37
LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Laporan Sistem Informasi Geografis) Oleh : Virgian Rahmanda 125051054 LABORATORIUM GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2014

Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem Informasi Geografis

Citation preview

Page 1: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Laporan Sistem Informasi Geografis)

Oleh :

Virgian Rahmanda

125051054

LABORATORIUM GEOFISIKA

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

Page 2: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Oleh

Virgian Rahmanda

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum mengenai pengolahan data Sistem Informasi

Geografis di Labratorium Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas

Lampung. praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengenal tentang sistem

informasi geografis beserta data-data geografis berupa atribut , spasial serta data-

data lainya. Selain itu praktikan juga dapat memahami cara kerja penginstalan

Arcview dan Global Mapper, kemudian memahami komponen-komponen SIG

serta penggunaanya dalam aplikasi bidang Geofisika. Data pengolahan mencakup

data spasial dan atribut yang melingkupi daerah bandar lampung berupa data

polygon luasan kecamatan yang ada di bandar lampung. Berdasarkan pada data

tersebut serta atribut-atribut lain, praktikan mencoba mambuat sebuah sistem

Informasi Geografis dengan judul Titik potensi banjir di Wilayah bandar

lampung. Dalam pengolahan data raster dan atribut, praktikan menggunakan dua

macam software,yakni ArcView GIS 3.3 dan Global Mapper dengan referensi

peta geologi. ArcView GIS merupakan salah satu perangkat lunak dekstop Sistem

Informasi Geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI, dan

Global Mapper merupakan salah satu softwere yang biasa digunakan dalam

mengolah data perpetaan dan sistem informasi geografis d e n g a n e k s p o r t

f o r m a t raster.

admin
Typewritten text
ii
Page 3: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................

B. Tujuan Percobaan....................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Informasi Geografis.................................

B. Global Mapper.....................................................................

C. ArcView GIS........................................................................

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan....................................................................

B. Langkah-langkah kerja..........................................................

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Praktikum.........................................................................

B. Pembahasan...............................................................................

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

1

2

3

4

6

8

9

10

11

admin
Typewritten text
iii
Page 4: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Informasi Geografis (Geographical Information System) adalah

sistem informasi yang dirancang untuk mengerjakan data spasial atau data

geografis. Sistem informasi merupakan sistem yang terdiri atas subsistem

masukan data, penyimpanan data, pengolahan data. Serta tayangan

keluarannya atau hasilnya. Informasi tentang permukaan bumi, telah berabad-

abad disajikan dalam bentuk peta. Peta yang dibuat mulai dari kulit hewan

sampai dengan peta yang dibuat secara digital, semuanya menyajikan data

geografis dalam bentuk gambar-gambar atau coretan-coretan. Peta umum

menggambarkan topografi suatu daerah atau batas-batas administrasinya

suatu wilayah atau negara, sementara peta tematik secara khusus

menampilkan distribusi keruangan, kenampakan-kenampakan khusus, seperti

geologi, geomorfologi, tanah, vegetasi, sumber daya alam atau kondisi sosial

ekonomi suatu wilayah atau daerah. Kesemuanya yang tersaji dalam bentuk

peta adalah data atau informasi yang tidak hanya tentang permukaan bumi,

namun juga dapat menggambarkan distribusi sosial ekonomi suatu

masyarakat, seperti: peta kemiskinan, peta kependudukan, peta desa

tertinggal, dan sebagainya namun, dalam hal ini pengaplikasian Sistem

Informasi Geografis lebih pada bidang kegeofisikaan.

Berdasarkan hal tersebut diatas praktikum yang dilakukan salah satunya

dilakukan untuk lebih memahami cara pembutan Sistem Informasi Geografis

terhadap data-data yang telah tersedia. Dalam praktikum ini data yang

Page 5: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

tersedia berupa data rastter kecamatan polygon yang ada di bandar lampung

sehingga menjadi Sebuah sistem informasi geografis sehingga perlu

ditambahkan data-data atribut yang lainya yang prosesnya akan dibahas pada

praktikum ini. Mengingat pentingnya praktikum mengenai cara pembuatan

sistem informasi geografis dan software-software pembutanya, maka

dilakukanlah praktikum ini.

B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari Praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengenal

tentang sistem informasi geografis beserta data-data geografis berupa atribut ,

spasial serta data-data lainya. Selain itu praktikan juga dapat memahami cara

kerja penginstalan Arcview dan Global Mapper, kemudian memahami

komponen-komponen SIG serta penggunaanya dalam aplikasi bidang

Geofisika

admin
Typewritten text
2
Page 6: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (Geographical Information System) adalah

sistem informasi yang dirancang untuk mengerjakan data spasial atau data

geografis. Sistem informasi merupakan sistem yang terdiri atas subsistem

masukan data, penyimpanan data, pengolahan data. Serta tayangan

keluarannya atau hasilnya. Informasi tentang permukaan bumi, telah berabad-

abad disajikan dalam bentuk peta. Peta yang dibuat mulai dari kulit hewan

sampai dengan peta yang dibuat secara digital, semuanya menyajikan data

geografis dalam bentuk gambar-gambar atau coretan-coretan. Peta umum

menggambarkan topografi suatu daerah atau batas-batas administrasinya suatu

wilayah atau negara, sementara peta tematik secara khusus menampilkan

distribusi keruangan, kenampakan-kenampakan khusus, seperti geologi,

geomorfologi, tanah, vegetasi, sumber daya alam atau kondisi sosial ekonomi

suatu wilayah atau daerah. Kesemuanya yang tersaji dalam bentuk peta adalah

data atau informasi yang tidak hanya tentang permukaan bumi, namun juga

dapat menggambarkan distribusi sosial ekonomi suatu masyarakat, seperti:

peta kemiskinan, peta kependudukan, peta desa tertinggal, dan sebagainya.

Sistem informasi geografi (SIG) merupakan suatu sistem yang digunakan

untuk memanipulasi, mengolah, menyimpan data informasi geografis.

Dengan menggunakan SIG ini kekomplekan bentuk permukaan bumi akan

diintrerpretasikan kedalam bentuk gambar yang sangat sederhana dan

Page 7: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

mudah untuk digunakan. dalam pengolahannya, SIG memerlukan data

asupan (data input) yang berupa data geografis. Data geografis terbagi

kedalam dua katagori, yakni data spasial dan data atribut. Data spasial

mempresentasikan posisi atau letak geografis suatu objek di permukaan

bumi, sedangkan data atribut adalah data yang mendeskripsikan atau

penjelasan dari suatu objek. Data atribut dapat berupa informasi numerik, foto,

narasi, dan lain sebagainya. Data spasial yang dihasilkan diataranya oleh

sistem pengindraan jauh, terbagi kedalam dua format data; data berformat

Vektor dan data berformat Raster. Dalam tulisan ini akan banyak disinggung

mengenai karakteristik dan tipe dari data Raster serta perbedaanya dengan

data Vektor (Sumunar, 2012).

B. Global Mapper

Global Mapper adalah salah satu perangkat lunak yang cukup populer sering

digunakan oleh kalangan praktisi GIS (geographics information system) atau

orang-orang yang berkecimpung di bidang pemetaan. Salah satu keistimewaan

program ini adalah kompatibilitasnya dengan banyak sekali format file.

Sehingga dapat digunakan oleh banyak orang dari latar belakang pengetahuan

perangkat lunak lain yang berbeda-beda.

Global Mapper® dari Intermap lebih dari sekadar alat penayang yang

menampilkan arsiran, elevasi, atau kumpulan data vektor yang paling populer:

Perangkat ini juga dapat mengkonversi, mengedit, mencetak, melacak GPS,

dan memungkinkan Anda menerapkan fungsi SIG pada kumpulan data Anda

dalam satu paket perangkat lunak berbiaya rendah dan mudah

digunakan. Global Mapper® versi baru, rilis 6, mampu menampilkan elevasi

data dalam 3D sesungguhnya.

File data Anda dapat di-upload sebagai lapisan. Misalnya, Model Elevasi

Digital (DEM), dapat di-upload dengan peta topografis yang dipindai, untuk

menciptakan tampilan 3D pada peta. Citra udara digital dapat diletakkan di atas

admin
Typewritten text
4
Page 8: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

permukaan bersama dengan vektor kontur untuk menciptakan gambar yang

menakjubkan dan informatif. Hasilnya dapat dicetak, atau area kerja dapat

diekspor ke citra arsiran resolusi tinggi untuk digunakan dalam presentasi atau

laporan. Global Mapper® bukan sekadar perangkat serbaguna, namun

memiliki fungsi built-in untuk perhitungan jarak dan area, pembauran arsir dan

penyesuaian kontras, melihat elevasi, dan perhitungan garis pandang, serta

kemampuan tingkat lanjut seperti rektifikasi citra, pembuatan kontur dari data

permukaan, analisis tampilan arah aliran dari data permukaan, serta triangulasi

dan melakukan gridding data titik 3D. Tugas berulang dapat diselesaikan

dengan menggunakan fungsi bahasa script yang built-in atau konversi batch

secara menyeluruh (Kristanto, 2011).

Global Mapper menyediakan cara mudah memindahkan data spasial

(yang telah ditambahkan sebagai layer) berdasarkan koordinat atau

berdasarkan jarak dan sudut tertentu. Dalam pemindahan data, hampir

seluruh tipe format data spasial ke lokasi geografis yang baru di Global

Mapper, baik raster maupun vektor. Serta dapat memindahkan citra satelit,

data DEM, shapefile, DWG, DXF dsb dengan menggunakan tool yang sama,

dan proses yang relatif lebih cepat untuk file berukuran besar (Sumarjono,

2007).

Keuntungan Global Mapper®

1. Melakukan perhitungan jarak dan luas dengan akurat, pembauran arsir dan

penyesuaian kontras, melihat elevasi, dan perhitungan garis pandang untuk

memaksimalkan presisi.

2. Secara rutin menghemat waktu yang dihabiskan untuk melakukan tugas

berulang dengan menggunakan fungsi bahasa script yang built-in dan

konversi batch secara menyeluruh.

3. Dengan cepat mendigitalkan fitur vektor baru, mengedit fitur yang sudah

ada, dan dengan mudah menyimpannya ke format ekspor yang didukung.

admin
Typewritten text
5
Page 9: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

4. Dengan mudah melacak setiap perangkat GPS yang kompatibel yang

terhubung ke port serial komputer Anda melalui data apa pun yang di-

upload, menandai waypoint tanpa sambungan, serta merekam log

pelacakan.

5. Dalam sekejap menetapkan interval kontur untuk setiap kombinasi data

elevasi dengan fitur pembuat kontur tingkat lanjut.

6. Secara otomatis melakukan triangulasi dan grid kumpulan data titik 3D

untuk mengkonversi contoh kumpulan elevasi menjadi kumpulan data

yang sepenuhnya di-grid.

7. Dengan cepat menyimpan isi layar menjadi file BMP, JPG, PNG, atau

(Geo) TIFF, yang dapat Anda rektifikasi secara intuitif dan disimpan

dalam citra baru yang sepenuhnya dapat dijadikan georeferensi.

8. Dengan segera melakukan dekompresi setiap transfer file SDTS ke

direktori yang terpisah, menghemat waktu yang berharga.

9. Segera menampilkan file DRG terdekat melalui kliping otomatis file collar

USGS DRG (Kristanto, 2011).

C. ArcView GIS

Arcview GIS merupakan salah satu software pengolahan Sistem Informasi

geografis. Kelebihanya yaitu dalam mengorganisasikan sistem perangkat

lunaknya sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa

komponen-komponen penting sebagai berikut :

1. Project: suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView GIS. Sebuah

project berisi pointers yang merujuk pada lokasi fisik (direktori dalam

disk) di mana dokumen-dokumen tersebut disimpan, selain juga

menyimpan informasi- informasi pilihan pengguna (user preferences)

untuk project-nya (ukuran, simbol, warna dan sebagainya). Semua

dokumen yang terdapat di dalam sebuah project dapat diaktifkan,

dilihat, dan diakses melalui project window.

admin
Typewritten text
6
Page 10: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

2. Theme: suatu bangunan dasar sistem ArcView. Themes merupakan

kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu

„tematik‟ tertentu. Sumber data yang dapat direpresentasikan sebagai

theme adalah shapefile, coverage (ArcInfo), dan citra raster.

3. View: representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung

beberapa ”layer” atau “theme” informasi spasial (titik, garis, poligon, dan

citra raster).

4. Table: berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data

(record) mendefinisikan sebuah entry (misalnya informasi mengenai salah

satu poligon batas propinsi) di dalam basisdata spasialnya; setiap

kolom (field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry

(misalnya nama, luas, keliling atau populasi suatu propinsi) yang

bersangkutan.

5. Chart: hasil suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk chart yang

didukung oleh ArcView adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie.

6. Layout: untuk menggabungkan semua dokumen (view, table, dan chart) ke

dalam suatu dokumen yang siap cetak (biasanya dipersiapkan untuk

pembuatan hardcopy).

7. Script: bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang digunakan

untuk mengotomasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa

sederhana ini dengan sebutan Avenue. Dengan Avenue, pengguna dapat

memodifikasi tampilan (user interface) (Raharjo, 2009).

admin
Typewritten text
7
Page 11: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

III. METODELOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang perlukan dalam praktikum ini antara lain:

1. Laptop

2. Software Arcview dan Global Mapper.

3. Data DEM SRTM

4. Data Spasial dan data Atribut

B. Langkah-langkah Kerja

Adapun langkah-langkah kerja pada pembuatan Sistem Informasi Geografis

secara garis besar adalah sebagai berikut ;

1. Mengistal Program Global Mapper

2. Menginstal Program ArcView GIS

3. Exsport Vektor format dari data DEM SRTM bandar lampung

mengunakan software Globbal mapper ke format ARCView GIS

berformat ESRI, yang sebelumnya telah dilakukan pengaturan jarak

contour dan pengalihan projection UTM.

4. Menggabungkan data elevasi hasil eksport global mapper dengan data

raster polygon bandar lampung. Proses editing data spasial berupa titik-

titik rawan banjir berelevsi rendah di kota bandar lampung

Page 12: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

5. Menampilkan data dalam bentuk SIG peta titik rawan banjir Kota Bandar

Lampung.

6. Mengeksport data tersebut dalam format *JPEG.

admin
Typewritten text
9
Page 13: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

V. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Data Praktikum

Adapun Data praktikum yang akan dianalisa adalah sebagai berikut :

1. Data Raster Kecamatan di Bandar Lampung

2. Data Spasial titik-titik lokasi rawan beserta data elevasi rendah yang

memungkinkan terjadinya banjir di kota bandar lampung.

Page 14: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

B. Pembahasan

Dalam pembuatan Sistem Informasi geografis, langkah awal yang perlu dilakukan

adalah penginstalan software-software yang mendukung pembutan Sistem Informasi

geografis, daerah yang memiliki elevasi rendah dan rawan banjir di Kota Bandar

Lampung. Langkah Awal adalah pengistalan software ArcView GIS 3.3. Pengistalan

sofware ArcView GIS 3.3 dimulai dengan membuka File Setup pada folder ArcView

GIS 3.3. Compabilitas software ini mayoritas digunaakan oleh versi windows

sebelum windows 7 seperti windows xp Sp 1, Sp 2, maupun Xp Sp 3, oleh karena jika

praktikan menggunakan OS Windows 7, maka perlu dilakukan pengubahan

compability, dengan mengchecklist compability lalu pilih Window Vista atau versi

diatasnya lalu OK. Hal tersebut dilakukan setelah proses instalasi software.

Hal pertama, yang dilakukan adalah instalasi software ArcView GIS 3.3. Urutan

dalam proses instalasi dimulai dengan membuka file setup, maka akan mendapat

tampilan seperti di bawah ini;

admin
Typewritten text
11
Page 15: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Setelah muncul kotak dialog yang pertama, pilih next, lalu terdapat window

agreement pilih yes, dan ikuti langkah selanjutnya click Next hingga proses instalasi

dimulai.

Setelah itu terdapat pilihan instalasi yang tersedia, typical, compact dan custem. Jika

kita memilih typical, program akan teristal dalam pilihan yang umum dan

tererekoemendasi. Jka memilih compact program akan terinstal dengan spesifikasi

minimum dari total memory yang dibutuhkan. Sedangkan jika kita memilih custom,

kita dapat memilih bagian-bagian yang ingin diinstal tidak secara keseluruhan. Pada

opsi ini praktikan memilih pilihan typical lalu ok. Selanjutnya terdapat kotak dilog

admin
Typewritten text
12
Page 16: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

pada direktori apa aplikasi ini akan terinstal. Jika sudah sesuai maka click OK, dan

lanjutkan proses instalalasi dengan memilih Install.

