Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN HASIL AUDIT PENILIKAN I VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus
Lokasi Kantor / Areal Hutan Hak
Jl. Tanjung Manimbaya No. 57 Palu
Provinsi Sulawesi Tengah
Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara
Provinsi Sulawesi Tengah
e
Lembaga Sertifikasi
PT TÜV Rheinland Indonesia Oktober 2019
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 1 dari 49
KATA PENGANTAR
Sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016
tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu Pada
Pemegang Izin, Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak, pemerintah mewajibkan bagi setiap
pemegang izin termasuk pemegang IUPHHK-HA/HTI/RE untuk dilakukan verifikasi legalitas kayu
(VLK) dengan standard yang ditetapkan oleh Kementrian Kehutanan melalui Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produk Lestari Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tentang Standar dan
Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi
Legalitas Kayu (VLK) menyatakan bahwa Pemegang IUIPHHK-HKm, IUIPHHK-HTR, IUIPHHK-HD,
IUIPHHK-HTHR, IPK, IUIPHHK, IUI, TDI, dan ETPIK Non-Produsen wajib mendapatkan S-LK, maka
PT TUV Rheinland Indonesia telah melaksanakan :
Audit Penilaian VLK di Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus pada tanggal 7 s/d 8 Desember
2017
Audit Penilikan I VLK di Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus pada tanggal 18 s/d 20
September 2019
Verifikasi Legalitas Kayu dilakukan oleh Auditor LV-LK PT TUV Rheinland Indonesia beranggotakan
1 (satu) orang auditor yang terdiri dari Lead Auditor. Dalam melakukan verifikasi, Tim Auditor bersifat
independen dan tidak mempunyai konflik kepentingan dengan perusahaan yang diverifikasi serta
tidak dipengaruhi oleh pihak manapun, sehingga penilaian akan objektif dan dapat dipercaya dengan
mengikuti sistem verifikasi yang digunakan. Laporan Verifikasi Legalitas Kayu PHAT H. Agus ini
menjabarkan hasil verifikasi dan rekomendasi yang harus dilakukan oleh pemegang izin untuk
memenuhi standar legalitas kayu sesuai yang dipersyaratkan oleh Pemerintah. Keputusan hasil
verifikasi Tim Auditor yang tertuang dalam laporan verifikasi ini telah mempertimbangkan/
mempergunakan dokumen-dokumen tambahan yang disampaikan oleh pemegang izin berkaitan
dengan verifier-verifier yang berkategorikan ”Tidak Memenuhi” pada periode waktu yang telah
ditentukan seperti yang tercantum dalam Lampiran 3.3 Peraturan Dirjen PHPL Nomor :
P.14/PHPL/SET/4/2016. Laporan verifikasi ini disampaikan kepada Pengambilan Keputusan
Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK), yang selanjutnya disampaikan kepada pemegang izin.
Jakarta, Oktober 2019
PT TUV Rheinland Indonesia,
Tim Audit VLK
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 2 dari 49
DAFTAR ISI
Bab Daftar Isi Halaman
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Daftar Tabel 3
Daftar Gambar 4
I PENDAHULUAN 5
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Maksud, Tujuan, Standar dan Sasaran Verifikasi 6
II IDENTITAS PEMILIK HUTAN HAK DAN LEMBAGA VLK 7
2.1 Identitas Pemilik hutan hak 7
2.2 Identitas Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu 8
III METODOLOGI VERIFIKASI 10
3.1 Metode Verifikasi 10
3.2 Kriteria dan Indikator 13
3.3 Tahapan Verifikasi 13
IV HASIL VERIFIKASI DAN ANALISIS 20
4.1 Verifier yang Tidak Diverifikasi 20
4.2 Verifier yang Diverifikasi 21
V KESIMPULAN 39
5.1 Kesimpulan 39
5.2 Rekomendasi 39
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 3 dari 49
DAFTAR TABEL
Tabel Daftar Tabel Halaman
1 Daftar Anggota Kelompok PHAT H. Agus 21
2 Daftar Anggota Kelompok dari Desa Ganda-Ganda – Kecamatan
Petasia. 21
3 Daftar Anggota Kelompok dari Desa Malino – Kecamatan
Petasia 22
4 Daftar Anggota Kelompok dari Desa Tontowea – Kecamatan
Petasia 22
5 Data Penerbitan SKSHHK pada Pemegang Hak Atas Tanah
(PHAT) H. Agus Periode September 2018 sd Agustus 2019 29
6 Contoh Tagihan PSDH/DR pada LHP No. 20 dan 22 31
7 Daftar Nama Pengurus/Karyawan Kelompok Tani Pemegang
Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus 37
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 4 dari 49
DAFTAR GAMBAR
Gambar Daftar Gambar Halaman
1 Peta Lokasi PHAT di Desa Ganda-Ganda, Kecamatan Petasia 25
2 Peta Lokasi PHAT di Desa Molino, Kecamatan Petasia 25
3 Peta Lokasi PHAT di Desa Tontowea, Kecamatan Petasia 26
4 Contoh Sketsa atas Hak Milik No 65 Desa Ganda-Ganda, terdapat
jalan dan pekarangan sesuai kondisi lapangan 26
5
Contoh Sketsa atas Hak Milik No 362 Desa Tontowea sesuai Kondisi
Lapangan berbatansan dengan jalan/lorong serta berbatasan
langsung dengan lahan lain anggota PHAT 27
6 Penyesuaian Lokasi Sertifikat berdasarkan Koordinat pada GPS 28
7 Kartu Ganis PHPL an. Hasriyanto 29
8 Contoh SKSSHK KB.B. 2775741 tanggal 6 Desember 2017 dari
PHAT H. Agus ke UD Mardiana 31
9
Contoh bukti pembayaran PSDH 24/LHP/HAT-AGPET/XI/2017,
Tanggal 26-11-2017 sesuai dengan rincian pembuatan tagihan
online 33
10 Laporan Temuan Audit Internal 33
11 Dokumen SPPL dan Bukti Tanda Terima dari Dinas Lingkungan
Hidup daerah Morowali Utara 38
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 5 dari 49
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perdagangan produk kayu di pasar International telah mengalami perubahan paradigma menjadi
perdagangan produk kayu yang ramah lingkungan dan perdagangan produk kayu yang bertanggung
jawab (Responsible Wood Product Purchasing). Sejak meningkatnya issue illegal logging dan issue
sertifikasi hutan di pasar international, maka mau tidak mau negara-negara yang menjadi produser
produk kayu termasuk Indonesia disibukan dengan issue ini. Beberapa negara seperti Negara Eropa
dan US memberlakukan bahwa produk kayu yang masuk ke negara mereka haruslah dari hutan
yang dikelola secara baik (sustainable) atau paling tidak telah diverifikasi legalitasnya.
Dengan kondisi kehutanan di Indonesia saat ini masih dirasakan oleh beberapa pengusaha di bidang
pengelolaan hutan cukup sulit untuk menerapkan praktek pengelolaan hutan yang lestari seperti
ditetapkan dalam standard yang ada, karena beberapa alasan seperti kondisi di lapangan yang tidak
mendukung dan kebijakan pemerintah yang belum kondusif serta belum adanya intensif yang
memadai baik dari pasar maupun dari pemerintah, sementara tuntutan dan tekanan pasar
international cukup tinggi.
Dari hambatan di atas, pilihan yang ada saat ini adalah dengan membuktikan kepada pembeli produk
kayu (importir) bahwa produk kayu yang dijual (ekspor) setidaknya telah diverifikasi legalitasnya oleh
lembaga independen yang kredibel. Membuktikan atau memverifikasi legalitas produk kayu itu sendiri
harus dibuktikan dengan suatu verifikasi yang kredible dengan mengacu kepada suatu kriteria atau
standar yang ada atau standar yang disepakati bersama dan diakui oleh pasar international.
Dalam rangka hal tersebut, untuk melaksanakan tata kelola kehutanan, penegakan hukum dan
promosi perdagangan kayu legal maka dikembangkan sistem penjaminan legalitas kayu (Timber
legality Assurance System) yang disebut Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dengan melibatkan
para pihak baik menyusun standar verifikasi legalitas kayu maupun kelembagaannya dengan prinsip
governance, credibility, dan representativeness. Berdasarkan proses para pihak tersebut,
pemerintah Indonesia telah membangun Sistem Verifikasi legalitas Kayu dengan keluarnya
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016
tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi
Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau Pada Hutan Hak dan Peraturan Direktur Jenderal PHPL
Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK)
beserta dengan lampirannya.
Dengan Peraturan ini Verifikasi Legalitas Kayu pada pemegang IUPHHK dilakukan oleh Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) yang telah diakreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional)
sesuai ISO/IEC Guide 17065:2012.
PT. TUV Rheinland Indonesia telah diakreditasi oleh KAN sebagai Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu
(LV-LK), dan telah mempunyai kualifikasi untuk melakukan verifikasi legalitas kayu dengan standard
tersebut di atas.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 6 dari 49
Dasar dilakukannya kegiatan verifikasi legalitas kayu terhadap PHAT H. Agus di Morowali Utara
Provinsi Sulawesi Tengah oleh Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu PT TUV Rheinland Indonesia
adalah berdasarkan:
1. Perdirjen PHPL No. P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 Lampiran 3.3 tentang Pedoman
Pelaksanaan Verifikasi Legalitas kayu Pada Pemilik Hutan Hak.
2. Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) antara PHAT H. Agus Dengan LVLK PT. TUV Rheinland
Indonesia.
1.2. Maksud, Tujuan, Standar dan Sasaran Audit
1.2.1. Maksud Verifikasi
Maksud dari kegiatan audit ini secara umum adalah untuk melaksanakan kegiatan monitoring
terhadap konsistensi penerapan dan pemenuhan verifier yang tercantum dalam Standar Verifikasi
Legalitas Kayu pada pemegang PHAT H. Agus, Morowali Provinsi Sulawesi Tengah sesuai dengan
standar dan pedoman VLK yang berlaku di Indonesia.
1.2.2. Tujuan Verifikasi
Sedangkan tujuan dari kegiatan audit Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu di PHAT H. Agus adalah
untuk :
1. Melakukan kegiatan pengumpulan data dan penilaian eksternal terhadap kelengkapan dokumen-
dokumen perusahaan sebelum dilakukan penilaian dan verifikasi di lapangan.
2. Melakukan audit kepada organisasi / perusahaan dengan skema standar yang telah ditetapkan
1.2.3. Standar Verifikasi
Kegiatan Sertifikasi SVLK ini mencakup persyaratan-persyaratan atau kriteria, indikator dan verifier
seperti yang tercantum dalam Peraturan Direktur Jenderal PHPL Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016
tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) Lampiran 2.3 tentang Standar
Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) Pada Hutan Hak, Termasuk Hak Guna Usaha, Hak Pakai, Tanah
Bengkok, Titisara, Hutan Milik Desa, Hutan Adat dan Kuburan dan lampiran lainnya yang relevan.
