Upload
hilda-niedlich
View
424
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mmm
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan salah satu mata kuliah yang
wajib dipenuhi oleh Mahasiswa Teknik Kimia semester V di Politeknik Negeri
Sriwijaya. Kegiatan ini bertujuan agar para mahasiswa dapat membandingkan
penerapan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan penerapannya di
lapangan dengan berbagai permasalahan yang perlu dipahami.
Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk kunjungan langsung ke industri yang
ada hubungannya dengan kurikulum Politeknik Negeri Sriwijaya, khususnya
Teknik Kimia. Dalam penyusunan laporan, penulis membahas masalah yang
difokuskan pada sejarah pabrik, lokasi pabrik, manajemen perusahaan, distribusi
produk dan pemasaran, bahan baku, proses produksi, utilitas, produk yang
dihasilkan dan pengelolaan lingkungan dari industri yang telah dikunjungi.
Adapun industri yang telah dikunjungi dalam Kuliah Kerja Lapangan tahun 2013
adalah PT.Indonesia Power, Coca Cola Company dan PT. Sari Husada.
Ketiga industri ini dipilih mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Sriwijaya untuk melakukan Kuliah Kerja Lapangan karena kegiatan proses
dan operasi di kedua industri ini sangat berhubungan dengan materi yang
dipelajari di Jurusan Teknik Kimia.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari kuliah kerja lapangan ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi salah satu syarat kurikulum di Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya
b. Sebagai media pembanding dari ilmu atau teori yang diperoleh di bangku
kuliah dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
c. Untuk meningkatkan pengetahuan terhadap industri-industri yang ada di
Indonesia.
1
d. Untuk meningkatkan daya kreasi dan inovasi serta pemahaman profesi di
industri
1.2.2 Manfaat
Dengan mengikuti dan melaksanakan kuliah kerja lapangan maka
mahasiswa memperoleh beberapa manfaat, yaitu :
a. Dapat meningkatkan kemampuan dan juga keahlian, mengumpulkan data
dan observasi di lokasi-lokasi yang dikunjungi.
b. Mengenal unit dan peralatan industri di Indonesia.
c. Memperoleh pengetahuan tentang uraian proses produksi di industri yang
dikunjungi.
d. Meningkatkan motivasi mahasiswa khususnya mahasiswa Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya
2
BAB IITINJAUAN UMUM
2.1 PT. Indonesia Power
2.1.1 Sejarah Perusahaan
Gambar 1. Logo PT. Indonesia Power
Keberadaan Indonesia Power sebagai perusahaan pembangkitan
merupakan bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Diawali
dengan dikeluarkannya Keppres No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber
dana swasta melalui pembangkit–pembangkit listrik swasta, serta disusunnya
kerangka dasar dan pedoman jangka panjang bagi restrukturisasi sector
ketenagalistrikan oleh Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1993.
Sebagai tindak lanjutnya, tahun 1994 PLN dirubah statusnya dari Perum
menjadi Persero. Tanggal 3 Oktober 1995 PT. PLN (Persero) membentuk dua
anak perusahaan untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang salah
satunya adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN PJB I)
menjalankan usaha komersial bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha
lainnya. Setelah lima tahun beroperasi PLN PJB I berganti nama menjadi PT.
Indonesia Power pada tanggal 3 Oktober 2000.
Saat ini, PT. Indonesia Power merupakan pembangkit listrik terbesar di
Indonesia dengan delapan unit bisnis pembangkitan yaitu UBP Suralaya, UBP
Priuk, UBP Saguling, UBP Kamojang, UBP Mrica, UBP Semarang, UBP Perak
Grati dan UBP Bali serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan terbesar di pulau
Jawa dan Bali dengan total kapasitas terpasang 8.978 MW. Pada tahun 2002
3
keseluruhan unit-unit pembangkitan tersebut menghasilkan tenaga listrik hamper
41.000 GWh yang memasok lebih dari 50 % kebutuhan listrik Jawa Bali. Secara
keseluruhan di Indonesia total kapasitas terpasang sebesar 9.039 MW tahun 2002
dan 9.047 untuk tahun 2003 serta menghasilkan tenaga listrik sebesar 41.253
GWh. PT. Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang per-unit
bisnis pembangkit yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kapasitas Terpasang Per–unit Bisnis Pembangkit
Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power menjalankan
bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Pada
Tahun 2004, PT Indonesia Power telah memasok sebesar 44.417 GWh atau
sekitar 46,51% dari produksi Sistem Jawa dan Bali. Berikut ini produksi listrik
pada unit-unit bisnis pembangkitan dari tahun 1999 pada tabel 2 Sedangkan untuk
triwulan pertama tahun 2005 dapat di lihat pada Tabel 3.
Tabel 2.Daya Mampu per-Unit Bisnis Pembangkit
4
Tabel 3. Produksi Listrik (GWh) per – Unit Bisnis Pembangkit
Sedangkan dalam menyuplai kebutuhan akan tenaga listrik dari Jawa Bali
dari tahun 1998 sampai 2004 tidak hanya PT. Indonesia Power yang menyuplai
tetapi juga pembangkit yang lain yaitu IPP dan PJB, seperti diperlihatkan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Daya Terpasang (MW) Sistem Jawa Bali
Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik
khususnya di Pulau Jawa yang sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk
meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer dan diversifikasi sumber energi
primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka PLTU Suralaya telah dibangun
dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama. Beberapa alasan
mengapa Suralaya dipilih sebagai lokasi yang paling baik diantaranya adalah:
1. Tersedianya tanah dataran yang cukup luas, di mana tanah tersebut
dipandang tidak produktif untuk pertanian.
5
2. Tersedianya pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih, hal ini
baik untuk dapat dijadikan pelebuhan guna pemasokan bahan baku, dan
ketersediaan pasokan air, baik itu air pendingin maupun air proses.
3. Karena faktor nomor dua di atas, maka akan membantu/memperlancar
pengangkutan bahan bakar dan berbagai macam peralatan berat yang
masih di impor dari luar negeri.
4. Jalan masuk ke lokasi tidak terlalu jauh dan sebelumnya sudah ada jalan
namun dengan kondisi yang belum begitu baik.
5. Karena jumlah penduduk di sekitar lokasi masih relatif sedikit sehingga
tida perlu adanya pembebasan tanah milik penduduk guna pemasangan
saluran transmisi kelistrikan.
6. Dari hasil survey sebelumnya, diketahui bahwa tanah di Suralaya
memungkinkan untuk didirikan bangunan yang besar dan bertingkat.
7. Tersedianya tempat yang cukup untuk penimbunan limbah abu dari sisa
penbakaran batubara.
8. Tersedianya tenaga kerja yang cukup untuk memperlancar pelaksanaan
pembangunan.
9. Dampak lingkungan yang baik karena terletak diantara pelabuhan dan laut.
10. Menimbamg kebutuhan beban di Pulau Jawa merupakan yang terbesar,
maka tepat apabila dibangun suatu pembangkit listrik dengan daya yang
besar di Pulau Jawa.
UBP Suralaya merupakan salah satu unit pembangkit yang dimiliki oleh
PT Indonesia Power. Diantara pusat pembangkit yang lain, UBP Suralaya
memiliki kapasitas daya terbesar dan juga merupakan pembangkit paling besar di
Indonesia. PLTU Suralaya dibangun melalui tiga tahapan yaitu :
Tahap I : Membangun dua unit PLTU, yaitu unit 1 dan 2 yang masing-masing
berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada bulan
Mei 1980 sampai dengan bulan Juni 1985 dan telah beroperasi sejak
tahun 1984, tepatnya pada tanggal 4 April 1984 untuk unit 1 dan 26
Maret 1985 untuk unit 2.
6
Tahap II : Membangun dua unit PLTU yaitu unit 3 dan 4 yang masing-masing
berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai paada bulan
Juni 1985 dan berakhir sampai dengan bulan desember 1989. dan
telah beroperasi sejak 6 Februari 1989 untuk unit 3 dan 6 Nopember
1989 untuk unit 4.
Tahap III : Membangun tiga unit PLTU, yaitu unit 5,6, dan 7 yang masingmasing
berkapasitas 600 MW. Pembangunannya dimulai sejak bulan Januari
1993 dan telah beroperasi pada bulan Oktober 1996 untuk 5. untuk
unit 6 pada bulan April 1997 dan Oktober 1997 untuk unit 7.
Tabel 5. Periode Pembangunan UBP Suralaya
Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek
Induk Pembangkit Thermal Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing
dari Montreal Engineering Company (Monenco) Canada untuk Unit 1 s/d Unit 4
sedangkan untuk Unit 5 s/d Unit 7 dari Black & Veatch Iternational (BVI)
Amerika Serikat. Dalam melaksanakan pembangunan Proyek PLTU Suralaya
dibantu oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing.
Saat ini telah terpasang dan siap beroperasi PLTG (Pembangkit listrik
Tenaga Gas) dengan kontraktor pembuat yaitu John Brown Engineering, England.
PLTG ini dimaksudkan untuk mempercepat suplai catu daya sebagai penggerak
peralatan Bantu PLTU, apabila terjadi ‘black out’ pada sistem kelistrikan Jawa-
Bali.
7
Beroperasinya PLTU Suralaya diharapkan akan menambah kapasitas dan
keandalan tenaga listrik di Pulau Jawa-Bali yang terhubung dalam sistem
interkoneksi se-Jawa dan Bali. Mensukseskan program pemerintah dalam rangka
penganekaragaman sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik
sehingga lebih menghemat BBM, juga meningkatkan kemampuan bangsa
Indonesia dalam menyerap teknologi maju, penyediaan lapangan kerja,
peningkatan taraf hidup masayarakat dan pengembangan wilayah sekitarnya
sekaligus meningkatkan produksi dalam negeri.
2.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas PT. Indonesia Power
Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan,
semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara
umum dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara
skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta
tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan semula.
PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya, secara structural
puncak pimpinannya dipegang oleh seorang General Manajer yang dibantu oleh
Deputi General Manajer dan Manajer Bidang. Secara lengkap, struktur organisasi
PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya diperlihatkan pada
Gambar 4.
8
Gambar 4. Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UBP Suralaya
a. General Manager
General Manager merupakan pimpinan perusahan dan penanggung jawab
tertinggi terhadap seluruh kegiatan perusahaan. Bertugas mengkoordinasikan
seluruh kegiatan dengan manajer bidang sehingga perusahaan menjadi maju.
b. Manajer Enjiniring dan Manajemen Aset
Membantu General Manager dalam penyusunan anggaran keuangan dan
akuntansi, pembinaan, pengembangan, manajemen pengelolaan lingkungan, serta
melaksanakan evaluasi dari realisasi dan pencapaian target kinerjanya. Dengan
membuat suatu analisis dan masukan kepada General Manager.
Perannya: memimpin dan mengelola bidang masing-masing untuk mencapai
target dan sasaran unit bisnis.
9
Dalam pelaksanaannya dibantu oleh:
1. Supervisor senior pengembangan
2. Supervisor senior manajemen aset
c. Manajer Teknik
Manajer Teknik bertanggungjawab mengelola, mengurus
dan mengkoordinasikan kegiatan pemeliharaan unit pembangkitan sesuai target
kinerja dan kebijakan yang ditetapkan manager unit serta membina SDM-nya.
Dalam pelaksanaannya dibantu oleh:
1. Supervisor Senior Pemeliharaan Mesin
Mensupervisi pelaksanaan intalasi mesin dan alat bantuannya, termasuk
daftar kebutuhan, suku cadang, material, peralatan kerja, kebutuhan jasa,
tenaga kerja, termasuk pengendalian kinerja bawahannya.
2. Supevisor Senior Pemeliharaan Listrik
Mensupervisi pelaksanaan instalasi listrik dan alat bantuannya, termasuk
daftar kebutuhan, suku cadang, material, peralatan kerja, kebutuhan jasa,
tenaga kerja, serta anggarannya.
3. Supervisor Senior Harian Kontrol dan Instrumen
Mensupervisi pekerjaan pemeliharaan peralatan kontrol dan instrumen
termasuk mengusulkan daftar kebutuhan suku cadang, material, perawatan
kerja, kebutuhan jasa, tenaga kerja, dan anggaran yang diperlukan.
d. Manajer Logistik
Manajer Logistik bertanggung jawab atas pemenuhan semua kebutuhan
perusahaan termasuk sarana yang diperlukan untuk kelangsungan proses produksi
listrik.
Dalam pelaksanaannya dibantu oleh:
1. Supervisor Senior Perencanaan Logistik
2. Supervisor Senior Pengadaan Barang/Jasa
3. Supervisor Senior Gudang
10
e. Manajer SDM dan Humas
Manajer Sistem dan SDM bertugas mendukung General Manager dalam
mengelola bidang SDM, membangun dan memelihara citra positif perusahaan
dalam pandangan masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya.
Dalam pelaksanaannya dibantu oleh:
1. Supervisor Senior Administrasi Kepegawaian
2. Supervisor Senior Sistem Informasi
3. Staf Perencanaan SDM dan Formasi
4. Staf Kinerja Pegawai dan Budaya Perusahaan
5. Staf Pengembangan Kompetisi dan Diklat
6. Staf Managemen Mutu Pelaksanaan Pengembangan SDM
7. Supervisor Senior Sekretariat dan Rumah Tangga
8. Supervisor Senior Humas dan Lingkungan
9. Supervisor Senior K3 dan Keamanan.
f. Manajer Sistem Informasi dan Keuangan
Manajer Keuangan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan anggaran keuangan
dan akuntansi unit serta administrasi umum sesuai sasaran, strategi, kebijakan dan
program-program unit.
Dalam pelaksanaannya manajer keuangan dibantu oleh:
1. Supervisor Senior Anggaran
Mensupervisi tata usaha anggaran dan meyakinkan bahwa setiap
pelaksana telah menghayati dan mengerti atas tugas-tugas yang diberikan.
2. Supervisor Senior Keuangan
Mensupervisi tata usaha keuangan dan meyakinkan bahwa setiap
pelaksana telah menghayati dan mengerti atas tugas-tugas yang diberikan
dan kelancaran tata laksana keuangan, serta membuat laporan sesuai
dengan bidang tugasnya.
3. Supervisor Senior Akuntansi
Mensupervisi dan menyelenggarakan proses akuntansi perusahaan
sesuai ketentuan yang berlaku meliputi penyusunan jurnal, buku besar dan
laporan keuangan termasuk menganalisis, mengevaluasi dan menyajikan
11
data dan laporan finansial lainnya yang dibutuhkan managemen,
mengendalikan dan menilai bawahan dalam bidang tugasnya.
g. Manajer Sipil dan Lingkungan
Manajer Sipil dan Lingkungan bertugas mendukung General Manager dalam
mengelola bidang sipil dan lingkungan, kegiatan bagian sipil dan lingkungan
dapat berupa menyusun rencana dan evauasi kegiatan rutin dan periodik bagian
sipil dan lingkungan, menjaga dan mengembangkan keandalan bangunan sipil dan
bendungan serta kelestarian lingkungan, mengelola lahan dan kegiatan aneka
usaha unit bisnis, membina kompetensi pemeliharaan sipil, bendungan dan
lingkungan.
Dalam pelaksanaannya manajer sipil dan lingkungan dibantu oleh:
1. Supervisor senior lingkungan lahan dan aneka usaha
2. Supervisor senior geoteknik, hidrologi dan waduk
3. Supervisor senior pemeliharaan sipil
2.1.3 Ruang Lingkup Usaha
PLTU Suralaya telah direncanakan dan dibangun untuk menggunakan
batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan sebagai bahan bakar
cadangan menggunakan bahan bakar residu, Main Fuel Oil (MFO) dan juga
menggunakan solar, High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar ignitor atau
pemantik pada penyalaan awal dengan bantuan udara panas bertekanan.
Sedangkan untuk menghasilkan steam yang digunakan untuk mengerakkan turbin
PLTU Suralaya menggunakan air umpan boiler hasil proses pengolahan air secara
eksternal maupun internal.
2.1.3.1 Proses ProduksiBatubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty dengan menggunakan
Ship Unloader atau dengan peralatan pembongkaran kapal itu sendiri,
dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut dengan conveyor menuju
penyimpanan sementara (temporary stock) dengan melalui Telescopic Chute atau
dengan menggunakan Stacker/Reclaimer atau langsung batubara tersebut
ditransfer malalui Junction House ke Scrapper Conveyor lalu ke Coal Bunker ,
12
seterusnya ke Coal Feeder yang berfungsi mengatur jumlah aliran ke Pulverizer
dimana batubara digiling dengan ukuran yang sesuai kebutuhan menjadi serbuk
yang halus.
Gambar 6. Produksi Tenaga Listrik PLTU Suralaya
Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan
dan dibawa ke Coal Burner yang menyemburkan batubara tersebut ke dalam
ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk mengubah
air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruanga bakar dipasok
dari Forced Draft Fan (FDF) yang mengalirkan udara pembakaran melalui Air
Heater . Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah berupa abu
dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler secara periodik
dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil pembakaran dihisap keluar dari
boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) dan dilewatkan melalui Electric Precipitator
yang menyerap 99,5% abu terbang dan debu dengan sistem elektroda, lalu
dihembuskan ke udara melalui cerobong/Stak. Abu dan debu kemudian
dikumpulkan dan diambil dengan alat pneumatic gravity conveyor yang
digunakan sebagai material pembuat jalan, semen dan bahan bangunan (conblok).
13
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa
pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian
dipanaskan di Super Heater (SH) yang menghasilkan uap kering. Kemudian uap
tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi High Pressure Turbine, dimana uap
tersebut diexpansikan melalui Nozzles ke sudu-sudu turbin. Tenaga dari uap
mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah melalui HP
Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang di Reheater
guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut digunakan kembali di
Intermediate Pressure (IP) Turbine dan Low Pressure (LP) Turbine.
Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di Condenser dengan
pendinginan air laut yang dipasok oleh Circulating Water Pump. Air kondensasi
akan digunakan kembali sebagai air pengisi Boiler. Air dipompakan dari
kondenser dengan menggunakan Condensate Extraction Pump, pada awalnya
dipanaskan melalui Low Pressure Heater, dinaikkan ke Deaerator untuk
menghilangkan gas-gas yang terkandung didalam air. Air tersebut kemudian
dipompakan oleh Boiler Feed Pump melalui High Pressure Heater, dimana air
tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk kedalam Boiler pada Economizer,
kemudian air masuk ke Steam Drum. Siklus air dan uap ini berulang secara terus
menerus selama unit beroperasi.
Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator, maka kedua poros memiliki
jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal 3000 rpm,
pada Rotor generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation System
dengan demikian Stator Generator akan membangkitkan tenaga listrik dengan
tegangan 23 kV. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke Generator
Transformer untuk dinaikan tegangannya menjadi 500 kV. Sebagian besar listrik
tersebut disalurkan kesistem jaringan terpadu (Interkoneksi) se-Jawa-Bali melalui
saluran udara tegangan extra tinggi 500 kV dan sebagian lainnya disalurkan ke
gardu induk Cilegon dan daerah Industri Bojonegara melalui saluran udara
tegangan tinggi 150 kV.
14
2.1.3.2 Produk
PLTU Suralaya menghasilkan daya 3400 MW untuk 7 Unit. Listrik yang
dihasilkan kemudian disalurkan ke Generator Transformer untuk dinaikan
tegangannya menjadi 500 kV. Sebagian besar listrik tersebut disalurkan kesistem
jaringan terpadu (Interkoneksi) se-Jawa-Bali melalui saluran udara tegangan extra
tinggi 500 kV dan sebagian lainnya disalurkan ke gardu induk Cilegon dan daerah
Industri Bojonegara melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV.
2.1.3.3 Pemasaran
Sesuai dengan tujuan PT. INDONESIA POWER yaitu ingin menjalankan
bisnis pembangkit listrik, sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Dengan daya
pembangkit yang cukup besar itu dapat mencerminkan dan meyakinkan
kemampuan yang dimiliki ole PT. INDONESIA POWER untuk menopang sistem
kelistrikan pada sistem Jamali. Diharapkan dengan kemampuan menciptakan
tenaga listrik yang cukup besar sehingga perusahaan tersebut dapat memasok
energi listrik sesuai rencana yang telah disepakati dengan sistem pengaturan
beban di daerah Jamali.
2.2 PT. Sari Husada Generasi Mahardika
2.2.1 Sejarah Perusahaan
Gambar 2. Logo PT Sari Husada
15
PT Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi produk bernutrisi
untuk bayi dan anak-anak Indonesia, mulai dari aneka susu formula untuk bayi
hingga makanan bernutrisi dengan standar mutu internasional. Pada tahun 1954
dalam rangka swasembada protein pemerintah Indonesia bekerja sama dengan
PBB mendirikan sebuah pabrik susu nabati dengan nama NV Sari Dele.
Pengelolaannya dipercayakan kepada Bank Industri Negara, sedangkan PBB
dalam hal ini United Nations International Children’s Emergency Funds
(UNICEF) memberi pinjaman mesin-mesin pengolah susu oleh Sari Dele melalui
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tenaga ahli dididik oleh dan atas
tanggungan biaya Food And Agricultural Organization (FAO).
Pada tahun 1962 hubungan Indonesia dengan UNICEF dan FAO terputus.
Beberapa tahun kemudian pengelolaan NV Sari Dele diserahkan pada Badan
Pimpinan Umum (BPU) Farmasi Negara dan berubah menjadi Perusahaan Negara
(PN Sari Dele).
Menteri kesehatan Prof. Dr. Satrio, atas saran para dokter anak senior di
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menugaskan PN Sari Dele untuk
membuat sejenis susu bayi dan kemudian diberi nama SGM (Susu Gula Minyak).
Dalam perkembangan selanjutnya PN Sari Dele juga memproduksi sejenis bubur
yang diberi nama SNM (Susu Nasi Minyak) yang hingga kini dikenal dan banyak
digunakan masyarakat luas. Berawal dari susu formula, kini produk-produk
perusahaan ini berkembang dan terentang dari susu formula hingga produk
makanan bergizi untuk bayi dan anak-anak.
Pada tahun 1967 Indonesia bergabung kembali dengan PBB, UNICEF
menyerahkan kepemilikan seluruh harta milik perusahaan kepada Departemen
Kesehatan RI, perubahan kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan
pengelolaan perusahaan-perusahaan negara yaitu dengan dihapuskannya BPU,
termasuk pula BPU Farmasi merubah juga status PN Sari Dele menjadi PN Sari
Husada.
Pada tanggal 18 Agustus 1968 dengan di bentuknya PT. Kimia Farma,
sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kepemilikan PN Sari Husada
diserahkan kepada PT Kimia Farma dengan diganti nama menjadi PT Kimia
16
Farma Unit Produksi Yogyakarta. Menghadapai masuknya modal asing
persaingan-persaingan dimana yang akan datang, timbul beberapa gagasan :
a) Memperbaharui mesin-mesin produksi yang sudah tua.
b) Meningkatkan kondisi bangunan dan sistem kelistrikan.
c) Mendidik tenaga-tenaga kerja yang ahli dan terampil di bidangnya
masing-masing.
d) Mengadakan sistem manajemen dengan pengetahuan teknis.
e) Menyempurnakan alat-alat laboratorium dan pengendalian mutu.
Pada tanggal 8 Mei 1972 PT Kimia Farma menandatangani suatu
kerjasama dengan PT Tiga Raksa yang kemudian membentuk PT Sari Husada
dibawah akte yang disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan
tanggal 28 September 1972 Nomor Y.A.5/159/7, serta didaftarkan di kantor
Panitera Pengadilan Negeri Yogyakarta tanggal 3 Oktober 1972 Nomor 73/72/PT
dan diumumkan dalam berita Negara RI tanggal 26 Desember 1972 Nomor 103
tambahan Nomor 542. Secara operasional PT Sari Husada baru menjalankan
usahanya tanggal 1 Oktober 1972 dengan memanfaatkan fasilitas Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) seperti diatur dalam Undang-Undang No. 6 tahun
1968.
Pada tanggal 4 Juni 1983 berdasarkan surat Nomor SI.083/PM/1983,
Bapepam memberikan kesempatan kepada PT Sari Husada untuk menjual
sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia di Jakarta. Komposisi
kepemilikan saham PT Sari Husada sejak saat itu adalah sebagai berikut :
a. PT Kimia Farma : 43,54 %
b. PT Tiga Raksa : 35,63 %
c. Publik : 20,83 %
Pada tahun 1992, keseluruhan saham yang dimiliki oleh PT Kimia Farma
dijual kepada PT Tiga Raksa sehingga kepemilikan saham PT Tiga Raksa
terhadap PT Sari Husada menjadi 79,17 %.
17
Berdasarkan keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 2 Mei 1994, PT Sari
Husada memutuskan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III kepada
para pemegang saham disertai dengan hak memesan efek terlebih dahulu,
sejumlah 14.264.650 lembar saham dengan harga Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah)
per lembar saham. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk memperoleh dana
dalamrangka membiayai akuisisi terhadap seluruh saham PT Sugizindo dari PT
Tiga Raksa.
Tahun 1996 PT Sari Husada telah mempersiapkan diri dalam menghadapi
era globalisasi dengan mengadakan restrukturasi pada semua bidang, meliputi :
a) Memperbaharui atau memodifikasi mesin-mesin produksi.
b) Penerapan sistem manajemen mutu (TQM, ISO 9002).
c) Sumber daya manusia (pembobotan dan sistem penggajian baru).
d) Investasi strategis (pengembangan lahan) di desa Kemudo Klaten. Untuk
memperkuat kedudukannya dalam peta persaingan global, pada tahun
1998 Sari Husada beraliansi dengan Nutricia International, BV (Royal
Numico) yang berpusat di Amsterdam, Belanda dan kini Nutricia
merupakan pemegang saham mayoritas Sari Husada yang memiliki
kelebihan pada aspek internasional, yaitu :
a. Research and development.
b. Teknologi.
c. Internasional Marketing.
d. Modal yang besar.
Adapun mengenai kepemilikan saham adalah sebagai berikut :
a. Nutricia Internasional BV : 72,99 %
b. PT Tiga Raksa : 5,99 %
c. PT Tiga Raksa Satria : 0,0001 %
d. Publik : 21,03 %
18
Pada tahun 2001 PT Sari Husada telah mengalami perubahan kepemilikan
saham yang terbaru, sesuai dengan RUPS Mei tahun 2001, adalah :
a. Nutricia Internasional BV : 80,80 %
b. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 16,50 %
c. Lembaga dan masyarakat asing : 2,70 %
Pada tahun 2002 PT Sari Husada telah mengalami perubahan kepemilikan
saham yang terbaru, sesuai dengan RUPS Mei tahun 2002, adalah :
d. Nutricia Internasional BV : 80,81 %
e. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 16,49 %
f. Lembaga dan masyarakat asing : 2,70 %
Pada tahun 2003 PT Sari Husada telah mengalami perubahan kepemilikan
saham yang terbaru, sesuai dengan RUPS Mei tahun 2003, adalah :
g. Nutricia Internasional BV : 80,85 %
h. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 15,64 %
i. Lembaga dan masyarakat asing : 3,51 %
Setelah PT Sari Husada berkembang pesat maka berusaha untuk
memperluas wilayah. Pada tahun 2000, di daerah Kemudo, Klaten didirikan
perusahaan yang merupakan pengembangan dari PT Sari Husada Yogyakarta
dengan nama PT Sari Husada Unit II Kemudo Klaten.
PT. Sari Husada memproduksi berbagai jenis produk susu berstandar
internasional untuk bayi dan anak-anak dengan harga terjangkau dari susu
pertumbuhan hingga susu khusus untuk bayi yang peka laktosa dan bayi yang
lahir dengan berat tubuh rendah. PT Sari Husada juga menyediakan susu untuk
ibu hamil dan ibu menyusui. Produksinya dilakukan di pabriknya di kawasan
Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah.
Pada tahun 2006, agar lebih fokus dalam pengembangan usahanya,
perusahaan mengajukan perubahan status dari perusahaan publik menjadi
perusahaan privat. Kemudian di tahun 2007, Danone Group mengakuisisi Royal
Numico. Hingga dewasa ini, dengan pengalaman panjangnya di dalam
19
menyediakan produk-produk bergizi tinggi, berstandar mutu internasional dan
dengan harga terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, Sari Husada telah
membuktikan dirinya sebagai asset nasional yang sangat penting dan perlu
diperhitungkan.
