11
LAPORAN HASIL OBSERVASI Angkatan 47 Semester Ganjil TA 2013/2014 Laporan : Individu Nama : Arista Ardi Gunandika NIM : 09711299 Model KKN : Reguler II Unit : 17 Dusun/ RT : Watukangsih/ 1, 2, 3, 4 Desa : Wukirharjo Kec/ Kab : Prambanan/ Sleman Provinsi : Yogyakarta KULIAH KERJA NYATA

LAPORAN HASIL OBSERVASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hasil observasi kkn

Citation preview

Page 1: LAPORAN HASIL OBSERVASI

LAPORAN HASIL OBSERVASI

Angkatan 47 Semester Ganjil TA 2013/2014

Laporan : Individu

Nama : Arista Ardi Gunandika

NIM : 09711299

Model KKN : Reguler II

Unit : 17

Dusun/ RT : Watukangsih/ 1, 2, 3, 4

Desa : Wukirharjo

Kec/ Kab : Prambanan/ Sleman

Provinsi : Yogyakarta

KULIAH KERJA NYATA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2013

Page 2: LAPORAN HASIL OBSERVASI

LAPORAN HASIL OBSERVASI BERBASIS MASALAH KESEHATAN

1. Latar Belakang

UII sebagai institusi perguruan tinggi melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat (DPPM) menjadikan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai

salah satu ujung tombak dalam merealisasikan tujuan UII yaitu memberikan kemanfaatan

kepada masyarakat (rahmatallil’alamin) sekaligus sebagai pengembangan universitas. Hal

ini sekaligus perwujudan dari Catur Dharma UII yang mencakup kegiatan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.

Program KKN yang dikelola oleh DPPM UII merupakan suatu program yang

bertujuan untuk menggerakkan masyarakat dalam pembangunan melalui berbagai kegiatan

yang dapat melibatkan, mengikutsertakan, dan menumbuhkan rasa memiliki masyarakat

terhadap pembangunan. KKN dilaksanakan secara interaktif dan sinergis antara mahasiswa

dan masyarakat. Konsekuensinya, keterlibatan kedua belah pihak dalam setiap kegiatan

mutlak diperlukan. Keterlibatan itu dimulai sejak perencanaan program kegiatan lapangan,

pelaksanaan, dan pengusahaan pendanaan. Untuk itu para mahasiswa dan pengelola KKN

harus mampu mengadakan pendekatan sosio-kultural terhadap masyarakat sehingga lebih

kooperatif dan partisipatif.

Observasi yang dilakukan pada 31 Oktober 2013 s/d 2 November 2013 di Desa

Wukirharjo, Dusun Watukangsih, yang memiliki 2 RW dengan jumlah 4 RT di dusun tersebut

dan wilayahnya berbatasan dengan kabupaten Bantul. Observasi yang dilakukan bertujuan

untuk mengamati dan menemukan berbagai masalah di berbagai bidang dan khususnya di

bidang kesehatan. Berbagai kegiatan yang dilakukan saat observasi yaitu wawancara

langsung dengan narasumber dan juga diskusi bersama dengan unit KKN lainnya di desa

yang sama

Dusun Watukangsih mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian

besar juga berternak sapi dan kambing. Sebagian besar hasil yang didapatkan digunakan

untuk kehidupan sehari – hari namun ada juga sebagian warga menggunakannya untuk

dijual ke masyarakan lain. Kegiatan di desa cukup banyak dan memiliki rutinintas yang baik

di berbagai bidang khususnya di bidang keagamaan dan juga pertemuan – pertemuan

pimpinan warga yang menjadikan desa Wukirharjo memiliki hubungan antarwarga yang

erat.

Page 3: LAPORAN HASIL OBSERVASI

2. Tujuan Observasi

Observasi yang dilakukan dari berbagai kegiatan di desa bertujuan untuk membantu

mahasiswa KKN untuk mengembangkan ide dan kemampuan yang berguna untuk desa.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk saling berkenalan baik dari mahasiswa KKN dan juga

warga desa yang nantinya dalam waktu 1 bulan kedepan mahasiwa – mahasiswa KKN

akan melaksanakan program yang sudah ditentukan berdasarkan bidang masing – masing

terkait dengan masalah yang ditemukan di lokasi.

3. Hasil Pengamatan

3.1. Program kesehatan desa

Dari hasil observasi yang dilakukan baik pengamatan langsung maupun hasil

wawancara dengan berbagai narasumber seperti Kepala Desa Wukirharjo, Kepala

Dusun Watukangsih, Kader posyandu Watukangsih didapatkan informasi tentang

berbagai program yang ada di Dusun Watukangsih.

Perangkat desa yang bergerak di bidang kesehatan yaitu posyandu yang

kegiatan rutinnya dilaksanakan pada tanggal 20 disetiap bulan. Kegiatan rutin yang

dilakukan yaitu timbang berat badan yang dilakukan sebulan sekali, kemudian untuk

perhitungan lingkar kepala dan lingkar lengan dilakukan setiap 3 bulan sekali. Kegiatan

lainnya yaitu pembagian tambahan makanan untuk balita yang menu bervariasi setiap

bulan nya.

