Laporan EKSTRAKSI PIPERIN DARI BUAH LADAmia Organik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ekstraksi piperin dari buah lada

Citation preview

ParafAsisten

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIKJudul:EKSTRAKSI PIPERIN DARI BUAH LADATujuanPercobaan : Mempelajari teknik pemisahan senyawa dari padatan dengan cara ekstraksi. PendahuluanTumbuhan lada (Piper ningrum L) termasuk tumbuhan semak atau perdu dengan akar-akar pelekat. Tumbuhan lada ini dikenal dengan beberapa nama antara lain piper, lada, merica, dan sakang. Perlakuan terhadap buah lada menghasilkan dua jenis lada yaitu lada hitam atau lada putih. Lada hitam di peroleh dari buah lada yang belum masak, dikeringkan bersama kulitnya hingga kulitnya berkeriput dan berwarna hitam.Lada putih berasal dari buah yang masak dan kulitnya sudah dihilangkan dan dikeringkan sehingga warnanya putih (Anwar, 1994).Lada memiliki rasa pedas, berbau khas dan aromatik. Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena, alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak.Rasa pedas dari buah lada hitam, 90-95% disebabkan oleh adanya komponen trans-piperin yang ada dalam buah kering kadarnya 2-5% dan terdiri atas senyawa asam amida piperin dan asam piperinat. Rasa pedas piperin masih ada walaupun diencerkan 1:200000. Rasa pedas juga disebabkan oleh adanya kavisin yang merupakan isomer basa piperin. Kandungan lain yang menghasilkan bau aromatic adalah minyak atsiri dengaan kadar 1-2.5% yang mengandung piperonal, eugenol, safrol, metil eugenol, dan miristissin. Lada hitam juga mengandung monoterpen dan seskuiterpen (Hariana, 2007).Senyawa yang terdapat dalam lada salah satunya yaitu piperin. Piperin (1-piperilpiperidin) C17H19O3N merupakan alkaloid denganinti piperidin. Piperin memiliki bentuk kristal berwarna kuning. Piperin dapat mengalami fotoisomerisasioleh sinar membentuk isomer isochavisin (trans-cis), isopiperin (cis-trans), chavisin(cis-cis), dan piperin (trans-trans). Berikut ini adalah struktur dari piperin:

Gambar 1. Struktur Piperin(Anwar, 1994).Metode yang digunakan untuk mengisolasi piperin dari lada hitam tersebut adalah ekstraksi soxhlet yang merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran/pemilihan jenis pelarut ini didasarkan atas beberapa faktor, yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling campur, reaktivitas, titik didih, dan kriteria lainnya (Bernasconi, 1995).Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai. Sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu lapisan yang permeable terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung distilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh kedalam lapisan dan merendam sampel dan diakumulasi sekelilingnya. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk kedalam tabung distilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida. Sampel yang bias diperiksa meliputi pemeriksaan lemak, trigliserida, kolesterol.

(Bernasconi, 1995)Prinsip KerjaPrinsip kerja pada percobaan ini adalah ekstraksi menggunakan soxhlet, dimana ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.Pelarut yang digunakan adalah yang memiliki titik didih rendah. Ekstraktor soxhlet merupakan alat yang mampu memisahkan sejumlah kecil hingga ratusan gram sampel dengan recovery mendekati 100%.

AlatSokhlet, labu alas bulat, kondensor, timbangan, mantel pemanas, erlenmeyer 100 mLice-bath, penangas air, pipet mohr, gelas ukur, corong penyaring, alat penentu titik leleh.BahanDiklorometana, eter, pelarut aseton:heksana (3:2), kertas saring.Prosedur KerjaSerbuk lada ditimbang 8 g lalu bungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam alat soxhlet. Diklorometana dimasukkan 20 mL kedalam labu alas bulat 50 mLdan set alat tersebut menjadi alat soxhlet. Heating mantledipanaskan selama beberapa sirkulasi sampai terekstrak sempurna (sekitar 1 jam) kemudian dinginkan dengan suhu kamar. Pindahkan ekstrak yang diperoleh kedalam erlenmeyer 100 mL dan evaporasi pelarut diklorometana dengan penangas air hingga diperoleh cairan kental seperti minyak kecoklatan. dilakukan dalam lemari asam. Didinginkan dengan ice-bath dan tambahkan 6 mL aseton : heksana 3:7 dingin sambil diaduk kemudian dinginkan selama 10 menit sampai terbentuk kristal jarum. Kristal disaring dan dicuci dengan 5 mL aseton : heksana 3:7 dingin. Isolat piperin dimasukkan kedalam tabung reaksi dan larutkan dengan pelarut campuran aseton : heksana (3 : 2) panas dengan jumlah pelarut seminimun mungkin. Diamkan tabung reaksi pada suhu kamar, sampai kristal piperin terbentuk kembali (sekitar 15 menit) kemudian dinginkan tabung reaksi dalam ice-bath selama 20 menit. Kristal yang terbentuk disaring dan dicuci dengan 5 mL aseton : heksana 3:7 dingin. Keringkan kristal diudara, timbang dan tentukan titik lelehnya.Waktu yang dibutuhkanNo. Perlakuan Waktu

1. Preparasi sampel10 menit

2. Pemanasan soxhlet 60 menit

3. Kristalisasi30 menit

Data dan PerhitunganMassa sampel : 8 gram warna : abu-abu kekuninganBerat kertas saring : 0,51 gram Bau : pedas khas ladaBerat kertas saring :0,51 gramBerat endapan/ kristal : 0,25 gramSiklus yang terjadi : 9 siklusTitik leleh piperin : 127 oCHasilNoPerlakuanGambarKeterangan

1Serbuk lada dibungkus dalam thimble dan dimasukkan ke dalam soxlhet

2Proses ekstraksi siklus pertama

siklus terakhir atau siklus kesembilan

Hasil ekstraksi masih bewarna kuning pekat

Hasil ekstraksi menunjukkan warna kekuningan dari pelarut semakin menghilang atau semakin tidak bewarna

3Hasil ekstraksi dimasukkan ke dalam erlenmeyer

4Hasil epavorasi yang pertamaBewarna kecoklatan

5Evaporasi kedua setelah ditambah aseton : heksana 3:7

6Proses rekristalisasiTerbentuk endapan pada dasar erlenmeyer

7Kristal yang terbentuk setelah proses pengeringanBerat endapan atau kristal yang terbentuk yaitu 0,25 gram

Pembahasan HasilPercobaan kedelapan mempelajari tentang ekstraksi piperin dari bahan pala. Ekstraksi pada percobaan ini menggunakan metode ekstraksi soxhlet. Metode ekstraksi soxhlet merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran/pemilihan jenis pelarut ini didasarkan atas beberapa faktor, yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling campur, reaktivitas, titik didih, dan criteria lainnya (Bernasconi, 1995). Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan zat piperin yang terkandung dalam buah lada. Piperin adalah salah satu senyawa alkaloid, berbentuk kristal kuning dengan titik leleh berkisar 127-129,5 C. Piperin merupakan basa yang tidak optis aktif, yang dapat larut dalam alkohol, benzena dan eter tetapi sedikit larut dalam air. Kandungan piperin didalam lada sekitar 5-92 % (Hariana, 2007). Penggunaan ekstraksi soxhlet pada percobaan kali ini adalah karena sampel yang digunakan berupapadatan yaitu bubuk buah lada.Percobaan ini diawali dengan preparasi sampel. Preparasi sampel tersebut dilakukan dengan cara menghaluskan lada dengan menggunakan mortar. Tujuan penghalusan lada adalah agar zat-zat yang terkandung di dalam lada mudah melarut dalam pelarut yang digunakan karena semakin halus serbuk, kelarutan akan semakin meningkat karena semakin banyak terjadi kontak dengan pelarut, sehingga semakin banyak zat yang dapat terbentuk dan semakin efisien proses pemisahan atau ekstraksi yang terjadi. Sampel yang digunakan pada percobaan ini yaitu sebesar 8 gram. Proses selanjutnya yaitu membungkus sampel serbuk lada yang digunakan dengan kertas saring sedemikian rupa sehingga berbentuk lonjong atau yang biasa disebut dengan thimbel. Thimbel digunakan sebagai pembungkus karena mempunyai dinding yang tipis dan berpori yang dapat mempermudah pelarut untuk menyerap piperin yang terkandung di dalam sampel.Sampel yang sudah siap kemudian diekstraksi menggunakan soxhlet. Proses soxhletasi pada percobaan ini, menggunakan pelarut berupa diklorometana. Pelarut diklorometana digunakan untuk melarutkan zat yang diinginkan dari dalam lada. Diklorometana digunakan karena baik piperin maupun diklorometana memiliki kepolaran yang sama yaitu bersifat polar sehingga diklorometana mampu melarutkan piperin sesuai dengan prinsip like dissolved like selain itu diklorometana memiliki titik didih yang rendah yaitu 40oC sehingga mudah menguap dan mengakibatkan proses ekstraksi berlangsung lebih cepat. Sampel yang sudah berada dalam thimble dimasukkan ke dalam alat soxhlet, kemudian memasukkan diklorometana labu bundar dan merangkai alat soxhlet serta melakukan proses ekstraksi selama satu jam. Proses yang terjadi selama soxhletasi adalah pelarut dikolorometana dipanaskan dalam labu bundar sehingga menguap dan didinginkan menggunakan kondensor, sehingga jatuh berupa cairan ke sampel untuk melarutkan piperin di dalam sampel kemudian kembali ke labu alas bulat jika pelarut yang jatuh pada bagian alat soxhlet yang terdapat sampel lada telah penuh maka pelarut dan bahan yang terkandung dalam sampel (piperin) akan jatuh kedalam labu alas bulat karena adanya tekanan yang diberikan larutan.Proses ini dinamakan satu kali siklus ekstraksi, dan proses ekstraksi oleh pelarut ini terjadi secara berulang-ulang. Ekstraksi ini dihentikan jika warna pelarut tidak mengalami perubahan lagi saat kontak dengan sampel. Warna pelarut pada mulanya adalah kuning lalu menjadi tak berwarna. Proses pada alat soxhlet ini mengalami 9 siklus yang continue sehingga menghasilkan larutan lada atau ekstraktan yang berwarna bening.Ekstraktan yang dihasilkan kemudian dievaporasi dengan menggunakan penangas air yang bertujuan untuk memisahkan hasil ekstrak dengan pelarutnya, yakni dikolorometana. Hasil dari evaporasi ini yaitu berupa minyak bewarna kecoklatan. Proses ini kemudian dilanjutkan dengan penambahan aseton: heksana 3:7 dingin. Penambahan aseton: heksana 3:7 bertujuan untuk memperoleh piperin dari ekstrak pekat tersebut, dimana di dalam ekstrak tersebut terdapat komponen lain ketika ditambahkan aseton: heksana 3:7 yang menyebabkan piperin yang ada dalam ekstrak tersebut terpisah dari pengotor-pengotornya. Masih terdapatnya zat pengotor ini disebabkan senyawa piperin merupakan senyawa alkaloid golongan amida yang dapat mengalami reaksi hidrolisis baik dalam suasana asam maupun basa. Hasil dari penambahan ini kemudian dievaporasi ulang agar piperin yang diperoleh memiliki tingkat kemurnian yang cukup tinggi.Proses selanjutnya yaitu proses rekristalisasi. Pada proses rekristalisasi ini yang digunakan sebagai pelarut adalah aseton:heksana. Rekristalisasi ini didasarkan pada prinsip perbedaan dalam kelarutan pada suatu pelarut tertentu dan suhu tertentu. Pada suhu kamar, senyawa piperin dalam bentuk kristalnya bersifat polar akan dapat melarut dalam aseton: heksana yang juga bersifat polar namun pada suhu yang rendah piperin bersifat non polar sehingga tidak larut dalam aseton-heksana dan akan tertinggal di dalam kertas saring(residu) setelah mengalami proses penyaringan. Kristal yang diperoleh tersebut kemudian ditimbang dan ditentukan titik lelehnya. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh massa kristal sebesar 0,25 g dan titik lelehnya yaitu sebesar 127oC. Hasil titik leleh tersebut menunjukkan bahwa hasil kristalisasi tersebut merupakan piperin karena berdasarkan literatur piperin memiliki titik leleh yang berkisar antara 127-129,5 C. Dilihat dari warna kristal yang dihasilkan, yaitu berwarna abu-abu kekuninganhasil ini hampir sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa kristal piperin merupakan kristal berwarna kuning. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kristal yang diperoleh di percobaan ini sudah tergolong murni.

KesimpulanBerdasarkan hasil praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa:1. Isolasi piperin dari buah lada dapat dilakukan menggunakan ekstraksi continous (ekstraksi yang menggunakan soxhlet).2. Massa piperin yang diperoleh dari percobaan yaitu sebesar 0,25 gram dan memiliki titik leleh sebesar 127 oC.ReferensiAnwar, C. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.Bernasconi. 1995. Teknik Kimia II. Jakarta: Pradya Paramitha.Hariana, Arief. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Depok: Penebar Swadaya.SaranAdapun saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini yaitu: Praktikan harus lebih teliti dalam melakukan preparasi alat. Kebersihan harus selalu dijaga agar sampel yang digunakan tidak terkontaminasi.Nama PraktikanLailatul Badriyah 121810301036