31
LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) LINGKUP KEMENTAN 2018 Bogor, 29 April 2019 1. Berdasarkan surat Menteri PANRB Nomor B/174/M.RB.06/2018 tanggal 31 Desember 2018 perihal Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2018, Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian 2018 adalah 78,46 dengan kategori “BB”. 2. Berdasarkan surat Menteri PAN RB Nomor B/822/M.AA.05/2018 tanggal 31 Desember 2018 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2018, Hasil evaluasi AKIP Kementerian Pertanian 2018 adalah 73,10 dengan kategori “BB”. 3. Komponen Penilaian dalam SAKIP: 4. Perkembangan Hasil Evaluasi AKIP Kementerian Pertanian 2014 - 2018: Mengalami peningkatan dari 71,03 (B) pada tahun 2014, menjadi 73,10 (BB) Tahun 2018.

LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

LAPORANEVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) LINGKUP KEMENTAN 2018

Bogor, 29 April 2019

1. Berdasarkan surat Menteri PANRB Nomor B/174/M.RB.06/2018 tanggal 31Desember 2018 perihal Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun2018, Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian 2018 adalah78,46 dengan kategori “BB”.

2. Berdasarkan surat Menteri PAN RB Nomor B/822/M.AA.05/2018 tanggal 31Desember 2018 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah Tahun 2018, Hasil evaluasi AKIP Kementerian Pertanian 2018adalah 73,10 dengan kategori “BB”.

3. Komponen Penilaian dalam SAKIP:

4. Perkembangan Hasil Evaluasi AKIP Kementerian Pertanian 2014 - 2018:Mengalami peningkatan dari 71,03 (B) pada tahun 2014, menjadi 73,10 (BB)Tahun 2018.

Page 2: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

5. Beberapa rekomendasi KemenPAN-RB (evaluasi tahun 2018) terkait IKUKementan:a. Menyempurnakan kualitas IKU Kementan, baik tingkat Lembaga maupun

unit kerja, sehingga IKU telah sesuai dengan tingkatan organisasi dandigunakan secara konsisten dalam Renstra, PK, dan pelaporan kinerja.

b. Menyempurnakan kembali cascading Kementan, sehingga terlihatkeselarasan indikator kinerja mulai dari tingkat Kementerian sampai unit kerjaterendah bahkan sampai tingkatan individu.

c. Menyelaraskan kinerja organisasi sampai dengan kinerja masing-masing individu dengan memperhatikan proses bisnis, tugas fungsi, sertaperan setiap individu terhadap organisasi. Ukuran kinerja individu iniselanjutnya digunakan sebagai dasar pembayaran tunjangan kinerja.

6. Latar belakang pelaksanaan evaluasi IKU antara lain:a. Beberapa IKU masih belum dapat terukur dengan tepat.b. Masih terdapat IKU yang bukan merupakan cascading dari IKU atasannya.c. Keselarasan beban kerja antar unit kerja yang berada pada satu level yang

sama belum berimbang, dimana ada unit kerja yang mendapatkan beban kerjayang lebih berat dari unit kerja lainnya.

d. Terdapat kesulitan pada waktu melakukan penghitungan capaian hasil kinerja,baik pada saat pemantauan maupun saat menyusun Laporan Kinerja.

e. Masih terdapat manual IKU yang belum lengkap dan belum tepat, baik ituformula (bahkan untuk IKU sejenis), klasifikasi target, sumber data, carapengambilan data, maupun pihak yang melakukan pengukuran IKSS.

Permasalahan tersebut menyebabkan keselarasan (alignment) antara unit kerjaatasan dengan bawahan maupun antar unit kerja bawahan belum sepenuhnyaterwujud dan kinerja suatu organisasi belum dapat terukur secara akuntabel. Olehkarena itu, perlu dilakukan evaluasi atas Indikator Kinerja Utama (IKU) lingkupKementerian Pertanian, sehingga dapat menjadi masukan bagi penyusunanIKU 2020-2024.

7. Beberapa permasalahan dalam pengukuran IKU lingkup Kementan:a. SS 1 (Meningkatnya pendapatan keluarga petani) dan SS 2 (Meningkatnya

ketahanan pangan nasional) merupakan impact (dampak) atas pencapaianseluruh SS di Kementerian Pertanian sehingga tidak diturunkan (di-cascading)ke level 1. Hal ini mengakibatkan pada saat penyusunan Renja (Krisna) untukSS tersebut tidak ada alokasi anggarannya, karena tidak ada program yangsecara langsung mendukung kedua SS tersebut.

b. Beberapa komoditas mengalami tren penurunan ekspor dalam 4 tahun terakhir,yaitu kacang tanah, kentang, jahe, jambu mete, vanili, dan telur tetas),sehingga perlu ditinjau kembali pemilihan komoditas ekspor.

Page 3: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

c. Penentuan target IKU terlalu tinggi/terlalu rendah.d. Belum ada penetapan angka sementara untuk produksi tanaman pangan,

hortikultura, dan sehingga yang digunakan dalam Laporan Kinerja adalahangka Prognosa.

e. Terkait wali data, perlu ditetapkan unit kerja yang mempunyai tusi untukmenghitung dan mengeluarkan data secara resmi (Pusdatin).

8. Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam evaluasi IKU kali ini:a. Usulan Perbaikan IKU tidak diakomodir untuk IKU tahun 2019, melainkan untuk

perbaikan IKU dan Renstra tahun 2020-2024.b. Dalam menentukan usulan perbaikan IKU suatu unit kerja, harus diperhatikan

keselarasan (cascading) antara IKU atasan dengan bawahan. Perubahan IKUsuatu unit kerja akan berdampak pada kinerja atasan/bawahan.

c. Selain IKU, penentuan target juga harus memperhatikan baseline capaiantahun-tahun sebelumnya agar target yang ditetapkan lebih logis.

d. Manual IKU/pedoman pengukuran IKU harus dievaluasi kembali, padabeberapa kasus, definisi dan cara pengukuran IKU berbeda-beda antar eselon I(terhadap IKU yang sejenis) .

e. Pelaksanaan evaluasi IKU level 0 dan level I agar ditindaklanjuti denganevaluasi di level II hingga IV oleh masing-masing unit kerja eselon I lingkupKementerian Pertanian.

Page 4: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

No Sasaran Strategi (SS) 2015-2019

IKU Tahun 2015-2019 Permasalahan

1Meningkatnya pendapatankeluarga petani (SS 1)

PDB pertanian sempit per jumlah tenagakerja pertanian (RP Juta)

2Meningkatnya ketahananpangan nasional (SS 2)

Indeks Ketahanan Pangan (Peringkat)

1. Pertumbuhan volume ekspor untukproduk pertanian nasional (%)

Beberapa komoditas mengalami trenpenurunan ekspor dalam 4 tahun terakhir,yaitu kacang tanah, kentang, jahe, jambumete, vanili, dan telur tetas)

2. Penurunan volume impor untuk produkpertanian nasional (%)

Beberapa komoditas mengalami trenpeningkatan impor dalam 4 tahun terakhiryaitu kacang hijau, bawang putih, mentega,daging lembu, dan jeroan lembu

3. Rasio komoditas ekspor pertanian yangditolak negara tujuan terhadap totalkomoditas ekspor pertanian

Penentuan Target terlalu tinggi

4Terpenuhinya kebutuhanpangan strategis nasional

Rata-rata peningkatan produksi panganstrategis nasional (%)

Produksi tanaman pangan, hortikultura, danperkebunan belum ada penetapan angkasementara pada akhir tahun berjalan sehinggayang digunakan dalam Laporan Kinerja adalahangka Prognosa.

MATRIKS EVALUASI IKU LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015-2019

SS 1 dan 2 merupakan impact (dampak) ataspencapaian seluruh SS di KementerianPertanian sehingga tidak diturunkan (dicascading) ke level 1. Hal ini mengakibatkanpada saat penyusunan Renja (Krisna) untukSS ini tidak ada alokasi anggarannya karenatidak ada program yang secara langsungmendukung kedua SS tersebut

Meningkat-nya nilai tambahdan daya saing komoditas

pertanian nasional3

Page 5: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

5Stabilnya harga komoditaspertanian strategis

1. Koefisien variasi harga komoditaspertanian strategis nasional

di dalam pedoman/ Manual Pengukuran IKUbelum ditetapkan yang diukur adalah harga ditingkat produsen atau konsumen

6Tersedianya infrastrukturpertanian yang sesuaikebutuhan

Rasio ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian(Alsintan) berdasarkan kebutuhan (pra danpasca panen)

- Pemahaman data kebutuhan alsintanberbeda-beda antar Eselon I, sehingga targetyang ditetapkan juga berbeda.- Kementan belum memiliki data kebutuhandan ketersediaan alsintan yang fix. Seringkaliberbeda-beda

7Terkendalinya penyebaran OPTdan DPI pada tanaman sertapenyakit pada hewan.

Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luastanam

Narasi perlu diperbaiki agar lebihmemperlihatkan kinerja Kementan dalamperlindungan serangan OPT dan DPI

Keterangan:

1. Keterkaitan (cascading ) antara IKU atasan atau bawahan (apakah semua IKU sudah ter cascading dengan baik?)2. Penentuan target (terlalu tinggi atau rendah)

Permasalahan antara lain terkait dengan:

Page 6: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

3. Pengukuran (data tidak tersedia, tidak dapat diukur, hasil yang diperoleh tidak dalam tahun berjalan)4. Nomenklatur IKU ( apakah IKU di level 0/1 sudah berupa output/outcome?)5. Manual IKU Pengukuran ( ketidaksesuaian dalam penulisan nama SS, IKSS, bukti realisasi/pemenuhan IKSS, formula/cara menghitung

klasifikasi target, sumber data, cara mengambil data, catatan khusus, pihak yang melakukan pengukuran)

Page 7: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Usulan Perbaikan SS/ IKU 2020-2024 Solusi Konsultan

Agar ditinjau kembali pemilihan komoditasekspor

Agar ditinjau kembali pemilihan komoditas impor

Agar perhitungan target menyesuaikan denganbaseline capaian atahun-tahun sebelumnya

Target sebaiknya ditentukam berdasarkanbaseline yang disepakati bersama --> tidakada permasalahan indikator

Agar Ditjen terkait membuat mekanismepenetapan angka produksi yang secara legaldisahkan oleh Dirjen.

Tidak ada permasalahan indikator kinerja

SS dan IKSS 1 dan 2 ini tidak perludidelegasikan ke level 1 dan berhenti menjaditanggung jawab level 0

Sebaiknya komoditas ekspor/impor ditentukansetiap tahun dengan catatan komoditas secaradetail tidak disebutkan/diharuskan dalamRPJMN.

MATRIKS EVALUASI IKU LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015-2019

Agar ditinjau kembali apakah SS ini masih akandigunakan pada Renstra periode berikutnya

Page 8: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Agar melengkapi Pedoman Manual IKU

Idealnya adalah harga di tingkat konsumen.Namun di manual hanya ditetapkan data dariBPS mengingat saat FGD blm diketahui datayang dimiliki BPS apakah data di tingkatprodusen atau konsumen --> manualdisesuaikan berdasarkan ketersediaan data

Agar data terkait alsintan dikeluarkan oleh walidata (Pusdatin)

Perlu diskusi mendalam terkait kebutuhanAlsintan untuk produksi --> misal: untukproduksi 1.000 ton padi, berapa Alsitan Pradan Pasca Panen yang dibutuhkan?

Rasio serangan OPT dan DPI yang dapatdikendalikan

Indikator idealnya:Rasio tanaman yang tidak dapat dipanenakibat OPT/DPI terhadap total luas tanam

Indikator ini menggambarkan kerjaPengendalian OPT yang sebenarnya, sehinggadari 100% luas tanam dapat diperkirakan LuasPanen nya dengan asumsi fuso diketahuibatas maksimumnya

Permasalahan antara lain terkait dengan:

Page 9: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Manual IKU Pengukuran ( ketidaksesuaian dalam penulisan nama SS, IKSS, bukti realisasi/pemenuhan IKSS, formula/cara menghitung

Page 10: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

No IKU Tahun 2015-2019 Permasalahan Usulan Perbaikan IKU 2020-2024

MATRIKS EVALUASI IKU LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015-2019

Page 11: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

POINTER KEPALA BIRO PERENCANAANEVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) LINGKUP KEMENTAN 2018

Bogor, 29 April 2019

1. Berdasarkan surat Menteri PANRB Nomor B/174/M.RB.06/2018 tanggal 31Desember 2018 perihal Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun2018, Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian 2018 adalah78,46 dengan kategori “BB”.

2. Berdasarkan surat Menteri PAN RB Nomor B/822/M.AA.05/2018 tanggal 31Desember 2018 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah Tahun 2018, Hasil evaluasi AKIP Kementerian Pertanian 2018adalah 73,10 dengan kategori “BB”.

3. Komponen Penilaian dalam SAKIP:

4. Perkembangan Hasil Evaluasi AKIP Kementerian Pertanian 2014 - 2018:Mengalami peningkatan dari 71,03 (B) pada tahun 2014, menjadi 73,10 (BB)Tahun 2018.

Page 12: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

5. Beberapa rekomendasi KemenPAN-RB (evaluasi tahun 2018) terkait IKUKementan:a. Menyempurnakan kualitas IKU Kementan, baik tingkat Lembaga maupun

unit kerja, sehingga IKU telah sesuai dengan tingkatan organisasi dandigunakan secara konsisten dalam Renstra, PK, dan pelaporan kinerja.

b. Menyempurnakan kembali cascading Kementan, sehingga terlihatkeselarasan indikator kinerja mulai dari tingkat Kementerian sampai unit kerjaterendah bahkan sampai tingkatan individu.

c. Menyelaraskan kinerja organisasi sampai dengan kinerja masing-masing individu dengan memperhatikan proses bisnis, tugas fungsi, sertaperan setiap individu terhadap organisasi. Ukuran kinerja individu iniselanjutnya digunakan sebagai dasar pembayaran tunjangan kinerja.

6. Latar belakang pelaksanaan evaluasi IKU antara lain:a. Beberapa IKU masih belum dapat terukur dengan tepat.b. Masih terdapat IKU yang bukan merupakan cascading dari IKU atasannya.c. Keselarasan beban kerja antar unit kerja yang berada pada satu level yang

sama belum berimbang, dimana ada unit kerja yang mendapatkan beban kerjayang lebih berat dari unit kerja lainnya.

d. Terdapat kesulitan pada waktu melakukan penghitungan capaian hasil kinerja,baik pada saat pemantauan maupun saat menyusun Laporan Kinerja.

e. Masih terdapat manual IKU yang belum lengkap dan belum tepat, baik ituformula (bahkan untuk IKU sejenis), klasifikasi target, sumber data, carapengambilan data, maupun pihak yang melakukan pengukuran IKSS.

Permasalahan tersebut menyebabkan keselarasan (alignment) antara unit kerjaatasan dengan bawahan maupun antar unit kerja bawahan belum sepenuhnyaterwujud dan kinerja suatu organisasi belum dapat terukur secara akuntabel. Olehkarena itu, perlu dilakukan evaluasi atas Indikator Kinerja Utama (IKU) lingkupKementerian Pertanian, sehingga dapat menjadi masukan bagi penyusunanIKU 2020-2024.

7. Beberapa permasalahan dalam pengukuran IKU lingkup Kementan:a. SS 1 (Meningkatnya pendapatan keluarga petani) dan SS 2 (Meningkatnya

ketahanan pangan nasional) merupakan impact (dampak) atas pencapaianseluruh SS di Kementerian Pertanian sehingga tidak diturunkan (di-cascading)ke level 1. Hal ini mengakibatkan pada saat penyusunan Renja (Krisna) untukSS tersebut tidak ada alokasi anggarannya, karena tidak ada program yangsecara langsung mendukung kedua SS tersebut.

b. Beberapa komoditas mengalami tren penurunan ekspor dalam 4 tahun terakhir,yaitu kacang tanah, kentang, jahe, jambu mete, vanili, dan telur tetas),sehingga perlu ditinjau kembali pemilihan komoditas ekspor.

Page 13: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

c. Penentuan target IKU terlalu tinggi/terlalu rendah.d. Belum ada penetapan angka sementara untuk produksi tanaman pangan,

hortikultura, dan sehingga yang digunakan dalam Laporan Kinerja adalahangka Prognosa.

e. Terkait wali data, perlu ditetapkan unit kerja yang mempunyai tusi untukmenghitung dan mengeluarkan data secara resmi (Pusdatin).

8. Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam evaluasi IKU kali ini:a. Usulan Perbaikan IKU tidak diakomodir untuk IKU tahun 2019, melainkan untuk

perbaikan IKU dan Renstra tahun 2020-2024.b. Dalam menentukan usulan perbaikan IKU suatu unit kerja, harus diperhatikan

keselarasan (cascading) antara IKU atasan dengan bawahan. Perubahan IKUsuatu unit kerja akan berdampak pada kinerja atasan/bawahan.

c. Selain IKU, penentuan target juga harus memperhatikan baseline capaiantahun-tahun sebelumnya agar target yang ditetapkan lebih logis.

d. Manual IKU/pedoman pengukuran IKU harus dievaluasi kembali, padabeberapa kasus, definisi dan cara pengukuran IKU berbeda-beda antar eselon I(terhadap IKU yang sejenis) .

e. Pelaksanaan evaluasi IKU level 0 dan level I agar ditindaklanjuti denganevaluasi di level II hingga IV oleh masing-masing unit kerja eselon I lingkupKementerian Pertanian.

Page 14: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id

Bogor, 29 April 2019 Kementerian Pertanian

EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN

TAHUN 2018-2019

Page 15: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id 2

HASIL EVALUASI PELAKSANAAN RBKEMENTAN

Berdasarkan surat Menteri PANRB NomorB/174/M.RB.06/2018 tanggal 31 Desember2018 perihal Hasil Evaluasi Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi Tahun 2018,Indeks Reformasi Birokrasi KementerianPertanian adalah 78,46 dengan kategori

“BB”.

Page 16: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id 3

Berdasarkan surat Menteri PAN RB NomorB/822/M.AA.05/2018 tanggal 31 Desember

2018 perihal Hasil Evaluasi atas AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah Tahun 2018,Hasil evaluasi Kementerian Pertanianadalah 73,10 dengan kategori “BB”.

