23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Te ori Beberapa fungsi penting tubuh yang terlibat dalam proses makan antara lai n pen gun yah an, ger aka n lidah, per asa, pen ela nan, dan sal ivasi. Berkut ini ada lah beb erapa sara f kra nil ais dan fungsi ny a yang ber per an dal am proses  pengunyahan, pergerakan lidah , perasa dan penelanan dan salivasi adalah nervus trigeminus, fasialis, glosopharyngeal, vagus dan hypoglossal. Selain bagian tubuh yang berperan langsung pada proses makan, secara fisiologis beberapa organ juga ikut berperan dalam menimbulkan keinginan dan sele ra mak an ya itu: pen gli hat an, pen den gar an, pen ciuman , dan ket erl iba tan susunan saraf pusat. Fungsi-fungsi diatur mengikuti kerja N. ranialis, yaitu: Tabel Syaraf Kranialis dan Fungsinya !

Laporan Fisio 1 Stoma 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 1/23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Beberapa fungsi penting tubuh yang terlibat dalam proses makan antara

lain pengunyahan, gerakan lidah, perasa, penelanan, dan salivasi. Berkut ini

adalah beberapa saraf kranilais dan fungsinya yang berperan dalam proses

 pengunyahan, pergerakan lidah , perasa dan penelanan dan salivasi adalah nervus

trigeminus, fasialis, glosopharyngeal, vagus dan hypoglossal.

Selain bagian tubuh yang berperan langsung pada proses makan, secara

fisiologis beberapa organ juga ikut berperan dalam menimbulkan keinginan dan

selera makan yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, dan keterlibatan

susunan saraf pusat. Fungsi-fungsi diatur mengikuti kerja N. ranialis, yaitu:

Tabel Syaraf Kranialis dan Fungsinya

!

Page 2: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 2/23

No. NerusN. !

Ke"Fungsi

!. N. "rigeminus # : $!% &engatur proses mengunyah dan

menggigit

$'% &engatur pergerakan rahang ke

lateral

'. N. Fasialis #(( : $!% &engukur reseptor rasa pada ')*

anterior lidah

$'% &enginervasi kelenjar saliva

*. N. +lossopharyngeal ( : $!% &engatur sekresi saliva

$'% &engatur proses penelanan

$*% &engatur sensasi pada faring

tonsil, palatum mole, bagian !)*

 posterior lidah

$% &engatur reseptor rasa pada !)*

 bagian posterior lidah

$% &engendalikan reflek muntah

. N. #agus : &engatur proses penelanan

. N. /ypoglossal ( : &engatur gerakan lidah

A. #as$i%asi a$au Pengunya&an

Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yangmempunyai komponen terdiri dari gigi-geligi, sendi temporomandibula, otot

kunyah, dan sistem saraf. 0tot digerakkan oleh impuls syaraf karena ada tekanan

yang timbul dari gigi ba1ah yang berkontak dengan gigi atas sehingga mandibula

dapat melaksanakan aktivitas fungsional dari sistem mastikasi. eharmonisan

antara komponen-komponen ini sangat penting dipelihara kesehatan dan kapasitas

fungsionalnya $0keson, !2234 5arran6a, '77'%.

 8alam pelaksanaan sistem mastikasi, banyak otot ikut terlibat. 8engan

demikian dalam mengevaluasi baik buruknya fungsi sistem mastikasi interaksi

otot-otot itu tidak dapat diabaikan, dan evaluasi harus dilakukan dengan melihat

kaitannya dengan pergeseran kontak oklusi gigi-geligi. 0klusi akan berjalan

normal dan kedudukan mandibula akan stabil apabila tiap komponen yang terlibat

dapat menjalankan aktifitasnya secara normal, dan antara semua komponen

terdapat interaksi yang serasi, dan seimbang. 9pabila ada perubahan-perubahan

kecil dalam hubungan kontak oklusi yang menghambat dicapainya oklusi normal

'

Page 3: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 3/23

dapat memicu timbulnya gangguan sendi temporomandibula. +angguan

fungsional terjadi akibat adanya penyimpangan dalam aktifitas salah satu

komponen yang terlibat dalam pelaksanaan fungsi sistem mastikasi yakni kelainan

 posisi dan atau fungsi gigi-geligi atau otot-otot mastikasi $amfjord, !23*4

&ardjono, '77!%.

8i dalam mulut, makanan mengalami peoses mastikasi untuk 

mempermudah mencerna makanan dan merangsang sekresi saliva. ;roses

mengunyah disebabkan oleh refleks mengunyah yang berlangsung terus menerus

sebagaimana dijelaskan sebagai berikut.

$!% ;ada saat makanan akan masuk ke dalam mulut akan merangsang refleks

inhibisi otot-otot pengunyahan, yang menstimulasi membukanya rongga mulut

karena rahang ba1ah turun.

$'% ;enurunan ini segera menginisiasi refleks regang otot-otot rahang yang

menyebabkan kontraksi otot di sekitar rongga mulut. /al ini secara otomatis

mengangkat rahang ba1ah sehingga terjadi penutupan rongga mulut dan

oklusi gigi-gigi.

$*% 0klusi gigi mengakibatkan terdorongnya bolus yang berada di atas permukaan

oklusal gigi bergerak ke arah pipi.

$% 8orongan makanan ini akan menimbulkan penghambatan kontraksi otot-otot

rahang sehingga mulut kembali terbuka.

$% ;ada saat mulut terbuka, lidah dan pipi akan berfungsi mengangkat kembali

makanan ke atas permukaan gigi-gigi dan mencampur makanan dengan en6im

 pencernaan di rongga mulut. ondisi ini akan terus menerus terjadi sehingga

terjadi pemecahan ukuran partikel makanan menjadi lebih kecil dan siap untuk 

ditelan. ecepatan pencernaan makanan sangat tergantung pada luas

 permukaan total yang dapat menghasilkan getah lambung. ;enghancuran

makanan menjadi parikel-partikel halus berfungsi mncegah ekskorias)lukanya

saluran pencernaan. 8alam hal ini, pergerakan lidah diatur oleh saraf kranialis

ke-!', /ypoglossus.

B. Penelanan

Per%e'bangan Proses Penelanan

&enurut kamus deglutasi atau deglutition diterjemahkan sebagai proses

memasukkan makanan kedalam tubuh melalui mulut <the process of taking food

into the body through the mouth=. ;roses menelan merupakan suatu proses yang

*

Page 4: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 4/23

kompleks, yang memerlukan setiap organ yang berperan harus bekerja secara

 berkesinambungan.

;ada proses menelan terjadi pemindahan bolus makanan dari rongga mulut

ke dalam lambung. Secara klinis terjadinya gangguan pada deglutasi

disebut disfagia yaitu terjadi kegagalan memindahkan bolus makanan dari rongga

mulut sampai ke lambung. ;roses penelanan terdiri dari tiga fase, yaitu:

$!% Fase #olunter 

&akanan ditelan secara sadar.&akanan ditekan atau didorong ke

 bagian belakang mulut oleh tekanan lidah yang bergerak ke atas dan

kebelakang terhadap palatum sehingga lidah memaksa bolus makanan masuk 

ke dalam orofaring. ;roses menelan pada fase ini seluruhnya atau hamper seluruhnya terjadi secara otomatis dan biasanya tidak dapat dihentikan.

$'% Fase Faringeal

Setelah makanan didorong ke belakang mulut, ia merangsang daerah

reseptor menelan yang semuanya terletak di sekitar orofaring, khususnya

tonsil. Selanjutnya, impuls berjalan ke batang otak untuk memulai serangkaian

kontraksi otot faring dengan jalan sebagai berikut.

a. ;alatum molle didorong ke atas menutup nares posterior, untuk mencegah

refluks makanan ke rongga hidung.

 b. 9rkus palato-faringeus pada tiap sisi faring tertarik ke tengah untuk saling

mendekati hingga membentuk celah sagittal sebagai jalan masuk makanan

ke posterior-faring.

c. ;ita suara larings menjadi berdekatan dan epiglottis terdorong ke belakang

ke atas pintu superior larings. edua efek ini mencegah masuknya

makanan ke dalam trakea.

d. Seluruh laring ditarik ke ba1ah dan ke depan oleh otot-otot yang melekat

 pada os hyoideus. ;ergerakan ini meregangkan pintu esophagus.

e. Selanjutnya, bagian atas esophagus $sfingter esophagus atas% berelaksasi

sehingga memungkinkan makanan berjalan dari posterior faring ke dalam

esophagus bagian atas. ;ada saat menelan sfingter tetap berkontraksi

secara tonik dengan kuat untuk mencegah udara masuk ke dalam

esophagus saat bernapas.

f. ;ada saat laring terangkat dan sfingter esophagus atas relaksasi, m.

konstriktor faringis superior berkontraksi sehingga menimbulkan

gelombang peristaltik cepat yang berjalan ke ba1ah mele1ati otot-otot

Page 5: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 5/23

faring dan masuk ke esophagus serta mendorong makanan masuk ke

esophagus bagian ba1ah. &ekanisme menelan pada stadium faringeal ini

 berlangsung selama !-' detik.

(mpuls saraf pada fase faringeal dihantarkan dari daerah-daerah tersebut

melalui bagian sensoris N. "rigeminus dan N. +losofaringeus menuju ke formasio

retikularis medulla oblongata dan bagian ba1ah pons sebagai pusat penelanan,

yang erat hubungannya dengan traktus solitaries sebagai penerima impuls sensoris

dari mulut. Selanjutnya, impuls motoris dari pusat menelan ke faring dan bagian

atas esophagus dihantarkan melalui saraf kranial ke #, (, dan (( serta

 beberapa nervous servicalis superior.

$*% Fase >sofagus

Fungsi utama esophagus yaitu menghantarkan makanan dari faring ke

lambung.Sfingter bagian ba1ah esophagus berelaksasi setelah melakukan

gelombang peristaltic dan memungkinkan makanan terdorong ke dalam

lambung.Sfingter kemudian berkontraksi untuk mencegah regurgitasi $refluks% isi

lambung ke dalam esophagus. +elombang peristaltic esophagus hamper 

seluruhnya dikontrol oleh refleks vagus yang merupakan sebagian dari

keseluruhan mekanisme menelan. +elombang ini berjalan dari faring ke lambung

kira-kira dalam 1aktu -!7 detik.efleks ini dihantarkan melalui serat aferen

vagus dari esophagus ke medulla oblongata dan kembali lagi ke esophagus

melalui serat eferen vagus.

Page 6: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 6/23

+ambar : * fase pada proses penelanaa. $9% fase volunteer. $B% fase faringeal. $5%

fase esophagus.

!. (efle% #un$a& ) gangging refleks)

&untah adalah pengeluaran isi lambung dengan kekuatan secara

aktif akibat adanya kontraksi abdomen, pilorus, elevasi kardia, disertai

relaksasi sfingter esofagus bagian ba1ah dan dilatasi esofagus. &untah

merupakan respon somatik refleks yang terkoordinir secara sempurna

oleh karena bermacam-macam rangsangan, melibatkan aktifitas otot

 pernapasan, otot abdomen dan otot diafragma.

!% Nausea $mual%

&erupakan sensasi psikis akibat rangsangan pada organ viseral,

labirinth dan emosi. "idak selalu berlanjut dengan retching danekspulsi. eadaan ini ditandai dengan keinginan untuk muntah yang

dirasakan di tenggorokan atau perut, seringkali disertai dengan gejala

hipersalivasi, pucat, berkeringat, takikardia dan anoreksia.

Selama periode nausea, terjadi penurunan tonus kurvatura

mayor, korpus dan fundus. 9ntrum dan duodenum berkontraksi

 berulang-ulang, sedangkan bulbus duodeni relaksasi sehingga terjadi

refluks cairan duodenum ke dalam lambung. ;ada fase nausea ini

?

Page 7: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 7/23

 belum terjadi peristaltik aktif. &untah yang disebabkan oleh

 peningkatan tekanan intrakranial dan obstruksi saluran gastrointestinal

tidak didahului oleh fase nausea.

'% etching

etching dapat terjadi tanpa diikuti muntah. ;ada fase retching,

terjadi kekejangan dan terhentinya pernafasan yang berulang-ulang,

sementara glotis tertutup. 0tot pernapasan dan diafragma berkontraksi

menyebabkan tekanan intratorakal menjadi negatif. ;ada 1aktu yang

 bersamaan terjadi kontraksi otot abdomen dan lambung, fundus

dilatasi sedangkan antrum dan pilorus berkontraksi. Sfingter esofagus

 ba1ah membuka, tetapi sfingter esofagus atas masih menutup

menyebabkan chyme masuk ke dalam esofagus. ;ada akhir fase

retching terjadi relaksasi otot dinding perut dan lambung sehingga

chyme yang tadinya sudah masuk ke dalam esofagus kembali ke

lambung. Fase ini dapat berlangsung beberapa siklus.

*% >kspulsi

9pabila retching mencapai puncaknya dan didukung oleh

kontraksi otot abdomen dan diafragma, akan berlanjut menjadi

muntah, jika tekanan tersebut dapat mengatasi mekanisme anti refluks

dari @>S $lo1er esophageal sphincter%. ;ada fase ekspulsi ini pilorus

dan antrum berkontraksi sedangkan fundus dan esofagus relaksasi serta

mulut terbuka. ;ada fase ini juga terjadi perubahan tekanan

intratorakal dan intraabdominal serta kontraksi dari diafragma.

;ada episode ekspulsi tunggal terjadi tekanan negatif 

intratorakal dan tekanan positif intraabdominal, dan dalam 1aktu bersamaan terjadi kontraksi yang cepat dari diafragma yang menekan

fundus sehingga terjadi refluks isi lambung ke dalam esofagus. Bila

ekspulsi sudah terjadi, tekanan intratorakal kembali positif dan

diafragma kembali ke posisi normal.

@etak trigger area pada setiap individu dilaporkan tidak sama)sangat

spesifik. ;ada beberapa orang Trigger zone dapat ditemukan di bagian lateral

A

Page 8: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 8/23

lidah, posterior palatum, dinding posterior faring, dan lain-lain. (mpuls

rangsangan saraf ini akan diteruskan ke otak melalui N. +losso-faringeus, dan

motoriknya akan diba1a kembali oleh N. #agus. Selain tempat tersebut, (gagging 

refleks) dapat juga disebabkan karena hidung tersumbat, gangguan saluran

 pencernaan, perokok berat, gigi tiruan, variasi anatomi dari palatum molle,

 perubahan posisi tubuh yang sangat cepat atau pengalaman masa lalu yang tidak 

menyenangkan.

&ekanisme refleks muntah dapat diuraikan sebagai berikut :

$!% ;ada tahap a1al dari iritasi gastro-intestinal atau distensi yang berlebihan,

akan terjadi gerakan anti peristaltis $beberapa menit sebelum muntah%.

$'% 9nti peristaltis dapat dimulai dari ileum dan bergerak naik menuju duodenum

dan lambung dengan kecepatan '-* cm)detik dalam 1aktu *- menit.$*% emudian pada bagian saat traktus gastro intestinal, terutama duodenum,

menjadi sangat meregang, peregangan ini yang menjadi faktor pencetus yang

menimbulkan tindakan muntah.

$% ;ada saat muntah, kontraksi instrinsik kuat terjadi pada duodenum maupun

 pada lambung, bersama dengan relaksasi sebagian dari sfingter esophagus

 bagian ba1ah, sehingga mambuat muntahan bergerak ke esophagus.

Selanjutanya kontraksi otot-otot abdomen akan mendorong muntahan keluar.

$% 8istensi berlebihan atau adanya iritasi duodenum menyebabkan suatu

rangsangan khususnya kuat untuk muntah, baik oleh saraf aferen vagal

maupun oleh saraf simpatis ke pusat muntah bilateral di medulla $terletak 

dekat traktus solitaries%. eaksi motoris ini otomatis akan menimbulkan efek 

muntah. (mpuls-impuls motorik yang menyebabkan muntah ditransmisikan

dari pusat muntah melalui saraf kranialis #, #((, (, , dan (( ke traktus

gastro intestinal bagian atas dan melalui saraf spinal ke diafragma dan otot

abdomen.$?% emudian datang kontraksi yang kuat di ba1ah diafragma dengan rangsangan

kontraksi semua dinding otot abdomen. eadaan ini memeras perut diantara

diafragma dan otot-otot abdomen, membentuk suatu tekana intragrastik 

sampai ke batas yang lebih tinggi. 9khirnya, sfingter esophagus bagian ba1ah

 berelaksasi secara lengkap, membuat isi lambung ke atas melalui esophagus.

