28
LAPORAN HASIL KEGIATAN UKM UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT PENYULUHAN GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DI MIN KEUDE KRUENG KECAMATAN KUTA MAKMUR O L E H dr. Fitra Rizia Dokter Internsip Puskesmas Kuta Makmur Tahun 2012

Laporan Gizi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bvbdtyidvygbdkfdkghdt hdo tkhgbdgdiybdghvgh td tdktygckghcfnktcodcbkgycknytdcokgtck

Citation preview

Page 1: Laporan Gizi

LAPORAN HASIL KEGIATAN UKM

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

PENYULUHAN GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)DI MIN KEUDE KRUENG

KECAMATAN KUTA MAKMUR

O

L

E

H

dr. Fitra Rizia

Dokter Internsip Puskesmas Kuta Makmur

Tahun 2012

Page 2: Laporan Gizi

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 11.2 Tujuan ................................................................................... 2

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Yodium ............................................................... 42.2 Gangguan akibat Kekurangan Yodium ................................ 4

2.2.1 Ekologi Kekurangan Yodium ................................... 42.2.2 Tinjauan Aksiologi Yodium ..................................... 52.2.3 Etiologi dan Patogenesis ........................................... 52.2.4 Klasifikasi ................................................................. 72.2.5 Masalah yang Timbul Akibat GAKY ....................... 72.2.6 Anjuran Asupan Yodium .......................................... 82.2.7 Penanggulangan dan Pencegahan GAKY ................ 9

2.3 Garam Beryodium ................................................................ 92.3.1 Persyaratan Garam Sehat .......................................... 102.3.2 Pengelolaan Garam Sehat ......................................... 10

BAB III : PERMASALAHAN .................................................................. 11

BAB IV : PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI .......... 12

BAB V : PELAKSANAAN....................................................................... 13

BAB VI : MONITORING DAN EVALUASI .......................................... 14

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

7.1.Kesimpulan............................................................................ 157.2 Saran ..................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN

Page 3: Laporan Gizi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kekurangan konsumsi pangan bukanlah hal baru, namun masalah ini tetap

aktual terutama di negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia. Kehidupan manusia

tak dapat dipisahkan dari masalah kekurangan konsumsi pangan, sehingga kita sering

menemukan ketidakmampuan masyarakat dalam hal pengelolaan makanan yang baik sesuai

dengan standar gizi kesehatan.

Salah satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap peningkatan

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah peningkatan status gizi yang merupakan salah

satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja.

Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun di air,

merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mahluk

hidup. Dalam tubuh manusia, yodium diperlukan untuk membentuk hormon tiroksin yang

berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan termasuk kecerdasan mulai dari

janin sampai dewasa.

Kandungan yodium di alam yang telah terkikis habis, tidak akan dapat tergantikan

lagi. Akibatnya, bila masyarakat yang tinggal di daerah tersebut hanya bergantung pada

sumber air dan hasil bahan makanan setempat, akan mengakibatkan masyarakat tersebut

mengalami Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

GAKY merupakan salah satu masalah gizi nasional di Indonesia yang berdampak

sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia sehingga

mempunyai kaitan erat dengan gangguan perkembangan mental dan kecerdasan. GAKY

menjadi masalah dunia karena prevalensinya selalu bertambah, tidak hanya pada negara

berkembang, tetapi juga pada negara maju.

Salah satu kelompok yang sangat rawan terhadap kekurangan yodium di daerah

endemik GAKY adalah anak Sekolah Dasar. Dampak kekurangan yodium pada anak sekolah

salah satunya kemampuan kognitifnya rendah dan akibat lanjutnya adalah prestasi belajar

yang tidak memuaskan. GAKY pada anak sekolah (6 - 12 tahun) merupakan indikator

defisiensi yodium pada masyarakat. Padahal jumlah anak SD/MI cukup besar yakni 15% dari

total penduduk.

Selain berupa pembesaran kelenjar gondok dan hipotiroid, kekurangan yodium jika

terjadi pada wanita hamil mempunyai resiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat

Page 4: Laporan Gizi

bawaan pada bayi yang lahir berupa gangguan perkembangan saraf, mental dan fisik yang

disebut kretin. Semua gangguan ini dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar anak usia

sekolah, rendahnya produktifitas kerja pada orang dewasa serta timbulnya berbagai

permasalahan sosial ekonomi masyarakat yang dapat menghambat pembangunan. Dari

sejumlah 20 juta penduduk Indonesia yang menderita gondok, diperkirakan dapat kehilangan

140 juta angka kecerdasan (IQ points).

Survei prevalensi dan pemetaan GAKY pada awal pelaksanaan Proyek IP-GAKY

(1997/1998) menunjukkan bahwa secara nasional angka rata-rata Total Goiter Rate (TGR) –

atau lebih dikenal sebagai angka gondok total adalah 9,8% dan proporsi rumah tangga yang

mengkonsumsi garam beryodium dengan kadar cukup hanya 62,1%. Hasil survei tahun 2003

menunjukkan bahwa prevalensi TGR ini masih cukup besar yaitu sekitar 11,1%, namun

konsumsi garam beryodium telah mengalami peningkatan menjadi 73,26%.

Pada tahun 2002, sidang United Nations General Assembly (UNGASS) telah

menyepakati pembaharuan komitmen World Summit for Children tahun 1990, yaitu

pencapaian eliminasi GAKY dan Universal Salt Iodization (USI) – atau garam beryodium

untuk semua, yaitu konsumsi garam beryodium 90% secara berkesinambungan pada tahun

2005. Sementara itu target yang ditetapkan dalam Indonesia Sehat adalah pencapaian USI

pada tahun 2010. Dengan demikian, kesenjangan antara status saat ini dan tujuan yang akan

dicapai masih cukup jauh.

Untuk menanggulangi GAKY, penambahan yodium pada semua garam konsumsi

telah disepakati sebagai cara yang aman, efektif dan berkesinambungan untuk mencapai

konsumsi yodium yang optimal bagi semua rumah tangga dan masyarakat. Selain program

yodisasi garam, pemerintah Indonesia selama ini juga telah melaksanakan distribusi kapsul

minyak beryodium terutama bagi wanita usia subur di kecamatan endemik berat dan sedang.

1.2 Tujuan

Petugas:

Peningkatan kinerja petugas puskesmas yang berkontribusi pada peningkatan

kesehatan pada masyarakat terutama anak sekolah

Sekolah:

Meningkatkan derajat kesehatan setiap siswa/i MIN Keude Krueng Kuta Makmur

Siswa/i MIN Keude Krueng tumbuh sehat dan cerdas

Page 5: Laporan Gizi

Mampu mengupayakan sekolah sehat sehingga dapat dijadikan

percontohan/pembelajaran bagi sekolah lain

Mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan

Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada

Pemerintah:

Penurunan prevalensi GAKY melalui Proyek Intensifikasi Penggulangan GAKY (IP-

GAKY) dengan meningkatan dan melestarikan proporsi rumah tangga yang

mengkonsumsi garam dengan kandungan yodium yang cukup secara nasional di

Indonesia, meliputi:

1) pemantauan status yodium masyarakat;

2) peningkatan konsumsi garam beryodium;

3) peningkatan pasokan garam beryodium;

4) distribusi kapsul minyak beryodium pada sasaran yang tepat; dan

5) pemantapan koordinasi lintas sektor dan penguatan kelembagaan penanggulangan

GAKY.

Penanggulangan GAKY dengan penyusunan kebijakan, strategi dan rencana aksi

program penanggulangan GAKY yang terintegrasi meliputi rencana jangka pendek

dan jangka panjang

Pencapaian Universal Salt Iodization (USI)

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui aspek perkembangan kecerdasan, aspek

perkembangan sosial dan aspek perkembangan ekonomi

Menciptakan generasi muda yang sehat dan cerdas

BAB II

Page 6: Laporan Gizi

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Yodium

Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang mempunyai nilai

sangat penting untuk dikonsumsi oleh tubuh. Yodium adalah sejenis mineral yang

terdapat di alam, baik di tanah maupun di air. Yodium merupakan zat gizi mikro yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Yodium diperlukan

tubuh dalam pembentukan hormon tiroksin untuk mengatur pertumbuhan dan

perkembangan mulai dari janin sampai dewasa. Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg

yodium yang tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu

sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid dan yang relatif lebih tinggi dari itu

ialah pada ovarium, otot, dan darah.

2.2. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gajala yang dapat

ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus-menerus

dalam waktu cukup lama.

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian kekurangan yodium pada

tumbuh kembang manusia. Sprektum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai

stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan

pendengaran, gangguan pada aak dan dewasa, sering dengan kadar hormon rendah angka

lahir dan kematian janin meningkat.

2.2.1. Ekologi Kekurangan Yodium

Sebagian besar yodium berada di samudera/lautan, karena yodium (melalui

pencairan salju dan hujan) pada permukaan tanah, kemudian dibawa oleh angin, aliran

sungai, dan banjir ke laut. Kondisi ini terjadi terutama di daerah yang bergunung-gunung

di seluruh dunia, walau dapat juga terjadi di lembah sungai.

Yodium yang berada di tanah dan lautan dalam bentuk yodida. Ion yodida

dioksidasi oleh sinar matahari menjadi elemen yodium yang sangat mudah menguap,

sehingga setiap tahun kira-kira 400.000 ton yodium hilang dari permukaan laut. Kadar

yodium dalam air laut kira-kira 50 mikrogram/liter, di udara kira-kira 0,7

mikrogram/meter3.

Page 7: Laporan Gizi

Yodium yang berada dalam atmosfer akan kembali ke tanah melalui hujan,

dengan kadar dalam rentang 1,8-8,5 mikrogram/liter. Siklus yodium tersebut terus

berlangsung selama ini.

Kembalinya yodium ke tanah sangat lambat dan dalam jumlah sedikit

dibandingkan saat lepasnya. Proses ini akan berulang terus menerus sehingga tanah yang

kekurangan yodium tersebut akan terus berkurang kadar yodiumnya.

Di sini tidak ada koreksi alamiah, dan defisiensi yodium akan menetap.

Akibatnya, populasi manusia dan hewan di daerah tersebut yang sepenuhnya tergantung

pada makanan yang tumbuh di daerah tersebut akan menjadi kekurangan yodium.

2.2.2. Tinjauan Aksiologi  Yodium

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan  gejala atau

kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan yodium secara terus –

menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan

makhluk hidup (manusia dan hewan).  Makin banyak tingkat kekurangan yodium yang

dialami makin banyak komplikasi atau kelainan yang ditimbulkannya, meliputi

pembesaran kelenjar tiroid dan berbagai stadium  sampai timbul bisu-tuli dan gangguan

mental akibat kretinisme.

Pada umumnya masalah ini lebih banyak  terjadi di daerah pegunungan dimana

makanan yang dikonsumsinya sangat tergantung dari produksi makanan yang berasal dari

tanaman setempat yang tumbuh pada kondisi tanah dengan kadar yodium rendah.  

Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara

langsung  mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas manusia. Kelompok

masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi yodium adalah wanita

usia subur (WUS), ibu hamil, anak balita dan anak usia sekolah.

2.2.3. Etiologi dan Patogenesis

Faktor – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKY antara lain :

1. Faktor Defisiensi Yodium dan Yodium Excess

Defisiensi yodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKY. Hal ini

disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap

kekurangan unsur yodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya.

Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian yodium

pada anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi pembesaran kelenjar

Page 8: Laporan Gizi

tiroid. Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian, Propinsi

Heilongjian (Cina) dimana pemberian yodium antara tahun 1978 dan 1986 dapat

menurunkan prevalensi gondok secara drastik dari 80 % (1978) menjadi 4,5 % (1986).

Yodium Excess terjadi apabila yodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus

menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi

ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila yodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan

terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling.

2. Faktor Geografis dan Non Geografis

Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKY sangat erat hubungannya dengan

letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah

pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok

sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur

Selatan.

Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai

penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang

miskin kadar yodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun

pasti daerah tersebut akan mengalami defisiensi yodium atau daerah endemik yodium.

3. Faktor Bahan Pangan Goiterogenik

Kekurangan yodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak

dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan

yang bersifat goiterogenik. Williams (1974) dari hasil risetnya mengatakan bahwa zat

goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat

yodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi

dan metabolisme mineral yodium yang telah masuk ke dalam tubuh.

Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh

kelenjar gondok, sehingga konsentrasi yodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu,

zat goiterogenik dapat menghambat perubahan yodium dari bentuk anorganik ke bentuk

organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat.

4. Faktor Zat Gizi Lain

Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan

hormon dari kelenjar tiroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4

terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas.

Sehingga defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan

Page 9: Laporan Gizi

adanya mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar tiroid akhirnya

menurun.

2.2.4. Klasifikasi

1. Grade 0 : Normal

Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal, dan dengan

palpasi tidak teraba.

2. Grade IA

Kelenjar Gondok tidak terlihat, baik datar maupun penderita tengadah maksimal,

dan palpasi teraba lebih besar dari ruas terakhir ibu jari penderita.

3. Grade IB

Kelenjar Gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat dengan

tengadah maksimal dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IA.

4. Grade II

Kelenjar Gondok dengan inspeksi terlihat dalam posisi datar dan dengan palpasi

teraba lebih besar dari Grade IB.

5. Grade III

Kelenjar Gondok cukup besar, dapat terlihat pada jarak 6 meter atau lebih. 

2.2.5. Masalah yang Timbul Akibat GAKY

1. Defisiensi pada janin

Pengaruh utama defisiensi yodium pada janin ialah kretinisme endemis. Gejala khas

kretinisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis saraf yang menampilkan tanda dan gejala

seperti kemunduran mental, bisu-tuli dan diplegia spastik. Jenis kedua yaitu bentuk

miksedema yang memperlihatkan tanda hipotiroidisme dan dwarfisme.

2. Defisiensi pada bayi baru lahir

Selain berpengaruh pada angka kematian, kekurangan yang parah dan berlangsung

lama akan mempengaruhi fungsi tiroid bayi yang kemudian mengancam perkembangan

otak secara dini.

3. Defisiensi pada anak dan remaja

Page 10: Laporan Gizi

Kekurangan yodium pada anak erat kaitannya dengan insidensi gondok. Angka

kejadian gondok meningkat bersama usia dan mencapai puncaknya setelah remaja.

Prevalensi gondok pada wanita lebih tinggi daripada lelaki. Total Goitre Rate (TGR) anak

sekolah lazim digunakan sebagai petunjuk dalam perkiraan besaran GAKY masyarakat

suatu daerah. Gangguan pada anak dan remaja akibat kekurangan yodium yaitu Gondok,

Juvenile Hipoiroidisme dan perkembangan fisik terhambat.

4. Defisiensi pada Dewasa

Pada orang dewasa, kekurangan yodium menyebabkan keadaan lemas dan cepat lelah,

produktifitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah, Gondok dan penyulit,

Hipotiroidisme, Hipertiroidisme akibat yodium.

5. Defisiensi pada ibu hamil

Pada ibu hamil menyebabkan keguguran spontan, lahir mati dan kematian bayi,

mempengaruhi otak bayi dan kemungkinan menjadi cebol pada saat dewasa nanti.

Seorang ibu yang menderita pembesaran gondok akan melahirkan bayi yang juga

menderita kekurangan yodium. Jika tidak segera diobati, maka pada usia 1 tahun, sudah

akan terjadi pembesaran pada kelenjar gondoknya.

6. Defisiensi pada semua usia

Bentuk gangguannya seperti kepekaan terhadap radiasi nuklir meningkat.

2.2.6. Anjuran Asupan Yodium

Menurut Hetzel (1989) dalam keadaan normal intake harian untuk orang dewasa

berkisar 100 – 150 mg perhari.  Iodium diekskresikan melalui urin dan dinyatakan dalam

mg I/g kreatinin.  Pada tingkat ekskresi lebih kecil daro 50 mg/g kreatinin sudah menjadi

indikator kekurangan intake.  Konsumsi iodium sangat bervariasi antar berbagai wilayah

di dunia, diperkirakan sekitar 500 mg per hari di USA (sekitar 5 kali RDA).  Adapun

kecukupan iodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia antara lain : 

1. Bayi (12 bulan pertama) 50 mikrogram/hari

2. Anak (usia 2-6 tahun) 90 mikrogram/hari

3. Anak usia sekolah (usia 7-12 tahun) 120 mikrogram/hari

4. Dewasa (diatas usia 12 tahun) 150 mikrogram/hari

5. Ibu hamil 175 mikrogram/hari

Page 11: Laporan Gizi

6. Ibu menyusui 200 mikrogram/hari

Khusus bagi kelompok ibu hamil tambahan tersebut sebagian dapat dipergunakan

untuk keperluan aktivitas kelenjar tiroid dan sebagiannya lagi untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin khususnya perkembangan otak.  Bagi ibu hamil yang mengkonsumsi

iodium tidak mencukupi  kebutuhan maka bayi atau janin yang dikandung akan

mengalami gangguan perkembangan otak (berat otak berkurang), gangguan

perkembangan fetus dan pasca lahir, kematian perinatal (abortus) meningkat, kemudian

setelah bayi dilahirkan mempunyai berat lahir rendah (BBLR) dan terdapat gangguan

pertumbuhan tengkorak serta perkembangan skelet, sedangkan bagi tubuh ibu hamil akan

mengalami gangguan aktivitas kelenjar tiroid.  Pada kondisi ini tubuh akan mengalami

penyesuaian yang pada akhirnya akan mengalami pembesaran kelenjar tiroid yang

dikenal dengan sebutan gondok.

2.2.7. Penanggulangan dan Pencegahan GAKY

2.2.7.1. Penanggulangan

1. Garam beryodium

Sesuai Kepres no 69, 13 Oktober 1994, mewajibkan semua garam yang

dikonsumsi, baik manusia maupun hewan, diperkaya dengan yodium sebanyak 30-

80 ppm.

2. Suplementasi yodium pada binatang

3. Suntikan minyak beryodium (Lipiodol)

4. Kapsul minyak beryodium.

2.2.7.2. Pencegahan

Secara relatif, hanya makanan laut yang kaya akan yodium yaitu sekitar

100 μg/100 gr. Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam beryodium. Jika

garam beryodium tidak tersedia, maka diberikan kapsul minyak beryodium setiap 3,

6 atau 12 bulan, atau suntikan ke dalam otot setiap 2 tahun.

2.3. Garam Beryodium

Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodium yang

dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium merupakan garam

natrium klorida yang diproduksi melalui proses yodisasi yang memenuhi Standar Nasional

Indonesia (SNI), mengandung yodium antara 30-80 ppm untuk konsumsi manusia atau

Page 12: Laporan Gizi

ternak, pengasinan, ikan dan bahan penolong industri pangan kecuali untuk pemboran

minyak, Chlor Alkali Plan (CAP) dan industri kertas pulp.

2.3.1. Persyaratan Garam Sehat

1. Garam sehat adalah garam konsumsi yang telah difortifikasi dengan yodium

yang cukup untuk kebutuhan tubuh yang mengandung kadar yodium antara

30-40 ppm dan kandungan air ≤ 5%.

2. Garam yodium harus dikonsumsi oleh seluruh penduduk baik di daerah

endemik maupun daerah bukan endemik.

3. Konsumsi garam yodium rata-rata per orang 10 gr per hari dan kebutuhan ion

yodium sebesar 150-200 mikrogram per orang per hari bila konsumsi rata-rata.

2.3.2. Pengelolaan Garam Sehat

1. Penyimpanan

Garam yodium perlu disimpan di bejana atau wadah tertutup, tidak terkena

cahaya dan tidak dekat dengan tempat lembab air. Hal ini untuk menghindari

penurunan kadar yodium dan meningkatkan kadar air, karena kadar yodium

menurun bila terkena panas dan kadar air yang tinggal akan melekatkan yodium..

2. Penggunaan Garam Yodium

Tidak dibubuhkan pada sayuran mendidih, tetapi dimasukan setelah

sayuran diangkat dari tungku karena kadar Kalium Iodate (KIO3) dalam makanan

akan terjadi penurunan setelah dididihkan 10 menit.

Kadar yodium juga akan menurun pada makanan yang asam, makin asam

makanan, makin mudah akan menghilangkan KIO3 dari makanan tersebut.

3. Proses Perusak terhadap Kandungan Yodium

1. Merebus (terbuka) kadar yodium hilang ± 50 %

2. Menggoreng kadar yodium hilang ± 35 %

3. Memanggang kadar yodium hilang ± 25 %

4. Brengkesan atau pepesan kadar yodium hilang ± 10 %.

BAB III

Page 13: Laporan Gizi

PERMASALAHAN

Pelaksanaan upaya perbaikan gizi msyarakat dalam hal ini penyuluhan Gangguan

Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dilakukan di MIN Keude Krueng yang berada dalam

wilayah kerja Puskesmas Kuta Makmur dan diikuti oleh siswa/i sekolah dasar kelas 4 dan 5

pada hari Rabu 10 Oktober 2012.

Dari kunjungan ke sekolah didapatkan:

1. Sebagian besar sasaran tidak terjangkau program.

2. Dari pemeriksaan garam yodium yang dilakukan, didapatkan tidak ada garam murid

yang mengandung yodium.

3. Para murid masih belum mengetahui tentang garam beryodium dan dampak yang

ditimbulkan akibat kekurangan yodium.

BAB IV

Page 14: Laporan Gizi

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Untuk para siswa/i:

a. Melakukan pemeriksaan garam yang dibawa murid apakah merupakan garam beryodium

b. Melakukan penyuluhan tentang garam beryodium dan Gangguan Akibat Kekurangan

Yodium (GAKY)

Untuk sekolah:

a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pihak sekolah akan pentingnya

mengkonsumsi garam beryodium

Untuk Puskesmas:

a. Meningkatkan kinerja pihak puskesmas untuk terus memantau konsumsi garam

beryodium masyarakat desa

b. Melakukan penyuluhan garam beryodium lebih sering dan menjangkau seluruh desa.

c. Lebih meningkatkan kunjungan ke sekolah-sekolah dan sarana penyampaian informasi

kesehatan lainnya.

d. Meningkatkan koordinasi dengan berbagai desa dan dinas kesehatan terutama mengenai

temuan GAKY yang ada di masyarakat.

