Upload
virgian-rahmanda
View
82
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sistem Informasi Geografis
Citation preview
LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Laporan Sistem Informasi Geografis)
Oleh :
Virgian Rahmanda
125051054
LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Oleh
Virgian Rahmanda
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum mengenai pengolahan data Sistem Informasi
Geografis di Labratorium Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas
Lampung. praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengenal tentang sistem
informasi geografis beserta data-data geografis berupa atribut , spasial serta data-
data lainya. Selain itu praktikan juga dapat memahami cara kerja penginstalan
Arcview dan Global Mapper, kemudian memahami komponen-komponen SIG
serta penggunaanya dalam aplikasi bidang Geofisika. Data pengolahan mencakup
data spasial dan atribut yang melingkupi daerah bandar lampung berupa data
polygon luasan kecamatan yang ada di bandar lampung. Berdasarkan pada data
tersebut serta atribut-atribut lain, praktikan mencoba mambuat sebuah sistem
Informasi Geografis dengan judul Titik potensi banjir di Wilayah bandar
lampung. Dalam pengolahan data raster dan atribut, praktikan menggunakan dua
macam software,yakni ArcView GIS 3.3 dan Global Mapper dengan referensi
peta geologi. ArcView GIS merupakan salah satu perangkat lunak dekstop Sistem
Informasi Geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI, dan
Global Mapper merupakan salah satu softwere yang biasa digunakan dalam
mengolah data perpetaan dan sistem informasi geografis d e n g a n e k s p o r t
f o r m a t raster.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................
B. Tujuan Percobaan....................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Informasi Geografis.................................
B. Global Mapper.....................................................................
C. ArcView GIS........................................................................
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan....................................................................
B. Langkah-langkah kerja..........................................................
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Praktikum.........................................................................
B. Pembahasan...............................................................................
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1
2
3
4
6
8
9
10
11
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Informasi Geografis (Geographical Information System) adalah
sistem informasi yang dirancang untuk mengerjakan data spasial atau data
geografis. Sistem informasi merupakan sistem yang terdiri atas subsistem
masukan data, penyimpanan data, pengolahan data. Serta tayangan
keluarannya atau hasilnya. Informasi tentang permukaan bumi, telah berabad-
abad disajikan dalam bentuk peta. Peta yang dibuat mulai dari kulit hewan
sampai dengan peta yang dibuat secara digital, semuanya menyajikan data
geografis dalam bentuk gambar-gambar atau coretan-coretan. Peta umum
menggambarkan topografi suatu daerah atau batas-batas administrasinya
suatu wilayah atau negara, sementara peta tematik secara khusus
menampilkan distribusi keruangan, kenampakan-kenampakan khusus, seperti
geologi, geomorfologi, tanah, vegetasi, sumber daya alam atau kondisi sosial
ekonomi suatu wilayah atau daerah. Kesemuanya yang tersaji dalam bentuk
peta adalah data atau informasi yang tidak hanya tentang permukaan bumi,
namun juga dapat menggambarkan distribusi sosial ekonomi suatu
masyarakat, seperti: peta kemiskinan, peta kependudukan, peta desa
tertinggal, dan sebagainya namun, dalam hal ini pengaplikasian Sistem
Informasi Geografis lebih pada bidang kegeofisikaan.
Berdasarkan hal tersebut diatas praktikum yang dilakukan salah satunya
dilakukan untuk lebih memahami cara pembutan Sistem Informasi Geografis
terhadap data-data yang telah tersedia. Dalam praktikum ini data yang
tersedia berupa data rastter kecamatan polygon yang ada di bandar lampung
sehingga menjadi Sebuah sistem informasi geografis sehingga perlu
ditambahkan data-data atribut yang lainya yang prosesnya akan dibahas pada
praktikum ini. Mengingat pentingnya praktikum mengenai cara pembuatan
sistem informasi geografis dan software-software pembutanya, maka
dilakukanlah praktikum ini.
