25
LAPORAN KASUS RADIOLOGI TB PARU Oleh Didi Ariwibowo 08310075 Ali Abdul Shomad 09310009 Lina 09310310

LAPORAN KASUS RADIOLOGI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LAPORAN KASUS R

Citation preview

LAPORAN KASUS RADIOLOGI TB PARU

Oleh Didi Ariwibowo 08310075 Ali Abdul Shomad 09310009

Lina 09310310

Keterangan Umum Nama : Tn. Anton Usia : 51 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Agama : Islam Alamat : Ciwaru, kuningan Tgl masuk : 07 September 2013 dan sampe sekarang masih

dirawat inap di ruang penyakit dalam kelas III

LAPORAN KASUS

Keluhan Utama :

Os datang dengan keluhan batuk dan sesak nafas

Anamnesis Khusus :

Os datang ke IGD pada pukul 20.00 wib dengan keluhan batuk dahak susah keluar selama satu setegah bulan , keringan dingin (+), demam turun naik, sesak nafas sudah 3 hari.

Riwayat obat OAT 2010-2011 selama 6 bulan, dan pada tahun 2012 OAT 1 tahun.

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

A. Status Generalis

Keadaan Umum : tampak kesakitan

Kesadaran : Compos Mentis

T : 140/90 mmHg N : 110x/menit

R : 24x/menit S : 36ºC

Kepala : Konjungtiva tidak anemis Sklera tidak ikterik

Leher : JVP tdak terlihat KGB tidak teraba

Thorax : auskultasi : vesikular briting sound kanan sama dengan kiri

Ronki (+), Whizing (+) , BJ 1-2 reguler , murmur (-), gallop (-)

Abdomen : Datar, supel,

Palpasi : nyeri tekan epogastrium

Bising usus (+)

Extrimitas : Akral hangat

Diagnosis Klinis : - observasi dispneu e.c suspek TB paru RelapsUsulan Pemeriksaan : EKG

- Ro Thorak PA

-Lab lengkap

-Cek BTA

Hasil EKG :

Kesan : Sinus tachycardial Right atrial enlargement

Rightward axis Pulmonal disease patten Abnormal EKG

Ro Thorak PA :

Cor tidak membesar

Sinus dan diagfragma normal

Pulmo : hilus kanan suram, kiritertarik keatas

Corakan broncovascular bertambah

Tampak bercak lunak dilapang atas – tengah kedua paru dan lapang bawah

Paru kanan disertai garis-garis keras dilapang paru kiri

Kesan : Tb paru lama aktif

Tak tampak kardiomegali

Hasil Cek BTA :

BTA : BTA 1(S), II (P), III ( S) negative

Diagnosa Klinis :

TB paru Relaps

Penatalaksaan awal 02 4-6 liter/menit

IVFD asering 8 tpm/kolep

Ampisilin injeksi 2x1 gram IV

Ranitidine injeksi 2 x 1 ampul, i.v

Ambroxsol 3 x1 tablet

Salbutamol 3 x 2 mg

Parasetamol 3x 1 table

A. Definisi

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis 

B. Epidemiologi

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai « Global Emergency »

Indonesia masih menempati urutan ke 3 di dunia untuk jumlah kasus TB setelah India dan Cina. Setiap tahun terdapat 250.000 kasus baru TB dan sekitar 140.000 kematian akibat TB. Di Indonesia tuberkulosis adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia.

TINJAUAN PUSTAKA

Tuberkulosis Primer

Patofisiologi Kuman

dibatukan atau dibersinkan

Droplet nuclei

Terhisap oleh orang sehat

Menempel pada saluran napas

atau jaringan paru

Bila <5mm akan masul ke

alveolar

bersarang di jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni,

yang disebut sarang primer

peradangan saluran getah bening (limfangitis lokal)

Diikuti pembesaran kelenjar getah bening di hilus (limfadenitis regional)

(limfangitis lokal dan (limfadenitis regional)

dikenal sebagai kompleks primer

Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama

sekali (restitution ad integrum)

Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Ghon,

garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus)

Cont..

Klasifikasi TB

Gejala respiratorik

Gejala sistemik

Gejala tuberkulosis ekstraparu

Gejala klinis

Pemeriksaan Bakteriologik

BTA pada Tn, Anton : BTA 1(S), II (P), III ( S) negative

Pemeriksaan  Radiologi

Cor tidak membesar

Sinus dan diagfragma normal

Pulmo : hilus kanan suram, kiritertarik keatas

Corakan broncovascular bertambah

Tampak bercak lunak dilapang atas – tengah kedua paru dan lapang bawah

Paru kanan disertai garis-garis keras dilapang paru kiri

Kesan : Tb paru lama aktif

Tak tapak kardiomegali

Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator yang spesifik untuk tuberkulosis.  Laju endap darah ( LED) jam pertama dan kedua dapat digunakan sebagai indikator penyembuhan pasien. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju endap darah yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis. Limfositpun kurang spesifik.

Pemeriksaan darah

Darah rutin Hasil

Hb 11,5

Leukosit 13.000

LED 40

Trombosit 211.000

GDS 229

SGOT 16

SGPT 17

Kreatinin 1,47

Uji tuberkulin yang positif menunjukkan ada infeksi tuberkulosis. Di Indonesia dengan prevalens tuberkulosis yang tinggi, uji tuberkulin sebagai alat bantu diagnostik penyakit kurang berarti pada orang dewasa.  Uji ini akan mempunyai makna bila didapatkan konversi, bula atau apabila kepositivan dari uji yang didapat besar sekali. Pada malnutrisi dan infeksi HIV uji tuberkulin dapat memberikan hasil negatif.

Dan pada Tn. Anton tidak dilakukan pemeriksaan Test Tuberkulin

Uji Tuberculin

PENGOBATAN TUBERKULOSIS

Kategori

Kasus Paduan obat yang diajurkan Keterangan

I TB paru BTA +,  BTA - , lesi luas  

2 RHZE / 4 RH atau2 RHZE / 6 HE*2RHZE / 4R3H3

II KambuhGagal pengobatan

-RHZES / 1RHZE / sesuai hasil uji resistensi atau 2RHZES / 1RHZE / 5 RHE-3-6 kanamisin, ofloksasin, etionamid, sikloserin / 15-18 ofloksasin, etionamid, sikloserin atau 2RHZES / 1RHZE / 5RHE

Bila streptomisin alergi, dapat diganti kanamisin

II TB paru putus berobat Sesuai lama pengobatan sebelumnya, lama berhenti minum obat dan keadaan klinis, bakteriologi dan radiologi saat ini atau*2RHZES / 1RHZE / 5R3H3E3

III TB paru BTA neg. lesi minimal

2 RHZE / 4 RH atau6 RHE atau*2RHZE /4 R3H3

IV Kronik RHZES / sesuai hasil uji resistensi (minimal OAT yang sensitif) + obat lini 2 (pengobatan minimal 18 bulan)

IV MDR TB Sesuai uji resistensi + OAT   lini 2 atau H seumur hidup

Catatan : * Obat yang disediakan oleh Program Nasional TB

Pada pengobatan pasien TB perlu diperhatikan keadaan klinisnya. Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat, pasien dapat dibeikan rawat jalan. Selain OAT kadang perlu pengobatan tambahan atau suportif/simptomatis untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau mengatasi gejala/keluhan. 1.  Pasien rawat jalan     a. Makan makanan yang bergizi     b. Bila demam dapat diberikan obat penurun panas/demam     c. Diberikan obat untuk mengatasi gejala batuk, sesak napas atau keluhan lain.

PENGOBATAN SUPORTIF / SIMPTOMATIK

Pasien rawat inap     Indikasi rawat inap :     TB paru disertai keadaan/komplikasi sbb :     -  Batuk darah masif     -  Keadaan umum buruk     -  Pneumotoraks     -  Empiema     -  Efusi pleura masif / bilateral     -  Sesak napas berat  (bukan karena efusi pleura)             

    TB di luar paru  yang mengancam jiwa :      -  TB paru milier     -  Meningitis TBPengobatan suportif / simptomatis yang diberikan sesuai dengan keadaan klinis dan indikasi rawat

1. Evaluasi klinik

2. Evaluasi bakteriologik (0 - 2 - 6 /9 bulan pengobatan)

3. Evaluasi radiologik (0 - 2 – 6/9 bulan pengobatan)

4. Evaluasi efek samping secara klinis

5. Evalusi keteraturan berobat

6. Evaluasi pasien yang telah sembuh

EVALUASI PENGOBATAN

Paaien, Tn.Anton 52 tahun datang Os datang ke IGD pada pukul 20.00 wib pada tanggal 07 september 2013 dengan keluhan batuk dahak susah keluar selama satu setegah bulan, keringan dingin (+), demam turun naik, sesak nafas sudah 3 hari. Riwayat obat OAT 2010-2011 selama 6 bulan, dan pada tahun 2012 OAT 1 tahun.

Telah dilakukan pemeriksaan penunjang antara lain Ro Thorak PA :Tampak bercak lunak dilapang atas – tengah kedua paru dan lapang bawah, Paru kanan disertai garis-garis keras dilapang paru kiri dengan Kesan : Tb paru lama aktif. Dan pada Hasil Cek BTA : BTA 1(S), II (P), III ( S) negatif.

Dan dari hasil anamnesa dan pemeriksaan penunjang Ro Thorak dan BTA bahwa Tn. Anton 51 tahun mengalami TB paru relaps

Kesimpulan

Semoga lekas sembuh Tn.Anton

Terima Kasih