17
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung Disusun oleh : Ogi Nurhari 21081077

laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan praktikum Farmakognosi "Myristicae Fragrans" / biji Pala / Myristicae Semen oleh Ogi Nurhari

Citation preview

Page 1: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Disusun oleh :

Ogi Nurhari21081077

Page 2: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Myristica Fragrans

Pala (Myristica fragrans Houtt,)

I. KLASIFIKASI

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Magnoliales

Famili : Myristicaceae

Genus : Myristica

Spesies : Myristica fragrans Houtt

Indonesia : PahaIo / Paala / PaIa bibinek

English : Nutmeg / Mace

Latin : Myristica fragrans (MaIuku) / M. argantea (Pala Irian) / M. Fatua (Pala

Ielaki) / M. Moschata

NAMA SIMPLISIA : Myristicae Arillus, Macis; Kembang Pala (selubung biji buah)

Myristicae Semen; Biji Pala. Myristicae fructus Cortex; Kulit buah Pala.

II. KANDUNGAN KIMIA

Biji pala mengandung minyak menguap (miristin, pinen, kamfen, dipenten,

safrol, eugenol, iso eugenol dan alcohol), gliserida (asam miristinat, asam oleat,

borneol dan giraniol), protein,lemak, pati dan gula, vitamin A, B1 dan C. Minyak tetap

mengandung trimyristin.

Biji pala dikenal sebagai Myristicae Semen yang mengandung biji Myristica

Fragrans dengan lapisan kapur, setelah fulinya disingkirkan. Bijinya mengandung

minyak terbang, dan memiliki wangi dan rasa aromatis yang agak pahit. Sebanyak 8

- 17% minyak terbang yang ditawarkan merupakan bahan yang terpenting pada fuli.

2

Page 3: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Myristica Fragrans

III. KHASIAT DAN KEGUNAAN

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS : Menetralkan.

KHASIAT : Stomakik, karminatif, dan stimulan.

Biji : Karminatif, spasmolitik, dan antiemetik.

PENELITIAN Sudjiman Djojosengodjo S. Bagian Farmakologi, FKH UGM.,

Telah melakukan penelitian efek sedatif infus biji Pala pada mencit. Dari hasil

penelitian tersebut, ternyata pemberian secara oral

menghasilkan simpulan berikut:

a. Infus biji Pala 10% efek sedatif lebih tinggi daripada infus biji Pala 5%.

b. Efek infus biji Pala 10% lebih kurang 1/10 efek klorpromazina 0,05%.

Sukapti, Harjoso Hardjopranoto, Rahardjo, dkk., 1978. Universitas Airlangga.

Telah melakukan penelitian pengaruh ekstrak Pala terhadap efek relaksasi otot

polos usus halus kelinci terpisah. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak Pala

mempunyai efek relaksasi terhadap otot polos usus halus.

Umi Sapta Rini dan Nurfina Aznam, 1980. Fakultas Farmasi, UGM.

Pembimbing: dr. R.H. Yodono dan Drs. Sarjoko, Apt. Telah melakukan penelitian

efek sedatif seduhan biji Pala pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata

ada perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah diberi seduhan biji Pala

pada konsentrasi 60% dan 80%.

BAGIAN YANG DIGUNAKAN

Selubung biji buah, biji, dan kulit buah.

KEGUNAAN

Pala digunakan untuk mengobati lambung, mengatasi susah tidur, memperlancar

pengeluaran gas dari saluran pencernaan, mengobati sariawan mulut dan sebagai

simultan

3

Page 4: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Myristica Fragrans

Biji :

Disentri.

Maag.

Menceret.

Menghentikan muntah.

Mual.

Mulas.

Perut kembung.

Sulit tidur pada anak-anak.

Rematik (obat luar-sabun pala).

Suara parau (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN

Maag

Ramuan : Biji Pala (serbuk) 1 gram, Buah Pisang Batu (serbuk) 6 gram,

Air 100 ml

Cara pernbuatan : diseduh.

Cara pemakaian : Diminum 1 kali sekali 100 ml.

Lama pengobatan : Diulang selama 30 hari.

Menghentikan Muntah dan Mulas

Ramuan : Biji Pala (serbuk) 1 sendok teh Garam sedikit Air secukupnya

Cara pembuatan : Diseduh.

Cara pemakaian : Diminum bersama ampasnya.

Suara Parau (Serak)

Ramuan : Biji Pala (serbuk) 2 butir, Rimpang Jahe (dikukur) 3 rimpang,

Bunga Kuncup Cengkih (serbuk) 7 biji, Air 50 ml

Cara pembuatan :Diseduh.

Cara pernakaian : Diborehkan pada leher; bila perlu, ditambah minyak kayu putih

sedikit.

4

Page 5: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Myristica Fragrans

Lama pengobatan:

Diperbarui setiap 3 jam.

Buah pala dicampur dengan air jeruk, klembak, cengkeh, lada, jinten ireng, mesoyi,

ganti dan daun muda gebang memperoleh/memberikan warna merah untuk daerah

Jawa Tengah.

Peringatan

Tidak dianjurkan penggunaan dengan takaran berlebihan.

IV. TEORI

Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tanaman asli Indonesia

yang berasal dari Kepulauan Maluku. Kemasyhuran pala sebagai tanaman rempah

sudah dikenal sejak abad ke 16. Dalam perdagangan internasional, pala Indonesia

dikenal dengan nama ”Banda nutmeg”. Sampai saat ini Indonesia merupakan

produsen pala terbesar di dunia. Sebagai acuan untuk meningkatkan produktivitas

dan mutu pala tersebut, secara bersambung akan disajikan pedoman teknis

budidaya pala.

Berasal dari Maluku (MisaInya Ambon), kini ditanam di negara-negara tropis,

dan di kepulauan Antillia. Dikenal di India dibawa oleh bangsa Hindu yang teIah

menetap di Jawa dan di kepuIauan bagian timur. Dari India sampai Irian dan Eropa,

biji PaIa dan fulinya digunakan sebagai bumbu dan obat. Tanaman ini biasa

ditanamdi kebun dan tempat lain pada ketinggian sekitar 1000 m dari permukaan

laut.PaIa merupakan tumbuhan obat-obatan yang seringkaIi disebut di Farmakope,

Ramuan obat-obatan Nasional atau ditulis sebagai resep resmi, serta dipergunakan

sekurang-kurangnya di 23 negara.

Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal

dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah,

buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa

Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius "Si Tua". Semenjak

zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius

5

Page 6: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Myristica Fragrans

dan Karibia (Pulau Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang

diperdagangkan.

Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan

pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti

lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak

atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji

akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji

berwarna coklat.

Pala dipanen biji, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam

perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut

mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis). Daging buah pala

dinamakan myristicae fructus cortex. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun

setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah

25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan

tahun.

Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya.

Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji

akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan.

Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.

Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai

penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar

(seperti eggnog). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.

Uraian Tanaman :

Tumbuhan berbatang sedang ini memiliki tinggi sekitar 18 m. Daunnya

berbentuk bulat-telur atau lonjong-panjang dimana kaki dan ujungnya tajam. Bagian

belakang daun berwarna biru-hijau, sedang bagian atas daun berwarna hijau-tua,

berukuran 15 x 7 cm dan berbau wangi aromatis. Bunganya berwarna kuning;

sebagian besar adalah bunga jantan dan sebagian lagi bunga betina. Bunga

tersebut berkumpul sebagai malai yang bercagak kecil dan tidak berbulu. Bunga

jantan berbentuk buyung, besarnya antara 7-9 mm, dengan tiang benang-sari

sedangkan bunga betina agak lebih besar dan tidak mempunyai tiang benang sari.

6

Page 7: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Myristica Fragrans

Tanaman pala berbuah bundar, dengan kerut menurut panjangnya buah dan

terbagi dalam dua belah. Biji paIa yang diperdagangkan berwarna merah, tertutup

oleh mantel berdaging berupa daun (fuli atau arillus, dengan corak merah tua halus);

daging buah keras, berwarna keputih-putihan, mengandung getah putih, dan

rasanya kelat, enak dimakan dengan gula atau sirop.

Morfologi tanaman pala secara umum adalah sebagai berikut:

1. Batang

Bentuk pohon pala berpenampilan indah, tinggi 10-20 m, menjulang tinggi ke

atas dan ke pinggir, mahkota pohonnya meruncing, berbentuk piramidal (kerucut),

lonjong (silindris) dan bulat dengan percabangan relatif teratur. Berdasarkan

informasi dari para petani pala di Maluku, penentuan pohon pala jantan dan betina

secara dini (bibit) dapat diduga dari sudut percabangan. Percabangan mendatar

diduga pohon betina dan sudut percabangannya meruncing diduga pohon jantan.

2. Daun

Daunnya berwarna hijau mengkilap dan gelap, panjang 5-4 cm dengan lebar 3-

7 cm, panjang tangkai daun 0,4-1,5 cm. Penentuan jenis kelamin secara dini dapat

diduga dari bentuk helaian daun. Bentuk helaian daun lebih terkulai merupakan ciri

pala betina. Sedangkan bentuk helaian daun yang relatif lebih kecil dengan letak

daun lebih tegak, menunjukan pala jantan.

3. Bunga

Cara pembungaan pada pala unisexual-

dioecious, walaupun terdapat juga yang

polygamous/ hermaphrodite. Pala merupakan

tanaman berumah dua (dioecous) dimana

bunga jantan dan bunga betina terdapat pada

individu/pohon yang berbeda.

7

Page 8: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Myristica Fragrans

Salah satu masalah dalam pengembangan pala adalah penentuan jenis pohon

kelamin jantan dan betina harus menunggu sampai tanaman berbunga (lebih kurang

5 tahun). Dari 100 biji atau pohon pala rata-rata terdapat 55 pohon betina, 40 pohon

jantan dan 5 pohon yang hermaphrodite.

Pohon jantan dicirikan oleh habitus yang lebih kecil dari betina, cabang lebih

tegak, daun lebih kecil dan menghasilkan banyak bunga jantan dalam bentuk

rangkaian yang membawa 3 sampai 15 bunga per kuntum sedangkan bunga betina

sekitar 1 sampai 3 per kuntum.

Bunga keluar dari ujung cabang dan ranting. Bunga betina mempunyai kelopak

dan mahkota meskipun perkembangannya tidak sempurna. Warna bunga kuning,

dengan diameter ± 2,5 mm serta panjangnya ± 3 mm.

Mahkota bunga betina bersatu mulai dari bagian pangkal dan pada bagian atas

terbuka menjadi 2 bagian yang sistematis. Kelopak kecil dan menutup sebagian kecil

dari bagian bawah mahkota. Di dalam mahkota terdapat pistil yang bersatu dengan

bakal bunga. Kepala putik terbelah pada bagian ujungnya.

Di dalam bakal buah terdapat bakal kulit biji dan bakal biji. Bentuk bunga jantan

agak berbeda dengan bunga betina walaupun warna bunganya juga kuning, dengan

diameter 1,5 mm dan panjang ± 3 mm. Mahkota dari bunga jantan bersatu dari

pangkal pada 5/8 bagian dan kemudian terbagi menjadi 3 bagian. Kelopak

berkembang tidak sempurna, bentuknya seperti cincin yang melingkar pada bagian

pangkal mahkota.

Benang sari berbentuk silindris merupakan tangkai bersatu, panjangnya ± 2

mm. Sari melekat pada tangkai tersebut membentuk baris-baris yang jumlahnya 8

buah dan berpasangan. Antara baris dibatasi oleh jalur kecil ± 1/10 mm lebarnya.