Untuk program imunisasi tidak dilayani di posyandu, melainkan dilayani oleh

bidan desa setempat, selain melayani posyandu bidan desa juga melayani Ante Natal

Care (ANC) dan juga memberi edukasi & penyuluhan terkait kehamilan pada warga

contohnya penyuluhan tentang program Keluarga Berencana (KB). Yang menjadi

perhatian yaitu belum tersedianya program Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

(KPSP) yang merupakan alat bantu untuk mengetahui status tumbuh kembang anak

sesuai dengan usianya. Dengan hal ini orang tua akan mengerti tentang tumbuh

kembang anak mereka dan juga mengetahui hal – hal yang perlu dilakukan untuk

mengoptimalkan tumbuh kembang anak mereka.

Page 4: LAPORAN HASIL OBSERVASI

3.2. Pengetahuan masyarakat tentang jaminan kesehatan

Masyarakat harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang

kesehatan karena dengan memiliki pengetahuan, masyarakat akan mengerti berbagai

hal yang berkaitan dengan kesehatan. Salah satu contoh penting terkait kesehatan

yaitu tentang jaminan kesehatan. Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan

menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Kebijakan pemerintah

tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Nasional (BPJS) perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Untuk itu perlu dilakukan penyebarluasan informasi melalui sosialisasi kepada semua

pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya.

Dalam hasil diskusi dengan Kepala Desa Wukirharjo bahwa sebagian besar

warga desa belum paham yang otomatis belum memiliki jaminan kesehatan sehingga

hal ini menjadi perhatian dari hasil observasi yang telah dilakukan.

3.3. Perilaku masyarakat terkait masalah kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta

lingkungan. Bentuk dari perilaku tersebut ada dua yaitu pasif dan aktif. Perilaku pasif

merupakan respon internal dan hanya dapat dilihat oleh diri sendiri sedangkan perilaku

aktif dapat dilihat oleh orang lain.

Masyarakat memiliki beberapa macam perilaku terhadap kesehatan. Perilaku

tersebut umumnya dibagi menjadi dua, yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku

sehat yang dimaksud yaitu perilaku seseorang yang sehat dan meningkatkan

kesehatannya tersebut. Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah

atau menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah, atau penyebab

masalah (perilaku preventif).

Perilaku sakit adalah perilaku seseorang yang sakit atau telah terkena masalah

kesehatan untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya.

Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior).

Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang bila terkena masalah

kesehatan untuk memperoleh kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan

seperti puskesmas dan rumah sakit.

Page 5: LAPORAN HASIL OBSERVASI

Berbagai masalah terkait dengan perilaku masyarakat di bidang kesehatan yang

ditemukan dari hasil observasi yaitu perilaku anak – anak di desa yang merokok dan

banyaknya angka kejadian nikah di usia muda. Anak yang mulai merokok dapat

menjadi kecanduan, sehingga mungkin akan terus merokok ketika telah dewasa dan

nantinya berisiko menderita penyakit jantung, kanker paru-paru dan penyakit

berbahaya lainnya. Banyak faktor merokok yang mendorong seseorang

mengkonsumsinya, diantaranya karena faktor lingkungan, kepribadian, ekonomis, dan

tekanan sosial. Salah satu faktor yang cukup bereperan penting adalah pengaruh

lingkungan yang membuat anak menjadi perokok aktif.

Di Indonesia, usia pasangan menikah sangat beragam. Rata-rata pernikahan

terjadi di usia 23 tahun hingga 26 tahun. Ada juga yang menikah di atas usia tersebut,

ada juga yang menikah di usia muda. Hubungan seks idealnya dilakukan setelah

seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan tentunya bukan hanya dilihat

apakah seorang wanita sudah menstruasi atau belum, tapi juga bergantung pada

kematangan sel-sel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh.

Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke

atas. Jadi, seorang wanita yang melakukan hubungan seks pada usia remaja, paling

rawan terkena kanker mulut rahim/serviks bila dilakukan di bawah usia 16 tahun.

Kanker mulut rahim ditandai dengan tumbuhnya sel-sel pada mulut rahim yang

tidak lazim (abnormal). Sebelum menjadi sel-sel kanker terjadi beberapa perubahan

yang dialami oleh sel-sel tersebut selama bertahun-tahun. Pada stadium awal, kanker

ini cenderung tidak terdeteksi. Pada tahap prakanker atau displasia sampai stadium 1,

praktis tidak ada keluhan yang dirasakan. Baru menginjak stadium 1A-3B terdapat

keluhan. Salah satu tanda signifikan adalah keluar darah sewaktu berhubungan seks,

sedangkan pada stadium 4B, sel kanker mungkin sudah menjalar ke otak dan paru-

paru.

Mengingat bahwa hubungan sexual di bawah usia 20 tahun menjadi faktor

penting terjadinya kanker serviks, sehingga perilaku masyarakat desa yang cenderung

melakukan pernikahan di usia muda menjadi hal yang perlu diperhatikan dari hasil

observasi yang telah dilakukan.

