Upload
wahid-benjamaal
View
314
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Ada penciptaan yang nyata pada pohon. Sel-sel yang menyusun pohon tertata
sedemikian rupa agar membentuk akar,batang,kulit kayu,buluh air,cabang dan daun. Sel-sel itu
membentuk bagian-bagian yang mebuat pohon bertahan hidup dengan melakukan fungsi-
fungsi penting, dan ada suatu pembagian kerja yang tertata dan terencana di antara bagian-
bagian itu.
Disamping itu, sebatang pohon menyerupai sebuah pabrik kimia raksasa. Proses-proses
kimia yang sangat rumit dijalankan dengan menimbang urutan-urutan yang tanpa celah. Ada
bukti bahwa organ-organ yang menjalankan proses ini melakukan perhitungan bagaikan
seperangkat computer.
Sebuah pohon, apapun jenisnya selalu bersentuhan dengan dua mecam pertumbuhan.
Yang pertama adalah perkembangan keatas, dan yang kedua adalah perkembangan kebawah.
Yang pertama berakaitan dengan aktivitas daun, batang, dan buah. Dan yang kedua berkaitan
dengan aktivitas akar. Dengan pertumbuhan semacam ini, pohon tidak pernah melihat waktu
sebagai bagian yang mengancam hidupnya. Sebaliknya, pohon selalu melihat waktu sebagai
sahabat dn cermin pertumbuhan dirinya.
Faktor tempat tumbuh, dalam pandangan silvikultur merupakan semua faktor
yang berhubungan dan mempengaruhi vegetasi hutan. Tempat tumbuh sangat kompleks dan
merupakan interaksi dari berbagai faktor yang berbeda. Jenis dan kuantitas suatu vegetasi yang
dihasilkan pada suatu areal memiliki korelasi dengan faktor-faktor tempat tumbuh. Perubahan
satu faktor penyusun tempat tumbuh akan berdampak pada perubahan sifat-sifat vegetasi dan
produktivitas hutan.
Adapun faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yakni :
Makanan, air, aktivitas tubuh, dan cahaya matahari. pertumbuhan primer pada tanaman
disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang menyebabkan batang dan akar bertamabah
panjang. Daerah pertumbuhan pada ujung akar dan btang dapat dibedakan menjadi , daerah
diferensiasi, daerah perpanjangan sel , daerah pembelahan sel. Sedangkan titik tumbuh primer
berada pada ujung akar atau ujung batang yang telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih
berupa embrio. Titik tumbuh batang terdapat pada tumbuhan yang memiliki kuncup atau tunas
. sedangkan titik tumbuh akar terdapat pada bagian yang terdapat tudung akar.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.I Maksud Percobaan
Mengamati pohon Alstonia scholaris (pulai) yang tumbuh ditengah-tengah bangunan.
Menganalisis bentuk batang,diameter,tinggi,dan keadaan tajuk pohon tersebut.
Mengamati dan menganalisis bentuk batang,keadaan tajuk,diameter,dan tinggi Tectona grandis
yang tumbuh tunggal.
Mengamati pohon jati super (Tectona grandis) yang tumbuh rapat. Diamati diameter, tinggi,
jarak tanam,bentuk batang,bentuk tajuk pohon tersebut.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Membandingkan ciri-ciri morfologis dari pohon-pohon tersebut berdasarkan tempat tumbuhnya
masing-masing.
Membuktikan teori yang menyebutkan bahwa faktor lingkungan antara lain tempat
tumbuh, iklim, kelembaban, intesitas cahaya dan suhu berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pohon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Alstonia scholaris (Pulai)
Pulai merupakan family dari Apoenaccae. Pulai yang termasuk suku kamboja-
kambojaan tersebar di seluruh nusantara. Di Jawa, pulai tumbuh di huatn jati, hutan campuran
dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl. Pulai kadang
ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20-25 m. batang lurus,
diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya
sangat pahit dan bergetah putih. Pertumbuhan dan pertambahan cabang dan batang tanaman
pulai mempunyai tipologi yang sangat khas. Pertumbuhan tinggi akan terhenti seiring dengan
munculnya percabangan berkarang, dan akan berlanjut apabila tumbuhnya tunas sebagai bakal
batang pokok kearah vertical, model pertumbuhan batang ini disebut model pertumbuhan
Prevost.