1.2.4. Sasaran Verifikasi
Sasaran kegiatan audit Sertiifikasi ini dilakukan pada pemegang PHAT H. Agus yang berlokasi di
Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 7 dari 49
II. IDENTITAS PEMILIK HUTAN HAK DAN LEMBAGA VLK
2.1. Identitas Pemilik hutan hak
1. Organisasi / Auditee Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus
2. Lokasi Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah
3. Kategori Hutan Hak
4. Akta pendirian perusahaan Akta Pendirian Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus Nomor 01 tanggal 07 Desember 2017 dibuat oleh Notaris Raden Sindhu Dhevadata Hardjito, S.H.
5. Jenis produk Kayu Hutan Hak
6. Pengurus Ketua : H. Agus
Sekretaris : Fikri
Bendahara : Tahang
7. Jumlah Anggota 93 orang
8. Total Luas Lahan 763,837 Ha
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 8 dari 49
2.2. Identitas Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu
1. Nama Lembaga Sertifikasi PT TÜV Rheinland Indonesia
2. Alamat Menara Karya 10th Floor, Blok X-5
Jl. HR. Rasuna Said Kav. 1-2, Jakarta
Ph : 021-579 44 579
Fax : 021-579 44 575
e-mail : [email protected]ÜV.com
3 Akte Pendirian : Akta Pendirian : No. 3 tanggal 11 September 1996 oleh Notaris Siti Mariam Muchtar Widodo SH, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 30 Oktober 1998 nomor 02-23576 HT.01.01.Th.98.
Akta Perubahan Terakhir : No. 13 tanggal 15 Oktober 2015 oleh Notaris Anesta Chrisanti, SH, M.Kn. Pengesahan perubahan akta sampai saat ini masih dalam proses di instansi berwenang
4. Pengurus Lembaga VLK :
Komisaris Utama :
Ralf Scheller
Komisaris :
Holger Helmut Kunz
DR. Indaryati Swarna Dewi Motik, MBA
Ir. M. Bascharul Asana, MBA
Direktur Utama :
I Nyoman Susila
Direktur :
Edmundus Wiharyono
Abdul Qohar
5. Tim Auditor VLK Sapto Hariyono (Lead auditor)
6. Tenaga Pendukung Bambang Sutomo
7. Pengambil Keputusan Heni Handayani, S. Hut
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 9 dari 49
Profil Tim Auditor dan Pengambil Keputusan VLK
No Nama Auditor Jabatan Kualifikasi
1. Sapto Hariyono Lead Auditor a. Sarjana Kehutanan;
b. Magister Hukum;
c. Pengalaman 8 tahun di Industri Woodworking dan Furniture;
d. Pengalaman 6 tahun di PT Sucofindo, Specialist (Kehutanan, Kelautan dan Lingkungan),
e. Lead Auditor ISO 9001;
f. Lead Auditor SVLK dan PHPL;
g. Pelatihan PHPL, SVLK, COC FSC, IRCA;
h. Pelatihan AMDAL A, B dan C
i. Profesional Lingkungan (Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia)
2. Heni Handayani, S.Hut Pengambil Keputusan (Certifier)
a. Sarjana Kehutanan
b. Pengalaman kerja 3 tahun sebagai Kepala Bagian Perencanaan IUPHHK-HA PT Dalek Hutani Esa Provinsi Jambi.
c. Lead Auditor : PHPL & SVLK, VLO, PHTL – LEI, ISPO.
d. Training/Pelatihan : PHPL & SVLK, ISO IRCA 9001, SFM PEFC/IFCC, CoC PEFC/IFCC.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 10 dari 49
III. METODOLOGI VERIFIKASI
3.1. Metode Verifikasi
Metode verifikasi yang digunakan dalam kegiatan Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu ini mengacu
pada Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 pada Lampiran 2.3 tentang Standar Verifikasi Legalitas
Kayu (VLK) Pada Hutan Hak, Termasuk Hak Guna Usaha, Hak Pakai, Tanah Bengkok, Titisara,
Hutan Milik Desa, Hutan Adat dan Kuburan dan Lampiran 3.3 tentang Pedoman Pelaksanaan
Verifikasi Legalitas Kayu Pada Hutan Hak.
3.1.1. Metoda Penilaian Dokumen
Penilaian dokumen merupakan kegiatan untuk menghimpun, mempelajari, dan menganalisis data
dan dokumen agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penilaian dokumen yang akan
dilakukan meliputi dokumen dan data perusahaan, terdiri dari dokumen primer dan data sekunder
yang diperoleh dengan cara penelaahan berbagai dokumen-dokumen seperti dokumen Legalitas
Perusahaan, dokumen yang menyangkut perijinan perusahaan, dokumen realisasi produksi dan
laporan penggunaannya, laporan-laporan penelitian yang relevan dengan kriteria dan indikator yang
disyaratkan. Dokumen-dokumen yang ditelaah untuk aspek lingkungan antara lain; AMDAL, laporan
UKL dan UPL dan dokumen-dokumen lain yang relevan. perencanaan, laporan pelaksanaan, laporan
keuangan, form-form yang digunakan dalam proses produksi, bukti transaksi, hasil-hasil studi dan
lain-lain. Dokumen-dokumen dan laporan yang akan dinilai dalam kegiatan ini meliputi dokumen yang
ada di unit manajemen dalam rentang waktu 12 (dua belas) bulan terakhir.
Analisis data yang meliputi data primer dan data sekunder, Analisis data primer dan data sekunder
dari proses penilaian lapangan dilakukan berdasarkan metode ilmiah yang telah baku (matematis)
dan umum digunakan. Pada prinsipnya, analisis data yang dilakukan tergantung pada keoptimalan
data untuk bisa menjawab suatu kriteria,indikator dan verifier, ketersediaan data, kondisi serta
kendala-kendala lapangan yang dijumpai. Pada beberapa indikator, analisis data dilakukan secara
diskriptif (recognaisance), distribusi frekuensi dan prosentase sehingga dapat mendukung data
primer atau sekunder yang dianalisis secara matematis.
Kegiatan yang ada dalam penilaian dokumen ini juga menyangkut kegiatan seperti:
- Mempelajari dan menganalisa dokumen legalitas yang dimiliki oleh perusahaan mulai dari
dokumen Akta Pendirian perusahaan sampai perubahan yang terakhir, izin usaha industri, izin
gangguan, tanda daftar perusahaan, nomor pokok wajib pajak, dokumen pemantauan dan
pengelolaan lingkungan, dsb.
- Mempelajari dan menganalisis dokumen ketenagakerjaan IUIPHHK dan dokumen tambahan yang
diperlukan.
- Mempelajari dan menganalisa semua rekaman atau catatan terkait (laporan-laporan, dsb.) yang
terkait dan diperlukan pada verifikasi ini.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 11 dari 49
3.1.2. Metoda Verifikasi Di Lapangan
Dalam kegiatan penilikan dilakukan kegiatan pengamatan, pencatatan, uji petik dan penelusuran
untuk menguji kebenaran data. Hasil pengamatan akan dianalisa dengan menggunakan kriteria,
indikator dan verifier verifikasi legalitas kayu, sehingga diperoleh jawabannya. Cara/metoda yang
ditempuh meliputi :
1. Wawancara (wawancara responden dan wawancara informan), dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan yang dimodifikasi untuk menjawab kriteria, indikator dan verifier yang disyaratkan.
Sasaran wawancara informan adalah unit manajemen serta informan lain yang masih relevan
dalam konteks penilaian kinerja unit manajemen.
2. Verifikasi dokumen adalah kegiatan yang dilakukan oleh Tim Audit untuk menghimpun,
mempelajari data dan dokumen pemegang izin dan menganalisis menggunakan kriteria dan
indikator yang ditetapkan sesuai ketentuan.
3. Observasi lapangan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Tim Audit untuk menguji kebenaran data
melalui pengamatan, pencatatan, uji petik dan penelusuran, dan menganalisis menggunakan
kriteria dan indikator yang telah ditetapkan untuk dapat melihat pemenuhannya.
4. Uji petik dilapangan dengan mengambil sampling sesuai dengan yang diatur dalam Permenhut No.
09/Menhut-II/2005 dan akan disesuaikan dengan jumlah persediaan kayu yang ada saat penilaian
dilakukan,memeriksa keabsahan dan kelengkapan dari dokumen yang dinilai, kemudian
memeriksa dan membanding realisasi produksi dengan kapasitas produksi yang sah.
Penentuan jumlah batang kayu bulat yang akan di uji petik adalah sebagai berikut :
- Apabila jumlah batang dari satu partai kurang atau sama dengan 100 batang maka jumlah
sampelnya adalah 100%
- Apabila jumlah batang dari satu partai antara 101 sampai dengan 1000 batang maka jumlah
sampelnya minimal 100 batang
- Apabila jumlah batang dari satu partai lebih dari 1000 batang, maka jumlah sampelnya adalah
10%
Penentuan jumlah keping sampel sortimen yang akan di uji petik adalah sebagai berikut :
- Apabila jumlah dalam partai 1 – 35 keping, maka jumlah sampelnya adalah 100%
- Apabila jumlah dalam partai 36 – 500 keping, maka jumlah sampelnya adalah 35 keping
- Apabila jumlah dalam partai 501 - 1000 keping, maka jumlah sampelnya adalah 60 keping
- Apabila jumlah dalam partai 1001 - 2000 keping, maka jumlah sampelnya adalah 100 keping
- Apabila jumlah dalam partai 2001 - 3000 keping, maka jumlah sampelnya adalah 125 keping
- Apabila jumlah dalam partai lebih dari 3000 keping, maka jumlah sampelnya adalah 5%
5. Pengamatan terhadap proses kerja dan Penilaian dokumen, yang meliputi dokumen perusahaan,
dokumen Data sekunder diperoleh dengan cara penelaahan berbagai dokumen-dokumen
termasuk laporan penelitian yang relevan dengan kriteria dan indikator aspek produksi, SEL atau
AMDAL, RKL-RPL, SOP, FAKB, LHP, berbagai laporan kegiatan, laporan penelitian, dan
dokumen-dokumen lain yang relevan.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 12 dari 49
Untuk menjawab kebutuhan indikator dan verifier, proses penilaian lapangan tidak dilakukan secara
terpisah pada satuan waktu dan tempat untuk setiap indikator dan verifier pada waktu dan tempat
yang sama, kadang-kadang dapat dilakukan penilaian untuk lebih dari satu indikator atau verifier.
3.1.3. Lokasi Pengambilan Data, Pengamatan dan Pengukuran
Lokasi pengambilan data dilakukan di kantor PHAT H. Agus Lokasi pengambilan data primer,
pengamatan dan pengukuran, dilakukan di tempat-tempat tertentu yang disesuaikan dengan
kriteria,indikator dan verifier yang dimaksud seperti di Gudang Penerimaan Bahan Baku dan lokasi
pemasok.
3.1.4. Metode Pengambilan Keputusan
Penentuan pengambilan keputusan atas verifier, kriteria dan indikator mengacu kepada standar
verifikasi legalitas kayu yang sudah ditetapkan dalam Lampiran 2.3 Peraturan Direktur Jenderal Bina
Usaha Kehutanan P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016.
