Upload
lodi-hesaka
View
422
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gjhgjhg
Citation preview
Daftar IsiBAB I
PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................3
BAB II METODE PRAKTIKUM...................................................................4
2.1 Tinjauan Pustaka...............................................................................4
2.1.1 Membran Plasma........................................................................4
2.1.2 Transpor Pasif dan Aktif (Diah Aryulina, 2007)...........................9
2.1.3 Difusi Sederhana.........................................................................9
2.1.4 Dialisis.......................................................................................11
2.1.5 Difusi Terfasilitasi (Facilitated Diffusion)....................................12
2.1.6 Osmosis....................................................................................13
2.1.7 Filtrasi........................................................................................14
2.1.8 MWCO.......................................................................................15
2.2 Alat dan Bahan................................................................................15
2.3 Cara Kerja.......................................................................................15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................16
3.1 Difusi Sederhana.............................................................................16
3.2 Dialisis.............................................................................................17
3.3 Difusi Terfasilitasi.............................................................................17
3.4 Osmosis...........................................................................................18
3.5 Filtrasi..............................................................................................23
3.6 Transpor Aktif..................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................27
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPada dasarnya setiap sel yang memiliki membran dapat melakukan traspor
membran baik didalam maupun dilua sel. Setiap sel di dalam tubuh di kelilingi oleh
sebuah membran plasma yang memisahkan cel dari ruang cairan. Fungsi utama
membran plasma adalah mengatur pemilihan pertukaran oleh molekul antara sel
dan ruang cairan, sel dapat membawa zat yang diperlukan pada saat penghalauan
yang tidak diperlukan. Zat –zat yang diperlukan ialah termasuk gas-gas, seperti
oksigen dan karbon dioksida, ion-ion, dan molekul-molekul yang lebih kompleks
seperti glukosa, asam amino, asam lemak, dan vitamin-vitamin.
Molekul-molekul bergerak melewati membran plasma baik pasif maupun
aktif. Pada transport aktif, molekul melewati membran plasma dengan pengeluaran
energi sel (ATP). Dalam transpor pasif, molekul melewati mebran plasma tanpa
pengeluaran energi. Contoh dari transpor pasif ialah difusi sederhana, osmosis, dan
filtrasi terfasilitasi. Difusi sederhana adalah gerakan spontan dari molekul di lipid
bilayer pada membran dari daerah yang konsentrasi tinggi ke daerah yang
konsentrasinya rendah. Osmosis adalah difusi air melintasi memran
semipermeabel. Difusi terfasilitasi adalah pergerakan molekul melintasi membran
selektif semipermeabel dengan bantuan protein transpor khusus tertanam dalam
membran.
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga
merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat
yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis
lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul
dapat melalui membran sel.1
Semua bahan yang berpindah antara sebuah sel dan cairan ekstralsel
disekitarnya harus mampu menembus membran plasma. Jika suatu bahan dapat
menembus, maka membran dikatakan permeabel terhadap bahan tersebut,
sebaliknya jika bahan tersebut tidak dapat lewat maka membran bersifat
impermeabel terhadapnya. Membran plasma bersifat permeabel selektif yaitu
memungkinkan sebagian partikel lewat sementara mencegah yang lain.2
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi
melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by
chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi antara cairan interstisial dan cairan intraselular dapat terjadi melalui
beberapa mekanisme: (1)secara langsung melewati lapisan lemak bilayer pada
membran sel, (2) melewati protein chanel dalam membran, (3) melalui ikatan
dengan protein carier yang reversible yang dapat melewati membran (difusi yang
difasilitasi). Molekul-molekul yang larut seperti oksigen, CO2, air, dan lemak akan
menembus membran sel secara langsung.3
1.2 TujuanAdapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme yang terjadi dalam transpor sel
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya transport sel.
3. Untuk mengetahui permeabilitas diferensial, difusi (difusi sederhana,
memfasilitasi difusi, dan osmosis), larutan isotonik, hipotonik, dan hipertonik,
proses pasif dan aktif transportasi, massal-fase endositosis, fagositosis, dan
pompa zat terlarut.
4. Untuk mengetahui gambaran proses pergerakan zat melalui membran plasma
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Membran PlasmaMembran sel atau membran plasma adalah batas kehidupan, batas yang
memisahkan sel hidup dari sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yang luar biasa ini
tebalnya kira-kira hanya 8nm (dibutuhkan lebih dari 8000 membran plasma untuk
menyamai tebal kertas halaman ini) membran plasma mengontrol lalulintas ke
dalam dan keluar sel yang dikelilinginya. Seperti semua membran biologis,
membran plasma memiliki permeabilitas selektif; yakni, membran ini
memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya dengan lebih mudah
daripada substansi yang lainnya. Salah satu episode paling awal dalam evolusi
kehidupan mungkin berpa pembentukan membran yang membatasi suatu larutan
yang mempunyai komposisi yang berbeda dari larutan sekelilingnya, tetapi masih
bisa melakukan penyerapan nutrient dan pembuangan produk limbahnya
kemampuan sel untuk membedakan pertukaran kimiawainya ini dengan
lingkungannya merupakan hal yang mendasar bagi kehidupan, dan membran
plasma inilah yang membuat keselektifan ini bisa terjadi.1
2.1.2 Transpor Pasif dan Aktif Seperti yang telah dihabas sebelumnya, fungsi membran sel sebagai tempat
keluar dan masuknya ion, molekul, serta senyawa dari atau ke dalam sel. Substansi
yang melalui membran plasma dapat ditranspor sacara pasif atau aktif.4
Transpor pasif merupakan transpor ion, molekul, dan senyawa yang tidak
memerlukan energi untuk melewati membran plsama. Transpor pasif mencakup
osmosis, difusi. Difusi dibedakan menkadi difusi sederhana dan difusi terfasilitasi.4
Tarnspor aktif memerlukan energi untuk membawa molekul dari satu sisi
membran ke membran lainnya. Transpor aktif juga memerluka protein membran
yang berperan sebagai pembawa atau “kendaraan” untuk melewati membran.
Transpor aktif terjadi dengan cara membawa molekul melawan gradien konsentrasi.
Artinya, transpor molekul terjadi dari konsentrasi lebih rendah ke konsentrasi lebih
tinggi. Transpor aktif dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu pompa ion, kontranspor, dan
endositosis.4
2.1.3 Difusi SederhanaDifusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan
terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak
ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada
cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari
cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi
molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer)
molekul yang diam dari solid atau fluida. Ada beberapa faktor yang memengaruhi
kecepatan difusi, yaitu1-3:
Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu
akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan
difusi.
Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan
difusinya.
Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat
kecepatan difusinya.
Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak
dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya
2.1.4 DialisisDialisis adalah perpindahan dari molekul-molekul solute ke membran yang
bersebrangan oleh difusi dari solusi yang pekat ke solusi yang cair. Keadaan ini
digunakan untuk membuang solute dari campuran cairan di industry biomedis,
bioteknologi maupun industry kimia. Pasar komersial terbesar adalah untuk
membran hemodialisis. Membran ini digunakan untuk pengolahan ginjal artifisal
yang dapat digunakan untuk menggantikan fungsi ginjal manusia .5
Dialisis bekerja berdasarkan prinsip difusi solute dan ultrafiltrasi dari cairan
melewati membran yang bersifat semi-permeable. Difusi adalah properti dari zat air,
zat-zat di air cenderung berpindah dari daerah yang mempunyai konsentrasi tinggi
ke daerah yang mempunyai konsentrasi rendah. Darah mengalir dari salah satu
bidang membran yang bersifat semi-permeable dan dialisat, cairan khusus dialisis,
dialirkan ke bagian yang berlawanan. Membran semi-permeable adalah lapisan
tipis material yang mengandung lubang dengan berbagai ukuran, atau pori-pori.
Solute yang lebih kecil dan cairan dapat melewati membran, sedangkan zat yang
lebih besar tidak dapat masuk ke dalamnya (contohnya, sel darah merah, protein
berukuran besar). Keadaan ini mereplikasi proses filtrasi yang bertempat di ginjal,
ketika darah masuk ke dalam ginjal dan zat yang lebih besar akan dipisahkan dari
zat yang lebih kecil di glomerulus .6
Dua tipe utama dalam dialisis adalah hemodialisis dan peritoneal dialisis,
membuang sisa dan kelebihan air dari dalam darah di cara yang berbeda.7
Hemodialisis memungkinkan koreksi lebih cepat bagi hiperkalemia dan asidosis
serta pembuangan senyawa toksik dibandingkan dialisis peritoneum. Dialisi
peritoneum jangka singkat (1 sampai 3 hari) dicapai dengan penempatan kateter
perkutis yang menggunakan jenis kateter dan teknik yang lazim digunakan dalam
bilas peritoneum diagnostik untuk trauma abdomen. Ia tidak layak digunakan pada
pasien dengan beberapa parut abdomen (karena kemungkinan secara tak sengaja
mencederai usus yang mungkin melekat ke dinding abdomen) atau pada pasien
yang memerlukan terapi jangka lama. 7
2.1.5 Difusi Terfasilitasi (Facilitated Diffusion)Difusi terfasilitasi adalah proses di mana protein pembawa (carrier)
memindahkan zat sesuai arah gradien kimia atau listrik, tidak diperlukan masukan
energi. Protein pembawa (carrier) mengikat ion dan molekul lain lalu mengubah
konfigurasinya, menggerakkan molekul terikat dari satu sisi membran sel ke sisi
lain. Molekul bergerak dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah dengan
konsentrasi rendah (sesuai dengan penurunan gradien kimia) dan kation bergerak
ke daerah bermuatan negatif sedangkan anion bergerak ke daerah yang bermuatan
positif (menurun sesuai gradien listrik). 1
Contoh yang khas adalah transpor glukosa oleh transporter glukosa, yang
membawa glukosa sesuai gradien konsentrasi dari cairan ekstraselular ke
sitoplasma sel. Konsentrasi glukosa dalam darah lebih tinggi daripada di jaringan.
Melalui makan dan dengan simpanan energi di tubuh, darah selalu mendapat
pasokan glukosa. Secara bersama, sel-sel memetabolisme glukosa hampir sama
cepatnya ketika glukosa masuk ke sel dari darah. Akibatnya, selalu terdapat
gradien yang menyebabkan difusi netto glukosa ke dalam sel. Namun, glukosa
tidak dapat menembus sendiri membran. Karena polar maka glukosa tidak larut
lemak dan molekul ini terlalu besar untuk melewati saluran. Tanpa molekul
pembawa glukosa untuk mempermudah transpor glukosa menerobos membran, sel
akan kekurangan glukosa, yaitu sumber utama bahan bakarnya. 2
Tempat pengikatan yang ada di molekul pembawa pada difusi terfasilitasi
mengikat molekul penumpangnya ketika terpajan ke sisi manapun dari kedua sisi
membran. Terikatnya penumpang memicu molekul pembawa mengubah
konformasinya dan menurunkan penumpang ke sisi membran yang berlawanan.
Karena kemungkinan penumpang berikatan dengan pembawa lebih besar di sisi
yang konsentrasi penumpangnya tinggi daripada di sisi yang rendah, maka
perpindahan netto selalu berlangsung mengikuti penurunan gradien konsentrasi
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Sesuai karakteristik transpor dengan
bantuan, laju difusi terfasilitasi dibatasi oleh saturasi tempat pengikatan di molekul
pembawa, tidak seperti laju difusi sederhana, yang selalu berbanding lurus dengan
gradien konsentrasi .2
2.1.6 OsmosisOsmosis merupakan proses berdifusinya netto air mengikuti penurunan
gradien konsentrasinya. Air dapat menembus membran plasma dengan mudah
karena adanya gaya dari molekul dalam air akibat dari gradien konsentrasi.