HASIL EVALUASI ATAS AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH

TAHUN 2018

Page 17: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id

INDEKS RB KEMENTAN

4

NO KOMPONEN PENILAIAN BOBOTMENPANRB PMPRB

2015 2016 2017 2018 2017 2018A PENGUNGKIT/ PROSES1 MANAJEMEN PERUBAHAN 5,00 3,24 2,53 3,54 3,54 3,99 4,86

2PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 5,00 4,38 3,13 3,13 3,13 3,75 5,00

3 PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI 6,00 4,51 4,84 4,18 4,18 6,00 6,004 PENATAAN TATALAKSANA 5,00 3,47 3,97 4,13 4,14 4,75 4,885 PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM 15,00 11,06 11,04 12,68 12,57 14,34 14,816 PENGUATAN AKUNTABILITAS 6,00 2,72 3,00 3,38 3,41 5,14 5,787 PENGUATAN PENGAWASAN 12,00 8,43 10,07 10,02 10,04 11,14 11,178 PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK 6,00 4,50 5,22 5,21 5,22 5,79 5,90

JUMLAH PENGUNGKIT/ PROSES 60,00 42,31 43,80 46,27 46,23 54,90 58,40B HASIL

IKAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJAORGANISASI

1 NILAI AKUNTABILITAS KINERJA 14,00 10,10 10,10 9,96 10,14 9,96 10,152 SURVEI INTERNAL INTEGRITAS ORGANISASI 6,00 3,73 4,35 4,08 3,86 5,32 5,40

JUMLAH I 15,28 15,55II PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS KKN1 SURVEI EKSTERNAL PERSEPSI KORUPSI 7,00 5,24 5,17 5,46 6,28 5,32 5,462 OPINI BPK 3,00 2,50 2,00 3,00 3,00 2,00 3,00

JUMLAH II 7,32 8,46III KUALITAS PELAYANAN PUBLIK1 SURVEI EKSTERNAL PELAYANAN PUBLIK 10,00 8,01 7,60 8,02 8,95 8,27 8,31

JUMLAH III 8,27 8,31JUMLAH HASIL 40,00 29,58 29,22 30,52 32,23 30,87 32,32

DEKS RB (HASIL PMPRB) 100,00 71,89 73,02 76,79 78,46 85,77 90,72

B BB BB BB

Page 18: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id

KOMPOSISI PENILAIAN SAKIP

5

KOMPONEN BOBOT FORMAL/PEMENUHAN KUALITAS PEMAN-

FAATAN

SistemAKIP

PERENCANAANKINERJA

80

30 6 % 15 % 9 %

PENGUKURANKINERJA 25 5 % 12,5 % 7,5 %

PELAPORANKINERJA 15 3 % 7,5 % 4,5 %

EVALUASIKINERJA 10 2 % 5 % 3 %

KINERJA

PENCAPAIANSASARAN/KINERJAORGANISASI

20

Kinerja yg dilaporkan (Output) – 5 %

Kinerja yg dilaporkan (Outcome) – 12,5 %

Kinerja Lainnya – 2,5 %

Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id

Page 19: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id

Perkembangan Hasil EvaluasiAkuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian

NO ASPEK YANG DIEVALUASI Tahun2013

Tahun2014

Tahun2015

Tahun2016

Tahun2017*)

Tahun2018*)

1Perencanaan Kinerjaa. Perencanaan Strategisb. Perencanaan Kinerja Tahunan

25,90 24,88 22,32 20,62 23,98 23,98

2

Pengukuran Kinerjaa. Pemenuhan Pengukuranb. Kualitas Pengukuranc. Implementasi Pengukuran

14,46 13,56 17,91 18,19 17,55 17,55

3

Pelaporan Kinerjaa. Pemenuhan Pelaporanb. Penyajian Informasi Kinerjac. Pemanfaatan Informasi Kinerja

11,16 11,38 12,61 11,69 11,18 11,27

4

Evaluasi Kinerjaa. Pemenuhan Evaluasib. Kualitas Evaluasic. Pemanfaatan Evaluasi

6,83 7,16 6,67 6,78 7,10 7,10

5Capaian Kinerjaa.Kinerja yang Dilaporkanb. Kinerja yang Lainnya

13,78 14,05 12,66 13,83 13,09 13,20

Total Nilai 72,13 71,03 72,16 71,11 72,90 73,10

Kategori B B BB BB BB BB

Keterangan: *) Berdasarkan Hasil Evaluasi atas AKIP Kementerian Pertanian Tahun 2018, surat Menteri PAN-RB NomorNo.B/822/M.AA.05/2018

Page 20: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.idKementerian Pertanian www.pertanian.go.id7

Beberapa catatan hasil evaluasi selengkapnya dapat dilihat pada uraian singkat sebagai berikut:1. Kementan telah menerapkan SAKIP sebagai pelaksanaan dari manajemen kinerja sektor publik.

Komitmen yang tinggi sudah ditunjukkan pada tingkat pimpinan pusat, namun belumsepenuhnya diikuti oleh jajaran di bawahnya dalam mengimplementasikan manajemen kinerjadi unit kerjanya masing-masing. Penerapan manajemen kinerja pada tingkat unit kerja masihbersifat formalitas semata dan belum menggambarkan kinerja yang diharapkan dari unit kerjatersebut.

2. Evaluasi lapangan yang kami lakukan terhadap Balai Karantina Pertanian Kelas I BandarLampung, BPMSPH Bogor beserta unit kerja layanan lain di daerah masih belum menunjukkanhasil yang diharapkan dalam penerapan SAKIP ini. Hal ini yang menyebabkan tidak adanyakenaikan nilai hasil evaluasi SAKIP Kementan yang berarti.

3. Definisi kinerja pada unit kerja tidak selalu selaras dengan kinerja pada tingkat kementerianserta tidak selalu menggambarkan proses bisnis yang telah dibangun. Perumusan sasaranstrategis dan indikator kinerja pada unit kerja belum menggambarkan hasil (outcome) yangmenjadi mandat (alasan) keberadaan organisasi tersebut.

4. Perencanaan kinerja dan proses bisnis organisasi pada unit kerja tidak sepenuhnya mampudijabarkan pada dokumen penganggaran. Perencanaan dan penganggaran pada tingkat EseonII tidak selalu menggambarkan proses bisnis dan tugas fungsi serta peran yang telahditetapkan.

Beberapa catatan hasil evaluasi selengkapnya dapat dilihat pada uraian singkat sebagai berikut:1. Kementan telah menerapkan SAKIP sebagai pelaksanaan dari manajemen kinerja sektor publik.

Komitmen yang tinggi sudah ditunjukkan pada tingkat pimpinan pusat, namun belumsepenuhnya diikuti oleh jajaran di bawahnya dalam mengimplementasikan manajemen kinerjadi unit kerjanya masing-masing. Penerapan manajemen kinerja pada tingkat unit kerja masihbersifat formalitas semata dan belum menggambarkan kinerja yang diharapkan dari unit kerjatersebut.

2. Evaluasi lapangan yang kami lakukan terhadap Balai Karantina Pertanian Kelas I BandarLampung, BPMSPH Bogor beserta unit kerja layanan lain di daerah masih belum menunjukkanhasil yang diharapkan dalam penerapan SAKIP ini. Hal ini yang menyebabkan tidak adanyakenaikan nilai hasil evaluasi SAKIP Kementan yang berarti.

3. Definisi kinerja pada unit kerja tidak selalu selaras dengan kinerja pada tingkat kementerianserta tidak selalu menggambarkan proses bisnis yang telah dibangun. Perumusan sasaranstrategis dan indikator kinerja pada unit kerja belum menggambarkan hasil (outcome) yangmenjadi mandat (alasan) keberadaan organisasi tersebut.

4. Perencanaan kinerja dan proses bisnis organisasi pada unit kerja tidak sepenuhnya mampudijabarkan pada dokumen penganggaran. Perencanaan dan penganggaran pada tingkat EseonII tidak selalu menggambarkan proses bisnis dan tugas fungsi serta peran yang telahditetapkan.

HASIL EVALUASI KEMENPAN-RB TERHADAP IMPLEMENTASI SAKIPKEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2018

Page 21: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.idKementerian Pertanian www.pertanian.go.id8

5. Berbagai komponen SAKIP Kementan masih dijumpai beberapa kelemahan, antara lain:a. Renstra Kementan maupun unit kerja belum memuat indikator kinerja tujuan beserta target

kinerja tujuan sebagai alat ukur keberhasilan capaian pada akhir periode Renstra.b. Rumusan IKU unit kerja di lingkungan Kementan masih belum sesuai dengan tingkatan

organisasi, seperti IKU untuk eselon I masih banyak yang menggunakan indikator kinerjaoutput.

c. Laporan Kinerja unit kerja Kementan masih belum baik, karena penjelasan analisis terhadaptidak tercapainya target belum memadai dan belum menyajikan pembandingan realisasikinerja beberapa tahun terakhir serta belum ada informasi realisasi anggaran untuk setiapsasaran strategis.

d. Kementan telah membuat PK secara berjenjang mulai dari tingkat kementan sampai dengantingkat eselon IV. Namun demikian, penjenjangan kinerja (cascading) tersebut belum ditatadengan baik, karena belum terlihat keselarasan ukuran kinerja bawahan dengan kinerjaatasannya dan belum terlihat penjabaran kinerja secara berjenjang.

e. Cascading kinerja Kementan belum dimanfaatkan untuk mereviu keselarasan kinerja antarasasaran dengan komponen/subkomponen, sehingga belum dapat digunakan untukmelakukan efisiensi anggaran dengan mengurangi komponen, subkomponen, akun, dan detilanggaran yang tidak mendukung tujuan/sasaran organisasi.

f. Ukuran kinerja individu tidak selarasa dengan ukuran kinerja organisasi yang mengakibatkantidak dapat ditelusuri peran dari setiap individu terhadap capaian kinerja organisasi.

g. Kualitas evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap unit kerja yang dilakukan oleh InspektoratJenderal belum ampu memicu perbaikan penerapan manajemen kinerja pada unit kerja dilingkungan Kementan.

5. Berbagai komponen SAKIP Kementan masih dijumpai beberapa kelemahan, antara lain:a. Renstra Kementan maupun unit kerja belum memuat indikator kinerja tujuan beserta target

kinerja tujuan sebagai alat ukur keberhasilan capaian pada akhir periode Renstra.b. Rumusan IKU unit kerja di lingkungan Kementan masih belum sesuai dengan tingkatan

organisasi, seperti IKU untuk eselon I masih banyak yang menggunakan indikator kinerjaoutput.

c. Laporan Kinerja unit kerja Kementan masih belum baik, karena penjelasan analisis terhadaptidak tercapainya target belum memadai dan belum menyajikan pembandingan realisasikinerja beberapa tahun terakhir serta belum ada informasi realisasi anggaran untuk setiapsasaran strategis.

d. Kementan telah membuat PK secara berjenjang mulai dari tingkat kementan sampai dengantingkat eselon IV. Namun demikian, penjenjangan kinerja (cascading) tersebut belum ditatadengan baik, karena belum terlihat keselarasan ukuran kinerja bawahan dengan kinerjaatasannya dan belum terlihat penjabaran kinerja secara berjenjang.

e. Cascading kinerja Kementan belum dimanfaatkan untuk mereviu keselarasan kinerja antarasasaran dengan komponen/subkomponen, sehingga belum dapat digunakan untukmelakukan efisiensi anggaran dengan mengurangi komponen, subkomponen, akun, dan detilanggaran yang tidak mendukung tujuan/sasaran organisasi.

f. Ukuran kinerja individu tidak selarasa dengan ukuran kinerja organisasi yang mengakibatkantidak dapat ditelusuri peran dari setiap individu terhadap capaian kinerja organisasi.

g. Kualitas evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap unit kerja yang dilakukan oleh InspektoratJenderal belum ampu memicu perbaikan penerapan manajemen kinerja pada unit kerja dilingkungan Kementan.

Lanjutan Hasil evaluasi..

Page 22: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id

1. Melakukan penyempurnaan definisi kinerja mulai unit kerja eselon I sampai unit kerja terendah danmenyelaraskan dengan proses bisnis yang telah dibangun. Penyempurnaan ini juga mencakup penyelarsaanperencanaan kinerhja antara kementerian, unit kerja eselon I, dan dibawahnya.

2. Menyelarskan kinerja organisasi sampai dengan kinerja masing-masing individu dengan memperhatikanproses bisnis, tugas fungsi, serta peran setiap individu terhadap organisasi. Ukuran kinerja individu iniselanjutnya digunakan sebagai dasar pembayaran tunjangan kinerja.

3. Dalam penyusunan Renstra tahun 2020-2024 agar Kementan tetap mengacu pada mekanisme penyusunandokumen perencanaan yang ada serta memperhatikan berbagai kaidah dalam penyusunan perencanaankinerja seperti orientasi pada hasil atau manfaat yang langsung dirasakan masyarakat (result oriented),kualitas indikator kinerja, keterpaduan perencanaan (integrated development plan), serta mekanismecascade kinerja. Di samping itu, dalam Renstra menetapkan indikator kinerja tujuan beserta target kinerjatujuan sebagai alat ukur keberhasilan capaian pada akhir periode Renstra.

4. Menyempurnakan kualitas IKU Kementan, baik tingkat Lembaga maupun unit kerja, sehingga IKU telahsesuai dengan tingkatan organisasi dan digunakan secara konsisten dalam Renstra, PK, dan pelaporankinerja.

5. Memperbaiki kualitas laporan kinerja unit kerja di lingkungan Kementan sehingga mampu menyajikanpenjelasan analisis terhadap tidak tercapainya target dengan memadai dan pembandingan realisasi kinerjabeberapa tahun terakhir serta informasi realisasi anggaran untuk setiap sasaran strategis.

6. Menyempurnakan kembali cascading Kementan, sehingga terlihat keselarasan indikator kinerja mulai daritingkat Kementerian sampai unit kerja terendah bahkan sampai tingkatan individu.

7. Melakukan reviu terhadap komponen, sub komponen, akun, dan detil anggaran yang dikaitkan dengantujuan sasaran Kementan. Selanjutnya melakukan realokasi anggaran terhadap komponen, sub komponen,akun, dan detil yang tidak terkait langsung dengan pencapaian sasaran strategi Kementan.

8. Meningkatkan kualitas evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap unit kerja untuk mempercepat pelaksanaanmanajemen kinerja di lingkungan Kementan melalui pemanfaatan berbagai dokumen yang sudah disusun,seperti penilaian kinerja secara periodik, mekanisme reward and punishment kinerja, dan sebagainya.

1. Melakukan penyempurnaan definisi kinerja mulai unit kerja eselon I sampai unit kerja terendah danmenyelaraskan dengan proses bisnis yang telah dibangun. Penyempurnaan ini juga mencakup penyelarsaanperencanaan kinerhja antara kementerian, unit kerja eselon I, dan dibawahnya.

2. Menyelarskan kinerja organisasi sampai dengan kinerja masing-masing individu dengan memperhatikanproses bisnis, tugas fungsi, serta peran setiap individu terhadap organisasi. Ukuran kinerja individu iniselanjutnya digunakan sebagai dasar pembayaran tunjangan kinerja.

3. Dalam penyusunan Renstra tahun 2020-2024 agar Kementan tetap mengacu pada mekanisme penyusunandokumen perencanaan yang ada serta memperhatikan berbagai kaidah dalam penyusunan perencanaankinerja seperti orientasi pada hasil atau manfaat yang langsung dirasakan masyarakat (result oriented),kualitas indikator kinerja, keterpaduan perencanaan (integrated development plan), serta mekanismecascade kinerja. Di samping itu, dalam Renstra menetapkan indikator kinerja tujuan beserta target kinerjatujuan sebagai alat ukur keberhasilan capaian pada akhir periode Renstra.

4. Menyempurnakan kualitas IKU Kementan, baik tingkat Lembaga maupun unit kerja, sehingga IKU telahsesuai dengan tingkatan organisasi dan digunakan secara konsisten dalam Renstra, PK, dan pelaporankinerja.

5. Memperbaiki kualitas laporan kinerja unit kerja di lingkungan Kementan sehingga mampu menyajikanpenjelasan analisis terhadap tidak tercapainya target dengan memadai dan pembandingan realisasi kinerjabeberapa tahun terakhir serta informasi realisasi anggaran untuk setiap sasaran strategis.

6. Menyempurnakan kembali cascading Kementan, sehingga terlihat keselarasan indikator kinerja mulai daritingkat Kementerian sampai unit kerja terendah bahkan sampai tingkatan individu.

7. Melakukan reviu terhadap komponen, sub komponen, akun, dan detil anggaran yang dikaitkan dengantujuan sasaran Kementan. Selanjutnya melakukan realokasi anggaran terhadap komponen, sub komponen,akun, dan detil yang tidak terkait langsung dengan pencapaian sasaran strategi Kementan.

8. Meningkatkan kualitas evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap unit kerja untuk mempercepat pelaksanaanmanajemen kinerja di lingkungan Kementan melalui pemanfaatan berbagai dokumen yang sudah disusun,seperti penilaian kinerja secara periodik, mekanisme reward and punishment kinerja, dan sebagainya.

REKOMENDASI

Page 23: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id

EVALUASI IKUEVALUASI IKULatar Belakang Pelaksanaan Evaluasi IKU:1. Beberapa IKU masih belum dapat terukur dengan tepat.

2. Keselarasan beban kinerja antar unit kerja yang berada pada satu level yang samabelum berimbang, dimana ada unit kerja yang mendapatkan beban kinerja yanglebih berat dari unit kerja lainnya.

3. Terdapat kesulitan pada waktu melakukan penghitungan capaian hasil kinerja, baikpada saat pemantauan maupun saat menyusun Laporan Kinerja.

Latar Belakang Pelaksanaan Evaluasi IKU:1. Beberapa IKU masih belum dapat terukur dengan tepat.

2. Keselarasan beban kinerja antar unit kerja yang berada pada satu level yang samabelum berimbang, dimana ada unit kerja yang mendapatkan beban kinerja yanglebih berat dari unit kerja lainnya.