$A% etika reaksi muntah terjadi, timbul beberapa reflesk yang terjadi di ronggal

mulut yaitu $!% bernafas dalam, $'% naiknya tulang lidah dan faring untuk 

mengangkat sfingter esophagus bagian atas hingga terbuka, $*% penutupan

3

Page 9: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 9/23

glottis, $% pengangkatan palatum molle untuk menutup nares posterior 

$daerah yang paling sensitive di dalam rongga mulut berbagai rangsangan%

5ara mencegah refleks gagging yaitu dengan diberikannya es balok 

$berkumur dengan air es berulang kali%, karena es balok $air es% memiliki suhu

rendah sehingga dapat menghambat kerja saraf untuk menyampaikan rangsang

menuju pusat muntah.Sehingga sensitivitas pasien dapat berkurang. Selain itu,

 beberapa cara dapat digunalkan unutk menekan efek gagging refleks antara lain

relaksasi, mengalihkan perhatian, metode desensitisasi, terapi psikologis dan

 perilaku, anetsei lokal, sedasi, general anestesi, terapi obat-obatan, hipnotik, dan

akupuntur.

D. Koordinasi *era%an Lida&

@idah merupakan organ yang berfungsi sebagai reseptor kimia yang

 berada di dalam mulut sehingga kita bisa menikmati rasa sebuah makanan dan

minuman. eseptor yang ada pada lidah mampu menerima rangsangan kimia yang

 berupa larutan sehingga disebut sebagai kemoreseptor .

@idah memiliki beberapa fungsi lainnya diantaranya membantu mengatur 

letak makanan saat kita mengunyah, membantu dalam berbicara da membantu

saat menelan makanan.

9da dua otot yang berperan aktif pada gerakan lidah yakni otot intrinsik 

dan otot ekstrinsik. 0tot intrinsik berfungsi mengatur gerakan-gerakan halus lidahsedangkan otot ekstrinsik berfungsi mengaitkan lidah pada bagian sekitarnya serta

membantu lidah dalam melakukan beberapa gerakan kasar seperti menekan gigi,

menekan rongga mulut bagian atas dan mendorong lidah masuk ke faring.

2

Page 10: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 10/23

BAB II

HASIL PE(!+BAAN

II.1. Da$a Penga'a$an

1. Pengunya&an

a. Ke%ua$an *igi$ #a%si'al

enis kelamin

orang coba+igi

edalaman gigit

anan $cm% iri $cm%

@aki-laki

(nsisiv pertama 7, 7,

aninus 7,3 7,?

&olar pertama 7, 7,A

;erempuan

(nsisiv pertama 7,* 7,*

aninus 7, 7,&olar pertama 7,* 7,*

b. Efisiensi Kunya&

;erhitungan efisiensi kunyah

 pengunyahan '7 kali

!7

Page 11: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 11/23

;engunyahan ! kali

;engunyahan !7 kali

enis kelamin

 orang coba

>fisiensi unyah

'7 kali ! kali !7 kali

@aki-laki 37 C !7 C ((.!C

,. Kelela&an -ada +$o$ a/a&

enis kelamin orang coba Daktu kunyah $a1al kunyah E lelah%

@aki-laki Daktu '?:7A menit

!!

 N

ɳ 

$N G S% E S & nasi '7 gr 

$!?G!'% E !'

!?

$N : & nasi% H !77C

$!?:'7% H !77C

37 C

 N

ɳ 

$N G S% E S & nasi '7 gr 

$'!G!'% E !'

'!

$N : & nasi% H !77C

$'!:'7% H !77C

!7 C

 N

ɳ 

$N G S% E S & nasi '7 gr 

$'7G!'% E !'

'7

$N : & nasi% H !77C

$'7:'7 % H !77C

!77 C

Page 12: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 12/23

umlah kunyah !A? kunyahan

ecepatan kunyah G !H)detik 

d. *era%an Lida& -ada saa$ #engunya&

enis kelamin

orang coba;osisi lidah Bentuk 

Ikuran

$normal)tidak%Darna "ekstur  

@aki-laki

elaksasi;anjang

&elebar  Normal

&erah

mudaasar

9nterior ;anjang

Sempit Normal

&erah

mudaasar 

@ateral ;anjangSempit

 Normal &erahmuda

asar

;osterior ;endek 

&elebar  Normal

&erah

mudaasar

&engunyah;endek 

&elebar  Normal

&erah

mudaasar 

II.0 Pe'eri%saan Proses #enelan

a. Pe'eri%saan Pal-asi -asa saa$ #enelan

enis kelamin

orang coba;ola gerakan

;erempuan +erakan ketika menelan normal dan tidak ada hambatan

b. Pengaru& Pening%a$an Se%resi Salia $er&ada- Penelanan

;erlakuan espon orang coba

8engan pemijatan ;roses ;enelanan mudah dan cepat

"anpa pemijatan ;roses ;enelanan tidak semudah ketika dengan pemijatan

emudahan menelan: ketika dilakukan pemijatan ,sekresi kelenjar parotis lebih

 banyak sehingga proses menenlan lebih lebih mudah

,. Pengaru& enis #a%anan $er&ada- Penelanan

enis kelamin

orang coba

emudahan menelan dan respon orang coba

! : ! ! : ' ! : *

;erempuan "idak bias ditelan Susah ditelan Bisa ditelan

!'

