Upload
priscila-ratna-suprapto
View
238
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dytjfvg,ymhngzdfgkh
Citation preview
LAPORAN KASUS
DISUSUN OLEH :Regina Enggeline
11-2013-293
PEMBIMBING :dr. Ratna Mardiati, Sp.KJ
PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA IFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRIDA WACANAPERIODE 24 AGUSTUS 2014-06 SEPTEMBER
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
JAKARTA
LAPORAN KASUS PSIKIATRI
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Tanggal lahir : Serang, 1959
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : -
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status Perkawinan : Cerai
Alamat : Serang
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari :
Autoanamnesis 25 dan 26 Agustus 2014 pukul 13.30 WIB di Panti Bina Insan
Bangun Daya I
A. Keluhan Utama
Pasien mengeluh merasa bosan tinggal di panti dan ingin pulang.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
2
Menurut pasien, tiga bulan yang lalu ia ditangkap oleh Satpol PP saat duduk di
pinggir jalan terminal Kebun Jeruk. Pasien biasa duduk-duduk di pinggir jalan sambil
menunggu bus ke arah Serang.
Selama tiga bulan tinggal di panti, pasien mengeluh merasa sangat bosan karena
tidak ada pekerjaan yang dapat dilakukan. Pasien ingin keluar supaya bisa mencari uang
dan merawat anak-anaknya. Menurut Pasien, jika ia terus berada di panti, anak-anaknya
tidak ada yang merawat dan tidak ada yang memberi makan. Pasien juga mengatakan
pasien ingin kembali ke Serang untuk bekerja kembali.
Saat ditanya mengenai kehidupan pribadinya, pasien mengatakan dirinya bekerja
sebagai pembantu rumah tangga. Pasien mengatakan bahwa ia pernah bekerja juga
sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi selama 4 bulan. Pasien memutuskan
untuk pulang ke Indonesia karena tidak menerima gaji yang besar disana. Pasien
mengatakan gajinya habis untuk naik pesawat terbang saat pulang. Menurut pasien, ia
pergi ke Arab Saudi seorang diri dengan naik kapal terbang selama dua hari dua malam.
Pasien mengatakan ia bisa membuat uang. Menurut Pasien, ia bekerja di Pasar
Pamarayan ,Serang, ia bekerja meembuat uang dengan mencetaknya dengan computer.
Pasien mengatakan dalam sehari ia bisa mencetak 10 juta sampai 20 juta rupiah.
Saat ditanya mengenai status pernikahannya, pasien mengatakan ia telah bercerai.
Pasien menikah selama 20 tahun lebih lalu bercerai dengan suaminya. Pasien
mengatakan sudah bercerai 10 tahun yang lalu dengan suaminya. Suami pasien adalah
orang Serang dan mempunyai 6 orang anak. Pasien mengatakan suaminya jelek dan
tidak bekerja sehingga pasien menceraikan suaminya. Kemudian Pasien menghidupi
anak-anaknya seorang diri. Selain bekerja mencetak uang di Pasar Pamarayan, Pasien
sering ke Jakarta untuk mencari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga untuk
menambah penghasilannya.
Pasien mengatakan anak keempatnya telah meninggal saat usia 2 bulan. Menurut
Pasien, awalnya anaknya sakit lalu anaknya dibunuh dengan dicekik oleh tetangga yang
iri kepadanya. Pasien mengatakan, tetangganya iri karena pasien mempunyai emas
seberat 20 gram dirumahnya. Menurut pasien, ia melihat roh anaknya muncul di malam
hari sambil menangis. Pasien mengatakan mendengar anaknya memanggil-manggilnya
3
mama. Pasien juga mengatakan bahwa roh anaknya yang berbicara padanya bahwa
anaknya dibunuh oleh tetangganya yang iri pada pasien.
Pasien tidak pernah mengalami gangguan tidur dan mempunyai waktu tidur yang
cukup. Pasien mengatakan ia jarang sholat. Riwayat merokok dan pemakaian obat-
obatan disangkal oleh pasien. Pasien juga tidak pernah merasa kehilangan minat dan
kesenangan atau bersedih dalam waktu lama.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Gangguan psikiatrik
Tidak ada riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya.
2. Riwayat gangguan medik
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit tertentu dan tidak pernah dirawat di
rumah sakit.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan
terlarang.
4. Riwayat gangguan sebelumnya
Tidak diketahui
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat perkembangan fisik
Pasien mengatakan bahwa pasien lahir secara normal. Secara fisik pasien tumbuh
normal seperti teman-teman sebaya pasien.
Riwayat perkembangan kepribadian
a. Masa kanak
Pada masa kanaknya, pasien menceritakan keluarganya bahagia walaupun hidup
dalam kemiskinan. Pasien mengatakan ia paling disayang karena ia anak bungsu.
Saat kecil, Pasien sering membantu orang tuanya untuk berjualan alat tampi dan
juga membantu membajak di sawah. Pasien mengatakan ia putus sekolah karena
orang tua sudah tidak ada biaya lagi. Pasien tidak mengalami kesulitan untuk
4
berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sebaya di lingkungan sekitar ia
tinggal.
b. Masa remaja
Pada masa remaja pasien bisa bergaul dengan baik di lingkungan sekitarnya.
Pasien rajin membantu kedua orang tuanya mencari nafkah. Pasien tumbuh dan
berkembang sesuai dengan anak seusianya.
c. Masa dewasa
Pasien menghabiskan waktu remajanya untuk membantu kedua orangtuanya
mencari nafkah. Menurut pasien, ia tidak kesulitan bergaul dengan teman di
lingkungan tempat tinggalnya.
Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SD. Menurut pasien selama bersekolah, prestasi
pembelajaran pasien cukup baik dan juga tidak pernah tinggal kelas.
Riwayat pekerjaan
Riwayat pekerjaan pasien yang sebenarnya belum diketahui. Namun pasien mengaku
pekerjaan terakhirnya sebelum masuk panti adalah pembantu rumah tangga dan
bekerja mencetak uang.
Kehidupan beragama
Pasien beragama Islam dan pasien mengatakan ia hanya sholat sekali dalam sehari
karena ia malas.
Riwayat kehidupan sosial dan perkawinan
Riwayat kehidupan sosial dan perkawinan pasien yang sebenarnya belum diketahui.
Namun pasien mengaku sudah menikah 20 tahun lebih dengan suaminya dan bercerai
10 tahunan yang lalu. Pasien lupa tanggal,bulan dan tahun pada pernikahan dan
perceraiannya.
5
E. Riwayat Keluarga
Gambar pohon keluarga :
Keterangan :
Laki-laki Perempuan Pasien MeninggalDunia
F. Situasi Kehidupan Sosial Sekarang
Pasien mempunyai rumah di Serang yang dikatakan pasien adalah rumah miliknya.
Rumahnya ditempati oleh anak-anaknya. Pasien mengatakan ia tidak berkomunikasi lagi
dengan ibu dan saudara-saudaranya. Ayah pasien telah meninggal dunia.
III. STATUS MENTAL
Pemeriksaan: Selasa, 26 Agustus 2014 Pukul 14.00 WIB ; di Aula Panti Bina Insan
Bangun Daya I
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan umum
Pasien seorang wanita 55 tahun, penampilan fisik sesuai dengan usianya. Pasien
berambut pendek, kulit kuning langsat, berpakaian kurang rapi. Ketika dilakukan
6
wawancara, pasien mengenakan blouse bermotif garis-garis dipadukan dengan rok
panjang dan tidak memakai sandal. Kebersihan diri dan kerapihan kurang. Ekspresi
wajah pasien murung.
2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologis/sensorium : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu
3. Perilaku Aktivitas Motorik
Sebelum wawancara : Pasien tenang, sedang tidur-tiduran bersama pasien
lainnya.
Selama wawancara : Pasien tenang, mampu berkomunikasi dengan baik.
Sesudah wawancara : Pasien tenang, kembali area pelataran panti.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa:
Pasien bersikap tenang, kooperatif, mampu menjawab pertanyaan dan tidak bertindak
kasar terhadap pemeriksa.
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Pasien berbicara lancar, spontan tanpa harus ditunggu,
suara agak pelan, dan bahasa agak sulit dipahami
b. Gangguan bicara : Tidak terdapat gangguan bicara.
B. Alam Perasaan
1. Suasana perasaan (mood) : Eutimia
2. Afek ekspresi afektif
a. Stabilisasi : Stabil
b. Keserasian : Serasi
c. Pengendalian impuls : Dapat mengendalikan diri dengan baik
d. Ekspresi : Baik
e. Dramatisasi : Ada
7
f. Empati : Baik
C. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : Ada
Halusinasi auditorik : Pasien mengatakan bahwa ia mendengar anaknya yang
telah meninggal memangil pasien dan menceritakan siapa yang membunuhnya.
Halusinasi visual : Pasien mengatakan bahwa ia melihat anaknya yang telah
meninggal saat malam hari dengan wujud anaknya seperti bayi usia 2 bulan.
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
1. Taraf pendidikan : SD
2. Pengetahuan umum : Kurang baik
3. Kecerdasan : Kurang baik
4. Konsentrasi : Tidak mudah teralihkan oleh stimuli luar
5. Orientasi
a. Waktu : Baik ( tahu bulan dan tahun saat diwawancara)
b. Tempat : Baik ( keberadaan di Panti)
c. Personal : Baik ( tahu sedang berbicara dengan dokter)
d. Situasi : Baik
6. Daya ingat
Jangka panjang : Tidak baik ( Pasien tidak bisa menyebutkan tanggal
kelahirannya dan tanggal pernikahannya, pasien tidak bisa menyebutkan alamat
rumahnya)
Jangka pendek : Baik
Segera : Baik
7. Pikiran abstraktif : Baik
8. Kemampuan Visuospasial : Baik
8
9. Kemampuan menolong diri : Baik ( pasien mampu mengurus dirinya sendiri)
E. Proses Pikir
1. Arus pikir : cepat
a. Produktivitas : Baik
b. Kontinuitas : Menjawab sesuai pertanyaan dan sesuai topik
c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
a. Preokupasi dalam pikiran : Tidak ada
b. Waham : Ada .
- Waham kebesaran : Pasien mengatakan ia bekerja mencetak uang,
uang tersebut uang asli dan bisa digunakan sehari-hari. Menurut Pasien ia
mencetak 10 sampai 20 juta per-hari.
- Waham kejar : Pasien mengatakan ada tetangganya yang iri
kepadanya. Menurut pasien, tetangga yang iri itu yang membunuh anaknya.
b. Obsesi : Tidak ada
c. Fobia : Tidak ada
d. Gagasan Rujukan : Tidak ada
e. Gagasan Pengaruh : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Baik, selama wawancara pasien dapat berlaku dengan tenang dan tidak menunjukkan
gejala yang agresif.
G. Daya Nilai
Daya nilai sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Daya nilai realitas : Terganggu
H. Tilikan
9
Derajat I: Pasien menyangkal penyakitnya, pasien mengatakan dirinya biasa saja dan
tidak tahu kenapa dibawa ke panti.
I. Reliabilitas
Dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
4. Nadi : 78x/menit
5. Suhu Badan : 36,5C
6. Frekuensi Pernapasan : 20x/menit
7. Bentuk tubuh : Astenikus
8. Sistem kardiovaskular : S1-S2 regular, murmur (-), gallop (-)
9. Sistem respiratorius : Suara napas vesikuler di kedua lapang paru,
Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-).
10. Sistem gastro-intestinal :
Perut datar, bising usus (+) normal , hepar tidak teraba membesar, lien tidak
teraba membesar
11. Sistem muskuloskeletal :
Atrofi otot (-), deformitas (-), range of movement baik
12. Sistem urogenital : Ballotement (-/-), nyeri ketok CVA (-/-)
B. Status neurologis :
1. Saraf kranial : Tidak dilakukan
2. Gejala rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Mata : Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
4. Pupil : Isokor
5. Opthalmoscopy : Tidak dilakukan
6. Motorik : Lengan 5+/5+, Tungkai 5+/5+
7. Sensibilitas : +/+
8. Sistem saraf vegetatif : Tidak dilakukan
10
9. Fungsi luhur : Tidak dilakukan
10. Gangguan khusus : Tidak ada
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan.
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang perempuan, S, berusia 55 tahun, dengan penampilan fisik sesuai usianya,
berambut hitam pendek dan warna kulit kuning langsat, di wawancara di Aula Panti Bina
Insan Bangun Daya I pada tanggal 26 Agustus 2014.
Ny. S mengeluh bosan dan ingin segera bisa keluar dari panti. Pasien sudah berada
tiga bulan di panti dan menurutnya tidak ada yang bisa ia lakukan selama dipanti.
Menurut pasien dia ingin keluar dari panti untuk bisa merawat dan mencari nafkah
untuk anak-anaknya. Pasien mengatakan anak-anaknya masih kecil dan tidak ada yang
mengurus. Pasien mengatakan ia sebelum masuk panti, ia bekerja mencetak uang di
Pasar Pamrayan, Serang. Menurut Pasien, uang yang ia cetak itu adalah uang asli dan
bisa digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Dalam sehari, pasien bisa
mencetak uang sejumlah 10 sampai 20 juta. Pasien merasa tidak cukup dengan
penghasilannya, sehingga pasien ke Jakarta untuk mencari penghasilan tambahan
sebagai pembantu rumah tangga.
Tentang kehidupan pribadinya, menurut pasien adalah ia sudah menikah 20 tahun
lebih tapi sudah bercerai 10 tahun lalu. Pasien mengatakan bahwa suaminya jelek dan
tidak bekerja sehingga pasien menceraikan suaminya. Pasien mempunyai 6 orang anak,
tapi anak keempat pasien meninggal dunia saat usia 2 bulan. Pasien mengatakan anaknya
sakit, tapi anaknya meninggal karena dibunuh dengan cara dicekik oleh tetangga yang iri
kepada pasien. Menurut pasien, tetangganya iri karena pasien mempunyai emas seberat
20 gram dirumahnya.
Pasien mengatakan saat malam hari saat pasien tidur, pasien melihat roh anaknya.
Pasien mengatakan roh anaknya berwujud bayi 2 bulan. Pasien mengatakan roh anaknya
yang memanggil-manggil pasien “mama” sambil menangis. Menurut pasien, roh
anaknya yang memberitahukan bahwa tetangga yang iri kepada pasien yang telah
mencekik anaknya sampai meninggal. Pasien tidak pernah mengalami gangguan tidur
11
dan mempunyai waktu tidur yang cukup. Menurut pasien juga ia tidak pernah kehilangan
minat dan kesenangan atau bersedih dalam waktu yang lama.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Susunan formulasi diagnostik berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna dengan urutan
untuk evaluasi multi aksial seperti berikut:
A. AKSIS I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat digolongkan dalam:
1. Gangguan jiwa karena adanya:
Gejala kejiwaan berupa: waham kebesaran dan waham kejar, halusinasi auditorik
dan halusinasi visual.
2. Gangguan jiwa ini tidak termasuk Gangguan Mental Organik (GMO) karena:
Tidak terdapat gangguan kesadaran neurologik.
Terdapat faktor organik spesifik yang berhubungan dengan gangguan jiwanya.
3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan
dengan adanya:
Waham kebesaran dan waham kejar, dan halusinasi auditorik dan halusinasi
visual.
4. Gangguan jiwa ini tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental dan perilaku
akibat pengaruh penggunaan zat psikoaktif karena:
a. Tidak ada riwayat penggunaan zat berdasarkan laporan individu
b. Tidak ada bukti yang ditemukan pada pasien, tanda dan gejala klinis akibat
penggunaan zat.
5. Menurut PPDGJ III, gangguan jiwa ini adalah F20.0 Skizofrenia Paranoid karena
memenuhi kriteria umum untuk diagnosis, yaitu:
Halusinasi auditorik dan Halusinasi visual.
Waham kejar dan waham kebesaran yang menetap.
Diagnosis Banding:
1. Skizofrenia Yang Tidak Tergolongkan (F 20.9)
12
2. Skizofrenia Tak Terinci (F 20.3)
B. AKSIS II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Tidak ditemukan gangguan kepribadian yang menonjol pada pasien
Retardasi mental tidak ada .
C. AKSIS III : Kondisi Medis Umum
Tidak ada keluhan
D. AKSIS IV : Problem Psikososial dan Lingkungan
Belum dapat dinilai
E. AKSIS V : Penilaian Fungsi Secara Global
Menurut nilai Global Assesment of Function (GAF), skala GAF saat ini : 40-31
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia Tak Terinci (F.20.3)
Aksis II : Tidak ada.
Aksis III : Tidak ada.
Aksis IV : Belum dapat dinilai
Aksis V : Global Assesment of Function (GAF) scale, skala GAF saat ini : 40-31
IX. PROGNOSIS
Faktor yang mengarah pada prognosis baik:
Sikap pasien cukup kooperatif
Pasien saat ini mampu menjalani kegiatan sehari-hari tanpa bantuan.
Faktor yang mengarah pada prognosis buruk :
Pasien tidak memiliki sistem pendukung yang baik, dari keluarga maupun kerabat dekat
Kesimpulan prognosis:
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
X. DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologik : Tidak ada
13
2. Psikologis : Halusinasi auditorik dan halusinasi visual, Waham
kebesaran dan waham kejar.
3.Sosiobudaya : Belum diketahui
XI. PENATALAKSANAAN
a) Psikofarmaka
1. Haloperidol 5mg 2x1
2. Triheksilphenidil 2 mg 2x1
b) Psikoterapi
Berupa psikoterapi suportif, dengan melakukan pendekatan kepada pasien yang
bertujuan agar pasien dapat mengungkapkan isi hatinya, keluhannya, penyuluhan atau
konseling untuk membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik serta dapat
menyesuaikan diri, dan juga memberikan bimbingan agar pasien minum obat dengan
teratur.
Terapi kelompok berfokus pada rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan
nyata. Kelompok dapat berorientasi perilaku, psikodinamis, atau berorientasi tilikan atau
suportif.
c) Psikoedukasi keluarga
Terapis membantu keluarga dan pasien untuk memahami dan mempelajari gangguan
yang dialami. Keluarga disarankan untuk memperhatikan pengobatan pasien supaya
teratur, tidak menjauh dari pasien, dan memberikan pasien pekerjaan dibawah
pengawasan.
Terapi keluarga untuk jangka panjang sebagai strategi mengatasi masalah dan
mengurangi stres serta menuju reintegrasi bertahap pasien ke kehidupan sehari-hari.
Terapi keluarga khususnya efektif dalam mengurangi relaps.
LAMPIRAN
Cuplikan Wawancara:
Regina : Selamat siang bu, saya dokter muda Regina, boleh kita ngobrol-ngobrol bu?
S: Oh, iya boleh dok.
R: Saya mengganggu kegiatan ibu atau tidak?
14
S: Nggak dok.
R: Baiklah Ibu. Bagaimana kabar Ibu hari ini?
S: Ya gitu dok. Bosen dok di sini. Saya ingin pulang dok. Tolong saya dok, kasihan anak-anak
saya masih kecil-kecil tidak ada yang mengurus.
R: Oh begitu. Ibu. Nanti saya sampaikan ya keinginan ibu dengan petugas disini. Oh ya Ibu
boleh saya tahu bagaimana Ibu bisa sampai disini?
S: Saya lagi duduk di pinggir jalan mau nunggu bus, dok. Saya mau nyebrang pas busnya
datang, saya malah dibawa sama petugas satpol PP. Saya disuruh untuk ikut.
R: Ibu emang mau pergi kemana dengan bus?
S: Saya mau balik ke Pasar Pamarayan. Anak-anak saya kan dirumah saya di Pasar Pamarayan,
dok.
R: Pasar Pamarayan dimana itu, Bu?
S: Di Serang, dok. Ayuk kesana aja dok,ke Pasar Pamarayan.
R: Oh di Serang. Ibu jadi sudah menikah yah?
S: Sudah cerai, dok. Sudah cerai.
R: Oh sudah cerai. Cerai kenapa, Bu? Sudah lama cerainya?
S: Suami saya jelek terus tidak bekerja juga, jadi saya enggak mau sama dia. Jadi saya ceraiin
dia, dok.
R: Oh begitu. Ibu punya berapa anak?
S: Anak saya ada 6, dok. Tapi anak keempat sudah mati,jadi sisa 5.
R: Oh sudah mati. Mati kenapa Ibu? Boleh ceritakan?
S: Sakit dok anak saya pas usia 2 bulan. Habis itu dibunuh sama tetangga saya, dicekik dok.
Tetangga saya iri sama saya makanya anak saya dia bunuh, dok.
R: Ibu melihat saat anak Ibu dicekik?
S: Enggak dok, roh anak saya yang bilang kalau dia dibunuh sama tetangga saya yang iri sama
saya. Anak saya bilang dia dicekik sampai mati.
R: Ibu bagaimana tahu itu roh anak Ibu? Kapan Roh anak ibu bilang hal itu ke ibu?
S: Roh anak saya itu kaya bayi 2 bulan dok. Malam-malam pas saya tidur suka lihat roh anak
saya sekelibat gitu aja dok, dia manggil-manggil saya mama sambil nangis. Roh anak saya yang
cerita dia dibunuh dicekik sama tetangga saya yang iri sama saya.
R: Oh begitu ya, Bu. Bayi ibu kan baru 2 bulan, tapi sudah bisa bicara yah?
15
S: Iya, dok. Roh nya yang bicara sama saya.
R: Ibu sering melihat roh anak ibu itu?
S: Sering dok. Ya hanya sekelibat sih, tapi saya lihat terus denger dia manggil-manggil saya.
R: Oh,begitu ya, Bu. Tadi ibu bilang tetangga yang iri yang bunuh anak ibu. Tetangga itu iri
kenapa sama ibu?
S: Iya dia iri sama saya karena saya punya emas dok, 20 gram dirumah. Jadi dia iri.
R: Oh, begitu. Ibu pernah berantem sama tetangga yang iri itu? Waktu anak ibu dibunuh Ibu gak
lapor polisi?
S: Enggak dok. Buat apa saya lapor polisi, memang anak saya harus dimatiin lagi. Tetangga saya
itu iri sama saya karena saya punya emas.
R: Ibu enggak sedih saat anak ibu mati ?
S: Enggak dok,buat apa sedih. Memang anak saya harus dimatiin lagi, dok.
R: Ibu sebelum masuk ke panti, kerja apa ya?
S: Saya mau jadi pembantu rumah tangga,dok. Dokter butuh pembantu enggak? Saya punya
pengalaman kerja jadi pembantu di Arab Saudi 4 bulan.
R: Oh, saya enggak butuh pembantu, Bu. Ibu jadi pernah kerja di Arab Saudi, boleh Ibu certain
bagaimana bisa sampai kesana? Ibu pergi sama siapa?
S: Saya naik kapal itu lho dok yang terbang diatas, 2 hari 2 malam. Saya pergi sendiri. Tapi
disana saya digaji kecil. Gajinya habis untuk ongkos saya pulang.
R: Ibu pulang kenapa?
S: Kan ada anak-anak saya dok disini. Saya mending kerja di Pasar Pamarayan. Saya bisa buat
uang, dok.
R: Bisa buat uang,Bu? Bagaimana itu buatnya? Bisa ibu cerita?
S: Iya pakai computer aja, dicetak kaya surat gitu,dok. Sehari bisa 10 sampai 20 juta,dok. Bawa
saya keluar ,dok supaya saya bisa kerja cetak uang lagi.
R: Uangnya asli, Bu? Bisa dipakai beli barang?
S: Asli,dok. Bisa buat belanja-belanja.
R: Kalau pakai uangnya enggak ditangkap polisi,Bu?
S: Enggak,dok. Itu uang asli. Pak haji aja banyak yang pakai, dok. Makanya saya mau buat uang
lagi di Pasar Pamarayan.
16