Upload
ponco-aw
View
47
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
DASAR TEORI
Bentang alam eolian merupakan bentang alam yang dibentuk karena
aktifitas angin. Banyak dijumpai di daerah gurun pasir. Gurun pasir sendiri
diakibatkan adanya pengaruh iklim. Gurun pasir lintang rendah terdapat di
tengah-tengah benua yang terletak jauh dari laut atau terlindung oleh gunung-
gunung dari tiupan angin laut yang lembab sehingga udara yang melewati gunung
dan sampai pada daerah tersebut adalah udara yang kering.
Gambar 1.1 Daerah Keterdapatan Bentuk Lahan Eolian
A .Proses – Proses Oleh Angin
Angin meskipun bukan sebagai agen geomorfik yang sangat penting (topografi
yang terbentuk olah angin tak banyak dijumpai), namun tetap tidak dapat diabaikan.
Proses yang disebabkan oleh angin meliputi erosi, transportasi, dan deposisi.
1. Erosi Oleh Angin
Dibedakan menjadi dua macam, yaitu deflasi dan abrasi. Deflasi adalah
proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan
dibawa oleh angin. Sedangkan abrasi adalah proses penggerusan batuan dan
permukaan lain oleh partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.
2. Transportasi Oleh Angin
1
Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan transportasi oleh air
yaitu secara melayang (suspension) dan menggeser permukaan (traction). Secara
umum partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir
dibawa secara traction. Pengankatan secara traction ini meliputi meloncat
(saltation) dan menggelinding (rolling).
Gambar 1.2 Saltasi material-material halus oleh angin
3. Pengendapan Oleh Angin
Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan,
maka material-material tersebut akan diendapkan.
B. Macam-Macam Bentang Alam Eolian
Dilihat dari proses pembentukannya bentang alam eolian dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu bentang alam akibat proses erosi oleh angin dan bentang alam
akibat pengendapan oleh angin.
2
1 Bentang Alam Eolian Akibat Proses Erosi.
Dibedakan menjadi 2, yaitu bentang alam hasil proses deflasi dan bentang
alam hasil proses abrasi.
1.1 Bentang Alam Hasil Proses Deflasi
Bentang alam hasil deflasi dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1.1.1 Cekungan Deflasi.
Merupakan cekungan yang diakibatkan oleh angin pada daerah
yang lunak dan tidak terkonsolidasi atau material yang tersemen
jelek. Cekungan tersebut terbentuk akibat material yang ada
dipindahkan oleh angin ke tempat lain.
1.1.2 Lag Gravel.
Deflasi terhadap debu dan pasir yang ditinggalkan merupakan
material yang kasar (gravel, fragmen besar, bongkah), disebut
lagstone. Akumulasi seperti itu dalam waktu yang sangat lama bisa
menjadi banyak dan menjadi lag gravel, atau bahkan desert
pavement, dimana sisa fragmennya berhubungan satu dengan yang
lain saling berhubungan.
1.1.3 Desert Varnish.
Merupakan beberapa lagstone yang tipis, mengkilat, berwarna
hitam, atau coklat dan permukaanya tertutup oleh oksida besi.
1.2 Bentang Alam Hasil Proses Abrasi.
Bentang alam hasil proses abrasi atau korosi antara lain:
a. Beveled stone
Beberapa sisa batuan yang dihasilkan oleh abrasi angin yang
mengandung pasir akan membentuk einkanter atau dreikanter yang
dalam Bahasa Inggris disebut single edge atau three edge.
Einkanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang
mempunyai kedudukan tetap dengan arah angin yang tetap
(konstan). Dreikanter terbentuk dari perpotongan antara pebble
yang posisinya overturned akibat perusakan pada bagian bawah
dengan arah angin yang tetap atau dapat juga disebabkan oleh arah
3
angin yang berganti-ganti terhadap pebble yang mempunyai
kedudukan tetap sehingga membentuk bidang permukaan yang
banyak.
b. Polish
Polish ini terbentuk pada batuan yang mempunyai ukuran butir
halus digosok oleh angin yang mengandung pasir (sand blast) atau
yang mengandung silt (silt blast), yang mempunyai kekuatan
lemah, sehingga hasilnya akan lebih mengkilat, misalnya pada
kuarsit, akibat erosi secara abrasi akan lebih mengkilat.
c. Grooves
Angin yang mengandung pasir dapat juga menggosok dan
menyapu permukaan batuan membentuk suatu alur yang dikenal
sebagai grooves. Pada daerah kering, alur yang demikian itu sangat
jelas. Alur-alur tersebut memperlihatkan kenampakan yang sejajar
dengan sisi sangat jelas.
d. Sculpturing (Penghiasan)
Banyak perbedaan bentuk topografi diakibatkan oleh kombinasi
pelapukan dan abrasi angin. Termasuk disini adalah batujamur
(mushroom rock), yaitu batu yang tererosi oleh angin yang
mengandung pasir, sehingga bentuknya menyerupai jamur
(mushroom).
