168
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Penilaian Status Gizi Pada Mahasiswa Tingkat II Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Gorontalo Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016 (Di Biayai oleh Dana DIPA Tahun 2015/2016) OLEH TIM PELAKSANA KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO JURUSAN GIZI 2016

Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bhhyg

Citation preview

Page 1: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah Penilaian Status Gizi

Pada Mahasiswa Tingkat II

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016

(Di Biayai oleh Dana DIPA Tahun 2015/2016)

OLEH

TIM PELAKSANA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

JURUSAN GIZI

2016

Page 2: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas segala rahmat dan hidayah-Nya bahwa pelaksanaan praktikum

PENILAIAN STATUS GIZI ini telah selesai dilaksanakan. Kegiatan praktikum ini dilaksanakan

dengan tujuan untuk memantapkan pengetahuan teori mahasiswa dalam memahami konsep dan

makna dari perkuliahan mata kuliah itu sendiri melalui suatu kegiatan praktikum. Materi

praktikum yang dilaksanakan adalah sebagian materi yang tercantum dalam silabus dan GBPP

dan diberikan kepada mahasiswa selama lebih kurang 1 semester. Sehubungan dengan hal ini

maka kami selaku Team Teaching Pelaksana praktikum mengucapkan terima kasih kepada :

1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo melalui dana DIPA yang telah

membantu membiayai pelaksanaan praktikum ini.

2. Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo dan Pengelola Laboratorium Kimia

beserta staf yang telah memfasilitasi pelaksanaan praktikum Mata Kuliah Penilaian Status

Gizi untuk Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016.

3. Semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan praktikum ini.

Semoga laporan kegiatan praktikum ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan terutama

dalam pemahaman konsep pada perkuliahan mata kuliah Penilaian Status Gizi bagi mahasiswa.

Gorontalo, Januari 2016

Pelaksana Praktikum

Page 3: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi

Mata kuliah Praktikum Penilaian Status Gizi merupakan salah satu mata kuliah yang

di ajarkan pada mahasiswa Jurusan Gizi dan tercantum dalam kurikulum. Sistem

perkuliahan mata kuliah ini di berikan dalam bentuk teori maupun praktek. Praktikum

Penilaian Status Gizi merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mendekatkan

pemahaman mahasiswa dalam memahami teori-teori yang disampaikan selama perkuliahan.

Unjuk kerja mahasiswa dapat dikembangkan dengan menguasai teori-teori sebelumnya

sehingga mereka dapat membuat prediksi dan mengaplikasikan teori yang diketahui melalui

percobaan.

Manfaat lain dari pelaksanaan praktikum ini adalah meningkatkan kemampuan dan

ketrampilan mahasiswa dalam menggunakan alat-alat antropometri dengan inovasi dan

kreativitas yang memberikan pengetahuan, pengalaman dan sumbangan berarti pada unjuk

kerja mahasiswa selama bekerja di laboratorium.

Materi percobaan yang disajikan umumnya mempunyai relevansi dengan mata kuliah

lain yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Memperhatikan substansi materi Penilaian Status Gizi yang begitu luas, khususnya

dalam hal kegiatan praktikum, membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Sedangkan waktu

yang telah terjadwal tidak mendukung penyelesaian tugas tersebut. Dengan demikian

ditempuh cara yakni dengan menambah jam diluar waktu yang telah dijadwalkan agar dapat

dicapai hasil yang memuaskan dalam rangka mewujudkan rencana program seperti yang

tertuang dalam silabus perkuliahan.

B. Tujuan Kegiatan

1. Tujuan Umum

a. Untuk meningkatkan kemampuan para mahasiswa dalam menerapkan dan

menggunakan alat-alat antropometri

b. Untuk mengembangkan ketrampilan mahasiswa dalam hal menggunakan peralatan

laboratorium yang menunjang berkembangnya daya nalar mahasiswa dalam

menyikapi berbagai hal yang menyangkut pengukuran dan penimbangan

2. Tujuan Khusus

Melalui kegiatan praktikum Penilaian Status Gizi ini diharapkan para mahasiswa dapat

mengamati secara langsung, menginterpretasi, menganalisa dan mampu memahami

bagian dari topik praktikum ini dalam kehidupan sehari-hari khususnya mengenal alat-

alat antropometri

C. Waktu dan Tempat Praktikum

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Akademik 2015/2016

bertempat di Laboratorium Terpadu Jurusan Gizi Poltekkes Gorontalo.

Page 4: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

D. Materi Praktikum

Materi praktikum mengacu pada materi perkuliahan Penilaian Status Gizi berdasarkan

Silabus dan GBPP tahun 2008.

E. Biaya Pelaksanaan

Biaya pelaksanaan kegiatan praktikum ini dibebankan pada anggaran DIPA Jurusan Gizi

Poltekkes Kemenkes Gorontalo Tahun 2015/2016 dengan rincian seperti terlampir pada

proposal.

F. Peserta Praktikum

Peserta Praktikum adalah seluruh mahasiswa tingkat II (Semester III) yang terdaftar di

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Gorontalo yang mengikuti dan memprogramkan mata

kuliah Penilaian Status Gizi Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016.

Page 5: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAMPIRAN – LAMPIRAN :

1. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM

2. DAFTAR HADIR PESERTA PRAKTIKUM

3. DAFTAR NILAI PRAKTIKUM

4. DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK

5. DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM

Page 6: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN : I

Hari/Tanggal : Jumat/ 2015

Materi Praktek : Pengukuran Antropometri

Tujuan Praktek :Mahasiswa mampu menggunakan dan mengukur dengan menggunakan

alat-alat antropometri.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 08.00 – 13.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : Orang

Tidak Hadir * Sakit : Orang

* Izin : Orang

* Alpa : Orang

Hadir : Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Bathroom scale

- Microtoise

- Pita LILA

- Stadiometer

- Infantometer

- Baby Scale

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

Page 7: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Dosen/instruktur mengambil masing-masing alat dan menjelaskan fungsinya

Dosen/instruktur menjelaskan dasar pengelompokkan dan spesifikasi alat-alat

antropometri.

Mahasiswa mengambil alat-alat yang ditanyakan oleh dosen/instruktur

Mahasiswa menjelaskan fungsi alat yang diambil oleh dosen

Mahasiswa mengelompokkan alat antropometri berdasarkan fungsi dan spesifikasinya

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Gambar Alat Nama Alat Fungsi

Bathroom scale Alat untuk mengetahui berat

badan seseorang yang sudah

bisa berdiri

Mikrotoise Alat untuk mengetahui tinggi

badan seseorang yang sudah

bisa berdiri

PITA LILA Alat untuk mengetahui

Lingkar Lengan Atas

seseorang wanita usia subur

dan wanita yang sedang hamil

Stadiometer Alat untuk mengetahui tinggi

badan seorang anak yang

sudah bisa berdiri di atas 24

bulan

Dacin Aalat untuk mengetahui berat

badan pada bayi dengan

ukuran ± 25 kg.

Kaki Tiga Alat untuk meletakan dacin

Page 8: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Baby Scale Alat untuk menimbang berat

badan bayi yang belum bisa

berdiri

Cara kerja

a. Langkah-langkah pengukuran berat badan menggunakan Bathroom Scale.

1) Diletakkan bathroom Scale ditempat yang datar.

2) Diperiksa jarum penunjuk tepat diangka nol.

3) Dilepaskan alas kaki, jaket, topi, dan barang lainya yang dapat mempengaruhi hasil

penimbangan.

4) Dilakukan penimbangan, kemudian dicatat hasil penimbangan. Posisi pengamat/

yang melakukan penimbangan tepat ditengah/ didepan responden yang ditimbang.

b. Langkah-langkah mengukur tinggi badan menggunakan microtoise untuk dewasa.

1) Ditempelkan dengan paku microtoise yang telah tersedia pada dinding yang lurus

datar setinggi tepat 2 meter. Angka menunjukkan 0 (nol) pada gulungan dan lantai

yang datar rata.

2) Dilepaskan alas kaki.

3) Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris-berbaris, kaki

lurus, tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian belakang harus menempel pada

dinding dan muka menghadap lurus dengan pandangan kedepan.

4) Diturunkan mikrotoise sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus lurus

menempel pada dinding.

5) Baca angka pada skala yang tampak pada lubang dalam gulungan microtoise. Angka

tersebut menunjukkan tinggi anak yang diukur.

c. Langkah-langkah mengukur lingkar lengan atas menggunakan lila

1) Yang diukur adalah pertengahan lengan atas yang tidak aktif. Pertengahan ini

dihitung jarak dari siku sampai batas lengan dan baru kemudian dibagi dua.

2) Lengan dalam keadaan tergantung bebas, tidak tertutupi kain atau pakaian.

3) Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur keliling

lingkar lengan, tetapi pita jangan terlalu kuat, ditarik atau terlalu longgar.

d. Langkah mengukur panjang bayi dengan menggunakan lenghtboard

Untuk mengukur panjang bayi, microtoise. Alat ukur panjang bayi. Langkah-langkah

pengukuran sebagai berikut:

1) Alat pengukur diletakkan diatas meja atau tempat yang datar.

2) Bayi dibaringkan lurus didalam alat pengukur. Kepala diletakkan hati-hati sampai

menyinggung bagian atas alat pengukur.

3) Bagian alat pengukur sebelah bawah kaki, harus digeser sehingga dapat

menyinggung telapak kaki bayi, dan skla pada pengukur dapat dibaca.

Page 9: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

e. Langkah-langkah pengukuran berat badan, mengunakan dacin

Periksalah dacin secara seksama, apakah masih kondisi baik atau tidak. Dacin yang

baik adalah apabila bandul dapat bergeser pada posisi skala 0 (0,0 kg), jarum penunjuk

berada dalam posisi seimbang. Setelah alat timbang lainnya (celana/sarung) dipasang

pada dacin, lakukan peneraan, yaitu dengan cara menambahkan beban pada dacin,

misalnya dengan plastik yang berisi pasir.

1) Langkah 1 : Gantunglah dacin pada dahan pohon/palang rumah/penyangga

kaki tiga, dan sejenisnya.

2) Langkah 2 : periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat. tarik batang dacin

ke bawah kuat-kuat.

3) Langkah 3 : sebelum dipakai letakkan bandul geser pada skala nol (0). Batang

dacin dikatikan dengan tali pengaman.

4) Langkah 4 : pasanglah celana timbang/kotak timbang/sarung timbang yang

kosong pada dacin. Ingat bandul geser pada anka nol (0).

5) Langkah 5 : seimbangkanlah berat dacin yang sudah dibebani celana timbang

dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong plastik.

6) Langkah 6 : anak ditimbang dan seimbangkan dacin setelah sebelumnya

dilepaskan sepatu, topi, jaket, atau barang lainnya yang dapat mempengaruhi hasil

penimbangan.

7) Langkah 7 : tentukan berat anak, dengan membaca angka diujung bandul

geser.

8) Langkah 8 : catat hasil penimbangan pada secarik kertas.

9) Langkah 9 : geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam

tali pengaman setelah itu bayi diturunkan.

f. Cara menggunakan baby Scale:

1) Diletakkan babyscale ditempat yang datar.

2) Diperiksa jarum penunjuk tepat diangka 0 (nol).

3) Dilepaskan jaket, topi, dan barang lainnya yang dapat mempengaruhi hasil

penimbangan.

4) Dilakukan penimbangan, kemudian dicatat hasil penimbangan. Posisi pengamat/ yang

melakukan penimbangan tepat ditengah/didepan responden yang ditimbang.

4. Laporan Praktikum

1) Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

2) Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

3) Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

4) Isi Laporan meliputi :

a. Judul Praktikum

Page 10: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

b. Tujuan Praktikum

c. Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum

d. Alat yang digunakan

e. Cara Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Kesimpulan

h. Saran

i. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 11: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN : II

Hari/Tanggal : Jumat /26 September 2012

Materi Praktek : Indeks Antropometri dan intervensi kasus gizi buruk dan bumil KEK

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu memahami dan menggunakan indeks-indeks

antropometri

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : Orang

Tidak Hadir * Sakit : Orang

* Izin : Orang

* Alpa : Orang

Hadir : Orang

Alat dan Bahan :

Alat : Kalkulator, Mikrotoice, bathroom scale, Baby Scale, lenghtboard

Bahan :Intervensi penanganan kasus gizi buruk dan penanganan kasus bumil KEK : Ikan

segar, tepung Maizena, Tepung Terigu, Khong Guan Marie susu, daging ayam,

Jeruk manis, Wortel, Kentang, pepaya, labu siam, daging sapi, dancow 1+ madu

800gr, Minyak kelapa, buncis, telur ayam, seledri, lactogen32 750 gr, biskuit marie

regal, gula pasir, pepaya

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

Page 12: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

- Instruktur memberikan ceramah praktikum,

- Intruktur memberikan kasus kepada mahasiswa

- Mahasiswa menentukan berat badan dan tinggi badan anak atau ibu hamil

- Mahasiswa menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT)

- Mahasiswa menentukan status gizi anak atau ibu hamil dengan menggunakan berbagai

indeks antropometri

- Mahasiswa melakukan konseling tentang intervensi pada anak gizi buruk dan ibu hamil

KEK

3. Syarat kelulusan mata kuliah PSG

Dari mahasiswa yang hadir dan melakukan praktikum mahasiswa yang bisa melakukan

praktikum tersebut dianggap lulus dan yang belum bisa melakukan praktikum dilakukan

pengulangan sampai mahasiswa tersebut bisa. Apabila mahasiswa tersebut tetap tidak bisa

maka mahasiswa mahasiswa tersebut tidak diluluskan dalam mata kuliah ini.

4. Laporan Praktikum

1) Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

a) Laporan Individu

b) Laporan Kelompok

2) Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

3) Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

4) Isi Laporan meliputi :

a. Judul Praktikum

b. Tujuan Praktikum

c. Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum

d. Alat yang digunakan

e. Cara Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Kesimpulan

h. Saran

i. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015/2016

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 13: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN : III

Hari/Tanggal : Jumat/ 2015

Materi Praktek : Penggunaan Buku Grafik Pertumbuhan Anak dan intervensi kasus

obesitas

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu Menggunakan Buku Grafik pertumbuhan anak

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : Orang

Tidak Hadir * Sakit : Orang

* Izin : Orang

* Alpa : Orang

Hadir : Orang

Alat dan Bahan :

Alat : Buku GPA, Pulpen, Pensil, Penggaris

Bahan :Intervensi Penanganan Kasus Obesitas yaitu ikan segar, susu tropicana slim 180

gr, pisang goroho, Sawi hijau, kangkung, ubi jalar, beras, beras merah, kentang,

Wortel, mujair, tempe, Tahu, jeruk manis, apel, gula merah, nenas, jagung muda,

Telur ayam.

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Page 14: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

- Instruktur memberikan ceramah dan contoh praktikum

- Mahasiswa melakukan ploting berat badan menurut umur pada grafik pertumbuhan anak

- Mahasiswa melakukan ploting panjang badan/ tinggi badan menurut umur

- Mahasiswa melakukan ploting Indeks Massa Tubuh menurut umur

- Mahasiwa melakukan konseling intervensi penanganan pada kasus obesitas

4. Isi Laporan meliputi :

a. Judul Praktikum

b. Tujuan Praktikum

c. Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum

d. Alat yang digunakan

e. Cara Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Kesimpulan

h. Saran

i. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas sesudah

praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 15: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN : IV

Hari/Tanggal :Jumat/2015

Materi Praktek : Interpretasi Hasil Pengukuran dan intervensi penanganan sttus gizi

normal

Tujuan Praktek :Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pengukuran antropometri

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : Orang

Tidak Hadir * Sakit : Orang

* Izin : Orang

* Alpa : Orang

Hadir : Orang

Alat dan Bahan :

Alat : Kalkulator, buku standar antropometri penilaian status gizi

Bahan : Intervensi Penanganan status gizi normal : daging sapi, kecap manis, tepung beras,

royco, alpukat, mujair, Minyak kelapa, tahu, Beras, pepaya, pisang gapi, Ayam, selei coklat,

makaroni, gula pasir, agar-agar, ikan segar, tepung sagu, kelapa parut, kraff cheddar 180 gr, daun

singkong, roti tawar, telur ayam.

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Page 16: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Instruktur memberikan ceramah materi praktek

Mahasiwa melakukan perhitungan Z- Score dari kasus yang diberikan

Mahasiswa melakukan konseling intervensi penanganan status gizi normal

4. Laporan Praktikum

1) Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

a) Laporan Individu

b) Laporan Kelompok

2) Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

3) Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

4) Isi Laporan meliputi :

a. Judul Praktikum

b. Tujuan Praktikum

c. Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum

d. Alat yang digunakan

e. Cara Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Kesimpulan

h. Saran

i. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 17: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN : V

Hari/Tanggal : Jumat, 2015

Materi Praktek : Indeks Antropometri (Ambang Batas Status Gizi) dan konseling

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu membaca buku standar antropometri penilaian

status gizi dan melakukan konseling

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : Orang

Tidak Hadir * Sakit : Orang

* Izin : Orang

* Alpa : Orang

Hadir : Orang

Alat dan Bahan :

Alat :

Bahan : kacang hijau, tepung beras, keju, ayam (dada), pepaya, sawi putih, roti tawar, apel,

jeruk manis, kacang panjang, gula pasir, ikan segar, Daging ayam, Telur ayam, bayam, Tahu,

Tempe, Wortel, jagung manis, pisang gapi, labu siam, susu dancow 200 gr.

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Instruktur melakukan ceramah tentah praktikum

Page 18: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Mahasiswa melakukan praktikum dengan cara:

Untuk menentukan BB/U buka standar berat badan menurut umur sesuai dengan

jenis kelamin dan umur anak,kemudian lihat umur anak pada tabel bandingkan

dengan berat badan yang diperoleh dari penimbangan lihat apakah terletak pada

median -1 atau +1 SD, atau +2 SD, atau +3 SD. Tentukan status gizi anak

berdasarkan indeks.

Untuk menentukan TB/U buka standar tinggi badan menurut umur atau panjang

badan menurut umur sesuai dengan jenis kelamin dan umur anak, kemudian lihat

umur anak pada tabel bandingkan dengan tinggi badan yang diperoleh dari

pengukuran lihat apakah terletak pada median – 1 atau + 1 SD, -2 atau +2 SD,

atau -3 atau +3 SD. Tentukan status gizi anak berdasarkan indeks.

