingga akan mengganggu atau

menimbulkan kekacauan.

Selain hambatan sebagai di uraikan di atas, terdapat kendala dalam

melakukan investigasi antara lain:

1. Beban kerja yang tinggi yaitu menopang dua fungsi utama Komisi

Yudisial dalam melakukan seleksi Calon Hakim Agung dan menjaga

kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim;

2. Dukungan anggaran yang kurang memadai;

3. SDM Investigator secara kuantitas maupun kualitas terbatas;

Page 12: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

12 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

4. Wilayah tugas terlalu luas yaitu mencakup seluruh di daerah yang ada di

Indonesia.

5. Subyek sasaran tugas secara kuantiatif sebanyak 8.372 orang hakim

yang terdiri dari 7.989 hakim karir dan hakim ad hoc dengan jumlah

sebanyak 283 orang baik hakim tingkat pertama, tingkat banding hingga

tingkat kasasi/peninjauan kembali2;

6. Seluruh lingkungan peradilan di invesigasi yang meliputi lingkungan

peradilan tingkat pusat yaitu Mahkamah Agung dan lingkungan peradilan

tingkat daerah (tingkat I: Kabupaten/Kota dan tingkat II:

Provinsi/Pengadilan Tinggi) yang meliputi lingkungan peradilan umum,

peradilan Agama, peradilan Tata Usaha Negara, peradilan Militer,

peradilan khusus seperti pengadilan tindak pidana korupsi, pengadilan

niaga, pengadilan hubungan industrial, pengadilan pajak, pengadilan

perikanan, dan pengadilan hak asasi manusia yang terletak di seluruh

wilayah Indonesia.

Selain hambatan dan kendala tersebut ada beberapa permasalahan

lain yang perlu di lakukan tindakan perbaikan dengan cepat yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan terhadap piranti lunak sebagai panduan dan

pedoman dalam melakukan investigasi dikarenakan Investigator di Biro

Investigasi adalah ASN Komisi Yudisial yang hanya mendapatkan

pelatihan investigasi selama 3 (tiga) bulan di Pusdik Intel Polri Soreang;

2. Kurangnya pemahaman prinsip-prinsip investigasi yaitu

kerahasiaan/clandestein (lidik secara tertutup) yang hanya diketahui oleh

orang/user tertentu terkait informasi intelijen;

3. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dalam teknik investigasi untuk

pengumpulan bahan keterangan baik melalui investigasi terbuka meliputi

giat: wawancara terbuka, interogasi dan investigasi tertutup meliputi giat

wawancara terselubung/eliciting, pengamatan, penggambaran,

penjajakan, pembuntutan, dan penyusupan serta cover/penyamaran;

4. Investigator dalam turun kelapangan tidak membuat manajamen

investigasi seperti UUK (unsur-unsur utama keterangan), Rengas

2 Laporan Mahkamah Agung Tahun 2016.

Page 13: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

13 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

(rencana penugasan), Bargas (penjabaran tugas) yang seharusnya

dilakukan sebelum turun kelapangan;

5. Belum meningkatnya ketrampilan investigator dalam membentuk dan

membina jaringan baik terhadap jajaran pengadilan maupun stake holder

yang terkait dalam bidang investigasi;

6. Belum meningkatnya keterampilan investigasi dalam mencari bukti

pelanggaran hakim sehingga tidak bisa sampai kepada Majelis

Kehormatan Hakim;

7. Belum adanya kebijakan dari Ketua Komisi Yudisial terkait informasi

intelijen mana saja yang bisa diberikan dan kepada siapa informasi

intelijen tersebut diberikan;

8. Belum adanya Peraturan Komisi Yudisial yang secara khusus mengatur

tentang pelaksanaan investigasi di lapangan.

Hambatan, kendala, dan permasalahan sebagaimana di uraikan di

atas menimbulkan dampak terhadap Biro Investigasi, Komisi Yudisial bahkan

masyarakat pencari keadilan yaitu:

1. Tidak cukup kuatnya hasil investigasi yang dilakukan terhadap hakim-

hakim yang dilaporkan khususnya terkait dugaan pelanggaran perilaku

murni, sehingga laporan hasil investigasi tidak dapat dijadikan sebagai

rekomendasi/saran untuk ditindaklanjuti dengan penanganan hasil

investigasi ke Biro Pengawasan Perilaku Hakim;

2. Tidak cukup kuatnya bukti-bukti yang diperoleh dilapangan dari hasil

investigasi terhadap dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman

Perilaku Hakim yang dilakukan oleh hakim-hakim berdasarkan laporan

masyarakat maupun inisiatif berdasarkan informasi yang diperoleh. Hal ini

menyebabkan banyak laporan masyarakat serta informasi yang ditangani

oleh Komisi Yudisial dinyatakan ditutup dikarenakan tidak terbukti adanya

pelanggaran yang dilakukan oleh hakim;

3. Masyarakat mencari keadilan akan semakin pesimis terhadap kinerja

Komisi Yudisial karena hakim yang dianggap melanggar kode etik dan

pedoman perilaku hakim (KEPPH) masih saja tetap bersidang di

pengadilan dan tidak diberikan sanksi apapun;

4. Kinerja Biro Investigasi khususnya bisa menjadi buruk dan eksistensinya

kurang dirasakan oleh Komisi Yudisial secara umum.

Page 14: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

14 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

5. Tidak efektifnya dan efesiensinya proses investigasi dilapangan

dikarenakan belum adanya aturan yang secara jelas mengatur

mekanisme koordinasi dengan unit-unit yang ada di internal Komisi

Yudisial maupun unit-unit yang ada di luar Komisi Yudisial.

Bahkan yang paling mendasar berdampak pada budaya kerja

pelaksanaan kegiatan investigasi yang seolah-olah seperti “pemadam

kebakaran” dimana begitu ada kejadian atau peristiwa baru dilakukan

tindakan. Berdasarkan hal tersebut untuk mencapai tujuan yang ingin

dicapai oleh Biro Investigasi yaitu untuk mencapai “tersedianya informasi

yang cepat, akurat, dan akuntabel sebagai bahan pertimbangan pimpinan

Komisi Yudisial dalam pengambilan kebijakan”, maka perlu dilakukan

perubahan dengan menitik beratkan pada area manajemen investigasi yaitu

suatu cara terencana, terkoordinasi dan teruji untuk memaksimalkan suatu

efisiensi dan produktivitas dalam melaporkan serta menginvestigasikan

bermacam-macam kasus. Adapun peta kondisi saat ini, kondisi yang

diharapkan dan inovasi yang akan dilakukan sebagai berikut:

Kondisi saat ini Kondisi yang di

harapkan Inovasi

1) Kurangnya

pengetahuan

terhadap piranti lunak

sebagai panduan dan

pedoman dalam

melakukan

investigasi;

2) Belum meningkatnya

kemampuan

investigator dalam

membentuk dan

membina jaringan

baik terhadap jajaran

pengadilan maupun

stakeholder yang

1) Pengetahuan LIDIK

Investigator

meningkat

2) Ketrampilan/skill

LIDIK meningkat

3) Sikap mental kinerja

dan perilaku personil

Investigator

meningkat;

4) Produk hasil

investigasi meningkat;

5) Jaringan Investigasi

bertambah banyak

1) Melakukan pelatihan

investigasi dengan

menggunakan

sasaran nyata

(pelatihan dengan

BIN);

2) Proses MOU dan PKS

dengan DUKCAPIL;

3) Menjadi KATIM harus

melalui Tes Uji

Kompetensi

Operasional maupun

pengetahuan LIDIK;

Page 15: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

15 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

terkait dalam bidang

investigasi;

3) Belum meningkatnya

ketrampilan

investigator dalam

mencari bukti-bukti

pelanggaran hakim

sehingga tidak bisa

sampai kepada

sidang MKH;

4) Belum adanya

kebijakan dari Ketua

KY terkait informasi

intelijen mana saja

yang bisa diberikan

dan kepada siapa

informasi intelijen

tersebut diberikan.

4) LIDIK mengutamakan

Deteksi aksi yaitu

DENI, PENI, CENI.

1.2. GAGASAN PERUBAHAN

Berdasarkan latar belakang di atas, gagasan perubahan yang diusulkan

reformer adalah “Penguatan Manajemen Investigasi Bagi Investigator Komisi

Yudisial RI Untuk Menghasilkan Hakim Yang Bermartabat dan Beretika”. Hal ini

merupakan strategi penguatan Biro Investigasi dengan menitikberatkan pada

peningkatan kompetensi SDM dengan kerjasama kolaboratif melalui pelatihan

dengan BIN, peningkatan kualitas database investigasi dengan kerjasama

kolaboratif dengan Dirjen Dukcapil, peningkatan kualitas jaringan dengan

kerjasama kolabiratif dengan masyarakat dan stake holder terkait pengadilan serta

penguatan kebijakan terkait dengan investigasi melalui pemetaan dan

pembaharuan peralatan khusus investigasi dan pengembangan metode

penyelidikan yang mengutamakan deteksi dini, penindakan dini dan cegah dini.

Page 16: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

16 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

1.3. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN

A. Jangka Pendek

1. Membangun dan menumbuhkan komitmen adanya semua unsur pejabat

dan ASN untuk melakukan perubahan.

2. Meningkatkan nilai-nilai kepatuhan dan kedisplinan investigator agar

kemampuan investigasinya meningkat..

B. Jangka Menengah

1. Menghasilkan produk investigasi dihasilkan secara cepat, akurat dan

tajam seperti KIRKA (Perkiraan Keadaan) yang dapat digunakan pada

saat penelusuran rekam jejak seleksi Calon Hakim Agung.

2. Menggalang kerjasama dan sinergitas dengan masyarakat pencari

keadilan dan lingkungan pengadilan sebanyakbanyaknya melalui

pembentukan jaringan (Tukjar) dan pembinaan jaringan (Binjar) serta

penggalangan.

3. Melakukan updating peralatan alsus (alat khusus) investigasi sehingga

mengikuti perkembangan teknologi dalam mendukung peningkatan

kemampuan investigasi para investigator.

4. Kerjasama/kolaboratip antara Biro Investigasi dengan stakeholder

internal maupun eksternal yang berkompeten dengan tupoksi Biro

Investigasi diantaranya Dukcapil, BIN, Polri, BPN, KPK, Angkatan Darat)

meningkat .

C. Jangka Panjang

1. Membuat dan melahirkan kebijakan yang ditandatangani oleh Ketua

Komisi Yudisial terkait kerjasama/kolaborasi antara Biro Investigasi

dengan stakeholder internal maupun eksternal yang berhubungan

dengan seleksi Hakim agung dan informasi intelijen yang dapat diberikan

kepada para komisioner.

2. Mendorong investigator pada Biro Investigasi agar mampu melaksanakan

investigasi deteksi aksi (deteksi dini peringatan dini serta cegah dini) guna

meminimalisir terjadinya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh para

hakim,

Page 17: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

17 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

3. Mendorong investigator pada Biro Investigasi agar dapat mengumpulkan

bukti bukti adanya pelangaran hakim secara cepat, tepat dan akurat

sehingga bukti-bukti tersebut dapat dijadikan bukti yang kuat dalam

pemberian rekomendasi sanksi terhadap hakim yang di diproses pada

sidang Majelis Kehormatan Hakim.

1.4. MANFAAT PROYEK PERUBAHAN

A. Internal

1. Komisi Yudisial khususnya Biro Investigasi yang efektif memiliki

kemampuan investigasi secara handal guna mendapatkan bukti-bukti

yang kuat dilapangan dalam rangka memenuhi kebutuhan Calon Hakim

Agung yang bermartabat dan beretika.

2. Kemampuan dan teknik investigator dalam melaksanakan tugas

investigasi dapat lebih meningkat guna menghadapi berbagai

permasalahan pelaksanaan tugas investigasi dilapangan yang menjadi

tupoksi Biro Investigasi.

B. Eksternal

1. Menjadikan keberadaan Komisi Yudisial RI sebagai lembaga negara yang

berkompeten menghasilkan Calon Hakim Agung yang berintegritas,

bermartabat dan beretika.

2. Terjalinnya kerjasama yang baik dan kolaboratif antara Komisi Yudisial

dengan kementerian dan lembaga lain yang merupakan stakeholder

eksternal.

1.5. RUANG LINGKUP PROYEK PERUBAHAN

1. Mapping kondisi kemampuan personil investigator Biro Investigasi Komisi

Yudisial saat ini

2. Memberikan arahan secara jelas tentang pentingnya koordinasi yang kuat

dengan unit-unit yang ada di internal dan eksternal Komisi Yudisial

Page 18: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

18 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

3. Peningkatan kualitas personil investigator melalui pola pendidikan/pelatihan

peningkatan kemampuan tingkat lanjutan di Badan Intelijen Negara (BIN)

4. Peningkatan kinerja investigasi dengan pembinaan dan pengembangan

informan/jejaring Komisi Yudisial yang ada di daerah.

5. Pembaharuan SOP tentang peraturan-peraturan yang menyangkut kinerja

investigasi di Komisi Yudisial sesuai dengan bisnis proses yang ada.

6. Peraturan Komisi Yudisial / Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial tentang

Investigasi sesuai dengan bisnis proses yang ada.

7. Kondisi kemampuan personil investigasi Komisi Yudisial sesuai dengan yang

diharapkan pada saat setelah dilakukan proyek perubahan ini.

8. Melakukan sinergi antar Lembaga dan K/L untuk menyusun MOU dan PKS.

Dengan demikian diharapkan akan terwujudnya personil investigasi pada Biro

Investigasi Komisi Yudisial yang profesional dan handal sehinga dapat menghasilan

hasil investigasi yang dapat dijadikan sebagai salah satu bahan dalam mengambil

kebijakan pimpinan Komisi Yudisial dalam pemberian rekomendasi sanksi dan

penguatan kelembagaan secara khusus.

1.6. OUTPUT KUNCI / KEY PROJECT DELIVERABLES

NO. INDIKATOR OUTPUT

1. Kondisi kemampuan personil investigator Biro Investigasi Komisi Yudisial saat ini

Mapping kondisi kemampuan personil investigator Biro Investigasi Komisi Yudisial saat ini yaitu kemampuan (individu skill) dalam kegiatan investigasi baik dalam kegiatan operasional investigasi dilapangan maupun dalam kegiatan administrasi.

2. Memberikan arahan secara jelas tentang pentingnya koordinasi yang kuat dengan unit-unit yang ada di internal dan eksternal Komisi Yudisial

Memberikan arahan secara jelas tentang pentingnya koordinasi yang dengan unit-unit yang ada di internal dan eksternal Komisi Yudisial. Bagimana membangun hubungan dengan unit-unit yang ada sehinga dapat memudahkan penggalian informasi atas dasar kepercayaan satu sama lain.

Page 19: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

19 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

3. Peningkatan kualitas personil investigasi melalui pola pendidikan/pelatihan peningkatan kemampuan tingkat lanjutan di Badan Intelijen Negara (BIN).

Pola pembinaan dan peningkatan kualitas personil investigasi melalui pola keikut sertaan pendiikan/pelatihan peningkatan kemampuan investigasi lanjutan yang diselenggaran oleh Badan Intelijen Negara (BIN) pada bulan November 2019 mendatang.

4. Peningkatan kinerja investigasi dengan pembinaan dan pengembangan informan/jejaring Komisi Yudisial yang ada di daerah

Melakukan pembinaan dan pengembangan informan/jejaring Komisi Yudisial yang ada di daerah dalam rangka penguatan kinerja investigasi dilapangan dalam mendapatkan sumber keterangan dan informasi di daerah

5. Pembaharuan SOP tentang peraturan-peraturan yang menyangkut kinerja investigasi di Komisi Yudisial sesuai dengan bisnis proses yang ada.

Melakukan review dan pembaruan terhadap SOP tentang peraturan-peraturan yang menyangkut kinerja investigasi baik di Biro Investigasi sendiri maupun di unit-unit yang terkait dengan tupoksi investigasi sesuai dengan dengan instrumen pengembangan binis proses Komisi Yudsial lima tahun kedepan.

6. Penyusunan peraturan Komisi Yudisial / Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial tentang Investigasi sesuai dengan bisnis proses yang ada.

Peraturan Komisi Yudisial/Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial secara khusus yang mengatur tentang tugas dan fungsi investigasi dan unit-unit terkait dari sisi administrasi dan teknisnya, sehingga tugas dan fungsi investigasi dapat diperkuat secara kelembagaan.

7. Kondisi kemampuan personil investigasi Komisi Yudisial sesuai dengan yang diharapkan pada saat setelah dilakukan proyek perubahan ini

Terwujudnya personil investigasi pada Biro Investigasi Komisi Yudisial yang profesional sehingga hasil penelusuran rekam jejaknya dapat menghasilkan Calon Hakim Agung yang berintegritas, profesional dan beretika.

Page 20: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

20 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

BAB II

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

2.1 MILESTONES PROYEK PERUBAHAN

A. JANGKA PENDEK

No Tahapan Utama Output

Waktu

Minggu Bulan

A. Jangka Pendek

1. Membentuk TIM Pokja proyek

perubahan yang solid

Rencana kerja dan

pembagian tugas di

internal KY

Minggu III Agustus

2. Koordinasi dengan

stakeholders internal dalam

upaya membentuk

persamaan pemahaman

tentang proper yang

dilakukan

Kesepakatan

bersama dan

kerjasama tim pokja

yang ditandatangani

oleh Sekjen dalam

bentuk SK

Minggu IV Agustus

3. Melakukan pendataan thd

investigator dlm langkah

meningkatkan kemampuan

dalam profesionalisme

investigator

Data para

investigator

Minggu I September

4.

Melakukan analisa hasil

menelusuran rekam jejak

seleksi Calon Hakim Agung

dan pendalaman kasus

secara cepat, akurat dan

tajam dlm bentuk produk

investigasi Telaahan

Telaahan Minggu II September

Page 21: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

21 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

5. Melakukan kerjasama dan

sinergitas dengan

masyarakat pencari keadilan

dan lingkungan pengadilan

sebanyakbanyaknya melalui

pembentukan jaringan

(Tukjar) dan pembinaan

jaringan (Binjar) serta

penggalangan.

Laporan Penugasan

Tukbinjar

Minggu II Oktober

6. Melakukan koordinasi

dengan Badan Intelegen

Negara dlm rangka

kerjasama pelatihan

investigator KY dgn BIN

Hasil Kordinasi

antara KY- BIN

Minggu IV Oktober

7. Mendata alat Khusus yang

dimiliki Biro Investigasi KY

Alsus yang dimiliki

Biro Investigasi

Minggu I November

8. Melakukan Petatihan

Investigator di BIN

Pelatihan

investigator KY di

BIN

Minggu II -

IV

November

B. JANGKA MENENGAH

No. Tahapan Utama Output

Waktu

Minggu Bulan

B. Jangka Menengah

1. Melakukan updating

peralatan alsus (alat khusus)

untuk meningkatkan

kemampuan investigasi para

investigator.

Alsus terkini Minggu I Desember

2019

Page 22: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

22 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

2. Menyusun Pedoman bagi

Investigator dalam melakukan

Pendalaman Kasus.

Pedoman

investigator dalam

pelaksanaan

Pendalaman Kasus

Minggu III Desember

2019

3. Kerjasama/kolaboratip antara

Biro Investigasi dengan

stakeholder internal maupun

ekseternal yang berkompeten

dengan tupoksi Biro

Investigasi.

Pembahasan

MOU/PKS Dukcapil

dan kesepakatan

kerjasama

Minggu I –

Minggu IV

Januari

2020

4. Penandatanganan MOU

antara Ketua KY dengan

Mendagridan

PenandatangananPKS

antara Sekjen KY dengan

Dirjen Dukcapil

MoU dan PKS Minggu I –

Minggu II

Juni 2020

5. Menyiapkan bahan tes

kompetensi bagi investigator

untuk menjadi Ketua Tim

Bahan Tes

Kompetensi

Minggu I Februari

2020

C. JANGKA PANJANG

No. Tahapan Utama Output

Waktu (2021)

Minggu Bulan

C. Jangka Panjang ( Januari

2020- Desember 2020)

1. Sosialisasi Pedoman

Investigator Pendalaman Kasus

Sosialisasi

Pedoman

Investigator

Pendalaman

Kasus

Minggu I Januari

2020

Page 23: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

23 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

2. Merancang & melahirkan

Kebijakan yg ditandatangani

oleh Ketua KY terkait

pelaksanaan investigasi dlm

penelusuran rekam jejak CHA &

pendalaman kasus.

Draft peraturan

investigasi yg

disetujui oleh

Komisioner

Kepala Bidang

Investigasi.

Minggu I - IV Februari

2020

3. Mendorong Investigator pada

Biro Investigasi agar

melaksanakan investigasi

deteksi aksi (deteksi dini

peringatan dini serta cegah

dini) guna meminimalisir

terjadinya pelanggaran kode

etik yang dilakukan oleh para

hakim,

Modus operandi

pelanggaran

KEPPH sesuai

dengan teknik dan

taktik investigasi

Desember

2020 – Mei

2021

4. Mendorong Investigator pd Biro

Investigasi untuk dapat

mengumpulkan bukti bukti

adanya pelangaran hakim scr

cepat, tepat & akurat shg bukti-

bukti tsb dpt dijadikan bukti

yang kuat dlm pemberian

rekomendasi sanksi thdp hakim

yg di proses pd sidang MKH.

Bukti-bukti otentik

pelanggaran

KEPPH

Minggu IV –

Minggu II

Juli 2021

Page 24: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

24 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

2.2 TATA KELOLA PROYEK

No Jabatan Nama Tugas

1 Pengarah Tubagus

Rismunandar Ruhijat

Pengarah Proyek

2. Mentor KMS A. Roni Pembimbing Proyek

3 Project Leader Emilia K.Ginting Pemimpin Proyek

4 Bagian

Ketatausahaan

1) Asri Puspitasari

2) Dewi Masyitha

1) Menyusun konsep Surat

Undangan Rapat;

2) Menyusun konsep Surat

Kordinasi dengan

Lembaga/Kementerian terkait;

3) Menyusun notulensi;

4) Menyusun draf Keputusan

Sekretaris Jenderal terkait Tim

Proyek Perubahan;

5) Mendokumentasikan seluruh

kegiatan pelaksanaan Proyek

Perubahan;

6) Menyusun jadwal kegiatan

pelaksanaan Proyek

Perubahan;

7) Fasilitasi penyelenggaraan

diskusi/rapat/pertemuan antar

stakeholder.

5 Bagian

Perubahan

Mental dan

Perilaku

1) Jukaider Istunta

2) Afifi

3) Daniel Trienta

Tarigan

4) Andika Pratama

5) Fitriya Wulansari

1) Menyusun desain perubahan

mental dan perilaku yang

diselaraskan dengan Pokja

Manajemen Perubahan

Reformasi Birokrasi Sekretariat

Jenderal Komisi Yudisial;

Page 25: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

25 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

6) Anggie Destya

Ranie

2) Menyusun konsep kebijakan

sistem yang mengedepankan

aspek akuntabilitas dan

profesionalitas;

3) Fasilitasi pelatihan investigator

KY.

6 Bagian Teknik

dan Taktik

Investigasi

1) Rachmawati

Octiviani

2) Praverli Bandoro E

3) M. Ananda S.A.B.

4) Narwanto

5) Nur Agus Susanto

6) Indra Purnama

7) Herbert Matta

Davin

8) Taufiq Adi

Sunarko

1) Melakukan pemetaan data

kompetensi investigator dalam

melakukan investigasi;

2) Melakukan pembentukan

jaringan dan pembinaan

jaringan serta penggalangan;

3) Melakukan pendataan

peralatan khusus untuk

meningkatkan kemampuan

investigasi oleh investigator.

7 Bagian Analisa

dan Evaluasi

1) Berthine S.

Soediono

2) Hendro Sukmono

3) Sahru Ifanudin

4) Didik Hadi

Prayitno

5) Emry Hasudungan

6) Nurasti Parlina

1) Melakukan

analisa/Kirka/telaahan hasil

penelusuran rekam jejak dan

pendalaman kasus secara

cepat, akurat, dan tajam;

2) Menyusun konsep kebijakan

dalam bentuk draf Peraturan

Komisi Yudisial terkait

manajemen investigasi.

3) Melakukan

analisa/Kirka/telaahan hasil

penelusuran rekam jejak dan

pendalaman kasus secara

cepat, akurat, dan tajam;

Page 26: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

26 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

4) Menyusun konsep kebijakan

dalam bentuk draf Peraturan

Komisi Yudisial terkait

manajemen investigasi.

Gambar 1. Organisasi dan Tata Kelola Proyek Perubahan

Page 27: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

27 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

2.3. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS STAKEHOLDERS

INTERNAL EKSTERNAL

• KETUA KY mendukung

sepenuhnya dan memberikan

arahan/masukan terlaksananya

proyek perubahan bagi

investigator di Komisi Yudisial

• Biro BRAP, Pusat Analisis dan

Layanan Informasi, Biro RENKI,

Biro Umum (hubla)

• Koordinasi dan sinergitas

penyusunan kebijakan peraturan

ketua KY terkait investigasi

• Biro umum melalui penghubung

KY di daerah

• POLRI

• Dukcapil Kemendagri (Proses

penandatanganan MOU dan

PKS)

• KPK

• BIN

• BPN (Kepala Pusat Data dan

infromasi pertanahan)

• Informasi/ Jejaring KY/ Informan

KY RI

• Kadilmiltama

ANALISA STAKEHOLDERS

Gambar 2. Peta dan analisis stakeholders pada saat proses perancangan

Page 28: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

28 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Gambar 3. Peta dan analisis stakeholders pada saat realisasi

Page 29: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

29 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

2.4. IDENTIFIKASI POTENSI KENDALA / MASALAH DAN STRATEGI MENGATASINYA

POTENSI MASALAH STRATEGI MENGATASI

• Pihak yang dilibatkan dalam Tim

adalah pejabat/pelaksana di unit

kerja/Biro lain yang mempunyai

tugas pokok masing-masing.

• Penyelenggara diklat (BIN) yang

mempunyai agenda yang padat

• Padatnya kegiatan pejabat yang

berwenang menandatangani

MoU dan PKS

• Banyaknya kegiatan para

Komisioner/Ketua, Wakil Ketua

dan Anggota Komisi Yudisial

untuk pelaksanaan Pleno

pembahasan Draf Peraturan

Ketua Komisi Yudisial tentang

Investigasi

• Ditetapkan Keputusan

Sekretaris Jenderal tentang Tim

Penguatan Manajemen

Investigasi Di Komisi Yudisial

Untuk Menghasilkan Hakim

Yang Bermartabat, Berintegritas

dan Beretika.

• Koordinasi intensif antara Setjen

KY dengan pihak BIN.

• Koordinasi intensif baik dengan

Kemendagri, Ditjen Dukcapil dan

Bagian terkait di Setjend KY.

• Diskusi intensif dengan Anggota

Komisioner/Ketua Bidang

Investigasi dan Tim.

2.5. KRITERIA KEBERHASILAN

1. Pelaksanaan giat jangka pendek, menengah dan panjang tercapai.

2. Tersusunnya SOP internal BI dan eksternal MOU dengan dukcapil

3. Terjalinnya kolaboratif stakeholders internal dan eksternal

4. Tersusunnya draft kebijakan peraturan ketua KY

5. Kebijakan peraturan ketua KY ditandatangani oleh ketua KY

Page 30: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

30 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

2.6. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

1) Dukungan stakeholder internal dan eksternal dalam penguatan manajemen

investigasi bagi investigator ky untuk menghasilkan hakim bermartabat dan

berintegritas

2) Komitmen antara pengadilan militer, KPK, dan Polri untuk mendukung

Bersama turun ke lapangan dalam rangka melakukan lidik

3) Koordinasi antara satuan terkait di bidang Investigasi

Page 31: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

31 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

BAB III

CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN

3.1 CAPAIAN MILESTONES

No. Tahapan Utama Output Rencana Realisasi Status

A. Jangka Pendek

1. Membentuk TIM Pokja proyek perubahan yang solid

Rencana kerja dan pembagian tugas di internal KY

Minggu III Agustus 2019

19 Agustus 2019

Sesuai dgn target waktu yg ditetapkan

2. Koordinasi dengan stakeholders internal dalam upaya membentuk persamaan pemahaman tentang proper yang dilakukan

Kesepakatan bersama dan kerjasama tim pokja yang ditandatangani oleh Sekjen dalam bentuk SK

Minggu IV Agustus 2019

16 September 2019

Tidak sesuai dengan target waktu yg ditetapkan karena Sekjen menjalankan ibadah haji, tetapi ditetapkan Surat Perintah.

3. Melakukan pendataan thd investigator dlm langkah meningkatkan kemampuan dalam profesionalisme investigator

Data para investigator

Minggu I September 2019

5 September 2019

Sesuai target waktu yg ditetapkan

4. Melakukan analisa hasil menelusuran rekam jejak seleksi Calon Hakim Agung dan pendalaman kasus secara cepat, akurat dan tajam dlm bentuk produk investigasi Telaahan

Telaahan Minggu II September 2019

4 Oktober 2019

Tidak sesuai dengan target waktu yg ditetapkan karena kendala teknis di unit kerja yang lain.

Page 32: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

32 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

5. Melakukan kerjasama dan sinergitas dengan masyarakat pencari keadilan dan lingkungan pengadilan sebanyakbanyaknya melalui pembentukan jaringan (Tukjar) dan pembinaan jaringan (Binjar) serta penggalangan.

Laporan Penugasan Tukbinjar

Minggu II Oktober 2019

19 Oktober 2019

Lebih cepat dari target waktu yg ditetapkan

6. Melakukan koordinasi dengan Badan Intelegen Negara dlm rangka kerjasama pelatihan investigator KY dgn BIN

Hasil Kordinasi antara KY- BIN

Minggu IV Oktober 2019

29 Oktober 2019

Sesuai target waktu ygng ditetapkan

7 Mendata alat Khusus yang dimiliki Biro Investigasi KY

Alsus yang dimiliki Biro Investigasi

Minggu I November 2019

6 November 2019

Lebih cepat dari target waktu yg ditetapkan

8 Melakukan Petatihan Investigator di BIN

Pelatihan investigator KY di BIN

Minggu II - IV November 2019

20 Nov 2019

Lebih cepat dari target waktu yg ditetapkan

No. Tahapan Utama Output Rencana Realisasi status

B. Jangka Menengah

1. Melakukan updating peralatan alsus (alat khusus) untuk meningkatkan kemampuan investigasi para investigator.

Alsus terkini Minggu I Desember 2019

15 Nov 2019

Sesuai dgn target waktu yg ditetapkan

2. Menyusun Pedoman bagi Investigator dalam melakukan Pendalaman Kasus.

Pedoman investigator dalam pelaksanaan Pendalaman Kasus

Minggu III Desember 2019

17 Oktober Lebih cepat dari target waktu yg ditetapkan

3. Kerjasama/kolaboratip antara Biro Investigasi dengan stakeholder internal maupun ekseternal yang berkompeten dengan tupoksi Biro Investigasi.

Pembahasan MOU/PKS Dukcapil dan kesepakatan kerjasama

Minggu I – Minggu IV Januari 2020

30 September 2019

Lebih cepat dari target waktu yg ditetapkan

Page 33: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

33 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

4. Penandatanganan MOU antara Ketua KY dengan Mendagridan PenandatangananPKS antara Sekjen KY dengan Dirjen Dukcapil

MoU dan PKS

Minggu I – Minggu II Juni 2020

17 Oktober 2019

Lebih cepat dari target waktu yg ditetapkan

5. Menyiapkan bahan tes kompetensi bagi investigator untuk menjadi Ketua Tim

Bahan Tes Kompetensi

Minggu I Februari 2020

12 November 2019

Lebih cepat dari target waktu yg ditetapkan

No. Tahapan Utama Output Rencana Realisasi Status

C. Jangka Panjang ( Januari 2020- Desember 2020)

1. Merancang & melahirkan Kebijakan yg ditandatangani oleh Ketua KY terkait pelaksanaan investigasi dlm penelusuran rekam jejak CHA & pendalaman kasus.

Draft peraturan investigasi yg disetujui oleh Komisioner Kepala Bidang Investigasi.

Desember 2020 – Mei 2021

4 Nov 2019 Lebih cepat dari target waktu yg ditetapkan

2. Sosialisasi Pedoman Investigator Pendalaman Kasus

Sosialisasi Pedoman Investigator Pendalaman Kasus

Minggu I Januari 2020

12 Nov 2019 Lebih cepat dari target waktu yg ditetapkan

Page 34: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

34 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

3.2 PETA KETERLIBATAN STAKE HOLDERS

3.3. KENDALA YANG DITEMUI DAN UPAYA MENGATASI

Beberapa kendala baik internal maupun eksternal dalam pelaksanaan proyek

perubahan ini telah diidentifikasi sejak awal, secara umum tidak terdapat kendala

yang berarti dan lebih kepada masalah teknis atau non substantif beberapa

diantaranya sebagai berikut :

1. Padatnya kegiatan pejabat yang berwenang menandatangani MoU antara

Ketua Komisi Yudisial dengan Menteri Dalam Negeri, serta pejabat yang

berwenang menandatangani Perjanjian Kerja Sama antara Sekretaris

Jenderal Komisi Yudisial dengan Direktur Jenderal Kependudukan dan

Catatan Sipil, sehingga sulit menyesuaikan waktu untuk dilakukan

penandatanganan secara ceremony.

2. Banyaknya kegiatan para Komisioner/Ketua, Wakil Ketua dan Anggota

Komisi Yudisial untuk pelaksanaan Pleno pembahasan Draf Peraturan Ketua

Komisi Yudisial tentang Investigasi, sehingga belum di tetapkan.

Page 35: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

35 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Langkah-langkah untuk merespon kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

proyek perubahan ini diantaranya adalah :

1. Melakukan komunikasi secara intensif dengan para stakeholders untuk

mendapatkan jadwal kegiatan dari masing-masing stakeholders guna

menyesuaikan waktu pelaksanaan rapat kordinasi pelaksanaan Diklat dan

pembahasan Draf MOU dan Draf PKS serta draf Peraturan Komisi Yudisial,

sehingga rapat kordinasi dapat terlaksana dengan lancar dan mencapai

tujuan yang diharapkan.

2. Penandatanganan MOU dan Perjanjian Kerjasama tidak dilakukan dengan

cara ceremony, melainkan dilakukan dengan cara desk to desk kepada

pejabat yang berwenang menandatangani baik di KY maupun di

Kemendagri.

3.4. INSTRUMEN MONITORING DALAM PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

1. Kegiatan monitoring dilaksanakan melalui pertemuan secara berkala dengan

para anggota Tim pelaksana proyek perubahan, sehingga menghasilkan

produk berupa MoU yang telah ditanda tangani oleh Mendagri dan Ketua

Komisi Yudisial, Perjanjian Kerjasama yang telah ditanda tangani oleh

Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial dan Direktur Jenderal Kependudukan

dan Catatan Sipil, serta Draf Peraturan Komisi Yudisial yang telah disetujui

Komisioner/Kepala Bidang Investigasi.

2. Mekanisme monitoring yang sudah berjalan telah cukup efektif, yang secara

umum pada tahapan utama proses pelaksanaan proyek perubahan dapat

dilaksanakan dengan baik dengan kriteria tercapainya hampir semua

perencanaan kegiatan dapat diselesaikan lebih cepat dari terget yang

ditetapkan

Page 36: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

36 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1. Bahwa pelaksanaan proyek perubahan untuk penguatan manajemen investigasi

dalam rangka meningkatkan kualitas hasil investigasi yang sampai ke Majelis

Kehormatan Hakim untuk menghasilkan hakim yang bermartabat dan beretika

mampu dilaksanakan sesuai dengan target dengan capaian sebagai berikut:

a. Capaian jangka pendek secara keseluruhan terealisasi antara lain:

1) Terbentuknya Tim Proyek Perubahan yang solid dengan rencana kerja

dan pembagian tugas di internal Komisi Yudisial;

2) Terlaksananya koordinasi dengan stakeholder internal Komisi Yudisial

dalam rangka persamaan pemahaman tentang proyek perubahan yang

dilakukan yang dikuatkan dengan Surat Perintah sekretaris Jenderal

Komisi Yudisial;

3) Tersedianya data para investigator;

4) Tersedianya telaahan investigasi berupa analisa hasil penelusuran rekam

jejak seleksi Calon Hakim Agung dan pendalaman kasus;

5) Terlaksananya pembentukan jaringan (Tukjar) dan pembinaan jaringan

(Binjar) serta penggalangan;

6) Terlaksananya koordinasi dengan Badan Intelijen Negara dlm rangka

kerjasama pelatihan investigator KY dgn BIN dan terlaksananya pelatihan

Investigator Komisi Yudisial di BIN;

7) Tersedianya data alat khusus Investigasi;

b. Capaian jangka menengah secara keseluruhan terealisasi antara lain:

1) Tersedianya data peralatan khusus investigasi yang perlu diperbaharui

beserta spesifikasi berdasarkan teknologi terbaru;

2) Tersedianya Pedoman Investigator dalam melaksanakan Pendalaman

lmikasus

3) Terlaksananya Pembahasan MOU/PKS Dukcapil dan kesepakatan

kerjasama dengan Komisi Yudisial;

4) Penandatanganan MOU antara Ketua KY dengan Mendagri dan

Penandatanganan PKS antara Sekjen KY dengan Dirjen Dukcapil;

5) Tersedianya bahan tes kompetensi bagi investigator untuk menjadi Ketua

Tim

Page 37: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

37 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

c. Beberapa capaian jangka panjang terealisasi antara lain:

1) Tersedianya Draft peraturan manajemen investigasi yg disetujui oleh

Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi (Komisioner yang

membidangi Investigasi).

2) Terlaksananya Sosialisasi Pedoman Investigator dalam melakukan

Pendalaman Kasus.

2. Bahwa pelaksanaan proyek perubahan mendapatkan dukungan positif dari stake

holder internal dan eksternal beberapa diantaranya:

a. Stake holder internal

1) Ketua Komisi Yudisal

2) Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi

3) Sekretaris Jenderal

4) Biro Investigasi beserta jajaran

b. Stake holder eksternal

1) Wakapolri

2) Wakil Ketua MA Bidang Non Yudisial

3) Kepala Badan Pengawasan MA

4) Dirjen Dukcapil

5) Kepala Pengadilan Militer Utama

6) KPK

7) Kepala Pusat Pendidikan BIN

8) BPN

9) PPATK

4.2 REKOMENDASI/SARAN

Dalam rangka menjamin keberlangsungan proyek perubahan yang telah berjalan baik

ini agar dapat menunjukkan kinerja optimal, serta sasaran jangka panjang yang belum

tercapai maka direkomendasikan hal sebagai berikut:

1) Secara periodic melakukan koordinasi dan komunikasi dengan para stake holders

internal dan eksternal;

2) Melakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan dalam rangkaian pelaksanaan

kegiatan proyek perubahan sampai target capaian jangka panjang tercapai;

3) Penyusunan instrumen pelaksanaan metode detekasi aksi berupa deteksi dini,

penindakan dini dan cegah dini;

Page 38: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

38 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

4) Penyusunan instrument pelaksanaan pengumpulan bukti-bukti pelanggaran

KEPPH dan instumen monitoring terhadap bukti-bukti yang telah dikumpulkan

termasuk terkait dengan penilaian kualitas bukti-bukti tersebut;

5) Untuk lebih mempercepat internalisasi peningkatan kualitas manajemen

investigasi, perlu dipertimbangkan untuk memberikan promosi terhadap

investigator berprestasi.