BAB V

Page 15: Laporan Gizi

PELAKSANAAN

Kegiatan yang dilaksanakan:

Kegiatan Pelaksanaan

Pemeriksaan garam yang dikonsumsi siswa

Penyuluhan tentang GAKY

Melakukan pemeriksaan terhadap garam

yang dibawa oleh siswa

1. Mengintruksikan pada pihak sekolah

agar murid membawa garam

2. Menentukan sampel garam yang akan

diuji secara acak

3. Memeriksa garam siswa

menggunakan iodide test

4. Menilai hasil

Memberikan penyuluhan kepada siswa/i

kelas 4 dan 5 serta wali kelas, dengan materi:

a. Pengertian yodium dan makanan yang

mengandung yodium

b. Pentingnya yodium dan Gangguan Akibat

Kekurangan Yodium (GAKY)

BAB VI

MONITORING DAN EVALUASI

Page 16: Laporan Gizi

Tanggal Monitoring Tanggal Evaluasi

10 Oktober 2012 1. Menilai garam

yang dikonsumsi

murid dengan

melakukan

pemeriksaan

menggunakan iodide

test

2. Melakukan

penyuluhan tentang

GAKY

18 Oktober 2012 Perilaku siswa

terhadap informasi

mengenai garam

beryodium yang

telah diperoleh

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 17: Laporan Gizi

1. Kesimpulan

Penyuluhan mengenai GAKY pada anak sekolah bertujuan sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif, meningkatkan kemampuan hidup sehat

bagi peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh

dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih

berkualitas.

Dengan dilaksanakannya penyuluhan tentang GAKY diharapkan siswa/i dapat

terhindar dari GAKY yang selama ini sering terjadi akibat kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi garam beryodium.

2. Saran

2.1. Untuk Sekolah:

a. Mendukung program penyuluhan GAKY

b. Disiplin melaksanakan kegiatan-kegiatan seputar GAKY yang telah direncanakan

2.2. Untuk Puskesmas:

a. Melakukan penyuluhan GAKY lebih sering lagi

b. Rutin memonitoring konsumsi garam beryodium masyarakat desa

c. Disiplin melaksanakan kegiatan-kegiatan seputar GAKY yang telah direncanakan

Dinas Kesehatan

2.3. Untuk Dinkes:

a. Rutin melakukan evaluasi konsumsi garam beryodium dan surveilans adanya GAKY

pada seluruh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Laporan Gizi

DEPKES RI. 1996. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium. Jakarta: Depkes RI

DEPKES RI. 2000. Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Garam Beryodium di Tingkat

Masyarakat. Jakarta : Depkes RI.

Notoatmodjo, Soekidjo, Prof.Dr. 19966 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka

Cipta

Nyoman I Dewa  dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta:: EGC

Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2004. Ilmu Gizi I. Jakarta : Dian Rakyat.

Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2006. Ilmu Gizi II. Jakarta : Dian Rakyat

Sr.Alfonsine C.B, B.Sc. 1994. Pengantar Ilmu Gizi. Jakarta: Intan

Page 19: Laporan Gizi

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL KEGIATAN UKM

PENYULUHAN GAKY

Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Makmur

Presentasi Telah dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2012 di Puskesmas Kuta Makmur

Kuta Makmur, 22 Oktober 2012

Mengetahui:

Pendamping Peserta

dr. KEMALASARI dr. Fitra Rizia

Nip. 197011112002122005

Page 20: Laporan Gizi

Nama sampel siswa/siswi MIN Keude Krueng pada Penyuluhan GAKY

Kelas 4 Kelas 5

1. Zakia Munira 1. T. Farhan

2. Riski Reza 2. Amal Ziaudin

3. M. Ikhsan 3. Hakkul Yakin Nus

4. Ahmad Ramadhan 4. Saidul Bahri

5. Cut Safira 5. Hazirial Akbar

6. Munandar 6. Fakriazi

7. Musliana Fudar 7. Cut Mazatillah

8. Rizki Aulia 8. Safriana

9. Bidirul Husni 9. Siti Fadilla

10. Rajul Ikram 10. Ayu Riski

11. Riska Mulyani 11. Asmaul Husna

12. Asmaul Husna 12. Nazarul Aksa

13. Mistahul Jannah