Untuk menentukan BB/TB buka standar berat badan menurut tinggi badan sesuai

dengan jenis kelamin dan umur anak, kemudian lihat tinggi badan anak pada tabel

bandingkan dengan berat badan yang diperoleh dari penimbangan dan

pengukuran lihat apakah terletak pada median -1 atau +1 SD, -2 atau +2 SD, atau

-3 atau +3SD. Tentukan status gizi anak berdasarkan indeks

Mahasiwa melakukan konseling dengan bahan makanan yang telah di sediakan

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a. Judul Praktikum

b. Tujuan Praktikum

c. Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum

d. Alat yang digunakan

e. Cara Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Kesimpulan

h. Saran

i. Daftar Pustaka

Page 19: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 20: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN : VI

Hari/Tanggal : Jumat/2015

Materi Praktek : Pengisian Kartu menuju Sehat dan Konseling Intervensi

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu mengisi kartu menuju sehat dan melakukan

konseling

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : Orang

Tidak Hadir * Sakit : Orang

* Izin : Orang

* Alpa : Orang

Hadir : Orang

Alat dan Bahan :

Alat : Alat yang digunakan :

− Buku KMS

− Pulpen

− Baby scale

− Stadiometer

− Bathroom scale

− Microtoa

Bahan : hati sapi, kacang hijau, jagung manis, soun, gula merah, semangka merah, pepaya

california, telur ayam, ayam (dada), wortel, tahu, tempe, ikan segar, beras, pisang gapi, lactogen3

750 gr

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Page 21: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin

2. Mengisi identitas anak dan orang tua pada halaman muka KMS

3. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak

4. Meletakan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak

5. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak

6. Menentukan status pertumbuhan anak

7. Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi

8. Isi kolom pemberian ASI Eksklusif

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a) Judul Praktikum

b) Tujuan Praktikum

c) Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum

d) Alat yang digunakan

e) Cara Kerja

f) Data Hasil Pengamatan

g) Kesimpulan

h) Saran

i) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 22: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN : VII

Hari/Tanggal : Jumat / 2015

Materi Praktek : Penilaian status gizi secara biofisik dan penanganannya

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran status gizi secara biofisik

dan penanganannya.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : Orang

Tidak Hadir * Sakit : Orang

* Izin : Orang

* Alpa : Orang

Hadir : Orang

Alat dan Bahan :

Alat : Ruangan yang Gelap

Bahan : Beras, daun kemangi, tauge, sawi hijau, Labu Kuning, bayam, Tahu, Ketimun,

dancow nutrigold 4 (800 gr), daging sapi, tepung beras, Khong Guan Marie susu, ikan segar,

Minyak kelapa, Seledri, pisang mas, udang, tempe, labu siam, semangka merah, pepaya

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Mahasiswa akan melakukan tes adaptasi pada ruangan gelap dengan cara memasuki

ruangan yang gelap satu per satu.

Page 23: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Dalam ruangan kita mengukur apakah mata orang yang diukur masih normal atau

mengalami kelainan yang diakibatkan oleh kekurangan Vitamin A

Kelainan dapat ditandai dengan tidak dapat melihat sama sekali dalam ruangan tersebut.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a. Judul Praktikum

b. Tujuan Praktikum

c. Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum

d. Alat yang digunakan

e. Cara Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Kesimpulan

h. Saran

i. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 24: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN : VIII

Hari/Tanggal : Jumat/ 2015

Materi Praktek : Intervensi hasil pengukuran KEP secara klinis

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu melakukan deteksi anak KEP secara klinis.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : Orang

Tidak Hadir * Sakit : Orang

* Izin : Orang

* Alpa : Orang

Hadir : Orang

Alat dan Bahan :

Alat : Bathroom Scale, Microtoise, baby scale, lenghtboard

Bahan : Minyak kelapa, Seledri, tepung terigu, Beras, pepaya, pisang gapi, pisang mas, Ayam,

Telur ayam, makaroni, gula pasir, agar-agar, ikan segar, tepung sagu, kacang hijau, kraff cheddar

180 gr, jagung manis, roti tawar, daging sapi, tepung beras, Khong Guan Marie susu, ikan segar

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan, pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Untuk mendeteksi keadaan KEP pada anak dilakukan dengan cara:

Marasmus

Lepaskan seluruh pakaian anak

Page 25: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Lihat apakah anak tersebut tampak sangat kurus tinggal tulang terbungkus kulit Cubit jaringan subkutis lihat apakah sudah keriput, masih ada atau sudah tidak

tercubit Lihat wajah apakah seperti orang tua Tanyakan kepada orang tua apakah anak menderita penyakit kronik seperti diare

kronik, konstipasi serta tanyakan perubahan status mental : cengeng, rewel. Periksa apakah tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang Lakukan penimbangan berat badan anak Catat hasil observasi

Kwashiorkor

Periksa apakah terdapat oedema diseluruh tubuh terutama pada kaki, dan periksa apakah mengalami gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas

Lihat wajah apakah membulat dan sembab Anak disuruh berdiri atau duduk jika berbaring secra terus menerus kemudian

periksa apakah otot-otot mengecil, perut buncit tanda pembesaran hati, pandangan mata anak tanpa sayup

Belai rambut anak lihat apakah kusam seperti rambut jagung dan mudah tercabut Tanyakan kepada orang tua apakah anak menderita penyakit infeksi, anemia dan

diare serta menolak segalan jenis makanan Lakukan penimbangan anak Catat hasil observasi

Marasmus- Kwashiorkor

Gabungan kedua-duanya.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a) Judul Praktikum

b) Tujuan Praktikum

c) Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum

d) Alat yang digunakan

e) Cara Kerja

f) Data Hasil Pengamatan

g) Kesimpulan

h) Saran

i) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Page 26: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 27: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN : IX

Hari/Tanggal : Jumat/ 2015

Materi Praktek : Magang Penilaian Status Gizi

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran antropometri dan menilai

status gizi pada masyarakat dalam hal ini Balita di Puskesmas dan Anak

Sekolah

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : Orang

Tidak Hadir * Sakit : Orang

* Izin : Orang

* Alpa : Orang

Hadir : Orang

Alat dan Bahan :

Alat : Mikrotoise, Bathroom scale, Baby scale, lenghtboard.

Bahan : Grafik pertumbuhan anak baik laki-laki maupun perempuan menurut WHO 2005

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

- Instruktur berkoordinasi dengan lintas sektor

- Mahasiswa melakukan pengukuran atropometri

Page 28: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

- Mahasiswa menilai status gizi anak balita baik yang ada di puskesmas maupun yang ada di

sekolah

- Mahasiswa memploting hasil pengukuran berat badan ke dalam grafik WHO antropometri

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a) Judul Praktikum

b) Tujuan Praktikum

c) Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum

d) Alat yang digunakan

e) Cara Kerja

f) Data Hasil Pengamatan

g) Kesimpulan

h) Saran

i) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 29: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : X

Hari/Tanggal : Sabtu/24 Desember 2011

Materi Praktek : Analisis volumetri dengan metode permanganometri

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan

metode permanganometri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri

dengan reaksi redoks tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 44 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 4 Orang

Hadir : 40 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Klem - Statif

- Erlenmeyer - Pembakar spritus - Kaki tiga

- Alas kasa - Pipet volum - Gelas ukur

- Corong

Bahan : - KMnO4 0,1 N - H2SO4 4N

- Aquadest - Asam Oksalat (H2C2O4)

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Page 30: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Pembakuan larutan standar sekunder kaliumpermanganat (KMnO4)

- Ditimbang asam oksalat sebanyak 50mg

- Ditambahkan 10 mL H2SO4 4N dan 50 mL Aquadest

- Dipanaskan sampai mendidih

- Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terbentuk endapan merah muda

Titrasi blanko

- Aquadest sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

- Ditambahkan 10 ml H2SO4 4N

- Dipanaskan sampai mendidih

- Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terbentuk endapan merah muda

Penetapan kadar asam oksalat

- Sampel Asam oksalat sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer

- Ditambahkan 50 ml Aquadest dan 10 ml H2SO4 4N

- Dipanaskan sampai mendidih

- Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terbentuk endapan merah muda

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

DATA PENGAMATAN

A. Pembakuan larutan KMnO4 dan titrasi blanko

Berat Asam Oksalat

(mg)

Volume KmnO4

(ml)

Blanko

(ml)

50 17,4 0,1

50 17,1 0,1

Rata-rata 17,25 0,1

B. Penentuan kadar sampel

Volume Sampel (ml) Volume KmnO4 (ml)

10 4,7

10 4,5

10 4,0

Rata - rata 4,4

Perhitungan

Dari tabel data hasil pembakuan larutan KMnO4 dan titrasi Blanko, bisa dihitung kadar

KMnO4

N KmnO4 = Berat Asam Oksalat (mg) )

V KmnO4 (setelah dikurangi titrasi blanko) x BE Asam Oksalat

I. N KmnO4 = 50 mg / [(17,4 – 0,1) ml x 63,04 = 0,046 N

II. N KmnO4 = 50 mg / [(17,1 – 0,1) ml x 63,04 = 0,046 N

NRata –rata = (0,046 + 0,046) N / 2 = 0,046 N

Page 31: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Dari tabel data hasil titrasi sampel oleh larutan KMnO4 yang telah dibakukan,

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Vsampel x Nsampel = V KMnO4 x N KMnO4

Nsampel = (V KMnO4 x N KMnO4 ) / Vsampel

1. Nsampel = (4,7 x 0,046) / 10 = 0,02162 N

2. Nsampel = (4,5 x 0,046) / 10 = 0,0207 N

3. Nsampel = (4,0 x 0,046) / 10 = 0,0184 N

NRata-rata = (0,02162 + 0,0207 N +0,0184 N) / 3 = 0,02024 N

Pembahasan Hasil Praktikum

Pada percobaan titrasi reduksi oksidasi Permanganometri ini dilakukan sebanyak 7

kali titrasi, di antaranya 2 kali titrasi pembakuan larutan standar sekunder KMnO4, 2 kali

titrasi blanko pada pembakuan dan 3 kali titrasi penetapan kadar Asam Oksalat

(H2C2O4). Pada titrasi ini, Asam Oksalat ditirasi dalam keadaan panas oleh larutan

KMnO4 yang berwarna ungu pekat. Hal ini dilakukan agar proses untuk mencapai titik

akhir titrasi berlangsung cepat. Namun pada kenyataannya, pada percobaan yang

dilakukan, titik akhir yang normalnya dapat dicapai pada 8 mL – 11 mLKMnO4, bisa

tercapai pada 17 mL KMnO4. Proses terbentuknya larutan berwarna merah muda dinilai

terlalu lama. Hal ini terjadi karena larutan dalam Erlenmeyer yang dititrasi KMnO4 tidak

terlalu panas, sehingga reaksi menjadi lambat. Sumber-sumber kesalahan pada titrasi

permanganometri, antara lain terletak pada larutan pentiter KMnO4 pada buret. Apabila

percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena

sinar akan terurai menjadi MnO2, sehingga pada titik akhir titrasi akan

diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah

rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah

ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4-

dengan Mn2+

MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+

Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah

ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat

karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.

H2C2O4+O2 ↔ H2O2+ 2CO2↑H2O2 ↔ H2O + O2↑

Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk

titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang

dilaksanakan.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

Page 32: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a. Judul Percobaan

b. Tujuan Percobaan

c. Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d. Alat dan Bahan yang digunakan

e. Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h. Kesimpulan

i. Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 33: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : XI

Hari/Tanggal : Rabu/28 Desember 2011

Materi Praktek : Analisis kimia menggunakan metode Iodometri

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan

metode Iodometri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri dengan

reaksi redoks tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 44 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 4 Orang

Hadir : 40 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Klem - Statif

- Erlenmeyer - Pembakar spritus - Kaki tiga

- Alas kasa - Pipet volum - Gelas ukur

- Corong

Bahan : - aluminium foil - aquadest - asam asetat

- asam sulfat 10 % - CuSO4.5H2O - indicator kanji

- kertas perkamen - KI - Vitamin C

- larutan baku Na2S2O3 0,1067N, - larutan baku I2 0,0960N

- tissue

Langkah-langkah Pelaksanaan :

Page 34: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku Iodin 0,1 N

Ditimbang dengan teliti 12,7 Iodin dalam botol timbang

Dimasukkan ke dalam gelas piala.

Ditimbang 18 g KI dan dilarutkan dalam 50 mL air suling.

Ditambahkan ke dalam gelas piala yang berisi 12,7 g Iodin, diaduk hingga semua

iodine larut.

Dipindahkan ke dalam labu ukur, cukupkan volumenya hingga 1000 mL, lalu

dihomogenkan.

Simpan dalam botol tertutup dan berwarna coklat pada tempat yang gelap

Standarisasi larutan Iodin 0,1 N dengan As2O3

Timbang seksama 150 mg As2O3 murni, pindahkan ke dalam gelas piala 400 mL.

Dilarutkan dalam 20 mL NaOH 0,1 N dengan sedikit pemanasan.

Diencerkan dengan 40 mL air suling

Ditambahkan 2 tetes jingga metil dan ditetesi dengan HCl hingga larutan berubah warna

dari kuning menjadi jingga.

Ditambahkan 2 g Natrium Karbonat dan ditambahkan 50 mL air suling.

Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dititrasi dengan larutan Iodin hingga warna biru

yang stabil.

Diulangi perlakuan 2 kali lagi.

Dihitung normalitas larutan Iodin tersebut.(Tiap mL Iodin 0,1 N setara dengan 49,96 mg

As2O3 )

Pembuatan larutan baku Na2S2O3 0,1 N

Dilarutkan 25 g Kristal Natrium Tiosulfat pentahidrat ke dalam 1000 mL air yang baru

saja didihkan dan didinginkan.

Page 35: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Ditambahkan 0,2 g Natrium karbonat sebagai pengawet dan simpan dalam sebuah botol

yang bersih

Standarisasi larutan Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7

Ditimbang secara triplo kalium bikromat murni dan kering masing-masing 200 mg, dan

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 mL.

Dilarutkan dengan 100 mL air suling dan ditambahkan 4 mL asam sulfat pekat.

Ditambahkan 2 g Natrium karbonat, aduk perlahan-lahan.

Ditambahkan 5 g Kalium Iodida yang dilarutkan dalam 5 mL air. Tutup Erlenmeyer

sekitar 3 menit.

Diencerkan dengan air hingga 200 mL.

Dititrasi dengan Natrium tiosulfat sampai warna kuning dari kuning dari Iodium hampir

hilang.

Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dilanjutkan titrasi hingga warna biru hilang. Warna

terakhir akan berwarna hijau zamrud jernih.

Penetapan kadar CuSO4.5H2O secara Iodometri

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Ditimbang sampel CuSO4.5H2O 40 mg lalu dilarutkan dalam 25 mL aquadest kemudian

ditambahkan 3 mL asam asetat.

Ditambahkan KI sebanyak 500 mg

Dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,1067 N hingga berubah warna menjadi kuning

pucat.

Ditambahkan beberapa tetes indicator kanji

Dititrasi lagi dengan Na2S2O3 hingga berubah warna menjadi biru tepat hilang.

Dihitung kadar CuSO4.5H2O

3. Hasil Pengamatan

Data Pengamatan

Sampel Berat sampel Volume Titran Perubahan

CuSO4.5H2O 0,1572 6 Kuning pucat

+ KI 0,5031 3 Biru tepat hilang

Perhitungan

Mg rek sampel = Mg rek larutan baku

Mg/BE = V.N

Mg = V. N. BE

= 6.0,1067.249,68

= 159,84 mg

= 0,1598 g

% kadar = Berat praktek / Berat teori×100%

= 0,1598 / 0,1572 ×100 %

= 101,65 %

Page 36: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Pembahasan Hasil Praktikum

Iodometri adalah cara analisa volumetric secara tidak langsung untuk zat-zat reduktor

seperti garam besi (III), tembaga (II) dimana zat-zat oksidator ini direduksi lebif dahulu

dengan KI, dan iodin yang dihasilkan dalam jumlah yang setara dititrasi kembali dengan

larutan baku Na2S2O3.

Dalam praktikum iodimetri, sampel yang ditentukan kadarnya adalah CuSO4.5H2O

dengan metode titrasi tidak langsung. Langkah awal dalam percobaan ini yaitu ditimbang

sebanyak 0,1572 g lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan asam

asetat 2 mL, kemudian ditambahkan 2 mL KI 0,5031 g .

Penambahan ini dengan maksud untuk membebaskan ion Iodida dari KI sehingga

penambahan ini dapat bereaksi dengan asam sulfat yang dibebaskan dari cuprii sulfat.

Selain itu juga penambahan asam asetat untuk yaitu untuk memberi suasana asam pada

larutan tersebut. Selanjutnya pada sampel CuSO4.5H2O ini yang bersifat oksidator kuat

akan direduksi dengan kalium iodida berlebihan. Setelah itu dititrasi dengan

Na2S2O3 0,0987 N sampai larutan berwarna kuning pucat. Adapun penambahan indikator

kanji harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi, agar amilum tidak membungkus

Iod dan menyebabkan sangat sukar lepas kembali. Hal ini akan berakibat warna biru sulit

lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Setelah penambahan indikator kanji,

lalu dititrasi kembali dengan larutan baku NaS2O3 sampai larutan menjadi bening.

Adapun alasan dilakukan titrasi kembali, yakni :

1. Ketika I2 masih banyak, otomatis ketika penambahan langsung dengan indikator kanji

maka akan menyebabkan ikatan yang terbentuk menjadi sukar untuk terlepas.

2. Dengan iod memberi sesuatu yang kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga

kanji tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a. Judul Percobaan

b. Tujuan Percobaan

c. Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d. Alat dan Bahan yang digunakan

e. Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

Page 37: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

g. Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h. Kesimpulan

i. Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : XII

Hari/Tanggal : Sabtu/31 Desember 2011

Materi Praktek : Analisis kimia menggunakan metode Iodimetri

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan

metode Iodimetri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri dengan

reaksi redoks tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 44 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 4 Orang

Hadir : 40 Orang

Page 38: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Klem - Statif

- Erlenmeyer - Pembakar spritus - Kaki tiga

- Alas kasa - Pipet volum - Gelas ukur

- Corong

Bahan : - aluminium foil - aquadest - asam asetat

- asam sulfat 10 % - CuSO4.5H2O - indicator kanji

- kertas perkamen - KI - Vitamin C

- larutan baku Na2S2O3 0,1067N, - larutan baku I2 0,0960N

- tissue

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku Iodin 0,1 N

Ditimbang dengan teliti 12,7 Iodin dalam botol timbang

Dimasukkan ke dalam gelas piala.

Ditimbang 18 g KI dan dilarutkan dalam 50 mL air suling.

Ditambahkan ke dalam gelas piala yang berisi 12,7 g Iodin, diaduk hingga semua

iodine larut.

Dipindahkan ke dalam labu ukur, cukupkan volumenya hingga 1000 mL, lalu

dihomogenkan.

Simpan dalam botol tertutup dan berwarna coklat pada tempat yang gelap

Standarisasi larutan Iodin 0,1 N dengan As2O3

Timbang seksama 150 mg As2O3 murni, pindahkan ke dalam gelas piala 400 mL.

Dilarutkan dalam 20 mL NaOH 0,1 N dengan sedikit pemanasan.

Page 39: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Diencerkan dengan 40 mL air suling

Ditambahkan 2 tetes jingga metil dan ditetesi dengan HCl hingga larutan berubah

warna dari kuning menjadi jingga.

Ditambahkan 2 g Natrium Karbonat dan ditambahkan 50 mL air suling.

Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dititrasi dengan larutan Iodin hingga warna biru

yang stabil.

Diulangi perlakuan 2 kali lagi.

Dihitung normalitas larutan Iodin tersebut.(Tiap mL Iodin 0,1 N setara dengan 49,96

mg As2O3 )

Pembuatan larutan baku Na2S2O3 0,1 N

Dilarutkan 25 g Kristal Natrium Tiosulfat pentahidrat ke dalam 1000 mL air yang baru

saja didihkan dan didinginkan.

Ditambahkan 0,2 g Natrium karbonat sebagai pengawet dan simpan dalam sebuah

botol yang bersih

Standarisasi larutan Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7

Ditimbang secara triplo kalium bikromat murni dan kering masing-masing 200 mg,

dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 mL.

Dilarutkan dengan 100 mL air suling dan ditambahkan 4 mL asam sulfat pekat.

Ditambahkan 2 g Natrium karbonat, aduk perlahan-lahan.

Ditambahkan 5 g Kalium Iodida yang dilarutkan dalam 5 mL air. Tutup Erlenmeyer

sekitar 3 menit.

Diencerkan dengan air hingga 200 mL.

Dititrasi dengan Natrium tiosulfat sampai warna kuning dari kuning dari Iodium

hampir hilang.

Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dilanjutkan titrasi hingga warna biru hilang.

Warna terakhir akan berwarna hijau zamrud jernih.

Penetapan kadar Vitamin C secara Iodometri

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Ditimbang sampel Vitamin C 40 mg lalu dilarutkan dalam 20 mL aquadest.

Dititrasi dengan larutan baku I2 0,5048N hingga berubah warna menjadi kuning pucat.

Ditambahkan beberapa tetes indicator kanji

Dititrasi lagi dengan I2 hingga berubah warna menjadi biru tepat hilang.

Dihitung kadar Vitamin C.

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

DATA PENGAMATAN

Pembakuan I2

Vol I2 Volume Na2S2O3

10 ml 11ml

10 ml 10,2ml

Rata rata 10,6ml

Page 40: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Perhitungan

V1 . N = V2 . N2

10. N1 = 10,6 . 0,4762.

  N1 = 0,5048N (I2)

Pembakuan Na2S2O3

Vol K2Cr2O7 Volume Na2S2O3

10 ml 2,2ml

10 ml 2ml

Rata rata 2,1ml

Perhitungan

V1 . N1 = V2 .N2

10 .0,1 = 2,1 . N2

N2 = 0,4762 N (Na2S2O3)

Penentuan kadar sampel”Vit C”

Berat Sampel Volume I2

0,4gr 11,2ml

0,4gr 11ml

Rata-rata 11,1ml

Perhitungan

% kadar Vitamin C yaitu :

% Kadar = V (ml) x N x BE x 100 %

Bs

% Kadar = 11,1 ml x 0,5048 N x 0,008806 x 100%

0,4 g

% Kadar = 123,3 %

Pembahasan Hasil Praktikum

Iodimetri merupakan metoda titrasi atau volumetri yang pada  penentuan atau

penetapan berdasar pada jumlah I2 (iodium)  yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk

dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida (I-).

Dalam praktikum iodimetri, sampel yang ditentukan kadarnya adalah Vitamin C

dengan metode titrasi langsung. Langkah awal dalam percobaan ini yaitu ditimbang

sebanyak 0,4 g lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan 100 ml air

Page 41: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

bebas karbon dioksida dan 25 ml asam sulfat encer. titrasi dengan larutan baku Iodium

0,5048 N menggunakan indikator kanji. Titrasi dihentikan ketika warna biru oleh

kompleks iodium-amilum(kanji) terlepas sehingga berubah warna dari warna biru tua

hingga bening.

Pada titrasi iodometri-iodimetri terdapat banyak sekali kesalahan yaitu pada saat

titik akhir tercapai dan  kadar yang didapat.hal ini dikarenakan:

1. Sifat I2 yang mudah menguap,sehingga sangat tidak stabil

2. Larutan kanji mudah  terurai oleh bakteri

3. Pada saat pengenceran sampel,sampel terlalu encer sehingga sulit menentukan titik

akhir

Jadi pada titrasi iodometri-iodimetri titrasi harus benar-benar tertutup dan perlu

diperhatikan perlakuan terhadap larutan pentiter maupun zat yang di titer.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a. Judul Percobaan

b. Tujuan Percobaan

c. Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d. Alat dan Bahan yang digunakan

e. Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h. Kesimpulan

i. Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

Page 42: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

PERTEMUAN : XIII

Hari/Tanggal : Rabu/4 Januari 2012

Materi Praktek : Analisis kimia menggunakan metode Argentometri secara Mohr

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan

metode Argentometri secara Mohr dan mampu mempraktekan analisis

Volumetri dengan reaksi redoks tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 44 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 4 Orang

Hadir : 40 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Klem - Statif

- Erlenmeyer - Pembakar spritus - Kaki tiga

- Alas kasa - Pipet volum - Gelas ukur

- Corong

Bahan : - aluminium foil - aquadest - AgNO3

- NaCl - indikator K2CrO4 - tissue

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku AgNO3,1 N

Page 43: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Dipipet 10 ml larutan standar NaCl menggunakan pipet volume

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 1 ml indikator K2CrO4

Dititrasi dengan larutan AgNO3

Dikocok kuat menjelang titik akhir sampai terbentuk endapan merah bata

Dilakukan secara duplo

Penentuan kadar sampel

Dilakukan pengenceran sampel

Dipipet 10 ml larutan standar NaCl menggunakan pipet volume

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 1 ml indikator K2CrO4

Dititrasi dengan larutan AgNO3

Dikocok kuat menjelang titik akhir sampai terbentuk endapan merah bata

Dilakukan secara duplo

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

DATA PENGAMATAN

Pembakuan larutan AgNO3

Volume NaCl Volume AgNO3

10 ml 13,5 ml

10 ml 13 ml

Rata- rata 13,25 ml

 V1 x N1 = V2 x N2

10 x 0,03 = 13,5 x N2

0,0222 = N2

 V1 x N1 = V2 x N2

10 x 0,03 = 13 x N2

0,0230 = N2

Kadar AgNO3 = 0,0222 + 0,0230 = 0,0226 N

Page 44: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

2

Penentuan Kadar Sampel

Volume Sampel Volume AgNO3

10 ml 20,8 ml

10 ml 22,5 ml

10 ml 23 ml

Rata-rata 22,1 ml

  V1 x N1 = V2 x N2

10 x N1 = 20,8 x 0,0226

N1 = 0,047008

  V1 x N1 = V2 x N2

10 x N1 = 22,5 x 0,0226

N1 = 0,05085

  V1 x N1 = V2 x N2

10 x N1 = 23 x 0,0226

N1 = 0,05198

Kadar sampel = 0,047008 + 0,05085 + 0,05198

3

= 0,149838 / 3

= 0,049946 N

Pembahasan Hasil Praktikum

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu

larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.

Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+ sebagai

indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk

endapan putih.

Argentometri merupakan analisis volumetri berdasarkan atas reaksi pengendapan

dengan menggunakan larutan standar argentum. Atau dapat juga diartikan sebagai cara

pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau kadar Ag+ itu sendiri dari reaksi

terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO3.

Page 45: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Larutan AgNO3 dan larutan NaCl, pada awalnya masing-masing merupakan larutan

yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambah dengan garam natrium bikarbonat

yang berwarna putih, larutan tetap jernih tidak berwarna, dan garam tersebut larut dalam

larutan. Penambahan garam ini dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam ataupun

terlalu basa, atau dapat dikatakan garam ini sebagai buffer. Larutan kemudian berubah

menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang merupakan indikator.

Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk endapan berwarna putih yang

merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan AgNO3, sementara jumlah

AgNO3 masih ada, maka AgNO3kemudian bereaksi dengan indikator K2CrO4 membentuk

endapan Ag2CrO4 yang berwarna krem.

Dalam titrasi ini, titrasi perlu dilakukan secara cepat dan pengocokan harus juga

dilakukan secara kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO yang menyebabkan titik akhir

titrasi menjadi sulit tercapai.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a. Judul Percobaan

b. Tujuan Percobaan

c. Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d. Alat dan Bahan yang digunakan

e. Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h. Kesimpulan

i. Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 46: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : XIV

Hari/Tanggal : Sabtu/7 Januari 2012

Materi Praktek : Analisis kimia menggunakan metode Argentometri secara Volhard

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan

metode Argentometri secara Volhard dan mampu mempraktekan analisis

Volumetri dengan reaksi redoks tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 44 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 4 Orang

Hadir : 40 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Klem - Statif

- Erlenmeyer - Pembakar spritus - Kaki tiga

- Alas kasa - Pipet volum - Gelas ukur

- Corong

Bahan : - aluminium foil - aquadest - AgNO3

- NaCl - indikator K2CrO4 - tissue.

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Page 47: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku AgNO3,1 N

Dipipet 10 ml larutan standar NaCl menggunakan pipet volume

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 1 ml indikator K2CrO4

Dititrasi dengan larutan AgNO3

Dikocok kuat menjelang titik akhir sampai terbentuk endapan merah bata

Dilakukan secara duplo

Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur

Ditimbang 1 gram garam dapur

Dilarutkan dengan air suling, dimasukkan dalam labu takar 100 ml dan impitkan

sampai tanda batas

Dipipet 25ml larutan contoh dan dimasukkan ke dalam labu takar 100ml.

Ditambahkan 50 ml AgNO3 0,1 M encerkan sampai tanda batas.

Dikocok sampai homogen dan disaring

Dipipet air saringan 50 ml, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

Dibubuhi 10 ml HNO3 4 ml dan 5 ml indikator Fe3+

Kelebihan AgNO3 dititras dengan larutan standar KSCN 0,1 M

Dilakukan secara duplo

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

DATA PENGAMATAN

Dik : N AgNO3 = 0,1 N

V NaCl = 25 ml

Percobaan 1

Hasil dari percobaan 1 didapatkan V AgNO = 3,2 ml

Percobaan 2

Hasil dari percobaan 2 didapatkan V AgNO = 3,2 ml

Maka V rata-rata = (3,2+3,2) / 2

= 3,2 ml

Maka N NaCl adalah

V1.N1 = V2. N2

3,2 . 0,1 = 25 N2

N2 = (3,2 . 0,1) / 25

N2 = 0,0128

N2 = 1,28 X 10-2 N

Jadi N NaCl = 1,28 X 10-2 N

Page 48: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Pembahasan Hasil Praktikum

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu

larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.

Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+ sebagai

indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk

endapan putih.

Argentometri merupakan analisis volumetri berdasarkan atas reaksi pengendapan

dengan menggunakan larutan standar argentum. Atau dapat juga diartikan sebagai cara

pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau kadar Ag+ itu sendiri dari reaksi

terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO3.

Larutan AgNO3 dan larutan NaCl, pada awalnya masing-masing merupakan larutan

yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambah dengan garam natrium bikarbonat

yang berwarna putih, larutan tetap jernih tidak berwarna, dan garam tersebut larut dalam

larutan. Penambahan garam ini dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam ataupun

terlalu basa, atau dapat dikatakan garam ini sebagai buffer. Larutan kemudian berubah

menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang merupakan indikator.

Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk endapan berwarna putih yang

merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan AgNO3, sementara jumlah

AgNO3 masih ada, maka AgNO3 kemudian bereaksi dengan indikator K2CrO4 membentuk

endapan Ag2CrO4 yang berwarna krem.

Dalam titrasi ini, titrasi perlu dilakukan secara cepat dan pengocokan harus juga

dilakukan secara kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO yang menyebabkan titik akhir

titrasi menjadi sulit tercapai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Parameter-parameter yang penting adalah:

1. Temperatur: Kelarutan bertambah dengan naiknya temperatur. Kadangkala endapan yang

baik terbentuk pada larutan panas, tetapi jangan dilakukan penyaringan terhadap larutan panas

karena pengendapan dipengaruhi oleh faktor temperatur.

2. Sifat pelarut: Garam-garam anorganik lebih larut dalam air. berkurangnya kelarutan di

dalam pelarut organik dapat digunakan sebagai dasr pemisahan dua zat.

3. Efek ion sejenis: Kelarutan enddapan dalam air berkurang jika larutan

tersebut mengandung satu ion-ion penyusun endapan, sebab pembatasan Ksp. Baik kation

maupun anion yang ditambahkan, mengurangi konsentrasi ion penyusun endapan sehingga

endapan garam bertambah. Suatu endapan umumnya lebih dapat larut dalam air mumi

daripada dalam suatu larutan yang mengandung salah satu ionendapan. Pentingnya efek ion

sejenis dalam mengendapkan secara lengkap dalam  analisis kuantitatif  akan  tampak 

dengan  mudah. 

Dalam mencuci endapan di mana susut karena melarut mungkin cukup berarti. Dapatlah

digunakan suatu ion sejenis dalam cairan pencuci untuk mengurangi kelarutan. Ion itu harus

juga ion dari zat pengendap, dan tentu saja bukan ion yang sedang diselidiki. 4. Efek ion-ion

lain: Beberapa endapan bertambah kelarutannya bila dalam larutan terdapat garam-garam

yang berbeda dengan endapan. Hal ini disebut sebagai efek garam netral atau efek aktivitas.

Page 49: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Semakin kecil koef sien aktivitas dari dua buah ion, semakin besar hasil kali konsentrasi

molar ion-ion yang dihasilkan.

4. Pengaruh hidrolisis: jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan

perubahan (H+). Kation dari spesies gararn mengalami hidrolisis sehingga menambah

kelarutannya.

5. Pengaruh kompleks: Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fimgsi konsentrasi zat

lain yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut.

Reaksi yang menghasilkan endapan dapat dimanfaatkan untuk analisissecara titrasi jika

reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik akhir dapat dideteksi. Beberapa reaksi

pengendapan berlangsung lambat dan mengalami keadaan lewat jenuh.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a. Judul Percobaan

b. Tujuan Percobaan

c. Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d. Alat dan Bahan yang digunakan

e. Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h. Kesimpulan

i. Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 50: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : I

Hari/Tanggal : Jumat/25 November 2011

Materi Praktek : Pengenalan alat dalam analisis kimia

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dan penggolongan alat kimia

serta mampu menggunakan alat kimia tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B/ I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : 1 Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 8 Orang

Hadir : 36 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Erlenmeyer - Beker gelas - Buret

- Corong - Labu ukur - Gelas ukur

- Pipet volume - Pipet tetes - Batang pengaduk

- Tabung reaksi - Spatula - Kaki tiga

- Kawat kassa - Rak tabung - Statif & Klem

- Pemanas spritus - Neraca analitik

Bahan : - Aquadest

Langkah-langkah Pelaksanaan :

Page 51: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Dosen/instruktur mengambil masing-masing alat dan menjelaskan fungsinya

Dosen/instruktur menjelaskan dasar pengelompokkan dan spesifikasi alat-alat kimia.

Mahasiswa mengambil alat-alat yang ditanyakan oleh dosen/instruktur

Mahasiswa menjelaskan fungsi alat yang diambil oleh dosen

Mahasiswa menjelaskan spesifikasi alat yang ditentukan oleh dosen

Mahasiswa mengelompokkan alat kimia berdasarkan fungsi dan spesifikasinya

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Gambar Alat Nama Alat Fungsi

Erlenmeyer Tempat membuat larutan.

Dalam membuat larutan

erlenmeyer yang selalu

digunakan.

Beaker glass / gelas

kimia

Tempat untuk menyimpan

dan membuat larutan. Beaker

glass memiliki takaran namun

jarang bahkan tidak

diperbolehkan untuk

mengukur volume suatu zat

Page 52: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

ciar.

Corong Corong dibagi menjadi dua

jenis yakni corong yang

menggunakan karet atau

plastik dan corong yang

menggunakan gelas. Corong

digunakan untuk memasukan

atau memindah larutan dari

satu tempat ke tempat lain dan

digunakan pula untuk proses

penyaringan setelah diberi

kertas saring pada bagian atas.

Buret Digunakan untuk titrasi, tapi

pada keadaan tertentu dapat

pula digunakan untuk

mengukur volume suatu

larutan.

Labu ukur Untuk membuat dan atau

mengencerkan larutan dengan

ketelitian yang tinggi.

Gelas Ukur Untuk mengukur volume

larutan. Pada saat praktikum

dengan ketelitian tinggi gelas

ukur tidak diperbolehkan

untuk mengukur volume

larutan. Pengukuran dengan

ketelitian tinggi dilakukan

menggunakan pipet volume.

Pipet ukur Untuk mengukur volume

larutan

Page 53: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Pipet Volum/ gondok Digunakan untuk mengambil

larutan dengan volume

tertentu sesuai dengan label

yang tertera pada bagian pada

bagian yang menggembung.

Pipet tetes Untuk meneteskan atau

mengambil larutan dengan

jumlah kecil.

Batang pengaduk Untuk mengocok atau

mengaduk suatu baik akan

direaksikan mapun ketika

reaksi sementara berlangsung.

Tabung Reaksi Untuk mereaksikan dua atau

lebih zat.

Spatula Untuk mengambil bahan-

bahan kimia dalam bentuk

padatan, misalnya dalam

bentuk kristal. Untuk zat-zat

yang bereaksi dengan logam

digunakan spatula plastik

sedangkan zat-zat yang tidak

bereaksi dengan dengan

logam dapat digunakan

spatula logam.

Kaki tiga Kaki tiga sebagai penyangga

pembakar spirtus.

Kawat kasa Sebagai alas atau untuk

menahan labu atau beaker

pada waktu pemanasan

menggunakan pemanas

spiritus atau pemanas bunsen

Page 54: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Rak tabung Tempat tabung reaksi.

Biasanya digunakan pada saat

melakukan percobaan yang

membutuhkan banyak tabung

reaksi. Numun dalam

mereaksikan zat yang

menggunakan tabung reaksi

sebaiknya menggunakan rak

tabung reaksi demi keamanan

diri sendiri maupun orang

lain.

Klem dan statif Sebagai penjepit, misalnya:

· Untuk menjepit soklet pada

proses ekstraksi

· Menjepit buret dalam proses

titrasi

· Untuk menjepit kondensor

pada proses destilasi

Pemanas spiritus Untuk membakar zat atau

memmanaskan larutan.

Neraca analitik Untuk menimbang massa

suatu zat. Tingkat ketelitian

lebih tinggi neraca di atas.

Pembahasan Hasil Praktikum

Pada praktek pengenalan alat – alat dalam analisis kimia hal yang dilakukan adalah

mengambil alat-alat kimia sesuai dengan namanya, dapat menjelaskan fungsi dari masing-

masing alat tersebut, mampu menjelaskan spesifikasinya dan mampu mengelompokkan alat-alat

tersebut berdasarkan fungsi dan spesifikasinya. Pengelompokkan berdasarkan fungsi

pengukurannya dibagi menjadi 2 yaitu alat ukur volume dan alat ukur berat. Berdasarkan

penggunaannya dibagi menjadi alat untuk analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Page 55: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Fungsi dan spesifikasi alat-alat yang terdapat dalam laboratorium kimia seperti beaker

glass yang berfungsi sebagai Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass

memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat

cair, gelas ukur untuk mengukur volume larutan. Pada saat praktikum dengan ketelitian tinggi

gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian

tinggi dilakukan menggunakan pipet volume, digunakan untuk mengambil larutan dengan

volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung

serta alat lainnya.

Kendala yang terjadi dalam praktikum ini yaitu keterbatasannya alat yang tersedia

dalam laboratorium serta ketidakmampuan mahasiswa untuk mengambil, menjelaskan fungsi

serta spesifikasi alat kimia tersebut dan belum tepat dalam mengelompokkan dan menggunakan

alat tersebut.

4. Laporan Praktikum

1) Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

a. Laporan Individu

b. Laporan Kelompok

2) Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

3) Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

4) Isi Laporan meliputi :

a. Judul Percobaan

b. Tujuan Percobaan

c. Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d. Alat dan Bahan yang digunakan

e. Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h. Kesimpulan

i. Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Page 56: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : II

Hari/Tanggal : Sabtu/26 November 2011

Materi Praktek : Analisis Kualitatif

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip Analisis Kualitatif dan mampu

mempraktekan prinsip Analisis Kualitatif tersebut

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 08.00 – 12.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : 1 Orang

* Izin : - Orang

Page 57: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

* Alpa : 8 Orang

Hadir : 36 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Tabung reaksi - Rak tabung reaksi - Gelas kimia

- Pipet tetes - Kertas saring

Bahan : - Larutan sampel - HCl - K2CrO4

- H2SO4 - Alkohol - KI

- NaOH - KSCN - K4Fe(CN)6

- HgCl2 - Aluminium foil - Aquades

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Uji Kation Ag+

- Masing – masing dimasukkan dalam tabung reaksi

- Masing – masing ditambahkan HCl

- Diamati perubahannya jika terdapat endapan

- Dicatat

- Ketiga larutan tidak menghasilkan endapan

Page 58: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Uji Kation Pb2+

A. Cara pertama

- Dimasukkan dalam tabung reaksi

- Ditambahkan K2CrO4

- Diamati perubahan warnanya

- Diamati proses pembentukan endapannya

- Ketiga larutan tidak menghasilkan endapan

B. Cara kedua

- Dimasukkan dalam tabung reaksi

- Ditambahkan H2SO4

- Ditambahkan alkohol

- Diamati perubahan warnanya

- Diamati proses pembentukan endapannya

- Ketiga larutan tidak menghasilkan endapan

Uji Kation Bi3+

A. Cara pertama

- Diteteskan pada kertas saring

- Diteteskan larutan KI pada kertas saring

- Diamati perubahan warnanya

- Tidak ada perubahan warna

B. Cara kedua

- Dimasukkan dalam tabung reaksi

- Ditambahkan NaOH

- Diamati perubahan warnanya

- Diamati proses pembentukan endapannya

- Larutan keruh dan terdapat endapan putih

Uji Kation Fe3+

A. Cara pertama

- Dimasukkan dalam tabung reaksi

- Ditambahkan KSCN

- Diamati perubahan warnanya

- Diamati proses pembentukan endapannya

- Tidak ada perubahan warna dan tidak terbentuk endapan

B. Cara kedua

Page 59: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

- Dimasukkan dalam tabung reaksi

- Ditambahkan K4Fe(CN)6

- Diamati perubahan warnanya

- Diamati proses pembentukan endapannya

- Tidak ada perubahan warna dan tidak terdapat endapan

Uji kation Sn2+

- Dimasukkan dalam tabung reaksi

- Ditambahkan HgCl2

- Diamati perubahan warnanya

- Diamati proses pembentukan endapannya

- Tidak ada perubahan warna dan tidak terbentuk endapan

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

DATA PENGAMATAN

Pengujian Kation Ag+

No. Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Air bor + HCl Tidak terbentuk endapan

2 Air sungai + HC Tidak terbentuk endapan

3 Air sumur + HCl Tidak terbentuk endapan

Pengujian Kation Pb2+

No. Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Air bor + K2CrO4 Tidak terbentuk endapan

2 Air sungai + K2CrO4 Tidak terbentuk endapan

3 Air sumur + K2CrO4 Tidak terbentuk endapan

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Air bor + H2SO4 Tidak terbentuk endapan

2 Air sungai + H2SO4 Tidak terbentuk endapan

3 Air sumur + H2SO4 Tidak terbentuk endapan

Pengujian Kation Bi3+

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Air bor + KI pada kertas saring Tidak terbentuk endapan

2 Air sungai + KI pada kertas saring Tidak terbentuk endapan

3 Air sumur + KI pada kertas saring Tidak terbentuk endapan

No Perlakuan Hasil Pengamatan

Page 60: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

1 Air bor + NaOH Tidak terbentuk endapan

2 Air sungai + NaOH Tidak terbentuk endapan

3 Air sumur + NaOH Tidak terbentuk endapan

Pengujian Kation Fe3+

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Air bor + KSCN Tidak terbentuk endapan

2 Air sungai + KSCN Tidak terbentuk endapan

3 Air sumur + KSCN Tidak terbentuk endapan

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Air bor + NaOH Tidak terbentuk endapan

2 Air sungai + NaOH Tidak terbentuk endapan

3 Air sumur + NaOH Tidak terbentuk endapan

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Air bor + K4Fe(CN)6 Tidak terbentuk endapan

2 Air sungai + K4Fe(CN)6 Tidak terbentuk endapan

3 Air sumur + K4Fe(CN)6 Tidak terbentuk endapan

Pengujian Kation Fe3+

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Air bor + HgCl2 Tidak terbentuk endapan

2 Air sungai + HgCl2 Tidak terbentuk endapan

3 Air sumur + HgCl2 Tidak terbentuk endapan

Reaksi yang terjadi :

1. Uji kation Ag+

Air + HCl larutan HCl, tidak ada endapan

Air sungai + HCl larutan HCl, tidak ada endapan

Air laut + HCl larutan HCl, bening. Tidak ada endapan.

2. Uji kation Pb2+

Air + K2CrO4 larutan K2CrO4 Tidak ada endapan

Air sungai + K2CrO4 larutan K2CrO4 Tidak ada endapan

Air laut + K2CrO4 larutan K2CrO4 Tidak ada endapan

Air + H2SO4 + alkohol larutan bening tidak ada endapan

Air sungai + H2SO4 + alkohol larutan bening, tidak ada endapan

Air laut + H2SO4 + alkohol larutan bening tidak ada endapan

Page 61: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

3. Uji kation Bi3+

Air + KI pada kertas saring tidak ada perubahan warna

Air sungai + KI pada kertas saring tidak ada perubahan warna

Air laut + KI pada kertas saring tidak ada perubahan warna

Air + NaOH terdapat endapan Bi, larutan keruh

Air sungai + NaOH terdapat endapan Bi, larutan keruh

Air laut + NaOH terdapat endapan Bi, larutan keruh

4. Uji kation Fe3+

Air + KSCN Tidak ada endapan

Air sungai + KSCN Tidak ada endapan

Air laut + KSCN Tidak ada endapan.

Air + K4Fe(CN)6 Tidak ada endapan

Air sungai + K4Fe(CN)6 Tidak ada endapan

Air laut + K4Fe(CN)6 Tidak ada endapan.

5. Uji kation Sn2+

Air + HgCl2 Tidak ada endapan

Air sungai + HgCl2 Tidak ada endapan

Air laut + HgCl2 Tidak ada endapan

PEMBAHASAN

Kation merupakan ion bermuatan positif. Dalam analisa kation dikenal adanya analisa

pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi

pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa

dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam

air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan.

Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu analisis kualitatif

yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang belum

diketahui zatnya serta analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan

jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu sampel. Analisis kualitatif ada dua aspek penting

yaitu pemisahan dan identifikasi dimana kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat

penguapan, dan ekstraksi. Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation

secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti masing-masing golongan ke dalam

sub golongan dan komponen-komponennya.

Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik kali adalah uji kation. Percobaan

ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat dalam suatu sampel melalui uji

spesifik. Larutan sampel yang digunakan dalam percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai

dan air laut. Ketiga larutan sampel tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang

terkandung didalamnya melalui penambahan Reagen yang spesifik dari masing – masing kation

tersebut. Reagen yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan

sampel yang telah disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH, K4Fe(CN)6 dan HgCl2.

Page 62: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat dalam konsentrasi dan komposisi

tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan endapan ataupun perubahan warna yang

menunjukkan adanya kandungan kation-kation tersebut di dalam larutan sampel yang

digunakan.

Kation yang diidentifikasi keberadaannya dalam setiap sampel adalah kation Ag+, Fe3+,

Bi3+, Pb2+, dan Sn2+. Reaksi berlangsung setelah penambahan reagen (pereaksi) tertentu yang

akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik untuk ion-ion

yang diidentifikasi dalam setiap sampel. Adapun percobaan yang telah dilakukan dalam uji

kation ini adalah dengan penambahan larutan HCl 2 M untuk menguji kation Ag+, penambahan

larutan K2CrO4 dan H2SO4 untuk menguji kation Pb2+, reagen KI dan NaOH pada uji kation

Bi3+, uji kation Fe3+ menggunakan reagen KSCN dan K4Fe(CN)6 serta penambahan larutan

HgCl2 untuk menguji kation Sn2+. Dari kelima jenis kation yang diidentifikasi tersebut, tidak

semuanya berreaksi dengan reagennya masing – masing membentuk endapan. Pada proses uji

kation Ag+, Pb2+, Fe3+ dan Sn2+ tidak menunjukkan perubahan baik secara fisik maupun

kimia setelah penambahan reagennya masing – masing. Sebab larutan tidak mengalami

perubahan warna dan juga tidak membentuk endapan. Ini menunjukkan bahwa dalam sampel

tersebut memang tidak terdapat jenis kation – kation yang dapat berreaksi dengan reagen.

Dengan kata lain, sampel yang dianalisis tersebut tidak mengandung ion Ag+, Pb2+, Fe3+

maupun Sn2+.

Satu – satunya reaksi yang timbul dalam pengidenitifikasian kation – kation ini adalah

ketika larutan sampel direaksikan dengan NaOH dalam identifikasi kation Bi3+. Pada

pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan perubahan yang sangat mencolok dari larutan

yang berreaksi dimana larutan sampel yang semula bening, setelah penambahan NaOH larutan

berubah menjadi keruh dan terdapat endapan pada dasar tabung. Hal ini menunjukkan bahwa

larutan sampel tersebut dapat berreaksi sempurna dengan reagen yang ditambahkan sebab

dalam larutan sampel tersebut ada kandungan Bi3+ yang spesifik terhadap reagen NaOH.

Secara teoretis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kation – kation dalam

setiap sampel yang diuji sebab sampel tersebut diambil dari daerah terbuka yang berinteraksi

langsung dengan berbagai aktivitas lain dialam secara natural. Jadi tidak mungkin larutan

sampel benar – benar netral ataui tidak mengandung zat – zat kontaminan lain didalamya

mengingat sifat air sebagai pelrut murni yang dapat menerima berbagai zat masuk kedalamnya

meskipun dengan toksitas yang tinggi. Tidak terbacanya kandungan kation-kation lain

didalamnya kemungkinan disebabkan kurangnya kadar kation Ag+, Pb2+, Fe3+ dan Sn2+

dalam larutan sampel sehingga tidak dapat dianalisis dengan metode sederhana yang digunakan

dalam percobaan analisis kuantitatif dan uji spesifik seperti ini.

4. Laporan Praktikum

1. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

a. Laporan Individu

b. Laporan Kelompok

2. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

Page 63: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

3. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

4. Isi Laporan meliputi :

a. Judul Percobaan

b. Tujuan Percobaan

c. Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d. Alat dan Bahan yang digunakan

e. Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h. Kesimpulan

i. Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : III

Hari/Tanggal : Jumat/2 Desember 2011

Materi Praktek : Pembuatan larutan Baku

Page 64: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan cara pembuatan larutan baku dan

mampu mempraktekan pembuatan larutan baku tersebut

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 7 Orang

Hadir : 38 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Erlenmeyer - Gelas ukur - Gelas kimia

- Pipet volume- Kertas saring - Corong Buchner

- Batang pengaduk - Labu takar

Bahan : - HCL - NaOH - NaCl

- CuSO4 - Aquades

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Teknik Pembersihan adalah sebagai berikut :

Page 65: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

1. Cuci Alat yang akan digunakan Dengan air Kran dingin sampai bersih.

2. Bilas Sekali lagi dengan Menggunakan air suling. Hal ini dimaksudkan untuk

Menghilangkan zat-zat yang terlarut dalam air kran.

3. Periksa apakah pada dinding alat tersebut masih menempel tetesan-tetesan air.Bila

ada maka :

Cuci alat dengan menggunakan larutan detergen dengan air kran dingin.

Hilangkan detergen dengan air kran dingin.

Hilangkan air kran dengan menggunakan air suling.

Pembuatan larutan HCl 0,5 M sebanyak 1000 ml

Dihitung berat HCl yang harus ditimbang

Ditimbang HCl sesuai perhitungan

Dilarutkan dengan aquadest dalam labu takar

Dikocok dan diaduk hingga semua zat terlarut dalam pelarut

di add hingga 1000 ml

Pembuatan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 1000 ml

Dihitung berat NaOH yang harus ditimbang

Ditimbang NaOH sesuai perhitungan

Dilarutkan dengan aquadest dalam labu takar

Dikocok dan diaduk hingga semua zat terlarut dalam pelarut

di add hingga 1000 ml

Pembuatan larutan Iodium 0,1 M sebanyak 1000 ml

Dihitung berat Iodium yang harus ditimbang

Ditimbang Iodium sesuai perhitungan

Dilarutkan dengan aquadest dalam labu takar

Dikocok dan diaduk hingga semua zat terlarut dalam pelarut

di add hingga 1000 ml

Pembuatan larutan AgNO3 0,1 M sebanyak 1000 ml

Dihitung berat AgNO3 yang harus ditimbang

Ditimbang AgNO3 sesuai perhitungan

Dilarutkan dengan aquadest dalam labu takar

Dikocok dan diaduk hingga semua zat terlarut dalam pelarut

di add hingga 1000 ml

Page 66: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

3) Hasil penelitian dan Pembahasan

Data Pengamatan

Perhitungan

Membuat larutan HCl 0,5M sebanyak 1 liter !

Penyelesaian :

Dik : M HCl : 0,5 M

V HCl : 1 L

Jawab :

M =

Mol = M X L

= 0,5 M X 1 L

= 0,5 mol

Mol = gr / Mr HCl

Dimana : H = 1 Cl = 35,5

1 + 35,5 = 36 ,5

Mol = gram/ 36,5

Gr = 0,5 x 36,5

= 18,25 gr

Timbang 18,25 gram HCl, Kemudian Larutkan Dengan aquades 1000 ml

Membuat larutan NaOH 0,1M sebanyak 1 liter !

Penyelesaian :

Dik : M NaOH : 0,1 M

V NaOH : 1 L

Jawab :

M =

Page 67: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Mol = M X L

= 0,1 M X 1 L

= 0,1 mol

Mol = gr / Mr HCl

Dimana : Na = 23 O = 16 H = 1

23 + 16 + 1 = 40

Mol = gram/ 40

Gr = 0,1 x 40

= 4 gr

Timbang 4 gram NaOH, Kemudian Larutkan Dengan aquades 1000 ml !

Membuat larutan I2 0,1M sebanyak 1 liter !

Penyelesaian :

Dik : M I2 : 0,1 M

V I2 : 1 L

Jawab :

M =

Mol = M X L

= 0,1 M X 1 L

= 0,1 mol

Mol = gr / Mr I2

Dimana : I = 126,5

126,5 x 2= 253

Mol = gram/ 253

Gr = 0,1 x 253

= 25,3 gr

Timbang 25,3 gram I2, Kemudian Larutkan Dengan aquades 1000 ml !

Membuat larutan AgNO3 0,1M sebanyak 1 liter !

Penyelesaian :

Dik : M AgNO3 : 0,1 M

V AgNO3 : 1 L

Jawab :

M =

Mol = M X L

= 0,1 M X 1 L

= 0,1 mol

Mol = gr / Mr I2

Page 68: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Dimana : Ag = 108 N =14 O= 16

108 + 14 + (16 x 3) = 170

Mol = gram/ 170

Gr = 0,1 x 170

= 17 gr

Timbang 17 gram AgNO3, Kemudian Larutkan Dengan aquades 1000 ml !

Pembahasan

Membuat larutan bukanlah sekedar melarutkan zat padat kedalam suatu pelarut yang

dikehendaki, kadang-kadang untuk melakukan percobaan diperlukan suatu larutan dengan

konsentrasi teentu. Untuk itulah maka sebelum kita membuat larutan harus kita tentukan

terlebih dahulu larutan apa yang akan kita buat dan dengan konsentrasi berapa. Ada

beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi larutan.

a. Molar (M)

Larutan 1 M adalah larutan yang mengandung 1 mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.

Satuan untuk konsentrasi adalah mol/liter.

b. Molal (m)

Larutan 1 molal adalah larutan yang mengandung 1 mol zat dalam 1000 gram pelarut.

c. Normal (N)

Larutan 1Normal(1N) adalah larutan yang mengandung massa 1 gram ekivalen zat dalam

satu liter larutan. Massa 1 gram ekivalen suatu zat adalah massa zat itu yang ekivalen

dengan satu mol H+ , atau satu mol“. Satuan untuk konsentrasi ini adalah ekivalen/dm3.

