32
LAPORAN LOKAKARYA Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Blora Blora, 19-20 Februari 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM ITS

LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

LAPORAN LOKAKARYA Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Blora

Blora, 19-20 Februari 2013

Disusun Oleh :

Tim PDPM-LPPM ITS

Page 2: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

1

1. Latar Belakang

Permasalahan ketenagakerjaan, seperti pengangguran dan pengaruhnya seperti kemiskinan,

merupakan permasalahan sosial yang kita hadapi bersama. Program penciptaan lapangan kerja

produktif, yaitu lapangan kerja yang dapat mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimiliki dan

berkelanjutan, dibutuhkan untuk merespon permasalahan ini. Pemerintah telah melakukan upaya

untuk membuat program dan memfasilitasi pelaksanaan program ketenagakerjaan. Namun

demikian permasalahan ketenagakerjaan ini sangat kompleks. Pengetahuan dan kemampuan

pemerintah untuk merancang, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi program

ketenagakerjaan masih terbatas. Untuk itu, peran serta para pemangku kepentingan, seperti swasta

dan masyarakat penting dalam mendukung pemecahan permasalahan ketenagakerjaan. Langkah

kritis utama adalah memahami dan melakukan diagnosa terhadap kondisi ketenagakerjaan yang

ada, serta menyusun program dan prioritas untuk menyelesaikannya.

Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan (PBPK) adalah sebuah kegiatan untuk

membantu proses perencanaan pembangunan yang lebih baik dengan mengedepankan berbagi

pengetahuan (knowledge sharing) antara pemangku kepentingan yang terkait dengan isu

ketenagakerjaan di tingkat daerah serta mendorong para pemangku kepentingan untuk ikut

mengambil bagian dari perencanaan dan pelaksanaan program ketenagakerjaan.

Metodologi dalam Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan (PBPK) ini

diperkenalkan oleh ILO (Badan Perburuhan Internasional) dan terus dikembangkan melalui

kerjasama Pusat Studi Potensi Daerah dan Pemberdayaan masyarakat (PDPM) Lembaga Penelitian

dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITS Indonesia dan Stockholm School of Economics (SSE)

Swedia, dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Bappenas, dengan bantuan pendanaan dari

pemerintah Swedia melalui Swedish International Development Agency (SIDA).

2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan PBPK ini adalah agar pemangku kepentingan permasalahan ketenagakerjaan (Pemerintah,

swasta dan masyarakat):

a. Memiliki pemahaman lebih baik tentang permasalahan, tantangan dan peluang dalam

menciptakan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan

berkelanjutan.

Page 3: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

2

b. Bersama-sama melakukan analisa ketenagakerjaan, sehingga kualitas perencanaan program

ketenagakerjaan dapat lebih baik.

c. Berdialog untuk menciptakan forum diskusi di antara pemangku kepentingan sebagai wadah

identifikasi permasalahan dan tantangan dalam menciptakan lapangan kerja produktif serta

sarana pemberi masukan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun kebijakan terkait.

d. Memberikan landasan yang kuat bagi Pemerintah Daerah yang bersangkutan dalam

penyusunan kebijakan strategi pengembangan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di

Daerah.

e. Bersama-sama berkomitmen untuk memperkuat dialog sosial antara pemerintah dan para

pemangku kepentingan di Daerah.

Sedangkan manfaat / luaran PBPK adalah:

a. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang arah dan rencana pembangunan di daerah,

termasuk permasalahan dan tantangannya.

b. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang konsep perencanaan bersama program

ketenagakerjaan sebagai upaya penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan berkelanjutan

c. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang)

pengembangan sumber daya produktif (SDM &SDA) serta kemampuannya untuk mendapatkan

kerja dengan kesempatan yang setara di daerah

d. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi ekonomi, yang mencakup identifikasi

permasalahan, tantangan dan peluang pertumbuhan ekonomi yang kondusif di daerah serta

kesempatan yang adil yang berkelanjutan

e. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang)

kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah.

f. Teridentifikasinya potensi sektor unggulan di daerah yang dapat menciptakan lapangan kerja

produktif yang inklusif dan berkelanjutan

g. Adanya rekomendasi kebijakan yang diperlukan untuk menindaklnajuti peluang dan menjawab

permasalahan dan tantangan penciptaan lapangan kerja di daerah melalui sektor unggulan ini

h. Adanya rekomendasi studi lanjut untuk mendukung hal-hal tersebut diatas.

Dalam kerangka untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Blora 2010-2015 yaitu:

"Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih Menuju Masyarakat Blora yang Sejahtera".

Page 4: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

3

3. Definisi

Seperti tertulis dimuka, tujuan lokakarya ini adalah menyusun masukan alternatif arahan kebijakan

dan program penciptaan lapangan kerja produktif yang inklusif dan berkelanjutan. Berikut definisi

dari terminologi diatas:

Lapangan kerja produktif: lapangan kerja yang mampu memberikan kesempatan kerja dengan

penghasilan yang layak bagi seseorang untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya, serta

keluar dari garis kemiskinan. Untuk itu, lapangan kerja produktif erat kaitannya dengan pengurangan

pengangguran dan pekerja miskin.

Inklusif: seluruh warga masyarakat, baik pria maupun wanita, baik di kota maupun di desa memiliki

kesempatan yang samadalam memperoleh lapangan kerja produktif. Hal ini terkait erat dengan

kesetaraan.

Berkelanjutan: lapangan kerja produktif yang memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga dapat

tersedia tidak hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi mendatang.

4. Metodologi

Untuk mencapai tujuan diatas, kegiatan PBPK ini terdiri atas dua tahapan:

- Pra lokakarya, sebagai tahapan persiapan, untuk mengetahui APA karakteristik

ketenagakerjaan dan tantangan yang dihadapi daerah. Kegiatan ini dilakukan oleh tim ITS

bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik.

- Lokakarya, dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

melakukan konfirmasi temuan awal, serta mencari tahu MENGAPA permasalahan

ketenagakerjaan dan kemiskinan dapat terjadi dan mencari masukan BAGAIMANA tantangan

tersebut dapat diatasi. Kegiatan ini merupakan kegiatan bersama, yang difasilitasi oleh

Bappeda setempat, dengan dukungan narasumber dan fasilitator dari ITS.

Kerangka berpikir tahapan analisa diagnostik mengacu pada pohon ketenagakerjaan (lihat Gambar

4.1). Gambar 4.1 Diagram ketenagakerjaan menunjukkan bahwa lapangan kerja produktif yang

inklusif dan berkelanjutan mengakar pada 4 faktor pembangunan yaitu:

- Tersedianya sumber daya produktif (Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam)

- Adanya dukungan faktor penggerak ekonomi

- Yang dilaksanakan dengan mengedepankan aspek kesetaraan

- Dijalankan dengan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan

Page 5: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

4

Gambar 4.1. Diagram Ketenagakerjaan

Kerangka diagnosa ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pembangunan yang berhasil berupa

kegiatan ekonomi produktif, kemakmuran bagi masyarakat, kesejahteraan yang merata dan

berkelanjutan (Sisi kanan atas buah pohon ketenagakerjaan), sedangkan pembangunan yang tidak

berhasil menyebabkan penangguran, kemiskinan dan kesenjangan sosial (sisi kiri atas buah pohon

ketenagakerjaan).

Untuk itu, tahapan perancangan menjadi tahapan awal yang kritis. PBPK ini dilaksanakan dengan

mengadopsi pola pembelajaran orang dewasa, yang bersifat partisipatoris, dan melibatkan para

pemangku kepentingan lokal, yang meliputi pemerintah, swasta dan masyarkat. Karena merekalah

yang memiliki pengetahuan sosial yang mungkin tidak terekam dalam data-data statistik yang ada.

5. Agenda dan Peserta

Lokakarya ini dilaksanakan pada tanggal 19-20 Februari 2013, dengan hasil diskusi pada satu sesi

dijadikan masukan bagi sesi berikutnya, yaitu:

Hari 1: (a) Paparan visi dan misi Pemerintah Kab. Blora; (b) Penjelasan metodologi; (c) Strategi

pembangunan Kab. Blora (d) Fakta pembangunan ekonomi di daerah (e) Fakta

ketenagakerjaan di Kab. Blora (f) Keberlanjutan (g) Sumber daya produktif

Page 6: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

5

Hari 2: (h) Mencapai tujuan pembangunan dengan keseteraan (i) Perencanaan pembangunan

yang berkelanjutan (j) Memilih sektor unggulan (k) Rekomendasi kebijakan (l)

Rencana tindak lanjut

Materi lokakarya tersebut disusun dalam kerangka, seperti disajikan pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Kerangka Lokakarya

Jadwal lengkap lokakarya ini dapat dilihat pada Lampiran A.

Lokakarya ini diikuti oleh 32 peserta, terdiri atas 18 pemerintah, 8 swasta dan 6 masyarakat, serta

91% ( 26 orang) laki laki dan 9 % ( 6 orang) perempuan. Daftar peserta lokakarya dapat dilihat pada

Lampiran B. Gambaran awal tentang harapan peserta dapat dilihat di Lampiran C.

6. Hasil Lokakarya

Hasil lokakarya ini disusun dalam 4 subbab, yaitu: Struktur Demografi, Dinamika ketengakerjaan

yang meliputi ekonomi dan tenagakerja.

Sesi 1. Metodologi Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan

Sesi 2. StrategiPembangunan

Sesi 3.Fakta pembangunan

Ekonomi di daerah

Sesi 4.Fakta ketenagakerjaan di

daerah

Sesi 5.Fakta kesetaraaan & keberlanjutan

Tanya jawab : Pemahaman tentang Dinamika Ketenagakerjaan

Sesi 6.Paparan & Diskusi A

Sumber DayaProduktif (SDM &

SDA)

Sesi 7.Paparan & Diskusi B

Mencapai TujuanPembangunan dg

Kesetaraan

Sesi 8.Paparan & Diskusi C

Mencapai TujuanPembangunan yang

berkelanjutan

Sesi 9.Paparan & Diskusi D

Pemilihan sektorunggulan u/ lap kerja

yg inklusif & berkelanjutan

Sesi 10: Diskusi ERekomendasi Kebijakan.

Telaah ulang hasil diskusi A-D & menyusun rekomendasi kebijakan & RKA

Sesi 11: Diskusi FMasukan & studi lanjut

Page 7: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

6

6.1. Struktur Demografi

6.1.1. Jumlah dan sebaran penduduk

Menurut BPS Kab. Blora (2012), Kabupaten Blora memiliki jumlah penduduk 833.768 jiwa dengan

luas wilayah 1820,588 km2, sehingga kepadatan penduduk di Kabupaten Blora adalah 458 jiwa/km2.

Kabupaten Blora terdiri atas 16 kecamatan dan 295 kelurahan dan desa. Sebagian besar penduduk

tinggal di desa, yaitu 76,42% (sekitar 637.166 jiwa) dan penduduk yang tinggal di kota 23,58%

(196.602 jiwa), seperti disajikan pada Gambar 6.1.

Sumber: Susenas Kab. Blora, 2011

Gambar 6.1. Distribusi Penduduk Desa/Kota di Kabupaten Blora

6.1.2. Struktur penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin

Jumlah penduduk laki-laki Kab.Blora adalah 411.162 jiwa (49,31%) dan perempuan adalah

422.606 jiwa (50,69%). Struktur penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin didominasi usia

produktif, seperti disajikan pada Gambar 6.2. Penduduk usia kerja produktif, yaitu berusia 15-64

tahun sekitar 628.534 jiwa (75,38%) dan sisanya 100.707 (31,6%) orang adalah penduduk usia

dibawah 15 tahun dan usia lansia (usia 65 tahun ke atas.

Urban 23,58%

Rural 76,42% 0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

60,0%

70,0%

80,0%

Urban Rural

23,7%

76,3%

23,5%

76,5% Laki-laki

Perempuan

Page 8: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

7

Sumber: Blora dalam Angka 2012

Gambar 6.2. Piramida Penduduk Kabupaten Blora

6.2. Dinamika Ketenagakerjaan

6.2.1. Penduduk Angkatan Kerja

Jumlah penduduk angkatan kerja di Kab. Blora adalah 452.639 orang (54,29% dari total penduduk)

dimana 58,84% (266.328 orang) memiliki pendidikan SD ke bawah. Angkatan kerja yang

berpendidikan Perguruan Tinggi hanya 6,94% terdiri atas 2,66% adalah pendidikan

Diploma/sederajat dan 4,28% berpendidikan S1/S2 (lihat Gambar 6.3). Gambar 6.3 juga menyajikan

proporsi angkatan kerja antara laki-laki dan perempuan. Proporsi perempuan dalam partisipasinya di

pendidikan perguruan tinggi lebih besar dibanding laki-laki.

a) Berdasarkan pendidikan b) Berdasarkan Pendidikan dan Jenis kelamin

40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0

0-4 5-9

10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74

>75

Ribuan

Perempuan

Laki-Laki

58,84% 17,59%

9,42%

7,20%

2,66% 4,28%

≤ SD

SMTP

SMTA Umum

SMTA Kejuruan

Diploma I/II/III/Akademi

Universitas

0% 50% 100%

≤ SD

SMTP

SMTA Umum

SMTA Kejuruan

Diploma I/II/III/Akademi

Universitas

55,35%

60,19%

66,98%

57,50%

42,83%

49,94%

44,65%

39,81%

33,02%

42,50%

57,17%

50,06%

Laki-laki

Perempuan

Page 9: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

8

Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

Gambar 6.3. Penduduk Angkatan Kerja berdasarkan tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

Penduduk usia kerja yang bekerja sekitar 424.989 orang dan pengangguran sekitar 27.650 orang

(Lihat Tabel 6.1) dimana pengangguran yang berpendidikan SD sekitar 37,54% sedangkan

pengangguran dengan pendidikan SLTP sekitar 26,60% dan sisanya berpendidikan SLTA ke atas

(35,86%).

Page 10: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

9

Tabel 6.1. Status penduduk angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten Blora

Status Pendidikan yang ditamatkan

Jumlah SD ke bawah SLTP SLTA keatas

Angkatan Kerja 266.328 79.628 106.683 452.639

Bekerja 255.949 72.273 96.767 424.989

Penganggur 10.379 7.355 9.916 27.650

Bukan Angkatan Kerja *) *) *) 175.895 Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

6.2.2. Partisipasi Angkatan Kerja dan Defisit Tenaga Kerja Produktif

Tingkat partisipasi kerja secara umum cukup baik dimana perbandingan penduduk angkatan kerja

dengan penduduk usia kerja 72,02%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat 27,98% penduduk

yang tidak bekerja karena tidak bekerja/menganggur atau memang tidak aktif bekerja (ibu rumah

tangga, sekolah dsb). Perbandingan penduduk yang bekerja terhadap penduduk usia kerja

(employment rate) sekitar 67,62% (lihat Tabel 6.2).

Tabel 6.2. Prediksi Tingkat aktifitas Penduduk, Pekerja dan Pengangguran

Distribusi penduduk dalam usia kerja berdasarkan jenis kelamin - 2011

Laki-laki Perempuan Total

1 Total populasi 411.162 422.606 833.768

2 Penduduk usia kerja 15+ 305.478 323.056 628.534

3 Dalam angkatan kerja 257.501 195.138 452.639

4 Bekerja 246.788 178.201 424.989

5 Pengangguran 10.713 16.937 27.650

6 Tidak aktif 17.895

7 Rasio ketergantungan, berdasarkan usia (%) 47,51% 29,97% 61,91%

8 Activity rate (%) = [3]/[2]*100 84,29% 60,40% 72,02%

9 Employment rate (%) = [4]/[2] 80,79% 55,16% 67,62%

10 Unemployment rate (%) = [5]/[3] 4,16% 8,68% 6,11%

Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

Jumlah angkatan kerja sekitar 452.639 jiwa (72,02%) dimana 67,62% diantaranya adalah penduduk

yang memiliki pekerjaan. Oleh karena itu masih terdapat pengangguran sekitar 6,11% (27.650

orang). Diantara penduduk yang bekerja, terdapat sekitar 69.018 orang merupakan pekerja tidak

produktif. Prediksi defisit tenaga kerja yaitu jumlah penduduk yang menganggur ditambah dengan

pekerja tidak produktif di Kabupaten Blora sekitar 96.668 orang (Lihat Gambar 6.4).

Dari segi pendidikan, kualitas penduduk angkatan kerja relatif rendah dimana angkatan kerja yang

berpendidikan SD sekitar 10.379 orang adalah pengangguran, sedangkan angkatan kerja yang

berpendidikan SLTP yang menganggur adalah 7.355 orang dan SLTA ke atas yang menganggur

Page 11: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

10

adalah 9.916 orang (Lihat Tabel 6.1). Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Blora memiliki

persoalan pengangguran yang serius yaitu pengangguran dengan pendidikan rendah.

Sumber: Blora dalam Angka 2012 dan BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

Gambar 6.4. Prediksi Defisit Lapangan Kerja Produktif di Kabupaten Blora

6.2.3. Sumber Daya Produktif

Menghasilkan ekonomi yang produktif tidak hanya melalui sumber daya manusia saja,

namun juga melalui sumber daya alam yang produktif. Dengan adanya sumber daya produktif

tersebut didukung dengan lingkungan yang baik maka akan menyebabkan pembangunan yang

berkelanjutan dengan kesetaraan. Hal ini dapat mengatasi defisit tenaga kerja dan mengatasi

kemiskinan. Oleh karena itu perlu diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari SDA

dan SDM yang ada di Kab. Blora.

Hasil diskusi terkait sumber daya produktif di Kabupaten Blora dilakukan untuk mengetahui kekutan,

kelemahan, peluang dan tantangan dari SDA dan SDM yang ada. Hasil diskusi disajikan pada Tabel

berikut:

Tabel 6.3 Hasil Diksusi Kelompok SDA

Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan Lahan pertanian tersedia

Masalah air yang kurang dan tanah tandus

Tingginya kebutuhan produk pertanian

Alih fungsi lahan

SDM mudah didapatkan Keberadaan tengkulak

Page 12: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

11

Mendatangkan investor

Sumber minyak dan gas tersedia

SDM migas tidak tersedia

Dana bagi hasil migas, CSR, multiplier effect

Tenaga ahli migas kurang

Tersedia batuan galian C

Pengelolaan migas yang tidak memperhatikan lingkungan

Tingginya kebutuhan penggalian C

Belum adanya perda tentang penggalian C

Batasnya lahan sehingga merusak ekosistem

Tersedia tanaman palawija

Tidak optimalnya pengelolaan hutan

Tingginya kebutuhan palawija

Hama, air, cuaca dan penanganan pasca panen

Tersedia potensi usaha pertenakan

Pengelolaan ternak belum produktif

Tingginya permintaan konsumsi daging

Pakan ternak terbatas

Tersedia potensi kehutanan

Regulasi belum ada sehingga tidak ada kontribusi bagi PAD

Peluang kebutuhan hasil hutan

Masih fanatik dengan kayu jati

Sedangkan berikut adalah hasil diksusi untuk SDM :

Tabel 6.4 Hasil Diksusi Kelompok SDM

Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan

Jumlah penduduk angkatan kerja besar

SDM yang kurang (keterampilan)

Berdirinya pabrik gula Menciptakan/mencetak tenaga kerja yang lebih terampil

Etos kerja yang kuat

Kurang/rendah jiwa enterpreneur

Berdirinya pabrik pakan ternak

Perlunya membuka klaster-klaster baru dengan ide kreatif

Ulet pekerja keras

Lebih mengejar prestige daripada profit

Berdirinya pabrik semen

Ekonomi produktif berangkat dari ekonomi kreatif (perlunya pelatihan-pelatihan dan motivator

Mau menerima masukan

Memerlukan pendampingan

Jumlah populasi ternak sapi tinggi

Perubahan pola hidup di masyakarat

Akses pendidikan dasar & menengah terbuka luas

Masyarakat yang masih memegang budaya adat

Pembuatan kompas/biogas/energi

Globalisasi membuat masyarakat hidup dengan standar iklan-iklan TV

Pengolahan sampah

Pembagian kerja di kelurahan dan kecamatan, sesuai cluster

Page 13: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

12

6.2.4. Penyerapan Tenaga Kerja Di Berbagai Sektor Ekonomi

Sektor pertanian yang terdiri dari sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan merupakan

sektor yang menyerap tenaga kerja tertinggi dengan penyerapan tenaga kerja 206.732 orang dan

sektor kedua adalah sektor perdagangan yang mampu menyerap 95.862 orang serta ketiga adalah

jasa kemasyarakatan yang menyerap sekitar 58383 orang tenaga kerja (lihat Gambar 6.5).

Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

Gambar 6.5. Jumlah Penduduk Bekerja Berdasarkan Sektor di Kabupaten Blora Tahun 2011

Sektor pertanian, bangunan dan perdagangan dan angkutan lebih banyak didominasi oleh penduduk

berpendidikan rendah (SD ke bawah). Tingkat pendidikan tenaga kerja yang terserap di sektor

industri dan jasa hampir merata. Sementara itu sektor keuangan, listrik memiliki tenaga kerja yang

berpendidikan lebih baik (lihat Gambar 6.6).

Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

Pertanian

Pertambangan

Industri

Listrik, Gas dan Air

Bangunan

Perdagangan

Angkutan

Keuangan

Jasa-jasa

206732

2671

16431

564

28853

95862

10136

5357

58383

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pertanian

Pertambangan

Industri

Listrik, Gas dan Air

Bangunan

Perdagangan

Angkutan

Keuangan

Jasa-jasa

≤ SD SMTP SMTA Umum SMTA Kejuruan Diploma I/II/III/Akademi Universitas

Page 14: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

13

Gambar 6.6. Tingkat Pendidikan Pekerja di Berbagai Sektor.

Pekerja sektor listrik, Gas dan Air didominasi oleh penduduk berpendidikan SLTA dengan gaji yang

cukup rendah yaitu Rp. 375.000,-. Upah pekerja sektor pertanian menunjukkan bahwa semakin

tinggi pendidikan maka upah yang didapatkan semakin besar. Sektor-sektor yang memberikan upah

relative rendah adalah sektor listrik, gas dan air, perdagangan, bangunan, angkutan. Sektor yang bisa

memberikan upah lebih baik di Kabupaten Blora adalah sektor pertambangan, jasa dan keuangan

(lihat Tabel 6.3). Pekerja kabupaten Blora yang terserap dalam ketiga sekor tersebut masih sangat

sedikit (Lihat Gambar 6.5).

Tabel 6.5. Rata-Rata Upah/Gaji Per Sektor Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pekerja.