Page 13: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 13/23

II.3(efle%s #un$a& )Gagging Refleks)

a. Pengaru& Sen$u&an $er&ada- (efle%s #un$a&

enis kelamin

orang coba

@okasiespon orang coba $refleks

muntah%

;erempuan

Ijung lidah J  

8orsal lidah J  

@ateral kiri J  

@ateral kanan J  

9nterior J  

;osterior G

;osterior palatum G

Ivula G

"onsil G

Faring atas $jika bisa% J  Kang paling sensitif adalah: Ivula

enis kelamin

orang coba@okasi

espon orang coba $refleks

muntah%

@aki-laki

Ijung lidah J  

8orsal lidah G

@ateral kiri J  

@ateral kanan J  

9nterior J  

;osterior G;osterior palatum G

Ivula J  

"onsil G

Faring atas $jika bisa% J  

Kang paling sensitif adalah: "onsil

b. Pengaru& Su&u dan Sen$u&an $er&ada- (efle%s #un$a&

enis kelamin

orang coba@okasi

espon orang coba $refleks muntah%

9ir es 9ir panas

;erempuan Ijung lidah J J  

8orsal lidah J J  

@ateral kiri J J  

@ateral kanan J J  

9nterior J J  

;osterior J G

;osterior palatum J G

Ivula G G

"onsil G G

!*

Page 14: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 14/23

Faring atas $jika bisa% J J  

Kang paling sensitif

adalah:Ivula Ivula

,. Pengaru& (asa Pa&i$ $er&ada- (efle%s #un$a&

enis kelamin orang coba 8aerah yang ditetes espon orang coba

;erempuan Ivula dan posterior lidah ;ahita tapi tidak muntah

@aki Elaki "onsil ;ahita tapi tidak muntah

a2aban dari Per'asala&an

1. A-a ada -erbedaan lebar -er'u%aan rongga 'ulu$ an$ara la%i"la%i

dan -ere'-uan3 elas%an 'enga-a3

a1aban :

(ya ,terdapat perbedaan pada rongga mulut laki laki dan perempuan.

;erbedaan ini terdiri dari perbedaan lengkung rahang ,dimna bentuk tulang

rahang laki-laki lebih besar dari pada perempuan.

0. A-a ada -erbedaan %e%ua$an gigi 'a%si'al la%i"la%i dan

-ere'-uan3 elasan 'enga-a3

a1aban :

9da ,namun sangat tipis. Berdassarkan percobaan yang telah dilakukan

kekuatan laki-laki dan perempuan hamper sama, namun pada laki-laki

sedikit lebih kuat. /al ini terjadi karena otot pengunyahan pada laki-laki

lebih kuat dari perempun

4. #enga-a 'a%anan ada yang 'un$a& di$elan dan ada yang su%ar3

elas%an 'enga-a3a1aban :

arena otot- otot pengunyahan ,gigi dan organ E organ yang terlibat dalam

 proses pengunyahan hingga penelanan menyesuaikan kerjanya dengan

stuktur makanan Emakanan yang dimakan terdapat perbedaan pada bentuk 

maupun kandungan air di dalam makanan tersebut. &akanan yang

teksturnya ) bentuknya kasar mengandung sedikit kandungan air maka

akan sukar di telan ,sedangkan makanna yang bentuk ) teksturnya halus

mengandung banyak air maka akan mudah di telan

!

Page 15: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 15/23

5. #enga-a -a&i$ 'erangsang refle% 'un$a&3

a1aban :

arena rasa pahit merupakan salah satu perangsang rasa muntah dimana di

dalam rongga mulut rasa pahit akan merangsang impuls saraf sensorik 

yang diteruskan ke otak melalui N.+lossofaringeus ,setelah mencapai otak 

rangsangan motoriknya akan diba1a kembali ke N. #agus untuk memberi

refleH muntah. /al ini yang memberi refleH muntah pada seseorang yang

merasakan rasa pahit di dalam rongga mulut

BAB III

PE#BAHASAN

1. Pengunya&an

a. Ke%ua$an *igi$ #a%si'al

;ada pecobaan ini faktor yang membatasi daya gigit tidak begitu

 jelas, namun refleks protektif mungkin saja dihasilkan oleh reseptor pada

 jaringan periodontal dan mengahalangi kontraksi dari otot-otot

 pengunyahan ketika beban menjadi sangat tinggi, jaringan periodontal

akan mendistribusikan tekanan lebih luas, sehingga menyebabkan

mechanoreseptor pada jaringan periodontal beraksi.

ekuatan gigit maksimal adalah kekuatan gigi untuk menggigit

secara maksimal. 8imana biasanya laki-laki dapat menahan beban sedikitlebih besar daripada perempuan, kecuali pada gigi anterior kekuatan untuk 

menahan beban sama pada laki-laki dan perempuan. ekuatan gigit

maksimal diukur antara gigi molar pertama dan sedikit demi sedikit

 berkurang untuk gigi sebelahnya, semakin ke proksimal, kekuatan gigit

semakin berkurang pada gigi insisiv. Sumber lain menyatakan bah1a

 premolar dan insisiv memiliki kekuatan gigit !)* dari kekuatan gigit yang

dihasilkan oleh gigi molar.

!

Page 16: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 16/23

8ari hasil percobaan yang telah dilakukan pada orang coba

 berjenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki hasil yang berbeda.

