24
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Ada penciptaan yang nyata pada pohon. Sel-sel yang menyusun pohon tertata sedemikian rupa agar membentuk akar,batang,kulit kayu,buluh air,cabang dan daun. Sel-sel itu membentuk bagian- bagian yang mebuat pohon bertahan hidup dengan melakukan fungsi- fungsi penting, dan ada suatu pembagian kerja yang tertata dan terencana di antara bagian-bagian itu. Disamping itu, sebatang pohon menyerupai sebuah pabrik kimia raksasa. Proses-proses kimia yang sangat rumit dijalankan dengan menimbang urutan-urutan yang tanpa celah. Ada bukti bahwa organ- organ yang menjalankan proses ini melakukan perhitungan bagaikan seperangkat computer. Sebuah pohon, apapun jenisnya selalu bersentuhan dengan dua mecam pertumbuhan. Yang pertama adalah perkembangan keatas, dan yang kedua adalah perkembangan kebawah. Yang pertama berakaitan dengan aktivitas daun, batang, dan buah. Dan yang kedua berkaitan dengan aktivitas akar. Dengan pertumbuhan semacam ini, pohon tidak pernah melihat waktu sebagai bagian yang mengancam hidupnya. Sebaliknya, pohon selalu melihat waktu sebagai sahabat dn cermin pertumbuhan dirinya.

LAPORAN AWHII

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AWHII

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Ada penciptaan yang nyata pada pohon. Sel-sel yang menyusun pohon tertata

sedemikian rupa agar membentuk akar,batang,kulit kayu,buluh air,cabang dan daun. Sel-sel itu

membentuk bagian-bagian yang mebuat pohon bertahan hidup dengan melakukan fungsi-

fungsi penting, dan ada suatu pembagian kerja yang tertata dan terencana di antara bagian-

bagian itu.

Disamping itu, sebatang pohon menyerupai sebuah pabrik kimia raksasa. Proses-proses

kimia yang sangat rumit dijalankan dengan menimbang urutan-urutan yang tanpa celah. Ada

bukti bahwa organ-organ yang menjalankan proses ini melakukan perhitungan bagaikan

seperangkat computer.

Sebuah pohon, apapun jenisnya selalu bersentuhan dengan dua mecam pertumbuhan.

Yang pertama adalah perkembangan keatas, dan yang kedua adalah perkembangan kebawah.

Yang pertama berakaitan dengan aktivitas daun, batang, dan buah. Dan yang kedua berkaitan

dengan aktivitas akar. Dengan pertumbuhan semacam ini, pohon tidak pernah melihat waktu

sebagai bagian yang mengancam hidupnya. Sebaliknya, pohon selalu melihat waktu sebagai

sahabat dn cermin pertumbuhan dirinya.

Faktor tempat tumbuh, dalam pandangan silvikultur merupakan semua faktor

yang berhubungan dan mempengaruhi vegetasi hutan. Tempat tumbuh sangat kompleks dan

merupakan interaksi dari berbagai faktor yang berbeda. Jenis dan kuantitas suatu vegetasi yang

dihasilkan pada suatu areal memiliki korelasi dengan faktor-faktor tempat tumbuh. Perubahan

satu faktor penyusun tempat tumbuh akan berdampak pada perubahan sifat-sifat vegetasi dan

produktivitas hutan.

Page 2: LAPORAN AWHII

Adapun faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yakni :

Makanan, air, aktivitas tubuh, dan cahaya matahari. pertumbuhan primer pada tanaman

disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang menyebabkan batang dan akar bertamabah

panjang. Daerah pertumbuhan pada ujung akar dan btang dapat dibedakan menjadi , daerah

diferensiasi, daerah perpanjangan sel , daerah pembelahan sel. Sedangkan titik tumbuh primer

berada pada ujung akar atau ujung batang yang telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih

berupa embrio. Titik tumbuh batang terdapat pada tumbuhan yang memiliki kuncup atau tunas

. sedangkan titik tumbuh akar terdapat pada bagian yang terdapat tudung akar.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.I Maksud Percobaan

Mengamati pohon Alstonia scholaris (pulai) yang tumbuh ditengah-tengah bangunan.

Menganalisis bentuk batang,diameter,tinggi,dan keadaan tajuk pohon tersebut.

Mengamati dan menganalisis bentuk batang,keadaan tajuk,diameter,dan tinggi Tectona grandis

yang tumbuh tunggal.

Mengamati pohon jati super (Tectona grandis) yang tumbuh rapat. Diamati diameter, tinggi,

jarak tanam,bentuk batang,bentuk tajuk pohon tersebut.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Membandingkan ciri-ciri morfologis dari pohon-pohon tersebut berdasarkan tempat tumbuhnya

masing-masing.

Membuktikan teori yang menyebutkan bahwa faktor lingkungan antara lain tempat

tumbuh, iklim, kelembaban, intesitas cahaya dan suhu berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan pohon.

BAB II

Page 3: LAPORAN AWHII

TINJAUAN PUSTAKA

A. Alstonia scholaris (Pulai)

Pulai merupakan family dari Apoenaccae. Pulai yang termasuk suku kamboja-

kambojaan tersebar di seluruh nusantara. Di Jawa, pulai tumbuh di huatn jati, hutan campuran

dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl. Pulai kadang

ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20-25 m. batang lurus,

diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya

sangat pahit dan bergetah putih. Pertumbuhan dan pertambahan cabang dan batang tanaman

pulai mempunyai tipologi yang sangat khas. Pertumbuhan tinggi akan terhenti seiring dengan

munculnya percabangan berkarang, dan akan berlanjut apabila tumbuhnya tunas sebagai bakal

batang pokok kearah vertical, model pertumbuhan batang ini disebut model pertumbuhan

Prevost.

Secara ekologis A. scholaris tumbuh pada ketinggian 1 m – 1.230 m di atas permukaan

laut, yaitu pada tanah berpasir dan tanah liat yang tidak pernah digenangi air (Wirjodarmodjo,

1959). Pratiwi (2000) mengemukakan bahwa pulai dapat tumbuh normal pada tanah dengan

tekstur kasar, bersolum dalam, pH di atas 5, kandungan C-organik , N-total, P-tersedia, K dan

Kejenuhan Basa (KB) tinggi serta kandungan unsur Al rendah.

Kualitas kayu pohon pulai tidak terlalu keras dan kurang disukai untuk bahan bangunan

karena kayunya mudah melengkung jika lembab. Tapi banyak digunakan untuk perkakas rumah

tangga dan ukiran serta patung. Pohon ini banyak digunakan untuk penghijauan karena

daunnya hijau mengkilat, rimbun dan melebar ke samping sehingga memberikan kesejukan.

Kulitnya digunakan untuk bahan baku obat berkhasiat untuk mengobati penyakit radang

tenggorokan dan lain-lain.

B. Tectona Grandis (Jati Super)

Page 4: LAPORAN AWHII

Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus,

dapat mencapai tinggi 30-40 m. berdaun besar, yang luruh pada musim kemarau.Jati dapat

tumbuh di daerah dengan curah hujan 1500-2000 mm/tahun dan suhu 27-36° C baik di dataran

rendah maupun dataran tinggi. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah

dengan pH 4.5-7 dan tidak dibanjiri dengan air. Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar

dan dapat mencapai 30-60 cm saat dewasa. Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan

germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami

menjadi sulit sehingga tidak cukup untuk menutupi permintaan atas kayu jati. Jati biasanya

diproduksi secara konvensional dengan menggunakan biji.

Pohon jati (Tectona grandis sp.) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun

dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata

mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter. Pohon jati yang dianggap baik

adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang lurus, dan sedikit cabangnya. Kayu jati

terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih daripada 80 tahun. Daun umumnya

besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anakan

pohon berukuran besar, sekitar 60-70 cm × 80-100 cm; sedangkan pada pohon tua menyusut

menjadi sekitar 15 × 20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan

bawahnya. Daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah

darah apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat, dan berbonggol di buku-

bukunya.

