Upload
imbawg
View
22
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
F 32.3 EPISODE DEPRESIF BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK
Citation preview
REFLEKSI KASUS
SEORANG LAKI-LAKI USIA 27 TAHUN DENGAN F 32.3 EPISODE DEPRESIF
BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK
Disusun Oleh :Imba Wahyu Ginandra, S.Ked
J510155061
PEMBIMBING :
dr. Andriesti Herdaetha, Sp. KJ
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
STATUS PENDERITA
I. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. M
b. Umur : 27 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Alamat : Semarang
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Status : Menikah
g. Agama : Islam
h. Suku : Jawa
i. Tanggal Pemeriksaan : 25 Agustus 2105
II. Riwayat Psikiatri
Riwayat psikiatri pasien didapatkan dari anamnesis terhadap pasien
(autoanamnesis) maupun dari keluarga (alloanamnesis).
1. Autoanamnesis dilakukan di Bangsal Larasati pada tanggal 25-26 Agustus
2015
2. Alloanamnesis dilakukan kepada Ayah pasien, Tn.S, di RSJD Surakarta pada
25 Agustus 2105.
A. Keluhan Utama
Pasien tidak mau makan dan berbicara sendiri 2 bulan terakhir.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Autoanamnesis
Pasien mulai diwawancarai tanggal 25 Agustus 2015 di RSJD Surakarta,
pasien saat itu sedang dijenguk oleh keluarganya (Ayah dan Adik Kandung)
Tn. S dan Tn. Y. Saat itu mereka sedang duduk-duduk di salah satu gazebo
RSJD Surakarta, pasien mengenakan seragam RSJD, sepasang baju dan
celana selutut berwarna biru tua. Saat berkenalan, pasien dan keluarga
menyambut dengan baik. Hanya saja pasien saat itu bersikap agak tertutup
dengan pemeriksa. Saat ditanya tentang identitasnya, pasien bisa menjawab,
tetapi saat ditanya bagaimana perasaannya, pasien mulai berubah raut
wajahnya menjawab ia sedang sedih.
Kemudian pasien ditanyai dengan pertanyaan yang berhubungan dengan
kenapa ia dibawa ke sini dan apa penyebabnya, pasien hanya menggelengkan
kepala sambil menunduk. Keluargapun ikut mendorong agar pasien bersikap
terbuka dengan pemeriksa, dan pasien menjawab bahwa ia tidak mau bercerita
tentang aib keluarganya. Kemudian Ayah pasien mengisyaratkan kepada
pemeriksa bahwa ia akan bercerita setelah pasien kembali ke bangsalnya.
Tanggal 26 Agustus 2015, pemeriksa kembali mendatangi pasien di
bangsalnya. Hari itu pasien sangat kooperatif terhadap pemeriksa, tidak lagi
bersikap tertutup dan merasa enggan untuk bercerita. Pasien mengaku bahwa
ia sedang merasa sedih, sedang kangen dengan suaminya. Ini peprtama
kalinya ia dirawat di RSJD, dan sudah 6 hari ia mondok di sini. Awal mula
dibawa ke IGD RSJD karena pasien tidak mau makan selama 2 bulan terakhir,
tidak punya keinginan dan energi untuk melakukan aktifitas seperti biasanya,
dan tidurnya selalu tidak nyenyal. Ia juga kerap berbicara sendiri.,
Pasien mengaku ia sering mendengar bisikan-bisikan tidak enak yang
menyebutkan bahwa mertua pasien (Ibu dari suami) akan membunuhnya.
Pasien tidak mengetahui siapa yang membisikinya itu. Ia bercerita memang
mempunyai masalah pada rumah tangganya. Pasien menikah 10 tahun yang
lalu dan telah dikaruniai seorang anak berusia 7 tahun, dan pasien ikut
suaminya tiggal di Cilacap. Tetapi selama masa pernikahannya itu ia tidak
mempunyai hubungan yang baik degan Ibu mertuanya yang memang sudah
sejak awal tidak merestui pernikahannya. Setiap harinya selama 10 tahun itu
pula pasien selalu disalahkan, Ibu mertuanya selalu menganggap apapun yang
dilakukan pasien adalah salah serta selalu menuntut. Ibu mertuanya juga kerap
mengancam pasien bahwa suaminya akan menceraikannya.
Hingga awal bulan puasa kemarin pasien mulai merasa sangat tertekan dan
mendengar bisikan-bisikan tidak enak tersebut, ia merasa tidak tahan lagi
sehingga ia dibawa pulang oleh orang tuanya kembali ke Semarang.
b. Alloanamnesis
Tn. S sebagai ayah pasien memang mengatakan bahwa pasien mempunyai
masalah dengan Ibu mertuanya. Pasien sering diperlakukan tidak enak.
Selama ini pasien adalah orang yang tertutup dan tidak pernah menceritakan
masalahnya. Sehingga sampai pada awal bulan puasa kemarin, keluarga di
telefon oleh suami pasien yang memberitahu bahwa pasien sedang sakit, dan
meminta keluarga untuk membawa istrinya kembali pulang ke Semarang.
Ayah pasien juga bercerita bahwa 6 bulan terkahir pasien bekerja
sebagai pembantu rumah tangga. Dan oleh majikannya, pasien diberikan kitab
yang berisi tentang Jihad Islam lalu menyuruh pasien mempelajari dan
meresapi kitab tersebut. Keluarga menganggap bahwa pasien tidak kuat
batinnya untuk menerima ilmu tersebut sehingga menjadi sakit jiwanya.
Tetapi setelah informasi ini di crosscheck kembali ke pasien, ia tidak
mengakui hal tersebut. Ia mengatakan ia hanya diberikan buku tentang ajaran
Islam oleh majikannya dan hanya disuruh mempelajarinya.
III. Riwayat Penyakit Dahulu
A. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya
Pasien belum pernah dirawat maupun mendapat pengobatan sebelumnya.
B. Riwayat Gangguan Medis
Riwayat trauma kepala : Disangkal
Riwayat kejang : Disangkal
Riwayat pingsan : Disangkal
Riwayat stroke : Disangkal
Riwayat HT dan DM : Disangkal
C. Riwayat Penyalahgunaan Obat/Zat
Riwayat konsumsi alcohol : Disangkal
Riwayat merokok : Disangkal
Riwayat narkoba : Disangkal
IV. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Lahir dengan persalinan
normal, tidak ada kelainan saat dikandungan maupun saat dilahirkan.
2. Riwayat masa anak awal (0-3 tahun)
Pasien tumbuh sebagaimana naka-anak lain seusianya saat itu. Tidak ada
gangguan daalam perkembangan atau penyakit tertentu.
3. Riwayat masa anak pertengahan (4-11 tahun)
Pasien tamat SD.
4. Riwayat masa anak akhir (pubertas sampai remaja)
Pasien tamat SLTP.
5. Riwayat masa dewasa
a) Riwayat pekerjaan
Pembantu rumah tangga (sebelumnya)
b) Riwayat perkawinan
Menikah
c) Riwayat pendidikan
Tamat SLTP
d) Riwayat psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenis
e) Riwayat kemiliteran dan hukum
Tidak pernah terlibat kemilteran dan hukum
f) Situasi sekarang
Pasien kini tinggal bersama orang tua dan anaknya.
V. Riwayat Keluarga
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Suami pasien
VI. Pemeriksaan Status Mental
A. Pemeriksaan Umum
a. Penampilan : Pasien adalah seorang wanita usia 27 tahun. Pasien tampai
sesuai umur, perawatan diri baik dan kulit sawo matang.
b. Pembicaraan: Pasien menjawab spontan, volume dan intonasi cukup serta
artikulasi jelas.
c. Psikomotor: Hipoaktif
d. Sikap terhadap pemeriksa: pasien mampu bekerja sama dengan baik,
kontak mata adekuat.