Secara ekologis A. scholaris tumbuh pada ketinggian 1 m – 1.230 m di atas permukaan
laut, yaitu pada tanah berpasir dan tanah liat yang tidak pernah digenangi air (Wirjodarmodjo,
1959). Pratiwi (2000) mengemukakan bahwa pulai dapat tumbuh normal pada tanah dengan
tekstur kasar, bersolum dalam, pH di atas 5, kandungan C-organik , N-total, P-tersedia, K dan
Kejenuhan Basa (KB) tinggi serta kandungan unsur Al rendah.
Kualitas kayu pohon pulai tidak terlalu keras dan kurang disukai untuk bahan bangunan
karena kayunya mudah melengkung jika lembab. Tapi banyak digunakan untuk perkakas rumah
tangga dan ukiran serta patung. Pohon ini banyak digunakan untuk penghijauan karena
daunnya hijau mengkilat, rimbun dan melebar ke samping sehingga memberikan kesejukan.
Kulitnya digunakan untuk bahan baku obat berkhasiat untuk mengobati penyakit radang
tenggorokan dan lain-lain.
B. Tectona Grandis (Jati Super)
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus,
dapat mencapai tinggi 30-40 m. berdaun besar, yang luruh pada musim kemarau.Jati dapat
tumbuh di daerah dengan curah hujan 1500-2000 mm/tahun dan suhu 27-36° C baik di dataran
rendah maupun dataran tinggi. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah
dengan pH 4.5-7 dan tidak dibanjiri dengan air. Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar
dan dapat mencapai 30-60 cm saat dewasa. Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan
germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami
menjadi sulit sehingga tidak cukup untuk menutupi permintaan atas kayu jati. Jati biasanya
diproduksi secara konvensional dengan menggunakan biji.
Pohon jati (Tectona grandis sp.) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun
dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata
mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter. Pohon jati yang dianggap baik
adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang lurus, dan sedikit cabangnya. Kayu jati
terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih daripada 80 tahun. Daun umumnya
besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anakan
pohon berukuran besar, sekitar 60-70 cm × 80-100 cm; sedangkan pada pohon tua menyusut
menjadi sekitar 15 × 20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan
bawahnya. Daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah
darah apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat, dan berbonggol di buku-
bukunya.
Produksi bibit dengan jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas karena
adanya lapisan luar biji yang keras. Beberapa alternative telah dilakukan untuk mengatasi
lapisan ini seperti merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas,
serta menambahkan asam basa, atau bakteri. Akan tetapi alternative tersebut masih belum
menghasilkan jati dalam waktu yang cepat dalam jumlah banyak.
c. Cemara (Thuja occidentalis)
Tumbuhan cemara termasuk dalam klasifikasi tumbuhan berbiji. Tumbuhan berbiji atau
Spermatophyta (Yunani, sperma=biji , phyton=tumbuhan) merupakan kelompok tumbuhan
yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan bagian yang
berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga.
Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyer bukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.
Ukuran dan bentuk tubuh Tumbuhan berbiji berukuran makroskopik dengan ketinggian yang
sangat bervariasi. Tumbuhan biji tertinggi berupa pohon dengan tinggi melebihi 100 m,
misalnya pohon konifer sequoiadendron giganteum di Taman Nasional Yosemite, California, AS
dengan tinggi sekitar 115 m dan diameter batang sekitar 14 m. Habitus atau perawakan
tumbuhan berbiji sangat bervariasi berupa pohon, misalnya jati, duku, kelapa, beringin, cemara;
perdu, misalnya mawar, kembang merak, kembang sepatu; semak, misalnya arbei; dan Herba,
misalnya sayur-sayuran, bunga lili, serta bunga krokot.
Jenis tumbuhan berbiji yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia antara lain sebagai
berikut:
1. Gandum, padi, jagung dan sagu merupakan makanan utama sebagian besar penduduk
di dunia.
2. Kacang, tomat, kol, kentang, dan wortel merupakan makanan sayuran sebagai sumber
serat, protein, dan vitamin.
3. Kapas dan rami sebagai bahan sandang.
4. Kayu sebagai bahan papan dan perabotan.
5. Kumis kucing, jati, mahoni, dan pinus sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon
dioksida, dan sumber oksigen.
6. Berbagai jenis bunga untuk dekorasi, upacara adat dan agama, serta kosmetik
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : mistar
30 cm, meteran 200 cm, alat tulis menulis, dan kamera digital. Bahan praktikum/objek yang di
amati : pohon Tectona grandis tumbuh rapat , Alstonia scholaris, dan Tectona grandis yang
tumbuh jarang.
III.2 Prosedur Percobaan
a. Alstonia scholaris
Langkah pertama, mengamati keadaan tajuk pohon,bentuk pohon,dan
keadaan lingkungan. hasil pengamatan kemudian dicatat. Langkah kedua
mengukur tinggi pohon dengan menggunakan alat ukur berupa mistar dan
meteran. Hasil pengukuran lalu dicatat.
b. Tectona grandis yang tumbuh rapat
Mengamati bentuk batang,tajuk, dan tempat tumbuhnya. Lalu mengukur
diameter batang dan tinggi tegakan. Hasil pengamatan dan pengukuran lalu
dicatat.
c. Tectona grandis yang tumbuh jarang
Mengamati bentuk batang,tajuk,dan lingkungan tempat tumbuhnya.
Kemudian diukur jarak tanam tegakan jati dengan tegakan lain disekitarnya.
Percobaan in dilaksanakan pada tanggal 19 dan 22 Maret 2011 di Kampus Universitas
Hasanuddin.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
a. Alstonia scholaris (pulai)
Bentuk batang silindris.
Keadaan tajuk, kecil dan mengerucut ke puncak.
Keadaan tempat tumbuh, Objek pengamatan tumbuh di areal yang dikelilingi
bangunan setinggi kurang lebih 10 meter, dengan kelembaban sedang
sampai tinggi, suhu rendah sampai sedang dan intesitas cahaya tinggi dari
atas dan rendah dari samping.
Tinggi pohon, Tinggi total = 22,54 m
Diameter batang , D = 46,06 cm.
b. Jati ( Tectona grandis ) yang tumbuh tunggal
Bentuk batang silindris
Keadaan tajuk membesar , daun lebar dan merata.Tajuk meruncing ke
puncak.
Keadaan tempat tumbuh , pohon Jati tumbuh di areal yang terbuka dan
penyerapan matahari penuh baik dari atas, maupun dari samping.
Tinggi total = 7,14 cm.
Diameter batang = 26 cm.
c. Jati ( Tectona grandis ) yang tumbuh rapat
Tajuk kecil dengan daun melebar,dan tajuk bagian ujung meruncing.
Batang silindris, dimana diameter batang pada pangkal mendekati diameter
pada bagian ujung.
Diameter = 14,37 cm.
Tinggi total = 15,48 cm.
Keadaan tempat tumbuh pohon Jati tumbuh di areal yang rapat sehingga
berkompetisi untuk mendapatkan sinar matahari
d. Cemara (Thuja occidentalis)
Tajuk kecil dan meruncing
Bentuk diameter batang pada pangkal lebih besar dari pada bagian
ujung.
Diameter = 18,6 cm
Tinggi total = 18,11 cm
Keadaan tempat tumbuh terbuka dan penyerapan matahari penuh baik
dari atas, maupun dari samping.
IV.2 Pembahasan
a. Alstonia scholaris
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pulai yang tumbuh di antara bangunan
ditemukan beberapa ciri morfologis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan antara
lain suhu, kelembaban, kondisi tanah, dan cahaya.
Ciri morfologis pertama yang diamati terhadap Alstonia scholaris yang tumbuh
dikelilingi bangunan adalah keadaan tajuk. Berdasarkan pengamatan tersebut ditemukan
bahwa tajuk pulai berbentuk bulat dan mengecil ke arah puncak. Hal ini dipengaruhi oleh faktor
lingkungan berupa ketersediaan cahaya matahari. Terbentuknya tajuk sedemikian rupa oleh
Alstonia scholaris dimaksudkan untuk mengoptimalkan penyerapan cahaya matahari dari
bagian atas yang tidak diperolehnya dari bagian samping karena tertutupi oleh bangunan
kurang lebih 10 meter dari segalah arah. Keadaan tersebut mengakibatkan hormon sitokinin
terangsang untuk membentuk tunas percabangan baru mengikuti arah datangnya cahaya
matahari.
Hal inilah yang menyebabkan tajuk Alstonia scholaris berbentuk bulat dan meruncing
kearah puncak dengan sebaran cabang terselimuti daun merata mengelilingi setiap sisi cabang
utama.
Selain bentuk tajuk, bentuk batang pun juga diamati dengan metode yang sama.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, diperoleh bahwa bentuk batang Alstonia Scholaris
tersebut nyaris silindris sempurna dengan ketinggian menjuntai menopang tajuk. Dikatakan
demikian, sebab ukuran keliling batang pada pangkal terlihat seragam dan serupa dengan
ukuran keliling batang beberapa meter dari atas permukaan tanah ( ketinggian bebas cabang ).
