laporan kapex

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan PKL

Citation preview

I

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan Back to Nature telah menjadi kecenderungan baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.

Volume produk pertanian organik mencapai 5-7% dari total produk pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional. Sebagian besar disuplai oleh negara-negara maju seperti Australia, Amerika dan Eropa. Di Asia, pasar produk pertanian organik lebih banyak didominasi oleh negara-negara timur jauh seperti Jepang, Taiwan dan Korea (Deptan, 2002).

Akhir-akhir ini dunia pertanian Indonesia kembali mengalami titik cerah. Revolusi Agro yang dicanangkan oleh Mentan Anton Apriyantono dan KH. Abdullah Gymnastiar pada hari minggu, 27 November 2005 dengan motto : Aku Bangga jadi Petani di Desa merupakan salah satu langkah progresif pemerintah dan masyarakat tani Indonesia dalam menyikapi permasalahan pertanian Indonesia yang semakin terpuruk (Suara Merdeka, 2005).Teknologi yang dipakai dalam Revolusi Agro yaitu Teknologi Ecotan. Ecotan merupakan nama teknologi yang menjadi andalan dalam pelaksanaan Revolusi Agro yang terdiri dari enzim Biokultur dan Kosarin. Ecotan merupakan teknologi ramah lingkungan yang bekerja dengan sistem organik dan terbuat dari bahan-bahan alami yang mudah didapat diseluruh pelosok tanah air. Teknologi ini dirancang berdasarkan permasalahan yang ada, yakni terkait dengan menurunnya produksi pertanian, akibat eksploitasi lahan pertanian yang terus menerus, kerasnya tekstur dan struktur tanah akibat beban berat produksi, pupuk buatan, pengapuran, tekanan pestisida, herbisida dan fungisida. Atau secara garis besar Ecotan didesain untuk menjadi solusi masalah yang ada, dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang maju serta dikerjakan oleh anak bangsa Indonesia yang hafal keadaan iklim, tanah dan kondisi sosial budaya bangsa dengan segala keterbatasannya. Jadilah produk unggulan yang bernama Ecotan (Desa Global, 2005).

Lahan pertanian kentang di Dataran Tinggi Dieng maupun punggung dan puncak Gunung Sindoro telah rusak. Kerusakan lahan tidak saja menurunkan produksi kentang yang semula per hektar mencapai 20 ton merosot hanya 10-12 ton, tetapi juga menyebabkan lahan tak lagi subur. Tradisi pengolahan lahan petani sebelum era tahun 1960-an telah mengajarkan pentingnya lahan dengan kemiringan 15-50 persen dibuat terasering. Tradisi pembuatan terasiring itu mulai ditinggalkan tahun 1980, menyusul petani membutuhkan lahan lebih luas lagi. Lahan yang diterasering memang akan berkurang 30-40 persen dibanding yang datar. Oleh karena itu, banyak petani enggan membuat terasering di lahannya. Sawah yang sudah diterasering oleh petugas pelaksana teknis, setelah panen dibongkar lagi ke lahan datar. Sikap ini menyebabkan banyak lahan hancur, longsor, dan tidak subur lagi karena humusnya terkikis air hujan (Yuwono, 2001).

PB. Wira Mukti Sindoro Agro merupakan bagian dari gerakan Revolusi Agro mencoba merestrukturisasi tanah dengan enzim Biokultur di kawasan Dataran Tinggi Dieng, khususnya di wilayah Kejajar yang dikenal sebagai sentra produksi kentang. Di Wilayah ini pula ditanam kentang pada demplot seluas 2 ha sebagai langkah awal dari program Revolusi Agro. Dalam pelaksanaan Revolusi Agro yang dilaksanakan oleh P.B. Wiro Mukti Sindoro Agro, peran sumber daya manusia sangat penting dalam menunjang suksesnya program tersebut. Sumber Daya Manusia yang handal akan mendukung kecanggihan teknologi dan sistem yang diterapkan sehingga dapat mewujudkan cita-cita luhur Revolusi Agro yang ingin menjadikan Asia sebagai lumbung pangan dunia

Atas dasar itulah, penulis tertarik untuk mengkaji kegiatan yang ada di PB. Wira Mukti Sindoro Agro, terutama terkait dengan manajemen sumber daya manusia mengingat bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah perusahaan maupun organisasi.B. Perumusan MasalahSumber daya manusia merupakan salah satu bagian terpenting dari sebuah perusahaan. Tanpa adanya pengelolaan sumber daya manusia, sulit bagi perusahaan untuk dapat berkembang secara optimal. Manusia sebagai makhluk yang memiliki karakter yang beragam membutuhkan pengelolaan khusus dalam sebuah perusahaan. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan proses panjang yang meliputi perencanaan, pengembangan, motivasi dan evaluasi karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.

PB. Wira Mukti Sindoro Agro sebagai salah satu perusahaan baru yang bergerak di bidang pertanian, khususnya persyaratan saprodi untuk pertanian serta mempunyai misi yang sama dengan konsep Revolusi Agro yaitu menjadikan Asia sebagai lumbung pangan dunia dengan teknologi mutakhir hasil riset beberapa tahun dari Prof. Setiono Hadi. Salah satu kegiatan yang sedang dilakukan saat ini adalah pengelolaan lahan / demplot kentang di daerah Kejajar Kabupaten Wonosobo seluas 2 ha yang melibatkan masyarakat sekitar dan mahasiswa pertanian.

Sebagai sebuah perusahaan baru yang bergerak di bidang pertanian, tentunya butuh tenaga ekstra untuk dapat bersaing dengan perusahaan sejenis yang telah ada lebih dahulu. Disinilah terjadi ketimpangan dimana di satu sisi sebagai sebuah perusahaan baru memiliki banyak keterbatasan baik mengenai modal, kapasitas produksi, dan tenaga kerja namun disisi lain dituntut untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis yang memiliki pengalaman modal, produksi, dan tenaga kerja yang sudah baik.

Mengingat bahwa Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bagian yang vital dalam sukses tidaknya sebuah perusahaan maka penulis tertarik untuk mengkaji Manajemen Sumber Daya Manusia pada P.B. Wiro Mukti Sindoro Agro di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. C. Tujuan dan Sasaran Kerja Praktik

1. Tujuan Kerja Praktik Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kerja Praktik, yaitu:a. Mempelajari dan mengikuti kegiatan-kegiatan dalam budidaya atau produksi kentang di PB. Wira Mukti Sindoro Agro Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Hal ini dilakukan mengingat bahwa kegiatan produksi merupakan salah satu kegiatan vital dalam sebuah perusahaan. Dengan mengetahui kegiatan produksi dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam berproduksi dan menghasilkan pendapatan bagi kemajuan usaha.b. Mempelajari Manajemen Sumber Daya Manusia di P.B. Wiro Mukti Sindoro Agro, khususnya di lahan kentang Desa Buntu, Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Hal ini mengingat bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah perusahaan. Tanpa manajemen sumber daya manusia yang baik, mustahil sebuah usaha dapat berkembang dengan baik dan sesuai harapan..2. Sasaran Kerja PraktikAda beberapa sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kerja Praktik ini, yaitu:a. Kegiatan budidaya atau produksi kentang yang dilaksanakan di PB. Wira Mukti Sindoro Agro, Desa Buntu Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.b. Kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia di PB. Wiro Mukti Sindoro Agro, khususnya di lahan kentang Desa Buntu Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.D. Manfaat Kerja PraktikDari pelaksanaan Kerja Praktik ini dapat diambil beberapa manfaat, antara lain:

1. Mengetahui dan memahami secara langsung teknik budidaya kentang di PB. Wira Mukti Sindoro Agro Desa Buntu Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.

2. Mengetahui dan memahami manajemen sumber daya manusia yang diterapkan di PB. Wira Mukti Sindoro Agro khususnya di lahan kentang Desa Buntu Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.II. TINJAUAN PUSTAKA

Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang saat ini mulai banyak dikembangkan di Indonesia. Sistem pertanian organik dapat mengantisipasi masalah kerusakan lahan dan lingkungan serta lebih aman bagi kesehatan. Secara lengkap mengenai pertanian organik akan dijabarkan dalam subbab Pertanian Organik, dimana di dalamnya mencakup pengertian dasar pertanian organik dan peluang pertanian organik di Indonesia.

Revolusi Agro muncul sebagai program baru Departemen Pertanian terkait dengan menurunnya produksi pertanian akibat eksploitasi lahan pertanian yang terus menerus, kerasnya tekstur dan struktur tanah akibat beban berat produksi, pupuk buatan, pengapuran, tekanan pestisida, herbisida dan fungisida. Secara lengkap mengenai Revolusi Agro akan dirinci dalam subbab Revolusi Agro dimana di dalamnya terkandung sejarah Teknologi Ecotan, visi, misi dan tujuan Teknologi Ecotan dan komposisi Ecotan.

Budidaya kentang di PB. Wira Mukti Sindoro Agro memerlukan pengetahuan yang baik tentang aspek botani kentang yang meliputi kondisi lingkungan tanaman kentang, penanaman dan pemeliharaan. Secara lengkap mengenai hal tersebut akan dijabarkan dalam subbab Aspek Botani Kentang.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam sebuah perusahaan mutlak diperlukan apalagi untuk perusahaan baru seperti PB. Wira Mukti Sindoro Agro. Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi perencanaan SDM, analisa dan klasifikasi pekerjaan, rekrutmen, evaluasi dan kompensasi serta pelatihan dan pengembangan. Hal tersebut akan dijabarkan dalam subbab Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia.

Di bagian akhir bab ini memuat Sintesis. Subbab ini menjelaskan mengenai keterkaitan subbab dalam Tinjauan Pustakai dengan Kerja Praktik yang dilaksanakan di PB. Wira Mukti Sindoro Agro dan lahan kentang di Desa Buntu Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.A. Pertanian Organik

1. Pengertian Dasar Pertanian OrganikPakar pertanian Barat menyebutkan bahwa sistem pertanian organik merupakan hukum pengembalian (law of return) yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberi makna pada tanaman (Sutanto, 2002).

Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsip-prinsip memberi makanan pada tanah yang selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk tanaman (feeding the soil that feeds the plants), dan bukan memberi makanan langsung pada tanaman.

Strategi pertanian organik adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dan larutan tanah. Dengan kata lain, unsur hara didaur ulang melalui satu atau lebih tahapan bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Hal ini berbeda sama sekali dengan pertanian konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga segera diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Sutanto, 2002). 2. Peluang Pertanian Organik di Indonesia

Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia sangat besar. Dari 75,5 juta ha lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian, baru sekitar 25,7 juta ha yang telah diolah untuk sawah dan perkebunan (BPS, 2000). Volume produk pertanian organik mencapai 5-7% dari total produk pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional. Sebagian besar disuplai oleh negara-negara maju seperti Australia, Amerika dan Eropa. Di Asia, pasar produk pertanian organik lebih banyak didominasi oleh negara-negara timur jauh seperti Jepang, Taiwan dan Korea. (Deptan, 2002).

Areal tanam pertanian organik, Australia dan Oceania mempunyai lahan terluas yaitu sekitar 7,7 juta ha. Eropa, Amerika Latin dan Amerika Utara masing-masing sekitar 4,2 juta; 3,7 juta dan 1,3 juta hektar. Areal tanam komoditas pertanian organik di Asia dan Afrika masih relatif rendah yaitu sekitar 0,09 juta dan 0,06 juta hektar. (Deptan, 2002)

Pertanian organik dapat diandalkan untuk menjaga ketahanan pangan di Indonesia. Keberhasilan pertanian organik juga dapat dilihat dari pengalaman para petani di Jawa. Pengalaman keberhasilan tersebut telah dituangkan dalam sebuah buku bertajuk Belajar Dari Petani: Kumpulan Pengalaman Bertani Organik. Prospek pertanian organik jangka panjang cerah dan menjanjikan, pertanian organik membuat ekosistem menjadi sehat dan lingkungan lebih terjaga, sehingga pertanian berkelanjutan dapat bertahan dengan adanya pertanian organik. Kunci pertanian organik, adalah agar pertanian organik itu tidak monokultur, tapi diversifikasi pangan dan pemberdayaan tiap-tiap wilayah untuk pemberdayaan dirinya. Setiap wilayah dapat menghasilkan untuk kebutuhannya sendiri, bukan untuk menghasilkan kebutuhan nasional. dengan pertanian organik, tiap-tiap kabupaten maupun provinsi dapat memenuhi kebutuhannya sendiri (Damayanti, 2003).B. Revolusi AgroRevolusi agro merupakan program terbaru yang dicanangkan Menteri Pertanian RI Anton Apriyantono. Revolusi Agro bisa dianggap sebagai jalan keluar terbaik saat ini untuk melepaskan pertanian Indonesia dari kemiskinan dan keterpurukan selama ini.

1. Sejarah Teknologi Ecotan

Teknologi ini dirancang berdasarkan permasalahan yang ada, yakni terkait dengan menurunnya produksi pertanian, akibat eksploitasi lahan pertanian yang terus menerus, kerasnya tekstur dan struktur tanah akibat beban berat produksi, pupuk buatan, pengapuran, tekanan pestisida, herbisida dan fungisida. Atau secara garis besar Ecotan didesain untuk menjadi solusi masalah yang ada, dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang maju serta dikerjakan oleh anak bangsa Indonesia yang hafal keadaan iklim, tanah dan kondisi sosial budaya bangsa dengan segala keterbatasannya. Jadilah produk unggulan yang bernama Ecotan (Hadi, 2005).Produk ini disebut unggulan, karena memenuhi beberapa kriteria, yakni:

a. Dapat diuji sesuai disain teknologi standar.

b. Apabila dibandingkan dengan teknologi konvensional, menunjukkan perbedaan yang nyata.

c. Memberikan nilai tambah atau benefit yang nyata dan memadai bagi petani.

d. Harga terjangkau oleh petani dan dapat diproduksi secara massal tanpa tergantung bahan baku impor.

e. Aman bagi konsumen dan lingkungan serta tidak merusakhabitat ekosistem tanah.

Teknologi ini digagas tahun 1984 dan diteliti serta dikaji sampai tahun 1990, kemudian dilakukan kaji terap lintas sektoral dan uji dampak terhadap lingkungan pada tahun 1990 hingga 1999. Selanjutnya disosialisasikan sejak tahun 1999 sampai sekarang. 2. Visi, Misi dan Tujuan Teknologi Ecotan

Misi dan misi teknologi ini adalah mensejahterakan masyarakat petani dengan indikasi adanya peningkatan produk pertanian sekaligus menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar global.

Tujuan teknologi ini adalah upaya menggalakkan proses budidaya tanaman pertanian yang ramah lingkungan untuk meningkatkan penghasilan/pendapatan petani melalui peningkatan produksi pertanian sekaligus bebas residu pestisida buatan dengan model integrated farming berbasis peternakan untuk memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk dan pestisida nabati.3. Komposisi Ecotan

Terbuat dari saripati tumbuhan dan air mineral alam yang bermanfaat untuk tanaman padi, hortikultura, palawija dan tanaman lainnya secara menakjubkan, dengan biaya yang murah dan menguntungkan petani. Salah satu keunggulan cairan Ecotan adalah seluruh bahan baku berasal dari dalam negeri (Desa Global, 2005).C. Aspek Botani Kentang1. Kondisi Lingkungan KentangTanaman kentang tergolong jenis tanaman yang tidak bisa tumbuh di sembarang tempat. Makanya jika ingin sukses dan meraih keuntungan besar, termasuk mengurangi kerugian atau kegagalan, harus memperhatikan lingkungan yang disenangi tanaman ini. Berikut ini beberapa faktor lingkungan yang dijadikan syarat tumbuh tanaman kentang.a. Iklim Kentang yang dapat tumbuh di daerah tropis tetap saja membutuhkan daerah dingin atau sejuk. Suhu udara yang ideal untuk kentang berkisar antara 15-180C pada malam hari dan 24-300C pada siang hari.Dari pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kentang dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang cukup tinggi dengan ketinggian sekitar 500-3.000 m dpl. Namun, tempat yang ideal berkisar antara 1.000-1.300 m dpl. Kentang yang ditanam di ketinggian kurang dari 1.000 m dpl biasanya kecil-kecil seperti di daerah Batu, Malang Jawa Timur, yang mempunyai ketinggian 800 m dpl.Tanah yang paling baik untuk kentang adalah yang gembur atau sedikit mengandung pasir agar mudah diresapi air dan mengandung humus yang tinggi. Tanah dengan kondisi seperti itu, bisa menjaga kelembaban ketika musim hujan. Perlu dicatat, kelembaban tanah yang cocok untuk umbi kentang adalah 70 %. Kelembaban tanah yang lebih dari ini menyebabkan kentang diserang oleh penyakit busuk batang/leher akar.

Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk kentang bervariasi, tergantung dari varietasnya. Misalnya, kentang French Fries cocok ditanam di tanah dengan pH 7,0, sedangkan kentang lokal dapat tumbuh baik pada pH 5,0 7,0 (Setiadi, 2004).b. Persiapan BibitKebutuhan bibit untuk satu hektarlahan tergantung jarak tanam dan besar-kecilnya umbi batang, namun bila dihitung dari jumlah bibitnya tanpa mempedulikan bobot umbi maka diperkirakan lahan satu hektar berisi sekitar 30-40 ribu tanaman. Berarti membutuhkan umbi kurang lebih sebanyak itu.

Kalau memakai guludan selebar 1,20 m, jarak antar guludan 0,5 m, panjang guludan 25 m, dan jarak tanamnya sekitar 25-30 cm x 50-60 cm, maka jumlah guludan per hektar sekitar 230 guludan. Bila satu guludan dapat ditanami 188 bibit,maka jumlah bibit kurang lebih 20-30 ribu bibit.

Perhitungan di atas bisa memusingkan. Untuk itu, dapat dipakai ukuran standar para petani kentang. Umumnya untuk lahan satu hektar petani membutuhkan bibit antara 1,2 2 ton (Setiadi, 2004).c. Persiapan LahanLahan untuk bertanam kentang harus memperhatikan hal berikut:1) Sebelum ditanam, tanah harus diolah dahulu baik untuk lahan yang baru dibuka atau lahan yang telah produktif.2) Bagi lahan yang sudah diproduktifkan, setelah tanaman dipanen habis, lahan dibiarkan dulu (diberakan) selama sebulan. Setelah itu baru diolah untuk penanaman berikutnya, sebaiknya memakai penggiliran penanaman.

3) Pengolahan tanah mesti memperhatikan kegemburan struktur tanahnya, kedalaman top soil-nya dan sistem pengguludannya.

4) Setelah tanah diolah, tanah olahan jangan langsung ditanami. Tanah olahan dibiarkan dulu sekitar sebulan agar tanah ini mendapat panas matahari secara cukup dan bisa terangin-anginkan.

2. Penanaman

Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut:a. Bekas lubang yang ditutup memakai tanah digali lagi sedalam ukuran bibit atau 7,5 10 cm. Perlu diperhatikan, lubang tanam jangan terlalu dalam karena dapat menurunkan bobot produksi.

b. Setelah itu bibit ditanam. Bibit yang ditanam harus sudah tumbuh tunasnya sekitar 2 3 cm, tetapi tunas yang 1 cm pun telah ada yang menanamnya. Bibit ditanam dengan posisi tunas yang tumbuhnya paling baik menghadap ke atas.

c. Kemudian, bibit ditimbun hingga batas mata tunas (tunas yang tumbuh berada di atas permukaan guludan/tanah).

d. Setelah itu, segera tunas yang tumbuh di atas permukaan tanah disemprot dengan pestisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Penyemprotan diulang seminggu sekali sampai umur tanaman 90 hari. Dosis pestisida yang digunakan petani di Pengalengan per satu hektar sekitar 400 600 liter larutan. Jumlah larutan tersebut merupakan campuran dari 1,5 2 kg (musim penghujan) atau 1 kg (musim kemarau) pestisida dan air.

3. Pemeliharaana. Pemupukan

Pemupukan tanaman kentang antara daerah yang satu dengan yang lain ternyata tidak sama. Misalnya, petani kentang di daerah sekitar Dieng, membuat takaran pupuk urea 500 kg, TSP 300 kg, dan KCl 1.200 kg untuk per hektarnya. Kemudian daerah Karangreja,Purbalingga, Jawa Tengah memakai Urea 100-150 kg, TSP 100-150 kg, dan KCl 100-150 kg. Daerah Pengalengan (Jawa Barat) menggunakan Urea 400-600 kg, TSP 300-400 kg dan KCl 100 kg.b. PenyianganBiasanya penyiangan atau pembersihan gulma dilakukan pada tanaman yang berumur sekitar 30 hari dan 50 hari. Sebenarnya saat dilakukan penyiangan tidak ada aturannya karena penyiangan dapat dilakukan kapan saja.Penyiangan yang dilakukan tidak hanya memberantas gulma saja, tetapi dapat sekalian membetulkan saluran air, sehingga banyak manfaat dari dilakukannya penyiangan antara lain pertumbuhan tanaman terjaga dengan tidak adanya tanaman pengganggu, tanah di sekitar tanaman menjadi gembur dan dalam kondisi yang baik, melancarkan aliran air bila turun hujan, serta dapat mencegah hama dan penyakit dari awal.c. PembubunanBersamaan dengan penyiangan dapat dilakukan pembubunan. Pembubunan dilakukan dengan mempertinggi permukaan tanah di sekitar tanaman agar lebih tinggi dari tanah di sekelilingnya. Tinggi pembubunan memberikan hasil yang berbeda pula. Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa tinggi pembubunan berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas. Tinggi bubunan yang baik adalah 25 cm (Setadi,2004).D. Aspek Manajemen Sumber Daya ManusiaSumber daya manusia atau human resource dalam konteks bisnis adalah orang yang bekerja dalam suatu organisasi yang sering pula disebut karyawan atau employee. Manajemen sumber daya manusia berkaitan dengan kebijakan (policy) dan praktik-praktik yang perlu dilaksanakan oleh manajer mengenai aspek-aspek sumber daya manusia dari manajemen kerja (job manajemen). Menurut Storey dalam Syafaruddin Alwi (2001), manajemen sumber daya manusia adalah pendekatan yang khas terhadap manajemen tenaga kerja yang berusaha mencapai keunggulan kompetitif melalui pengembangan strategi dari tenaga kerja yang mampu dan memiliki komitmen tinggi dengan menggunakan tatanan kultur yang terintegrasi, struktural dan teknik-teknik personel.Sumber daya manusia memegang peranan sentral dan paling menentukan. Tanpa manajemen sumber daya manusia yang handal, pengolahan, penggunaan dan pemanfaatan sumber-sumber lainnya (sumber daya alam dan modal) akan menjadi tidak efektif, efisien dan produktif).1. Perencanaan sumber daya manusia Perencanaan sumber daya merupakan fungsi yang pertama harus dilaksanakan dalam organisasi. Perencanaan sumber daya manusia adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan, dan berbagai sasaran yang dan telah ditetapkan (Siagian, 1984).

2. Analisis dan Klasifikasi PekerjaanAnalisis pekerjaan adalah proses pengumpulan mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja yang dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan wawancara terhadap pekerja dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor. Klarifikasi pekerjaan merupakan proses pengkategorisasian kedudukan sesuai dengan jenis kerja yang dilakukan, jenis kecakapan yang dibutuhkan atau faktor lainnya yang berkaitan dengan kerja.3. RekrutmenRekrutmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Maksud rekrutmen adalah untuk mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi. Proses rekrutmen berlangsung mulai dari saat pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar.4. Seleksi dan penempatanSetelah dilakukan rekrutmen, maka para tenaga kerja yang melamar tersebut disaring terlebih dahulu sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan oleh perusahaan. Kemudian tenaga kerja tersebut ditempatkan pada posisi pekerajaan yang sesuai dengan kemampuan dan spesifikasinya. Seleksi dan penempatan ini penting agar tenaga kerja dapat bekerja secara efektif dan efisien sesuai bidangnya sehingga tujuan organisasi lebih cepat tercapai.5. Evaluasi dan kompensasiEvaluasi pekerjaan adalah perbandingan pekerjaan-pekerjaan yang diklasifikasikan guna menentukan kompensasi yang pantas bagi pekerjaan tersebut. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa atas kerja mereka.Masalah kompensasi berkaitan dengan konsistensi internal dan konsistensi eksternal. Konsistensi internal berkaitan dengan konsep penggajian relatif dalam organisasi. Konsistensi eksternal berkaitan dengan tingkat relatif struktur penggajian yang berlaku di luar organisasi. Keseimbangan konsistensi internal dan eksternal dianggap penting untuk diperhatikan guna menjamin kepuasan dan para pekerja tetap bermotivasi serta efektivitas bagi organisasi secara keseluruhan.6. Pelatihan dan pengembanganPelatihan selalu dikaitkan dengan pengembangan, tetapi kedua istilah ini tidak sama pengertiannya. Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian sumber daya manusia organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini.Sasaran dari program pengembangan mencakup aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi tanpa direncanakan atau perubahan yang direncanakan. Pelatihan dan pengembangan bagi perusahaan menempatkan sumber daya manusia sebagai salah satu sumber keunggulan kempetitif merupakan faktor yang menentukan karena kedua program ini berkaitan erat dengan kebutuhan organisasi karyawan yang memiliki kompetensi tinggi.E. SintesisDari uraian dalam Tinjauan Pustaka ini dapat diambil informasi pustaka yang bermanfaat bagi penyusunan laporan Kerja Praktik ini, yaitu:

1. Pertanian organik terkait dengan sistem pertanian yang menjadi dasar pelaksanaan Revolusi Agro yang dilakukan oleh PB. Wira Mukti Sindoro Agro. Dengan demikian dapat diketahui apa sebenarnya pertanian organik dan bagaimana peluangnya di Indonesia.

2. Revolusi Agro terkait dengan konsep kerja PB. Wira Mukti Agro sebagai sebuah usaha pertanian yang berdasarkan sistem pertanian organik dan menerapkan Revolusi Agro untuk mengembangkan usahanya.

3. Aspek botani kentang terkait dengan kegiatan Kerja Praktik penulis yang berada di usahatani kentang. Dengan aspek botani kentang ini dapat diketahui segala hal yang terkait dengan budidaya kentang dimana penulis melakukan kerja praktiknya.

4. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia terkait dengan bagian utama yang ingin dikaji penulis dalam pelaksanaan Kerja Praktik di PB. Wira Mukti Sindoro Agro dan usahatani kentang di Desa Buntu. Dengan demkian dapat diketahui komponen manajemen sumber daya manusia apa saja yang perlu ada dan dikaji sesuai dengan teori yang ada.

III. METODE KERJA PRAKTIK

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat

Kerja Praktik ini telah dilaksanakan di PB. Wira Mukti Sindoro Agro khususnya Usahatani Kentang yang terletak di Desa Buntu Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Daerah ini berjarak kurang lebih 25 km ke arah utara dari Alun-alun Wonosobo, tepatnya sebelah selatan Desa Tambi ( Pabrik Teh Tambi ) dan berjarak kurang lebih 120 km ke arah timur dari kota Purwokerto.2. Waktu

Kerja Praktik ini telah dilaksanakan selama 23 hari, yaitu dari tanggal 14 Februari 2006 sampai dengan 8 Maret 2006. Penulis tidak bisa melaksanakan kerja praktik selama 25 hari seperti rencana awal karena pada saat itu penulis sedang menjadi penanggungjawab kegiatan lomba Makalah Agrobisnis tingkat SMA/SMK se-Barlingmascakeb yang dilaksanakan tanggal 11 Maret 2006 di Auditorium Fakultas Pertanian sehingga harus memantau dengan baik persiapan panitia. Untuk itulah penulis memohon izin kepada pimpinan PB. Wira Mukti Sindoro Agro dan Bapak Sujoko agar diizinkan menyelesaikan kerja praktik hanya selama 23 hari saja.B. Materi Kerja Praktik

Materi atau obyek yang dikaji dalam Kerja Praktik meliputi :

1. Kondisi wilayah, kondisi umum perusahaan serta kegiatan yang dilakukan di PB. Wira Mukti Sindoro Agro Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.

2. Kegiatan manajemen sumber daya manusia yang yang diterapkan oleh PB. Wira Mukti Sindoro Agro Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.

3. Kegiatan manajemen sumber daya manusia yang yang diterapkan oleh Usahatani kentang Bapak Sujoko Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.C. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan Kerja Praktik yang digunakan adalah:1. Observasi partisipatif

Pendekatan observasi partisipatif dilakukan dengan mengikuti atau melibatkan diri secara langsung pada berbagai kegiatan dalam pengelolaan usahatani kentang yang ada di desa Buntu Kecamatan Kejajar milik Bapak Sujoko (mitra PB. Wira Mukti Sindoro Agro).2. Survei

Pendekatan survei dilakukan untuk mendapatkan data, baik data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara secara langsung dengan pejabat PB. Wira Mukti Sindoro Agro maupun Bapak Sujoko, tenaga kerja di lahan kentang dan tokoh masyarakat Dieng. Sedangkan data sekunder diperoleh dari catatan-catatan dan arsip-arsip yang ada di perusahaan tersebut yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia dan arsip usahatani kentang Bapak Sujoko.3. Kepustakaan

Pendekatan kepustakaan dilakukan melalui studi pustaka, baik berupa buku maupun artikel di internet. Buku dan artikel yang digunakan sebagai referensi pustaka secara lengkap termuat dalam daftar pustaka laporan ini.IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAANA. Sejarah Perkembangan PerusahaanPB. Wira Mukti Sindoro Agro merupakan sebuah badan usaha yang bergerak di bidang pertanian, khususnya penjualan saprodi pertanian organik. Selain itu perusahaan ini juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengembangan pertanian pertanian organik. Didirikan pada tanggal 12 Desember 2005 untuk menampung pelaksanaan program di sektor pertanian dan merupakan sub kegiatan dari PB. Wira Mukti.

Ada beberapa dasar dari pendirian PB. Wira Mukti Sindoro Agro, yaitu:

1. Program Forum Pangan Organik

2. Program Tele Food FAO

3. Program Pangan Alternatif Aloe Vera

4. Program Gerakan Revolusi Agro

Pada awalnya PB. Wira Mukti Sindoro Agro bernama Revag, singkatan dari Revolusi Agro. Usaha ini tercetus bermula dari sebuah kursus reguler Revolusi Agro pada tanggal 28 30 september 2005 di Semarang dimana Prof. Setiono Hadi, penemu enzim Biokultur (Cairan Ecotan) dan 15 penemuan di bidang pertanian, peternakan dan perikanan sebagai salah satu pembicaranya. Dari kursus tersebut, Bapak Zaeni bersama beberapa rekan mencoba mengembangkan konsep Revolusi Agro ini di daerah Wonosobo dan sekitarnya.

Setelah melakukan berbagai pertemuan dengan banyak kalangan akhirnya Revag merasa perlu untuk menjadi sebuah perusahaan berbadan hukum. Mengingat bahwa pendirian sebuah perusahaan berbadan hukum membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar serta proses yang panjang, maka Revag bergabung dengan PB. Wira Mukti dan merubah nama menjadi Sindoro Agro. Pada tanggal 12 Desember 2005 akhirnya Sindoro Agro menjadi bagian dari PB. Wira Mukti yang memang telah lama dikenal sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pemborongan bangunan (property). Dengan demikin terbentuklah nama PB. Wira Mukti Sindoro Agro sebagai bagian dari PB. Wira Mukti yang khusus begerak di bidang pertanian, khususnya pertanian organik.B. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Visi adalah kondisi ideal yang hendak dicapai di masa mendatang yang mencerminkan cita-cita yang akan dicapai dengan mempertimbangkan seluruh sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, PB. Wira Mukti Sindoro Agro merumuskan visinya sebagai berikut: Menjadi Perusahaan Agribisnis yang mampu Mengangkat Pertanian Organik sebagai Titik Pertumbuhan Pertanian Indonesia dan Berdaya Saing global .

2. Misi Perusahaan

Agar momentum perkembangan perusahaan terus berkelanjutan, maka PB. Wira Mukti Sindoro Agro merumuskan misi sebagai berikut: Menghasilkan dan Memasarkan Produk Pertanian Organik yang Berdaya Saing global .C. Data Ringkas Perusahaan

1. Bidang usaha

Kegiatan usaha yang telah dan akan dilakukan PB. Wira Mukti Sindoro Agro antara lain:a. Sosialisasi Pangan Organik

b. Kemitraan Budidaya Pertanian Organik dan Semi Organik

c. Kemitraan Pemasaran Sarana Produksi Organik

d. Kemitraan Pemasaran Produksi Budiaya Pertanian

e. Kemitraan Home Industri Pruduk Budidaya pertanian Organik

1). Aloe Vera

2). Carica Dieng

3). Kentang Olahan

4). Gula Singkong

5). Makanan Ringan

f. Kemitraan Produksi Pupuk Organik

1). Bio Kultur

2). Bio Sari Alam

3). Bio Super Aktif

4). Bio Sari Alam Decomposer

5). Kompos Organik

g. Kemitraan Penanganan Limbah

1). Limbah Rumah Tangga

2). Limbah Rumah Sakit

3). TPA

4). Limbah Pertanian

5). Limbah Industri Pertanian

2. Sumber Daya Manusia

Untuk saat ini jumlah karyawan PB. Wira Mukti Sindoro Agro adalah 6 orang merangkap sebagai pemegang saham yang masing-masing juga termasuk dalam struktur manajemen. Merekalah yang menjadi pengelola perusahaan sekaligus sebagai tenaga inti pemasaran dan produksi mengingat berbagai keterbatasan karena merupakan perusahaan yang baru 3 bulan berdiri. Beberapa bulan ke depan akan bertambah 11 tenaga kerja lulusan S1 Perguruan Tinggi yang akan dijadikan sebagai Sarjana Pendamping di beberapa kecamatan di wilayah Wonosobo yang akan membantu pembangunan pertanian dan potensi sumber daya lokal di masing-masing wilayah kecamatannya.

D. Keadaan Umum Lokasi Usahatani Kentang milik Bapak Sujoko Desa Buntu Kejajar (mitra PB. Wira Mukti Sindoro Agro)

Secara geografis usahatani kentang Bapak Sujoko terletak di desa Buntu, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Lahan kentang bapak Sujoko terletak di ketinggian 1450 m dpl yang berada di lereng Barat Gunung Sindoro. Daerah ini berjarak kurang lebih 25 km ke arah utara dari Alun-alun Wonosobo, tepatnya sebelah selatan Desa Tambi ( Pabrik Teh Tambi ) dan berjarak kurang lebih 120 km ke arah timur dari kota Purwokerto. Lahan yang digunakan untuk usaha tani oleh Bapak Sujoko seluas 2,13 ha dengan perincian sebagai berikut:1. Lahan sewa

a. Lahan kentang Atlantik seluas 0,25 ha

b. Lahan kentang Atlantik seluas 0,3 ha (tanam tanggal 28 Desember 2005)

c. Lahan bawang daun seluas 0,35 ha

d. Lahan kubis seluas 0,35 ha

e. Lahan bawang daun seluas 0,3 ha

2. Lahan milik pribadi

a. Lahan kentang Atlantik seluas 0,25 ha (tanam tanggal 28 januari 2006)

b. Lahan kubis seluas 0,33 ha

Adapun yang akan dibahas rinci dalam laporan Kerja Praktek ini adalah kegiatan budidaya tanaman kentang Atlantik seluas 0,3 ha dimana penulis melaksanakan kegiatan Kerja Praktik.

Usahatani kentang Bapak Sujoko berorientasi untuk memproduksi kentang, khususnya kentang Atlantik (industri) bagi pemenuhan kebutuhan kentang PT. Indofood melalui vendor Dieng Persada yang berkantor di daerah lokasi obyek wisata Dieng Plateu.

Dieng Persada merupakan sebuah perusahaan mitra PT. Indofood yang bergerak dalam pemasokan kentang ke PT. Indofood sekaligus menjadi distributor bibit kentang Atlantik yang disediakan PT. Indofood untuk para petani mitranya. Dieng Persada dipimpin oleh seorang Direktur yang membawahi seorang manajer, seorang tenaga administrasi dan seorang tenaga lapangan. Secara jelas struktur organisasi Dieng Persada dapat dilihat pada lampiran. Dieng Persada saat ini memiliki 70 petani mitra di daerah Dieng dan Banjarnegara. Setiap bulan Dieng Persada mampu memasok 75 ton (5 %) dari total kebutuhan kentang PT. Indofood yang besarnya 1300 ton per bulan.

Setiap bulan Bapak Sujoko bisa menyetorkan 2 hingga 5 ton kentang Atlantik kepada Dieng Persada tergantung kondisi musim, kualitas bibit dan luas lahan yang digunakan untuk menanam. Berikut ini adalah tabel 1. tonase produksi kentang pada 10 kali pengiriman kentang terakhir Bapak Sujoko.

Tabel 1. Tonase Produksi Usahatani Kentang Bapak Sujoko

No.Tanggal PenerimaanTonase (kg)Nilai Transaksi (Rp)

1.21 Februari 20063.55613.335.000

2.10 Februari 20062.99911.246.250

3.7 Desember 20055.87121.974.600

4.7 Desember 20051.7746.652.500

5.28 oktober 20056.01122.240.700

6.14 Oktober 20051.9117.070.700

7.14 Oktober 20055.20719.265.900

8.14 Oktober 20056.03320.512.200

9.5 Oktober 20052.5389.390.600

10.30 September 20057.40427.394.800

E. PELAKSANAAN KEGIATAN KERJA PRAKTIK PADA USAHATANI KENTANG1. Kegiatan Budidaya Tanaman Kentang

Kegiatan budidaya tanaman kentang Atlantik meliputi berbagai tahap, yaitu:a. Persiapan BibitIstilah bibit kentang ini sebenarnya merupakan umbi yang akan dijadikan bibit atau yang akan ditanam. Bibit ini dapat berasal dari membibitkan sendiri atau membeli. (Setiadi, 2004)Bibit kentang Atlantik dilahan Bapak Sujoko diperoleh dari suplai PT. Indofood karena beliau merupakan salah satu petani mitra Indofood yang memasok kentang industri ke PT. Indofood. Cara mendapatkan bibit kentang tersebut adalah dengan menyetorkan data kebutuhan bibit dan waktu penanaman kepada vendor, dalam hal ini adalah PT. Dieng Persada.

Sistem pembayaran bibit yaitu dengan dipotongkan langsung dari jumlah uang yang diterima petani saat panen. Harga 1 kg bibit kentang Atlantik adalah Rp 9000,- dan PT. Indofood mensubsidi sebesar Rp 250,-/kg sehingga petani hanya membayar sebesar Rp 8750,-/kg.

Kebutuhan bibit per ha lahan yaitu antara 1,5 2 ton. Untuk lahan milik Bapak Sujoko yang seluas 0,3 ha membutuhkan bibit sebanyak 0,45 ton.

Terkadang saat terjadi kelangkaan bibit, Bapak Sujoko membuat bibit sendiri dengan cara menyortasi kentang Atlantik hasil panenan mutu C dan D yang tidak lolos masuk pabrik karena berdiameter di bawah 5 cm. Kentang tersebut lalu disimpan selama 4 bulan sebelum siap untuk ditanam kembali. Penyimpanan dilakukan di tempat yang gelap dan tidak terkena cahaya serta ditaburi obat agar tidak terserang hama selama penyimpanan.

b. Penyortiran Bibit Sebelum Tanam

Bibit yang diperoleh melalui pembibitan sendiri membutuhkan penyortiran terlebih dahulu sebelum ditanam karena selama masa penyimpanan akan ada bibit yang rusak dan busuk sehingga tidak layak untuk ditanam. Penyortiran dilakukan 1 4 hari sebelum ditanam.

Bibit yang layak ditanam adalah bibit yang telah bertunas sepanjang 1 2 cm, apabila tunas lebih panjang dari itu maka dilakukan pemotongan agar kelak tumbuhnya serempak dan rata tingginya. Jumlah mata tunas berjumlah 3 5 buah.

Menurut (Setiadi, 2004) kriteria pemilihan bibit yang baik adalah sebagai berikut:

1). Dipilih bibit yang tua dengan ciri kulit umbi kuat (tidak mengelupas atau tidak gampang dikelupas). Selain itu, juga dipilih umbi yang kulitnya mulus dan tidak cacat.

2). Bobot umbi kentang bibit berukuran 30 45/50 gram atau 45/50 60 gram. Jika besarnya diukur rata-rata antara 30 35 mm atau 45 50 mm, dan konon yang bagus 55 mm.

c. Persiapan lahan

Maksud dari pengolahan lahan adalah untuk menggemburkan tanah, memutuskan dan memusnahkan siklus hidup hama/penyakit yang kebetulan mendekam di dalam tanah, melancarkan sirkulasi udara dalam tanah, serta menghilangkan gas-gas beracun yang barangkali ada dalam tanah. Gas gas ini, termasuk pula gas yang ditimbulkan oleh bahan organik yang tertinggal dalam tanah. Selain tujuan tersebut, tanah yang diolah strukturnya tidak padat sehingga bisa melancarkan penyerapan air ke dalam tanah. Air yang berlebihan dapat membuat tanah becek dan lembab. Keadaan seperti itu dapat mengundang banyak penyakit, seperti busuk batang / pangkal akar atau yang disebut penyakit mati umur muda oleh petani (Setiadi, 2004).

Persiapan lahan meliputi megolah tanah, membuat guludan, pemberian pupuk dasar dan membuat jarak tanam.1) Mengolah Tanah

Pengolahan tanah untuka lahan seluas 0,3 ha membutuhkan waktu 7 hari kerja apabila dikerjakan oleh 3 orang pria dan setiap hari kerja dimulai jam 06.00 pagi sampai jam 12.00 siang dengan masa istirahat selama satu jam dari jam 09.30 10.00 WIB.

Tahap tahap pengolahan tanah adalah sebagai berikut:

a). Tanah dicangkul untuk membalik posisi tanah, tanah di bagian bawah dibalik menjadi di atas, sebaliknya tanah di permukaan posisinya menjadi di bawah.

b). Setelah dicangkul, tanah dibiarkan beberapa hari agar terkena sinar matahari.

c). Kemudian dilakukan pembuatan saluran air (nggareti) pada lahan tersebut dengan melihat arah kemiringan tanah sehingga air dapat segera mengalir setelah hujan dan tanah di lahan tidak ikut terbawa arus air. Lebar saluran air kurang lebih 30 cm (satu paculan).

d). Setelah itu dibuat petak-petak untuk guludan dengan ukuran panjang 3,5 meter dan lebar 70 cm dan jarak antar guludan kurang lebih 50 60 cm (dua paculan) serta tinggi guludan 20 cm.

2) Membuat Guludan

Setelah pengolahan tanah, dapat dibuat guludan atau bedengan sekaligus dibuat pula saluran pengairannya, sehingga aerasi tanah selalu dalam kondisi baik. Pada penanaman musim hujan, saluran bisa dibuat lebih dalam (guludannya lebih tinggi) agar tanaman dan umbi tidak terendam air.

3) Pupuk Dasar

Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman dilakukan. Biasanya pupuk dasar ini berupa pupuk organik, misalnya pupuk kandang dan kompos (setiadi, 2004).

Pada lahan kentang Bapak Sujoko untuk lahan 0,3 ha memerlukan pupuk kandang sebanyak 1 rit (+/- 5 ton). Pupuk kandang ini dicampurkan pada tanah sampai kedalaman 20 cm ketika pembuatan guludan dilakukan. Setelah dipupuk kandang, ditasnya ditaburi pupuk NPK Super. Kebutuhan NPK Super untuk lahan tersebut adalah 2 kuintal. Setelah itu ditutup dengan tanah.

4) Jarak dan Lubang Tanam

Jarak tanam pada lahan kentang Bapak Sujoko 30 x 50 cm sehingga untuk satu guludan ukuran 3,5 m x 70 cm bisa ditanami 12 bibit kentang. Lubang tanam sedalam kurang lebih 10 cm dari permukaan guludan.

d. Penanaman

Setelah semua persiapan sudah selesai, tiba saatnya untuk melakukan penanaman bibit. Penanaman dilakukan 2 3 hari setelah pemberian pupuk dasar pada lahan yang telah diolah.

Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut:

1). Bekas lubang yang ditutup dengan tanah digali lagi sedalam ukuran bibit atau 7,5 10 cm. Perlu diperhatikan, lubang tanam jangan terlalu dalam karena dapat menurunkan bobot produksi.

2). Setelah itu, bibit ditanam. Bibit yang ditanam harus sudah tumbuh tunasnya sekitar 1 2 cm. Bibit yang ditanam dengan posisi tunas yang tumbuhnya paling baik menghadap ke atas.

3). Bibit diuruk dengan tanah batas mata tunas (tunas yang tumbuh berada di atas permukaan guludan / tanah).

4). Setelah itu, segera tunas yang tumbuh di atas permukaan tanah disemprot dengan pestisida (fungisida) untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Penyemprotan dimulai pada tanaman usia 17 hari sampai dengan umur 80 hari. Pada saat musim hujan selama satu musim tanam penyemprotan fungisida dilakukan sampai 20 kali, sedangkan pada musim kemarau penyemprotan hanya dilakukan sampai 12 kali saja.e. Pemeliharaan

Setelah penanaman bibit, dilakukan pemeliharaan lanjutan sampai tanaman usia panen. Urutan pelaksanaan perawatan adalah sebagai berikut.

1) Pemupukan

Pemupukan tanaman kentang antara daerah satu dengan yang lain tidak sama. Pada lahan kentang seluas 0,3 ha milik Bapak Sujoko hanya membutuhkan NPK Super sebanyak 0,2 kuintal. Pemupukan dilakukan 2 kali selama musim tanam, yaitu pada awal tanam bibit dan 30 hari setelah tanam. Untuk pemupukan pertama persentase kandungan N lebih besar daripada kandungan PK karena pada saat itu tanaman dalam masa pertumbuhan vegetatif sehingga membutuhkan banyak asupan N. Sedangkan pada pemupukan kedua persentase kandungan PK lebih tinggi daripada kandungan N karena pada saat itu tanaman dalam masa pertumbuhan generatif yang akan menghasilkan umbi kentang. Jika tidak diperlakukan demikian maka umbi kentang tidak akan tumbuh secara optimal.

2) Penyiangan dan Pembubunan

Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan gulma disekitar guludan tanaman kentang. Beberapa kerugian yang ditimbulkan akibat pertumbuhan gulma tersebut antara lain adalah kompetisi atau persaingan dalam pengambilan ruang lingkup, cahaya, unsur hara dan air,penurunan produksi dan mutu hasil. Selain itu beberapa jenis gulma dapat merupakan inang bagi hama dan penyakit tanaman. Tanaman kentang selama pertumbuhannya terggolong peka terhadap gulma, yaitu antara sampai 1/3 periode total pertumbuhan dan pada fase perkembangan umbinya. Dikemukakan bahwa pengaruh persaingan gulam pada pertanaman kentang dapat menurunkan produksi sampai 45,2 persen (Suwandi, dkk. 1985).

Penyiangan dilakukan pada penanaman di musim kemarau saja, karena pada musim hujan guludan ditutup mulsa sehingga tidak terdapat gulma. Pada saat pelaksanaan kerja praktik, kentang yang ditanam berada pada musim hujan sehingga tidak memerlukan penyiangan karena sudah menggunakan mulsa.

Pembubunan dilakukan dengan mengurug tanah pada lubang mulsa pada waktu umur tanam 1 bulan. Manfaat pembubunan ini antara lain dapat menekan pertumbuhan gulma, memberikan kesempatan pada stolon dan umbi berkembang dengan baik, juga sekaligus memperbaiki keadaan drainase. Adapun pengaruh cara pengendalian gulma pada tanaman kentang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Pengaruh Cara Pengendalian Gulma pada Tanaman Kentang

Cara Pengendalian GulmaHasil Total Umbi Kentang (ton/ha)Kenaikan hasil( % )

Tanpa disiang8,51 a-

Disiang sekali umur 1 bulan11,48 bc34,93

Disiang sekali umur 2 bulan10,10 ab18,75

Disiang umur 1 dan 2 bulan10,60 abc24,60

Disiang setiap tumbuh gulma10,44 abc22,71

Herbisida post emergence

(Sencor 70 WP, 1 kg/ha)12,27 bc44,16

Herbisida pre emergence

(Sencor 70 WP, 1 kg/ha)12,66 c48,76

Sumber: Zaenal Abidin, 1982. Penelitian Cara Pengendalian Gulma Pada

Tanaman Kentang. Laporan Balai Hortikultura Lembang.f. Panen dan Pascapanen

1) Panen

Pemanenan tanaman kentang Atlantik dilakukan pada saat tanaman berumur 80 90 hari. Pemanenan dilakukan setelah daun berwarna kekuningan atau setelah kulit umbi kentang sudah tidak mudah lecet, karena kelecetan kulit umbi dapat menyebabkan hasil panen tidak tahan lama dan rusak.

2) Pasca Panen

Setelah pemanenan dilakukan sortasi dan grading. Tujuan sortasi dan grading adalah untuk memisahkan kentang menjadi 3 kelompok yaitu kentang mutu a, b dan c. Kentang mutu a berbobot di atas 200 gr, kentang mutu b berbobot 200 100 gr, dan kentang mutu c berbobot 100 50 gr. Kentang dibawah bobot 50 gr disebut rindil dan biasanya digunakan sebagai bibit.

Pengiriman kentang ke PT. Indofood setelah dilakukan penyortiran. Kentang yang berdiameter kurang dari 5 cm akan ditolak oleh PT. Indofood. Segala ongkos pengiriman ditanggung oleh Bapak Sujoko namun dengan mekanisme pembayaran setelah uang pembayaran kentang dari PT. Indofood telah diterima melalui Dieng Persada. Dalam hal ini Dieng Persada bekerjasama dengan SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) dalam penyelenggaraan transportasi. Untuk 1 truk dapat memuat 5,5 6 ton kentang dengan biaya angkut sebesar Rp 1.650.000,- jika kentang dikirim ke pabrik Indofood di Tangerang dan biaya sebesar Rp 750.000,- jika kentang dikirim ke pabrik Indofood di Semarang. Sebagai balas jasa, Dieng Persada mengenakan biaya Rp 50,- per kg kentang yang dikirim ke PT.Indofood melalui Dieng Persada.V. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

A. Struktur Organisasi dan Tata Kerja PB. Wira Mukti Sindoro Agro

1. Struktur Organisasi

PB. Wira Mukti Sindoro Agro dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi seorang sekretaris, seorang bendahara, seorang Kepala Unit Saprodi, seorang Kepala Unit Perencanaan an Budidaya dan seorang Kepala Unit Pemasaran. PB. Wira Mukti Sindoro Agro memiliki hak otonom untuk mengelola usahanya yang diberikan oleh PB. Wira Mukti selaku induk perusahaan. Dengan demikian manajer PB. Wira Mukti Sindoro Agro mempunyai hak dan wewenang untuk memberi perintah kepada para staf yang berada di bawahnya. Kedudukan antara staf yang satu dengan staf yang lain adalah sama yaitu di bawah manajer sehingga setiap staf manajemen mempunyai peranan yang sama dan harus bisa bekerjasama dengan baik demi kelancaran kegiatan dalam perusahaan. Masing-masing staf manajemen juga dapat mempelajari tugas-tugas staf yang lainnya agar ketika ada salah satu staf yang tidak bisa menjalankan tugasnya karena sakit atau berhalanagn dapat digantikan oleh yang lain demi tetap berjalannya kegiatan perusahaan. Secara jelas struktur namajemen PB. Wira Mukti Sindoro Agro dapat dilihat pada lampiran.

2. Tata Kerja

Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik, perlu disusun tata kerja yang teratur dan sistematis. Tata kerja tersebut berisi tentang tugas dan tanggungjawab pekerjaan sehingga setiap sraf namajemen mempunyai petunjuk arah tindakan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan tanggungjawabnya yang dibebankan kepadanya. Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian manajemen di PB. Wira Mukti Sindoro Agro adalah sebagai berikut:

a. Manajer

1). Tugas

a). Memimpin pembuatan rencana kerja (usaha) dan anggaran perusahaan.

b). Membina dan mendampingi serta membantu stafnya dalam melaksanakan tugas.c). Mewakili PB. Wira Mukti Sindoro Agro dalam hubungan keluar perusahaan.

2). Tanggung jawab

Bertanggung jawab kepada pemilik usaha atas kegiatan perencanaan, proses hingga hasil yang dicapai perusahaan.

b. Sekretaris

1). Tugas

a). Membuat dan mengurusi surat menyurat, penataan arsip dan dokumen perusahaan.

b). Membantu pekerjaan manajer dan mewakili manajer apabila berhalangan.

2). Tanggung jawab

Bertanggung jawab atas semua lalulintas surat menyurat, penataan arsip dan dokumen perusahaan.c. Bendahara

1). Tugasa). Melakukan pencatatan di buku harian kas maupun bank atas seijin manajer.b). Membayar dan mencatat pembelian barang dagangan dan kebutuhan perusahaan serta hutang-hutang perusahaan.

c). Menerima pembayaran piutang.

d). Membuat laporan periodik yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.

2). Tanggung jawab

Bertanggung jawab atas semua penerimaan, pengeluaran dan saldo uang kas maupun bank kepada manajer.d. Kepala Unit Saprodi

1). Tugas

a). Mengatur dan mengelola produksi saprodi (enzim Biokultur).

b). Menjaga agar produksi saprodi tetap kontinyu dan kualitas produk tetap terjaga.

2). Tanggung jawab

Bertanggung jawab atas semua kegiatan produksi saprodi dari mulai jumlah produksi hingga kualitas dan kontinyuitas produksi.

e. Kepala Unit Perencanaan dan Budidaya

1). Tugas

a). Menyusun dan memberikan ide-ide baru kegiatan usaha yang akan dijalankan perusahaan.

b). Mengumpulkan informasi terbaru tentang kemungkinan- kemungkinan kerjasama yang bisa dilakukan dengan pihak luar perusahaan.

c). Mengelola kegiatan budidaya yang dilakukan baik oleh perusahaan maupun bekerjasama dengan mitra usaha.

2). Tanggung jawab

Bertanggung jawab atas kegiatan perencanaan usaha dan budidaya yang dilakukan perusahaan.

f. Kepala Unit Pemasaran

1). Tugas

a). Membuka akses pasar bagi produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

b). Mencari mitra usaha maupun konsumen yang dapat bekerjasama dengan perusahaan.

2). Tanggung jawab

Bertanggung jawab atas kegiatan pemasaran produk dan memperluas jaringan pemasaran dan usaha dengan mitra usaha dan konsumen.

Dengan adanya tata kerja tersebut, setiap bagian manajemen diharapkan dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara berdayaguna dan berhasilguna yang sebesar-besarnya bagi perusahaan

B. Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi / perusahaan agar dapat mencapai tujuannya. Termasuk didalamnya yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia. Organisasidengan Sumber Daya Manusia dapat diibaratkan seperti kendaraan dengan mengemudi. Organisasi merupakan kendaraan dan Sumber Daya Manusia merupakan pengemudi yang akan menjalankan kendaraan tersebut menuju tujuannya. Oleh karena itu, Sumber Daya Manusia sangat penting dalam suatu organisasi agar Sumber Dya Manusia dapat menjalankan organisasi menuju tujuannya dengan baik, lancar, efektif, dan efisien.

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan penginterasian kebutuhan perusahaan dan individu dalam rangka menunjang dalam tujuan perusahaan. Langkah-langkah dalam aktivitas manajemen Sumber Daya Mnusia meliputi:

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

2. Analisis dan klasifikasi pekerjaan

3. Rekrutmen

4. Seleksi dan penempatan

5. Evaluasi dan kompensasi

6. Pelatihan dan pengembangan

7. Pemberian balas jasa dan penghargaan

Dalam usahatani kentang juga memerlukan adanya suatu manajemen termasuk juga Manajemen Sumber Daya Manusia. Sumber Daya Manusia pada usahatani kentang Atlantik milik Bapak Sujoko adalah sebagai berikut:1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan Sumber Daya Manusia merupakan fungsi yang pertama harus dilaksanakan dalam organisasi. Perencanaan Sumber Daya Manusia adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen una menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan, dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan. (Siagian, 1984)

Perencanaan Sumber Daya Manusia pada usahatani kentang Atlantik milik bapak Sujoko dilakukan dengan merencanakan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan selama budidaya kentang berlangsung. Perencanaan ini dilakukan secara sederhana dan dilakukan berdasarkan pengalaman yang telah dialami tahun-tahun sebelumnya. Beebrapa tahun lalu Bapak Sujoko sempat mempekerjakan lebih dari 10 orang, namun setelah di analisis ternyata sangat tidak efektif karena banyak diantara pekerjanya sering ijin untuk tidak berangkat kerja sehingga menyebabkan ketidakpastian penyelesaian pekerjaan. Akhirnya, Bapak Sujoko hanya mempekerjakan 10 orang saja karena dirasa jumlah yang paling ideal.

2. Analisis dan Klasifikasi Pekerjaan

Analisis pekerjaan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerjayang dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan wawancara terhadap pekerja dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor. Klasifikasi pekerjaan merupakan proses pengkategorisasian kedudukan sesuai dengan jenis kerja yang dilakukan, jenis kecakapan yang dibutuhkan atau faktor lainnya yang berkaitan dengan kerja.

Analisis dan klasifikasi pekerjaan pada usahatani kentang milik Bapak Sujoko dilakukan secara langsung oleh Bapak Sujoko selaku pemilik sekaligus manajer usahataninya. Pekerjaan dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Pekerjaan berat: mencangkul, membuat saluran air, mengangkut pupuk kandang dari jalan ke lahan, dan melakukan penyemprotan fungisida. Pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga kerja pria.

b. Pekerjaan ringan: memasang ajir (nglanjari), memasang pupuk kandang dan NPK, membumbun, dan memasang tali pada ajir (ndadung). Pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga kerja wanita.

Pekerjaan berat dilakukan oleh tenaga kerja pria dengan pertimbangan bahwa tenaga kerja pria memiliki fisik yang lebih kuat dan mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik. Pekerjaan ringan dilakukan oleh tenaga kerja wanita dengan pertimbangan bahwa tenaga kerja wanita memiliki ketekunan, dan ketelitian yang lebih daripada tenaga kerja pria dan relatif lebih sabar.

3. Rekrutmen

Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Maksud rekrutmen adalah untuk mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi. Proses rekrutmen berlangsung mulai dari saat pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar.Rekrutmen yang dilakukan oleh bapak Sujoko merupakan rekrutmen yang masih sangat sederhana, yaitu dengan mempekerjakan orang orang yang bertempat tinggal di sekitar desanya dengan kriteria umum sebagai berikut:

a. Pria atau wanita berusia 20 50 tahunb. Jujur, amanah dan memiliki etos kerja tinggi

c. Belum memiliki pekerjaan tetap

d. Dapat bekerjasama dengan tenaga kerja yang lain

Bagi tenaga kerja pria memiliki kriteria khusus sebagai berikut:

a. Berusia 20 35 tahun

b. Memiliki fisik yang kuat

c. Mampu mencangkul dari jam 5 pagi sampai sore saat pengolahan tanah

Bagi tenaga kerja wanita memiliki kriteria khusus sebagai berikut:

a. Berusia 20 50 tahun

b. Memiliki ketekunan, keuletan dan kesabaran4. Seleksi dan penempatanSetelah dilakukan rekrutmen, maka para tenaga kerja yang melamar tersebut disaring terlebih dahulu sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan oleh perusahaan. Kemudian tenaga kerja tersebut ditempatkan pada posisi pekerajaan yang sesuai dengan kemampuan dan spesifikasinya. Seleksi dan penempatan ini penting agar tenaga kerja dapat bekerja secara efektif dan efisien sesuai bidangnya sehingga tujuan organisasi lebih cepat tercapai.Dalam usahatani kentang milik bapak Sujoko, seleksi dan penempatan dilakukan sendiri oleh bapak Sujoko. Calon pekerja yang masuk kriteria dan sesuai dengan kebutuhan usahataninya diterima dan ditempatkan pada pekerjaan pekerjaan yang telah ada dalam analisis dan klasifikasi pekerjaan. Saat ini tercatat ada 10 orang yang bekerja pada usahatani bapak Sujoko ayang dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Tenaga Kerja pada Usahatani Kentang milik Bapak Sujoko Berdasarkan Jenis Kelamin NoNamaJenis KelaminUmur

1.RisonoPria28 tahun

2.BudionoPria27 tahun

3.Slamet RiyadiPria30 tahun

4.LembutWanita49 tahun

5.PontiniWanita45 tahun

6.SiwatWanita24 tahun

7.WaldiyatiWanita20 tahun

8.SuryatiWanita28 tahun

9.ParbiyahWanita30 tahun

10.WahyuniWanita27 tahun

Tenaga kerja pria ditempatkan pada pekerjaan berat seperti: mencangkul, membuat saluran air, mengangkut pupuk kandang dari jalan ke lahan, dan melakukan penyemprotan fungisida. Tenaga kerja wanita ditempatkan pada Pekerjaan ringan seperti: memasang ajir (nglanjari), memasang pupuk kandang dan NPK, membumbun, dan memasang tali pada ajir (ndadung).

5. Pelatihan dan pengembangan

Pelatihan selalu dikaitkan dengan pengembangan, tetapi kedua istilah ini tidak sama pengertiannya. Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian sumber daya manusia organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini.Sasaran dari program pengembangan mencakup aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi tanpa direncanakan atau perubahan yang direncanakan.Pelatihan dan pengembangan tenaga kerja pada usahatani kentang milik bapak Sujoko berupa penularan ilmu tentang budidaya kentang terbaru yang diperoleh bapak Sujoko dari pelatihan pelatihan dan tukar informasi dengan sesama petani kentang kepada para tenaga kerjanya. Dengan demikian tenaga kerja yang ada memiliki kemampuan untuk mengelola budidaya kentang dengan teknologi dan ilmu yang terbaru sehingga produksi kentang yang dihasilkan senantiasa meningkat dan mampu bersaing di pasaran.

6. Evaluasi dan Kompensasi

Evaluasi pekerjaan adalah perbandingan pekerjaan-pekerjaan yang diklasifikasikan guna menentukan kompensasi yang pantas bagi pekerjaan tersebut. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa atas kerja mereka.Evaluasi pekerjaan yang dilakukan oleh bapak Sujoko dalam usahatani kentangnya yaitu dengan melihat kinerja dari masing masing tenaga kerja yang dimiliki sehingga dapat diketahui mana tenaga kerja yang produktif dan mana tenaga kerja yang kurang produktif. Apabila ada tenaga kerja yang kurang produktif maka akan dilakukan pendekatan secara personal agar tenaga kerja tersebut dapat meningkatkan lagi kinerjanya. Jika ada tenaga kerja yang produktif tak segan segan diberikan sanjungan di depan rekan rekannya sehingga akan merasa sangat dihargai dan bagi rekan rekannya akan termotivasi untuk bisa produktif seperti dia agar mendapat penghargaan dan pengakuan dari sesama pekerja maupun dari bapak Sujoko selaku bosnya.

Kompensasi yang diberikan oleh bapak Sujoko kepada para pekerjanya berupa gaji dan hadiah serta rekreasi bersama setiap tahun sekali.

a. Gaji Pemberian gaji dilakukan setiap setengah bulan sekali dengan besarnya gaji sebelum kenaikan BBM, 1 Oktober 2005 adalah sebagai berikut:1). Tenaga kerja pria : Rp 5000,- / hari kerja

2). Tenaga kerja wanita : Rp 4000,- / hari kerja

Setelah adanya kenaikan BBM terhitung 1 Oktober 2005 adalah sebagai berikut:

1). Tenaga kerja pria : Rp 5500,- / hari kerja

2). Tenaga kerja wanita : Rp 4500,- / hari kerja

Hari kerja dihitung mulai jam 07.00 12.00 WIB dengan masa istirahat pada pukul 09.30 10.00 WIB. Apabila ada pengangkutan pupuk kandang, maka gaji dihitung borongan yaitu untuk 1 rit pupuk kandang (+/- 5 ton) di bayar gaji sebesar Rp 125.000,- . Biasanya setiap rit pupuk kandang bisa dibagi menjadi 100-120 pikul dengan biaya tiap pikul Rp 1000,-. Dalam 1 hari seorang pekerja biasanya mampu memikul pupuk kandang hingga 15 kali pikulan sehingga dalam 1 hari pendapatan pekerja mengangkut pupuk kandang sebesar Rp 15.000,-.b. Hadiah Bapak Sujoko memberikan hadiah bagi setiap pekerjanya. Biasanya pemberian hadiah dilakukan menjelang hari Raya Idul Fitri berupa pemberian baju lebaran dan makanan. Hal ini dilakukan untuk mempererat silaturahmi dengan para pekerja dan wujud rasa terima kasih atas kerjasama yan dilakukan selama ini. Dengan pemberian hadiah ini pekerja merasa dianggap sebagai bagian penting dari usahatani Bapak Sujoko sehingga akan meningkatkan semangat kerja secara psikologis yang sangat bermanfaat bagi produktivitas usahatani tersebut.

c. Rekreasi Bersama

Rekreasi dilakukan setiap tahun sekali untuk menambah wawasan para pekerja sekaligus melepas kepenatan setelah setiap hari bekerja di lahan. Hal ini sangat baik bagi perkembangan psikologis pekerja dan meningkatkan rasa kekeluargaan dan semangat kebersamaan sesama pekerja maupun dengan pemilik usaha. VI. PEMBAHASANSetiap perusahaan baik kecil maupun besar, tidak akan lepas dari masalah ketenagakerjaan. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam kegiatan usaha. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya sangat tergantung pada tenaga kerja atau manusia sebagai pelaksananya.

Dalam pembahasan ini akan dibahas manajemen sumber daya manusia pada PB. Wira Mukti Sindoro Agro sekaligus manajemen sumber daya manusia pada Usahatani bapak Sujoko selaku salah satu mitra PB. Wira Mukti Sindoro Agro dimana penulis banyak melakukan aktivitas kerja praktiknya. Untuk melengkapi kesempurnaan laporan ini, disertakan juga Analisis SWOT yang secara khusus menyoroti PB. Wira Mukti Sindoro Agro dan juga Usahatani Kentang Bapak Sujoko. Berikut ini adalah pembahasan secara lengkapnya.

A. PB. Wira Mukti Sindoro Agro

Sebagai sebuah perusahaan yang baru berdiri PB. Wira Mukti Sindoro Agro masih memiki berbagai keterbatasan. Dengan keterbatasan yang ada tidak menjadikan PB. Wira Mukti Sindoro Agro surut langkah dan menyerah pada keadaan namun justru melakukan kerja ekstra dengan mengerahkan segenap kemampuan yang ada baik kemampuan fisik, pikiran maupun finansial.

Manajemen sumber daya manusia yang ada di PB. Wira Mukti Sindoro Agro jika dinilai secara objektif memang belum bisa dikatakan baik. Hal ini bisa dilihat dari masih adanya kerja yang tumpang tindih. Kepala unit Perencanaan dan Budidaya juga bertindak sebagai tenaga pemasaran ke kelompok tani yang ada di sekitar Wonosobo. Manajer juga bertindak sebagai tenaga produksi saprodi enzim Biokultur membantu tugas kepala unit Saprodi. Pada intinya semua unit yang ada dikerjakan secara bersama-sama oleh setiap struktur manajemen meskipun secara ideal telah dibentuk tata Kerja.

Penyusunan struktur manajemen dalam tata kerja di PB. Wira Mukti Sindoro Agrosudah cukup baik. Dengan adanya struktur manajemen dan tata kerja maka akan memudahkan masing-masing bagian untuk memprioritaskan kerja yang harus dilakukan meskipun ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Penempatan orang dalam struktur manajemen didasarkan pada spesialisasi kemampuan dan latar belakang masing-masing personal.

Dengan melihat kerjasama dan kebersamaan setiap bagian dalam manajemen serta kemitraan-kemitraan yang mulai terbentuk dengan beberapa pihak luar sangat memungkinkan sekali perusahaan ini akan segera berkibar dan menjadi perusahaan yang berkembang pesat.

B. Usahatani Kentang Bapak Sujoko Desa Buntu Kecamatan Kejajar

Uahatani kentang Bapak Sujoko sudah berjalan puluhan tahun yaitu diawal tahun 90-an. Dengan perjalanan usahatani yang telah berlangsung lama ini tentunya menghasilkan pengalaman-pengalaman berharga yang bisa dijadikan pedoman dalam menjalankan usahatani saat ini dan di masa yang akan datang.

Manajemen sumber daya manusia yang ada di usahatani kentang Bapak Sujoko desa Buntu jika dilihat memang masih sangat sederhana. Bapak Sujoko sebagai pemilik sekaligus bertindak sebagai manajer keuangan, manajer produksi, maanjer personalia dan manajer pemasaran. Sedangkan 10 orang pekerjanya hanya ditempatkan sebagai tenaga teknis yang membantu kegiatan budidaya dan pengangkutan di lahan kentang. Menurut Bapak Sujoko, beliau lebih percaya jika semua teknik budidaya, keuangan dan pemasaran dipimpin langsung oleh dirinya. Selain berbekal pengalamannya selama puluhan tahun berusahatani kentang beliau juga dikenal sebagai tokoh masyarakat kentang di daerah Dieng. Bersama dengan Bapak Sapto Yuwono, Bapak Alwi dan beberapa tokoh masyarakat Dieng mereka berhasil mendirikan sebuah paguyuban Gaboktan - Kuba 99 (Gabungan Kelompok Tani Kecamatan Kelompok Usaha Bersama Agrobisnis 99) yang didirikan pada tahun 1999 dengan tujuan untuk membendung dominasi petani dari luar wilayah Wonosobo yang ingin mengasai bisnis kentang di daerah Dieng. Adapun struktur organisasi Gaboktan Kuba 99 dapat dilihat pada bagian lampiran.

C. Analis SWOT (Strengths, Weaknesess, Opportunities, and Threaths) Setelah melihat berbagai keterbatasan dan potensi yang ada pada PB. Wira Mukti Sindoro Agro maupun Usahatani kentang Bapak Sujoko diperlukan sebuah analisis untuk mementukan dan menyusun strategi dalam mengembangkan usahanya. Analisis yang digunakan untuk keperluan tersebut adalah analisis SWOT (Strengths, Weaknesess, Opportunities, and Threaths). Analisis SWOT dilakukan terhadap situasi dan kondisi organisasi serta kegiatan di PB. Wira Mukti Sindoro Agro maupun Usahatani Kentang Bapak Sujoko.

Analisis ini sangat bermanfaat dalam menentukan alternatif yang harus ditempuh dalam upaya untuk mengembangkan potensi yang ada secara efektif dan efisien serta mengetahui mengetahui dan mengoptimalkan faktor-faktor pendukung namun meminimalisasi faktor-faktor penghambat dari kelangsungan hidup perusahaan.

Analisis SWOT dilakukan dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang yang secara bersamaan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Perumusan analisis ini dengan membandingkan antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman).Tabel 4. Matriks SWOT PB. Wira Mukti Sindoro Agro

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNALSTRENGHTS (S)

Berbadan hokum

Sejalan dengan program Revolusi Agro Deptan

Memiliki hubungan baik dengan beberapa mitra usaha

Berada di daerah pertanian strategis

Menerapkan pertanian organikWEAKNESS (W)

Perusahaan baru berdiri

Manajemen belum tertata baik

Jumlah tenaga kerja masih sangat kurang

Modal yang dimiliki terbatas

OPPORTUNITIES (O)

Munculnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi produk organic

Banyaknya mitra usaha potensial untuk diajak bekerjasama

Digalakkannya model pertanian berkelanjutan dengan konsep berwawasan lingkungan oleh pemerintah STRATEGI SO

Meningkatkan sosialisasi pangan organik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengkonsumsi pangan organik

Memperluas kerjasama dengan mitra usaha potensial yang adaSTRATEGI WO

Mengusahakan modal tambahan dari mitra usaha potensial

Menambah jumlah tenaga kerja

TREATHS (T)

Munculnya perusahaan sejenis yang lebih kompetitif

Factor alam yang sulit diprediksi sehingga kualitas dan kuantitas produksi fluktuatifSTRATEGI TO

Meningkatkan hubungan dengan Deptan dalam mensosialisasikan program revolusi Agro

Meningkatkan performa perusahaanSTRATEGI TW Memperbaiki manajemen perusahaan

Terus meningkatkan pengalaman dan mengumpulkan informasi pasar

1. Analisis SWOT pada PB. Wira Mukti Sindoro AgroFaktor-faktor strategis yang dimiliki PB. Wira Mukti Sindoro Agro adalah:

a. Strengths (kekuatan)

1). PB. Wira Mukti Sindoro Agro mempunyai status sebagai badan hukum sehingga mempunyai pondasi yang cukup kuat untuk berdiri.

2). Adanya hubungan kerjasama yang baik dengan beberapa mitra usaha dan sejalan dengan program Revolusi Agro Departemen Pertanian sehingga memudahkan dalam proses kegiatan dan usaha yang dijalankan.

3). Kerjasama dengan mitra tidak hanya dalam satu lingkup daerah Wonosobo, melainkan telah bersifat lintas sektoral sehingga akses pasar dan informasi lebih lancar didapatkan.

4). Berada di daerah Wonosobo yang memang sudah dikenal sebagai salah satu pusat penghasil produk pertanian di wilayah Jawa Tengah.

5). Bergerak di bidang pertanian organik yang saat ini sedang gencar-gencarnya digalakkan oleh pemerintah dan masyarakat pertanian Indonesia.

b. Weaknesess (Kelemahan)

1). Perusahaan baru berdiri sehingga perlu usaha yang lebih keras untuk memupuk tingkat kepercayaan petani dan mitra usaha serta masyarakat luas.

2). Manajemen belum tertata baik sehingga kesusahan dalam membagi tugas atau pekerjaan yang ada.

3). Jumlah tenaga kerja masih sangat kurang sehingga anggota struktur manajemen juga bertindak sebagai tenaga kerja lapangan.