Pada gambar diatas nampak urutan waindow pada saat pengistalan. Gambar diatas

yang paling akhir menunjukkan proses pemasaingan aplikasi ArcView GIS 3.3.

Proses tersebut tergantung dari banyaknya proses yang berjalan di memory computer

yang digunkan. Apabila proses telah selesai, terdapat pilihan untuk restart dan

langsung dapat menggunakan program ArcView 3.3.

admin
Typewritten text
13
Page 17: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Proses Penginstalan software berikutnya adalah program Global Mapper. Langkah

awal dalam pengistalan globala mapper adalah membuka setup global mapper dengan

format file *exe. Lalu pilih Next pada Window-window beriktnya Berikutnya yaitu

pada window agreement, window pengenalan ‘What’s New’ hingga pada lokasi

derektori pengistalan. Untuk lebih jelasnya dapt dilihat pada urutan gambar di bawah

ini.

admin
Typewritten text
14
Page 18: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Setelah dilakuakan proses pra instal maka proses instalasipun berlangsung, setelah

proses instalasi selesai lalu click tombol finish. Setelah click tombol finish lalu

dilanjutkan dengan proses registrasi software. Halamn registrasi dilakukan dengan

memasukan Username dan registration Key. Nampak pada gambar di bawah ini;

admin
Typewritten text
15
Page 19: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Setelah melakukan proses registrasi lalu akan muncul halaman utama dari

global mapper yang telah teregistrasi, nampak dari ujung kiri terdapat tulisan

registered.

admin
Typewritten text
16
Page 20: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Dalam pembahasan selanjutnya, yaitu tentang tahapan pembuatan Sistem

Informasi geografis Derah berelevasi rendah yang rawan banjir di Bandar

Lampung. Hal pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data yang akan

digunakan dalam pembuatan Sistem Informasi Geografis tersebut, data

tersebut meliputi data spasial titik rawan banjir dan data raster administrasi

bandar lampung. Setelah melakukan pengumpulan data, lalu siapkan

beberapa software yang akan digunakan dalam pengolahan Sistem Informasi

Geografis tersebut. Adapun software yang digunakan antara lain: ArcView

GIS 3.3 dan juga Global Mapper.

Hal pertama yaitu dengan mencari data elevasi dari data raster yang telah

dimiliki yaitu data raster kota bandar lampung. Data eelevasi diperoleh dengan

eksport gambar dengan leevasion format shapefile agar mampi dibuka

langsung oleh software ArcView GIS 3.3. Data elevasi tersebut diperoleh dari

data digital elevation model (DEM SRTM) yang telah didownload

sebelimnya. Untuk wilayah bandar lampung data DEM yang didownload

memiliki kode srtm 58_14 dalam satu file berformat *rar, *TIF.

admin
Typewritten text
17
Page 21: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Setelah file tersebut dibuka, hal yang dilakukan adalah eksport pembuatan

kontour dengan menggunakan global mapper. Pertama pilih menu file, lalu

pilih contour Generation Options. Pada kotak dialog tersebut, terdapat macam-

macam bilihan yang dapat digunakan untuk eksport gambar dalam bentuk

format tergantung dari jenis software yang dugunakan.

admin
Typewritten text
18
Page 22: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Pada Tabulasi window option, terdapat pilihan contour interval. Pada pilihan

ini praktikan memilih untuk mengunaan nilai 100 dalam unit meter. Setelah

membuat interval, lalu pada tabulasi contour bound pilih draw a box, untuk

melakukan pemilihan daerah mana saja yang akan dibuat konturnya dalam

luasan tertentu. Biasanya luasan yang terdapat dalam draw abox sesuai dengan

zooming yang terdapat pada layar pertama kali sebelum proses generate

kontur. Hal ini bertujuan agar proses pembuatan kontur sesuai yang kita

inginkan saja. Dalam hal ini praktikan memilih daerah yang mencakup kota

bandar lampung, memang tidak tepat sesuai dengan data raster, namun untuk

proses editing selanjutny aakan dilakukan di software ArcView 3.3. Nampak

pada gambar di bawah ini;

admin
Typewritten text
19
Page 23: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Setelah kontur terlihat, lalu lakukan export seperti gambar dibawah ini, pilih

menu file, pilih export vektor format, pilih shapefile, pilih oke, lalu simpan

file tersebut dalam direkktori satu folder agar mempermudah proses editing

dengan kedua software ini.

Setelah proses di global mapper selesai, Selanjutnya adalah proses pembutan

SIG dengan menggunakan software ARCView 3.3.

Hal pertama yang dilakukan adalah membuka file elevasi hasil eksport

beformat shp tadi ke dalam software ArcView 3.3. Nampak hasilnya pada

gammbar di bawah ini

admin
Typewritten text
20
Page 24: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Setelah kontor tersbut pada software ArcView 3.3 , Selanjutnya dengan

membuka peta administrasi wilayah Bandar Lampung dalam format polygon

data raster yang didalamnya terdapat data luasan. dalam hal ini, file bernama

kecamatan_poligon. Dan akan muncul seperti gambar dibawah ini:

Dalam gambar tersebut nampak bahwa kontour yang terbentuk melebihi

elevasi data raster yang ada. Agar data tersebut sesui dan padu maka perlu

dilakukan overlay. untuk melakukan overlay antara kontur dan peta wilayah

bandar lampung, maka dilakukan Geoprocessing wizard berupa intersect data,

langkah nya pertama-tama klik menu file, pilih extention, pilih dan beri tanda

ceklist pada pilihan Geoprocessing, lalu oke.

admin
Typewritten text
21
Page 25: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Setelah itu, klik menu view, pilih geoprocessing wizard, pilih intersect two

theme seperti diatas. Pada kotak select Input theme to intersect pilih data

kontur yang kaan dilakukan proses overlay. Pada kotak kedua yaitu select

overlay theme pilih kecamatan_polygon .shp. Setelah itu akan muncul lokasi

penyimpanan output gambar hasil overlay kedua data tersebut. Namapk

seperti gambar diatas,lalu tentukan lokasi penyimpanan gambar. Diusahakan

terletak dalam satu direktori folder agar tidak membingungkan.

Setelah selesai akan terdapat tampilan nama hasil overlay pada kotak dialog di

kiri layar yang dalam hal ini bernama itsct1.shp lalu dicheclist. File tersbeut

adalah contur hasil overlay sehingga pas dengan data polygon kecamatan di

bandar lampung. Hasilnya nampak pada gambar di bawah ini;

admin
Typewritten text
22
Page 26: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Untuk mengubah warna kontur agar lebih mudah untuk melihatnya, maka

dapat lakukan dengan cara klik dua kali overlay kontur nya, pada legend type

pilih Unique Value, dan pada values field pilih Elevation, lalu apply

Perubahan warna dilakukan pada masing-masing data kontur dan data

polyogon agar lebih mudah dalam melihat perbedaan nilai lokasi maupun

perbedaan ketinggian.

Maka tampilan kontur akan seperti gambar dibawah ini. Setelah itu, kita

melakukan pelabelan kontur agar lebih jelas lagi pembagiannya, langkahnya

yaitu pilih menu theme, pilih auto label, lalu pilih elevation, klik oke. Maka

tampilan yang akan ditampilkan oleh arcview akan seperti gambar dibawah

ini:

admin
Typewritten text
23
Page 27: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Sistem Informasi Geografis yang akan dibuat adalah sistem informasi

geografis persebaran titik rawan banjir di bandar lampung dilihat dari

elevasinya. Untuk data polygoon ditampilkan dalam corak warna lain, dengan

cara klik dua kali legend lalu pilih warna polygon yang dinginkan seperti

langkah di atas, hingga menjadi seperti gambar di bawah ini

Untuk melakukan pengaturan nama, creator dan map unit luasan pada peta

tersebut, dapat dilakukan dengan memilih view, pilih properties, lalu isi form

yang kosong sehingga menjadi seperti di bawah ini;

Untuk daerah titik rawan banjir di Bandar Lampung, maka dat titik tersebut

diinput dari microsoft excel lalu simipan dengan format (.txt). Proses tindak

lanjutnya pada ArcView 3.3, Pilih menu table lalu pilih add, dan masukkan

admin
Typewritten text
24
Page 28: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

data yang kita buat tadi, lalu mengatur nya kedalam bentuk format (.txt)

seperti yang diinginkan. Contoh langkah seperti gambar dibawah ini:

Lalu kita klik menu view, pilih Add Event Theme, lalu pilih data yang titik

banjir dalam format yang sudah diubah dari dBf menjadi (.txt) pada bagian

kotak List Files of Type

admin
Typewritten text
25
Page 29: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Sehingga tampilannya akan menjadi seperti ini pada Arcview,

Setelah kita membuat titik banjir, selanjutnya dapat dianalisa berdasarkan

elevasi yang termasuk rendah dapat di mark lebih jelas dengan mengubah

tebalnya kontur yang memiliki elevasi 0 dan 100 meter sebagai daerah yang

potensi menjadi titik banjir. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah

garis kontur pada legend editor. Seperti pada Gambar di bawah ini

Sehingga hasilnya menjadi seperti di bawah ini,

admin
Typewritten text
26
Page 30: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Garis kuning merupakan titik dengan elevasi kurang dari sama dengan 100

meter. Dari data tersebut dapat dianlisa titik potensi banjir terhadap elevasi.

Dari data tersebut jika ingin membuat radius banjir yang mungkin terjadi.

Pertama-tama kita pilih titik banjir, lalu pilih menu theme, pilih create buffers,

seperti pada gambar;

admin
Typewritten text
27
Page 31: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Setelah mengikuta langkah tersebut, klik finish, maka tampilan peta tadi akan

menjadi seperti gambar dibawah ini:

admin
Typewritten text
28
Page 32: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Langkah terakhir adalah pembuatan layout Sistem Informasi geografis

tersebut.

Setelah itu, maka akan ditampilkan seperti gambar diatas. Pada gambar

tersebut terdapat beberapa pilihan dalam desain peta. Landscape ataupun

potrait.

admin
Typewritten text
29
Page 33: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Untuk menampilakan derajat lintang dan bujur dengan projection UTM pada

layout ini, dilakukan dengan cara memilih menu file, extention, lalu

menceklist Graticules and Measured grids.

admin
Typewritten text
30
Page 34: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Setelah ekstension ditambah, untuk menampilkan nilai koordinat pilih layout

lalu add graticule and grid, maka akan muncul kotak dialog dengan cara

urutan sesuai dengan gambar di bawah ini;

admin
Typewritten text
31
Page 35: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

Setelah pengaturan telah sesuai, eksport gambar tersebut dengan format JPEG

seperti gambar di bawah ini;

Setelah beberapa pengaturan penyesuan bentuk masing masing shape, maka

didapatkan hasil seperti gambar dibawah ini:

admin
Typewritten text
32
Page 36: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

V. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum tentang pembuatan sistem informasi geografis titik potensi

banjir di kota bandar lampung yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Dalam pembuatan sistem informasi geografis yang utama dibutuhkan

adalah software pendukung seperti ArcView GIS 3.3 dan Global mapper.

2. Data-data yang diperlukan dalam pembuatan sistem informasi geografis

titik potensi banjir di kota bandar lampung adalah data spasial dan atrubut.

Dalam hal ini yaitu data raster kecamatan bandar lampung, elevasi dari

DEM SRTM serta titik titik lokasinya.

3. Dalam proses pembutan diperlukan file format yang saling mendukung

antar kedua software agar file data dapat saling terintegrasi pada saat

digunakan di salah satu software.

4. Sistem informasi geografis titik potensi banjir di kota bandar lampung

yang telah dibuat meliputi data elevasi, kecamatan serta titik-titik radius

banjira yang kemungkinan terjadi.

Page 37: Laporan Akhir SIG Virgian Rahmanda

DAFTAR PUSTAKA

Kristanto. 2011. Global Mapper.http: // bocahkobam. blogspot. com/ 2011/ 06/

global-mapper. html. Diakses pada 5 April 2013 pukul 20.00 WIB.

Raharjo, beny. 2009. ArcGIS Bagi Pemula. GISTutorial. NET: Jakarta

Sumarjono. 2007. Software Pembuat Peta. Parampa: Solo

Sumunar, Suryo Respati Dyah. Membuat Sistem Informasi geografis. 2011. FISE

UNY: Yoygakarta