2.2.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas PT. Sari Husada Generasi Mahardika
Sistem organisasi diciptakan untuk menunjang tercapainya efisiensi dan
efektifitas kerja organisasi, dimana penetapan struktur organisasi yang tepat dapat
mengarahkan seluruh kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Struktur organisasi di PT. Sari Husada menggunakan sistem garis
(line) dan staf, dimana setiap bawahan hanya bisa mendapatkan perintah dari
suatu atasan saja dan manajer ataupun pimpinan bagian lain tidak bisa
memberikan perintah kepada bagian lain, meskipun garis kedudukannya masih
dibawah manajer tersebut. Staf terdiri dari ahli/tenaga non structural, berfungsi
sebagai penasehat sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing, yang terdiri
dari:
1. Penasehat pada bidang mesin.
2. Penasehat pada bidang control kualitas dan produksi.
3. Penasehat bidang pembukuan.
4. Penasehat tentang keselamatan kerja.
5. Penasehat tentang hukum
Disamping staf, ada tenaga ahli yang melakuakan inspeksi mendadak
setiap setahun sekali untuk mengevaluasi dan memberikan saran-saran perbaikan
perusahaan. Pemegang kekuasaan tertinggi di perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) adalah pemegang saham. Hal ini juga berlaku di PT. Sari
Husada. Untuk mengevaluasi jalannya perusahaan, pemegang saham mengangkat
dewan komiisaris yang terdiri dari seorang ketua dan dua orang anggota Dewan
Komisaris. Adapun dibawah dewan redaksi dan lima jenjang jabatan lainnya,
20
yaitu jenjang manajer, jenjang kepala bagian-bagian, jenjang kepala biro, jenjang
kepala seksi dan pelaksana.
Gambar 3. Struktur Organisasi PT. Sari Husada Generasi Mahardika
Kekuasaan tertinggi berada pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
sedangkan dewan komisaris bertugas dan bertanggung jawab mengangkat dan
memberhentikan direktur, menetapkan anggaran tahunan dan mewakili para
pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham. Adapun tugas dan
tanggung jawab dari masing-masing staff adalah sebagai berikut :
1. Presiden Direktur (President Director)
a. Mempunyai kekuasaan penuh atas terlaksananya kegiatan perusahaan.
b. Menentukan kebijaksanaan baik keluar maupun kedalam dengan
disesuikan pada situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.
c. Memelihara hubungan baik dengan pihak luar seperti pemerintah dan
perusahaan lain di masyarakat.
d. Memimpin rapat redaksi, rapat anggaran baik bulanan maupun tahunan.
21
e. Bertanggung jawab penuh atas semua keadaan dan maju mundurnya
perusahaan.
2. Direktur Keuangan (Finance Director)
a. Mempertanggungjawabkan segala kegiatan perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas segala penggunaan kekayaan perusahaan.
c. Mengawasi dan membawahi kegiatan Finance Manager, Share Register,
Purchasing Officer, dan Distribution and Ware House Office.
Direktur keuangan membawahi :
1) Manajer Anggaran dan Keuangan (Budget and Finance Manager )
a. Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi seluruh aktivitas keuangan.
b. Mengatur penerimaan dan pengeluaran uang, mengawasi penyusun
rencana kerja dan anggaran produksi.
c. Mengatur pembiayaan, menyusun budget, laporan rugi laba, neraca dan
arus kas yang akurat.
d. Menyiapkan kalkulasi harga untuk produksi yang sudah dipasarkan per
bulan.
2) Pendataan Pemegang Saham (Share Register)
Melaksanakan semua aktivitas yang berkenaan dengan administrasi saham
perusahaan.
3) Staf Perbekalan (Purchasing Staff)
Melaksanakan semua aktivitas yang berkenaan dengan pembelian barang dan
perbekalan.
4) Staf Distribusi dan Pergudangan (Sales and Distribution Staff)
a. Mengusahakan agar barang yang diproduksi sampai ke konsumen tepat
waktu dan meningkatkan volume penjualan.
b. Merancang dan melaksanakan sistem pemasaran yang baik.
3. Direktur Sumber Daya Manusia (Human Resource Director)
a. Mempertahankan, menyeimbangkan sumber daya manusia yang ada.
22
b. Menciptakan dan menjaga keamanan serta disiplin karyawan.
c. Mengawasi dan membawahi kegiatan Jr. General affair Manager dan
HRD Manager.
Direktur Sumber Daya Manusia membawahi:
1) Manager Urusan Umum (General Affair Manager)
a. Menciptakan hubungan baik dengan masyarakat dan instansi.
b. Menciptakan kepercayaan masyarakat masyarakat atau konsumen terhadap
perusahaan.
c. Menciptakan dan menjaga keamanan serta disiplin kerja.
2) Manager Sumber Daya Manusia (Human Resource Manager)
a. Membawahi recruitment dan training asistent yang bertugas melaksanakan
perekrutan dan pelatihan pegawai.
b. Mengatur kegiatan penerimaan gaji dan keuntungan perusahaan bagi
karyawan.
4. Direktur Teknik (Technical Derector)
a. Bertanggung jawab atas semua aktivitas dan membawahi kegiatan
produksi dalam rangka perncapaian target produksi.
b. Mengawasi dan membawahi kegiatan Production Manager, Hr. PPC
Manager, research and Development Manager dan Qualaity Assurance
Manager.
Direktur teknik membawahi :
1) Manajer Produksi (Production Manager)
a. Memimpin dan mengkoordinir operasional proses produksi sehingga bisa
berjalan sesuai rencana.
b. Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya mesin produksi.
c. Menerima dan menganalisa laporan tentang kualitas produk jadi dan hasil
percobaan produk baru dari Manager Quality Assurance.
2) Manajer Perencanaan dan Kontrol Produksi (Production Planning and Control
Manager)
a. Menyusun rencana dan jadwal produksi secara tepat.
b. Mengendalikan kegiatan produksi sehingga tercapai efisiensi yang tinggi.
23
c. Menyusun program kerja untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan
yang harus dilakukan dibagian utility.
3) Manajer Litbang (Research and Development Manager)
4) Manajer Penjamin Mutu (Quality Assurence Manager)
5) Audit Internal Perusahaan (Coorporatif Internal Author)
2.2.3 Ruang Lingkup Usaha
2.2.3.1 Bahan Baku
a. Bahan utama
1) Susu segar
Susu segar yang didatangkan dari banyak KUD yang bergabung dalam
GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia). KUD yang masih aktif memberikan
kontribusi susu segar diantaranya adalah Koperasi Kaliurang, Koperasi Sarana
Makmur, Koperasi Puspetasari, Koperasi Wargamulya, Koperasi Jatinom,
Koperasi Cepogo, Koperasi Musuk dan Koperasi Pesat. Susu yang disetor oleh
KUD diangkut oleh mobil tangki yang selanjutnya dibawa ke tempat
penampungan susu namun sebelumnya diperiksa dahulu oleh petugas
laboratorium dan setelah dinyatakan release dialirkan ke BTD untuk diproses
sedangkan susu yang tidak lulus uji maka tidak terima dan dikembalikan. Hal ini
dimaksudkan untuk mempertahankan kualitas yang diharapkan.
2) Skim
Susu skim dibutuhkan untuk campuran dari susu segar yang telah diproses
menjadi bentuk bubuk. Susu skim berperan untuk materi lain yang dibutuhkan
dalam nilai gizi susu produk PT Sari Husada Unit I Yogyakarta, susu skim ini
merupakan susu lemak dengan nilai protein dan laktosa yang cukup memadai.
Susu inipun sebelum masuk dalam proses harus melalui persetujuan QA lebih
dahulu untuk memastikan bahwa bahan susu skim ini layak untuk diproduksi atau
tidak.
3) Minyak nabati
Bahan minyak yang dipakai dalah minyak kelapa, minyak kacang atau
kedelai dan minyak kelapa sawit yang dipakai sebagai pengganti asam lemak
24
jenuh. Pembelian semua jenis minyak dilakukan di Semarang, kemudian
dilakukan pencampuran melalui pabrik lokal di Indonesia.
4) Gula pasir
Merupakan sumber karbohidrat yang sekaligus memberi rasa manis yang
biasanya disukai oleh bayi. Gula pasir ini dibeli dari PT. Gondang Baru (Klaten).
b. Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang digunakan antara lain:
1) Mineral
2) Coklat
3) Vitamin
4) Flavour
5) Lesithin
6) Renoxsan sebagai antioksidan.
7) Maltodekstrin pangan
2.2.3.2 Proses Produksi
Proses pembuatan susu bubuk full cream milk powder (FCMP) melalui 2
tahap sebagai berikut:
1. Proses Pengolahan Susu Kental
(a) Penerimaan Susu Segar
Susu segar diterima dari GKSI biasanya 45.000-50.000 liter, yang
kemudian diuji oleh Quality Assurance, jika telah memenuhi syarat maka
akan dipompa ke balance tank ( BT ) melalui pipa-pipa yang dilengkapi
penyaring dan katup yang berfungsi untuk mengatur kontinyuitas aliran susu
yang akan masuk ke proses pendinginan.
(b) Pendinginan
Dari BT, susu segar dialirkan melalui flow meter menuju plate cooler.
Flow meter berfungsi untuk menghitung susu segar yang akan masuk ke
tahap pendinginan. Dalam plate cooler terjadi pendinginan yang akan
mengubah suhu susu dari 7oC-9oC menjadi 2oC-4oC. Media pendingin yang
digunakan pada plate cooler adalah air dingin dengan suhu 1oC-2oC.
25
(c) Compounding Tank
Compounding Tank merupakan tempat untuk mencampur bahan-
bahan untuk membuat inti. Bahan-bahan yag dicampur antara lain susu segar,
minyak nabati, mineral, lechitin, senozan, air panas dan rework. Rework
merupakan susu hasil keringan yang berupa gumpalan padat yang tidak bisa
lolos dalam pengujian kualitas. Jumlah penambahan rework maksimal 10 %
dari jumlah susu segar yang diproses. Penambahan lebih dari itu
memungkinkan rework tidak dapat tersuspensi. Pencampuran dilakukan
dengan pengadukan selama 15 menit. Susu dalam compounding tank sekitar
60oC, pH =6.5-7.
(d) Pemisahan kotoran pada susu.
Susu setelah dicampur dengan bahan-bahan yang dibutuhkan
kemudian masuk tahap pemisahan kotoran. Tahap pemisahan kotoran ada 2,
yaitu :
(1) Duplex Filter
Duplex Filter berfungsi untuk memisahkan kotoran-kotoran sari
susu, yang berkapasitas 500 liter dan berukuran 200 mesh.
(2) Clarifier
Clarifier berfungsi untuk mengendapkan sisa-sisa logam (akibat
gesekan). Ukuran logamnya sangat kecil sehingga tidak dapat dipisahkan
menggunakan Duplex Filter.
(e) Pasteurisasi
Pasteurisasi yang dilakukan PT Sari Husada menggunakan System
High Temperature Short Time ( HTST ), yaitu pasteurisasi dengan suhu tinggi
dan waktu yang pendek. Proses ini dilakukan dengan regenerated spiroterm,
yaitu unit yang terdiri dari tiga bagian yaitu regenerasi, pasteurisasi dan
bagian pendingin. Susu segar yang didinginkan dari silo susu segar dialirkan
ke bagian regenerasi untuk pemanasan awal. Susu segar dipanaskan
menggunakan medium pemanas berupa susu yang telah dipasteurisasi. Dari
bagian regenerasi susu dialirkan ke bagian pasteurisasi yang merupakan
pemanas dengan menggunakan medium pemanas berupa uap air, dengan
26
holding time 15 detik pada suhu ( 76-84 )oC. Selanjutnya susu hasil
pasteurisasi akan memanaskan susu segar yang masuk dalam regenerator dan
susu hasil pasteurisasi akan mengalami penurunan suhu karena mengalami
kontak tak langsung dengan suhu dingin. Susu hasil pasteurisasi kemudian
masuk bagian untuk didinginkan lebih lanjut, di sana akan diturunkan
suhunya sekitar 4-5oC, media pendingin berupa air es 1-2oC.
(f) Homogenisasi
Proses homogenisasi adalah perlakuan dengan cara melewatkan susu
kental pada suatu lubang yang ukurannya sangat kecil. Tujuannya untuk
menyeragamkan globula besar menjadi kecil dengan pemberian tekanan tinggi.
Globula lemak yang berukuran 2 mikron ini dapat meningkatkan stabilitas susu
sebagai emulsi jika didiamkan selama 48 jam pada suhu 45oCdan mencegah
pemisahan krim. Homogenisasi dilakukan dalam 2 tahap, tahap pertama
menggunakan tekanan 1500 psi untuk mengubah globula lemak besar menjadi
kecil dan tahap kedua menggunakan tekanan 500 psi untuk menyeragamkan
lemak. Kedua tahap ini menyebabkan globula lemak menjadi semakin
homogen dengan diameter semakin kecil (2 mikron).
(g) Pendinginan
Proses pendinginan susu kental dilakukan dalam plate cooler sampai
suhu turun menjadi ( 7-9 )oC. Pendinginan susu kental bertujuan untuk
menghambat mikroba dan mencegah terjadinya pemanasan lebih lanjut pada
susu agar tidak terjadi denaturasi protein dan rusaknya zat gizi serta timbulnya
off flavor. Pada plate cooler menggunakan system plate heat exchanger. Susu
segar masuk melalui pipa atas dan media pendingin masuk melalui pipa bawah.
Aliran susu berlawanan arah dengan aliran mesin pendinginan berjalan efisien.
Susu kental yag sudah didinginkan kemudian disimpan di mixed storage tank
( MST ).
(h) Mixed Storage Tank ( MST )
Susu kental dari plate cooler kemudian ditampung dalam mixed
storage tank yang berjumlah 4 buah dan berkapasitas 10.000 liter.
Penyimpanan susu disertai dengan pengadukan berkecepatan 40 rpm yang
27
bertujuan untuk mencegaah terjadinya pengendapan dan pemisahan partikel
susu yang telah dihomogenisasi.
Penampungan susu di dalam MST merupakan penampungan
sementara untuk pengaturan pengaliran susu kental menuju proses
pengeringan. Waktu tinggal susu di dalam adalah 12 jam, apabila lebih dari
itu maka susu akan di rechliling. Suhu di dalam MST dijaga agar di bawah
15oC, apabila suhu diatas 15oC, maka susu akan dikarantina.
2. Proses Pengolahan Susu Bubuk
(a) Evaporasi
Evaporasi adalah proses pemekatan suatu larutan dengan cara
menguapkan sebagian cairan yang ada akan didapatkan kadar padatan sesuai
yang diinginkan 55 %. Evaporator yang digunakan di PT Sari Husada Unit I
Yogyakarta adalah evaporator yang bekerja dengan sistem falling film, yaitu
susu akan mengalir perlahan seperti cairan tipis di sekeliling pipa-pipa dalam
kalandria sehingga kotak perpindahan panas dapat terjadi secara sempurna.
Susu dari MST masuk ke bagian preheater I untuk mengalami
pemanasan awal menggunakan uap air hasil pemisahan dari separator.
Kemudian masuk ke dalam preheater II untuk dipanaskan kembali
menggunakan steam yang keluar dari evaporator sehingga suhu susu
mencapai (52-55)oC. Susu akan disemprotkan dari bagian atas evaporator
menggunakan distribusi device. Kemudian susu akan mengalir melalui bagian
atas kalandria secara falling film. Steam dimasukkan melalui bagian atas
tabung evaporator dan berada di luar kalandria sehingga steam tidak terkoyak
langsung dengan susu. Hasil dari evaporator yaitu susu dengan suhu (59-
60)oC kemudian dialirkan ke density record untuk mengukur kadar padatan
dalam produk. Susu yang tidak memenuhi spesifikasi akan dikembalikan lagi
ke evaporator untuk kemudian dipekatkan kembali. Separator digunakan
untuk memisahkan uap air yang terbawa dalam susu hasil operasi selanjutnya
dialirkan ke feed tank (FT) untuk ditampung.
(b) Preheater (consisitator)
28
Dari FT susu kental dipanaskan dalam preheater untuk mengalami
pemanasan awal dengan dialiri uap air (steam) sebagai media pemanasnya.
Pemanasan awal susu mencapai suhu (70-75)oC bertujuan untuk mempercepat
proses pengeringan sehingga pengeringan berjalan lebih efisien. Setelah
melalui pemanasan awal, susu dilewatkan pada duplex filter.
(c) Pengeringan
Dryer chamber digunakan sebagai alat pengeringan utama. Media
pengering berupa udara yang dilewatkan dikoil steam dimasukkan ke dalam
chamber sehingga bercampur dengan umpan susu yang telah dikabutkan oleh
nozzle otomizer. Sebagai pengering digunakan purna vibro fluidizer
dryer.Susu yang terbentuk dari pengering utama akan jatuh karena gaya
grafitasi dan memilki kadar air sekitar 3 %. Selanjutnya susu bubuk ini akan
diangkut ke vibro fluidizer dryer dengan udara panas sekitar 85-95oC untuk
pengering panas. Powder yang dihasilkan dari pengering purna mempunyai
kadar air yang rendah sekitar 2-3 %. Udara pengering yang telah digunakan
dan uap air dihisap exhaust fan, melalui kain penyaring yang dipasang di
bagian atas ruang pengering. Bubuk susu yang jatuh dalam lantai pengering
akan dikumpulkan dengan menggunakan pengeruk. Selanjutnya dengan
screw conveyor bubuk susu diangkat ke shifter untuk pemisahan bubuk susu.
(d) Pengayakan
Proses pengayakan susu bubuk dilakukan oleh shifter dengan
menggunakan saringan berukuran 14 mesh yang bekerja secara otomatis.
Susu yang halus akan lolos dari pengayakan kemudian 14 mesh yang bekerja
diserap masuk ke dalam silo penyimpanan (silo 1 atau 2) sebelum dikemas.
Sedangkan susu terbentuk gumpalan dan tidak lolos pengayakan akan
mengalami rework yang akan dimasukkan kembali ke dalam compounding
tank untuk proses kembali. Bubuk susu yang akan dikemas harus menjalani
proses pengujian fisik, organoleptik, kimia dan mikrobiologis yang bertujuan
untuk pengawasan mutu produk akhir.
29
(e) Weight and blending
Bubuk susu kering ( base powder ) masuk ke silo 1 atau 2. Powder
ditimbang dan ditambah premik, vitamin dan gula lalu dimasukkan ke lindor
blendor selama 300 detik. Proses selanjutnya adalah penampungan powder
dalam hooper bin filling untuk disimpan dalam wood bin kemudian dikirim
ke Kemudo untuk di packing.
Untuk produk berupa FCMP setelah melewati silo susu powder
kemudian masuk ke hooper bin filling untuk kemudian dikemas dalam zak
kapasitas 25 kg. Sebelum masuk bin dan zak terdapat alat yang disebut
dengan metal detector untuk mendeteksi dan mengambil metal-metal yang
terikut dalam powder. Sistem pengisian dilakukan secara manual, yaitu
operator mengendalikan pengeluaran bubuk susu dan di bawah hooper bin
filling terdapat timbangan. Setelah bubuk susu diisikan ke dalam kantong
plastik dilapisi empat lapis kertas zak ( multi kraft paper bags ). Dengan
susunan yang berlapis-lapis tersebut maka kemasan relatif lebih tahan
terhadap goncangan maupun pengaruh dari luar lainnya.
