Upload
saha-thea
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 Laporan Analisa Ruang Gawat Darurat
1/4
LAPORAN ANALISA RUANG GAWAT DARURAT
Nama Mahasiswa : Tn.u
Nama Pasien : Tn. H. 49 tahun
dis : Penurunan Kesadaran ec Infeksi Intra Cranial, DD Metabolik Sepsis.Tanggal : 4 Oktober 2006
1. Pengkajian Primer
Airway : Bebas, tidak ada sumbatan, atau penumpukan secret.
Breathing : Spontan, RR 22x/menit.
Circulation : Akral hangat, TD 80/50 mmHg, Nadi 100x/menit.
Disintegrity : Kesadaran Soporo coma, GCS = E2M2V2 = 6.
2. Tindakan Keperawatan.
Tindakan yang dilakukan dari hasil pengkajian primer yaitu :
Pemberian O2 4 lpm Pemasangan infuse
Pemasangan NGT
Kateter
EKG
Foto Thoraks.
Pemeriksaan Lab
3. Evaluasi Hasil Tindakan
Kesadaran Soporo coma
GCS, E2 M4 V2 = 8
Infus terpasang 2 line ( NaCl 3 % / 12 jam, Kcl 25 mg di drip dalam NaCl 0,9 % / 8 Jam ).
TD 80/60 mmHg, Nadi 120x/menit, Suhu 38,6 C.
4. Diagnosa KeperawatanSyok berhubungan dengan reaksi inflamasi pada intra cranial.
5. Pengkajian Sekunder
SMRS : Penurunan kesadaran sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
: Kesadaran Soporocoma, TD 80/60 mmHg, Nadi 120x/menit, Suhu 38,6 C.
: Klien mengalami penurunan kesadaran sejak 1 hari SMRS, saat klien makan malam klienmulai kelihatan mengantuk, lalu klien dibiarkan tidur. Saat bangun pagi klien sudah sulit
dibangunkan, hanya menggerang dan mata tidak kontak. Klien demam 5 hari, batuk-batuk (+),
intake makanan sangat sulit 2 minggu karena sulit menelan serta sakit pada tenggorokannya.
: Keluarga menyangkal bahwa klien punya riwayat pemakai obat-obatan terlarang, serta sexbebas. Klien pernah periksa HIV tapi hasil (-).
HT, DM, disangkal.
8/13/2019 Laporan Analisa Ruang Gawat Darurat
2/4
Kesadaran : Kesadaran Soporo coma, GCS = E2M2V2 = 6
Mata : Konjuctiva anemis, sklera tidak ikterik . Pupil isokor, 02/02 mm.
Leher : Pembesaran KGB (-)ung : mur-mur (-), gallop (-). TD 80/50 mmHg, Nadi 100 x/mnt.
Paru : Suara nafas Vesikuler, ronchi basah kasar +/+, wheezing -/-
Abdomen : agak cembung, lemas, BU (+) N. Hati & limpa tidak teraba.Ekstremitas : Akral teraba hangat.TRM (-).
6. Pemeriksaan Penunjang
EKGSinus Takhicardia, Infark, Possibility Acute.
Foto Ro Thoraks.
Pemeriksaan Lab
Hasil AGD
PH : 7,609PCO2 : 19,8
PO2 : 57,3HCO3 : 19,9
tCO2 (p) : 20,5 mmol/l
ABE : - 0,5 mmol/lSBE : - 1,6 mmol/l
SO2 : 93,2 %
Hb : 9,0 gr/dlHCT : 28,1 %
Na : 123K : 2,6
Cl : 79
7. Diagnosa Keperawatan (2 Diagnosa Utama )1) Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan proses penyakit.
2) Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan penuruan cardiac output. Ditandaidengan : kesadaran menurun (GCS : 6), TD 80/50 mmHg.
8. Prinsip Tindakan
1) Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan proses penyakit
Intervensi :
Mandiri:
Pertahankan tehnik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat bagi pasien, pengunjung maupun
staf.R / : Menurunkan pasien terkena infeksi sekunder, mengontrol penyebaran infeksi dan mencegah
pemajanan pada individu terinfeksi.
Pantau suhu secara teratur.
R / : Terapi obat biasanya akan diberikan terus selama kurang lebih 5 hari setelah suhu turun
(kembali normal) dan tanda-tanda klinisnya jelas.
Monitor adanya nyeri dada. Berkembangnya nadi yang tidak teratur/disritmia atau demam yang
terus-menerus.
R / : Infeksi sekunder seperti miokarditis/perikarditis dapat berkembang dan memerlukan intervensilanjut.
Auskultasi suara nafas, pantau kecepatan pernapasan dan usaha pernafasan.
8/13/2019 Laporan Analisa Ruang Gawat Darurat
3/4
R/ : Adanya ronchi atau mengi, takipnea dan peningkatan kerja pernafasan mungkin mencerminkan
adanya akumulasi sekret dengan resiko terjadinya infeksi pernafasan.
Monitor karakteristik urine, seperti warna, kejernihan dan bau.R/ : Urine statis , dehidrasi dan kelemahan umum, meningkatkan risiko terhadap infeksi kandung
kemih atau ginjal.
Kolaborasi Berikan terapi antibiotik sesuai indikasi.
R / : Mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
2) Resiko perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan penuruan cardiac output.Ditandai dengan : kesadaran menurun (GCS : 6), TD 80/50 mmHg.
Intervensi :
Mandiri
Pertahankan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda-tanda vital.R /: Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan potensi adanya risiko herniasi batang otak yang
memerlukan tindakan medis dengan segera. Observasi status nurologis dengan teratur.
R / : Perubahan tingkat kesadaran dan peningkatan TIK adalah sangat berguna dalam menentukanlokasi, penyebaran/luasnya dari kerusakan serebral.
Observasi Tanda-tanda vital.R / : Memantau perkembangan klien.
Pantau frekuensi/irama jantung.R / : Perubahan pada frekuensi dan disritmia dapat terjadi, yang mencerminkan trauma/tekanan batang
otak pada tidak adanya penyakit penyakit jantung yang mendasari.
Pantau pernafasan, catat pola dan irama pernafasan.R / : Pernafasan dengan periode apnea setelah hiperventilasiatau cheyne stokes adalah tanda yang
berat dari peningkatan TIK.
Kolaborasi
Berikan posisi kepala tempat tidur klien 15-45 derajat sesuai toleransi/indikasi.R / : Peningkatan aliran vena dari kepala akan menurunkan TIK.
Pantau AGD, berikan terapi O2 sesuai kebutuhan.R / : Terjadinya asidosis dapat menghambat masuknya oksigen pada tingkat sel yang
memperburuk/ meningkatkan iskemik serebral.
Berikan obat sesuai indikasi
9. Monitor Klien
Monitor TTV Monitor pemberian ciran Pertahankan pemberian oksigen Berikan antibiotik Monitor I - O
8/13/2019 Laporan Analisa Ruang Gawat Darurat
4/4
10. Evaluasi Diri.
Pada kasus kegawatan pada system persyarafan, sangat banyak sekali kerterkaitan/hubunganhubungan dengan seluruh system dalam tubuh. Sehingga perlu banyak menggali atau
mempelajari pada kegawatan system persyarafan.