Osmosis sangat dipengaruhi oleh membran yang dilalui tersebut, jika membran
tersebut bersifat permeabel terhadap zat terlarut serta air, maka zat terlarut mampu
bergerak sesuai penurunan gradien konsentrasinya dalam arah yang berlawanan
dengan gerakan netto air. Pergerakan ini akan berlanjut sampai kedua sisi
membran mempunyai konsentrasi air dan zat terlarut yang sama di kedua sisi.
Namun pada proses ini akan terjadi perbedaan volume diawal dan volume kedua
sisi akan sama pada akhir proses, hal ini disebabkan oleh perbedaan kecepatan
kecepatan difusi air dan zat terlarut dalam menembus membran.1-3
Pada suatu keadaan jika membran tidak bersifat permeabel terhadap zat
terlarut, maka zat terlarut tidak dapat menembus membran menuruni gradien
konsentrasinya dan hanya air yang akan bergerak menembus membran dari sisi
yang mempunyai konsentrasi air yang tinggi menuju sisi dengan konsentrasi air
yang lebih rendah (sisi yang terdapat zat terlarut). Proses osmosis ini akan
berlangsung hingga mencapai kesetaraan di kedua sisi membran dan difusi netto
air berhenti. Namun pada proses ini akan menyebabkan perbedaan volume di
kedua sisi. Selain itu konsentrasi di kedua sisi tidak akan pernah sama, sehingga
tidak akan terjadi keseimbangan konsentrasi pada kedua sisi. Proses perbedaa
volume di kedua sisi juga akan menyebabkan perbedaan tekanan hidrostatik di
kedua sisi. Tekanan ini kemudian melawan osmosis. Besarnya tekanan yang
diperlukan untuk menghentikan osmosis setara dengan tekanan osmtik.1-3
2.1.7 FiltrasiPada saat yang sama difusi dapat memungkinkan sel untuk mengambil
oksigen dan nutrisi sambil mengeluarkan karbon dioksida dan sisa-sisa
metabolisme, proses lainnya juga terjadi. Proses ini terjadi terutama di kapiler tubuh
(seperti pada ginjal) dimana tekanan cairan darah yang disebut tekanan hidrostatik
melawan material-material di dinding kapiler. Antara darah dan cairan interstitial
mengandung zat terlarut. Biasanya, tekanan osmotik cairan interstitial tidak sama
besar dengan tekanan hidrostatik darah, sehingga ada gerakan cairan dan / atau
zat terlarut dari kapiler-proses ini yang disebut sebagai proses filtrasi. Apa yang
disaring semata-mata tergantung pada ukuran molekul zat terlarut dan ukuran "pori-
pori" dalam membran. Filtrasi dianggap sebagai proses pasif, karena terjadi tanpa
pengeluaran energi metabolik.1-3
2.1.8 MWCOMWCO adalah spesifikasi umum digunakan oleh produsen untuk
menggambarkan kemampuan retensi membran dan mengacu pada massa molekul
zat terlarut biasanya poli-etilen glikol, dekstran atau protein di mana membran
memiliki penolakan yang lebih besar dari 90% . Saat ini tidak ada standar industri
untuk penentuan MWCO dan dengan demikian mereka tidak sebanding antara
produsen. MWCO spesifikasi ini paling sering digunakan untuk mengkarakterisasi
ultrafiltrasi dan nanofiltrasi membran.
2.2 Alat dan BahanSesuai dengan lembar panduan PhysioEx
2.3 Cara Kerja2.3.1 Stimulating Simple Difusion
1. Menggunakan mouse , klik pada membran dialisis dengan dengan MWCO 20
dan drag ke pemegang membrane.
2. Mengatur konsentrasi mM Na ? / Cl ? untuk kiri gelas sampai 9 mM dengan
mengklik tombol ( ? ) . Kemudian klik Tombol mengeluarkan bawah gelas kiri
untuk mengisi gelas.
3. Klik tombol Deionized Air di bawah gelas yang tepat dan klik Dispense bawah
gelas yang tepat untuk mengisi gelas.
4. Mengatur Timer selama 60 menit dengan mengklik tombol ( ? ) di samping
tampilan Timer (yang akan dikompresi menjadi 60 detik)
5. Klik pada tombol Start untuk memulai jangka eksperimental. Perhatikan bahwa
wadah membran turun ke peralatan. Juga mencatat bahwa tombol Start
sekarang menjadi tombol Pause, yang dapat Anda klik untuk menghentikan
setiap run.
6. Sebagai tampilan waktu berlalu mencapai 60 , perhatikan konsentrasi bacaan
untuk setiap gelas dalam menampilkan pada setiap sisi dua gelas.
7. Setelah tampilan waktu berlalu telah mencapai 60 , Anda akan melihat kotak
dialog muncul memberitahu Anda apakah ekuilibrium atau tidak tercapai.
8. Klik Data Rekam untuk menyimpan data dari run ini.
9. Klik tombol Siram pada kedua sisi kiri dan kanan untuk mengosongkan gelas.
10.Kembali membran dialisis ke tempatnya mulai dengan mengklik dan
menyeretnya kembali ke ruang membrane.
11.Sekarang , ulangi langkah 1-10 dengan masing-masing dari sisa membran
dialisis . Pastikan untuk merekam data untuk masing-masing berjalan. Setelah
masing-masing berjalan , menyiram kedua kapal dan kembali dialysis
membrane.
2.3.2 Fasility Difusion
1. Perhatikan bahwa tampilan Glukosa Carriers saat ini ditetapkan 500. Klik pada
Build Membran dalam rangka menciptakan membran dengan 500 operator
glukosa.
2. Klik dan tarik membran ini kepada pemegang membran antara dua gelas.
3. Untuk gelas kiri , mengatur Na ? / Cl ? 9 mM dan glukosa ke 9 mM dengan
mengklik sesuai ( ? ) Tombol . kemudian klik Dispense untuk mengisi gelas kiri.
4. Untuk gelas tepat , klik pada tombol Deionized Air bawah gelas dan kemudian
klik Dispense.
5. Mengatur timer selama 60 menit dan klik Start.
6. Biarkan jalankan untuk menyelesaikan . Ketika Timer berlalu mencapai 60 , klik
Data Rekam untuk merekam data Anda . juga merekam data Anda dalam Bagan
2 .