Pendidikan Lapangan Usaha

Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas dan Air Bangunan

≤ SD 645.707 1.515.000 1.037.788

932.678

SMTP 779.308 4.375.000 349.782

729.471

SMTA Umum 1.312.483 2.425.000 1.130.177

735.487

SMTA Kejuruan 2.025.000 1.249.111 864.395 375.000 750.000

Diploma I/II/III/Akademi

6.025.000

Universitas

3.025.000 1.550.000

Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

Tabel 6.5. (lanjutan)

Pendidikan Lapangan Usaha

Rata-rata Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-jasa

≤ SD 517.358 776.086

553.181 780.869

SMTP 459.620 553.391 737.980 1.830.066 978.892

SMTA Umum 722.233 955.000 1.825.000 1.144.060 1.071.407

SMTA Kejuruan 816.752 509.150 1.283.358 1.930.717 1.446.040

Diploma I/II/III/Akademi

300.000 875.039 2.598.002 2.311.584

Universitas

1.925.000 2.484.337 2.354.038 2.351.069 Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

6.2.5. Tantangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Blora

Kabupaten Blora memiliki defisit angkatan kerja produktif sekitar 96.668 orang terdiri dari 27.650

pengangguran dan 69.018 tenaga kerja tidak produktif. Persoalan ketenaga-kerjaan di Kabupaten

Blora adalah rendahnya kualitas pendidikan angkatan kerja terutama untuk penduduk yang tinggal di

pedesaan serta adanya pengangguran berpendidikan tinggi. Secara lebih detil, berdasarkan analisis

data sekunder ditemukan berbagai persoalan ketenaga-kerjaan di Kabupaten Blora diantaranya

adalah:

Page 15: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

14

Ditinjau dari sisi pendidikan, kualitas tenaga kerja umumnya rendah karena paling banyak

berpendidikan SD ke bawah

Dengan kualitas SDM yang rendah tersebut, sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan

perikanan merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja tertinggi. Sektor pertanian

menyerap 206.732 tenaga kerja, sektor perdagangan menyerap 98.862 tenaga kerja dan

sektor jasa kemasyarakatan menyerap sekitar 58.383 tenaga kerja)

Rata-rata penghasilan persektor berbeda, terendah adalah di sektor pertanian, perdagangan

dan jasa terutama untuk pekerja berpendidikan rendah (SD ke bawah).

Proporsi angkatan kerja yang berpendidikan SD kebawah di dominasi oleh laki-laki demikian

juga untuk pendidikan SLTP dan SLTA. Untuk angkatan kerja berpendidikan tinggi, proporsi

perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Berdasarkan hasil diskusi hal-hal penting yang terkait dengan persoalan ketenaga kerjaan adalah :

Rendahnya pendidikan angkatan kerja serta skill/keahlian yang mereka miliki.

Tenaga kerja yang terserap tidak sesuai dengan bidang mereka.

Adanya pengangguran terdidik.

Perlunya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia seperti pelatihan sesuai dengan tingkat

pendidikan untuk melatih menjadi tenaga kerja siap pakai dan peningkatan wirausaha dengan

pemberdayaan SDM.

Lapangan pekerjaan khususnya untuk tenaga kerja berpendidikan rendah atau yang tidak

memiliki skill sangat perlu untuk disediakan.

Peningkatan nilai ekonomi di sektor pertanian diperlukan.

Adanya urbanisasi yang tinggi dikabupaten Blora, jaminan iklim usaha yang kondusif serta

kondisi investasi menjadi isu penting ketenagakerjaan yang terjadi di kabupaten Blora

6.3. Ketidaksetaraan

6.3.1. Ketidaksetaraan Penghasilan dan Kemiskinan

Kabupaten Blora masih meghadapi persoalan kemiskinan walaupun tingkat kemiskinan di

Kabupaten Blora terus menurun menjadi 16,24%. Tingkat kemiskinan tersebut masih lebih tinggi

dibandingkan dengan tingkat kemiskinan nasional 12,36% (BPS, 2012). Tingkat kemiskinan ini erat

kaitannya dengan ketidaksetaraan penghasilan di berbagai sektor atau jenis pekerjaan maupun di

berbagai level tingkat pendidikan.

Sektor listrik, gas dan air memberikan upah tenaga kerja yang cukup rendah untuk pekerja dengan

pendidikan SLTA. Sektor perdagangan dan bangunan juga memiliki rata-rata penghasilan yang lebih

Page 16: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

15

rendah dari sektor yang lain untuk. Terjadi kesenjangan penghasilan yang cukup tinggi antar

berbagai sektor. Tenaga kerja dengan pendidikan menengah memiliki upah yang rendah bahkan

dibandingkan dengan pendidikan lebih rendah untuk di berbagai sektor. Oleh karena itu peningkatan

kesejahteraan penduduk atau pemberantasan kemiskinan serta peningkatan kualitas SDM sesuai

dengan kemampuan serta pendidikan sangat diperlukan. Jika pemerintah Kabupaten Blora mampu

memberikan peluang peningkatan pendapatan bagi sektor-sektor yang memberikan penghasilan

rendah terutama untuk pekerja dengan pendidikan rendah maka pemberantasa kemiskinan dapat

tercapai serta melakukan pelatihan peningkatan kualitas SDM seperti pelatihan tenaga kerja siap

pakai sesuai dengan bidangnya sehingga pemerataan penghasilan dapat dicapai.

6.3.2. Kesetaraan Gender

Proporsi laki-laki dan perempuan untuk angkatan kerja yang berpendidikan rendah (SD ke bawah)

didominasi oleh laki-laki demikian juga untuk angkatan kerja berpendidikan SLTP dan SLTA. Untuk

angkatan kerja berpendidikan tinggi, proporsi perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. (lihat

Gambar 6.7).

Namun demikian tingkat partisipasi perempuan di Kabupaten Blora masih rendah , yaitu: 1) activity

rate perempuan sebesar 60,40% sedangkan laki-laki yang mencapai lebih dari 84%., 2) employment

rate (perbandingan penduduk yang bekerja dan penduduk usia kerja) untuk laki-laki 80,79% dan

perempuan 55,16%. (Lihat Tabel 6.2).

a) Angkatan Kerja Menurut Pendidikan b) Penduduk yang Bekerja Menurut Sektor

Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

Gambar 6.7. Distribusi Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin

0% 50% 100%

≤ SD

SMTP

SMTA Umum

SMTA Kejuruan

Diploma I/II/III/Akademi

Universitas

55,35%

60,19%

66,98%

57,50%

42,83%

49,94%

44,65%

39,81%

33,02%

42,50%

57,17%

50,06%

Laki-laki

Perempuan 0 50 100

Pertanian

Pertambangan

Industri

Listrik, Gas …

Bangunan

Perdagangan

Angkutan

Keuangan

Jasa-jasa Laki-laki

Perempuan

Page 17: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

16

Hasil diskusi terkait ketidaksetaraan gender di kabupaten Blora dilakukan untuk mengetahui

penyebab, peluang, tantangan serta solusi yang dibutuhkan. Hasil diskusi disajikan pada Tabel 6.4.

Tabel 6.6. Ketidaksetaraan Gender dalam Ketenagakerjaan Kabupaten Blora

FAKTA KETIDAKSETARAAN

PENYEBAB PELUANG TANTANGAN SOLUSI

Jumlah perempuan lebih banyak

SLTA laki-laki lebih tinggi

D3 perempuan lebih banyak

S1 lebih banyak perempuan

Akses kesempatan kerja bagi wanita lebih kecil

Pola pikir wanita lebih lemah dibanding pria

Budaya patriarki, dimana laki-laki lebih super power

Masuknya investor

Banyaknya media sebagai sumber informasi dan komunikasi

Menciptakan lapangan pekerjaan untuk perempuan

Era globalisasi

Mendatangkan investor luar dan investor lokal

Membuat home industri, misalnya One village one product

Lebih banyak pelatihan, setelah dilatih didampingi

Membuat industri yang padat karya karena selama ini industri yang masuk di Blora padat modal (pabrik besar tetapi tenaga kerja dari luar daerah), pabrik bulu mata di daerah tempel (jepon) hampir 2000 orang disetor ke banjarnegara (home industry)

Gender di masing-masing bidang: Di bidang pertanian:

Laki-laki lebih banyak di bidang pertanian.

Minyak dan Gas: tenaga laki-laki lebih banyak.

Home industry: tenaga kerja lebih banyak perempuan

Pabrik rokok: tenaga kerja lebih banyak perempuan

Ketersediaan lapangan pekerjaan yang variatif sesuai jenis [pekerjaan

Memaksimal-kan SDA yang ada

Mengolah SDA menjadi produk unggulan yang mampu bersaing di pasaran ekspor

Adapun hal lain yang dapat dipertimbangkan terkait kesetaraan gender berdasarkan hasil diskusi

adalah pemerintah belum memikirkan mengenai sustainable mengenai one village one product

sehingga bisa memberdayakan perempuan supaya tidak perlu menjadi TKW, perlu pemberdayaan

produk lokal misalnya eggroll waluh; pemerintah perlu membenahi/membuat konsep untuk

sinergisitas sehingga perlu ada pelatihan mengenai business plan, pemasaran.

Page 18: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

17

6.3.3. Ketidaksetaraan Desa-Kota

a) Proporsi angkatan kerja b) Tingkat pendidikan pengangguran Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

Gambar 6.8. Distribusi Tenaga Kerja Berdasarkan Desa-Kota

Tantangan untuk mengatasi defisit tenaga kerja produktif sekitar 96.668 orang yang harus

diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Blora umumnya tinggal di pedesaan dan berpendidikan

rendah. Dibutuhkan inovasi cerdas untuk dapat menyediakan lapangan kerja produktif bagi SDM

dengan kondisi seperti itu.

Hasil diskusi terkait kesetaraan tenaga kerja di pedesaan dan perkotaan disajikan pada Tabel 6.5.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan terkait hasil diskusi tersebut adalah pemanfaatan air sudah

cukup merata di hampir keseluruhan kecamatan; tidak semua kebijakan yang telah dilakukan terkait

masalah ini adalah salah karena sebenarnya sudah ada perbaikan; ketidaksetaraan pada sektor

pariwisata sering terjadi di desa tetapi akses masih tertutup seperti akses infrastruktur; infrastruktur

jalan di Kabupaten Blora sangat jelek, salah satunya disebabkan karena kontraktor buruk sehingga

menyebabkan kualitas jalan juga jelek; adanya peluang sudetan air (sekitar Kecamatan Cepu) untuk

diambil manfaatnya sebagai sumber air serta pemanfaatan pasir kuarsa di kabupaten Blora

sebenarnya bisa dilaksanakan apabila ada sinergisitas antara investor lokal dan investor luar.

Tabel 6.7. Ketidaksetaraan Desa-Kota dalam Ketenagakerjaan Kabupaten Blora

FAKTA KETIDAKSETARAAN

PENYEBAB PELUANG TANTANGAN SOLUSI

Pemanfaatan sumber air lebih banyak di kota (PDAM). Banyak sumber air yang masih

Kebijakan yang salah. Perlu adanya UU untuk penataan air.

UU No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air:

Kondusitivitas di daerah belum terjamin

Perluasan lapangan kerja dengan

96217

328772

6168

21482

Perkotaan Pedesaan

Bekerja Pengangguran

0 5 10 15

≤ SD

SMTP

SMTA Umum

SMTA Kejuruan

Diploma I/II/III/Akademi

Universitas

Ribuan Perkotaan

Pedesaan

Page 19: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

18

belum termanfaatkan secara merata di desa, misalnya waduk lokasinya ada di desa tetapi tidak ada yang teralokasikan untuk pertanian. Sehingga terjadi ketimpangan karena pemanfaatan untuk pertanian dan kehutanan kurang.

Sampai saat ini Perda Irigasi belum dibahas sebagai pijakan dalam penataan penggunaan air

air merupakan salah satu sumber kehidupan mutlak untuk makhluk hidup, baik di desa maupun di kota.

Perlunya investor yang masuk di desa untuk bersama-sama menata kelancaran ekonomi masyarakat desa.

Perlunya ketegasan pemerintah melalui regulasi.

RT/RW menjadi sebuah acuan dalam penataan lokasi-lokasi pertanian, pemukiman dsb.

Adanya perbedaan kepentingan antara masyarakat dengan pengusaha.

Belum ada sinergisitas peran antara pemerintah, pengusaha dan masyarakat.

keberadaan investor baik lokal maupun luar daerah.

Media sebagai media masyarakat seharusnya tidak memberitakan hal yang kontraproduktif supaya masyarakat juga mendapatkan informasi yang positif.

Adanya penambahan dana APBD yang dialokasikan untuk pemerataan pembangunan desa/ kota

Pembangunan infrastruktur lebih banyak di kota. Infrastruktur menjadi masalah krusial di Blora, banyak jalan akses yang belum terbangun antara desa dan kota, sehingga perlu perimbangan akses infrastruktur.

Akses APBD tidak seimbang, mayoritas APBD hanya digunakan sebaga belanja pegawai negeri.

Pemanfaatan galian C pengusaha luar daerah

Belum ada regulasi

Alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan.

Kebutuhan perumahan meningkat seiring dengan peningkatan populasi penduduk

Kebutuhan perumahan terus meningkat, kebutuhan lahan perumahan semakin tinggi

Tingkat pendidikan masyarakat desa yang rendah. Misalnya lulusan SD yang sudah tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi karena faktor ekonomi yang mengakibatkan SDM di desa sangat rendah

Minat/ kemauan/ kemampuan masyarakat desa rendah

Keberadaan universitas di Kab Blora, sehingga dapat diadakan kerjasama dengan universitas menggunakan dana dikti untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat desa

Kesadaran masyarakat desa untuk mendapatkan pendidikan dan pemerataan pendidikan tidak hanya orang kota

Memberikan kemudahan dan keringanan di bidang pendidikan Dilaksanakan pendidikan keterampilan, kursus, dan sebagainya yang disertai dengan pendampingan

6.4. Sektor Ekonomi dan Pemilihan Sektor Unggulan Tingkat pertumbuhan ekonomi Blora mengalami penurunan pada tahun 2011. Di tahun 2011, tingkat

pertumbuhan ekonomi Maros sebesar 2,7% sedangkan tingkat pertumbuhan ekonomi kabupaten

Page 20: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

19

Blora pada tahun 2010 sebesar 5,04%. Tingkat pengangguran mengalami peningkatan menjadi

6,11% pada tahun 2011 dan tingkat kemiskinan di kabupaten Blora lebih tinggi dari nasional.

Sumber; BPS Kabupaten Blora, 2011

Gambar 6.9. Perbandingan Distribusi PDRB dan Lapangan Pekerjaan Per Sektor

Dari sudut ekonomi, 49,93% PDRB disumbang oleh sektor pertanian, dilanjutkan sektor perdagangan

(15,78%), keuangan (8,53%) dan jasa-jasa sebesar 8,29%. Namun kontribusi masing-masing sektor ini

dalam penciptaan lapangan kerja tidak merata. Sektor pertanian menyediakan tenaga kerja hingga

48,64%; sektor perdagangan sebesar 22,56%; sektor keuangan hanya menyediakan lapangan kerja

sebesar 1,26% dan sektor jasa mampu menyediakan 13,74%. Hal ini berarti terdapat ketimpangan

produktivitas antara sektor yang satu dengan yang lain. Sektor keuangan serta pertambangan

merupakan sektor yang paling produktif, karena jumah tenaga kerja sedikit, namun kontribusi

ekonominya besar.