2 Bentang Alam Hasil Pengendapan Angin.
Jika kekuatan angin yang mengangkut mulai berkurang atau turun hujan, maka
material yang terbawa angin akan diendapkan. Bentang alam hasil proses
pengandapan dibagi menjadi 2, yaitu: dune dan loess.
2.1 Dune.
Adalah suatu timbunan pasir yang dapat bergerak atau berpindah. Bentuknya
tidak dipengaruhi oleh bentuk permukaan atau rintangan. Berdasarkan ukuran,
hasil proses pengendapan material pasir, ayitu ripple, dunes, dan megadunes.
2.1.1 Ripples. Lebar berukuran 5cm – 2m dengan tinggi 0,1 – 5 cm
2.1.2 Dunes. Lebar berukuran 3 – 600 m dengan tinggi 0,1 – 15 m
4
2.1.3 Megadunes. Lebar berukuran 300m – 3km dengan tinggi 20 – 400m
Menurut Emmon’s tipe dune digolongkan berdasarkan pertambahan
pasir, pengendapan di tanah, tumbuhan yang menghalangi, dan arah angin yang
tetap. Tipe dune terbagi menjadi 6, yaitu :
a. Lee dune (sand drift). Adalah dune yang berkembang
memanjang, merupakan punggungan pasir yang sempit, berada di belakang
batuan atau tumbuhan.
b. Longitudinal Dune. Mempunyai arah memenjang arah
dengan arah angin yang efektif dan dominan. Terbentuk karena arah angin
yang tertahan oleh rumput atau pohon kecil. Kadang berbentuk seperti lereng
dari suatu lembah.
c. Barchan. Terbentuk pada daerah yang terbuka, tidak dibatasi
oleh topografi atau tumbuhan dimana arah angin selalu tetap dan
pertambahan pasir terbatas dan berada diatas batuan dasar yang padat.
Barchan berentuk koma dengan lereng yang landai pada bagian luar, serta
mempunyai puncak dan sayap.
d. Seif. Adalah longitudinal yang berbentuk barchan dengan
salah satu lengannya jauh lebih panjang akibat kecepatan angin yang lebih
kuat pada lengan yang panjang.
e. Transversal Dune. Terbentuk pada daerah dengan
penambahan pasir yang banyak dan kering, angin bertiup secara tetap.
f. Complex Dune. Terbentuk pada daerah angin yang berubah,
pasir dan vegetasi agak banyak. Barchan, seif, dan transversal dune yang
berada setempat-setempat akan berkembang sehingga menjadi penuh dan
akan terjadi saling overlap sehingga akan kehilangan bentuk aslinya dan
mempunyai lereng yang bermacam-macam. Keadaan ini disebut dengan
complex dune. Kecepatan berpindahnya tergantung pada kondisi daerahnya.
Pertumbuhannya tidak lebih dari beberapa meter per tahun, tetapi ada juga
yang dapat tumbuh 30 meter per tahun.
2.2 Loess.
Merupakan daerah yang luas tertutup oleh material-material halus dan lepas.
Beberapa endapan loess menutupi daerah yang subur. Kebanyakan butiran
penyusunnya dalam keadan segar atau baru terkena pelapukan sedikit.
5
Kenampakan itu menunjukkan bahwa loess tersebut merupakan hasil endapan
dari debu dan lanau yang diangkut dan diendapkan oleh angin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Desert Varnish
Seperti telah dijelaskan pada dasar teori bahwa desert varnish
merupakan sebuah lagstone tipis, mengkilat, berwarna coklat yang tertutup
oleh oksida besi. Dari namanya sendiri yaitu varnish memberikan arti bahwa
varnish adalah pernis, jadi disebut gurun atau batu yang mengkilat karena
proses tertentu. Biasanya tebal mengkilat dari desert varnish berukuran
kurang lebih satu mikron.
Desert Varnish terbentuk pada permukaan batuan yang secara fisik
stabil dan resisten terhadap curah hujan, pensesaran, atau abrasi yang kuat
oleh angin. Partikel-partikelnya terdiri dari partikel tanah liat bersamaan
dengan terbawanya besi dan mangan oksida dan beberapa bahan organik.
Proses transportasi yang cukup kuat antara partikel-partikel tadi ditambah
dengan material lempung dan efek embun membuat partikel tersebut
menempel. Lempung yang sebagai bahan substrat untuk memberi ruang bagi
material seperti besi dan tertangkap kemudian mengalami reaksi dengan
batu yang terkena hasil deflasi pada saat suhu sedang tinggi dari matahari di
daerah gurun.
6
2.2 Lag Gravel
Lag gravel atau gravel adalah bentuk lahan yang terdiri dari batuan
dengan ukuran kasar yang beragam, (gravel, fragmen besar, bongkah), yang
kemudian disebut lagstone. Akumulasi dari material-material seperti itu
dalam waktu yang sangat lama dan banyak kemudian menjadi lag gravel,
atau bahkan desert pavement, dimana sisa fragmennya berhubungan satu
dengan yang lain saling berhubungan.
Pengendapan lag gravel sendiri adalah sebagai hasil dari pelapukan
erosi batuan. Aktivitas sungai ataupun angin dan dari gelombangnya itu
cenderung untuk mengakumulasi material-material dalam jumlah besar. Dari
hasil pelapukan, kemudian material-material kasar akan berubah menjadi
ukuran yang lebih kecil. Gravel sendiri dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan jalan, karena material-material kerikilnya yang dapat membuat
jalan tidak licin.
2.3 Sculpturing
Dari banyak perbedaan bentuk topografi diakibatkan oleh
kombinasi pelapukan dan abrasi angin. Dinamakan sculpturing dikarenakan
adanya pengukiran pada batuan, sehingga sculpturing merupakan erosi
7
Gambar 2.1 Contoh Bentuk Lahan desert varnish di Utah, Amerika
Gambar 2.2 Material yang terbawa oleh lag gravel.
angina pada batuan yang menyebabkan terbentuknya tekstur seperti ukiran
pada batuan tersebut. Bentuk dari sculpturing itu sendiri adalah mushroom
rock atau batuan yang menyerupai jamur.
Proses terbentuknya mushroom rock adalah dari proses abrasi yang
ada di daerah gurun. Kenapa terbentuknya seperti jamur, dapat dikarenakan
bahwa batuan-batuan yang ada di bagian bawah mengalami pelapukan
daripada bagian yang atas sehingga proses erosi lebih mudah pada bagian
bawah daripada bagian atas. Selain itu, efek gravitasi juga mempengaruhi
pembentukan mushroom rock ini. Resistensi batuan yang terkena erosi juga
mempengaruhi.
2.4 Sand Dunes
Sand dunes (gumuk atau bukit) pasir banyak dilihat di daerah
gurun pasir. Proses terjadinya karena erosi oleh angin dan kemudian
mengalami pengendapan. Angin yang membawa pasir akan membentuk
bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir. Material-material yang
terbawa dan terendapkan kemudian terakumulasi menjadi gumuk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sand dunes adalah
gravitasi, jumlah pasir, cuaca dan iklim, serta angin. Efek gravitasi sangat
menentukan di daerah mana pasir-pasir itu akan terendapkan. Selain itu,
cuaca dan iklim juga mempengaruhi. Pada daerah seperti gurun yang
8
Gambar 2.3 Mushroom Rock di Kansas, Amerika
terletak pada iklim tropis sangat memungkinkan untuk daerah sand dunes itu
sendiri. Dunes sendiri memilikki bentuk yang bermacam-macam, dan
terbentuknya juga dari proses yang hampir sama yang membedakan adalah
dari banyaknya pasir serta ukuran pasirnya.
9
Gambar 2.4 Contoh Bentuk Lahan Sand Dunes di Egypt, Mesir
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bentang alam eolian merupakan bentang alam yang terbentuk karena
aktivitas angin.
Desert varnish adalah sebuah lagstone tipis, mengkilat, berwarna coklat
yang tertutup oleh oksida besi dengan berbagai proses seperti
menempelnya material pada batuan yang resisten.
Lag gravel adalah bentuk lahan dengan material kasar yang cukup
beragam (fragmen, gravel, bongkah, kerakal).
Sculpturing adalah proses pengukiran pada batuan karena pengaruh erosi
oleh angin yang cukup kuat.
Sand dunes adalah salah bentuk lahan yang terbentuk oleh pengendapan
material pasir yang terbawa oleh angin.
3.2 Saran
Penjelasan bentuk lahan eolian pada peta topografi kurang diperdalam.
Penjelasan contoh serta bentuk-bentuk lahan eolian terlalu cepat sehingga
praktikan kurang dapat mengerti.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/bentang-alam-eolian.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Desert_varnish
http://en.wikipedia.org/wiki/Gravel
http://en.wikipedia.org/wiki/Dune
en.wikipedia.org/wiki/Eolian_processes
(diakses tanggal 30 April 2012, pukul 23:00)
11