Laporan Kimpang Iodimetr.docx

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU KIMIA PANGANAnalisis Vitamin C pada Sayuran Metode IodimetriDisusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pangan Lanjut Yang Dibimbing Oleh Ibu Melina Sari, S.TP. M.Si

Oleh:Kholilatul Mufarrohah (P27835112040)KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN SURABAYAJURUSAN GIZI2013BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Vitamin C atau asam askorbik merupakan vitamin yang larut dalam air. Fungsi dasar vitamin C adalah meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dan sebagai antioksidan yang menetralkan racun dan radikal bebas di dalam darah maupun cairan sel tubuh. Selain itu, vitamin C juga berfungsi menjaga kesehatan paru-paru karena dapat menetralkan radikal bebas yang masuk melalui saluran pernafasan. Vitamin C juga meningkatkan fungsi sel-sel darah putih yang dapat melawan infeksi dan dapat meningkatkan penyerapan zat besi sehingga dapat mencegah anemia (Dadang, 2010). Asupan vitamin C yang ditetapkan Recommended Daily Allowance (RDA) untuk remaja usia 11-14 tahun adalah 50 mg/hari dan usia 15-18 tahun 60 mg/hari. Akan tetapi konsumsi vitamin C pada remaja di Indonesia masih dikategorikan kurang, yaitu sekitar 56,5% remaja di Indonesia kurang mengkonsumsi vitamin C (UNDIP,2005). Dan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Endang Kustyaningsih (2007) didapatkan sebanyak 54,80% remaja yang berada di pesantren modern kurang mengkonsumsi vitamin C. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C adalah penyakit scurvy, penyakit ini menyebabkan pucat, rasa lelah yang berkepanjangan dan diikuti oleh perdarahan gusi, perdarahan di bawah kulit, edema, dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu sangat diperlukan kesadaran setiap orang untuk memperhatikan konsumsi vitamin C setiap hari dan khusus untuk remaja agar memperhatikan asupan bahan makanan yang mengandung vitamin C karena pada saat remaja kebutuhan vitamin C meningkat. Keadaan-keadaan yang perlu dipertimbangkan yang sering mempengaruhi status nutrisi remaja, antara lain: faktor asupan makanan yang tidak mencukupi, kemiskinan, nutrisi yang berhubungan dengan keadaan tertentu, faktor psikologis dan faktor gaya hidup. Menurut Sediaoetama (2004) tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan gizi yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik pula. Namun tidak semua dari mereka yang memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik dan kecukupan gizi yang baik. Suatu survey dari First Health and Nutrition Examination Survey (NHANES I,1971-1974) dan Nutrition Examination Survey (NHANES II,1976- 1980) demikian pula Nationwide Food Consumption Survey (NFCS,1977-1978) menemukan: bahwa walaupun status nutrisi kelompok remaja ditemukan baik, secara individu pada subkelompok ditemukan bukti-bukti asupan vitamin dan mineral kurang adekuat, status nutrisi kurang baik, atau ditemukan keduanya. Asupan vitamin C yang tidak adekuat menimbulkan gejala defisiensi vitamin C, berupa perdarahan kulit dan gusi, lemah, defek perkembangan tulang (scurvy), dan sebaliknya apabila asupan vitamin C berlebihan pada remaja akan menimbulkan keluhan pada sistem gastrointestinal. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Deni Elnovriza, Rina Yenrina dan Hafni Bachtiar (2011) didapatkan tingkat pengetahuan remaja dengan asupan vitamin C menunjukkan korelasi yang lemah dan berpola negatif, yang artinya semakin tinggi pengetahuan, semakin rendah konsumsi vitamin C. Oleh karena itu tingkat pengetahuan remaja memgenai asupan nutrisi berupa vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk menentukan sikap dan perilaku dalam hal pemilihan makanan (Sediaoetama, 2004). 1.2 Tujuan1. Mengetahui kadar vitamin C pada brokoli, bayam, cabai, dan tomat dengan beberapa perlakuan (mentah, air rebusan, sayur yang di rebus, dan blanching).2. Mengetahui kerusakan vitamin C pada proses pemasakan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Metode IodimetriIodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat oksidator secara langsung, seperti yang kadar terdapat dalam serbuk vitamin C.Penentuan kadar Vitamin C secara volumetri dengan metode iodimetri berdasarkan reaksi oksidasi reduksi antara sampel sebagai reduktor dengan larutan baku I2 0,1 N sebagai oksidator dalam suasana asam dengan menggunakan indikator larutan kanji dengan titik akhir ditandai dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi biru.Titrasi iodometri adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan iodium. Titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung yang dapat digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator sepertiCuSO4.5H2OBerbeda dengan titrasi iodimetri yang mereaksikan sample dengan iodium (langsung), maka pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida (KI) berlebihan dan akan menghasilkan iodium (I2) yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium thiosulfat (Na2S2O3). Banyaknya volume Natrium Thiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan banyaknya sampel.Contoh reaksi dengan Cu2+:2 Cu 2+ + 4I- 2CuI + I2 I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-

2.2 Vitamin C

Asam askorbat (Vitamin C) adalah suatu heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida.Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk keperedaran darah melalui vena porta.Rata-rata absorpsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari.Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C, bila konsumsi mencapai 100 mg sehari.(Sunita Almatsier 2001).Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler.Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vasculair endothelium. Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin.Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagai antioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi. Konsumsi dosis normal Vitamin C 60 90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung pada buah dan sayuran segar.2.3 BrokoliDi dunia ini banyak terdapat tumbuhan yang bermanfaat sebagai obat. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beraneka ragam tumbuhan, yang sebagian besar dari tumbuhan tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai tanaman obat. Sayur-sayuran juga memegang peranan penting dalam menunjang kesehatan dan kebugaran tubuh, sebab dalam sayur-sayuran terkandung berbagai macam vitamin, mineral, serat pangan dan antioksidan. Salah satu contoh sayuran yang memiliki banyak manfaat adalah brokoli. Tumbuhan brokoli (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) suku Brassicaceae merupakan tumbuhan yang bunganya digunakan sebagai sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dengan kandungan nutrisi protein, lemak, karbohidrat, vitamin C, serat, kalium, kalsium, dan karoten (Wibowo, 2010). Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh hasil bahwa brokoli memiliki aktivitas antioksidan sedang (nilai IC50 124,44 ppm pada ekstrak etanol). Hasil skrining fitokomia yang dilakukan menunjukkan bahwa brokoli mengandung senyawa alkaloid, glikosida, saponin,

flavonoid dan steroid/triterpenoid (Marliani, 2010). Flavonoid merupakan senyawa yang banyak terkandung di dalam brokoli yang dipercaya berfungsi sebagai antioksidan. Mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan tinggi dapat mengurangi risiko terkena kanker. Aktivitas antioksidan selain dapat mencegah proses autooksidasi yang menghasilkan radikal bebas juga dapat menekan proliferasi (perbanyakan) sel kanker (Gusyana, 2010). 2.4 BayamTanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang mudah diperoleh di setiap pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan. Ciri-ciri jenis bayam yang enak untuk dimakan adalah daunnya besar, bulat, dan empuk. Bayam ini dapat diolah sebagai sayur, pecel, atau gado-gado. Sedangkan bayam yang berdaunbesar, tipis, dan alot lebih enak digoreng campur tepung untuk rempeyek. Berdasarkan cara penanamannya jenis bayam dibedakan menjadi bayam cabut dan bayam petik. Bayam cabut adalah bayam yang dipanen dengan cara dicabut seluruh bagian tanaman beserta akar-akarnya. Bayam petik adalah bayam yang pemanenannya dilakukan dengan cara dipetik daun atau pucuk daunnya saja sehingga dapat dilakukan berulang kali sepanjang tanaman masih produktif.Sistematika Tanaman Bayam : Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Family : Amaranthaceae Upfamily : Amaranthoidoae Genus : Amaranthus L (Bandini,Y., 2001).2.5 TomatTomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu produk hortikultura yang menyehatkan. Tomat, baik dalam bentuk segar maupun olahan, memiliki komposisi zat gizi yang cukup lengkap dan baik. Buah tomat terdiri dari 5-10% berat kering tanpa air dan 1 persen kulit dan biji. Jika buah tomat dikeringkan, sekitar 50% dari berat keringnya terdiri dari gula-gula pereduksi (terutama glukosa dan fruktosa), sisanya asam-asam organik, mineral, pigmen, vitamin dan lipid. Tomat dapat digolongkan sebagai sumber vitamin C yang sangat baik (excellent) karena 100 gram tomat memenuhi 20% atau lebih dari kebutuhan vitamin C sehari. Selain itu, tomat juga merupakan sumber vitamin A yang baik (good) karena 100 gram tomat dapat menyumbangkan sekitar 10-20% dari kebutuhan vitamin A sehari (Astawan, 2008)Tomat merupakan komoditas yang cepat rusak (perishable), sehingga memerlukan penanganan yang tepat sejak dipanen. Pengolahan tomat menjadi berbagai produk pangan menjadi salah satu pilihan untuk dapat mengkonsumsi tomat dan memperoleh manfaat dari sifat fungsional tomat, salah satu bentuk olahan tomat yaitu saus tomat. Saus tomat terbuat dari pasta tomat, yaitu tomat yang dijadikan bubur kental (puree tomat). Pasta tomat adalah tomat konsentrat yang mengandung 24% atau lebih padatan terlarut tomat alami. Sifat kimia puree maupun pasta tomat diperlukan agar produk tersebut diketahui kandungan gizi dan zat alami yang ada di dalamnya (Astawan, 2008)2.6 CabaiCabai merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersial di negara-negara tropis. Tercatat berbagai spesies cabai yang telah didomestikasi, namun hanya Capsicum annuum L. dan C. frutescens L. yang memiliki potensi ekonomis (Sulandari, 2004). Cabai yang dibudidayakan secara luas di Indonesia juga termasuk kedua spesies ini. Cabai besar dan cabai keriting, misalnya, termasuk spesies C. annuum sedangkan cabai rawit termasuk C. frutescens.Tanaman cabai merupakan tanaman yang menyerbuk sendiri (self pollinated crop). Namun demikian, persilangan antar varietas secara alami sangat mungkin terjadi di lapangan yang dapat menghasilkan ras-ras cabai baru dengan sendirinya (Cahyono,2003), sehingga bisa juga terjadi penyerbukan silang. Beberapa sifat tanaman cabai yang dapat digunakan untuk membedakan antar varietas di antaranya adalah percabangan tanaman, pembungaan tanaman, ukuran ruas, dan tipe buahnya (Prajnanta,1999).

BAB IIIMETODELOGI3.1 ALAT DAN BAHAN

Alat :1. Belnder1. Panci1. Mangkok kecil1. Sendok1. Gelas ukur1. Kertas saring1. Pisau1. Pengaduk1. Mortar + alu1. Timbangan alanalitik digital1. Corong1. Buret1. Satif1. Pipet tetes1. Pipet volume1. Labu ukur 100 ml1. Erlenmeyer

Bahan :1. Brokoli1. Bayam 1. Cabai1. Tomat1. Indikator amilum 1 %1. Larutan iod 0,01 N3.2 PROSEDUR KERJA

1. Persiapan sampel

1. Merebus bahan sampel selama 2-3 menit dengan air panas, dipisahkan dari air nya dan air rebusan dijadikan sebagai sampel.1. Memblanching selama 5-10 menit dengan suhu 80C.1. Menghancurkan sampel padat dengan blender atau mortar sampai menjadi slurry.1. Menimbang slurry sebanyak 10 gr dengan timbangan analitik.1. Memasukkan slurry dalam labu ukur 100 ml, diencerkan dengan akuades sampai 100 ml dan homogenkan.1. Menyaring dengan kertas saring sampai terambil filtratnya.

1. Titrasi sampel

1. Memasukkan larutan iod ke dalam buret sampai tanda tera.1. Mengambil filtrat seabanyak 10 ml ke dalam erlenmeyer, filtrat sampel mentah, rebus, air rebusan, dan blanching.1. Menambahkan akuades sebanyak 20 ml dalam filtrat dan tambahkan indikator amilum 1% sebnyak 2 ml.1. Mentitrasi dengan larutan iod sampai terjadi perubahan warna menjadi biru. Lakukan titrasi setiap sampel seabnyak 2 kali.DIAGRAM ALIR1. Pembuatan sampel Air rebusanPenyaringan dengan kertas saring sampai menghasilkan filtratPengenceran sampel di dalam labu ukur sampai 100 mlBahan sampel

mentah

Di rebus air panas 2-3 menit suhu 100C

Balnching dg suhu 70C selama 1-2 menit

Pengahncuran menggunakan mortar atau blender sampai menjadi slurry

Pengambilan slurry sebanyak 10 gr tiap sampel

1. Titrasi sampel dengan larutan iod

Filtrat sampel dari masing-masing perlakuan

BlanchingDirebusAir rebusanMentah

Pengambilan filtrat sebanyak 10 ml

Penambahan aquadest 20 ml + amilum 1 % sebnyak 10 ml

Titrasi dengan larutan iod 0,01 N

Terjadi perubahan warna menjadi biru

Titrasi dilakukan sebnayak 2 kali dalam tiap perlakuan sampel

BAB IVHASIL & PEMBAHASAN3. Tabel Hasil PengamatanBrokoliNo.PerlakuanPerubahan warnaP Volume ( ml )Kadar vitamin C (ppm)

awalAkhirTitrasi ITitrasi IISampel

1.MentahHijau beningBiru101,50-2,95 = 1,45 ml3,00-4,80 = 1,80 ml10,00 ml1,4256

10,00 ml

2.Air rebusanHijau beningBiru15,00-6,45 = 1,45 ml7,00-8,45 = 1,45 ml10,00 ml0,1276

10,00 ml

3.Sayur di rebusHijau muda beningBiru108,50-9,70 = 1,20 ml10,00-11,10 = 1,10 ml10,00 ml1,0120

10,00 ml

4.BlanchingHijau beningBiru1011,50-12,15 = 0,65 ml12,50-13,15 = 0,65 ml10,00 ml0,5720

10,00 ml

Rumus Perhitungan Kadar Vitamin C :A =

Keterangan :A = mg asam askorbat per 100 ml sari buahB = ml IodC = ml sampelP = pengenceran

Kadar Vitamin C brokoli mentah = = 1,4256 g/100 grMassa brokoli yang ditimbang = 10,2436 grKadar Vitamin C air rebusan (10ml sesuai praktek) = = 0,1276 ml/100 mlKadar Vitamin C brokoli rebus = = 1,0120 g/100 mlMassa brokoli rebus yang ditimbang = 10,5489 grKadar Vitamin C brokoli blanching = = 0,5720 g/100 mlMassa brokoli blanching yang ditimbang = 10,1156 gr4.2 PembahasanDari hasil praktikum dapat diketahui konsentrasi vitamin C dalam brokoli mentah adalah 1,4256 mg/100 ml, pada air rebusan adalah 0,1276 ml/100 ml, pada sayur yang direbus adalah 1,012 mg/100 ml dan pada proses blanching adalah 0,5270 mg/ml. Dapat disimpulkan proses pengolahan membuat konsentrasi vitamin C dalam bahan pangan berkurang. Karena vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak. Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi (Winarno, 1984).Dari hasil praktikum dapat diketahui konsentrasi vitamin C dalam tomat mentah adalah 2,2 mg/100 ml, pada air rebusan adalah 2,695 ml/100 ml, pada proses blanching adalah 2,64 mg/100 ml, pada sayur yang direbus adalah 2,475 mg/100 ml. Sedangkan konsentrasi vitamin C pada cabe merah dalam keadaan mentah adalah 0,245 mg/100 ml, pada air rebusan adalah 0,00836 ml/100 ml, pada proses blanching adalah 0,29 mg/100 ml, dan pada sayur yang direbus adalah 0,336 mg/100 ml. Seharusnya vitamin C dalam proses pengolahan mengurangi kadarnya, kesalahan yang terjadi dikarenakan adanya kesalahan ketika titrasi atau proses pemasakan.Perebusan dengan air menyebabkan pemanasan bahan lebih merata, karena bahan dalam hal ini sayuran daun hijau berhubungan langsung dengan panas yang dihasilkan dari air mendidih, yang mengakibatkan dinding sel parenkim dan kromoplas cepat mengalami kerusakan dan terjadi proses osmosa. Keadaan ini mengakibatkan vitamin C keluar dari sel sayuran dan melarut dalam cairan pengolah. Bila dilihat dari teori ini keadaan sayur yang direbus memiliki konsentrasi vitamin C lebih rendah dari pada vitamin C pada proses blanching. Lund (1977)4.2.1 Titrasi IodimetriIodimetri adalah analisa titrimetri untuk zat-zat reduktor seperti natrium tiosulfat, arsenat dengan menggunakan larutan iodin baku secara langsung. Iodometri adalah analisa titrimetri untuk zat-zat reduktor dengan penambahan dengan penambahan larutan iodin baku berlebihan dan kelebihannya dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat baku. Pada titrasi iodimetri titrasi oksidasi reduksinya menggunakan larutan iodum. Artinya titrasi iodometri suatu larutan oksidator ditambahkan dengan kalium iodida berlebih dan iodium yang dilepaskan (setara dengan jumlah oksidator) ditirasi dengan larutan baku natrium tiosulfat.Bagan reaksi :Ox + 2 I- I2 + redI2 + 2 S2O3= 2 I- + S4O6=Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena larutan iodium yang berwarna khas dapat hilang pada titik akhir titrasi hingga titik akhir tercapai. Tetapi pengamatan titik akhir titrasi akan lebih mudah dengan penambahan larutan kanji sebagai indikator, karena amilum akan membentuk kompleks dengan I2 yang berwarna biru sangat jelas. Penambahan amilum harus pada saat mendekati titik akhir titrasi. Hal ini dilakukan agar amilum tidak membungkus I2 yang menyebabkan sukar lepas kembali, dan ini akan menyebabkan warna biru sukar hilang, sehingga titik akhir titrasi tidak terlihat tajam.Indikator kanji merupakan indikator yang sangat lazim digunakan, namun indikator kanji yang digunakan harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji mudah terurai oleh bakteri sehingga untuk membuat larutan indikator yang tahan lama hendaknya dilakukan sterilisasi atau penambahan suatu pengawet. Pengawet yang biasa digunakan adalah merkurium (II) iodida, asam borat atau asam formiat. Kepekatan indikator juga berkurang dengan naiknya temperatur dan oleh beberapa bahan organik seperti metil dan etil alkohol.4.2.2 Metode BlanchingDalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemui bahan pangan nabati seperti buah dan sayur dalam bentuk produk beku, kering atau kalengan. Bentuk olahan-olahan tersebut disukai karena selain dapat memperpanjang umur penyimpanan bahan, proses produksinya juga dipermudah karena akan mempersingkat waktu pengolahan bahan tersebut menjadi produk akhir. Selama proses pembekuan, pengeringan, pengalengan maupun selama proses penyimpanannya, bahan pangan tersebut dapat mengalami penurunan mutu dan nutrisi, sehingga dibutuhkan suatu proses pemanasan awal yang dikenal dengan istilah blanching. Blanching adalah proses perlakuan pemanasan awal yang biasanya dilakukan pada bahan nabati segar sebelum mengalami proses pembekuan, pengeringan atau pengalengan.Proses blanching dilakukan dengan memanaskan bahan pangan pada suhu kurang dari 100oC dengan menggunakan air panas atau uap air panas. Contoh proses blanching yaitu mencelupkan sayuran atau buah di dalam air mendidih selama 3 sampai 5 menit atau mengukusnya selama 3 sampai 5 menit.Setelah dilakukan proses pemanasan bahan pangan, biasanya dilanjutkan dengan proses pendinginan yang bertujuan untuk mencegah pelunakan jaringan yang berlebihan sekaligus dan sebagai proses pencucian setelah blanching. Proses pendinginan dilakukan segera setelah proses blanching selesai. Bahan dibenamkan ke dalam air es selama beberapa waktu, biasanya lamanya waktu untuk proses pendinginan sama dengan lama waktu yang digunakan untuk blanching. Waktu pendinginan ini tidak boleh terlalu lama, karena dapat menyebabkan meningkatnya kehilangan komponen larut air karena lisis kedalam air pendingin. Untuk meminimalkan kehilangan komponen larut air karena lisis kedalam air pendingin, maka proses pendinginan dapat dilakukan dengan menggunakan udara dingin sebagai media pendinginnya.Setiap bahan pangan memiliki waktu proses blanching yang berbeda-beda untuk inaktivasi enzim, tergantung pada jenis bahan tersebut, metode blanching yang digunakan, ukuran bahan dan suhu media pemanas yang digunakan. Pada Tabel dibawah ini dapat dilihat lama waktu blanching dari beberapa jenis bahan pangan :Sayuran (dalam air suhu 100oC)Waktu blanching (menit)

Brokoli2-3

Jagung2-3

Bayam12

Beet ukuran kecil, utuh3-5

Beet dipotong dadu3

Idealnya, lama waktu yang diperlukan untuk proses blanching adalah pas tidak terlalu lama atau terlalu sebentar. Proses blanching yang berlebihan akan menyebabkan produk menjadi matang, kehilangan flavor, warna, dan nutrisi-nutrisi penting yang terkandung didalamnya karena komponen-komponen tersebut dapat rusak dan terlarut kedalam media pemanas (pada proses blanching dengan air panas atau steam).Sebaliknya, waktu blanching yang terlalu sebentar akan mendorong meningkatnya aktivitas enzim perusak dan menyebabkan kerusakan mutu produk yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mengalami proses blanching.Proses blanching salah satunya bertujuan untuk menjaga mutu produk, dengan cara menonaktifkan enzim alami yang terdapat pada bahan pangan. Enzim tersebut di nonaktifkan karena dapat mengganggu kualitas pangan saat dilakukan proses pengolahan selanjutnya. Contohnya ialah enzim polifenolase yang menimbulkan pencoklatan pada bahan pangan buah-buahan. Tujuan blanching bervariasi dan bergantung pada proses pengolahan yang akan dilakukan.Dalam proses blanching buah dan sayuran, terdapat dua jenis enzim yang tahan panas, yaitu enzim katalase dan peroksidase. Kedua enzim ini memerlukan pemanasan yang lebih tinggi untuk menginaktifkannya dibandingkan enzim-enzim yang lain. Baik enzim katalase maupun peroksidase tidak menyebabkan kerusakan pada buah dan sayuran. Namun karena sifat ketahanan panasnya yang tinggi, enzim katalase dan peroksidase sering digunakan sebagai enzim indikator bagi kecukupan proses blanching. Artinya, apabila tidak ada lagi aktivitas enzim katalase atau peroksidase pada buah dan sayuran yang telah di blanching, maka enzim-enzim lain yang tidak diinginkan pun telah terinaktivasi dengan baik.4.2.3 Kandungan Vitamin CBrokoli mengandung energi, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang berguna bagi tubuh.Nilai Gizi yang terkandung dalam 156 gram brokoli (1 mangkuk brokoli yang dikukus)

Kalori : 43.68 kal, Protein: 4.66 g, Asam Lemak Omega-3: 0.20 gKarbohidrat 8.19 gLemak 0.55 gKalsium 74.72 mgPotassium (Kalium) 505.44 mgFosfor 102.80 mgBesi 1.37 mgZinc (Zn) 0.62 mgMagnesium 39.00 mgVitamin A 228.07 REVitamin B1 (Thiamin) 0.09 mgVitamin B2 (Riboflavin) 0.18 mgVitamin B6 (pyrodoxin) 0.22 mgVitamin B3 (Niasin) 0.94 mgVitamin B5 (Pantothenic acid) 0.79 mgVitamin B9 (Folat) 93.91 mcgVitamin C 123.40 mgVitamin E 0.75 mgVitamin K 155.20 mgSerat 4.68 gMangan 0.34 mgTriptofan 0.05 g2.

Brokoli merupakan sayuran dengan kalori yang rendah, rendah lemak, dan bebas kandunganlemak jenuh, tinggi kalium dan rendah sodium, tidak mengandung kolesterol. Sayuran yang paling baik tumbuh di daerah beriklim dingin dan tanah yang lembab inimerupakan sumber serat yang sangat baik. Kandungan serat dalam brokoli bahkan lebih banyakdaripada serat yang ada dalam roti gandum. Serat ini sangat baik untuk sistem pencernaan. Selain itu, brokoli juga mengandung folat . Seperti yang kita ketahui, folat merupakan salahsatu vitamin yang sangat baik salah satunya baik untuk ibu hamil dan janin. Kandungan Vitamin C di dalam brokoli sangat tinggi bahkan Vitamin C yang terdapat dalambrokoli lebih tinggi dari kandungan vitamin C dalam sebuah jeruk.Bayam adalah bahan makanan nabati yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Bayam mengandung energi sebesar 36 kilokalori, protein 3,5 gram, karbohidrat 6,5 gram, lemak 0,5 gram, kalsium 267 miligram, fosfor 67 miligram, dan zat besi 4 miligram. Selain itu di dalam Bayam juga terkandung vitamin A sebanyak 6090 IU, vitamin B1 0,08 miligram dan vitamin C 80 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Bayam, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 71 %.Tomat, Kandungan vitamin C pada tomat adalah 34 miligram per 100 gram buah tomat. Sayuran ini biasanya pelengkap bumbu sambal. Karena rasanya yang kecut mengurangi rasa pedas pada cabe.Cabe, Kandungan vitamin C pada cabai sekitar 84 miligram per 100 gram cabe. Cabe memiliki rasa pedas ini jarang dimakan langsung apalagi dalam dosis 100 gram. Biasanya dibuat pada komposisi bersama tomat. Jenis cabe sangat banyak dan rata-rata mengandung vitamin C yang tinggi. Seperti cabe merah, cabe hijau, cabe rawit, dan lainnya.

BAB VPENUTUP1.1 KESIMPULAN1. Kadar vitamin C pada sayuran dengan menggunakan beberapa perlakuan yaitu mentah, air rebusan, dan blanching. Kadar vitamin C pada brokoli paling tinggi adalah brokoli mentah 1,4256 %, sayur bayam kadar vitamin tertinggi pada bayam 1,4080%, pada cabai tertinggi adalah cabai rebus 0,3366 %, dan air rebusan tomat paling tinggi 2,6950 %

2. Kadar vitamin C golongn sayur, kadar vitamin C tomat paling tinggi diantara brokoli, bayam , dan cabai, kadar vitamin lebih dari 2 %.3. Kerusakan vitamin C disebakan karena vitamin C yang mudah larut dalam air, oksidasi, panas, dan alkali.

1.2 SARAN

1. Untuk proses pemasakan jangan menggunakan suhu sampai 100C dan jangan terlalu lama memasak sayur.2. Jangan menggunakan media air untuk proses pemasakn sayur yang mengandung vitamin C karena mudah larut dalam air. Lebih baik memasaknya dengan menumis.3. Hindari pemasakan sayur dengan menutup sampai sayur menjadi empuk.4. Mengurangi pengirisan dan penghancuran secara berlebihan karena dapat merusak kandungan vitamin C pada sayur.5. Sebaiknya cara menyimpan brokoli yang baik adalah disimpan di dalam kantong plastik, lalu dimasukkan ke dalam lemari es. Jangan menyuci brokoli pada saat akan disimpan. Sayuran memang selayaknya dimakan sesegera mungkin untuk tetap mempertahankan kesegaran dan nutrisinya.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 1999. Pembahasan Sayuran. http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4391 (diakses pada 30April 13)Nurirjawati. 2003. Iodo-Iodimetri http://nurirjawati.wordpress.com/bout-pharmacy/colap/iodo-iodimetri/ (diakses pada 30 April 13)Hamid, H. 2013. Proses Blanching pada Bahan Pangan. http://zaifbio.wordpress.com/2013/01/01/proses-blanching-pada-industri-pangan-2/ (diakses pada 30 April 13)Admin. 2012. Kandungan Gizi dan Khasiat Brokoli.http://informasitips.com/kandungan-gizi-dan-khasiat-sayuran-brokoliSusanto, T. 2011. 20 Sumber Vitamin C. http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2013/04/04/20-sumber-vitamin-c-asam-askorbat-terbaik-542836.html (diakses pada 30 April 13)Anonim. 2012. ILMU. http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-gizi-bayam-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html (diakses pada 30 April 13)Almatsier, S. 1982. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.Winarno, F. G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.Winarno, F. G. 2009. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRAN PERHITUNGAN Rekapan kadar Vit C kelompok sayur :No.Jenis SampelPerlakuanBerat sampelKadar Vit C

1BayamMentah 10,2643 g1,3717mg /100 g

2Air rebusan5 ml0,176 ml/100ml

3Rebus 10,0357 g1,1837mg/100 g

4Blanching 10,1583 g1,386 mg/100 g

5TomatMentah 10.2784 g247,5 mg/100 g

6Air rebusan10 ml237,5 ml/100ml

7Rebus 10,2057 g220 mg/100 g

8Blanching 10.0314 g269,6 mg/100 g

9BrokoliMentah 10,2436 gr1,3917mg/100 g

10Air rebusan10 ml0,128 ml/100 ml

11Rebus 10,5489 gr0,9593mg/100 g

12Blanching 10,1156 gr0,5655mg/100 g

13Cabe Mentah 10,2339 g2,39 mg /100g

14Air rebusan10ml0,83 ml/100ml

15Rebus 10,35883,25 mg/100g

16Blanching 10,2498 g2,83 mg/100g

Tabel Pengamatan brokoliNo.PerlakuanPerubahan warnaTitrasi keVolume ( ml )Kadar vitamin C

AwalAkhirLarutan iodSampel

1.MentahHijau beningBiruI1,50-2,95 = 1,45 ml10,00 ml1,4256

II3,00-4,80 = 1,80 ml10,00 ml

2.Air rebusanHijau beningBiruI5,00-6,45 = 1,45 ml10,00 ml0,1276

II7,00-8,45 = 1,45 ml10,00 ml

3.Sayur di rebusHijau muda beningBiruI8,50-9,70 = 1,20 ml10,00 ml1,0120

II10,00-11,10 = 1,10 ml10,00 ml

4.BlanchingHijau beningBiruI11,50-12,15 = 0,65 ml10,00 ml0,5720

II12,50-13,15 = 0,65 ml10,00 ml

Keterangan :

Satuan sampel cair (ml/100ml)Satuan sampel padat (mg/100ml)

Rumus Perhitungan Kadar Vitamin C :A =

Keterangan :A = mg asam askorbat per 100 ml sari buahB = ml IodC = ml sampelP = pengenceran Kadar Vitamin C brokoli mentah = = 1,4256 mg/100mlKadar Vitamin C air rebusan = = 0,1276 ml/100mlKadar Vitamin C brokoli rebus = = 1,0120 mg/100mlKadar Vitamin C brokoli blanching = = 0,5720 mg/100ml

Hasil Pengamatan Kimia TomatPerlakuanVolume Iod (ml)Rata - rata (ml)Volume sampel (ml)Kadar vitamin C

Rebus I0.00 1.10 = 1.101.12510 2.475

Rebus II0.00 - 1.15 = 1.15

Blanching I5.00 6.20 = 1.201.20102.64

Blanching II7.00 8.20 = 1.20

Mentah I9.00 10.0 = 1.001.00102.2

Mentah II10.00 11.00 = 1.00

Air rebusan I5.00 6.25 = 1.251.225102.695

Air rebusan II11.00 12.20 = 1.20

Ket :A = kadar vitamin C ()B = volume Iod (ml)P = PengenceranC = volume sampel (ml)

Perhitungan A = == 2.2 mg/100ml

Tabel Hasil Pengamatan BayamNo.SampleTitrasi ke -ml sampelml iodKadar vitamin C(mg)

1.Bayam mentahI10 ml3,6 5,2 = 1,61,4080

II10 ml5,2 6,8 = 1,61,4080

2.Air rebusan bayamI5 ml6,8 7,8 = 1,00,8800

II5 ml7,8 8,8 = 1,00,8800

3.Bayam rebusI10 ml8,8 10,1 = 1,31,1440

II10 ml10,1 11,5 = 1,41,2320

4.Bayam blanchingI10 ml12 13,6 = 1,61,4080

II10 ml14 15,6 = 1,61,4080

Rumus perhitungan kadar vitamin CA = Keterangan :A = mg asam askorbat per 100 ml sari buah sampel padat, sampel cair ml/100mlB = ml IodC = ml SampelP = pengenceranPerhitungan :1. Kadar vitamin C pada bayam mentah1. Titrasi IA = = 1,4080 mg/100ml

1. Titrasi IIA = = 1,408 mg/100ml1. Kadar vitamin C pada air rebusan bayam 1. Titrasi IA = = 0,88 ml/100ml

1. Titrasi IIA = = 0,88 ml/100ml

1. Kadar vitamin C pada bayam rebus1. Titrasi IA = = 1,144 mg/100ml

1. Titrasi IIA = = 1,232 mg/100ml1. Kadar vitamin C pada bayam blanching1. Titrasi IA = = 1,408 mg/100ml

1. Titrasi IIA = = 1,408 mg/100mlTabel Pengamatan cabe merahNo.PerlakuanPerubahan warnaTitrasi keVolume ( ml )Kadar vitamin C

AwalAkhirLarutan iodSampel

1.MentahHijau beningBiruI1 3,80 = 2,8 ml10,00 ml0,245

II12 14,75 = 2,75ml10,00 ml

2.Air rebusanHijau beningBiruI1 1,5 = 0,5 ml5,00 ml0,00836

II10 10,45 = 0,45ml5,00 ml

3.Sayur di rebusHijau muda beningBiruI2 5,8 = 3,8 ml10,00 ml0,3366

II6 9,9 = 3,85 ml10,00 ml

4.BlanchingHijau beningBiruI2 5,3 = 3,3 ml10,00 ml0,29

II6 9,3 = 3,3 ml10,00 ml

Rumus Perhitungan Kadar Vitamin C :A =

Keterangan :A = mg asam askorbat per 100 ml sari buah, sampel cair satuan ml/100mlB = ml IodC = ml sampelP = pengenceran Perhitungan1. MentahBerat = 10,2439 gramSampel 1 = 1 3,80 = 2,8Sampel 2 = 12 14,75 = 2,75 Rata-rata = 2,78mg asam askorbat = = = 0,245 mg/100ml

1. Air rebusan cabaiPengenceran = = 0,1Sampel 1 = 1 1,5 = 0,5Sampel 2 = 10 10,45 = 0,45 Rata-rata = 0,47mg asam askorbat = = = 0,0083 ml/100ml1. BlanchingBerat = 10,2498 grSampel 1 = 2 5,3 = 3,3Sampel 2 = 6 9,3 = 3,3 Rata-rata = 3,3mg asam askorbat = = = 0,2900 mg/100ml

1. RebusBerat = 10,3588 grSampel 1 = 2 5,8 = 3,8Sampel 2 = 6 9,9 = 3,85 Rata-rata = 3,82mg asam askorbat = = = 0,3366 mg/100ml