Upload
imanamamizar
View
82
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121
Percobaan modul 2
PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR
Nama : Imana Mamizar
NIM : 10511066
Kelompok : 5
Nama Asisten : Rizki
Tanggal Percobaan : 25 Oktober 2013Tanggal Pengumpulan : 1 November 2013
LABORATORIUM KIMIA ANALITIK
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR
I. Tujuan
- Menentukan λmaks anion fosfat
- Menentukan konsentrasi ion fosfat dalam cuplikan air
II. Teori Dasar
Setiap larutan yang menghasilkan warna, tentunya akan menyerap cahaya tertentu
pada panjang gelombang tertentu di daerah panjang gelombang sinar tampak( 400-
750 nm).
Pengukuran absorbansi larutan berwarna tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan pengukuran spektroskopi UV-Vis. Pengukuran ini didasarkan pada
penerusan cahaya dari sinar setelah melewati sampel atau setelah dipantulkan dari
permukaan sampel. Pengkuran absorbansi dapat dilakukan pada satu panjang
gelombang atau secara bersamaan pada rentang panjang gelombang tertentu.
Biasanya spektroskopi UV-Vis ini digunakan untuk molekul-molekul atau
kompleks anorganik dalam suatu larutan. Konsentrasi analit dalam sampel dapat
diukur dengan pengukuran absorbansi dan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu A=
∈bC dimana Absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi analit dalam sampel.
III. Data Pengamatan
Λmaks = 699nm
[standar],ppm
Aborbansi
1 0.267010.5 0.147761.5 0.378822 0.505252.5 0.62178
sampel 0.38598
IV. Pengolahan Data
a. Pembuatan kurva kalibrasi larutan standar
Dengan mengalurkan Absorbansi yang diperoleh terhadap konsentrasi larutan
standar, maka diperoleh kurva sebagai berikut :
0 0.5 1 1.5 2 2.5 30
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
f(x) = 0.237256 x + 0.02824R² = 0.999732741502714
Kurva kalibrasi larutan standar
[standar],ppm
Abso
rban
si
b. Penentuan konsentrasi analit dalam sampel
Dari kurva kalibrasi, didapatkan persamaan :
y=0.23726 x+0.02824
Dengan mensubstitusi nilai absorbansi sampel ke dalam persamaan, maka
konsentrasi ion fosfat di dalam sampel adalah
y=0.23726 x+0.02824
0.38598=0.23726+0.002824
x=[ fosfat ] sampel=1,5078 ppm
Sebelumnya telah diketahui bahwa konsentrasi fosfat dalam sampel adalah 1.4
ppm. Maka terdapat kesalahan sebesar :
%error=¿ [ fosfat ]hitung−[ fosfat ]referensi∨ ¿[ fosfat ] referensi
=¿1.5078−1.4000∨ ¿1.4000
×100 %=7.7 %¿¿
V. Pembahasan
Pada percobaan ini, penentuan konsentrasi ion fosfat dilakukan dengan
melakukan beberapa treatment terlebih dahulu pada sampel yang akan diukur. Seperti
hal nya pengukuran konsentrasi analit dalam sampel menggunakan larutan berwarna
lainnya yang menggunakan standar lebih dari satu, terlebih dahulu harus dibuat kurva
kalibrasi dari beberapa larutan standar dengan variasi konsentrasi. Setelah itu baru
dilakukan pengukuran sampel. Pengukuran sampel dilakukan dengan metode
spektroskopi UV-Visible, yaitu pengukuran absorbansi pada daerah panjang
gelombang sinar tampak. Berikut ini adalah range panjang gelombang sinar tampak
serta warna apa saja yang diserap pada tiap range.
Violet: 400 - 420 nm Indigo: 420 - 440 nm Blue: 440 - 490 nm Green: 490 - 570 nm Yellow: 570 - 585 nm Orange: 585 - 620 nm Red: 620 - 780 nm
Perlakuan yang sama diberikan baik kepada sampel ataupun standar yang
bertujuan untuk penyamaan matriks dan mengurangi faktor kesalahan. Asam fosfat
sendiri terlebih dahulu harus direaksikan dengan asam molibdat dan membentuk asam
heteropoli yang akan menghasilkan warna kuning. Namun pengukuran tidak
dilakukan pada saat larutan berwarna kuning, karena intensitas warna kuning
termasuk rendah untuk pengukuran secara kolorimetri. Oleh karena itu, larutan
diubah menjadi warna biru untuk mendapatkan intensitas warna yang lebih baik
dengan cara mereduksi asam heteropoli tadi dengan SnCl2 . Dan spesi tereduksi ini
yang akan menghasilkan warna biru .Pembentukan warna biru ini berlangsung lambat
dan warna yang dihasilkan tidak stabil, oleh karena itu perlu didiamkan sekitar 10-15
menit untuk memastikan bahwa warna biru yang terbentuk adalah warna biru yang
stabil dan pengukuran harus cepat dilakukan untuk memastikan intensitasnya tidak
berkurang karena berbagai reaksi tambahan.Penyamaan waktu saat penambahan
SnCl2 hingga pengukuran menjadi sangat penting untuk mengurangi faktor kesalahan
serta penyamaan perlakuan.
Kadar fosfat yang ingin ditentukan, tentunya kadar fosfat secara keseluruhan.
Namun, ada kendala lain yaitu larutan biru molibden hasil reduksi ini hanya peka
terhdap ion-ion orthofosfat (PO43-) dan tidak peka pada ion-ion fosfat ganda seperti
P2O72-. Sehingga untuk memastikan seluruh ion fosfat di dalam larutan yang akan
diukur berada dalam keadaan ortofosfat, maka perlu penambahan asam .
Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang maksimum dalam range panjang
gelombang sinar tampak dengan mengukur absorbansi larutan yang mengandung 1.0
mL standar fosfat. Diperoleh panjang gelombang maksimum 699 nm yang berarti
menyerap warna komplementernya yaitu merah. Sehingga yang kita lihat adalah
warna biru . Terdapat perbedaan yang cukup besar anatara nilai konsentrasi analit
hasil pengukuran dengan referensi meskipun kurva kalibrasi yang dibuat sudah bagus
jika dilihat dari nilai R nya. Mungkin perbedaan tersebut diakibatkan oleh adanya
salah satu perilaku yang tidak sama antara sampel dan standar, dan mengakibatkan
hasil pengukuran tidak tepat.
VI. Kesimpulan
- λ maksimum pengukuran adalah 699 nm
- [ion fosfat] dalam sampel adalah 1.5078 ppm dengan galat sebesar 7.7 %
VII. Daftar Pustaka
http://wwwchem.uwimona.edu.jm/lab_manuals/c10expt36.html diakses tanggal 31
Oktober 2013
http://www.files.chem.vt.edu/chem-ed/spec/uv-vis/uv-vis.html diakses tanggal 31 Oktober
2013
http://www2.chemistry.msu.edu/faculty/reusch/VirtTxtJml/Spectrpy/UV-Vis/spectrum.htm
diakses tanggal 31 Oktober 2013
http://teaching.shu.ac.uk/hwb/chemistry/tutorials/molspec/uvvisab1.htm diakses tanggal
31 Oktober 2013