Click here to load reader
Upload
dinhthu
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN LAPORAN AKUNTAB)L)TAS K)NERJA AKUNTAB)L)TAS K)NERJA LEMBAGA PENERBANGAN DAN LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTAR)KSA NAS)ONAL ゅLAPANょANTAR)KSA NAS)ONAL ゅLAPANょ TA(UN きかがぎTA(UN きかがぎ
i
KATA PENGANTAR
Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah mengamanahkan
bahwa setiap entitas akuntabilitas kinerja wajib
menyusun laporan akuntabilitas kinerja.
Laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan
pertanggungjawaban penggunaan sumber
daya publik (public resources). Lapan sebagai
salah satu entitas akuntabilitas kinerja menyusun laporan akuntabilitas kinerja
tahun 2013 sebagai suatu bentuk penjawaban publik (public answering) atas
kinerja yang diperjanjikan.
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja, maka
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 disusun berdasarkan pada dokumen
Penetapan Kinerja Tahun 2013 yang mengacu pada Rencana Strategis
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Tahun 2010 – 2014.
Namun demikian, Renstra Lapan telah mengalami penyempurnaan pada tahun
2013, sehingga untuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 tidak hanya
menyajikan target kinerja seperti yang tertuang dalam Penetapan Kinerja
Tahun 2013, namun juga menyajikan beberapa tambahan sasaran strategis dan
indikator kinerja sebagai hasil penyempurnaan Renstra.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini
menyajikan informasi yang akuntabel mengenai kinerja Lapan tahun 2013,
dimana telah dilakukan perbaikan/ tindak lanjut sesuai rekomendasi dalam
evaluasi AKIP oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi. Dalam LAKIP 2013 ditunjukkan bahwa kinerja Lapan
berorientasi outcomes terutama dalam mewujudkan kemandirian teknologi
kedirgantaraan sesuai dengan visi Lapan yaitu ╉Terwujudnya Kemandirian
Dalam Iptek Penerbangan Dan Antariksa Untuk Meningkatkan Kualitas
Kehidupan Bangsa╊.
ii
Selain itu, LAKIP Lapan ini dapat menjadi introspeksi bagi kami semua
agar di tahun depan dapat melaksanakan kinerja yang lebih produktif, efektif
dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen
sumber daya maupun koordinasi dalam tiap tahapan pelaksanaannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi usaha kami untuk
berpartisipasi dalam mendukung kesejahteraan bangsa ini melalui penguasaan
dan pemanfaatan iptek dirgantara. Amin.
Jakarta, Maret 2014 Kepala
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, M.Sc.
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Lapan Tahun 2013 menyajikan berbagai
keberhasilan maupun kegagalan capaian strategis. Berbagai capaian strategis
tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun
analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.
Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat
memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Meskipun
demikian, berbagai pencapaian target indikator kinerja Lapan memberikan
gambaran bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan litbang
penerbangan dan antariksa secara keseluruhan sangat ditentukan oleh
komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap komponen aparatur
negara, masyarakat, dunia usaha dan civil society sebagai bagian integral dari
masyarakat iptek.
Secara umum, beberapa capaian utama kinerja tahun 2013 adalah
sebagai berikut:
1. Pengesahan Undang-Undang No.21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan.
Undang-Undang ini akan menjadi payung hukum kegiatan kedirgantaraan
serta antariksa nasional;
2. Peningkatan jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis
untuk pengguna di bidang kedirgantaraan;
3. Terkait HKI dan publikasi ilmiah, Lapan terus mengusahakan agar berbagai
karya risetnya dapat diketahui oleh publik melalui publikasi di berbagai
media. Selain itu, perlindungan atas karya cipta juga menjadi prioritas
Lapan. Namun setelah dilakukannya penelusuran, terdapat indikasi bahwa
sosialisasi perlu ditingkatkan terkait penelusuran hasil litbang Lapan yang
berpotensi HKI. Pada tahun 2013 ini, Lapan baru mengusulkan 5 usulan HKI
dan telah menghasilkan 140 publikasi di berbagai media;
iv
4. Dengan pelayanan publik yang prima, Lapan berhasil pula meningkatkan
jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi
kedirgantaraan. Tercatat di tahun 2013, jumlah pengguna mencapai 257
pengguna dari berbagai instansi pemerintah/swasta juga akademisi baik
dalam maupun luar negeri. Hal tersebut mengindikasikan semakin
populernya layanan informasi yang dilakukan Lapan oleh masyarakat. Pada
tahun 2013, Lapan terpilih sebagai champion Layanan Informasi Publik versi
UKP4. Penghargaan tersebut diraih karena Lapan mendukung terbukanya
akses publik terhadap kebutuhan informasi atas hasil litbang yang
dilakukan. Dalam website 1 Layanan, Lapan banyak menghadirkan
informasi-informasi yang sangat berguna bagi masyarakat terkait cuaca
antariksa secara real time. Selain itu, apresiasi serupa juga diperoleh Lapan
dari Ombudsman, dimana Lapan berhasil meraih peringkat 8 secara
nasional untuk pelayanan publik dengan nilai 880;
Disamping keberhasilan sebagaimana tersebut di atas, ada beberapa
capaian target kinerja pada program/kegiatan belum maksimal dilaksanakan.
Ke depan diharapkan Lapan dapat lebih memberikan sumbangsih atas
kemajuan teknologi dirgantara dan pemanfaatannya sebagai wujud
pengabdian maksimal untuk kemajuan seluruh sektor pembangunan nasional.
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
IKHTISAR EKSEKUTIF iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Kedudukan Tugas, Fungsi, dan Kewenangan 2
1.3. Sumber Daya dan Lokasi Fasilitas 5
1.4. Sistematika Penyajian 8
BAB II. RENCANA STRATEGIS LAPAN 2010-2014 DALAM KERANGKA KEBIJAKAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2.1 Arah Kebijakan Iptek 9
2.1.1. Arah Kebijakan Iptek Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
9
2.1.2. Arah Kebijakan Iptek Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
11
2.1.3. Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek 2010-2014 13
2.2 Rencana Strategis (Renstra) Lapan 2010-2014 14
2.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2013 17
2.4 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013 20
vi
2.5 Rencana Aksi Tahun 2013 24
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RPJMN 2010-2014
3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013 25
3.2 Analisis Capaian Kinerja Tahun 2013 26
3.3 Perbandingan Realisasi IKU Terhadap Tahun Sebelumnya 39
3.4 Capaian Lain di luar IKU 42
3.5 Liputan Khusus 50 Tahun Kedirgantaraan Nasional 43
3.6 Telaahan Capaian Target RPJMN / Renstra 2010-2014 45
3.7 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tujuan 47
3.8 Akuntabilitas Keuangan 49
3.9 Tindak Lanjut Hasil Evaluasi AKIP oleh Kemen PAN dan RB 50
BAB IV. PENUTUP 51
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Lapan 5
Gambar 1.2. Komposisi SDM Lapan Berdasarkan Jenjang Pendidikan 6
Gambar 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional Khusus 6
Gambar 1.4. Lokasi Fasilitas Lapan 7
Gambar 2.1. Kerangka Pembangunan Iptek 13
Gambar 3.1. Rapat Sidang Paripurna DPR RI Saat Pengesahan RUU
Keantariksaan Menjadi UU Keantariksaan
27
Gambar 3.2. Roadmap Satelit Teknologi Satelit Tahun 2003-2025 28
Gambar 3.3. Kegiatan Pelayanan kepada Masyarakat Pengguna 30
Gambar 3.4. Forum Seminar Internasional Iptek Dirgantara ke-17 33
Gambar 3.5. Penghargaan rekor MURI tersebut diterima oleh Deputi
Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Ing. S.
Hardienata
34
Gambar 3.6. Uji Terbang Perdana LSA 35
Gambar 3.7. Peluncuran Roket di Pulau Morotai 36
Gambar 3.8. SIMBA, Salah Satu Informasi Penginderaan Jauh Yang
Banyak Dimanfaatkan Pengguna
37
Gambar 3.9. SADEWA, Salah Satu Layanan Informasi Bidang Sains
Antariksa dan Teknologi Atmosfer
38
Gambar 3.10. Kementerian PAN dan RB memberikan cindera mata kepada
Lapan, sebagai bentuk apresiasi karena Lapan telah
berpartisipasi aktif dalam Portal Satu Layanan
39
Gambar 3.11. Drs. Bambang S. Tedjasukmana mencanangkan ╉Ekspedisi
Morotai╊ sebagai simbol Semangat 50 tahun Kedirgantaraan
Nasional
44
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pentahapan Pembangunan Dalam RPJPN 2005-2025 11
Tabel 2.2 Penetapan Kinerja (PK) Lapan Tahun 2013 23
Tabel 3.1. Capaian Sasaran Strategis Utama 1 27
Tabel 3.2. Capaian Sasaran Strategis Utama 2 29
Tabel 3.3. Capaian Sasaran Strategis Utama 3 31
Tabel 3.4. Realisasi IKU 2009-2013 dan Target 2014 39
Tabel 3.5. Realisasi Anggaran Lapan Tahun 2013 50
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2013
Lampiran II Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013 dan Rencana Aksi
Lampiran III Pengukuran Kinerja Lapan Tahun 2013
Lampiran IV Capaian Tahun 2013 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
Lampiran V Daftar Publikasi Lapan Tahun 2013
Lampiran VI Pelaksanaan Bimbingan, Pembinaan, dan Pelayanan Teknis
Lampiran VII Usulan HKI Tahun 2013
Lampiran VIII Pengguna Model, Modul, Prototipe, Komponen, Data dan Informasi Kedirgantaraan
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas
tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
LAKIP disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dalam melaksanakan
tugas dan fungsi selama Tahun 2013 dalam rangka melaksanakan misi dan
mencapai visi dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan
kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Lapan, serta sebagai salah satu alat
untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders demi perbaikan kinerja Lapan.
Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas, penyusunan LAKIP tersebut juga
merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden
Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
Pengukuran akuntabilitas diperoleh dengan membandingkan antara
realisasi dengan rencana kinerja sehingga didapat informasi keberhasilan
maupun kegagalan pencapaian visi dan misi organisasi. Informasi kinerja Lapan
2
diperoleh dari unit kerja di lingkungan Lapan dan rekomendasi-rekomendasi
yang disampaikan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi dalam evaluasi atas AKIP tahun 2012 yang lalu.
Pada tahun 2013 telah dilakukan evaluasi pencapaian program
pembangunan jangka menengah yaitu: a) Laporan Perkembangan Program
Kerja Lapan tahun 2004-2012 yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Kabinet,
b) Evaluasi capaian Renstra Lapan tahun 2013, dan c) Pemantauan Capaian
Penetapan Kinerja (PK) tahun 2013 per triwulan dan disampaikan kepada
Kementerian PAN dan RB. Informasi kinerja tersebut selanjutnya menjadi
bahan perbaikan kinerja lembaga dan acuan bagi perbaikan perencanaan
strategis dan penajaman program/kegiatan tahun berikutnya menjelang akhir
periode Renstra tahun 2014, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah
korektif dan antisipatif di seluruh elemen akuntabilitas kinerja dalam mencapai
visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Lapan 2010-2014 dan drafting concepts
skema kerja 2015-2019.
1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Lapan merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang
didirikan pada tahun 1963 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun
1963 tentang Lembaga Penerbangan dan Angkasa luar Nasional. Keputusan
Presiden tersebut diperbaharui dan disempurnakan dengan Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Keputusan Presiden tersebut
kemudian di jabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 02 Tahun 2011 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
3
Kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan serta struktur organisasi Lapan
sebagai berikut :
1. Kedudukan
Lapan adalah Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia.
2. Tugas
Lapan mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam
pelaksanaan tugasnya, Lapan dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan
Teknologi.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Lapan menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan
pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya;
b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Lapan;
c. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan
instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya;
d. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan
rumah tangga.
4. Kewenangan
Dalam menyelenggarakan fungsi di atas, Lapan mempunyai
kewenangan:
a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
4
b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro;
c. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
d. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku yaitu :
1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang penelitian
dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya;
2) Penginderaan/ pemotretan jarak jauh dan pemberian rekomendasi
perizinan satelit.
Berdasarkan kedudukan, tugas, fungsi dan kewenangan, maka lingkup
kegiatan yang dilaksanakan Lapan adalah pada : (1) penelitian, pengembangan
dan pemanfaatan penginderaan jauh, (2) penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan sains atmosfer, iklim dan antariksa, (3) penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan teknologi dirgantara, dan (4) kajian dan
pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional. Kegiatan tersebut
5
dilaksanakan oleh unit-unit kerja yang diwadahi dalam struktur organisasi
sebagai berikut :
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Lapan
1.3 Sumber Daya dan Lokasi Fasilitas
Sumber Daya Manusia (SDM) Lapan pada tahun 2013 berjumlah 1.214
orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan yaitu S3 sebanyak
29 orang (2,49%), S2 sebanyak 197 orang (16,91%), S1 sebanyak 433 orang
(37,17%), Diploma III dan II sebanyak 52 orang (4,46%), SLTA sebanyak 406
orang (34,85%), SLTP sebanyak 26 orang (2,23%), dan SD sebanyak 22 orang
(1,89%).
6
Gambar 1.2. Komposisi SDM Lapan Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Pegawai yang menduduki jabatan struktural sebanyak 120 orang (120
jabatan) dan 710 orang (58,48% dari total SDM) pada Jabatan Fungsional
Khusus (JFK). Sesuai dengan kegiatan utama Lapan sebagai lembaga litbang,
komposisi tiga JFK terbesar adalah peneliti sebanyak 267 orang (37,61%),
litkayasa sebanyak 186 orang (26,20%), dan perekayasa 99 orang (13,94%).
Gambar 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional Khusus
S3; 29; 2,49%
S2; 197; 16,91%
S1; 433; 37,17%
D3; 50; 4%
D2; 2; 0,46%
SLTA; 406; 34,85%
SLTP; 26; 2,23% SD; 22; 1,89%
Peneliti; 267; 37,61%
Perekayasa; 99; 13,94%
Litkayasa; 186; 26,20%
Analis kepegawaian; 23; 3,24%
Pranata Humas; 28; 3,94%
Penerjemah; 2; 0,28%
Pranata Komputer; 27; 3,80%
Arsiparis; 32; 4,51%
Perencana; 20; 2,82% Perancang Perundang-
undangan; 2; 0,28% Pustakawan ; 8; 1,13%
Auditor; 11; 1,55% Pengendali dampak lingkungan; 5; 0,70%
7
Selain SDM, sumber daya pendukung yang juga penting adalah
ketersediaan anggaran. Program dan kegiatan Lapan dibiayai dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) murni dan hasil pelayanan Lapan
kepada masyarakat melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Anggaran
Lapan pada tahun 2013 sebesar Rp. 499.539.522.000.
Kelancaran pelaksanaan kegiatan litbang kedirgantaraan juga tidak
terlepas dari dukungan sarana dan prasarana. Lapan memiliki sarana prasarana
yang tersebar di beberapa daerah di seluruh Indonesia, yaitu : Rawamangun,
Pekayon (Jakarta); Kototabang-Agam (Sumatera Barat); Bandung, Sumedang,
Rancabungur, Rumpin-Bogor serta Pameungpeuk-Garut (Jawa Barat),
Pontianak (Kalimantan Barat), Watukosek-Pasuruan (Jawa Timur), Parepare
(Sulawesi Selatan), dan Biak (Papua).
Gambar 1.4. Lokasi Fasilitas Lapan
8
1.4 Sistematika Penyajian
LAKIP ini menyajikan capaian kinerja Lapan sepanjang tahun 2013 dan
Rencana Strategis (Renstra) tahun 2010-2014. Capaian kinerja diukur dengan
membandingkan antara realisasi terhadap target dalam Penetapan Kinerja
yang telah ditetapkan pada awal tahun 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan
Lapan. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini
memungkinkan pemetaan sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai
landasan untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus (continuous
improvement) pada tahun berikutnya.