7. Klik tombol Siram di bawah setiap gelas untuk mengosongkan gelas , dan
kembali membran ke membran pembangun.
8. Membangun membran baru dengan 300 operator glukosa dan ulangi percobaan
ini. Pastikan untuk mencatat hasil Anda , menyiram gelas , dan mengganti
membran setelah setiap run.
9. Membangun membran dengan 700 operator glukosa dan ulangi percobaan.
10.Membangun membran dengan 900 operator glukosa dan ulangi percobaan.
11.Sebagai perbandingan , menurunkan konsentrasi glukosa 3 mM dan ulangi
langkah 1-10 dari percobaan . Rekam Anda hasil setelah masing-masing
dijalankan dengan mengklik Rekam Data dan dengan mengisi di Bagan 2 di
bawah ini .
12.Klik Tools → Print data untuk mencetak data Anda.
2.3.3 Osmosis
1. Tarik membran 20 MWCO dan tempatkan di antara dua gelas.
2. Mengatur Na? / Cl? konsentrasi untuk gelas kiri di 9 mM dan klik Dispense.
3. Isi gelas yang tepat dengan Deionized Air dan klik Membuang.
4. Mengatur Timer selama 60 menit.
5. Klik pada Start dan memungkinkan eksperimen untuk menjalankan.
Memperhatikan ke "Tekanan" indikator di atas satu sama gelas.
6. Setelah Waktu Berlalu sudah habis, klik Data Rekam. catatan data dalam Bagan
3 pada p. 9 juga.
7. Klik Siram di bawah kedua gelas untuk mengosongkan mereka.
8. Kembali membran ke tempat asalnya.
9. Ulangi percobaan dengan menggunakan tiga sisanya membran. Pastikan untuk
mencatat semua data Anda, pembilasan gelas di antara masing-masing berjalan.
10.Ulangi percobaan, pertama menggunakan 9 mM albumin dalam gelas kiri,
kemudian 9mm glukosa. Klik Rekam Data setelah masing-masing berjalan, juga
merekam data Anda dalam Bagan 3.
2.3.4 Filtrasi
1. Klik dan tarik membran 20 MWCO ke membran pemegang antara dua gelas.
2. Set Na+ / Cl- 9 mM , urea dan glukosa sampai 5 mM , dan bubuk arang sampai 5
mg / ml dengan mengklik tombol ( + ) di samping masing-masing zat terlarut .
Kemudian klik. Dispense untuk membuang ke dalam beaker atas.
3. Tinggalkan tekanan pada 50 mm Hg dan timer pada 60 menit, pengaturan
default . Klik pada Start . Anda akan melihat cairan disaring ke dalam gelas
bawah.
4. Saksikan Unit Analisis Filtrat ( sebelah bawah Beaker ) untuk kegiatan apapun.
Ini akan memberitahu Anda yang adalah zat terlarut melewati membran.
5. Ketika 60 menit sudah habis , tarik membran ke Unit membran Analisis Residu
dan melepaskan mouse Anda. Membran akan mengunci ke tempatnya . Klik
pada Analisis Start. Pada kotak data di bawah ini , Anda akan melihat apa zat
terlarut ( s ) yang terdeteksi pada membran digunakan untuk filtrasi .
6. Merekam data dengan mengklik Data Rekam . Apa hasil analisis membran awal
Anda ?
7. Klik Flush dan kembali membran ke aslinya lokasi. Sel Transport Mekanisme dan
Permeabilitas 9 Membran ( MWCO ) Terlarut 20 50 100 200 Na+ / Cl- albumin
glukosa BAGAN 3 Hasil osmosis ( tekanan dalam mm Hg )
8. Tarik membran 50 MWCO kepada pemegang membran antara gelas.
9. Tinggalkan tekanan pada 50 dan ulangi percobaan. Ketika timer telah mencapai
60 menit, lakukan membran analisis dan klik Rekam data.
10.Klik Flush dan kembali membran.
11.Ulangi langkah 8-10 dengan sisa dua membran. Pastikan untuk merekam data
untuk masing-masing berjalan.
12.Meningkatkan tekanan sampai 100 mm Hg dan ulangi seluruh yang percobaan .
Sekali lagi , merekam semua data eksperimen.
13.Klik Tools → Print data untuk mencetak data Anda.
2.3.5 Transpor Aktif
1. Dalam pembangun membran , pastikan bahwa jumlah glukosa operator diatur
pada 500 dan jumlah Na+ / Cl- pompa juga ditetapkan sebesar 500.
2. Klik pada Build Membran.
3. Tarik " dibangun " membran kepada pemegang membran antara dua gelas.
4. Untuk gelas kiri , mengatur Na+ / Cl- 9 mM dengan mengklik Tombol ( + ) Dan
klik Dispense.
5. Untuk gelas kanan, klik Deionized Air dan kemudian klik Dispense.
6. Set ATP ke 1 mM dan kemudian klik Dispense ATP.
7. Pastikan Timer diatur pada 60 menit , dan kemudian klik Mulai. Pada akhir
menjalankan percobaan ini , melakukan Na+ / Cl- bergerak dari kiri ke kapal
kapal yang tepat ?Mengapa?
8. Klik Siram di bawah kedua gelas.
9. Tambahkan 9 mM Na+ / Cl- ke gelas kiri dan 9 mM KCl untuk gelas yang tepat .
Klik Dispense.
10.Set ATP ke 1 mM , klik Dispense ATP dan klik Start.
11.Pada akhir menjalankan , klik Data Rekam. Sebagai run berlangsung ,
konsentrasi zat terlarut akan berubah dalam jendela samping dua gelas . tingkat
akan melambat tajam, kemudian berhenti sebelum selesai . Mengapa ?Sekarang
bahwa Anda telah melakukan eksperimen dasar , mari kita melakukan dua
variasi.
12.Ulangi percobaan , kecuali meningkatkan jumlah ATP ditambahkan ke sistem.
Apakah jumlah NaCl / KCl diangkut perubahan ?
Ulangi percobaan , kecuali perubahan jumlah operator dan pompa ketika Anda
membangun membran
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Difusi SederhanaPertanyaan:
1. Berapakah berat molekul Na ?
Jawab: dalam tabel sistem periodik unsur, atom Na ada pada golongan Ia dan
periode 3 dengan berat molekul 22,99.
2. Berapakah berat molekul Cl ?
Jawab: dalam table sistem periodik unsur Cl ada pada golongan VIIa dan
periode 3, dengan berat molekul 35.45
3. Membran MWCO yang bisa dilewati Na dan Cl adalah:
50 MWCO
100 MWCO
200 MWCO
Tabel 1 Difusi()/Tidak difusi (-)
SoluteMembran MWCO
20 50 100 200
Na+/Cl- -
Urea - -
Albumin - - - -
Glukosa
4. Materi yang berdifusi dari beker kiri ke kanan adalah berdasar kan data
percobaan adalah sebagai berikut:
Na/Cl, berdifusi dari beker kiri ke kanan pada membran 50 MWCO, 100
MWCO dan 200 MWCO
Urea, berdifusi dari beker kiri ke beker kanan pada membran 100 MWCO
dan 200 MWCO
Glukosa, hanya berdifusi pada membran 200 MWCO
5. Materi yang tidak mengalami difusi dari beker kiri ke kanan (tidak mengalami
difusi) adalah albumin
6. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi. Karena berat molekul dari
albumin melebihi membran MWCO tertinggi, sehingga terlalu besar untuk
berdifusi.
3.2 DialisisPada percobaan dialysis konsentrasi urea di beker kiri berpindah 50% ke
kanan dan mencapai ekuilibirium dalam waktu 17 menit.
Karena berat molekul urea adalah sebesar 60,06, sedangkan membran
dialisis yang digunakan adalah 200 MWCO, sehingga urea dapat dengan mudah
berdifusi dalam waktu yang lumayan cepat yaitu 17 menit.
3.3 Difusi TerfasilitasiHasil :
Tabel 2 Hasil Laju Difusi Terfasilitasi
Konsentrasi
Glukosa (mM)
Jumlah protein pembawa glukosa
300 500 700 900
3 0,0008 0,0011 0,0014 0,0017
9 0,0024 0,0025 0,0034 0,0042
Pembahasan :
Transpor yang diperantarai oleh pembawa dilaksanakan oleh suatu
pembawa yang mengubah bentuknya. Protein-protein pembawa/pengangkut
menembus ketebalan membran plasma dan dapat berubah bentuk sehingga
tempar-tempat pengikatan spesifiknya dapat terpajan bergantian ke kedua sisi
membran.
Gambar 1. Perbedaan Difusi pasif dan difusi terfasilitasi2
Perbandingan transpor yang diperantarai oleh pembawa dan difusi
sederhana mengikuti penurunan gradien konsentrasi. Pada difusi sederhana
suatu molekul mengikuti penurunan gradien konsentrasinya, laju transpor
molekul ke dalam sel berbanding lurus dengan konsentrasi ekstrasel molekul
tersebut. Pada transpor suatu molekul yang diperantarai oleh pembawa
mengikuti penurunan gradien konsentrasinya, laju transpor molekul ke dalam sel
berbanding lurus dengan konsentrasi ekstrasel molekul tersebut sampai
pembawa mengalami penjenuhan, saat laju transpor mencapai nilai maksimum.
Laju transpor tidak meningkat meskipun konsentrasi molekul di cairan ekstrasel
meningkat.2
Contoh paling jelas tentang difusi terfasilitasi adalah transpor glukosa ke
dalam sel. Konsentrasi glukosa dalam darah lebih tinggi daripada di jaringan.
Glukosa tidak dapat menembus sendiri membran. Karena polar maka glukosa
tidak larut lemak dan molekul ini terlalu besar untuk melewati saluran. Tanpa
molekul pembawa glukosa untuk mempermudah transpor glukosa menembus
membran, sel akan kekurangan glukosa, yaitu sumber utama bahan bakarnya.2
Pada praktikum yang dikerjakan, digunakan jumlah protein pembawa
(carrier) glukosa yang berbeda-beda untuk mentransportasi 9 mM glukosa, yaitu
300, 500, 700 dan 900. Hasilnya, didapatkan laju difusi yang berbeda-beda,
yaitu 0,0024; 0,0025; 0,0034; dan 0,0042. Semakin banyak jumlah protein
pembawa, maka semakin cepat laju difusi yang terjadi, sehingga keseimbangan
dapat terjadi dalam waktu yang lebih singkat pula. Pada percobaan berikutnya,
konsentrasi glukosa diubah menjadi 3 mM. Dengan berkurangnya konsentrasi
glukosa, laju difusi juga menurun. Hal ini dikarenakan konsentrasi glukosa yang
lebih rendah dari sebelumnya, sehingga difusi berjalan lebih lambat pula.
1. Pada konsentrasi glukosa yang diberikan, bagaimana waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai perubahan keseimbangan dengan protein pembawa yang
digunakan untuk menembus membran?
Jawaban: Semakin banyak jumlah protein pembawa, semakin cepat glukosa
ditransportasi, maka semakin cepat pula tercapai keseimbangan.
2. Apakah tingkat difusi Na + / Cl- berubah dengan jumlah reseptor?
Jawaban: Tidak. Laju difusi tetap 0,0150. Transpor Na+/Cl- tidak membutuhkan
protein pembawa. Kecepatannya bergantung pada massa atau berat molekul
suatu molekul.
3. Bagaimana mekanisme transportasi Na+/Cl-?
Jawaban: Mekanisme transportasi Na+/Cl- adalah dengan cara difusi sederhana.
Pada difusi sederhana suatu molekul mengikuti penurunan gradien
konsentrasinya, laju transpor molekul ke dalam sel berbanding lurus dengan
konsentrasi ekstrasel molekul tersebut.