Tahap Pelaksanaan pengambilan keputusan akan dilaksanakan oleh tim Pengambil Keputusan.
dengan tahapan seperti berikut ini :
a. Keputusan hasil penilikan dapat berupa kelanjutan, pembekuan atau pencabutan Sertifikat
Legalitas Kayu atas IUIPHHK dilakukan oleh Pengambil Keputusan LV-LK berdasarkan laporan
auditor. Dalam penilaian VLK di PHAT H. Agus ini pengambilan keputusan akan dilakukan oleh
personal yang berwenang untuk melakukan pengambilan keputusan yang berasal dari LV-LK PT.
TUV Rheinland Indonesia.
b. Laporan hasil audit lengkap yang sudah dibuat oleh Tim audit VLK akan diterima oleh pengambil
keputusan paling lambat 21 (duapuluh satu) hari kalender sejak pertemuan penutupan
dilaksanakan.
c. Pengambil Keputusan dipastikan akan mendapatkan laporan akhir yang juga sudah memasukan
keberatan atau perbaikan dari pihak auditee atas laporan audit yang dibuat oleh tim penilai
lapangan dan telah diselesaikan oleh Tim adhoc.
d. Sebelum proses pengambilan keputusan, pengambil keputusan memeriksa kelengkapan
dokumen laporan yang diperlukan yang mencakup :
- Laporan Penilaian VLK
- Lampiran Laporan
- Resume Hasil Penilaian
- Rencana Audit/Audit Plan
- Kontrak Penilaian
- Laporan Tinjauan Kontrak
- Dokumen-Dokumen Berita Acara yang diperlukan
- Dokumen lainnya yang dianggap perlu
e. Proses Pengambilan keputusan juga bila diperlukan dihadiri oleh Tim penilai Lapangan untuk
keperluan klarifikasi oleh pengambil keputusan atau Tim pengambil keputusan.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 13 dari 49
f. Keputusan Kelanjutan Sertifikat LK tetap digunakan jika semua norma penilaian untuk setiap
verifier pada Standar Verifikasi Legalitas Kayu pada IUPHHK yang “Memenuhi”.
g. Keputusan Pembekuan Sertifikat LK dilakukan jika terdapat norma penilaian di verifier pada
Standar Verifikasi Legalitas Kayu pada IUPHHK yang “Tidak Memenuhi”.
h. Dalam hal hasil verifikasi “Tidak Lulus”, LV-LK menyampaikan laporan hasil keputusan kepada
Pemegang Izin untuk memberikan kesempatan mengajukan banding atas hasil keputusan
dimaksud dan Pemegang Izin diberi waktu untuk menyampaikan banding atas hasil keputusan
verifikasi selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kalender terhitung sejak penyampaian hasil
keputusan verifikasi.
i. Dalam hal tidak terdapat banding, hasil keputusan kelanjutan, pembekuan atau pencabutan Sertif-
ikat Legalitas Kayu diumumkan selambat-lambatnya 49 (empat puluh sembilan) hari kalender
terhitung sejak dimulainya pelaksanaan verifikasi dan observasi lapangan.
j. Dalam hal terdapat banding, penyelesaian dan keputusan banding selambat-lambatnya 20 (dua
puluh) hari kalender terhitung sejak diterimanya banding dan hasil keputusan verifikasi
diumumkan selambat-lambatnya 69 (enam puluh sembilan) hari kalender terhitung sejak
dimulainya pelaksanaan verifikasi dan observasi lapangan.
k. Pengumuman hasil keputusan verifikasi disertai dengan resume hasil verifikasi dilakukan melalui
website LVLK dan website Kementrian Kehutanan atau media massa.
3.2. Kriteria dan Indikator
Kriteria dan indikator yang digunakan Tim Auditor dalam melakukan Verifikasi Legalitas Kayu
berdasarkan pada Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian
Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) terutama
Lampiran 2.3 tentang Standar Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) Pada Hutan Hak, Termasuk Hak Guna
Usaha, Hak Pakai, Tanah Bengkok, Titisara, Hutan Milik Desa, Hutan Adat dan Kuburan. Adapun
kriteria dan indikator yang diterapkan ada 3 Pinsip, 6 Kriteria, 11 Indikator dan 17 Verifier.
3.3. Tahapan Verifikasi
3.3.1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) melakukan persiapan-persiapan yang
diperlukan sebelum pelaksanaan kegiatan verifikasi lapangan dengan mengacu kepada Prosedur
Pelaksanaan Verifikasi LK Pada Pemegang IUIPHHK dan IUI (TRID-PROC-LVLK-003) yang
mencakup :
a. Perekrutan tim verifikasi legalitas kayu dengan mengacu kepada daftar auditor VLK PT. TUV
Rheinland Indonesia.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 14 dari 49
b. Persiapan logistik, perjalanan dan akomodasi dengan mempertimbangkan lokasi kegiatan
verifikasi dan jumlah HOK (hari orang kerja) yang diperlukan.
c. Pengumpulan data dan informasi berkaitan dengan obyek yang akan di sertifikasi.
d. Pemberitahuan kepada IUIPHHK yang akan diverifkasi terkait dengan rencana verifikasi legalitas
kayu dengan mengirimkan surat pemberitahun rencana audit VLK.
e. Pembuatan rencana audit verifikasi legalitas kayu.
3.3.2. Pelaksanaan Verifikasi Lapangan Legalitas Kayu
Untuk tahap penilikan verifikasi lapangan legalitas kayu mengacu kepada Prosedur Pelaksanaan
Verifikasi LK Pada Pemegang IUIPHHK dan IUI (TRID-PROC-LVLK-003) yang mencakup kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
a. Sebelum audit di lapangan dilakukan, harus dipastikan tim audit telah menetapkan program
auditnya termasuk rencana dan jadwal audit dan susunan tim audit dan ketua tim audit.
b. Rencana audit selanjutnya disampaikan kepada klien/auditee dan dipresentasikan pada
pertemuan pembukaan kepada klien.
c. Penugasan dan pengaturan kerja tim audit ditetapkan dalam rencana audit.
d. Setiap anggota tim audit harus mempersiapkan daftar periksa atau chek list audit dan rencana
pengambilan sampling audit untuk masing-masing aspek yang akan diauditnya.
e. Pada saat audit di lapangan harus dipastikan bahwa semua verifier dari masing-masing indikator
dapat diverifikasi. Daftar periksa atau check list dapat menjadi acuan untuk pemenuhan
ketercukupan masing-masing verifier.
f. Verifikasi LK pada dokumen Pemegang IUPHHK (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu)
sesuai Lampiran 3.3 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016.
g. Verifikasi dokumen, merupakan kegiatan untuk menghimpun, mempelajari, serta menganalisis
data dan dokumen agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Verifikasi dokumen
dilakukan dengan menggunakan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan sesuai Lampiran 2.3
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29
April 2016.
h. Observasi lapangan, merupakan kegiatan pengamatan, pencatatan, uji petik dan penelusuran
untuk menguji kebenaran data. Hasil pengamatan lapangan akan dianalisa dengan menggunakan
kriteria dan indikator yang telah ditetapkan untuk dapat melihat pemenuhannya. Metode verifikasi
lapangan dan dokumen mengacu kepada Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan
Nomor Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu
(Lampiran 3.3 dan Lampiran 2.3).
i. Pada saat verifikasi di lapangan hal-hal lain yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
- Pertemuan Pembukaan dan dibuatkan Notulensi Pertemuan Pembukaan yang dilampiri dengan
Daftar Hadir Pertemuan Pembukaan.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 15 dari 49
- Dalam Pertemuan pembukaan tersebut, Lead Auditor menginformasikan rencana audit,
ringkasan singkat bagaimana audit akan dilaksanakan, mengkonfimasikan saluran komunikasi,
memberikan kepada auditee untuk mengajukan pertanyaan atau klarifikasi. Selain itu dalam
rapat pembukaan audit juga perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Perkenalan peserta, termasuk ringkasan tugasnya/peranannya;
2. Konfirmasi tujuan, ruang lingkup dan kriteria audit;
3. Konfirmasi jadwal audit dan pengaturan lain dengan auditi, seperti tanggal dan waktu untuk
rapat penutupan, rapat interim antara tim audit dan manajemen auditi, serta perubahan
yang menyusul;
4. Metode dan prosedur yang digunakan untuk melaksanakan audit, termasuk menjelaskan
kepada auditi bahwa bukti audit hanya akan didasarkan pada sampel informasi yang
tersedia dan oleh karena itu terdapat unsur ketidakpastian dalam audit;
5. Konfirmasi saluran komunikasi formal antara tim audit dan auditi;
6. Konfirmasi bahasa yang digunakan selama audit;
7. Konfirmasi bahwa selama audit, auditi akan selalu diberi informasi perkembangan audit;
8. Konfirmasi bahwa sumberdaya dan fasilitas yang diperlukan oleh tim audit tersedia;
9. Konfirmasi hal-hal yang terkait dengan kerahasiaan;
10. Konfirmasi prosedur keselamatan kerja, tindakan darurat, dan keamanan yang sesuai
untuk tim audit;
11. Konfirmasi ketersediaan, peran dan identitas setiap pemandu;
12. Metode pelaporan, termasuk pengkategorian ketidaksesuaian;
13. Informasi tentang kondisi yang dapat menyebabkan audit diakhiri;
14. Informasi tentang sistem banding terhadap pelaksanaan dan kesimpulan audit.
j. Pengumpulan dan verifikasi informasi
- Selama audit, informasi yang sesuai dengan tujuan, ruang lingkup, dan kriteria audit, termasuk
informasi yang terkait dengan hubungan antar fungsi, kegiatan dan proses, sebaiknya
dikumpulkan dengan sampling yang sesuai dan sebaiknya diverifikasi. Hanya informasi yang
dapat diverifikasi yang dapat menjadi bukti audit. Bukti audit sebaiknya direkam.
- Bukti audit didasarkan pada sampel informasi yang tersedia. Oleh karena itu terdapat unsur
ketidakpastian dalam audit, yang sebaiknya menjadi perhatian dalam membuat kesimpulan
audit.
- Metode untuk mengumpulkan informasi mencakup :
1. Wawancara/diskusi
2. Verifikasi dokumen
3. Observasi lapangan
4. Uji petik/sensus
5. Tinjauan dokumen
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 16 dari 49
k. Pengambilan contoh untuk organisasi multi lokasi
Metode pengambilan contoh lokasi mengacu kepada ketentuan berikut :
Tabel 1. Metode Pengambilan Sampel Lokasi Multi-site.