2.2.3.3 Produk
PT. Sari Husada merupakan produsen makanan dan minuman untuk bayi,
anak dan orang dewasa. Jenis produk olahan yang diproduksi PT. Sari Husada
dibagi menjadi dua produk, yaitu produk yang dihasilkan perusahaan sendiri
dengan formula PT. Sari Husada dan produk yang diproduksi atas pesanan dari
perusahaan lain dengan formula dari perusahaan pemesan. Produk pesanan
tersebut merupakan produk lisensi dari PT. Sari Husada.
a. Produk PT. Sari Husada (Non-Lisensi)
Susu bayi formula
SGM-1
SGM dari bahan-bahan bermutu tinggi yang mengandung protein susu, lemak
nabati, karbohidrat, vitamin dan mineral dalam jenis dan jumlah seimbang
sehingga menunjang pertumbuhan bayi normal. Oleh karena itu SGM merupakan
susu bubuk formul 1 dalam negeri yang diberikan pada bayi usia 0-6 bulan.
30
Vilatac-1
Vitalac merupakan susu formula bayi yang disusun sedemikian rupa sehingga
dengan anjuran dari FAO dan WHO komposisi nutrisi mendekati ASI, digunakan
sebagai pengganti ASI, diberikan pada bayi usia 0-6 bulan.
SGM BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
SGM BBLR merupakan susu formula bayi yang diberikan kusus untuk bayi
yang lahir prematur atau mempunyai berat badan kurang dari berat badan normal.
SGM LLM
LLM merupakan susu bubuk bayi yang berkadar laktosa rendah dan
diformulasikan khusus untuk menghindari diare pada bayi yang menderita
Lactose Intolerance (bayi yang tidak tahan terhadap laktosa) sehingga akan
menderita diare bila diberikan susu bayi biasa. LLM diberikan atas petunjuk dari
tim dokter Indonesia.
Susu Lanjutan
SGM-2
SGM 2 merupakan susu formula lanjutan untuk bayi 6 bulan keatas. Susu
SGM 2 ini mempunyai keistimewaan antara lain akan memberikan kebutuhan
nutrisi selaras bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi normal, mengandung
kadar yang cukup tinggi yang diperlukan bagi metabolisme, pertumbuhan dan
perkembangan bayi, di susun sedemikian rupa sehingga diperoleh komposisi asam
lemak tidak jenuh, mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan secara
esensial bagi pertumbuhan dan kesehatan.
Vitalac-2
Vitalac 2 yang merupakan susu formula untuk bayi berusia 6 bulan sampai dengan
3 tahun serta banyak mengandung protein serta nutrisi yang esensial bagi
pertumbuhan bayi.
31
Susu pertumbuhan
SGM 3
SGM 3 merupakan susu pertumbuhan kelanjutan dari SGM 2 yang diperuntukan
anak usia 1 tahun sampai 5 tahun. Diperkaya dengan DHA dan LA-Pekusor AA
(Linoleat acid) sebagai bahan dasar pembentuk AA yang penting untuk otak, juga
Preboitik FOS yang membantu fungsi saluran pencernaan dan mengurangi resiko
sembelit serta dilengkapi vitamin dan mineral sebagai kebutuhan dasar tubuh.
Vitaplus
Vitaplus dengan ekstra energinya untuk menunjang aktivitas dan penambahan
berat badan anak. Susu ini dilengkapi dengan DHA, decosahexaenoic acid yang
berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Frukto
aligosalcharides untuk meningkatkan daya tahan saluran cerna sehingga dapat
membantu mencegah diare sedangakan L-Carniti untuk efisiensi metabolisme
lemak pada tubuh anak. Vitaplus digunakan untuk anak 1 tahun ke atas, dengan
komposisi susu skim, kaseinat, dekstrin maltose, sukrosa, minyak kelapa sawit
serta vitamin dan mineral.
SGM-4
SGM 4 merupakan susu untuk pertumbuhan untuk anak usia 4 tahun keatas
komposisinya terdiri dari kalsium susu mencapai 1150 mg/100g yang merupakan
sumber kalsium untuk membantu pertumbuhan tulang dan gigi, Beta Karotean
disiapkan untuk membantu fungsi penglihatan dan anti oksidan, serta dilengkapi
dengan prebiotik FOS guna meningkatkan fungsi pencernaan, meningkatkan
penyerapan kalium dan mencegah sembelit.
Bubur Susu
SNM
SNM Instant merupakan makanan tambahan bayi yang banyak mengandung
protein sebagai penunjang perkembangan dan kegiatan bayi yang semakin aktif.
SNM Instant dibuat dari tepung beras, vitamin, mineral yang seimbang, banyak
mengandung protein nabati yang cocok untuk makanan padat bagi bayi. Bubur
susu ini diberikan untuk bayi setelah berumur tiga bulan keatas.
32
SGM Cereal
Merupakan bubur bayi makanan pelengkap dengan kandungan madu, omega 3
(190mg/100gr), omega 6 (1900mg/100gr), prebiotik FOS (172mg/100gr), 25
vitamin dan mineral.
Makanan untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Lactamil merupakan susu formula untuk memenuhi keutuhan tambahan gizi bagi
ibu hamil dan menyusui, serta memperlancar produksi ASI. Produk perdana sudah
mulai bulan juni 1990. Dari hasil clinical test lactamil oleh tim Fakultas
Kedokteran Bagian Anak UGM, dinyatakan bahwa lactamil dapat menurunkan
kejadian berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dari 13,8% menjadi 1,6%.
Susu Anak dan Dewasa (FCMP)
FCMP dibuat dengan susu murni dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para
pengusaha bakery yang memrlukan susu bubuk berkualitas tinggi.
b. Produk Lisensi
PT. Sari Husada memproduksi susu untuk merk lain, diamana produksi ini hanya
akan diproses jika ada permintaan dari piahn luar. Adapun produk-produk lisensi
antara lain :
a. Bebelac (1 dan 2). Lisensi dari limfemf holand
b. Cereal Nutricia, Nutrion Premium, Nutrio Follow On dan Nutricia
Sereal Base. Merupakan lisensi dari Nitricia, Holand.
c. S-26 dan Promil, merupakan lisensi dari Wyeth-Ayerst Ionc. USA
d. NFD Nutrilon
e. CKD Honey Powder
f. CKD Vanila
g. NNP Nutrilon
h. NSY Nutrilon Sayur
i. NSP
j. CMI DHA Base
k. CMA DHA Powder
l. CKD base
33
m. Chilmil
n. CKD Powder
o. BMT
p. CNR
q. CNB
r. CNF
2.2.3.4 Pemasaran
Pada tanggal 1 juli 1989, PT Sari Husada telah menunjuk PT. Tiga Raksa
sebagai distributor tunggal untuk memasarkan hasil produksinya. Dalam
melaksanakan pemasaran PT Sari Husada melakukan penerapan manajemen yang
meliputi produk, harga, distribusi dan promosi. Salah satu faktor usaha dalam
mencapai keuntungan yaitu dengan meningkatkan volume penjualan. Usaha
peningkatan volume penjualan dilakukan dengan modifikasi stategi pemasaran,
yakni:
1. Membuat produk dengan menetapkan harga jual produk yang dapat
terjangkau oleh daya beli masyarakat Indonesia.
2. Produk yang dipasarkan selalu dijaga kualitasnya sesui dengan Standar
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Standar Internasional.
3. Pemasaran dipercayakan kepada distribusi tunggal.
4. Pemasaran produk memberikan jaminan daur produk pada konsumen.
5. Untuk mempertahankan kekuatan pasar, promosi dilakuakn berdasarkan
pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.240.
Menkes/PER/0 1985 tanggal 1 Mei 1985.
34
2.3 PT. Cocca Cola Amatil Indonesia
2.3.1 Sejarah Perusahaan
Gambar 5. Logo PT Cocca Cola
Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan
distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi
dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. PT
Coca Cola Amatil Indonesia memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-
Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.
Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari
perusahaan-perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan
lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil
Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-
produk Coca-Cola di dunia.
Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992.
Mitra usaha Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah
mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia.
Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu
pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya
sekitar 10.000 krat.
Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan
mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun
1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia guna
35
memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company.
Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut
mulai bergabung menjadi satu.
Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan
tersebut bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-
Cola Bottling Indonesia.
Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk
kami didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang
tersebar di seluruh Indonesia.
2.3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas PT. Cocca Cola Amatil Indonesia
Struktur Organisasi merupakan suatu kerangka dasar dalam manajemen
perusahaan, dimana dengan mempelajari struktur organisasi perusahaan maka
dengan mudah pula mempelajari fungi, wewenang, hubungan antara karyawan
serta tanggung jawab masing-masing. Struktur organisasi juga memudahkan
pimpinan perusahaan dalam mengkoordinasikan unit kerja yang terlibat didalam
organisasi. Adapun struktur Organisasi dari PT Coca Cola Distribution Indonesia
– West Java adalah sebagai berikut:
1. SCM (Sales Center Manager)
Sales Center Manager merupakan Koordinator yang paling tinggi, yang
memiliki tugas mengkoordinasi tiap-tiap kegiatan di Warehouse Bandung Metro.
SCM membawahi SCA.
Fungsi dan Tanggung jawab dari Sales Center Manager :
a. Mengkoordinir setiap kegiatan distribusi di warehouse Bandung Metro
b. Mengarahkan perumusan pokok-pokok kebijakan perusahaan dan strategi
umum perusahaan yang akan menjadi acuan dalam penyusunan kebijakan
operasional dan strategi.
36
Fungsi-fungsi organisasi perusahaan :
a. Mengkoordinir serta bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemasaran
promosi, pengelolaan pasar (baik ke pengecer maupun ke konsumen)
b. Menilai hasil yang diperoleh perusahaan serta menetapkan tindak lanjut
perbaikan yang diperlakukan untuk masalah yang dihadapi oleh perusahaan.
2. SCA (Sales Center Administration)
SCA membawahi Bookeeper, Cashier, Shipping Head, General Affair Staff.
Adapun tugas dari Sales Center Administration adalah:
a. Mengkoordinasikan bagian administrasi dan keuangan perusahaan
b. Memeriksa prosedur penagihan piutang kepada pelanggan
c. Bertanggung jawab atas keamanan persediaan barang di gudang
d. Memeriksa hasil penjualan baik tunai maupun kredit
Sales Center Administration juga membawahi beberapa bagian-bagian yang
menunjang, yaitu :
A. Bookeeper
Bookeeper memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Mentransfer, memasukkan dan menganalisa seluruh transaksi hari
sebelumnya yang belum sempat dicatat
b. Melakukan settlement terhadap shortage barang salesman hari sebelumnya
dengan memasukkan payment dan adjustment
c. Melakukan analisis komprehensif dan review pada seluruh dokumen yang
dimasukkan atau di transfer guna menentukan route yang dibebankan
kepada salesman
d. Menyimpan seluruh laporan route settlement dan dokumen
e. Menjalankan generic checking data route settlement sampai seluruh
kesalahan yang ada terkoreksi
f. Mencetak laporan staff settlement dan mentransfer ke salesman
B. Cashier
Tugas dan kewajiban dari kasir adalah sebagai berikut :
a. Menghitung jumlah setoran yang diterima dari salesman setiap hari
37
b. Mengakomodasikan pengeluaran uang yang telah disetujui oleh
koordinator administrasi dan keuangan
c. Membuat laporan keuangan
d. Melakukan pembayaran upah gaji insentif
e. Memberikan informasi mengenai saldo petty cash pada koordinator
administrasi setiap hari
f. Menghitung dan menyerahkan setoran uang pada pihak bank
g. Mengeluarkan faktur-faktur yang akan ditagih oleh salesman pada hari itu
C. Shipping Head
Tugas dan wewenang dari Shipping Head adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas persediaan barang dagangan di gudang
b. Mencatat barang dagangan yang masuk dari pihak atau barang yang akan
dijual
c. Melakukan stok opname persediaan di gudang
d. Mencatat dan mengecek dokumen-dokumen barang yang dibawa pulang.
Shipping Head membawahi juga beberapa shipper yang mempunyai tanggung
jawab sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas pemeriksaan total untuk semua muatan di
container yang keluar dan membandingkan dengan faktur pengeluaran dan
jika ada perbedaan, maka harus melakukan penyesuaian berikutnya
b. Melakukan stok opname secara berkala dan kemudian melaporkannya ke
Shipping Head
c. Bertanggung jawab menginput semua di dalam Warehouse transaksi
lainnya seperti pecah, hilang dan bocor ke dalam laporan persediaan
D. General Affair Staff
Memilki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas kepersonaliaan
b. Membuat laporan bulanan absensi
c. Bertanggung jawab terhadap hasil kerja, dan keberhasilan
d. Menyediakan kebutuhan alat-alat tulis
38
Seperti dijelaskan dalam tugas dan tanggung jawab General Affair Staff
dibagi menjadi :
1. Receptionist
Tugas dari Receptionist ini adalah sebagai berikut;
a. Mengusahakan terjadinya komunikasi yang baik antara pihak pelanggan
dengan pihak perusahaan
b. Menerima pesanan penjualan dan menyampaikannya kepada bagian
penjualan
c. Bertugas mengatur lalu lintas penggunaan telepon di dalam kantor
perusahaan
2. Security
Tugas dari Security adalah :
a. Menjaga keamanan di dalam dan menyampaikan kepada bagian penjualan
b. Menerima arus keluar masuknya kendaraan
c. Menerima pengiriman produk dari pabrik bila karyawan gudang tidak ada
di tempat
3. Office Boy
Tugas Office Boy adalah :
a. Menjaga kebersihan kantor perusahaan
b. Memberikan pertolongan kepada karyawan perusahaan
3. Supervisor
Tugas dan tanggung jawab supervisor adalah sebagai berikut :
a. Supervisor harus memiliki target penjualan
b. Mengembangkan suatu pasar
c. Supervisor memastikan absent
d. Loading Compotition (muatan ke mobil) barang dari gudang ke kendaraan
e. Choacing
f. Pengelolaan kredit
g. Merekap hasil penjualan dari salesman
h. Memonitor dari penjualan salesman
i. Memeriksa RHF (rincian setoran)
39
j. Memeriksa loading untuk besok pagi
4. Salesman
Adapun yang menjadi tanggung jawab dari salesman adalah sebagai berikut :
a. Mengunjungi Dister
b. Membawa produk yang cukup
c. Merawat kendaraan
d. Menawarkan penambahan stok
e. Membuka Dister baru
f. Membantu meningkatkan dister / lingkungan
g. Menawarkan peralatan display
h. Menawarkan BOP material
i. Menawarkan program bila ada
j. Melakukan merchandising
k. Melakukan transaksi penjualan yang benar
l. Monitor aktivitas pasar
m. Melakukan komunikasi rutin
n. Melatih dan membimbing helper
40
STRUKTUR ORGANISASI SC. BANDUNG METRO GENERAL TRADE
STRUKTUR ORGANISASI SC. BANDUNG METRO, HORECA
STRUKTUR ORGANISASI SC. BANDUNG METRO ADMINISTRASI
Gambar 7. Struktur Organisasi PT. Cocca Cola Amatil Indonesia Cabang Bandung
KET:
: Bagian Yang Terkait : Bagian Yang Tidak Terkait
2.3.3 Ruang Lingkup Usaha
41
2.3.3.1 Bahan Bakua. Bahan Baku utama
Jenis bahan baku yang digunakan adalah :
1) Air
Air digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman berkarbonasi
(Coca-Cola, Sprite, dan Fanta) maupun minuman yang tidak berkarbonasi
(Frestea). Air diperoleh dari sumur bor dengan kedalaman 100-200 meter. Selain
untuk kebutuhan proses produksi, air juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari perusahaan.Air yang diperoleh dari sumur dikategorikan menjadi 2
jenis, yaitu:
1. Treated Water
Digunakan untuk bahan baku produksi, keperluan air minum kantin,
dan kantor.
2. Untreated Water
Digunakan untuk keperluan kamar mandi, pencucian ruangan,
pekarangan dan lain-lain.
2) Concentrate
Concentrate merupakan formula khusus yang digunakan untuk
memberikan rasa (flavour) yang berbeda-beda untuk jenis minuman,concentrate di
beli dari PT.Coca-cola Indonesia Jakarta (satu-satunya perusahaan menyediakan
bahan ini untuk Coca-cola Company di Indonesia ) Concentrate terdiri dari 2
jenis yaitu concentrate Dry (Part I) serta concentrate liquid (Part II dan III).Rata-
rata kebutuhan Concentrat yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat
pada tabel 6. sebagai berikut:
Tabel 6. Rata-rata Jumlah Pemakaian Concentrate
42
Jenis produksi Concentrate (Part) Keterangan
I II III
Coca-cola 66 Bks 26 Liter 6 Liter 1 Bks = 2 kg
Spite 25 Bks 25 Liter 5 Liter I= Aroma
Fanta
Strawberry
5 Bks 5 Liter 10 Liter II=Warna
Fanta Soda
Water
5 Bks III = Rasa
3) Gula
Gula yang dipakai adalah gula murni prima yang berasal dari dalam dan
luar negeri. Gula dari luar negeri lebih disukai untuk digunakan dalam
produksi ,karena gula dalam negeri kurang memenuhi syaratdalam segi
warna,lebih banyak mengandung kotoran dan lain – lain.
4) CO2
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis
senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen
dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan
tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida
di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume. walaupun jumlah ini
bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas
rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi,
dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada
proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen
penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping
pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari
gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.
b. Bahan Baku Tambahan
1. Karbon Aktif
43
Karbon aktif ini berfungsi menyerap bau ,menurunkan warna dan menyerap
gas – gas terlarut
2. Caustic Soda
Caustic soda berfungsi untuk membersihkan botol pada mesin cuci (Washer).
3. Divergard Additive
Suatu senyawa alkalis yang berfungsi memperluas permukaan kotoran
sehingga pada ahir pencucian di peroleh botol yang bersih.
4. Bahan – bahan lain yang digunakan seperti :
PAC (Poly Aluminium Chlorida),Ca(OCl)2,Ca(OH)2,H2SO4.
c. Bahan penolong
Bahan penolong yang digunakan dalam melakukan kegiatan produksi adalah :
1. Botol
Botol merupakan wadah pengemas minuman yang ringan yang
diproduksi oleh PT.Coca – Cola Bottling Unit Medan. Pengadaan botol
inidiperoleh dari dari PT. Mulia Gas dan PT. Iglass di Jakarta. Sedangkan botol
Frestea dari dubai. Disamping itu juga digunakan botol bekas yang kembali dari
pasar yang memenuhi syarat.
2. Crown Cork
Penutup botol ini dibeli dari PT. Ancol Terang metal printing
Indonesia,PT.Citra Mandiri Metalindo Abadi.
3. Crate(peti)
Crate dibeli dari PT. Pioner Plastik Jakarta dan PT. Pluit Plasindo Jakarta.
Disamping itu crate yang digunakan adalah crate yang diperoleh dari pasar yang
memenuhi syarat.
2.3.3.2 Proses Produksi
a. Pembuatan Simpel sirup dan sirup untuk produk sparkling
44
Sebelum pembuatan minuman berkarbonasi terlebih dahulu
dilakukanpembuatan simple sirup. Pada proses pembuatan simple sirup dengan
proses dingin (tanpa steam/pemanasan), air yang dipakai adalah treated water dan
ditampung dalam simple syrup tank. Kemudian agitator dihidupkan dan setelah
itu dicampurkan gula sesuai dengan jumlah final sirup yang akan dibuat.
Setelah proses ini selesai maka proses berikutnya adalah penyaringan atau
filtrasi dengan menggunakan bag filter. Fungsi filter ini adalah supaya warna gula
yang di hasilkan jernih. Larutan yang telah bebas di filter dan memenuhi standard
kejernihan yang diinginkan dimasukkan dalam tangki final syrup atau
pencampuran sirup. Larutan gula dilewatkan melalui lampu UV dengan intensitas
UV >15 µws/m2 guna UV adalah untuk membunuh mikroba-mikrobayang ada
pada larutan gula.
Terhadap simpel sirup dilakukan uji Brix (Banyaknya larutan sukrosa
yang tersuspensi dalam 100 ml air ) setelah itu sample sirup dialirkan ke final
tank. Pada tangki final syrup sebelum dimasukkan concentrate maka terlebih
dahulu dicampurkan sample sirup dengan air yang di aduk selama 15 menit agar
sampel sirup homegen. Setelah itu dimasukkan concentrate kedalam tangki
pencampuran sesuai dengan produk yang akan di produksi,misalnya coca-cola,
maka concentrate yang digunakan adalah coca-cola, demikian pula fanta dan
sprite.
Setelah concentrate dimasukkan campuran diaduk selam 1 jam.Produk
yang telah selesai diproses disebut final syrup dan untuk tahap selanjutnya
dilakukan uji atau diperiksa oleh quality assurance sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan Brix standart untuk produk coca-cola amatil Indonesia unit
Medan. Dari tangki final sirup dialirkan dalam mesin pencampur. Dalam mesin
paramix, sirup dicampur dengan perbandingan tertentu.
Lalu beverage dialirkan kedalam carbonator dan dicampur dengan air dan
CO2 melalui cooler pada suhu 5 0C (CO2 mudah dicampur pada suhu tersebut ).
b. Proses Pembuatan Simpel Sirup
45
Proses pembuatan syrup untuk produk still dengan proses dingin (tanpa
steam/pemanasan),air yang digunakan adalah treated water dan ditampung dalam
simple syrup tank, kemudian agitator dihidupkan dan setelah itu dicampurkan gula
sesuai dengan jumlah final syrup yang akan dibuat.
Setelah proses ini selesai maka proses berikutnya adalah penyaringan atau
filtrasi dengan menggunakan bag filter. Fungsi filter ini adalah supaya warna gula
yang di hasilkan jernih. Larutan yang telah bebas di filter dan memenuhi standard
kejernihan yang diinginkan dimasukkan dalam tangki final syrup atau
pencampuran sirup. Larutan gula dilewatkan melalui lampu UV dengan intensitas
UV >15 µws/m2 guna UV adalah untuk membunuh mikroba-mikroba yang ada
pada larutan gula.
Terhadap simpel syrup dilakukan uji Brix (Banyaknya larutan sukrosa
yang tersuspensi dalam 100 ml air ) setelah itu sample sirup dialirkan ke final
tank. Pada tangki final syrup sebelum dimasukkan concentrate maka terlebih
dahulu dicampurkan sample sirup dengan air yang di aduk selama 15 menit agar
sampel syrup homegen. Setelah itu dimasukkan concentrate kedalam tangki
pencampuran sesuai dengan produk yang akan di produksi, misalnya coca-
cola,maka concentrate yang digunakan adalah coca-cola, demikian pula fanta dan
sprite. Setelah concentrate dimasukkan campuran diaduk selam 1 jam. Produk
yang telah selesai diproses disebut final syrup dan untuk tahap selanjutnya
dilakukan uji atau diperiksa oleh quality assurance sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan Brix standart untuk produk coca-cola amatil Indonesia unit
Bandung.
c. Proses Penyeduhan Teh
Pada proses ini air olahan untuk produk still dialirkan,ke tangki ekstrak
lalu dipanaskan.Selanjutnya dimasukkan daun teh (Black Tea atau Green
Tea )selama 10 menit. Selama penyeduhan selesai atau ekstrak teh dimasukkan
kedalam tangki syrup.
d. Proses pencampuran ekstrak teh dan syrup
46
Ekstrak teh yang dihasilkan pada proses penyeduhan teh dimasukkan
kedalam tangki syrup yang didalamnya ada sampel sirup yang ada pada sampel
room.Selanjutnya dilakukan uji brix (banyaknya sukrosa yang tersuspensi dalam
100 ml air) agar memenuhi standard kadar gula. Lalu tambahkan concentrate
Frestea.
2.3.3.3 Produk
Coca-Cola Bottling Indonesia memproduksi merek-merek inti seperti
Coca-Cola, Sprite, Fanta, dan Frestea di dalam pabrik-pabriknya yang tersebar di
seluruh Indonesia. Untuk menjaga agar mutu minuman yang dihasilkan sesuai
dengan standar, kami menerapkan dengan ketat proses produksi yang diakui
secara internasional.
Pemberian kode-kode pada setiap produk merupakan bagian terpenting
dari keseluruhan proses. Dengan kode-kode itu kami menjaga agar para pelanggan
mendapatkan minuman dalam rasanya yang terbaik.
Setiap kode menunjukkan keterangan-keterangan tertentu tentang produk
tersebut. Ada kode yang menunjukkan keterangan tentang tanggal pembuatan.
Ada kode yang lebih rumit, terdiri atas huruf dan angka yang menunjukkan hari,
bulan, shift, dan pabrik tempat minuman tersebut dibuat. Ada lagi yang tidak
tampak pada kemasan karena tinta yang digunakan hanya dapat dibaca dengan
teknologi khusus.
Semua itu menunjukkan komitment PT. Cocca Cola untuk memastikan
bahwa teknologi, sumber daya manusia maupun material yang dipergunakan,
semuanya tertuju untuk kepuasan para pelanggan dan konsumen.
Produk PT. Cocca Cola :
Coca-Cola
Coca-Cola
Diet Coke
Coca-Cola Zero
Sprite
47
Sprite
Sprite Zero
Fanta
Fanta Strawberry
Fanta Vitamin C
Fanta Fruitpunch
Fanta Orange
Fanta Blueberry
Frestea
Frestea Jasmine
Frestea Green
Frestea Apel-Lemon-Markisa
Minute Maid
Minute Maid Pulpy Orange
Minute Maid Pulpy Tropical
Minute Maid Pulpy O’Mango
Schweppes
AdeS
Powerade Isotonik
A & W
2.3.3.4 Pemasaran
Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh Coca-Cola Bottling
Indonesia diproduksi di Indonesia. Saat ini terdapat 10 pabrik pembotolan yang
tersebar di seluruh Indonesia. Selama ini pabrik-pabrik yang ada di Indonesia
telah menerima berbagai penghargaan dari The Coca-Cola Company atas
pencapaian standar yang melampaui standar yang ditetapkan untuk pabrik-pabrik
sejenis di berbagai lokasi lain di dunia.
48
Tim penjualan yang sangat besar tidak saja menjual produk-produk kepada
para pelanggan, tetapi mereka juga memberikan saran bagaimana sebaiknya
mereka menjual produk-produk Coca-Cola. Supervisor penjualan di PT. Coca
Cola juga teratur mengunjungi para pelanggan dan memberikan bimbingan, serta
menampung masukan yang disampaikan para pelanggan.
Kebijakan penjualan dan distribusi secara menyeluruh diarahkan oleh
National Office di Cibitung, Bekasi, namun penerapan kebijakan tersebut
dilaksanakan oleh para manajer operasional dan regional yang handal dan
berpengalaman beserta staf mereka. Pabrik Coca-Cola di Indonesia terbuka untuk
kunjungan bagi semua lapisan masyarakat : kalangan pendidikan, instansi
pemerintah/swasta, organisasi sosial dll. yang ingin melihat langsung proses
produksi kami yang higienis dan berkualitas.
BAB IIIPENUTUP
49
3.1 Kesimpulan
Dari kunjungan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan, sbb :
PT Indonesia Power, atau IP, adalah sebuah anak perusahaan PLN yang
menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik.
Saat ini Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkitan listrik
dengan daya mampu terbesar di Indonesia
PT. Sari Husada adalah perusahaan yang bergerak dibidang makanan dan
minuman yang bergizi berbahan baku susu diproses secara modern dan
higienis dan mencakup aktivitas mixing, driying, blending, filling dan
packing. PT. Sari Husada II terletak di Desa Kemudo, Prambanan, Klaten,
didirikan di cix atas tanah seluas 15 Ha. Jumlah tenaga kerja PT. Sari
Husada II sampai saat ini adalah 616 tenaga kerja Indonesia, 2 orang
tenaga kerja asing dan 533 orang tenaga kerja dari pihak ketiga (PT.
DPK). Dalam meminimalisasi faktor dan potensi bahaya dari proses
produksinya, maka PT. Sari Husada membentuk bagian khusus yang
menangani tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lembaganya
untuk menangani tentang K3 yaitu Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) yang termasuk dalam divisi safety &
environment. Selain itu PT. Sari Husada menghasilkan 80.000 ton per
tahun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat indonesia.
PT Coca-Cola Amatil Indonesia adalah sebuah perusahaan manufaktur
yang memproduksi minuman ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan
ini memproduksi berbagai macam minuman ringan di bawah lisensi
perusahaan The Coca-Cola Company yang berpusat di kota Atlanta,
provinsi Georgia, Amerika Serikat.sebagai perusahaan minuman ringan
terbesar di dunia, pihak Coca-Cola tentunya menggunakan cara-cara
produksi dan distribusi yang berbeda dengan perusahaan yang lain.
50
3.2 Saran
Perusahaan perlu meningkatkan pembinaan mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja kepada tenaga kerja agar lebih peduli dan merasa bahwa safety adalah hak
atau kebutuhan bukan hanya merupakan kewajiban. Dan setiap industri juga harus
bisa memperhatikan lingkungan hingga menjadi industri yang berbasis
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
51
52