Sistem normalitas (N) sekarang sudah ditinggalkan dan diganti dengan sistem molar.

d. Persen (%) Massa

Persen larutan menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan. Larutan 5%

adalah larutan yang mengandung 5 gram zat terlarut dalam 100 gram’ larutan.

e. Persen Volum

Persen larutan menyatkan jumlah (cm 3) volume zat terlarut dalam 100 cm3 larutan.

Larutan 70% (volume) adalah yang mengandung 70 cm3 zat terlarut dalam 100 cm3.

f. Konsentrasi larutan asam dan basa encer dan konsentrasi larutan garam.

5) Isi Laporan meliputi :

a. Judul Percobaan

b. Tujuan Percobaan

c. Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d. Alat dan Bahan yang digunakan

e. Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h. Kesimpulan

Page 69: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

i. Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : IV

Hari/Tanggal : Sabtu/3 Desember 2011

Materi Praktek : Analisis Gravimetri

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip gravimetri dan mampu

mempraktekan prinsip gravimetri tersebut

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 08.00 – 12.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Page 70: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 7 Orang

Hadir : 38 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Oven pemijar - Cawan porselem - Gegep

- Eksikator - Neraca analitik

Bahan : BaCl2. X H2O

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

- Dijelaskan kembali prinsip dasar dari analisis gravimetri oleh Dosen/Instruktur

- Dipanaskan cawan porselin dalam oven sampai pijar selama 15 menit

- Didinginkan cawan porselin didalam eksikator selama 10 menit

- Ditimbang cawan porselin sampai didapatkan berat konstan

- Dicatat berat konstan dari cawan porselin yaitu 21 gram

Page 71: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

- Dimasukkan BaCl2.XH2O yang telah ditimbang sebanyak 1,5 gram ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang

- Dipanaskan dalam oven sampai pijar selama 15 menit

- Didinginkan dalam eksikator selama 10 menit

- Ditimbang cawan porselin yang berisi zat

- Dicatat berat konstannya yaitu 22,5 gram

- Ditentukan berat sampel setelah pemijaran

- Ditentukan jumlah kristal H2O dalam senyawa (%kadar air)

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Data Pengamatan

Berat cawan kosong = 21.0 gr

Berat cawan + sampel = 22.5 gr

Berat sampel BaCl2 XH2O = 1.5 gr

Berat sampel + cawan setelah pemijaran = 22.25 gr

Berat sampel setelah pemijaran = 1.25 gr

2. Perhitungan % kadar air

% kadar air = Bs1 / Bs0 X 100%

= 1,25 gram / 1,5 gram X 100%

= 83,33 %

Ket : Bs 0 = Berat sampel sebelum pemijaran

Bs 1 = Berat sampel setelah pemijaran

Jadi kadar air dalam senyawa BaCl2 XH2O adalah 83,33 %

3. Pembahasan Hasil Praktikum

Analisis gravimetri adalah suatu cara analisis kuantitatif yang dilakukan dengan

menimbang endapan sampel yang telah dianalisis, sehingga didapat rumus molekul zat

dengan benar. Langkah-langkah yang umum dilakukan dalam analisis gravimetri

adalah melarutkan cuplikan zat dengan larutan pelarut yang sesuai dan ditambahkan

zat pengendap. Endapan yang terbentuk disaring, dicuci, dikeringkan, dipijarkan lalu

ditimbang setelah dingin.

Page 72: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan jumlah mol air kristal yang terikat

dalam suatu senyawa. Dalam percobaan ini digunakan senyawa BaCl2.XH2O sebagai

sampel yang akan dibuktikan berat X-nya melalui analisis garvimetri. Senyawa ini

masih mengandung air, sehingga untuk menentukan X atau kadar air yang

sesungguhnya, perlu dilakukan pemijaran atau pengeringan. Pemijaran pada suhu

tinggi diperlukan untuk menghilangkan air secara sempurna. Senyawa BaCl2 dan

kristal air berikatan secara kovalen sehingga diperlukan energi yang besar untuk

memisahkan ikatannya. Oleh karena itu, diperlukan suhu yang tinggi untuk

membebaskan molekul air agar dapat menguap dan bereaksi dengan oksigen

membentuk karbon dioksida (karbon dihasilkan dari pembakaran), sehingga pada

akhirnya kandungan air akan habis menguap dan yang tersisa adalah endapan murni

BaCl2. Senyawa ini sangat reaktif terhadap air, sehingga harus ditempatkan dalam

wadah tertutup agar tidak bereaksi dengan udara.

Percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur. Berdasarkan hasil

timbang BaCl2 setelah pemijaran didapatkan hasil 1.25 g. Setelah dibandingkan dengan

berat awal sampel maka didapatkan X sebesar 2.3 molekul. Hasil yang didapatkan

tidak sesuai dengan jumlah mol air kristal secara teori, berat teori adalah 2 mol.

Diduga kesalahan terjadi karena pada saat pemanasan suhu yang diberikan kurang

maksimal sehingga tidak mampu melepas semua molekul H2O atau pada saat

pendinginan di eksikator, ada udara yang bereaksi dengan senyawa BaCl2.

4. Laporan Praktikum

1) Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

a. Laporan Individu

b. Laporan Kelompok

2) Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

3) Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

4) Isi Laporan meliputi :

a) Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan

c) Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan

e) Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f) Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h) Kesimpulan

i) Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Page 73: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : V

Hari/Tanggal : Jumat/ 9 Desember 2011

Materi Praktek : Analisis Spektrofotometri

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip Spektrofotometri dan mampu

mempraktekan prinsip Spektrofotometri tersebut

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 7 Orang

Hadir : 38 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Spektronik 20D - Labu takar 100 ml - Pipet volum 10 ml

- Pipet tetes - Gelas piala - Tabung reaksi

Bahan : - O-fenantrolin 0,025% -Natrium asetat

- Hidrosilamin klorida 10 % -Larutan baku Fe (II) 50 mg/L = 50

ppm

Page 74: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Dijelaskan kembali prinsip dasar dari analisis spektrofotometri oleh Dosen/Instruktur

a. Penentuan panjang gelombang ( λ ) maksimum

- Dimasukkan 1 ml FeCl3 ke dalam labu takar 100 ml

- Ditambahkan 1 tetes Na asetat

- Ditambahkan 5 ml hidroksilamin

- Ditambahkan 5 ml fenantrolin

- Diencerkan hingga 100 ml

- Digojog hingga homogen dan didiamkan beberapa menit

b. Penentuan nilai absorbansi pada sampel

- Dipipet 25 ml Aquadest ke dalam 3 buah gelas kimia

Page 75: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

- Diasamkan dengan HCL pekat 2 tetes

- Diaduk hingga homogen

- Ditambahkan natrium asetat 10 tetes

- Ditambahkan 5 ml hidroksilamin

- Ditambahkan 5 ml fenantrolin

- Ditambahkan FeCL3 1 ml

- Dihitung nilai absorbansinya

c. Penentuan nilai absorbansi FeCL3

- Dimasukan 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml ke dalam 5 buah labu takar 25 ml

- Ditambahkan Na asetat 1 tetes

- Ditambahkan hidroksilamin klorida 1 ml

- Ditambahkan fenantrolin 1 ml

- Diencerkan hingga 25 ml

- Digojog hingga homogen

- Dihitung nilai absorbansinya

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1.    Tabel

      Absorbansi Larutan Standar FeCl3

Konsentrasi FeCl3 Λ Å

1 ppm

2 ppm

3 ppm

4 ppm

5 ppm

495

495

495

495

495

-0,022

0,047

0,162

0,247

0,348

       Absorbansi Sampel Air

Sampel λ Å

Air sungai

Air PAM

Air selokan

495

495

495

-0,026

-0,042

0,584

Page 76: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

2.    Perhitungan

Dari kurva kalibrasi standar didapatkan persamaan linear (y = 0,094x + 0,125)

Dimana (y) menyatakan nilai pengukuran absorbansi (x) menyatakan kadar Fe dalam

sampel, jadi:

      Pada sampel air sungai

Dik : y = -0,026

Peny :

y = 0,094x + 0,125

-0,026 = 0,094x + 0,125

0,094x = -0,026 – 0,125

0,094x = -0,151

x = -1,606

      Pada sampel air PAM

Dik : y = -0,042

Peny :

y = 0,094x + 0,125

-0,042 = 0,094x + 0,125

0,094x = -0,042 – 0,125

0,094x = -0,167

x = -1,776

      Pada sampel air selokan

Dik : y = 0,584

Peny :

y = 0,094x + 0,125

0,584 = 0,094x + 0,125

0,094x = 0,584 – 0,125

0,094x = 0,459

x = 4,883

Pembahasan Hasil Praktikum

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran

serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg

spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor

fototube. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan

studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur

pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan

spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda

Page 77: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Pada percobaan kali ini, dilakukan analisis penentuan kadar besi Fe(II) dalam sampel air

dengan teknik spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometri yang digunakan tepatnya adalah

spektrofotometri cahaya tampak, karena logam besi mempunyai panjang gelombang lebih dari

400nm, sehingga jika menggunakan spktrofotometri UV, logam besi dalam sampel tidak

terdeteksi. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu

sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Syarat analisis menggunakan visibel adalah

cuplikan yang dianalisis bersifat stabil membentuk kompleks dan larutan berwarna. Oleh

karena itu, dalam pennetuan kadar besi dalam air, perlu ditambahakan hidroksilamin-HCl 5%

untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Besi dalam keadaan Fe2+ akan lebih stabil dibandingkan

besi Fe3+. Dalam keadaan dasar, larutan besi tidak berwarna sehingga perlu ditambhankan

larutan orto-fenantrolin agar membentuk kompleks larutan berwarna.

Reaksi antara besi dengan orto-fenantrolin merupakan reaksi kesetimbangan dan

berlangsung pada pH 6 sampai 8. Karena alasan tersebut, pH larutan harus dijaga tetap

dengan cara menambahkan garam natrium asetat. Penambahan larutan natrium asetat

dilakukan sebelum penambahan orto-fenantrolin. Dalam penentuan kadar fe dalam sampel

menggunakan spektrofotometri visibel perlu dibuat larutan standar. Tujuannya adalah untuk

membuat kurva kalibrasi yang nantinya akan digunakan untuk menghitung kadar besi dalam

sampel air.

Pada percobaan, mula-mula diukur absoransi larutan standar (FeCl3) dengan panjang

gelombang sebesar 495 nm. Larutan standar tersebut dimasukkan dalam lima tabung berbeda

dengan konsentrasi yang berbeda pula, yakni pada konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm,

dan 5 ppm. Setelah absorbansi pada kelima larutan standar tersebut, dapat dilihat bahwa

semakin besar konsentrasi larutan standar, maka semakin besar pula absorbansinya.

Selanjutnya, dilakukan pengukuran absorbansi sampel air dengan panjang gelombang

sebesar 495 nm. Pada percobaan yang telah dilakukan, diambil tiga sampel air berbeda

dengan masing-masing sampel sebanyak 25ml, yakni air sungai, air PAM, dan air selokan.

Setelah dilakukan pengukuran, diperoleh data bahwa air sungai memiliki nilai absorbansi

sebesar -0,026, air PAM memiliki nilai absorbansi sebesar -0,042, sedangkan air selokan

memiliki nilai absorbansi sebesar 0,584. Dari grafik diperoleh nilai persamaan garis y =

0,094x + 0,125. Persamaan garis tersebut digunakan untuk menghitung kadar besi dalam

sample air sumur. Dari persamaan agris tersebut y menyatakan absorbansi sampel, sedangkan

x menyatakan kadar Fe yang dikandungnya. Melalui perhitungan diperoleh data kandungan

besi pada ketiga sampel air yang telah diuji.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

Page 78: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a. Judul Percobaan

b. Tujuan Percobaan

c. Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d. Alat dan Bahan yang digunakan

e. Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f. Data Hasil Pengamatan

g. Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h. Kesimpulan

i. Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 79: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : VI

Hari/Tanggal : Sabtu/10 Desember 2011

Materi Praktek : Analisis Volumetri

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dan mampu

mempraktekan analisis Volumetri tersebut

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 08.00 – 12.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 7 Orang

Hadir : 38 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Pipet volume - Erlenmeyer

- Becker Glass - Gelas ukur - Corong

Bahan : - Larutan asam oksalat - Larutan NaOH

- Indikator phenolphthalein - Larutan cuka perdagangan

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Page 80: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

a. Percobaan I (Membuat larutan baku primer asam oksalat)

1. Asam Oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O) dikeringkan dalam oven pada suhu 105-100oC

selama 1-2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator

2. 6,4327 gram asam oksalat ditimbang dengan teliti, kemudian dimasukkan dalam labu

1000mL, selanjutnya air suling ditambahkan sampai tenda tera.

3. Normalitas larutan asam oksalat tersebut dihitung sampai empat angka dibelakang koma

b. Percobaan II (Pembakuan Larutan Baku sekunder NaOH)

1. Pipet 25,0 ml larutan asam oksalat dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, lalu

ditambahkan 2 – 3 tetes indicator phenolphthalein.

2. Larutan tersebut dititrasi dengan NaOH sampai timbul warnamerah muda.

3. Volume NaOH yang digunakan dicatat dan percobaan inidiulangi sebanyak dua kali.

4. Normalitas rata – rata dari larutan NaOH dihitung.

c. Percobaan III ( Penentuan kadar asam asetat )

1. Pipet 25 ml larutan cuka perdagangan (25%), kemudianmasukkan ke dalam

Erlenmeyer, lalu ditambahkan dengan 2 – 3 tetes indicator phenolphthalein.

2. Larutan tersebut dititrasi dengan NaOH sampai timbul warnamerah muda.

3. Volume NaOH yang digunakan dicatat dan percobaan tersebutdiulangi dua kali

lagi.

4. Kadar asam asetat dalam setiap percobaan dihitung dan kadar asam asetat rata –

rata dalam larutan cuka perdagangan tersebut juga dihitung

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

- Data Pengamatan

Percobaan 1 : Menentukan normalitas larutan baku primer asam oksalat

Berat asam oksalat : 6,4327 gram

Volume asam oksalat : 10 mL

Percobaan 2 : Menentukan normalitas larutan baku sekunder NaOH

Indikator : 3 tetes Phenolphthalein

Page 81: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Perubahan warna yang terjadi : merah muda

Percobaan Volume H2C2O4.2H2O Volume NaOH

I 10 mL 5,8 mL

II 10 mL 6,7 mL

Percobaan 3 : Menentukan kadar asam asetat

Indikator : 3 tetes Phenolphthalein

Perubahan warna yang terjadi : Merah muda

Percobaan Volume asam asetat Volume NaOH

I 10 mL 2,1 mL

II 10 mL 2,0 mL

- Perhitungan

Penentuan normalitas larutan baku primer asam oksalat

Jadi normalitas H2C2O4 yang digunakan untuk titrasi adalah = 0,2505 N

Jadi normalitas H2C2O4 yang digunakan untuk titrasi adalah 0,2505 N

Pembahasan Hasil Praktikum

Analisis volumetri merupakan analisa yang didasarkan pada pengukuran volumedalam

pelaksanaan analisanya. Analisis Volumetri disebut juga Titrimetri karena prosesanalisanya

berupa titrasi, dimana larutan standar (pereaksi) sebagai titran yangditempatkan di dalam buret

yang digunakan untuk mentitrasi larutan yang akanditentukan jumlah analitnya. Titran adalah

larutan standar yang telah diketahui dengantepat konsentrasinya (larutan penitrasi), sedangkan

titrat merupakan larutan yangdititrasi. Percobaan Analisis Volumetri kali ini bertujuan untuk

menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan.

Pada praktikum Analisis Volumetri ini dilakukan titrasiasam basa, dimana yang dititrasi

adalah asam lemah dengan basa kuat serta indikator  phenolphthalein. Dalam hal ini asam lemah

sebagai titrat (larutan yang dititrasi),sedangkan basa kuat sebagai titrannya (larutan penitrasi).

Page 82: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Selain hal tersebut, Normalitas atau jumlah gram ekivalen zat terlarut dalam satu liter larutan

juga ditentukan.

Praktikum analisis volumetri ini dibagi menjadi tiga, percobaan 1 yaitu membuat larutan

baku primer asam oksalat, percobaan 2 adalah Pembakuan larutan baku sekunder NaOH,

sedangkan percobaan 3 adalah Penentuan kadar asam asetat.Percobaan 1 yaitu membuat larutan

baku primer asam oksalat ( H2C2O4).

Dalam percobaan ini asam oksalat dihidrat dikeringkan didalam oven, kemudian

didinginkandalam desikator. Asam oksalat ditimbang sebesar 6,4327 gram, lalu dimasukkan

kedalam labu, selanjutnya ditambahkan air suling. Dalam percobaan membuat larutan baku

primer asam oksalat ini, normalitas dari asam oksalat ditentukan. Denganmengetahui berat asam

oksalat (H2C2O4) yaitu 6,4327 gram, dan volume dari asamoksalat yaitu 1 liter, Normalitas

asam oksalat dapat ditentukan dengan cara mengalikan massa asam oksalat tersebut dengan

koefisien ion asamnya yaitu H+.

Berdasarkan perhitungan yang ada, Normalitas dari asam oksalat yang diperoleh sebesar

0,2505 N.Percobaan selanjutnya adalah Pembakuan larutan sekunder NaOH. Dalam percobaan

ini normalitas larutan sekunder NaOH ditentukan. Percobaan ini dilakukantitrasi asam basa.

Dalam titrasi asam basa ini, asam lemah yaitu asam oksalat bertindak sebagai titrat (larutan yang

dititrasi), sedangkan basa kuat yaitu NaOH sebagai titran(larutan penitrasi). Larutan asam oksalat

10,0 mL dimasukkan kedalam Erlenmeyer,kemudian ditambahkan dengan indikator

phenolphthalein sebanyak 2-3 tetes, lalularutan tersebut dititrasi dengan NaOH. Reaksi yang

terjadi saat asam oksalat

Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali. Untuk pengamatan pertama, volume

NaOHyang diperlukan agar timbul warna merah muda yaitu 5,8 mL. Sedangkan

untuk  pengamatan kedua volume NaOH yang diperlukan agar timbul warana merah mudayaitu

6,7 mL. Seperti pada percobaan 1, percobaan ke-2 ini juga menentukan normalitas dari NaOH.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a) Judul Percobaan

Page 83: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

b) Tujuan Percobaan

c) Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan

e) Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f) Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h) Kesimpulan

i) Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : VII

Hari/Tanggal : Jumat/16 Desember 2011

Materi Praktek : Analisis Volumetri secara Acidimetri

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri secara

Acidimetri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri secara

Acidimetri tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 7 Orang

Page 84: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Hadir : 38 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Pipet volume - Erlenmeyer

- Becker Glass - Gelas ukur - Corong

Bahan : - NaOH - Kristal Natrium Borat kristal - HCl pekat

- Indikator MO - H2SO4 pekat - Asam oksalat

- Aquadest

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Standarisasi dengan Borax

1. Menimbang 0,2 gram Borax, kemudian dimasukan ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan

dengan 25 mL aquadest, lalu dikocok hingga larut.

