Upload
rika-susanti
View
350
Download
27
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kasus hidrokel
Citation preview
LAPORAN KASUS
HIDROKEL
KELOMPOK 11
030.09.206 Rika Susanti
030.09.210 Riyan Santosa
030.09.212 Rizky Fauzi
030.09.214 Ronald Aditya P.
030.09.216 Runy Dyaksani
030.09.218 Ruti Devi Permatasari
030.09.226 Satria Pinandita
030.09.232 Shendy Noor Pratiwi
030.09.236 Silvani Ully S.
030.09.238 Siti Halida Z.
030.09.240 Sonia Laras P.
030.09.242 Stella May Herliv
030.09.248 Syahriar Muhammad
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan
viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu
memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem
limfatik di sekitarnya. Hidrokel dapat menyerang sebanyak 1 % pada pria dewasa.(1)
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Anda sedang jaga di UGD, dating seorang laki-laki, Tn. B, 27 tahun dengan keluhan
skrotumnya membesar, bengkak, kadang nyeri, sudah ± 1 tahun hingga rasa berat. Tidak pernah
hilang, belum pernah berobat. Kemarin lagi naik sepeda terasa nyeri.
3
BAB III
ANALISIS KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : -
Alamat : -
Asal : NTB
Pekerjaan : Tukang Ojek
Jumlah Anak : 2
Nama Orang tua : -
Pendidikan Orang tua : -
Pekerjaan Orang tua : -
Alamat Orang tua : -
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sejak 2 tahun skrotumnya membesar,tidak nyeri dan tidak hilang hilang
Keluhan Tambahan
Sewaktu naik sepeda terasa nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang
Penyakitnya timbul sejak 2 tahun yang lalu
Anamnesis Tambahan :
- Sakit dalam posisi apa saja (duduk / berbaring) ?
4
- Apakah nyeri saat kencing?
- Apakah ada penyakit yang menyertai seperti batuk kronis?
- Sakitnya tiba – tiba atau tidak?
- Apakah sakitnya hebat ?
- Sakitnya hilang secara spontan atau tidak ?
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pernah mengalami trauma pada bagian skrotum ?
Riwayat Kebiasaan
- Apakah sering angkat – angkat berat ?
Riwayat Keluarga
- Apakah ada riwayat keluarga yang terkena kanker?
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum
1.1 Keadaan Umum : Baik
1.2 Kesadaran : Composmentis
2. Tanda Vital
2.1 Tekanan darah : 130/80 mmHg
2.2 Nadi : 70x/menit
2.3 Pernapasan : 20x/menit
B. Status Lokalis
1. Inspeksi
1.1 Kulit : Tidak ada tanda-tanda radang, rata
1.2 Wajah : -
1.3 Mata : -
1.4 Mulut : -
1.5 Co2/Pulmo : Tidak ada kelainan
1.6 Abdomen : Tidak ada kelainan
5
1.7 Skrotum : Skrotum kanan membesar ± 10-15cm
1.8 Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan
1.9 Ekstremitas bawah: Tidak ada kelainan
2. Palpasi
2.1 Skrotum
- Berbentuk buah peer/konsistensi elastic
- Fluktuasi (+)
- Tidak Nyeri
- Tidak dapat direposisi
2.2 Testis : Teraba / Tidak teraba
3. Auskultasi : Bising usus (-)
4. Penerusan Impuls waktu batuk (-)
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah Rutin : Untuk melihat adanya infeksi.
Sedimen Urin : Apabila ada infeksi ( bakteri uria/lekosit uria).
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diafonoskopi (+)
Perlu juga dilakukan USG untuk memastikan penyebab dan melihat kemungkinan
penyebab dari hidrokel tersebut. Lalu dapat dilakukan Biopsi untuk medeteksi adanya
keganasan. Dapat juga pula dilakukan foto rontgen abdomen untuk menyingkirkan kemungkinan
hernia.
VI. DIAGNOSIS
Pasien ini didiagnosa mengalami hidrokel karena terjadi pembesaran skrotum dengan
konsistensi elastis, didapatkan fluktuasi, tidak nyeri, tidak didapatkan bising usus, dan tidak ada
penerusan impuls waktu batuk.
VII. DIAGNOSIS BANDING
6
Spermatokel : dapat disingkirkan karena tidak didapatkan massa pada palpasi di
skrotum
Hernia : dapat disingkirkan karena tidak didapatkan bising usus di scrotum pada
pemeriksaan auskultasi
VIII. PENATALAKSANAAN
Tindakan pada hidrokel adalah dengan hidrokelektomi, yaitu dengan mengeksisi skrotum
dan mengeluarkan cairan hidrokele tersebut
IX. PROGNOSIS
Jika penatalaksanaan yang dilakukan baik dan sesuai maka prognosisnya
Ad vitam : Bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sannationam : Dubia ad bonam
Dengan hidrokelektomi tanpa meninggalkan gejala sisa. Bila hanya dilakukan aspirasi dapat
meninggalkan gejala sisa.
7
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
I. ANATOMI SKROTUM(2)
Skrotum adalah sebuah kantong kulit yang terdiri 2 lapis : kulit dan fasia superficialis.
Pada fasia superficialis terdapat selembar otot polos yang tipis, dikenal sebagai tunica dartos,
yang berkontraksi sebagai reaksi terhadap dingin dan dengan demikian dapat mempersempit luas
permukaan kulit. Dibawah tunica dartos terdapat facia spermatica externa, facia cremasterica dan
fasia spermatica interna. Ketiga lapisan tersebut merupakan lapisan pembungkus funiculus
spermaticus, yaitu adalah struktur yang menggantung testis dalam skrotum dan didalamnya berisi
struktur-struktur yang melintas ke dan dari testis. Pada facia cremasterica terdapat musculus
cremaster yang secara refleks mengangkat testis ke atas dalam skrotum terutama saat sewaktu
dingin.
Arteri untuk skrotum adalah :
1. Ramus perienalis dari arteria pudenda interna
2. Arteriae pudendae externae dari arteria femoralis
3. Arteria Cremasterica dari arteri epigastrica inferior
Persyarafan skrotum :
1. Ramus genitalis dari nervus genitofemoralis (L1, L2)
2. Nervus illoinguinalis (L1) untuk permukaaan ventral
3. Nervus pundendalis (S2-S4) untuk permukaan dorsal
4. Ramus perinealis dari nervus cutaneus femoralis posterior (S2, S3) untuk permukaan
skrotum kaudal.
8
Funiculus spermaticus
Funiculus spermaticus terdiri dari 3 lapisan yaitu facia spermatica interna, facia cremasteria
dan facia spermatica eksterna. Funiculus spermaticus berasaldari anulus ingualis profundus,
melalui epigastrica inferior, melalui canalis ingualis, dan berakhir pada tepi dorsal testis dalam
skrotum. Komponen-komponen yang terdapat pada funiculus spermaticus :
*
Vas deferens, pipa berotot dengan kepanjangan 45 cm yang menyalurkan mani dari
epididymis.
Arteria testicularis, yang memasok darah kepada testis dan epididymis.
Arteria untuk vas deferens dari arteria vesicalis inferior.
Arteria cremasterica dari arteri epigastrica inferior.
Plexus pampiniformis, anyaman vena yang beranastomosis
Serabut saraf simpatis pada arteri dan serabut simpatis dan parasimpatis pada ductus
deferens.
Ramus genitalis nervi genitofemoralis yang mempesyarafi m.cremaster.
Pembuluh limfe.
9
Testis
Kedua testis terletak di dalam skrotum, masing-masing permukaannya ditutup oleh tunica
vaginalis kecuali pada perlekatan epididymis dan funiculus spermaticus. Tunica vaginalis adalah
sebuah kantong peritoneal yang membungkus testis dan berasal dari proccessus vaginalis
embrional. Tunica vaginalis parietalis yang berbatasan dengan facia spermatica interna dan
tunica vaginalis visceralis yang melekat pada testis. Terdapat sedikit cairan dalam rongga antara
lamina visceralis dan parietalis yang memungkinkan testis bergerak secara bebas dalam skrotum.
Epididymis adalah gulungan pipa yang berbelit-belit dan terletak pada kranial dan
permukaan dorsolateral dari testis. Bagian kranialnya yang melebar disebut caput epididymis
dibentuk oleh gulungan ductus efferentes yaitu adalah saluran yang membawa sperma dari testis
ke epididymis. Corpus epididymis terdiri dari ductus epididymis yang berbelit-belit. Cauda
epididymis bersambung dengan vas deferens.
Diperdarahi oleh arteri testicularis dan melaui pembuluh balik plexus pampiniformis
yang dilepaskan ke vena testicularis dalam canalis ingulais. Saraf otonom testis berasal dari
plexus testicularis disekeliling arteria testicularis. Saraf ini mengandung serabut parasimpatis dan
nerves vagus dan serabut simpatis dari segmen medula spinalis T7.
10
II. HIDROKEL
Hidrokel adalah kumpulan cairan serosa yang berkembang diantara lapisan viseralis dan
parietalis tunika vaginalis.(3) Hidrokel primer disebabkan oleh volume cairan yang meningkat
pada tunika vaginalis, sedangkan hidrokel sekunder disebabkan oleh sekret yang dihasilkan oleh
suatu penyakit di sekitar testis. Penyakit yang sering menyebabkan terjadinya hidrokel sekunder
adalah epididimitis, tuberculosis, trauma, dan mumps.(4)Hidrokel akut dapat terjadi karena
adanya trauma, radang, torsio testis, dan terkadang neoplasma. Sedangkan pada hidrokel kronik,
penyebabnya tidak diketahui secara pasti.(5)
Secara struktural, hidrokel dibagi menjadi 3 tipe:
a. Hidrokel komunikans yaitu adanya cairan dari peritoneum ke skrotum yang dapat keluar
masuk karena processus vaginalis yang tidak tertutup.
b. Hidrokel nonkomunikans yaitu adanya cairan di sekitar testis karena tidak bisa
direabsorpsi. Karena processus vaginalis menutup, cairan pada testis tidak ada
hubungannya dengan cairan peritoneum.
c. Hidrokel pada CORD? yaitu cairan yang terletak antara skrotum dan abdomen.
Tanda pada hidrokel adalah adanya testis yang bengkak dan berisi cairan. Tidak ada rasa
nyeri. Pada palpasi skrotum terasa tidak lunak. Pada pemeriksaan dengan transilluminasi cahaya
akan tembus yang berarti cairan oada testis itu bening.
11
Penatalaksanaan pada hidrokel yaitu aspirasi dan eksisi (hydrocelectomy). Aspirasi jarang
dilakukan karena cairan pada testis dapat kembali karena processus vaginalis yang masih
terbuka. Bila memang dipakai cara ini, harus disuntikkan sclerosing medications untuk menutup
saluran yang terbuka itu. Aspirasi dilakukan bila pasien memiliki faktor resiko bila dilakukan
eksisi.
Eksisi atau hydrocelectomy adalah pengeluaran cairan pada skrotum dengan cara
pembedahan. Cara ini lebih banyak dipakai karena tidak menimbulkan kemungkinan terjadinya
hidrokel pada masa yang akan datang.
Hidrocele dapat terjadi karena trauma, infeksi, dan tumor sehingga tunica vaginalis
menghasilkan cairan. Lalu adanya gangguan produksi dan penyerapan cairan serta obstruksi
saluran limfe dan vena. Hal-hal tersebut mengakibatkan cairan menumpuk.(6)
III. SPERMATOKEL(7)
Spermatokel adalah akumulasi kistik jinak sperma yang muncul dari kepala epididimis.
Spermatokel terbentuk di samping epididymis Spermatokel dapat muncul di lokasi yang
bervariasi, mulai dari testis sendiri sampai sepanjang perjalanan vas deferens. Kebanyakan tidak
terasa sakit,biasanya halus, lembut, dan baik-terbatas, spermatokel biasanya berisikan cairan
putih jernih atau seperti susu yang mengandung sperma.
Spermatokel berukuran kecil, biasanya diameter spermatokel kurang dari ½ inch (kurang
dari 1 cm) walaupun ada juga beberapa yang mungkin lebih besar.Spermatokel biasanya timbul
dari caput (kepala) dari epididimis, yang terletak pada superior testis. Spermatokel, kadang-
kadang juga disebut kista spermatika. Etiologi dari spermatokel pada manusia masih tidak
diketahui secara pasti, ada beberapa etiologi yang dikeluarkan,namun tidak satu pun yang
diterima secara universal.
Spermatokel biasanya tidak mengurangi kesuburan atau memerlukan pengobatan. Namun
bila sudah terlalu besar dan dianggap mengganggu aktivitas atau karena indikasi estetik, maka
bisa dilakukan tindakan operasi. Spermatokel biasanya tidak menimbulkan gejala atau tanda-
tanda dan ukurannya bisa tidak berubahbiar bagaimanapun,jika spermatokel tumbuh cukup besar
pasien akan merasa:
12
* Nyeri atau ketidaknyamanan di testis yang terkena
* Perasaan berat di testis dengan spermatocele
* Pembengkakan di belakang dan di atas testis
13
BAB V
KESIMPULAN
Hidrokel terjadi karena penumpukan cairan pada lapisan skrotum. Diagnosis pada pasien
ini adalah hidrokel berdasarkan gejala yang dikeluhkan dan hasil dari pemeriksaan fisik.
Penatalaksanaannya dilakukan hidrokelektomi. Prognosis pada pasien ini baik apabila ditangani
dengan benar.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Rudkin SE. Hydrocele. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/777386-
overview . Accessed 16 October 2010
2. Moore KL, Agur AMR. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : EGC ;2002. p 88-94.
3. Sabiston. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC; 1994.
4. Schawrtz, Shires, Spencer. Principles of Surgery. 5th ed. Singapore; 1989.
5. Dunphy JE, Way LW. Current Surgical Diagnosis and Treatment. 2nd ed. Japan; 1975.
6. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC
;2005. p 1319-20.
7. Pais VM. Spermatocele. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/443432-
overview . Accessed 16 October 2010.
15