28
33 BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU Dalam bab ini, gambaran umum tentang negri Hatunuru kemudian disajikan dengan turut mengangkat fenomena-fenomena identitas teritorial di Hatunuru. Bagian ini juga turut mengulas Pulau Seram, Kabupaten SBB, dan Kecamatan Taniwel Timur secara singkat. Pulau Seram Sebelum memberi deskripsi tentang negri Hatunuru, agaknya terlebih dahulu penulis memberi sedikt gambaran umum tentang Pulau Seram yang di dalamnya negri Hatunuru berada. Pulau Seram dikenal atau sering disebut Nusa Ina 7 oleh masyarakat Maluku. Kosmologi Nusa Ina atau Pulau Ibu sendiri tidak dapat dilepaskan oleh pemahaman dan pemaknaan masyarakat Maluku terkhususnya masyarakat Nusa Apono (Pulau Ambon), Nusa Ama (Pulau Haruku), Nusa Iha (Pulau Saparua), dan Nusa Laut tentang asal - muasal masyarakat tersebut, sehingga sering dijumpai kata gandong maupun pela 8 antara negri-negri tersebut dan negri-negri di Pulau Seram. Pengaruh Kerajaan Nunusaku 9 sebagai mitos integrasi sosial di Pulau Seram menjadi transfer pengetahuan (penuturan lisan) yang kuat, melekat erat dalam memori kolektif masyarakat pulau-pulau tersebut, 7 Nusa Ina adalah nama lain dari Pulau Ibu 8 Baik gandong dan pela memiliki makna tentang kekerabatan atau hubungan sosial yang dilatar belakangi oleh peristiwa sosial budaya, sehingga sejarah ini kemudian diwariskan lintas generasi. 9 Nunusaku merupakan mitos yang berkembang sampai pada saat ini terkait dengan asal-muasal masyarakat Maluku mula-mula. Kata Nunu sendiri diartikan sebagai pohon beringin, dan saku adalah marsegu atau kelelawar.

BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

33

BAB 4

IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU

Dalam bab ini, gambaran umum tentang negri Hatunuru

kemudian disajikan dengan turut mengangkat fenomena-fenomena

identitas teritorial di Hatunuru. Bagian ini juga turut mengulas Pulau

Seram, Kabupaten SBB, dan Kecamatan Taniwel Timur secara singkat.

Pulau Seram

Sebelum memberi deskripsi tentang negri Hatunuru, agaknya

terlebih dahulu penulis memberi sedikt gambaran umum tentang Pulau

Seram yang di dalamnya negri Hatunuru berada.

Pulau Seram dikenal atau sering disebut Nusa Ina7 oleh

masyarakat Maluku. Kosmologi Nusa Ina atau Pulau Ibu sendiri tidak

dapat dilepaskan oleh pemahaman dan pemaknaan masyarakat Maluku

terkhususnya masyarakat Nusa Apono (Pulau Ambon), Nusa Ama

(Pulau Haruku), Nusa Iha (Pulau Saparua), dan Nusa Laut tentang asal -

muasal masyarakat tersebut, sehingga sering dijumpai kata gandong

maupun pela8 antara negri-negri tersebut dan negri-negri di Pulau

Seram. Pengaruh Kerajaan Nunusaku9 sebagai mitos integrasi sosial di

Pulau Seram menjadi transfer pengetahuan (penuturan lisan) yang kuat,

melekat erat dalam memori kolektif masyarakat pulau-pulau tersebut,

7 Nusa Ina adalah nama lain dari Pulau Ibu 8 Baik gandong dan pela memiliki makna tentang kekerabatan atau hubungan sosial

yang dilatar belakangi oleh peristiwa sosial budaya, sehingga sejarah ini kemudian diwariskan lintas generasi. 9 Nunusaku merupakan mitos yang berkembang sampai pada saat ini terkait dengan

asal-muasal masyarakat Maluku mula-mula. Kata Nunu sendiri diartikan sebagai pohon beringin, dan saku adalah marsegu atau kelelawar.

Page 2: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

34

bahwa Pulau Seram adalah sebagai tanah pusaka. Sebagaimana dalam

sebuah kapata10 berbunyi;

“Nunu e Nunu e, Nusaku Nusa Ina. Suru Siwa Lima o, Lau Latane Samasuru” (Oh beringin pelindung Nusa Ina, meneruskan pata siwa dan pata lima terbagi-bagi ke pesisir pantai).

Berdasar pada kapata di atas, maka dapat ditemukan kesan

logis terkait masyarakat di Pulau Ambon dan sekitanya adalah

kelompok yang mendiami wilayah pesisir Pulau Seram pada mula-

mula. Penulis mengambil salah satu contoh dari luar negri Hatunuru

yaitu, negri Hukurila. Masyarakat Hukurila ketika mendiami wilayah

pesisir Pulau Seram, mereka sebelumnya turun dari wilayah

pegunungan Seram Bagian Barat yaitu, Hukuanakota. Kelompok

Hukurila saat itu kemudian mendiami wilayah pesisir yang sekarang

dikenal dengan nama Tihulale atau negri Tihulale. Pengalaman historis

ini kemudian memberi suatu hubungan kekeluargaan antara Hukurila

(di Pulau Ambon), Hukuanakota (Kecamatan Inamosol, Kabupaten

SBB), dan Tihulale (Kecamatan Amalatu, Kabupaten SBB).

Pulau Seram didiami oleh suku Alifuru, suku Alifuru ini

kemudian terbagi menjadi suku Pata Alone Halune atau dikenal

sebagai suku Alune, dan Pata Wemale Mamale atau dikenal sebagai

suku Wemale. Perbedaan menonjol dari dua suku ini melalui tradisi

adalah, Alune melakukan perayaan adat ketika kelahiran anak,

sementara Wemale melakukan ritual adat apabila menstruasi. Di

Hatunuru dikenal sebagai kase kaluar anak11 dan halawane12.

Pulau Seram juga memiliki tiga batang air/tiga sungai yang

disebut sebagai Kwele Batai Telu (Tiga Batang Air) yaitu, Tala Batai (sungai Tala), Eti Batai (sungai Eti), dan Sapalewa Batai (sungai

10

Kapata merupakan penuturan lisan melalui syair maupun lagu yang sering menghiasi pagelaran adat atau ritual-ritual pada masyarakat tradisional di Maluku 11

Kase kaluar anak atau mengeluarkan anak bukan dalam arti mengeluarkan dari dalam rahim ibu, tetapi lebih kepada mengeluarkan anak dari dalam rumah agar masyarakat mengenal anak tersebut, dilakukan biasanya setelah satu minggu atau bahkan satu bulan. Hal ini merupakan tradisi suku Alune yang kemudian diadopsi juga oleh suku Wemale 12

Halawane merupakan upacara kedewasaan. Bagi seorang gadis, apabila menstruasi pertama maka ia akan diasingkan ke hutan, sampai ia dianggap bersih.

Page 3: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

35

Sapalewa). Pada zaman dahulu, ketiga sungai tersebut menjadi media

migrasi leluhur dari wilayah pegunungan ke wilayah pesisir.

Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km2 sekaligus menjadi pulau

terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara geografis, Pulau Seram

terletak di sebelah utara Pulau Ambon. Secara administratif, Pulau

Seram memiliki tiga Kabupaten yaitu, Kabupaten Maluku Tengah yang

beribu kota di Masohi, Kabupaten Seram Bagian Barat yang beribu kota

di Piru, dan Kabupaten Seram Bagian Timur yang beribu kota di Bula.

Pulau Seram berada pada garis wallacea, dan memiliki fauna endemik

juga spesies yang khas dengan ekoregion Asia dan Australia. Hampir

seperlima dari hutan di Pulau Seram telah terdegradasi meliputi

sepanjang kawasan pesisir utara, tetapi sebagian hutan masih tetap

utuh. Pulau Seram memiliki iklim hutan hujan tropis13. Berikut adalah

peta Pulau Seram.

