93

Click here to load reader

laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

  • Upload
    dinhthu

  • View
    233

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

LAPORAN LAPORAN AKUNTAB)L)TAS K)NERJA AKUNTAB)L)TAS K)NERJA LEMBAGA PENERBANGAN DAN LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTAR)KSA NAS)ONAL ゅLAPANょANTAR)KSA NAS)ONAL ゅLAPANょ TA(UN きかがぎTA(UN きかがぎ

Page 2: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

i

KATA PENGANTAR

Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah mengamanahkan

bahwa setiap entitas akuntabilitas kinerja wajib

menyusun laporan akuntabilitas kinerja.

Laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan

pertanggungjawaban penggunaan sumber

daya publik (public resources). Lapan sebagai

salah satu entitas akuntabilitas kinerja menyusun laporan akuntabilitas kinerja

tahun 2013 sebagai suatu bentuk penjawaban publik (public answering) atas

kinerja yang diperjanjikan.

Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) Nomor 29 Tahun 2010 tentang

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja, maka

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 disusun berdasarkan pada dokumen

Penetapan Kinerja Tahun 2013 yang mengacu pada Rencana Strategis

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Tahun 2010 – 2014.

Namun demikian, Renstra Lapan telah mengalami penyempurnaan pada tahun

2013, sehingga untuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 tidak hanya

menyajikan target kinerja seperti yang tertuang dalam Penetapan Kinerja

Tahun 2013, namun juga menyajikan beberapa tambahan sasaran strategis dan

indikator kinerja sebagai hasil penyempurnaan Renstra.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini

menyajikan informasi yang akuntabel mengenai kinerja Lapan tahun 2013,

dimana telah dilakukan perbaikan/ tindak lanjut sesuai rekomendasi dalam

evaluasi AKIP oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi. Dalam LAKIP 2013 ditunjukkan bahwa kinerja Lapan

berorientasi outcomes terutama dalam mewujudkan kemandirian teknologi

kedirgantaraan sesuai dengan visi Lapan yaitu ╉Terwujudnya Kemandirian

Dalam Iptek Penerbangan Dan Antariksa Untuk Meningkatkan Kualitas

Kehidupan Bangsa╊.

Page 3: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

ii

Selain itu, LAKIP Lapan ini dapat menjadi introspeksi bagi kami semua

agar di tahun depan dapat melaksanakan kinerja yang lebih produktif, efektif

dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen

sumber daya maupun koordinasi dalam tiap tahapan pelaksanaannya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi usaha kami untuk

berpartisipasi dalam mendukung kesejahteraan bangsa ini melalui penguasaan

dan pemanfaatan iptek dirgantara. Amin.

Jakarta, Maret 2014 Kepala

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, M.Sc.

Page 4: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Lapan Tahun 2013 menyajikan berbagai

keberhasilan maupun kegagalan capaian strategis. Berbagai capaian strategis

tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun

analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.

Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat

memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Meskipun

demikian, berbagai pencapaian target indikator kinerja Lapan memberikan

gambaran bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan litbang

penerbangan dan antariksa secara keseluruhan sangat ditentukan oleh

komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap komponen aparatur

negara, masyarakat, dunia usaha dan civil society sebagai bagian integral dari

masyarakat iptek.

Secara umum, beberapa capaian utama kinerja tahun 2013 adalah

sebagai berikut:

1. Pengesahan Undang-Undang No.21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan.

Undang-Undang ini akan menjadi payung hukum kegiatan kedirgantaraan

serta antariksa nasional;

2. Peningkatan jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis

untuk pengguna di bidang kedirgantaraan;

3. Terkait HKI dan publikasi ilmiah, Lapan terus mengusahakan agar berbagai

karya risetnya dapat diketahui oleh publik melalui publikasi di berbagai

media. Selain itu, perlindungan atas karya cipta juga menjadi prioritas

Lapan. Namun setelah dilakukannya penelusuran, terdapat indikasi bahwa

sosialisasi perlu ditingkatkan terkait penelusuran hasil litbang Lapan yang

berpotensi HKI. Pada tahun 2013 ini, Lapan baru mengusulkan 5 usulan HKI

dan telah menghasilkan 140 publikasi di berbagai media;

Page 5: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

iv

4. Dengan pelayanan publik yang prima, Lapan berhasil pula meningkatkan

jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi

kedirgantaraan. Tercatat di tahun 2013, jumlah pengguna mencapai 257

pengguna dari berbagai instansi pemerintah/swasta juga akademisi baik

dalam maupun luar negeri. Hal tersebut mengindikasikan semakin

populernya layanan informasi yang dilakukan Lapan oleh masyarakat. Pada

tahun 2013, Lapan terpilih sebagai champion Layanan Informasi Publik versi

UKP4. Penghargaan tersebut diraih karena Lapan mendukung terbukanya

akses publik terhadap kebutuhan informasi atas hasil litbang yang

dilakukan. Dalam website 1 Layanan, Lapan banyak menghadirkan

informasi-informasi yang sangat berguna bagi masyarakat terkait cuaca

antariksa secara real time. Selain itu, apresiasi serupa juga diperoleh Lapan

dari Ombudsman, dimana Lapan berhasil meraih peringkat 8 secara

nasional untuk pelayanan publik dengan nilai 880;

Disamping keberhasilan sebagaimana tersebut di atas, ada beberapa

capaian target kinerja pada program/kegiatan belum maksimal dilaksanakan.

Ke depan diharapkan Lapan dapat lebih memberikan sumbangsih atas

kemajuan teknologi dirgantara dan pemanfaatannya sebagai wujud

pengabdian maksimal untuk kemajuan seluruh sektor pembangunan nasional.

Page 6: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

IKHTISAR EKSEKUTIF iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Kedudukan Tugas, Fungsi, dan Kewenangan 2

1.3. Sumber Daya dan Lokasi Fasilitas 5

1.4. Sistematika Penyajian 8

BAB II. RENCANA STRATEGIS LAPAN 2010-2014 DALAM KERANGKA KEBIJAKAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI NASIONAL

2.1 Arah Kebijakan Iptek 9

2.1.1. Arah Kebijakan Iptek Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

9

2.1.2. Arah Kebijakan Iptek Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

11

2.1.3. Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek 2010-2014 13

2.2 Rencana Strategis (Renstra) Lapan 2010-2014 14

2.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2013 17

2.4 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013 20

Page 7: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

vi

2.5 Rencana Aksi Tahun 2013 24

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RPJMN 2010-2014

3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013 25

3.2 Analisis Capaian Kinerja Tahun 2013 26

3.3 Perbandingan Realisasi IKU Terhadap Tahun Sebelumnya 39

3.4 Capaian Lain di luar IKU 42

3.5 Liputan Khusus 50 Tahun Kedirgantaraan Nasional 43

3.6 Telaahan Capaian Target RPJMN / Renstra 2010-2014 45

3.7 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tujuan 47

3.8 Akuntabilitas Keuangan 49

3.9 Tindak Lanjut Hasil Evaluasi AKIP oleh Kemen PAN dan RB 50

BAB IV. PENUTUP 51

Page 8: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Lapan 5

Gambar 1.2. Komposisi SDM Lapan Berdasarkan Jenjang Pendidikan 6

Gambar 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional Khusus 6

Gambar 1.4. Lokasi Fasilitas Lapan 7

Gambar 2.1. Kerangka Pembangunan Iptek 13

Gambar 3.1. Rapat Sidang Paripurna DPR RI Saat Pengesahan RUU

Keantariksaan Menjadi UU Keantariksaan

27

Gambar 3.2. Roadmap Satelit Teknologi Satelit Tahun 2003-2025 28

Gambar 3.3. Kegiatan Pelayanan kepada Masyarakat Pengguna 30

Gambar 3.4. Forum Seminar Internasional Iptek Dirgantara ke-17 33

Gambar 3.5. Penghargaan rekor MURI tersebut diterima oleh Deputi

Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Ing. S.

Hardienata

34

Gambar 3.6. Uji Terbang Perdana LSA 35

Gambar 3.7. Peluncuran Roket di Pulau Morotai 36

Gambar 3.8. SIMBA, Salah Satu Informasi Penginderaan Jauh Yang

Banyak Dimanfaatkan Pengguna

37

Gambar 3.9. SADEWA, Salah Satu Layanan Informasi Bidang Sains

Antariksa dan Teknologi Atmosfer

38

Gambar 3.10. Kementerian PAN dan RB memberikan cindera mata kepada

Lapan, sebagai bentuk apresiasi karena Lapan telah

berpartisipasi aktif dalam Portal Satu Layanan

39

Gambar 3.11. Drs. Bambang S. Tedjasukmana mencanangkan ╉Ekspedisi

Morotai╊ sebagai simbol Semangat 50 tahun Kedirgantaraan

Nasional

44

Page 9: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pentahapan Pembangunan Dalam RPJPN 2005-2025 11

Tabel 2.2 Penetapan Kinerja (PK) Lapan Tahun 2013 23

Tabel 3.1. Capaian Sasaran Strategis Utama 1 27

Tabel 3.2. Capaian Sasaran Strategis Utama 2 29

Tabel 3.3. Capaian Sasaran Strategis Utama 3 31

Tabel 3.4. Realisasi IKU 2009-2013 dan Target 2014 39

Tabel 3.5. Realisasi Anggaran Lapan Tahun 2013 50

Page 10: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2013

Lampiran II Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013 dan Rencana Aksi

Lampiran III Pengukuran Kinerja Lapan Tahun 2013

Lampiran IV Capaian Tahun 2013 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

Lampiran V Daftar Publikasi Lapan Tahun 2013

Lampiran VI Pelaksanaan Bimbingan, Pembinaan, dan Pelayanan Teknis

Lampiran VII Usulan HKI Tahun 2013

Lampiran VIII Pengguna Model, Modul, Prototipe, Komponen, Data dan Informasi Kedirgantaraan

Page 11: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum

dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas yang

menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan

penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas

tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

LAKIP disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dalam melaksanakan

tugas dan fungsi selama Tahun 2013 dalam rangka melaksanakan misi dan

mencapai visi dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan

kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Lapan, serta sebagai salah satu alat

untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders demi perbaikan kinerja Lapan.

Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas, penyusunan LAKIP tersebut juga

merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden

Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan

Korupsi.

Pengukuran akuntabilitas diperoleh dengan membandingkan antara

realisasi dengan rencana kinerja sehingga didapat informasi keberhasilan

maupun kegagalan pencapaian visi dan misi organisasi. Informasi kinerja Lapan

Page 12: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

2

diperoleh dari unit kerja di lingkungan Lapan dan rekomendasi-rekomendasi

yang disampaikan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi dalam evaluasi atas AKIP tahun 2012 yang lalu.

Pada tahun 2013 telah dilakukan evaluasi pencapaian program

pembangunan jangka menengah yaitu: a) Laporan Perkembangan Program

Kerja Lapan tahun 2004-2012 yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Kabinet,

b) Evaluasi capaian Renstra Lapan tahun 2013, dan c) Pemantauan Capaian

Penetapan Kinerja (PK) tahun 2013 per triwulan dan disampaikan kepada

Kementerian PAN dan RB. Informasi kinerja tersebut selanjutnya menjadi

bahan perbaikan kinerja lembaga dan acuan bagi perbaikan perencanaan

strategis dan penajaman program/kegiatan tahun berikutnya menjelang akhir

periode Renstra tahun 2014, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah

korektif dan antisipatif di seluruh elemen akuntabilitas kinerja dalam mencapai

visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Lapan 2010-2014 dan drafting concepts

skema kerja 2015-2019.

1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

Lapan merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang

didirikan pada tahun 1963 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun

1963 tentang Lembaga Penerbangan dan Angkasa luar Nasional. Keputusan

Presiden tersebut diperbaharui dan disempurnakan dengan Keputusan

Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Keputusan Presiden tersebut

kemudian di jabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Lembaga

Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 02 Tahun 2011 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Page 13: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

3

Kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan serta struktur organisasi Lapan

sebagai berikut :

1. Kedudukan

Lapan adalah Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia.

2. Tugas

Lapan mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam

pelaksanaan tugasnya, Lapan dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan

Teknologi.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, Lapan menyelenggarakan fungsi :

a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan

pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya;

b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Lapan;

c. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan

instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya;

d. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,

kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan

rumah tangga.

4. Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi di atas, Lapan mempunyai

kewenangan:

a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

Page 14: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

4

b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan

secara makro;

c. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

d. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku yaitu :

1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang penelitian

dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya;

2) Penginderaan/ pemotretan jarak jauh dan pemberian rekomendasi

perizinan satelit.

Berdasarkan kedudukan, tugas, fungsi dan kewenangan, maka lingkup

kegiatan yang dilaksanakan Lapan adalah pada : (1) penelitian, pengembangan

dan pemanfaatan penginderaan jauh, (2) penelitian, pengembangan dan

pemanfaatan sains atmosfer, iklim dan antariksa, (3) penelitian,

pengembangan dan pemanfaatan teknologi dirgantara, dan (4) kajian dan

pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional. Kegiatan tersebut

Page 15: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

5

dilaksanakan oleh unit-unit kerja yang diwadahi dalam struktur organisasi

sebagai berikut :

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Lapan

1.3 Sumber Daya dan Lokasi Fasilitas

Sumber Daya Manusia (SDM) Lapan pada tahun 2013 berjumlah 1.214

orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan yaitu S3 sebanyak

29 orang (2,49%), S2 sebanyak 197 orang (16,91%), S1 sebanyak 433 orang

(37,17%), Diploma III dan II sebanyak 52 orang (4,46%), SLTA sebanyak 406

orang (34,85%), SLTP sebanyak 26 orang (2,23%), dan SD sebanyak 22 orang

(1,89%).

Page 16: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

6

Gambar 1.2. Komposisi SDM Lapan Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Pegawai yang menduduki jabatan struktural sebanyak 120 orang (120

jabatan) dan 710 orang (58,48% dari total SDM) pada Jabatan Fungsional

Khusus (JFK). Sesuai dengan kegiatan utama Lapan sebagai lembaga litbang,

komposisi tiga JFK terbesar adalah peneliti sebanyak 267 orang (37,61%),

litkayasa sebanyak 186 orang (26,20%), dan perekayasa 99 orang (13,94%).

Gambar 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional Khusus

S3; 29; 2,49%

S2; 197; 16,91%

S1; 433; 37,17%

D3; 50; 4%

D2; 2; 0,46%

SLTA; 406; 34,85%

SLTP; 26; 2,23% SD; 22; 1,89%

Peneliti; 267; 37,61%

Perekayasa; 99; 13,94%

Litkayasa; 186; 26,20%

Analis kepegawaian; 23; 3,24%

Pranata Humas; 28; 3,94%

Penerjemah; 2; 0,28%

Pranata Komputer; 27; 3,80%

Arsiparis; 32; 4,51%

Perencana; 20; 2,82% Perancang Perundang-

undangan; 2; 0,28% Pustakawan ; 8; 1,13%

Auditor; 11; 1,55% Pengendali dampak lingkungan; 5; 0,70%

Page 17: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

7

Selain SDM, sumber daya pendukung yang juga penting adalah

ketersediaan anggaran. Program dan kegiatan Lapan dibiayai dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) murni dan hasil pelayanan Lapan

kepada masyarakat melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Anggaran

Lapan pada tahun 2013 sebesar Rp. 499.539.522.000.

Kelancaran pelaksanaan kegiatan litbang kedirgantaraan juga tidak

terlepas dari dukungan sarana dan prasarana. Lapan memiliki sarana prasarana

yang tersebar di beberapa daerah di seluruh Indonesia, yaitu : Rawamangun,

Pekayon (Jakarta); Kototabang-Agam (Sumatera Barat); Bandung, Sumedang,

Rancabungur, Rumpin-Bogor serta Pameungpeuk-Garut (Jawa Barat),

Pontianak (Kalimantan Barat), Watukosek-Pasuruan (Jawa Timur), Parepare

(Sulawesi Selatan), dan Biak (Papua).