Type audit Pengambilan contoh Keterangan
Audit awal ( Y = √ x ) Y = ukuran sample
X = jumlah lokasi terjauh
Dibulatkan ke atas
Audit surveillance ( Y = 0.6 √ x ) Y = ukuran sample
X = jumlah lokasi terjauh
Dibulatkan ke atas
Pengambilan contoh tidak dilakukan pada lokasi
yang sama dengan audit awal
Audit resertifikasi ( Y = 0.8 √ x ) Y = ukuran sample
X = jumlah lokasi terjauh
Dibulatkan ke atas
Pengambilan contoh tidak dilakukan pada lokasi
yang sama dengan audit awal
Apabila sertifikasi multi lokasi VLK dilakukan, maka LVLK harus memeriksa daftar keseluruhan
lokasi yang dicakup oleh organisasi multi lokasi.
l. Perumusan temuan audit
- Bukti audit dievaluasi terhadap kriteria audit untuk menghasilkan temuan audit. Temuan audit
dapat menunjukkan baik kesesuaian maupun ketidaksesuaian dengan kriteria audit. Bila
tercakup dalam tujuan audit, temuan audit dapat mengidentifikasi peluang untuk peningkatan.
- Tim audit melakukan pertemuan untuk meninjau temuan audit pada tahap yang sesuai selama
audit.
- Kesesuaian dengan kriteria audit sebaiknya dirangkum untuk menunjukkan lokasi, fungsi atau
proses yang diaudit. Bila tercakup dalam rencana audit, setiap temuan kesesuaian dan bukti
pendukungnya sebaiknya juga direkam.
- Ketidaksesuaian dan bukti audit pendukungnya sebaiknya direkam. ketidaksesuaian dapat
dikelompokkan. Ketidaksesuaian tersebut sebaiknya ditinjau dengan auditi untuk memperoleh
kepastian bahwa bukti audit adalah akurat, dan bahwa ketidaksesuaian dipahami. Setiap upaya
sebaiknya dilakukan untuk menyelesaikan setiap perbedaan pendapat perihal bukti dan / atau
temuan audit, dan hal-hal yang tidak dapat disepakati sebaiknya direkam.
m. Penyiapan kesimpulan audit sebelum dilakukan pertemuan penutupan
n. Pelaksanaan pertemuan penutupan
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 17 dari 49
- Merupakan pertemuan antara Tim Auditor dengan Pemegang Izin untuk memaparkan hasil
kegiatan verifikasi dan mengkonfirmasi temuan-temuan di lapangan.
- Pertemuan penutupan dipimpin oleh ketua tim audit dan diselenggarakan untuk
mempresentasikan temuan dan kesimpulan audit sehingga temuan dan kesimpulan tersebut
dimengerti dan disetujui oleh auditi dan bila sesuai untuk menyepakati jangka waktu yang
diberikan kepada auditi untuk menyampaikan rencana tindakan korektif dan pencegahan.
Peserta rapat penutupan sebaiknya termasuk auditi, dan dapat juga mencakup klien audit dan
pihak lain. Bila perlu, ketua tim audit sebaiknya memberitahu auditi tentang situasi yang ditemui
selama audit yang dapat mengurangi tingkat kepercayaan terhadap kesimpulan audit.
- Dalam hal masih terdapat dokumen yang belum dapat diperlihatkan Pemegang Izin diberikan
kesempatan untuk menyampaikan kekurangan dokumen selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari
kalender sejak pertemuan penutupan, dan bila sampai dengan batas waktu tersebut tidak
dapat memperlihatkan dokumen maka dinyatakan tidak memenuhi.
- Setiap perbedaan pendapat yang terkait dengan temuan dan/atau kesimpulan audit antara Tim
audit dan pemegang izin sebaiknya dibahas dan bila mungkin diselesaikan. Bila tidak dapat
diselesaikan, seluruh pendapat sebaiknya direkam.
- Hasil pertemuan penutupan dituangkan dalam bentuk Notulensi Pertemuan Penutupan yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dilampiri dengan Daftar Hadir Pertemuan
Pertemuan.
3.3.3. Pelaporan Hasil Verifikasi Lapangan
a. Tim audit VLK membuat laporan berdasarkan format acuan yang diatur dalam Lampiran 3.13
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016
tanggal 29 April 2016 tentang Pedoman Pelaporan Pelaksanaan Verifikasi Legalitas Kayu.
b. Laporan audit VLK mencakup Buku I Laporan Audit VLK, Buku II Lampiran Laporan VLK dan
Resume Hasil Verifikasi
c. Disajikan dalam bentuk buku dan soft copy untuk disampaikan kepada Pemegang Izin dalam
waktu 21 hari kalender setelah selesainya Pertemuan Penutupan.
3.3.4. Pengambilan Keputusan Verifikasi Legalitas Kayu
a. Keputusan Kelanjutan, Pembekuan atau Pencabutan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) dilakukan
oleh Pengambil Keputusan LV-LK berdasarkan laporan auditor. Dalam hal tenaga tetap sebagai
Pengambil Keputusan tidak kompeten, maka Pengambil Keputusan harus didampingi personil
yang kompeten yang bukan dari auditor yang melakukan verifikasi.
b. Keputusan Kelanjutan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) diberikan jika semua norma penilaian untuk
setiap verifier pada Standar Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Hutan Hak “Memenuhi”.
c. Dalam hal hasil verifikasi “Tidak Memenuhi”, LV-LK menyampaikan laporan hasil verifikasi kepada
Pemegang Izin dan LV-LK memberi kesempatan Pemegang Izin untuk memperbaiki verifier yang
“Tidak Memenuhi” dengan batas waktu selambat-lambatnya 15 (sepuluh) hari kalender sejak
Pemegang Izin menerima laporan hasil verifikasi.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 18 dari 49
d. Keputusan Pembekuan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) diberikan jika terdapat verifier pada
Standar Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang IUIPHHK dan IUI yang “Tidak Memenuhi” dan
tidak diperbaiki sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan yaitu selambat-lambatnya 10
(sepuluh) hari kalender sejak Pemegang Izin menerima laporan hasil verifikasi.
e. Keputusan Pencabutan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) diberikan jika keputusan pembekuan yang
dilakukan tidak ditindaklanjuti oleh Pemegang IUIPHHK dan IUI sesuai dengan batas waktu yang
telah ditetapkan dalam Lampiran 3.3 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016 tentang Pedoman Pelaporan Pelaksanaan Verifikasi Legalitas Kayu.
f. LV-LK tidak boleh mendelegasikan kewenangan pengambilan keputusan kepada orang lain atau
institusi lain untuk memberikan, memelihara, memperluas, menunda atau mencabut Sertifikat LK.
g. Pada saat kontrak Verifikasi LK sudah dilakukan, maka LV-LK memilih dan mengangkat Tim
pengambil keputusan yang terdiri dari 1 orang atau bila diperlukan membuat tim pengambil
keputusan yang terdiri dari maksimal 3 orang.
h. Laporan hasil audit lengkap yang sudah dibuat oleh Tim audit VLK diterima oleh pengambil
keputusan atau tim pengambil keputusan paling lambat 2 hari kalender sebelum proses
pengambilan keputusan dilakukan.
i. Harus dipastikan bahwa laporan audit akhir adalah laporan audit yang diserahkan kepada
pengambil keputusan atau Tim pengambil keputusan sudah memasukan keberatan atau
perbaikan dari pihak auditee atas laporan audit yang dibuat oleh Tim penilai lapangan dan telah
diselesaikan oleh Tim adhoc.
j. Pengambil keputusan atau Ketua tim pengambil keputusan menetapkan jadwal dan rencana
proses pengambilan keputusan, sedangkan tempat pengambilan keputusan bisa ditetapkan di
kantor lembaga sertifikasi maupun di luar kantor.
k. Bila proses pengambilan keputusan oleh satu tim, namun tidak dapat dihadiri semua anggota tim
dalam suatu pertemuan pengambilan keputusan karena suatu hal, maka Lembaga Verifikasi
dapat melaksanakan prosesnya dengan teleconference atau media lain yang memungkinkan
adanya pembahasan laporan hasil audit pada media tersebut seperti email, web jejaring sosial,
internet chat conference, dll. sejauh rekamannya proses pengambilan keputusan dapat
didokumentasikan dan dipertanggungjawabkan.
l. Sebelum proses pengambilan keputusan, pemgambil keputusan atau ketua tim pengambil
keputusan memeriksa kelengkapan dokumen laporan yang diperlukan yang mencakup :
- Laporan Penilaian VLK
- Lampiran Laporan
- Resume hasil verifikasi
- Rencana audit/audit plan
- Kontrak penilaian
- Laporan Tinjauan kontrak
- Dokumen-dokumen Notulensi yang diperlukan
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 19 dari 49
- Dokumen lainnya yang dianggap perlu
m. Proses Pengambilan keputusan juga bila diperlukan dihadiri oleh tim penilai Lapangan untuk
keperluan klarifikasi oleh pengambil keputusan atau tim pengambil keputusan.
n. Keputusan untuk merekomendasikan kelanjutan Sertifikat LK kepada perusahaan atau organisasi
didasarkan pada hasil pengambilan keputusan oleh pengambil keputusan atau tim pengambil
keputusan dengan hasil pada seluruh verifier ” MEMENUHI ”.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 20 dari 49
IV. HASIL VERIFIKASI DAN ANALISIS
4.1. Verifier Yang Tidak Diterapkan
No Prinsip / Kriteria / Indikator / Verifier Hasil Verifikasi
1. P1, K1.1, 1.1.1, b
Dokumen legalitas pemegang HGU yang sah yang mencakup Akte Perusahaan, SIUP, TDP, NPWP, dokumen lingkungan, dokumen K3 serta KKB/Peraturan Perusahaan yang relevan
PHAT H. Agus tidak berstatus sebagai Pemegang HGU, sehingga dokumen standar verifier ini tidak dipersyaratkan.
2. P1, K1.3, 1.3.1
Tanda V-Legal yang dibubuhkan sesuai ketentuan yang berlaku
PHAT H. Agus belum mengimplementasikan V-Legal karena sedang dalam proses audit penilaian VLK oleh Lembaga Sertifikasi TUV Rheinland
3. P2, K2.1, 2.1.1, a
Pedoman/prosedur K3 dan personel untuk implementasi K3
PHAT H. Agus tidak berstatus sebagai Pemegang HGU, sehingga tidak memiliki prosedur, personil dan implementasi K3.
4. P2, K2.1, 2.1.1, b
Peralatan K3 (seperti peralatan P3K dan Alat Pelindung Diri)
PHAT H. Agus tidak berstatus sebagai Pemegang HGU, sehingga tidak wajib memiliki peralatan K3 dan APD.
5. P2, K2.1, 2.1.1, c
Catatan Kecelakaan Kerja
PHAT H. Agus tidak berstatus sebagai Pemegang HGU, sehingga tidak wajib memiliki catatan kecelakaan kerja.
6. P2, K2.2, 2.2.1
Ada serikat pekerja atau kebijakan perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja
PHAT H. Agus tidak berstatus sebagai Pemegang HGU, sehingga tidak wajib ada serikat pekerja.
7. P2, K2.2, 2.2.2
Ketersediaan Dokumen KKB dan PP
PHAT H. Agus tidak berstatus sebagai Pemegang HGU, sehingga tidak wajib adanya Ketersediaan Dokumen KKB dan PP.