2. Menambahkan 3 tetes indikator metil merah ke dalam larutan, kemudian menitrasi larutan

dengan HCl sampai berubah warna, mencatat volume titran.

3. Melakukan percobaan sebanyak 2 kali.

Standarisasi dengan Na2CO3 anhidrous

1. Menimbang Na2CO3 sebanyak 0,2 gram, kemudian melarutkannya dengan aquades

sebanyak 60 mL di dalam Erlenmeyer dan mengocoknya sampai larut.

2. Menambahkan larutan dengan indikator metil Jingga + 3 tetes, kemudian menitrasinya

sampai berubah warna. Mencatat volume titran.

3. Mengulangi percobaan sebanyak 2 kali.

Menentukan kadar NH3 dalam Amonium Klorida

1.      Menimbang 0,2 gram NH4Cl lalu dimasukan ke dalam erlenmeyer 250 mL kemudian

menambahkan 75 mL NaOH yang telah di standarisasi.

2.      Mengocok larutan dengan baik lalu dipanaskan sampai uapnya keluar.

Page 85: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

3.      Menambahkan larutan ditambahkan + 3 tetes metil merah kemudian  dititrasi dengan

larutan standar HCl sampai titik ekivalen.

4.      Melakukan percobaan sebanyak 2 kali.

3. Hasil Pengamatan

1. DATA PENGAMATAN

Tabel 1.1 Hasil Standarisasi HCl dengan Larutan Baku Primer Na2B4O7

Kelas N HCl

V

HCl

(ml) N Na2B4O7

V Na2B4O7

(ml)

Perubahan

warna

A 0,3 3,5 0,1 10

bening ke kekuningan

menjadi pink

B 0,062 16,25 0,1 10

bening ke

merah muda

Tabel 1.2  Hasil Penentuan Kadar Basa

sampel kel

berat

(gr)

V

HCl

(ml)

N

HCl perubahan warna pH

kadar basa

(%)

soda 1 2,5 9,5 0,5 kuning-merah 0,4 20,14

abu  2 2,5 9,5 0,5 kuning-merah 0,4 20,14

7 2,5 36 0,1 kuning-merah 2,2 15,26

8 2,5 39 0,1 kuning-merah 2,2 16,54

soda 3 2,5 8,4 0,5 kuning-pink 1,5 14,11

kue  4 2,5 7,5 0,5 kuning-pink 7,3 12,60

6 2,5 27,7 0,1 kuning-pink 0,7 9,31

5 2,5 25,4 0,1 jingga-merah 5,2 8,53

boraks 5 2,5 6,45 0,5 kuning-pink 7,4 26,06

6 2,5 11,5 0,1 kuning-orange 2,3 46,46

caustic 7 2,5 15,5 0,5 kuning-pink 0,6 12,40

soda  8 2,5 18 0,5 kuning-pink 1,6 14,40

1 2,5 54 0,1 kuning-jingga 2,6 8,64

2 2,5 40,5 0,1 kuning-jingga 1,7 6,48

Pembahasan Hasil Praktikum

Pada laporan ini akan membahas mengenai titrasi asam-basa dalam menentukan kadar

basa suatu larutan. Yang dimaksud dengan titrasi adalah penambahan titran ke dalam analit

didasarkan pada proses pengukuran volume titran. Pada titrasi terdapat syarat-syarat yang

Page 86: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

harus dipenuhi, seperti reaksi harus berlangsung cepat agar mengefiensikan waktu, reaksi

harus berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi samping, pada saat kesetaraan antara zat

yang dititrasi dan penitrasi harus ada perubahan yang nyata sehingga dapat ditunjukkan

dengan adanya perubahan indikator yang digunakan, serta harus ada zat atau alat yang dapat

digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi.

Penentuan kadar basa dilakukan dengan titrasi asidimetri. Yang dimaksud dengan titrasi

asidimetri adalah penentuan kadar basa dari suatu contoh dengan menggunakan larutan baku

standar dengan indikator pH yang sesuai. Larutan baku standar asam digunakan sebagai titran

dan larutan yang akan ditentukan kadar basanya digunakan sebgai titrat. Pada titrasi asidimetri

ini menggunakan larutan basa Na2HCO3 yang dititrasi menggunakan larutan HCl. Sebelum

digunakan untuk menitrasikan, HCl harus distandarisasikan terlebih dahulu karena HCl

merupakan larutan baku sekunder yang mudah dipengaruhi oleh CO2 dalam udara sehingga

harus dibakukan dahulu menggunakan zat baku primer. Yang dimaksud dengan larutan baku

primer adalah zat baku yang langsung setelah ditimbang secara aalitik dapat digunakan dalam

titrasi dan dapat dihitung zat yang dianalisa yang terdapat dalam cuplikan yang setara

dengannya, pada titrasi ini yang dipakai adalah larutan borak (Na2B4O7). Karena adanya reaksi

antara borak, HCl dan H2O maka akan menghasilkan NaCl dan H3BO3 dimana H3BO3

merupakan asam lemah yang dimana nanti akan bereaksi dengan larutan basa sehingga dapat

diketahui kadar basanya.

Dari hasil standarisasi praktikum dengan menggunakan Na2B4O7 0,1 N sebanyak 10 ml,

pada kelas A terjadi perubahan warna dari bening kekuningan menjadi merah muda pada saat

3,5 ml sedangkan pada kelas B terjadi perubahan warna yang sama pada saat 16,25 ml.

Karena Na2B4O7 dan HCl berbanding lurus, maka dapat diketahui bahwa N HCl pada kelas A

sebesar 0,3 N dan pada kelas B sebesar 0,062 N. Berdasarkan hasil tersebut dikatakan tidak

sesuai dengan HCl yang akan digunakan pada penentuan kadar basa karena nilai normalitas

yang digunakan seharusnya sebesar 0,1 N atau 0,5 N. Hal itu dapat terjadi dikarenakan pada

pengukuran volume yang tidak tepat, penghentian pada perubahan warna yang kurang pada

kelas A dan berlebih pada kelas B  serta pembacaan volume pada buret yang tidak tepat,

selain itu juga dapat dipengaruhi adanya udara luar (CO2) yang berlebih.

Pada titrasi penentuan kadar basa dilakukan dengan menggunakan sampel soda abu,

soda kue, borak dan caustic soda yang masing-masing seberat 2,5 gram tetapi dengan dua

nilai normalitas HCl yang berbeda, yaitu 0,1 N dan 0,5 N. Untuk soda abu terjadi perubahan

warna dari kuning menjadi merah pada penambahan HCl sebanyak 9,5 ml dan pH 7,4. Pada

HCl 0,5 N didapatkan kadar basa sebesar 20,14 % sedangkan pada HCl 0,1 N didapatkan

kadar basa rata-rata sebesar 15,9 %. Untuk soda kue terjadi perubahan warna dari kuning

menjadi merah muda pada penambahan HCl sebanyak 37,5 ml dan pH 2,2 pada HCl 0,5 N

dengan kadar basa rata-rata sebesar 13,36 % sedangkan pada HCl 0,1 N saat penambahan HCl

sebanyak 7,95 ml dengan pH 4,4 dan kadar basa rata-rata sebesar 8,92 %. Untuk borak terjadi

perubahan warna dari kuning menjadi merah muda saat penambahan HCl sebanyak 6,45 ml

dengan pH  7,4 pada HCl 0,5 N dengan kadar basa sebesar 26,06 % sedangkan pada HCl 0,1

N terjadi perubahan warna dari kuning menjadi orange saat penambahan HCl sebanyak 11,5

ml dengan pH 2,3 dan kadar basa sebesar 46,46 %. Untuk caustic soda HCl 0,5 N terjadi

Page 87: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

perubahan warna dari kuning menjadi merah muda saat penambahan HCl sebanyak 11,75 ml

dengan pH 1,1 dan kadar basa rata-rata sebesar 13,4 % sedangkan pada HCl 0,1 N terjadi

perubahan warna dari kuning menjadi jingga saat penambahan HCl sebanyak 47,25 ml

dengan pH 2,15 dan kadar basa rata-rata sebesar 7,56 %.

Berdasarkan dari semua hasil praktikum, kadar basa tertinggi terjadi saat penggunaan

HCl 0,1 N dengan perubahan warna dari kuning ke orange dengan penambahan HCl sebanyak

11,5 ml pada pH 2,3 yang kadar basanya sebesar 46,46 % sedangkan kadar basa terendah

terjadi saat penggunaan HCl 0,1 N dengan perubahan warna dari kuning menjadi jingga

dengan penambahan HCl sebanyak 40,5 ml pada pH 1,7 yang kadar basanya sebesar 6,48 %.

Faktor yang mempengaruhi terhadap kadar basa adalah nilai normalitas (semakin tinggi nilai

normalitasnya maka semakin tinggi pula kadar basanya), jumlah penambahan titran (semakin

banyak volume yang ditambahkan maka semakin besar pula kadar basanya), nilai BM

(semakin banyak nilai BM-nya maka semakin besar pula kadar basanya) dan berat sampel

(semakin besar berat sampel maka akan semakin kecil kadar basanya). 

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

j. Judul Percobaan

k. Tujuan Percobaan

l. Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

m. Alat dan Bahan yang digunakan

n. Cara Kerja/ Prosedur Kerja

o. Data Hasil Pengamatan

p. Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

q. Kesimpulan

r. Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

s. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 88: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : VIII

Hari/Tanggal : Sabtu/17 Desember 2011

Materi Praktek : Analisis volumetri secara Alkalimetri

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri secara

Alkalimetri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri secara

Alkalimetri tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 08.00 – 12.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

Page 89: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

* Izin : - Orang

* Alpa : 7 Orang

Hadir : 38 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Pipet volume - Erlenmeyer

- Becker Glass - Gelas ukur - Corong

Bahan : - NaOH - Kristal Natrium Borat kristal - HCl pekat

- Indikator MO - H2SO4 pekat - Asam oksalat

- Aquadest

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

1. Membuat larutan NaOH 0,1 N

NaOH sebanyak 1,091 ditimbang dengan gelas arloji (sesuai dengan perhitungan).

NaOH tersebut dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml, kemudian ditandabataskan.

Disimpan di dalam botol dan ditutup rapat-rapat.

2. Penentuan normaitas larutan NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat.

Kristal asam oksalat (H2C2O4 )ditimbang sebanyak 0,632 gram.

Dilarutkan dengan air murni dalam labu takar 100 ml, kemudian ditandabataskan.

Sebanyak 25 ml larutan asam oksalat tersebut dimasukkan dalam Erlenmeyer dan

ditambahkan 3 tetes indicator PP.

Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N (yang akan dicari normalitasnya).

Dititrasi ulang 2-3 kali.

Page 90: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

3. Membuat larutan HCl 0,1 N

HCl pekat dianbil sebanyak 0,83 mL.

HCl pekat dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, kemudian ditambah dengan

aquadest.

Larutan dikocok sampai homogen, kemudian ditandabataskan.

4. Cara menghitung (X) ml HCl sebagai berikut:

x=(N x V x M)/(10n x K x L)

Dimana ,

X : Banyaknya HCl yang diambil ( ml )

N : Normalitas larutan HCl yang dibuat ( 0,1 N )

V : Volume asamyang dibutuhkan ( 100 ml )

M : Berat molekul asam ( HCl = 36,5 )

n : Valensi asam ( HCl = 1 )

L : Berat jenis asam ( HCL = 1,3-1,4 )

K : Kadar asam HCl ( %= 35-36 )

5. Penentuan Normalitas HCl 0,1 N

Larutan natrium Borat 0,1 N dibuat sebanyak 100 ml (sesuai perhitungan).

HCl (yang dibuat) diambil sebanyak 25 ml dan ditambahkan 3 tetes indikator MO.

Larutan HCl tersebut dititrasi dengan Natrium Borat yang dibuat.

Dititrasi ulang 2-3 kali.

Ditentukan Normalitas asam tersebut.

6. Penentuan larutan sampel

Sebanyak 25 mL sampel yang sudah disediakan dimasukkan kedalam Erlenmeyer.

Indikator PP ditambahkan sebanyak 3 tetes.

Dititrasi dengan larutan NaOH standart.

Titrasi diulang sampai 3 kali.

Ditentukan normalitas sampel tersebut.

C. Hasil Pengamatan

1. DATA PENGAMATAN

Pembuatan NaOH 0,1 N

BM NaOH : 40,0 g/mol

Page 91: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Berat NaOH : ± 1,091 gram

Volume NaOH : 250 ml

Standarisasi Normalitas lautan NaOH dengan asam oksalat ( H2C2O4 )

Massa oksalat : 0,632 gram

BM oksalat : 126,07 gram/mol

Volume pengenceran : 100 ml

NO. Volume Oksalat Indikator Volume NaOH Perubahan warna

1. 25 ml PP 3 tetes 24 ml Jernih merah muda

2. 25 ml PP 3 tetes 23,6 ml Jernih merah muda

3. 25 ml PP 3 tetes 24 ml Jernih merah muda

Pembuatan larutan HCl 0,1 N

Volume diambil HCl : 0,83 ml

BM HCl pekat : 36,5 g/mol

BD HCl pekat : 1,19 gr/ml

Prosen HCl pekat : 37 %

Volume pengenceran : 100 ml

Standarisasi larutan HCl dengan larutan Na2B4O7

Massa Borat : 1,903 gram

BM Borat : 381,37 g/mol

Volume pengenceran : 100 ml

NO. Volume HCl Volume Na2B4O7 Indikator Perubahan warna

1. 25 ml 30,4 ml MO 3 tetes Kuning Orange

2. 25 ml 30,3 ml MO 3 tetes Kuning Orange

3. 25 ml 30,9 ml MO 3 tetes Kuning Orange

Penentuan larutan sampel

NO. Volume HCl/Sampel Indikator Volume NaOH Perubahan warna

1. 25 ml PP 3 tetes 18,4 ml Jernih Merah muda

2. 25 ml PP 3 tetes 18,6 ml Jernih Merah muda

3. 25 ml PP 3 tetes 18,8 ml Jernih Merah muda

2. PERHITUNGAN

Ѽ Pembuatan NaOH 0,1 N

Massa NaOH yang ditimbang = 1,047 gram

N NaOH=(Massa NaOH)/(BE NaOH) x 1000/(V (ml))

Massa NaOH = N NaOH x BE NaOH x V (ml) : 1000

=(0,1 N)x (40 gr/mol)/1 x (250 ml)/(1000 ml)

= 1 gram

Ѽ Penentuan normalitas larutan NaOH 0,1 N dengan asam oksalat.

₰ Normalitas asam oksalat

Page 92: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Massa asam oksalat = 0,632 gram

BM asam oksalat = 126,07 gr/mol

Volume asam oksalat = 100 ml

Maka,

N C2H2O4.H2O =(M C2H2O4.H2O)/(BE C2H2O4.H2O) x 1000/(V (ml))

N C2H2O4.H2O =(0,632 gram)/(126,07/2) x 1000/100

= 0,1003 N

* Volume NaOH

V rata NaOH=( 24 +23,6 + 24 )ml/3

= 23,87 ml

* Normalitas NaOH

V NaOH x N NaOH = V Oksalat x N Oksalat

N NaOH = (V Oksalat x N Oksalat)/(V NaOH)

N NaOH = ((25 ml)(0,1003))/(23,87 ml)

= 0,105 N

Ѽ Pembuatan larutan HCl 0,1 N

Volume HCl yang harus diambil : ± 0,83 ml

BM HCl pekat : 36,5 g/mol

BD HCl pekat : 1,19 gr/ml

Prosen HCl pekat : 37 %

Volume pengenceran : 100 ml

x = (N x V x M)/(10n x K x L)

x = ((0,1 N)x (100)x (36,5))/(10(1)x (37)x (1,19))

x = 0,83 ml ( diencerkan menjadi 100 ml)

Ѽ Penentuan massa Natrium Borat yang diambil

Mr Na-Borat = 381,37 gr/mol

Volume pelarutan = 100 ml

N Na-Borat = 0,1 N

0,1 N dalam 100 ml

0,1 N = 0,1 grek/L

Mol = 0,1/2 L

= (0,05 mol x 381,37 gr/mol x 100 ml)/(1000 ml)

= 1,907 gram (pembulatan)

Ѽ Penentuan Normalitas HCl :

V Na-Borrat = ((30,4+30,3+30,7 ))/3

= 30,467 ml

N Na-Borat = (m Na-Borat)/Be x 1000/V

= (1,903 gr)/((381,37/2)(gr/mol)) x 1000/100

= 0,0998 N

VHCl x NHCl = V Na2B4O7 x N Na2B4O7

NHCl = (V Na2B4O7 xN Na2B4O7)/VHCl

Page 93: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

= (30,467 ml x 0,0998N)/(25 ml)

= 0,1216 N

Konsentrasi HCl sesungguhnya

x = (N x V x M)/(10n x K x L)

K = (N x V x m)/(10n x L x X)

= ((0,1216 N)x (100)x (36,5))/(10(1)x (1,19)x 0,83 )

= 44,936 %

Penentuan Larutan sampel (HCl)

V sampel = 25 ml

V NaOH = (18,4+18,6+18,8 )ml/3 = 18,6 ml

N NaOH = 0,105 N

Vsampel x N sampel = V NaOH x N NaOH

25 ml x N sampel = 18,6 ml x 0,105 N

N sampel = (1,953 ml)/(25 ml)

= 0,078 N

Pembahasan Hasil Praktikum

Percobaan ini, praktikan bertujuan untuk dapat membuat larutan HCl 0,1 N, dapat

melakukan standarisasi larutan HCl 0,1 N, dapat membuat larutan NaOH 0,1 N, dapat

melakukan standarisasi larutan NaOH 0,1 N, dan dapat melakukan standarisasi cuplikan

(sampel). Penggunaan larutan NaOH dan HCl sendiri didasarkan pada pengertian asidimitri

dan alkalimetri itu sendiri. Asidimetri yaitu analisis secara volumetric dengan larutan standar

basa. Pada percobaan ini HCl distandarisasi dengan Na-Borat. Sedangkan alkalimetri yaitu

analisis secara volumetric dengan larutan standar asam.

Pada percobaan ini, NaOH distandarisasi menggunakan asam oksalat.

Tujuan dari standarisasi adalah menentukan konsentrasi larutan setepat mungkin, sebab belum

tentu dalam pembuatan HCl dan NaOH didapat normalitas 0,1 N,bisa kurang bisa lebih. Pada

pembuatan larutan asam oksalat 0,1 N diperoleh perhitungan 0,1003 N sebab pada saat

penimbangan padatannya tidak diperoleh tepat 0,63 gr, tetapi 0,632 gr. Begitu juga pada

pembuatan Na-Borat, penimbangannya 1,903 gr seharusnya 1,906 gr, sehingga diperoleh

normalitas sebesar 0,0998 N.

Percobaan pertama yaitu membuat larutan NaOH 0,1 N. NaOH adalah basa kuat yang

dapat larut dalam air, dan biasanya digunakan untuk pembuatan larutan alkali standar, selain

itu harganya juga murah. Tetapi NaOH harus di standarisasai terlebih dahulu karena tidak

satupun dari hidroksida padat ini dapat diperoleh murni, sehingga suatu larutan standar tidak

dapat dibuat dengan melarutkan suatu bobot yang diketahui dalam volume air tertentu. NaOH

sangat higroskopis dan selalu terdapat sejumlah tertentu alkali karbonat dan air.

Pada percobaan ini, NaOH distandarisasi dengan asam oksalat karena agar lebih stabil dengan

Page 94: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

adanya 2 valensi pada asam oksalat. Dan untuk mengindikasi adanya perubahan pH maka

digunakan indicator PP. Dengan adanya indicator PP, maka dapat diketahui titik ekivalen

dengan berubahnya warna larutan dari bening menjadi merah muda. Dari hasil percobaan

diketahui bahwa volume NaOH untuk titrasi adalah 23,87 ml sehingga normalitas NaOH hasil

standarisasi yaitu 0,105 N.

Reaksi yang terjadi :

NaOH + (COOH)2 (COONa)2 + 2H2O

Reaksi indicator dengan titrant :

NaOH + In- NaIn- + OH-

Untuk pembuatan larutan HCL 0,1 N dari HCL 37% dalam 100 ml harus diambil ±

0,83 ml. Standarisasi HCl dengan Na-Borat menggunakan indicator MO (Metil Orange).

Titrasi dihentikan setelah terjadi perubahan warna dari kuning menjadi orange. Terjadinya

perubahan warna merupakan akibat reaksi yang menunjukkan perbedaan pH.

Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

Na2B4O7 + 5 H2O + 2 HCl 2 NaCl + 4 H3BO3

Reaksi indicator dengan titrant :

HCl + In-

Percobaan kedua yaitu menentukan normaitas larutan NaOH 0,1 N dengan asam

oksalat.Pertama,dilakukan terlebih dahulu pengenceran asam oksalat 0,63 gram ke dalam

erlenmeyer 100 ml.Setelah dilakukak pengenceran,selanjutnya dilakukan titrasi dengan

maksud mencari titik ekivalen atau titik akhir titrasi guna standarisasi normalitas larutan

NaOH dengan asam oksalat.titik ekivalen atau titik akhir titrasi selesai dilakukan saat terjadi

perubahan warna.Untuk mengetahui adanya perubahan warna,digunakan indicator PP yang

dicampur pada larutan oksalat.Saat dititrasi,larutan oksalat berwarna jernih dan setelah

dititrasi dengan NaOH,ternyata terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang

menghabiskan volume NaOH sebanyak 24,7 ml. Setelah diperoleh beberapa data,didapat nilai

normalitas oksalat sebesar 0,0999 N.

Percobaan selanjutnya yaitu membuat larutan HCl 0,1 N.dimana akan dibuat larutan

HCl 0,1 N sebanyak 100 ml.Metode yang digunakan sama seperti yang sebelumnya yaitu

dengan pengenceran.Hanya saja pada percobaan yang ketiga ini harus menentukan seberapa

banyak volume HCl pekat yang diperlukan.Untuk melakukan perhitungan,terlebih dahulu

dicari data-data seperti volume HCl yang diambil,berat molekul HCl pekat,massa jenis HCl

pekat ,serta prosen HCl pekat nya.Setelah diperoleh data tersebut,didapat hasil bahwa

diperlukan HCl sebanyak 1,227 ml.

Page 95: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Kemudian dilanjutkan dengan percobaan yang ke empat yaitu Standarisasi larutan HCl

dengan larutan Na2B4O7.Dari percobaan diperoleh data massa Borat sebanyak 1,906 gram

dan berat jenis Borat sebesar 381,37 gr/mol.Setelah dititrasi,diperoleh perubahan warna dari

merah muda menjadi kuning.Percobaan yang terakhir yaitu penentuan larutan sampel 25%

yang diambil 5ml dan diencerkan menjadi 250 ml diambil 10 ml untuk sampelnya dan setelah

dilakukan titrasi ternyata dihabiskan volume NaOH rata sebanyak 12,05 ml.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a) Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan

c) Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan

e) Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f) Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h) Kesimpulan

i) Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 96: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : IX

Hari/Tanggal : Jumat/23 Desember 2011

Materi Praktek : Analisis volumetri dengan reaksi redoks

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan

reaksi redoks dan mampu mempraktekan analisis Volumetri dengan

reaksi redoks tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 7 Orang

Hadir : 38 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Tabung Reaksi - Rak tabung - Pipet tetes

- Gelas kimia - Gelas ukur - Pemanas

- Thermometer

Bahan : - Logam Al - Logam Fe - Pb(NO3)2

- Zn(NO3)2 - PbNO3 - H2O2 1 M

-MnO2 padat - H2SO4 encer - H2SO4 pekat

- FeCl3 - KI 0,1 M - KMnO4

- NaOH  2 M - NaOH padat - MnSO4 1 M

- Larutan Kanji 1% - Aquadest

Page 97: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

  - Menentukan Beberapa reaksi redoks

Logam Aluminium (Al), Tembaga (Cu), dan Besi (Fe)

Logam Al

Logam Cu

Logam Fe

- Masing-masing di masukkan ke dalam larutan Pb(NO3)2, Zn(NO3)2, dan NaNO3.

- Disusun menurut kereaktifannya

C. Hasil Pengamatan

1. DATA PENGAMATAN

Al + Pb(NO3)2                    bereaksi   

Al + Zn(NO3)2                     bereaksi

Al + NaNO3                        tidak bereaksi       

Cu + Pb(NO3)2                   tidak bereaksi

Cu + Zn(NO3)2                   tidak bereaksi

Cu + NaNO3                       tidak bereaksi

Fe + Pb(NO3)2                    bereaksi

Fe + Zn(NO3)2                    tidak bereaksi

Fe + NaNO3                        tidak bereaksi

Page 98: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

1.Beberapa reaksi redoks

No Pereaksi Hasil Pengamatan

 

Keterangan

 

1. Al + Pb(NO3)2    Ada gelembung gas Terjadi reaksi.

2. Al + Zn(NO3)2   

 

Ada gelembung gas Terjadi reaksi

3.

 

Al + NaNO3       Tetap Tidak terjadi reaksi

 

4.

 

Cu + Pb(NO3)2   Tetap Tidak terjadi reaksi

 

5. Cu + Zn(NO3)2  

 

Tetap Tidak terjadi reaksi

 

6. Cu + NaNO3      Tetap Tidak terjadi reaksi

7. Fe + Pb(NO3)2   Larutan keruh  Terjadi reaksi

8. Fe + Zn(NO3)2  

 

Tetap Tidak terjadi reaksi

9. Fe + NaNO3     

 

Tetap Tidak terjadi reaksi

 

10.

 

H2O2   +  MnO2 Ada oksigen dan air Terjadi reaksi

 

11.

 

H2O2  +  H2SO4

 

H2O2  +  H2SO4  + 

KI   

 

H2O2  +  H2SO4  + 

KI  +  larutan kanji

Bening – kuning

 

Kuning – kuning pekat

 

 

Kuning pekat–biru

lembayung

Terjadi reaksi

 

Terjadi reaksi

 

 

Terjadi reaksi

12.

 

FeCl3  +  H2SO4

 FeCl3  +  H2SO4 

+  KI 

Kuning – kuning pekat

 Kuning pekat – biru

lembayung

Terjadi reaksi

 Terjadi reaksi

Pembahasan Hasil Praktikum

Reaksi yang disertai dengan pertukaran elektron disebut reaksi oksidasi reduksi atau lebih

pendek disebut reaksi redoks. Redoks sering dihubungkan dengan terjadinya perubahan warna

lebih sering dari pada yang diamati dalam reaksi asam-basa. Reaksi redoks melibatkan

pertukaran elektron dan selalu terjadi perubahan bilangan oksidasi dari dua atau lebih unsur 

dari reaksi kimia. .Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom

Page 99: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

jika seandainya elektron diberikan kepada atom yang lain yang keelektronegatifannya lebih

besar. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatka hilangnya satu elektron atau lebih dari

dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah

ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh elektron, dan

dalam proses itu zat itu direduksi. Sedangkan reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang

mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu

unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi, suatu

zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi.

Pada percobaan ini, dipelajari beberapa reksi redoks, yakni reaksi dari beberapa logam.

Pada pengamatan yang pertama pencampuran antara larutan Pb(NO3)2 dengan logam Al

terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan logam Pb yang berwarna coklat dimana yang

tereduksi adalah Pb dan yang teroksidasi adalah Logam Al. Selanjutanya pencampuran antara

larutan Zn(NO3)2 dengan logam Al terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan logam Zn,

yang tereduksi adalah Zn dan yang teroksidasi adalah logam Al. Serta reaksi antara

pencampuran larutan Pb(NO3)2 dengan logam Fe terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan

logam Pb yang berwarna coklat yang bertibdak sebagai oksidator adalah Zn dan yang

bertindak sebagai reduktor adalah logam Fe. Namun pada pengamatan kali ini, ada beberapa

pencampuran yang tidak menghasilkan reaksi redoks yakni reaksi antara NaNO3 dengan

logam Al dan logam Fe serta pencampuran antara Zn(NO3)2 dengan logam Fe. Hal ini

disebabkan karena sifat dari beberapa logam pada deret volta. Semakin ke kanan maka logam

tersebut makin mudah tereduksi, semakin ke kiri logam tersebut semakin sulit untuk tereduksi

dengan kata lain lebih mudah untuk melakukan oksidasi. Serta suatu logam hanya dapat

mereduksi logam yang terdapat di sebelah kanannya dalam deret volta hal ini dilihat dari

potensial oksidasi  dan reduksinya.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a) Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan

c) Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan

e) Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f) Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h) Kesimpulan

i) Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

Page 100: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

j) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : X

Hari/Tanggal : Sabtu/24 Desember 2011

Materi Praktek : Analisis volumetri dengan metode permanganometri

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan

metode permanganometri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri

dengan reaksi redoks tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 08.00 – 12.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 7 Orang

Hadir : 38 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Klem - Statif

- Erlenmeyer - Pembakar spritus - Kaki tiga

- Alas kasa - Pipet volum - Gelas ukur

- Corong

Bahan : - KMnO4 0,1 N - H2SO4 4N

- Aquadest - Asam Oksalat (H2C2O4)

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Page 101: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembakuan larutan standar sekunder kaliumpermanganat (KMnO4)

- Ditimbang asam oksalat sebanyak 50mg

- Ditambahkan 10 mL H2SO4 4N dan 50 mL Aquadest

- Dipanaskan sampai mendidih

- Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terbentuk endapan merah muda

Titrasi blanko

- Aquadest sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

- Ditambahkan 10 ml H2SO4 4N

- Dipanaskan sampai mendidih

- Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terbentuk endapan merah muda

Penetapan kadar asam oksalat

- Sampel Asam oksalat sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer

- Ditambahkan 50 ml Aquadest dan 10 ml H2SO4 4N

- Dipanaskan sampai mendidih

- Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terbentuk endapan merah muda

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

DATA PENGAMATAN

A. Pembakuan larutan KMnO4 dan titrasi blanko

Berat Asam Oksalat

(mg)

Volume KmnO4

(ml)

Blanko

(ml)

50 17,4 0,1

50 17,1 0,1

Rata-rata 17,25 0,1

B. Penentuan kadar sampel

Volume Sampel (ml) Volume KmnO4 (ml)

10 4,7

10 4,5

10 4,0

Rata - rata 4,4

Page 102: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Perhitungan

Dari tabel data hasil pembakuan larutan KMnO4 dan titrasi Blanko, bisa dihitung kadar

KMnO4

N KmnO4 = Berat Asam Oksalat (mg) )

V KmnO4 (setelah dikurangi titrasi blanko) x BE Asam Oksalat

I. N KmnO4 = 50 mg / [(17,4 – 0,1) ml x 63,04 = 0,046 N

II. N KmnO4 = 50 mg / [(17,1 – 0,1) ml x 63,04 = 0,046 N

NRata –rata = (0,046 + 0,046) N / 2 = 0,046 N

Dari tabel data hasil titrasi sampel oleh larutan KMnO4 yang telah dibakukan,

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Vsampel x Nsampel = V KMnO4 x N KMnO4

Nsampel = (V KMnO4 x N KMnO4 ) / Vsampel

4. Nsampel = (4,7 x 0,046) / 10 = 0,02162 N

5. Nsampel = (4,5 x 0,046) / 10 = 0,0207 N

6. Nsampel = (4,0 x 0,046) / 10 = 0,0184 N

NRata-rata = (0,02162 + 0,0207 N +0,0184 N) / 3 = 0,02024 N

Pembahasan Hasil Praktikum

Pada percobaan titrasi reduksi oksidasi Permanganometri ini dilakukan sebanyak 7

kali titrasi, di antaranya 2 kali titrasi pembakuan larutan standar sekunder KMnO4, 2 kali

titrasi blanko pada pembakuan dan 3 kali titrasi penetapan kadar Asam Oksalat

(H2C2O4). Pada titrasi ini, Asam Oksalat ditirasi dalam keadaan panas oleh larutan

KMnO4 yang berwarna ungu pekat. Hal ini dilakukan agar proses untuk mencapai titik

akhir titrasi berlangsung cepat. Namun pada kenyataannya, pada percobaan yang

dilakukan, titik akhir yang normalnya dapat dicapai pada 8 mL – 11 mLKMnO4, bisa

tercapai pada 17 mL KMnO4. Proses terbentuknya larutan berwarna merah muda dinilai

terlalu lama. Hal ini terjadi karena larutan dalam Erlenmeyer yang dititrasi KMnO4 tidak

terlalu panas, sehingga reaksi menjadi lambat. Sumber-sumber kesalahan pada titrasi

permanganometri, antara lain terletak pada larutan pentiter KMnO4 pada buret. Apabila

percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena

sinar akan terurai menjadi MnO2, sehingga pada titik akhir titrasi akan

diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah

rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah

ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4-

dengan Mn2+

Page 103: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+

Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah

ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat

karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.

H2C2O4+O2 ↔ H2O2+ 2CO2↑H2O2 ↔ H2O + O2↑

Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk

titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang

dilaksanakan.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a) Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan

c) Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan

e) Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f) Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h) Kesimpulan

i) Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Page 104: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : XI

Hari/Tanggal : Jumat/30 Desember 2011

Materi Praktek : Analisis kimia menggunakan metode Iodometri

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan

metode Iodometri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri dengan

reaksi redoks tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 7 Orang

Hadir : 38 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Klem - Statif

- Erlenmeyer - Pembakar spritus - Kaki tiga

Page 105: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

- Alas kasa - Pipet volum - Gelas ukur

- Corong

Bahan : - aluminium foil - aquadest - asam asetat

- asam sulfat 10 % - CuSO4.5H2O - indicator kanji

- kertas perkamen - KI - Vitamin C

- larutan baku Na2S2O3 0,1067N, - larutan baku I2 0,0960N

- tissue

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku Iodin 0,1 N

Ditimbang dengan teliti 12,7 Iodin dalam botol timbang

Dimasukkan ke dalam gelas piala.

Ditimbang 18 g KI dan dilarutkan dalam 50 mL air suling.

Ditambahkan ke dalam gelas piala yang berisi 12,7 g Iodin, diaduk hingga semua

iodine larut.

Dipindahkan ke dalam labu ukur, cukupkan volumenya hingga 1000 mL, lalu

dihomogenkan.

Simpan dalam botol tertutup dan berwarna coklat pada tempat yang gelap

Standarisasi larutan Iodin 0,1 N dengan As2O3

Timbang seksama 150 mg As2O3 murni, pindahkan ke dalam gelas piala 400 mL.

Dilarutkan dalam 20 mL NaOH 0,1 N dengan sedikit pemanasan.

Diencerkan dengan 40 mL air suling

Page 106: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Ditambahkan 2 tetes jingga metil dan ditetesi dengan HCl hingga larutan berubah warna

dari kuning menjadi jingga.

Ditambahkan 2 g Natrium Karbonat dan ditambahkan 50 mL air suling.

Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dititrasi dengan larutan Iodin hingga warna biru

yang stabil.

Diulangi perlakuan 2 kali lagi.

Dihitung normalitas larutan Iodin tersebut.(Tiap mL Iodin 0,1 N setara dengan 49,96 mg

As2O3 )

Pembuatan larutan baku Na2S2O3 0,1 N

Dilarutkan 25 g Kristal Natrium Tiosulfat pentahidrat ke dalam 1000 mL air yang baru

saja didihkan dan didinginkan.

Ditambahkan 0,2 g Natrium karbonat sebagai pengawet dan simpan dalam sebuah botol

yang bersih

Standarisasi larutan Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7

Ditimbang secara triplo kalium bikromat murni dan kering masing-masing 200 mg, dan

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 mL.

Dilarutkan dengan 100 mL air suling dan ditambahkan 4 mL asam sulfat pekat.

Ditambahkan 2 g Natrium karbonat, aduk perlahan-lahan.

Ditambahkan 5 g Kalium Iodida yang dilarutkan dalam 5 mL air. Tutup Erlenmeyer

sekitar 3 menit.

Diencerkan dengan air hingga 200 mL.

Dititrasi dengan Natrium tiosulfat sampai warna kuning dari kuning dari Iodium hampir

hilang.

Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dilanjutkan titrasi hingga warna biru hilang. Warna

terakhir akan berwarna hijau zamrud jernih.

Penetapan kadar CuSO4.5H2O secara Iodometri

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Ditimbang sampel CuSO4.5H2O 40 mg lalu dilarutkan dalam 25 mL aquadest kemudian

ditambahkan 3 mL asam asetat.

Ditambahkan KI sebanyak 500 mg

Dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,1067 N hingga berubah warna menjadi kuning

pucat.

Ditambahkan beberapa tetes indicator kanji

Dititrasi lagi dengan Na2S2O3 hingga berubah warna menjadi biru tepat hilang.

Dihitung kadar CuSO4.5H2O

3. Hasil Pengamatan

Data Pengamatan

Sampel Berat sampel Volume Titran Perubahan

CuSO4.5H2O 0,1572 6 Kuning pucat

+ KI 0,5031 3 Biru tepat hilang

Page 107: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Perhitungan

Mg rek sampel = Mg rek larutan baku

Mg/BE = V.N

Mg = V. N. BE

= 6.0,1067.249,68

= 159,84 mg

= 0,1598 g

% kadar = Berat praktek / Berat teori×100%

= 0,1598 / 0,1572 ×100 %

= 101,65 %

Pembahasan Hasil Praktikum

Iodometri adalah cara analisa volumetric secara tidak langsung untuk zat-zat reduktor

seperti garam besi (III), tembaga (II) dimana zat-zat oksidator ini direduksi lebif dahulu

dengan KI, dan iodin yang dihasilkan dalam jumlah yang setara dititrasi kembali dengan

larutan baku Na2S2O3.

Dalam praktikum iodimetri, sampel yang ditentukan kadarnya adalah CuSO4.5H2O

dengan metode titrasi tidak langsung. Langkah awal dalam percobaan ini yaitu ditimbang

sebanyak 0,1572 g lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan asam

asetat 2 mL, kemudian ditambahkan 2 mL KI 0,5031 g .

Penambahan ini dengan maksud untuk membebaskan ion Iodida dari KI sehingga

penambahan ini dapat bereaksi dengan asam sulfat yang dibebaskan dari cuprii sulfat.

Selain itu juga penambahan asam asetat untuk yaitu untuk memberi suasana asam pada

larutan tersebut. Selanjutnya pada sampel CuSO4.5H2O ini yang bersifat oksidator kuat

akan direduksi dengan kalium iodida berlebihan. Setelah itu dititrasi dengan

Na2S2O3 0,0987 N sampai larutan berwarna kuning pucat. Adapun penambahan indikator

kanji harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi, agar amilum tidak membungkus

Iod dan menyebabkan sangat sukar lepas kembali. Hal ini akan berakibat warna biru sulit

lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Setelah penambahan indikator kanji,

lalu dititrasi kembali dengan larutan baku NaS2O3 sampai larutan menjadi bening.

Adapun alasan dilakukan titrasi kembali, yakni :

1. Ketika I2 masih banyak, otomatis ketika penambahan langsung dengan indikator kanji

maka akan menyebabkan ikatan yang terbentuk menjadi sukar untuk terlepas.

2. Dengan iod memberi sesuatu yang kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga

kanji tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

Page 108: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a) Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan

c) Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan

e) Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f) Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h) Kesimpulan

i) Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : XII

Hari/Tanggal : Sabtu/31 Desember 2011

Materi Praktek : Analisis kimia menggunakan metode Iodimetri

Page 109: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan

metode Iodimetri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri dengan

reaksi redoks tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 08.00 – 12.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 7 Orang

Hadir : 38 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Klem - Statif

- Erlenmeyer - Pembakar spritus - Kaki tiga

- Alas kasa - Pipet volum - Gelas ukur

- Corong

Bahan : - aluminium foil - aquadest - asam asetat

- asam sulfat 10 % - CuSO4.5H2O - indicator kanji

- kertas perkamen - KI - Vitamin C

- larutan baku Na2S2O3 0,1067N, - larutan baku I2 0,0960N

- tissue

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Page 110: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Pembuatan larutan baku Iodin 0,1 N

Ditimbang dengan teliti 12,7 Iodin dalam botol timbang

Dimasukkan ke dalam gelas piala.

Ditimbang 18 g KI dan dilarutkan dalam 50 mL air suling.

Ditambahkan ke dalam gelas piala yang berisi 12,7 g Iodin, diaduk hingga semua

iodine larut.

Dipindahkan ke dalam labu ukur, cukupkan volumenya hingga 1000 mL, lalu

dihomogenkan.

Simpan dalam botol tertutup dan berwarna coklat pada tempat yang gelap

Standarisasi larutan Iodin 0,1 N dengan As2O3

Timbang seksama 150 mg As2O3 murni, pindahkan ke dalam gelas piala 400 mL.

Dilarutkan dalam 20 mL NaOH 0,1 N dengan sedikit pemanasan.

Diencerkan dengan 40 mL air suling

Ditambahkan 2 tetes jingga metil dan ditetesi dengan HCl hingga larutan berubah

warna dari kuning menjadi jingga.

Ditambahkan 2 g Natrium Karbonat dan ditambahkan 50 mL air suling.

Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dititrasi dengan larutan Iodin hingga warna biru

yang stabil.

Diulangi perlakuan 2 kali lagi.

Dihitung normalitas larutan Iodin tersebut.(Tiap mL Iodin 0,1 N setara dengan 49,96

mg As2O3 )

Pembuatan larutan baku Na2S2O3 0,1 N

Dilarutkan 25 g Kristal Natrium Tiosulfat pentahidrat ke dalam 1000 mL air yang baru

saja didihkan dan didinginkan.

Ditambahkan 0,2 g Natrium karbonat sebagai pengawet dan simpan dalam sebuah

botol yang bersih

Standarisasi larutan Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7

Ditimbang secara triplo kalium bikromat murni dan kering masing-masing 200 mg,

dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 mL.

Dilarutkan dengan 100 mL air suling dan ditambahkan 4 mL asam sulfat pekat.

Ditambahkan 2 g Natrium karbonat, aduk perlahan-lahan.

Ditambahkan 5 g Kalium Iodida yang dilarutkan dalam 5 mL air. Tutup Erlenmeyer

sekitar 3 menit.

Diencerkan dengan air hingga 200 mL.

Dititrasi dengan Natrium tiosulfat sampai warna kuning dari kuning dari Iodium

hampir hilang.

Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dilanjutkan titrasi hingga warna biru hilang.

Warna terakhir akan berwarna hijau zamrud jernih.

Penetapan kadar Vitamin C secara Iodometri

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Ditimbang sampel Vitamin C 40 mg lalu dilarutkan dalam 20 mL aquadest.

Dititrasi dengan larutan baku I2 0,5048N hingga berubah warna menjadi kuning pucat.

Page 111: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Ditambahkan beberapa tetes indicator kanji

Dititrasi lagi dengan I2 hingga berubah warna menjadi biru tepat hilang.

Dihitung kadar Vitamin C.

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

DATA PENGAMATAN

Pembakuan I2

Vol I2 Volume Na2S2O3

10 ml 11ml

10 ml 10,2ml

Rata rata 10,6ml

Perhitungan

V1 . N = V2 . N2

10. N1 = 10,6 . 0,4762.

  N1 = 0,5048N (I2)

Pembakuan Na2S2O3

Vol K2Cr2O7 Volume Na2S2O3

10 ml 2,2ml

10 ml 2ml

Rata rata 2,1ml

Perhitungan

V1 . N1 = V2 .N2

10 .0,1 = 2,1 . N2

N2 = 0,4762 N (Na2S2O3)

Penentuan kadar sampel”Vit C”

Berat Sampel Volume I2

0,4gr 11,2ml

0,4gr 11ml

Rata-rata 11,1ml

Perhitungan

% kadar Vitamin C yaitu :

% Kadar = V (ml) x N x BE x 100 %

Bs

Page 112: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

% Kadar = 11,1 ml x 0,5048 N x 0,008806 x 100%

0,4 g

% Kadar = 123,3 %

Pembahasan Hasil Praktikum

Iodimetri merupakan metoda titrasi atau volumetri yang pada  penentuan atau

penetapan berdasar pada jumlah I2 (iodium)  yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk

dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida (I-).

Dalam praktikum iodimetri, sampel yang ditentukan kadarnya adalah Vitamin C

dengan metode titrasi langsung. Langkah awal dalam percobaan ini yaitu ditimbang

sebanyak 0,4 g lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan 100 ml air

bebas karbon dioksida dan 25 ml asam sulfat encer. titrasi dengan larutan baku Iodium

0,5048 N menggunakan indikator kanji. Titrasi dihentikan ketika warna biru oleh

kompleks iodium-amilum(kanji) terlepas sehingga berubah warna dari warna biru tua

hingga bening.

Pada titrasi iodometri-iodimetri terdapat banyak sekali kesalahan yaitu pada saat

titik akhir tercapai dan  kadar yang didapat.hal ini dikarenakan:

1. Sifat I2 yang mudah menguap,sehingga sangat tidak stabil

2. Larutan kanji mudah  terurai oleh bakteri

3. Pada saat pengenceran sampel,sampel terlalu encer sehingga sulit menentukan titik

akhir

Jadi pada titrasi iodometri-iodimetri titrasi harus benar-benar tertutup dan perlu

diperhatikan perlakuan terhadap larutan pentiter maupun zat yang di titer.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a) Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan

c) Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan

e) Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f) Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h) Kesimpulan

i) Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

Page 113: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

j) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : XIII

Hari/Tanggal : Jumat/6 Januari 2012

Materi Praktek : Analisis kimia menggunakan metode Argentometri secara Mohr

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan

metode Argentometri secara Mohr dan mampu mempraktekan analisis

Volumetri dengan reaksi redoks tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 13.00 – 18.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 7 Orang

Hadir : 38 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Klem - Statif

- Erlenmeyer - Pembakar spritus - Kaki tiga

- Alas kasa - Pipet volum - Gelas ukur

- Corong

Bahan : - aluminium foil - aquadest - AgNO3

- NaCl - indikator K2CrO4 - tissue

Langkah-langkah Pelaksanaan :

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Page 114: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku AgNO3,1 N

Dipipet 10 ml larutan standar NaCl menggunakan pipet volume

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 1 ml indikator K2CrO4

Dititrasi dengan larutan AgNO3

Dikocok kuat menjelang titik akhir sampai terbentuk endapan merah bata

Dilakukan secara duplo

Penentuan kadar sampel

Dilakukan pengenceran sampel

Dipipet 10 ml larutan standar NaCl menggunakan pipet volume

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 1 ml indikator K2CrO4

Dititrasi dengan larutan AgNO3

Dikocok kuat menjelang titik akhir sampai terbentuk endapan merah bata

Dilakukan secara duplo

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

DATA PENGAMATAN

Pembakuan larutan AgNO3

Volume NaCl Volume AgNO3

10 ml 13,5 ml

10 ml 13 ml

Rata- rata 13,25 ml

Page 115: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

 V1 x N1 = V2 x N2

10 x 0,03 = 13,5 x N2

0,0222 = N2

 V1 x N1 = V2 x N2

10 x 0,03 = 13 x N2

0,0230 = N2

Kadar AgNO3 = 0,0222 + 0,0230 = 0,0226 N

2

Penentuan Kadar Sampel

Volume Sampel Volume AgNO3

10 ml 20,8 ml

10 ml 22,5 ml

10 ml 23 ml

Rata-rata 22,1 ml

  V1 x N1 = V2 x N2

10 x N1 = 20,8 x 0,0226

N1 = 0,047008

  V1 x N1 = V2 x N2

10 x N1 = 22,5 x 0,0226

N1 = 0,05085

  V1 x N1 = V2 x N2

10 x N1 = 23 x 0,0226

N1 = 0,05198

Kadar sampel = 0,047008 + 0,05085 + 0,05198

3

= 0,149838 / 3

= 0,049946 N

Page 116: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Pembahasan Hasil Praktikum

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu

larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.

Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+ sebagai

indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk

endapan putih.

Argentometri merupakan analisis volumetri berdasarkan atas reaksi pengendapan

dengan menggunakan larutan standar argentum. Atau dapat juga diartikan sebagai cara

pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau kadar Ag+ itu sendiri dari reaksi

terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO3.

Larutan AgNO3 dan larutan NaCl, pada awalnya masing-masing merupakan larutan

yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambah dengan garam natrium bikarbonat

yang berwarna putih, larutan tetap jernih tidak berwarna, dan garam tersebut larut dalam

larutan. Penambahan garam ini dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam ataupun

terlalu basa, atau dapat dikatakan garam ini sebagai buffer. Larutan kemudian berubah

menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang merupakan indikator.

Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk endapan berwarna putih yang

merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan AgNO3, sementara jumlah

AgNO3 masih ada, maka AgNO3kemudian bereaksi dengan indikator K2CrO4 membentuk

endapan Ag2CrO4 yang berwarna krem.

Dalam titrasi ini, titrasi perlu dilakukan secara cepat dan pengocokan harus juga

dilakukan secara kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO yang menyebabkan titik akhir

titrasi menjadi sulit tercapai.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a) Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan

c) Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan

e) Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f) Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

Page 117: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

h) Kesimpulan

i) Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN : XIV

Hari/Tanggal : Sabtu/7 Januari 2012

Materi Praktek : Analisis kimia menggunakan metode Argentometri secara Volhard

Tujuan Praktek : Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan

metode Argentometri secara Volhard dan mampu mempraktekan analisis

Volumetri dengan reaksi redoks tersebut.

Metode : Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu : 08.00 – 12.00 Wita

Tingkat/Semester : Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok : 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa : Kontrak : 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : - Orang

* Izin : - Orang

* Alpa : 7 Orang

Hadir : 38 Orang

Alat dan Bahan :

Alat : - Buret - Klem - Statif

- Erlenmeyer - Pembakar spritus - Kaki tiga

- Alas kasa - Pipet volum - Gelas ukur

- Corong

Bahan : - aluminium foil - aquadest - AgNO3

- NaCl - indikator K2CrO4 - tissue.

Langkah-langkah Pelaksanaan :

Page 118: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

1. Persiapan

Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,

bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.

Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari

sebelum praktek dimulai.

Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:

Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan

Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan

yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan

oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,

kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku AgNO3,1 N

Dipipet 10 ml larutan standar NaCl menggunakan pipet volume

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 1 ml indikator K2CrO4

Dititrasi dengan larutan AgNO3

Dikocok kuat menjelang titik akhir sampai terbentuk endapan merah bata

Dilakukan secara duplo

Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur

Ditimbang 1 gram garam dapur

Dilarutkan dengan air suling, dimasukkan dalam labu takar 100 ml dan impitkan

sampai tanda batas

Dipipet 25ml larutan contoh dan dimasukkan ke dalam labu takar 100ml.

Ditambahkan 50 ml AgNO3 0,1 M encerkan sampai tanda batas.

Dikocok sampai homogen dan disaring

Dipipet air saringan 50 ml, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

Dibubuhi 10 ml HNO3 4 ml dan 5 ml indikator Fe3+

Kelebihan AgNO3 dititras dengan larutan standar KSCN 0,1 M

Dilakukan secara duplo

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

DATA PENGAMATAN

Dik : N AgNO3 = 0,1 N

V NaCl = 25 ml

Percobaan 1

Hasil dari percobaan 1 didapatkan V AgNO = 3,2 ml

Percobaan 2

Page 119: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

Hasil dari percobaan 2 didapatkan V AgNO = 3,2 ml

Maka V rata-rata = (3,2+3,2) / 2

= 3,2 ml

Maka N NaCl adalah

V1.N1 = V2. N2

3,2 . 0,1 = 25 N2

N2 = (3,2 . 0,1) / 25

N2 = 0,0128

N2 = 1,28 X 10-2 N

Jadi N NaCl = 1,28 X 10-2 N

Pembahasan Hasil Praktikum

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu

larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.

Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+ sebagai

indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk

endapan putih.

Argentometri merupakan analisis volumetri berdasarkan atas reaksi pengendapan

dengan menggunakan larutan standar argentum. Atau dapat juga diartikan sebagai cara

pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau kadar Ag+ itu sendiri dari reaksi

terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO3.

Larutan AgNO3 dan larutan NaCl, pada awalnya masing-masing merupakan larutan

yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambah dengan garam natrium bikarbonat

yang berwarna putih, larutan tetap jernih tidak berwarna, dan garam tersebut larut dalam

larutan. Penambahan garam ini dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam ataupun

terlalu basa, atau dapat dikatakan garam ini sebagai buffer. Larutan kemudian berubah

menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang merupakan indikator.

Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk endapan berwarna putih yang

merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan AgNO3, sementara jumlah

AgNO3 masih ada, maka AgNO3 kemudian bereaksi dengan indikator K2CrO4 membentuk

endapan Ag2CrO4 yang berwarna krem.

Dalam titrasi ini, titrasi perlu dilakukan secara cepat dan pengocokan harus juga

dilakukan secara kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO yang menyebabkan titik akhir

titrasi menjadi sulit tercapai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Parameter-parameter yang penting adalah:

1. Temperatur: Kelarutan bertambah dengan naiknya temperatur. Kadangkala endapan yang

baik terbentuk pada larutan panas, tetapi jangan dilakukan penyaringan terhadap larutan panas

karena pengendapan dipengaruhi oleh faktor temperatur.

2. Sifat pelarut: Garam-garam anorganik lebih larut dalam air. berkurangnya kelarutan di

dalam pelarut organik dapat digunakan sebagai dasr pemisahan dua zat.

3. Efek ion sejenis: Kelarutan enddapan dalam air berkurang jika larutan

tersebut mengandung satu ion-ion penyusun endapan, sebab pembatasan Ksp. Baik kation

Page 120: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

maupun anion yang ditambahkan, mengurangi konsentrasi ion penyusun endapan sehingga

endapan garam bertambah. Suatu endapan umumnya lebih dapat larut dalam air mumi

daripada dalam suatu larutan yang mengandung salah satu ionendapan. Pentingnya efek ion

sejenis dalam mengendapkan secara lengkap dalam  analisis kuantitatif  akan  tampak 

dengan  mudah. 

Dalam mencuci endapan di mana susut karena melarut mungkin cukup berarti. Dapatlah

digunakan suatu ion sejenis dalam cairan pencuci untuk mengurangi kelarutan. Ion itu harus

juga ion dari zat pengendap, dan tentu saja bukan ion yang sedang diselidiki. 4. Efek ion-ion

lain: Beberapa endapan bertambah kelarutannya bila dalam larutan terdapat garam-garam

yang berbeda dengan endapan. Hal ini disebut sebagai efek garam netral atau efek aktivitas.

Semakin kecil koef sien aktivitas dari dua buah ion, semakin besar hasil kali konsentrasi

molar ion-ion yang dihasilkan.

4. Pengaruh hidrolisis: jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan

perubahan (H+). Kation dari spesies gararn mengalami hidrolisis sehingga menambah

kelarutannya.

5. Pengaruh kompleks: Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fimgsi konsentrasi zat

lain yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut.

Reaksi yang menghasilkan endapan dapat dimanfaatkan untuk analisissecara titrasi jika

reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik akhir dapat dideteksi. Beberapa reaksi

pengendapan berlangsung lambat dan mengalami keadaan lewat jenuh.

4. Laporan Praktikum

a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan

materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :

a) Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan

c) Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan

e) Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f) Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h) Kesimpulan

i) Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas

sesudah praktek.

Page 121: Laporan Kegiatan Praktikum_psg 20152016

6. Anggaran

Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan

Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.