Untuk itu, pemilihan sektor yang dapat terus menyediakan pekerjaan yang layak perlu dipertimbang-

kan. Pemilihan sektor perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:

a. Menyerap tenaga kerja

b. Memberi nilai tambah besar

c. Keterkaitan dengan sektor lain (multiplier effect)

d. Memberikan peluang kerja yang setara antara desa dan kota serta laki-laki dan perempuan

e. Dijamin keberlanjutannya terkait pasar, sosial dan lingkungan

f. Mudah diimplementasikan

g. Biaya terjangkau

49,93% 48,64%

4,88% 0,63%

3,08%

6,79%

15,78% 22,56%

8,53% 1,26%

8,29% 13,74%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Distribusi PDRB Lapangan Pekerjaan

Jasa-jasa

Keuangan

Angkutan

Perdagangan

Bangunan

Listrik, Gas dan Air

Industri

Pertambangan

Pertanian

Page 21: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

20

Terdapat 4 sektor potensial sebagai sektor unggulan berdasarkan kriteria diatas serta keunggulan

komparatif wilayah, yaitu: perdagangan, industri besar, pertanian dan kerajinan.

Kerangka donat sistem pasar digunakan

untuk memandu hal yang perlu diperbaiki

untuk masing-masing sektor, yaitu dengan

mengeksplorasi:

1) Permasalahan dalam menjaga rantai

nilai di sektor ini;

2) Dukungan regulasi bagi penciptaan

iklim usaha,

3) Ketersediaan fungsi pendukung yang

dapat membuat sektor ini tumbuh.

7. Diskusi Upaya Pencapaian Target Lapangan Kerja Produktif di berbagai

sektor Pemerintah Kabupaten Blora telah menyadari bahwa isu tentang ketenagakerjaan

sangat penting dan merupakan tugas dan kewenangan utama bagi pemerintah Kabupaten Blora

dalam mengatasi permasalahan tersebut. Permasalahannya adalah bagaimana merencanakan

dan melaksanankan penataan tentang ketenagakerjaan (angkatan kerja dan bukan angkatan

kerja) dengan melibatkan semua stakeholder unsur swasta, BUMN dan perusahaan daerah.

Tingginya angka pengangguran cukup sulit untuk diatasi, namun setidaknya ada beberapa hal

yang dapat dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Blora :

1. Memberikan pelatihan berbasis kompetensi ditempat kerjanya masing-masing

2. Mengadakan pelatihan kepada generasi muda untuk menjadi wirausaha baru

3. Memberikan keterampilan manajerial untuk para wirausaha baru

4. Meningkatkan daya saing UMKM dan jejaring pemasaran serta mengoptimalkan peran pasar

tradisional

Sesuai dengan diskusi di bab sebelumnya, 2 sektor telah terpilih sebagai sektor

unggulan masing-masing ada di kota dan di desa. Dari hasil diskusi diketahui bahwa

perdagangan dan industri besar merupakan sektor unggulan di kota sedangkan untuk di desa

sektor unggulannya adalah pertanian dan kerajinan. Untuk itu, sub bab berikut menggambarkan

kondisi saat ini dari masing-masing sektor, usulan kebijakan dan indikator keberhasilannya.

1. RANTAI NILAI SEKTOR

UTAMA

I

N

P

U

T

P

A

S

A

R

2. FUNGSI PENDUKUNG DAN

LAYANAN USAHA

3. PERATURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

Gambar 6.10. Kerangka Donat Sistem Pasar

Page 22: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

21

Kriteria pemilihan dan rekomendasi program:

– Menyerap tenaga kerja

– Memberi nilai tambah besar

– Keterkaitan dengan sektor lain (multiplier effect)

– Memberikan peluang kerja yang setara (desa vs kota, pria/wanita)

– Dijamin keberlanjutannya (pasar, sosial dan lingkungan)

– Mudah diimplementasikan

– Biaya terjangkau

7.1. Sektor Perdagangan

Sektor perdagangan dipilih menjadi salah satu sektor unggulan di desa karena

dipercaya sebagai salah satu sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang

banyak.

7.1.1. Resiko dan Rekomendasi

Suksesnya pembangunan di sektor perdagangan di kota dapat menimbulkan resiko

sosial, ekonomi dan lingkungan sebagai berikut :

Tabel 6.8. Resiko Sektor Perdagangan

Sosial Ekonomi Lingkungan

Urbanisasi Kesenjangan ekonomi Tanah Mahal

Mendorong masyarakat menjadi pelaku ekonomi dagang

Merangsang kebutuhan konsumtif

Disparatis desa dan kota (kesenjangan semakin lebar)

Penduduk padat Biya hidup tinggi

Kemacetan

Kriminalitas

Untuk mengatasi resiko-resiko diatas, maka diusulkan beberapa rekomendasi berikut:

Tabel 6.9. Rekomendasi untuk Sektor Perdagangan

Sosial Ekonomi Lingkungan

Kejelasan status tanah

Pemerataan pembangunan

Perdagangan TOGA

Pengaturan lalu lintas

Meningkatkan kamtibmas

Revitalisasi Bazda

7.2. Sektor Industri Besar

Sektor industri besar dipilih menjadi sektor unggulan lainnya di kota karena :

Menyerap tenaga kerja

Page 23: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

22

Memberikan nilai tambah

Memiliki keterkaitan dengan sektor yang lain

Memberikan lapangan kerja yang setara

Dijamin keberlanjutan

Pasarnya besar

Tidak merusak alam

7.2.1. Resiko dan Rekomendasi

Suksesnya pembangunan di sektor industri besar di kota dapat menimbulkan resiko sosial,

ekonomi dan lingkungan sebagai berikut :

Tabel 6.10. Resiko Sektor Industri Besar

Sosial Ekonomi Lingkungan

Adanya urbanisasi Padat Modal Pencemaran lingkungan

Tumbuhnya penyakit masyarakat

Perusahaan pailit

UMK yang rendah karena pekerja yang dibayar murah

Untuk mengatasi resiko-resiko diatas, maka diusulkan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

Tabel 6.11 Rekomendasi untuk Sektor Industri Besar

Sosial Ekonomi Lingkungan

Penciptaan lapangan kerja yang tidak padat modal

Pemasaran yang jelas Perlunya regulasi untuk mengatasi pencemaran lingkungan

Pengelolaan manajemen yang baik

Monitoring dan evaluasi

Jaminan sostek

7.3 Sektor Pertanian

Sektor pertanian dipilih sebagai sektor unggulan di desa karena :

- Punya nilai ekonomi yang tinggi

- Mendukung sub sektor yang lain

- Pasarnya sangat besar

- Tanah di Blora banyak yang cocok untuk pertanian

7.3.1 Resiko dan Rekomendasi

Suksesnya pembangunan di sektor pertanian di desadapat menimbulkan resiko sosial,

ekonomi dan lingkungan sebagai berikut :

Page 24: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

23

Tabel 6.12. Resiko Sektor Pertanian

Sosial Ekonomi Lingkungan

Produksi naik, kebutuhan konsumtif yang sekunder naik

Produksi naik, harga turun Kerusakan lahan pertanian akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida

Untuk mengatasi resiko-resiko diatas, maka diusulkan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