8. P3, K3.1, 3.1.2.a
Dokumen Laporan Pengelolaan dan Pemantauan lingkungan yang relevan
Laporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan bardasarkan SPPL baru mulai akan dilaporkan pada bulan Juni dan Desember 2018 (setiap tahun)
9. P3, K3.1, 3.1.2.b
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan lingkungan yang relevan
Bukti pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan bardasarkan SPPL tidak dipersyaratakan.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 21 dari 49
4.2. Verifier yang Diverifikasi
P1. Kepemilikan kayu dapat dibuktikan keabsahannya
K1.1. Keabsahan hak milik dalam hubungannya dengan areal, kayu dan perdagangan-nya.
1.1.1 Pemilik hutan hak mampu menunjukkan keabsahan haknya.
a. Dokumen kepemilikan/ penguasaan lahan yang sah (alas titel/ dokumen yang diakui pejabat yang berwenang)
Hasil Verifikasi
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan verifikasi pada Kelompok Tani Hutan Pemegang Hak
Atas Tanah (PHAT) H. Agus, anggota kelompok secara keseluruhan telah memiliki
Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional.
Anggota Kelompok Tani Hutan PHAT H. Agus berada pada 3 wilayah desa yaitu Desa
Ganda-Ganda, Desa Molino dan Desa Tontewa, yang secara administrative masuk
Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah. Total anggota
sebanyak 93 anggota yang secara total menguasai luas area sesuai daftar sebanyak 763.837
M2 atau seluas 76.3837 hektar, secara rinci jumlah anggota dan luasan area sebagai berikut :
Tabel 1. Daftar Anggota Kelompok PHAT H. Agus
No Jumlah Anggota Luas (M²) Desa / Kelurahan Kecamatan Kabupaten / Kota
1 6 53,837 Ganda-Ganda Petasia Morowali Utara
2 22 237,500 Molino Petasia Morowali Utara
3 65 472,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
Total 93 763,837
Tabel 2. Daftar Anggota Kelompok dari Desa Ganda-Ganda – Kecamatan Petasia.
No Nama Pemilik
Sertifikat No. Sertifikat
Luas
(M²) Desa /
Kelurahan Kecamatan
Kabupaten /
Kota
1 Herni Ronso
Kalembiro 19.04.16.24.1.00035 7,869 Ganda-Ganda Petasia Morowali Utara
2 Martis Tolibu 19.04.16.24.1.00014 7,493 Ganda-Ganda Petasia Morowali Utara
3 Naida Beddu 19.04.16.24.1.00065 10,001 Ganda-Ganda Petasia Morowali Utara
4 Karim 19.06.03.21.1.00141 2,000 Ganda-Ganda Petasia Morowali Utara
5 Siti Amsiah 19.06.03.21.1.00101 6,474 Ganda-Ganda Petasia Morowali Utara
6 Theny Epandi 19.06.03.21.1.00200 20,000 Ganda-Ganda Petasia Morowali Utara
Total 53,837
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 22 dari 49
Tabel 3. Daftar Anggota Kelompok dari Desa Malino – Kecamatan Petasia
No Nama Pemilik
Sertifikat No. Sertifikat
Luas
(M²) Desa /
Kelurahan Kecamatan
Kabupaten /
Kota
1 Agus 19.04.16.27.1.00454 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
2 Antilia
Wongso 19.04.16.27.1.00489 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
3 Damu 19.04.16.27.1.00420 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
4 Djoko 19.04.16.27.1.00412 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
5 Hamada 19.04.16.27.1.00259 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
6 Jaelani
Madaali 19.04.16.27.1.00501 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
7 Jamanudin 19.04.16.27.1.00418 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
8 Junadi 19.04.16.27.1.00214 2,500 Molino Petasia Morowali Utara
9 Lasinoro 19.04.16.27.1.00415 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
10 R. Nggeo 19.04.16.27.1.00273 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
11 Ramli Sunusi 19.04.16.27.1.00468 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
12 Suardin 19.04.16.27.1.00414 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
13 Sudin 19.04.16.06.1.00752 10,000 Molino Petasia Morowali Utara
14 Umar Gasing 19.04.16.27.1.00326 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
15 Usman 19.04.16.27.1.00337 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
16 Zubair 19.04.16.27.1.00470 7,500 Molino Petasia Morowali Utara
17 Aca 19.06.03.24.1.01087 20,000 Molino Petasia Morowali Utara
18 Dewi 19.06.03.24.1.00949 20,000 Molino Petasia Morowali Utara
19 Jumran 19.06.03.24.1.01158 20,000 Molino Petasia Morowali Utara
20 Sri 19.06.03.24.1.00957 20,000 Molino Petasia Morowali Utara
21 Usmati 19.06.03.24.1.01076 20,000 Molino Petasia Morowali Utara
22 Yustika Dewi 19.06.03.24.1.00981 20,000 Molino Petasia Morowali Utara
Total 237,500
Tabel 4. Daftar Anggota Kelompok dari Desa Tontowea – Kecamatan Petasia
No Nama Pemilik
Sertifikat No. Sertifikat
Luas
(M²) Desa /
Kelurahan Kecamatan
Kabupaten /
Kota
1 Salim 19.04.16.23.1.00280 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
2 Mauru 19.04.16.23.1.00294 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
3 Ramsa 19.04.16.23.1.00040 2,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
4 Witran 19.04.16.23.1.00425 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
5 Ramsa 19.04.16.23.1.00237 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
6 Sardi 19.04.16.23.1.00363 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
7 Sudin 19.04.16.23.1.00266 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
8 Baharudin 19.04.16.23.1.00251 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
9 Tauzi 19.04.16.23.1.00268 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 23 dari 49
10 Sujono 19.04.16.23.1.00386 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
11 Sobii 19.04.16.23.1.00393 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
12 Sutrisno Hadi 19.04.16.23.1.00408 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
13 Lisman Mauru 19.04.16.23.1.00285 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
14 Amrillah 19.04.16.23.1.00259 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
15 Barsia 19.04.16.23.1.00254 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
16 Suhadi 19.04.16.23.1.00335 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
17 Seni Haryanto 19.04.16.23.1.00403 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
18 Mariono 19.04.16.23.1.00402 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
19 Marno Purkoni 19.04.16.23.1.00332 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
20 Sarmo 19.04.16.23.1.00406 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
21 Sumijan 19.04.16.23.1.00300 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
22 Mudiana
Langulo 19.04.16.23.1.00232 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
23 Amaq Mursid 19.04.16.23.1.00243 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
24 Sumadi 19.04.16.23.1.00310 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
25 Amaq
Nurhayati 19.04.16.23.1.00241 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
26 Amaq
Darmawan 19.04.16.23.1.00265 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
27 Sarip 19.04.16.23.1.00098 2,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
28 Sujito 19.04.16.23.1.00131 2,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
29 Amrillah 19.04.16.23.1.00257 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
30 Munir 19.04.16.23.1.00248 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
31 Rogas Pakia 19.04.16.23.1.00230 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
32 Wati Menas
Yongke 19.04.16.23.1.00372 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
33 Paimin 19.04.16.23.1.00256 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
34 Martinem 19.04.16.23.1.00338 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
35 Sutoyo 19.04.16.23.1.00362 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
36 Gafur 19.04.16.23.1.00253 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
37 Mawardi 19.04.16.23.1.00267 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
38 Siti Amina 19.04.16.23.1.00276 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
39 Benur 19.04.16.23.1.00255 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
40 Irsan 19.04.16.23.1.00316 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
41 Amaq Hanan 19.04.16.23.1.00424 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
42 Cahyono 19.04.16.23.1.00321 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
43 Mujianto 19.04.16.23.1.00306 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
44 Budianto 19.04.16.23.1.00296 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
45 Amaq Tahir 19.04.16.23.1.00287 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
46 Sepfrodik 19.04.16.23.1.00304 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
47 Wito Sutrisno 19.04.16.23.1.00344 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
48 Poliwo Tuehi 19.04.16.23.1.00303 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 24 dari 49
49 Bidera 19.04.16.23.1.00270 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
50 Patomin 19.04.16.23.1.00279 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
51 Amaq Sabrain 19.04.16.23.1.00249 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
52 Amaq Saidi 19.04.16.23.1.00286 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
53 Nurjaini 19.04.16.23.1.00271 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
54 Suyono Wahyu 19.04.16.23.1.00302 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
55 Supriadi 19.04.16.23.1.00278 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
56 Irsan 19.04.16.23.1.00244 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
57 Lalu Hamzon 19.04.16.23.1.00260 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
58 Yakub 19.04.16.23.1.00283 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
59 Amaq Hermain 19.04.16.23.1.00262 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
60 Sono 19.04.16.23.1.00311 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
61 Atim 19.04.16.23.1.00420 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
62 Ramia 19.04.16.23.1.00238 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
63 Jabarudin 19.04.16.23.1.00354 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
64 Kartiwit 19.04.16.23.1.00289 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
65 Caryanto 19.04.16.23.1.00295 7,500 Tontowea Petasia Morowali Utara
Total 472,500
Justifikasi
Verifier ini memenuhi bila dokumen tersedia, lengkap, dan absah, dapat berupa:
a. Sertifikat Hak Milik, Leter B, Girik, Leter C, atau
b. Sertifikat HGU atau Sertifikat Hak Pakai, atau
c. Surat atau dokumen lainnya yang diakui oleh BPN atau Surat Penguasaan Tanah berada di
luar kawasan yang dikonfirmasi kebenarannya pada Ditjen yang membidangi planologi.
Para anggota Kelompok Tani Hutan PHAT H. Agus secara keseluruhan memiliki bukti kepemilikan
lahan/tanah berupa sertifikat tanda bukti hak kepemilikan tanah yang diterbitkan dan diakui oleh
Badan Pertanahan Nasional. Sehingga verifier 1.1.1.a memiliki norma penilaian memenuhi.
Norma Penilaian : Memenuhi
c. Peta/sketsa areal hutan hak dan batas-batasnya di lapangan
Hasil Verifikasi
Kelompok Tani Hutan PHAT H. Agus sudah memiliki peta yang menggambarkan lokasi masing-
masing areal hutan hak di wilayah kerjanya, hal ini ditunjukkan pada saat penilaian. Sesuai
hasil verifikasi diperoleh peta atau sketsa untuk masing-masing lahan/ tanah setiap anggota
yang menginformasikan batas-batas lahan/tanah di lapangan sesuai dengan informasi yang
terdapat pada sertifikat tanah milik anggota dan bedasarkan pada gambar situasi tanah pada
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 25 dari 49
masing-masing sertifikat tanah.
Berdasarkan hasil verifikasi dokumen, semua lahan berdasarkan sertifikat tanah hak milik
anggota sudah dipetakan dalam Peta Pemegang Hak Atas Tanah H. Agus yang telah dibuat
berdasarkan sumber Peta : Peta Rupabumi Indonesia skala 1: 50.000 dan Peta Kawasan
Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Sulawesi tengah Skala 1: 250.000 Lampiran SK
869/Menhut-II/2014.