Gambar 1.4. Lokasi Fasilitas Lapan

Page 18: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

8

1.4 Sistematika Penyajian

LAKIP ini menyajikan capaian kinerja Lapan sepanjang tahun 2013 dan

Rencana Strategis (Renstra) tahun 2010-2014. Capaian kinerja diukur dengan

membandingkan antara realisasi terhadap target dalam Penetapan Kinerja

yang telah ditetapkan pada awal tahun 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan

Lapan. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini

memungkinkan pemetaan sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai

landasan untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus (continuous

improvement) pada tahun berikutnya.

Sistematika penyajian LAKIP Lapan tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1. Ikhtisar Eksekutif menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Lapan tahun

2013 serta capaian Renstra Lapan 2010-2014;

2. Bab I – Pendahuluan menjelaskan secara ringkas latar belakang penyusunan

laporan, tugas dan fungsi, serta sumber daya;

3. Bab II – Rencana Strategis Lapan 2010-2014 Dalam Kerangka Kebijakan Ilmu

Pengetahuan Dan Teknologi Nasional, menjelaskan arah kebijakan RPJPN

2005-2025, RPJMN 2010-2014, Kebijakan Strategis Nasional Iptek dan

Renstra Lapan 2010-2014 serta rencana aksi atas kinerja yang akan dicapai

pada tahun 2013;

4. Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 dan Capaian RPJMN 2010-2014,

menyampaikan tentang pengukuran, pencapaian dan analisis pencapaian

kinerja Lapan sebagai pertanggungjawaban terhadap pencapaian Sasaran

Strategis Utama tahun 2013, perbandingan capaian tahun 2012 dan 2013,

serta capaian RPJMN tahun 2013;

5. Bab IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari LAKIP Lapan

tahun 2013 dan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa

yang akan datang.

Page 19: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

9

Visi RPJPN 2005-2025

Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur

BAB II RENCANA STRATEGIS LAPAN 2010-2014 DALAM KERANGKA KEBIJAKAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI NASIONAL

2.1 Arah Kebijakan Iptek

2.1.1 Arah Kebijakan Iptek Menurut Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

Pasal 31 Ayat 5 UUD 1945 hasil Amandemen ke-4 menyebutkan bahwa

╉Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung

tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban

serta kesejahteraan umat manusia╊. Dengan amandemen ini, Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) mempunyai peran penting bagi upaya

pencapaian kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Akan tetapi,

pembangunan Iptek hanya akan memberikan kontribusi terhadap

pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kemajuan dan

kesejahteraan masyarakat jika produk yang dihasilkan bisa didayagunakan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau dapat menjadi solusi bagi

permasalahan baik yang dihadapi pemerintah maupun masyarakat.

Visi tersebut dicapai melalui 8 (delapan) misi

pembangunan yang salah satu diantaranya

adalah mewujudkan bangsa yang berdaya

saing. Pembangunan daya saing bangsa

dilaksanakan dengan: (1) membangun SDM

yang berkualitas; (2) memperkuat perekonomian domestik; (3) meningkatkan

penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan Iptek; (4) membangun sarana

Page 20: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

10

dan prasarana yang memadai dan maju; serta (5) melakukan reformasi hukum

dan birokrasi.

Pembangunan Iptek diarahkan pada peningkatan kualitas penguasaan

dan pemanfaatan Iptek dalam rangka mendukung transformasi perekonomian

nasional menuju perekonomian yang berbasis pada keunggulan kompetitif.

Dalam mewujudkan arahan ini, pembangunan Iptek menghadapi berbagai

permasalahan baik yang bersumber dari sisi litbang sebagai penyedia solusi

teknologi, sisi pengguna teknologi, maupun yang berkaitan dengan integrasi

sisi penyedia dan sisi pengguna teknologi. Berdasarkan permasalahan

tersebut, secara garis besar pembangunan Iptek dirancang dalam dua bagian,

yaitu (1) yang berkaitan dengan wahana pembangunan Iptek dan (2) yang

berkaitan dengan substansi Iptek itu sendiri. Agar dukungan Iptek terhadap

pembangunan nasional dapat berlangsung secara konsisten dan

berkelanjutan, sistem inovasi nasional sebagai wahana pembangunan Iptek

akan diperkuat melalui penguatan kelembagaan, sumberdaya, dan jaringan

Iptek. Sementara itu, pembangunan substansi dilaksanakan melalui penelitian,

pengembangan, dan penerapan Iptek di bidang-bidang Iptek yang strategis

dan diarahkan untuk mencapai hasil yang semakin nyata mendukung

pencapaian sasaran pembangunan nasional baik dalam bentuk publikasi ilmiah,

paten, prototipe, layanan teknologi, maupun wirausahawan teknologi.

Strategi untuk melaksanakan visi tersebut dijabarkan secara bertahap

dalam periode lima tahunan atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) hingga implementasi Rencana Aksi tiap tahunnya. Masing-masing

tahap mempunyai skala prioritas dan strategi pembangunan yang merupakan

kesinambungan dari skala prioritas dan strategi pembangunan pada periode-

periode sebelumnya.

Page 21: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

11

Visi RPJMN 2010-2014

Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan

Berkeadilan

Tahapan skala prioritas utama dan strategi RPJM secara ringkas adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.1. Pentahapan Pembangunan Dalam RPJPN 2005-2025

2.1.2 Arah Kebijakan Iptek Dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

Prinsip penggalangan kompetisi

dan kerjasama untuk membangkitkan

industri hasil inovasi dilakukan dengan

cara mengelola interaksi serta hubungan-

hubungan antar elemen pendukung,

mengefektifkan interaksi antar lembaga penghasil teknologi (LPNK penelitian,

Balitbang kementerian, daerah serta perguruan tinggi), interaksi ke luar

dengan dunia usaha agar inovasi dapat berwujud dalam penyediaan barang

dan jasa yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kunci keberhasilan implementasi penguatan sistem inovasi di suatu

Negara adalah koherensi kebijakan inovasi dalam dimensi antar sektor dan

Page 22: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

12

lintas sektor; inter temporal (antarwaktu); dan nasional-daerah (interteritorial),

daerah-daerah, dan internasional. Dalam perspektif hubungan nasional-daerah,

koherensi kebijakan inovasi dalam penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) di

Indonesia perlu dibangun melalui kerangka kebijakan inovasi (innovation policy

framework) yang sejalan, dengan sasaran dan milestones terukur, serta

komitmen sumberdaya yang memadai baik pada tataran pembangunan

nasional maupun daerah sebagai platform bersama.

Dengan demikian kebijakan Iptek diarahkan kepada :

1. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan litbang dan lembaga

pendukung untuk mendukung proses transfer dari ide menjadi prototipe

laboratorium, prototipe industri hingga produk komersial (penguatan

SIN) ;

2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya Iptek untuk

menghasilkan produktivitas litbang yang berdayaguna bagi sektor

produksi dan meningkatkan budaya inovasi serta kreativitas nasional;

3. Mengembangkan dan memperkuat jejaring kelembagaan baik peneliti di

lingkup nasional maupun internasional untuk mendukung peningkatan

produktivitas litbang dan peningkatan pendayagunaan litbang nasional;

4. Meningkatkan kreativitas dan produktivitas litbang untuk ketersediaan

teknologi yang dibutuhkan oleh industri dan masyarakat serta

menumbuhkan budaya kreativitas masyarakat;

5. Meningkatkan pendayagunaan Iptek dalam sektor produksi untuk

peningkatan perekonomian nasional dan penghargaan terhadap Iptek

dalam negeri.

Strategi Pembangunan Iptek

Dengan arah kebijakan Iptek tersebut di atas, maka strategi

pembangunan Iptek dilaksanakan melalui 2 prioritas pembangunan yaitu :

1. Penguatan SIN yang berfungsi sebagai wahana pembangunan Iptek

menuju visi pembangunan Iptek dalam jangka panjang.

Page 23: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

13

2. Peningkatan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek (P3 Iptek)

yang dilaksanakan sesuai dengan arah yang digariskan dalam RPJPN 2005-

2025.

Selanjutnya strategi pembangunan Iptek ini dijabarkan ke dalam kerangka

pembangunan Iptek sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Pembangunan Iptek

2.1.3 Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek 2010-2014

Kebijakan strategis pembangunan nasional Iptek tahun 2010-2014, yang

selanjutnya disebut Jakstranas Iptek ditetapkan melalui Keputusan Menteri

Negara Riset dan Teknologi Nomor 193/M/Kp/IV/2010, bahwa pembangunan

Page 24: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

14

Visi Pembangunan Nasional

Iptek 2010-2014

”Iptek untuk kesejahteraan dan

kemajuan peradaban”

nasional Iptek bertujuan untuk mempercepat peningkatan kemampuan

penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek, inovasi dan daya saing,

pertumbuhan ekonomi, dan kemandirian nasional serta menumbuhkan

kemampuan sistem inovasi nasional yang dilaksanakan dalam rangka

kesejahteraan masyarakat.

Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek 2005-2025

memberikan landasan akademik terhadap 6 (enam) bidang fokus

pembangunan Iptek, yaitu: 1) pembangunan ketahanan pangan; 2) penciptaan

dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan; 3) pengembangan

teknologi informasi dan manajemen transportasi; 4) pengembangan teknologi

informasi dan komunikasi; 5) pengembangan teknologi pertahanan keamanan;

6) pengembangan teknologi kesehatan dan obat.

Pembangunan Iptek pada

hakekatnya bertujuan untuk

meningkatkan perekonomian dan

pada akhirnya akan meningkatkan

kesejahteraan dan taraf hidup

bangsa. Kelembagaan, sumber daya, dan jaringan Iptek yang telah dibangun

dan dikembangkan merupakan elemen dasar untuk memperkuat SIN, yaitu

suatu pengaturan kelembagaan yang secara sistematik dan berjangka panjang

dapat mendorong, mendukung, menyebarkan dan menerapkan inovasi di

berbagai sektor dan dalam skala nasional.

2.2 Rencana Strategis Lapan 2010-2014

Rencana Strategis (Renstra) Lapan 2010-2014 merupakan penjabaran di

bidang pembangunan kedirgantaraan sesuai dengan kedudukan, tugas, fungsi

dan kewenangan Lapan dan sebagai bagian integral dari RPJMN 2010-2014 dan

Page 25: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

15

Jakstranas Iptek 2010-2014, maka kebijakan dalam implementasi Renstra Lapan

berada dalam konteks kebijakan dalam RPJMN dan Jakstranas Iptek 2010-2014.

Dengan demikian, kebijakan dalam Renstra Lapan diarahkan untuk:

1. Penguatan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

(iptek) khususnya iptek dirgantara bagi peningkatan kemandirian dan

daya saing nasional sehingga iptek dirgantara dapat dijadikan sebagai

penggerak untuk kemajuan pembangunan nasional;

2. Menuju kemandirian dalam memberikan dukungan bagi peningkatan

kemampuan alutsista nasional dan industri strategis pertahanan nasional

untuk menjaga keutuhan NKRI;

3. Pengembangan kemampuan rancang bangun sistem satelit untuk

mendukung kemandirian dalam pemantauan (surveilence) wilayah

Indonesia dan penginderaan jauh;

4. Peningkatan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan signifikan dari

iklim/ lingkungan bumi dan antariksa melalui pengembangan dan

penguatan sistem informasi dini (SIMBA-sistem informasi dan mitigasi

bencana, SISDAL – Sistem Informasi Inventarisasi Sumberdaya Alam,

sistem informasi gangguan ionosfir bagi komunikasi, posisi lokasi dan

navigasi serta orbit satelit;

5. Kesinambungan (kontinuitas) dan peningkatan kontribusi Lapan dalam

penyedian informasi spasial bagi pengelolaan sumberdaya alam;

6. Peningkatan ╉spin off╊ teknologi dirgantara untuk mitigasi bencana,

pemantauan cuaca, pasang surut, alat pengukur radiasi ultra violet

pengukur konsentrasi gas rumah kaca seperti Karbon, SKEA dan

sebagainya;

7. Penguatan Kebijakan pembangunan nasional di bidang Kedirgantaraam

untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam pengembangan,

penguasaan dan penerapan teknologi dirgantara sehingga dapat

melindungi kepentingan nasional dalam hubungan internasional terkait

dengan teknologi dirgantara.

Page 26: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

16

Visi

Berdasarkan tugas, fungsi dan kewenangan yang dimiliki, Lapan

melaksanakan program dan kegiatan penelitian, pengembangan dan

perekayasaan di bidang sains dan teknologi dirgantara untuk kepentingan

pembangunan nasional, membantu semaksimal mungkin baik langsung dan

tidak langsung dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta

upaya pelestarian lingkungan hidup. Pasca reorganisasi 2011, visi dan misi

disempurnakan dalam upaya menjadikan Lapan sebagai lembaga yang

terdepan dalam penguasaan dan pemanfaatan sains dan teknologi dirgantara

maka Lapan menetapkan visi sebagai berikut :

Misi dan Tujuan Strategis

Untuk mencapai visi di atas, disusun dan dirancang misi yang dapat

mengakomodasi seluruh kapasitas dan kapabilitas lembaga dengan

melaksanakan jejaring nasional dan internasional. Selanjutnya misi dijabarkan

atau diimplementasikan lebih lanjut ke dalam tujuan strategis yang merupakan

hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu)

sampai dengan 5 (lima) tahun. Misi dalam Renstra Lapan tahun 2010-2014

pasca reorganisasi 2011 dituangkan secara rinci sebagai berikut :

1. Memperkuat dan melaksanakan pembinaan, penguasaan dan

pemanfaatan teknologi roket, satelit dan penerbangan;

2. Memperkuat dan melaksanakan pembinaan, penguasaan dan

pemanfaatan teknologi dan data penginderaan jauh;

TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN DALAM IPTEK PENERBANGAN DAN ANTARIKSA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN BANGSA

Page 27: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

17

3. Memperkuat dan melaksanakan pembinaan, penguasaan dan

pemanfaatan sains antariksa dan atmosfer serta kebijakan kedirgantaraan;

4. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang untuk pembangunan nasional.

Pembahasan yang dilakukan atas statement misi sebelumnya, kemudian

dijabarkan atau diimplementasikan lebih lanjut ke dalam tujuan dan sasaran

strategis yang merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam

jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan strategis Lapan

pada Renstra 2010-2014 adalah Mewujudkan Kemandirian Iptek Penerbangan

Dan Antariksa Untuk Mendukung Pembangunan Nasional.

Pada tujuan strategis yang ditetapkan oleh Lapan, terdapat indikator

kinerja tujuan yang kemudian dapat dijadikan salah satu ukuran keberhasilan

kinerja Lapan pada periode Renstra 2010-2014. Indikator Kinerja Tujuan

tersebut adalah Jumlah Sektor Pembangunan (Prioritas Nasional/Bidang)

Yang Didukung Atau Memanfaatkan Produk Litbang Lapan Sebagai Hasil

Penguasaan Teknologi Dirgantara.

Tujuan Lapan yang tertuang dalam Renstra 2010-2014, kemudian

dijabarkan pula ke dalam sasaran strategis Lapan sebagai berikut :

1. Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di

bidang kedirgantaraan;

2. Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan

pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang

kedirgantaraan dan pemanfaatan;

3. Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan

pemanfaatan kedirgantaraan.

2.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2013

Tahun 2013 merupakan tahun keempat dalam perencanaan jangka

menengah 2010-2014. Sasaran-sasaran utama Kementerian/Lembaga akan

Page 28: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

18

tercantum dalam matrik Kementerian/Lembaga RPJMN 2010-2014. Renstra

2010-2014 dari Kementerian/Lembaga memuat sasaran-sasaran strategis yang

tertuang dalam RPJMN 2010-2014 dan memuat prioritas-prioritas

Kementerian/Lembaga lainnya. Renstra 2010-2014 menjadi acuan bersama

dalam penyusunan program/kegiatan dan anggaran serta target-target sasaran

kinerja dan dalam pemantauan evaluasi capaian kinerja Kementerian/Lembaga

oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas dan

Kementerian Keuangan.

Anggaran Lapan tahun 2013 adalah sebesar Rp. 526.090.924.000 (lima

ratus dua puluh enam miliar sembilan puluh juta sembilan ratus dua puluh

empat ribu rupiah) terutama untuk kebutuhan pencapaian sasaran strategis

utama antara lain :

a. Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di

bidang kedirgantaraan;

Rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan diharapkan mampu

dijadikan landasan bagi seluruh masyarakat Indonesia secara terpadu.

Rumusan kebijakan ini memuat hal-hal yang berkaitan tentang teknologi

dirgantara (roket, satelit dan penerbangan), penginderaan jauh dan sains

antariksa dan atmosfer serta pemanfaatannya.

b. peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan

pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang

kedirgantaraan dan pemanfaatan;

Lapan sebagai instansi litbang kedirgantaraan diharapkan mampu

meningkatkan perannya dalam hal pemberian bimbingan teknis, pemberian

izin, pelayanan teknis untuk masyarakat pengguna bidang kedirgantaraan.

Kontribusi Lapan terhadap pembangunan nasional dilakukan dengan

disediakannya berbagai kemudahan akses layanan kepada publik melalui

informasi yang tersaji pada website resmi, Badan Layanan Umum yang

dibentuk Lapan, serta website 1 Layanan (secara nasional).

Page 29: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

19

c. Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan

pemanfaatan kedirgantaraan.

Kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang kedirgantaraan serta

pemanfaatannya untuk khalayak dapat dilakukan dengan berbagai media,

diantaranya peningkatan jumlah HKI dan publikasi ilmiah nasional maupun

internasional yang dapat dijadikan konsumsi ilmiah. Kegiatan lain yang

dapat meningkatkan kemampuan Lapan adalah peningkatan secara

kuantitatif pada pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan

informasi kedirgantaraan. Peningkatan jumlah pengguna dapat memacu

semangat berkinerja yang berorientasi pada outcome.

Di luar skema kinerja yang ditetapkan Lapan pada Rencana Kinerja

Tahun 2013, penganggaran juga di konversi kedalam pos-pos rencana kegiatan

lainnya seperti:

d. Peningkatan akuntabilitas kinerja Lapan, agar mampu meraih predikat A

(Sangat Baik) dari Kementerian PAN dan RB;

Peningkatan akuntabilitas kinerja Lapan dapat dilakukan melalui perbaikan

5 komponen akuntabilitas kinerja yaitu: perencanaan (Revisi Renstra 2010-

2014 dan dokumen perencanaan tahunan), pengukuran (IKU yang

diformalkan), pelaporan (peningkatan pemahaman terhadap SAKIP kepada

seluruh pegawai), evaluasi dan pencapaian kinerja yang dapat dilakukan

dengan pengembangan aplikasi Siforen-Monev yang dibangun sendiri oleh

Lapan sejak tahun 2012.

e. Peningkatan akuntabilitas keuangan dengan diharapkan mampu

memperoleh kembali opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap

laporan keuangan Lapan.

Page 30: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

20

2.4 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013

Alokasi anggaran yang diperoleh Lapan untuk tahun 2013 sebesar

Rp. 526.090.924.000,- yang berarti mengalami peningkatan mencapai

Rp. 33.026.214.000,- dari tahun sebelumnya. Penambahan anggaran tersebut

diprioritaskan untuk litbang teknologi penginderaan jauh sebagai penunjang

terlaksananya amanat pada Inpres No. 6 Tahun き0がき tentang ╉Penyediaan,

Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi Data Satelit

Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi╊.

Dalam PK Lapan tahun 2013 ditetapkan Indikator dan target sebagai

berikut :

Sasaran Strategis Utama 1 : Peningkatan kemampuan Lapan dalam

perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan, dikatakan berhasil

jika IKU di bawah ini dapat tercapai.

IKU 1 : Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan;

ditargetkan ada 4 rumusan kebijakan yang dapat dihasilkan di

tahun 2013.

Sasaran Strategis Utama 2 : Peningkatan kemampuan Lapan dalam

pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi

pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan, dikatakan berhasil

jika IKU di bawah ini dapat tercapai.

IKU 2 : Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis

untuk pengguna di bidang kedirgantaraan ditargetkan ada

sebanyak 42 bimbingan atau pemberian izin atau pelayanan

teknis kepada pengguna terkait hasil litbang Lapan.

Page 31: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

21

Sasaran Strategis Utama 3 : Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains,

teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan, dikatakan berhasil jika 2 IKU di

bawah ini dapat tercapai.

IKU 3 : Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional/ nasional

terakreditasi; Pada tahun 2013, ditargetkan 88 publikasi atau

HKI yang dapat dihasilkan.

IKU 4 : Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data

dan informasi kedirgantaraan. Ada sebanyak 173 pengguna

yang menjadi target kinerja Lapan terkait pengguna model,

modul, prototipe, komponen, data hingga informasi terkait

kedirgantaraan.

IKU Lapan tersebut telah ditetapkan pada tanggal 26 Maret 2013

melalui Keputusan Kepala Lapan Nomor 72 tahun 2013 tentang Penetapan

Indikator Kinerja Utama di Lapan. IKU Lapan disusun dengan mengacu pada

Renstra 2010-2014 berdasarkan pada Misi dan Tujuan Strategis Renstra 2010-

2014. Penentuan target IKU tahun 2013 berdasarkan pada beberapa hal sebagai

berikut :

IKU 1 ditetapkan mengingat Lapan sebagai institusi litbang

kedirgantaraan memandang penetapan sejumlah kebijakan sebagai prioritas

utama untuk mengarahkan penguasaan teknologi agar tidak menyimpang dari

kaidah-kaidah yang sejalan dengan peningkatan kesejahteraan bangsa dan

perdamaian dunia. Proses perumusan kebijakan adalah salah satu alat penting

dalam tahapan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan kebijakan, baik

pemerintah maupun non-pemerintah. Pembuatan rumusan kebijakan nasional

merupakan fungsi penting dari sebuah pemerintahan. Oleh karena itu,

kemampuan dan pemahaman yang memadai dari pembuat kebijakan terhadap

proses pembuatan kebijakan menjadi sangat penting bagi terwujudnya

kebijakan publik yang cepat, tepat, dan memadai. Kemampuan dan

Page 32: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

22

pemahaman terhadap prosedur pembuatan kebijakan tersebut juga harus

diimbangi dengan pemahaman dari pembuat kebijakan terhadap kewenangan

yang dimiliki. Pada tahun 2013, Lapan mengupayakan tersusunnya 4 rumusan

kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan.

Pelaksanaan program Reformasi Birokrasi di Lapan telah menimbulkan

semangat untuk mewujudkan aparatur negara yang berorientasi pada

pelayanan. Pelayanan kepada masyarakat terkait hasil litbang menjadi intisari

kegiatan pengembangan teknologi dirgantara. Dari tahun ke tahun permintaan

masyarakat kepada produk litbang Lapan terus mengalami peningkatan. Untuk

terus mengupayakan pemasyarakatan produknya, Lapan menargetkan 42

bimbingan atau pemberian izin atau pelayanan teknis kepada pengguna

(IKU- 2).

Terkait penetapan IKU 3 dimaksudkan untuk mendorong pemberian

penghargaan kepada para peneliti/ perekayasa Lapan dalam pemberian hak

eksklusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HKI (inventor,

pencipta, pendesain, dan sebagainya) agar menstimulasi mereka untuk lebih

lanjut mengembangkan kegiatan invention. Di samping itu, sistem HKI

menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas bentuk kreativitas

manusia sehingga kemungkinan dihasilkan teknologi atau hasil karya lain yang

sama dapat dihindarkan atau dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang

baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan dengan maksimal

untuk pengembangan lebih lanjut dalam memberikan nilai tambah yang lebih

tinggi. Selain HKI, Lapan juga menuntut para peneliti/ perekayasa untuk

senantiasa meningkatkan kualitas publikasi ilmiahnya, terutama dalam skala

jurnal dan majalah ilmiah nasional terakreditasi hingga internasional. Pada

tahun 2013, Lapan secara khusus menargetkan 88 publikasi ilmiah

internasional/nasional terakreditasi ataupun HKI (IKU-3).

Penetapan IKU 4 dilakukan untuk membuktikan bahwa hasil litbang

Lapan berorientasi pada kebutuhan pengguna (outcome oriented). Ada

sebanyak 173 pengguna yang menjadi target kinerja Lapan terkait pengguna

Page 33: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

23

model, modul, prototipe, komponen, data hingga informasi terkait

kedirgantaraan. Hal tersebut diharapkan pula dapat mendorong capaian

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lapan tahun 2013.

Keterkaitan masing-masing IKU pada sasaran strategis utama Lapan

disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.2. Penetapan Kinerja (PK) Lapan Tahun 2013

SASARAN STRATEGIS UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET PROGRAM

1. Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan

Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan (IKU 1)

4 Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa

2. Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan

Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan (IKU 2)

42

3. Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan

Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional/ nasional terakreditasi (IKU 3)

88

Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data dan informasi kedirgantaraan (IKU 4)

173

Page 34: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

24

2.5 Rencana Aksi Tahun 2013

Rencana aksi tahun 2013 telah dibuat dalam rangka pelaksanaan

Penetapan Kinerja tahun 2013. Rencana aksi untuk mendukung pencapaian

Sasaran Strategis Utama dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Lapan. Adapun

rencana aksi dapat dilihat pada lanjutan lampiran II.

Page 35: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

25

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 DAN

CAPAIAN RPJMN 2010-2014

3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013

Akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban dalam

mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan

good and clean governance. Kinerja instansi pemerintah harus dapat diukur,

sehingga memudahkan dilakukannya penilaian oleh stakeholders. Demikian

pula halnya dengan akuntabilitas kinerja Lapan, agar dapat diukur kinerjanya,

Lapan telah menetapkan sasaran-sasaran berdasarkan hasil perumusan yang

dituangkan pada Renstra Lapan 2010-2014 dengan mengedepankan indikator-

indikator yang berorientasi outcome. Sejak tahun 2012, Lapan telah melakukan

upaya untuk menyusun Indikator Kinerja Individu (IKI) yang berbasis Balance

Scorecard (BSC). Saat ini juga telah ditetapkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

agar terjadi peningkatan semangat berkinerja dan dapat diukur secara

obyektif. Sedangkan strategi untuk pencapaian tujuan dan sasaran dilakukan

berdasarkan kebijakan yang mengacu kepada tugas dan fungsi Lapan atau

merupakan kebijakan dalam melaksanakan misinya.

Pengukuran tingkat capaian

IKU Lapan tahun 2013 dilakukan

dengan cara membandingkan antara

realisasi dengan target pada masing-

masing IKU dan saat ini proses

pengukuran telah diimplementasikan ke dalam aplikasi Sistem Informasi

Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (SIFOREN-Monev) yang dapat

memantau capaian IKU dan capaian program/ kegiatan lainnya setiap periode

Page 36: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

26

triwulanan. Aplikasi tersebut juga menyediakan ruang manajemen bagi para

pimpinan untuk memantau atau meriviu secara langsung berupa pemberian

rekomendasi dan catatan-catatan kepada unit-unit kerja. Secara umum Lapan

iatelah berhasil mencapai sasaran strategis berikut IKU-nya, namun demikian

Lapan terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya pada tahun-tahun

mendatang untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Tahun 2013 juga merupakan tahun keempat periode Renstra Lapan

tahun 2010-2014 sehingga dalam laporan ini disajikan sasaran dan indikator

sasaran yang telah dicapai tahun 2013 ini sebagai evaluasi tahap keempat

terhadap Renstra Lapan tahun 2010-2014.

3.2 Analisis Capaian Kinerja Tahun 2013

3 (tiga) Sasaran Strategis Utama yang telah dicapai pada tahun 2013

yaitu:

1. Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di

bidang kedirgantaraan;

2. Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan

pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang

kedirgantaraan dan pemanfaatan; dan

3. Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan

pemanfaatan kedirgantaraan.

Perumusan kebijakan nasional yang terkait litbang kedirgantaraan

seyogyanya menjadi landasan bagi setiap warga negara Indonesia untuk

memahami kegiatan kedirgantaraan. Pada tahun 2013, Lapan mendorong

SASARAN STRATEGIS UTAMA 1

•Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan

Page 37: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

27

perumusan kebijakan publik terkait kedirgantaraan. Ada 4 target rumusan

kebijakan yang ditargetkan pada tahun 2013, dengan penjelasan yang tertera

pada tabel di bawah ini;

Tabel 3.1. Capaian Sasaran Strategis Utama 1

INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN

Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan (IKU 1)

Rumusan kebijakan

4 4 100

IKU-1: ╊ Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan╊

Kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan merupakan bentuk

perwujudan dari kinerja Lapan untuk memastikan pelaksanaan pembangunan

kedirgantaraan di Indonesia sesuai dengan tujuan bernegara yakni kemajuan,

keadilan, dan kemakmuran.

Pada tahun 2013, Lapan menyusun berbagai kebijakan di bidang

kedirgantaraan, diantaranya:

1. Rancangan Undang-Undang Keantariksaan yang telah disahkan menjadi

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan pada tanggal

9 Juli 2013;

Gambar 3.1. Rapat Sidang Paripurna DPR RI

saat pengesahan RUU Keantariksaan menjadi UU Keantariksaan.

Page 38: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

28

2. Penyusunan naskah akademik dan perumusan peraturan pemerintah

tentang tata cara penyelenggaraan kegiatan penginderaan jauh (RPP

Penyelenggaraan Penginderaan Jauh);

3. Penyusunan rancangan induk penginderaan jauh nasional; dan

4. Roadmap Pengembangan teknologi satelit tahun 2003-2025.

Gambar 3.2. Roadmap Pengembangan Teknologi Satelit Tahun 2003-2025

Sebagai institusi yang bergerak di bidang litbang kedirgantaraan dan

berorientasi kepada pelayanan publik. Salah satu upaya Lapan adalah telah

menyelenggarakan Pelaksanaan pelatihan Manajemen Mutu (ISO 9001:2008).

Tujuannya, agar Lapan dapat meningkatkan pelayanan publik yang prima

SASARAN STRATEGIS UTAMA 2

•Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi

pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan

Page 39: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

29

berdasarkan standar manajemen mutu. Upaya mencapai ISO ini terkait

program Quick Wins Lapan dalam mewujudkan reformasi birokrasi. Quick Wins

tersebut yaitu memberikan informasi dan pelayanan, antara lain: layanan data

dan informasi penginderaan jauh, layanan informasi cuaca antariksa, benda

jatuh, dan iklim ekstrem, serta layanan informasi teknologi dirgantara.

Di bawah ini adalah penjelasan capaian sasaran strategis ke 2 yang dapat

dinarasikan pada IKU-2;

Tabel 3.2. Capaian Sasaran Strategis Utama 2

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN TARGET REALISASI %

CAPAIAN

Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan (IKU 2)

bimbingan teknis,

pemberian izin, pelayanan

teknis

42 53 126,19

IKU-2 : ╉Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk

pengguna di bidang kedirgantaraan╊

Lapan telah berkontribusi kepada publik terkait

keterbukaan informasi melalui Portal Satu

Layanan.net yang sangat memudahkan masyarakat

dalam mengakses informasi publik karena

masyarakat cukup mengakses satu portal untuk

mendapatkan berbagai informasi publik yang

diperlukan. Hal ini tentunya sesuai dengan upaya mewujudkan keterbukaan

akses terhadap informasi publik yang merupakan bagian dari reformasi

birokrasi.

Pada tahun 2013, Lapan telah melaksanakan bimbingan teknis (bimtek),

pemberian izin dan pelayanan teknis kepada pengguna sebanyak 53 kegiatan,

antara lain: bimtek Perhitungan Objek Pajak Menggunakan Data Penginderaan

Page 40: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

30

Jauh; bimtek Analisis Link Budget Sistem TTC APRS Repeater, Voice Repeater

Satelit Lapan-A2 dan Analisis Link Budget Sistem Komunikasi TTC, AIS dan S-

Band, Satelit Lapan-A2; bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi

Radio Tingkat Dasar/ Lanjut; serta masih banyak kegiatan bimbingan teknis,

pemberian izin dan pelayanan teknis lainnya (lihat pada lampiran VI).

Gambar 3.3. Kegiatan Pelayanan Kepada Masyarakat Pengguna

Dampak lain dari berbagai pelayanan yang dilakukan Lapan kepada

pengguna adalah meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Untuk tahun 2013, penerimaan PNBP yang dihasilkan melalui Badan Layanan

Umum (BLU) Lapan adalah senilai Rp. 6.177.532.016,- dan meningkat dari tahun

Page 41: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

31

sebelumnya sebesar Rp. 3.037.035.962,-. Pencapaian penerimaan PNBP BLU

tersebut meningkat 203,40 %.

Tuntutan berkinerja instansi pemerintah, baik Kementerian maupun

Lembaga lebih ditujukan kepada berfungsinya output (outcome) yang

dihasilkan. Outcome yang berkualitas diharapkan pula membawa dampak yang

baik bagi kemajuan kehidupan masyarakat. Berdasarkan paradigma tersebut,

Lapan menunjukkan kinerjanya dengan memasukkan pengguna sebagai

variabel utama dalam setiap rencana output yang akan dihasilkan selain

pengembangan riset-riset lain yang tentunya akan berdampak pada

penggunaan publik yang lebih luas dalam bidang iptek kedirgantaraan.

Tabel 3.3 di bawah ini akan menjelaskan capaian terhadap sasaran

strategis utama 3, sebagai berikut:

Tabel 3.3. Capaian Sasaran Strategis Utama 3

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN TARGET REALISASI %

CAPAIAN

Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional/ nasional terakreditasi (IKU 3)

HKI/ publikasi

88 5 usulan HKI

140 publikasi

159,09

Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data dan informasi kedirgantaraan (IKU 4)

pengguna

173

257

148,55

SASARAN STRATEGIS UTAMA 3

•Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan.

Page 42: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

32

IKU-3 : ╉Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional/ nasional terakreditasi╊

Kekayaan intelektual adalah kekayaan yang

timbul dari kemampuan intelektual manusia melalui

pemikiran, daya cipta dan rasa yang memerlukan

curahan tenaga, waktu dan biaya untuk memperoleh

produk baru dengan landasan kegiatan penelitian atau

yang sejenis yang dapat berupa karya di bidang

teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra.

Kekayaan intelektual ini perlu ditindaklanjuti pengamanannya melalui suatu

sistem perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Secara garis

besar HKI terdiri dari hak cipta (copyright), dan Hak Kekayaan Industri

(industrial property right) yang meliputi paten (patent), desain industri

(industrial design), merek (trademark), penanggulangan praktik persaingan

curang (repression of unfair competition), desain tata letak sirkuit terpadu

(layout design of integrated circuit) dan rahasia dagang (trade secret). Pada

tahun 2013 Lapan mengajukan 5 usulan HKI yaitu Pengukur Jarak dan

Kecepatan Roket, Wingtip Device N219, Instrumen Pemutus Balon Sistem

Kawat Panas Pada Tevlon Dengan Metode Terprogram, Logo Buletin Cuaca

Antariksa, dan Metode Perhitungan Indeks Ionosfer Regional.

Selain HKI, publikasi juga menjadi komitmen Lapan dalam upayanya

untuk pemanfaatan keilmuan kedirgantaraan kepada publik. Sepanjang tahun

2013 ini, berbagai publikasi oleh para peneliti/perekayasa Lapan telah beredar

pada jurnal/makalah/ bentuk publikasi ilmiah lainnya (lihat lampiran V).

Page 43: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

33

Gambar 3.4. Forum Seminar Internasional Iptek Dirgantara ke-17.

IKU-4 : ╉Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data dan

informasi kedirgantaraan╊

Pada tahun 2013, Lapan telah

menyelesaikan AIT satelit Lapan-A2. Satelit ini

akan sangat bermanfaat bagi pengguna

mengingat misi yang diemban pada payload

satelit ini berupa misi surveillance dan

kegiatan-kegiatan lainnya yang akan

memberikan nilai tambah bagi penggunanya.

Status satelit Lapan-A2 kini sudah dalam kondisi siap terbang dengan

menumpang roket peluncur milik India.

Lapan juga mengembangkan Pesawat Tanpa Awak (LSU). Pemanfaatan

pesawat LSU digunakan untuk berbagai

keperluan, antara lain: untuk pemetaan

latihan, validasi remote sensing,

pemanfaatan latihan perang, pemantauan

lahan pertanian dan wilayah banjir.

Page 44: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

34

Kemampuan pesawat terbang tanpa awak yang dikembangkan Lapan

telah menuai banyak apresiasi, diantaranya pemberian penghargaan rekor

MURI, yaitu LSU-02 yang memiliki daya jelajah pesawat tersebut yang dapat

menjangkau 200 km.

Gambar 3.5. Penghargaan rekor MURI tersebut diterima oleh Deputi Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Ing. S. Hardienata.

Selain LSU, Teknologi Penerbangan Lapan juga telah melakukan uji

terbang terhadap pesawat ringan (Lapan Surveillance Aircraft/ LSA). Pesawat

hasil kerja sama dengan Jerman ini mampu mengakurasikan data dari foto citra

satelit dengan resolusi tinggi, dan mampu melakukan patroli sistem kelautan di

Indonesia.

Page 45: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

35

Gambar 3.6. Uji Terbang Perdana LSA

Peningkatan jumlah pengguna merupakan upaya Lapan dalam

memasyarakatkan Iptek Kedirgantaraan dalam kehidupan masyarakat

Indonesia. Dalam hal, penguasaan teknologi roket dan prototipenya yang

dikembangkan Lapan, telah digunakan untuk banyak hal diantaranya

keterlibatan roket-roket Lapan dalam Kompetisi muatan roket Indonesia

(Komurindo) dan Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) 2013. Selain itu,

pengembangan pemanfaatan teknologi roket, Lapan berkontribusi pada

konsorsium roket nasional yang telah menghasilkan roket R-Han 122 yang

memiliki daya jangkau 14 dan 24 km. Teknologi roket yang dikembangkan

Lapan telah banyak digunakan untuk keperluan pertahanan maupun sipil. Pada

penghujung tahun 2013, telah dilakukan uji coba peluncuran roket berdiameter

122mm-200mm pada tanggal 18 Desember 2013 di Tanjung Sangowo,

Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. Uji coba di Pulau Morotai ini akan

dijadikan momentum pembangunan bandar antariksa di kawasan tersebut.

Page 46: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

36

Gambar 3.7. Peluncuran Roket di Pulau Morotai

Dalam rangka penguatan peran Lapan menjadi bank data di bidang

penginderaan jauh, khususnya pembangunan Bank Data Penginderaan Jauh

Nasional (BDPJN) yang berintegrasi dengan

Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) serta Pusat

Pemantauan Bumi Nasional (PPBN). Bank data ini

telah dimanfaatkan banyak pengguna,

diantaranya: Katalog Data Modis, Katalog Data Landsat, SIMBA, Indeks

Kehijauan Hutan, dan Inderaja Resolusi Tinggi. Pada tahun 2013, Lapan telah

mendistribusikan data inderaja kepada pengguna sebanyak 9902 scene dan

penambahan data ke Bank Data sebanyak 12.062 scene. Lapan juga telah

melakukan stocktaking metadata resolusi tinggi yang ada pada Kementerian/

Lembaga (K/L) dan Pemda, yaitu: 4 K/L (1.764 scene) dan 26 Pemda (185

scene).

Page 47: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

37

Gambar 3.8. SIMBA, Salah Satu Informasi Penginderaan Jauh Yang Banyak

Dimanfaatkan Pengguna

Terkait dengan pemanfaatan informasi kedirgantaraan di bidang sains

antariksa dan teknologi atmosfer. Informasi yang dimanfaatkan pengguna

sudah tercantum pada web lapan.go.id, diantaranya: aktivitas matahari,

prediksi frekuensi area, variabilitas iklim, iklim ekstrim, prediksi frekuensi fixed,

dan benda jatuh antariksa. Untuk memudahkan akses pengguna terkait

informasi cuaca, telah dikembangkan SADEWA versi 2.0. Aplikasi ini merupakan

sebuah sistem informasi peringatan dini bencana yang dikembangkan berbasis

teknologi satelit dan juga dilengkapi sensor-sensor terestrial. Sistem ini

berfungsi untuk memberikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan

Page 48: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

38

penanganan kejadian bencana baik pada tingkat pemerintah pusat maupun

daerah dalam rangka pengelolaan resiko bencana.

Gambar 3.9. SADEWA, Salah Satu Layanan Informasi Bidang Sains Antariksa

dan Teknologi Atmosfer

Untuk keseluruhan pengguna model, modul, prototipe, komponen, data

dan informasi dari hasil litbang Lapan pada tahun 2013, dapat dijelaskan pada

lampiran VIII.

Sebagai apresiasi atas kemudahan akses pengguna terhadap hasil litbang

Lapan, pada tahun 2013, Lapan bersama Kemenkeu terpilih sebagai champion

Layanan Informasi Publik versi UKP4 karena memiliki lebih banyak jumlah

informasi layanan publik yang sudah dimasukkan dalam Portal satulayanan.net

dan dikelola dengan baik dibandingkan Kementerian dan Lembaga lainnya.

Page 49: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

39

Gambar 3.10. Kementerian PAN dan RB memberikan cindera mata kepada

Lapan, sebagai bentuk apresiasi karena Lapan telah berpartisipasi aktif dalam Portal Satu Layanan.

3.3 Perbandingan Realisasi IKU Terhadap Tahun Sebelumnya

Perbandingan kinerja dengan tahun sebelumnya dilaksanakan dengan

membandingkan capaian dengan tahun sebelumnya, sebagaimana dapat

dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 3.4. Realisasi IKU 2009-2013 dan Target 2014

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KONDISI 2009

REALISASI TARGET

2014 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan;

1 1 1 1 4 3

Page 50: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

40

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KONDISI 2009

REALISASI TARGET

2014 2010 2011 2012 2013

2. Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan; a. Jumlah bimbingan

dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang penginderaan jauh,

b. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang sains antariksa dan atmosfer,

c. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis, pemberian izin untuk pengguna di bidang teknologi satelit, roket dan penerbangan.

18

11

3

4

49

15

30

4

48

4

38

6

17

0

9

8

53

22

21

10

57

3. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi; a. Jumlah HKI dan

publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang penginderaan jauh,

b. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang sains antariksa dan atmosfer,

62 publikasi

3 publikasi

59 publikasi

2 usulan HKI,

3HKI; 25 publikasi

4 publikasi

21 publikasi

1 usulan HKI; 25

publikasi

8 Publikasi

17 publikasi

1 usulan HKI; 122

publikasi

11 publikasi

73 publikasi

5 usulan HKI; 140

publikasi

58 publikasi

3 usulan HKI; 41

publikasi

5 usulan HKI; 153

publikasi

Page 51: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

41

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KONDISI 2009

REALISASI TARGET

2014 2010 2011 2012 2013

c. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang teknologi dirgantara.

7 publikasi

2 usulan HKI, 3 HKI;

7 publikasi

1 usulan HKI;

6 publikasi

1 usulan HKI; 38

publikasi

2 usulan HKI;

41 publikasi

4. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi kedirgantaraan. a. Jumlah pengguna

model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang penginderaan jauh,

b. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang sains antariksa dan atmosfer,

c. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, data, komponen, dan informasi bidang teknologi dirgantara.

27

20

3

4

44

25

13

6

385

27

355

3

457

30

423

4

257

183

54

20

180

Page 52: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

42

3.4 Capaian Lain di Luar IKU

Peningkatan pencapaian kinerja (non IKU) Lapan di tahun 2013 dapat

dinarasikan sebagai berikut:

1. Peningkatan nilai akuntabilitas kinerja (AKIP)

Lembaga yang dilakukan penilaiannya oleh

Kementerian PAN dan RB, dengan nilai 70,78

atau predikat B+ (Baik) dibanding tahun

sebelumnya yang memperoleh predikat B. Pencapaian tersebut

menunjukkan peningkatan akuntabilitas kinerja serta komitmen tinggi dari

pimpinan hingga pelaksana di Lapan untuk mewujudkan good dan clean

governance yang gesit dalam melayani, akuntabel dan profesional;

2. Penurunan nilai opini BPK atas laporan keuangan Lapan tahun 2012

menjadi predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP);

3. Dalam hal pelayanan publik, Lapan terpilih sebagai champion Layanan

Informasi Publik versi UKP4. Selain itu, apresiasi serupa juga diperoleh

Lapan dari Ombudsman, dimana Lapan berhasil meraih peringkat 8 secara

nasional untuk pelayanan publik dengan nilai 880.

4. Pelaksanaan program Reformasi Birokrasi telah berjalan dengan baik di

lingkungan lembaga, langkah-langkah perbaikan telah dilakukan sebagai

upaya peningkatan kualitas pelayanan dan keterbukaan informasi kepada

publik. Di penghujung tahun 2013, telah dilakukan pencairan tunjangan

kinerja kepada seluruh pegawai Lapan berdasarkan Perpres No.93 Tahun

2013.

5. Lapan menyelenggarakan Pelaksanaan pelatihan Manajemen Mutu (ISO

9001:2008) dengan tahapan Awareness, Documentation, dan

Implementation, kemudian dilanjutkan dengan Internal Audit. Tujuannya,

agar Lapan dapat meningkatkan pelayanan publik yang prima berdasarkan

standar manajemen mutu. Upaya mencapai ISO ini terkait program Quick

Wins Lapan dalam mewujudkan reformasi birokrasi. Quick Wins tersebut

yaitu memberikan informasi dan pelayanan, antara lain: layanan data dan

Page 53: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

43

informasi penginderaan jauh, layanan informasi cuaca antariksa, benda

jatuh, dan iklim ekstrem, serta layanan informasi teknologi dirgantara.

Untuk mendukung program tersebut, diperlukan pemahaman ISO guna

penyiapan dokumen, peningkatan mutu, dan pembentukan auditor yang

kompeten.

3.5 Liputan Khusus 50 Tahun Kedirgantaraan Nasional

Setengah abad kedirgantaraan nasional, Lapan

berupaya mewujudkan penguasaan bangsa Indonesia

dalam inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi

kedirgantaraan. Di dalam perkembangannya, Lapan

telah banyak menghasilkan teknologi di bidang

kedirgantaraan, diantaranya: teknologi satelit, roket,

penerbangan serta pemanfaatannya dalam penginderaan jauh dan antariksa

serta atmosfer. Tahun 2013 ditandai dengan semangat baru untuk

menyongsong era 50 tahun kedirgantaraan nasional, target tinggi ditetapkan

dari peningkatan penguasaan penelitian dan pengembangan hingga

menetapkan sistem manajemen aparatur yang profesional dan berorientasi

kepada pelayanan masyarakat. Berbagai target tinggi yang ditetapkan Lapan

dirangkum dalam tema khusus yakni ╉Ekspedisi Morotai╊. Morotai sendiri

diambil dari nama Pulau di kawasan Maluku Utara.

Semangat untuk selalu berkinerja tinggi diharapkan mampu menjawab

tuntutan masyarakat akan kemampuan Indonesia menuju kemapanan

teknologi dirgantara. Berikut ini adalah target-target khusus yang tertuang

dalam ╉Ekspedisi Morotai╊, di antaranya:

1. Peluncuran Roket Sonda RX-550 di Pulau Morotai;

2. Terbang Perdana Light Surveillance Aircraft;

3. Peluncuran satelit Lapan-A2;

Page 54: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

44

4. Prototipe pesawat N-219;

5. Operasionalisasi Bank Data Penginderaan Jauh Nasional;

6. Operasionalisasi Regional Space Office UN SPIDER;

7. Model Atmosfer Ekuator Skala regional;

8. Operasionalisasi Jaringan Informasi Cuaca Antariksa untuk antisipasi

dampak Aktivitas matahari pada siklus ke 24 (2012-2013);

9. Pengesahan Undang-Undang Keantariksaan;

10. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Lapan, target Tunjangan Kinerja: 75%.

Gambar 3.11. Drs. Bambang S. Tedjasukmana mencanangkan ╊Ekspedisi

Morotai╊ sebagai simbol Semangat 50 tahun Kedirgantaraan Nasional.

Berdasarkan target khusus yang tertuang dalam Ekspedisi Morotai

tahun 2013, hampir keseluruhan target dapat tercapai. Namun, ada beberapa

diantaranya yang masih belum dapat terlaksana pada tahun 2013, antara lain:

penundaan peluncuran roket sonda RX-550 di Pulau Morotai, karena masalah

teknis berupa masih diperlukan penyempurnaan pengembangan beberapa

komponen roket tersebut. Sedangkan target peluncuran satelit Lapan-A2 juga

tidak tercapai dikarenakan adanya penundaan peluncuran oleh pihak India.

Page 55: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

45

Target lain yang masih dalam proses pencapaian adalah pembuatan prototipe

pesawat N-219, karena pendanaannya baru dialokasikan pada tahun 2014.

Untuk pelaksanaan target Reformasi Birokrasi, target tunjangan kinerja

sebesar 75%, baru disetujui sebesar 47,5% oleh Kementerian PAN dan RB.

3.6 Telaahan Capaian Target RPJMN / Renstra 2010-2014

Bahasan telaahan capaian target

pembangunan berdasarkan pada periode

Renstra / RPJM 2010 – 2014 diuraikan

dengan memperhatikan 9 target utama

seperti yang tercantum di dalam Renstra

Lapan 2010-2014. Dari 9 target utama tersebut hampir semuanya optimis

tercapai baik kegiatan pengembangan roket, satelit, penginderaan jauh,

maupun sains dan kebijakan kedirgantaraan. Berikut ini kami sajikan capaian

kinerja pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa yang dilakukan

Lapan hingga akhir tahun 2013;

Program RPS memiliki target jangkauan roket sejauh 300 km pada

tahun 2014. Pada tahun 2012 telah dilakukan pengujian statik roket RX 550 dan

masih belum menemui keberhasilan. Terkait dengan uji terbang roket RX 550,

roket ini masih sedang dalam proses persiapan. Pengembangan roket sonda

RX 550 (integrasi dan uji statik) juga akan dilakukan dengan didukung

kerjasama pengembangan nosel dengan Yuzhnoye-Ukraina, Muatan sonda

dilaksanakan dalam kerjasama dengan TU Berlin, peluncuran direncanakan di

P. Morotai Provinsi Maluku Utara. Bila uji terbang berhasil dilakukan, maka

target jangkauan roket sejauh 300 km pada tahun 2014 dapat dicapai lebih

awal.

Hingga akhir tahun 2013, pengembangan teknologi roket telah

memasuki tahapan uji statik terhadap roket berdiameter 550 mm. Capaian

tersebut dilakukan setelah sukses dengan roket berdiameter yang lebih kecil.

Page 56: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

46

Selain itu Lapan juga telah mengembangkan roket untuk kepentingan

pertahanan dan keamanan.

Pada lampiran IV disajikan indikator kinerja sasaran dari program/

kegiatan pada RPJMN 2010-2014 yang merupakan prioritas Lapan. Kegiatan lain

yang belum tercapai adalah produksi AP dengan target 2 ton. Hal tersebut

dikarenakan kapasitas perlengkapan yang belum memadai untuk

memproduksi AP dalam jumlah banyak.

Setelah sukses dengan program satelit Lapan-A2/ORARI, Lapan kini

mengembangkan generasi terbaru satelitnya dengan misi penginderaan jauh.

Satelit tersebut dinamakan satelit Lapan-A3 dan Lapan-A4. Pada tahun 2013 ini

telah dilakukan design review serta pengadaan komponen-komponen kedua

satelit tersebut. Diharapkan di tahun 2014, kedua satelit siap memasuki

tahapan AIT (Assembly, Integration and Test).

Pengembangan teknologi penerbangan di Lapan telah mencatatkan

sejumlah catatan prestasi gemilang diantaranya tahapan aplikatif untuk

pesawat nir awak (LSU) serta pengembangan pesawat transpor yang dapat

menunjang interkoneksi antar pulau-pulau kecil di nusantara. Pesawat tanpa

awak (LSU) telah sukses dikembangkan dan diuji coba untuk pemotretan lahan

sawah, pemantauan puncak merapi pasca erupsi, uji terbang LSU dengan

muatan 5 kg di Nusawiru, dan pengujian di KRI Diponegoro milik TNI AL serta

saat ini Lapan telah menjalin kerjasama dengan TNI untuk pengembangan

fungsi pesawat ini. Pesawat N-219 sebagai karya lain yang diciptakan Lapan

bersama konsorsium nya juga kini telah mencatat kemajuan dengan selesainya

desain model power on.

Di bidang penginderaan jauh, pelayanan data penginderaan jauh Lapan

di kembangkan sebagai implementatif Inpres No.6 Tahun 2012 tentang

Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, dan Distribusi Data Satelit

Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi, di mana Lapan diintruksikan untuk

melayani kebutuhan data satelit Inderaja untuk seluruh sektor di pemerintah

pusat dan daerah. Pengembangan kapasitas sarana dan prasarana penunjang

Page 57: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

47

dilakukan untuk memastikan ketersediaan data satelit resolusi rendah,

menengah dan tinggi.

Di bidang litbang sains antariksa dan atmosfer, terus dijaga kontinuitas

penyajian data / informasi, serta peningkatan kualitasnya mengenai sumber

daya alam, perubahan penutup lahan, dampak perubahan iklim global, serta

mitigasi bencana bersumber dari bumi, antariksa dan atmosfer, dengan

memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan sains antariksa dan atmosfer.

3.7 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tujuan

Pelaksanaan program kedirgantaraan yang dilakukan Lapan

disesuaikan dengan target pencapaian yang tertuang dalam Rencana Strategis.

Pencapaian target seyogyanya menjadi indikator utama kesuksesan sebuah

institusi dalam berkinerja dalam upayanya mendukung membangun

masyarakat Indonesia yang lebih berdaya saing Iptek. Dalam penyajian LAKIP

ini, akan disajikan secara khusus capaian indikator kinerja tujuan sebagai

monitoring menuju akhir periode Renstra tahun 2014 mendatang. Di dalam

dokumen Renstra, Lapan menyusun indikator kinerja tujuan yakni:

╉JUMLA( SEKTOR PEMBANGUNAN ゅPR)OR)TAS NAS)ONAL/B)DANGょ YANG

DIDUKUNG ATAU MEMANFAATKAN PRODUK LITBANG LAPAN SEBAGAI

(AS)L PENGUASAAN TEKNOLOG) D)RGANTARA╊

Berdasar indikator kinerja tujuan yang telah ditetapkan (Perka Lapan

No. 03/2013 Tentang Renstra Lapan), maka capaiannya untuk tahun 2013

dengan disesuaikan pada dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun

2013 adalah sebagai berikut:

Page 58: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

48

Prioritas Nasional (PN) yang didukung atau memanfaatkan produk litbang

Lapan;

1. PN 6. Infrastruktur; khususnya terkait Tata Ruang, dalam hal ini Lapan

berkontribusi pada penyediaan data citra satelit untuk membantu

pemetaan wilayah/ruang.

2. PN 9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, penguasaan

teknologi dirgantara yang dikembangkan Lapan dimanfaatkan untuk

pemantauan hot spot kebakaran hutan serta Lapan juga telah

mendukung PN ini dengan membangun Ground Receiver Satelit dan

Automatic Weather Station (AWS).

3. PN 11. Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi. Pada tahun 2013,

PN ini, khususnya terkait inovasi teknologi, Lapan telah mendukung

dengan ikut serta dalam program Sistem Inovasi Nasional (SINas) yang

dirilis Kementerian Ristek melalui 8 judul penelitian.

4. Prioritas Lainnya 12. Politik, Hukum, Keamanan dan Pertahanan.

teknologi roket yang dikembangkan Lapan (R-Han 122) telah

dimanfaatkan oleh TNI untuk penciptaan kemandirian alutsista.

Prioritas Bidang yang didukung atau memanfaatkan produk litbang Lapan;

1. Bidang Pertahanan dan Keamanan, hasil pengembangan teknologi roket

di LAPAN telah dimanfaatkan derivasinya oleh konsorsium nasional yang

beranggotakan Kementerian Ristek, Kemhan, ITB, PT. DI, PT. PINDAD,

dan PT. Dahana. Selain itu, Lapan juga telah melakukan penyediaan citra

satelit pada Wilayah Perbatasan dan Pulau Kecil / Terluar. Penyediaan

data satelit penginderaan jauh untuk pemetaan Wilayah Perbatasan RI

Dengan Malaysia, PNG, Timor Leste dan Filipina dengan berkerjasama

antara Lapan, Kemendagri, TNI, BIN, dan Pemda.

2. Bidang-Bidang Tematik Lainnya, khususnya pemantauan bencana.

teknologi satelit Lapan (Lapan A-2 dan A-3) akan digunakan untuk

menghasilkan foto daratan dan dilengkapi dengan sistem komunikasi.

Page 59: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

49

Sebagaimana kita ketahui tema RKP 2013 adalah memperkuat

perekonomian domestik bagi peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat.

Melalui tema tersebut serta mempertimbangkan kapasitas sumber daya yang

dimiliki, fokus dari kegiatan 11 Prioritas Nasional dan 3 Prioritas Lainnya

ditekankan pula pada penanganan isu-isu strategis. Isu-isu strategis tersebut

seperti Peningkatan Daya Saing, Peningkatan Daya Tahan Ekonomi,

Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat serta Pemantapan Stabilitas

Sosial Politik. Selain mendukung Prioritas Nasional dan Prioritas Bidang, Lapan

juga mendukung penanganan isu-isu strategis, khususnya isu peningkatan daya

saing dengan menitikberatkan pada percepatan pembangunan infrastruktur:

National Connectivity, dengan membangun kerjasama rancang bangun

pesawat N-219 bersama konsorsium nasional.

3.8 Akuntabilitas Keuangan

Dalam pelaksanaan program / kegiatan, Lapan dibiayai oleh APBN yang

dijabarkan dalam dokumen DIPA. Pagu awal tahun yang tertera di dokumen PK

adalah sebesar Rp. 526.090.924.000,- (lima ratus dua puluh enam miliar

sembilan puluh juta sembilan ratus dua puluh empat ribu rupiah). Namun di

dalam proses pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan, pagu awal tersebut

mengalami perubahan dikarenakan adanya penghematan akibat subsidi BBM

dan reward atas sisa pengadaan barang dan jasa tahun sebelumnya sehingga

menjadi Rp. 499.539.522.000,- (empat ratus sembilan puluh sembilan miliar

lima ratus tiga puluh sembilan juta lima ratus dua puluh dua ribu rupiah).

Capaian serapan anggaran pada tahun 2013 yakni sebesar Rp. 465.124.554.626,-

(93,11%). Capaian daya serap ini meningkat dibanding tahun 2012 lalu, dimana

daya serap Lapan hanya mencapai 92,30%.

Page 60: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

50

Tabel 3.5. Realisasi Anggaran Lapan Tahun 2013

(Anggaran dalam Ribuan Rp.)

PROGRAM PAGU REALISASI %

Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa

383.880.903.000 366.356.004.886 95,43

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

115.658.619.000 98.768.549.740 85,39

TOTAL 499.539.522.000 465.124.554.626 93,11

3.9 Tindak Lanjut Hasil Evaluasi AKIP Oleh Kemen PAN dan RB

Upaya yang telah kami lakukan dalam rangka menindaklanjuti hasil

evaluasi AKIP oleh Kemen PAN dan RB tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1) Implementasi Sistem Informasi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi

(SIFOREN-Monev) untuk mendukung pengukuran, pemantauan serta

evaluasi kemajuan pencapaian target kinerja dan rencana aksi seluruh Unit

Kerja di Lapan tahun 2013 tiap triwulannya;

2) Revisi dokumen Rencana Strategis 2010-2014 untuk kemudian dijadikan

acuan revisi seluruh dokumen Renstra unit kerja di lingkungan Lapan;

3) Penyusunan Sasaran Kegiatan, mulai dari level Kepala Lapan, Eselon I, dan

II untuk menggambarkan komitmen pimpinan dalam merumuskan

perencanaan kegiatan selama setahun ke depan;

4) Melakukan pembandingan realisasi IKU antar tahun (dari tahun 2009

sebagai akhir periode Renstra 2005-2009 hingga tahun 2013).

Page 61: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

51

BAB IV PENUTUP

Bangsa Indonesia secara bertahap harus menjadi bangsa yang mandiri,

di mana kemandirian tersebut ditopang oleh kemampuan sumber daya

nasional. Kemampuan sejatinya dapat kita bangun bersama melalui penguatan

Iptek dengan memposisikan aktivitas penelitian, pengembangan, dan

penerapan Iptek sebagai unsur utama dalam pembangunan kemandirian

bangsa.

Lapan sebagai lembaga litbang melakukan optimalisasi dalam

perencanaan dan pelaksanaan terkait revitalisasi sarana prasarana untuk

membangun kapasitas dan kualitas penelitian, pengembangan, dan penerapan

iptek. Walaupun diakui masih terdapat kendala untuk mencapai berbagai

sasaran yang ditetapkan menyangkut berbagai kompleksitas kebutuhan

masyarakat di satu pihak dan keterbatasan pendanaan dilain pihak, kami akan

tetap terus memberikan sumbangsih bagi kemajuan dan kemandirian Iptek

bangsa Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis capaian kinerja yang telah disajikan pada bab-

bab sebelumnya, secara umum sasaran strategis Lapan pada tahun 2013 telah

tercapai. Hal ini terlihat dari pencapaian indikator kinerja yang menjadi alat

ukur pencapaian sasaran. Pengukuran kinerja juga dilakukan atas indikator

yang tertuang dalam Renstra 2010-2014, secara umum semua indikator

tersebut memenuhi target. Pencapaian Renstra 2010-2014 di tahun 2013

menunjukkan bahwa sejumlah indikator kinerja telah berhasil memenuhi

ekspektasi terhadap target yang diemban.

Rencana aksi atas keseluruhan indikator kinerja serta beberapa

rekomendasi penilaian AKIP 2012 oleh Kementerian PAN dan RB menjadi bahan

perbaikan dalam pelaksanaan program/ kegiatan serta dalam penyajian LAKIP

Page 62: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

52

Lapan ini dan tentunya diharapkan ada peningkatan terhadap hasil penilaian

AKIP Lapan tahun 2013. Hasil capaian kinerja pada tahun 2013 tersebut

merupakan upaya optimal dalam penggunaan sumber daya yang tersedia di

Lapan. Pencapaian prestasi yang cukup menggembirakan pada tahun 2013 dan

tahun-tahun sebelumnya merupakan bukti nyata bagi kami untuk terus

berbenah, bekerja dan melakukan yang terbaik untuk tahun-tahun ke depan

dengan segala tantangan dan kompleksitasnya.

Beberapa langkah kedepan yang akan dilaksanakan oleh Lapan, antara

lain adalah:

a) Memperkuat sinergitas antar seluruh unit organisasi di Lapan;

b) Penguatan akuntabilitas kinerja dari pelaksanaan perencanaan,

transparansi proses kegiatan hingga pencapaian output yang berorientasi

outcome; serta

c) Mendorong penyempurnaan kualitas pelayanan publik dengan sertifikasi

ISO 9001:2008.

Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan berbagai instansi

terkait akan dilakukan dengan lebih intensif, mengingat usaha pencapaian

target-target pada Renstra / RPJMN 2010-2014 diharapkan menjadi salah satu

mesin penggerak pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemberdayaan hasil

litbang kedirgantaraan.

LEMBAGA

PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

Page 63: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

53

Lampiran I

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)

TAHUN 2013

SASARAN STRATEGIS UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET

Peningkatan Kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan.

Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan

4

Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan.

Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan; a. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis

untuk pengguna di bidang penginderaan jauh,

b. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang sains antariksa dan atmosfer,

c. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis, pemberian izin untuk pengguna di bidang teknologi satelit, roket dan penerbangan.

42

Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan.

Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi; a. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah

internasional / nasional terakreditasi bidang penginderaan jauh,

b. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang sains antariksa dan atmosfer,

c. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang teknologi dirgantara

88

Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi kedirgantaraan. a. Jumlah pengguna model, modul,

prototipe, komponen, data, dan informasi bidang penginderaan jauh,

b. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang sains antariksa dan atmosfer,

c. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, data, komponen, dan informasi bidang teknologi dirgantara

173

Page 64: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

54

Lampiran II PENETAPAN KINERJA (PK)

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA (LAPAN) TAHUN 2013

SASARAN STRATEGIS UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM ANGGARAN

Peningkatan Kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan.

Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan 4 Pengembangan Teknologi

Penerbangan dan Antariksa

499.539.522.000

Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan.

Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan; a. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang penginderaan

jauh, b. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang sains antariksa

dan atmosfer, c. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis, pemberian izin untuk pengguna di bidang

teknologi satelit, roket dan penerbangan.

42

Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan.

Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi; d. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang

penginderaan jauh, e. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang sains

antariksa dan atmosfer, f. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang

teknologi dirgantara

88

Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi kedirgantaraan. a. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang

penginderaan jauh, b. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang

sains antariksa dan atmosfer, c. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, data, komponen, dan informasi bidang

teknologi dirgantara

173

Jumlah Anggaran Tahun 2013 : Rp. 499.539.522.000,00

Page 65: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

55

Lanjutan Lampiran II.

Page 66: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

56

Page 67: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

57

Page 68: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

58

Lampiran III

PENGUKURAN KINERJA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)

TAHUN 2013

(dalam ribuan Rupiah)

SASARAN STRATEGIS UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN PROGRAM

ANGGARAN

PAGU REALISASI %

Peningkatan Kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan.

Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan

4 4 100% Pengembangan Teknologi

Penerbangan dan Antariksa

5.070.461 4.968.384

97,98%

Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan.

Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan; a. Jumlah bimbingan dan

pelayanan teknis untuk pengguna di bidang penginderaan jauh,

b. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang sains antariksa dan atmosfer,

c. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis, pemberian izin untuk pengguna di bidang teknologi satelit, roket dan penerbangan.

42

53 126,19% 8.180.145

7.560.797

92,42%

Page 69: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

59

Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan.

Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi; a. Jumlah HKI dan publikasi

ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang penginderaan jauh,

b. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang sains antariksa dan atmosfer,

c. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang teknologi dirgantara

88 5 usulan HKI; 140 publikasi

159,09% 486.288.916 452.595.373 93,07%

Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi kedirgantaraan. a. Jumlah pengguna model,

modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang penginderaan jauh,

b. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang sains antariksa dan atmosfer,

c. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, data, komponen, dan informasi bidang teknologi dirgantara

173 257 148,55%

Page 70: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

60

Lampiran IV CAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH 2010-2014

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) TAHUN 2013

No. PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2013

% CAPAIAN

2013 a. Pengembangan Teknologi Roket Peningkatan kemampuan

penguasaan teknologi roket 1. Jumlah tipe/jenis roket yang dikembangkan 9 12 133,33

2.Jangkauan roket (km) 300 150 50

3. Jumlah unit roket yang diuji statik 24 206 858,33

4. Jumlah roket yang diuji terbang 10 111 1110

5. Jumlah produksi amonium perklorat (AP) oleh Lapan (ton) 20 0.564 2,82

6. Jumlah roket dengan bahan baku AP produk Lapan yang diuji terbangkan

15 15

100

7. % Peningkatan kapasitas SARPRAS Litbang Roket untuk mencapai minimum kebutuhan

45% 45%

100

b. Pengembangan Teknologi satelit Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi satelit dan stasiun bumi

1. Jumlah satelit yang dibuat/diintegrasi di dalam negeri 1 2 200

2. Jumlah satelit yang diluncurkan - - -

3. Jumlah pembangunan stasiun bumi utama penerima data & pengendali satelit

- 1 100

4. Jumlah doktek satelit (user requirement, mission definition, desain satelit, desain stasiun bumi, rancangan pengolahan data, bentuk produk data)

- 4 400

c. Uji terbang roket dan akuisisi data ionosfer, geomagnet, dan meteo

Kontinuitas operasi instalasi uji terbang, stasiun pengamat dirgantara untuk mendukung litbang dan pemanfaatan sains antariksa

% Komitmen operasi instalasi uji terbang dan stasiun pengamat dirgantara

100 100 100

d. Pengembangan Teknologi Penerbangan

Rancang bangun pesawat nir awak, ramjet dan diseminasi pemanfaatan teknologi dirgantara

1. Jumlah jenis pesawat nir awak dan propulsi jet yang dikembangkan

- 2 200

2. Jumlah pesawat nir awak dan ramjet yang diuji terbang 1 1 100

3. Jumlah sistem ground segment pesawat nir awak dan pesawat ramjet yang dikembangkan

2 1 50

4. Jumlah doktek Spin off Teknologi Penerbangan

2 4 200

Page 71: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

61

No. PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2013

% CAPAIAN

2013 e.

Pengembangan Teknologi Dan Bank Data Penginderaan Jauh

Penguatan kemampuan akusisi data satelit wilayah Indonesia

1. Jumlah penelitian dan pengembangan teknologi penginderaan jauh

4 9 225

2. Jumlah doktek kajian sistem satelit multimisi (Sistem Akusisi Data NPP/NPOESS, LDCM, Arsitektur system pengolahan data satelit multimisi)

2 2 100

3. % Jumlah data yang terdistribusi 80 80 100

4. Jumlah modul pengolahan citra berbasis open source 1 2 200

f. Akusisi dan pengolahan data satelit penginderaan jauh sumber daya alam serta pelayanan pengguna

Kontinuitas operasi sistem stasiun bumi satelit penginderaan jauh sumber daya alam parepare untuk mendukung pelayanan kepada pengguna

1. % Keberhasilan akusisi data satelit penginderaan jauh multimisi

95% 95% 100

2. % Jumlah "near real time" catalog metadata tepat waktu 100 100 100

3. Jumlah kegiatan pelayanan teknis kepada pengguna untuk kawasan Indonesia Tengah

4 4 100

4. % Integrasi sub sistem stasiun bumi dan uji coba operasi akuisisi data NPP/NPOESS, Landsat 8

50 50 100

g. Ops. Stasiun bumi penginderaan jauh cuaca, stasiun pengamat geomagnet, meteor, dan atmosfer dan Stasiun Telemetri Tracking Commands (TTC) dan pelayanan pengguna (BIAK)

Kontinuitas operasi stasiun bumi satelit penginderaan jauh cuaca Biak untuk mendukung pelayanan kepada pengguna.

1. % Kontinuitas operasi penginderaan jauh cuaca, stasiun pengamat geo magnet, meteo dan atmosfer serta TTC

95 95 100

2. Jumlah kegiatan pelayanan teknis kepada pengguna untuk kawasan Indonesia timur

2 2 100

h. Pengembangan Pemanfaatan Penginderaan Jauh

Pemanfaatan data satelit untuk pemantauan sumber daya lahan dan kondisi lingkungan

1. Jumlah penelitian dan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh

6 17 283,33

2. % Kelengkapan data satelit lingkungan dan cuaca wilayah Indonesia

100 100 100

3. Jumlah jenis informasi spasial penginderaan jauh yang dapat diakses terkait pemantauan dan sumberdaya alam, mitigasi bencana dan hankam.

9 11 122

4. Jumlah basis data spasial penutup dan pengguna lahan (satuan propinsi)

4 4 100

5. % Downtime Operasi penyajian Info mitigasi bencana dan inventarisasi SDAL

5 5 100

i. Pengundangan Undang-Undang tentang Keantariksaan

UU Keantariksaan Nasional dan PP turunannya

1. Sinkronisasi dan harmonisasi RUU Keantariksaan Nasional 0 1 100

2. UU Keantariksaan Nasional 1 1 100

3. RPP terkait UU Keantariksaan Nasional dan sinkronisasi/harmonisasi

0 0 0

4. PP terkait UU Keantariksaan Nasional dan turunannya 0 0 0

Page 72: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

LAMPIRAN V. DAFTAR PUBLIKASI LAPAN TAHUN 2013

NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI

TEMA: PENGINDERAAN JAUH

1. Development of LDCM Data Processing and Receiving Groundstation System

ACRS (20 – 24/Okt/2013)

2. Modeling of Spatial Data Infrastructure to Support Local E-Government GIS: Case Study Of Depok City

3. Simulation of Synthetic Aperture Radar System Parameters for Light Surveillance Aircraft – LAPAN

4. Synthetic Aperture Radar Image Formation Simulator for Educational Purpose

5. Random Forest Classification of Jambi and South Sumatera using ALOS PALSAR Data

6. Visible Infrared Imager Radiometer Suite (VIIRS) Active Fires Application Related Products (AFARP) Generation using Community Satellite Processing Package (CSPP) Software

7. Analysis of SPOT-6 Data Fusion using Gram-Schmidt Spectral Sharpening on Agriculture Land

8. Analysis Of Spatial Interpolation Techniques For DEM Generation using IRS-1C Data

9. Semi – Automatic Ship Detection using Pi-SAR-L2 Data

10. Land Cover Classification of ALOS Palsar Data Using Support Vector Machine

IJeReSes (Nov 2013)

11. Assessment of Radiometric Performance of Electro-optical Imaging Sensor of Low Earth Equatorial Orbit LAPAN Satellite

12. Desain and Development of Polarimetric SAR System for Light Surveillance Aircraft-LAPAN

ICRAMET (27 – 28/Mar/2013)

13. Progress Status of SAR System Development for Light Surveillance Aircraft

14. Daerah Rawan Tergenang Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Sulawesi

PIT Mapin XVII di Makassar

15. Analisis Data Curah Hujan dari Data TRMM

16. Analisis Hubungan Kode-kode SPBK (Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran) dan Hotspot dengan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan Tengah

Jurnal Forum Pascasarjana IPB, Vol. 36, No. 3, Juli 2013

17. Analisis Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran untuk Deskripsi Kejadian Kebakaran Hutan/Lahan di Provinsi Kalimantan Tengah

PIT Mapin XVII di Makassar

18. Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Untuk Analisis Potensi Aliran Erupsi Gunung Api Dan Banjir Lahar Dingin

19. Spektral Mixture Analisis untuk Identifikasi Degradasi Hutan

Page 73: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI

di Kalimantan Barat Berdasarkan Data Multitemporal Landsat

20. Unsupervised change detection in multi temporal PALSAR images: application to flood damage assessment in Karawang, West Java,

Journal of the International Society for the Prevention and Mitigation of Natural Hazards.

21. Accuracy Evaluation Orthorektification of SPOT Image IEEE

22. Pola Suhu Permukaan Dan Udara, Radiasi Netto, Serta Fluks Bahang Menggunakan Citra Satelit Landsat Multitemporal

SSA

23. Normalized Differentiation Water Index (NDWI) SPOT Untuk Delineasi Tubuh Air

FMIPA Universitas Airlangga

24. Ekstraksi Informasi Spasial Urban Heat Island Dan Temperature Humidity Index

25. Rancang Bangun Sistem Web Mapping Dinamis Informasi Sumber Daya Alam Berbasis Penginderaan Jauh Wilayah Pulau Sumatera

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya

26. Pengembangan Sistem Informasi Geospasial Rencana Tata Ruang Wilayah Terpadu Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Timur

Simposium Nasional Sains GeoInformasi

27. Penerapan Teknologi Informasi Spasial Dalam Produksi On Line Berbasis Web Informasi Pemanfaatan Penginderaan Jauh Wilayah Pulau Kalimantan

28. Diseminasi Informasi Geospasial Penginderaan Jauh Berbasis Pemetaan Web Sumber Terbuka Studi Kasus Wilayah Pulau Jawa

Seminar Nasional Fakultas Teknik UMSIDA

29. Penguatan Kapasitas Daerah dan Sinergitas Penerapan Sistem Informasi Geospasial Sumber Daya Alam Berbasis Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Pemetaan Web

Seminar Nasional dan Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia

30. Model Antarmuka dan Layout Peta Informasi Geospasial Rencana Tata Ruang Wilayah Berbasis Pemanfaatan Penginderaan Jauh

Majalah Media Dirgantara

31. Model Diseminasi Informasi Geospasial Pulau-Pulau Kecil Terluar Berbasis Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Google Mapping System

Jurnal Inderaja

32. Produksi Informasi Geospasial Pemanfaatan Penginderaan Jauh Wilayah Pulau Sumatera Berbasis Teknologi Pemetaan Web

Majalah Berita Inderaja

33. Penyajian dan Visualisasi Citra Ortho Satelit Landsat Produk INCAS dalam Google Earth

Sentika 2013

34. Relasional Data Penginderaan Jauh Dengan Gradasi Temperatur di Taman Nasional Gunung Pangrango, Ecolab

Jurnal Kualitas Lingkungan Hidup

Page 74: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI

35. Prototipe Katalog Metadata Informasi Spasial Penginderaan Jauh Berstandar ISO 19115 Menggunakan Software Open Source Geonetwork, Proseding ╉Peran Matematika dan Sistem Informasi Sebagai Basis Pengembangan IPTEK di Indonesia

SNMA2, Surabaya

36. Rancang Bangun Sistem Web Mapping Dinamis Informasi Spasial Sumber Daya Alam Berbasis Penginderaan Jauh Wilayah Sumatera, Proseding ╉Peran Matematika dan Sistem Informasi Sebagai Basis Pengembangan IPTEK di Indonesia

37. Kajian Klasifikasi Penutup Lahan Di Kawasan Hutan Menggunakan Data Pisar-L2

Jurnal Penginderaan jauh dan pengolahan data citra digital, Vo.10, Juni 2013

38. Kajian Penentuan Luas Permukaan Air Danau dan Sebaran Vegetasi Air dengan Metode Penginderaan Jauh

Jurnal Limnotek Vol.20, No.1 Tahun 2013

39. Kerjasama Airborne SAR PISAR-L2: Potensi Pemanfaatan Data SAR untuk Pemantauan Wilayah Indonesia

Majalah Inderaja, Volume IV, No. 6, Juli 2013

40. Utilization of Multi Temporal SAR Data for Forest Mapping Model Development

Internasional ACRS 2013

41. Pemetaan Run-Off Dan Debit Aliran Permukaan Di Daerah Tangkapan Air (Dta) Danau Singkarak

Nasional Sains Geoinformasi 2013

42. Classification Strategy for Land Cover Mapping Using ALOS AVNIR data

IJReSES

43. Utilization Of Spatial Region Of Rawapening Lake Based Remote Sensing Data

Internasional ACRS 2013

44. Optimasi Parameter Segmentasi untuk Pemetaan Lahan Sawah Menggunakan Citra Satelit Landsat

Jurnal Inderaja-LAPAN

45. Kajian Akurasi Pemetaan Lahan Sawah Menggunakan Teknik Segmentasi dan Klasifikasi Citra Landsat Ortho (Studi Kasus Lampung)

Majalah Widya Riset-LIPI (Direncanakan untuk Bunga Rampai SDWD)

46. Kajian Pendekatan Teori Probabilitas untuk Pemetaan Lahan Sawah Seluruh Indonesia Berbasis Citra Landsat

Jurnal Inderaja edisi Desember 2013

47. Multitemporal Vegetation Index of Landsat Image Analysis for Paddy Field Quick Mapping (Case Study of Tanggamus, Lampung)

Prosiding ACRS (Ditulis Ulang untuk Jurnal Inderaja)

48. Kajian Pemanfaatan Data ALOS PALSAR dalam pemetaan kelembaban tanah

Jurnal Inderaja LAPAN

49. Monitoring Of Environment Quality In Singkarak Water Catchment Area, Indonesia By Remote Sensing To Support

Internasional ACRS 2013

Page 75: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI

Indonesia Government Lake Rescue Program

50. Pemanfaatan Kanal Polarisasi dan Kanal Tekstur Data Pisar-L2 untuk Klasifikasi Penutup Lahan Kawasan Hutan dengan Metode Klasifikasi Terbimbing

Jurnal Penginderaan jauh dan pengolahan data citra digital, Vo.10, Juni 2013

51. Application of Remote Sensing Data for Mangrove Forest Inventory in Bengkalis (Before Expansion) Riau Province.

Internasional ACRS 2013

52. Comparative Study of Hotspot Algorithm to Forest Fire Detection in Pulau Sumatra and Kalimantan

Internasional ACRS 2013

53. Analisis Spasial Sebaran Hotspot pada Penutup atau Penggunaan Lahan di Propinsi Kalimantan Barat.

Nasional Sains Geoinformasi 2013

54. Segmentasi dan Klasifikasi Bertingkat Menggunakan Teknik Digital Berbasis Objek untuk Pengkelasan Hutan dan Non Hutan (Studi Kasus: Blok E PPLG di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah).

PIT MAPIN XIX

55. Determination Of Stratification Boundary For Forest And Non Forest Multitemporal Classification To Support Redd+ In Sumatera Island

Internasional ACRS 2013

56. Klasifikasi Multitemporal Hutan Dan Non Hutan Dengan Metode Canonical Variate Analysis Untuk Mendukung Perhitungan Karbon Studi Kasus: Lembah Anai Provinsi Sumatera Barat

Nasional Sains Geoinformasi 2013 ISBN: 978-074-98521-4-4 57. Kontribusi Data Penginderaan Jauh Dalam Menengahi Konflik

Ladia Galaska Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

58. Penatagunaan Hutan Di Kabupaten Pidie Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi

TEMA: SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER

59. Analisis Potensi Anomali Satelit-Satelit Orbit Rendah Dalam Siklus Matahari Ke 23

Jurnal Sains Dirgantara Vol. 9

60. Semburan Radio Matahari Tipe III Sebagai Indikator Peningkatan Intensitas Angin Surya

61. CME Halo Dan Dampaknya Pada Intensitas Sinar Kosmik

62. Analisis Kompatibilitas Indeks Ionosfer Regional

63. Ketidakteraturan Lapisan Ionosfer dan Kaitannya dengan Proses -proses Kopling Atmosfer-Ionosfer Indonesia

64. Analisis Kejadian Curah Hujan Ekstrem di Pulau Sumatera Berbasis Data Satelit TRRM dan Observasi Permukaan

65. Analisis Ketelitian Pemetaan Multiquadrik untuk Frekuensi Kritis Lapisan Ionosfer Regional

Jurnal Sains Dirgantara Vol. 10

66. Analisis Peningkatan Jumlah Kandungan Elektron Malam Hari di Lintang Rendah Indonesia

67. Karakteristik Tingkat Gangguan Geomagnet Regional Indonesia

Page 76: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI

68. Populasi Sampah Antariksa Menjelang Puncak Aktivitas Matahari Siklus 24

69. Karakteristik Outgoing Longwave Radiation (OLR) Berdasarkan Empirical Orthogonal Function (EOF) dan katitannya dengan Curah Hujan di Wilayah Indonesia

70. Prakiraan Curah Hujan di Wilayah Situ Cileunca Kabupaten Bandung dengan Metode Statistik Non-Linier

71. Development of Marine Radar Signal Acquisition and Processing System

Internasional Conference on Information Technolgy and Electrical Engineering - ICITEE

72. Pengaruh Kejadian Siklon Tropis Errol dan 90S Terhadap Variasi Intensitas Curah Hujan di Pesisir Selatan Jawa,

Lingkungan Tropis ISSN, No. 1978-2713 73. Analisis Polutan Saat Kebakaran Hutan serta Kaitannya

dengan Fenomena El-Nino Di Palangkaraya –Kalimantan Tengah

74. Pengaruh Transportasi (NO2 dan SO2) terhadap Deposisi Basah di Bandung

75. Penentuan Suhu Treshold Awan Hujan di Wilayah Indonesia Berdasarkan Data Satelit MTSAT dan TRMM

Jurnal Sains Dirgantara Vol. 10 no.2 76. Analisis Kemampuan Radar Navigasi Laut Furuno 1932 Mark-2

Untuk Pemantauan Intensitas Hujan

77. Korelasi Ozon dan Bromin Monoksida Di Indonesia Berbasis Observasi Satelit AURA-MILS

78. Pengaruh Radiasi EUV Matahari dan Aktivitas dan aktivitas Geomagnet Terhadap variasi Kerapatan Atmosfer dari Elemen Orbit LAPAN-TUBSAT

79. Seleksi Parameter Masukan Model TEC Ionosfer di Daerah Lintang Rendah

80. Pengembangan Sostware Sounding Ballon PSTA dan Metode visualisasi Google Map-nya

Buku Ilmiah PSTA 2013, Buku Sains dan Atmosfer, Teknologi dan Aplikasinya, Buku 1, ISBN : 9878-979-1458-68-9, p.1 -12

81. Desain Muatan Sonda Eksperimen Berbasis Roket RX-100 untuk Pengukuran Profil Vertikal Atmosfer

Seminar Sains Atmosfer 2013, ISBN : 978-979-1458-73-3, p. 46 - 54

82. Penggunaan Satelit Terra/Aqua Dan Transportable Radar Secara Simultan Untuk Mengidentifikasi Tipe Awan Yang

Buku Ilmiah PSTA 2013, Buku Sains

Page 77: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI

Terjadi Di Atas Bandung Dan Kawasan Sekitarnya dan Atmosfer, Teknologi dan Aplikasinya, Buku 1, ISBN : 9878-979-1458-68-9, p.103 - 113

83. Identifikasi Tipe Awan ISCCP Menggunakan Data MODIS Terra/Aqua

Seminar Sains Atmosfer 2013, ISBN : 978-979-1458-73-3, p. 246 - 257

84. Pengamatan Awan Dan Variasi Cuaca Harian Menggunakan Transportable X-Band Radar

Prosiding Seminar Sains Atmosfer 2013, ISBN : 978-979-1458-73-3, p.217 - 225

85. Rancang Bangun Sistem Manajeman Basis Data Satelit dan Implementasinya

Prosiding Seminar Sains Atmosfer 2013, ISBN : 978-979-1458-73-3, p. 186 - 195

86. Kecenderungan Temporal Deposisi Asam di Serpong dan Jakarta (2001-2009) Study Transboundary Polutan

Buku Sains Atmosfer, Teknologi dan Aplikasinya, Buku 2, ISBN, 978-1458-69-6, p. 37 - 58

87. Pengaruh Kebakaran Hutan Terhadap Aerosol Dan Ozon Total Di Sumatera Berdasarkan Musiman

Prosiding Seminar Sains Atmosfer 2013, ISBN : 978-979-1458-73-3, p.309 - 321

88. Analisis Sensitivitas Aerosol terhadap Karbon Monoksida berbasis data satelit

Buku Sains Atmosfer, Teknologi dan Aplikasinya, Buku 2, ISBN, 978-1458-69-6, p. 135 - 148

89. Dampak Fenomena El Niño – Southern Oscilation terhadap Curah Hujan di Pameungpeuk dan Cilacap

Seminar Nasional Statistika 2013

90. Implementasi Kriteria Quintil, POT dan Persentil untuk Menentukan Ambang Ekstrem Hujan Jogjakarta dan Jakarta

Seminar Nasional Matematika 2013

TEMA: ROKET, SATELIT DAN PENERBANGAN

91. Pengaruh perbandingan HTPB lokal dengan toluendiisosianat dan persentase fuel binder pada pembuatan propelan

Media Dirgantara Vol. 10 No. 1 Maret 2013; Media 92. pengaruh Penambahan Kombinasi Filler SiO2, Carbon Black,

Page 78: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI

dan TiO2 Pada Sifat Termal Liner Epoksi Polisul-fida Motor Roket Case Bonded

Dirgantara Vol. 10 No. 2 Juni 2013; Media Dirgantara Vol. 10 No. 3 September 2013; Dirgantara Vol. 8 No. 1 Maret 2013; Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 8 No. 2 Juni 2013;

93. Investigation of Rocket Motor RX1220 Failure on Static Test

94. Pengem-bangan material Insuliner Berbasis Epoksi untuk Motor Roket Case Bonded

95. Metoda Tracking Kecepatan Roket Menggunakan Dua-Frekuensi Doppler Transponder

96. Tracking Roket RX122 Menggunakan Stasiun Tunggal RADAR Transponder

97. Hasil Awal Eksperimen Sistem Doppler Tracking Untuk Uji Terbang Roket RX200

98. Aplikasi Microcontroller Untuk Deteksi Frekuensi Doppler Radio Tracking

99. Analisis Matematis untuk Menentukan Kestabilan Sistem Kendali Roket dengan Metoda Routh

100. Pengembangan dan Aplikasi Railgun pada Peluncur Roket

101. Penentuan Stabilitas Sistem Kendali Menggunakan Matlab dan Analisis Matematis

102. Analisis Path Profile dan Link Budget pada Pengujian Sistem Telemetri Roket LAPAN

103. Evaluasi Penggunaan Co-Oxidant dalam rangka menaikkan Isp Propelan Padat

104. Evaluasi Kualitas Motor Roket Lapan Melalui Pengujian Radiografi

105. Kombinasi Radar Transponder dan Doppler Radio Pengukur Jarak dan Kecepatan Roket Secara Simultan

106. Multi-Frekuensi Radar-Doppler Transponder Untuk MLRS (Multiple Launch Rocket System)

107. Penggunaan Actidyn 3 axis Motion Platform

108. Penggunaan Zodiac Sparte AutoTracking Antenna

109. Investigation Of Rocket Motor Rx 1220 Failure On Static Test, Siptekgan 2013

110. Pengembangan Material Insuliner Berbasis Epoksi Untuk Motor Roket Case bonded

111. Upaya Penggunaan Insulasi Termal Berbasis Epdm Pada Motor Roket Hasil Rekayasa Lapan

Insinas 2013

112. Pengaruh Penambahan Kombinasi Filler SiO2, Carbon Black, dan TiO2 Pada Sifat Termal Liner Epoksi Polisulfida Motor Roket Case Bonded

Siptekgan 2013

113. Pengaruh komposisi fuel dan oksidator Propelan terhadap laju alir masa gas

Seminar Nas XXII Kimia Dalam Industri dan Lingkungan 2013

114. Pengaruh Perbandingan HTPB Mandiri dengan TDI dan Persentase Fuel Binder Terhadap Laju Bakar Propelan

Siptekgan 2013

115. Peningkatan Impuls Spesifik Propelan Padat Komposit Skala Insinas 2013

Page 79: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI

K-Round Melalui Modifikasi Aditif

116. Evaluasi Adopsi Teknologi Formulasi Propelan Hanwha dalam Rangka menaikkan Isp propelan Padat

Siptekgan 2013

117. Reformasi Pengembangan Propelan K-Round Menuju Standarisasi Propelan Dengan Isp Tinggi

118. Design and Integration Test of Pilot Scale Produc-tion of HTPB By Continuous Process

119. Treatment Methods Of Butadiene On HTPB (Hydroxy Terminated Poly- butadiene) Production To Meet The Purity Requi-rements Of Fresh Butadiene

120. Formulasi PropelanFormulasi Propelan Padat Menggunakan HTPB Lokal Untuk Mendapatkan Komposisi Propelan Yang Memenuhi Persyaratan Proses Produksi

JASAKIAI

121. Peningkatan Kinerja Propelan Berbasis HTPB Lokal Dengan Mengatur Struktur HTPB

122. Efek Aditif Boron dan Magnesium pada Kinerja Propelan, Seminar Nas XXII Kimia Dalam Industri dan Lingkungan 2013

123. Analisis Cacat pada Propelan Diameter 100 mm dan 200 mm Dengan Metode Radiografi Digital

Insinas Ristek 2013

124. Evaluasi Kualitas Motor Roket Lapan Melalui Pengujian Radiografi

Siptekgan 2013

125. Parametric Study Of Variables Affecting The Internal Ballistic On Star Propellant Grain

126. Material Adesif Alternatif Untuk Menguji Kuat Rekat Hasil Pelapisan Plasma Spray

Seminar Nas XXII Kimia Dalam Industri dan Lingkungan 2013

127. Aplikasi Material Bond Coat Menggunakan Metoda Plasma Spray Dengan Variabel Rasio Gas Dan Kecepatan Gerak

128. Spray Kekuatan Rekat Lapisan TBC Pada Nosel Roket Dengan Metoda Plasma Spray

Seminar nas Insinas Ristek 2013

129. Analisis Koreksi Faktor Perhitungan Trayektori Roket LAPAN; Studi Kasus Roket RX-200 LAPAN-Orari

Jurnal Teknologi Dirgantara - Desain

130. Analsis Sirip Roket Komposit Hybrid dengan Metoda Vacuum Infusion

Seminar Nas. Insinas Ristek 2013

131. Penelitian Multi Nosel Untuk meningkatkan Jangkauan Terbang Roket Balistik

Siptekgan 2013

TEMA: KAJIAN KEDIRGANTARAAN

132. Hard Law and Soft Law" Dalam Hukum Internasional Dan Implementasinya di Indonesia

Jurnal Analisis dan Informasi Kedirgan-taraan Vol. 9 No.2 Des 2013;

133. Kebijakan Ruang Udara Terbuka (Open Sky Policy) ASEAN Dan Dampaknya Terhadap Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia

134. Kajian Penerapan Teknologi Web Sistem Informasi Geografi Dalam Rangka Diseminasi Data Citra Satelit Penginderaan

Page 80: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI

Jauh

135. Percepatan Pencapaian Pengembangan Roket Pengorbit Satelit Nasional

136. Transparency and Confidence Building Measure Di Bidang Keantariksaan Sebuah Keniscayaan Dalam Hubungan Internasional Kontemporer

137. Analisa Kebijakan Pengembangan Pesawat Nir-Awak "Ummanned Aerial Vehicle/Drone" Sebagai Alat Kepentingan Negara Di Dunia Internasional Dalam Prespektif Hubungan Internasional

138. Perumusan Strategi Manajemen Perubahan Untuk Mendukung Pengembangan E-Government Di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

139. Risk Assessment Sistem Pengiriman dan Pengolahan Data Pusat Teknologi Data dan Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

140. Studi Komparasi Layanan On line Indonesia Dalam Pengembangan E-Government Dengan Negara-Negara ASEAN Lainnya.

Page 81: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

LAMPIRAN VI. PELAKSANAAN BIMBINGAN, PEMBINAAN, DAN PELAYANAN TEKNIS

NO. TEMA INSTANSI

BIMBINGAN TEKNIS

1. Pelatihan ╉Pemograman paralel menggunakan MPI (Message Phasing Interface)╊

Pustekdata

2. Bimtek ╉Pengenalan Teknologi Penginderaan Jauh╊

Kementrian Pekerjaan Umum

3. Bimtek ╉Otomatisasi Pengolahan Data Landsat untuk REDD╊

Agensi Remote Sensing Malaysia (ARSM)

4. Bimtek ╉Koreksi Radiometri Data Resolusi Tinggi╊ Bappeda Kudus

5. Bimtek : Perhitungan Objek Pajak Menggunakan Data Penginderaan Jauh╊

Dirjen Pajak

6. Pelatihan ╉Penggunaan Perangkat Lunak Pixel Factory untuk Pengolahan Data Resolusi Tinggi╊

Pustekdata

7. Pemrosesan propelan PT Dahana

8. Analisis Link Budget Sistem TTC APRS Repeater, Voice Repeater Satelit LAPAN-A2 dan Analisis Link Budget Sistem Komunikasi TTC, AIS dan S-Band Satelit LAPAN-A2

Fakultas Teknik Universitas Andalas, Jurusan Teknik Elektro

9. Sistem Antena S band 2.2 GHz FMIPA Universitas Surabaya Program Studi Fisika

10. Sistem kamera Sony 600 mm Program Diploma Elektro & Instrumentasi Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada

11. Perancangan Rangkaian Penguat Daya 2,2 GHz, Desain Osilator PLL, Sistem akuisisi data S Band satelit LAPAN,dan Kendali otomatis operasi satelit LAPAN-TUBSAT

Teknologi Stasiun Bumi Satelit Leo dan Teknik Pengembangan Radio Modem Frekuensi Tinggi, IT Telkom

12.

Desain koreksi geometris data satelit Imager

Ilmu Komputer Fakultas MIPA, Universitas Pakuan Bogor

13. Instrumentasi Pengembangan Satelit Ilmiah Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya-Malang

14. Instrumentasi Pengembangan Sensor Optik Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya-Malang

15. Instrumentasi Pengembangan Satelit Komunikasi

16. Manajemen frekuensi dan teknis komunikasi radio tingkat dasar

15 instansi (Pemprov, Pemkab, Perguruan Tinggi)

17. Manajemen frekuensi dan teknis komunikasi radio tingkat lanjut

16 instansi (Pemprov, Pemkab, Perguruan Tinggi)

Page 82: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO. TEMA INSTANSI

18. Weather Research and Forcasting (WRF) Universitas Sriwijaya, BATAN Bandung, Universitas PGRI Palembang.

19. Sistem Penggunaan Sadewa (sistem informasi potensi hujan ekstrem)

Pemda kabupaten Ciamis (BPBD)

20. ╉installing╊ Sadewa

21. Pelatihan teknis komunikasi data 16 instansi (Pemprov, Pemkab, Perguruan Tinggi)

22. Peningkatan Mutu Petugas Radio Telekomunikasi Pemkab Bekasi

23. Petugas Operator Sandi dan Telekomunikasi Pemkab Bekasi, Pemkab Musirawas

24. Operator Radio Kecamatan Pemkab Sintang

25. Radio Fax dan Data Sistem untuk operator radio pemerintah

Pemprov Kaltim

PEMBINAAN TEKNIS

26. Penyelenggaraan Informasi Geospasial pada JDSN Lembaga Sandi Negara

27. Konversi Metadata dan Map Service Universitas Jenderal Sudirman, Amik Bina Sarana Informatika (BSI), Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Universitas Bung Karno

28. Pengolahan Data Landsat Universitas Gajah Mada, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor

29. Sistem Stasiun Bumi dan Payload Imager (Optis dan Radar)

Universitas Brawijaya, Politeknik Riau

30. Pembuatan Modul Pengolahan Data Satelit Inderaja Universitas Padjajaran

31. Pengarsipan Data (Remedia data Film Landsat 1 – 4 serta copy data Landsat-5/7)

SMK Budi Warman II Jakarta Timur

SMK Al Wahyu Jakarta Timur

SMK Kesuma Bangsa Depok

SMKN 22 Jakarta Timur

PELAYANAN TEKNIS

32. Penyediaan dan Pemanfaatan Data Inderaja untuk Mendukung Decision Support System Bina Graha

Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)

33. Penyediaan Data Modis (Terra & Aqua) dan NPP Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) - Kementrian Pertanian, Kementrian Lingkungan Hidup, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfir (PSTA)

34. Penyediaan Data Resolusi Tinggi Direktorat Jenderal Pajak, Badan Informasi Geospasial

Page 83: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO. TEMA INSTANSI

(BIG), Kementrian Pekerjaan Umum

35. Pengolahan Data Landsat untuk Mendukung Kegiatan INCAS

Indonesia-Australia Forest Carbon Partnership (IAFCP) dan Kementrian Kehutanan

36. Penyediaan Data Resolusi Menengah Kementrian Pekerjaan Umum

37. Rancang Bangun Payload Imager (Optis dan Radar) untuk Light Surveillance Aircraft (LSA)

Pusat Teknologi Penerbangan

38. Operasional Stasiun Bumi untuk Penerimaan Data LDCM di Rumpin

Pusat Teknologi Satelit

39. Sertifikasi Ground Station LDCM Rumpin USGS dan Pusat Teknologi Satelit

40. Maintanance peralatan Blade server, konsultasi pengadaan perangkat lunak bank data penginderaan jauh

Institut Teknologi Bandung (ITB)

Page 84: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO. TEMA INSTANSI

41. Permintaan data penginderaan jauh (PNBP) Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Kalsel, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sumbar, Dirjen KP3K Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. NTB, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Kep. Riau, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulsel, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulteng, Dinas Keluatan dan Perikanan Prov. Maluku, Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Pemkab. Majalengka, UPTD Planologi Kehutanan Pemkab. Samarinda, BBWS-Kementerian PU (Banten), PT. Waindo SpecTerra, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Jateng, Direktorat Penataan Perkotaan Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Dinas Kelauatan dan Perikanan Prov. Maluku Utara, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sumut, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sultra, Bappeda Kota Probolinggo, Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, Ditjenbun Kementerian Pertanian, Bappeda Pemkab. Halmahera Utara, Dinas Pertambangan dan Energi Kutai Kertanegara, Bappeda Kab. Tulang Bawang Barat, Kementerian PU Kab. Kapuas Hulu, Dinas Perkebunan Prov. Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, PT Akurat, Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Bulungan, Bappeda Kab. Tanah Bumbu, Kementerian PU Kab. Tabalong.

Page 85: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO. TEMA INSTANSI

42. Pelayanan teknis terkait kajian puncak aktivitas matahari

BAPETEN

43. Pelayanan teknis muatan ilmiah satelit Pustek satelit

44. Layanan teknis analisis deposisi asam BPLH Jambi

45. Diseminasi hisab rukyat Kementerian Agama

46. Diseminasi navigasi Angkasa Pura, BIG, ITB, AMG

47. Diseminasi data cuaca antariksa BMKG, PLN

48. Pemantauan Badai Petir (Thunderstorm Lightning) Menggunakan Satelit Lapan-Tubsat

Kyoto University

49. Diseminasi Pengembangan kapasitas Pengamatan Atmosfer

Kab. Sumedang

50. Diseminasi/Sosialisasi Monitoring Polusi Udara dan Komposisi Atmosfer untuk Wilayah Cianjur

Cianjur

51. Diseminasi Hasil-hasil Litbang Bidang Komposisi Atmosfer untuk Wilayah Jambi

Provinsi Jambi

52. Diseminasi hasil-hasil Pengamatan balai Pengamat Dirgantara Watukosek

Watukosek

53. Diseminasi Hasil Litbang Bidang Teknologi Atmosfer Watukosek

Page 86: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

LAMPIRAN VII. USULAN HKI

NO. JUDUL

1. Pengukur Jarak dan Kecepatan Roket

2. Wingtip Device N219

3. Instrumen Pemutus Balon Sistem Kawat Panas Pada Tevlon Dengan Metode Terprogram

4. Logo Buletin Cuaca Antariksa

5. Metode Perhitungan Indeks Ionosfer Regional

Page 87: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

LAMPIRAN VIII. PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE, KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN

NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,

KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN

1. PENGINDERAAN JAUH 1. UKP4, 2. BIG, 3. Kemhan, 4. BBSDLP Kementan, 5. Dinas Kehutanan Sumsel, 6. DITTOPAD, 7. BLU Lapan, 8. ARSM Malaysia, 9. Kemenhut, 10. BASARNAS, 11. KLH, 12. TNI AL, 13. BAPPEDA Kota Ambon, 14. PPE SUMA (Pusat Pengelolaan Ekoregion

Sulawesi Maluku), 15. UI, 16. IPB, 17. POLTANI Pangkep, 18. Unhas, 19. UGM, 20. STTAL, 21. UNSOED, 22. Universitas Brawijaya, 23. BNPB, 24. DISPAMAL, 25. BMKG, 26. Kementerian PU, 27. Balitbang Kementan, 28. BKP Kementan, 29. Kemenristek, 30. BPS, 31. Dirjen Pengelolaan Lahan Kementan, 32. Menkokesra, 33. Dir Penanggulangan Kebakaran Hutan

Kemenhhut, 34. Pusdatin Kementan, 35. BNPB, 36. PDII LIPI, 37. Bappeda Sumbar, 38. BMKG Kenten Sumsel,

Page 88: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,

KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN

39. Bapeldada Kalbar, 40. Bapedal Riau, 41. Dishut Kalteng, 42. Unpar Kalteng, 43. UN WFP, 44. BKSDA Kalteng, 45. BPBD Kalbar, 46. Bappeda Sumsel, 47. Asean Secretariat, 48. PT. Garuda Food, 49. Mabes TNI AL, 50. Taman Nasional Sebangau, 51. Bulog, 52. Dinas Kelautan dan Perikanan Indramayu, 53. Unibraw, 54. UPTD Balai Benih Ikan Kota Medan, 55. Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, 56. UPTD PPI Parigi 57. Dinas Pengamanan AL, 58. Suku Dinas Peternakan, Perikanan, Kelautan-

Jakut, 59. Dinas Kelautan dan Perikanan Prov Sulsel, 60. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten

Maros, 61. Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pangkep, 62. Politeknik Pertanian Pangkep, 63. Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Baru, 64. Dinas Kabupaten Lampung Barat, 65. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sibolga, 66. Dinas Kelautan dan Perikanan Tanah Laut, 67. Dir Pengelolaan Air Irigrasi Kementan, 68. PT EXCAVINDO PRATAMA, 69. Fak. Geografi UGM, 70. BAIS TNI, 71. PT Vico Indonesia, 72. Balai Penelitian Hutan Palembang-Kemenhut, 73. KP3EI Menko, 74. Mabes TNI, 75. Bappeda Mentawai Sumbar, 76. CALTEC, 77. PT. GMR, 78. PT. BSMP, 79. SPS IPB,

Page 89: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,

KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN

80. Balitklimat, 81. Bappeda Kab. Ogan Ilir, 82. Satgas Redd+ UKP4, 83. POLRI Sat Brimob PMJ, 84. PT. Gamitra, 85. Univ. Brawijaya, 86. PT. Amli Klaozs, 87. Pemda PU Kota Sungai Penuh Jambi, 88. Bappeda Kota Jambi, 89. UNDIP, 90. Sekolah Tinggi Sandi Negara, 91. UB, 92. ITS, 93. Polri, 94. Kopassus, 95. PT. Medco, 96. Dishidros, 97. Dinas Kehutanan, 98. UPTD Plan, 99. PPE Kalimantan, 100. PT. PAI, 101. COWELL, 102. Kanwil Ditjen pajak Kalsel, 103. Kalteng, 104. PT. Maharesi, 105. UNSRI Palembang, 106. Politeknik Negri Jkt, 107. Dinas Cipta Karya, 108. Kemenhan, 109. PT. Waindo Specterra, 110. PT. Sekala, 111. Bappeda Padang Pjng, 112. Bappeda Prov Sumsel, 113. Bappeda Klaten 114. UNPAD, 115. BPDAS Barito, 116. UGM Fak. Geografi, 117. Politeknik Negeri Bandung, 118. Bappeda Oku Baturaja, 119. STT – PLN, 120. Dinas Kehutanan Inhu, 121. STEI ITB, 122. Bappeda Kab. Cirebon,

Page 90: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,

KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN

123. Wilmar International, 124. Ceci Ruko Cempaka, 125. Bappeda Aceh, 126. Dinas TT Ruang, 127. Bappeda Kab. Kudus, 128. UNDP, 129. PT. Hatfield Bogor, 130. PT. AER SEHAT, 131. Kementrian PU, SDA, 132. Dinas Tata Kota Kab. Sarolangun – Jambi, 133. BPDAS Barito, 134. GeoSurvey, 135. Lemigas, 136. PT. Harfield Indonesia, 137. PT. Cahaya Biru Murni, 138. Payoka, 139. Dinas tata Kota BKL, 140. SMA N 104, 141. MAN 6 Jakarta, 142. JICA, 143. DNPI, 144. Ditjen Pajak Pusat, 145. PT. Cahaya Biru, 146. PT. TBL, 147. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan

Kabupaten Simeulue – Aceh, 148. Dinas kehutanan Prov. Sulut/ BPKH VI Jl. 17

Agustus Manado, 149. Bappeda Sumatera Barat, 150. PT Geoinformatika Politani - Samarinda 151. Kodam XVII / CEND, 152. Disbun Kalbar, 153. Bappeda OKU, 154. Indonesia Climate Change Center ( ICCC ), 155. Bappeda Konawe Utara, 156. Budhi Warman II, 157. Bappeda Aceh, UPTB-PDGA 158. JNE, 159. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Kab.

Tana Tidung, 160. PT Waindo S, 161. Badan Perbatasan Provinsi Sulut, 162. Barata Technologies,

Page 91: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,

KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN

163. Bappeda Majalengka, 164. Dinas Kehutanan Kab. Indragiri Hulu – Riau, 165. Inhutani, 166. Univ. Pakuan, 167. BBSDLP, 168. Bappeda Sarolangun, 169. Badan Perbatasan Sulut, 170. Diknas Prov.Sulut, 171. Provinsi RIAU, 172. BPKN VI, 173. Dinas Tata ruang Sulteng, 174. Univ. Gottingen, 175. UNJA, 176. PPS-STP Jakarta, 177. Bappeda Wonosobo, 178. Dinas tarkun Garut, 179. Bappeda Klaten, 180. Dishut Prov. Riau, 181. Dinas kumfum Jawa Barat, 182. Univ, STP (Sekolah Tinggi Prikanan) PS.

Minggu, dan 183. BPPT.

2. SAINS ANTARIKSA DAN TEKNOLOGI ATMOSFER

1. Trans 7, 2. Metro TV, 3. Universitas Bina Darma Program Studi Teknik

Informatika, 4. Universitas Bina Darma Program Studi Teknik

Elektro, 5. SMP Islam Terpadu Nurul Fikri Depok, 6. SMA Negeri 1 Kertasari Kabupaten Bandung, 7. SD Unggulan Nasywa Kabupaten Bandung

Barat, 8. SMP AL-Hikmah Jakarta, 9. SMA Negeri 1 Rancaekek, 10. SD Islam Terpadu Fitrah Insani Kabupaten

Bandung Barat, 11. ITB Program Studi Meteorologi Fakultas Ilmu

dan Teknologi Kebumian, 12. STMIK Pranata Indonesia Bekasi, 13. Kelompok Tani Peserta Sekolah Lapangan

Iklim Departemen Pertanian, 14. STT Pagar Alam Sumatera Selatan, 15. Universitas Garut Program Studi

Page 92: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,

KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN

Agroteknologi, 16. Setda Prov. Kaltim, 17. Setda Kab. Paser, 18. Setda Kab. Kotim, 19. Setda Kab. Agam, 20. Setda Prov. Riau, 21. Setda Prov. Papua barat, 22. Setda Kab. Belu, 23. Setda Prov. Kalteng, 24. BA. Bidang TI Polda Sultra, 25. Setda Kab. Indragiri hilir dan Sateda Kota

Padang, 26. Ditwilhan Kemenhan, 27. Pusteksat, 28. Kabupaten sungai penuh prov. Jambi. 29. Universitas PGRI Program Studi Fisika FKIP

Palembang, 30. Unikom Program Studi Informatika, 31. Bandung Allience International School, 32. Dosen Unpad Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, 33. SMK Negeri 7, 34. STMIK Bandung, 35. POLBAN Jurusan Adm Niaga, 36. IPB Fakultas MIPA, 37. SMK Bina Putera Nusantara, 38. FMIPA Unsri, 39. Batan, 40. Program Studi Sains Kebumian ITB, 41. UI Program Pasca Sarjana Prodi Kajian Ilmu

Lingkungan, 42. STKIP Garut, 43. UNISBA Fakultas MIPA Bandung, 44. Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik

Mesin, 45. ITB Prodi Perencanaan WIlayah dan Kota,

SAPPK ITB Prodi PWK, 46. ITB Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, 47. UNPAD Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, 48. ITB Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,

Magister Teknik Lingkungan ITB, 49. Sosialisasi dan Diseminasi Hasil Penelitian

Page 93: laporan akuntab)l)tas k)nerja lembaga penerbangan dan antar)ksa

NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,

KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN

dan Pengembangan Bidang Atmosfer di Yogyakarta bekerja sama dengan Pemda Yogyakarta.

50. Kunjungan dan Permohonan Data Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Padjadjaran mengenai "Pencemaran dan Kualitas Udara termasuk data NO2, SO4, CO, PM 2.5, PM 10, Suhu, Kelembaban, dan Curah Hujan".

51. Permohonan Data Satelit MTSAT untuk IR-4 dari UPI Bandung,

52. Universitas Komputer (UNIKOM), 53. Bandung Alliance International School, 54. SMK Bina Putera Nusantara Bandung.

3. TEKNOLOGI DIRGANTARA

1. TNI-AL, 2. BNPB, 3. Chiba University, 4. PTDI, 5. Kementan, 6. Kemenhub, 7. Dirtopad TNI AD, 8. TNI AU, 9. Balai besar kalibrasi fasilitas penerbangan

curug, 10. ITB, 11. PT.Dahana, 12. PT.PINDAD, 13. PT.Dirgantara Indonesia, 14. Kementerian RISTEK 15. Balitbang, 16. Dislitbang TNI AU, 17. ITS, 18. UNS, 19. BATAN, 20. IPB.