28
LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK LAPANG (K2PL) PENDAPATAN BURUH DIHITUNG DARI KINERJA (PERSERO) UNIT USAHA GUNUNG DEMPO PAGAR ALAM SUMATERA SELATAN DISUSUN OLEH : Nama : DINA RISNIATI NPM : 01021000008 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSI RAWAS LUBUKLINGGAU

Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK LAPANG (K2PL)

PENDAPATAN BURUH DIHITUNG DARI KINERJA

(PERSERO) UNIT USAHA GUNUNG DEMPO PAGAR ALAM

SUMATERA SELATAN

DISUSUN OLEH :

Nama : DINA RISNIATI

NPM : 01021000008

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSI RAWAS

LUBUKLINGGAU

2013

Page 2: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

PROPOSAL KULIA KERJA PRAKTEK LAPANG (K2PL)

PENDAPATAN BURUH DIHITUNG DARI KINERJA

(PERSERO) UNIT USAHA GUNUNG DEMPO PAGAR ALAM SUMATRA

SELATAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing

Pada tanggal……………………………

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Zaini AMIN,Ms Wartono,SP,M.Si

Mengetahui

Ketua Prodi

Ir.H.My Phariyanto,M.Pd

Page 3: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, Karena berkat rahmat dan karunia-Nya

sehinnga penulis dapat menyelesaikan proposal laporan kuliah kerja praktek

lapang (K2PL) Proposal laporan kuliah kerja praktek lapang (K2PL) ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan K2PL pada Fakultas Pertanian prodi

Agribisnis Universitas Musi Rawas (UNMURA) Lubuklinggau.

Dalam penulisan ini penulis berusaha untuk menampilkan yang penulis memiliki

dan dengan bimbingan dosen pembimbing yang sangat membantu penulis dalam

menyelesaikan penulisan laporan ini.

Dalam kesempatan ini penulis sangat mengucapkan terimakasih yang tak

terhingga kepada Bapak Dr.Zaini Amin,Ms selaku pembimbing I dan Bapak

Wartono,SP,M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan pembuatan proposal kuliah kerja praktek lapang (K2PL) ini.

Terimakasih kami sampaikan ke pada Dosen, Karyawan,Rekan-rekan

seperjuangan Mahasiswa Universitas Musi Rawas Fakultas Pertanian. Penulis

mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak demi

perbaikan di waktu mendatang dan Semoga segala bimbingan,arahan,dan

dorongan yang telah diberikan akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda

oleh Allah SWT hendaknya.

Lubuklinggau, Juni 201

Penulis

Page 4: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

DAFTAR ISI

Halaman

KATA

PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI………………………………………………………………………

I. PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang………………………………………………………………

1.2. Masalah…………………………………………………………………….

1.3. Tujuan……………………………………………………………………..

1.4. Manfaat……………………………………………………………………

II. DASAR TEORI

2.1. Tijauan Pustaka...................................................................................................

2.1.1 Aspek Agronomi Tanaman Teh........................................................................

2.1.2 Teh Hitam Orthodox........................................................................................

III. PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK LAPANG (K2PL)

3.1.1 Waktu dan Tempat............................................................................................

3.1.2 Metode..............................................................................................................

3.1.3 Alat dan Bahan..................................................................................................

3.1.4 Cara Kerja.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

Page 5: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

BAB.I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Perkebunan Nusantara VII (PERSERO) Unit Usaha Gunung Dempo

Pagaralam Sumatera Selatan adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang

bergerak dalam bidang perkebunan teh, agroindustri dan agrowisata. Perkebunan

teh ini pada tahun 1963 – 1968 di kelolah oleh PPN antaraVII Bandung, lalu

dikelolah dibawah PNP X Bandar Lampung antara tahun 1968 – 1980. Perusahan

lalu dikelolah oleh PT.Perkebunan X (PERSERO) pada tahun 1980 -

1996,kemudian dari tahun 1996 sampai dengan sekarang dikelolah oleh

Perusahaan Perseroan (persero) PT.Perkebunan Nusantara VII yang merupakan

konsolidasi PTP XI, XXIII, XXXI (Persero) dengan wilayah kerja meliputi

provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung. PT. Perkebunan Nusantara

VII (Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan dengan

ketingin tempat 900 – 1.850 dpl dan luas areal tanaman teh 1.438 Ha yang berada

di lereng gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan yang sudah memiliki

manajemen yang diatur secara sistematis, sehingga dalam setiap kegiatan yang

dilakukan berjalan dengan baik.Berdasarkan hal tersebut penulis terdorong untu

dapat mengetahui teteng manjemen produksi pengolahan teh hitam pada PT.

Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar alam

Sumatera Selatan.

Page 6: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

Prouktivitas tanaman the terus meningkat dengan pelaksanaaan culture

teknissecara benar dan dengan pengaturan pangkas dalam, pangkas intermediete

dan pangkas produksi.perkebunana the gunung dempo didukung oleh satu unit

pabrik the hitam.sebelum tahun 2009 kapasitas 40 ton PTS/hari dan tahun 2001

dinaikkan lagi menjadi kapasitas 80ton PTS/hari.pemasaran the gunung dempo

selain lokal juga diekspor keluar negeri meliputi negara malaysia,india,timur

tengah,hongkong,inggris,belanda,rusia dll.

Teh hitam biasa disebut juga sebagai teh merah, hal tersebut dikarenakan

kebiasaan orang timur menyebutnya teh merah karena larutan teh yang dihasilkan

dari teh ini akan berwarna merah, sedangkan  orang barat menyebutnya teh hitam

karena daun teh yang digunakan untuk penyeduhan biasanya berwarna hitam. Teh

hitam  merupakan jenis teh yang paling banyak di produksi di Indonesia, dimana

Indonesia sendiri merupakan pengekspor teh hitam ke-5 terbesar di dunia.

Teh hitam merupakan daun teh yang paling banyak mengalami pemrosesan

fermentasi, sehingga dapat dikatakan pengolahan teh hitam dilakukan dengan

fermentasi penuh.  Tahap pertama, daun diletakkan di rak dan dibiarkan layu

selama 14 sampai 24 jam. Kemudian daun digulung dan dipelintir untuk

melepaskan enzim alami dan mempersiapkan daun untuk proses oksidasi, pada

tahap ini daun ini masih berwarna hijau. Setelah proses penggulungan, daun siap

untuk proses oksidasi. Daun diletakkan di tempat dingin dan lembab, kemudian

proses fermentasi  berlangsung dengan bantuan oksigen dan enzim. Proses

fermentasi memberi warna dan rasa pada teh hitam, dimana lamanya proses

fermentasi sangat menentukan kualitas hasil akhir. Setelah itu, daun dikeringkan

Page 7: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

atau dipanaskan untuk menghentikan proses oksidasi untuk mendapatkan rasa

serta aroma yang diinginkan Visi dan misi PT. Perkebunan Nusantara VII

(Persero)

Visi PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero)

“ Menjadi prusahaan agribisnis dan agroindustri yang tangguh dan berkarakter

global”

Misi PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero)

1. Menjalankan usan agribisnis perkebunan dengan comoditas

karet,teh,tebu,kelapa sawit

2. Mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi vertikal

3. menggunakan teknologi budidaya dan proses efisien dan akrab dengan

lingkungan untuk menghasilkan peoduk berstandar baik untuk pasar

dosmetik maupun internasional

4. Memperhatikan kepentingan shareholders dan stakeholders khususnya pekerja

mitra petani, pemasok dan mitra usaha untuk bersama-sama mewujudkan

daya saring guna menumbuh kembangkan perusahaan

Page 8: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

I.2. Masalah

1. apa yang mempengaruhi pendapatan petani tersebut ?

2. bagaimana mengetahui kondisi tenaga kerja dan system upah petani

tersebut ?

3.kontribusi apa yang didapat oleh petani dalam mingkatkan taraf hidup ?

I.3. Tujuan

Adapun tujuan dari kuliah kerja praktek lapang (K2PL) adalah untuk

menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis mengenai apa saja yang

mempengaruhi pendapatan dan sistem upah yang didapat oleh petani the itu

sendiri di PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Gunung Dempo

Pagar Alam Sumatera Selatan.

Dan untuk mengetahui kontribusi apa saja yang diberikan oleh petani the itu

untuk meningkatakan taraf hidup petani teh PT. Perkebunan Nusantara VII

(Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan.

