26
TUGAS MANAJEMEN AGROEKOSISTEM “KUALITAS DAN KESEHATAN TANAH PADA LAHAN TEGALAN” Disusun Oleh : Nama : Ade Hari Maskar NIM : 125040201111067 Kelas : Q Asisten : Ajeng Widakusuma D PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Laporan Maes Aspek Tanah Ade

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hahaha

Citation preview

Page 1: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

TUGAS MANAJEMEN AGROEKOSISTEM

“KUALITAS DAN KESEHATAN TANAH PADA LAHAN TEGALAN”

Disusun Oleh :

Nama : Ade Hari Maskar

NIM : 125040201111067

Kelas : Q

Asisten : Ajeng Widakusuma D

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

A. DESKRIPSI LOKASI

Lahan tegalan yang diamati terletak komplek perumahan new villa Bukit

sengkaling (Oma Kampus). Lahan tersebut memiliki luas ± 2 ha dengan

kondisi lahan tertutup gulma dan ada beberapa pohon sengon yang sengaja

ditanam disana,selain itu ada beberapa areal lahan yang sisa yang ditanami

kacang tanah seluas ± 50m x 50 m, terdapat juga tanaman singkong dengan

areal yang lebih kecil ditepi-tepi lahan, sisanya hanya dipenuhi rumput-rumut

pakan ternak. Lahan tegalan tersebut Lahan tegalan tersebut memiliki kondisi

tanah yang cukup baik dari segi kegemburannya. Pada saat Pengamatan

diambil sampel seluas 20 m x 20 m dengan menggunakan tali rapiah, sampel

diambil diareal yang terdapat tanaman kacang tanah. diarea

Page 3: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

B. METODE PELAKSANAAN

1. Waktu dan Tempat

Praktikum Manajemen Agroekosistem dilaksanakan pada tanggal 5

Maret 2014 di lahan tegalan, Malang. Lokasi yang digunakan sebagai lahan

tegalan untuk pengamatan yaitu di daerah “Villa Bukit Sengkaling Oma

Kampus”. Lahan tegalan yang kami amati berada tepat di dalam lokasi villa

yang merupakan lahan tegalan.

2. Alat, Bahan, dan Fungsi

a. Aspek Tanah

Lapang

Alat:

- Frame : untuk batas pengambilan sampel.

- Ring silinder : untuk mengambil sampel tanah/BI

- Sekop : untuk mencungkil tanah/BI

- Pisau/gunting : untuk memotong vegetasi alami di bagian

dalam frame

- Plastik : untuk tempat sampel seresah, understory,

dan diversitas cacing.

- Penggaris : untuk mengukur tebal seresah.

- Kamera : untuk dokumentasi kegiatan

- Palu dan balok : untuk menekan ring silinder

- Meteran : untuk mengukur frame yang akan dibuat

- Tali rafia : untuk membuat frame.

- Timbangan analitik : untuk menimbang sampel

- Kantong plastik : untuk wadah sampel setelah pengamatan

Bahan:

- Tanah, cacing, seresah, understory dan vegetasi alami : objek

pengamatan

Page 4: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

b. Laboratorium

Alat:

- Oven : untuk mengoven seresah, understory dan

sampel BI agar mengurangi kadar air

- Timbangan analitik : untuk menimbang sampel

- Amplop : untuk kantong saat sampel di oven

- Kamera : untuk dokumentasi kegiatan di

laboratorium

Bahan:

- Seresah, understory, cacing dan tanah : sebagai objek pengamatan

3. Cara Kerja Secara Umum di lapang

a. Pemasangan frame

pasang frame 20m x 20 m di tempat yang datar

bagi menjadi 4 bagian yang sama luasannya

dari masing-masing frame, buat frame seresah berukuran 50 cm x 50 cm

dokumentasi

b. Pengukuran ketebalan seresah

frame seresah

amati seresah yang ada di dalam seresah

ukur ketebalan seresah dengan penggaris

masukkan seresah ke dalam kantong plastik untuk diamati

dokumentasi

Page 5: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

c. Pengamatan understory

Amati frame yang digunakan pada pengamatan seresah

jika ada, potong tanaman yang berada di dalam frame

masukkan potongan tanaman dan pisahkan antara batang dan daun

dokumentasi

d. Pengamatan diversitas cacing, kascing dan biomassa cacing

Setelah understory selesai diamati, bersihkan frame pengamatan

Cungkil tanah hingga kedalaman ± 10-15 cm untuk mencari cacing

maupun kascing

Amati cacing dan jenis cacing, lalu masukkan ke kantong plastik untuk

diamati

Jika terdapat kascing/biomassa cacing, masukkan ke kantong plastik

Dokumentasi

e. Pengamatan BI

Pembuatan frame yang berukuran 20 m x 20 m

Bagi menjadi 4 bagian yang sama besar

Ambil bagian di tengah-tengah frame sebagai tempat pengambilan BI

Tekan ring silinder ke dalam tanah dan tekan dengan menggunakan balok/palu

hingga kedalaman 10 cm

Cungkil ring silinder dengan cetok/sekop,ratakan permukaan ring dan

masukkan ke dalam kantong plastik

Dokumentasi

Page 6: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

4. Cara Kerja Secara Umum di laboratorium

4.1 Biologi

a. Seresah

timbang berat basah seresah dan vegetasi alami

oven pada suhu 70-800 C selama 1 x 24 jam

timbang berat kering

catat hasil

b. Cascing

timbang berat kaleng

timbang berat basah cascing

timbang cascing + kaleng

oven pada suhu 105-1100 C selama 24 jam

timbang berat kering

catat hasil

c. understory

pisahkan antar batang dan daun dari understory

timbang berat basah daun dan batang dari masing-masing frame seresah

masukkan ke amplopdan oven selama 1 x 24 jam

keluarkan dari oven timbang berat kering understory batang dan daun

catat hasilnya dan dokumentasi

Page 7: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

d. Cacing

timbang berat kaleng

timbang berat basah cacing

amati jenis cacing tersebut

catat hasil

4.2 Fisika

a. BI

timbang ring silinder beserta isinya

timbang kaleng

timbang sub sampel tanah + kaleng

oven pada suhu 105-1100 C selama 1 x 24 jam

timbang berat kering

catat hasil dan dokumentasi

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Manajemen pengolahan lahan yang diamati

Kondisi lahan tegalan yang ada dilahan milik CV. New Villa Bukit

Sengkaling yang menjadi areal pengamatan didapati bedengan-bedengan

sisa budidaya tanaman kacang, pepohonan sengon,dan beraneka ragam

gulma. Kondisi lahan disekelilingnya datar dan permukaan tanahnya

ditutupi rumput, dan beberapa pohon sengon, dari kondisi lahan yang ada

dipetak sampel yang diamati dapat diketahui jika sebelumnya telah terjadi

Page 8: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

kegiatan budidaya kacang tanah dengan luasan areal ± 50 m x 50 m.

dipermukaan tanah terdapat bedengan-bedengan.

Menurut Ai Dariah, lahan dengan ciri-ciri di atas merupakan lahan yang

menggunakan Metode Vegetatif, dimana semua tindakan konservasi

menggunakan tumbuh-tumbuhan (vegetasi), baik tanaman legum yang

menjalar, semak perdu atau pohon, maupun rumput-rumputan dan tumbuh-

tumbuhan lainnya, serta sisa-sisa tanaman yang ditujukan untuk

mengendalikan erosi dan aliran permukaan.

Bedengan-bedengan tersebut mengindikasikan jika pengolahan yang

dilakukan dilapangan penolahan tanah maksimum (diolah semuanya).