/al ini sesuai dengan teori bah1a kekuatan gigit maksimal antara laki-laki

dengan perempuan lebih besar laki-laki.

b. Efisiensi Kunya&

;ada percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bah1a orang

coba yang berjenis kelamin ;erempuan memiliki efisiensi kunyah sebesar 

37C pada pengunyahan '7 kali, !7C pada pengunyahan !, dan !77C

 pada pengunyahan !7 kali.

Berdasar teori bah1a kekuatan gigit maksimal laki-laki lebih tinggi

daripada perempuan, tetapi antara keduanya terbukti mempunyai efisiensikunyah yang sama. ika kekuatan gigit meningkat maka jumlah kunyahan

menurun, demikian sebaliknya jika kekuatan gigit menurun maka jumlah

kunyah meningkat. ika jumlah kunyahan meningkat maka lama

 penelanan menurun, demikian sebaliknya jika jumlah kunyah menurun

maka lama penelanan meningkat./al ini disebabkan karena sifat manusia

yang memiliki kemampuan beradaptasi yang besar dengan

mengkompensir kekurangan dan kelebihan fungsi kunyahnya.

,. Kelela&an -ada +$o$ a/a&

umlah pergerakan mastikasi bergantung pada jenis makanan,

contohnya pada pengunyahan telur dan daging. umlahnya pergerakan

yang dihasilkan akan lebih banyak pada orang yang menguyah daging

dibandingkan dengan orang yang menguyah telur. 8an permen karet

merupakan suatu jenis makanan yang memiliki tekstur kenyal sehingga

membutuhkan pergerakan mastikasi yang banyak.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui

 bah1a orang coba yang berjenis kelamin perempuan merasakan otot

mulutnya benar-benar letih $terasa kaku% pada saat pengunyahan permen

karet sebanyak !?A kali kunyahan yang ditempuh dalam 1aktu '?:7A

menit dan dengan kecepatan kunyah G!H)detik.

Berdasarkan teori bah1a pergerakan pengunyahan tidak 

dipengaruhi oleh jumlah gigi geligi natural yang masih ada."elah

dibuktikan bah1a seseorang dengan jumlah gigi geligi natural yang lebih

!?

Page 17: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 17/23

sedikit dan tentu saja kontak oklusal yang lebih sedikit, memiliki

 perbedaan jumlah pergerakan pengunyahan yang tidak terlalu signifikan

 jika dibandingkan dengan seseorang yang memiliki gigi geligi yang masih

lengkap.

d. *era%an Lida& -ada Saa$ #engunya&

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dengan orang coba berjenis

kelamin ;erempuan. 8idapatkan hasil bah1asannya subjek digolongkan

dalam kategori normal. 8ikarenakan dari pengamatan yang dilakukan

dengan menganalisi bentuk, 1arna, ukuran, dan tekstur didapatkan

gerakan yang normal.

@idah dikatakan normal apabila pada gerakan ke samping secararefleks lidah tidak akan menyentuh gigi, melainkan mele1ati permukaan

gigi dan menyentuh mukosa mulut. 9pabila gerakan lidah ke lateral

menyentuh gusi, inilh indikasi ketidaknormalan. Berdasarkan percobaan

yang dilakukan gerakan lateral subjek tidak menyentuh gusi.Sedangkan

1arna merah dan tekstur yang licin yang diamati pada lidah arah leteral,

disebabkan oleh sedikitnya papila-papila lidah bagian lateral,akibatnya

tekstur yang ditampilkan halus serta mengkilau dikarenakan pelumasan

saliva yang nampak pada lidah lateral. Intuk lidah posterior dikatakan

abnormal bila lidah tampak menebal dan menggelendong ketika dilakukan

retraksi ke arah posterior yang sangat kuat.8imana dalam keadaan normal

 penarikan lidah ke posterior hanya melibatakan !)* anterior dari lidah.

Intuk 1arna merah dan tekstur yang halus ditemukan pada lidah

dengan retraksi ke arah posterior, alasanya mirip sekali dengan lidah yang

dilihat dalam keadaan bergerak lateral.;ada saat pengunyahan, gerakan

lidah bergerak ke segala arah, sehingga 1arna dan tekstur disesuaikan

 beberapa pergantian posisi lidah ketika dilakukan pengunyahan.eadaan

tremor yang diamati pada lidah subjek yang menjalar dapat disebabkan

faktor fisiologis, kelealahan otot, atau pengamatan operator yang

terbatas.;ada dasarnya tremor masih dikatakan dalam faktor fisiologis

masih dikatakan normal.;ada percobaan ini tremor yang diketahui

terhadap praktikum dikarenakan kelelahan otot. elelahan otot juga

!A

Page 18: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 18/23

memberikan andil dalam memposisikan mulut dan sekresi saliva sebagai

 proses fisiologisnya.

"remor yang terjadi dapat diukur dengan electrimyography $&+%

yang nantinya dengan melihat frekuensi getaran mampu mendiagnosis

 jenis tremor, sebagai contoh *-!7/6 tremor terkait pada posisi, dimana

 biasanya ditemukan tremor dengan frekuensi -A /6 yang digolongkan

dalam keadaan normal, dimana pada percobaan yang dilakukan ditemukan

 pada pergerakan lidah ke arah anterior.Bintik-bintik putih yang ditemukan

 pada permukaan lidah merupakan papila lingulis, namun apabila kondisi

abnormal 1arna bintik-bintik putih ini semakin banyak.