I.4. Manfaat

Manfaat bagi mahasiswa kuliah kerja praktek lapang (K2PL) ini yaitu

menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja. Dengan adanya praktik

kerja lapang ini dapat menambah wawasan dan penegtahuan dalam

Page 9: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

mempraktekan teori dan ilmu yang telah dipelajari dibangku kuliah dengan

kenyataan yang ada dilapangan.

Bagi lembaga objek penelitian dapat memberikan sumbangsih dan masukan

informasi kepada berbagai pihak dan secara khusus bagi pinpinan PT.

Perkebunan Nusantara VII (PERSERO) Unit Usaha Gunung Dempo

Pagaralam Sumatera Selatan.

Bagi perguruan tinggi sebagai bahan un tuk menambah bahan kajian koleksi

khazanah perpustakaan serta sebagai bahan perbandingan bagi studi

penelitian-penelitian yang akan dilakukan berikutnya.

Page 10: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

BAB.II.DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Aspek Agronomi Tanaman Teh

Tanaman teh atau bahasa kerennya camellia  pertama kali ada di Indonesia sejak

tahun 1684 yang dibawa oleh seorang Jerman yang bernama Andreas Cleyer dari

Jepang yang berupa biji dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta.

Kemudian baru pada tahun 1694 perdu teh muda yang berasal dari Cina tumbuh

di Taman Istana Gubernur Jenderal Champhuys  di Jakarta berdasarkan laporan

dari Valentijn, perdu teh muda yang berasal dari Cina ini biasa di sebut dengan

bahasa kerennya Camellia Sinensis. Semenjak itu maka di budidayakanlah teh

asal cina ini atau biasa disebut Camellia Sinensis di  Perkebunan Teh Indonesia.

Baru pada tahun 1877 seorang Insinyur asal Belanda yang bernama Ir.Rudolp

Eduard Korkhoven membawa Teh jenis Asam atau bahasa kerennya Camellia

Assamica ke Indonesia dari Srilangka dan menanamnya di Kebun Gambung,

Jawa Barat.

Teh Asam atau Camellia Assamica inilah secara berangsur-angsur menggantikan

tanaman Teh asal Cina di Indonesia dan sejak saat itu tanaman Teh Asam atau

Camellia Assamica menjadikan perkebunan Teh Indonesia berkembang makin

luas Kata teh berasal dari Cina. Masyarakat Cina daerah Amoy menyebut teh

dengan tay sementara masyarakat daerah Kanton menyebutnya cha. Nama ini

Page 11: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

kemudian menyebar ke mancanegara dengan penyebutan yang sedikit berbeda.

Orang Inggris menyebutnya tea, di daerah Spanyol diucapkan te, dan di Jerman

teh disebut dengan tee. Keanekaragaman nama tersebut menunjukkan bahwa teh

sudah banyak dikenal di dunia. Teh, minuman yang paling banyak dikonsumsi di

dunia setelah air, diproduksi dari daun tanaman teh (Camelia sinensis). Daun teh

yang diambil biasanya adalah dua sampai tiga pucuk daun yang paling ujung

(terminal leaves) beserta batang muda (growing apex) kemudian diperlakukan

dengan proses pengolahan tertentu (Setiawati dan Nasikun 1991). Pucuk daun teh

dapat dilihat pada Gambar 1. Tanaman teh (Camelia sinensis) tumbuh dengan

baik pada kondisi beriklim hangat dan lembab dengan curah hujan yang cukup

tinggi dan juga terdapat banyak paparan sinar matahari, tanah berasam rendah

serta drainasi tanah yang baik (Wan et al. 2009). Kusumaningrum (2008) juga

menyatakan bahwa tanaman teh dapat tumbuh dengan optimum di daerah

pegunungan beriklim sejuk dengan ketinggian lebih dari 1800 meter di atas

permukaan laut. Pertumbuhan tanaman teh yang baik akan menghasilkan produk

teh dengan kualitas yang tinggi, dimana akan berbeda-beda sesuai dengan teknik

budidaya teh dan kondisi lingkungan, seperti jenis tanah, ketinggian, dan iklim

dari perkebunan teh tersebut.

Pucuk daun teh (Yadi 2009) Menurut Nazaruddin dan Paimin (1993), jenis teh

berdasarkan botaninya dibedakan menjadi teh Sinensis dan Assamica. Teh

Sinensis memiliki ciri-ciri ukuran daun yang lebih kecil, warna daun yang lebih

tua, serta produktivitas yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan teh

Assamica. Meskipun demikian, keduanya memiliki kualitas teh yang sama

Page 12: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

baiknya. Klasifikasi tanaman teh dapat dilihat pada Tabel 1. Selain itu, menurut

Wan et al. (2009), teh digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan perbedaan cara

pengolahannya, khususnya tingkat fermentasi, yaitu teh hijau (tanpa fermentasi),

teh oolong (fermentasi sebagian), dan teh hitam (fermentasi penuh). Perbedaan

cara pengolahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Tidak seperti proses

pengolahan teh hijau dimana dilakukan inaktivasi enzim, pada pengolahan teh

hitam aktivitas enzim secara optimum justru sangat diperlukan untuk membentuk

pigmen (theaflavin dan thearubigin). Proses fermentasi tersebut merupakan proses

yang paling kritis dalam penentuan kualitas produk akhir teh hitam. Gondoin et al.

(2010) menambahkan bahwa terdapat jenis teh lain, yaitu teh putih. Daun teh yang

dipetik pada pengolahan teh putih hanya daun paling ujung yang belum terbuka

atau masih kuncup dan masih mengandung bulu-bulu halus, sedangkan

pengolahan yang dilakukan menyerupai pengolahan teh hijau.

Pengklasifikasian tanaman teh sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Parietales

Family : Theinae

Genus : Camelia

Spesies : Cameliasinesis

Teh hitam merupakan salah satu jenis teh yang namanya diambil dari warnanya

yang hitam atau gelap akibat fermentasi sempurna dari daun teh segar. Secara

Page 13: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

ringkas, pengolahan daun teh menjadi teh hitam dapat dilihat pada Gambar 2

bagian c. Setelah dipanen dan dibersihkan, daun teh segar dilayukan agar tidak

putus saat penggulungan dan proses kimia berlangsung dengan baik saat

fermentasi (Adisewojo 1982). Pelayuan daun teh biasanya dilakukan pada

ruangan bersuhu 30-40oC selama 16-20 jam untuk mengurangi kadar air dari 70-

85% menjadi 55-65% (Ullah 1991). Pelayuan terjadi karena air-air dalam daun

secara perlahan akan menguap dan lambat laun daun akan menjadi layu. Proses

pelayuan akan berpengaruh terhadap kualitas dari teh kering yang dihasilkan. Jika

daun terlalu cepat layu, teh kering yang dihasilkan akan memiliki karakteristik

aroma yang kurang harum. Sebaliknya jika daun terlalu lama layu, teh kering akan

memiliki karakteristik rasa yang kurang sedap. Daun teh layu yang baik memiliki

ciri kering namun tidak putus dan tidak ada suara retak jika digenggam.

2.1.2. Teh Hitam Orthodox

Teh hitam orthodox adalah daun teh yang mengalami proses fermentasi paling

lama sehingga warnanya sangat pekat dan aromanya paling kuat. Teh hitam

merupakan jenis teh yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat di dunia

(khususnya oleh bangsa inggris). Teh Orthodox adalah teh yang diolah melalaui

proses pelayuan selama 16 jam, penggulungan, fermentasi, pengeringan, sortasi,

terbentuk teh jadi

Teh hitam termasuk salah satu dari jenis teh yang ada, teh hitam diproduksi dari

pucuk daun teh muda tanaman teh, teh hitam biasa disebut juga dengan teh merah

Page 14: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

karena larutan teh yang dihasilkan dari teh ini akan berwarna merah dan

penyeduhan teh ini berwarna hitam. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling

banyak diproduksi di Indonesia , Indonesia merupakan pengekspor teh hitam ke-5

di dunia.

PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero)perkomitmen untuk terus meningkatkan

produk teh hitam orthodox yang dihasilkan. Ptpn VII yakin produknya dengan

merk gunung dempo, mampu bersaing karena memiliki banyak kelebihan.Teh

hitam gunung dempo memiliki cirri berbeda dibandingkan teh-teh pabrikan yang

banyak beredar luas dipasaran Indonesia. Warna coklat mengingat,.Aromah yang

tajam dan rasa yang lebih sepat adalah cirri teh hitam asal gunung dempo, kota

pagar alam , sumatera selatan, dibandingkan dengan teh yang beredar luas di

pasaran Indonesia. Posisi tanaman teh yang berada di lereng timur gunung,

sehingga mendapat sinar matahari langsung, membuat rasa teh gunung dempo

sangat has.

Teh hitam orthodox gunung dempo diproduksi dikota pagar alam, sumatera

selatan. Selain itu teh yang diproduksi oleh PTPN VII ini berkualitas tinggi.

Pengolahannya dilakukan secara higenis, tanpa bahan pengawet serta tanpa bahan

pewarna. Selain itu, posisi ketinggian teh gunung dempo juga paling sesuai, yaitu

berkisar antara 1000 sampai 1200 m. Jika terlalu tinggi, warna teh akan pekat.

Jika terlalu rendah rasa dan aromanya akan berkurang. Luas perkebunan teh

dilereng gunung tertinggi di SUM_SEL mencapai 1.478 hektar. Perkebunan

tersebut dikelolah oleh PTPN VII unit pagar alam. Produksi daun teh hitam rata-

Page 15: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

rata menghasilkan 40 ton teh pucuk basah stiap hari dan cenderung meningkat

dalam setahun, produk teh gunung dempo rata-rata mencapai 14000-17000 ton teh

pucuk basah atau setara 3600-4250 ton teh kering

Page 16: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

BAB.111. PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK LAPANG (K2PL)

3.1.1. Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan kuliah kerja praktek lapang (K2PL) ini akan dilaksanakan

kurang lebih Selama dua bulan di mulai dari bulan Juli hingga bulan Agustus

2013 Di PT.Perkebunan Nusantara VII (PERSERO) Unit Usaha Pagar Alam yang

terletak di kaki gunung dempo. Jalan Raya Gunung Dempo km 10, Kelurahan

Gunung Dempo. Kecamatan Pagar Alam Selatan yang berjarak 9 km dari Kota

Pagar Alam provinsi sumatera selatan..

3.1.2. Metode

Metode yang digunakan dalam kuliah kerja praktek lapang (k2pl) ini adalah

metode observasi langsung,yaitu suatu metode yang dilakukan untuk mendapat

data secara langsung dan aktual melalui pengamatan dilapangan di PT.

Perkebunan Nusantara VII (Peresero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar Alam

Sumatera Selatan.

3.1.2.2. Metode Pengambialan Data

Metode pengambialan data yang dilakukan dalam praktik lapang ini adalah :

Pengambilan data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara mengdakan

wawancara dengan pekerja di perkebunan teh di PT. Perkebunan Nusantara VII

(Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar Alam terutama dengan pemetik teh

Page 17: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

Mencari data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan dan dokumen

perusahaan atau literatur yang berkaitan dengan manajemen pengolahan produksi

pada PT. Perkebunan Nusantara VII ( Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar

Alam.

3.1.3. Alat dan Bahan

Kendaraan,yang dipakai mobil untuk melakukan survei lokasi K2PL di PTPN VII

Unit Usaha Gunung Dempo Pagar Alam

Alat-Alat tulis untuk mengambil data dari hasil pemaparan menejer ptpn VII Unit

usahaGunung Dempo Pagar Alam

Laptop untuk mengetik proposal yg akan di ajukan kepada pihak kampus sbagai

syarat untuk melakukan k2pl di PTPN VII Unit Usaha Gunung Dempo

Pagaralam

3.1.4. Cara Kerja

Metode pengambialan data yang dilakukan dalam praktik lapang ini adalah :

Pengambilan data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara mengadakan

wawancara dengan petani teh, karyawan, administrasi,atau observasi langsung di

PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar

Alam.

Page 18: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

Mencari data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan dan dokumen

perusahaan atauliteratur yang berkaitan dengan manajemen pengolahan produksi

pada PT. Perkebunan Nusantara VII ( Persero) Unit Usaha Gunung Dempo Pagar

Alam.

Page 19: Laporan Kuliah Kerja Praktek Lapang

DAFTAR PUSTAKA

Adisewodjo. 1982. Bercocok Tanam Daun Teh. Aditya Media. Yogyakarta.

http://teh2tea.blogspot.com/2010/10/asal-mula-tanaman-teh-di-indonesia.html