4. Jika Anda menempatkan jumlah glukosa yang sama dalam gelas kanan seperti
di kiri, akankah Anda dapat mengamati difusi?
Jawaban: Tidak, karena adanya kesamaan konsentrasi, sehingga tidak terjadi
difusi. Difusi terfasilitasi akan terjadi jika terdapat adanya suatu gradien
konsentrasi, yaitu berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
5. Apakah tidak terlihat difusi berarti bahwa difusi tidak terjadi?
Jawaban: Ya, karena tanpa adanya perbedaan konsentrasi, glukosa tidak dapat
berdifusi ke dalam sel.
3.4 Osmosis
HASIL :
Tabel 3 Hasil Osmosis (Tekanan mmHg)
SoluteMembran MWCO
20 50 100 200
Na+/Cl- 306 0 0 70
Albumin - - - -
Glukosa 153 153 153 0
PEMBAHASAN :
Osmosis adalah difusi netto air mengikuti penurunan gradien
konsentrasinya sendiri. Jika larutan dengan konsentrasi zat terlarut berbeda
(dan karenanya konsentrasi airnya juga berbeda) dipisahkan oleh suatu
membran yang memungkinkan lewatnya air, misalnya membran plasma,
maka air akan berpindah secara pasif mengikuti penurunan gradien
konsentrasinya dari daerah dengan konsentrasi air tinggi (konsentrasi zar
terlarut rendah) ke daerah dengan konsentrasi air rendah.
Gambar. Mekanisme Osmosis
Pada praktikum aktivitas 4 yang dilakukan, perlakuan pertama yang
menggunakan membran MWCO 20, dan menggunakan larutan NaCl 9 mM pada
sisi kiri dan air murni pada sisi kanan, didapatkan tekanan tekanan hidrostatik
sebesar 306 mmHg dan tidak ada kecepatan mencapai keseimbangan konsentrasi.
Hal ini dikarenakan membran MWCO 20 tidak permeabel terhadap zat terlarut NaCl
sehingga tidak akan tercapai keseimbangan konsentrasi di sisi kiri dan sisi kanan
akibat zat NaCl yang tidak dapat berdifusi melewati membran. Namun proses difusi
air murni akan tetap bergerak dari sisi kanan menuju sisi kiri karena perbedaan
gradien dan berhenti saat terjadi perbedaan tekanan hidrostatik yang dapat
menghentikan proses osmosis tersebut sebesar 306 mmHg.
Perlakuan kedua yang menggunakan membran MWCO 50, dan
menggunakan larutan NaCl 9 mM pada sisi kiri dan air murni pada sisi kanan, tidak
didapatkan tekanan tekanan hidrostatik dan mempunyai kecepatan 0,0150
mM/menit untuk mencapai keseimbangan konsentrasi. Hal ini dikarenakan
membran MWCO 50 bersifat permeabel terhadap zat terlarut NaCl sehingga akan
terjadi proses osmosis zat terlarut dari sisi kiri menuju sisi kanan dan proses
osmosis air murni dari sisi kanan menuju sisi kiri hingga tercapai keseimbangan
konsentrasi di sisi kiri dan sisi kanan. Karena dapat ditemukan keseimbangan
konsentrasi pada perlakuan ini, maka tidak menyebabkan perbedaan tekanan
hidrostatik yang dapat memberhentikan proses osmosis.
Perlakuan ketiga yang menggunakan membran MWCO 100, dan
menggunakan larutan NaCl 9 mM pada sisi kiri dan air murni pada sisi kanan, tidak
didapatkan tekanan tekanan hidrostatik dan mempunyai kecepatan 0,0150
mM/menit untuk mencapai keseimbangan konsentrasi. Hal ini dikarenakan
membran MWCO 100 bersifat permeabel terhadap zat terlarut NaCl sehingga akan
terjadi proses osmosis zat terlarut dari sisi kiri menuju sisi kanan dan proses
osmosis air murni dari sisi kanan menuju sisi kiri hingga tercapai keseimbangan
konsentrasi di sisi kiri dan sisi kanan. Karena dapat ditemukan keseimbangan
konsentrasi pada perlakuan ini, maka tidak menyebabkan perbedaan tekanan
hidrostatik yang dapat memberhentikan proses osmosis. Namun kecepatan
osmosis pada saat menggunakan membran MWCO 50 dan 100 tidak terdapat
perbedaan karena ukuran pori membran yang telah dapat ditembus oleh zat terlarut
tidak memperngaruhi kecepatan osmosis.
Perlakuan keempat yang menggunakan membran MWCO 200, dan
menggunakan larutan NaCl 9 mM pada sisi kiri dan air murni pada sisi kanan, tidak
didapatkan tekanan tekanan hidrostatik dan mempunyai kecepatan 0,0150
mM/menit untuk mencapai keseimbangan konsentrasi. Hal ini dikarenakan
membran MWCO 200 bersifat permeabel terhadap zat terlarut NaCl sehingga akan
terjadi proses osmosis zat terlarut dari sisi kiri menuju sisi kanan dan proses
osmosis air murni dari sisi kanan menuju sisi kiri hingga tercapai keseimbangan
konsentrasi di sisi kiri dan sisi kanan. Karena dapat ditemukan keseimbangan
konsentrasi pada perlakuan ini, maka tidak menyebabkan perbedaan tekanan
hidrostatik yang dapat memberhentikan proses osmosis. Namun kecepatan
osmosis pada saat menggunakan membran MWCO 50, 100 dan 200 tidak terdapat
perbedaan karena ukuran pori membran yang telah dapat ditembus oleh zat terlarut
tidak memperngaruhi kecepatan osmosis.
Pada perlakuan kelima, enam, tujuh yang menggunakan membran MWCO
20, 50 dan 100 dan menggunakan larutan glukosa 9 mM pada sisi kiri dan air
murni pada sisi kanan, didapatkan tekanan tekanan hidrostatik sebesar 153 mmHg
dan tidak ada kecepatan mencapai keseimbangan konsentrasi. Hal ini dikarenakan
membran MWCO 20, 50 dan 100 tidak permeabel terhadap zat terlarut glukosa,
karena glukosa merupakan molekul besar yang berukuran lebih besar dari pada
pori membran MWCO 100 sehingga glukosa tidak dapat berdifusi melalui membran
MWCO. Hal inilah yang menyebabkan tidak akan tercapai keseimbangan
konsentrasi di sisi kiri dan sisi kanan membran. Namun proses difusi air murni akan
tetap bergerak dari sisi kanan menuju sisi kiri karena perbedaan gradien dan
berhenti saat terjadi perbedaan tekanan hidrostatik yang dapat menghentikan
proses osmosis tersebut sebesar 153 mmHg.
Perlakuan kedelapan yang menggunakan membran MWCO 200, dan
menggunakan larutan glukosa 9 mM pada sisi kiri dan air murni pada sisi kanan,
tidak didapatkan tekanan tekanan hidrostatik dan mempunyai kecepatan 0,0040
mM/menit untuk mencapai keseimbangan konsentrasi. Hal ini dikarenakan
membran MWCO 200 bersifat permeabel terhadap zat terlarut glukosa sehingga
akan terjadi proses osmosis zat terlarut dari sisi kiri menuju sisi kanan dan proses
osmosis air murni dari sisi kanan menuju sisi kiri hingga tercapai keseimbangan
konsentrasi di sisi kiri dan sisi kanan. Karena dapat ditemukan keseimbangan
konsentrasi pada perlakuan ini, maka tidak menyebabkan perbedaan tekanan
hidrostatik yang dapat memberhentikan proses osmosis.
Pertanyaan Praktikum.
1. Apakah anda amati terjadi beberapa perubahan tekanan selama praktikum ini
berlangsung? Jika iya pada gelas beker yang mana dan membran yang mana?
Jawab: Ya, pada gelas beker yang berisi larutan NaCl disisi kiri dan air murni
pada sisi kanan dengan menggunakan membran MWCO 20, dan pada gelas
beker yang berisi larutan glukosa disisi kiri dan air murni pada sisi kanan
dengan menggunakan membran MWCO 20, 50 dan 100.
2. Mengapa?
Jawab: Hal ini dikarenakan membran yang digunakan tersebut tidak dapat
dilalui oleh zat terlarut, sehingga hanya molekul air yang akan berdifusi dari sisi
kanan menuju sisi kiri membran. Proses difusi ini kemudian akan menyebabkan
perbedaan volume air pada sisi kiri dan kanan sehingga terjadilah perbedaan
tekanan hidrostatik yang dapat menyebabkan proses difusi air berhenti yang
kemudian disebut dengan tekanan osmotik.
3. Apakah Na+/Cl- berdifusi dari gelas beker kiri menuju gelas beker kanan? jika
iya dengan menggunakan membran yang mana?
Jawab: Ya, pada saat menggunakan membran MWCO 50, 100 dan 200
4. Mengapa?
Jawab: Karena pada membran 50, 100 dan 200 mempunyai pori-pori membran
yang lebih besar daripada molekul ion Na+/Cl- sehingga ion-ion tersebut dapat
berdifusi melewati membran dan mencapai konsentrasi keseimbangan dengan
kecepatan difusi 0,015 mM/ menit.
5. Jelaskan hubungan antara konsentrasi zat terlarut dan tekanan osmotik.
Jawab: Jika suatu keadaan zat terlarut tidak dapat berdifusi melewati membran,
maka hanya air yang akan berdifusi melewati membran pada dari sisi
konsentasi air yang lebih tinggi menuju konsentrasi air rendah sehingga
menyebabkan perbedaan volume air di kedua sisi, perbedaan volume inilah
yang kemudian akan menyebabkan perbedaan tekananan hidrostatik pada
kedua sisi yang dapat membuat proses difusi air menjadi berhenti. Besar
tekanan hidrostatik yang dapat menyebabkan berhentinya proses difusi air
disebut dengan tekanan osmotik. Jadi semakin besar perbedaan konsentrasi
larutan di kedua sisi akan menyebabkan semakin besar perbedaan volume air
di kedua sisi, dan kemudian menyebabkan semakin besar perbedaan tekanan
hidrostatik di kedua sisi membran yang akan menjadi tekanan osmotik jika
menyebabkan berhentinya proses difusi.
6. Apakah difusi mengikuti tekanan osmotik akan diberikan tekanan?
Jawab: Jika zat terlarut dapat berdifusi dan kemudian keseimbangan dapat
tercapai tercapai, maka tekanan osmotik tidak dihasilkan.
7. Akankah tekanan dihasilkan jika konsentrasi zat terlarut seimbang pada kedua
sisi membran?
Jawab: Tidak, Tekanan osmotik akan bernilai nol jika konsentrasi zat terlarut di
kedua sisi membran sama besar.
8. Mengapa atau mengapa tidak?
Jawab: Karena konsentrasi zat terlarut dan konsentrasi air di kedua sisi
membran sama, maka tidak terjadi perbedaan volume air di kedua sisi
membran sehingga tekanan osmotik tidak diperlukan untuk mencapai
keseimbangan konsentrasi tersebut atau tekanan osmotik bernilai nol.
9. Akankah tekanan menjadi dihasilkan jika anda memiliki 9 mM glukosa pada
satu sisi pada membran 200 MWCO dan 9 mM NaCl pada sisi yang lainnya?
Jika iya larutan mana yang akan memberikan tekanan ?
Jawab: Tidak karena kedua zat terlarut dapat berdifusi melewati membran
MWCO 200.
10. Akankah tekanan diberikan jika kamu memiliki 9 mM albumin pada satu sisi
pada membran MWCO dan 9 mM NaCl pada sisi lainnya? Jika iya pada
larutan mana yang akan memberikan tekanan?
Jawab: Ya, albumin akan menghasilkan tekanan osmotik karena albumin tidak
dapat berdifusi melewati membran.