B. Kesadaran
a. Kuantitatif : Compos Mentis (E4 V5 M6)
b. Kualitatif : Berubah
C. Alam Perasaan
a. Mood : Sedih
b. Afek : Menyempit
c. Keserasian : Sesuai
d. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
D. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : Halusinasi auditorik (+)
b. Ilusi : (-)
c. Depersonalisasi: (-)
d. Derealisasi: (-)
E. Proses Berpikir
a. Bentuk pikir : Realistik
b. Isi pikir : Waham (-)
c. Arus pikir : Koheren
F. Sensorium dan Kognitif
1) Orientasi: Baik
Orang : Baik
Tempat : Baik
Waktu : Baik
Situasi : Baik
2) Daya Ingat
Recent memory : Baik
Recent post memory : Baik
Remote memory : Baik
Immediate retention and recall memory: Baik
3) Daya konsentrasi dan perhatian : Baik
4) Kapasitas membaca dan menulis : Baik
5) Kemampuan visuospasial : Baik
6) Pikiran abstrak : Baik
7) Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
G. Tilikan Diri : Derajat 5
H. Reabilitas : Dapat dipercaya
VII. Pemeriksaan Lanjutan
A. Tanda Vital
Tekanan darah: 110/70mmHg
Nadi: 78x/menit
Suhu: 36,9oC
Pernafasan: 20x/menit
B. Status neurologis
Kesadaran : GCS E4V5M6
Fungsi Luhur : Baik
Fungsi Kognitif : Baik
Fungsi Sensorik : Baik
Fungsi motorik baik: Baik
Nervus kranialis : Baik
VIII. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Pasien, Ny. M berusia 27 tahun dibawa ke IGD RSJD Surakarta dengan
keluhan tidak mau makan dan berbicara sendiri sejak 2 bulan terakhir. Pasien merasa
sedih karena mempunyai masalah dengan Ibu mertuanya sehingga ia merasa tertekan
sampai menyebabkan ia merasa sangat lemas, tidak ada tenaga, susah untuk tidur dan
sering mendengar bisikan yang mnegatakan bahwa Ibu mertuanya tersebut akan
membunuhnya.
Tidak didapatkan riwayat gangguan psikiatri sebelumnya, tidak ada genetic
gangguan psikiatri dan tidak terdapat gangguan medis yang menyertai.
Pada status mental didapatkan pasien berpenampilan sesuai usia, pembicaraan
baik, kesadaraan Compos Mentis, mood sedih, afek menyempit, sesuai da nada
halusinasi auditorik. Bentuk pikir realistic, isi pikirnya tidak ada waham, dan arus
pikirnya koheren. Tilikan pasien ini adalah derajat 5 dan mempunyai tingkat
reabilitas yang baik.
IX. Diagnosis Multiaxial
a) Axis I : F 32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik
b) Axis II : Belum ada diagnosis
c) Axis III: Tidak ada diagnosis
d) Axis IV: Masalh dengan “primary support group” (keluarga)
e) Axis V : GAF 40-31, Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan
realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
X. Diagnosis Banding
a) F 20.0 Skizofrenia Paranoid
XI. Terapi
A. Medikamentosa
Fluoxetine 1x20mg
Risperidone 2x2mg
B. Non Medikamentosa
a) Psikoterapi supportif terhadap pasien
Tujuannya untuk menguatkan daya tahan mental yang ada dan
mengembangkan mekanisme yang baru yang lebih baik. Misalnya dengan
Ventilasi serta Bimbingan dan Konseling.
b) Psikoterapi untuk Keluarga
Misalnya dengan konseling pernikahan, yang ditujukan untuk suami
pasien agar bisa mendukung pasien sepenuhnya
IV. PROGNOSIS
- qua ad vitam : bonam
- qua ad sanam : dubia ad malam
- qua ad fungsionam : dubia ad malam