Bedengan yang ada dilahan sampel dapat berdampak negative untuk

ekosistem biologinya, karena ada beberapa organisme tanah tidak menyukai

banyak perubahan pada tanah yang mungkin disebabkan oleh pengolahan

lahan yang berlebihan, dari segi fisika tanah tidak akan terlalu terganggu

karena dilahan didapati kondisi tanah cukup gembur dan konsistensinya

juga baik.

Berubahnya kondisi tanah akibat dari aktivitas manusia dapat

menyebabkan orgnisme-organisme yang baik bagi tanah mati dan siklus

energy ditanah menjadi menjadi terhenti. Siklus energy yang tehenti akan

membuat tanah menjadi semakin rusak. Hal tersebut dapat diketahui jika

produktivitas dari tanaman terus menurun, jika diamati di laboratorium akan

diketahui tanah tersebut mengalami masalah apa, misalnya organisme tanah

yang tidak ada.

Selain itu dilahan didapati sisa tanaman kacang tanah bukti jika

sebelumnya ada proses budidaya didaerah tersebut, sehrusnya jika menanam

kacang tanah untuk kondisi lahan tersebut tidak perlu dibuat bedengan

karena tanahnya sudah mencukupi criteria syarat tumbuh kacang tanah.

Apalagi kacang tanah juga bisa mengikat dan memproses N bebas diudara

yangdapat membantu kesuburan tanah didaerah tersebut.

Cacing tanah merupakan hewan makroorganisme tanah yang penting.

Cacing tanah mempunyai peranan penting terhadap perbaikan sifat tanah

seperti menghancurkan bahan organik dan mencampuradukkannya dengan

Page 9: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

tanah, sehingga terbentuk agregat tanah dan memperbaiki struktur tanah

(Buck, Langmaack, dan Schrader, 1999 et;al Hendri dkk. 2013). Perubahan

lingkungan yang dapat mempengaruhi populasi cacing tanah antara lain

ketersediaan hara dalam tanah, kemasaman tanah (pH), kelembaban tanah,

dan suhu atau temperatur tanah (Makalew, 2001et : al Hendri dkk. 2013).

Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan tekanan ban traktor pada

berbagai dosis pupuk urea menyebabkan terjadinya pemadatan tanah yang

berlebihan yang diunjukkan oleh nilai berat volume tanah yang tinggi. Hal

ini diduga karena adanya gaya tekan ban traktor yang mempengaruhi

pemadatan tanah. Selain itu akibat pemadatan gaya tekan ban traktor, urea

yang diberikan tidak lagi efektif dalam tanah sehingga juga ikut berdampak

pada pemadatan tanah.(Akbar, Y.dkk 2012).

Berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan para surveyor tanah

dapat diketahui jika aktivitas manusia khususnya pengolahan tanah tanpa

memperhatikan akibatnya akan berdampak buruk terhadap kehidupan yang

ada didalam tanah dan serta kualitas tanah seperti tekstur dan struktur tanah.

2. Data hasil pengamatan (tabel)2.1 Tabel fisika/BI

Lahan D Tinggi berat totalKA sub

BI (g/cm3)C + BB

subC + BKO

subC

Agroforestri 11 cm 10 cm 77,58 g 54,88 40,78 g 9.50 g 0,23Hutan 11 cm 10 cm 1340,6 g 50 g 28,73 g 9.50 g 0,608 Sawah 11 cm 10 cm 1250,20 g 57,42 g 39,80 g 9.50 g 0,832

Tegalan 11 cm 10 cm 1601,38 g 49,61 g 38,21 g 9,50 g 1,68

Ket : C = berat cawan kosong BB = berat basah

Page 10: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

BKO = berat kering oven

Perhitungan lahan tegalan

a. KA= Mair

Mpadatan =

(C+BBsub )−(C−BKOsub )(C+BKOsub )−C

= . . . gram

KA = 49,61−382149,61−9,50

= 11,4

40,11 = 0,28 gram

b. Vt = 14

πD2t=…cm3

Vt = 14

.3,14 . 112 .10=949,85 cm3

c. BI = MpVt

=

berat total1+KA

Vt=…

g

cm3

BI = 1601,381+0,28949,85

=1251,07949,85

=1,31g

cm3

2.2 Hasil pengamatan aspek Biologia. Lahan Tegalan

DATA sebelum dioven

Frame/pengamatan Indicator 1 2 3 4

Seresah Ketebalan seresah 1 cm 0,2 cm 0,3 cm 1,2 cm

Page 11: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

Berat Seresah 9 g 3,7 g 6 g 35,2 g

UnderstoryBatang 26,1 g (B) 29,8 g(B) 90 g(B) 36,9 g(B)Daun 19,5 g (D) 75,5 g(D) 45 g(D) 9,7 g (D)

Diversitas cacing

Jumlah cacing 5 - - -Kascing - - - -

Biomassa cacing 0,1 g - - -Jenis cacing Anesik : 5

Ket : B = batang D = daun

Tabel biologi pada lahan tegalan setelah di oven

Frame/pengamatan Indicator 1 2 3 4

SeresahKetebalan seresah 1 cm 0,2 cm 0,3 cm 1,2 cm

Berat Seresah 6,1 g 2,7 g 4,2 g 22,8 g

UnderstoryBatang 5,1 g (B) 7,1 g (B) 17,6 g (B) 11,2 g (B)Daun 7,3 g (D) 25,7 g (D) 13,6 g(D) 4,1 g (D)

Diversitas cacing

Jumlah cacing 5 - - -Kascing - - - -

Biomassa cacing 0,1 g - - -Jenis cacing anesik - - -

Ket : B = batang D = daun

b. Data Lahan hutan

Frame/pengamatan Indicator Frame

1 2 3 4

Seresah

Ketebalan seresah 2 cm 3 cm 3,5 cm 2,5 cmBerat seresah

kering sub sampel20 g - 36,80 g -

Berat Seresah basah sub sampel

100 g 100 g 100 g 100 g

UnderstoryBerat basah 3,9 g 42,5 gr 11,4 gr 11,4 grBerat kering 0,52 g 3,86 g 0,88 g 0,99 g

Diversitas cacing

Berat cacing 1,4 g 0,9 g 0,15 g 2 gKascing 45,1 g 37,4 g 26 g 20,9 g

Jumlah total cacing 6 cacing 6 cacing 10 cacing 12 cacing

Jenis cacing

Epigeik : 4 c

Endogeik:2 c

Epigeik: 2 c

Endogeik: 4 c

Epigeik : 5 c

Endogeik : 3 c

Epigeik : 9 c

Endogen : 3 c

c. Lahan Agroforestri

Frame/pengamatan Indicator Frame

1 2 3 4

Seresah Ketebalan seresah 0,5 0,5 0,5 -

Page 12: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

(cm)Berat seresah kering

sub sampel (g)1,5 4,4 2,5 -

Berat Seresah basah sub sampel (g)

5,1 8,6 5,3 -

UnderstoryBerat basah (g) 50 50 50 50Berat kering(g) 22,9 40,1 28,6 25,2

Diversitas cacing

Berat cacing(g) 1,1 0,5 0,2 0,2Kascing(g) - 4,7 0,8 14,6

Jumlah total cacing 3 1 4 2Jenis cacing Endogenik Endogenik Endogenik endogenik

d. Lahan Sawah

Frame/pengamatan Indicator Frame

1 2 3 4

Seresah

Ketebalan seresah (cm)

1 1,5 0,8 1

Berat seresah kering sub sampel (g)

0,5 0,3 0,9 0,11

Berat Seresah basah sub sampel (g)