Page 6: LAPORAN HASIL OBSERVASI

4. Kesimpulan

Dari berbagai masalah – masalah di desa yang terkait di bidang kesehatan dari hasil

observasi di Desa Wukirharjo Dusun Watukangsih merupakan dasar bagi mahasiswa KKN

UII untuk menentukan progam yang sesuai. Program – program desa di bidang kesehatan

yang tersedia cukup baik, namun ada beberapa hal yang perlu dilengkapi dengan tujuan

mengoptimalkan program desa demi kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan masyarakat

tentang jaminan kesehatan juga menjadi perhatian mengingat jaminan kesehatan

merupakan program nasional diselenggarakan oleh negara Republik Indonesia guna

menjamin warganegaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak. Hal penting

lainnya dari hasil observasi yaitu tentang perilaku – perilaku masyarakat desa terkait

masalah kesehatan seperti perilaku merokok dan pernikahan di usia muda menjadi hal yg

perlu diperhatikan mengingat dampak yang ditimbulkan oleh masalah tersebut.

Dari hasil observasi yang sudah dilakukan, untuk perumusan program KKN sesuai

dengan berbagai masalah yang ditemukan, yaitu :

1. Penyelenggaran pelayanan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) di

posyandu desa.

1.1. Latar belakang

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yang merupakan alat bantu

untuk mengetahui status tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya.

Pelayanan tersebut saat ini belum tersedia di posyandu Dusun Watukangsi.

1.2. Target program

Target untuk program ini adalah 43 balita yang setiap bulan nya secara rutin

mengunjungi posyandu, selain itu terkadang posyandu Watukangsi menerima

balita dari daerah lain, sehingga secara keseluruhan terdapat 52 balita yang

menjadi target program.

1.3. Hasil yang diharapkan

Diharapkan dengan adanya program ini yaitu masyarakat dapat memahami

status dari tumbuh kembang anak – anak mereka, selain itu masyarakat

khususnya orang tua balita mengerti hal hal yang perlu dilakukan untuk

mengoptimalkan tumbuh kembang anak mereka.

Page 7: LAPORAN HASIL OBSERVASI

2. Penyediaan makanan tambahan balita posyandu.

2.1. Latar belakang

Makanan bayi selain Air Susu Ibu (ASI) untuk memenuhi seluruh kebutuhan

bayi terhadap zat-zat gizi yaitu untuk pertumbuhan dan kesehatan sampai

usianya enam bulan, sesudah itu ASI tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan

bayi.

2.2. Target program

Target untuk program ini adalah 43 balita yang setiap bulan nya secara rutin

mengunjungi posyandu, selain itu terkadang posyandu Watukangsi menerima

balita dari daerah lain, sehingga secara keseluruhan terdapat 52 balita yang

menjadi target program.

2.3. Hasil yang diharapkan

Dapat membantu kegiatan posyandu di Dusun Watukangsi dengan

menyediakan makanan tambahan untuk balita yang mengunjungi posyandu.

3. Pengenalan kepada warga tentang jaminan kesehatan nasional.

3.1. Latar belakang

Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Kebijakan pemerintah tentang

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Nasional (BPJS) perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat

Indonesia.

3.2. Target program

Target untuk program ini yaitu warga – warga yang belum paham dan belum

memiliki jaminan kesehatan.

3.3. Hasil yang diharapkan

3.4. Diharapkan dengan adanya program ini masyarakat paham akan adanya

jaminan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah dan bisa digunakan

sebaik – baiknya.

Page 8: LAPORAN HASIL OBSERVASI

4. Penyuluhan dan edukasi kepada anak – anak desa tentang bahaya merokok

sebagai usaha preventif anak – anak menjadi perokok aktif.

4.1. Latar belakang

Orang tua memainkan peranan penting dalam mendidik anak mereka

mengenai gaya hidup sehat dan mengajarkan pentingnya untuk tidak merokok.

Perokok dewasa perlu menyingkirkan rokok dari jangkauan anak dan jangan

merokok di dekat anak-anak.

4.2. Target program

Program ini ditargetkan untuk para orang tua di Dusun Watukangsi yang

khususnya yang menjadi perokok pasif.

4.3. Hasil yang diharapkan

Para orang tua di dusun Watukangsi berperan aktif mendidik dan

mengingatkan anak tentang bahaya rokok sehingga diharapkan anak – anak

bisa mengubah perilaku hidupnya untuk tidak merokok.

5. Penyuluhan dan edukasi kepada remaja putri di desa tentang hubungan pernikahan

muda dengan kejadian kanker serviks.

5.1. Latar belakang

Perilaku masyarakat khususnya remaja putri di Dusun Watukangsi yang

cenderung menikah di usia muda menjadi perhatian saat observasi karena

merupakan fakter resiko utama terjadinya kanker serviks. Menurut informasi

dari bidan desa setempat, 1 orang di Desa Wukirharjo menderita kanker

serviks dan meninggal dunia.

5.2. Target program

Target dari program ini yaitu remaja – remaja putri dengan rentang usia 15 –

20 tahun.

5.3. Hasil yang diharapkan

Dengan adanya program ini diharapkan mengubah pandangan dan pola pikir

remaja putri di Dusun Watukangsi tentang pernikahan di usia muda.