Sumber : Google Image

Gambar 4.1. Peta Pulau Seram

Sekilas Mengenai Kabupaten SBB dan Kecamatan Taniwel

Timur

Kabupaten SBB memiliki 11 kecamatan yang terdiri dari;

kecamatan Kairatu, Kairatu Barat, Ina Mosol, Amalatu, Elpaputih,

Huamual, Huamual belakang, Kepulauan Manipa, Taniwel, Seram

13

http://www.eoearth.org/view/article/51cbeede7896bb431f69acc3/

Page 4: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

36

Barat, dan Taniwel Timur. Dengan luas kabupaten mencapai 6.498,40

km2. Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten SBB terletak pada

wilayah pesisir. Selain itu, produksi unggulan di SBB ialah ubi kayu,

yang tercatat pada tahun 2015 memiliki luas lahan mencapai 10.209ha,

dan produksinya meningkat sampai pada jumlah 185.250 ton.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui BPS Kabupaten SBB tahun

2015, jumlah penduduk Kabupaten SBB mencapai 180.256 jiwa yang

terdiri atas 92.187 jiwa laki-laki, dan 88.069 jiwa perempuan. Dalam

rangka menggambarkan wilayah Kabupaten SBB, berikut lampiran peta

Kabupaten SBB.

Sumber : BPS Kabupaten SBB, 2015

Gambar 4.2. Peta Kabupaten SBB

Kecamatan Taniwel Timur terletak pada wilayah pesisir atau

seluruh negri-negri di Taniwel Timur berada pada wilayah pesisir,

negri-negri yang berada di Kecamatan Taniwel Timur terdiri dari; negri Sohuwe, Maloang, Lumahlatal, Hatunuru, Matapa, Sekasale,

Makububui, Sukaraja, Lumahpelu. Uwen Pantai, Tounusa, Musihuwei,

Solea, Waraloin, dan Walakone. Luas wilayah Taniwel Timur

mencapai, 733.80 km2. Sedangkan angka kepadatan penduduk sampai

pada tahun 2015 di Kecamatan Taniwel Timur dapat dilihat pada

lampiran gambar di bawah ini.

Page 5: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

37

Sumber: BPS Kecamatan Taniwel Timur, 2015

Gambar 4.3. Jumlah Penduduk Kecamatan Taniwel Timur

Gambaran Umum Negri Hatunuru

Sumber : Citra Satelit, oleh Greogurius Anung

Gambar 4.4. Peta Letak Hatunuru

Negri Hatunuru secara administratif berada pada Kecamatan

Taniwel Timur, Kabupaten SBB, Provinsi Maluku. Hatunuru terletak

pada wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan Laut Seram di

sebelah utara, negri Matapa di sebelah timur, hutan di sebelah selatan,

dan negri Lumahlatal di sebelah barat. Hatunuru dihuni oleh 317 jiwa

dengan kalkulasi, 154 jiwa laki-laki dan 163 jiwa perempuan dari total

81 kepala keluarga. Ketika melakukan kalkulasi menggunakan citra

satelit untuk mendapat informasi tentang luas wilayah maka ditemukan

Page 6: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

38

luas wilayah Hatunuru mencapai 1.71 m2, sementara luas petuanan di

Hatunuru yang diklaim oleh masyarakat Hatunuru mencapai 2000ha.

Selain itu, kondisi topografis di Hatunuru adalah tanah berpasir yang

digunakan sebagai area pemukiman, sementara area sumber nafkah

terdapat di dalam hutan. Berikut letak Hatunuru yang diperoleh

melalui citra satelit.

Hatunuru Secara Etimologi

Hatunuru secara etimologi terdiri atas dua kata yakni, hatu dan

nuru. Kata hatu sendiri dalam bahasa kesukuan merupakan penyebutan

lain dari kata batu dan atau hatu diartikan sebagai batu. Kemudian kata

nuru sendiri memiliki arti ganda yaitu, berburu (kata kerja) dan

kelompok (kata benda). Jika kata hatu dan nuru dipadukan maka hatu

dan nuru dimaknai sebagai “batu yang keras” oleh masyarakat

Hatunuru sendiri. Batu yang keras sebagai hasil pemaknaan etimologi

ini memberi kesan bahwa masyarakat Hatunuru merupakan salah satu

dari sekian kelompok yang berpegang pada prinsip, dan memiliki

perwatakan keras atau bersifat teguh pendirian, tidak ingin diatur oleh

pihak eksogen.

Berdasar pada pemaknaan kata batu maka secara semiotika di

Hatunuru, maka batu sebagai tanda atau simbol mengarahkan

masyarakat Hatunuru kepada pengenalan akan identitas, pengenalan

akan teritorial, relasi atau kekerabatan yang bertahan lama, dan tanda

perjanjian. Pertama, identitas hadir melalui pemaknaan kolektif

berdasar pada hegemoni politik di masa lampau seputar ekspansi

wilayah. Keadaan ini mendorong masyarakat Hatunuru untuk terus

berperang demi menduduki wilayah baru. Identitas sebagai pemaknaan

simbolik terhadap batu termanifestasi melalui tradisi perang kelompok

Hatunuru yang selalu melakukan arak-arakan dengan mengangkat batu

yang besar sebelum dan sesudah perang. Dengan demikian, ada kesan

kekuasaan mencitrai identitas di Hatunuru melalui simbol batu yaitu,

masyarakat Hatunuru yang disegani dan ditakuti oleh musuh14.

14

Berdasarkan penuturan lisan MM, pada tanggal 28 Mei 2015

Page 7: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

39

Kedua, sebagai teritorial adalah melalui ekspansi di masa lampau.

Apabila wilayah musuh telah direbut atau dikuasai maka batu

dijadikan sebagai penanda wilayah. Keadaan di masa lampau ini

memberikan dampak pada luasnya petuanan masyarakat Hatunuru

kontemporer yang kemudian dibagikan kepada beberap negri untuk

dijadikan sebagai wilayah pemukiman15. Hal ini lebih dikenal sebagai

tradisi sejarah heka leka atau membunuh untuk hidup baru. Dengan

kata lain, membunuh untuk hidup baru erat kaitaanya dengan

memusnahkan musuh untuk merebut wilayah atau teritorial musuh

yang dianggap memiliki banyak SDA untuk digunakan.

Ketiga, kekerabatan yang bertahan lama adalah esensi dua suku

yang membentuk satu komunitas yaitu, Hatunuru. Berdasar pada

penuturan lisan beberapa tokoh adat, suku Wemale dan Alune telah

hidup berdampingan di Hatunuru sejak masa dahulu kala, dan

kekerabatan itu tetap terpelihara hingga saat ini. Fenomena langkah ini

memang jarang ditemukan, pasalnya dua suku ini merupakan rival

perang pada zaman dahulu, sebagaimana terjadi di wilayah

pegunungan antara Sumit sebagai suku Wemale dan Hukuanakota

sebagai suku Alune. Keadaan ini kemudian membentuk makna nuru yaitu kelompok dan berburu. Dengan kata lain, kelompok berburu atau

nomaden ini dipertemukan dan mengangkat janji melalui ritual minum

darah agar ada ikatan keluarga yang baru. Dengan demikian, simbol

batu membentuk modal sosial sebagai kepercayaan antara dua suku

yang dipersatukan16.

Keempat, tanda perjanjian lebih menonjolkan sisi religio

masyarakat Hatunuru melalui persembahan hasil-hasil pertanian

maupun perburuan kepada sang Upu Lanite17 melalui batu. Maksudnya

ialah, hasil-hasil pertanian itu diletakan di atas batu dan

dipersembahkan. Hal ini dilakukan agar mereka bisa memenagkan

peperangan18.

15

Berdasarkan penuturan lisan IM, pada tanggal 20 Mei 2015 16

Berdasarkan penuturan lisan MR, pada tanggal 30 Mei 2015 17

Upu Lanite diartikan sebagai Tuhan, atau tuan yang berada di atas langit 18

Berdasarkan penuturan beberapa tokoh adat di Hatunuru

Page 8: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

40

Proses inisiasi maupun integrasi dua suku tersebut tidak

diceritakan secara terperinci oleh para tokoh adat setempat, karena

ingatan mereka telah termakan usia. Namun, menurut mereka sebagai

informan, bersatunya dua suku ini adalah karena kehidupan yang

berpindah-pindah, dan dipertemukan oleh takdir kemudian

diasosiasikan secara simbolik melalui pemaknaan tradisional terhadap

batu. Sehingga sampai saat ini, esensi “batu yang keras” adalah

semboyan mereka sebagai masyarakat yang memiliki kekhasan.

Struktur Pemerintahan Negri Hatunuru

Pemerintahan desa yang membasiskan budaya lokal memang

menjadi khas negri-negri di Maluku sampai pada saat ini. Hal tersebut

telah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004, tentang pengaturan

budaya lokal dalam sistem pemerintahan desa. PERDA Provinsi

Maluku Nomor 7 Tahun 2011 juga telah mengatur tentang penguatan

kapasitas kelembagaan negri. Dengan demikian, pemerintah negri-negri di Maluku sejatinya berdasar pada kedaulatan raja sebagai

pimpinan tertinggi. Berdasar pada hal-hal yang telah disebutkan, maka

dalam sistem pemerintahan di Hatunuru dapat digambarkan pada

gambar di bawah ini.

Gambar 4.5. Struktur Pemerintahan Negri Hatunuru

Raja BPD

Sekretaris Negri

Soa Wemale Soa Alune

Marinyo

Masyarakat Adat Hatunuru

Page 9: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

41

Strukur pemerintahan di Hatunuru memberi tanggung jawab

penuh terhadap BPD sebagai institusi yang memilih calon raja berdasar

pada kriteria yang ditetapkan oleh BPD sendiri, dan hal ini dijalankan

secara demokratis dengan turut menghadirkan kepala-kepala soa19

untuk menentukan calon dari setiap mata rumah20nya. Peran BPD

sendiri menggantikan peran “Tiga Batu Tungku”21 (selanjutnya

disingkat TBT) sebagai pengambil keputusan tertinggi di Hatunuru.

Sementara posisi raja adalah sebagai pimpinan tertinggi di Hatunuru.

Dalam menjalankan tugasnya, raja dibantu oleh sekertaris negri. Sementara dalam struktur soa, masyarakat Hatunuru memiliki dua soa

yaitu, soa Alune dan soa Wemale, fungsi soa ini adalah mengatur hak-

haknya atas tanah berdasar pada hak-hak kepemilikan tiap-tiap mata rumah. Kemudian marinyo bertugas sebagai pesuruh raja, dalam hal

penyampaian informasi kepada masyarakat Hatunuru. Dalam pemilihan

raja, pemilihan ini sendiri berjalan demokratis sebagaimana lazimnya di

Indonesia. Hatunuru memiliki satu buah gedung balai negri, dan satu

buah gedung baileo. Balai negri sendiri difungsikan sebagai tempat

berlangsungnya pertemuan antara raja dan masyarakat, sementara

baileo sendiri memiliki fungsi sebagai tempat dilangsungkannya

upacara adat.

Pendidikan di Hatunuru

Rata-rata tingkat lulusan dalam hal pendidikan di Hatunuru

mencapai 50% lulusan SD, dan 50% lulusan SMP sampai dengan

Perguruan Tinggi. Berdasarkan RENSTRA GPM Jemaat Hatunuru-

Matapa, tingkat pendidikan di Hatunuru dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini.

19

Soa merupakan satu persekutuan genealogis (lihat Effendi, 1987, dalam Pelupessy, 2012). Dengan kata lain, soa dapat diartikan sebagai suku 20

Mata rumah memiliki arti sebagai satu persekutuan genealogis sesudah keluarga (lihat Effendi, 1987 dalam Pelupessy, 2012). Mata rumah dapat dikatakan juga sebagai klan 21

Di Maluku, Keanggotaan TBT sangat variatif, misalnya dalam negri yang dominan agama Kristen memberlakukan TBT yang terdiri dari; pemerintah negri, staf dewan guru, dan majelis jemaat.

Page 10: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

42

Tabel 4.1. Tingkat Pendidikan Masyarakat Hatunuru dalam Angka

SD SMP SMA D1-D3 S1

61 lulusan 34 lulusan 42 lulusan 3 lulusan 6 lulusan

Sumber : RENSTRA Jemaat Hatunuru-Matapa, 2015

Fasilitas pendidikan di Hatunuru hanya terdiri dari satu buah

gedung SD yaitu, SD Inpres Hatunuru, yang memiliki jumlah siswa/i

yang berasal dari Hatunuru sebanyak 71 siswa/i, beserta tenaga

pendidik di SD tersebut yang berjumlah 8 tenaga pendidik, ditambah

pula 1 kepala sekolah. Ketika dikalkulasikan berdasar pada RENSTRA,

jumlah siswa/i yang saat ini tengah bersekolah di SD Inpres Hatunuru

berjumlah, 142 siswa/i. Berikut adalah gambar SD Inpres Hatunuru.

Sumber : Dok. Penelitian, 2015

Gambar 4.6. SD Inpres Hatunuru

Pada jenjang pendidikan SMP dan SMA, jumlah siswa/i saat ini

mecapai 30 siswa/i (SMP) dan 28 siswa/i (SMA). Untuk menuju lokasi

SMP dan SMA, para siswa ini harus menempuh perjalanan kurang

lebih 1km ke gedung sekolah yang berada di negri Sekasale. Mereka

(para siswa SMP dan SMA) biasanya menggunakan sepeda motor

ataupun berjalan kaki ke sekolah tersebut. Sementara, pada jenjang

Perguruan Tinggi saat ini ada 5 mahasiswa dari Hatunuru yang sedang

melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Pulau Ambon. Untuk tiba di

Pulau Ambon, biasanya menempuh perjalan kurang lebih 5 sampai 6

jam, 3 jam melalui perjalanan darat yaitu, Hatunuru ke dermaga feri

yang berada di negri Waipirit, dan 3 jam sisanya adalah menggunakan

jalur laut.

Page 11: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

43

Jemaat Hatunuru-Matapa

Totalitas masyarakat Hatunuru merupakan pemeluk agama

Kristen Protestan. Masyarakat Hatunuru adalah anggota GPM Klassis

Taniwel. Dalam sejarah pelayanan GPM sejak tahun 50an, Hatunuru

telah disatukan dengan Matapa sebagai satu jemaat yaitu, Jemaat

Hatunuru-Matapa. Secara administratif, Hatunuru dan Matapa

memiliki pemerintahan masing-masing, tetapi dalam satu jemaat,

Hatunuru dan Matapa saat ini dikepalai oleh Pendeta Roland Latuputty

sebagai ketua majelis jemaat setempat. Satu-satunya gedung gereja di

Hatunuru adalah gereja Imanuel.

Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan di Hatunuru

Fasilitas kesehatan di Hatunuru diwakili oleh satu buah gedung

POLINDES yang di dalamnya hanya terdiri satu tenaga medis yang

sebenarnya adalah bidan. Tenaga medis merangkap bidan ini sendiri

sangat membantu proses persalinan, tetapi juga sangat membantu

dalam hal pengobatan atau memberi obat kepada masyarakat untuk

dikonsumsi ketika sakit. Selain itu, untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan, masyarakat Hatunuru juga sering bepergian ke Kota Piru

maupun Kota Ambon.

Berdasar pada pengetahuan lokal masyarakat Hatunuru sering

menggunakan obat-obatan herbal untuk menyembuhkan penyakit.

Salah satu pengobatan yang sangat terkenal di wilayah Taniwel Timur

adalah “kase kaluar darah mati” atau mengeluarkan gumpalan darah

yang telah membeku (Venous Thromboebolism). Cara ini dilakukan

dengan menghadirkan pawang. Setelah itu, pawang ini menggosokan

lidahnya pada daun yang memiliki sudut tajam, sehingga darah yang

keluar dari lidah pawang itu dipercaya adalah darah si penderita yang

sedang diobati. Selain itu, banyak juga pengetahuan lokal yang

digunakan untuk menyembuhkan penyakit semacam malaria, sakit

gigi, diare, masuk angin, dan lainnya dengan menggunakan tanaman

seperti kelapa, kakao, kayu putih, dan lainnya.

Page 12: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

44

Lingkungan di Hatunuru atau pemukiman Hatunuru sangatlah

asri dan bersih. Untuk sekedar mencuci perabotan rumah tangga dan

pakaian, mereka biasa melakukannya di sekitar lingkungan rumah

mereka, bukan di sungai. Fasilitas seperti air bersih dan MCK telah

mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten SBB melalui pembangunan

air keran yang bersumber dari mata air pegunungan, dan juga MCK di

setiap perumahan masyarakat Hatunuru.

Sumber : Dok. Penelitian, 2015

Gambar 4.7. POLINDES dan Air Keran

Hutan Sebagai “Dapur”

Hutan sebagai “dapur” dalam pemaknaan kosmologi masyarakat

Hatunuru, adalah hutan dipandang sebagai sumber nafkah yang

membentuk identitas teritorial. Berbicara tentang identitas teritorial

sebagai hasil konstruksi hutan sendiri, maka tidak dilepaskan dari

pandangan bahwa hutan merupakan modal teritorial. Istilah modal

teritorial sendiri penulis kutip dari pandangan Camagni (2008) terkait

modal yang berwujud dan modal yang tidak berwujud. Di Hatunuru,

modal yang berwujud adalah hutan yang dipandang dalam bentuk

material sebagaimana, hutan adalah modal alam dan hutan merupakan

modal fisik kemudian mampu menghasilkan modal finansial,

sementara dalam pengertian modal tidak berwujud maka hutan

kemudian membentuk hubungan atau relasi antara manusia dan

Page 13: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

45

manusia, juga manusia dan alam. Berikut adalah penggalan wawancara

yang menunjukan hutan adalah modal teritorial di Hatunuru.

Hutan itu katong pung dapor, ketika katong pi pagi, sorenya katong pulang deng sumber makanan par katong makan (Hutan merupakan dapur kami.Ketika kami pergi pada pagi hari, sorenya kami kembali dengan sumber makanan untuk dikonsumsi). (IL, 20 Mei, 2015)

Hutan itu akang sama deng dapor. Mangapa setiap rumah ada dapor? karena dapor itu warisan yang musti katong jaga (Hutan sama halnya dengan dapur. Mengapa setiap rumah memiliki dapur? Karena dapur merupakan warisan yang harus kita jaga).(GM, 24 Mei 2015)

Pemaparan empirik di atas menunjukan bahwa fungsi hutan bagi masyarakat Hatunuru adalah sebagai sumber nafkah. Secara fungsional, hutan memang sebagai modal ekonomi di Hatunuru, tetapi hutan juga memiliki muatan-muatan sebagaimana warisan maupun institusi yang harus dipelihara dan memiliki aturan main dalam pemanfaatannya. Hutan sebagai “dapur” memang memberi tujuan yang sama yaitu, keberlanjutan. Dan keberlanjutan sendiri mampu memahami aspek relasional maupun dependensi, juga religio-kosmis. Dengan demikian, hal-hal tersebut menjadi satu kesatuan melalui kosmologi hutan sebagai “dapur” atau sebagai modal teritorial.

Gambar 4.8. Kosmologi Hutan Sebagai Modal Teritorial

Hutan sebagai "dapur" (Modal

Material)

Modal sosial

Religio-kosmis Modal

manusia

Kelembagaan

Page 14: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

46

Pertama, sebagai modal sosial, hutan memberi jaminan bagi terbentuknya kepercayaan antar petani hutan bukan saja di Hatunuru tetapi juga dengan petani negri lain. Para petani di Hatunuru membuka peluang bagi pemanfaatan hutan secara positif kepada petani lain di luar masyarakat Hatunuru untuk mengelola hutan. Memang dibenarkan bahwa lapangan pekerjaan dalam skala tradisional diberlakukan kepada para petani hutan yang memiliki ikatan kekerabatan atau biasa disebut ipar-ipar atau basudara (saudara-saudara) dari negri lain. Hal ini kemudian memberi sebuah pemahaman bahwa hutan membentuk modal sosial melalui kosmologi “dapur”. Sebagaimana salah seorang informan mengatakan berikut;

Hutan memang katong pung, tapi kalo ada orang yang butuh karja di hutan ya katong kase biar to. Akang sama deng dapor, kalo orang mau mamasa di katong dapor maka katong kase tinggal to. Yang penting jang dapor badaki (Hutan memang milik kami, apabila ada orang yang butuh pekerjaan di hutan kami maka kami biarkan. Hal ini sama saja dengan “dapur”, kalau orang hendak menggunakan “dapur” kami untuk memasak maka akan kami biarakan. Yang penting jangan dikotori/dirusaki) (PS, 20 Mei 2015)

Berdasar pada penggalan wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa modal sosial terbentuk dalam kosmologi hutan sebagai “dapur”, membangun jejaring antar masyarakat, dan juga kepercayaan, berdasar pada norma-norma terkait hutan jangan dirusaki atau dikotori.

Kedua, religio-kosmis membentuk perilaku masyarakat Hatunuru yang beretika. Etika ini tidak lain mengutamakan hubungan manusia dengan alam atau bagaimana manusia di Hatunuru memandang alam dalam dua kepercayaan yaitu, kesukuan dan Kristen. Secara suku, religio-kosmis berangkat pada memori kolektif melalui hasil penuturan lisan tentang kakehang maupun tangkoleh22 yang sangat mengutamakan budaya melalui sejarah ritus di hutan oleh para leluhur. Memang dewasa ini, ritus-ritus tersebut sudah tidak lagi dipraktekan, tetapi masih membelenggu kepercayaan masyarakat Hatunuru bahwa hutan memiliki superioritas yang transenden atau kekuatan suprakultural yang tidak terlihat. Hal ini menyebabkan tidak sedikit masyarakat Hatunuru tetap menganggap hutan sebagai suatu

22

Baik kakehang dan tangkoleh memiliki arti yang sama yaitu merupakan ritual yang dilakukan pada zaman dahulu oleh suku Wemale dan Alune

Page 15: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

47

tempat yang sakral. Berbicara mengenai kesakralan, adalah penting menggunakan pandangan Freud juga Durkheim dalam memandang tipologi masyarakat religio. Sebagaimana Freud melihat alam bawah sadar kepribadian dan aspek dorongan biologis membentuk perilaku manusia, maka Durkheim lebih memilih menggunakan dimensi sosial melalui interaksi dan kemasyarakatan (dalam Pals, 2011)

Berdasar pada dua pandangan tersebut dan temuan empirik terkait kosmologi maka dapat dilihat bahwa pola hidup masyarakat Hatunuru dalam memaknai hutan berdasar pada tiga hal yang membangun kepercayaan lokal yaitu, religio-kosmis hadir sebagai warisan sosial maupun keluarga, religio-kosmis hadir melalui keyakinan akan agama, dan religio-kosmis hadir melalui alam perasaan dan alam pikiran. Sehingga identitas yang terbentuk berdasar pada pandangan Valegga (2011 dalam Pollice, 2003) yaitu realitas teritorial, representasi realitas, dan penjelasan realitas berdasar pada pandangan hutan sebagai simbol (semiotika). Realitas wilayah hadir dalam kenyataan bahwa masyarakat Hatunuru sangat bergantung pada hutan. Representasi realitas hadir melalui cara pandang masyarakat Hatunuru terhadap hutan dalam keterkaitannya dengan religio-kosmis. Kemudian penjelasan realitas adalah bagaimana hutan dimaknai dalam pandangan teologi pemberdayaan sebagai sumber daya lokal bersifat material yang mampu memberi keberlanjutan ekonomi berdasar pada dua pandangan masyarakat Hatunuru yang bersifat sakral maupun profan yaitu, hutan adalah berkat dan hutan dapat mendatangkan bencana23.

Ketiga, hutan memberi jaminan bagi terbentuknya identitas teritorial bermuatan pertanian monokultur berdasar pada hutan sebagai media yang membentuk modal manusia. Memang pada skala ekonomi makro, modal manusia berperan signifikan dalam kelas SDM sebagai kelas pekerja, disertai dengan keterampilan dan inovasi, mampu menghasilkan biaya berdasar pada usaha yang memiliki kualitas dan kuantitas (lihat Hall et al, 2003; Davenport, 1998).

Berdasarkan temuan empirik di Hatunuru, SDM memang sangat berfokus pada pengelolaan komoditi sagu sebagai arena keberlanjutan ekonomi maupun mampu menghasilkan modal material sebagai modal finansial yaitu, uang. Namun, skala pertanian di Hatunuru dirasakan belum mampu mendorong Hatunuru sebagai

23

Lihat mitos terbentuknya Danau Tapala pada bagian lampiran buku ini

Page 16: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

48

wilayah yang lebih kompetitif karena modal manusia agaknya terimperialisme dalam budaya yang lebih masif yaitu, prioritas sagu lebih mendominasi perekonomian lokal, padahal SDA mumpuni lain mampu mendorong Hatunuru untuk bersaing sebagai wilayah yang dapat menerapkan industri lokal sebagaimana kelapa, kakao, kayu putih, dan lain-lain. Lemahnya modal intelektual di Hatunuru, adalah hadir melalui kesadaran akan pendidikan yang sangat minim. Dengan demikian, kosmologi hutan sebagai “dapur” hanya memberi jaminan kepada keterampilan masyarakat Hatunuru dalam memberdayakan sagu maupun umbi-umbian sebagai penunjang ekonomi rumah tangga (modal manusia).

Keempat, hutan dipandang sebagai kelembagaan yang berdasar pada aturan tentang tata kelola hutan secara lokal, dan di dalamnya terkandung norma-norma (bandingkan dengan teori kelembagaan North, 1990). Dalam pemaknaan hutan sebagai kelembagaan, masyarakat Hatunuru memiliki ruang-ruang tradisional sebagaimana sasi adat maupun hak-hak kepemilikan berdasar pada soa untuk mengatur secara mandiri wilayah pertanian di hutan secara terpadu maupun subsisten. Dengan demikian, dalam pola pertanian di Hatunuru terbentuklah pertanian berdasar pada solidaritas, pertanian yang monokultur dan pertanian yang lebih religio-kosmis. Hal-hal tersebut memberi kesan bahwa hutan yang memiliki aturan main mampu mewujudkan kekuasaan, solidaritas, maupun etika, dan hal tersebut merupakan identitas teritorial (bandingkan dengan teori identitas teritorial Pollice, 2003).

Dengan demikian, ada tiga hal menonjol yang menunjukan hutan dalam pandangan kosmologi yaitu, relasi, institusi, dan dependensi. Keempat hal ini terbentuk dalam pemaknaan hutan sebagai “dapur”. Relasi membuka peluang bagi hubungan yang harmonis antara hutan dan manusia, juga manusia dan manusia sebagai hubungan sosial (relational capital), sementara institusi lebih memfokuskan hutan sebagai milik masyarakat Hatunuru tetapi ada regulasi yang dibuat agar masyarakat lain juga dapat menikmati hutan itu melalui pariwisata Tapala secara gratis maupun menikmati hasil-hasil pertanian, namun harus menghargai aturan masyarakat Hatunuru. Kemudian dari segi dependensi, masyarakat Hatunuru menggantungkan diri kepada hutan sebagai sumber nafkah.

Page 17: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

49

Potret Petani Hutan Wilayah Pesisir

Masyarakat Hatunuru bertipikal petani hutan yang mampu

membuka ruang-ruang perjumpaan antara hutan dan manusia baik

dalam hubungan relasional maupun religius, dan hal ini memang

menjadi esensi identitas regional itu sendiri terkait hubungan yang

saling melengkapi sebagai ruang hidup. Identitas teritorial yang

terwujud melalui pemaknaan ini, adalah terbentuk oleh dua hal yaitu,

warisan secara material dan warisan secara kultural. Secara material,

hutan adalah warisan itu sendiri, sementara secara kultural terbagi lagi

yaitu, pertanian yang monokultur, pertanian berbasis solidaritas, dan

pertanian yang berkenan pada religio-kosmis. Pertanian di Hatunuru

kemudian terbagi atas dua berdasar pada wilayah.Wilayah itu meliputi;

(1) hutan; (2) kebun. Pertama, sentra ekonomi masyarakat Hatunuru

berada pada hutan yang teletak di sekitar Danau Tapala. Untuk menuju

hutan tersebut, maka masyarakat harus menggunakan perahu kecil agar

dapat tiba di sana. Di hutan yang berada pada kawasan Danau Tapala,

terdapat komoditi yang variatif sebagaimana ikan, sagu, dan sayur-

sayuran sebagai modal ekonomi yang berfokus pada konsumsi rumah

tangga. Kedua, di dalam kebun terdapat umbi-umbian sebagaimana

kasbi, keladi, pisang, dan lain sebagainya. Kebun merupakan penunjang

ekonomi subsisten.

Berkenan pada tipikal masyarakat Hatunuru sebagai petani

hutan, berikut adalah jumlah petani hutan di Hatunuru berdasar pada

data yang dihimpun melalui RENSTRA dalam tabel di bawah ini.

Tabel.4.2. Masyarakat Hatunuru dan Pekerjaan

PNS Petani Nelayan Wirausaha Pensiunan

8 orang 62 orang - 4 orang 1 orang

Sumber : RENSTRA Jemaat Hatunuru-Matapa, 2015

Tabel di atas menggambarkan jumlah petani di Hatunuru

adalah sangat banyak ketimbang PNS maupun wirausaha. Kendati PNS

menjadi profesi beberapa masyarakat Hatunuru ataupun wirausaha

menjadi sumber nafkah, tetapi hal ini tidak mengabaikan mereka

(sebagai PNS dan wirausaha) dalam menggunakan hutan melalui

perilaku ekonomi yakni konsumsi. Sementara pekerjaan sebagai

nelayan sama sekali tidak ditemukan di Hatunuru. Berikut penulis

Page 18: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

50

menyertakan gambar aktivitas pantai yang jauh dari utilitasnya sebagai

SDA mumpuni di Hatunuru.

Sumber : Dok. Penelitian, 2015

Gambar 4.9 Pantai Hatunuru di Sore Hari

Sumber : Dok. Penelitian, 2015

Gambar 4.10. Pantai Hatunuru di Siang Hari

Gambar pertama dan kedua ini diambil oleh penulis atas

dorongan rasa penasaran penulis ketika dikatakan oleh masyarakat

bahwa mereka tidak pernah menjadi nelayan. Gambar pertama, diambil

menjelang malam hari. Penulis sengaja menunggu perahu-perahu yang

datang, tetapi isi dalam seluruh perahu yang datang itu bukanlah hasil

laut melainkan hasil-hasil perkebunan. Laut dipergunakan sebagai rute

transportasi untuk mengangkut hasil-hasil hutan dari kaki air Uli

(muara Uli) sampai ke Hatunuru.

Pada gambar kedua, penulis kemudian menunggu, apakah pada

hari Minggu mereka melakukan aktivitas sebagai nelayan ataukah

tidak? tetapi juga tidak. Ketika selesai beribadah di gereja, masyarakat

Hatunuru kebanyakan menghabiskan waktu bersama keluarga maupun

rekan-rekan untuk sekedar bercerita tentang kehidupan mereka. Oleh

sebab itu, masyarakat Hatunuru adalah masyarakat petani hutan yang

Page 19: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

51

hidup dalam wilayah pesisir, dan hal ini merupakan kekhasan yang

menjadi identitas teritorial mereka.

Pertanian yang Monokultur

Berdasar pada temuan empirik di Hatunuru, masayarakat

Hatunuru merupakan tipikal petani yang lebih mengandalakan sagu

daripada hasil-hasil hutan yang lain. Mereka terlalu berfokus pada

pemenuhan konsumsi dan belum mampu membuka diri bagi penguatan

ekonomi yang lebih komersial, padahal SDA di Hatunuru bukan hanya

terdiri dari sagu maupun umbi-umbian tetapi juga kelapa, kakao,

kenari, damar, kayu putih, jati mas, dan lain sebagainya. Ketika ditanyai

mengapa mereka bertahan pada komoditi sagu, mereka menjawab

bahwa hal ini telah menjadi warisan leluhur, dan sedari dulu mereka

hidup dengan mengadalkan sagu sebagai produk lokal yang kerap dijual

tetapi juga dikonsumsi. Dengan demikian, baik sagu maupun tata cara

mengelola sagu telah menjadi warisan yang sayang untuk diabaikan

dalam hal menunjang ekonomi lokal. Berikut adalah tempat

pengolahan sagu yang penulis lampirkan dalam gambar di bawah ini.

Sumber :https://www.youtube.com/watch?v=VMF18Vo0eRo

Gambar 4.11. Tempat Pengolahan Sagu

Bukan hanya sagu yang tumbuh di Hatunuru, SDA lain juga telah

menjadi aset sekaligus pernah menjaring investasi melalui industri lokal

sebagaimana investasi perusahaan milik keluarga Apituley yang pernah

beroperasi pada tahun 1996. Perusahaan tersebut mampu menciptakan

lapangan pekerjaan serta mampu mewujudkan impian masyarakat

Hatunuru terkait pengelolaan SDA lokal. Memang hal tersebut sempat

berhasil. Namun, kendala yang dialami perusahaan tersebut adalah

melalui kredit macet dan kemudian ditutup, dan lahan kemudian

dikembalikan ke masyarakat Hatunuru. Beberapa SDA yang menjadi

produk perusahaan tersebut kala itu adalah kelapa dan kakao. Berikut

Page 20: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

52

penulis akan menunjukan gambar disertai penjelasan terkait beberapa

SDA mumpuni di Hatunuru yang tidak mampu dikelola dengan baik

oleh masyarakat Hatunuru.

Sumber : Dok. Penelitian, 2015

Gambar 4.12. Hutan Kayu Putih

Gambar di atas menunjukan luas hutan atau dusun kayu putih

yang menjadi aset masyarakat Hatunuru namun belum mampu dikelola

secara terpadu guna menjadi produk lokal. Masyarakat Hatunuru

mengatakan bahwa luas hutan kayu putih sendiri mencapai 250ha.

Ketiadaan pertanian yang padat karya melalui penyulingan minyak

kayu putih, serta tertumbuk oleh lemahnya pengetahuan masyarakat

Hatunuru dalam mengelola maupun mengolah tanaman kayu putih ini,

memberi dampak bagi ketiadaan hasil produksi kayu putih, bahkan

industri lokal kayu putih di Hatunuru.

Sumber : Foto, Maryo Mandjaruni, 2015

Gambar 4.13. Batang Kelapa Dijadikan Jembatan Alternatif

Demi kelancaran mobilisasi SDA maupun sebagai jalur

transportasi antar pulau dan dalam pulau di Seram, masyarakat

Hatunuru menggunakan batang kelapa untuk dijadikan jembatan

alternatif dalam rangka menolong para supir angkutan umum dan truk

untuk melintas. Kerusakan jalan disekitar Taniwel maupun Taniwel

Page 21: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

53

Timur mengakibatkan banyak jembatan yang anjlok dan harus

dibangun secara swadaya oleh masyarakat Hatunuru (juga masyarakat

lainnya). Gambar di atas menunjukan pergeseran utilitas pohon kelapa

sebagai SDA mumpuni demi menunjang ekonomi lokal yang malah

dijadikan sebagai jembatan. Memang pada tahun 1996, kelapa menjadi

komoditi yang sering dipasarkan dengan hadirnya perusahaan milik

keluarga Apituley di Hatunuru. Namun, kendala perusahaan tersebut

oleh karena kredit macet mengakibatkan perusahaan tersebut ditutup

dan berdampak pada lemahnya distibusi komoditi kelapa di pasar.

Sumber : Dok. Penelitian, 2015

Gambar 4.14. Lemahnya Permintaan Kakao

Lemahnya peminat komoditi kakao adalah karena lemahnya

promosi kakao. Sebenarnya kakao menjadi komoditi yang mampu

mendongkrak ekonomi wilayah baik Hatunuru maupun Kecamatan

Taniwel Timur. Namun, berdasar pada beberapa informasi yang penulis

dapati, kakao menjadi komoditi yang tidak banyak digunakan untuk

menunjang pendapatan per kapita. Gambar di atas menunjukan bahwa

kakao yang sedang dijemur hanya digunakan sebagai umpan untuk

menarik hati pembeli, tetapi sayangnya kebanyakan kendaraan yang

melintasi Hatunuru juga memiliki tanaman kakao yang juga tidak

mampu disalurkan ke pasar. Kakao menjadi barang publik yang

mendatangkan kegagalan pasar.

Berdasarkan beberapa penggalan gambar disertai penjelasan di

atas, maka dapat dilihat bahwa, pertanian yang monokultur cenderung

memberi jaminan bagi perilaku konsumsi tanpa ada distribusi yang

lebih menjanjikan demi meningkatnya perekonomian lokal dalam

menunjang pendapatan finansial. Penting melakukan pertanian yang

Page 22: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

54

lebih komersial, adalah untuk menggantikan pertanian tradisional yang

banyak memiliki kendala dari segi penghasilan atau nyaris tidak

berpenghasilan (Dimova dan Nordman, 2014).

Pertanian Berbasis Solidaritas

Pertanian di Hatunuru bukan saja pertanian yang memberi

dampak bagi penghasilan yang rendah, tetapi juga ada pertanian yang

mampu memberi dampak positif dalam hubungan sosial-ekonomi

sebagaimana pertanian berbasis solidaritas. Pertanian ini sendiri

merupakan konstruksi warisan kultural yang telah terpelihara sejak

dahulu, kemudian menjadi modal sosial yang kuat. Sampai saat ini,

pertanian seperti ini sangat lazim ditemui di Maluku. Memang sedikit

bercorak kapitalisme melalui hierarki sosial-adat, tetapi pola pertanian

ini bukan semata-mata menindas, tetapi lebih kepada pemberdayaan

para petani sesuai dengan pola hidup yang saling bergantung

sebagaimana lazim ditemukan pada tipikal masyarakat

komunitarianisme yang sering dijumpai pada wilayah-wilayah

pedesaan atau melekat pada rural society (lihat Shapcott, dalam

Winarno, 2013).

Pola pertanian berbasis solidaritas di Hatunuru diperuntukan

kepada seluruh masyarakat yang ingin melakukan tugas ganda

pertanian, antara mengurusi pertanian miliknya maupun pertanian

milik orang lain. Salah seorang informan mengatakan bahwa;

Beta pung kabong basar. Untuk karja akang satukaligus susah, makanya beta minta bantu beta pung sodara-sodara, ipar-ipar dong par lia akang. Supaya kalo beta pi urus sagu, ada orang bisa urus beta pung kabong laeng (Kebun milik saya besar. Untuk mengerjakannya sekaligus dirasakan susah, makanya saya meminta bantuan saudara-saudara saya, dan ipar-ipar saya untuk mengurusnya. Supaya, ketika saya mengurus sagu, maka ada orang lain bisa mengurus kebun saya yang lain). (PL, 27 Mei, 2015).

Penggalan wawancara di atas menunjukan bahwa dependensi antar petani menjadi basis solidaritas pertanian ini. Dengan demikian, pola pertanian di Hatunuru sejatinya terbagi dalam dua tipe petani yaitu, petani kapitalis dan petani lahan kecil. Petani kapitalis adalah mereka yang mampu memberi pekerjaan bagi petani lain. Hal ini terjadi oleh pengaruh hierarki adat. Hierarki adat ini hadir melalui

Page 23: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

55

pembagian hak-hak kepemilikan berdasar pada satu soa, sebagai misal soa Wemale memiliki empat mata rumah, dari empat mata rumah itu, hanya satu atau dua mata rumah yang diberi hak khusus sebagaimana pembagian lahan yang besar kepada mata rumah yang dikhususkan itu. Hal ini terjadi karena pengalaman di masa lalu bahwa mata rumah tersebut merupakan kaum elite, atau tergolong kapitan (jendral perang) sehingga klan/mata rumahnya mendapat hak khusus. Sementara petani lahan kecil biasanya menjadi petani sewaan. Para petani sewaan ini tidak selalu menuntut untuk dibayar, dan pembentukan harga bukan lebih kepada uang semata melainkan saling memberi hasil pertanian dan rokok sebungkus sebagai insentif adalah cara mereka untuk tetap bekerja dalam solidaritas. Berikut hasil wawancara terhadap salah seorang istri petani sewaan;

Kalo bapa pi karja di orang kabong, biasa mama (informan) deng ade-ade (anak-anak informan) dong yang karja katong kabong. Supaya ada hasil kabong par makang, deng ada hasil laeng paer jual (Ketika bapak pergi bekerja ke kebun orang, biasanya mama dan juga adik-adik yang bekerja di kebun kami. Supaya ada hasil kebun untuk makan, dan hasil lain untuk dijual)(IR, 1 Juni 2015).

Penggalan wawancara di atas memberi kesan bahwa pembagian

kerja tidak saja terjadi antara para petani, namun juga berlaku dalam

keluarga. Ketika kepala rumah tangga melakukan pekerjaan pada kebun

milik petani kapitalis, maka istri dan anak-anaklah yang kemudian

melakukan pekerjaan mereka sebagai petani di kebun mereka.

Kebanyakan anak-anak di Hatunuru sangat memaknai kehidupan

pertanian ini. Setelah pulang sekolah, anak-anak di Hatunuru bergegas

ke hutan untuk membantu orang tuanya.

Sumber : Dok. Penelitian, 2015

Gambar 4.15. Solidaritas Petani dan Petani Cilik di Hatunuru

Page 24: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

56

Gambar di atas menunjukan solidaritas sebagai hubungan

sosial-ekonomi baik dalam tubuh mata rumah dalam satu soa maupun

berbeda soa. Petani Hatunuru baik kapitalis dan sewaan menggunakan

kole-kole atau perahu kecil untuk menyusuri Tapala, karena sagu

berada pada sekitar Tapala. Sementara hal sama juga dilakukan dalam

keluarga yaitu, pembagian kerja terhadap anggota keluarga. Kehidupan

pertanian di Hatunuru sama halnya dengan pertanian di Asia Tenggara

dalam hal saling memberdayakan, sebagaimana Scott (1981)

menyebutnya sebagai patron-klien sebagai hubungan sosial-ekonomi

yang baik dalam mempertahankan subsisten masyarakat pedesaan.

Pertanian yang Berkenan pada Religio-Kosmis

Pertanian religio-kosmis ini merupakan salah satu gaya hidup

masyarakat Hatunuru dalam memaknai hutan. Bagi mereka, kebersihan

hutan sebagai “dapur” adalah yang utama, hal tersebut dilakukan

dengan cara melestarikan hutan. Berkenan dengan itu, hutan menjadi

tempat yang membentuk kepercayaan kepada alam (suprakultural).

Misalnya, masyarakat Wemale menganggap hutan (tanah) sebagai

“tuhan”, dan masyarakat Alune melihat hutan sebagai sumber

kehidupan. Kolaborasi pandangan ini memberi makna lugas bahwa

hutan mencerminkan pandangan masyarakat Hatunuru terkait ruang

yang sakral dan memberi kehidupan.

Dengan demikian, pertanian bermuatan religio-kosmis ini

menjadi upaya dalam melestarikan hutan, membangun hubungan

harmonis antara hutan dan manusia, juga mencegah hal-hal bermuatan

kriminalitas sebagaimana mencuri hasil-hasil hutan. Sehingga pertanian

tersebut sering menggunakan sasi adat sebagai salah satu cara dalam

melestarikan lingkungan dan sebagai upaya preventif agar hutan tidak

tergdegradasi. Pada dasarnya, penulis setuju dengan pandangan Arifin

dan Patra (dalam Evans et al, 1996) terkait sasi adat dipandang sebagai

manajemen lokal. Manajemen lokal ini bagi penulis adalah mampu

mengatur fungsi hutan sejalan dengan pandangan yang berkenan pada

religio-kosmis bahwa hutan harus dipelihara dan digunakan sebagai

Page 25: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

57

sumber nafkah tanpa melakukan eksploitasi secara negatif, karena

mampu mendatangkan bencana alam akibat murka roh-roh leluhur24.

Sistem Perekonomian di Hatunuru

Masyarakat pasar tradisional mewarnai kehidupan masyarakat

di Hatunuru melalui pasar kaget. Pasar kaget di Hatunuru telah

berlangsung lama, dan masih tetap dipertahankan demi menunjang

ekonomi atau pasar kaget dikategorikan sebagai modal fisik yang

mampu menghasilkan modal finansial. Namun, beberapa temuan

empirik menunjukan utilitas pasar kaget ini malah tidak mampu

memberi perubahan bagi ekonomi di Hatunuru. Beberapa kendala yang

menjadi sumber kegagalan pasar diantaranya; (1) durasi transasaksi; (2)

eksistensi barang publik; (3) barter.

Pertama, durasi transaksi menjadi penghambat ekonomi pasar

kaget dikarenakan lokasi pasar kaget sendiri berada di atas jalan raya,

dan secara otomatis menganggu lalu lintas darat. Oleh karena itu, pasar

kaget kemudian difungsikan antara pukul 05.00 WIT sampai dengan

07.00 WIT. Durasi ini tentu saja mengakibatkan terjadinya kegagalan

pasar. Ketika hasil-hasil pertanian tidak terjual habis oleh sebab

keadaan ini, maka masyarakat Hatunuru kemudian mengkonsumsi

hasil-hasil hutan yang tidak terjual itu.

Kedua, kelemahan lain yang menjadi penyebab kegagalan pasar,

adalah melalui keberadaan sagu dan umbi-umbian sebagai barang

publik. Hampir seluruh pedagang di pasar kaget memperdagangkan

hasil-hasil produksi yang sama, dan nyaris tidak melakukan perubahan

hasil-hasil produksi untuk dijual. Hal ini kemudian membenamkan

ekspektasi masyarakat Hatunuru tentang pasar kaget sebagai penunjang

ekonomi lokal, tetapi memberi jalur kompetitif dalam perdagangan

yang terbangun melalui solidaritas.

Ketiga, ketika hasil-hasil dagangan tidak mampu menjadi jawaban

untuk memperoleh modal finansial, maka barter menjadi harapan

24

Berdasar pada penuturan IM, 20 Mei 2015. Penulis kemudian mengubah hasil wawancara tersebut sesuai gaya bahasa penulis

Page 26: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

58

terakhir. Beberapa informan bahwa, barter dilakukan agar pola

konsumsi tidak selalu bertahan pada hasil-hasil pertanian melainkan

ada inovasi lain di meja makan melalui nasi, ikan air laut, dan lainnya.

Berdasarkan ketiga temuan empirik ini, penulis sejalan dengan

pandangan Szabo (2014) melalui studinya yang memperlihatkan

subsisten hadir sebagai hak asasi manusia yang di satu sisi menjadi

tantangan pembangunan, tetapi di sisi lain menjauhkan masyarakat dari

perilaku kredit (utang). Penulis melihat bahwa masyarakat Hatunuru

bukan menganut pola ekonomi subsisten tetapi semi-subsisten.

Alasannya sederhana yaitu, mereka memang pada dasarnya

menggunakan hasil hutan untuk dikonsumsi, tetapi mereka mampu

melihat peluang distribusi dan kemudian membangun pasar kaget

sebagai kemandirian ekonomi lokal. Namun, hal-hal yang tidak mampu

mereka pikirkan adalah eksistensi pasar kaget sebagai upaya inovatif ini

malah menjauhkan mereka dari serangkaian gagasan inovatif lain yang

sekiranya mampu meningkatkan ekonomi lokal, sebagaimana mereka

mengatakan kepada penulis terkait ide mereka dalam hal; pengadaan

Koperasi Unit Desa (KUD), pembangunan industri lokal sejalan dengan

prioritas, dan menjadikan Danau Tapala sebagai destinasi pariwisata.

Berdasarkan pada RENSTRA Jemaat Hatunuru-Matapa, penulis

menemukan rata-rata pendapatan per-bulan masyarakat Hatunuru

yang berjumlah, Rp. 300.000,00-Rp. 500.000,00, adalah pendapatan dari

mereka yang sehari-hari hidup sebagai petani hutan yang setiap hari

menyalurkan hasil-hasil pertanian mereka ke pasar. Sementara mereka

sebagai PNS maupun wirausaha rata-rata memiliki pendapatan per-

bulan berkisar, Rp. 1.500.000,00-Rp. 2.000.000,00.

Berdasar pada perhitungan BPS, tingkat kemiskinan didasarkan pada jumlah konsumsi berupa makanan yaitu kurang dari 2100 kalori per orang per hari (dari 52 jenis komoditi yang dianggap mewakili pola konsumsi penduduk yang berada pada masyarakat lapisan bawah), dan konsumsi nonmakan (dari 45 jenis komoditi makanan sesuai kesepakatan nasional dan tidak dibedakan antara wilayah pedesaan dan perkotaan)25

25

Dalam Sunarjan, 2014. Survival Strategy: Komunitas Makam Gunung Brintik Semarang, hlm 14

Page 27: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

59

Dengan demikian, masyarakat Hatunuru termasuk pada

masyarakat memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, karena mampu

menghasilkan 4 sampai 6 komoditi per harinya. Penting melakukan

manajemen teritorial sebagai usaha dalam memulai pembangunan di

Hatunuru, adalah dirasakan baik sebagai upaya pengentasan

kemiskinan, melalui gagasan pembangunan masyarakat Hatunuru yang

inovatif sebagaimana telah disebutkan di atas melalui gagasan

masyarakat Hatunuru sendiri.

Analisis Identitas Teritorial Masyarakat Hatunuru

Berdasarkan pembahasan di atas, penulis kemudian melakukan

analisa dalam mengidentifikasi identitas teritorial di Hatunuru.

Pertama, identitas teritorial berkenan terbentuk melalui integrasi dua

suku yaitu, Wemale dan Alune. Dua suku ini memiliki interpretasi

yang sama terhadap hutan yaitu sebagai sumber nafkah, kendati ada

sedikit kesan religius. Integrasi sosial ini membentuk satu masyarakat

yang disebut Hatunuru. Dalam pemaknaan simbolik, kata hatu dan

nuru adalah representasi hubungan kelompok yang terjalin kekal, solid,

dan saling mempercayai (modal sosial).

Kedua, identitas teritorial di Hatunuru berkenan hadir melalui

pemaknaan kosmologi yaitu, hutan sebagai “dapur”. Secara fungsional,

hutan sebagai “dapur” terbentuk melalui kebiasaan ekonomi

masyarakat Hatunuru yang membenarkan bahwa hutan adalah sumber

nafkah. Secara kelembagaan, hutan dikapling sesuai hak-hak

kepemilikan, dan hal ini merupakan warisan kultural atau lebih kepada

pembagian lahan yang menonjolkan sisi hierarki sosial-adat. Selain itu,

pemaknaan hutan sebagai “dapur” bermuatan religio-kosmis melalui

pandangan masyarakat Hatunuru tentang hutan adalah berkat, tetapi

apabila tidak dilestarikan maka akan mendatangkan bencana apabila

tidak dijaga fungsinya.

Ketiga, identitas teritorial di Hatunuru berkenan dengan sumber

nafkah yang mempertahankan prototype masyarakat Hatunuru sebagai

petani hutan. Dengan demikian, hubungan sosial-ekonomi terbangun

melalui pertanian yang saling memberdayakan (patron-klien),

Page 28: BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU · 2018. 11. 13. · Pulau Seram memiliki luas, 18.652 km. 2. sekaligus menjadi pulau terbesar dan terluas di Provinsi Maluku. Secara

IDENTITAS TERITORIAL Studi Tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

60

pertanian yang berbasis pada religio-kosmis (transfer pengetahuan

melalui penuturan lisan), dan pertanian yang monokultur (hanya

berfokus pada sagu). Tugas berat yang harus dibenahi di Hatunuru

berdasar pada budaya pertanian yang kerap monokultur, dan nyaris

berpenghasilan rendah, adalah terjadi karena lemahnya modal manusia

di Hatunuru, sebagaimana esensi modal manusia yang berfokus pada

keterampilan dan inovasi, menghasilkan biaya berdasar pada usaha

yang memiliki kualitas dan kuantitas (lihat Hall et al, 2003; Davenport,

1998).

Dengan demikian, identitas teritorial di Hatunuru lebih

menunjukan sisi identitas defensif. Esensi identitas defensif sendiri

berkenan pada dependensi, dan tidak mengarah pada usaha-usaha yang

inovatif26. Memang sudah ada kemandirian ekonomi di Hatunuru

melalui pasar kaget, akan tetapi kendala pasar kaget kerap mengkung-

kung masyarakat Hatunuru sebagai petani hutan yang semi-subsisten27.

26

Lihat Bassand dan Guindani, 1982 27

Semi-subsisten bagi penulis sendiri adalah ekonomi yang memang dipusatkan untuk menjawab kebutuhan, tetapi juga disalurkan (baik barter maupun pasar).Apabila transaksi tidak berhasil, maka hasil-hasil pertanian itu kemudian dikonsumsi.