Sistematika penyajian LAKIP Lapan tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1. Ikhtisar Eksekutif menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Lapan tahun
2013 serta capaian Renstra Lapan 2010-2014;
2. Bab I – Pendahuluan menjelaskan secara ringkas latar belakang penyusunan
laporan, tugas dan fungsi, serta sumber daya;
3. Bab II – Rencana Strategis Lapan 2010-2014 Dalam Kerangka Kebijakan Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi Nasional, menjelaskan arah kebijakan RPJPN
2005-2025, RPJMN 2010-2014, Kebijakan Strategis Nasional Iptek dan
Renstra Lapan 2010-2014 serta rencana aksi atas kinerja yang akan dicapai
pada tahun 2013;
4. Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 dan Capaian RPJMN 2010-2014,
menyampaikan tentang pengukuran, pencapaian dan analisis pencapaian
kinerja Lapan sebagai pertanggungjawaban terhadap pencapaian Sasaran
Strategis Utama tahun 2013, perbandingan capaian tahun 2012 dan 2013,
serta capaian RPJMN tahun 2013;
5. Bab IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari LAKIP Lapan
tahun 2013 dan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa
yang akan datang.
9
Visi RPJPN 2005-2025
Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur
BAB II RENCANA STRATEGIS LAPAN 2010-2014 DALAM KERANGKA KEBIJAKAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2.1 Arah Kebijakan Iptek
2.1.1 Arah Kebijakan Iptek Menurut Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
Pasal 31 Ayat 5 UUD 1945 hasil Amandemen ke-4 menyebutkan bahwa
╉Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia╊. Dengan amandemen ini, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) mempunyai peran penting bagi upaya
pencapaian kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Akan tetapi,
pembangunan Iptek hanya akan memberikan kontribusi terhadap
pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat jika produk yang dihasilkan bisa didayagunakan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau dapat menjadi solusi bagi
permasalahan baik yang dihadapi pemerintah maupun masyarakat.
Visi tersebut dicapai melalui 8 (delapan) misi
pembangunan yang salah satu diantaranya
adalah mewujudkan bangsa yang berdaya
saing. Pembangunan daya saing bangsa
dilaksanakan dengan: (1) membangun SDM
yang berkualitas; (2) memperkuat perekonomian domestik; (3) meningkatkan
penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan Iptek; (4) membangun sarana
10
dan prasarana yang memadai dan maju; serta (5) melakukan reformasi hukum
dan birokrasi.
Pembangunan Iptek diarahkan pada peningkatan kualitas penguasaan
dan pemanfaatan Iptek dalam rangka mendukung transformasi perekonomian
nasional menuju perekonomian yang berbasis pada keunggulan kompetitif.
Dalam mewujudkan arahan ini, pembangunan Iptek menghadapi berbagai
permasalahan baik yang bersumber dari sisi litbang sebagai penyedia solusi
teknologi, sisi pengguna teknologi, maupun yang berkaitan dengan integrasi
sisi penyedia dan sisi pengguna teknologi. Berdasarkan permasalahan
tersebut, secara garis besar pembangunan Iptek dirancang dalam dua bagian,
yaitu (1) yang berkaitan dengan wahana pembangunan Iptek dan (2) yang
berkaitan dengan substansi Iptek itu sendiri. Agar dukungan Iptek terhadap
pembangunan nasional dapat berlangsung secara konsisten dan
berkelanjutan, sistem inovasi nasional sebagai wahana pembangunan Iptek
akan diperkuat melalui penguatan kelembagaan, sumberdaya, dan jaringan
Iptek. Sementara itu, pembangunan substansi dilaksanakan melalui penelitian,
pengembangan, dan penerapan Iptek di bidang-bidang Iptek yang strategis
dan diarahkan untuk mencapai hasil yang semakin nyata mendukung
pencapaian sasaran pembangunan nasional baik dalam bentuk publikasi ilmiah,
paten, prototipe, layanan teknologi, maupun wirausahawan teknologi.
Strategi untuk melaksanakan visi tersebut dijabarkan secara bertahap
dalam periode lima tahunan atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) hingga implementasi Rencana Aksi tiap tahunnya. Masing-masing
tahap mempunyai skala prioritas dan strategi pembangunan yang merupakan
kesinambungan dari skala prioritas dan strategi pembangunan pada periode-
periode sebelumnya.
11
Visi RPJMN 2010-2014
Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan
Berkeadilan
Tahapan skala prioritas utama dan strategi RPJM secara ringkas adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.1. Pentahapan Pembangunan Dalam RPJPN 2005-2025
2.1.2 Arah Kebijakan Iptek Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
Prinsip penggalangan kompetisi
dan kerjasama untuk membangkitkan
industri hasil inovasi dilakukan dengan
cara mengelola interaksi serta hubungan-
hubungan antar elemen pendukung,
mengefektifkan interaksi antar lembaga penghasil teknologi (LPNK penelitian,
Balitbang kementerian, daerah serta perguruan tinggi), interaksi ke luar
dengan dunia usaha agar inovasi dapat berwujud dalam penyediaan barang
dan jasa yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kunci keberhasilan implementasi penguatan sistem inovasi di suatu
Negara adalah koherensi kebijakan inovasi dalam dimensi antar sektor dan
12
lintas sektor; inter temporal (antarwaktu); dan nasional-daerah (interteritorial),
daerah-daerah, dan internasional. Dalam perspektif hubungan nasional-daerah,
koherensi kebijakan inovasi dalam penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) di
Indonesia perlu dibangun melalui kerangka kebijakan inovasi (innovation policy
framework) yang sejalan, dengan sasaran dan milestones terukur, serta
komitmen sumberdaya yang memadai baik pada tataran pembangunan
nasional maupun daerah sebagai platform bersama.
Dengan demikian kebijakan Iptek diarahkan kepada :
1. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan litbang dan lembaga
pendukung untuk mendukung proses transfer dari ide menjadi prototipe
laboratorium, prototipe industri hingga produk komersial (penguatan
SIN) ;
2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya Iptek untuk
menghasilkan produktivitas litbang yang berdayaguna bagi sektor
produksi dan meningkatkan budaya inovasi serta kreativitas nasional;
3. Mengembangkan dan memperkuat jejaring kelembagaan baik peneliti di
lingkup nasional maupun internasional untuk mendukung peningkatan
produktivitas litbang dan peningkatan pendayagunaan litbang nasional;
4. Meningkatkan kreativitas dan produktivitas litbang untuk ketersediaan
teknologi yang dibutuhkan oleh industri dan masyarakat serta
menumbuhkan budaya kreativitas masyarakat;
5. Meningkatkan pendayagunaan Iptek dalam sektor produksi untuk
peningkatan perekonomian nasional dan penghargaan terhadap Iptek
dalam negeri.
Strategi Pembangunan Iptek
Dengan arah kebijakan Iptek tersebut di atas, maka strategi
pembangunan Iptek dilaksanakan melalui 2 prioritas pembangunan yaitu :
1. Penguatan SIN yang berfungsi sebagai wahana pembangunan Iptek
menuju visi pembangunan Iptek dalam jangka panjang.
13
2. Peningkatan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek (P3 Iptek)
yang dilaksanakan sesuai dengan arah yang digariskan dalam RPJPN 2005-
2025.
Selanjutnya strategi pembangunan Iptek ini dijabarkan ke dalam kerangka
pembangunan Iptek sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Pembangunan Iptek
2.1.3 Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek 2010-2014
Kebijakan strategis pembangunan nasional Iptek tahun 2010-2014, yang
selanjutnya disebut Jakstranas Iptek ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Negara Riset dan Teknologi Nomor 193/M/Kp/IV/2010, bahwa pembangunan
14
Visi Pembangunan Nasional
Iptek 2010-2014
”Iptek untuk kesejahteraan dan
kemajuan peradaban”
nasional Iptek bertujuan untuk mempercepat peningkatan kemampuan
penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek, inovasi dan daya saing,
pertumbuhan ekonomi, dan kemandirian nasional serta menumbuhkan
kemampuan sistem inovasi nasional yang dilaksanakan dalam rangka
kesejahteraan masyarakat.
Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek 2005-2025
memberikan landasan akademik terhadap 6 (enam) bidang fokus
pembangunan Iptek, yaitu: 1) pembangunan ketahanan pangan; 2) penciptaan
dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan; 3) pengembangan
teknologi informasi dan manajemen transportasi; 4) pengembangan teknologi
informasi dan komunikasi; 5) pengembangan teknologi pertahanan keamanan;
6) pengembangan teknologi kesehatan dan obat.
Pembangunan Iptek pada
hakekatnya bertujuan untuk
meningkatkan perekonomian dan
pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup
bangsa. Kelembagaan, sumber daya, dan jaringan Iptek yang telah dibangun
dan dikembangkan merupakan elemen dasar untuk memperkuat SIN, yaitu
suatu pengaturan kelembagaan yang secara sistematik dan berjangka panjang
dapat mendorong, mendukung, menyebarkan dan menerapkan inovasi di
berbagai sektor dan dalam skala nasional.
2.2 Rencana Strategis Lapan 2010-2014
Rencana Strategis (Renstra) Lapan 2010-2014 merupakan penjabaran di
bidang pembangunan kedirgantaraan sesuai dengan kedudukan, tugas, fungsi
dan kewenangan Lapan dan sebagai bagian integral dari RPJMN 2010-2014 dan
15
Jakstranas Iptek 2010-2014, maka kebijakan dalam implementasi Renstra Lapan
berada dalam konteks kebijakan dalam RPJMN dan Jakstranas Iptek 2010-2014.
Dengan demikian, kebijakan dalam Renstra Lapan diarahkan untuk:
1. Penguatan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) khususnya iptek dirgantara bagi peningkatan kemandirian dan
daya saing nasional sehingga iptek dirgantara dapat dijadikan sebagai
penggerak untuk kemajuan pembangunan nasional;
2. Menuju kemandirian dalam memberikan dukungan bagi peningkatan
kemampuan alutsista nasional dan industri strategis pertahanan nasional
untuk menjaga keutuhan NKRI;
3. Pengembangan kemampuan rancang bangun sistem satelit untuk
mendukung kemandirian dalam pemantauan (surveilence) wilayah
Indonesia dan penginderaan jauh;
4. Peningkatan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan signifikan dari
iklim/ lingkungan bumi dan antariksa melalui pengembangan dan
penguatan sistem informasi dini (SIMBA-sistem informasi dan mitigasi
bencana, SISDAL – Sistem Informasi Inventarisasi Sumberdaya Alam,
sistem informasi gangguan ionosfir bagi komunikasi, posisi lokasi dan
navigasi serta orbit satelit;
5. Kesinambungan (kontinuitas) dan peningkatan kontribusi Lapan dalam
penyedian informasi spasial bagi pengelolaan sumberdaya alam;
6. Peningkatan ╉spin off╊ teknologi dirgantara untuk mitigasi bencana,
pemantauan cuaca, pasang surut, alat pengukur radiasi ultra violet
pengukur konsentrasi gas rumah kaca seperti Karbon, SKEA dan
sebagainya;
7. Penguatan Kebijakan pembangunan nasional di bidang Kedirgantaraam
untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam pengembangan,
penguasaan dan penerapan teknologi dirgantara sehingga dapat
melindungi kepentingan nasional dalam hubungan internasional terkait
dengan teknologi dirgantara.
16
Visi
Berdasarkan tugas, fungsi dan kewenangan yang dimiliki, Lapan
melaksanakan program dan kegiatan penelitian, pengembangan dan
perekayasaan di bidang sains dan teknologi dirgantara untuk kepentingan
pembangunan nasional, membantu semaksimal mungkin baik langsung dan
tidak langsung dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta
upaya pelestarian lingkungan hidup. Pasca reorganisasi 2011, visi dan misi
disempurnakan dalam upaya menjadikan Lapan sebagai lembaga yang
terdepan dalam penguasaan dan pemanfaatan sains dan teknologi dirgantara
maka Lapan menetapkan visi sebagai berikut :
Misi dan Tujuan Strategis
Untuk mencapai visi di atas, disusun dan dirancang misi yang dapat
mengakomodasi seluruh kapasitas dan kapabilitas lembaga dengan
melaksanakan jejaring nasional dan internasional. Selanjutnya misi dijabarkan
atau diimplementasikan lebih lanjut ke dalam tujuan strategis yang merupakan
hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu)
sampai dengan 5 (lima) tahun. Misi dalam Renstra Lapan tahun 2010-2014
pasca reorganisasi 2011 dituangkan secara rinci sebagai berikut :
1. Memperkuat dan melaksanakan pembinaan, penguasaan dan
pemanfaatan teknologi roket, satelit dan penerbangan;
2. Memperkuat dan melaksanakan pembinaan, penguasaan dan
pemanfaatan teknologi dan data penginderaan jauh;
TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN DALAM IPTEK PENERBANGAN DAN ANTARIKSA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN BANGSA
17
3. Memperkuat dan melaksanakan pembinaan, penguasaan dan
pemanfaatan sains antariksa dan atmosfer serta kebijakan kedirgantaraan;
4. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang untuk pembangunan nasional.
Pembahasan yang dilakukan atas statement misi sebelumnya, kemudian
dijabarkan atau diimplementasikan lebih lanjut ke dalam tujuan dan sasaran
strategis yang merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan strategis Lapan
pada Renstra 2010-2014 adalah Mewujudkan Kemandirian Iptek Penerbangan
Dan Antariksa Untuk Mendukung Pembangunan Nasional.
Pada tujuan strategis yang ditetapkan oleh Lapan, terdapat indikator
kinerja tujuan yang kemudian dapat dijadikan salah satu ukuran keberhasilan
kinerja Lapan pada periode Renstra 2010-2014. Indikator Kinerja Tujuan
tersebut adalah Jumlah Sektor Pembangunan (Prioritas Nasional/Bidang)
Yang Didukung Atau Memanfaatkan Produk Litbang Lapan Sebagai Hasil
Penguasaan Teknologi Dirgantara.
Tujuan Lapan yang tertuang dalam Renstra 2010-2014, kemudian
dijabarkan pula ke dalam sasaran strategis Lapan sebagai berikut :
1. Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di
bidang kedirgantaraan;
2. Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan
pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang
kedirgantaraan dan pemanfaatan;
3. Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan
pemanfaatan kedirgantaraan.
2.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2013
Tahun 2013 merupakan tahun keempat dalam perencanaan jangka
menengah 2010-2014. Sasaran-sasaran utama Kementerian/Lembaga akan
18
tercantum dalam matrik Kementerian/Lembaga RPJMN 2010-2014. Renstra
2010-2014 dari Kementerian/Lembaga memuat sasaran-sasaran strategis yang
tertuang dalam RPJMN 2010-2014 dan memuat prioritas-prioritas
Kementerian/Lembaga lainnya. Renstra 2010-2014 menjadi acuan bersama
dalam penyusunan program/kegiatan dan anggaran serta target-target sasaran
kinerja dan dalam pemantauan evaluasi capaian kinerja Kementerian/Lembaga
oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas dan
Kementerian Keuangan.
Anggaran Lapan tahun 2013 adalah sebesar Rp. 526.090.924.000 (lima
ratus dua puluh enam miliar sembilan puluh juta sembilan ratus dua puluh
empat ribu rupiah) terutama untuk kebutuhan pencapaian sasaran strategis
utama antara lain :
a. Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di
bidang kedirgantaraan;
Rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan diharapkan mampu
dijadikan landasan bagi seluruh masyarakat Indonesia secara terpadu.
Rumusan kebijakan ini memuat hal-hal yang berkaitan tentang teknologi
dirgantara (roket, satelit dan penerbangan), penginderaan jauh dan sains
antariksa dan atmosfer serta pemanfaatannya.
b. peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan
pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang
kedirgantaraan dan pemanfaatan;
Lapan sebagai instansi litbang kedirgantaraan diharapkan mampu
meningkatkan perannya dalam hal pemberian bimbingan teknis, pemberian
izin, pelayanan teknis untuk masyarakat pengguna bidang kedirgantaraan.
