Upload
nguyennga
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA KOMISI VII DPR RI
KE PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
RESES MASA PERSIDANGAN IV
TAHUN SIDANG 2016-2017
KOMISI VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA
2017
A. LATAR BELAKANG
Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak
di Pulau Kalimantan yang memiliki wilayah terluas nomor tiga di Indonesia
setelah Kalimantan Timur dan Propinsi Papua. Ibukotanya adalah Kota
Palangka Raya.
Secara geografis wilayah Provinsi Kalimantan Tengah terletak ditengah-
tengah pulau Kalimantan dan dapat dijadikan sebagai titik poros
penghubung atau interconnection antara provinsi-provinsi lainnya di pulau
Kalimantan, disamping itu letaknya juga dekat dan berhadapan langsung
dengan laut / pulau Jawa.
Propinsi Kalimantan Tengah memiliki daerah-daerah yang hampir
seluruhnya dikelilingi oleh sungai-sungai baik sungai besar maupun
sungai-sungai kecil. Tercatat sekitar 11 (sebelas) sungai besar dan 33
(tiga puluh tiga) sungai kecil mengalir membelah bentangan alam
Kalimantan Tengah. Luas wilayah yang besar serta mayoritas daerah
berupa hutan tropis tidak saja membuat Kalimantan Tengah kaya akan
wilayah tetapi juga banyaknya keanekaragaman hayati serta sumber daya
energi dan mineral yang melimpah. Antara lain yang sudah diusahakan
berupa tambang batubara, emas, zirkon, besi. Terdapat pula tembaga,
kaolin, pasir kuarsa, fosfat, batu gamping, batuan beku/batu belah, biji
besi, timah hitam, batu permata, dan lain-lain yang tersebar di 8 (delapan)
kota/kabupaten Propinsi Kalimantan Tengah. Yaitu Kota Palangka Raya,
Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur,
Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Utara,
Kabuapeten Lamandau, Kabupaten Sukamara, Kabuapaten Seruyan,
Kabupaten Katingan, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang,
Kabupaten Barito Timur, dan Kabupaten Murung Raya.
Adapun potensi energi di Provinsi Kalimantan Tengah juga sangat
melimpah yang berasal dari sumber energi yang beragam; dari Batubara
Kalori Rendah sebesar 50.920.000 ton. Gas sebesar 20 MMSCFD. Air
sebesar 920,4 MW. Sinar matahari/surya, potensi intensitas radiasi
matahari 4,8 Wh/m². Biomassa sebesar 24.331.098.160,56 MJ, dengan
Estimasi Kapasitas 337,57 MW. Biogas dari limbah sawit sebesar
2.605.657.046 MJ, dengan Estimasi Kapasitas 36,151 MW dan potensi
energi Angin disepanjang pesisir pantai di Provinsi Kalimantan Tengah
(sumber: Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah)
Karena itu industri pertambangan adalah industri yang diharapkan mampu
menjadi motor penggerak pembangunan di Propinsi Kalimantan Tengah.
Namun sering kali terjadi daerah-daerah yang kaya akan sumber daya
mineral dan energi menunjukkan tingkat perekonomian dan pembangunan
yang kurang dibandingkan daerah yang tidak memiliki banyak cadangan
mineral dan energi. Fenomena ini diungkapkan dan diteliti dalam
“Resource Curse Theory” atau teori kutukan sumber daya. Karena itu
sangat penting bagi Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah untuk dapat
mengelola sebaik-baiknya sumber daya mineral dan energi dimilikinya
agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
masyarakat.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, Komisi VII DPR RI memandang
perlu untuk menjadikan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai obyek
kunjungan pada reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2016 – 2017.
Kunjungan ini dalam rangka melakukan fungsi pengawasan dan kegiatan
untuk menyerap aspirasi masyarakat dan pemerintah daerah. Melalui
kunjungan kerja ini diharapkan dapat mendukung pemerintah daerah
dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi serta membawa
informasi dan data terkait bidang – bidang kerja Komisi VII DPR RI untuk
ditindak lanjuti dalam menjalankan fungsinya.
B. DASAR HUKUM
Dasar Hukum pelaksanaan kunjungan Komisi VII DPR RI adalah:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2014 tentang Tata Tertib.
3. Keputusan Rapat Intern Komisi VII DPR RI tentang Agenda Kerja
Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2016-2017.
C. MAKSUD DAN TUJUAN KUNJUNGAN KERJA
Maksud diadakannya Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi
Kalimantan Tengah adalah dalam rangka menyerap aspirasi dan melihat
secara langsung perkembangan di daerah khususnya pengelolaan energi
dan sumber daya mineral, lingkungan hidup serta riset dan teknologi.
Adapun tujuan kunjungan kerja ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan informasi dan melihat secara langsung perkembangan
sektor energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup serta riset
dan teknologi;
2. Mengetahui berbagai persoalan dan masalah yang dihadapi di
Provinsi Kalimantan Tengah khususnya di sektor energi dan sumber
daya mineral, lingkungan hidup serta riset dan teknologi;
3. Mengetahui tingkat efektivitas peran yang dilakukan oleh Pemerintah
dan pemerintah daerah dalam mengatasi berbagai persoalan yang
dihadapi oleh masyarakat di daerah.
4. Secara khusus, fokus perhatian kunjungan kerja ke Provinsi
Kalimantan Tengah pada kesempatan ini pada sektor penyediaan
energi, distribusi dan harga BBM dan Gas serta masalah
ketenagalistrikan.
D. WAKTU, LOKASI KUNJUNGAN DAN AGENDA KEGIATAN
Kegiatan kunjungan kerja Komisi VII DPR RI direncanakan akan
dilaksanakan pada tanggal 2 Mei s/d 6 Mei 2017 dan mempunyai lokasi
tujuan kunjungan ke Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan agenda
kegiatan Kunjungan Kerja adalah melakukan pertemuan dengan pihak
yang terkait di daerah dan meninjau langsung ke lokasi, dengan agenda
sebagai berikut:
1. Pertemuan dengan Gubernur, DPRD, Kapolda dan Pangdam Provinsi
Kalimantan Tengah, Dirjen Migas, Dirjen Ketenagalistrikan, Dirjen
Minerba Kementerian ESDM RI, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI, Kementerian RISTEK dan DIKTI RI, Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah, Badan
Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM, PT. Pertamina (Persero), PT.
Pertamina Kalteng, PT PLN (Persero), BPH Migas, SKK Migas dan
instansi terkait lainnya.
2. Pertemuan dengan Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI, Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah, Dirjen
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Kementerian LHK RI,PT
Mineral Coal, PT. Marunda Graha Mineral, dan PT Asmin Koalindo
Tuhup.
3. Pertemuan dengan Direksi PT. Pertamina (Persero), PT. Pertamina
Kalteng, BPH Migas, dan SKK Migas terkait dengan permasalahan
penyediaan dan distribusi BBM dan LPG.
4. Kunjungan dan pertemuan dengan Direksi PT PLN (Persero) GM
PLTU Pulang Pisau Unit 2, dan Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian
ESDM RI terkait dengan permasalahan ketenagalistrikan dan upaya
peningkatan rasio elektrifikasi dan RUPTL di Provinsi Kalimantan
Tengah;
5. Kunjungan dan Pertemuan dengan Direksi PT Pertamina (Persero)
terkait dengan permasalahan penyediaan dan distribusi BBM dan
LPG;
E. SASARAN DAN HASIL KEGIATAN
Sasaran dari kegiatan kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi
Kalimantan Tengah adalah melihat langsung untuk memperoleh informasi
terkait dengan bidang Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM),
Lingkungan Hidup (LH), serta Riset dan Teknologi (RISTEK) serta
ketenagalistrikan.
Hasil kegiatan kunjungan Komisi VII DPR RI diharapkan bisa menjadi
rekomendasi untuk ditindaklanjuti dalam rapat-rapat Komisi VII DPR RI
dengan mitra terkait, khususnya dalam melaksanakan fungsi legislasi,
pengawasan dan anggaran.
F. METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan kunjungan lapangan Komisi VII DPR RI dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan (menghimpun data dan informasi awal sebagai informasi
sekunder, koordinasi dengan pihak terkait, dan persiapan administrasi
kegiatan)
2. Pelaksanaan kegiatan, dilakukan pertemuan dengan berbagai instansi
dan melihat langsung objek kunjungan.
3. Pelaporan, berisi seluruh rangkaian kegiatan dan hasil kegiatan
beserta rekomendasinya.
4. Pembahasan dan tindaklanjut hasil-hasil kunjungan lapangan pada
rapat-rapat Komisi VII DPR RI.
G. ANGGOTA TIM KUNJUNGAN LAPANGAN
Kunjungan kerja ini diikuti oleh Anggota Komisi VII DPR RI, yang
merupakan representasi dari tiap-tiap fraksi, sebagaimana terlampir.
BAGIAN II PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASIL KUNJUNGAN KERJA
1. Pertemuan dengan Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah,
DPRD, Kapolda dan Pangdam Provinsi Kalimantan Tengah, Dirjen
Migas, Dirjen Ketenagalistrikan, Dirjen Minerba Kementerian ESDM
RI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Kementerian
RISTEK dan DIKTI RI, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Kalimantan Tengah, Badan Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM,
PT. Pertamina (Persero), PT. Pertamina Kalteng, PT PLN (Persero),
BPH Migas, SKK Migas dan instansi terkait lainnya.
Pertemuan dengan Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah dan
instansi terkait dengan bidang kerja Komisi VII DPR RI membahas
berbagai permasalahan terkait dengan sektor energi, minerba (minaral
dan batubara) dan kelistrikan, selain itu juga menyinggung persoalan
lingkungan hidup dan riset dan teknologi. Pada pertemuan tersebut yang
menjadi fokus perhatian utama adalah pembahasan masalah kelistrikan,
terkait dengan kekurangan pasokan dan upaya menambah rasio
elektrifikasi di waktu yang akan datang serta masalah distribusi BBM dan
masalah kontribusi pemegang PKP2B, KK dan IUP terhadap
pembangunan daerah. Hasil-hasil pertemuan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Provinsi Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi yang memiliki
aneka sumber daya mineral logam maupun batuan yang melimpah.
Sumber daya minerla tersebut diantaranya adalah batubara, minyak
bumi, gas, emas, perak, biji besi, galena, bauksit, zikron serta mineral
lainnya. Ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah investasi usaha
dibidang pengelolaan bahan galian yang terus ikut mempengaruhi
iklim berusaha diantaranya perbankan, pariwisata, pertambangan, dan
dunia usaha lainnya.
b. Provinsi Kalimantan Tengah memiliki total 15 Perjanjian Karya
Pengussahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan 5 Kontrak
Karya.
c. PNBP sub sektor pertambangan Provinsi Kalimantan Tengah
mencapai 56,66 % yakni 951 Milyar dari target 1.6 Triliyun, dimana hal
ini disebabkan oleh rendahnya harga jual batubara dan komoditi
tambag lainnya pada tahun 2015-2016. Pada triwulan I per April tahun
2017 mencapai 56,80 % yakni 508 Milyar dari target 896 Milyar.
d. Provinsi Kalimantan Tengah masuk dalam sistem kelistrikan
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng). Provinsi
Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi dengan rasio
elektrifikasi tergolong rendah di Indonesia, baru sekitar 74,22 %.
Rasio elektrifikasi terendah keempat setelah Papua, NTT dan
Sulawesi Utara.
e. Total Daya Mampu (DM) seluruh system di Kalselteng sebesar 632
MW sedangkan beban puncak (BP) tertinggi adalah sebesar 540 MW.
Sehingga terjadi surplus daya sebesar 92 MW. Meski mengalami
surplus, tetapi karena rasio elektrifikasi masing-masing kabupaten
tidak merata, sehingga masih ada beberapa desa di Kabupaten
tertentu, seperti di Kabupaten Pulang Pisau yang belum teraliri listrik
atau di desa-desa di kabupaten lain yang sering mengalami
pemadaman listrik bergilir.
f. Rasio Desa Berlistrik sampai dengan maret 2017 sebesar 81,32 %.
Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun 2016. Penurunan
tersebut diakibatkan oleh banyaknya kerusakaan lampu PLTS
(Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang rusak.
Rincian daftar jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik masing-
masing kabupaten sebagai berikut:
g. Provinsi Kalimantan Tengah dan PLN Wilayah Kalselteng telah
memiliki roadmap dalam peningkatan rasio desa berlistrik sampai
tahun 2019 diharapkan rasio elektrifikasi dapat mencapai 92 %,
secara lengkap roadmap tersebut sebagai berikut:
h. Progres pembanguan listrik di Provinsi Kalimantan Tengah tahun
2017 meliputi;
PLTU Kalteng 1 2 x 60 MW di Desa Buntoi Pulang Pisau.
Progres 93,25 %
PLTMG Bengkanai 155 MW di Desa Karendan Barito Utara.
Progress 99.06 %
PLTU Sampit 2 x 25 MW di Desa Bagendang Permai
Kotawaringin Timur. Progres 33,37 %
PLTU Kuala Pambuang 2 x 3 MW di Desa Pematang Kambat
Seruyan. Progres 13,24 %
i. Provinsi Kalimantan Tengah mempunyai sumber dan potensi energi
yang cukup beragam, yaitu potensi energi terbarukan, diantaranya,
tenaga angin, air/sungai, PLTMH, PLTU, tenaga matahari (PLTS),
biogas, biomssa Namun demikian, potensi-potensi tersebut belum
dapat dikembangkan dengan maksimal karena berbagai hambatan
termasuk kondisi geografis dan anggaran, serta yang utama adalah
kebijakan dan dorongan dari pemerintah pusat.
j. Kementerian ESDM dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
perlu mempertajam konsep dan perencanaan termasuk perencanaan
kebutuhan anggaran dalam rangka memaksimalkan upaya-upaya
untuk percepatan peningkatan elektrifikasi dan pemenuhan kebutuhan
listrik bagi masyarakat, khususnya masyarakat di pinggiran sepanjang
sungaki di Provinsi Kalimantan Tengah.
k. Proses penyediaan dan distribusi BBM di Provinsi Kalimantan Tengah
yang dikerjakan PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region
VI Kalimantan tidak terdapat masalah signifikan. BBM di suplai dari
depot besar, TBBM Kotabaru melalui jalur sungai. Sementara
penyediaan dan distribusi LPG disuplai dari STS Kalbut dan di back
up oleh Kilang RU V balikpapan, STS Teluk balikpapan, dan Tanjung
Uban.
l. Untuk Provinsi Kalimantan Tengah target pelaksanaan program BBM
1 harga pada tahun 2017 terdapat di kabupaten Seruyan, yakni di
Kecamatan Danau Sembuluh melalui pembangunan APMS (Agen
Pengecer Minyak Solar).
m. Terkait optimalisasi lahan gambut, Kementerian Riset dan Teknologi
melakukan insentif kepada Perguruan Tinggi yang ada di Provinsi
Kalimantan Tengah sebesar 2.5 Milyar untuk melakun riset dan
eksperimen optimalisasi potensi lahan gambut dibidang lingkungan
hidup maupun maupun bidang-bidnag lainnya.
n. Kondisi lingkungan hidup indeks secara umum realtif baik, tidak
terdapat masalah signifikan, hanya saja kualitas air air sedikit
bermasalah akibta tambang. Dalam kaitan pengelolaan lahan gambut,
Kabupaten Pulang Pisau menjadi prioritas dalam program restorasi
lahan gambut karena termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap
kebakaran.
2. Pertemuan dengan Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI, Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah, Dirjen
Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Kementerian LHK RI, dan
Perusahaan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
(PKP2B) di kalimantan tengah
Hasil pertemuan dan pembahasan dengan direksi dan jajaran PT
Pertamina (Persero) wilayah Kalimantan Tengah dan instansi lainnya
adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakuakan bahwa status CnC (Clear
and Clean) terhadap perizinan IUP yang ada di Provinsi Kalimantan
Tengah adalah sebagai berikut:
IUP Batubara sejumlah 406 IUP, diaman 265 IUP telah CnC
dan 141 IUP belum CnC.
IUP Mineral Logam 75 IUP, dimana 60 IUP telah CnC dan 11
IUP belum CnC.
b. Belum semua Kabupate/Kota di Provinsi Kalimatan Tengah
menyerahkan dokumen perizinan sesuai amanat UU No. 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah sehingga menyulitkan DESDM
dalam melakukan pembinaan pengawasan terhadap kegiatan usaha
pertambangan.
c. Belum adanya penetapan batas administrasi antar Kabupaten di
Provinsi Kalimantan Tengah dan batas administrasi antar Provinsi
Kalimantan Tengah dengan Provinsi Kalimantan Selatan oleh
Kementerian Dalam negeri menyebabkan terjadinya tumoang tindih
wilayah IUP di area perbatasan, sehingga meyebabkan beberapa
permasalahan.
d. Masih banyak pemegang IUP yang tidak patuh terhadap kewajiban
keuangan (royalti dan iuran tetap, jaminan reklamasi paska tambang)
sebelum dilimpahkan ke Pemerintah Provinsi.
e. Sebagian besar pemegang IUP masih belum menempatkan jaminan
reklamasi dan jaminan paska tambang.
f. Maraknya pertambangan tanpa izin (PETI)
g. Sebagai upaya untuk optimalisasi pengawasan dan pembinaan
terhadap perusahaah tambaang diperlukan pembentukan lembaga
inspektur tambang di tingkat Provinsi.
h. Realisasi PNBP Provinsi Kalimantan tengah dari sektor pertambangan
hanya 56,66 % yakni 951 Milyar dari target 1.6 Triliyun, hal ini
disebabkan karena:
Target PNBP yang ditetapkan Pemerintah Pusat terlalu tinggi;
Rendahnya harga jual komoditas tambang, khususnya,
batubara;
Adanya kebijakan Pemerintah Pusat untuk ekspor logam tidak
boleh raw material;
Pemegang IUP sebagian besar belum melakukan kewajiban
pembayaran iuran tetap.
i. Belum ada data rinci terkait Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor
pertambangan (pajak, royalti, PNBP, dan lain-lain) untuk
disingkronkan dengan data Kementerian Keuangan dan BPK.
j. Meninjau ulang peraturan-peraturan daerah / Gubernur yang
menghambat untuk mendukung kelangsungan dan stabilitas bisnis
perusahaan tambang terkait:
Mempermudah peraturan perizinan Galian C;
Memperketat peraturan dengan melarang angkut hasil
tambang bagi perusahaan yang tidak memiliki pelabuhan
angkut;
Mengizinkan kembali untuk dapat melewati Jembatan Hasan
Basri Sungai Barito bagi Kapal Tongkang yang memiliki pandu,
atau dengan membuat penerangan diatas jembatan.
k. 3 (tiga) Perusahaan (PT. Asmin bara Bronang, PT Marunda Graha
Mineral, dan PT Asmin Coalindo Tuhup) yang telah memperoleh
PROPER peringkat BIRU untuk dapat ditingkatkan peringakatnya
menjadi peringkat HIJAU atau EMAS.
3. Pertemuan dengan dengan PT. Pertamina (Persero) Kalimantan
Tengah, Dirjen Migas Kementerian ESDM RI, BPH Migas, dan SKK
Migas
Hasil pertemuan dan pembahasan dengan direksi dan jajaran PT
Pertamina (Persero) wilayah Kalimantan Tengah dan instansi-instansi
terkait adalah sebagai berikut:
a. Infrastruktur BBM milik Pertamina di Provinsi NTT terdiri dari 3
Terminal BBM (TBBM), 3 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU),
Depot LPG dengan persebaran penyalur BBM sebanyak 54 SPBU, 41
APMS, 5 SPBN/SPDN, 17 AMT, 3 SPBB dan penyalur LPG sebanyak
4 SP(P)BE PSO, 1 SPPEK NPSO, 27 Agen LPG PSO, 9 Agen LPG
Non PSO.
b. Pada tahun 2016 BBM yang disalurkan sebanyak 457 juta liter BBM
dengan rincian Premium sebanyak 313 juta liter, Kerosene sebanyak
12,2 juta liter, Solar sebanyak 133 juta liter, dan LPG sebanyak
31.849 MT untuk melayani kebutuhan BBM dan LPG di Provinsi
Kalimantan Tengah.
a. Realisasi program BBM 1 harga pada tahun 2017 terdapat di
kabupaten Seruyan, yakni di Kecamatan Danau Sembuluh melalui
pembangunan 54 SPBU dan 41 APMS, dan rencan akan beroperasi
pada bulan Juli 2017 serta ditambah 10 titik APMS tambahan pada
tahun 2018 dan 2019 di beberapa kabupaten di Provinsi Kalimantan
Tengah.
b. Distribusi dan penyediaan Program BBM 1 harga menngunakan
pesawat Pelita Air dengan biaya distribusi per liter sebesar 38.000
c. Masalah dan tantangan yang dihadapi dalam distribusi BBM di
Provinsi Kalimantan Tengah diantaranya adalah karena adanya
konsentrasi pemukiman penduduk masih ter-cluster dan terpisah
cukup jauh sehingga kebutuhan BBM di satu cluster belum tentu
memenuhi skala keekonomian untuk dibangun lembaga penyalur
baru. Selain itu, ketika musim kemarau menyebabkan jarak pandang
mining, sehingga suplai BBM/LPG melalui kapal dan distribusi
BBM/LPG mennggunakan jalur darat menjadi terkendala.
d. Realisai pelaksanaan konversi minyak tanah ke LPG 3 kg di Provinsi
Kalimantan Tengah belum merata secara keseluruhan. Kementerian
ESDM segera melakukan pendataan calon penerima paket LPG.
Selain itu juga dilakukan pembangunan depot LPG di beberapa titik
dengan biaya APBN di tahun 2018.
e. Untuk peningkatan distribusi BBM dan LPG di Provinsi Kalimantan
Tengah, khusunya Program BBM 1 harga, maka diperlukan dukungan
pemerintah dan pemerintah daerah yaitu Investasi pembangunan
TBBM/lembaga penyalur dengan menggunakan APBN/APBD. Perlu
ada subsidi dari Pemerintah Daerah kepada investor yang akan
membangun lembaga penyalur di daerah yang kurang ekonomis.
Serta perlu ada perbaikan infrastruktur, terutama jalan dan dermaga di
daerah terpencil untuk mengefisienkan ongkos angkut penyaluran.
4. Pertemuan dengan Direksi PLN Regional Kalimantan PT. PLN (Persero)
dan PLTU Pulang Pisang Kalimantan Tengah, Dirjen Ketenagalistrikan
Kementerian ESDM RI, dan Dirjen Planologi Kementerian LHK RI
Hasil pertemuan dan pembahasan dengan direksi dan jajaran Direksi PLN
Regional Kalimantan PT. PLN (Persero) dan PLTU Pulang Pisang Kalimantan
Tengah dan instansi-instansi terkait adalah sebagai berikut:
a. Provinsi Kalimantan Tengah masuk dalam sistem kelistrikan
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng). Provinsi
Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi dengan rasio
elektrifikasi tergolong rendah di Indonesia, baru sekitar 74,22 %.
Rasio elektrifikasi terendah keempat setelah Papua, NTT dan
Sulawesi Utara.
b. Total Daya Mampu (DM) seluruh sistem di Kalselteng sebesar 632
MW sedangkan beban puncak (BP) tertinggi adalah sebesar 540 MW.
Sehingga terjadi surplus daya sebesar 92 MW. Meski mengalami
surplus, tetapi karena rasio elektrifikasi masing-masing kabupaten
tidak merata, sehingga masih ada beberapa desa di Kabupaten
tertentu, seperti di Kabupaten Pulang Pisau yang belum teraliri listrik
atau di desa-desa di kabupaten lain yang sering mengalami
pemadaman listrik bergilir.
c. Rencana pengembangan pembangunan pembangkit listrik Kalselteng
2017-2025. Target tahun 2017 adalah pembangaunan:
MPP Kalsel (60 MW)
PLTBG Jorong (1 MW)
PLTMG Bangkanai FTP 2 (155 MW)
PLTU Pulang Pisau (60 MW)
PLTBG Bukit Makmur (1 MW)
Adapun rincian rencana pengembangan sampai tahun 2025 adalah
sebagai berikut:
d. Dari 1572 desa di Provinsi Kalimantan Tengah diperkirakan masih ada
banyak (kesulitan menemukan data rincinya) yang belum dialiri listrik,
karena itu, program LISDES (Listrik Desa) perlu terus dipercepat
supaya segera dinkmati oleh masyarakat.
e. Selama kurun waktu 2016-2017 program listrik desa PLN telah
menerangi sebanyak 85 Desa dengan pelanggan 21.158 KK dengan
anggaran 272 Milyar.
f. Kendala pelaksaan program listrik desa tahun 2016-2016 adalah;
Ganti rugi tanam tumbuh dari masyarakat;
Akses jalan atau transportasi dengan medan yang sulit;
Kepadatan penduduk rendah/lokasi terpencil sehingga nilai
investasi tinggi;
Jauh dari sumber energi murah dan potensi energi baru
terbarukan.
g. Potensi energi baru dan terbarukan di Provinsi Kalimantan Tengah
cukup banyak dan beragam perlu dilakukan inventarisasi dan
pendataan dengan lebih detail untuk menjadi bahan perencanaan
dalam pengembangangannya, serta pengalokasian anggaran
pembangunan termasuk sebagai upaya untuk menarik bagi investor
atau mitra pembangunan agar terlibat aktif dalam peningkatan
pemanfaatan energi baru dan terbarukan di Provinsi Kalimantan
Tengah.
h. Untuk kepentingaan efisiensi PLN mengambil batubara langsung dari
produsen tidak melaui trader.
BAGIAN III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari hasil kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Tengah yang telah
dilakukan ini, terdapat kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Rasio elektrifikasi Provinsi Provinsi Kalimantan Tengah secara umum
masih rendah, Untuk itu, perlu upaya maksimal dan terobosan dalam
rangka mempercepat pembangunan kelistrikan di Provinsi Provinsi
Kalimantan Tengah, termasuk dengan pengalokasian anggaran yang
lebih besar dalam APBN.
2. Provinsi Provinsi Kalimantan Tengah mempunyai sumber dan potensi
energi baru dan energi terbarukan yang cukup beragam yang perlu
dikembangkan lebih maksimal. Untuk itu, Komisi VII DPR RI perlu
menyelenggarakan RDP dengan Direktur Jenderal EBTKE dan Direktur
Jenderal Listrik Kementerian ESDM untuk mendorong program
percepatan pengembangan energi baru dan terbarukan.
3. Komisi VII DPR RI perlu menyelenggarakan RDP dengan Direktur
Jenderal Minerba Kementerian ESDM untuk pembahasan penertiban IUP
yang bermasalah dan kemungkinan pembentukan inspektur tambang
tingkat Provinsi.
4. Komisi VII DPR RI meminta kepada Pemerintah melalui Kementerian
Keuangan untuk mendapatkan data Penerimaan Asli Daerah (PAD) dari
sektor Pertambangan di Provinsi Kalimantan Tengah dan provinsi-
provinsi lainnya.
5. Komisi VII DPR RI perlu menyelenggarakan RDP dengan Direktur
Jenderal Migas Kementerian ESDM dan Direktur Utama PT Pertamina
(Persero) untuk pembahasan percepatan pelaksanaan program konversi
BBM ke LPG di Provinsi Kalimantan Tengah dan provinsi lain yang masih
belum terlaksana.
6. Komisi VII DPR RI perlu menyelenggarakan RDP dengan Direktur
Jenderal Migas Kementerian ESDM dan Direktur Utama PT Pertamina
(Persero) untuk pembahasan program BBM 1 (satu) harga yang
berpotensi mengalami defisit ratusan milliar dan bagaiman konsolidasi
skema pembiyaan pendistribusian BBM 1 harga tersebut ke seluruh
Indonesia.
PENUTUP
Demikian Laporan Kegiatan Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi
Kalimantan Tengah sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk
ditindaklanjuti oleh Komisi VII DPR RI dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
Jakarta, Mei 2017
Pimpinan Delegasi
Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI
H. HADI MULYADI, S.Si, M.Si
DAFTAR NAMA ANGGOTA
KUNJUNGAN KERJA KOMISI VII DPR RI
KE PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2016-2017
TANGGAL 16 s/d 20 DESEMBER 2017
NO. NAMA NO. ANGG.
FRAKSI JABATAN
1. H. HADI MULYADI, S.Si, M.Si A-120 F.PKS KETUA TIM
2. H. GUS IRAWAN PASARIBU, SE, Ak, MM, CA A-327 P. GERINDRA ANGGOTA
3. Ir. H. DARYATMO MARDIYANTO A-170 PDI-P ANGGOTA
4. ANDIO RIDWAN WITTIRI A-203 PDI-P ANGGOTA
5. ADIAN YUNUS YUSAK NAPITUPULU A-156 PDI-P ANGGOTA
6. DITO GANINDITO, MBA A-278 P. GOLKAR ANGGOTA
7. Drs. H. BAMBANG HERI PURNAMA, ST, MH A-305 P. GOLKAR ANGGOTA
8. H. HASNURYADI SULAIMAN A-306 P. GOLKAR ANGGOTA
9. KATHERINE A. OENDOEN A-382 P. GERINDRA ANGGOTA
10. RAMSON SIAGIAN A-362 P. GERINDRA ANGGOTA
11. EKO WIJAYA A-411 P. DEMOKRAT ANGGOTA
12. H. IHWAN DATU ADAM, SE A-447 P. DEMOKRAT ANGGOTA
13. Ir. TJATUR SAPTO EDI A-481 PAN ANGGOTA
14. Dr. Ir. Hj. ANDI YULIAN PARIS, M. Sc A-502 PAN ANGGOTA
15. HADI ZAINAL ABIDIN, S.Pd, MM, M.Hp A-68 PKB ANGGOTA
16. H. ROFI MUNAWAR, Lc A-115 PKS ANGGOTA
17. H. JOKO PURWANTO A-515 PPP ANGGOTA
18. Dr. ARI YUSNITA A-81 P. NASDEM
19. Dr. KURTUBI, SE, M.Sp, M.Sc A-26 P. NASDEM
20. MUKHTAR TOMPO, S.Psi A-560 P. HANURA