Laporan DK P1 Musket 2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    1/51

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Pemicu

    Sebelum sesi diskusi kelompok, mahasiswa menyaksikan video

    singkat pemicu 1  diputar saat kuliah pengantar modul. Mahasiswa juga

    mendapat salinan file video tersebut dari dosen penanggung jawab modul

    sehingga dapat diputar di laptop masing-masing di ruang diskusi.

    1.2 Definisi dan Klarifikasi

    1. Fibrodysplasia ossificans progressiva F!"# adalah kelainan dimana

     jaringan otot dan jaringan ikat seperti tendon dan ligamen digantikan

    oleh tulang dan membentuk tulang ekstraskeletal heterotropik yang akan

    menghambat pergerakan.

    1.3 Kata Kunci

    1. !tot berubah menjadi tulang

    $. %erjadi deformitas saat lahir 

    &. 'enjolan di leher 

    (. )angguan pendengaran

    *. "enyakit genetik 

    1.4 umusan !asala"

    +nak laki-laki usia & tahun mengalami deformitas pada kaki sejak 

    lahir, gangguan pendengaran dan ditemukan adanya benjolan di punggung

    dan leher.

    1.# Analisis !asala"

    1

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    2/51

    1.$ Hi%&tesis

    +nak laki-laki usia & tahun tersebut menderita sindrom Fibrodysplasia

    ossificans progressiva F!"# yang disebabkan oleh kelainan genetik.

    1.' Isu Pem(ela)aran

    1. mbriologi

    a. %ulang

     b. !tot

    $. istologi

    a. %ulang

     b. !tot

    &. 'iokimia

    a. %ulang

    $

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    3/51

     b. !tot

    (. Mekanisme erja !tot /angka

    *. "eran Sendi dalam "ergerakan

    0. 'ahu

    a. +natomi b. Sendi Sendi pada 'ahu

    c. )erakan pada 'ahu

    d. !tot yang 'ekerja pada 'ahu

    2. 3eher  

    a. +natomi

     b. Sendi Sendi pada 3eher 

    c. )erakan pada 3eher 

    d. !tot yang 'ekerja pada 3eher 

    4. %ulang 'elakang

    a. +natomi

     b. Sendi Sendi pada %ulang 'elakangc. )erakan pada %ulang 'elakang

    5. F!"

    a. 6efinisi

     b. "atofisiologi

    c. )ejala linis

    d. 6iagnosis

    e. "rognosis

    17. ubungan antara F!" dengan gangguan pendengaran

    11. "erubahan genetik pada penyakit F!"

    BAB II

    PE!BAHA*AN

    2.1 Em(ri&l&+i

    $.1.1 %ulang

    "ada fase awal perkembangan, tulang embrio pada minggu ke-&

    dan ke-(# dan tiga lapisan germinal yaitu ektoderm, mesoderm, sertaendoderm terbentuk. 3apisan ini merupakan jaringan multipotensial yang

    akan membentuk mesenkim dan kemudian berdiferensiasi membntuk 

     jaringan tulang rawan. "ada minggu kelima prkembangan embrio,

    terbentuk tonjolan anggota gerak limb bud # yang di dalamnya terdapat

     juga sel mesoderm. Sel mesoderm akan berubah menjadi mesenkim yang

    merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan.

    Sistem rangka berkembang dari paraksial dan lempeng lateral

    lapisan somatik# mesoderm dan dari neural crest. Mesoderm paraksial

    &

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    4/51

    membentuk segmen-segmen jaringan di setiap sisi dari tabung saraf , yang

    dikenal sebagai somitomeres di daerah kepala dan somit dari daerah

    kaudal oksipital. Somit berdiferensiasi menjadi ventromedial, sclerotome ,

    dan bagian dorsolateral, dermomyotome. "ada akhir minggu keempat sel

    sclerotome menjadi polimorf dan membentuk jaringan longgar, mesenkim,

    atau embrio jaringan ikat. Sel-sel mesenkim tersebut kemudian

     berdifferensiasi. 6apat menjadi fibroblast, kondroblas, atau osteoblas sel

     pembentuk tulang# .

    apasitas pembentuk tulang dari mesenkim tidak terbatas pada Sel-

    sel dari sclerotome, tetapi terjadi juga di mesoderm somatik lapisan

    dinding tubuh, dan berperan membantu sel mesoderm dalam proses pembentukan girdle panggul dan bahu, serta tulang panjang pada tungkai.

    Sel pial neural di daerah kepala juga berdiferensiasi menjadi mesenkim

    dan berperan dalam pembentukan tulang wajah dan tengkorak . Somit

    oksipital dan somitomeres juga berkontribusi terhadap pembentukan kubah

    tengkorak dan dasar tengkorak. "roses perubahan langsung mesenkim

    menjadi tulang disebut dengan pemebentukan tulang intramembranosus.

    Sedangkan pembentukan tulang dimana mesenkin akan membentuk tulang

    terlebih dahulu kemudian mengalami proses osifikasi atau pemebentukan

    tulang sejati maka proses ini disebut dengan pembentukan tulang

    endokondral.1#

    $.1.$ !tot

    !tot berasal dari mesoderm. !tot rangka berasal dari mesoderm

     paraksial, yang mencakup somit, yang menghasilkan otot-otot kerangka

    aksial, dinding badan dan anggota badan. Serta somiter yang membentuk 

    otot-otot daerah kepala. "ada minggu kelima, masing-masing miotomterbagi menjadi bagian dorsal yang kecil, epimer yang dipersarafi oleh

    ramus dorsalis primer, dan bagian ventral yang lebih besar. Mioblas dari

    epimer membentuk otot-otot ekstensor leher dan dinding tubuh serta

    diafragma panggul. 8aringan penyambung yang berasal dari somit,

    mesoderm somatic dan krista neuralis daerah kepala# membrikan cetakan

    untuk menentukan pola-pola otot. ebanyakan otot polos dan serat otot

     jantung berasal dari mesoderm splanknik.$#

    (

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    5/51

    2.2 Hist&l&+i

    $.$.1 %ulang

    1. %ulang /awan

    %ulang rawan cartilago# adalah bentuk khusus jaringan ikat

    yang juga berasal dari mesenkim. Serupa dengan jaringan ikat, tulang

    rawan terdiri atas sel dan matriks ekstraselular matri9 e9tracellularis#

    yang terdiri dari serat jaringan ikat fibrae te9tuum connectivorum#

    dan substantia fundamentalis ground substance#. 'erbeda dari

     jaringan ikat, tulang rawan bersifat nonvaskular avaskular# dan

    menerima makanan dengan difusi melalui matriks ekstraselular.

    %ulang rawan memperlihatkan kekuatan regangr membentuk  penyokong struktural yang kuat bagi jaringan lunak, memberikan

    kelenturan tanpa distorsi, dan tahan terhadap tekanan. %ulang rawan

    terutama terdiri dari sel yang disebut kondrosit chondrocytus# dan

    kondroblas chondroblastus# yang menyintesis matriks ekstraselular.

    %erdapat tiga jenis tulang rawan dalam tubuh: hialin, elastik, dan

    fibrokartilago. "enggolongannya didasarkan pada jumlah dan jenis

    serat jaringan ikat di dalam matriks ekstraselular.

    a. %ulang /awan ialin

    %ulang rawan hialin cartilago hyalina# adalah jenis yang

     paling banyak ditemukan. "ada embrio, tulang rawan hialin

     berfungsi sebagai model kerangka bagi kebanyakan tulang.

    Seiring dengan pertumbuhan, model tulang rawan secara bertahap

    diganti dengan tulang melalui proses yang disebut osifikasi

    endokondral ossificatio endochondralis#. "ada orang dewasa,

    kebanyakan model tulang rawan hialin telah diganti dengantulang, kecuali tulang rawan permukaan sendi, ujung iga tulang

    rawan lga#, hidung, laring, trakea, serta di bronki. 6i sini, tulang

    rawan hialin menetap seumur hidup dan tidak mengalami

     penulangan.

