13

Click here to load reader

Laporan Kasus Tht

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: Laporan Kasus Tht

BAB IIILAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. Mutia Dewi

Umur : 38 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Bireuen

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Menikah

No. CM : 1-01-91-96

Tanggal Pemeriksaan : 30 Oktober 2014

3.2 Anamnesis

a) Keluhan Utama:

Nyeri dinding atas rongga mulut

b) Keluhan Tambahan

Nyeri kepala

c) Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 bulan

sebelum masuk rumah sakit. Nyeri pada dinding atas rongga mulut

terjadi hilang timbul dan tanpa penyebab yang jelas, tidak dipengaruhi

aktivitas, cuaca maupun makanan. Jika keluhan timbul, pasien

memperingan dengan tidur. Awalnya pasien mengeluh hal yang sama

pada saat pasien remaja dan bertambah berat 3 bulan yang lalu sebelum

masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada kepala ketika

keluhan utama kambuh dalam 2 bulan ini. Nyeri pada kepala seperti

berdenyut-denyut dan menyebar ke seluruh kepala pasien. Pasien

mengganggu aktivitas dan nyeri berkurang apabila pasien tidur. Batuk

berdarah tidak ada. Nyeri pada tenggorokan tidak ada. Riwayat demam

sebelumnya tidak ada.

1

Page 2: Laporan Kasus Tht

d) Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya pada usia 23 tahun,

Hipertensi (-), DM (-).

e) Riwayat Penyakit Keluarga:

Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien dan

tidak ada riwayat penyakit kanker dalam keluarga.

f) Riwayat Pemakaian Obat: disangkal

g) Riwayat Kebiasaan Sosial: merokok (-), alkohol (-)

3.3 Status Lokalis (THT)

Berikut adalah hasil pemeriksaan status lokalis THT terhadap pasien :

Tabel 3.1 Status Lokalis THTPemeriksaan Dextra Sinistra

Preaurikuler Abses negatif,

Fistula preaurikula (-)

Abses negatif,

Fistula preaurikula (-)

Auris DS

CAE Lapang,

Hiperemis (-)

Lapang,

Hiperemis (-)

Serumen Minimal minimal

Sekret (-) (-)

Membran timpani Intak Intak

Refleks cahaya (+) arah jam 5 (+) arah jam 7

Retroaurikuler Abses negatif Abses negatif

Rhinoskopi anterior

Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (+)

Sekret Minimal Minimal

Massa Negatif Negatif

Konka Inf. Eutrofi Eutrofi

Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-)

Pasase udara Lancar Terganggu

Orofaring

Tonsil T1 T1

Kripta Tidak melebar Tidak melebar

2

Page 3: Laporan Kasus Tht

Detritus Negatif Negatif

Perlengketan Negatif Negatif

Sikatrik Negatif Negatif

Faring

Mukosa Tidak hiperemis Tidak hiperemis

Granul Negatif Negatif

Bulging Negatif Negatif

Refleks muntah (+) (+)

Arkus faring Simetris Simetris

Maksilofasial

Simetri (+) (+)

Parese n. Kranialis Negatif Negatif

Massa Negatif Negatif

Hematom Negatif Negatif

KGB coli

Upper juguler Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran

Mid juguler Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran

Lower juguler Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran

Sub mandibula Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran

Sub mental Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran

Supra Klavikula Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran

Dorsum nasi : Dalam batas normal

Palatum : Tidak hiperemis

Gigi-geligi : Caries dentis (-)

Nistagmus : (-)

Mata : Konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

injeksi konjungtiva (-/+)

Leher : Edema (-)

Thoraks : Inspeksi : simetris, retraksi (-)

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor/sonor

3

Page 4: Laporan Kasus Tht

Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Cor : BJ 1 > BJ 2, reguler, bising (-)

Abdomen : Inspeksi : simetris, distensi (+)

Palpasi : soepel, hepar/lien/ginjal tidak teraba

Perkusi : timpani.

Auskultasi : Peristaltik (+) 5x/menit

Ekstremitas : Pucat (-), Udem (-).

3.4 PemeriksaanPenunjang

3.4.1 Foto Thorax PA (13 Agustus 2014)

3.4.2. CT Scan Sinus Paranasal

4

Gambar 3.1 Foto Thorax PA

Kesimpulan : cor dan pulmo dalam batas normal

Page 5: Laporan Kasus Tht

Kesimpulan : Massa di sinus lateralis yang meluas ke lateral dan inferior

menuju cavum oris disertai dengan destruksi os maxilla

dan palatum

Gambar 3.2 CT Scan sinus paranasal

Gambar 3.4 CT Scan sinus paranasal

Gambar 3.3 CT Scan sinus paranasal

3.4.3. Laboratorium darah lengkap

5

Page 6: Laporan Kasus Tht

Tanggal 23 September 2014

Hasil Nilai Rujukan

Hb 13,7 12,0-15,0 g/dL

Ht 39 37 - 47 %

Eritrosit 4,8 4,2-5,4 x 106/mm3

Leukosit 4,6 4,5 – 10,5 x 103/mm3

Trombosit 184 150-450 x 103U/L

Hitung jenisE/B/NS/L/M

4/0/47/39/10 0 - 6% /0 - 2% / 50 – 70% / 20 –

40% /2 – 8%

MCV 81 80 – 100 fL

MCH 29 27 – 31 pg

MCHC 35 32-36 %

LED 35 < 20 mm/jam

GDP 93 60 – 110 mg/dL

Ur/Cr 21/0,50 13 – 43 mg/dL / 0,51 – 0,95

mg/dL

Bilirubin total 1,18 0,3 – 1,2 mg/dL

Bilirubin direct 0,41 < 0,52 mg/dL

SGOT 16 < 31 U/L

SGPT 11 < 34 U/L

Fosfatase alkali

(ALP)

76 42 – 98 U/L

Protein total 7,2 6,4 – 8,3 gr/dL

Albumin 4,20 3,5 – 5,2 g/dL

Globulin 3,00 g/dL

Ct/Bt 7’/3’ 5 – 15 menit / 1 – 7 menit

Urinalisis

Makroskopik :

Berat jenis

pH

Leukosit

Protein

1,025

6,0

Negatif

Negattif

1,003 – 1,030

5,0 -9,0

Negatif

Negatif

6

Page 7: Laporan Kasus Tht

Glukosa

Keton

Nitrit

Urobilinogen

Bilirubin

Darah

Mikroskopik :

Sedimen urin :

Leukosit

Eritrosit

Epitel

Ca carbonat

Negattif

Negattif

Negattif

Negattif

Negattif

Negattif

2 – 3

0 – 1

3 – 5

Positif

Negattif

Negattif

Negattif

Negattif

Negattif

Negattif

3.4.4. Laboratorium Patologi Anatomi (02 Oktober 2014)

Lokalisasi : Aspirasi pada nodul 2x1,5x1 cm, di palatum kiri di

dapat darah 2 tetes

Diagnosa Klinik : Massa cavum nasi sinistra

Makroskopis : Hapusan aspirat tampak ploriferasi sel-sel kolagen

bentuk bulat dengan susunan aciner.

Latar belakang smear massa amorf eosinofilik.

Tidak dijumpai tanda keganasan pada sediaan ini.

Kesimpulan : Suatu adenoma.

3.5 Diagnosa

3.5.1 Diagnosa Banding

1. Carcinoma sinonasal

2. Polip nasi

3. Carcinoma nasofaring

3.5.2 Diagnosa Akhir

Carcinoma sinonasal

7

Page 8: Laporan Kasus Tht

3.6 Penatalaksanaan

1. Supportif :

a.

b.

c.

2. Medikamentosa :

a. Antibiotik : cefotaxim 1 gr/12 jam

b. Anti fibrinolitik : asam traneksamat ampul /8 jam

c. Analgetik : ketorolac ampul/ 8 jam

d. Reseptor histamin h2 antagonis : ranitidin ampul/12 jam

3. Operatif :

Rencana laringektomi total dan selective neck disection dengan persiapan

operasi :

a. Darah lengkap (Tanggal 23 September 2014)

b. Foto Thorax (Tanggal 13 Agustus 2014): cor dan pulmo dalam

batas normal

c. Konsul divisi kardiologi (Tanggal 16 Oktober 2014): tidak ada

kontraindikasi mutlak untuk dilakukan operasi / pembiusan

d. Konsul divisi anestesi (Tanggal 22 Oktober 2014) : ACC anestesi

dengan post operasi ICU, evaluasi di ruang operasi.

Dilaksanakan operasi laringektomi total dan selective neck disection pada

tanggal 28 Oktober 2014. Laporan pembedahan:

Intruksi post operasi :

- IVFD RL 20 gtt/i

- Inj cefotaxim 1 gr/12 jam

- Inj ketorolac 3% amp/8 jam

- Inj Transamin 500 mg/8 jam

- Inj. Ranitidin 1 amp/8 jam

- Flumucyl syr 3 cth II via NGT

- Diet sonde rendah garam

8

Page 9: Laporan Kasus Tht

- NGT dipertahankan sampai 15 hari

- GV pada hari ke 3 post op

- Drain dilepas apabila <5cc

- Dilarang menelan ludah

Follow up post operasi hari pertama:

S/ Sulit bernafas

Vital sign :

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Frekuensi napas : 24 kali/menit

Suhu : 36,8 C

Pemeriksaan fisik

Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-)

Telinga : Pembesaran KGB prearikuler (-/-), CAE lapang,

serumen minimal (+/+), membran timpani intak

(+/+), refleks cahaya (+/+)

Hidung : tidak bisa dinilai, luka tertutup verban

Mulut : Tonsil T1-T1, arcus faring simetris, faring

hiperemis (-)

Leher : pembesaran KGB coli (-)

Thoraks : Kedua hemithoraks simetris, fremitus kanan sama

dengan kiri, perkusi sonor dikedua lapangan paru,

suara nafas vesikular di seluruh lapangan paru tidak

ada suara nafas tambahan.

Jantung : Bunyi jantung I lebih besar dari bunyi jantung II,

regular, bising (-)

Abdomen : Distensi (-), Soepel, Hepar/Lien/renal tidak teraba,

perkusi timpani dan bising usus normal

Assesment :

Post rhinotomi lateral ec ca sinonasal sinistra

9

Page 10: Laporan Kasus Tht

1.7 Prognosis

1. Quo Ad Vitam :

2. Quo Ad Functionam :

3. Quo Ad Sanactionam :

10