3.5 FiltrasiBerikut ini adalah jawaban dari pertanyaan yang terdapat pada lembar
panduan PhysioEx :
1. Apa yang dihasilkan oleh percobaan dari analisa membran ini?
Jawab: terdapat endapan larutan untuk semua larutan (Na/Cl, Urea, Glukosa,
powered chorcoal)
2. Apakah membran MWCO memiliki pengaruh terhadap jumlah filtrasi ?
Jawab: ya, karena semakin besar membran MWCO maka semakin
mempercepat proses filtrasi.
3. Apakah penambahan tekanan pada percobaan mempengaruhi dari jumlah
filtrasi?
Jawab: ya, karena semakin besar tekanan yang diberikan maka akan
mempercepat proses filtrasi yang sedang berlangsung.
4. Apakah semua larutan dapat melewati semua membran?
Jawab: tidak, karena setiap larutan mempunyai konsentrasi berbeda.
5. Jika tidak, larutan mana yang tidak bisa lewat?
Jawab: Powered Chorcoal.
6. Mengapa larutan tersebut tidak dapat larut?
Jawab: Karena ukuran larutan tersebut memiliki ukuran yang sangat besar
sehingga larutan yang ada tidak dapat melewati membran tersebut.
7. Bagaimana tubuh dapat menseleksi dari peningkatan jumlah filtrasi yang
diberikan kepada organ atau sistem organ?
Jawab:Dengan cara meningkatkan tekanan yang ada didalam sel tersebut.
3.6 Transpor AktifPembahasan dari pertanyaan yang terdapat pada lembar panduan PhysioEx
bagian transpor aktif adalah sebagai berikut.
1. Di akhir eksperimen, apakah Na+/Cl- berpidah dari pipa kiri ke pipa kanan?
Jawab: Tidak
2. Mengapa?
Jawab: Karena untuk melakukan fungsi Na+K+ATPase diperlukan
ketersediaan kedua substrat pada kedua sisi protein pembawa sedangkan pada
percobaan tidak tersedia ion K+ sehingga pompa tidak dapat bekerja.
3. Selama percobaan berjalan, konsentrasi solut akan berubah di jendela di dekat
kedua beker. Kecepatan perpindahan zat akan semakin melambat, kemudian
berhenti sebelum selesai. Mengapa?
Jawab: Kecepatan perpindahan zat yang semakin melambat karena kecepatan
transpor aktif yang menurun. Pompa membutuhkan ATP untuk perpindahan
zat. Penurunan jumlah ATP dapat menyebabkan penurunan kecepatan
transpor aktif.
4. Di akhir eksperimen, apakah Na+/Cl- berpidah dari pipa kiri ke pipa kanan?
Jawab: Tidak
5. Mengapa?
Jawab: Karena untuk melakukan fungsi Na+K+ATPase diperlukan
ketersediaan kedua substrat pada kedua sisi protein pembawa sedangkan pada
percobaan tidak tersedia ion K+ sehingga pompa tidak dapat bekerja.
6. Selama percobaan berjalan, konsentrasi solut akan berubah di jendela di dekat
kedua beker. Kecepatan perpindahan zat akan semakin melambat, kemudian
berhenti sebelum selesai. Mengapa?
Jawab: Kecepatan perpindahan zat yang semakin melambat karena kecepatan
transpor aktif yang menurun. Pompa membutuhkan ATP untuk perpindahan
zat. Penurunan jumlah ATP dapat menyebabkan penurunan kecepatan
transpor aktif.
7. Apakah jumlah NaCl/KCl yang dipindahkan berubah?
Jawab: Ya. Jumlah perpindahan zat meningkat karena kecepatan transpor aktif
yang meningkat. Pompa membutuhkan ATP yang dipecah oleh enzim ATPase
dan membebaskan energi untuk menyebabkan perubahan bentuk dan kimiawi
pada molekul protein pembawa yang akan mendorong tiga ion natrium keluar
dan tiga ion natrium ke dalam. Peningkatan jumlah ATP dapat menyebabkan
peningkatan kecepatan transpor aktif.
8. Apakah jumlah solut yang dipindahkan melewati membran berubah dengan
peningkatan jumlah karier atau pompa?
Jawab: Ya. Transpor membran membutuhkan protein pembawa untuk
memindahkan bahan tertentu menembus membran melawan gradien
konsentrasi dan peningkatan jumlah karier atau pompa akan meningkatkan
perpindahan jumlah solut yang dibawa.
9. Apakah satu solut lebih terpengaruh dibandingkan solut lainnya?
Jawab: Tidak, semua solut perpindahannya sama.
10. Apakah membran yang kamu bangun mengijinkan difusi sederhana?
Jawab: Tidak, karena proses transpor membran membutuhkan energi untuk
melawan gradien konsentrasi sedangkan proses difusi sederhana tidak
membutuhkan energi.
11. Apakah terjadi pergerakan molekul NaCl?
Jawab: Tidak.
12. Mengapa?
Jawab: Karena untuk melakukan fungsi pompa diperlukan ketersediaan kedua
substrat pada kedua sisi protein pembawa sedangkan pada percobaan hanya
tersedia ion Na+ pada kedua sis membran tanpa substrat lain sehingga pompa
tidak dapat bekerja
13. Apakah penambahan jumlah ATP menyebabkan terdapat perbedaan?
Jawab: Ya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganong, William F., 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 22, Jakarta:
EGC.
2. Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. Australia; Belmont, CA:
Thomson/Brooks/Cole; 2007.
3. Guyton, A.C. dan Hall, J.E., 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed ke-
11,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
4. Diah Aryulina, Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi Winarni, 2006.
Biologi SMA dan MA. Jakarta:Esis.
5. Kim. 2005. URL
http://www.eng.utoledo.edu/polymer/info/Courses/LabIIHandouts/Dialysis05.pdf
(accessed 2.24.12)
6. Author, 2004. Mosby’s Dictionary of Medicine, Nursing and Health Professions,
7th Edition, Seventh Edition, 7th edition. ed. 7th Edition.
7. Pendse S, Singh A, Zawada E. Initiation of Dialysis. In: Handbook of Dialysis. 4th
ed. New York, NY; 2008.
8. Sabiston, D.C., n.d. Buku Ajar Bedah. EGC.