Bentuk batang yang silinder tersebut diperoleh dari pengaruh sel-sel meristematik pada
kambium yang secara aktif membelah merata di setiap sisi batang pangkal sampai ujung.
Pengamatan terhadap ukuran diameter pohon dilakukan melalui metode observasi
kualitatif dengan menggunakan alat ukur berupa pitameter, skala 150 cm. Langkah awal yang
dilakukan dalam pengukuran diameter pohon ini adalah dengan mengukur keliling batang 1,3
meter ( setinggi dada ) dari pangkal kemudian diolah dengan membagi hasil tersebut dengan π
yang nilainya 3,14 sehingga diperoleh angka diameter batang sebesar 46,06 cm. Rumus
tersebut diperoleh dari literature mengenai ilmu ukur kayu.
Pengamatan terhadap tinggi pohon juga dilakukan dengan metode observasi
kuantitatif dengan menggunakan meteran dengan skala 50 meter dan abneylevel. Meteran
dengan skala 50 meter dan mengukur jarak pengamat sejauh 15 meter dari objek pengamatan.
Jarak 15 meter ditentukan agar puncak pohon terlihat oleh pengamat dari jarak tersebut.
Langkah selanjutnya yaitu mengukur sudut kelerengan ( elevansi ) pengamat terhadap puncak
pohon dengan menggunakan abneylevel. Setelah kedua data telah diperoleh, langkah
berikutnya adalah dengan mengolah data tersebut kedalam rumus untuk menentukan tinggi
total suatu pohon, yaitu tan α . 15 m + tinggi pengamat.Ukuran batang tersebut terbentuk
akibat rangsangan hormon auksin yang berfungsi dalam pemanjangan batang apabila tidak
terkena oleh cahaya matahari, karena hormon auksin akan rusak bila terkena cahaya matahari.
Seperti yang diketahui, batang Alstonia scholaris tidak terkena cahaya matahari dari
samping akibat terhalangi oleh gedung-gedung. Hal inilah yang merangsang hormon auksin
melakukan pemanjangan batang melewati ketinggian bsngunan agar tajuk memperoleh cahaya
secara optimal dari atas.
b. Tectona grandis (Jati super) yang tumbuh rapat
Berdasarkan hasil pengamatan pada tegakan jati yang ditanam rapat pada suatu lahan.
Jarak tanam tegakan jati yang rapat menyebabkan bentuk batangnya lurus dan agak silindris,
karena pohon pada tegakan ini tidak mendapatkan cahaya penuh yang berperan dalam proses
fotosintesis karena terhalang oleh tajuk yang rapat sehingga proses fotosintesis terganggu.
Faktor lain yang mempengaruhi bentuk batang semacam ini yaitu adanya kompetisi untuk
mendapatkan unsur hara dan mineral. Akibatnya hasil fotosintesis yang dihasilkan relatif sedikit
sehingga yang mendapatkan sari-sari makanan hanya bagian atas saja.
Jumlah cahaya matahari yang didapat oleh pohon kurang serta persediaan unsur hara
dan mineral dalam tanah terbatas sehingga laju fotosintesis menjadi rendah. Oleh sebab
itu ,peran tajuk untuk melakukan fotosintesis akan berkurang dan strukturnyapun akan
berkurang. Bentuk tajuk tidak beraturan.
c. Tectona grandis yang tumbuh tunggal
Tajuk merupakan salah satu bagian dari pohon yang berperan cukup besar dalam
menentukan sifat dari pohon. Tajuknya cenderung agak lebar, besar.Hal ini disebabkan
pohon ini mendapatkan sinar cahaya matahari yang penuh.Serta tidak adanya kompetisi
untuk memperebutkan sinar matahari dan unsur hara. Dan juga, luasnya tajuk akan
memperbesar proses fotosintesis yang terjadi pada pohon yang bersangkutan, sehingga
pertumbuhan pohon juga akan semakin cepat.
Batang merupakan salah satu bagian terpenting pada pohon, dimana batang
memiliki peran untuk berdiri tegaknya pohon maupun sebagai bagian yang aktif dalam
pembelahan yang bertujuan untuk bertambah diameter dan bertambah tinggi dan
batang juga berperan sebagai penyimpan cadangan makanan. Bentuk batangnya tidak
silindris. Dimana bagian pangkal memiliki diameter yang lebih besar daripada diameter
ujung. Batangnya pun memiliki cabang yang banyak.
d. Pohon yang tumbuh didaerah yang lain
Memiliki batang yang cenderung kecil dan tajuk yang yang kecil pula serta
kering.
Gambar pohon cemara.
DAFTAR PUSTAKA
Lauridsen, E.B. 1986. Seed leaflet No 6. June 1986. Gmelina arborea, Linn. Danida Forest Seed Centre - Humlebaek, Denmark.
Anonimous, 2001. Keuntungan Investasi Budi Daya Hutan Jati. Satu Pilihan Investasi Bijaksana. http://www.reforeste.com
Soerianegara, I. & R.H.M.J. Lemmens (eds), 1994. Timber trees : Major Commercial Timbers. Plant resources of South - East Asia No. 5 (1) PROSEA Foundation, Bogor. Indonesia.
Awang, S.A. dkk., 2002, Etnoekologi Manusia di Hutan Rakyat. Sinergi Press. Jogyakarta.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid IV. Badan Litbang Kehutanan (penerj.). Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya.
Lincoln, William dkk. 1989. The Encyclopedia of Wood. A Directory of Timbers and Their Special Uses.
Oxford: Facts on File.
Alstonia scholaris (Pulai)
Klasifikasi Alstonia scholaris (pulai)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Alstonia
Spesies : Alstonia scholaris
Tectona grandis (Jati super) yang tumbuh rapat
Klasifikasi Tectona grandis (jati super)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Tectona
Spesies : Tectona grandis
Tectona grandis (Jati super) yang tumbuh rapat
LAPORAN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN POHON DAN KUALITAS KAYU
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN TEMPAT TUMBUHPADA PERTUMBUHAN POHON
NAMA : A.WILDAH
NIM : M11108325
KELAS : C
KELOMPOK : 3
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
BAB V
KESIMPULAN
1. Pohon yang tumbuh di tengah-tengah bangunan.
Bentuk Batang
Pohon pulai (Alstonia scholaris) yang tumbuh diantara bangunan memiliki batang
yang silindris dan menjulang tinggi. Tajuknya kecil dan membesar ketika telah melewati
atap bangun.
Diameter dan Tinggi
Pertambahan ukuran pohon bentuk pohon baik diameter dan tinggi sangat
dipengaruhi oleh pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Keadaan Tajuk
Ketika mendapat cahaya matahari, bagian - bagian cabang dan ranting pohon melebar dan
berbeda dengan bagian bawah yang kurang mendapat cahaya matahari penuh, dimana
tidak ditemukan bagian percabangan. Pohon ini memiliki tajuk yang kecil karena kurang
mendapatkan cahaya matahari dalam proses fotosintesis, jika dibandingkan dengan pohon
yang tumbuh tunggal yang memperoleh cahaya penuh dari atas.
2. Jati Super (Tectona grandis) yang tumbuh rapat
Jarak tanam
Dari hasil pengamatan saya, dapat diperoleh data. Dimana jarak tanam antara pohon yang
satu dengan yang lain adalah 2,5 m x 2,5 m.Jarak tanam ini sangat rapat sehingga diameter
batang menjadi kecil serta tajuknya pun kecil.
Diameter dan tinggi
Pada tegakan tersebut, masing – masing pohon memiliki diameter dan tinggi yang hampir
sama. Hal ini disebabkan adanya kompetisi antara pohon yang satu dengan pohon yang lain,
baik dalam persaingan dalam memperoleh unsur – unsur hara, air, garam mineral, maupun
dalam memperoleh cahaya matahari yang sangat berguna dalam proses fotosintesis dalam
pertumbuhan pohon.
Bentuk Tajuk
Besar kecil ukuran tajuk suatu pohon sangat ditentukan oleh pengaruh dari cahaya yang
dibutuhkan oleh suatu pohon dalam proses fotosintesis. Pada tegakan jati ini, memiliki
sedikit cabang dan ranting. Pohon ini terus bertambah tinggi batang dan ketika
memperoleh cahaya mulai terbentuk tajuknya
3. Pohon jati super (Tectona grandis) yang tumbuh jarang
Bentuk batang
Batang memiliki diameter yang besar dan bercabang-cabang karena pertumbuhan yang
cepat akibat suplai makanan yang banyak serta mendapatkan sinar matahari yang penuh.
Bentuk tajuk
Bertajuk besar dan rimbun karena tidak ada kompetisi untuk mendapatkan sinar matahari.
4. Pohon yang tumbuh didaerah lain
Walaupun dapat tumbuh didaerah yang bukang habitatnya, namun pertumbuhannya
cenderung lambat dan kering. Diameter batang sangat kecil dan tajuk yang kecil