0. Pe'eri%saan Proses #enelana. Pe'eri%saan Pal-asi -asa saa$ #enelan

;ada percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bah1a orang

coba yang berjenis kelamin perempuan memiliki pola gerakan saat

melakukan penelanan yaitu bolus masuk lalu terjadi tekanan pada laring

hingga terdorong ke depan disertai dengan prominensia thyroid yang

terangkat sehingga bolus dapat le1at dan akhirnya prominensia thyroid

kembali ke posisi semula. ;ergerakan tersebut berjalan normal yaitu tanpa

adanya hambatan.Sehingga dapat dikatakan bah1a orang coba memiliki

gerakan pola penelanan yang normal.

b. Pengaru& Pening%a$an Se%resi Salia $er&ada- Penelanan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui

 bah1a orang coba yang berjenis kelamin perempuan merasakan bah1a

 pengunyahan yang disertai dengan pemijatan lebih memudahkan

 penelanan karena makanan lebih halus dan berair.Sedangkan pengunyahan

yang tanpa disertai dengan pemijatan orang coba tetap dapat menelan

tanpa hambatan.

Berdasarkan literature pengunyahan yang disertai pemijatan justru

lebih mudah atau lebih nyaman karena dengan pemijatan dapat

mengurangi spasme otot yang terjadi akibat digunakan untuk 

mengunyah.Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan telah sesuai

dengan literature yang ada./al ini dapat disebabkan saat operator 

melakukan pemijatan pada orang coba pemijatannya sudah benar,

!3

Page 19: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 19/23

sehingga tidak menimbulkan rasa mengganggu pada orang coba. Selain itu

ketika dilakukan pemijatan juga dapat membantu dalam proses

mengunyah karena di daerah pemijatan terdapat kelenjar saliva dimana

 jika dilakukan pemijatan pada daerah tersebut maka akan merangsang

sekresi dari kelenjar saliva sehingga dapat membantu proses pengunyahan.

,. Pengaru& enis #a%anan $er&ada- Penelanan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui

 bah1a orang coba yang berjenis kelamin perempuan memiliki kemampuan

yang cukup baik untuk penelanan dalam berbagai jenis makanan, nasi

dalam berbagai perbandingan kadar air yang digunakan untuk 

memasaknya.

0rang coba dengan percobaan nasi dengan perbandingan air yang

digunakan yaitu !:! memiliki pengunyahan yang paling susah, yaitu

dengan jumalah kunyah yang dibutuhkan lebih banyak dan proses menelan

lebih susah. @alu pada percobaan nasi dengan perbandingan air yang

digunakan yaitu !:' memiliki pengunyahan yang mudah dibandingkan

dengan percobaan sebelumnya, yaitu dengan jumlah kunyah berkurang

dan proses menelan lebih mudah dari sebelumnya. 8an pada percobaan

nasi dengan perbandingan air yang digunakan yaitu !:* memiliki

 pengunyahan yang paling mudah diantara ketiga percobaan yang

dilakukan, yaitu dengan jumlah kunyah yang paling sedikit dan proses

menelan yang paling mudah.

/al ini disebabkan karena tekstur dari makanan sangat

mempengaruhi dari tingkat kemudahan maupun tingkat kesuliatan dari

 pengunyahan makanan itu sendiri. 8imana makin lembut tekstur suatu

makanan akan makin mudah suatu makanan untuk dikunyah, sebaliknya

makin kasar tekstur suatu makanan maka akan makin sulit suatu makanan

untuk diikunyah.

4. Per,obaan (efl%es #un$a& )Gagging Refleks6

a. Pengaru& Sen$u&an $er&ada- (efle%s #un$a&

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui

 bah1a orang coba yang berjenis kelamin @aki-laki memiliki gangging

refleks dengan spesifikasi sebagai berikut, pada bagian ujung lidah ketika

dilakukan percobaan, orang coba tidak merasakan gagging refleks hanya

!2

Page 20: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 20/23

terasa bah1a ada suatu sentuhan. ;ada bagian dorsal lidah orang coba

merasakan adanya refleH muntah . ;ada bagian lidah lateral kiri orang

coba merasakan orang coba tidak merasakan adanya refleks muntah. ;ada

 bagian lidah lateral kanan orang coba tidak merasakan adanya refleks

muntah. ;ada bagian lidah anterior orang coba tidak merasakan adanya

refleks muntah.

;ada bagian lidah posterior orang coba merasakan adanya refleks

muntah yang kuat.;ada palatum bagian posterior orang coba merasakan

merasakan adanya refleks muntah.;ada bagian uvula orang coba

merasakan adanya refleks muntah.;ada bagian tonsil orang coba

merasakan adanya refleks muntah. 8ari data tersebut dapat diketahui bah1a bagian di dalam rongga mulut yang paling sensitive terhadap

gagging refleks yaitu pada bagian posterior lidah

/ali ini dikarenakan pada bagian posterior lidah merupakan daerah

rangsang muntah atau "rigger Lone $5"L%. Bila pada 5"L ini terdapat

adanya rangsang maka akan dapat menyebabkan gagging refleks,

khususnya pada bagian posterior rongga mulut.

b. Pengaru& Su&u dan Sen$u&an $er&ada- (efle%s #un$a&

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui

 bah1a orang coba yang berjenis kelamin @aki-laki memiliki gangging

refleks dengan spesifikasi sebagai berikut, pada bagian ujung lidah ketika

dilakukan percobaan, orang coba tidak merasakan gagging refleks hanya

terasa bah1a ada suatu sentuhan. ;ada bagian dorsal lidah orang coba

tidak merasakan gagging refleks hanya terasa bah1a ada suatu sentuhan

tetapi saat dengan suhu hangat orang coba merasakn refleH muntah. ;ada

 bagian lidah lateral kiri orang coba merasakan orang coba tidak merasakan

adanya refleks muntah. ;ada bagian lidah lateral kanan orang coba tidak 

merasakan adanya refleks muntah. ;ada bagian lidah anterior orang coba

tidak merasakan adanya refleks muntah.;ada bagian uvula orang coba

merasakan adanya refleks muntah. ;ada bagian tonsil orang coba

merasakan adanya refleks muntah. 8ari data tersebut dapat diketahui

 bah1a bagian di dalam rongga mulut yang paling sensitive terhadap

gagging refleks yaitu pada bagian posterior lidah dan uvula.