Hasil verifikasi fisik terdapat 93 lahan dari 93 anggota kelompok yang terbagi dalam 3 lokasi
desa dengan peta sebagai berikut :
Gambar 1. Peta Lokasi PHAT di Desa Ganda-Ganda, Kecamatan Petasia
Gambar 2. Peta Lokasi PHAT di Desa Molino, Kecamatan Petasia
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 26 dari 49
Gambar 3. Peta Lokasi PHAT di Desa Tontowea, Kecamatan Petasia
Gambar 4. Contoh Sketsa atas Hak Milik No 65 Desa Ganda-Ganda, terdapat jalan dan pekarangan sesuai kondisi lapangan.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 27 dari 49
Gambar 5. Contoh Sketsa atas Hak Milik No 362 Desa Tontowea sesuai Kondisi Lapangan berbatansan dengan jalan/lorong serta berbatasan langsung dengan lahan lain anggota PHAT.
Hasil verifikasi di lapangan menunjukkan kondisi fisik yang bervariasi terhadap lahannya,
sebagian merupakan lahan yang berisikan tanaman kayu atau menggambarkan kondisi hutan
tanaman dan hutan alam karena dalam areal tersebut terdapat anakan maupun pohon dari
berbagai jenis antaranya Dara-Dara, Bugis, Jambu-Jambu, Nyatoh, Sawo Kecik, Nyatoh,
Rimba Campuran, Meranti. Pada umumnya lahan yang ada berupa hutan tegalan dan kebun.
Batas-batas lahan yang ditemukan jelas dapat diidentifikasi atau ditemukan di lapangan
karena masing-masing pemilik sangat menjaga kepastian areal lahan miliknya. Sebagian
batas juga dibuat pematang (urugan yang lebih tinggi dari hamparan tanahnya) mirip dengan
pematang, diberi batasan pagar tanaman atau bekas kayu dan ranting. Selain itu banyak juga
lahan/tanah yang batasnya berupa sungai atau aliran air, jalan kampong/desa atau jalan
setapak sehingga pemilik tanah tidak perlu membuat batas lagi.
Untuk memastikan lokasi lahan salah satu mekanisme yang digunakan dengan meyesuaikan
antara peta dengan koordinat menggunakan GPS.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 28 dari 49
Gambar 6. Penyesuaian Lokasi Sertifikat berdasarkan Koordinat pada GPS
Justifikasi
Verifier ini memenuhi bila tersedia peta/sketsa lokasi serta terdapat tanda-tanda jelas (dapat
berupa patok, ataupun pematang, atau tanaman pagar).
Semua anggota Kelompok Tani Hutan PHAT H. Agus memiliki lahan dan dibuatkan
peta/sketsanya, tanda-tanda batasnya jelas dan dapat diverifikasi di lapangan dan sesuai dengan
sertifikat, sehingga verifier 1.1.1.c memiliki norma penilaian memenuhi.
Norma Penilaian : Memenuhi
P1. Kepemilikan kayu dapat dibuktikan keabsahannya
K1.1. Keabsahan hak milik dalam hubungannya dengan areal, kayu dan perdagangannya.
1.1.2 Pemilik hutan hak (baik individu maupun kelompok) mampu membuktikan dokumen angkutan kayu yang sah.
Dokumen angkutan hasil hutan yang sah.
Hasil Verifikasi
Berdasarkan hasil verifikasi dan wawancara dengan pengurus Pemegang Hak Atas Tanah
(PHAT) H. Agus, selama periode 12 bulan terakhir (September 2018 s.d Agustus 2019)
terdapat pengangkutan kayu milik anggota kelompok sebanyak 8 kali dengan tujuan
UD Mardiana. Seluruh kayu yang diangkut disertai dokumen angkutan hasil hutan berupa
SKSHHK.
Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus sudah memiliki penerbit SKSHHK sesuai Kartu
Ganis berdasarkan Keputusan Dirjend PHPL No. SK.036/VI/BPHP.XII-3/2017 tanggal 6
Maret 2017 serta berdasarkan Surat Persetujuan Direktur UD Mardiana No. SK/01/MRDN-
TMPR/VII/2017 tentang Persetujuan Dapat Mempekerjakan Ganis PHPL dengan data dan
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 29 dari 49
informasi sebagai berikut :
Nama : HASRIYANTO
No. Register : 00524-12/PKB-R/XXIV/2017
Tempat/Tanggal Lahir : Sopeng, 12 Maret 1984
Alamat : Desa Tompira, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten
Morowali Utara
Perusahaan : UD Mardiana untuk PHAT H. Agus
No. SK : SK.036/VI/BPHP.XII-3/2017
Berlaku dari sd tanggal : 06 Maret 2017 sd 05 Maret 2020
Gambar 7. Kartu Ganis PHPL an. Hasriyanto
Data penerbitan SKSHHK menurut hasil verifikasi adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Data Penerbitan SKSHHK pada Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus Periode September 2018 sd Agustus 2019
BULAN NO DOC TANGGAL
DOC TUJUAN ALAMAT QTY
VOLUM
E
JENIS
SORTIMEN
Sep-18 KB.B.3995595 19-Sep-18 UD MARDIANA
Morowali Utara 14 11.377
Kelompok Meranti
KB.B.3981851 18-Sep-18 UD MARDIANA
Morowali Utara 26 29.750
Kelompok Meranti
Oct-18 - - - - - - -
Nov-18 KB.B.4247033
15-Nov-18 UD MARDIANA
Morowali Utara 7 15.010
Kelompok Meranti
Dec-18 KB.B.4367877 05-Dec-18 UD MARDIANA
Morowali Utara 12 24.970
Kelompok Meranti
KB.B.4409374 16-Dec-18 UD MARDIANA
Morowali Utara 12 24.970
Kelompok Meranti
Jan-19 KB.B.4489059 11-Jan-19 UD MARDIANA
Morowali Utara 8 25.140
Kelompok Meranti
Feb-19 - - - - - - -
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 30 dari 49
Mar-19 KB.B.4824141 30-Mar-19 UD MARDIANA
Morowali Utara 10 10.600
Kelompok Meranti
Apr-19 - - - - - - -
May-19 - - - - - - -
Jun-19 - - - - - - -
Jul-19 - - - - - - -
Aug-19 KB.B.5342666 07-Aug-19 UD MARDIANA
Morowali Utara 8 23.110
Kelompok Meranti
TOTAL 97 164.927
Berdasarkan dokumen angkutan yang diverifikasi, selama tiga bulan telah dilakukan
pengangkutan kayu bulat sebanyak 8 kali dengan jumlah kayu sebanyak 97 batang atau
164.927 m3 yang secara keseluruhan telah dilengkapi dengan dokumen SKSKB yang
diterbitkan oleh Ganis yang ditetapkan. Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus telah
melaksanakan prosedur tata usaha kayu sesuai P.85/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2016
tentang Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Budidaya yang Berasal dari Hutan Hak dan
P.43/MENLHK-SETJEN/2015 tanggal 12 Agustus 2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan
Kayu yang Berasal Dari Hutan Alam.
SKSHHK KB.B.5496116
Daftar Pemeriksaan kayu Bulat (DPKB)
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 31 dari 49
Daftar Kayu KB
TTD Daftar Kayu
Gambar 8. Contoh SKSSHK KB.B. 5496116 tanggal 7 September 2019 dari PHAT H. Agus ke UD Mardiana dengan jumlah 8 batang dan 21.39 M3
Justifikasi :
Verifier ini memiliki nilai Memenuhi jika Dokumen angkutan hasil hutan yang sah (Nota
Angkutan/SKAU/ Nota Angkutan Penggunaan Sendiri/ Surat Angkutan Pengganti) diterbitkan
oleh yang berwenang.
PHAT H. AGUS selama tiga bulan terakhir melakukan pemanenan kayu dan telah diangkut
menggunakan Dokumen SKSKB yang diterbitkan oleh penerbit yang berwenang sesuai
dengan ketentuan, sehingga verifier 1.1.2 memiliki norma penilaian memenuhi.
Norma Penilaian : Memenuhi
P1. Kepemilikan kayu dapat dibuktikan keabsahannya
K1.1. Keabsahan hak milik dalam hubungannya dengan areal, kayu dan perdagangannya.
1.1.3 Unit kelola atas kayu yang berasal dari pohon yang tumbuh alami sebelum terbitnya alas titel menunjukkan bukti pelunasan pungutan pemerintah sector kehutanan dalam hal pemungutan atas tegakan yang tumbuh sebelum pengalihan hak/penguasaan.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 32 dari 49
Bukti Pembayaran hak negara berupa PSDH/DR dan pengganti nilai tegakan
Hasil Verifikasi
Bukti setor PSH/DR
Berdasarkan hasil verifikasi dokumen dan verifikasi lapangan bahwa PHAT H. Agus telah
membuat LHP sesuai ketentuan pada periode 12 bulan terakhir periode September 2018 s/d
Agustus 2019 telah dibuat LHP sebanyak 22 buah dan telah diterbitkan SPP secara online
terhadap LHP yang telah sesuai kelompok jenis volume dan tarif.
Tabel 6. Contoh Tagihan PSDH/DR pada LHP No. 20 dan 22
HASIL HUTAN
JENIS/ KELOMPOK
SORTIMEN KODE AKUN
SATUAN JUMLAH TARIF
PERSATUAN JUMLAH TAGIHAN
KET. Diameter
1. LHP 20/PHAT-AGPET/IV/2019, tanggal 04/04/2019
PSDH (Provisi Sumber Daya Hutan) Rp.
Kayu Sawo Kecik KBS 421421 Per M3 50 Rp. 155,000.00
7,750,000.00 Ø 30 - 49
DR (Dana Reboisasi) USD
Kayu Sawo Kecik KBS 421411 Per M3 50 USD. 18.00 900.00 Ø 30 - 49
2. LHP 22/PHAT-AGPET/IV/2019, tanggal 10/04/2019
PSDH (Provisi Sumber Daya Hutan) Rp.
Kayu Sawo Kecik KBS 421421 Per M3 25 Rp. 155,000.00
3,875,000.00 Ø 30 - 49
DR (Dana Reboisasi) USD
Kayu Sawo Kecik KBS 421411 Per M3 25 USD. 18.00 450.00 Ø 30 - 49
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 33 dari 49
Contoh Tagihan PSDH
Bukti Bill payment PSDH
Contoh Tagihan DR
Bukti Bill payment DR
Gambar 9. Contoh bukti pembayaran PSDH 20/LHP/HAT-AGPET/IV/2019, Tanggal 04-04/2019
PHAT H. Agus telah melakukan pembayaran terhadap PSDH dan DR kepada pemerintah sesuai
tagihan PSDH dan DR dan telah dilakukan pembayaran sesuai besaran tagihan.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 34 dari 49
Justifikasi :
Verifier ini memiliki nilai Memenuhi jika Unit kelola dapat menunjukkan bukti setor PSDH/DR
serta pengganti nilai tegakan sesuai dengan tagihan.
PHAT H. Agus telah membuat LHP sebagai dasar dilakukannya pembayaran PSDH/DR, dan
telah melakukan pembayaran PSDH/DR sesuai dengan tagihan, sehingga verifier 1.1.3
memiliki norma penilaian memenuhi
Norma Penilaian : Memenuhi
P1. Kepemilikan kayu dapat dibuktikan keabsahannya
K1.2 Unit usaha dalam bentuk kelompok
1.2.1 Akte atau dokumen pembentukan kelompok
Akte atau dokumen pembentukan kelompok
Hasil Verifikasi
Verifikasi dilakukan terhadap Kelompok Tani Hutan Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H.
Agus yang berlokasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Terdapat Akta Pendirian Kelompok Tani Hutan PHAT Haji Agus No. 01 tanggal 7 Desember
2017 yang diterbitkan oleh Notaris Fahrizal Zubir, SH., M.Kn yang berkantor di Jl. Chairil Anwar
No.25 Palu, Sulawesi Tengah.
Dalam akte diuraikan pengurus sebagai berikut:
a. Ketua : Tuan Haji Agus
b. Sekretaris : Tuan Fikri
c. Bendahara : Tuan Tahang
Akte pendirian juga memuat Anggaran Rumah Tangga (ART) Kelompok Tani PHAT H. Agus,
serta maksud dan tujuan diantaranya
- Meningkatkan produksi serta kualitas hasil produksi kehutanan
- Kegiatan pengumpulan dan pemasaran produksi kehutanan
- Menjalankan usaha dalam bidang pendidikan dan keterampilan yang berkaitan dengan
kegiatan kehutanan diantaranya melaksanakan kursus-krsus, pelatihan dan bimbingan
- Menyediakan fasilitas pembibitan
- lainnya
Copy dokumen Akte Pendirian PHAT H. Agus terlampir di Buku II Lampiran I-1
Justifikasi
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 35 dari 49
Memenuhi :Tersedia dokumen pembentukan kelompok di atas kertas bermaterai atau akte
pembentukan kelompok.
PHAT H. Agus sudah memiliki Akta Pendirian yang diterbitkan oleh notaris dan sesuai
ketentuan, sehingga verifier 1.2.1 memenuhi.
Norma Penilaian : Memenuhi
Internal Audit Anggota Kelompok
Verifikasi terhadap pelaksanaan Internal Audit dilakukan terhadap Kelompok Tani Hutan
Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus yang berlokasi di Kabupaten Morowali Utara,
Sulawesi Tengah.
Pelaksanaan internal audit dilakukan secara mandiri oleh PHAT H. Agus, dengan informasi
sebagai berikut :
Tanggal Internal Audit : 12 Agustus 2019
Lokasi : Desa Ganda-Ganda
Desa Tontowea
Desa Molino
Desa Bungintime
Kec. Petasia, Keb. Morowali Utara
Team Auditor : 1. Hendra (Lead Auditor)/ GANIS
2. Hesriyanto (Auditor)/GANIS
Auditee : H. Agus (Ketua Kelompok) dan team
Hasil Audit Ketidaksesuaian dan Correction :
1 Temuan Audit (1) Didapatkan informasi dari masyarakat isu-isu terkait penyalahgunaan dokumen angkutan kayu yang menga-tasnamakan anngota PHAT H. Agus di wilayah Kabu-paten Morowali.
Hasil Verifikasi Informasi diterima oleh Syaifudin sebagai salah satu penanggung jawab PHAT H. Agus, yang disampaikan oleh masyarakat.
Ada oknum yang mengaku-aku sebagai anggota ke-lompok PHAT H. Agus, dan hasil konfirmasi belum pernah melakukan penjualan kayu yang mengatas-namakan PHAT H. Agus.
Correction Temuan Dilakukan sosialisasi dan memastikan bahwa seluruh anggota PHAT H. Agus harus berkoordinasi dan tidak melakukan pemanenan kayu dan menjual ke pihak lain tanpa berkoordinasi dengan pengurus PHAT H. Agus.
Mekanisme pemanenan dan penjualan kayu sudah
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 36 dari 49
dipahami oleh seluruh anggota yaitu harus sesuai prosedur dan ketentuan regulasi pemerintah.
Laporan temuan audit telah ditandatangani oleh lead auditor atas nama Hasrianto dan Ketua
Kelompok Tani Hutan PHAT H. Agus atas nama H. Agus.
Gambar 10. Laporan Temuan Audit Internal
Justifikasi
Memenuhi :Tersedia dokumen hasil internal audit anggota kelompok sebesar 100%
anggotanya.
PHAT H. AGUS telah melakukan internal audit kepada seluruh anggotanya, hasil temuan
telah disclosed dengan melakukan corrective action, sehingga verifier 1.2.1 memenuhi.
Norma Penilaian : Memenuhi
P.2 Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan
K.2.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
2.2.3. Tidak mempekerjakan anak di bawah umur (diluar ketentuan)
Tidak ada pekerja yang masih di bawah umur
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 37 dari 49
Hasil Verifikasi :
Berdasarkan daftar pengurus yang juga sebagai karyawan pada Kelompok Tani PHAT H.
Agus tercatat sebanyak 4 personil dengan berbagai jabatannya. Umur pada saat menjadi
karyawan semuanya sudah di atas 18 tahun. Berikut adalah daftar nama-nama
pengurus/karyawan Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus :
Tabel 7. Daftar Nama Pengurus/Karyawan Kelompok Tani Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus
No Nama Jabatan Umur Tanggal Bergabung
1 H. Agus Ketua 44 3 Maret 2017
2 Fikri Sekretaris 28 3 Maret 2017
3 Tahang Bendahara 40 3 Maret 2017
4 Hasriyanto Ganis PHPL 34 10 Agust 2017
Justifikasi
Verifier ini memiliki nilai Memenuhi jika Tidak terdapat pekerja yang masih di bawah umur
Atau Ditemukan pekerja dibawah umur tetapi telah memenuhi ketentuan
Karyawan /pengurus kelompok tani Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus semuanya
berumur di atas 18 tahun. Sehingga verifier 2.2.3 memenuhi norma penilaian memenuhi
Norma Penilaian : Memenuhi
P3. Pemenuhan aspek lingkungan dan sosial yang terkait dengan penebangan
K3.1 HGU atau pemilik hutan hak telah memiliki dokumen lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (jika dipersyaratkan oleh ketentuan yang berlaku)
3.1.1 HGU atau Pemilik hutan hak telah memiliki dokumen lingkungan yang telah disahkan sesuai peraturan yang berlaku meliputi seluruh areal kerjanya.
Dokumen lingkungan yang relevan seperti AMDAL, UKL/UPL, SPPL, SIL, DPLH dan lainnya
Hasil Verifikasi :
Dalam rangka memenuhi kewajiban terhadap pengelolaan lingkungan Kelompok Tani
Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus telah membuat Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (SPPL) dengan informasi dan data sebagai berikut : SPPL ditandatangani
oleh :
Nama/Penanggung Jawab : H. Agus
Jabatan : Ketua Kelompok
Perusahaan/Kelompok : Kelompok Tani Hutan PHAT H. Agus
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 38 dari 49
Alamat Kantor : Jl. Tanjung Manimbaya No. 57 Palu
Lokasi Kegiatan : Desa Molino, Desa Bungntimbe, Desa Ganda-
Ganda, Desa Anatanga, Desa Pebatea dan
Bumi Raya Kabupaten Morowali
Tanggal : 7 Desember 2017
Dalam SPPL tercantum pernyataan diantaranya :
1. Bersedia melaksanakan usaha dan/atau kegiatan di atas mengacu pada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Bersedia dipantau terhadap dampak dari kegiatan usahanya
SPPL dibuat dan ditandatangani oleh Ketua Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus.
Pada saat penilaian dokumen SPPL yang sifatnya disampaikan dan diterima Dinas
Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Morowali Utara pada tanggal 8 Desember 2017.
Gambar 11. Dokumen SPPL dan Bukti Tanda Terima dari Dinas Lingkungan Hidup daerah Morowali Utara
Justifikasi
Memenuhi Tersedia Dokumen lingkungan yang lengkap dan telah disahkan (jika
dipersyaratkan oleh ketentuan).
PHAT H. Agus sudah membuat dan memiliki SPPL sesuai ketentuan, sehingga verifier 3.1.1
memiliki norma penilaian memenuhi.
Norma Penilaian : Memenuhi
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 39 dari 49
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di Bab IV di atas maka dapat disimpulkan hasil verifikasi per verifier dari
Prinsip, Kriteria dan Indikator VLK berdasarkan lampiran 2.3 Perdirjen BUK P.14/VI-BPPHH/2014
adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemegang Hutan Hak Pemegang Hak Atas Tanah
(PHAT) H. Agus
Prinsip Kriteria Indikator Verifier Pemenuhan thd Verifier
P1 K1.1 1.1.1 a. Memenuhi
b. Tidak diterapkan / Not Applicable
c. Memenuhi
1.1.2 Memenuhi
Memenuhi
1.1.3 Memenuhi
K.1.2 1.2.1 Memenuhi
K.1.3 1.3.1 Memenuhi
P2 K2.1 2.1.1 a. Tidak diterapkan / Not Applicable
b. Tidak diterapkan / Not Applicable
c. Tidak diterapkan / Not Applicable
K2.2 2.2.1 Tidak diterapkan / Not Applicable
2.2.2 Tidak diterapkan / Not Applicable
2.2.3 Memenuhi
P3 K3.1 3.1.1 Memenuhi
3.1.2 a. Tidak diterapkan / Not Applicable
b. Tidak diterapkan / Not Applicable
5.2 Rekomendasi
Dari hasil tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa terdapat 17 verifier yang diverifikasi, dari data
tersebut terdapat 9 verifier dengan kategori ” Memenuhi ” dan 8 Verifier dengan kategori ” tidak
diterapkan/dikesampingkan atau not applicable ” maka sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan
Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemilik Hutan Hak yang tercantum pada Lampiran 3.3 Peraturan
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 40 dari 49
Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016
tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
dan Verifikasi Legalitas Kayu pada bagian pengambilan keputusan, maka Tim Auditor menyatakan
Pemegang Hutan Hak Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) H. Agus dinyatakan ” MEMENUHI ”
dan direkomendasikan untuk tetap menggunakan Sertifikat Legalitas Kayu sampai masa
berlakunya.
Jakarta, Desember 2019
Tim Audit VLK
Sapto Hariyono
(Lead Auditor)
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 41 dari 49
Daftar Peraturan dan Dokumen / Data Yang Diverifikasi Pada Setiap Verifier
Berdasarkan Lampiran 2.3 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016
tanggal 29 April 2016
PERATURAN VERIFIER Dokumen Yang Di Cek
- Undang-undang No. 5 tahun 1960, tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria (UUPA)
- Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 9 tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negera dan Hak Pengelolaan.
- Peraturan Kepala BPN RI No. 2 tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenagan Pemberian Hak Atas tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.
1.1.1.a.
Dokumen kepemilikan/ penguasaan lahan yang sah (alas titel/ dokumen yang diakui pejabat yang berwenang).