B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari Praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengenal
tentang sistem informasi geografis beserta data-data geografis berupa atribut ,
spasial serta data-data lainya. Selain itu praktikan juga dapat memahami cara
kerja penginstalan Arcview dan Global Mapper, kemudian memahami
komponen-komponen SIG serta penggunaanya dalam aplikasi bidang
Geofisika
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (Geographical Information System) adalah
sistem informasi yang dirancang untuk mengerjakan data spasial atau data
geografis. Sistem informasi merupakan sistem yang terdiri atas subsistem
masukan data, penyimpanan data, pengolahan data. Serta tayangan
keluarannya atau hasilnya. Informasi tentang permukaan bumi, telah berabad-
abad disajikan dalam bentuk peta. Peta yang dibuat mulai dari kulit hewan
sampai dengan peta yang dibuat secara digital, semuanya menyajikan data
geografis dalam bentuk gambar-gambar atau coretan-coretan. Peta umum
menggambarkan topografi suatu daerah atau batas-batas administrasinya suatu
wilayah atau negara, sementara peta tematik secara khusus menampilkan
distribusi keruangan, kenampakan-kenampakan khusus, seperti geologi,
geomorfologi, tanah, vegetasi, sumber daya alam atau kondisi sosial ekonomi
suatu wilayah atau daerah. Kesemuanya yang tersaji dalam bentuk peta adalah
data atau informasi yang tidak hanya tentang permukaan bumi, namun juga
dapat menggambarkan distribusi sosial ekonomi suatu masyarakat, seperti:
peta kemiskinan, peta kependudukan, peta desa tertinggal, dan sebagainya.
Sistem informasi geografi (SIG) merupakan suatu sistem yang digunakan
untuk memanipulasi, mengolah, menyimpan data informasi geografis.
Dengan menggunakan SIG ini kekomplekan bentuk permukaan bumi akan
diintrerpretasikan kedalam bentuk gambar yang sangat sederhana dan
mudah untuk digunakan. dalam pengolahannya, SIG memerlukan data
asupan (data input) yang berupa data geografis. Data geografis terbagi
kedalam dua katagori, yakni data spasial dan data atribut. Data spasial
mempresentasikan posisi atau letak geografis suatu objek di permukaan
bumi, sedangkan data atribut adalah data yang mendeskripsikan atau
penjelasan dari suatu objek. Data atribut dapat berupa informasi numerik, foto,
narasi, dan lain sebagainya. Data spasial yang dihasilkan diataranya oleh
sistem pengindraan jauh, terbagi kedalam dua format data; data berformat
Vektor dan data berformat Raster. Dalam tulisan ini akan banyak disinggung
mengenai karakteristik dan tipe dari data Raster serta perbedaanya dengan
data Vektor (Sumunar, 2012).
B. Global Mapper
Global Mapper adalah salah satu perangkat lunak yang cukup populer sering
digunakan oleh kalangan praktisi GIS (geographics information system) atau
orang-orang yang berkecimpung di bidang pemetaan. Salah satu keistimewaan
program ini adalah kompatibilitasnya dengan banyak sekali format file.
Sehingga dapat digunakan oleh banyak orang dari latar belakang pengetahuan
perangkat lunak lain yang berbeda-beda.
Global Mapper® dari Intermap lebih dari sekadar alat penayang yang
menampilkan arsiran, elevasi, atau kumpulan data vektor yang paling populer:
Perangkat ini juga dapat mengkonversi, mengedit, mencetak, melacak GPS,
dan memungkinkan Anda menerapkan fungsi SIG pada kumpulan data Anda
dalam satu paket perangkat lunak berbiaya rendah dan mudah
digunakan. Global Mapper® versi baru, rilis 6, mampu menampilkan elevasi
data dalam 3D sesungguhnya.
File data Anda dapat di-upload sebagai lapisan. Misalnya, Model Elevasi
Digital (DEM), dapat di-upload dengan peta topografis yang dipindai, untuk
menciptakan tampilan 3D pada peta. Citra udara digital dapat diletakkan di atas
permukaan bersama dengan vektor kontur untuk menciptakan gambar yang
menakjubkan dan informatif. Hasilnya dapat dicetak, atau area kerja dapat
diekspor ke citra arsiran resolusi tinggi untuk digunakan dalam presentasi atau
laporan. Global Mapper® bukan sekadar perangkat serbaguna, namun
memiliki fungsi built-in untuk perhitungan jarak dan area, pembauran arsir dan
penyesuaian kontras, melihat elevasi, dan perhitungan garis pandang, serta
kemampuan tingkat lanjut seperti rektifikasi citra, pembuatan kontur dari data
permukaan, analisis tampilan arah aliran dari data permukaan, serta triangulasi
dan melakukan gridding data titik 3D. Tugas berulang dapat diselesaikan
dengan menggunakan fungsi bahasa script yang built-in atau konversi batch
secara menyeluruh (Kristanto, 2011).
Global Mapper menyediakan cara mudah memindahkan data spasial
(yang telah ditambahkan sebagai layer) berdasarkan koordinat atau
berdasarkan jarak dan sudut tertentu. Dalam pemindahan data, hampir
seluruh tipe format data spasial ke lokasi geografis yang baru di Global
Mapper, baik raster maupun vektor. Serta dapat memindahkan citra satelit,
data DEM, shapefile, DWG, DXF dsb dengan menggunakan tool yang sama,
dan proses yang relatif lebih cepat untuk file berukuran besar (Sumarjono,
2007).
Keuntungan Global Mapper®
1. Melakukan perhitungan jarak dan luas dengan akurat, pembauran arsir dan
penyesuaian kontras, melihat elevasi, dan perhitungan garis pandang untuk
memaksimalkan presisi.
2. Secara rutin menghemat waktu yang dihabiskan untuk melakukan tugas
berulang dengan menggunakan fungsi bahasa script yang built-in dan
konversi batch secara menyeluruh.
3. Dengan cepat mendigitalkan fitur vektor baru, mengedit fitur yang sudah
ada, dan dengan mudah menyimpannya ke format ekspor yang didukung.
4. Dengan mudah melacak setiap perangkat GPS yang kompatibel yang
terhubung ke port serial komputer Anda melalui data apa pun yang di-
upload, menandai waypoint tanpa sambungan, serta merekam log
pelacakan.
5. Dalam sekejap menetapkan interval kontur untuk setiap kombinasi data
elevasi dengan fitur pembuat kontur tingkat lanjut.
6. Secara otomatis melakukan triangulasi dan grid kumpulan data titik 3D
untuk mengkonversi contoh kumpulan elevasi menjadi kumpulan data
yang sepenuhnya di-grid.
7. Dengan cepat menyimpan isi layar menjadi file BMP, JPG, PNG, atau
(Geo) TIFF, yang dapat Anda rektifikasi secara intuitif dan disimpan
dalam citra baru yang sepenuhnya dapat dijadikan georeferensi.
8. Dengan segera melakukan dekompresi setiap transfer file SDTS ke
direktori yang terpisah, menghemat waktu yang berharga.
9. Segera menampilkan file DRG terdekat melalui kliping otomatis file collar
USGS DRG (Kristanto, 2011).
C. ArcView GIS
Arcview GIS merupakan salah satu software pengolahan Sistem Informasi
geografis. Kelebihanya yaitu dalam mengorganisasikan sistem perangkat
lunaknya sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
komponen-komponen penting sebagai berikut :
1. Project: suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView GIS. Sebuah
project berisi pointers yang merujuk pada lokasi fisik (direktori dalam
disk) di mana dokumen-dokumen tersebut disimpan, selain juga
menyimpan informasi- informasi pilihan pengguna (user preferences)
untuk project-nya (ukuran, simbol, warna dan sebagainya). Semua
dokumen yang terdapat di dalam sebuah project dapat diaktifkan,
dilihat, dan diakses melalui project window.
2. Theme: suatu bangunan dasar sistem ArcView. Themes merupakan
kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu
„tematik‟ tertentu. Sumber data yang dapat direpresentasikan sebagai
theme adalah shapefile, coverage (ArcInfo), dan citra raster.
3. View: representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung
beberapa ”layer” atau “theme” informasi spasial (titik, garis, poligon, dan
citra raster).
4. Table: berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data
(record) mendefinisikan sebuah entry (misalnya informasi mengenai salah
satu poligon batas propinsi) di dalam basisdata spasialnya; setiap
kolom (field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry
(misalnya nama, luas, keliling atau populasi suatu propinsi) yang
bersangkutan.
5. Chart: hasil suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk chart yang
didukung oleh ArcView adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie.
6. Layout: untuk menggabungkan semua dokumen (view, table, dan chart) ke
dalam suatu dokumen yang siap cetak (biasanya dipersiapkan untuk
pembuatan hardcopy).
7. Script: bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang digunakan
untuk mengotomasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa
sederhana ini dengan sebutan Avenue. Dengan Avenue, pengguna dapat
memodifikasi tampilan (user interface) (Raharjo, 2009).
III. METODELOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang perlukan dalam praktikum ini antara lain:
1. Laptop
2. Software Arcview dan Global Mapper.
3. Data DEM SRTM
4. Data Spasial dan data Atribut
B. Langkah-langkah Kerja
Adapun langkah-langkah kerja pada pembuatan Sistem Informasi Geografis
secara garis besar adalah sebagai berikut ;
1. Mengistal Program Global Mapper
2. Menginstal Program ArcView GIS
3. Exsport Vektor format dari data DEM SRTM bandar lampung
mengunakan software Globbal mapper ke format ARCView GIS
berformat ESRI, yang sebelumnya telah dilakukan pengaturan jarak
contour dan pengalihan projection UTM.
4. Menggabungkan data elevasi hasil eksport global mapper dengan data
raster polygon bandar lampung. Proses editing data spasial berupa titik-
titik rawan banjir berelevsi rendah di kota bandar lampung
5. Menampilkan data dalam bentuk SIG peta titik rawan banjir Kota Bandar
Lampung.
6. Mengeksport data tersebut dalam format *JPEG.
V. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A. Data Praktikum
Adapun Data praktikum yang akan dianalisa adalah sebagai berikut :
1. Data Raster Kecamatan di Bandar Lampung
2. Data Spasial titik-titik lokasi rawan beserta data elevasi rendah yang
memungkinkan terjadinya banjir di kota bandar lampung.
B. Pembahasan
Dalam pembuatan Sistem Informasi geografis, langkah awal yang perlu dilakukan
adalah penginstalan software-software yang mendukung pembutan Sistem Informasi
geografis, daerah yang memiliki elevasi rendah dan rawan banjir di Kota Bandar
Lampung. Langkah Awal adalah pengistalan software ArcView GIS 3.3. Pengistalan
sofware ArcView GIS 3.3 dimulai dengan membuka File Setup pada folder ArcView
GIS 3.3. Compabilitas software ini mayoritas digunaakan oleh versi windows
sebelum windows 7 seperti windows xp Sp 1, Sp 2, maupun Xp Sp 3, oleh karena jika
praktikan menggunakan OS Windows 7, maka perlu dilakukan pengubahan
compability, dengan mengchecklist compability lalu pilih Window Vista atau versi
diatasnya lalu OK. Hal tersebut dilakukan setelah proses instalasi software.
Hal pertama, yang dilakukan adalah instalasi software ArcView GIS 3.3. Urutan
dalam proses instalasi dimulai dengan membuka file setup, maka akan mendapat
tampilan seperti di bawah ini;
Setelah muncul kotak dialog yang pertama, pilih next, lalu terdapat window
agreement pilih yes, dan ikuti langkah selanjutnya click Next hingga proses instalasi
dimulai.
Setelah itu terdapat pilihan instalasi yang tersedia, typical, compact dan custem. Jika
kita memilih typical, program akan teristal dalam pilihan yang umum dan
tererekoemendasi. Jka memilih compact program akan terinstal dengan spesifikasi
minimum dari total memory yang dibutuhkan. Sedangkan jika kita memilih custom,
kita dapat memilih bagian-bagian yang ingin diinstal tidak secara keseluruhan. Pada
opsi ini praktikan memilih pilihan typical lalu ok. Selanjutnya terdapat kotak dilog
pada direktori apa aplikasi ini akan terinstal. Jika sudah sesuai maka click OK, dan
lanjutkan proses instalalasi dengan memilih Install.
Pada gambar diatas nampak urutan waindow pada saat pengistalan. Gambar diatas
yang paling akhir menunjukkan proses pemasaingan aplikasi ArcView GIS 3.3.
Proses tersebut tergantung dari banyaknya proses yang berjalan di memory computer
yang digunkan. Apabila proses telah selesai, terdapat pilihan untuk restart dan
langsung dapat menggunakan program ArcView 3.3.
Proses Penginstalan software berikutnya adalah program Global Mapper. Langkah
awal dalam pengistalan globala mapper adalah membuka setup global mapper dengan
format file *exe. Lalu pilih Next pada Window-window beriktnya Berikutnya yaitu
pada window agreement, window pengenalan ‘What’s New’ hingga pada lokasi
derektori pengistalan. Untuk lebih jelasnya dapt dilihat pada urutan gambar di bawah
ini.
Setelah dilakuakan proses pra instal maka proses instalasipun berlangsung, setelah
proses instalasi selesai lalu click tombol finish. Setelah click tombol finish lalu
dilanjutkan dengan proses registrasi software. Halamn registrasi dilakukan dengan
memasukan Username dan registration Key. Nampak pada gambar di bawah ini;
Setelah melakukan proses registrasi lalu akan muncul halaman utama dari
global mapper yang telah teregistrasi, nampak dari ujung kiri terdapat tulisan
registered.
Dalam pembahasan selanjutnya, yaitu tentang tahapan pembuatan Sistem
Informasi geografis Derah berelevasi rendah yang rawan banjir di Bandar
Lampung. Hal pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data yang akan
digunakan dalam pembuatan Sistem Informasi Geografis tersebut, data
tersebut meliputi data spasial titik rawan banjir dan data raster administrasi
bandar lampung. Setelah melakukan pengumpulan data, lalu siapkan
beberapa software yang akan digunakan dalam pengolahan Sistem Informasi
Geografis tersebut. Adapun software yang digunakan antara lain: ArcView
GIS 3.3 dan juga Global Mapper.
Hal pertama yaitu dengan mencari data elevasi dari data raster yang telah
dimiliki yaitu data raster kota bandar lampung. Data eelevasi diperoleh dengan
eksport gambar dengan leevasion format shapefile agar mampi dibuka
langsung oleh software ArcView GIS 3.3. Data elevasi tersebut diperoleh dari
data digital elevation model (DEM SRTM) yang telah didownload
sebelimnya. Untuk wilayah bandar lampung data DEM yang didownload
memiliki kode srtm 58_14 dalam satu file berformat *rar, *TIF.
Setelah file tersebut dibuka, hal yang dilakukan adalah eksport pembuatan
kontour dengan menggunakan global mapper. Pertama pilih menu file, lalu
pilih contour Generation Options. Pada kotak dialog tersebut, terdapat macam-
macam bilihan yang dapat digunakan untuk eksport gambar dalam bentuk
format tergantung dari jenis software yang dugunakan.
Pada Tabulasi window option, terdapat pilihan contour interval. Pada pilihan
ini praktikan memilih untuk mengunaan nilai 100 dalam unit meter. Setelah
membuat interval, lalu pada tabulasi contour bound pilih draw a box, untuk
melakukan pemilihan daerah mana saja yang akan dibuat konturnya dalam
luasan tertentu. Biasanya luasan yang terdapat dalam draw abox sesuai dengan
zooming yang terdapat pada layar pertama kali sebelum proses generate
kontur. Hal ini bertujuan agar proses pembuatan kontur sesuai yang kita
inginkan saja. Dalam hal ini praktikan memilih daerah yang mencakup kota
bandar lampung, memang tidak tepat sesuai dengan data raster, namun untuk
proses editing selanjutny aakan dilakukan di software ArcView 3.3. Nampak
pada gambar di bawah ini;
Setelah kontur terlihat, lalu lakukan export seperti gambar dibawah ini, pilih
menu file, pilih export vektor format, pilih shapefile, pilih oke, lalu simpan
file tersebut dalam direkktori satu folder agar mempermudah proses editing
dengan kedua software ini.
Setelah proses di global mapper selesai, Selanjutnya adalah proses pembutan
SIG dengan menggunakan software ARCView 3.3.
Hal pertama yang dilakukan adalah membuka file elevasi hasil eksport
beformat shp tadi ke dalam software ArcView 3.3. Nampak hasilnya pada
gammbar di bawah ini
Setelah kontor tersbut pada software ArcView 3.3 , Selanjutnya dengan
membuka peta administrasi wilayah Bandar Lampung dalam format polygon
data raster yang didalamnya terdapat data luasan. dalam hal ini, file bernama
kecamatan_poligon. Dan akan muncul seperti gambar dibawah ini:
Dalam gambar tersebut nampak bahwa kontour yang terbentuk melebihi
elevasi data raster yang ada. Agar data tersebut sesui dan padu maka perlu
dilakukan overlay. untuk melakukan overlay antara kontur dan peta wilayah
bandar lampung, maka dilakukan Geoprocessing wizard berupa intersect data,
langkah nya pertama-tama klik menu file, pilih extention, pilih dan beri tanda
ceklist pada pilihan Geoprocessing, lalu oke.
Setelah itu, klik menu view, pilih geoprocessing wizard, pilih intersect two
theme seperti diatas. Pada kotak select Input theme to intersect pilih data
kontur yang kaan dilakukan proses overlay. Pada kotak kedua yaitu select
overlay theme pilih kecamatan_polygon .shp. Setelah itu akan muncul lokasi
penyimpanan output gambar hasil overlay kedua data tersebut. Namapk
seperti gambar diatas,lalu tentukan lokasi penyimpanan gambar. Diusahakan
terletak dalam satu direktori folder agar tidak membingungkan.
Setelah selesai akan terdapat tampilan nama hasil overlay pada kotak dialog di
kiri layar yang dalam hal ini bernama itsct1.shp lalu dicheclist. File tersbeut
adalah contur hasil overlay sehingga pas dengan data polygon kecamatan di
bandar lampung. Hasilnya nampak pada gambar di bawah ini;
Untuk mengubah warna kontur agar lebih mudah untuk melihatnya, maka
dapat lakukan dengan cara klik dua kali overlay kontur nya, pada legend type
pilih Unique Value, dan pada values field pilih Elevation, lalu apply
Perubahan warna dilakukan pada masing-masing data kontur dan data
polyogon agar lebih mudah dalam melihat perbedaan nilai lokasi maupun
perbedaan ketinggian.
Maka tampilan kontur akan seperti gambar dibawah ini. Setelah itu, kita
melakukan pelabelan kontur agar lebih jelas lagi pembagiannya, langkahnya
yaitu pilih menu theme, pilih auto label, lalu pilih elevation, klik oke. Maka
tampilan yang akan ditampilkan oleh arcview akan seperti gambar dibawah
ini:
Sistem Informasi Geografis yang akan dibuat adalah sistem informasi
geografis persebaran titik rawan banjir di bandar lampung dilihat dari
elevasinya. Untuk data polygoon ditampilkan dalam corak warna lain, dengan
cara klik dua kali legend lalu pilih warna polygon yang dinginkan seperti
langkah di atas, hingga menjadi seperti gambar di bawah ini
Untuk melakukan pengaturan nama, creator dan map unit luasan pada peta
tersebut, dapat dilakukan dengan memilih view, pilih properties, lalu isi form
yang kosong sehingga menjadi seperti di bawah ini;
Untuk daerah titik rawan banjir di Bandar Lampung, maka dat titik tersebut
diinput dari microsoft excel lalu simipan dengan format (.txt). Proses tindak
lanjutnya pada ArcView 3.3, Pilih menu table lalu pilih add, dan masukkan
data yang kita buat tadi, lalu mengatur nya kedalam bentuk format (.txt)
seperti yang diinginkan. Contoh langkah seperti gambar dibawah ini:
Lalu kita klik menu view, pilih Add Event Theme, lalu pilih data yang titik
banjir dalam format yang sudah diubah dari dBf menjadi (.txt) pada bagian
kotak List Files of Type
Sehingga tampilannya akan menjadi seperti ini pada Arcview,
Setelah kita membuat titik banjir, selanjutnya dapat dianalisa berdasarkan
elevasi yang termasuk rendah dapat di mark lebih jelas dengan mengubah
tebalnya kontur yang memiliki elevasi 0 dan 100 meter sebagai daerah yang
potensi menjadi titik banjir. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah
garis kontur pada legend editor. Seperti pada Gambar di bawah ini
Sehingga hasilnya menjadi seperti di bawah ini,
Garis kuning merupakan titik dengan elevasi kurang dari sama dengan 100
meter. Dari data tersebut dapat dianlisa titik potensi banjir terhadap elevasi.
Dari data tersebut jika ingin membuat radius banjir yang mungkin terjadi.
Pertama-tama kita pilih titik banjir, lalu pilih menu theme, pilih create buffers,
seperti pada gambar;
Setelah mengikuta langkah tersebut, klik finish, maka tampilan peta tadi akan
menjadi seperti gambar dibawah ini:
Langkah terakhir adalah pembuatan layout Sistem Informasi geografis
tersebut.
Setelah itu, maka akan ditampilkan seperti gambar diatas. Pada gambar
tersebut terdapat beberapa pilihan dalam desain peta. Landscape ataupun
potrait.
Untuk menampilakan derajat lintang dan bujur dengan projection UTM pada
layout ini, dilakukan dengan cara memilih menu file, extention, lalu
menceklist Graticules and Measured grids.
Setelah ekstension ditambah, untuk menampilkan nilai koordinat pilih layout
lalu add graticule and grid, maka akan muncul kotak dialog dengan cara
urutan sesuai dengan gambar di bawah ini;
Setelah pengaturan telah sesuai, eksport gambar tersebut dengan format JPEG
seperti gambar di bawah ini;
Setelah beberapa pengaturan penyesuan bentuk masing masing shape, maka
didapatkan hasil seperti gambar dibawah ini:
V. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum tentang pembuatan sistem informasi geografis titik potensi
banjir di kota bandar lampung yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam pembuatan sistem informasi geografis yang utama dibutuhkan
adalah software pendukung seperti ArcView GIS 3.3 dan Global mapper.
2. Data-data yang diperlukan dalam pembuatan sistem informasi geografis
titik potensi banjir di kota bandar lampung adalah data spasial dan atrubut.
Dalam hal ini yaitu data raster kecamatan bandar lampung, elevasi dari
DEM SRTM serta titik titik lokasinya.
3. Dalam proses pembutan diperlukan file format yang saling mendukung
antar kedua software agar file data dapat saling terintegrasi pada saat
digunakan di salah satu software.
4. Sistem informasi geografis titik potensi banjir di kota bandar lampung
yang telah dibuat meliputi data elevasi, kecamatan serta titik-titik radius
banjira yang kemungkinan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Kristanto. 2011. Global Mapper.http: // bocahkobam. blogspot. com/ 2011/ 06/
global-mapper. html. Diakses pada 5 April 2013 pukul 20.00 WIB.
Raharjo, beny. 2009. ArcGIS Bagi Pemula. GISTutorial. NET: Jakarta
Sumarjono. 2007. Software Pembuat Peta. Parampa: Solo
Sumunar, Suryo Respati Dyah. Membuat Sistem Informasi geografis. 2011. FISE
UNY: Yoygakarta