'7

Page 21: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 21/23

;ada bagian lidah posterior dengan air es orang coba tidak 

merasakan adanya refleks muntah sedangkan dengan air panas orang coba

merasakan merasakan adanya refleks muntah yang kuat. ;ada palatum

 bagian posterior dengan air es orang coba merasakan merasakan adanya

refleks muntah yang kuat sedangkan dengan air panas orang coba

merasakan merasakan adanya refleks muntah yang sangat kuat. Bahkan

dari keseluruhan refleks muntah yang ditimbulkan di beberapa bagian,

 pada bagian uvula dan posterior palatum dengan menggunakan air 

 panaslah yang paling kuat refleks muntahnya pada orang coba.

/ali ini dikarenakan pada bagian posterior palatum merupakan

daerah rangsang muntah atau "rigger Lone $5"L%. Bila pada 5"L initerdapat adanya rangsang maka akan dapat menyebabkan gagging refleks,

khususnya pada bagian posterior rongga mulut. uga disebabkan oleh

adanya pengaruh suhu, yaitu suhu panas yang juga dapat memicu

terjadinga gagging refleks.

,. Pengaru& (asa Pa&i$ $er&ada- (efle%s #un$a&

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bah1a

orang coba yang berjenis kelamin perempuan pada saat ditetesi obat $rasa

 pahit% merasakan mual $gagging refleks%, bulu kuduk berdiri, dan mata

 berair.;enetesan ini dilakukan pada bagian yang paling sensitive yakni

 bagian posterior dari lidah.

/al ini dikarenakan rasa pahit adalah rasa yang kuat dan dapat

merangsang refleks muntah karena pahit dapat dirasakan pada bagian

 posterior lidah dimana daerah tersebut merupakan daerah rangsang muntahatau "rigger Lone $5"L%. Bila pada 5"L ini terdapat adanya rangsang

maka akan dapat menyebabkan gagging refleks, khususnya pada bagian

 posterior rongga mulut.

KESI#PULAN

'!

Page 22: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 22/23

Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan

yang mempunyai komponen terdiri dari gigi-geligi, sendi

temporomandibula, otot kunyah, dan sistem saraf. 0tot digerakkan oleh

impuls syaraf karena ada tekanan yang timbul dari gigi ba1ah yang

 berkontak dengan gigi atas sehingga mandibula dapat melaksanakan

aktivitas fungsional dari sistem mastikasi. eharmonisan antara

komponen-komponen ini sangat penting dipelihara kesehatan dan

kapasitas fungsionalnya.

ekuatan gigit maksimal antara laki-laki dengan perempuan lebih

 besar laki-laki. kekuatan gigit maksimal laki-laki lebih tinggi daripada

 perempuan, tetapi antara keduanya terbukti mempunyai efisiensi kunyah

yang sama. ika kekuatan gigit meningkat maka jumlah kunyahan

menurun, demikian sebaliknya jika kekuatan gigit menurun maka jumlah

kunyah meningkat. ika jumlah kunyahan meningkat maka lama

 penelanan menurun, demikian sebaliknya jika jumlah kunyah menurun

maka lama penelanan meningkat./al ini disebabkan karena sifat manusia

yang memiliki kemampuan beradaptasi yang besar dengan

mengkompensir kekurangan dan kelebihan fungsi kunyahnya.

;ada saat dilakukan pemijatan juga dapat membantu dalam proses

mengunyah karena di daerah pemijatan terdapat kelenjar saliva dimana

 jika dilakukan pemijatan pada daerah tersebut maka akan merangsang

sekresi dari kelenjar saliva sehingga dapat membantu proses pengunyahan.

"ekstur dari makanan sangat mempengaruhi dari tingkat

kemudahan maupun tingkat kesuliatan dari pengunyahan makanan itu

sendiri. 8imana makin lembut tekstur suatu makanan akan makin mudah

suatu makanan untuk dikunyah, sebaliknya makin kasar tekstur suatu

makanan maka akan makin sulit suatu makanan untuk diikunyah.

&untah adalah pengeluaran isi lambung dengan kekuatan secara

aktif akibat adanya kontraksi abdomen, pilorus, elevasi kardia, disertai

relaksasi sfingter esofagus bagian ba1ah dan dilatasi esofagus. &untah

merupakan respon somatik refleks yang terkoordinir secara sempurna

''

Page 23: Laporan Fisio 1 Stoma 2

7/25/2019 Laporan Fisio 1 Stoma 2

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fisio-1-stoma-2 23/23

oleh karena bermacam-macam rangsangan, melibatkan aktifitas otot

 pernapasan, otot abdomen dan otot diafragma.

;ada bagian posterior palatum merupakan daerah rangsang muntah

atau "rigger Lone $5"L%. Bila pada 5"L ini terdapat adanya rangsang

maka akan dapat menyebabkan gagging refleks, khususnya pada bagian

 posterior rongga mulut. uga disebabkan oleh adanya pengaruh suhu, yaitu

suhu panas yang juga dapat memicu terjadinga gagging refleks.

'*