Upload
dhony-adhacihara
View
577
Download
21
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KASUS I
PTERYGIUM RESIDIF DERAJAT 3 ODS
LALU YAN HIDAYAT
H1A 007 036
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA
BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012
PENDAHULUAN
Pterygium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular pada konjungtiva bulbi
yang bersifat degeneratif dan invasif. Secara klinis pterygium muncul sebagai
lipatan berbentuk segitiga pada konjungtiva yang meluas ke kornea pada daerah
fissura interpalpebra. Biasanya pada bagian nasal tetapi dapat juga terjadi pada
bagian temporal.
Pterigium banyak terdapat pada orang dewasa, tetapi dijumpai pula pada anak-
anak, baik laki-laki maupun perempuan. Di Amerika Serikat, pasien pterigium
lebih kurang 2%, diatas umur 40 tahun dan meningkat pada kalangan yang sering
terpapar sinar ultraviolet tinggi. Laki-laki dua kali lebih banyak terkena
dibandingkan perempuan.
LAPORAN KASUS
1. Identitas pasien
Nama : Ny. R
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Midang, Gunung Sari
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal pemeriksaan : 3 April 2012
2. Anamnesis
Keluhan utama : Kedua mata perih dan kabur sejak 4 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke RSUP NTB dengan keluhan penglihatan kabur, nyeri, perih,
terasa mengganjal dan berair sejak 4 hari yang lalu. Pandangan seperti melihat
terowongan disangkal, keluhan sakit kepala disertai rasa sakit pada mata dan mual
muntah juga disangkal oleh pasien. Mata merah (-), gatal (-), kotoran mata (-).Dan
keluhan ini mengganggu aktivitas sehari-harinya
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat penyakit serupa (+) pterygium yang sudah pernah dioperasi 3 tahun yang
lalu, riwayat diabetes mellitus (-), riwayat hipertensi (-), riwayat trauma pada mata
(-), riwayat opname (-).
Riwayat Pengobatan:
Riwayat penggunaan xytrol (+).
Riwayat Penyakit Keluarga dan Sosial:
Pasien mengakui ada keluarga yang mengalami penyakit serupa yaitu ibunya
sendiri. Hal ini merupakan faktor herediter timbulnya penyakit pada pasien.
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang tinggal di midang, gunung sari.
Riwayat alergi: Riwayat alergi makanan (-), alergi obat-obatan (-), dan asma (-).
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
KU : Baik
Keadaan sakit : Sedang
Kesadaran/GCS : Compos mentis/E4V5M6
Keadaan gizi : Cukup
Pemeriksaan Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 79 kali/menit
Frekuensi Napas : 18 kali/menit
Suhu : 36,6oC
Status Lokalis
Pemeriksaan Mata kanan Mata kiri
Visus SC = 6/20
CC =6/15
SC = 6/20
CC = 6/15
Gerakan bola mata Baik ke segala arah
Tidak terasa nyeri
Baik kesegala arah
Tidak terasa nyeri
Palpebra superior
- Edema
- Hiperemi
- Bulu mata
Arah pertumbuhan
- Margo palpebra
-
-
-
Normal
Krusta (-)
-
-
-
Normal
Krusta (-)
Palpebra inferior
- Edema - -
- Hiperemi
- Margo palpebra
- Bulu mata
Arah pertumbuhan
-
N
N
-
N
N
Konjungtiva palpebra
superior dan inferior
Hiperemi (-)
Folikel (-)
Hiperemi (-)
Folikel (-)
Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi silier (-)
Pterigium (+)
Penebalan (+)
Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi silier (-)
Pterigium (+)
Penebalan (+)
Kornea Jernih
Permukaan cembung
Infiltrasi (-)
Pterigium (+)
Jernih
Permukaan cembung
Infiltrasi (-)
Pterigium (+)
COA Normal Normal
Iris Warna coklat
Bentuk normal
Warna coklat
Bentuk normal
Pupil Bentuk Reguler
Reflek langsung dan tak
langsung (+)
Bentuk Reguler
Reflek langsung dan tak
langsung (+)
Lensa Jernih Jernih
TIO (dengan palpasi) Kesan normal Kesan normal
4. Gambar pasien
Mata kanan
Mata kiri
IDENTIFIKASI MASALAH
Daftar masalah yang terjadi pada pasien adalah :
1. Nyeri dan perih
2. Penglihatan kabur
3. Mata seperti ada yang mengganjal
4. Ditemukan jaringan pada bagian nasal ODS
ANALISA KASUS
1. Subjektif
- Mata perih dan nyeri
Mata perih dan nyeri hal ini dapat terjadi karena iritasi pada permukaan
mata akibat terpapar oleh benda asing dari lingkungan seperti asap, debu,
atau angin kencang. Pasien juga mengeluhkan kadang matanya merah,
sama halnya dengan terjadinya mata berair, terjadi iritasi karena paparan
benda asing dari lingkungan luar.
- Penglihatan kabur
Mata kabur dapat disebabkan oleh kelainan yang timbul mulai dari bagian
mata anterior, mata posterior, dan jaras visual neurologik. Jadi, harus
dipertimbangkan terjadinya pengeruhan atau gangguan pada media,
perdarahan dalam vitreus, gangguan fungsi retina, nervus optikus atau jaras
visual intrakranial atau pembentukan fibrovaskular. Pada pasien tidak ada
ditemukan lensa yang keruh, TIO yg tinggi, perdarahan. Pada pasien hanya
ditemukan adanya pembentukan fibrovaskular. Disini dapat dilihat bahwa
pasien ini mengalami pterygium dimana penyakit ini bisa membuat
penglihatan kabur apabila pertumbuhan fibrovaskularnya sudah mencapai
kornea (zona optik).
- Mata seperti ada yang mengganjal
Mata yang mengganjal bisa diakibatkan adanya peradangan di palpebra,
adneksa,ataupun segmen anterior. Pada pasien tidak ditemukan adanya
edema pada palpebradan adneksa, ataupun peradangan pada konjungtiva.
Tidak ditemukan adanya secret yang berlebih. Pada pasien ditemukan
adanya penebalan konjungtiva bulbi hingga kornea dimana hal ini dapat
mengakibatkan ada rasa ganjalan pada mata saat berkedip.
2. Objektif
- Ditemukan jaringan pada bagian nasal di kedua mata
Pertumbuhan jaringan pada konjungtiva bulbi bisa diakibatkan oleh suatu
penyakit akibat pinguekula, pseudopterygium, dan pterygium. Pinguekula
dapat disingkirkan karena pinguekula tidak bisa tumbuh hingga kornea,
sedangkan pada pasien ditemukan pertumbuhan jaringan hingga kornea.
Sedangkan pseudopterygium terjadi akibat adanya tukak kornea.
Pterygium merupakan diagnosis yang tepat pada pasien ini karena Tampak
penebalan pada konjungtiva bulbi dari arah nasal yang berbentuk segitiga
dengan bagian puncak pterygium hampir melewati pinggir pupil.
Tampakan klinis ini merupakan gambaran khas dari Pterygium, yang
pertumbuhannya biasanya dari arah nasal (paling sering) dan dari arah
temporal dengan apex atau puncaknya tumbuh ke arah sentral (ke arah
kornea.
3. Assessment
Diagnosis : pterygium residif derajat 3 ODS
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, derajat pertumbuhan
pterygium dibagi menjadi :
Derajat 1 : Jika pterygium hanya terbatas pada limbus kornea.
Derajat 2 : Jika sudah melewati limbus korrnea tetapi tidak lebih 2
mm melewati kornea.
Derajat 3 : Sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran
pupil.
Derajat 4 : Pertumbuhan pterygium melewati pupil sehinga
mengganggu penglihatan.
4. Planning
- Usulan pemeriksaan lanjutan
-
- Tatalaksana
Non farmakologik
1. Menghindari pajanan matahari, menghindari debu
2. Menggunakan kacamata atau topi jika keluar
Farmakologik
1. Menggunakan steroid topikal
Pembedahan (pterygium yang dapat mengganggu refraksi atau bisa
dengan alasan kosmetik)
1. Bare sclera : Melekatkan konjungtiva ke sklera di depan
insersi tendon rektus. Meninggalkan suatu daerah sklera
yang terbuka.
2. Mcreynolds : Mencangkok dan menguburkan pterigium di
dalam konjungtiva.
3. Autograf konjungtiva : Tehnik pembedahan yang paling
banyak digunakan saat ini untuk mengatasi adanya
kekambuhan pterygium.
- KIE
Pasien menghindari debu, asap, dan sebisa mungkin menggunakan
kacamata pelindung ultraviolet atau menggunakan topi.
5. Prognosis
Prognosis kosmetik dan visual setelah eksisi pterygium adalah baik. Pada
pasien dengan rekurensi pterigium dapat diterapi dengan pembedahan dengan
eksisi ulang dan grafting dengan autograph konjungtiva.
RINGKASAN AKHIR
Pasien wanita 46 tahun datang ke RSUP NTB dengan mata perih dan
kabur sejak 4 hari yang lalu, pasien juga mengeluh di matanya seperti ada yang
mengganjal. Riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien adalah pterygium
yang sdah dioperasi 3 tahun yang lalu. Selain itu ibunya pernah mengalami hal
serupa.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan VODS : 6/15. Pada pemeriksaan
konjungtiva bulbi dan kornea didapatkan ada pembentukan fibrovaskular.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat didiagnosis bahwa pasien ini
mengalami pterygium rekurens atau pterygium residif pada derajat 3 bagian
ODS. Tindakan yang harus dilakukan adalah pembedahan, hal ini dikarenakan
perygiumnya sudah mengganggu refraksi pada mata pasien. Operasi yang
dilakukan untuk mencegah kambuhnya pterygium adalah autograf konjungtiva.
Prognosis baik pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
- Riordan, Paul dkk. 2010. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum, Jakarta;
EGC
- Perdami.2006. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum & Mahasiswa
Kedokteran, Perdami
- Iljas, S. 2007. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia