laporan kasus skizofrenia tak terinci

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    1/19

    1

    STATUS PSIKIATRI

    I. IDENTITAS

    Nama : Tn.N

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Umur : 51 tahun

    Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 15 April 1962

    Agama : Islam

    Warga Negara : Indonesia

    Status Pernikahan : Menikah

    Pendidikan Terakhir : SD

    Pekerjaan : Tidak bekerja

    Alamat : Kp. Bojong Indah, RT 005/004, Parung

    Panjang, Bogor

    Tanggal Masuk RS.MM : IGD 24 Juni 2013

    Ruang Kresna 24 Juni 2013

    Ruang Gatot Kaca 26 Juni 2013

    II. RIWAYAT PSIKIATRI

    1. Autoanamnesis pada tanggal 24 Juni 2013 di IGD Psikiatri, tanggal 28 Juni2013 dan 1 Juli 2013 di ruang Gatot Kaca.

    2. Alloanamnesis dengan anak kandung pasien pada tanggal 24 Juni di IGDPsikiatri.

    A.Keluhan UtamaPasien marah-marah sejak pagi hari sebelum masuk rumah sakit.

    Keluhan Tambahan

    Sulit tidur, keluyuran, mudah tersinggung, bicara dan tertawa sendiri, nafsu

    makan berkurang, tidak bisa diam, telanjang di tempat umum, terlihat cemas

    dan curiga serta tidak mampu merawat diri.

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    2/19

    2

    B.Riwayat Gangguan SekarangSatu minggu SMRS, pasien merasa sulit untuk tidur. Pasien mengatakan

    tidak bisa tidur karena berasa cemas dan tertekan, tetapi tidak tahu puncanya.

    Nafsu makan pasien juga mulai berkurang. Pasien juga mulai mengabaikan

    kebersihan diri dan jarang mandi. Pasien menyangkal kalau ada mendengar suara-

    suara bisikan dan menyangkal kalau ada melihat sesuatu yang aneh yang tidak

    bisa dilihat oleh orang lain.

    1 hari SMRS, pasien mulai bicara dan tertawa sendiri. Menurut anaknya

    pasien sering berkomat-kamit tetapi isi perbicaraannya tidak dapat difahami.

    Pasien juga sempat keluyuran dan telanjang di tempat umum.

    Pagi sebelum masuk rumah sakit,pasien mulai marah-marah. Pasien

    mudah tersinggung dan kesal dengan orang sekitarnya tanpa sebab jelas. Pasien

    juga sempat merusak barang-barang di rumah. Anaknya menyangkal kalau pasien

    ada mengancam untuk mencederai diri sendiri atau orang lain.

    Pasien kurang memperhatikan penampilan dirinya. Pasien jarang mandi

    dan tidak menjaga kebersihan diri karena tidak ada keinginan untuk melakukan

    hal tersebut. Pasien tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, tetapi sering

    membantu ibunya bercucuk tanam di kebun.

    C.Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya

    Berdasarkan alloanamnesis dari anak pasien, pada tahun 2011 pasien

    mulai bertingkah laku aneh, suka bicara dan tertawa sendiri, keluyuran dan

    marah-marah. Oleh keluarga, pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Grogol

    dan dirawat selama kurang lebih 2 minggu. Obat yang di dapatkan selama

    perawatan tidak di ingat oleh keluarga pasien. Setelah dirawat pasien tidak

    lagi bertingkah aneh dan bisa beraktivitas seperti sebelumnya. Setelah

    pulang dari rumah sakit pasien tidak lagi pernah kontrol ke rumah sakit.

    Satu setengah tahun yang lalu (akhir 2011) pasien menunjukkan gejala

    yang sama seperti sebelumnya. Pasien sekali lagi dibawa ke Rumah Sakit

    Jiwa Grogol, dan di rawat. Pasien kemudian dibenarkan pulang dalam

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    3/19

    3

    keadaan baik. Setelah obat yang didapatkan dari rumah sakit habis, pasien

    tidak lagi kontrol atau minum obat dengan alasan masalah keuangan.

    2. Riwayat Medis LainnyaPasien mengaku pernah dirawat inap di rumah sakit karena demam dan

    pernah mendapat pengobatan darah tinggi tetapi tidak rutin kontrol

    penyakit darah tingginya.

    3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan AlkoholPasien menyangkal merokok, minum alkohol atau menggunakan zat-

    zat terlarang.

    D. Riwayat Kehidupan Pribadi

    1. Riwayat prenatal dan perinatal Pasien lahir di paraji, cukup bulan. Masalah saat kehamilan dan

    kelahiran tidak ketahui.

    Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara Pasien merupakan satu satunya anak laki-laki dalam keluarga.

    2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)Belum dapat digali secara alloanamnesis karena anak pasien tidak tahu

    secara pasti.

    3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)Pasien memiliki banyak teman, tetapi tidak mengingat nama teman-

    temannya. Pasien mengatakan hubungan dengan teman-temannya baik.

    4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remajaa. Hubungan sosial

    Pasien mengatakan mempunyai banyak teman dan hubungan

    dengan teman, saudara atau lingkungan semuanya baik.

    b. Riwayat pendidikan

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    4/19

    4

    Pasien bersekolah hingga kelas 1 SD. Pasien tidak meneruskan

    persekolahan karena alasan biaya dan semua saudara pasien lain

    turut mempunyai masalah yang sama.

    c. Perkembangan kognitif dan motorikPasien agak sukar membaca dan menulis dengan baik sesuai

    dengan tingkat pendidikannya. Tidak ada disfungsi otak atau

    gangguan perkembangan yang spesifik.

    d. Problem emosi atau fisik khusus remajaTidak di dapatkan problem emosi atau fisik yang khusus saat

    remaja pada pasien.

    e. Riwayat psikoseksualPasien menikah sebanyak 2 kali, yang pertama saat usia 20 tahun.

    Menurut pasien dia digoda oleh isteri pertamanya untuk menikah

    dengannya, dan pernikahan tersebut cuma bertahan selama 1 tahun.

    Pasien mempunyai seorang anak laki-laki hasil perkahwinan

    tersebut. Pasien kemudian menikah dengan isteri yang kedua

    setelah bercerai dengan isterinya pertama, dan pasien mengatakan

    hubungan dengan isterinya baik. Pasien mempunyai seorang anak

    laki-laki dari hasil perkahwinan yang kedua tersebut.

    f. Latar belakang agamaPasien beragama Islam, dan pasien mengatakan dia rajin

    menunaikan perintah agama.

    5. Riwayat masa dewasaa. Riwayat pekerjaan

    Pasien pernah bekerja sebagai cleaning service selama 18 tahun di

    PT Cibadak, tetapi kemudian diberhentikan karena sering marah-

    marah di tempat kerja. Setelah itu pasien tidak mempunyai

    pekerjaan tetap, dan melakukan kerja-kerja sampingan seperti

    buruh bila diminta.

    b. Aktivitas sosialPasien jarang mengikuti aktivitas sosial dengan tetangga

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    5/19

    5

    c. Kehidupan seksual masa dewasaPasien sudah menikah sebanyak 2 kali, tetapi sudah bercerai

    dengan isteri yang pertama.

    E. Riwayat Keluarga

    Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Menurut anaknya,

    keluarganya tidak ada yang mempunyai masalah kejiwaan seperti bapanya.

    Pasien tinggal bersama dengan ibu kandung, kedua adik perempuannya dan

    anak laki-laki hasil dari pernikahannya yang kedua. Namun isterinya tidak

    tinggal bersamanya. Ayah pasien sudah meninggal kerana sakit tua. Kakak

    pertama pasien tinggal jauh dari keluarga.

    Genogram

    Keterangan :

    : Pria : Wanita

    : Meninggal dunia : Pasien

    : Bercerai : 1 rumah

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    6/19

    6

    F. Riwayat Sosial Ekonomi.

    Pasien merupakan sumber pendapatan utama dalam keluarga. Ibu pasien

    berkebun. Pendapatan sehari-hari tidak mencukupi buat keluarga.

    G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya

    1. ImpianPasien mengatakan ingin sekali berkerja dan dapat bertemu dengan

    istrinya.

    2. FantasiTidak terdapat fantasi pada pasien.

    3. Sistem nilaiPasien masih mampu mengurus diri sendiri seperti mandi dan makan.

    4. Dorongan kehendakPasien ingin cepat pulang supaya dapat bertemu kembali dengan keluarga

    terutama ibunya.

    5. Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuatbahagia atau senang

    Pasien merasa kesal dan kecewa karena tidak mempunyai uang untuk

    menyara keluarga.

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    7/19

    7

    II. STATUS MENTAL

    Dilakukan pada tanggal 1 Juli 2013 pukul 09.00 WIB di Ruang Gatot Kaca

    RS. Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.

    A. Deskripsi Umum

    1. Penampilan Umum

    Pasien seorang laki-laki berumur 51 tahun, berpenampilan fisik tampak sesuai

    dengan usianya. Penampilan cukup rapi, rambut pendek, berwarna hitam,

    muka bersih, kulit sawo matang, dan perawakan pasien kurus.

    2. Kesadaran

    - Neurologis/biologis : compos mentis- Psikologis : baik- Sosial : baik

    3. Perilaku dan aktivitas motorik

    Sebelum wawancara : pasien sedang duduk bersama pasien lain.

    Selama wawancara : pasien duduk dengan ekspresi yang cukup tenang, kontak

    mata cukup, bicara volume baik, cepat dalam memberikan respon dalam

    pertanyaan, pasien menjawab semua pertanyaan yang di ajukan, jawaban yang

    diberikan sesuai dengan pertanyaan.

    Setelah wawancara : pasien kembali ke tempat asal.

    4. Pembicaraan

    Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan volume suara yang tenang,

    spontan, dan cepat.

    5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

    B. Alam Perasaan

    1. Afek : stabil, pengendalian cukup, echt2. Mood : euthym3. Keserasian : serasi antara emosi dan isi pembicaraan.4. Empati : dapat diraba-rasakan

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    8/19

    8

    C. Gangguan Persepsi

    1. Halusinasi

    - Halusinasi (+) saat masuk : pasien bicara dan tertawa sendiri.- Saat ini halusinasi tidak ditemukan.

    2. Ilusi : Tidak ada

    3. Depersonalisasi : Tidak ada

    4. Derealisasi : Tidak ada

    D. Fungsi Intelektual

    1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasanTaraf Pendidikan : SD kelas 1

    Pengetahuan Umum : Rendah

    Kecerdasan : Kurang (pasien tidak mampu menjawab

    soal hitungan yang ditanyakan oleh pemeriksa)

    2. Daya Konsentrasi : Sukar ditentukan (karena pasien tidakdapat mengeja dan menghitung dengan baik)

    3. OrientasiDaya Orientasi Waktu : Kurang baik (pasien dapat menyebutkan

    sekarang siang atau malam, tetapi tidak dapat mengidentifikasi hari,

    tanggal, bulan dan tahun)

    Daya Orientasi Tempat : Baik (pasien mengetahui dimana ia berada

    sekarang. Pasien dapat menyebutkan nama RS, yaitu RSMM Bogor)

    Daya Orientasi Personal : Baik (pasien mengenali pemeriksa sebagai

    dokter).

    4. Daya IngatDaya Ingat Jangka Panjang : Baik (pasien dapat menceritakan perjalanan

    hidupnya)

    Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (pasien ingat hari ini sarapan apa dan

    lauk makan apa saja, serta aktivitas yang dilakukan selama hari tersebut)

    Daya Ingat Sesaat : Baik (pasien mampu mengulang nama

    obyek yang digambar oleh pemeriksa)

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    9/19

    9

    5. Kemampuan Visuospasial : Baik (pasien dapat menggambar gambarbertumpang tindih)

    6. Pikiran Abstrak : Baik (pasien berencana untuk mencaripekerjaan setelah keluar dari RS untuk menyara keluarga)

    7. Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien mau makan dan mandi secarateratur)

    E. Proses Pikir

    1. Arus PikirProduktivitas : Cukup. Pasien menjawab apa yang

    ditanya oleh pemeriksa dan ide carita

    sesuai dengan pembicaraan.

    Kontinuitas Pikiran : Koheren. Pasien dapat menjawab sesuai

    dengan pertanyaan, dan sesuai dengan

    tujuan yang dimaksud pemeriksa.

    Hendaya Berbahasa : Tidak ada.

    Pasien mengunakan bahasa secara lazim

    sesuai dengan tata bahasa.

    2. Isi PikirPreokupasi : Ada (pasien hanya menceritakan tentang

    kesusahan hidupnya)

    Waham : Belum dapat ditentukan

    F. Pengendalian Impuls : Pasien tenang selama wawancara

    (pengendalian impuls cukup baik)

    G. Daya Nilai

    1. Daya nilai sosialBaik (ketika diberi pertanyaan apakah tindakan pasien marah-marah dan

    merusak barang itu baik, pasien menjawab tidak)

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    10/19

    10

    2. Uji daya nilaiBaik (pasien jika menemukan dompet di tengah jalan, maka pasien akan

    menyerahkan dompet tersebut ke kantor polisi)

    3. Penilaian realitaTidak terganggu (saat ini tidak ditemukan adanya waham dan halusinasi)

    H. Tilikan : Derajat 3

    I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

    III. STATUS FISIK

    Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 1 Juli 2013 pukul 09:00 WIB di

    Ruang Gatot Kaca RSMM Bogor

    A. Status Internus

    Keadaan umum : Baik

    Kesadaran : Compos mentis

    Tekanan darah : 150/80 mmHg

    Frekuensi napas : 20x/menit

    Frekuensi nadi : 84x/menit

    Suhu : Dalam batas normal

    Status gizi : Kesan gizi baik

    Kulit : Sawo matang

    Kepala : Tidak ada deformitas, normocephali.

    Rambut : Hitam, lebat, tidak mudah tercabut.

    Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,

    Telinga : Normotia, sekret (-)

    Gigi dan mulut : Dalam batas normal

    Leher : Pembesaran KGB (-)

    Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

    Paru : Pergerakan dinding dada simetris, suara napas

    vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/-

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    11/19

    11

    Abdomen : Datar, supel, bising usus normal, tidak ditemukan

    pembesaran hepar dan lien.

    Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-)

    B. Status Neurologis

    GCS : 15 (E4,V5,M6)

    Kaku kuduk : (-)

    Pupil : Bulat, isokor

    Kesan parase nervus kranialis : (-)

    Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-),

    spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada

    gangguan keseimbangan dan koordinasi

    Sensorik :Tidak ada gangguan sensibilitas

    Reflex fisiologis : Normal

    Reflex patologis : (-)

    Gejala ekstrapiramidal : (-)

    Stabilitas postur tubuh : Normal

    Tremor di kedua tangan : (-)

    IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

    Pasien seorang laki-laki berusia 51 tahun, tamat SD, tidak punya pekerjaan

    tetap, bertempat tinggal di Parung Panjang datang diantar oleh keluarganya

    dengan keluhan marah-marah tanpa sebab yang jelas. Satu minggu SMRS, pasien

    merasa sulit untuk tidur karena berasa cemas dan tertekan, tetapi tidak tahu

    puncanya. Nafsu makan pasien berkurang dan pasien mulai mengabaikan

    kebersihan diri dan jarang mandi. Pasien menyangkal kalau ada mendengar suara-

    suara bisikan dan menyangkal kalau ada melihat sesuatu yang aneh yang tidak

    bisa dilihat oleh orang lain.1 hari SMRS, pasien mulai bicara dan tertawa sendiri.

    Menurut anaknya pasien sering berkomat-kamit tetapi isi perbicaraannya tidak

    dapat difahami. Pasien juga sempat keluyuran dan telanjang di tempat umum.

    Pagi sebelum masuk rumah sakit,pasien mulai marah-marah. Pasien mudah

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    12/19

    12

    tersinggung dan kesal dengan orang sekitarnya tanpa sebab jelas. Pasien juga

    sempat merusak barang-barang di rumah. Anaknya menyangkal kalau pasien ada

    mengancam untuk mencederai diri sendiri atau orang lain.

    Pasien kurang memperhatikan penampilan dirinya. Pasien jarang mandi

    dan tidak menjaga kebersihan diri karena tidak ada keinginan untuk melakukan

    hal tersebut. Pasien tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, tetapi sering

    membantu ibunya bercucuk tanam di kebun.

    Pasien mempunyai penyakit darah tinggi tetapi tidak rutin berobat.

    Riwayat merokok,penggunaan zat dan minum alkohol disangkal.

    Sebelumnya pasien pernah 2 kali dirawat di RSJ Grogol, namun pada saat

    dipulangkan ke rumah pasien tidak teratur minum obat.

    Pada status mental ditemukan:

    - Kesadaran Psikologis : tidak terganggu- Sosial : baik- Perilaku dan aktivitas motorik

    Sebelum wawancara : pasien sedang duduk bersama pasien lain. Selama wawancara : pasien duduk dengan ekspresi yang cukup

    tenang, kontak mata cukup, bicara volume baik, cepat dalam

    memberikan respon dalam pertanyaan, pasien menjawab semua

    pertanyaan yang di ajukan, jawaban yang diberikan sesuai dengan

    pertanyaan.

    Setelah wawancara : pasien kembali ke tempat asal.- Pembicaraan : dengan volume suara yang tenang, spontan, dan cepat.- Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif- Afek : stabil, pengendalian cukup, echt- Mood : euthym- Keserasian : serasi antara emosi dan isi pembicaraan.

    - Halusinasi : Halusinasi (+) saat masuk : pasien bicara dan tertawasendiri.

    - Saat ini halusinasi tidak ditemukan.

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    13/19

    13

    - Arus Pikir- Produktivitas : Cukup- Kontinuitas Pikiran: Koheren

    Preokupasi : Ada (pasien hanya menceritakan tentang kesusahan

    hidupnya)

    - Waham : Belum dapat ditentukan- Tilikan : Derajat 3- Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

    Perjalanan penyakit

    2011 2012 24/6/13

    Pasien mulai

    menunjukkan sikap

    aneh

    -

    Marah-marah- Keluyuran- Bicara sendiri- Tidak dapat

    merawat diri

    Pasien di rawat di RSJ

    Grogol selama 2

    minggu

    Pulang dalam

    keadaan baik

    Teratur

    minum obat

    sehingga

    habis tetapi

    tidak kontrol

    lagi

    Timbul

    keluhan yang

    sama sejak

    berenti minumobat selama

    6 bulan

    Di rawat di

    RSJ Grogol

    buat kali kedua

    Selama pulang pasien tidak

    rutin berobat ke RS, namun

    tidak ada keluhan dari pasien

    maupun ahli keluarga

    Tidak minum obat selama

    1,5 tahun

    1 minggu SMRS

    - Sulit tidur- Cemas dan tertekan- Tidak dapat merawatdiri- Nafsu makan

    berkurang

    1 hari SMRS

    - Bicara dan tertawasendiri

    - Keluyuran- Telanjang di tempat

    umum

    Pagi SMRS

    - Marah- marah- Mudah tersinggung- Merusak barang

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    14/19

    14

    VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

    Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna dan

    khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi)

    dalam berbagai fungsi psikososial. Terdapat pula penderitaan (disstres) yang

    dialami oleh pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien mengalami

    gangguan jiwa.

    Diagnosis Aksis I :

    Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala,riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat

    secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak.

    Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum

    yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan

    yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu,

    gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.

    Pada pasien tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif, sepertimerokok, minum alkohol dan pemakaian narkoba sehingga diagnosis

    gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19)

    dapat disingkirkan.

    Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapatdigolongkan kedalam:

    Gangguan Skizofrenia (berdasarkan PPDGJ III)

    Pedoman diagnostik:

    Persyaratan yang normal untuk diagnosis skizofrenia ialah harusada sedikitnya satu gejala tersebut di bawah yang amat jelas (dan

    biasanya dua gejala atau lebih apabila gejala-gejala itu kurang

    tajam atau kurang jelas) dari gejala yang termasuk salah satu dari

    kelompok gejala (a) sampai (d) tersebut di bawah, atau paling

    sedikit dua gejala dari kelompok (e) sampai (h), yang harus selalu

    ada secara jelas selama kurun waktu 1 bulan atau lebih.

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    15/19

    15

    (a) thought echo, thought insertion atau withdrawal, dan thoughtbroadcasting

    (b)Waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi(delusion of influence), atau passivity yang jelas merujuk kepada

    pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau pikiran,

    perbuatan atau perasaan (sensations) khusus : persepsi delusional

    (c)Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadapperilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di antara

    mereka sendiri, atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari

    salah satu bagian tubuh

    (d)Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanyadianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil, seperti misalnya

    mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan

    kemampuan manusia super (misalnya mampu mengendalikan

    cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain)

    (e)Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apabila disertaibaik oleh waham yang mengambang/melayang maupun yang

    setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun

    oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau

    apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau

    berbulan-bulan terus menerus

    (f) Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan(interpolasi) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang

    tidak relevan, atau neologisme

    (g)Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),sikap tubuh tertentu (posturing), atu fleksibilitas serea,

    negativisme, mutisme dan stupor

    (h)Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat masa bodoh (apatis),pembicaraan yang terhenti, dan respons emosional yang menumpul

    atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari

    pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    16/19

    16

    bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau

    medikasi neuroleptika

    (i) Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutukeseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan,

    bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas,

    sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan penarikan diri

    secara sosial

    Berdasarkan PPDGJ III, maka kasus ini dtitikberatkan pada:

    Gangguan Skizofrenia Tak Terinci (Undifferentiated) (F20.3)

    Pedoman diagnostik :

    Kondisi-kondisi yang memenuhi kriteria diagnostik umum untukskizofrenia tetapi tidak sesuai dengan satupun subtipe tersebut

    (F20.0 F20.2), atau memperlihatkan gejala lebih dari 1 subtipe

    tanpa gambaran predominasi yang jelas untuk suatu kelompok

    diagnosis yang khas. Rubrik ini hanya digunakan untuk kondisi-

    kondisi psikotik (yaitu skizofreni residual, F20.5, dan depresi

    pasca-skizofreni, F20.4, tidak termasuk) dan sesudah dilakukan

    suatu upaya untuk mengklasifikasikan kondisi tersebut ke dalam

    salah satu dari tiga kategori sebelum ini.

    Kategori ini harus disediakan untuk gangguan yang :(a)Memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia(b)Tidak memenuhi kriteria untukk skizofrenia paranoid, hebefrenik

    atau katatonik

    (c)Tidak memenuhi kriteria untuk skozifrenia residual atau depresipasca-skizofrenia

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    17/19

    17

    Diagnosis aksis II

    Untuk saat ini, diagnosis aksis II pada pasien belum dapat ditentukan.

    Diagnosis aksis III

    Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kondisi

    medik yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan

    belum ada diagnosis pada aksis III.

    Diagnosis aksis IV

    Pada anamnesis didapatkan masalah psikososial berupa masalah ekonomi

    dimana pasien merupakan tunjang ekonomi keluarga. Tetapi sejak sakit pasien

    tidak mempunyai pekerjaan yang tetap.

    Diagnosis aksis V

    Skala GAF :

    GAF HLPY : 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringandalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll)

    GAF saat masuk : 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang). GAF saat ini: 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak

    lebih dari masalah harian yang biasa).

    VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

    Aksis I : Gangguan Skizofrenia Tak Terinci (Undifferentiated)

    (F20.3) (PPDGJ III)

    Aksis II : Belum dapat ditentukan

    Aksis III : Tidak ada diagnosis

    Aksis IV : Masalah ekonomi

    Aksis V : GAF HPYL : 80-71

    GAF saat masuk : 60-51

    GAF saat ini : 90-81

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    18/19

    18

    VIII. DAFTAR PROBLEM

    Organobiologi : Faktor genetik gangguan jiwa pada keluarga pasien

    disangkal

    Psikologis : Terdapat halusinasi dan perilaku kacau

    Sosiobudaya : Hendaya dalam fungsi sosial

    IX. DIAGNOSIS BANDING

    Gangguan skizofrenia paranoid

    X. PROGNOSIS

    Ad vitam : ad bonam

    Ad fungsionam : dubia ad malam

    Ad sanasionam : dubia ad malam

    A. Faktor yang memperingan :

    - Tidak terdapat faktor genetik

    B. Faktor yang memperberat :

    - Masalah ekonomi, pasien merupakan sumber mata pencarian utamakeluarga

    - Pasien tidak mempunyai pekerjaan tetap- Multiepisode- Pasien tidak teratur minum obat- Kurangnya dukungan keluarga (jarang menjenguk pasien)

    X. PENATALAKSANAAN

    Psikofarmaka :Haloperidol 3 x 5 mg

    Trihexyphenidyl 3 x 2 mg

    Risperidon 2 x 2 mg

  • 7/22/2019 laporan kasus skizofrenia tak terinci

    19/19

    19

    Psikoterapi :- Psikoterapi suportif dengan memberikan kesempatan kepada

    pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien

    bahwa ia sanggup menghadapi masa-masa sulit dan masalah yang

    ada.

    - Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur danmemberikan dukungan kepada pasien bahwa gejala yang dialami

    akan menghilang dan dapat kembali pulang ke rumah apabila

    menurut dokter yang merawat keadaannya sudah membaik.

    - Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidakmenimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar

    gejala yang dialami pasien dapat terkontrol dan pasien dapat

    menjalani kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit.

    - Memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembalimelakukan aktivitas seperti sebelum sakit kalau gejala yang

    dirasakan pasien dapat terkontrol.

    - Memberikan pengetahuan tentang kehidupan beragama,berkeluarga, dan sosial yang baik.

    Sosioterapi :- Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien agar

    mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada

    pasien.

    - Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke poliklinikpsikiatri dan mengambil obat secara teratur setelah selesai rawat

    inap dalam program rawat jalan.

    - Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan danpendidikannya.

    - Memberikan informasi pentingnya activity daily living dalamkehidupannya sehari-hari dan meyakinkan pasien agar mau

    melaksanakan kegiatan tersebut.