    *

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    6/51

    )ambar $.1 istologi tulang rawan hialin

     b. %ulang /awan lastik %ulang rawan elastik cartilago elastica# serupa dengan

    tulang rawan hialin, namun memiliki lebih banyak serat elastik 

    fibra elastica# bercabang di dalam matriksnya. %ulang rawan

    elastik bersifat sangat lentur dan terdapat di telinga luar, dinding

    tuba auditorius, epigiotis, dan laring.

    0

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    7/51

    )ambar $.$ istologi tulang rawan elastin1

    c. Fibrokartilago

    Fibrokartilago cartilago fibrosa# ditandai oleh adanya

     berkas-berkas serat kolagen kasar yang padat dan tidak teratur 

    dalam jumlah besar. 'erbeda dari tulang rawan hialin dan elastilg

    fibrokartilago terdiri atas lapisan matriks tulang rawan diselingi

    lapisan serat kolagen tipe ; padat. Serat kolagen ini berorientasisesuai arah tegangan fungsional. 6istribusi fibrokartilago di tubuh

    terbatas dan ditemukan di diskus intervertebralis, simfisis pubis,

    dan sendi tertentu.

    2

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    8/51

    )ambar $.& istologi tulang rawan fibrokartilago

    $. %ulang

    Serupa dengan tulang rawan, tulang juga merupakan bentuk 

    khusus jaringan ikat dan terdiri dari sel, serat, dan matriks

    ekstraselular. arena pengendapan mineral dalam matriks, tulang

    mengalami klasifikasi. +kibatnya, tulang menjadi keras dan dapat

    menahan beban lebih besar dibandingkan dengan tulang rawan, berfungsi sebagai kerangka tubuh yang kaku, dan memberikan tempat

     perlekatan bagi otot dan organ.

    %ulang juga melindungi otak di dalam tengkoralg jantung dan

     paru di dalam toraks, dan organ urinarium dan reproduksi di antara

    tulang-tulang pelvis. Selain itu, tulang berfungsi dalam hemopoiesis

    pembentukan sel darah#, dan sebagai tempat penyimpanan reservoir#

    kalsium, fosfat, dan mineral lainnya. ampir seluruh kalsium tubuh

    disimpan di dalam tulang, dan kebutuhan harian tubuh akan kalsium

     berasal dari tulang.

    "emeriksaan tulang pada potongan melintang memperlihatkan

    dua jenis tulang, tulang kompak te9tus osseus compactus# dan tulang

    spongiosa

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    9/51

    daerah yang saling berhubungan dan tidak padat= namun, kedua jenis

    tulang memiliki gambaran mikroskopik serupa. "ada bayi baru lahir,

    rongga sumsum tulang panjang tampak merah dan menghasilkan sel

    darah. "ada orang dewasa, rongga sumsum tulang panjang biasanya

    tampak kuning dan terisi oleh sel adiposa lemak#.

    "ada tulang kompak, serat kolagen tersusun dalam

    lapisan8apisan tulang yang tipis disebut lamela lamella ossea# yang

    saling sejajar di bagian tepi tulangr atau tersusun konsentris

    mengelilingi suatu pembuluh darah. 6i tulang panjang, lamela

    sirkumferensial luar lamella circumferentialis e9terna# terletak di

     bagian dalam periosteum. 3amela sirkumferensial dalam lamellacircumferentialis interna# mengelilingi rongga sumsum tulang. 3amela

    konsentrik lamella osteoni# mengelilingi saluran-saluran dengan

     pembuluh darah, saraf= dan jaringan ikat longgar yang disebut osteon

    sistem avers#. /uang di osteon yang mengandung pembuluh darah

    dan saraf adalah kanalis sentralis avers#. Sebagian besar tulang

    kompak terdiri dari osteon osteonum#. 3akuna dengan osteosit dan

    terhubung melalui kanalikuli ditemukan di antara lamela pada setiap

    osteon.

    )ambar $.( istologi tulang kanselosa

    5

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    10/51

    )ambar $.* istologi tulang kompak potongan melintang

    $.$.$ !tot

    %erdapat tiga jenis jaringan otot dalam tubuh: otot rangka te9tus

    muscularis striatus skeletalis#, otot polos te9tus muscularis levis#, dan otot

    iantung te9tus muscularis striatus cardiacus#. Setiap jenis otot memiliki

    kemiripan struktur dan fungsi, dan juga perbedaan. Semua jaringan otot

    terdiri atas sel-sel memanjang yang disebut serat. Sitoplasma sel otot

    disebut sarkoplasma sarcoplasma# dan membran sel sekitar atau

     plasmalema disebut sarkolema sarcolemma#. Setlap sarkoplasma serat

    otot myofibra# mengandung banyak miofibril myofibrilla#, yang

    mengandung dua jenis filamen protein kontraktil, aktin actinum# dan

    miosin myosinum#.

    Serat otot rangka adalah sel multinukleus silindris panjang, dengan

    inti-inti tersebar di perifer. !tot ini  memiliki banyak nukleus karena

     penyatuan prekursor sel otot mioblas myoblastus# selama perkembangan

    embrionik. Setiap serat otot terdiri dari subunit-subunit yang disebut

    miofibrilyang terentang di  sepanjang serat. Miofibril, selanjutnya, terdiri

    daribanyakmiofilamen myofilamentum# yang dibentuk   oleh protein

    kontraktil tipis, aktin, dan protein kontraktil tebal, miosin.

    6i dalam sarkoplasma, susunan fi.lamen aktin dan miosin sangat

    teratur, membentuk pola crossstriation, yang dilihat di bawah mikroskop

    17

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    11/51

    cahaya berupa stria ; discus isotropicus# terang dan stria + discus

    anisotropicus# gelap di setiap serat otot. ;arena cross-striation ini, otot

    rangka disebut juga te9tus muscularis striatus striated muscle#.

    "emeriksaan dengan mikroskop elektron memperlihatkan susunan internal

     protein kontraktil di setiap miofibril. )ambaran resolusi-tinggi ini

    menunjukkan bahwa setiap stria ; terang terpisah menjadi dua oleh linea >

    diskus atau pita# padat melintang. 6i antara dua linea >yangberdekatan

    terdapat unit kontraktil otot terkecif sarkomer sarcomerum#.

    Sarkomer adalah unit kontraktil berulang yang terlihat di sepanjang

    setiap miofibril dan merupakan ciri khas sarkoplasma serat otot rangka dan

     jantung.

    !tot rangka dikelilingi oleh lapisan jaringan ikat padat tidak teratur 

    yang disebut epimisium epimysium#. 6ari epimisium, lapisan jaringan

    ikat kurang padat tidak teratur, disebut perimisium perimysium#, masuk 

    dan memisahkan bagian dalam otot menjadi berkas-berkas yang lebih kecil

    yaitu fasikulus fasciculus muscularis#= setiap fasikulus dikelilingi oleh

     perimisium. Selapis tipis serat jaringan ikat retikular, endomisium

    endomysium#, membungkus setiap serat otot. 6i selubung jaringan ikai

    terdapat pembuluh darah vas sanguineum#, saraf, dan pembuluh limfe.

    ampir semua otot rangka terdapat reseptor regang sensitif, yaitu

    gelendong neuromuskular iunctio neuromuscularis fusi#. )elendong ini

    terdiri atas kapsul jaringan ikat, tempat ditemukannya serat otot modifikasi

    yaitu serat intrafusal myofibra intrafusalis# dan banyak ujung saraf 

    terminationes neurales#, dikelilingi oleh ruang berisi-cairan. )elendong

    neuromuskular memantau perubahan peregangan# panjang otot danmengaktifkan refleks kompleks untuk mengatur aktivitas otot.

    11

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    12/51

    )ambar $.$.(. istologi otot rangka potongan membujur dan

    melintang

    1$

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    13/51

    2.3 Anat&mi

    2.3.1 ,ulan+(#

    1. +9ial

    1&

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    14/51

    $. kstremitas +tas

    1(

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    15/51

    &. kstremitas 'awah

    1*

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    16/51

    2.3.2 -t&t(#

    1. "unggung

    10

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    17/51

    $. "erut

    12

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    18/51

    &. kstremitas +tas

    14

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    19/51

    (. kstremitas 'awah

    15

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    20/51

    2.4 Bi&kimia

    $.(.1 %ulang

    1. Matriks %ulang

    Substansi interstisial tulang terdiri atas dua komponen utama,

    matriks organik &*? dan garam-garam anorganik 0*? dan berat

    keringnya. Matriks organik terdiri atas serat-serat kolagen yang

    terbenam dalam substansi dasar kaya proteoglikan.*#

    $. Substansi 6asar 

    Substansi dasar amorf tulang kurang diteliti dibanding yang

    dari tulang rawann karenya kenyataannya, untuk sebagian, bahwa ia

    hanya berupa bagian kecil dari matriks ekstrasel. /eaksi periodic-acid

    Schiff positif, metakromasia ringan dan pengikatan $*S oleh substansi

    dasar, adalah petunjuk histokimia tidak langsung tentang keberadaan

    glikosaminoglikan. al ini dipastikan oleh keberadaaan kondroitin

    sulfat, dan asam hialuronat dalam ekstrak tulang. Meskipun ada

    glikosaminoglikan bersulfat, matriks tulang tampak asidofilik dalam

    sediaan histologik, karena banyaknya kandungan kolagen. 'erbeda

    dengan proteoglikan matriks tulang rawan yang sangat besar, yang

    dari tulang terdiri atas protein inti pendek dengan relatif sedikit rantai

    samping glikosaminoglikan.

    Selain protein matriks non-kolagen yang umum dalam jaringan

    ikat, terdapat beberapa yang hanya dalam tulang. 6i antaranya adalah

    dua protein kecil tergantung vitamin . osteoklasin, protein *,4 k6,

    merupakan $? dari ptorein matriks total, memiliki tiga residu asam

    karboksiglutamat-@ per molekul dan ditemukan dalam matriks

    ekstrasel, terikat pada hidroksiapatit. Fungsinya belum jelas,.

    !steopontin adalah sialoprotein 0& k6 yang terikat erat pada

    hidroksiapatit dan mengandung urutan ikatan-sel mirip fibronektin.

    6iduga bahwa ia mungkin terlibat dalam melekatnya osteoblas atau

    osteoklas pada tulang. 'aik osteoklasin maupun osteopontin adalalah

     produk dari osteoblast dan sintesisnya dirangsang oleh

    dihidroksikolekalsiferol-1,$*, yaitu metabolit aktif dari vitamin 6.

    omponen matriks ketiga, sialoprotein tulang 'S"#, adalah protein

    $7

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    21/51

    24 k6 yang juga memiliki urutan ikatan-sel. Sintesisnya dirangsang

    oleh !$6& 1-,$* dan fungsinya tidak jelas.*#

    &. olagen

    olagen, yang merupakan 57? dari bagian organik matriks

    tulang, adalah terutama tipe-;. Serat-seratnya berdiameter *7-27 nm

    dan memiliki gurat-silang khas 02-nm. olagen tulang sedikit berbeda

    dengan kolagen jaringan lunak jenis serupa karena memiliki lebih

     banyak hubungan silang intermolekuler, yang menerangkan tidak 

    membengkaknya dalam asam encer dan tidak larutnya dalam beberapa

     pelarut yang dengan berhasil dapat mengekstrak kolagen dari jaringan

    lain. 3isin kolagen tulang juga lebih tinggi hidroksilasinya. Sedikit

    kolagen minor telah dilaporkan keberadaannya, namun kemungkinan

     besar ini adalah cemaran dari sedikit tulang rawan dalam contoh yang

    dianalisis. "ada tulang berlamel dewasa, serat kolagen memiliki

    susunan sangat tertatur. Aang terdapat dalam lamel osteon terorientasi

     paralel, namun arah seratnya berubah dalam lamel konsentris

     berikutnya. "erubahan orientasi serat ini adalah penyebab terlihatnya

    lapis gelap dan terang pada sistem avers pada optik polarisasi. *#

    $.(.$ !tot

    6ua protein utama adalah aktin dan miosin. Monomer )-aktin

    membetuk $*? protein otot berdasarkan berat. "ada kekuatan ionik 

    fisiologis dan dengan keberadaan Mg$B, )-aktin mengalami polimerisasi

    secara nonkovalen untuk membentuk filamen heliks-ganda tak larut yang

    disebut F-aktin. Serabut F-aktin memiliki tebal 0-2 nm dan memiiki

     puncak atau struktur berulang setiap &*,* nm.

    Miosin membentuk **? protein otot berdasarkan berat dan

    membentuk filamen tebal. Miosin dalah heksamer asimetris dengan masaa

    molekul sekitar (07 k6a. Miosin memiliki sebuah ekor fibrosa yang terdiri

    dari dua heliks yang saling menggulung. Maing-masing heliks memiliki

    sebuah bagian kepala globular yang melekat pada satu sisi. eksamer 

    terdiri dari satu pasang rantai panjang yang masing-masing memiliki

    massa molekul $77k6a, dan dua pasang rantai pendek masing-masing

    $1

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    22/51

    dengan massa molekul $7 k6a. /antai 3 dibedakan lagi, yakni satu rantai

    disebut rantai ringan esensial dan yang lain rantai ringan regulatorik.

    Miosin otot rangka mengikat aktin untuk membentuk aktomiosin aktin-

    miosin#, dan aktivitas +%"ase intrinsiknya sangat meningkat dalam

    kompleks ini. %erdapat isoform-isoform miosin yang jumlahnya bervariasi

     pada keadaan patologis, fisiologis, dan anatomis yang berbeda.

    6i otot lurik, terdapat dua protein lain yang jumlahnya sedikit,

    tetapi memiliki fungsi penting. %ropomiosin adalah suatu molekul fibrosa

    yang terdiri dari dua rantai, alfa dan beta, yang melekat pada F-aktin di

    alur antara filamen-filamennya. %ropomiosin terdapat di semua otot dan

    struktur mirip otot. ompleks troponin bersifat unik bagi otot lurik dan

    terdiri dari tiga polipeptida. %roponin % mengikat tropomiosin dan dua

    komponen troponin lainnya. %roponin ; mengambat intekasi F-aktin-

    miosin dan juga mengikat komponen-komponen troponin lain. %roponin C

    adalah polipetida pengikat-kalsium yang secara struktural dna fungsional

    analog dengan kalmodulin, suatu protein pengikat-kalsium penting yang

    tersebar luas di alam. Setiap molekul troponin C atau kalmodulin mengikat

    empat molekul ion kaslium, dna kedua molekul ini memiliki massa

    molekul sebesar 1$ k6a.0#

    2.# !ekanisme Ker)a -t&t an+ka

    ontraksi otot melibatkan dua proses pada serabut otot yang terdiri

    atas:

    1. 6epolarisasi sarcoplasma karena adanya interaksi asetilkolin dengan

    reseptornya.

    $. +danya power stroke dari protein kontraktil ototMelekatnya asetilkolin dengan reseptornya menyebabkan terbukanya

    kanal natrium pada membran plasma sel otot sehingga terjadi aktivitas listrik 

    yang menjalar hingga ke struktur tubulus %. +danya aktivitas listrik 

    menyebabkan struktur protein dihidropiridin yang sensitif terhadap stimulasi

    elektrik menjadi berubah, sehingga kanal-kanal kalsium pada ujung lateral

    reticulum sarcoplasmic yang ditutupinya menjadi terbuka. %erbukanya kanal

    kalsium menyebabkan ion kalsium yang tersimpan pada reticulum

    $$

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    23/51

    sarcoplasmic keluar menuju ke sarkoplasma dan berikatan pada troponin di

    serabut halus. Setelah berikatan, struktur troponin akan berubah sehingga

    mengekspos myosin binding space.

    "ada saat yang bersamaan, kepala myosin yang sudah teraktivasi

    melalui energi yang dihasilkan oleh hidrolisis +%", akan berikatan pada aktin

    dan menyebabkan terjadinya power stroke, yaitu terjadinya penarikan

    molekul aktin mendekati kepada garis M pada sarkomer otot.

    idrolisis +%" yang akan menghasilkan +6"B"i fosfat anorganik#,

    dimana +6" akan melekat pada kepala myosin hingga akhir dari power 

    stroke kemudian terlepas dan posisinya akan digantikan oleh molekul +%"

    yang baru.

    Melekatnya molekul +%" yang baru akan menyebabkan terjadinya

     pelepasan kepala myosin dari aktin dan siklus ini terus berulang pada serabut

    yang tebal pada otot. "roses kontraksi otot tidak terjadi secara sinkron, yaitu

    ketika salah beberapa kepala myosin berikatan pada aktin, yang lainnya akan

    terlepas. al ini memungkinkan terjadinya pemendekan sarkomer yang

    optimal, dimana terdapat beberapa kepala myosin yang melanjutkan proses

     power stroke yang telah terjadi sebelumnya, tanpa menyebabkan

     pemanjangan kembali dari sarkomer.

    /elaksasi otot terjadi ketika tidak adanya ikatan asetilkolin dengan

    reseptornya, menyebabkan tidak adanya potensial listrik yang menyebabkan

    lepasnya kalsium tambahan dan protein Ca-+%"ase memompakan kalsium

    kembali kedalam reticulum sarcoplasmic. %idak adanya kalsium

    menyebabkan troponin kembali pada posisi awalnya menutupi Myosin

     binding site pada aktin. "emendekan sarkomer akibat adanya ikatan antaramyosin dan aktin menyebabkan terjadinya ketegangan pada serabut otot yang

     bersangkutan. etegangan ini akan diteruskan pada bagian jaringan ikat yang

    tidak ikut serta dalam proses kontraksi. etegangan dari otot dipengaruhi

    oleh:

    1. 'anyak serabut otot yang ikut berkontraksi

    $. etegangan dari tiap serabut otot yang berkontraksi

    'anyak serabut otot ditentukan oleh seberapa besar kekuatan otot

    yang diperlukan, jika semakin besar kekuatan otot yang diperlukan maka

    $&

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    24/51

    akan semakin banyak motor unit yang akan direkrut untuk ikut serta oleh

    kontrol persarafan pusat. etegangan tiap serabut otot dipengaruhi oleh:

    1. Frekuensi rangsangan saraf pada otot.

    $. "anjang otot sebelum kontraksi

    !tot dapat diaktivasi oleh beberapa potensial aksi karena otot

    memerlukan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan satu siklus

    kontraksinya dimana potensial aksi dan masa refrakter dari neuron yang

    memepersarafinya telah lama berakhir.

    +da dua cara frekuensi saraf yang tinggi dapat meningkatkan

    ketegangan otot, pertama tembakan potensial aksi kedua yang terjadi sebelum

    siklus kontraksi otot selesai akan menambah kembali jumlah kalsium didalamsel. adar kalsium yang tinggi kembali memungkinkan untuk terbukanya

    myosin binding space yang terdapat pada aktin. edua , otot memiliki sifat

    elastis yang akan kembali lagi ke bentuk awalnya setelah kontraksi.+kan

    tetapi jika mendapat potensial aksi selanjutnya sebelum terjadi hal itu, maka

    ketegangan otot akan bertambah dengan adanya tegangan residual dari

    kontraksi sebelumnya. "anjang serabut otot yang optimal memungkinkan

    terjadi keluaran tenaga yang maksimal. al ini didukung oleh adanya 3ength-

    tension /elationship yang menyatakan bahwa apabila panjang serabut otot

    menjadi lebih pendek atau panjang dari optimal maka akan terjadi penurunan

    dari keluaran tenaga otot tersebut, karena akan terjadi ikatan antara molekul

    aktin dan myosin yang tidak maksimal.

    "ada serabut otot yang lebih pendek terjadi tumpang tindih antara

    molekul aktin yang berdekatan sehingga jumlah ikatan antara aktin-myosin

    akan menurun dan jarak antara $ garis > yang memendek akan menyebabkan

    halangan bagi sarkomer untuk memendek lebih lanjut, sebaliknya serabut otot

    yang lebih panjang menyebabkan kurangnya jumlah aktin yang dapat

     berikatan pada myosin karena terjadi pemanjangan pita-+ dari sarkomer.2#

    2.$ Pem(entukan ,ulan+ N&rmal

    "ertumbuhan tulang dimulai di dalam embrio melalui dua proses:

    osifikasi endokondral ossificatio endochondralis# dan osifikasi

    intramembranosa ossificatio demalis#. Meskipun dihasilkan melalui dua

     proses yang berbeda, tulang memiliki struktur histologik yang sama.

    $(

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    25/51

    1. !sifikasi endokondral

    Sebagian besar tulang di tubuh berkembang melalui proses

    osifikasi endokondral ossificatio endochondralis#, yaitu proses

     pembentukan tulang yang didahului oleh suatu model tulang rawan hialin

    sementara. Model tulang rawan ini terus tumbuh melalui cara interstisial

    dan aposisional, dan terutama digunakan untuk membentuk tulang

     panjang dan tulang pendek. Seiring dengan pertumbuhan, kondrosit

    membelah, membesar hipertrofi#, matur, dan model tulang rawan hialin

    mulai mengalami kalsifikasi.

    6ifusi nutrien dan gas melalui matriks berkurang seiring dengan

     proses kalsifikasi tulang rawan. +kibatnya kondrosit mati, dan matriks

    yang mengalami fragmentasi dan kalsifikasi berfungsi sebagai kerangka

    struktural untuk pengendapan material tulang.

    Segera setelah terjadi pengendapan suatu lapisan material tulang

    di sekitar tulang rawan yang terkalsifikasi, sel-sel perikondrialis bagian

    dalam memperlihatkan potensi osteogeniknya, dan terbentuk suatu kerah

     periosteal periosteal collar of bone# tipls di sekeliling bagian tengah

     batang tulang. 8aringan ikat eksternal ini disebut periosteum. Sel-sel

    mesenkim dari lapisan dalam periosteum berdiferensiasi menjadi sel

    osteoprogenitor, dan pembuluh darah dari periosteum menginvasi model

    tulang rawan yang telah mengalami kalsifikasi dan degenerasi. Sel

    osteoprogenitor berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi osteoblas

    osteoblastus# yang menyekresi matriks osteoid, suatu jaringan lunak 

    yang semula kolagenosa dan tidak mengandung mineral namun cepat

    mengalami mineralisasi menjadi tulang.

    !steoblas kemudian dikelilingi oleh tulang dalam lakuna

    lacunae# mirip8ubang dan sekarang disebut osteosit osteocytus#=

    terdapat satu osteosit per lakuna. !steosit membentuk suatu hubungan

    antarsel yang kompleks melalui saluran-saluran halus di tulang disebut

    kanalikuli canaliculi#= saluran-saluran ini akhirnya membuka ke saluran

    yang mengandung pembuluh darah. Sel osteoprogenitor juga berasal dari

     permukaan dalam tulang disebut endosteum. ndosteum melapisi semua

    rongga dalam di tulang dan terdiri dari satu lapisan sel osteoprogenitor.

    $*

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    26/51

    8aringan mesenkim, osteoblas, dan pembuluh darah membentuk 

     pusat osifikasi primer centrum ossificationis primarium# di tulang yang

    sedang tumbuh yang bermula di diafisis diaphysis# atau batang tulang

     panjang, diikuti oleh pusat osifikasi sekunder centrum ossificationis

    secundarium# di epifisis epiphysis# atau permukaan sendi ujung yang

    memanjang. 6i semua tulang panjang yang sedang tumbuh, tulang rawan

    di diafisis dan epifisis diganti oleh tulang, kecuali di daerah lempeng

    epifisis cartilago epiphysialis#, yang terletak di antara diafisis dan

    epifisis.

    "ertumbuhan di daerah ini berlanjut dan berfungsi untuk 

    memanjangkan tulang sampai pertumbuhan tulang berhenti. "erluasankedua pusat osifikasi pada akhirnya menggantikan seluruh model tulang

    rawan dengan tulang, termasuk lempeng epifisis. Satu-satunya

     pengecualian adalah ujung bebas atau persendian tulang panjang. 6i sini,

    selapis tulang rawan hialin permanen menutupi tulang dan disebut tulang

    rawan sendi cartilago articularis#.

    )ambar $.1.4. !sifikasi endokondral

    $0

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    27/51

    $. !sifikasi intramembranosa

    "ada osifikasi intramembranosa ossificatio demalis#,

     pertumbuhan tulang tidak didahului oleh model tulang rawan, tetapi dari

    mesenkim jaringan ikat. Sebagian sel mesenkim berdiferensiasi secara

    langsung menjadi osteoblas yang menghasilkan matriks osteoid, yang

    cepat mengalami kalsifikasi.

    'anyak pusat osifikasi yang terbentuk, beranastomosis dan

    menghasilkan anyaman tulang spongiosa yang terdiri dari batang,

    lempeng, dan duri yang tipis disebut trabekulae trabeculae#. !steoblas di

    lakuna kemudian dikelilingi oleh tulang dan menjadi osteosit. Seperti

     pada osifikasi endokondral, saat osteosit berada di dalam lakuna, osteosit

    membentuk hubungan antarsel yang kompleks melalui kanalikuli.

    Mandibula, maksila, klavikula, dan hampir seluruh tulang pipih

    tengkorak dibentuk melalui metode intramembranosa. "ada tengkorak 

    yang sedang berkembang, pusat-pusat osifikasi tumbuh secara radial,

    menggantikan jaringan ikat, dan kemudian menyatu. "ada bayi baru lahir,

    ubun-ubun fonticuli# pada tengkorak adalah daerah berselaput lunak 

    tempat osifikasi intramembranosa di tulang tengkorak sedang mengalami

     proses osifikasi.

    )ambar $.1.5. !sifikasi intramembranosa

    2.' Peran *endi dalam Per+erakan

    $2

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    28/51

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    29/51

    termasuk fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi, rotasi medial, rotasi

    lateraf dan sirkumduksi. Contoh sendi ini adalah articulatio humeri

    dan articulatio co9ae.4#

    $5

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    30/51

    2. Ba"u

    $.4.1 +natomi

    1. %ulang-%ulang )elang 'ahu

    %ulang-tulang gelang bahu terdiri atas clavicula dan scapula,

    yang saling bersendi satu dengan yang lain di articulatio

    acromioclavicularis.

    a# Clavicula

    Clavicula adalah tulang panjang yang terletak horiDontal

    di daerah pangkal leher. %ulang ini bersendi dengan sternum

    dan cartilage costalis ; di sebelah medlal, dan dengan acromi.on

    di sebelah laterai. Clavicula bekerja sebagai sebuah penyangga

     pada waktu lengan atas bergerak meniauhi tubuh. Clavicula

     juga berperan menyalurkan gaya dari lengan atas ke kerangka

    sumbu, dan merupakan tempat lekat otot-otot.

    Clavicula terletak subkutan menurut arah panjangnya=

    dua pertiga medialnya cembung ke depan dan sepertiga

    lateralnya cekung ke depan.4#

     b# Scapula

    Scapula merupakan tulang pipih berbentuk segitiga

    yang terletak pada dinding posterior toraks antara costa ;;

    sampai E;;. "ada permukaan posterior, spina scapulae

    menonjol ke belakang. jung lateral spina scapulae bebas

    dan membentuk acrormion, vang bersendi dengan ciavicula.

    +ngulus superolateralis scapulae membentuk cavitas atau fossa

    &7

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    31/51

    glenoidalis yang berbentuk seperti buah pir dan bersendi

    dengan caput humeri pada articulatio humeri. "rocessus

    coracoideus menonjol ke atas dan depan di atas cavitas

    glenoidalis dan merupakan tempat melekatnya otot dan

    ligamentum. Medial terhadap basis processus coracoideus

    terdapat incisura suprascapularis.

    "ermukaan anterior scapula cekung dan membentuk 

    fossa subscapularis. "ermukaan posterior scapula dibagi dua

    oleh spina scapulae menjadi fossa supraspinata di atas dan

    fossa infraspinata di bawah. +ngulus inferior scapulae dapat

    dipalpasi dengan mudah pada orang hidup dan merupakan petunjuk posisi costa E;; dan processus spinosus vertebrae

    thoracicae E;;.4#

    &1

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    32/51

    $. umerus

    umerus bersendi dengan scapula pada articulatio humeri dan

    dengan radius dan ulna pada articulatio cubiti. jung atas humerus

    mempunyai sebuah caput, yang membentuk sekitar sepertiga

    kepala sendi dan bersendi dengan cavitas glenoidalis scapulae.

    %epat di bawah caput humerl terdapat collum anatomicum. 6i

     bawah collum terdapat tuberculum majus dan minus yang

    dipisahkan satu sama lain oleh suicus bicipitalis. "ada pertemuan

    ujung atas humerus dan corpus humeri terdapat penyempitan

    disebut co1lum chirurgicum. Sekitar pertengahan permukaan lateral

    corpus humeri terdapat peninggian kasar yang disebut tuberositas

    deltoidea. 6i belakang dan bawah tuberositas terdapat sulcus

    spiralis yang ditempati oleh G.radialis.jung bawah humerus mempunyai epicondylus medialis

    dan epicondylus lateralis untuk tempat lekat otot dan ligamenturn,

    capitulum humeri yang bulat bersendi dengan caput radii, dan

    trochlea humeri yang berbentuk katrol untuk bersendi dengan

    incisura trochiearis ulnae. 6i atas capitulum terdapat fossa radialis,

    vang menerima caput radii pada saat siku difleksikan. 6i anterior,

    di atas trochlea, terdapat fossa coronoidea, yang selama pergerakan

    &$

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    33/51

    yang sama menerima processus coronoideus ulnae. 6i posterior, di

    atas trochlea, terdapat fossa olecrani, yang bertemu dengan olecranon

     pada waktu sendi siku dalam keadaan ekstensi.4#

    $.4.$ Sendi Sendi pada 'ahu

    1. +rticulatio Sternoclavicularis

    &&

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    34/51

    %erbentuk di antara ujung sternal clavicula, manubrium

    stemi, dan cartilago costalis ;.

    $. +rticulatio +cromioclavicularis

    %erjadi di antara acromion dan ujung lateral clavicula.

    &. +rticulatio umeri

    "ersendian terjadi di antara caput humeri yang bulat

    dengan cavitas glenoidalis scapulae yang dangkal dan berbentuk 

    seperti buah pir. Facies articularis diliputi oleh cartilago articulare

    hialin, dan cavitas glenoidalis diperdalam oleh adanya lingkaran

    fibrocartilago yang dinamakan labrum glenoidale.4#

    &(

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    35/51

    $.4.& )erakan dan !tot yang Melakukan )erakan

    1. +rticulatio Sternoclavicularis

    )erakan clavicula ke depan dan belakang terjadi pada

     bagian medial. levasi dan depresi dari clavicula terjadi pada

     bagian lateral.

    )erakan ke depan clavicula dilakukan oleh musculus

    serratus anterior. )erakan ke belakang dilakukan oleh musculus

    trapeDius dan musculi rhomboidei. levasi clavicula dilakukan

    olehmusculus trapeDius, musculus sternocleidomastoideus, musculus

    levator scapulae, dan musculi rhomboidei. 6epresi clavicula

    dilakukan oleh musculus pectoralis minor dan musculus subclavius.

    $. +rticulatio +cromioclavicularis

    %erjadi gerakan yang luwes waktu scapula memutar, atau

    waktu clavicula diangkat atau ditekan ke bawah.

    &*

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    36/51

    &. +rticulatio umeri

    )erakan-gerakan yang dapat dilakukan:

    a# Fleksi: Fleksi normal sekitar 57H dan dilakukan oleh serabut

    anterior musculus deltoideus, musculus pectoralis major,

    musculus biceps brachii, dan musculus coracobrachialis.

     b# kstensi: kstensi normal sekitar (*H dan dilakukan olehserabut posterior musculus deltoideus, musculus latissimus

    dorsi, dan musculus teres major.

    c# +bduksi: +bduksi e9tremitas superior terjadi pada dua sendi

    yaitu articulatio humeri dan sendi di antara scapula dan

    dinding thora9. )erakan ini dilakukan oleh serabut tengah

    musculus deltoideus, dibantu oleh musculus supraspinatus.

    Musculus supraspinatus memulai gerakan abduksi dan

    mempertahankan caput humeri pada cavitas glenoidalis scapulae=

     posisi ini memungkinkan musculus deltoideus berkontraksi dan

    melakukan abduksi humerus pada articulatio humeri.

    d# +duksi: Gormal e9tremitas superior dapat melakukan gerakan

    mengayun sebesar (*o di depan thora9. )erakan ini dilakukan

    oleh musculus pectoralis major, musculus latissimus dorsi,

    musculus teres major, dan musculus teres minor.

    &0

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    37/51

    e# /otasi lateral: /otasi lateral normal sekitar (7o  sampai (*o.

    )erakan ini dilakukan oleh musculus infraspinatus, musculus

    teres minor, dan serabut posterior musculus deltoideus.

    f# /otasi medial: /otasi medial normal sekitar **o

    . )erakan ini

    dilakukan oleh musculus subscapularis, musculus latissimus

    dorsi, dan musculus teres major, dan serabut anterior musculus

    deltoideus.

    g# Sirkumduksi: +dalah kombinasi dari gerakan-gerakan di atas.4#

    2./ Le"er

    $.5.1 +natomi

    &2

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    38/51

    Eertebra Cervicalis ; atau atlas, tidak mempunyai corpus atau

     processus spinosus. +tlas mempunyai arcus anterior dan arcus posterior.

    +tlas mempunyai massa lateralis pada masing-masing sisi dengan facies

    articularis pada permukaan atasnya untuk bersendi dengan condylus

    occipitalis articulatio atlanto-occipitalis# dan facies articularis pada

     permukaan bawahnya untuk bersendi dengan a9is articulatio atlanto-

    a9ialis#.

    Eertebra cervicalis ;; atau a9is mempunyai dens a9is epistropheus#

    yang mirip pasak, yang menonjol ke atas dari permukaan superior corpus

    mewakili corpus atlantis yang telah bersatu dengan corpus a9is#.4#

    $.5.$ Sendi Sendi pada 3eher 

    1. +rticulatio +tlanto-!ccipitalis

    +rticulatio atlanto-occipitalis merupakan sendi sinovial

    antara condylus occipitalis yang terdapat di kanan dan kiri foramen

    &4

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    39/51

    magnum di atas dan dengan facies articularis superior massa

    lateralis atlantis di bawah. Sendi ini dibungkus oleh sebuah capsula.

    4#

    $. +rticulatio +tlanto-+9ialis

    +rticulatio atlanto-a9ialis terdiri atas tiga buah sendi sinovial

    yaitu sebuah articulatio antara dens dan arcus anterior atlantis,

    dan dua buah articulatio antara massa lateralis tulang. Sendi-sendi

    ini dibungkus oleh capsula.4#

    $.5.& )erakan pada 3eher +rticulatio atlanto-occipitalis memungkinkan fleksi dan ekstensi

    yang luas dari kepala. +rticulatio atlanto-a9ialis memungkinka rotasi luas

     pada atlas dan dengan demikian kepala terhadap a9is.4#

    $.5.( !tot yang 'ekerja pada 3eher 

    6i daerah cervical, gerakan fleksi dilakukan oleh musculus longus

    colli, musculus scalenus anterior, dan musculus stemocleidomastoideus.

    kstensi dilakukan oleh otot-otot posvertebralis. Fleksi lateral dilakukan

    oleh musculus scalenus anterior dan medius, musculus trapeDius, dan

    &5

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    40/51

    musculus stemocleidomastoideus. /otasi dilakukan oleh musculus

    stemocleidomastoideus pada satu sisi dan musculus splenius pada sisi

    lainnya.4#

    2.10 ,ulan+ Belakan+

    $.17.1 +natomi

    Columna vertebralis merupakan pilar utama tubuh. Columna

    vertebralis berfungsi menyanggah tengkorak, gelang bahu, ekstremitas

    superior, dan dinding toraks dan melalui gelang panggul meneruskan

     berat badan ke ekstremitas inferior. 6i dalam rongganya terletak 

    medulla spinalis, radi9 nervi spinales, dan lapisan penutup meningen

    yang dilindungi oleh columna vertebralis.Columna vertebralis terdiri atas && vertebra yang tersusun

    dalam kelompok-kelompok berikut:

    1# vertebra cervicalis 2#

    $# vertebra thoracicus 1$#

    vertebra lumbalis *#

    (# vertebra sacralis * yang bersatu membentuk os sacrum#

    *# vertebra coccygea (, & yang di bawah umumnya bersatu#

    Struktur columna vertebralis fleksibel, karena columna vertebralis

     bersegmen-segmen dan tersusun dari vertebrae, sendi-sendi, dan bantalan

    fibrocartilago yang disebut discus intervertebralis. 6iscus intervertebralis

    membentuk kira-kira seperempat panjang columna.

    Ialaupun vertebra memperlihatkan berbagai perbedaan regional

    namun semua vertebra mempunyai pola yang sama. Eertebra tipikal

    terdiri atas corpus yang bulat di anterior dan arcus vertebrae di posterior.

    eduanya melingkupi sebuah ruang disebut foramen vertebrale, yang

    dilalui oleh medulla spinalis dengan bungkus-bungkusnya. +rcus

    vertebrae terdiri atas sepasang pediculus yang berbentuk silinder, yangmembentuk sisi-sisi dari arcus, dan sepasang lamina yang gepeng

    yang melengkapi arcus dari posterior.

    +rcus vertebrae mempunyai tujuh processus yaitu satu processus

    spinosus, dua processus transversus, dan empat processus articularis.

    "rocessus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari

     pertemuan kedua laminae. "rocessus transversus menonjol ke lateral dari

     pertemuan lamina dan pediculus. "rocessus spinosus dan processus

    (7

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    41/51

    transversus berfungsi sebagai pengungkit dan menjadi tempat

    melekatnya otot dan ligamentum.

    "rocessus articularis terletak vertikal dan terdiri dari dua processus

    articularis superior dan dua processus articularis inferior. "rocessus ini

    menonjol dari pertemuan antara lamina dan pediculus, dan facies

    articularisnya diliputi oleh cartilago hyaline.

    edua processus articularis superior dari sebuah arcus vertebrae

     bersendi dengan kedua processus articularis inferior dari arcus yang ada

    di atasnya, membentuk dua sendi sinovial.

    "ediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya,

    membentuk incisura vertebralis superior dan inferior. "ada masing-masing

    sisi, incisura vertebralis superior sebuah vertebra dengan incisura

    vertebralis inferior dari vertebra di atasnya membentuk foramen

    intevertebrale. Foramen ini pada kerangka yang berartikulasi berfungsi

    sebagai tempat lewatnya nervus spinalis dan pembuluh darah. /adi9

    anterior dan posterior nervus spinalis bergabung di dalam foramina ini,

     bersama dengan pembungkusnya membentuk saraf spinal segmental.4#

    $.17.$ Sendi Sendi pada %ulang 'elakang

    1# Sendi-Sendi +ntar 6ua Corpus Eertebrae

    "ermukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan

    dilapisi oleh lempeng tulang rawan hialin. 6i antara lempeng tulang

    rawan tersebut, terdapat discus intervertebralis yang tersusun dari

    (1

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    42/51

     jaringan fibrocartilago. Serabut-serabut collagen discus menyatukan

    kedua corpus vertebrae dengan kuat.

    6i daerah cervicalis bawah, didapatkan sendi sinovial kecil

    di kanan dan kiri discus intervertebralis antara permukaan atas

    dan bawah corpus vertebrae.

    $# Sendi-Sendi +ntar 6ua +rcus Eertebrae

    Sendi-sendi antar dua arcus vertebrae terdiri atas sendi

    synovial antara processus articularis superior dan inferior dari

    vertebra yang berdekatan. Facies articularis diliputi oleh tulang

    rawan hialin dan sendi-sendi dikelilingi oleh ligamentum capsulare.4#

    $.17.& )erakan pada %ulang 'elakang

    )erakan-gerakan berikut ini dapat dilakukan: fleksi, ekstensi,

    fleksi lateral rotasi, dan sirkumduksi.

    1# Fleksi adalah gerakan ke depan, dan ekstensi adalah gerakan ke

     belakang. eduanya dapat dilakukan dengan leluasa di daerah

    cervical dan lumbal, tetapi terbatas pada daerah thoracal.

    $# Fleksi lateral adalah melengkungnya tubuh ke salah satu sisi.

    )erakan ini mudah dilakukan di daerah cervical dan lumbal,

    tetapi terbatas di daerah thoracal.

    ($

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    43/51

    /otasi adalah gerakan memutar columna vertebralis. )erakan ini

    sangat terbatas di daerah lumbal.

    (# Sirkumduksi adalah kombinasi dari seluruh gerakan-gerakan di atas.4#

    2.11 i(r&ds%lasia -ssificans Pr&+ressia -P5

    $.11.1 6efinisi

    Fibrodysplasia ossificans progressiva F!" # adalah gangguan di

    mana jaringan otot dan jaringan ikat seperti tendon dan ligamen secara

     bertahap digantikan oleh tulang mengeras #, membentuk tulang luar 

    kerangka e9tra-skeletal atau heterotopic tulang # yang membatasi

    gerakan . "roses ini biasanya menjadi terlihat pada anak usia dini, dimulai

    dengan leher dan bahu dan melanjutkan ke tubuh dan ke dalam anggota

     badan.1*

    "embentukan tulang ekstra-skeletal menyebabkan hilangnya

     progresif mobilitas sebagian sendi menjadi terpengaruh. etidakmampuan

    untuk membuka mulut dapat menyebabkan kesulitan dalam berbicara dan

    makan. Seiring waktu, orang-orang dengan gangguan ini dapat mengalami

    kekurangan giDi karena ketidakmampuan mengkonsumsi nutrisi. Mereka

     juga mungkin kesulitan bernapas akibat pembentukan tulang ekstra di

    sekitar tulang rusuk yang membatasi pergerakan paru-paru.

    Setiap trauma pada otot-otot individu dengan fibrodysplasia

    ossificans progressiva, seperti jatuh atau prosedur medis invasif, dapat

    memicu episode otot pembengkakan dan peradangan miositis # diikuti

    oleh pengerasan lebih cepat di daerah luka. Flare - up juga dapat

    disebabkan oleh penyakit virus seperti influenDa.

    !rang dengan fibrodysplasia ossificans progressiva umumnya lahir 

    dengan jari-jari kaki besar cacat . ;ni kelainan jari kaki besar adalah fitur 

    karakteristik yang membantu untuk membedakan gangguan ini dari

    masalah tulang dan otot lainnya. ;ndividu yang terkena mungkin juga

    memiliki jempol pendek dan kelainan tulang lainnya.5#

    $.11.$ tiologi

    F!" disebabkan oleh mutasi pada gen encoding +ctivin /eseptor 

    1+ +CE/1#, atau dikenal juga sebagai +ctivin inase $ +3$#.

    (&

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    44/51

    )enomewide +ssociation Studies )I+s# memetakan bahwa kromosom

     band (J$2-&1( dan 12J$1-$$ sebagai lokasi gen sasaran.17#

    $.11.& "atogenesis

    6alam pathogenesis F!", kerja tubuh yang didukung oleh bone

    morphogenetic protein 'M"# mengalami disregulasi. Sebuah mutasi

    tunggal heteroDigot telah diidentifikasi di dalam sitoplasma ditemukan

    sebuah activin receptor ;+

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    45/51

    )ambar $.&.1. F!" terpaut dengan kromosom $. )en +CE/1

    terletak di nukleotida $J$(.

    )ambar $.&.$. %erjadi perubahan nukleotida ) menjadi + yang

    mengakibatkan perubahan asam amino +rginin menjadi istidin di

    segmen $70.

    $.11.( )ejala linis

    ebanyakan orang dengan F!" dilahirkan dengan jari-jari kaki

     besar cacat yang biasanya pendek, membungkuk dan kadang-kadang

    melengkung ke dalam. ;ni adalah tanda pertama dari F!", meskipun yang

    signifikansi biasanya belum diketahui karena F!" adalah penyakit langka.

    6ari semua kelahiran, sangat sedikit bayi yang lahir dengan kelainan ini

    (*

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    46/51

    kaki tertentu#, tetapi diagnosis pasti F!" tidak dapat dibuat berdasarkan

     jari kaki saja. 6iagnosis yang pasti dari F!" adalah tergantung pada

     pengujian genetik. Munculnya tulang tambahan akan muncul pada K ray.

    'iasanya sebelum usia 17, pembengkakan yang terlihat seperti

    tumor muncul di daerah leher dan punggung. %erutama jika didahului oleh

    trauma. "ada awalnya, daerah yang terkena mengalami kemerahan,

    menyakitkan dan kadang-kadang panas, ini adalah gejala umum dari

     peradangan.

    "ara ilmuwan telah menemukan gen yang bila rusak menyebabkan

    F!". Gama ilmiah dari gen F!" adalah +CE/1, gen yang terletak di

    dalam kromosom $. +CE/1 singkatan +ctivin /eceptor %ipe 1+. +

    reseptor adalah protein khusus dalam sel tubuh yang bertanggung jawab

    untuk menyampaikan informasi. 'eberapa reseptor dapat bertindak 

    sebagai saklar yang menentukan apakah sebuah sel tertentu akan menjadi

    sel tulang, sel otot, sel darah, dan lain sebagainya, serta bagaimana sel

     berinteraksi dengan sel-sel lain.1$#

    $.11.* 6iagnosis

    ecurigaan klinis F!" pada awal kehidupan berdasarkan jari-jari

    kaki besar yang mengalami malformasi dapat menyebabkan diagnosis

    klinis awal dan mencegah terjadinya prosedur diagnostik dan perlakuan

    yang berbahaya. valuasi biokimia rutin tidak berkontribusi untuk 

    membuat diagnosis. Sinar 9polos dapat membuktikan kelainan kaki besar 

    yang lebih halus dan adanya !. %emuan abnormal pada Scan tulang

    terjadi sebelum ! dapat dideteksi dengan radiografi konvensional,

    namun studi pencitraan canggih umumnya berlebihan dari sudut pandang

    diagnostik. "engujian genetik konfirmasi tersedia secara klinis dan

     penelitian di beberapa laboratorium.1

    $.11.0 omplikasi

    Selain imobilitas progresif, komplikasi yang mengancam jiwa

    lainnya termasuk kehilangan berat badan setelah ankilosis rahang, serta

     pneumonia dan gagal jantung sisi kanan akibat sindrom insufisiensi toraks

    insufisiensi. Fitur dari F!" yang berkontribusi terhadap %;S meliputi

    malformasi costovertebral dengan ankilosis orthotopic sendi

    (0

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    47/51

    costovertebral, pengerasan otot interkostal, otot paravertebral dan

    aponeurosis, serta kelainan tulang belakang progresif termasuk 

    kyphoscoliosis atau lordosis toraks.

    "embengkakan pada ekstremitas terlihat akut mungkin substansial

    dan menyebabkan kompresi ekstra-vaskular pada saraf dan jaringan

    limfatik. 'eberapa pasien dengan F!" tahap lanjut yang melibatkan

    anggota tubuh bagian bawah memiliki vena stasis dan atau lymphedema.

    )angguan pendengaran biasanya konduktif dan mungkin karena osifikasi

     pada tulang telinga tengah, tetapi pada beberapa pasien yang gangguan

     pendengaran sensorineural yang melibatkan telinga bagian dalam, koklea,

    atau saraf pendengaran.

    1(#

    $.11.2 "encegahan

    'anyak kasus F!" yang merupakan hasil dari mutasi baru spontan.

    %ransmisi genetiknya adalah autosomal dominan yang dapat diturunkan

    dari masing-masing orang tua. 6alam sebuah keluarga, jika salah satu

    orang tua mempunyai gen F!", kesempatan anak untuk mewarisinya

    adalah sebesar *7?.

    ;bu yang menderita F!" memiliki banyak resiko yang berbahaya

     bagi ibu dan anaknya selama masa kehamilan. /esiko spesifik pada ibu,

    tetapi kemungkinan juga membahayakan bayi: 1# resiko terjadi

     pembengkakan selama kehamilan= $# resiko kesulitan bernafas selama

    kehamilan resiko komplikasi melahirkan yang jarang ditemui pada ibu

    tanpa F!" Lcontohnya, operasi sesar dibutuhkan untuk mencegah

    terjadinya kerusakan pervis, penggabungan sendi, dan menurunkan

    kekenyalan dari saluran untuk melahirkan. Melahirkan secara pervaginam

    tidak disarankan= (# resiko dari anestesi umum yang diberikan saat

    operasi sesar= *# resiko mengalami phlebitis dan emboli paru.

    /esiko spesifik yang terjadi pada anak, tetapi bisa juga berdampak 

     pada ibu: 1# resiko anak lahir dengan F!"= $# resiko premature=

    resiko mengalami fetal distress yang berat= (#= resiko menderita cerebral

     palsy= *# resiko komplikasi akibat anestesi umum. 6alam hal ini

    dibutuuhkan orang yang berkemampuan untuk memberikan resusitasi pada

    neonatus yang memiliki resiko tinggi.

    (2

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    48/51

    Sedangkan pada anak, membatasi aktivitas fisik pada saat bermain

    dapat mengurangi resiko terjatuh, tetapi penghindaran yang tepat dari

    resiko tinggi akibat keadaan anak yang mengalami F!" tidak hanya sulit

    untuk dijalankan tetapi juga dapat mencegah pengoptimalan fungsi

    aktivitas tubuh mereka. "asien yang dibatasi aktivitasnya mungkin bisa

    saja tidak menyukainya. /ehabilitas fisik harus difokuskan untuk 

    membantu mereka dalam aktivitas sehari-hari melalui proses pendekatan

    yang mencegah kepasifan dari range of motion yang justru dapat memicu

     pembengkakan.

    Modifikasi aktivitas yang dapat diterima seperti, menyediakan

     peralatan rumah yang aman, menggunakan alat bantu jalan, dan

    menggunakan pelindung kepala adalah strategi untuk mencegah pasien

    terjatuh dan meminimalkan terjadinya luka pada saat jatuh. Meminimalkan

    terjadinya penurunan fungsi pernapasan penggunaan spirometery# dan

    mencegah influenDa dan pneumonia imunisasi yang tepat# mungkin akan

    menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat terjadinya thoracic

    insufficiency syndrome. ;njeksi intramuscular, termasuk imunisasi, harus

    dihindari, tetapi vaksininassi dengan injeksi subkutan dan pemberian

    secara rutin dapat memperkecil resiko. "erawatan yang baik dibutuhkan

    saat perawatan gigi, khususnya dalam menghindari kekakuan pada rahang

    akibat injeksi intramuskular dari anestesi local.

    ehilangan pendengaran adalah hal yang umum sehingga anak 

    seharusnya melakukan evaluasi audiologi setidaknya setiap tahun. +lat

     bantu dengar dapat sangat membantu. "ercobaan operasi yang dilakukan

    dapat memicu pertumbuhan tulang baru yang berlebihan sehingga tidak disarankan.1*#

    $.11.4 "rognosis

    +nak yang lahir dengan kelainan F!" tampak normal pada 17

    tahun pertama kehidupannya tetapi terdapat malformasi congenital pada

    ibu jari kakiya. /erata umur maksimal dari para penderita F!" adalah (7

    tahun. 'anyak pasien yang berakhir di kursi roda pada usia sekitar $7

    (4

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    49/51

    tahun dan akhirnya meninggal dengan komplikasi thoracic insufficiency

    syndrome.1

    $.1$ ubungan antara F!" dengan gangguan pendengaran)angguan pendengaran yang dialami oleh pasien dengan F!" ini

    disebabkan karena terjadi osifikasi pada telinga tengah. 10#

    BAB III

    KE*I!PULAN

    +nak laki-laki usia & tahun tersebut menderita sindrom Fibrodysplasia

    ossificans progressiva F!"# yang disebabkan karena terjadi mutasi pada gen

    +CE/1.

    (5

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    50/51

    DA,A PU*,AKA

    1. Sadler %I. mbriologi edokteran 3angman. 5th ed. 8akarta: )C= $775.

    $. elmi G>. 'uku +jar )angguan Muskuloskeletal. 8akarta: Selemba Medika=

    $71$.

    &. roschenko E". +tlas istologi 6ifiore: 6engan orelasi Fungsional. 11th

    ed. 8akarta: )C= $717.

    (. "aulsen F, Iaschke 8. +tlas +natomi Manusia Sobotta 8ilid 1. $&rd ed.

    8akarta: )C= $71&.

    *. Fawcett 6I. 'uku +jar istologi. 1$th ed. 8akarta: )C= $77$.

    0. Murray /, )ranner 6, /odwell EI. 'iokimia arper. $2th ed. 8akarta:

    )C= $775.

    2. Sherwood 3. Fisiologi Manusia: 6ari Sel ke Sistem. 0th ed. 8akarta: )C=

    $711.4. Snell /S. +natomi linis: 'erdasarkan Sistem. 8akarta: )C= $71$.

    5. Aano M, awao G, !kumoto , %amura A, !kada , aji . Fibrodysplasia

    ossificans progressiva-related activated activin-like kinase signaling

    enhances osteoclast formation during heterotopic ossification in muscle

    tissues. 8 'iol Chem. $71( 8un 1&=$45$(#:1050022.

    *7

  • 8/19/2019 Laporan DK P1 Musket 2

    51/51

    17. )orji, /eDa M6 t +ll., Fibrodysplasia !ssificans "rogressiva: +nasthetic

    Management ;n Comple9 !rthopedicspine "rocedures. 8 Clin +nesth.

    $711=$&2#.

    11. Shen N, 3ittle SC, Ku M, aupt 8, +st C, atagiri %, Mundlos S, Seemann ",

    aplan FS, Mullins MC, Shore M: %he Fibrodysplasia !ssificans

    "rogressive /$7 +CE/1 Mutation +ctivates 'M" ;ndependent

    Chondrogenesis +nd >ebrafish mbargo EentraliDation. 8 Clin ;nvest $775,

    115:&(0$-&(2$.

    1$. antanie, Sharon. ;nternational F!" +ssociation ;F!"+# OIhat ;s F!"P

    Fibrodysplasia !ssificans "rogressiva, + )uidebook For Families. Iinter 

    Springs, Florida. $775.

    1&. aplan FS, Ku M, )laser 63, Collins F, Connor M, itterman 8, Sillence 6,

    >ackai , /avitsky E, >asloff M, )anguly +, Shore M: arly diagnosis of 

    fibrodysplasia ossificans progressiva. "ediatrics $774, 1$1.

    1(. 3evy C, 3ash +%, 8anoff ', aplan FS: Conductive hearing loss in

    individuals with fibrodysplasia ossificans progressiva. +m 8 +udiol 1555,

    4:$5-&&.

    1*. Gussbaum '3, )runwald >, aplan FS: !ral and dental healthcare and

    anesthesia for persons with fibrodysplasia ossificans progressiva. Clin /ev

    'one Miner Metab &:$&5-$($.

    10. "ignolo /, Shore , aplan F. Fibrodysplasia !ssificans "rogressiva:

    Clinical and )enetic +spects. !rphanet 8 /are 6is. &47#.