- Dokumen Sertifikat Hak Milik, letter B, letter C
- Sertifikat HGU atau Sertifikat Hak Hak Pakai
- Surat atau Dokumen lain yang diakui BPN
- Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang PT
- Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-Dag/Per/9/2007 sebagaimana telah diubah dengan Nomor 46/M-DAG/PER/9/2008 tentang Penerbit-an Surat Izin Usaha Perdagangan
- Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
- Permendag No. 37/M-DAG/PER/ 9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan
- Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Jo. Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
- PermenKeu No. 68/PMK.03/2010 Jo No. 197/PMK.03/2013 tentang Bata-san Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai.
- Perdirjen Pajak Nomor PER-44/PJ/2008 tentang Tata Cara Pendaftaran NPWP dan/atau
- Dokumen K3, Dokumen lingkungan, KKB/Peraturan Perusahaan yang relevan
1.1.1.b.
Dokumen legalitas pemegang HGU yang sah yang mencakup Ak-te Perusahaan, SIUP, TDP, NPWP, dokumen lingkungan, dokumen K3 serta KKB /Peraturan Perusahaan yang rele-van.
- Keberadaan dokumen yang dimaksud serta kesesuaiannya termasuk masa berlaku dan bukti pengurusan perpanjangan dari instansi berwenang (surat keterangan atau tanda terima).
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 42 dari 49
PERATURAN VERIFIER Dokumen Yang Di Cek
- Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia Nomor : P.
56/Menhut-II/2009 Tanggal 21
Agustus 2009 Tentang Rencana
Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Hutan Alam dan
Restorasi Ekosistem
- Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia Nomor :
P.42/Menhut-II/2010 Tanggal 14
September 2010 Tentang Sistem
Perencanaan Kehutanan
- Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia Nomor :
P.24/Menhut-II/2011 Tanggal 18
April 2011 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor P.56/Menhut-II/2009 Tentang
Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Hutan Alam dan
Restorasi Ekosistem
1.1.1.c.
Peta/sketsa areal hutan hak dan batas-batasnya di lapangan
- Dokumen Sertifikat termasuk denah disesuaikan dengan kondisi di lapangan serta memastikan batas-batas yang jelas
- Permenhut No. P.41/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014 Jo PermenLHK No. P.43/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 12 Agustus 2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal Dari Hutan Alam.
- Permenhut No. P.42/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014 Jo P.42/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 12 Agustus 2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Tanaman Pada Hutan Produksi.
- PermenLHK No. P.32/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 7 Juli 2015 tentang Hutan Hak.
- Permenhut No. P.30/MENHUT-II/2012 tanggal 17 Juli 2012 Jo PermenLHK No. P.21/MenLHK-II/2015 tanggal 1 Juni 2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang Berasal dari Hutan Hak.
- Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan, Menteri Kehutanan dan Menteri Per-industrian dan perdagangan Nomor KM 3 Tahun
1.1.2.
Dokumen angkutan hasil hutan yang sah
- Data penerimaan bahan baku kayu yang dilengkapi dokumen angkutan hasil hutan yang sah (SKSHH/FAKB/FAKO/SKAU/Nota : nomor seri, penerbit, P3KB, tanda sekuritas, specimen tanda-tangan) periode 12 bulan terakhir.
- Data LMKB/LMKO periode 12 bulan terakhir.
- Kartu Tenaga Teknis yang masih berlaku sesuai dengan SK penempatan.
- Data dan dokumen SAL atau FAKB/FAKO lanjutan hasil lelang disertai Risalah Lelang jika terdapat bahan baku kayu hasil lelang periode 12 bulan terakhir.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 43 dari 49
PERATURAN VERIFIER Dokumen Yang Di Cek
2003, Nomor 22/KPTS-II/2003 dan 33/MPP/ Kep/I/2003 tentang Pengawasan Pengangkutan Kayu Melalui Pelabuhan
- Peraturan Menteri Perdagangan RI
No. 12/M-DAG/PER/3/2012 tentang
Penetapan Harga Patokan Hasil
Hutan untuk Perhitungan Provisi
Sumberdaya Hutan
- Permendag No. 22/M-
DAG/PER/4/2012 tanggal 24 April
2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perdagangan RI
No. 12/M-DAG/PER/3/2012
- Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor : P.68/Menhut-II/2014 tanggal
15 September 2014 Tentang
Penetapan Harga Patokan Hasil
Hutan Untuk Perhitungan Provisi
Sumber Daya Hutan, Ganti Rugi
Tegakan Dan Penggantian Nilai
Tegakan
- Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2014 Tentang Jenis dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak yang Berlaku pada
Kementerian Kehutanan
- Keputusan Presiden RI Nomor 24
Tahun 1997 Tentang Perubahan
atas Keputusan Nomor 29 tahun
1990 tentang Dana Reboisasi
- Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor: 163/Kpts-II/2003 tentang
Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai
Dasar Pengenaan Iuran Kehutanan
1.1.3.
Bukti pembayaran hak negara berupa PSDH/DR dan pengganti nilai tegakan.
- Dokumen SPT terhadap PSDH/DR, serta bukti kepatuhan pelaksanaan pembayaran
- Permenhut No. P.43/Menhut-II/2014 Jo PermenLHK No. P.95/Menhut-II/2014 tanggal 22 Desember 2014 tentang Penilaian Kinerja PHPL dan VLK Pada Pemegang Izin atau Pada Hutan Hak.
- Perdirjen BUK No. P.14/VI-BPPHH/2014 Jo No. P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 tentang Standar dan Pedoman
1.2.1
Akte atau dokumen pembentukan kelompok
- Dokumen akte notaris pendirian kelompok dan Perubahan terakhir;
- Pengesahan Akte pendirian Kelompok dan perubahnnya.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 44 dari 49
PERATURAN VERIFIER Dokumen Yang Di Cek
Pelaksanaan Penilaian Kinerja PHPL dan VLK.
- SK Menhut No. SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Tanda V-Legal.
- Lampiran 6 Perdirjen BUK No. P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Pedoman Penggunaan Tanda V-Legal.
- Lampiran 7 Perdirjen BUK No. P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 tentang Pedoman Penerbitan Dokumen V Legal.
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan RI Nomor
P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016
tanggal 1 Maret 2016 tentang
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari dan Verifikasi
Legalitas Kayu pada Pemegang Izin
atau Pada Hutan Hak dan
- Peraturan Direktur Jenderal PHPL
Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016
tanggal 29 April 2016 tentang
Standar dan Pedoman Pelaksanaan
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari (PHPL) dan
Verifikasi Legalitas Kayu (VLK)
beserta dengan lampiran 2.3 dan 3.3
1.2.1.
Internal audit anggota kelompok
- Dokumen laporan hasil audit, bukti pelaksanaan dan bukti penyelesaian terhadap temuan
- Permendag No. 89/M-DAG/PER/ 10/2015 tanggal 19 Oktober 2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan.
- Permendag No. 97/M-DAG/PER/ 12/2014 tanggal 24 Desember 2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan.
- Permendag No. 08/M-DAG/PER/ 1/2015 tanggal 23 Januari 2015 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertanian dan Kehutanan Yang Dikenakan Bea Keluar.
- Permenkeu No. 75/PMK.011/ 2012 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar.
1.3.1.
Tanda V-Legal yang dibubuhkan sesuai ketentuan yang berlaku.
- Dokumen V Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan dokumen V Legal periode 12 bulan terakhir.
- Data dan informasi lokasi stuffing ekspor (di lokasi industry auditee dan / atau industry penyedia jasa) periode 12 bulan terakhir.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 45 dari 49
PERATURAN VERIFIER Dokumen Yang Di Cek
- Perdirjen Bea dan Cukai Nomor PER-18/BC/2012 tentang Pe-rubahan Kedua Atas Perdirjen Bea dan Cukai Nomor P-41/BC/ 2008 tentang Pemberitahuan Pabean Ekspor.
- Permendag No. 44/M-DAG/PER/ 7/2012 tentang Barang Dilarang Ekspor
- Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Keselamatan dan Keseharan Kerja.
- Permennakertrans No. PER.15/ MEN/VIII/2008 tentang Pertolong-an Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Usaha.
- Permenakertrans No. 07/MEN/ V/2010 Jo. No. 1 Tahun 2012 tentang Asuransi Tenaga Kerja Indonesia.
- Permenakertrans No. PER.08/ MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
- Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan.
2.1.1.a
Pedoman/prosedur K3 dan personel untuk im-plementasi K3
- Prosedur K3.
- Surat penunjukkan personel yang bertanggung jawab dalam implementasi prosedur K3 di lapangan.
- Sertifikat Ahli K3 personel yang ditunjuk.
- Susunan organisasi P2K3 yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi berwenang.
2.1.1.b
Peralatan K3 (seperti peralatan P3K dan Alat Pelindung Diri)
- Data peralatan K3 (APAR / Peralatan P3K dan APD) yang berfungsi baik periode 12 bulan terakhir.
- Lay out APAR dan Tanda Jalur Evakuasi.
- Bukti penerapan tanda jalur evakuasi di lapangan.
2.1.1.c
Catatan kecelakaan kerja
- Data catatan kecelakaan kerja setiap kejadian kecelakaan kerja periode 12 bulan terakhir.
- Bukti upaya penanganan kejadian kecelakaan kerja (absensi pelatihan / briefing, Jamsostek, dll).
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/ Serikat Buruh
2.2.1
Ada serikat pekerja atau kebijakan perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja).
- Data dan struktur organisasi Serikat Pekerja (jika ada) periode 12 bulan terakhir.
- pernyataan tertulis mengenai kebijakan perusahaan yang membolehkan karyawan untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja.
- Permennakertrans No. PER.16/MEN/XI/2011 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama.
- Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
2.2.2.
Ketersediaan Dokumen KKB atau PP
- Dokumen KKB atau PP yang mengatur hak-hak pekerja yang berlaku pada periode 12 bulan terakhir.
- Bukti pendaftaran KKB atau PP ke instansi berwenang.
2.2.3 - Data pekerja periode 12 bulan terakhir.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
hal 46 dari 49
PERATURAN VERIFIER Dokumen Yang Di Cek
Perselisihan Hubungan Industrial.
- Kepmenakertrans No. KEP.100/ MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
- Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Tidak ada pekerja yang masih di bawah umur
- Bukti surat nikah / izin orang tua jika ada pekerja di bawah umur periode 12 bulan terakhir.
- Data dan informasi jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja di bawah umur (18 tahun) jika ada dalam periode 12 bulan terakhir.
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
- PermenLH No. 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
- PermenLH No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki AMDAL.
- PermenLH No. 13 Tahun 2010 tentang UKL-UPL dan SPPL.
- PermenLH No. 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
3.3.1.
Dokumen lingkungan yang relevan seperti AMDAL, UKL/UPL, SPPL, SIL, DPLH dan lainnya
- Dokumen AMDAL/UKL-UPL/SPPL/ DPLH/SIL/DELH yang sesuai dengan kegiatan usahanya dan catatan temuan penting termasuk dokumen perubahannya atau bukti pengurusan dokumen lingkungan hidup dari instansi yang berwenang (surat keterangan atau tanda terima).
- Bukti pelaporan / catatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai / merujuk pada catatan temuan penting (tidak berlaku untuk SPPL).
3.1.2.a
Dokumen laporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang relevan
3.1.2.b
Bukti pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan