Upload
irna-meliya-wati
View
94
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas blok jiwa
Citation preview
BAB IBERKAS KESEHATAN KELUARGA
A. IDENTITASKami mendapatkan informasi tentang identitas keluarga dari saudara pasien.1. Nama:Tn. AF
2. Umur:26 tahun
3. Jenis Kelamin:Laki-laki
4. Status Perkawinan:Belum menikah
5. Agama:Islam
6. Suku Bangsa:Jawa
7. Pendidikan:SMK
8. Pekerjaan:Petani
9. Alamat Lengkap:Sidengen, Ngadiarjo, Borobudur
PROFIL KELUARGANoNamaUmurPendKerjaHub.KelStatusKet
1. Safaat65-PNSBapakNikahAlm
2. Sulastri67-IRTIbuNikahGangg.mental
3. Munimin42SMAIRTAnakNikahSehat
4. Irwan39SMABuruhAnakNikahSehat
5. Sri Cahyani35SMPIRTAnaknikahSehat
6. Siti Suaibah32SMPIRTAnakJandaGangg.mental
7. Siti Salmah32SMAIRTAnakNikahSehat
8. Siti Istianah32SMAIRTAnaknikahGangg.mental
9. A.Fauzi26SMKPetaniAnakBlm menikahSehat
GENOGRAM
PasienKembar
B. DENAH RUMAH DARI PUSKESMAS
Puskesmas
Rumah pasien
C. EKONOMI KELUARGA1. RumahPermanen
2. Barang mewahTV, setrika
3. Daya listrik500 watt
4. Lain-lainPenghasilan dan pengeluaran sebulan kira-kira 1 juta rupiah
D. PERILAKU KESEHATAN KELUARGA1. Pelayanan promotif dan preventif bayi dan balitaTidak diketahui
2. Pembinaan kesehatan anggota keluarga lainnyaTidak ada
3. Pelayanan pengobatanDi Bidan
4. Jaminan kesehatanTidak ada
E. POLA MAKAN KELUARGABayiTidak diketahui
BalitaTidak diketahui
AnakTidak diketahui
DewasaTidak diketahui
Usia LanjutTidak diketahui
F. AKTIVITAS KELUARGA/PENGISIAN WAKTU LUANG1. Aktivitas FisikPetani dan buruh pabrik.
2. Aktivitas MentalJarang ikut pengajian dan sesekali kumpul keluarga
G. LINGKUNGAN1. Sosial rumah asalJarang bersosialisasi, karena banyak yang merantau
2. Sosial tempat kerjaBanyak tekanan dan susah beradaptasi
3. Fisik rumah asal(Luas bangunan, Ventilasi dan cahaya, Limbah dan jamban, Tempat bermain, Sumber air bersihAda 2 rumah, cahaya kurang, lantai semen, agak lembab, jamban kotor, ada tempat bermain, sumber air bersih sumur
H. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Ibu pernah memiliki gangguan mental dan dirawat di RSJ Soeroyo Magelang. Kakak ada riwayat gangguan mental dan sempat dirawat di RSJ Soeroyo Magelang.
I. DAFTAR PERMASALAHAN DALAM KELUARGANo.Jenis PermasalahanWaktu terjadinyaRencana penatalaksanaanSasaran
1. Perceraian2 tahun lalu
2. Ibu cepat emosi30 tahun lalu
3. Pendidikan kurangSudah lama
4. Ayah meninggalSudah lama
5.
6.
J. DIAGNOSIS KELUARGA Ibu memiliki riwayat gangguan mental organik. Kakek memiliki riwayat gangguan mental tidak diketahui. Kakak pasien, anak ke 5 mengalami skizofrenia.
K. PENATALAKSANAAN KELUARGA Edukasi. Sering bersosialisasi. Perbaiki hubungan keluarga. Kakak pasien sering kontrol ke Puskesmas.
L. PROGNOSISBuruk karena ada riwayat keluarga gangguan jiwa, sosioekonomi yang tidak stabil, dan hubungan keluarga yang tidak harmonis.
M. MEDIKAMENTOSA DAN/ATAU TINDAKANNo.Permasalahan keluargaTindakan penyelesaianSasaranHasilKeterangan
1. Ekonomi rendahMerantauKerjaBaikBandung
2. Kakak cerai
3. Ayah meninggal
Catatan : Keluarga menerima dengan baik saat kami tiba di rumah pasien dan keluarga juga kooperatif karena mau menceritakan semua permasalahan tentang keluarga mereka.
BERKAS KESEHATAN PASIENIDENTITAS
NamaNy. S I
Umur32 tahun
Jenis KelaminPerempuan
AgamaIslam
Suku bangsaJawa
PendidikanSMK
PerkerjaanIbu rumah tangga
Status perkawinanMenikah
Pasien datang sendiri/rujukan-
Waktu kunjungan awal-
AlamatSidengen, Ngadiarjo, Borobudur
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utamaPanas, dingin, sering melamun
RPSSejak 3 minggu yang lalu sering melamun, pandangan kosong, tampak memiliki beban berat, ada gangguan tidur (tidur jam 2 bangun jam 5), nafsu makan turun, konsentrasi turun, sering minder.
RPDDiare 1 minggu yang lalu
RPK Riwayat kakek gangguan jiwa Riwayat ibu gangguan mental organik Riwayat kakak menderita skizofrenia
PEMERIKSAAN FISIK
Tinggi badanSekitar 160 cm
Berat badanDulu 55 kg sekarang sudah turun
Nadi85x per menit
Nafas45x per menit
Suhu37 c
Tekanan Darah110/70 mmHg
Keadaan umumLemah
Status giziKurang
MataKonjungtiva anemis
MulutDbn
THTDbn
LeherDbn
Jantung Tidak ada bising dan murmur Tidak ada pembesaran jantung
ParuSuara ekspirasi lebih keras dan panjang. Perkusi sonor
AbdomenDbn
EkstremitasDbn
Palpasi arteri radialisDbn
Pola makan dan minumKurang
Aktivitas mental dan fisikKurang (sering diam di rumah dan melamun)
Lingkungan sosialMinder
Ciri kepribadian /klasifikasi psikiatriPendiam
Hasil pemeriksaan penunjangBelum dilakukan
DAFTAR MASALAH PASIENMASALAHSAAT TIMBULRENCANA TINDAKANKET
1. Ekonomi rendahSebelum gejalaMemberi saran
2. KDRTSetelah menikahMemberi saran
3. Suami sakit2 bulan laluMemberi saran
DIAGNOSIS KERJAAksis I:Gangguan suasana perasaan, depresi episodik berat (F.32.3)
Aksis II:Gangguan kepribadian cemas (F.60.6)
Aksis III:-
Aksis IV:Masalah pendidikan, masalah pekerjaan, masalah ekonomi, masalah psikososial dan lingkungan,
Aksis V:GAF, 50 41 (gejala berat, disability berat)
Prognosis:Buruk
Cataan Tindakan/ Pengobatan/ KonselingMasalahTindakanHasilKet
Depresi Psikoterapi Psikofarma (antidepressan)-Saran untuk tidak terlalu larit dalam masalah, serta lebih terbuka dalam keluarga.
Instruksi Penatalaksanaan Pasien Selanjutnya :1. Rujukan untuk puskesmas terdekat.2. Hindari stressor3. Interaksi keluarga diperbaharui4. Psikoterapi5. Farmakoterapi dengan anti depressan.
BAB IIPEMBAHASAN
A. Faktor StressorDari anamnesis kami mendapatkan banyak sekali permasalahan dengan pasien. Masalah pertama yaitu pasien dikirim untuk menjadi TKI di Malaysia. Di sana pasien bekerja dengan baik, tetapi ia terlalu berani dengan atasan, sehingga banyak yang tidak suka dan akhirnya pasien pulang ke Indonesia. Setelah itu mengenai ekonomi keluarga setelah tulang punggung keluarga mereka meninggal dunia yaitu bapak pasien.Mereka bersaudara memilih untuk merantau ke Bandung untuk mengadu nasib. Usaha mereka membuahkan hasil karena semuanya mendapatkan pekerjaan di sana. Kemudian pasien menikah dengan seorang lelaki yang pekerjaannya sebagai buruh serabutan. Uang yang dihasilkan tidak dapat mencukupi perekonomian keluarga mereka, ditambah lagi mkereka telah mempunyai seorang anak.Entah mengapa, suami pasien sering bermain kasar yaitu KDRT. Mungkin juga dipengaruhi oleh ekonomi yang rendah tersebut serta gaji buruh serabutan yang seadanya. Setelah mengalami KDRT tersebut kemungkinan jiwa pasien sudah mulai tergoncang. Sampai pada akhirnya suami tersebut mengidap penyakit kuning. Keadaan saat itu sangat rumit. Sang suami tidak memiliki keluarga apalagi dana untuk membiayai rumah sakit. Akhirnya, ditemukan penyelesaian yaitu dana rumah sakit dibiayai oleh kakak pasien. Permasalahan bertambah karena kakak pasien kecewa dengan perlakuan suami adiknya serta yang membiayai rumah sakit juga dari pihak isterinya.Kakak pasien menyarankan kepada pasien untuk pulang saja ke kampung halaman untuk menenagkan diri terlebih dahulu. Awal sesampainya di Magelang pasien terlihat sehat-sehat saja, akan tetapi beberapa hari kemudian terlihat perubahan-perubahan pada tingkah dan perilakunya. Pasien lebih sering terlihat murung dan melamun. Selain itu juga tidak mau makan dan kerjaannya hanyalah tiduran saja walaupun sebenarnya ia mengalami gangguan tidur. Pasien tersebut jadi suka begadang, ia tidur pada jam 2 tetapi jam 5 sudah bangun lagi. Hal ini mungkin dikarenakan banyaknya pikiran yang membuat pasien mengalami susah tidur. Pihak keluarga saat prihatin tentang apa yang terjadi pada pasien tersebut. Kami juga turt prihatin mendengar penjelasan dari keluarga pasien. Akan tetapi kami juga sangat berterima kasih karena mereka menerima kami dengan baik saat tiba di rumah dan mau menjelaskan dengan jelas apa yang telah terjadi pada pasien ini.
B. Patogenesis Pasien mengalami depresi dapat dikarenakan oleh banyaknya pikiran ditambah lagi pasien juga mengalami penuruanan nafsu makan. Kekurangan nutrisi dapat terjadi dan dilanjutkan terjadinya penurunan system imun. Telah kita ketahui sitokin berperan dalam imunitas. Sitokin ini sendiri dapat mengganggu sintesis dari serotonin sehingga serotoninnya rendah (Maramis,2009). Faktor Genetik belum dapat di jelaskan secara rinci,namun diketahui kejadian depresi berhubungan dengan kromosom X (Kaplan,2010). Faktor Biologis a. Kelainan pada jalur monoaminergikJalur monoaminergik yaitu jalur yang memiliki jenis neurotransmitter bermolekul kecil. Jalur ini terbagi oleh 2 jalur yaitu :1. Jalur KatekolaminergikLokasi nye adalah pada tegmentum batang otak, subthalamus,hypothalamus,retina,bulbus olfactorius, dan nuclei septi. Pada jalur ini menghasilkan neurotransmitter berupa : Dopamin di hasilkan dari nitrostriatal,mesolimbik dan tuberohipofisa Nor Epinefrin dihasilkan dari locus cereleus dan area tegmentum lateralis Epinefrin2. Jalur Indolaminergik Serotonin (5-hydroxitriptamin=5 HT)Dihasilkan dinuclei raphe yang terletak dilinea mediana batang otak dan akan didistribusikan merata diseluruh susunan saraf pusat terutama dibagian epifisis cerebri (kelenjar pinealis)Jika ada kelainan pada jalur monoaminergik ini akan menyebabkan penurunan pengeluaran neurotransmiter dopamine,norepinefrin,epinefrin dan serotonin yang mengatur fungsi perilaku dan perasaan (mood), sehingga apabila neurotransmiter tersebut menurun akan menyebabkan depresi (Nugraha,2011)..b. Hipersensitivitas reseptor (UGM)Neurotransmiter menurun
Stimulasi sangat kecil dan post-sinap berespon denganMeningkatkan reseptor (up-regulation)
Hipersensitif Reseptor
Menjelaskan mengapa pengobatan terhadap depresi berlangsung lambatc. Disregulasi NeuroendokrinHipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis neuroendokrin,menerima input yang mengandung amin biogenik. Jika neurotransmiter menurun maka aktifitas hipotalamus juga menurun sehingga terjadi disregulasi neuroendokrin dan bagian yang sering terganggu adalah adrenal,tiroid dan hormone pertumbuhan. Hipotesa disregulasi juga mengatakan bahwa Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter akibat dari : Gangguan regulasi mekanisme homeostasisGangguan pada ritmik sirkadianGangguan pada sistem regulasi sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline (Kaplan,2010) Pasien juga mengalami gangguian tidur. Telah kita ketahui bahwa kadar melatonin dalam tubuh meningkat saat malam hari, mungkin berhubungan dengan gelap. Kemungkinan pada pasien tersebut mengalami penurunan kada melatonin (Maramis,2009).
C. Penegakan DiagnosisDiagnosis Kerja Menurut PPDGJ III Episodik Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik (F.32.2)
Alasan :Gejala UtamaTemuanConth Perilakunya
1.Perasaan DepresiadaMuka murung,melamun, bengong
2.Hilangnya minat dan SemangatadaHanya mengurung diri di kamar
3.Mudah lelah dan tenaga hilangadaSudah tidak bisa melakukan aktifitas
Gejala LainTemuanContoh Perilakunya
1.Konsentrasi dan perhatian menurunadaTidak bisa memahami apa yang ditanyakan secara cepat dan kontak mata kurang
2.Harga diri dan kepercayaan diri menurunadaMinder dan malu pada tetangga karena masalah ekonomi rendah
3.Perasaan bersalah dan tidak bergunaadaSelalu memikirkan suami yang ditinggalkannya
4.Pesimis terhadap masa depantidak-
5.Gangguan membahayakan diri atau bunuh diritidak-
6.Gangguan TiduradaSusah mengawali tidur namun cepat terbangun dan tidak bisa tidur kembali (tidur jam 2 malam dan bangun jam 5 pagi)
7.Gangguan nafsu makanadaMakan hanya 3 suapan dan BB menurun
8.Menurunnya libidoTidak-
Pedoman Diagnosis Menurut PPDGJ III :F.32.2 Episode Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik1. Semua 3 gejala utama harus ada.Pada pasien ditemukan 3 gejala utama yaitu :a. Perasaan Depresib. Hilangnya minat dan semangatc. Mudah lelah dan tenaga hilang2. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lain dan diantaranya harus berorientasi berat.Pada pasien ditemukan 5 gejala lainnya yaitu :a. Konsentrasi dan perhatian menurun terlihat berat karena pasien sangat tidak konsentrasi dan kontak mata saat kami mewawancarai tidak ada,hanya beberapa kali menatap dan selebihnya hanya pandangan kosong.b. Harga diri dan kepercayaan diri menurunc. Perasaan bersalah dan tidak bergunad. Gangguan Tidure. Gangguan nafsu makan terlihat sangat berat karena dalam sehari pasien hanya makan 3 sendok dan terlihat pula berat badan yang sangat menurun dari awal BB nya 55 kg3. Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retrdasi psikomotor) yang mencolok,maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak secara rinci. Dalam hal demikian,penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresi berat masih dapat dibenarkan.Pasien kami tidak bisa menjelaskan secara rinci dan hanya mengawali kata-katanya saja lalu tiba-tiba diam.4. Episode Depresi biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat,maka masih dibenarkan untuk menegakan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.Pasien sudah mengalaminya dari 3 minggu yang lalu sejak pulang dari bandung dan berpisah dari suaminya (hanya berpisah tempat belum sampai cerai)5. Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,pekerjaan,atau urusan rumah tangga kecuali pada taraf yang sangat terbatasPasien sudah mengalami hadayana berat dimana pasien sudah tidak bisa mengurus dirinya,hanya berdiam diri dikamar dan tidak melakukan kegiatan sosial,pekerjaan dan urusan rumah tangga (Maslim,2001).
Diagnosis Multiaksial (Maslim,2001)1. Aksis I Gangguan suasana perasaan (afektif/mood) dengan tipe Episodik Depresi Berat (F.32.2)2. Aksis II Gangguan kepribadian Cemas (F.60.6) Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif(selalu ketakutan dan tegang karena suaminya yang suka melakukan kekerasan dalam rumah tangga) Merasa dirinya tak mampu,tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain(Pada Pasien Merasa minder dan rendah diri karena ekonominya yang rendah) Preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial Keengganan untuk terlibat dengan orang kecuali yakin akan disukai Pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik(sangat membatasi pergaulan dan gaya hidupnya dengan lingkungan sekitarnya lebih banyak berdiam di rumah dan ke rumah kakaknya saja) Menghindari aktifitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik,tidak didukung atau ditolak.(sering berpindah-pindah kerja dengan alasan tidak betah) Pada pasien kami ditemukan 3 dari ciri-ciri tersebut yaitu :3. Aksis IIIPasien mengeluh panas dingin tapi dari pemeriksaan tidak ditemukan gangguan pada kondisi medis umumnya4. Aksis IV Masalah dengan primary support group (keluarga)Dimana pasien jauh dari keluarganya karena merantau ke bandung dan suaminya sering melakukan tindakan kekerasan padanya Masalah dengan lingkungan sosialPasien merasa minder dengan lingkungan sekitarnya sehingga jarang bergaul dengan warga-warga disekitar lingkungan rumahnya Masalah pendidikanPasien sempat mengemukakan bahwa dirinya ingin bersekolah lebih tinggi namun tidak bisa dilaksanakan karena masalah biaya. Masalah PekerjaanPasien sempat bekerja di Malaysia dan pasien bertindak terlalu berani kepada atasan adan karyawan lainnya sehingga pasien tidak disukai dan karyawan lain sering memberi tekanan agar pasien tidak betah dan keluar dari pekerjaannya, akhirnya dia hanya bertahan kerja 7 bulan saja. Pasien juga sering berpindah-pindah kerja dengan alasan tidak betah dan memilih nganggur dan mengurus rumah tangga nya saja. Masalah EkonomiPasien sudah lama menganggur dan suami hanya buruh serabutan sehingga penghasilannya tidak menentu. Masalah akses ke pelayanan kesehatanRumah pasien dengan puskesmas sangat jauh dan jika ada keluhan sakit hanya berobat ke bidan terdekat. Masalah Psikososial dan lingkungan lainPasien sering mendapat perlakuan kasar dari suaminya sampai dipukuli dan memar di badannya, pasien juga saat ini sedang memikirkan biaya rumah sakit yang dipinjam dari kakaknya untuk menanggung biaya perawatan suaminya yang terkena liver.5. Aksis V GAF ( Global Assessment of Functioning ) Scale adalah 50-41 Gejala berat (serious) Disabilitas Berat (sudah tidak bisa merawat dirinya sendiri)6. Prognosis Buruk Pasien sudah hadayana berat Sering murung Konsentrasi dan perhatian yang sangat menurun Berat badan menurun Terdapat gejala-gejala berat lainnya Akses ke pelayanan kesehatan jauh (Maslim,2001).
D. Penatalaksanaan
FARMAKOLOGI
Karena pasien belum pernah diberikan pengobatan ataupun dibawa ke PUSKESMAS, maka kami memberikan saran kepada pasien dan keluarganya agar pasien dibawa ke PUSKESMAS terdekat agar pasien mendapatkan perawatan dan penanganan yang tepat. Karena penanganan dengan penanganan yang tepat dan cepat akan membarikan prognosis yang baik untuk kesembuhan pasien. Selain itu kami juga memberikan terapi rujukan.Terapi rujukan untuk pasien : Selective Serotonine Reuptake Inhibitori (SSRI)Contohnya : fluoxetine 1x1 pada pagi hari Antidepresan Golongan TrisiklikContohnya : amitriptilineAntidepresanAntidepresan efektif untuk mengobati episode depresi. Penggunaannya harus dalam jangka pendek. Penggunaan jangka panjang berpotensi meginduksi hipomania atau mania. Untuk menghindari terjadinya hipomania dan mania, antidepresan hendaklah dikombinasi dengan stabilisator mood atau dengan antipsikotika atipik (USU).
NOGOLONGANMEKANISME AKSICONTOH OBATEFEK SAMPING
1.TrisiklikMenghambat pengambilan kembali neurotransmiter NE atau Serotonin secara tidak selektif diotak sehingga otak tidak kekurangan suplai neurotransmiter Amitriptilin Imipramin Desiframin Nortriptilin Klomipramin Keringat berlebihPusingSusah berkemihAgranulositosisHiperpireksishipertensi
2.SSRI (selektiv serotonin reuptake inhibitor)Menghambat secara selektif pengambilan kembali serotonin dari otak Fluoksetin Paroksetin Sertralin FluvoksaminHipertermia, kakakuan otot, kejang,kolaps kardiovaskular dan gangguan perilaku serta vital sign.
3.Mixed DA/NE Reuptake Inhibitor Hambat pengambilan kembali DA/NE secara tidak selektif diotak Trazodon Nefazodon Mirtazapin Bupropion Maptrotilin venlafaksinMengantuk,mual-muntah,mulut kering, konstipasi dan retensi urin.
4.MAO InhibitorMenghambat aktifitas enzim MAO (Monoamine Oksidase) Phenelzine, tranylcypromineKrisis Hipertensi
(Gunawan dkk,2007)Rentan Dosis Efektif Obat AntidepresanOBATRENTAN DOSISOBATRENTAN DOSIS
Fluoksetin10 60Amitriptilin150 300
Sertralin50 200Klomipramin150 300
Paroksetin20 50Desipramin50 150
Fluvoksamin100 200Doksepin150 300
Sitalopram20 60Imipramin150 300
Venlafaksin225 375Trimipramin150 300
Trazodon200 600Nortriptilin50 150
Nefazodon300 600Protriptilin20 60
Bupropion300 450Fenelzin45 90
Mirtazapin15 45Tranilsipromin20 50
(Gunawan dkk,2007)Terapi rujukan diatas dapat membantu mengatasi : Gangguan tidur Gangguan pola makan Cemas Kurang bersemangat atau lemas Kurang konsentrasi Menurunnya libidoNamun kami harus memberitahukan kapada pasien dan keluarganya tentang efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut, efek samping tersebut adalah mual-muntah. Biasanya remisi penuh akan terjadi dalam jangka waktu 4 bulan dengan menggunakan pengobatan yang adekuat. Jika 3 minggu setelah pemberian antidepresan, tidak menimbulkan adanya perbaikan gejala atau kurang dari 20% maka perlu kombinasi obat (Puri dkk,2011).Kombinasi pemberian obat pada pasien gagal terapi : Kombinasi antara antidepresan dan litium 900-1200 mg/hari, selama 7-14 hari Kombinasi antara antidepresan dan liothyronine 25-50 mg/hari, selama 7-14 hari (Puri dkk,2011).Non-Farmakologi1. Terapi Interpersonal dimana focus pada konteks sosial depresi dan perbaiki hubungan pasien dengan orang lain yaitu dengan dukungan sosial berupa :a. Dukungan Emosional ini meliputi ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap seseorang misalnya umpan balik dan penegasan. Pada saat depresi, orang akan merasakan kesedihan, ataupun kecemasan. Pada saat seperti ini, teman atau keluarga dapat memberikan dukungan emosional dengan meyakinkan orang tersebut bahwa dia adalah orang yang berharga yang sangat diperhatikan oleh lingkungannya.b. Dukungan penghargaan yang umumnya diberikan melalui ungkapan penghormatan (penghargaan) akan hal hal yang positif yang dimiliki oleh si pasien.c. Dukungan instrumental meliputi penyediaan dukungan material seperti pelayanan, bantuan finansial atau barang. Hubungan antara dukungan instrumentral dan kesehatan dapat menolongnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut (USU).
2. Terapi Kognitif behavioralTerapi ini dilakukan dengan cara mengoreksi pikiran-pikiran negative dan mengoreksi pemikiran yang tidak rasional dan rasa pesimis pasien terhadap kehidupannya (Usu)3. Electroconvulsif Therapy (ECT)Indikasi : Depresi berat Diperlukan respon yang cepat Treatment lebih besar resikonya dari pada manfaatnya Respon obat jelek Pilihan terakhir jika terapi lain tidak berhasil (Maramis,2009)Efek Samping Disfungsi Kognitif Disfungsi kardiovaskular
BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanDari pembahasan tadi, kita dapat menarik kesimpulan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi karena factor sosial, ekonomi, serta dari keluarga. Dari pasien tersebut berarti permasalahannya meliputi ekonomi dan KDRT yang dialaminya. Semua gangguan jiwa dapat dihindari dengan cara mengatasi permasalahan atau mencari jalan keluar untuk permasalahan itu sendiri. Maka dari itu dibutuhkan adaptasi yang baik jika menghadapi masalah atau stressor.
B. SaranSaran yang dapat dianjurkan pada pasien ini yang pertama adalah untuk dibawa ke Puskesmas terdekat terlebih dahulu. Dan jika memang harus dirujuk ke RS dapat dibawa ke RSJ terdekat untuk mendapatkan penatalaksanaan lebih lanjut. Yang kedua yaitu berusaha untuk memperbaiki keharmonisan keluarga, hal ini juga berguna untuk kedepannya yaitu pada perkembangan anak mereka. Pemecahan keluarga yang baik mungkin dapat memperbaiki masalah pasien yaitu suka melamun, murung dan susah tidur.Kemudian yang ketiga yaitu untuk mencari pekerjaan yang nantinya diharapkan dapat mencukupi perekonomian keluarga mereka. Karena factor sressor juga dapat dipengaruhi oleh tingkat ekonomi. Lalu yang ditambah dengan lebih bersosialisasi dengan warga sekitar dan tidak perlu minder atau malu tentang ekonomi mereka. Yang terakhir yaitu untuk lebih mendekatkan diri kepada ALLAH, kita tahu bahwa dengan sholat dan berzikir dapat membuat hati menjadi tenang. Semua permasalahan alangkah baiknya jika kita meminta petunjuk kepada ALLAH agar kita menjadi kuat untuk menghadapinya serta ditemukan jalan keluar dari permasalahan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKADozeman E., W Harm J., Marwijk V., F Digna J., Schaik V., L max., E stek H., Horst VD., Beekman A T F., Hout H P V., High incidence of clinically relevant depressive symptoms in vulnerable persons of 75 years or older living in the community, Aging & Mental Health 2010;14:7:828-833.Gonzales M H., A William., Tarraf W.,Brdy M A.,Neighboard H W., Depression care in the united state, Arch Gen Psyciatry, 2010;67:1:37-46.Gunawan,S.G., Farmakologi dan Terapi (5 ed). Gaya Baru : Jakarta.Harter M., Klesse C., Bermejo I., Schneider F., Berger M., Unipolar Depression, Dtschbarztebl int 2010;107:40:700-708.Kaplan,H.I., 1997. Sinopsis Psikiatri (7 ed). Kusuma, W. 2010 (Alih Bahasa), Bina Rupa Aksara : Jakarta.Keenan K., Feng X., Hipwell A., Klostermann S., Depression begets depression : Comparing the Predictive Utility of Depression and Anxiety Symptoms to Later Depression, J Child Psychol Psychiatry 2009;50:9:1167-1175.Maramis, W.F., Maramis A.A., 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University press : Surabaya.Maslim,R., 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Nuh Jaya : Jakarta.Nugraha,Z.S., Agusningtyas, I., dkk., 2011. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf. Fakultas Kedokteran UII : Yogyakarta.Rayner L.,Price A., Evans A., Valsraj K., Hotopf M.,Higginson I J.,Antidepressants for the treatment of depression in palliative care: systematic review and meta-analysis,Palliative Medicine 2011;25;1;36-51.Sari,N.N., 2011. Tinjauan Pustaka depresi. http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21410/.../Chapter%20II.pdfSolomon D A., Leon A C., Coryell W., Mueller T I., Posternak M., Endicott J., Keller M B., Predicting Recovery from Episode of Major Depression, J Affect Disord 2008;107:1-3:285-291.Wati, Z., 2011. Depresi. http://www.zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/depression.pdf
LAPORAN KASUSPASIEN DEPRESI UNIPOLAR DI PUSKESMAS BOROBUDUR
Untuk memenuhi tugas akhir Blok Kesehatan Jiwa
Disusun Oleh :Diah Siti Cholifah09711204Ahmad Irsyad09711205Irna Meliya Wati09711215
Tutorial 18dr.Firandi
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA2011