Upload
arumdesipratiwi
View
239
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BLOK MATERNITAS
Citation preview
TRIGGER 3
Ny.K, 49 th GoPoooAbooo datang ke RS dengan keluhan nyeri panggul serta adanya benjolan
sebesar buah kelapa di perut sejak 2 tahun yang lalu, perdarahan terjadi lebih banyak dan
lebih lama selama haid sejak 6 bula yang lalu dan kostipasi saat BAB. Sampai saat ini setelah
menikah selama 30 tahunklien belum mempunyai anak. Iwayat menstruasi tidak teratur.
Keadaan umum lemah . hasil pemeriksaan fisik : teraba massa abdomen (+), dan nyeri tekan
(+), konjungtiva anemis, HB: 8 gr/dl, TD : 100/70 mmHg, N : 100x/menit, RR : 22x/mnit, suhu
370C. Hasil USG : terdapat massa intrauterine dengan ukuran 20x25 cm. Encana terapi akan
dilakukan tindakan miomektomi sehinga klien merasa takut dan khawatir denan kondisinya.
SLO
1) Definisi
2) Klasifikasi
3) Epidemiologi
4) Etiologi
5) Faktor risiko
6) Patofisiologi
7) Manifestasi klinis
8) Pemeriksaan diagnostik
9) Penatalaksanaan
10) Komplikasi
11) Asuhan keperawatan
1. DEFINISI
Myoma uteri atau fibroid, atau yang dikenal dengan sebutan miom, adalah tumor jinak
yang berasal dari rahim, yang biasanya berbentuk bulat atau lonjong disertai jaringan ikatnya
(www. Infomedika. htm, 2004).
Leiomyoma uteri (atau fibroid) merupakan tumor jinak yang berasal dari pertumbuhan sel
otot polos dan jaringan penghubung di uterus. Secara histologis terdapat proliferasi
monoklonal dari sel otot polos.
Mioma uteri biasa juga disebut leiomioma uteri, fibroma uteri, fibroleiomioma, mioma
fibroid atau mioma simpel. Mioma terdiri atas serabut- serabut otot polos yang diselingi
dengan jaringan ikat dan dikelilingi kapsul yang tipis. Tumor ini dapat berasal dari setiap bagian
duktus muller, tetapi paling sering terjadi pada miomatreium.
2. KLASIFIKASI
Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi empat jenis yaitu :
Mioma Uteri Subserosa
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula
sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke
arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai mioma
intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai
suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya
menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum.
Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma akan terlepas dari
uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini
dikenal sebagai jenis parasitik.
Mioma Uteri Intramural
Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak
merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol,
uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan
gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah
perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan
kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat
(jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).
Mioma Uteri Submukosa
Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma
bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah
terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas permukaan ruangan rahim.
Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting
dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural
walaupun ditemukan cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak
berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan
keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga
sebagai terapinya dilakukan histerektomi.
Mioma intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jatingan lain, misalnya ke ligamentum
atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut
mondering/parasite fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam
satu uterus. Bentuk seperti kumparan konde
Jenis mioma lain :
Mioma gaburt
Tumor yang dapat kelar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma
gaburt, atau mioma yang dilahirkan yang mudah mengalami infeksi, ulserasi, dan
infark. Pada beberapa kasus penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena
proses tersebut.
Mioma pedunkulata
Fibroid yang tumbuh pada batang kecil yang menghubungkan mereka ke dalam
dinding dalam atau luar rahim.
3. EPIDEMIOLOGI
Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi pada wanita sebelum menarche,
setelah menopouse hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh. Penelitian di
Amerika Serikat yang pernah dilakukan Scwartz menunjukkan angkakejadian mioma
uteri adalah 2-12,8 orang per 1000 wanita tiap tahunnya. Angka kejadian mioma uteri
3-9x lebih tinggi pada wanita kulit berwarna hitam dibanding kulit putih diIndonesia
mioma uteri ditemukan pada 2,4%-11,7% dai semua penderita ginekologi yang
dirawat. Berdasarkan otopsi Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang mioma, pada wanita berkulit hitam ditemukan paling banyak.
Mioma terjadi pada kira-kira 5% wanita selama masa reproduksi. Tumor ini
tumbuh dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinis pada usia dekade
keempat. Mioma lebih sering terjadi pada pasien nuliipara atau wanita yang hanya
mempunyai satu anak.
Mioma uteri terjadi pada 20%-25% perempuan di usia reproduktif , tetapi oleh
faktor yang tidak diketahui secara pasti. Faktor keturunan memegang peran dalam
angka kejadian mioma uteri. Wanita dari garis keturunan tingkat pertama seorang
penderita mioma uteri mepunyai resiko 2.5x lebih besar menderita mioma uteri
Dari penelitian yang dilakukan oleh Ran Ok et.al di St.Benedict Hospital Korea yang
dilakukan terhadap 815 kasus mioma uteri diketahui bahwa kasus mioma uteri
terbanyak pada penderita mioma uteri adalah perdarahan pervaginam abnormal
(44,1%) kadar hemoglobin (Hb) rata-rta penderita mioma uteri adalah 1092 gr% dan
37,6% diantaranya dilakukan transfusi darah.
Sejak tahun 1946 Goodman, melaporkan terapi medikamentosa dengan
pemeberian hormon progesteron pada 7 wanita dengan mioma uteri, menyebabkan
pengecilan ukuran mioma uteri. Filicori dan rekan-rekan tahun 1983 melaporkan
bahwa pemakaian analog GnRH, untuk mengecilkan mioma uteri.
4. ETIOLOGI
Penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori :
1. Teori stimulasi
Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat bahwa :
Mioma uteri seringkali tumbuh lebih cepat pada massa hamil
Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum menarche
Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopouse
Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersama dengan mioma uteri
2. Teori cellnest/genitoblast
Terjadinya mioma uteri itu bergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada
sel nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus-menerus oleh estrogen
Apapun asalnya, tumor mulai dari benih-benih multiple yang sangat kecil dan teratur
pada miometrium. Benih-benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progresif(bertahun-
tahun) di bawah pengaruh estrogen dan faktor-faktor yang lain. Dipercaya bahwa
mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik
dari sebuah sel neoplastik tunggal.sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromoson,
khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tumor:
a. Estrogen
Mioma uteri yang dijumpai setelah menarke, seringkali terdapat pertumbuhan
tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri
akan mengecil pada saat menopouse dan pengangkatan ovarium. Mioma uteri
banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan
sterilitas. Aktivitas enzim hidroksidrogenase yang mengubah estradida/estrogen
kuat menjadi estrogen/estrogen lemah brkurang pada jaringan miomatosus, yang
juga mempunyai reseptor estrogen lebih banyak dibandingkan dengan
miometrium normal.
b. Progesteron
Mempunyai antagonis estrogen, menghambat pertumbuhan tumor dengan 2 cara
mengaktifkan 17B hidroksidesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor
estrogen pada tumor
c. Hormon pertumbuhan
Pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mungkin merupakan
hasil dan aksi sinergistik antara HPL dan estrogen
5. FAKTOR RISIKO
1) Umur
Kebanyakan wanita mulai terdianosis mioma uteri pada usia 40 tahun
2) Menarche dini
Menarche dini <20 tahun meningkatkan resiko kejadian mioma uteri 1,24 kali
3) Ras
Darihasil penelitian didapatan bahwa wanita keturunan Afrika-amerika emiliki
resiko 2,9 kali lebihbesar dibanding wanita kaukasia
4) Riwayat keluarga
Jika memiliki riwayat keturunan yang menderita mioma uteri, akan
meningkatkan resiko 2, kali lebih besar
5) Kehamilan
Semakn besar jumlah peritas, maka menurunkan angka kejdian mioma uteri
6) Makanan
Daging sapi, daging setengah matang, dan daging babi meningkatkan insiden
mioma uteri. Namun sayuran hijau menurunkan insiden mioma uteri
7) Kebiasaan merokok
Merokok apat mengurangi insiden ioma uteri karena menghambt enzim
aromatase (menghambat pembentukan androgen menjadi estrogen) oleh
nikotin
6. PATOFISIOLOGI
Wanita nuliparitas, kurang subur
Faktor genetik, ras, paritas, dan beberapa faktor risiko lainnya
Reseptor estrogen lebih banyak
Meningkatkan risiko perkembangan fibroid
MYOMA UTERI
Mioma subserosa Mioma intramural Mioma submukosa
Pembesaran massa
Tindakan operasi
ansietas
Penekanan organ sekitar
rektum Vesika urinaria
Perub.pola eliminasi defekasi
Perub.pola eliminasi urin
konstipasi Retensi urinMenekan syaraf
sekitar uterus
Nyeri akut
> 6 bulan Nyeri kronis
Perdarahan berat saat menstruasi
HB turun
Anemia
Risiko syok
ansietas
7. MANIFESTASI KLINIS
Hampir seluruh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvic
rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa
mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus. Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar
35%-50% dari penderita.
1. Perdarahan abnormal (30%)
Bentuk perdarahan yang ditemukan berupa : menoragi, metroragi dan
hipermenorrhea. Perdarahan dapat menyebabkan anemia defisiensi Fe. Perdarahan
abnormal ini dapat dijelaskan oleh karena bertambahnya area permukaan dari
endimetrium yang menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim, distensi dan kongesti
dari pembuluh darah disekitarnya dan ulserasi dari lapian endometrium.
2. Penekanan rahim yang membesar
Terasa berat di abdomen bagian bawah
Gejala traktus urinarius : urine frequency, retensi urin, obstruksi ureter dan
hidronefrosis
Gejala intestinal : konstipasi dan obstruksi intestinal
Terasa nyeri karena tertekannya saraf
3. Nyeri, dapat disebabkan oleh :
Penekanan saraf (plexus utero vaginalis)
Torsi bertangkai
Submukosa mioma terlahir
Infeksi pada mioma
4. Infertilitas
Akibat penekanan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi di cornu. Perdarahan
kontinyu pada pasien dengan mioma submukosa dapat menghalangi implantasi,
terdapat peningkatan insiden aborsi dan kelahiran prematur pada pasien dengan
mioma intramural dan submukosa.
5. Kongesti vena
Disebabkan oleh kompresi tumor yang menyebabkan edema ekstremitas bawah,
hemorrhoid nyeri dan dyspareunia.
6. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan laboratorium
Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia akibat perdarahan uterus yang
berlebihan dan kekurangan zat besi. Pemeriksaaan laboratorium yang perlu dilakukan
adalah Darah Lengkap (DL) terutama untuk mencari kadar Hb. Pemeriksaaan lab lain
disesuaikan dengan keluhan pasien.
b. Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen pada uterus.
Mioma uteri berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomen bawah dan pelvis
dan kadang terlihat tumor dengan kalsifikasi.
c. Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh ke arah
kavum uteri pada pasien infertil.
d. MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma uteri, namun biaya
pemeriksaan lebih mahal.
e. PA ( Patologi Anatomi )
Seperti biopsi : pengambilan sebagian kecil jaringan tubuh untuk mendeteksi kanker.
f. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan
ukurannya.
g. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
h. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat
tindakan operasi.
i. ECG : mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan
operasi.
j. Histeroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya
kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.
k. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa dirongga pelvis serta
menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
l. Laparoskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
9. PENATALAKSANAAN
Tatalaksana untuk leiomyoma bergantung kepada penilaian risk-benefit. Seringkali
leiomyoma tidak perlu ditatalaksana, cukup dengan diobservasi dan diharapkan akan regresi
setelah menopause. Namun bila ukuran leiomyma cukup besar, pertumbuhan cepat dan
menimbulkan gejala yang signifikan, maka diperlukan sejumlah langkah terapi. Hal ini
bergantung kepada beratnya gejala, adanya gejala tambahan, usia dan fertilitas.
A. Penatalaksanaan konservatif dan pemeriksaan periodik
55% dan semua mioma tiak membutuhkan suatupengobata dalam bentuk apapun,
terutama bila :
Tanpa keluhan
Menjelang menopouse
Besar mioma <12 minggu kehamilan
Walaupun demikian, mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3-6 bulan. Apabila
terlihat perubahan berbahaya mak lakukan tindakan segera
Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan
Monitor HB, zat besi
Pengunaan agonis GnRH untuk meregulasi gonadotropin yang dihasilkan
hipofisis anterior yag berefek pada hilangnya fungsi ovarium, menopause
reversble dan 70% mengalami reduksi uterusdariukurannya. Tidak ada resiko
agonis GnRH jangka panjang dan kemungkinan rekurensi mioma
Agonis GnRH adalah terapi yang baik untuk manajemen medis menyebabkan
amenore dan pengurangan ukuran tumor dengan cepat. Namun manfaat dari
agonis GnRH diukur oleh efek samping yng signifikan
B. penatalaksanaan pembedahan
1) Histeroktomi, yaitu pengangkatan uterus secara menyeluruh. Merupakan
terapi permanen untuk leiomyoma, namun memerlukan bedah mayor serta
laparoskopi abdomen dan vagina
2) Myomektomi, yaitu pengangkatan leiomyoma dan memeliharan uterus. Terapi
ini terutama untuk wanita yang masih ingin memiliki anak. Namun dibanding
histeroktomi risikonya lebih besar karena memerlukan waktu pemulihan lebih
panjang serta perdarahan dan infeksi.
Jenis-jenis miomektomy :
a) Abdominal miomektomy
Jika terdapat fibroid yang sangat besar/sangatdalam maka dilaukan
pembedahan perut terbuka untuk menghapus fibroid
b) Laparoskopi atau robotic miomektomy
Jika fibroid kecil dan sedikit jumlahnya. Instrumen kecil dan ramping
dimasukkan melalui sayatan kecil di perut dan dokter bedah akan
memonitor jarak jauh melalui kamera kecil yang menempel pada salah
satu instrumen
c) Histeroscopic miomektomy
7jika fibroid terdapat pada bagian dalam rahim (submukosa). Sebuah
instrumen panjang dan ramping ( histeroscopic) dilewatkan melalui
vagina atau leher rahim ke dalam rahim sehingga pengangkatan
fibroid melalui suatu teropong khusus dan sebaikyadilakukan oleh
dokter ahli
3) Embolisasi, yaitu menggunakan kateter dan biji plastik yang dimasukkan ke
arteriol kecil pada leiomyoma. Sehingga terjadi penurunan aliran darah,
iskemia dan nekrosis tumor. Terapi ini berhasil bila dikerjakan di sejumlah
pusat kesehatan, namun berisiko terjadinya kegawatdaruratan.
10. KOMPLIKASI
a. Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma hanya 0.32-0.6 %dari seluruh mioma
50-75% dari sarcoma uterus
Baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat
Dicurigai keganasan apabila cepat membesar dala menopause
b. Torsi (putaran tangkai)
Bila sarang mioma mengalami torsi akan menyebabkan gangguan sirkulasi akut
yang mana akan menyebabkan nekrosis dan akan menjadi sindrom abdomen
akut
Torsi yang terjadi pelan-pelan tidak menyebabkan gangguan akut
c. Nekrosis & infeksi akan menyebabkan gangguan sirkulasi darah
d. Mengurangi wanita untuk hamil, terutama untuk mioma uteri submukosum
e. Kemungkinan abortus bertambah
f. Kelainan letak janin dalam rahim,terutama pada mioma yang besar dan letak
subsersus
g. Menghalangi jalan lahir, terutama jika di serviks
h. Mersia uteri & atonia uter, terutama jika letaknya di dalam dinding rahim/banyak
mioma
i. Mempersulit lepasnya plasenta, terutama jika mioma submukus & intramural
Menurut Manuaba (2007), kehamilan dan persalinan juga dapat berdampak pada mioma
uteri yaitu
I. Tumor lebih cepat tumbuh akibat hipertrofi & edema, terutama daalam bulan
pertama (mungkin pengaruh hormonal), setelah kehamilan 4 bulan tumor tidak
bertambah besar lagi
II. Lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk, mudah terjadi gangguan
sirkulasi
III. Nekrosis abdomen akut
11. ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Nama : Ny. K
Usia : 49 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Sumber informasi : klien
b. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama : klien dating ke Rumah sakit dengan keluhan nyeri panggul serta
adanya benjolan sebesar buah kelapa di perut
Lama keluhan : 2 tahun
Diagnose medis : mioma uteri
c. Riwayat kesehatan saat ini
Perdarahan terjadi lebih banyak dan lebih lama selama haid sejak 6 bulan yang
lalu, dan konstipasi saat BAB. Sampai saat ini, setelah menikah selama 30 tahun
klien belum mempunyai anak.
d. Riwayat pernikahan
Menikah satu kali selama 30 tahun
e. Riwayat fertilitas
Selama 30 tahun setelah menikah, klien belum mempnyai anak
f. Riwayat obstetri
Belum mempunyai anak hingga usia pernikahan 30 tahun
g. Riwayat haid
Menarche : -
Lama menstruasi : -
Siklus menstrasi : tidak teratur
h. Riwayat perkawinan :
i. Riwayat keluarga berencana :
j. Pola eliminasi
Terjadi konstipasi
k. Pemeriksaan fisik
Kesadaran umum : lemah, konjungtiva anemis
TTV : TD = 100/70 mmHg, N = 100 x/mnt, RR = 22 x/mnt, T=37o c
Terasa masa abdomen (+)
Nyeri tekan (+)
l. Pemeriksaan penunjang
USG = terdapat masa intrauterine dengan ukuran 20 x 25 cm
m. Terapi
Tindakan miomektomi sehingga klien merasa takut khawatir dengan kondisinya
1. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. Ds :
- Nyeri panggul
serta ada benjolan
sebesar buah
kelapa diperut
sejak 2 tahun yang
lalu
Do :
- Teraba massa
abdomen (+)
- Hasil USG :
terdapat massa
intrauterine
Etiologi
Reseptor estrogen lebih
banyak
Sel imatur uterus
Tumor fibromatosa
Mioma uteri
Pertumbuhan massa
Nyeri
dengan ukuran
20x25 cm
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 100x/menit
- RR : 22x/menit
Menekan organ sekitar
Nyeri
2. Ds :
- Keadaan umum
lemah
Do :
- Nyeri tekan (+)
- Teraba massa
abdomen (+)
- USG : terdapat
massa intrauterine
dengan ukuran
20x25 cm
Mioma uteri
Pertumbuhan massa
Penekanan organ sekitar
Rectum
Pola eliminasi
Konstipasi
Konstipasi
3. Ds :
- Perdarahan terjadi
lebih banyak dan
lebih lama selama
haid
Do :
- Konjungtiva
anemis
- Hb : 8 gr/dl
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 100x/menit
- RR : 22x/menit
- Suhu : 370 c
- Keadaan umum
lemah
Etiologi
Reseptor estrogen lebih
banyak
Sel imatur uterus
Tumor fibromatosa
Mioma uteri
Perdarahan pervaginam
Hb menurun
Resiko syok
Anemia
Resiko syok
4. Ds :
- Klien merasa takut
dan khawatir
dengan kondisinya
- Ny. K, 46 tahun
- G0P000Ab000
Do :
- Teraba massa
abdomen (+)
- Nyeri tekan (+)
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 100x/menit
- RR : 22x/menit
- Suhu : 370C
- Keadaan umum
lemah
Sel imatur uterus
Tumor fibromatosa
Mioma uteri
kurangnya info mengenai
penyakit dan tindakan
operasi
Ansietas
Ansietas
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri kronis b.d ketunadayaan fisik kronis
2) Konstipasi b.d tumor
3) Risiko syok
4) Ansietas b.d perubahan status kesehatan
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Nyeri kronis b.d ketunadayaan fisik kronis
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam nyeri dapat berkurang
Kriteria hasil :
- Klien dapat mengeksresikan penuruna nyeri/ ketidaknyamanan
- Frekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah/ ringan
- Klien tampak rileks
Intervensi Rasional
1. Kaji keluhan nyeri, perhatikan
lokasi, lamanya dan intensitas,
perhatikan petunjuk herbal
dan non herbal
2. Bantu klien untuk menemukan
posisi nyaman
3. Tekan/ sokong dada saat
latihan batuk/ napas dalam
Kolaborasi :
4. Berikan analgesik sesuai
indikasi
5. Berikan pendidikan pada klien
bahwa pengurangan nyeri
tidak hilang secara total
6. Lakukan tindakan
pembedahan terkait dengan
benjolan sebesar buah kelapa
1. Memebantu mengidentifikasi
derajat ketidaknyamanan dan
kebutuhan untuk
ketidakefektifan analgesik
jumlah jaringan, otot dan sistem
limfatik diangkat denagn
mempengaruhi jumlah nyeri
yang dialami
2. Peninggian perut, ukuran baju
dan adanya drain mempengaruhi
kemampuan klien untuk rileks
dan istirahat secara efektif
3. Memudahkan partisipasi pada
aktivitas tanpa timbul
ketidaknyamanan
4. Memberikan analgesik agar
nyeriberkurang/ hilang
5. Pengurangan bertahap dan tidak
akan hialng secara total
6. Tindakan pembedahan bisa
mengurangi beban/massa pada
abdomen klien sehingga nyeri
dapat berkurang
(miomektomi)
2) Konstipasi b.d tumor
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, konstipasi hilang
Kriteria hasil :
- Pola eliminasi dalam rentang yang diharapkan
- Feses lembut dan berbentuk
- Mengeluarkan feses tanpa bantuan
Intervensi Rasional
1. Ajarkan pasien untuk
mengkonsumsi cairan dan serat
dengan adekuat
2. Anjurkan pasien untuk
meminta obat nyeri dan
sebelum defekasi untuk
memudahkan keluaran feses
tanpa nyeri
3. Kolaborasi dengan dokter
untuk memberikan bantuan
eliminasi seperti diat tinggi
serat, pelembut feses, enema
dan laksatif
1. Memberikan info pasien
tentang diet tinggi serat
menambah pengetahuan klien
2. Melaporkan kepada perawat
jika defekasi ada nyeri
3. Melancarkan defekasi klien
3) Resiko syok
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, syok
hipovolemik tdak terjadi
Kriteria hasil :
- Syok tidak terjadi
- HB kembali berangsung-angsung ke dalam batas normal
Intervensi Rasional
1. Pantau adanya perdarahan
lebih lanjut
2. Jangan melakukan pemeriksaan
dalam pada vagina dan
pengkajian rektum
3. Ajarkan pada klien dan
keluarga untuk melaporkan
perdarahan yang tidak biasanya
dengan segera
4. Kolaborasi pemberian
androgen
1. Mengurangi risiko syok lebih
lanjut pada klien
2. Pemeriksaan dalam pada vagina
dan rektum akan merangsang
teerjadinya perdarahan dan
mengurangi keefektifan
pemeriksaan
3. Pelaporan perdarahan dengan
segera akan mengurangi tingkat
4. Androgen merupakan senyawa
sintetis yang mirip testosteron,
dan dapat efektif menghentikan
perdarahan, mengembalikan
anemia, dan bahkan dapat
mengecilkan tumor
4) Ansietas b.d perubahan status kesehatan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, klien tidak tampak
cemas lagi
Kriterian hasil :
- Klien menyatakan rasa cemas berkurang
- Pengetahuan tentang penyakit klien bertambah
- Klien tampak rileks
- Klien kooperatif terhadap prosedur
Intervensi Rasional
1. Kaji ulang tingkat pemahaman
klien tentang penyakitnya
2. Dorong klien untuk
1. Mengetahui tingkat pegetahuan
klien terhadap penyakitnya
2. Untuk mengurangi rasa cemas
mengungkapkan pikiran dan
perasaannya
3. Berikan informasi tentang
penyakitnya, prognosis dan
pengobatan serta prosedur
secara jelas dan akurat
4. Minta klien untuk umpan balik
tentang apa yang telah
dijelaskan
5. Berikan kesempatan klien
untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum jelas
klien terhadap penyakitnya
3. Mengurangi tingkat kecemasan
klien dan keluarga
4. Mengetahui pemahaman klien
tentang apa yang telah di
jelaskan (penyakitnya)
5. Klien bisa mengungkapkan
kecemasannya sehingga bisa
berkurang rasa cemasnya
REFERENSI
www.aafp.org (american academy of family physicians) diakses pada 18/09/2012
pukul 12.03
Mitayani, 2011.asuhan keperawatan maternitas.Jakarta : salemba medika
www.myoma.co.uk diakses pada 18/09/2012 pukul 08.14
Herdman, T.H.2012.nursing diagnosis definitions & classification 2012-2014. Oxford:
wiley-Blackwell
Smeltzer, Suzane.C.Brenda,G.bar.2002. buku ajar keperawatan medikal bedah
brunner&Suddarth volume 2. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith.M.2006. buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC
dan kriteria hasil NOC. Jakarta : EGC