Produksi bibit dengan jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas karena

adanya lapisan luar biji yang keras. Beberapa alternative telah dilakukan untuk mengatasi

lapisan ini seperti merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas,

serta menambahkan asam basa, atau bakteri. Akan tetapi alternative tersebut masih belum

menghasilkan jati dalam waktu yang cepat dalam jumlah banyak.

c. Cemara (Thuja occidentalis)

Page 5: LAPORAN AWHII

Tumbuhan cemara termasuk dalam klasifikasi tumbuhan berbiji. Tumbuhan berbiji atau

Spermatophyta (Yunani, sperma=biji , phyton=tumbuhan) merupakan kelompok tumbuhan

yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan bagian yang

berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga.

Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyer bukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.

Ukuran dan bentuk tubuh Tumbuhan berbiji berukuran makroskopik dengan ketinggian yang

sangat bervariasi. Tumbuhan biji tertinggi berupa pohon dengan tinggi melebihi 100 m,

misalnya pohon konifer sequoiadendron giganteum di Taman Nasional Yosemite, California, AS

dengan tinggi sekitar 115 m dan diameter batang sekitar 14 m. Habitus atau perawakan

tumbuhan berbiji sangat bervariasi berupa pohon, misalnya jati, duku, kelapa, beringin, cemara;

perdu, misalnya mawar, kembang merak, kembang sepatu; semak, misalnya arbei; dan Herba,

misalnya sayur-sayuran, bunga lili, serta bunga krokot.

Jenis tumbuhan berbiji yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia antara lain sebagai

berikut:

1. Gandum, padi, jagung dan sagu merupakan makanan utama sebagian besar penduduk

di dunia.

2. Kacang, tomat, kol, kentang, dan wortel merupakan makanan sayuran sebagai sumber

serat, protein, dan vitamin.

3. Kapas dan rami sebagai bahan sandang.

4. Kayu sebagai bahan papan dan perabotan.

5. Kumis kucing, jati, mahoni, dan pinus sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon

dioksida, dan sumber oksigen.

6. Berbagai jenis bunga untuk dekorasi, upacara adat dan agama, serta kosmetik

BAB III

Page 6: LAPORAN AWHII

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : mistar

30 cm, meteran 200 cm, alat tulis menulis, dan kamera digital. Bahan praktikum/objek yang di

amati : pohon Tectona grandis tumbuh rapat , Alstonia scholaris, dan Tectona grandis yang

tumbuh jarang.

III.2 Prosedur Percobaan

a. Alstonia scholaris

Langkah pertama, mengamati keadaan tajuk pohon,bentuk pohon,dan

keadaan lingkungan. hasil pengamatan kemudian dicatat. Langkah kedua

mengukur tinggi pohon dengan menggunakan alat ukur berupa mistar dan

meteran. Hasil pengukuran lalu dicatat.

b. Tectona grandis yang tumbuh rapat

Mengamati bentuk batang,tajuk, dan tempat tumbuhnya. Lalu mengukur

diameter batang dan tinggi tegakan. Hasil pengamatan dan pengukuran lalu

dicatat.

c. Tectona grandis yang tumbuh jarang

Mengamati bentuk batang,tajuk,dan lingkungan tempat tumbuhnya.

Kemudian diukur jarak tanam tegakan jati dengan tegakan lain disekitarnya.

Percobaan in dilaksanakan pada tanggal 19 dan 22 Maret 2011 di Kampus Universitas

Hasanuddin.

Page 7: LAPORAN AWHII

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

a. Alstonia scholaris (pulai)

Bentuk batang silindris.

Keadaan tajuk, kecil dan mengerucut ke puncak.

Keadaan tempat tumbuh, Objek pengamatan tumbuh di areal yang dikelilingi

bangunan setinggi kurang lebih 10 meter, dengan kelembaban sedang

sampai tinggi, suhu rendah sampai sedang dan intesitas cahaya tinggi dari

atas dan rendah dari samping.

Tinggi pohon, Tinggi total = 22,54 m

Diameter batang , D = 46,06 cm.

b. Jati ( Tectona grandis ) yang tumbuh tunggal

Bentuk batang silindris

Keadaan tajuk membesar , daun lebar dan merata.Tajuk meruncing ke

puncak.

Keadaan tempat tumbuh , pohon Jati tumbuh di areal yang terbuka dan

penyerapan matahari penuh baik dari atas, maupun dari samping.

Tinggi total = 7,14 cm.

Diameter batang = 26 cm.

c. Jati ( Tectona grandis ) yang tumbuh rapat

Page 8: LAPORAN AWHII

Tajuk kecil dengan daun melebar,dan tajuk bagian ujung meruncing.

Batang silindris, dimana diameter batang pada pangkal mendekati diameter

pada bagian ujung.

Diameter = 14,37 cm.

Tinggi total = 15,48 cm.

Keadaan tempat tumbuh pohon Jati tumbuh di areal yang rapat sehingga

berkompetisi untuk mendapatkan sinar matahari

d. Cemara (Thuja occidentalis)

Tajuk kecil dan meruncing

Bentuk diameter batang pada pangkal lebih besar dari pada bagian

ujung.

Diameter = 18,6 cm

Tinggi total = 18,11 cm

Keadaan tempat tumbuh terbuka dan penyerapan matahari penuh baik

dari atas, maupun dari samping.

IV.2 Pembahasan

Page 9: LAPORAN AWHII

a. Alstonia scholaris

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pulai yang tumbuh di antara bangunan

ditemukan beberapa ciri morfologis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan antara

lain suhu, kelembaban, kondisi tanah, dan cahaya.

Ciri morfologis pertama yang diamati terhadap Alstonia scholaris yang tumbuh

dikelilingi bangunan adalah keadaan tajuk. Berdasarkan pengamatan tersebut ditemukan

bahwa tajuk pulai berbentuk bulat dan mengecil ke arah puncak. Hal ini dipengaruhi oleh faktor

lingkungan berupa ketersediaan cahaya matahari. Terbentuknya tajuk sedemikian rupa oleh

Alstonia scholaris dimaksudkan untuk mengoptimalkan penyerapan cahaya matahari dari

bagian atas yang tidak diperolehnya dari bagian samping karena tertutupi oleh bangunan

kurang lebih 10 meter dari segalah arah. Keadaan tersebut mengakibatkan hormon sitokinin

terangsang untuk membentuk tunas percabangan baru mengikuti arah datangnya cahaya

matahari.

Hal inilah yang menyebabkan tajuk Alstonia scholaris berbentuk bulat dan meruncing

kearah puncak dengan sebaran cabang terselimuti daun merata mengelilingi setiap sisi cabang

utama.

Selain bentuk tajuk, bentuk batang pun juga diamati dengan metode yang sama.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, diperoleh bahwa bentuk batang Alstonia Scholaris

tersebut nyaris silindris sempurna dengan ketinggian menjuntai menopang tajuk. Dikatakan

demikian, sebab ukuran keliling batang pada pangkal terlihat seragam dan serupa dengan

ukuran keliling batang beberapa meter dari atas permukaan tanah ( ketinggian bebas cabang ).

Bentuk batang yang silinder tersebut diperoleh dari pengaruh sel-sel meristematik pada

kambium yang secara aktif membelah merata di setiap sisi batang pangkal sampai ujung.

Pengamatan terhadap ukuran diameter pohon dilakukan melalui metode observasi

kualitatif dengan menggunakan alat ukur berupa pitameter, skala 150 cm. Langkah awal yang

dilakukan dalam pengukuran diameter pohon ini adalah dengan mengukur keliling batang 1,3

meter ( setinggi dada ) dari pangkal kemudian diolah dengan membagi hasil tersebut dengan π

yang nilainya 3,14 sehingga diperoleh angka diameter batang sebesar 46,06 cm. Rumus

tersebut diperoleh dari literature mengenai ilmu ukur kayu.

Page 10: LAPORAN AWHII

Pengamatan terhadap tinggi pohon juga dilakukan dengan metode observasi

kuantitatif dengan menggunakan meteran dengan skala 50 meter dan abneylevel. Meteran

dengan skala 50 meter dan mengukur jarak pengamat sejauh 15 meter dari objek pengamatan.

Jarak 15 meter ditentukan agar puncak pohon terlihat oleh pengamat dari jarak tersebut.

Langkah selanjutnya yaitu mengukur sudut kelerengan ( elevansi ) pengamat terhadap puncak

pohon dengan menggunakan abneylevel. Setelah kedua data telah diperoleh, langkah

berikutnya adalah dengan mengolah data tersebut kedalam rumus untuk menentukan tinggi

total suatu pohon, yaitu tan α . 15 m + tinggi pengamat.Ukuran batang tersebut terbentuk

akibat rangsangan hormon auksin yang berfungsi dalam pemanjangan batang apabila tidak

terkena oleh cahaya matahari, karena hormon auksin akan rusak bila terkena cahaya matahari.

Seperti yang diketahui, batang Alstonia scholaris tidak terkena cahaya matahari dari

samping akibat terhalangi oleh gedung-gedung. Hal inilah yang merangsang hormon auksin

melakukan pemanjangan batang melewati ketinggian bsngunan agar tajuk memperoleh cahaya

secara optimal dari atas.

b. Tectona grandis (Jati super) yang tumbuh rapat

Berdasarkan hasil pengamatan pada tegakan jati yang ditanam rapat pada suatu lahan.

Jarak tanam tegakan jati yang rapat menyebabkan bentuk batangnya lurus dan agak silindris,

karena pohon pada tegakan ini tidak mendapatkan cahaya penuh yang berperan dalam proses

fotosintesis karena terhalang oleh tajuk yang rapat sehingga proses fotosintesis terganggu.

Faktor lain yang mempengaruhi bentuk batang semacam ini yaitu adanya kompetisi untuk

mendapatkan unsur hara dan mineral. Akibatnya hasil fotosintesis yang dihasilkan relatif sedikit

sehingga yang mendapatkan sari-sari makanan hanya bagian atas saja.

Jumlah cahaya matahari yang didapat oleh pohon kurang serta persediaan unsur hara

dan mineral dalam tanah terbatas sehingga laju fotosintesis menjadi rendah. Oleh sebab

Page 11: LAPORAN AWHII

itu ,peran tajuk untuk melakukan fotosintesis akan berkurang dan strukturnyapun akan

berkurang. Bentuk tajuk tidak beraturan.

c. Tectona grandis yang tumbuh tunggal

Tajuk merupakan salah satu bagian dari pohon yang berperan cukup besar dalam

menentukan sifat dari pohon. Tajuknya cenderung agak lebar, besar.Hal ini disebabkan

pohon ini mendapatkan sinar cahaya matahari yang penuh.Serta tidak adanya kompetisi

untuk memperebutkan sinar matahari dan unsur hara. Dan juga, luasnya tajuk akan

memperbesar proses fotosintesis yang terjadi pada pohon yang bersangkutan, sehingga

pertumbuhan pohon juga akan semakin cepat.

Batang merupakan salah satu bagian terpenting pada pohon, dimana batang

memiliki peran untuk berdiri tegaknya pohon maupun sebagai bagian yang aktif dalam

pembelahan yang bertujuan untuk bertambah diameter dan bertambah tinggi dan

batang juga berperan sebagai penyimpan cadangan makanan. Bentuk batangnya tidak

silindris. Dimana bagian pangkal memiliki diameter yang lebih besar daripada diameter

ujung. Batangnya pun memiliki cabang yang banyak.

d. Pohon yang tumbuh didaerah yang lain

Page 12: LAPORAN AWHII

Memiliki batang yang cenderung kecil dan tajuk yang yang kecil pula serta

kering.

Gambar pohon cemara.

Page 13: LAPORAN AWHII

DAFTAR PUSTAKA

Lauridsen, E.B. 1986. Seed leaflet No 6. June 1986. Gmelina arborea, Linn. Danida Forest Seed Centre - Humlebaek, Denmark.

Anonimous, 2001. Keuntungan Investasi Budi Daya Hutan Jati. Satu Pilihan Investasi Bijaksana. http://www.reforeste.com

Soerianegara, I. & R.H.M.J. Lemmens (eds), 1994. Timber trees : Major Commercial Timbers. Plant resources of South - East Asia No. 5 (1) PROSEA Foundation, Bogor. Indonesia.

Awang, S.A. dkk., 2002, Etnoekologi Manusia di Hutan Rakyat. Sinergi Press. Jogyakarta.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid IV. Badan Litbang Kehutanan (penerj.). Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya.

Lincoln, William dkk. 1989. The Encyclopedia of Wood. A Directory of Timbers and Their Special Uses.

Oxford: Facts on File.

Page 14: LAPORAN AWHII

Alstonia scholaris (Pulai)

Klasifikasi Alstonia scholaris (pulai)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Asteridae

Ordo : Gentianales

Famili : Apocynaceae

Genus : Alstonia

Spesies : Alstonia scholaris

Page 15: LAPORAN AWHII

Tectona grandis (Jati super) yang tumbuh rapat

Klasifikasi Tectona grandis (jati super)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Tectona

Spesies : Tectona grandis

Page 16: LAPORAN AWHII

Tectona grandis (Jati super) yang tumbuh rapat

Page 17: LAPORAN AWHII

LAPORAN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN POHON DAN KUALITAS KAYU

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN TEMPAT TUMBUHPADA PERTUMBUHAN POHON

NAMA : A.WILDAH

NIM : M11108325

KELAS : C

KELOMPOK : 3

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

Page 18: LAPORAN AWHII

BAB V

KESIMPULAN

1. Pohon yang tumbuh di tengah-tengah bangunan.

Bentuk Batang

Pohon pulai (Alstonia scholaris) yang tumbuh diantara bangunan memiliki batang

yang silindris dan menjulang tinggi. Tajuknya kecil dan membesar ketika telah melewati

atap bangun.

Diameter dan Tinggi

Pertambahan ukuran pohon bentuk pohon baik diameter dan tinggi sangat

dipengaruhi oleh pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.

Keadaan Tajuk

Ketika mendapat cahaya matahari, bagian - bagian cabang dan ranting pohon melebar dan

berbeda dengan bagian bawah yang kurang mendapat cahaya matahari penuh, dimana

tidak ditemukan bagian percabangan. Pohon ini memiliki tajuk yang kecil karena kurang

mendapatkan cahaya matahari dalam proses fotosintesis, jika dibandingkan dengan pohon

yang tumbuh tunggal yang memperoleh cahaya penuh dari atas.

2. Jati Super (Tectona grandis) yang tumbuh rapat

Jarak tanam

Dari hasil pengamatan saya, dapat diperoleh data. Dimana jarak tanam antara pohon yang

satu dengan yang lain adalah 2,5 m x 2,5 m.Jarak tanam ini sangat rapat sehingga diameter

batang menjadi kecil serta tajuknya pun kecil.

Diameter dan tinggi

Pada tegakan tersebut, masing – masing pohon memiliki diameter dan tinggi yang hampir

sama. Hal ini disebabkan adanya kompetisi antara pohon yang satu dengan pohon yang lain,

baik dalam persaingan dalam memperoleh unsur – unsur hara, air, garam mineral, maupun

dalam memperoleh cahaya matahari yang sangat berguna dalam proses fotosintesis dalam

pertumbuhan pohon.

Bentuk Tajuk

Page 19: LAPORAN AWHII

Besar kecil ukuran tajuk suatu pohon sangat ditentukan oleh pengaruh dari cahaya yang

dibutuhkan oleh suatu pohon dalam proses fotosintesis. Pada tegakan jati ini, memiliki

sedikit cabang dan ranting. Pohon ini terus bertambah tinggi batang dan ketika

memperoleh cahaya mulai terbentuk tajuknya

3. Pohon jati super (Tectona grandis) yang tumbuh jarang

Bentuk batang

Batang memiliki diameter yang besar dan bercabang-cabang karena pertumbuhan yang

cepat akibat suplai makanan yang banyak serta mendapatkan sinar matahari yang penuh.

Bentuk tajuk

Bertajuk besar dan rimbun karena tidak ada kompetisi untuk mendapatkan sinar matahari.

4. Pohon yang tumbuh didaerah lain

Walaupun dapat tumbuh didaerah yang bukang habitatnya, namun pertumbuhannya

cenderung lambat dan kering. Diameter batang sangat kecil dan tajuk yang kecil