4). Modal yang dimiliki terbatas sehingga ada beberapa tawaran permintaan produksi yang belum bisa diterima.

c. Opportunities (Peluang)

1). Mulai munculnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi produk pertanian organik.

2). Banyaknya mitra usaha yang potensial untuk diajak bekerjasama, terutama dalam pengadaan saprodi pengolah tanah (enzim Biokultur).

3). Digalakkannya model pertanian berkelanjutan dengan konsep berwawasan lingkungan oleh pemerintah.

4). Masih terbatasnya stok pangan organik yang ada sehingga terbuka kesempatan untuk ikut memproduksi dan memasarkannya.d. Threaths (Ancaman)

1). Munculnya perusahaan lain yang lebih kompetitif baik di dalam maupun di luar negeri yang bergerak dalam bidang yang sama.

2). Faktor keadaan alam yang sulit diprediksi sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil produksi pangan organik.Tabel 5. Matriks SWOT Usahatani Kentang Bapak Sujoko Desa Buntu Kecamatan Kejajar

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNALSTRENGHTS (S)

Peran strategis bapak Sujoko di daerah Dieng

Memiliki banyak pengalaman

Ada jaminan pasar dari PT. Indofood melalui vendor Dieng PersadaWEAKNESS (W)

Manajemen belum baik

Masih menggunakan pestisida dan obat-obat kimia dalam bercocok tanam kentang

Susahnya mendapat bibit kentang Atlantik

OPPORTUNITIES (O)

Besarnya kebutuhan kentang PT. Indofood STRATEGI SO

Meningkatkan produksi kentang

Menjaga hubungan baik dengan PT. IndofoodSTRATEGI WO

Melakukan produksi kentang khusus untuk cadangan bibit

TREATHS (T)

Munculnya petani kentang dengan modal besar yang lebih kompetitif

Keadaan alam yang sulit diprediksi

Gangguan hama dan penyakit yang merusak tanaman kentangSTRATEGI TO

Menjaga kualitas produksi

Meminimalisasi gangguan hama dan penyakit dengan pengendali hama dan penyakit yang ramah lingkungan

Melakukan pelatihan dan pembinaan kepada para pekerja

Mengumpulkan data akurat mengenai prakiraan musimSTRATEGI TW memperbaiki manajemen yang ada

mengurangi penggunaan pestisida dan obat-obat kimia yang merusak lingkungan dan struktur tanah

2. Analisis SWOT pada Usahatani Kentang Bapak SujokoFaktor-faktor strategis yang dimiliki oleh Usahatani Kentang Bapak Sujoko adalah:

a. Strengths (Kekuatan)

1). Bapak Sujoko merupakan pengurus Gaboktan Kuba 99 sekaligus anggota petani mitra Dieng Persada sehingga memiliki pelindung sekaligus lebih mudah dalam mengakses informasi dan pasar.

2). Sudah lama berusahatani sehingga telah banyak memiliki pengalaman.

3). Ada jaminan pasar sehingga setiap produksi kentangnya disetorkan ke PT. Indofood melalui Dieng Persada.

b. Weaknesess (Kelemahan)

1). Belum memiliki manajemen yang baik sehingga semua masih tergantung pada Bapak Sujoko sendiri.

2). Masih menggunakan pestisida dan obat-obat kimia dalam bercocok tanam kentang meskipun jumlah yang sedikit sehingga lambat laun akan merusak struktur tanah dan kesuburan.

3). Kadang masih kesulitan dalam mencari bibit kentang Atlantik karena terbatasnya stok dari Dieng Persada.

c. Opportunities (Peluang)

1). Besarnya kebutuhan kentang PT. Indofood sehingga masih memungkinkan untuk meningkatkan kuantitas produksi kentang.

d. Threaths (Ancaman)

1). Munculnya petani kentang dengan modal besar yang lebih kompetitif.

2). Keadaan alam yang sulit diprediksi sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi kentang.

3). Gangguan hama dan penyakit yang dapat merusak tanaman kentang.Setelah menginventarisasi faktor-faktor strategis yang dimiliki oleh PB. Wira Mukti Sindoro Agro dapat disarankan kepada PB. Wira Mukti Sindoro Agro langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memperlancar sosialisasi pangan organik sehingga akan semakin besar kesadaran masyarakat mengkonsumsi produk pertanian organik.

2. Meningkatkan hubungan dengan mitra usaha dan pemerintah daerah untuk memperlancar aktivitas kegiatan yang dilakukan perusahaan.

3. Memperbaiki manajemen perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan secara optimal, efektif dan efisien.

4. Menambah jumlah tenaga kerja sehingga tidak terjadi tugas ganda dan tumpang tindih pekerjaan dari masing-masing anggota struktur manajemen.

5. Meningkatkan performa perusahaan sehingga dapat membendung persaingan dari perusahaan kompetitor.

6. Mengumpulkan data-data yang akurat tentang prakiraan musim sehingga dapat memprediksi dengan lebih pasti produksi yang dapat dihasilkan.

7. Mencari investor untuk dapat memenuhi kebutuhan modal yang diperlukan guna melakukan kerjasama-kerjasama dengan calon mitra yang potensial.Adapun untuk Usahatani Kentang Bapak Sujoko dapat disarankan sebagai berikut:

1. Peningkatkan produksi kentang untuk pasokan PT. Indofood maupun cadangan bibit.

2. Menjaga hubungan baik dengan Dieng Persada maupun PT. Indofood dalam pemasokan kentang.

3. Menularkan ilmu budidaya maupun manajemen kepada tenaga kerja yang terpercaya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja sebagai modal peningkatan kualitas manajemen usahatani nantinya.

4. Mengurangi secara terus menerus penggunaan pestisida dan obat-obat kimia dalam pemeliharaan tanaman kentang sehingga menuju pada pola usahatani organik yang saat ini mulai diminati masyarakat.

5. Tetap menjaga kualitas produksi kentang agar tidak ditinggalkan konsumen yang telah setia dalam hal ini adalah PT. Indofood melalui vendor Dieng Persada.

6. Memperbaiki manajemen usahatani yang ada sehingga lebih maju lagi.

7. Menambah modal dengan meminjam kepada lembaga keuangan maupun bekerjasama dengan investor untuk meningkatkan kuantitas produksi kentang sehingga dapat lebih banyak memasok kentang ke PT. Indofood.VII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil Kerja Praktik yang dilakukan di PB. Wira Mukti Sindoro Agro, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PB. Wira Mukti Sindoro Agro adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang agrobisnis khususnya pertanian organik yang dipimpin oleh seorang manajer sebagai pimpinan perusahaan. Manajer membawahi seorang sekretaris, seorang bendahara, seorang Kepala Unit Saprodi, seorang Kepala Unit Perencanaan dan Budidaya, dan seorang Kepala Unit Pemasaran. Perusahaan ini berada di kabupaten Wonosobo.

2. Manajemen sumber daya manusia yang ada di PB. Wira Mukti Sindoro Agro belum berjalan baik dan perlu beberapa pembenahan di dalamnya. Hal ini bisa dilihat dengan adanya pekerjaan yang dilakukan bersama-sama oleh setiap anggota struktur manajemen meskipun sudah ada struktur organisasi dan tata kerja.

3. Usahatani Kentang Bapak Sujoko adalah sebuah usahatani yang ada di Desa Buntu kecamatan Kejajar kabupaten Wonosobo dan merupakan mitra usaha PB. Wira Mukti Sindoro Agro. Di tempat inilah penulis ditempatkan oleh PB. Wira Mukti Sindoro Agro untuk melaksanakan Kerja Praktik.

4. Manajemen sumber daya manusia di Usahatani Kentang Bapak Sujoko masih sangat sederhana dengan pemilik merangkap sebagai manajer pemasaran, manajer produksi, manajer personalia dan manajer keuangan. Usahatani ini mempekerjakan 10 orang dengan jumlah tenaga kerja pria 3 orang dan tenaga kerja wanita 7 orang dengan usia 20 50 tahun dan tidak mempedulikan latar belakang pendidikan terakhir.

B. Saran

Setelah mengamati berbagai proses kegiatan serta berdasarkan data-data yang diperoleh di PB. Wira Mukti Sindoro Agro maupun Usahatani Kentang Bapak Sujoko, maka penulis memberikan saran yang mungkin dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. PB. Wira Mukti Sindoro Agro perlu menambah tenaga kerja jika telah berkembang stabil sehingga struktur manajemen dapat lebih berkonsentrasi dalam mengkonsep dan mengatur perusahaan sesuai dengan bidangnya.2. Meningkatkan sistem manajemen sehingga perusahaan lebih teratur, efektif dan efisien dalam mengelola dan menjalankan usahanya.

3. Usahatani Kentang Bapak Sujoko perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara mengadakan pelatihan dan pendidikan secara intensif kepada para pekerjanya sehingga dapat bekerja sesuai dengan keinginan pemilik meskipun pemilik sedang berhalangan datang ke lahan.

4. Mencoba mencari alternatif pemasaran kentang selain ke PT. Indofood sehingga tidak terlalu bergantung kepada PT. Indofood.DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Syafaruddin. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Strategi

Keunggulan Kompetitif. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.Anonymous. 2005. Teknologi Ecotan. http;//Desaglobal.com

diakses 19 desember 2005.

Buchori, Damayanti. 2003. Pertanian Organik dapat Menjaga Ketahanan

Pangan. http://www.tempo.co.id/hg/ekbis/2003/10/24/brk.20030124.htm diakses 19 desember 2005.

Deptan. 2002. Prospek Pertanian Organik di Indonesia.

http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17 diakses 19 desember 2005.Hadi, Setiono. 2005. Teknologi Enzymatis Pertanian Pemulihan Kesuburan

Tanah. http://www.jarakpagar.com/pdf/enzym_teknologi_dasar. diakses

21 Januari 2006.

Heidjrachman dan Suad Husnan. 2002.Manajemen Personalia. Edisi 4.BPFE.

Yogyakarta .Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Setiadi dan Nurulhuda, S.F. 2004. Kentang: Varietas dan Pembudidayaan.

Penebar Swadaya, Jakarta.Shaleh, Habieb. 2005. Mentan Aa Gym Canangkan Revolusi Agro.

http:// suaramerdeka.com/cybernews/harian/0511/27/nasio.htm

diakses 19 Desember 2005.

Siagian, S.P. 1984. Pengembangan Sumber Daya Insani. Gunung Agung, Jakarta.

Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius, YogyakartaSuwandi, dkk. 1985. Bercocok Tanan Kentang. Balai Penelitian Hortikultura.

Lembang.

Yuwono, Sapto. 2001. Penyuluh Swakarsa Penyelamat Kentang.

http:// www.kompas .com/kompas.cetak/0102/06/nasional/kebu08.htm

diakses 19 Desember 2005.

PAGE 27