8

Page 9: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Myristica Fragrans

4. Buah/Biji

Buah dan biji pala

Buahnya bulat sampai lonjong, berwarna

hijau kekuning-kuningan, apabila masak akan

berbelah dua, diameter 3-9 cm. Daging buahnya/

pericarp tebal dan rasanya asam. Biji berbentuk

bulat sampai lonjong, panjangnya 1,5-4,5 cm

dengan lebar 1-2,5 cm. Warnanya coklat dan

mengkilap pada bagian luarnya. Kernel bijinya

berwarna keputih-putihan. Fulinya merah gelap dan ada pula yang putih kekuning-

kuningan dan membungkus biji menyerupai jala.

Petani pala di Maluku biasanya menentukan pala jantan atau betina dari

bentuk bijinya. Biji yang memiliki permukaan ujung membukit diduga jantan dan biji

yang bagian ujungnya rata diduga betina.

Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman

penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan,

minuman dan kosmetik.

1. Kulit batang dan daun : Batang/kayu pohon pala yang disebut dengan “kino”

hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Kulit batang dan daun tanaman pala

menghasilkan minyak atsiri

2. Fuli : Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti

anyaman pala, disebut “bunga pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak

dijual didalam negeri.

3. Biji pala : Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai

rempah-rempah. Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit

dan rasa nyeri yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam

lambung dan usus. Biji pala sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu,

obat muntah-muntah dan lain-lainya.

9

Page 10: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Myristica Fragrans

4. Daging buah pala : Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh

masyarakat jika telah diproses menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala,

manisan pala, marmelade, selai pala, kKristal daging buah pala.

Famili Myristicaceae hanya memiliki satu genus dengan ± 200 species yang tersebar

di daerah tropis. Terdapat 8 jenis pala yang ditemukan di Maluku yaitu:

1. Myristica succedawa BL., di Ternate disebut pala Patani,

2. M. speciosa Warb, disebut pala Bacan atau pala Hutan,

3. M schefferi Warb, disebut pala Onin atau Gosoriwonin,

4. M. fragrans Houtt, merupakan pala asli Indonesia atau nutmeg tree yang

berasal dari pulau Banda dan disebut pala Banda,

5. M. fatua Houtt disebut pala Hutan (Ambon),

6. M. argantea Warb disebut pala Irian atau pala Papua,

7. M. tingens BL. dikenal dengan nama pala Tertia,

8. M. sylvetris Houtt dikenal dengan nama pala Burung atau pala Mendaya

(Bacan) atau pala Anan (Ternate).

10

Page 11: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Myristica Fragrans

SYARAT TUMBUH

1. Iklim

1. Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang

tinggi dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun.

2. Suhu udara lingkungan 20-30 derajat C sedangkan, curah hujan terbagi

secara teratur sepanjang tahun. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang

tahan terhadap musim kering selama beberapa bulan.

2. Media Tanam

1. Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok

pada tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman

pala tumbuh baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan

kandungan bahan organis yang tinggi.

2. Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5.

Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus

memiliki saluran drainase yang baik.

3. Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar tanah

tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu

dibuat teras-teras melintang lereng.

3. Ketinggian Tempat

Tanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 m

dpl. Sedangkan pada ketinggian di atas 700 m, produksitivitas tanaman akan

rendah.

11

Page 12: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Myristica Fragrans

Gambar bentuk mikroskopis biji Pala

(Myristicae fragrans.)

Gambar Mikroskopis :

12

Page 13: laporan farmakognosi "Myristicae Semen"

Myristica Fragrans

DAFTAR PUSTAKA

1. http://community.um.ac.id/showthread.php?65477-Pala-%28Myristica-

fragrans-Houtt-%29

2. http://jamu-sehat.blogspot.com/2009/06/pala-myristica-fragrans-h.html

3. http://www.asiamaya.com/jamu/isi/pala_myristicafragrans.htm

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Pala

5. http://en.wikipedia.org/wiki/Nutmeg

6. http://blog.ub.ac.id/wtomo/2010/03/12/p-a-l-a-myristica-fragan-haitt/

7. http://toiusd.multiply.com/journal/item/99/Myristica_fragrans068114092

8. http://minyakatsiriindonesia.wordpress.com/budidaya-pala/diratpahgar/pala-

merekah/

13