Page 39: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

39 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Page 40: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

40 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Waktu Kegiatan Output Evidences

Melaporkan rencana proyek perubahan kepada Kepala Biro Pengawasan Perilaku Hakim selaku Mentor pada saat off kampus pertama untuk konsultasi rencana proper

Untuk mendapatkan arahan dan petunjuk dari Mentor tentang strategi rencana proyek perubahan

Judul atau gagasan rencana proyek perubahan yang akan dilakukan pada Biro Investigasi

Dokumentasi

Page 41: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

41 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Waktu Kegiatan Output Evidences

19 Agustus 2019

Membentuk TIM Pokja proyek perubahan yang solid

Rencana kerja dan pembagian tugas di internal KY

Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial Tentang Tim Penguatan Manajemen Investigasi Di Komisi Yudisial Untuk Menghasilkan Hakim Yang Bermartabat, Berintegritas dan Beretika

Dokumentasi

Page 42: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

42 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Waktu Kegiatan Output Evidences

1. 16 September 2019

Melakukan Koordinasi dengan stakeholder internal Ibu Sukma Violetta Selaku Ketua Bidang Investigasi dan Pengawasan Hakim

Persetujuan dan dukungan terhadap rencana proyek perubahan

Lembar persetujuan

2. 18 September 2019

Melakukan koordinasi dengan stakeholder internal Bp. K.M.S. A. Ronni selaku Kepala Biro Pengawasan Perilaku Hakim sekaligus Plt. Kepala Biro Perencanaan dan Kepatuhan Internal

Persetujuan dan dukungan terhadap rencana proyek perubahan

Lembar persetujuan

3. 19 September 2019

Melakukan koordinasi dengan stakeholder internal Bp. Arie Sudihar selaku Kepala Biro Rekrutmen, Advokasi dan Peningkatan Kapasitas Hakim sekaligus Kepala Biro Umum

Persetujuan dan dukungan terhadap rencana proyek perubahan

Lembar persetujuan

Dokumentasi

Page 43: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

43 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Waktu Kegiatan Output Evidences

29 Oktober 2019

Melakukan koordinasi dengan Badan Intelegen Negara dlm rangka kerjasama pelatihan investigator KY dgn BIN

Hasil Kordinasi antara KY- BIN

Surat perjanjian kerjasama pelatihan investigator antara Komisi Yudisial dengan BIN

20 – 29 November 2019

Melakukan Pelatihan Investigator di BIN

Pelatihan Investigator di BIN

Foto Pembukaan pelatihan investigator di BIN oleh Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial

Dokumentasi

Page 44: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

44 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Page 45: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

45 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Kegiatan Jangka Menengah yang dilaksanakan pada Jangka Pendek

Waktu Kegiatan Output Evidences

19 September 2019

Koordinasi dengan stakeholder Eksternal BPN (Kabid. Bimbingan dan Penerapan Kompetensi Simtanas) terkait proyek perubahan

Hasil pembahasan antara Komisi Yudisial dengan BPN terkait mekanisme permintaan data harta kekayaan Calon hakim Agung dan Calon Hakim Ad Hoc

Foto-foto

Dokumentasi

Page 46: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

46 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Waktu Kegiatan Output Evidences

23 September 2019

Koordinasi dengan stakeholder Eksternal PPATK Bp. Rinardi selaku Sekretaris Utama, terkait proyek perubahan

Hasil pembahasan antara Komisi Yudisial dengan BPN terkait mekanisme permintaan data transaksi keuangan Calon Hakim Agung dan Calon Hakim Ad Hoc

Foto-foto

Dokumentasi

Page 47: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

47 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Waktu Kegiatan Output Evidences

30 September 2019

Kerjasama/kolaboratip antara Biro Investigasi dengan stakeholder internal maupun ekseternal yang berkompeten dengan tupoksi Biro Investigasi.

Pembahasan MOU/PKS Dukcapil dan kesepakatan kerjasama

Perjanjian Kerjasama antara Komisi Yudisial dengan Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri

Dokumentasi

Page 48: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

48 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Waktu Kegiatan Output Evidences

9 Oktober 2019

Koordinasi dengan Wakapolri Bp. Komjen Ari Dono terkait proyek perubahan

Pembahasan terkait mekanisme kerjasama investigasi bersama antara Komisi Yudisial dengan kepolisian

Foto-foto

Dokumentasi

Page 49: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

49 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Waktu Kegiatan Output Evidences

25 Oktober 2019

Koordinasi dengan Kadilmiltama Bp. Mayjen TNI Agus Dhani MD., S.H. terkait proyek perubahan

Pembahasan terkait mekanisme penanganan pelanggaran yang dilakukan oleh hakim-hakim militer

Foto-foto

Dokumentasi

Page 50: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

50 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Waktu Kegiatan Output Evidences

29 Oktober 2019

Penandatanganan MOU antara Ketua KY dengan Mendagri dan Penandatanganan PKS antara Sekjen KY dengan Dirjen Dukcapil

MOU dan PKS yang sudah ditandatangani oleh Ketua Komisi Yudisial dan Menteri Dalam Negeri

MOU dan PKS yang sudah ditandatangani oleh Ketua Komisi Yudisial dan Menteri Dalam Negeri

Dokumentasi

Page 51: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

51 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Waktu Kegiatan Output Evidences

30 Oktober 2019

Menyusun Pedoman bagi Investigator dalam melakukan Pendalaman Kasus

Pedoman investigator dalam pelaksanaan Pendalaman Kasus

Pedoman investigator dalam pelaksanaan Pendalaman Kasus

Dokumentasi

Page 52: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

52 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Page 53: LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN

53 | L a p o r a n A k h i r P r o y e k P e r u b a h a n

Kegiatan Jangka Panjang yang dilaksanakan pada Jangka Pendek

Waktu Kegiatan Output Evidences

4 Nov 2019

Merancang & melahirkan Kebijakan yg ditandatangani oleh Ketua KY terkait pelaksanaan investigasi dlm penelusuran rekam jejak CHA & pendalaman kasus.

Draft peraturan investigasi yg disetujui oleh Komisioner Kepala Bidang Investigasi.

Draft Peraturan Investigasi

Dokumentasi