21
LAPORAN KUNJUNGAN DI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL 20 JUNI 2013 Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum 2 LBM 4 Modul VIII Introduction to Pharmaceutical Herbal Disusun Oleh : NASRIA ENDA 33101200127 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

LAPORAN KUNJUNGAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Laporan KUNJUNGANDi Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL20 JUNI 2013Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum 2 LBM 4

Modul VIII Introduction to Pharmaceutical Herbal

Disusun Oleh :

NASRIA ENDA33101200127PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSEMARANG

2013HALAMAN PENGESAHANLaporan Kunjungan Di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tanggal 20 Juni 2013 ini telah disetujui dan disahkan pada :hari

:

tanggal

:

Dosen Pembimbing Lapangan

Dosen Pembimbing PraktikumIka Buana Januarti, S. Farm., Apt

Hudan Taufik,S.Farm.,AptDAFTAR ISIHALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

BAB I

PENDAHULUAN............................................................................1

BAB II LATAR BELAKANG......................................................................2

BAB III ISI.....................................................................................................3BAB IV PEMBAHASAN.....................................4BAB V KESIMPULAN...............................................................................5A. Simpulan....................................................................................6B. Saran...........................................................................................7DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8LAMPIRAN.............................................................................................................9BAB IPENDAHULUANA. Sejarah BBPPTOOT

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT), Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI pada awalnya tahun 1948 berupa rintisan koleksi tanaman obat Hortus Medicus Tawangmangu. Pada tahun 1963-1968 berada di bawah koordinasi Badan Pelayanan Umum Farmasi dan kemudian pada tahun 1968-1975 dibawah Direktorat Jenderal Farmasi (Lembaga Farmasi Nasional). Pada tahun 1975-1979 kebijakan Pemerintah menetapkan Hortus Medicus di bawah pengawasan Direktorat Pengawasan Obat Tradisionil, Ditjen POM, Depkes RI.

Berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. 149/Menkes/SK/IV/78 pada tanggal 28 April 1978 status kelembagaan berubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang Kesehatan. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 491/Per/Menkes/VII/2006 tertanggal 17 Juli 2006, BPTO meningkat status kelembagaannya menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT).

BBPPTOOT memiliki visi masyarakat sehat dengan jamu yang aman dan berkhasiatdan misi, yakni :

Meningkatkan mutu litbang tanaman obat dan obat tradisional

Mengembangkan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional

Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional

BAB II

LATAR BELAKANG

A. Maksud dan Tujuan

Studi Lapangan ke B2P2TOOT mempunyai maksud agar dapat mengetahui secara langsung jenis dan ragam tanaman herbal di Indonesia yang berpotensi sebagai obat. Dengan maksud tersebut mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis tanaman obat, khasiat masing-masing tanaman dan budidayanya.

Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses pengolahan tanaman obat sehingga menjadi simplisia dan dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan tanpa mengubah senyawa aktif yang terkandung sehingga layak untuk dikonsumsi sebagai terapi pengobatan.

Mahasiswa dapat mendapat ilmu dan mengaplikasikannya dalam pengobatan khususnya lingkup kefarmasian dengan memperoleh ilmu yang tepat dari sumber yang akurat sehingga terminimalisir penyalahgunaan tanaman obat.B. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dengan melaksanakan kunjungan yaitu :

1. Mengetahui jenis-jenis tanaman obat yang terdapat di Indonesia

2. Mengetahui khasiat dari masing-masing tanaman obat

3. Mengetahui proses pengolahan tanaman obat sehingga menjadi obat herbal siap dikonsumsi

4. Mengetahui budidaya tanaman obat

5. Mengidentifikasi tanaman obat

BAB III

ISIA. Nama Tumbuhan

1. Nama Ilmiah: Momordica Charantia L2. Sinonim

: M. Balsamina3. Nama Lokal

: Paria, Pare, Pepareh, Poyu4. Familia

: Cucurbitaceae5. Ordo

: Cucurbitales6. Simplisia

: Fructus, Radix, Folium, Semen7. Area distribusi: Asia Tropis terutama India Barat8. Pemakaian secara

Tradisional dan cara pemakaian Untuk mengobati Diabetes Mellitus dimana bahan yang di gunakan yaitu buah atau biji pare telah masak. Cara Membuat: Cara pertama : Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan lalu tambahkan setengah gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama 2 minggu.

Cara kedua : Untuk penggunaan biji pare, yaitu dengan cara sediakan 200 gram biji pare, kemudian biji pare disangrai sampai kering dan ditumbuk halus. Setelah dingin disimpan dalam toples. Cara pemakaiannya seduh 10 gram bubuk biji pare dengan air matang untuk diminum 3 kali sehari9. Pemakaian Umum: di konsumsi sebagai sayuran, tauco, sup, bahan obat serta di jadikan sebagai pembasmi larva alami10. Efek samping: Jika mengosumsi terlalu banyak akan menyebabkan nyeri perut dan diare11. Riset

: Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST) Robby Cahyadi 1, Suhardjono 2

ABSTRAK

Latar belakang: Pare (Momordica charantia L.) merupakan salah satu tanaman yang telah banyak dikenal dan digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai pengobatan. Tanaman ini mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin dan flavonoid. Pemakaian dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan toksisitas, maka perlu dilakukan skrining awal kesesuaian hanya jika akut nilai toksisitasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi toksisitas akut pada ekstrak buah pare menurut metode Brine Shrimp Lethality Test (BST).

Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Digunakan hewan uji 250 ekor larva yang dibagi dalam 5 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 10 ekor. Tiap kelompok dilakukan pengulangan percobaan 5 kali. Sebagai bahan uji adalah akibat pare yang diberikan lewat media yang berisi larva sebagai hewan uji. Konsentrasi akhir ekstrak dalam media yang berisi larva berturut-turut sebagai kelompok 1,2,3,4 dan 5 adalah 1000 g/ml, 500 g/ml, 200 g/ml, 100 g/ml dan 0 g/ml sebagai kontrol negatif. Hasil pengamatan adalah terhadap larva yang mati 24 jam setelah pemberian bahan uji. Berdasarkan data, LC 50 ekstrak etanol buah pare ditentukan dengan analisis probit menggunakan SPSS 15.0 for windows.

Hasil: Penelitian ini menunjukkan beban konsentrasi ekstrak dalam media dapat

membunuh larva secara berturut-turut dengan konsentrasi 1000 g/ml, 500 g/ml, 200 g/ml, dan 100 g/ml. Hasil dari analisis probit menunjukkan harga LC 50 dari ekstrak buah pare adalah 519.226 g/ml.Kesimpulan: Pemberian ekstrak buah pare pada penelitian ini, menunjukkan potensi toksisitas akut terhadap larva Artemia salina Leach menurut metode BST. Hal ini ditunjukkan dengan harga LC 50