3. Terdapat kesulitan pada waktu melakukan penghitungan capaian hasil kinerja, baikpada saat pemantauan maupun saat menyusun Laporan Kinerja.

Permasalahan tersebut menyebabkan keselarasan (alignment) antara unit kerja atasan

dengan bawahan maupun antar unit kerja bawahan belum sepenuhnya terwujud dan

kinerja suatu organisasi belum dapat terukur secara akuntabel. Oleh karena itu, perlu

dilakukan evaluasi atas Indikator Kinerja Utama (IKU) lingkup Kementerian Pertanian

sehingga dapat menjadi masukan bagi penyusunan IKU 2020-2024.

Page 24: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id3

MATRIKS EVALUASI IKUMATRIKS EVALUASI IKU

No IKU Tahun 2015-2019 Permasalahan Usulan Perbaikan IKU 2020-2024

Keterangan:Permasalahan antara lain terkait dengan:

1. Keterkaitan (cascading) antara IKU atasan atau bawahan (apakah semua IKU sudah tercascading dengan baik?)2. Penentuan target (terlalu tinggi atau rendah)3. Pengukuran (data tidak tersedia, tidak dapat diukur, hasil yang diperoleh tidak dalam tahun berjalan)4. Nomenklatur IKU ( apakah IKU di level 0/1 sudah berupa output/outcome?)5. Manual IKU Pengukuran ( ketidaksesuaian dalam penulisan nama SS, IKSS, bukti realisasi/pemenuhan IKSS, formula/cara menghitung

klasifikasi target, sumber data, cara mengambil data, catatan khusus, pihak yang melakukan pengukuran)

Page 25: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id

EVALUASI IKU KEMENTERIAN PERTANIAN (LEVEL 0)EVALUASI IKU KEMENTERIAN PERTANIAN (LEVEL 0)

No Sasaran Strategi (SS)2015-2019 IKU Tahun 2015-2019 Permasalahan Usulan Perbaikan SS/ IKU

2020-2024

1 Meningkatnya pendapatankeluarga petani (SS 1)

PDB pertanian sempit per jumlahtenaga kerja pertanian (RP Juta)

SS 1 dan 2 merupakan impact(dampak) atas pencapaian seluruh SSdi Kementerian Pertanian sehinggatidak diturunkan (di cascading) kelevel 1. Hal ini mengakibatkan padasaat penyusunan Renja (Krisna) untukSS ini tidak ada alokasi anggarannyakarena tidak ada program yang secaralangsung mendukung kedua SStersebut

Agar ditinjau kembali apakahSS ini masih akan digunakan

pada Renstra periodeberikutnya2 Meningkatnya ketahanan

pangan nasional (SS 2)Indeks Ketahanan Pangan

(Peringkat)

3

Meningkat-nya nilaitambah dan daya saingkomoditas pertaniannasional

1. Pertumbuhan volume ekspor untukproduk pertanian nasional (%)

Beberapa komoditas mengalami trenpenurunan ekspor dalam 4 tahunterakhir, yaitu kacang tanah, kentang,jahe, jambu mete, vanili, dan telurtetas)

Agar ditinjau kembali pemilihankomoditas ekspor

2. Penurunan volume impor untukproduk pertanian nasional (%)

Beberapa komoditas mengalami trenpeningkatan impor dalam 4 tahunterakhir yaitu kacang hijau, bawangputih, mentega, daging lembu, danjeroan lembu

Agar ditinjau kembali pemilihankomoditas impor

3. Rasio komoditas ekspor pertanianyang ditolak negara tujuan terhadaptotal komoditas ekspor pertanian

Penentuan Target terlalu tinggi

Agar perhitungan targetmenyesuaikan dengan baselinecapaian atahun-tahunsebelumnya

4 Terpenuhinya kebutuhanpangan strategis nasional

Rata-rata peningkatan produksipangan strategis nasional (%)

Produksi tanaman pangan,hortikultura, dan perkebunan belumada penetapan angka sementara padaakhir tahun berjalan sehingga yangdigunakan dalam Laporan Kinerjaadalah angka Prognosa.

Agar Ditjen terkait membuatmekanisme penetapan angkaproduksi yang secara legaldisahkan oleh Dirjen.

Page 26: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id

Lanjutan level 0Lanjutan level 0

No Sasaran Strategi (SS)2015-2019 IKU Tahun 2015-2019 Permasalahan Usulan Perbaikan SS/ IKU

2020-2024

5 Stabilnya harga komoditaspertanian strategis

1. Koefisien variasi harga komoditaspertanian strategis nasional

di dalam pedoman/ ManualPengukuran IKU belum ditetapkanyang diukur adalah harga di tingkatprodusen atau konsumen

Agar melengkapi PedomanManual IKU

6Tersedianya infrastrukturpertanian yang sesuaikebutuhan

Rasio ketersediaan Alat dan MesinPertanian (Alsintan) berdasarkankebutuhan (pra dan pasca panen)

- Pemahaman data kebutuhan alsintanberbeda-beda antar Eselon I, sehinggatarget yang ditetapkan juga berbeda.- Kementan belum memiliki datakebutuhan dan ketersediaan alsintanyang fix. Seringkali berbeda-beda

Agar data terkait alsintandikeluarkan oleh wali data(Pusdatin)

7

Terkendalinya penyebaranOPT dan DPI padatanaman serta penyakitpada hewan.

Rasio serangan OPT dan DPIterhadap luas tanam

Narasi perlu diperbaiki agar lebihmemperlihatkan kinerja Kementandalam perlindungan serangan OPT danDPI

Rasio serangan OPT dan DPIyang dapat dikendalikan

Page 27: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id

CONTOH EVALUASI IKU BADAN LITBANG PERTANIAN (LEVEL 1)CONTOH EVALUASI IKU BADAN LITBANG PERTANIAN (LEVEL 1)

No IKU Tahun 2015-2019 Permasalahan usulan perbaikan IKU KeteranganLevel 1

1 Sasaran

Dimanfaatkannnya Inovasi TeknologiPertanian

Produk (hasil) Balitbangtan terdiri atasberwujud seperti formula, teknologibudidaya, rekomendasi kebijakan, danberwujud seperti prototife alsintan, danpeta

Dimanfaatkannya hasillitbang pertanian Narasi perlu didiskusikan

2 IKSP 01Rasio hasil penelitian yangdimanfaatkan (akumulasi 5 tahunterakhir) terhadap hasil penelitian yangdihasilkan (5 tahun terakhir) --> IKU KaBadan

perubahan pada manual IKU

3 IKSP 02

Indeks Indeks Kepuasan Masyarakat(IKM) atas layanan publik Balitbangtan --> IKU Ka Badan

Indikator Kinerja dan target yangterkait dengan kebijakan pihakeksternal

Perlu regulasi yang mengatur indikatorkinerja diluar kendali pemilik Indikatorkinerja

4 IKSP 03Nilai pemeringkatan informasi publikBadan Penelitian dan PengembanganPertanian dihilangkan

5 IKSP 04

Nilai AKIP Balitbangtan, --> IKU KaBadan diadopsi langsung oleh Sesba

Indikator Kinerja dan target yangterkait dengan kebijakan pihakeksternal

Perlu regulasi yang mengatur indikatorkinerja diluar kendali pemilik Indikatorkinerja

6 IKSP 05

Nilai Kinerja berdasarkan PMK 249/2011--> IKU Ka Badan diadopsi langsungoleh Sesba didelegasikan ke Kabgren-->kasubag evalap

Indikator Kinerja dan target yangterkait dengan kebijakan pihakeksternal, karena PMK nilai kinerjasudah berubah menjadi PMK 214 tahun2017

Perlu regulasi yang mengatur indikatorkinerja diluar kendali pemilik Indikatorkinerja yang tidak perlu menyebabkanrevisi permentan tentang IKU, misalnya diPermentan tentang IKU terdapat pasalyang mengatur hal ini

Page 28: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id4

NO IKU TAHUN 2018/2019 PERMASALAHAN USULAN PERUBAHAN IKU 2020 - 2024

1 Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Pertanian Tetap

2Rasio jumlah temuan BPK yang material terkait pengelolaan keuanganKementerian Pertanian yang terjadi berulang di satuan kerja (Satker)yang sama terhadap total temuan BPK pada tahun sebelumnya

1 belum semua hasil rekomendasi pemeriksaanternilai, karena masih ada pemeriksaan BPKP

Rasio jumlah temuan pemeriksaan yang materialterkait pengelolaan keuangan Kementerian Pertanianyang terjadi berulang di satuan kerja (Satker) yangsama terhadap total temuan pemeriksaan pada tahunsebelumnya

3

Rasio jumlah temuan Inspektorat Jenderal yang material terkaitpengelolaan keuangan Kementerian Pertanian yang terjadi berulang diSatuan Kerja (Satker) yang sama terhadap total temuan InspektoratJenderal pada tahun sebelumnya

2 Substansi temuan BPK dan Itjen sama

3

langkah-langkah dan rencana aksi perbaikan antaratemuan BPK dengan temuan itjen sama sehinggapembiayaan kegiatan tidak membedakan temuanpemeriksaan yg mana

4 unit kerja penanggungjawab kegiatan tindaklanjutantara temuan BPK dengan Itjen sama

4

Rasio jumlah temuan BPK yang material terkait pengelolaan BMNKementerian Pertanian yang terjadi berulang di Satuan Kerja (Satker)yang sama terhadap total temuan BPK pada tahun sebelumnya 1 belum semua hasil rekomendasi pemeriksaan

ternilai, karena masih ada pemeriksaan BPKP

Rasio jumlah temuan BPK yang material terkaitpengelolaan pemeriksaan Kementerian Pertanian yangterjadi berulang di Satuan Kerja (Satker) yang samaterhadap total temuan pemereiksaan pada tahunsebelumnya

5

Rasio jumlah temuan Inspektorat Jenderal yang material terkaitpengelolaan BMN Kementerian Pertanian yang terjadi berulang diSatuan Kerja (Satker) yang sama terhadap total temuan InspektoratJenderal pada tahun sebelumnya

2 Substansi temuan BPK dan Itjen sama

3

langkah-langkah dan rencana aksi perbaikan antaratemuan BPK dengan temuan itjen sama sehinggapembiayaan kegiatan tidak membedakan temuanpemeriksaan yg mana

4 unit kerja penanggungjawab kegiatan tindaklanjutantara temuan BPK dengan Itjen sama

6Tingkat kepuasan unit eselon I terhadap layanan Biro Keuangan danPerlengkapan tetap

CONTOH EVALUASI IKU BIRO KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN (LEVEL 2)CONTOH EVALUASI IKU BIRO KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN (LEVEL 2)

Page 29: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id

LANGKAH-LANGKAH EVALUASI IKU

1. Melakukan identifikasi IKU level 0 dan 1 yang masih belumtepat (baik dari sisi nomenklatur, ketersediaan data, metodepengukuran/manual IKU, dll)

2. Mereviu kembali cascading masing-masing IKU (khususnyauntuk IKU yang masih belum tepat)

3. Merumuskan perbaikan IKU

Page 30: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id

CATATAN

1. Usulan Perbaikan IKU tidak diakomodir untuk IKU tahun 2019 melainkan untukperbaikan IKU dan Renstra tahun 2020-2024

2. Dalam menentukan usulan perbaikan IKU suatu unit kerja, harus diperhatikankeselarasan (cascading) antara IKU atasan dengan bawahan. Perubahan IKUsuatu unit kerja akan berdampak pada kinerja atasan/bawahan.

3. Selain IKU, penentuan target juga harus memperhatikan baseline capaian tahun-tahun sebelumnya agar target yang ditetapkan lebih logis.

4. Manual IKU/pedoman pengukuran IKU harus dievaluasi kembali, pada beberapakasus, definisi dan cara pengukuran IKU berbeda-beda antar eselon I (terhadapIKU yang sejenis) .

5. Pelaksanaan evaluasi IKU level 0 dan level I agar ditindaklanjuti dengan evaluasidi level II hingga IV.

Page 31: LAPORAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (I KU) …

Sekretariat JenderalKementerian Pertanian www.setjen.pertanian.go.id 18