Tabel 6.13. Rekomendasi untuk Sektor Pertanian

Sosial Ekonomi Lingkungan

Mendorong masyarakat untuk menabung, usaha produktif dan investasi

Penanganan pasca panen (penjualan setelah ada pengolahan, tidak langsung dijual)

Pertanian organik

7.4 Sektor Kerajinan

Sektor pertanian dipilih sebagai sektor unggulan di desa karena :

- Berkelanjutan

- Dapat menyerap tenaga kerja yang tinggi yang berpendidikan tinggi maupun rendah

- Mudah dimulai

- Tidak membutuhkan modal yang besar

- Pasarnya luas/besar

- Memberikan peluang kerja setara

7.3.1 Resiko dan Rekomendasi

Suksesnya pembangunan di sektor kerajinan di desadapat menimbulkan resiko sosial,

ekonomi dan lingkungan sebagai berikut :

Tabel 6.12 Resiko Sektor Kerajinan

Sosial Ekonomi Lingkungan

Pengurangan tenaga kerja/ pengangguran

Permintaan pasar lesu sementara over product

Apabila bahan baku tidak dikelola dengan baik akan merusak lingkungan

Untuk mengatasi resiko-resiko diatas, maka diusulkan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

Tabel 6.13 Rekomendasi untuk Sektor Kerajinan

Sosial Ekonomi Lingkungan

Melatih tenaga terampil (SDM) dengan pelatihan & pendampingan

Menjalin kemitraan dari luar daerah

Merahibilitasi bahan baku

AMDAL pengelolaan bahan kimia

Beralih ke bahan alam

Page 25: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

24

Lampiran A. Agenda lokakarya HARI PERTAMA

No. WAKTU KEGIATAN KETERANGAN

1 09.00 - 09.30 Registrasi Peserta Panitia

2 09.30 - 09.45 Menyanyikan Lagu "INDONESIA RAYA" Petugas

3 09.45 - 10.00 Doa Petugas

4 10.00 - 10.15 Laporan Penyelenggaraan Lokakarya

Kabid Pemerintahan

dan Kesejahteraan

Rakyat

5 10.15 - 10.45 Sambutan Bupati Blora Bupati Blora

6 10.45 - 11.15 Pengenalan Lokakarya Tim ITS Surabaya

7 11.15 - 11.30 Pengenalan Metodologi Perencanaan Bersama

Program Ketenagakerjaan Tim ITS Surabaya

8 11.30 - 11.50 Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Bappeda Kab Blora

9 11.50 - 12.10 Fakta Pembangunan Daerah Kabupaten Bappeda Kab Blora

10 12.10 - 12.30 Tanya jawab

11 12.30 - 13.30 ISHOMA

12 13.30 - 13.40 Probing Tim ITS Surabaya

13 13.40 - 14.00 Analisis Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten/ Kota Tim ITS Surabaya

14 14.00 - 14.10 Fakta Kesetaraan dan Keberlanjutan Tim ITS Surabaya

15 14.10 - 14.30 Tanya jawab

16 14.30 - 14.50 Paparan Sumber Daya Produktif di Kabupaten/ Kota

(SDM dan SDA) Tim ITS Surabaya

17 14.50 - 15.10 Diskusi kelompok Tim ITS Surabaya

18 15.10 - 16.00 Presentasi kelompok Tim ITS Surabaya

19 16.00 - 16.30 Rangkuman hari pertama dan rencana diskusi hari ke-2 Tim ITS Surabaya

HARI KEDUA

No. WAKTU KEGIATAN KETERANGAN

1 08.30 - 08.45 Merangkum Lokakarya hati 1 : Pengenalan

kegiatan hari ke 2 dan ice breaking Peserta

2 08.45 - 09.05 Paparan: Mencapai Tujuan Pembangunan

Dengan Kesetaraan Tim ITS Surabaya

3 09.05 - 09.30 Diskusi kelompok Tim ITS Surabaya

4 09.30 - 10.00 Presentasi kelompok Tim ITS Surabaya

Page 26: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

25

5 10.00 - 10.20 Paparan: Mencapai Tujuan Pembangunan

yang berkelanjutan Tim ITS Surabaya

6 10.20 - 10.45 Diskusi kelompok Tim ITS Surabaya

7 10.45 - 11.15 Presentasi kelompok Tim ITS Surabaya

8 11.15 - 11.35 Pemilihan sektor unggulan untuk lapangan

kerja yang inklusif dan berkelanjutan Tim ITS Surabaya

9 11.35 - 12.00 Diskusi kelompok Tim ITS Surabaya

10 12.00 - 12.30 Presentasi kelompok Tim ITS Surabaya

11 12.30 - 13.15 ISHOMA Tim ITS Surabaya

12 13.15 - 13.30 Ice breaking Tim ITS Surabaya

13 13.30 - 14.00 Rekomendasi kebijakan dan RKA Tim ITS Surabaya

14 14.00 - 14.30 Diskusi kelompok Tim ITS Surabaya

15 14.30 - 15.00 Presentasi kelompok

16 15.00 - 16.00 Masukan dan studi lebih lanjut

17 16.00 - 16.30 Evaluasi dan Penutupan Lokakarya Tim ITS Surabaya

dan Bappeda

Lampiran B. Daftar peserta lokakarya

PEMERINTAH

No. Nama Instansi Jabatan Telp/ HP/ Fax

1 Anex Fahcrian S. T Dinas Kesehatan Staf 085865259186

2 Christina Kus Dwi Budiana

BLH Kasubbag Umum

081326662011

3 Sri Rahardjo Bappeda Kasubbid 081326188338

4 Mohammad Soleh 081326058905

5 Budi Sulistyorini Deperindagkop Kasubbag 085641779920

6 Sugeng Pertanian Kasubbag 081325555520

7 Sunardi Dindikpora Staf 085225851498

8 Sukirno DPPKKI 08157646470

9 Sakdullah Bappeda IPW

10 Suharyanto Bappeda Staf 081325600040

11 Rudatiningsih Bag. Perekonomian

Kabag 08129884501

12 Zaini Miftah BPS Staf 081325507837

13 Mahbub Djunaedi Bappeda Litbang 087717398998

14 Nanik H. Bappeda Staf 082136880388

15 Ardian S Bappeda Staf 081393433584

16 Sutik Pemkesra Staf 081228261261

17 Hadi Praseno Bappeda Staf 081225138098

18 Subianto Disnaker 087833913960

Page 27: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

26

SWASTA

No. Nama Instansi Jabatan Telp/ HP/ Fax

19 Ny. Lilik IWAPI Ketua 08122809832

20 Musyarofah Waluyo IWAPI Bendahara 81326473233

21 Dodik Setiawan Bravo Supermarket

Operasional 087717057279

22 Tuhu Setiyono Kadin Waketua 81225542554

23 Untung T Batik Blora Ketua 087717152556

24 Soewardji Gapoktan Ketua 082136888255

25 Heri Dwisusanto PT Unggul Jaya Blora

Ka. Personalia

085290093289

26 Sudarpo Said Ikatan Pedagang Kaki Lima

Ketua 081325661859

MASYARAKAT

No. Nama Instansi Jabatan Telp/ HP/ Fax

27 Edy Yulianto` LSM YRPB Ketua 81225129491

28 Winarno Sekretaris 87717245562

29 Haryanto HKTI

30 Yono Jawa Pos Reporter 81575127889

31 Moh. Soleh Sekretaris

32 Dally M. LPAW 8156546019

Lampiran C. Harapan, Kekhawatiran & Kontribusi lokakarya Sebelum lokakarya dimulai, peserta diminta untuk menuliskan harapannya, kekhawatiran dan

kontribusi yang akan diberikan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan adanya kesepamahaman

harapan demi efektifnya lokakarya, dan mempertimbangkan ketidak efektifan lokakarya di masa

lampau (jika ada) untuk menjadi lebih baik, serta mengajak peserta sebagai pelaku pembangunan

untuk dapat berperan aktif sejak tahapan perencanaan pembangunan. Rangkuman harapan peserta

dapat dilihat tabel berikut:

Harapan Kekhawatiran Kontribusi

Selama lokakarya (output)

Mendapat informasi yang banyak

Mampu mengidentifikasi masalah tenaga kerja serta mendapatkan teman baru

Semua unsur masyarakat (pemerintah, pengusaha, NGO) bisa berperan dalam lokakarya

Mendapat pemahaman baru, ilmu baru tentang ketenagakerjaan

Tidak ditindaklanjuti

Waktu molor sehingga proses tidak maksimal

Tidak jujur apa adanya

Masih rendahnya kualitas SDM tenaga kerja

Peserta mengantuk dan lelah

Kurangnya data

Semua materi tidak terserap dengan baik karena terbatasnya waktu

Urbanisasi tenaga kerja ke

• Cukup merubah ekonomi di wilayah Blora

• Memberikan informasi jasa usaha pada masyarakat

• Pemerintah membantu penanggulanan

• Hasil lokakarya hanya menjadi dokumen sampah

• Bisa memberikan masukan bagi pengampu kebijakan dalam menentukan akan kebijakan bagi ketenagakerjaan

Page 28: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

27

Dapat membuat perencanaan yang terintegrasi dengan melibatkan stakholde terkait (SKPD, LSM, masyarakat)

Pasca lokakarya (outcome)

Menghasilkan kesimpulan

yang dapat digunakan untuk

memberikan masukan

dalam mengambil kebijakan

ekonomi bagi Pemkab

Bisa bermanfaat bagi IWAPI Blora baik anggota maupun masyarakat

Ada tindak lanjut hasil lokakarya

Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja

Adanya Program ketenagakerjaan pro pedagang kaki lima

Produksi rokok kretek tidak dibatasi dan permasalah ada kebebasan semua lini.

kota besar

Tidak ada kepedulian dari dinas terkait

Belum mengetahu ketenagakerjaan di Blora dan sekitar

Ketidakjelasan maksud pemerintah tentang rokok, mengakibatkan pekerja takut jadi pengangguran

Formalitas dan eksklusif

Kurang responsifnya peserta lokakarya dalam mengikuti pelaksanaan lokakarya

Adanya ketersediaan lapangan kerja yang dapat menampung tenaga kerja potensial

Apakah hasil lokakarya ini dapat diterapkan?

Waktu yang kurang untuk melaksanakan lokakarya sedangkan materinya banyak’

Belum mengehui data sumber daya/ SDM di Kab Blora

Tidak dapat memberi solusi dan realisasi tentang pengentasan masalah pengangguran

Apabila tidak ada kesinergisan dengan legislatif

• Perencanaan proses pembangunan UU 25/ 2004

• Mendorong tenaga kerja potensial di bidang pertanian

• Dapat menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan di tempat kerja

• Menyediakan peraturan (UU tentang tenaga kerja)

• Terciptanya peluang usaha dan tersedianya lapangan kerja

• Menyediakan data-data yang terkait dengan tema dan tupoksi

• Pentinngnya data untuk perencanaan dan evaluasi

• Menyumbangkan ilmu pertanian untuk diskusi

• SDM IWAPI bisa membantu perempuan untuk meningkatkan SDM agar bisa punya usaha menambah penghasilan

• Peluang untuk daur ulang sampah yang dapat meningkatkan penghasilan masyarakat

• Meningkatkan ekonomi mandiri denga pendapatan yang seimbang

• Informasikan kepada investor untuk masuk Blora

• fakta-fakta pedagang kaki lima Blora

• Sosialisasi sekitar kita • Memberikan informasi

tentang pemilihan sekolah/ pendidikan anak

• Memimpin rekan-rekan pramuniaga dan SPG dalam bekerja

Page 29: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

28

Lampiran D. UMPAN BALIK PENYELENGGARAAN LOKAKARYA Berikut adalah hasil dari peta pemahaman peserta lokakarya:

Keterangan :

M1 : Strategi Pembangunan Daerah TK I/II

M2 : Fakta Pembangunan Ekonomi di Kabupaten/Kota

M3 : Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten/kota

M4 : Fakta Kesetaraan & Keberlanjutan

M5 : Sumber Daya Produktif di Kabupaten/Kota (SDM & SDA)

M6 : Mencapai Tujuan Pembangunan Dengan Kesetaraan

M7 : Sektor Unggulan untuk Lapangan Kerja Eklusif & berkelanjutan

M8 : Rekomendasi Kebijakan & RKA

Sedangkan berikut ini adalah hasil umpan balik dari penyelenggaraan lokakarya :

No. Pertanyaan Ya Bisa

Diperbaiki Tidak

PERSIAPAN

1 Lokakarya diinformasikan jauh-jauh hari 12 2 6

2 Pemberian informasi di tempat lokakarya dan sebelum memulai lokakarya dengan jelas

6 4 8

3 Ada cukup waktu jeda sebelum dan diantara setiap sesi

15 4 1

4 Peserta mengerti tujuan dan hasil yang diharapkan dari lokakarya

20 - -

ISI DAN MATERI

5 Materi presentasi relevan dan berguna 18 2 -

6 Kelengkapan isi presentasi 16 4 -

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100% A

wal

Akh

ir

Aw

al

Akh

ir

Aw

al

Akh

ir

Aw

al

Akh

ir

Aw

al

Akh

ir

Aw

al

Akh

ir

Aw

al

Akh

ir

Aw

al

Akh

ir

Aw

al

Akh

ir

Aw

al

Akh

ir

M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10

0 - 25%

25% - 50%

50% - 75%

75% - 100%

Page 30: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

29

7 Tidak ada informasi yang hilang dari proses penerjemahan

11 4 1

PROSES DAN METODOLOGI

8 Instruksi pengerjaan tiap sesi dinformasikan dengan jelas

19 1 -

9 Fasilitator memandu lokakarya dengan efektif

18 2 -

10 Presentasi yang diberikan menarik dan berguna untuk mencapai hasil lokakarya

18 2 -

11 Diskusi dan kerja kelompok yang dilakukan berguna untuk mencapai hasil lokakarya

18 2 -

12 Metodologi yang diadopsi berguna untuk mencapai hasil lokakarya

18 2 -

13 Durasi tiap sesi dan durasi lokakarya mencukupi

10 7 3

14 Beban kerja dalam lokakarya tidak terlalu berat

14 5 1

15 Ada cukup waktu yang disediakan untuk diskusi kelompok dan tugas individu

8 11 -

16 Tata letak baik untuk membantu produktivitas

13 4 3

17 metodologi lokakarya ini berguna untuk masa yang akan datang

16 3 -

LOGISTIK

18 Lokasi lokakarya (termasuk ruangan dan fasilitasnya) mendukung produktivitas lokakarya

15 4 1

19 Hidangan yang disediakan baik dan bersih 16 4 -

20 Peralatan yang digunakan membantu produktivitas lokakarya

17 3 -

LAIN-LAIN

21 Secara keseluruhan, apakah harapan anda dalam lokakarya ini terpenuhi?

14 6 -

Page 31: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

30

Lampiran E. Dokumentasi Lokakarya

Pembukaan Lokakarya

Proses Penyampaian Materi dan Diskusi

Page 32: LAPORAN LOKAKARYA...Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah. f. Teridentifikasinya

31

Proses Penyampaian Materi dan Diskusi

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:

Pusat Studi PDPM LPPM-ITS

Kampus ITS Sukolilo-Surabaya

Telp. 031-5962271