Kontribusi Lapan terhadap pembangunan nasional dilakukan dengan
disediakannya berbagai kemudahan akses layanan kepada publik melalui
informasi yang tersaji pada website resmi, Badan Layanan Umum yang
dibentuk Lapan, serta website 1 Layanan (secara nasional).
19
c. Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan
pemanfaatan kedirgantaraan.
Kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang kedirgantaraan serta
pemanfaatannya untuk khalayak dapat dilakukan dengan berbagai media,
diantaranya peningkatan jumlah HKI dan publikasi ilmiah nasional maupun
internasional yang dapat dijadikan konsumsi ilmiah. Kegiatan lain yang
dapat meningkatkan kemampuan Lapan adalah peningkatan secara
kuantitatif pada pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan
informasi kedirgantaraan. Peningkatan jumlah pengguna dapat memacu
semangat berkinerja yang berorientasi pada outcome.
Di luar skema kinerja yang ditetapkan Lapan pada Rencana Kinerja
Tahun 2013, penganggaran juga di konversi kedalam pos-pos rencana kegiatan
lainnya seperti:
d. Peningkatan akuntabilitas kinerja Lapan, agar mampu meraih predikat A
(Sangat Baik) dari Kementerian PAN dan RB;
Peningkatan akuntabilitas kinerja Lapan dapat dilakukan melalui perbaikan
5 komponen akuntabilitas kinerja yaitu: perencanaan (Revisi Renstra 2010-
2014 dan dokumen perencanaan tahunan), pengukuran (IKU yang
diformalkan), pelaporan (peningkatan pemahaman terhadap SAKIP kepada
seluruh pegawai), evaluasi dan pencapaian kinerja yang dapat dilakukan
dengan pengembangan aplikasi Siforen-Monev yang dibangun sendiri oleh
Lapan sejak tahun 2012.
e. Peningkatan akuntabilitas keuangan dengan diharapkan mampu
memperoleh kembali opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap
laporan keuangan Lapan.
20
2.4 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013
Alokasi anggaran yang diperoleh Lapan untuk tahun 2013 sebesar
Rp. 526.090.924.000,- yang berarti mengalami peningkatan mencapai
Rp. 33.026.214.000,- dari tahun sebelumnya. Penambahan anggaran tersebut
diprioritaskan untuk litbang teknologi penginderaan jauh sebagai penunjang
terlaksananya amanat pada Inpres No. 6 Tahun き0がき tentang ╉Penyediaan,
Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi Data Satelit
Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi╊.
Dalam PK Lapan tahun 2013 ditetapkan Indikator dan target sebagai
berikut :
Sasaran Strategis Utama 1 : Peningkatan kemampuan Lapan dalam
perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan, dikatakan berhasil
jika IKU di bawah ini dapat tercapai.
IKU 1 : Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan;
ditargetkan ada 4 rumusan kebijakan yang dapat dihasilkan di
tahun 2013.
Sasaran Strategis Utama 2 : Peningkatan kemampuan Lapan dalam
pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi
pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan, dikatakan berhasil
jika IKU di bawah ini dapat tercapai.
IKU 2 : Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis
untuk pengguna di bidang kedirgantaraan ditargetkan ada
sebanyak 42 bimbingan atau pemberian izin atau pelayanan
teknis kepada pengguna terkait hasil litbang Lapan.
21
Sasaran Strategis Utama 3 : Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains,
teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan, dikatakan berhasil jika 2 IKU di
bawah ini dapat tercapai.
IKU 3 : Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional/ nasional
terakreditasi; Pada tahun 2013, ditargetkan 88 publikasi atau
HKI yang dapat dihasilkan.
IKU 4 : Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data
dan informasi kedirgantaraan. Ada sebanyak 173 pengguna
yang menjadi target kinerja Lapan terkait pengguna model,
modul, prototipe, komponen, data hingga informasi terkait
kedirgantaraan.
IKU Lapan tersebut telah ditetapkan pada tanggal 26 Maret 2013
melalui Keputusan Kepala Lapan Nomor 72 tahun 2013 tentang Penetapan
Indikator Kinerja Utama di Lapan. IKU Lapan disusun dengan mengacu pada
Renstra 2010-2014 berdasarkan pada Misi dan Tujuan Strategis Renstra 2010-
2014. Penentuan target IKU tahun 2013 berdasarkan pada beberapa hal sebagai
berikut :
IKU 1 ditetapkan mengingat Lapan sebagai institusi litbang
kedirgantaraan memandang penetapan sejumlah kebijakan sebagai prioritas
utama untuk mengarahkan penguasaan teknologi agar tidak menyimpang dari
kaidah-kaidah yang sejalan dengan peningkatan kesejahteraan bangsa dan
perdamaian dunia. Proses perumusan kebijakan adalah salah satu alat penting
dalam tahapan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan kebijakan, baik
pemerintah maupun non-pemerintah. Pembuatan rumusan kebijakan nasional
merupakan fungsi penting dari sebuah pemerintahan. Oleh karena itu,
kemampuan dan pemahaman yang memadai dari pembuat kebijakan terhadap
proses pembuatan kebijakan menjadi sangat penting bagi terwujudnya
kebijakan publik yang cepat, tepat, dan memadai. Kemampuan dan
22
pemahaman terhadap prosedur pembuatan kebijakan tersebut juga harus
diimbangi dengan pemahaman dari pembuat kebijakan terhadap kewenangan
yang dimiliki. Pada tahun 2013, Lapan mengupayakan tersusunnya 4 rumusan
kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan.
Pelaksanaan program Reformasi Birokrasi di Lapan telah menimbulkan
semangat untuk mewujudkan aparatur negara yang berorientasi pada
pelayanan. Pelayanan kepada masyarakat terkait hasil litbang menjadi intisari
kegiatan pengembangan teknologi dirgantara. Dari tahun ke tahun permintaan
masyarakat kepada produk litbang Lapan terus mengalami peningkatan. Untuk
terus mengupayakan pemasyarakatan produknya, Lapan menargetkan 42
bimbingan atau pemberian izin atau pelayanan teknis kepada pengguna
(IKU- 2).
Terkait penetapan IKU 3 dimaksudkan untuk mendorong pemberian
penghargaan kepada para peneliti/ perekayasa Lapan dalam pemberian hak
eksklusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HKI (inventor,
pencipta, pendesain, dan sebagainya) agar menstimulasi mereka untuk lebih
lanjut mengembangkan kegiatan invention. Di samping itu, sistem HKI
menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas bentuk kreativitas
manusia sehingga kemungkinan dihasilkan teknologi atau hasil karya lain yang
sama dapat dihindarkan atau dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang
baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan dengan maksimal
untuk pengembangan lebih lanjut dalam memberikan nilai tambah yang lebih
tinggi. Selain HKI, Lapan juga menuntut para peneliti/ perekayasa untuk
senantiasa meningkatkan kualitas publikasi ilmiahnya, terutama dalam skala
jurnal dan majalah ilmiah nasional terakreditasi hingga internasional. Pada
tahun 2013, Lapan secara khusus menargetkan 88 publikasi ilmiah
internasional/nasional terakreditasi ataupun HKI (IKU-3).
Penetapan IKU 4 dilakukan untuk membuktikan bahwa hasil litbang
Lapan berorientasi pada kebutuhan pengguna (outcome oriented). Ada
sebanyak 173 pengguna yang menjadi target kinerja Lapan terkait pengguna
23
model, modul, prototipe, komponen, data hingga informasi terkait
kedirgantaraan. Hal tersebut diharapkan pula dapat mendorong capaian
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lapan tahun 2013.
Keterkaitan masing-masing IKU pada sasaran strategis utama Lapan
disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2.2. Penetapan Kinerja (PK) Lapan Tahun 2013
SASARAN STRATEGIS UTAMA
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET PROGRAM
1. Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan
Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan (IKU 1)
4 Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa
2. Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan
Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan (IKU 2)
42
3. Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan
Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional/ nasional terakreditasi (IKU 3)
88
Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data dan informasi kedirgantaraan (IKU 4)
173
24
2.5 Rencana Aksi Tahun 2013
Rencana aksi tahun 2013 telah dibuat dalam rangka pelaksanaan
Penetapan Kinerja tahun 2013. Rencana aksi untuk mendukung pencapaian
Sasaran Strategis Utama dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Lapan. Adapun
rencana aksi dapat dilihat pada lanjutan lampiran II.
25
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 DAN
CAPAIAN RPJMN 2010-2014
3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013
Akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban dalam
mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan
good and clean governance. Kinerja instansi pemerintah harus dapat diukur,
sehingga memudahkan dilakukannya penilaian oleh stakeholders. Demikian
pula halnya dengan akuntabilitas kinerja Lapan, agar dapat diukur kinerjanya,
Lapan telah menetapkan sasaran-sasaran berdasarkan hasil perumusan yang
dituangkan pada Renstra Lapan 2010-2014 dengan mengedepankan indikator-
indikator yang berorientasi outcome. Sejak tahun 2012, Lapan telah melakukan
upaya untuk menyusun Indikator Kinerja Individu (IKI) yang berbasis Balance
Scorecard (BSC). Saat ini juga telah ditetapkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
agar terjadi peningkatan semangat berkinerja dan dapat diukur secara
obyektif. Sedangkan strategi untuk pencapaian tujuan dan sasaran dilakukan
berdasarkan kebijakan yang mengacu kepada tugas dan fungsi Lapan atau
merupakan kebijakan dalam melaksanakan misinya.
Pengukuran tingkat capaian
IKU Lapan tahun 2013 dilakukan
dengan cara membandingkan antara
realisasi dengan target pada masing-
masing IKU dan saat ini proses
pengukuran telah diimplementasikan ke dalam aplikasi Sistem Informasi
Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (SIFOREN-Monev) yang dapat
memantau capaian IKU dan capaian program/ kegiatan lainnya setiap periode
26
triwulanan. Aplikasi tersebut juga menyediakan ruang manajemen bagi para
pimpinan untuk memantau atau meriviu secara langsung berupa pemberian
rekomendasi dan catatan-catatan kepada unit-unit kerja. Secara umum Lapan
iatelah berhasil mencapai sasaran strategis berikut IKU-nya, namun demikian
Lapan terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya pada tahun-tahun
mendatang untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Tahun 2013 juga merupakan tahun keempat periode Renstra Lapan
tahun 2010-2014 sehingga dalam laporan ini disajikan sasaran dan indikator
sasaran yang telah dicapai tahun 2013 ini sebagai evaluasi tahap keempat
terhadap Renstra Lapan tahun 2010-2014.
3.2 Analisis Capaian Kinerja Tahun 2013
3 (tiga) Sasaran Strategis Utama yang telah dicapai pada tahun 2013
yaitu:
1. Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di
bidang kedirgantaraan;
2. Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan
pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang
kedirgantaraan dan pemanfaatan; dan
3. Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan
pemanfaatan kedirgantaraan.
Perumusan kebijakan nasional yang terkait litbang kedirgantaraan
seyogyanya menjadi landasan bagi setiap warga negara Indonesia untuk
memahami kegiatan kedirgantaraan. Pada tahun 2013, Lapan mendorong
SASARAN STRATEGIS UTAMA 1
•Peningkatan kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan
27
perumusan kebijakan publik terkait kedirgantaraan. Ada 4 target rumusan
kebijakan yang ditargetkan pada tahun 2013, dengan penjelasan yang tertera
pada tabel di bawah ini;
Tabel 3.1. Capaian Sasaran Strategis Utama 1
INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN
Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan (IKU 1)
Rumusan kebijakan
4 4 100
IKU-1: ╊ Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan╊
Kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan merupakan bentuk
perwujudan dari kinerja Lapan untuk memastikan pelaksanaan pembangunan
kedirgantaraan di Indonesia sesuai dengan tujuan bernegara yakni kemajuan,
keadilan, dan kemakmuran.
Pada tahun 2013, Lapan menyusun berbagai kebijakan di bidang
kedirgantaraan, diantaranya:
1. Rancangan Undang-Undang Keantariksaan yang telah disahkan menjadi
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan pada tanggal
9 Juli 2013;
Gambar 3.1. Rapat Sidang Paripurna DPR RI
saat pengesahan RUU Keantariksaan menjadi UU Keantariksaan.
28
2. Penyusunan naskah akademik dan perumusan peraturan pemerintah
tentang tata cara penyelenggaraan kegiatan penginderaan jauh (RPP
Penyelenggaraan Penginderaan Jauh);
3. Penyusunan rancangan induk penginderaan jauh nasional; dan
4. Roadmap Pengembangan teknologi satelit tahun 2003-2025.
Gambar 3.2. Roadmap Pengembangan Teknologi Satelit Tahun 2003-2025
Sebagai institusi yang bergerak di bidang litbang kedirgantaraan dan
berorientasi kepada pelayanan publik. Salah satu upaya Lapan adalah telah
menyelenggarakan Pelaksanaan pelatihan Manajemen Mutu (ISO 9001:2008).
Tujuannya, agar Lapan dapat meningkatkan pelayanan publik yang prima
SASARAN STRATEGIS UTAMA 2
•Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi
pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan
29
berdasarkan standar manajemen mutu. Upaya mencapai ISO ini terkait
program Quick Wins Lapan dalam mewujudkan reformasi birokrasi. Quick Wins
tersebut yaitu memberikan informasi dan pelayanan, antara lain: layanan data
dan informasi penginderaan jauh, layanan informasi cuaca antariksa, benda
jatuh, dan iklim ekstrem, serta layanan informasi teknologi dirgantara.
Di bawah ini adalah penjelasan capaian sasaran strategis ke 2 yang dapat
dinarasikan pada IKU-2;
Tabel 3.2. Capaian Sasaran Strategis Utama 2
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN TARGET REALISASI %
CAPAIAN
Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan (IKU 2)
bimbingan teknis,
pemberian izin, pelayanan
teknis
42 53 126,19
IKU-2 : ╉Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk
pengguna di bidang kedirgantaraan╊
Lapan telah berkontribusi kepada publik terkait
keterbukaan informasi melalui Portal Satu
Layanan.net yang sangat memudahkan masyarakat
dalam mengakses informasi publik karena
masyarakat cukup mengakses satu portal untuk
mendapatkan berbagai informasi publik yang
diperlukan. Hal ini tentunya sesuai dengan upaya mewujudkan keterbukaan
akses terhadap informasi publik yang merupakan bagian dari reformasi
birokrasi.
Pada tahun 2013, Lapan telah melaksanakan bimbingan teknis (bimtek),
pemberian izin dan pelayanan teknis kepada pengguna sebanyak 53 kegiatan,
antara lain: bimtek Perhitungan Objek Pajak Menggunakan Data Penginderaan
30
Jauh; bimtek Analisis Link Budget Sistem TTC APRS Repeater, Voice Repeater
Satelit Lapan-A2 dan Analisis Link Budget Sistem Komunikasi TTC, AIS dan S-
Band, Satelit Lapan-A2; bimtek Manajemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi
Radio Tingkat Dasar/ Lanjut; serta masih banyak kegiatan bimbingan teknis,
pemberian izin dan pelayanan teknis lainnya (lihat pada lampiran VI).
Gambar 3.3. Kegiatan Pelayanan Kepada Masyarakat Pengguna
Dampak lain dari berbagai pelayanan yang dilakukan Lapan kepada
pengguna adalah meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Untuk tahun 2013, penerimaan PNBP yang dihasilkan melalui Badan Layanan
Umum (BLU) Lapan adalah senilai Rp. 6.177.532.016,- dan meningkat dari tahun
31
sebelumnya sebesar Rp. 3.037.035.962,-. Pencapaian penerimaan PNBP BLU
tersebut meningkat 203,40 %.
Tuntutan berkinerja instansi pemerintah, baik Kementerian maupun
Lembaga lebih ditujukan kepada berfungsinya output (outcome) yang
dihasilkan. Outcome yang berkualitas diharapkan pula membawa dampak yang
baik bagi kemajuan kehidupan masyarakat. Berdasarkan paradigma tersebut,
Lapan menunjukkan kinerjanya dengan memasukkan pengguna sebagai
variabel utama dalam setiap rencana output yang akan dihasilkan selain
pengembangan riset-riset lain yang tentunya akan berdampak pada
penggunaan publik yang lebih luas dalam bidang iptek kedirgantaraan.
Tabel 3.3 di bawah ini akan menjelaskan capaian terhadap sasaran
strategis utama 3, sebagai berikut:
Tabel 3.3. Capaian Sasaran Strategis Utama 3
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN TARGET REALISASI %
CAPAIAN
Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional/ nasional terakreditasi (IKU 3)
HKI/ publikasi
88 5 usulan HKI
140 publikasi
159,09
Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data dan informasi kedirgantaraan (IKU 4)
pengguna
173
257
148,55
SASARAN STRATEGIS UTAMA 3
•Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan.
32
IKU-3 : ╉Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional/ nasional terakreditasi╊
Kekayaan intelektual adalah kekayaan yang
timbul dari kemampuan intelektual manusia melalui
pemikiran, daya cipta dan rasa yang memerlukan
curahan tenaga, waktu dan biaya untuk memperoleh
produk baru dengan landasan kegiatan penelitian atau
yang sejenis yang dapat berupa karya di bidang
teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra.
Kekayaan intelektual ini perlu ditindaklanjuti pengamanannya melalui suatu
sistem perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Secara garis
besar HKI terdiri dari hak cipta (copyright), dan Hak Kekayaan Industri
(industrial property right) yang meliputi paten (patent), desain industri
(industrial design), merek (trademark), penanggulangan praktik persaingan
curang (repression of unfair competition), desain tata letak sirkuit terpadu
(layout design of integrated circuit) dan rahasia dagang (trade secret). Pada
tahun 2013 Lapan mengajukan 5 usulan HKI yaitu Pengukur Jarak dan
Kecepatan Roket, Wingtip Device N219, Instrumen Pemutus Balon Sistem
Kawat Panas Pada Tevlon Dengan Metode Terprogram, Logo Buletin Cuaca
Antariksa, dan Metode Perhitungan Indeks Ionosfer Regional.
Selain HKI, publikasi juga menjadi komitmen Lapan dalam upayanya
untuk pemanfaatan keilmuan kedirgantaraan kepada publik. Sepanjang tahun
2013 ini, berbagai publikasi oleh para peneliti/perekayasa Lapan telah beredar
pada jurnal/makalah/ bentuk publikasi ilmiah lainnya (lihat lampiran V).
33
Gambar 3.4. Forum Seminar Internasional Iptek Dirgantara ke-17.
IKU-4 : ╉Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data dan
informasi kedirgantaraan╊
Pada tahun 2013, Lapan telah
menyelesaikan AIT satelit Lapan-A2. Satelit ini
akan sangat bermanfaat bagi pengguna
mengingat misi yang diemban pada payload
satelit ini berupa misi surveillance dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang akan
memberikan nilai tambah bagi penggunanya.
Status satelit Lapan-A2 kini sudah dalam kondisi siap terbang dengan
menumpang roket peluncur milik India.
Lapan juga mengembangkan Pesawat Tanpa Awak (LSU). Pemanfaatan
pesawat LSU digunakan untuk berbagai
keperluan, antara lain: untuk pemetaan
latihan, validasi remote sensing,
pemanfaatan latihan perang, pemantauan
lahan pertanian dan wilayah banjir.
34
Kemampuan pesawat terbang tanpa awak yang dikembangkan Lapan
telah menuai banyak apresiasi, diantaranya pemberian penghargaan rekor
MURI, yaitu LSU-02 yang memiliki daya jelajah pesawat tersebut yang dapat
menjangkau 200 km.
Gambar 3.5. Penghargaan rekor MURI tersebut diterima oleh Deputi Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Ing. S. Hardienata.
Selain LSU, Teknologi Penerbangan Lapan juga telah melakukan uji
terbang terhadap pesawat ringan (Lapan Surveillance Aircraft/ LSA). Pesawat
hasil kerja sama dengan Jerman ini mampu mengakurasikan data dari foto citra
satelit dengan resolusi tinggi, dan mampu melakukan patroli sistem kelautan di
Indonesia.
35
Gambar 3.6. Uji Terbang Perdana LSA
Peningkatan jumlah pengguna merupakan upaya Lapan dalam
memasyarakatkan Iptek Kedirgantaraan dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Dalam hal, penguasaan teknologi roket dan prototipenya yang
dikembangkan Lapan, telah digunakan untuk banyak hal diantaranya
keterlibatan roket-roket Lapan dalam Kompetisi muatan roket Indonesia
(Komurindo) dan Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) 2013. Selain itu,
pengembangan pemanfaatan teknologi roket, Lapan berkontribusi pada
konsorsium roket nasional yang telah menghasilkan roket R-Han 122 yang
memiliki daya jangkau 14 dan 24 km. Teknologi roket yang dikembangkan
Lapan telah banyak digunakan untuk keperluan pertahanan maupun sipil. Pada
penghujung tahun 2013, telah dilakukan uji coba peluncuran roket berdiameter
122mm-200mm pada tanggal 18 Desember 2013 di Tanjung Sangowo,
Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. Uji coba di Pulau Morotai ini akan
dijadikan momentum pembangunan bandar antariksa di kawasan tersebut.
36
Gambar 3.7. Peluncuran Roket di Pulau Morotai
Dalam rangka penguatan peran Lapan menjadi bank data di bidang
penginderaan jauh, khususnya pembangunan Bank Data Penginderaan Jauh
Nasional (BDPJN) yang berintegrasi dengan
Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) serta Pusat
Pemantauan Bumi Nasional (PPBN). Bank data ini
telah dimanfaatkan banyak pengguna,
diantaranya: Katalog Data Modis, Katalog Data Landsat, SIMBA, Indeks
Kehijauan Hutan, dan Inderaja Resolusi Tinggi. Pada tahun 2013, Lapan telah
mendistribusikan data inderaja kepada pengguna sebanyak 9902 scene dan
penambahan data ke Bank Data sebanyak 12.062 scene. Lapan juga telah
melakukan stocktaking metadata resolusi tinggi yang ada pada Kementerian/
Lembaga (K/L) dan Pemda, yaitu: 4 K/L (1.764 scene) dan 26 Pemda (185
scene).
37
Gambar 3.8. SIMBA, Salah Satu Informasi Penginderaan Jauh Yang Banyak
Dimanfaatkan Pengguna
Terkait dengan pemanfaatan informasi kedirgantaraan di bidang sains
antariksa dan teknologi atmosfer. Informasi yang dimanfaatkan pengguna
sudah tercantum pada web lapan.go.id, diantaranya: aktivitas matahari,
prediksi frekuensi area, variabilitas iklim, iklim ekstrim, prediksi frekuensi fixed,
dan benda jatuh antariksa. Untuk memudahkan akses pengguna terkait
informasi cuaca, telah dikembangkan SADEWA versi 2.0. Aplikasi ini merupakan
sebuah sistem informasi peringatan dini bencana yang dikembangkan berbasis
teknologi satelit dan juga dilengkapi sensor-sensor terestrial. Sistem ini
berfungsi untuk memberikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan
38
penanganan kejadian bencana baik pada tingkat pemerintah pusat maupun
daerah dalam rangka pengelolaan resiko bencana.
Gambar 3.9. SADEWA, Salah Satu Layanan Informasi Bidang Sains Antariksa
dan Teknologi Atmosfer
Untuk keseluruhan pengguna model, modul, prototipe, komponen, data
dan informasi dari hasil litbang Lapan pada tahun 2013, dapat dijelaskan pada
lampiran VIII.
Sebagai apresiasi atas kemudahan akses pengguna terhadap hasil litbang
Lapan, pada tahun 2013, Lapan bersama Kemenkeu terpilih sebagai champion
Layanan Informasi Publik versi UKP4 karena memiliki lebih banyak jumlah
informasi layanan publik yang sudah dimasukkan dalam Portal satulayanan.net
dan dikelola dengan baik dibandingkan Kementerian dan Lembaga lainnya.
39
Gambar 3.10. Kementerian PAN dan RB memberikan cindera mata kepada
Lapan, sebagai bentuk apresiasi karena Lapan telah berpartisipasi aktif dalam Portal Satu Layanan.
3.3 Perbandingan Realisasi IKU Terhadap Tahun Sebelumnya
Perbandingan kinerja dengan tahun sebelumnya dilaksanakan dengan
membandingkan capaian dengan tahun sebelumnya, sebagaimana dapat
dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 3.4. Realisasi IKU 2009-2013 dan Target 2014
INDIKATOR KINERJA UTAMA
KONDISI 2009
REALISASI TARGET
2014 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan;
1 1 1 1 4 3
40
INDIKATOR KINERJA UTAMA
KONDISI 2009
REALISASI TARGET
2014 2010 2011 2012 2013
2. Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan; a. Jumlah bimbingan
dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang penginderaan jauh,
b. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang sains antariksa dan atmosfer,
c. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis, pemberian izin untuk pengguna di bidang teknologi satelit, roket dan penerbangan.
18
11
3
4
49
15
30
4
48
4
38
6
17
0
9
8
53
22
21
10
57
3. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi; a. Jumlah HKI dan
publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang penginderaan jauh,
b. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang sains antariksa dan atmosfer,
62 publikasi
3 publikasi
59 publikasi
2 usulan HKI,
3HKI; 25 publikasi
4 publikasi
21 publikasi
1 usulan HKI; 25
publikasi
8 Publikasi
17 publikasi
1 usulan HKI; 122
publikasi
11 publikasi
73 publikasi
5 usulan HKI; 140
publikasi
58 publikasi
3 usulan HKI; 41
publikasi
5 usulan HKI; 153
publikasi
41
INDIKATOR KINERJA UTAMA
KONDISI 2009
REALISASI TARGET
2014 2010 2011 2012 2013
c. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang teknologi dirgantara.
7 publikasi
2 usulan HKI, 3 HKI;
7 publikasi
1 usulan HKI;
6 publikasi
1 usulan HKI; 38
publikasi
2 usulan HKI;
41 publikasi
4. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi kedirgantaraan. a. Jumlah pengguna
model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang penginderaan jauh,
b. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang sains antariksa dan atmosfer,
c. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, data, komponen, dan informasi bidang teknologi dirgantara.
27
20
3
4
44
25
13
6
385
27
355
3
457
30
423
4
257
183
54
20
180
42
3.4 Capaian Lain di Luar IKU
Peningkatan pencapaian kinerja (non IKU) Lapan di tahun 2013 dapat
dinarasikan sebagai berikut:
1. Peningkatan nilai akuntabilitas kinerja (AKIP)
Lembaga yang dilakukan penilaiannya oleh
Kementerian PAN dan RB, dengan nilai 70,78
atau predikat B+ (Baik) dibanding tahun
sebelumnya yang memperoleh predikat B. Pencapaian tersebut
menunjukkan peningkatan akuntabilitas kinerja serta komitmen tinggi dari
pimpinan hingga pelaksana di Lapan untuk mewujudkan good dan clean
governance yang gesit dalam melayani, akuntabel dan profesional;
2. Penurunan nilai opini BPK atas laporan keuangan Lapan tahun 2012
menjadi predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP);
3. Dalam hal pelayanan publik, Lapan terpilih sebagai champion Layanan
Informasi Publik versi UKP4. Selain itu, apresiasi serupa juga diperoleh
Lapan dari Ombudsman, dimana Lapan berhasil meraih peringkat 8 secara
nasional untuk pelayanan publik dengan nilai 880.
4. Pelaksanaan program Reformasi Birokrasi telah berjalan dengan baik di
lingkungan lembaga, langkah-langkah perbaikan telah dilakukan sebagai
upaya peningkatan kualitas pelayanan dan keterbukaan informasi kepada
publik. Di penghujung tahun 2013, telah dilakukan pencairan tunjangan
kinerja kepada seluruh pegawai Lapan berdasarkan Perpres No.93 Tahun
2013.
5. Lapan menyelenggarakan Pelaksanaan pelatihan Manajemen Mutu (ISO
9001:2008) dengan tahapan Awareness, Documentation, dan
Implementation, kemudian dilanjutkan dengan Internal Audit. Tujuannya,
agar Lapan dapat meningkatkan pelayanan publik yang prima berdasarkan
standar manajemen mutu. Upaya mencapai ISO ini terkait program Quick
Wins Lapan dalam mewujudkan reformasi birokrasi. Quick Wins tersebut
yaitu memberikan informasi dan pelayanan, antara lain: layanan data dan
43
informasi penginderaan jauh, layanan informasi cuaca antariksa, benda
jatuh, dan iklim ekstrem, serta layanan informasi teknologi dirgantara.
Untuk mendukung program tersebut, diperlukan pemahaman ISO guna
penyiapan dokumen, peningkatan mutu, dan pembentukan auditor yang
kompeten.
3.5 Liputan Khusus 50 Tahun Kedirgantaraan Nasional
Setengah abad kedirgantaraan nasional, Lapan
berupaya mewujudkan penguasaan bangsa Indonesia
dalam inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi
kedirgantaraan. Di dalam perkembangannya, Lapan
telah banyak menghasilkan teknologi di bidang
kedirgantaraan, diantaranya: teknologi satelit, roket,
penerbangan serta pemanfaatannya dalam penginderaan jauh dan antariksa
serta atmosfer. Tahun 2013 ditandai dengan semangat baru untuk
menyongsong era 50 tahun kedirgantaraan nasional, target tinggi ditetapkan
dari peningkatan penguasaan penelitian dan pengembangan hingga
menetapkan sistem manajemen aparatur yang profesional dan berorientasi
kepada pelayanan masyarakat. Berbagai target tinggi yang ditetapkan Lapan
dirangkum dalam tema khusus yakni ╉Ekspedisi Morotai╊. Morotai sendiri
diambil dari nama Pulau di kawasan Maluku Utara.
Semangat untuk selalu berkinerja tinggi diharapkan mampu menjawab
tuntutan masyarakat akan kemampuan Indonesia menuju kemapanan
teknologi dirgantara. Berikut ini adalah target-target khusus yang tertuang
dalam ╉Ekspedisi Morotai╊, di antaranya:
1. Peluncuran Roket Sonda RX-550 di Pulau Morotai;
2. Terbang Perdana Light Surveillance Aircraft;
3. Peluncuran satelit Lapan-A2;
44
4. Prototipe pesawat N-219;
5. Operasionalisasi Bank Data Penginderaan Jauh Nasional;
6. Operasionalisasi Regional Space Office UN SPIDER;
7. Model Atmosfer Ekuator Skala regional;
8. Operasionalisasi Jaringan Informasi Cuaca Antariksa untuk antisipasi
dampak Aktivitas matahari pada siklus ke 24 (2012-2013);
9. Pengesahan Undang-Undang Keantariksaan;
10. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Lapan, target Tunjangan Kinerja: 75%.
Gambar 3.11. Drs. Bambang S. Tedjasukmana mencanangkan ╊Ekspedisi
Morotai╊ sebagai simbol Semangat 50 tahun Kedirgantaraan Nasional.
Berdasarkan target khusus yang tertuang dalam Ekspedisi Morotai
tahun 2013, hampir keseluruhan target dapat tercapai. Namun, ada beberapa
diantaranya yang masih belum dapat terlaksana pada tahun 2013, antara lain:
penundaan peluncuran roket sonda RX-550 di Pulau Morotai, karena masalah
teknis berupa masih diperlukan penyempurnaan pengembangan beberapa
komponen roket tersebut. Sedangkan target peluncuran satelit Lapan-A2 juga
tidak tercapai dikarenakan adanya penundaan peluncuran oleh pihak India.
45
Target lain yang masih dalam proses pencapaian adalah pembuatan prototipe
pesawat N-219, karena pendanaannya baru dialokasikan pada tahun 2014.
Untuk pelaksanaan target Reformasi Birokrasi, target tunjangan kinerja
sebesar 75%, baru disetujui sebesar 47,5% oleh Kementerian PAN dan RB.
3.6 Telaahan Capaian Target RPJMN / Renstra 2010-2014
Bahasan telaahan capaian target
pembangunan berdasarkan pada periode
Renstra / RPJM 2010 – 2014 diuraikan
dengan memperhatikan 9 target utama
seperti yang tercantum di dalam Renstra
Lapan 2010-2014. Dari 9 target utama tersebut hampir semuanya optimis
tercapai baik kegiatan pengembangan roket, satelit, penginderaan jauh,
maupun sains dan kebijakan kedirgantaraan. Berikut ini kami sajikan capaian
kinerja pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa yang dilakukan
Lapan hingga akhir tahun 2013;
Program RPS memiliki target jangkauan roket sejauh 300 km pada
tahun 2014. Pada tahun 2012 telah dilakukan pengujian statik roket RX 550 dan
masih belum menemui keberhasilan. Terkait dengan uji terbang roket RX 550,
roket ini masih sedang dalam proses persiapan. Pengembangan roket sonda
RX 550 (integrasi dan uji statik) juga akan dilakukan dengan didukung
kerjasama pengembangan nosel dengan Yuzhnoye-Ukraina, Muatan sonda
dilaksanakan dalam kerjasama dengan TU Berlin, peluncuran direncanakan di
P. Morotai Provinsi Maluku Utara. Bila uji terbang berhasil dilakukan, maka
target jangkauan roket sejauh 300 km pada tahun 2014 dapat dicapai lebih
awal.
Hingga akhir tahun 2013, pengembangan teknologi roket telah
memasuki tahapan uji statik terhadap roket berdiameter 550 mm. Capaian
tersebut dilakukan setelah sukses dengan roket berdiameter yang lebih kecil.
46
Selain itu Lapan juga telah mengembangkan roket untuk kepentingan
pertahanan dan keamanan.
Pada lampiran IV disajikan indikator kinerja sasaran dari program/
kegiatan pada RPJMN 2010-2014 yang merupakan prioritas Lapan. Kegiatan lain
yang belum tercapai adalah produksi AP dengan target 2 ton. Hal tersebut
dikarenakan kapasitas perlengkapan yang belum memadai untuk
memproduksi AP dalam jumlah banyak.
Setelah sukses dengan program satelit Lapan-A2/ORARI, Lapan kini
mengembangkan generasi terbaru satelitnya dengan misi penginderaan jauh.
Satelit tersebut dinamakan satelit Lapan-A3 dan Lapan-A4. Pada tahun 2013 ini
telah dilakukan design review serta pengadaan komponen-komponen kedua
satelit tersebut. Diharapkan di tahun 2014, kedua satelit siap memasuki
tahapan AIT (Assembly, Integration and Test).
Pengembangan teknologi penerbangan di Lapan telah mencatatkan
sejumlah catatan prestasi gemilang diantaranya tahapan aplikatif untuk
pesawat nir awak (LSU) serta pengembangan pesawat transpor yang dapat
menunjang interkoneksi antar pulau-pulau kecil di nusantara. Pesawat tanpa
awak (LSU) telah sukses dikembangkan dan diuji coba untuk pemotretan lahan
sawah, pemantauan puncak merapi pasca erupsi, uji terbang LSU dengan
muatan 5 kg di Nusawiru, dan pengujian di KRI Diponegoro milik TNI AL serta
saat ini Lapan telah menjalin kerjasama dengan TNI untuk pengembangan
fungsi pesawat ini. Pesawat N-219 sebagai karya lain yang diciptakan Lapan
bersama konsorsium nya juga kini telah mencatat kemajuan dengan selesainya
desain model power on.
Di bidang penginderaan jauh, pelayanan data penginderaan jauh Lapan
di kembangkan sebagai implementatif Inpres No.6 Tahun 2012 tentang
Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, dan Distribusi Data Satelit
Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi, di mana Lapan diintruksikan untuk
melayani kebutuhan data satelit Inderaja untuk seluruh sektor di pemerintah
pusat dan daerah. Pengembangan kapasitas sarana dan prasarana penunjang
47
dilakukan untuk memastikan ketersediaan data satelit resolusi rendah,
menengah dan tinggi.
Di bidang litbang sains antariksa dan atmosfer, terus dijaga kontinuitas
penyajian data / informasi, serta peningkatan kualitasnya mengenai sumber
daya alam, perubahan penutup lahan, dampak perubahan iklim global, serta
mitigasi bencana bersumber dari bumi, antariksa dan atmosfer, dengan
memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan sains antariksa dan atmosfer.
3.7 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tujuan
Pelaksanaan program kedirgantaraan yang dilakukan Lapan
disesuaikan dengan target pencapaian yang tertuang dalam Rencana Strategis.
Pencapaian target seyogyanya menjadi indikator utama kesuksesan sebuah
institusi dalam berkinerja dalam upayanya mendukung membangun
masyarakat Indonesia yang lebih berdaya saing Iptek. Dalam penyajian LAKIP
ini, akan disajikan secara khusus capaian indikator kinerja tujuan sebagai
monitoring menuju akhir periode Renstra tahun 2014 mendatang. Di dalam
dokumen Renstra, Lapan menyusun indikator kinerja tujuan yakni:
╉JUMLA( SEKTOR PEMBANGUNAN ゅPR)OR)TAS NAS)ONAL/B)DANGょ YANG
DIDUKUNG ATAU MEMANFAATKAN PRODUK LITBANG LAPAN SEBAGAI
(AS)L PENGUASAAN TEKNOLOG) D)RGANTARA╊
Berdasar indikator kinerja tujuan yang telah ditetapkan (Perka Lapan
No. 03/2013 Tentang Renstra Lapan), maka capaiannya untuk tahun 2013
dengan disesuaikan pada dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun
2013 adalah sebagai berikut:
48
Prioritas Nasional (PN) yang didukung atau memanfaatkan produk litbang
Lapan;
1. PN 6. Infrastruktur; khususnya terkait Tata Ruang, dalam hal ini Lapan
berkontribusi pada penyediaan data citra satelit untuk membantu
pemetaan wilayah/ruang.
2. PN 9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, penguasaan
teknologi dirgantara yang dikembangkan Lapan dimanfaatkan untuk
pemantauan hot spot kebakaran hutan serta Lapan juga telah
mendukung PN ini dengan membangun Ground Receiver Satelit dan
Automatic Weather Station (AWS).
3. PN 11. Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi. Pada tahun 2013,
PN ini, khususnya terkait inovasi teknologi, Lapan telah mendukung
dengan ikut serta dalam program Sistem Inovasi Nasional (SINas) yang
dirilis Kementerian Ristek melalui 8 judul penelitian.
4. Prioritas Lainnya 12. Politik, Hukum, Keamanan dan Pertahanan.
teknologi roket yang dikembangkan Lapan (R-Han 122) telah
dimanfaatkan oleh TNI untuk penciptaan kemandirian alutsista.
Prioritas Bidang yang didukung atau memanfaatkan produk litbang Lapan;
1. Bidang Pertahanan dan Keamanan, hasil pengembangan teknologi roket
di LAPAN telah dimanfaatkan derivasinya oleh konsorsium nasional yang
beranggotakan Kementerian Ristek, Kemhan, ITB, PT. DI, PT. PINDAD,
dan PT. Dahana. Selain itu, Lapan juga telah melakukan penyediaan citra
satelit pada Wilayah Perbatasan dan Pulau Kecil / Terluar. Penyediaan
data satelit penginderaan jauh untuk pemetaan Wilayah Perbatasan RI
Dengan Malaysia, PNG, Timor Leste dan Filipina dengan berkerjasama
antara Lapan, Kemendagri, TNI, BIN, dan Pemda.
2. Bidang-Bidang Tematik Lainnya, khususnya pemantauan bencana.
teknologi satelit Lapan (Lapan A-2 dan A-3) akan digunakan untuk
menghasilkan foto daratan dan dilengkapi dengan sistem komunikasi.
49
Sebagaimana kita ketahui tema RKP 2013 adalah memperkuat
perekonomian domestik bagi peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat.
Melalui tema tersebut serta mempertimbangkan kapasitas sumber daya yang
dimiliki, fokus dari kegiatan 11 Prioritas Nasional dan 3 Prioritas Lainnya
ditekankan pula pada penanganan isu-isu strategis. Isu-isu strategis tersebut
seperti Peningkatan Daya Saing, Peningkatan Daya Tahan Ekonomi,
Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat serta Pemantapan Stabilitas
Sosial Politik. Selain mendukung Prioritas Nasional dan Prioritas Bidang, Lapan
juga mendukung penanganan isu-isu strategis, khususnya isu peningkatan daya
saing dengan menitikberatkan pada percepatan pembangunan infrastruktur:
National Connectivity, dengan membangun kerjasama rancang bangun
pesawat N-219 bersama konsorsium nasional.
3.8 Akuntabilitas Keuangan
Dalam pelaksanaan program / kegiatan, Lapan dibiayai oleh APBN yang
dijabarkan dalam dokumen DIPA. Pagu awal tahun yang tertera di dokumen PK
adalah sebesar Rp. 526.090.924.000,- (lima ratus dua puluh enam miliar
sembilan puluh juta sembilan ratus dua puluh empat ribu rupiah). Namun di
dalam proses pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan, pagu awal tersebut
mengalami perubahan dikarenakan adanya penghematan akibat subsidi BBM
dan reward atas sisa pengadaan barang dan jasa tahun sebelumnya sehingga
menjadi Rp. 499.539.522.000,- (empat ratus sembilan puluh sembilan miliar
lima ratus tiga puluh sembilan juta lima ratus dua puluh dua ribu rupiah).
Capaian serapan anggaran pada tahun 2013 yakni sebesar Rp. 465.124.554.626,-
(93,11%). Capaian daya serap ini meningkat dibanding tahun 2012 lalu, dimana
daya serap Lapan hanya mencapai 92,30%.
50
Tabel 3.5. Realisasi Anggaran Lapan Tahun 2013
(Anggaran dalam Ribuan Rp.)
PROGRAM PAGU REALISASI %
Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa
383.880.903.000 366.356.004.886 95,43
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
115.658.619.000 98.768.549.740 85,39
TOTAL 499.539.522.000 465.124.554.626 93,11
3.9 Tindak Lanjut Hasil Evaluasi AKIP Oleh Kemen PAN dan RB
Upaya yang telah kami lakukan dalam rangka menindaklanjuti hasil
evaluasi AKIP oleh Kemen PAN dan RB tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1) Implementasi Sistem Informasi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
(SIFOREN-Monev) untuk mendukung pengukuran, pemantauan serta
evaluasi kemajuan pencapaian target kinerja dan rencana aksi seluruh Unit
Kerja di Lapan tahun 2013 tiap triwulannya;
2) Revisi dokumen Rencana Strategis 2010-2014 untuk kemudian dijadikan
acuan revisi seluruh dokumen Renstra unit kerja di lingkungan Lapan;
3) Penyusunan Sasaran Kegiatan, mulai dari level Kepala Lapan, Eselon I, dan
II untuk menggambarkan komitmen pimpinan dalam merumuskan
perencanaan kegiatan selama setahun ke depan;
4) Melakukan pembandingan realisasi IKU antar tahun (dari tahun 2009
sebagai akhir periode Renstra 2005-2009 hingga tahun 2013).
51
BAB IV PENUTUP
Bangsa Indonesia secara bertahap harus menjadi bangsa yang mandiri,
di mana kemandirian tersebut ditopang oleh kemampuan sumber daya
nasional. Kemampuan sejatinya dapat kita bangun bersama melalui penguatan
Iptek dengan memposisikan aktivitas penelitian, pengembangan, dan
penerapan Iptek sebagai unsur utama dalam pembangunan kemandirian
bangsa.
Lapan sebagai lembaga litbang melakukan optimalisasi dalam
perencanaan dan pelaksanaan terkait revitalisasi sarana prasarana untuk
membangun kapasitas dan kualitas penelitian, pengembangan, dan penerapan
iptek. Walaupun diakui masih terdapat kendala untuk mencapai berbagai
sasaran yang ditetapkan menyangkut berbagai kompleksitas kebutuhan
masyarakat di satu pihak dan keterbatasan pendanaan dilain pihak, kami akan
tetap terus memberikan sumbangsih bagi kemajuan dan kemandirian Iptek
bangsa Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis capaian kinerja yang telah disajikan pada bab-
bab sebelumnya, secara umum sasaran strategis Lapan pada tahun 2013 telah
tercapai. Hal ini terlihat dari pencapaian indikator kinerja yang menjadi alat
ukur pencapaian sasaran. Pengukuran kinerja juga dilakukan atas indikator
yang tertuang dalam Renstra 2010-2014, secara umum semua indikator
tersebut memenuhi target. Pencapaian Renstra 2010-2014 di tahun 2013
menunjukkan bahwa sejumlah indikator kinerja telah berhasil memenuhi
ekspektasi terhadap target yang diemban.
Rencana aksi atas keseluruhan indikator kinerja serta beberapa
rekomendasi penilaian AKIP 2012 oleh Kementerian PAN dan RB menjadi bahan
perbaikan dalam pelaksanaan program/ kegiatan serta dalam penyajian LAKIP
52
Lapan ini dan tentunya diharapkan ada peningkatan terhadap hasil penilaian
AKIP Lapan tahun 2013. Hasil capaian kinerja pada tahun 2013 tersebut
merupakan upaya optimal dalam penggunaan sumber daya yang tersedia di
Lapan. Pencapaian prestasi yang cukup menggembirakan pada tahun 2013 dan
tahun-tahun sebelumnya merupakan bukti nyata bagi kami untuk terus
berbenah, bekerja dan melakukan yang terbaik untuk tahun-tahun ke depan
dengan segala tantangan dan kompleksitasnya.
Beberapa langkah kedepan yang akan dilaksanakan oleh Lapan, antara
lain adalah:
a) Memperkuat sinergitas antar seluruh unit organisasi di Lapan;
b) Penguatan akuntabilitas kinerja dari pelaksanaan perencanaan,
transparansi proses kegiatan hingga pencapaian output yang berorientasi
outcome; serta
c) Mendorong penyempurnaan kualitas pelayanan publik dengan sertifikasi
ISO 9001:2008.
Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan berbagai instansi
terkait akan dilakukan dengan lebih intensif, mengingat usaha pencapaian
target-target pada Renstra / RPJMN 2010-2014 diharapkan menjadi salah satu
mesin penggerak pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemberdayaan hasil
litbang kedirgantaraan.
LEMBAGA
PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
53
Lampiran I
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)
TAHUN 2013
SASARAN STRATEGIS UTAMA
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
Peningkatan Kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan.
Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan
4
Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan.
Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan; a. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis
untuk pengguna di bidang penginderaan jauh,
b. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang sains antariksa dan atmosfer,
c. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis, pemberian izin untuk pengguna di bidang teknologi satelit, roket dan penerbangan.
42
Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan.
Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi; a. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah
internasional / nasional terakreditasi bidang penginderaan jauh,
b. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang sains antariksa dan atmosfer,
c. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang teknologi dirgantara
88
Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi kedirgantaraan. a. Jumlah pengguna model, modul,
prototipe, komponen, data, dan informasi bidang penginderaan jauh,
b. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang sains antariksa dan atmosfer,
c. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, data, komponen, dan informasi bidang teknologi dirgantara
173
54
Lampiran II PENETAPAN KINERJA (PK)
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA (LAPAN) TAHUN 2013
SASARAN STRATEGIS UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM ANGGARAN
Peningkatan Kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan.
Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan 4 Pengembangan Teknologi
Penerbangan dan Antariksa
499.539.522.000
Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan.
Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan; a. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang penginderaan
jauh, b. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang sains antariksa
dan atmosfer, c. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis, pemberian izin untuk pengguna di bidang
teknologi satelit, roket dan penerbangan.
42
Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan.
Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi; d. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang
penginderaan jauh, e. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang sains
antariksa dan atmosfer, f. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang
teknologi dirgantara
88
Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi kedirgantaraan. a. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang
penginderaan jauh, b. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang
sains antariksa dan atmosfer, c. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, data, komponen, dan informasi bidang
teknologi dirgantara
173
Jumlah Anggaran Tahun 2013 : Rp. 499.539.522.000,00
55
Lanjutan Lampiran II.
56
57
58
Lampiran III
PENGUKURAN KINERJA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)
TAHUN 2013
(dalam ribuan Rupiah)
SASARAN STRATEGIS UTAMA
INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN PROGRAM
ANGGARAN
PAGU REALISASI %
Peningkatan Kemampuan Lapan dalam perumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan.
Jumlah rumusan kebijakan nasional di bidang kedirgantaraan
4 4 100% Pengembangan Teknologi
Penerbangan dan Antariksa
5.070.461 4.968.384
97,98%
Peningkatan kemampuan Lapan dalam pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatan.
Jumlah bimbingan teknis, pemberian izin, pelayanan teknis untuk pengguna di bidang kedirgantaraan; a. Jumlah bimbingan dan
pelayanan teknis untuk pengguna di bidang penginderaan jauh,
b. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis untuk pengguna di bidang sains antariksa dan atmosfer,
c. Jumlah bimbingan dan pelayanan teknis, pemberian izin untuk pengguna di bidang teknologi satelit, roket dan penerbangan.
42
53 126,19% 8.180.145
7.560.797
92,42%
59
Peningkatan kemampuan Lapan di bidang sains, teknologi, dan pemanfaatan kedirgantaraan.
Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi; a. Jumlah HKI dan publikasi
ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang penginderaan jauh,
b. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang sains antariksa dan atmosfer,
c. Jumlah HKI dan publikasi ilmiah internasional / nasional terakreditasi bidang teknologi dirgantara
88 5 usulan HKI; 140 publikasi
159,09% 486.288.916 452.595.373 93,07%
Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi kedirgantaraan. a. Jumlah pengguna model,
modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang penginderaan jauh,
b. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, komponen, data, dan informasi bidang sains antariksa dan atmosfer,
c. Jumlah pengguna model, modul, prototipe, data, komponen, dan informasi bidang teknologi dirgantara
173 257 148,55%
60
Lampiran IV CAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH 2010-2014
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) TAHUN 2013
No. PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN INDIKATOR TARGET
2014 REALISASI
2013
% CAPAIAN
2013 a. Pengembangan Teknologi Roket Peningkatan kemampuan
penguasaan teknologi roket 1. Jumlah tipe/jenis roket yang dikembangkan 9 12 133,33
2.Jangkauan roket (km) 300 150 50
3. Jumlah unit roket yang diuji statik 24 206 858,33
4. Jumlah roket yang diuji terbang 10 111 1110
5. Jumlah produksi amonium perklorat (AP) oleh Lapan (ton) 20 0.564 2,82
6. Jumlah roket dengan bahan baku AP produk Lapan yang diuji terbangkan
15 15
100
7. % Peningkatan kapasitas SARPRAS Litbang Roket untuk mencapai minimum kebutuhan
45% 45%
100
b. Pengembangan Teknologi satelit Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi satelit dan stasiun bumi
1. Jumlah satelit yang dibuat/diintegrasi di dalam negeri 1 2 200
2. Jumlah satelit yang diluncurkan - - -
3. Jumlah pembangunan stasiun bumi utama penerima data & pengendali satelit
- 1 100
4. Jumlah doktek satelit (user requirement, mission definition, desain satelit, desain stasiun bumi, rancangan pengolahan data, bentuk produk data)
- 4 400
c. Uji terbang roket dan akuisisi data ionosfer, geomagnet, dan meteo
Kontinuitas operasi instalasi uji terbang, stasiun pengamat dirgantara untuk mendukung litbang dan pemanfaatan sains antariksa
% Komitmen operasi instalasi uji terbang dan stasiun pengamat dirgantara
100 100 100
d. Pengembangan Teknologi Penerbangan
Rancang bangun pesawat nir awak, ramjet dan diseminasi pemanfaatan teknologi dirgantara
1. Jumlah jenis pesawat nir awak dan propulsi jet yang dikembangkan
- 2 200
2. Jumlah pesawat nir awak dan ramjet yang diuji terbang 1 1 100
3. Jumlah sistem ground segment pesawat nir awak dan pesawat ramjet yang dikembangkan
2 1 50
4. Jumlah doktek Spin off Teknologi Penerbangan
2 4 200
61
No. PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN INDIKATOR TARGET
2014 REALISASI
2013
% CAPAIAN
2013 e.
Pengembangan Teknologi Dan Bank Data Penginderaan Jauh
Penguatan kemampuan akusisi data satelit wilayah Indonesia
1. Jumlah penelitian dan pengembangan teknologi penginderaan jauh
4 9 225
2. Jumlah doktek kajian sistem satelit multimisi (Sistem Akusisi Data NPP/NPOESS, LDCM, Arsitektur system pengolahan data satelit multimisi)
2 2 100
3. % Jumlah data yang terdistribusi 80 80 100
4. Jumlah modul pengolahan citra berbasis open source 1 2 200
f. Akusisi dan pengolahan data satelit penginderaan jauh sumber daya alam serta pelayanan pengguna
Kontinuitas operasi sistem stasiun bumi satelit penginderaan jauh sumber daya alam parepare untuk mendukung pelayanan kepada pengguna
1. % Keberhasilan akusisi data satelit penginderaan jauh multimisi
95% 95% 100
2. % Jumlah "near real time" catalog metadata tepat waktu 100 100 100
3. Jumlah kegiatan pelayanan teknis kepada pengguna untuk kawasan Indonesia Tengah
4 4 100
4. % Integrasi sub sistem stasiun bumi dan uji coba operasi akuisisi data NPP/NPOESS, Landsat 8
50 50 100
g. Ops. Stasiun bumi penginderaan jauh cuaca, stasiun pengamat geomagnet, meteor, dan atmosfer dan Stasiun Telemetri Tracking Commands (TTC) dan pelayanan pengguna (BIAK)
Kontinuitas operasi stasiun bumi satelit penginderaan jauh cuaca Biak untuk mendukung pelayanan kepada pengguna.
1. % Kontinuitas operasi penginderaan jauh cuaca, stasiun pengamat geo magnet, meteo dan atmosfer serta TTC
95 95 100
2. Jumlah kegiatan pelayanan teknis kepada pengguna untuk kawasan Indonesia timur
2 2 100
h. Pengembangan Pemanfaatan Penginderaan Jauh
Pemanfaatan data satelit untuk pemantauan sumber daya lahan dan kondisi lingkungan
1. Jumlah penelitian dan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh
6 17 283,33
2. % Kelengkapan data satelit lingkungan dan cuaca wilayah Indonesia
100 100 100
3. Jumlah jenis informasi spasial penginderaan jauh yang dapat diakses terkait pemantauan dan sumberdaya alam, mitigasi bencana dan hankam.
9 11 122
4. Jumlah basis data spasial penutup dan pengguna lahan (satuan propinsi)
4 4 100
5. % Downtime Operasi penyajian Info mitigasi bencana dan inventarisasi SDAL
5 5 100
i. Pengundangan Undang-Undang tentang Keantariksaan
UU Keantariksaan Nasional dan PP turunannya
1. Sinkronisasi dan harmonisasi RUU Keantariksaan Nasional 0 1 100
2. UU Keantariksaan Nasional 1 1 100
3. RPP terkait UU Keantariksaan Nasional dan sinkronisasi/harmonisasi
0 0 0
4. PP terkait UU Keantariksaan Nasional dan turunannya 0 0 0
LAMPIRAN V. DAFTAR PUBLIKASI LAPAN TAHUN 2013
NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI
TEMA: PENGINDERAAN JAUH
1. Development of LDCM Data Processing and Receiving Groundstation System
ACRS (20 – 24/Okt/2013)
2. Modeling of Spatial Data Infrastructure to Support Local E-Government GIS: Case Study Of Depok City
3. Simulation of Synthetic Aperture Radar System Parameters for Light Surveillance Aircraft – LAPAN
4. Synthetic Aperture Radar Image Formation Simulator for Educational Purpose
5. Random Forest Classification of Jambi and South Sumatera using ALOS PALSAR Data
6. Visible Infrared Imager Radiometer Suite (VIIRS) Active Fires Application Related Products (AFARP) Generation using Community Satellite Processing Package (CSPP) Software
7. Analysis of SPOT-6 Data Fusion using Gram-Schmidt Spectral Sharpening on Agriculture Land
8. Analysis Of Spatial Interpolation Techniques For DEM Generation using IRS-1C Data
9. Semi – Automatic Ship Detection using Pi-SAR-L2 Data
10. Land Cover Classification of ALOS Palsar Data Using Support Vector Machine
IJeReSes (Nov 2013)
11. Assessment of Radiometric Performance of Electro-optical Imaging Sensor of Low Earth Equatorial Orbit LAPAN Satellite
12. Desain and Development of Polarimetric SAR System for Light Surveillance Aircraft-LAPAN
ICRAMET (27 – 28/Mar/2013)
13. Progress Status of SAR System Development for Light Surveillance Aircraft
14. Daerah Rawan Tergenang Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Sulawesi
PIT Mapin XVII di Makassar
15. Analisis Data Curah Hujan dari Data TRMM
16. Analisis Hubungan Kode-kode SPBK (Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran) dan Hotspot dengan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan Tengah
Jurnal Forum Pascasarjana IPB, Vol. 36, No. 3, Juli 2013
17. Analisis Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran untuk Deskripsi Kejadian Kebakaran Hutan/Lahan di Provinsi Kalimantan Tengah
PIT Mapin XVII di Makassar
18. Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Untuk Analisis Potensi Aliran Erupsi Gunung Api Dan Banjir Lahar Dingin
19. Spektral Mixture Analisis untuk Identifikasi Degradasi Hutan
NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI
di Kalimantan Barat Berdasarkan Data Multitemporal Landsat
20. Unsupervised change detection in multi temporal PALSAR images: application to flood damage assessment in Karawang, West Java,
Journal of the International Society for the Prevention and Mitigation of Natural Hazards.
21. Accuracy Evaluation Orthorektification of SPOT Image IEEE
22. Pola Suhu Permukaan Dan Udara, Radiasi Netto, Serta Fluks Bahang Menggunakan Citra Satelit Landsat Multitemporal
SSA
23. Normalized Differentiation Water Index (NDWI) SPOT Untuk Delineasi Tubuh Air
FMIPA Universitas Airlangga
24. Ekstraksi Informasi Spasial Urban Heat Island Dan Temperature Humidity Index
25. Rancang Bangun Sistem Web Mapping Dinamis Informasi Sumber Daya Alam Berbasis Penginderaan Jauh Wilayah Pulau Sumatera
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya
26. Pengembangan Sistem Informasi Geospasial Rencana Tata Ruang Wilayah Terpadu Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Timur
Simposium Nasional Sains GeoInformasi
27. Penerapan Teknologi Informasi Spasial Dalam Produksi On Line Berbasis Web Informasi Pemanfaatan Penginderaan Jauh Wilayah Pulau Kalimantan
28. Diseminasi Informasi Geospasial Penginderaan Jauh Berbasis Pemetaan Web Sumber Terbuka Studi Kasus Wilayah Pulau Jawa
Seminar Nasional Fakultas Teknik UMSIDA
29. Penguatan Kapasitas Daerah dan Sinergitas Penerapan Sistem Informasi Geospasial Sumber Daya Alam Berbasis Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Pemetaan Web
Seminar Nasional dan Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia
30. Model Antarmuka dan Layout Peta Informasi Geospasial Rencana Tata Ruang Wilayah Berbasis Pemanfaatan Penginderaan Jauh
Majalah Media Dirgantara
31. Model Diseminasi Informasi Geospasial Pulau-Pulau Kecil Terluar Berbasis Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Google Mapping System
Jurnal Inderaja
32. Produksi Informasi Geospasial Pemanfaatan Penginderaan Jauh Wilayah Pulau Sumatera Berbasis Teknologi Pemetaan Web
Majalah Berita Inderaja
33. Penyajian dan Visualisasi Citra Ortho Satelit Landsat Produk INCAS dalam Google Earth
Sentika 2013
34. Relasional Data Penginderaan Jauh Dengan Gradasi Temperatur di Taman Nasional Gunung Pangrango, Ecolab
Jurnal Kualitas Lingkungan Hidup
NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI
35. Prototipe Katalog Metadata Informasi Spasial Penginderaan Jauh Berstandar ISO 19115 Menggunakan Software Open Source Geonetwork, Proseding ╉Peran Matematika dan Sistem Informasi Sebagai Basis Pengembangan IPTEK di Indonesia
SNMA2, Surabaya
36. Rancang Bangun Sistem Web Mapping Dinamis Informasi Spasial Sumber Daya Alam Berbasis Penginderaan Jauh Wilayah Sumatera, Proseding ╉Peran Matematika dan Sistem Informasi Sebagai Basis Pengembangan IPTEK di Indonesia
37. Kajian Klasifikasi Penutup Lahan Di Kawasan Hutan Menggunakan Data Pisar-L2
Jurnal Penginderaan jauh dan pengolahan data citra digital, Vo.10, Juni 2013
38. Kajian Penentuan Luas Permukaan Air Danau dan Sebaran Vegetasi Air dengan Metode Penginderaan Jauh
Jurnal Limnotek Vol.20, No.1 Tahun 2013
39. Kerjasama Airborne SAR PISAR-L2: Potensi Pemanfaatan Data SAR untuk Pemantauan Wilayah Indonesia
Majalah Inderaja, Volume IV, No. 6, Juli 2013
40. Utilization of Multi Temporal SAR Data for Forest Mapping Model Development
Internasional ACRS 2013
41. Pemetaan Run-Off Dan Debit Aliran Permukaan Di Daerah Tangkapan Air (Dta) Danau Singkarak
Nasional Sains Geoinformasi 2013
42. Classification Strategy for Land Cover Mapping Using ALOS AVNIR data
IJReSES
43. Utilization Of Spatial Region Of Rawapening Lake Based Remote Sensing Data
Internasional ACRS 2013
44. Optimasi Parameter Segmentasi untuk Pemetaan Lahan Sawah Menggunakan Citra Satelit Landsat
Jurnal Inderaja-LAPAN
45. Kajian Akurasi Pemetaan Lahan Sawah Menggunakan Teknik Segmentasi dan Klasifikasi Citra Landsat Ortho (Studi Kasus Lampung)
Majalah Widya Riset-LIPI (Direncanakan untuk Bunga Rampai SDWD)
46. Kajian Pendekatan Teori Probabilitas untuk Pemetaan Lahan Sawah Seluruh Indonesia Berbasis Citra Landsat
Jurnal Inderaja edisi Desember 2013
47. Multitemporal Vegetation Index of Landsat Image Analysis for Paddy Field Quick Mapping (Case Study of Tanggamus, Lampung)
Prosiding ACRS (Ditulis Ulang untuk Jurnal Inderaja)
48. Kajian Pemanfaatan Data ALOS PALSAR dalam pemetaan kelembaban tanah
Jurnal Inderaja LAPAN
49. Monitoring Of Environment Quality In Singkarak Water Catchment Area, Indonesia By Remote Sensing To Support
Internasional ACRS 2013
NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI
Indonesia Government Lake Rescue Program
50. Pemanfaatan Kanal Polarisasi dan Kanal Tekstur Data Pisar-L2 untuk Klasifikasi Penutup Lahan Kawasan Hutan dengan Metode Klasifikasi Terbimbing
Jurnal Penginderaan jauh dan pengolahan data citra digital, Vo.10, Juni 2013
51. Application of Remote Sensing Data for Mangrove Forest Inventory in Bengkalis (Before Expansion) Riau Province.
Internasional ACRS 2013
52. Comparative Study of Hotspot Algorithm to Forest Fire Detection in Pulau Sumatra and Kalimantan
Internasional ACRS 2013
53. Analisis Spasial Sebaran Hotspot pada Penutup atau Penggunaan Lahan di Propinsi Kalimantan Barat.
Nasional Sains Geoinformasi 2013
54. Segmentasi dan Klasifikasi Bertingkat Menggunakan Teknik Digital Berbasis Objek untuk Pengkelasan Hutan dan Non Hutan (Studi Kasus: Blok E PPLG di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah).
PIT MAPIN XIX
55. Determination Of Stratification Boundary For Forest And Non Forest Multitemporal Classification To Support Redd+ In Sumatera Island
Internasional ACRS 2013
56. Klasifikasi Multitemporal Hutan Dan Non Hutan Dengan Metode Canonical Variate Analysis Untuk Mendukung Perhitungan Karbon Studi Kasus: Lembah Anai Provinsi Sumatera Barat
Nasional Sains Geoinformasi 2013 ISBN: 978-074-98521-4-4 57. Kontribusi Data Penginderaan Jauh Dalam Menengahi Konflik
Ladia Galaska Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
58. Penatagunaan Hutan Di Kabupaten Pidie Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi
TEMA: SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER
59. Analisis Potensi Anomali Satelit-Satelit Orbit Rendah Dalam Siklus Matahari Ke 23
Jurnal Sains Dirgantara Vol. 9
60. Semburan Radio Matahari Tipe III Sebagai Indikator Peningkatan Intensitas Angin Surya
61. CME Halo Dan Dampaknya Pada Intensitas Sinar Kosmik
62. Analisis Kompatibilitas Indeks Ionosfer Regional
63. Ketidakteraturan Lapisan Ionosfer dan Kaitannya dengan Proses -proses Kopling Atmosfer-Ionosfer Indonesia
64. Analisis Kejadian Curah Hujan Ekstrem di Pulau Sumatera Berbasis Data Satelit TRRM dan Observasi Permukaan
65. Analisis Ketelitian Pemetaan Multiquadrik untuk Frekuensi Kritis Lapisan Ionosfer Regional
Jurnal Sains Dirgantara Vol. 10
66. Analisis Peningkatan Jumlah Kandungan Elektron Malam Hari di Lintang Rendah Indonesia
67. Karakteristik Tingkat Gangguan Geomagnet Regional Indonesia
NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI
68. Populasi Sampah Antariksa Menjelang Puncak Aktivitas Matahari Siklus 24
69. Karakteristik Outgoing Longwave Radiation (OLR) Berdasarkan Empirical Orthogonal Function (EOF) dan katitannya dengan Curah Hujan di Wilayah Indonesia
70. Prakiraan Curah Hujan di Wilayah Situ Cileunca Kabupaten Bandung dengan Metode Statistik Non-Linier
71. Development of Marine Radar Signal Acquisition and Processing System
Internasional Conference on Information Technolgy and Electrical Engineering - ICITEE
72. Pengaruh Kejadian Siklon Tropis Errol dan 90S Terhadap Variasi Intensitas Curah Hujan di Pesisir Selatan Jawa,
Lingkungan Tropis ISSN, No. 1978-2713 73. Analisis Polutan Saat Kebakaran Hutan serta Kaitannya
dengan Fenomena El-Nino Di Palangkaraya –Kalimantan Tengah
74. Pengaruh Transportasi (NO2 dan SO2) terhadap Deposisi Basah di Bandung
75. Penentuan Suhu Treshold Awan Hujan di Wilayah Indonesia Berdasarkan Data Satelit MTSAT dan TRMM
Jurnal Sains Dirgantara Vol. 10 no.2 76. Analisis Kemampuan Radar Navigasi Laut Furuno 1932 Mark-2
Untuk Pemantauan Intensitas Hujan
77. Korelasi Ozon dan Bromin Monoksida Di Indonesia Berbasis Observasi Satelit AURA-MILS
78. Pengaruh Radiasi EUV Matahari dan Aktivitas dan aktivitas Geomagnet Terhadap variasi Kerapatan Atmosfer dari Elemen Orbit LAPAN-TUBSAT
79. Seleksi Parameter Masukan Model TEC Ionosfer di Daerah Lintang Rendah
80. Pengembangan Sostware Sounding Ballon PSTA dan Metode visualisasi Google Map-nya
Buku Ilmiah PSTA 2013, Buku Sains dan Atmosfer, Teknologi dan Aplikasinya, Buku 1, ISBN : 9878-979-1458-68-9, p.1 -12
81. Desain Muatan Sonda Eksperimen Berbasis Roket RX-100 untuk Pengukuran Profil Vertikal Atmosfer
Seminar Sains Atmosfer 2013, ISBN : 978-979-1458-73-3, p. 46 - 54
82. Penggunaan Satelit Terra/Aqua Dan Transportable Radar Secara Simultan Untuk Mengidentifikasi Tipe Awan Yang
Buku Ilmiah PSTA 2013, Buku Sains
NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI
Terjadi Di Atas Bandung Dan Kawasan Sekitarnya dan Atmosfer, Teknologi dan Aplikasinya, Buku 1, ISBN : 9878-979-1458-68-9, p.103 - 113
83. Identifikasi Tipe Awan ISCCP Menggunakan Data MODIS Terra/Aqua
Seminar Sains Atmosfer 2013, ISBN : 978-979-1458-73-3, p. 246 - 257
84. Pengamatan Awan Dan Variasi Cuaca Harian Menggunakan Transportable X-Band Radar
Prosiding Seminar Sains Atmosfer 2013, ISBN : 978-979-1458-73-3, p.217 - 225
85. Rancang Bangun Sistem Manajeman Basis Data Satelit dan Implementasinya
Prosiding Seminar Sains Atmosfer 2013, ISBN : 978-979-1458-73-3, p. 186 - 195
86. Kecenderungan Temporal Deposisi Asam di Serpong dan Jakarta (2001-2009) Study Transboundary Polutan
Buku Sains Atmosfer, Teknologi dan Aplikasinya, Buku 2, ISBN, 978-1458-69-6, p. 37 - 58
87. Pengaruh Kebakaran Hutan Terhadap Aerosol Dan Ozon Total Di Sumatera Berdasarkan Musiman
Prosiding Seminar Sains Atmosfer 2013, ISBN : 978-979-1458-73-3, p.309 - 321
88. Analisis Sensitivitas Aerosol terhadap Karbon Monoksida berbasis data satelit
Buku Sains Atmosfer, Teknologi dan Aplikasinya, Buku 2, ISBN, 978-1458-69-6, p. 135 - 148
89. Dampak Fenomena El Niño – Southern Oscilation terhadap Curah Hujan di Pameungpeuk dan Cilacap
Seminar Nasional Statistika 2013
90. Implementasi Kriteria Quintil, POT dan Persentil untuk Menentukan Ambang Ekstrem Hujan Jogjakarta dan Jakarta
Seminar Nasional Matematika 2013
TEMA: ROKET, SATELIT DAN PENERBANGAN
91. Pengaruh perbandingan HTPB lokal dengan toluendiisosianat dan persentase fuel binder pada pembuatan propelan
Media Dirgantara Vol. 10 No. 1 Maret 2013; Media 92. pengaruh Penambahan Kombinasi Filler SiO2, Carbon Black,
NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI
dan TiO2 Pada Sifat Termal Liner Epoksi Polisul-fida Motor Roket Case Bonded
Dirgantara Vol. 10 No. 2 Juni 2013; Media Dirgantara Vol. 10 No. 3 September 2013; Dirgantara Vol. 8 No. 1 Maret 2013; Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 8 No. 2 Juni 2013;
93. Investigation of Rocket Motor RX1220 Failure on Static Test
94. Pengem-bangan material Insuliner Berbasis Epoksi untuk Motor Roket Case Bonded
95. Metoda Tracking Kecepatan Roket Menggunakan Dua-Frekuensi Doppler Transponder
96. Tracking Roket RX122 Menggunakan Stasiun Tunggal RADAR Transponder
97. Hasil Awal Eksperimen Sistem Doppler Tracking Untuk Uji Terbang Roket RX200
98. Aplikasi Microcontroller Untuk Deteksi Frekuensi Doppler Radio Tracking
99. Analisis Matematis untuk Menentukan Kestabilan Sistem Kendali Roket dengan Metoda Routh
100. Pengembangan dan Aplikasi Railgun pada Peluncur Roket
101. Penentuan Stabilitas Sistem Kendali Menggunakan Matlab dan Analisis Matematis
102. Analisis Path Profile dan Link Budget pada Pengujian Sistem Telemetri Roket LAPAN
103. Evaluasi Penggunaan Co-Oxidant dalam rangka menaikkan Isp Propelan Padat
104. Evaluasi Kualitas Motor Roket Lapan Melalui Pengujian Radiografi
105. Kombinasi Radar Transponder dan Doppler Radio Pengukur Jarak dan Kecepatan Roket Secara Simultan
106. Multi-Frekuensi Radar-Doppler Transponder Untuk MLRS (Multiple Launch Rocket System)
107. Penggunaan Actidyn 3 axis Motion Platform
108. Penggunaan Zodiac Sparte AutoTracking Antenna
109. Investigation Of Rocket Motor Rx 1220 Failure On Static Test, Siptekgan 2013
110. Pengembangan Material Insuliner Berbasis Epoksi Untuk Motor Roket Case bonded
111. Upaya Penggunaan Insulasi Termal Berbasis Epdm Pada Motor Roket Hasil Rekayasa Lapan
Insinas 2013
112. Pengaruh Penambahan Kombinasi Filler SiO2, Carbon Black, dan TiO2 Pada Sifat Termal Liner Epoksi Polisulfida Motor Roket Case Bonded
Siptekgan 2013
113. Pengaruh komposisi fuel dan oksidator Propelan terhadap laju alir masa gas
Seminar Nas XXII Kimia Dalam Industri dan Lingkungan 2013
114. Pengaruh Perbandingan HTPB Mandiri dengan TDI dan Persentase Fuel Binder Terhadap Laju Bakar Propelan
Siptekgan 2013
115. Peningkatan Impuls Spesifik Propelan Padat Komposit Skala Insinas 2013
NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI
K-Round Melalui Modifikasi Aditif
116. Evaluasi Adopsi Teknologi Formulasi Propelan Hanwha dalam Rangka menaikkan Isp propelan Padat
Siptekgan 2013
117. Reformasi Pengembangan Propelan K-Round Menuju Standarisasi Propelan Dengan Isp Tinggi
118. Design and Integration Test of Pilot Scale Produc-tion of HTPB By Continuous Process
119. Treatment Methods Of Butadiene On HTPB (Hydroxy Terminated Poly- butadiene) Production To Meet The Purity Requi-rements Of Fresh Butadiene
120. Formulasi PropelanFormulasi Propelan Padat Menggunakan HTPB Lokal Untuk Mendapatkan Komposisi Propelan Yang Memenuhi Persyaratan Proses Produksi
JASAKIAI
121. Peningkatan Kinerja Propelan Berbasis HTPB Lokal Dengan Mengatur Struktur HTPB
122. Efek Aditif Boron dan Magnesium pada Kinerja Propelan, Seminar Nas XXII Kimia Dalam Industri dan Lingkungan 2013
123. Analisis Cacat pada Propelan Diameter 100 mm dan 200 mm Dengan Metode Radiografi Digital
Insinas Ristek 2013
124. Evaluasi Kualitas Motor Roket Lapan Melalui Pengujian Radiografi
Siptekgan 2013
125. Parametric Study Of Variables Affecting The Internal Ballistic On Star Propellant Grain
126. Material Adesif Alternatif Untuk Menguji Kuat Rekat Hasil Pelapisan Plasma Spray
Seminar Nas XXII Kimia Dalam Industri dan Lingkungan 2013
127. Aplikasi Material Bond Coat Menggunakan Metoda Plasma Spray Dengan Variabel Rasio Gas Dan Kecepatan Gerak
128. Spray Kekuatan Rekat Lapisan TBC Pada Nosel Roket Dengan Metoda Plasma Spray
Seminar nas Insinas Ristek 2013
129. Analisis Koreksi Faktor Perhitungan Trayektori Roket LAPAN; Studi Kasus Roket RX-200 LAPAN-Orari
Jurnal Teknologi Dirgantara - Desain
130. Analsis Sirip Roket Komposit Hybrid dengan Metoda Vacuum Infusion
Seminar Nas. Insinas Ristek 2013
131. Penelitian Multi Nosel Untuk meningkatkan Jangkauan Terbang Roket Balistik
Siptekgan 2013
TEMA: KAJIAN KEDIRGANTARAAN
132. Hard Law and Soft Law" Dalam Hukum Internasional Dan Implementasinya di Indonesia
Jurnal Analisis dan Informasi Kedirgan-taraan Vol. 9 No.2 Des 2013;
133. Kebijakan Ruang Udara Terbuka (Open Sky Policy) ASEAN Dan Dampaknya Terhadap Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia
134. Kajian Penerapan Teknologi Web Sistem Informasi Geografi Dalam Rangka Diseminasi Data Citra Satelit Penginderaan
NO. JUDUL MEDIA PUBLIKASI
Jauh
135. Percepatan Pencapaian Pengembangan Roket Pengorbit Satelit Nasional
136. Transparency and Confidence Building Measure Di Bidang Keantariksaan Sebuah Keniscayaan Dalam Hubungan Internasional Kontemporer
137. Analisa Kebijakan Pengembangan Pesawat Nir-Awak "Ummanned Aerial Vehicle/Drone" Sebagai Alat Kepentingan Negara Di Dunia Internasional Dalam Prespektif Hubungan Internasional
138. Perumusan Strategi Manajemen Perubahan Untuk Mendukung Pengembangan E-Government Di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
139. Risk Assessment Sistem Pengiriman dan Pengolahan Data Pusat Teknologi Data dan Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
140. Studi Komparasi Layanan On line Indonesia Dalam Pengembangan E-Government Dengan Negara-Negara ASEAN Lainnya.
LAMPIRAN VI. PELAKSANAAN BIMBINGAN, PEMBINAAN, DAN PELAYANAN TEKNIS
NO. TEMA INSTANSI
BIMBINGAN TEKNIS
1. Pelatihan ╉Pemograman paralel menggunakan MPI (Message Phasing Interface)╊
Pustekdata
2. Bimtek ╉Pengenalan Teknologi Penginderaan Jauh╊
Kementrian Pekerjaan Umum
3. Bimtek ╉Otomatisasi Pengolahan Data Landsat untuk REDD╊
Agensi Remote Sensing Malaysia (ARSM)
4. Bimtek ╉Koreksi Radiometri Data Resolusi Tinggi╊ Bappeda Kudus
5. Bimtek : Perhitungan Objek Pajak Menggunakan Data Penginderaan Jauh╊
Dirjen Pajak
6. Pelatihan ╉Penggunaan Perangkat Lunak Pixel Factory untuk Pengolahan Data Resolusi Tinggi╊
Pustekdata
7. Pemrosesan propelan PT Dahana
8. Analisis Link Budget Sistem TTC APRS Repeater, Voice Repeater Satelit LAPAN-A2 dan Analisis Link Budget Sistem Komunikasi TTC, AIS dan S-Band Satelit LAPAN-A2
Fakultas Teknik Universitas Andalas, Jurusan Teknik Elektro
9. Sistem Antena S band 2.2 GHz FMIPA Universitas Surabaya Program Studi Fisika
10. Sistem kamera Sony 600 mm Program Diploma Elektro & Instrumentasi Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada
11. Perancangan Rangkaian Penguat Daya 2,2 GHz, Desain Osilator PLL, Sistem akuisisi data S Band satelit LAPAN,dan Kendali otomatis operasi satelit LAPAN-TUBSAT
Teknologi Stasiun Bumi Satelit Leo dan Teknik Pengembangan Radio Modem Frekuensi Tinggi, IT Telkom
12.
Desain koreksi geometris data satelit Imager
Ilmu Komputer Fakultas MIPA, Universitas Pakuan Bogor
13. Instrumentasi Pengembangan Satelit Ilmiah Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya-Malang
14. Instrumentasi Pengembangan Sensor Optik Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya-Malang
15. Instrumentasi Pengembangan Satelit Komunikasi
16. Manajemen frekuensi dan teknis komunikasi radio tingkat dasar
15 instansi (Pemprov, Pemkab, Perguruan Tinggi)
17. Manajemen frekuensi dan teknis komunikasi radio tingkat lanjut
16 instansi (Pemprov, Pemkab, Perguruan Tinggi)
NO. TEMA INSTANSI
18. Weather Research and Forcasting (WRF) Universitas Sriwijaya, BATAN Bandung, Universitas PGRI Palembang.
19. Sistem Penggunaan Sadewa (sistem informasi potensi hujan ekstrem)
Pemda kabupaten Ciamis (BPBD)
20. ╉installing╊ Sadewa
21. Pelatihan teknis komunikasi data 16 instansi (Pemprov, Pemkab, Perguruan Tinggi)
22. Peningkatan Mutu Petugas Radio Telekomunikasi Pemkab Bekasi
23. Petugas Operator Sandi dan Telekomunikasi Pemkab Bekasi, Pemkab Musirawas
24. Operator Radio Kecamatan Pemkab Sintang
25. Radio Fax dan Data Sistem untuk operator radio pemerintah
Pemprov Kaltim
PEMBINAAN TEKNIS
26. Penyelenggaraan Informasi Geospasial pada JDSN Lembaga Sandi Negara
27. Konversi Metadata dan Map Service Universitas Jenderal Sudirman, Amik Bina Sarana Informatika (BSI), Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Universitas Bung Karno
28. Pengolahan Data Landsat Universitas Gajah Mada, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor
29. Sistem Stasiun Bumi dan Payload Imager (Optis dan Radar)
Universitas Brawijaya, Politeknik Riau
30. Pembuatan Modul Pengolahan Data Satelit Inderaja Universitas Padjajaran
31. Pengarsipan Data (Remedia data Film Landsat 1 – 4 serta copy data Landsat-5/7)
SMK Budi Warman II Jakarta Timur
SMK Al Wahyu Jakarta Timur
SMK Kesuma Bangsa Depok
SMKN 22 Jakarta Timur
PELAYANAN TEKNIS
32. Penyediaan dan Pemanfaatan Data Inderaja untuk Mendukung Decision Support System Bina Graha
Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)
33. Penyediaan Data Modis (Terra & Aqua) dan NPP Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) - Kementrian Pertanian, Kementrian Lingkungan Hidup, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfir (PSTA)
34. Penyediaan Data Resolusi Tinggi Direktorat Jenderal Pajak, Badan Informasi Geospasial
NO. TEMA INSTANSI
(BIG), Kementrian Pekerjaan Umum
35. Pengolahan Data Landsat untuk Mendukung Kegiatan INCAS
Indonesia-Australia Forest Carbon Partnership (IAFCP) dan Kementrian Kehutanan
36. Penyediaan Data Resolusi Menengah Kementrian Pekerjaan Umum
37. Rancang Bangun Payload Imager (Optis dan Radar) untuk Light Surveillance Aircraft (LSA)
Pusat Teknologi Penerbangan
38. Operasional Stasiun Bumi untuk Penerimaan Data LDCM di Rumpin
Pusat Teknologi Satelit
39. Sertifikasi Ground Station LDCM Rumpin USGS dan Pusat Teknologi Satelit
40. Maintanance peralatan Blade server, konsultasi pengadaan perangkat lunak bank data penginderaan jauh
Institut Teknologi Bandung (ITB)
NO. TEMA INSTANSI
41. Permintaan data penginderaan jauh (PNBP) Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Kalsel, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sumbar, Dirjen KP3K Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. NTB, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Kep. Riau, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulsel, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulteng, Dinas Keluatan dan Perikanan Prov. Maluku, Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Pemkab. Majalengka, UPTD Planologi Kehutanan Pemkab. Samarinda, BBWS-Kementerian PU (Banten), PT. Waindo SpecTerra, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Jateng, Direktorat Penataan Perkotaan Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Dinas Kelauatan dan Perikanan Prov. Maluku Utara, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sumut, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sultra, Bappeda Kota Probolinggo, Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, Ditjenbun Kementerian Pertanian, Bappeda Pemkab. Halmahera Utara, Dinas Pertambangan dan Energi Kutai Kertanegara, Bappeda Kab. Tulang Bawang Barat, Kementerian PU Kab. Kapuas Hulu, Dinas Perkebunan Prov. Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, PT Akurat, Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Bulungan, Bappeda Kab. Tanah Bumbu, Kementerian PU Kab. Tabalong.
NO. TEMA INSTANSI
42. Pelayanan teknis terkait kajian puncak aktivitas matahari
BAPETEN
43. Pelayanan teknis muatan ilmiah satelit Pustek satelit
44. Layanan teknis analisis deposisi asam BPLH Jambi
45. Diseminasi hisab rukyat Kementerian Agama
46. Diseminasi navigasi Angkasa Pura, BIG, ITB, AMG
47. Diseminasi data cuaca antariksa BMKG, PLN
48. Pemantauan Badai Petir (Thunderstorm Lightning) Menggunakan Satelit Lapan-Tubsat
Kyoto University
49. Diseminasi Pengembangan kapasitas Pengamatan Atmosfer
Kab. Sumedang
50. Diseminasi/Sosialisasi Monitoring Polusi Udara dan Komposisi Atmosfer untuk Wilayah Cianjur
Cianjur
51. Diseminasi Hasil-hasil Litbang Bidang Komposisi Atmosfer untuk Wilayah Jambi
Provinsi Jambi
52. Diseminasi hasil-hasil Pengamatan balai Pengamat Dirgantara Watukosek
Watukosek
53. Diseminasi Hasil Litbang Bidang Teknologi Atmosfer Watukosek
LAMPIRAN VII. USULAN HKI
NO. JUDUL
1. Pengukur Jarak dan Kecepatan Roket
2. Wingtip Device N219
3. Instrumen Pemutus Balon Sistem Kawat Panas Pada Tevlon Dengan Metode Terprogram
4. Logo Buletin Cuaca Antariksa
5. Metode Perhitungan Indeks Ionosfer Regional
LAMPIRAN VIII. PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE, KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN
NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,
KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN
1. PENGINDERAAN JAUH 1. UKP4, 2. BIG, 3. Kemhan, 4. BBSDLP Kementan, 5. Dinas Kehutanan Sumsel, 6. DITTOPAD, 7. BLU Lapan, 8. ARSM Malaysia, 9. Kemenhut, 10. BASARNAS, 11. KLH, 12. TNI AL, 13. BAPPEDA Kota Ambon, 14. PPE SUMA (Pusat Pengelolaan Ekoregion
Sulawesi Maluku), 15. UI, 16. IPB, 17. POLTANI Pangkep, 18. Unhas, 19. UGM, 20. STTAL, 21. UNSOED, 22. Universitas Brawijaya, 23. BNPB, 24. DISPAMAL, 25. BMKG, 26. Kementerian PU, 27. Balitbang Kementan, 28. BKP Kementan, 29. Kemenristek, 30. BPS, 31. Dirjen Pengelolaan Lahan Kementan, 32. Menkokesra, 33. Dir Penanggulangan Kebakaran Hutan
Kemenhhut, 34. Pusdatin Kementan, 35. BNPB, 36. PDII LIPI, 37. Bappeda Sumbar, 38. BMKG Kenten Sumsel,
NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,
KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN
39. Bapeldada Kalbar, 40. Bapedal Riau, 41. Dishut Kalteng, 42. Unpar Kalteng, 43. UN WFP, 44. BKSDA Kalteng, 45. BPBD Kalbar, 46. Bappeda Sumsel, 47. Asean Secretariat, 48. PT. Garuda Food, 49. Mabes TNI AL, 50. Taman Nasional Sebangau, 51. Bulog, 52. Dinas Kelautan dan Perikanan Indramayu, 53. Unibraw, 54. UPTD Balai Benih Ikan Kota Medan, 55. Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, 56. UPTD PPI Parigi 57. Dinas Pengamanan AL, 58. Suku Dinas Peternakan, Perikanan, Kelautan-
Jakut, 59. Dinas Kelautan dan Perikanan Prov Sulsel, 60. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Maros, 61. Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pangkep, 62. Politeknik Pertanian Pangkep, 63. Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Baru, 64. Dinas Kabupaten Lampung Barat, 65. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sibolga, 66. Dinas Kelautan dan Perikanan Tanah Laut, 67. Dir Pengelolaan Air Irigrasi Kementan, 68. PT EXCAVINDO PRATAMA, 69. Fak. Geografi UGM, 70. BAIS TNI, 71. PT Vico Indonesia, 72. Balai Penelitian Hutan Palembang-Kemenhut, 73. KP3EI Menko, 74. Mabes TNI, 75. Bappeda Mentawai Sumbar, 76. CALTEC, 77. PT. GMR, 78. PT. BSMP, 79. SPS IPB,
NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,
KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN
80. Balitklimat, 81. Bappeda Kab. Ogan Ilir, 82. Satgas Redd+ UKP4, 83. POLRI Sat Brimob PMJ, 84. PT. Gamitra, 85. Univ. Brawijaya, 86. PT. Amli Klaozs, 87. Pemda PU Kota Sungai Penuh Jambi, 88. Bappeda Kota Jambi, 89. UNDIP, 90. Sekolah Tinggi Sandi Negara, 91. UB, 92. ITS, 93. Polri, 94. Kopassus, 95. PT. Medco, 96. Dishidros, 97. Dinas Kehutanan, 98. UPTD Plan, 99. PPE Kalimantan, 100. PT. PAI, 101. COWELL, 102. Kanwil Ditjen pajak Kalsel, 103. Kalteng, 104. PT. Maharesi, 105. UNSRI Palembang, 106. Politeknik Negri Jkt, 107. Dinas Cipta Karya, 108. Kemenhan, 109. PT. Waindo Specterra, 110. PT. Sekala, 111. Bappeda Padang Pjng, 112. Bappeda Prov Sumsel, 113. Bappeda Klaten 114. UNPAD, 115. BPDAS Barito, 116. UGM Fak. Geografi, 117. Politeknik Negeri Bandung, 118. Bappeda Oku Baturaja, 119. STT – PLN, 120. Dinas Kehutanan Inhu, 121. STEI ITB, 122. Bappeda Kab. Cirebon,
NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,
KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN
123. Wilmar International, 124. Ceci Ruko Cempaka, 125. Bappeda Aceh, 126. Dinas TT Ruang, 127. Bappeda Kab. Kudus, 128. UNDP, 129. PT. Hatfield Bogor, 130. PT. AER SEHAT, 131. Kementrian PU, SDA, 132. Dinas Tata Kota Kab. Sarolangun – Jambi, 133. BPDAS Barito, 134. GeoSurvey, 135. Lemigas, 136. PT. Harfield Indonesia, 137. PT. Cahaya Biru Murni, 138. Payoka, 139. Dinas tata Kota BKL, 140. SMA N 104, 141. MAN 6 Jakarta, 142. JICA, 143. DNPI, 144. Ditjen Pajak Pusat, 145. PT. Cahaya Biru, 146. PT. TBL, 147. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan
Kabupaten Simeulue – Aceh, 148. Dinas kehutanan Prov. Sulut/ BPKH VI Jl. 17
Agustus Manado, 149. Bappeda Sumatera Barat, 150. PT Geoinformatika Politani - Samarinda 151. Kodam XVII / CEND, 152. Disbun Kalbar, 153. Bappeda OKU, 154. Indonesia Climate Change Center ( ICCC ), 155. Bappeda Konawe Utara, 156. Budhi Warman II, 157. Bappeda Aceh, UPTB-PDGA 158. JNE, 159. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Kab.
Tana Tidung, 160. PT Waindo S, 161. Badan Perbatasan Provinsi Sulut, 162. Barata Technologies,
NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,
KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN
163. Bappeda Majalengka, 164. Dinas Kehutanan Kab. Indragiri Hulu – Riau, 165. Inhutani, 166. Univ. Pakuan, 167. BBSDLP, 168. Bappeda Sarolangun, 169. Badan Perbatasan Sulut, 170. Diknas Prov.Sulut, 171. Provinsi RIAU, 172. BPKN VI, 173. Dinas Tata ruang Sulteng, 174. Univ. Gottingen, 175. UNJA, 176. PPS-STP Jakarta, 177. Bappeda Wonosobo, 178. Dinas tarkun Garut, 179. Bappeda Klaten, 180. Dishut Prov. Riau, 181. Dinas kumfum Jawa Barat, 182. Univ, STP (Sekolah Tinggi Prikanan) PS.
Minggu, dan 183. BPPT.
2. SAINS ANTARIKSA DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
1. Trans 7, 2. Metro TV, 3. Universitas Bina Darma Program Studi Teknik
Informatika, 4. Universitas Bina Darma Program Studi Teknik
Elektro, 5. SMP Islam Terpadu Nurul Fikri Depok, 6. SMA Negeri 1 Kertasari Kabupaten Bandung, 7. SD Unggulan Nasywa Kabupaten Bandung
Barat, 8. SMP AL-Hikmah Jakarta, 9. SMA Negeri 1 Rancaekek, 10. SD Islam Terpadu Fitrah Insani Kabupaten
Bandung Barat, 11. ITB Program Studi Meteorologi Fakultas Ilmu
dan Teknologi Kebumian, 12. STMIK Pranata Indonesia Bekasi, 13. Kelompok Tani Peserta Sekolah Lapangan
Iklim Departemen Pertanian, 14. STT Pagar Alam Sumatera Selatan, 15. Universitas Garut Program Studi
NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,
KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN
Agroteknologi, 16. Setda Prov. Kaltim, 17. Setda Kab. Paser, 18. Setda Kab. Kotim, 19. Setda Kab. Agam, 20. Setda Prov. Riau, 21. Setda Prov. Papua barat, 22. Setda Kab. Belu, 23. Setda Prov. Kalteng, 24. BA. Bidang TI Polda Sultra, 25. Setda Kab. Indragiri hilir dan Sateda Kota
Padang, 26. Ditwilhan Kemenhan, 27. Pusteksat, 28. Kabupaten sungai penuh prov. Jambi. 29. Universitas PGRI Program Studi Fisika FKIP
Palembang, 30. Unikom Program Studi Informatika, 31. Bandung Allience International School, 32. Dosen Unpad Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, 33. SMK Negeri 7, 34. STMIK Bandung, 35. POLBAN Jurusan Adm Niaga, 36. IPB Fakultas MIPA, 37. SMK Bina Putera Nusantara, 38. FMIPA Unsri, 39. Batan, 40. Program Studi Sains Kebumian ITB, 41. UI Program Pasca Sarjana Prodi Kajian Ilmu
Lingkungan, 42. STKIP Garut, 43. UNISBA Fakultas MIPA Bandung, 44. Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik
Mesin, 45. ITB Prodi Perencanaan WIlayah dan Kota,
SAPPK ITB Prodi PWK, 46. ITB Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, 47. UNPAD Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, 48. ITB Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
Magister Teknik Lingkungan ITB, 49. Sosialisasi dan Diseminasi Hasil Penelitian
NO BIDANG PENGGUNA MODEL, MODUL, PROTOTIPE,
KOMPONEN, DATA DAN INFORMASI KEDIRGANTARAAN
dan Pengembangan Bidang Atmosfer di Yogyakarta bekerja sama dengan Pemda Yogyakarta.
50. Kunjungan dan Permohonan Data Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Padjadjaran mengenai "Pencemaran dan Kualitas Udara termasuk data NO2, SO4, CO, PM 2.5, PM 10, Suhu, Kelembaban, dan Curah Hujan".
51. Permohonan Data Satelit MTSAT untuk IR-4 dari UPI Bandung,
52. Universitas Komputer (UNIKOM), 53. Bandung Alliance International School, 54. SMK Bina Putera Nusantara Bandung.
3. TEKNOLOGI DIRGANTARA
1. TNI-AL, 2. BNPB, 3. Chiba University, 4. PTDI, 5. Kementan, 6. Kemenhub, 7. Dirtopad TNI AD, 8. TNI AU, 9. Balai besar kalibrasi fasilitas penerbangan
curug, 10. ITB, 11. PT.Dahana, 12. PT.PINDAD, 13. PT.Dirgantara Indonesia, 14. Kementerian RISTEK 15. Balitbang, 16. Dislitbang TNI AU, 17. ITS, 18. UNS, 19. BATAN, 20. IPB.