3,9 2,7 7,4 2.1

UnderstoryDaun

Berat basah (g) 7,5 4,8 6,5 13,7Berat kering(g) 0,9 0,5 0,4 1,3

BatangBerat basah (g) 1,4 0,5 0,7 1,1Berat Kering (g) 0,2 0,1 0,11 0,2

Diversitas cacing

Berat cacing(g) 0,1Kascing(g) - - - -

Jumlah total cacing 1 - - -Jenis cacing Epigeik - - -

3. Pembahasan dibandingkan dengan literature

a. Aspek fisika

Hasil pengamatan laboratorium menunjukkan jika berat isi tanah yang

baik yaitu terdapat pada tanah agroforestri dengan berat isi tanah 0,23 g/cm3

selanjutnya yaitu tanah hutan 0,608 g/cm3, sawah 0,832 g/cm3, dan tegalan

1,68 g/cm3. Berat isi tanah salah satu aspek yang bisa diamati untuk

mengetahui kualitas tanah tersebut. Berat isi tanah menjadi indicator jika

tersebut sudah mengalami perubahan-perubahan yang bisa disebabkan oleh

berbagai faktor termasuk manusia, karena manusia menjadi salah satu yang

paling banyak berperan dalam perubahan tanah.

Page 13: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

Berat isi tanah rendah dikarenakan jumlah bahan organic yang tinggi,

jumlah runag pori yang banyak. Berat isi tanah yang tinggi disebabkan oleh

gumpalan/agregat tanah yang besar-besar yang menyebabkan jumlah pori

rendah, bahan organic yang kurang, dan bahan mineralnya yang tinggi.

Dari berat isi tanah dapat diketahui apakah tanah tersebut baik atau tidak.

Seperti penyataan Grossman & Reinsch (2002) et ; al Kurnia, E dkk (2006)

tanah dengan ruang pori tinggi seperti tanah liat cenderung mempunyai

berat volume lebih rendah. Sebaliknya tanah dengan tekstur kasar, walaupun

ukuran porinya lebih besar, namun total ruang porinya lebih kecil,

mempunyai berat volume yang lebbih tinggi. Komposisi mineral tanah,

seperti dominannya mineral dengan berat jenis partikel tinggi didalam

tanah, menyebabkan berat volume tanah menjadi lebih tinggi pula.

b. Aspek Biologi

Dari data laboratorium menunjukan jika dihutan keragaman diversitas

cacing, bahan-bahan organicdan penutup tanahnya (understory) menjadi

yang paling tinggi dibanding lahan tegalan, sawah dan agroforestri. Hal

terebut memiliki kaitan dengan kualitas tanah. Jika seresah(bahan organic

disuatu tempat cukup tinggi dengan didukung tanaman penutup tanah

(understory) dan organisme pengurai yang masih aktif akan membuat

kualitas semakin baik. Organsme tanah menbutuhkan bahan organic sebagai

asupan nutrisi dan kotoran dari organisme tanah akan membuat tanah

menjadi lebih baik.

Penutup tanah berperan dalam menjaga kelembaban tanah dan

menjaga tanah dari erosi permukaan. Sedangkan bahan organic menjadi

makanan bagi organisme tanah. Terdapatnya perbedaan dimasing-masing

tempat seperti hutan, sawah, tegalan, dan agroforestri disebabkan karena

campur tangan manusia. Daerah hutan masih terjaga dengan baik

ekosistemnya, terbukti dari hasil seresah, understory dan diversitas cacing

yang masih tinggi. Selanjutnya daerah agroforestri, hutan modifikasi

manusia yaitu dengan mencampurkan kegiatan budidaya dengan kehutanan.

Pada lahan sawah kondisi lahannya sudah sangat berubah, dimana lahannya

dibuat sedemikian rupa sehingga terus tergenang,dan areal terbuka terus-

Page 14: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

menerus. Pada lahan tegalan masih tinggi tanah penutup tanah, pohon tetap

ada tapi hanya beberapa.

Jadi, keragaman ekosistem berperan penting dalam kualitas tanah,

yang dapat terlihat dari seresah, understory, diversitas cacing, dan tumbuhan

yang ada didaerah tersebut. Hutan dan vegetasinya memiliki peranan dalam

pernbentukan dan pemantapan agregat tanah. Vegetasinya berperan sebagai

pemantap agregat tanah karena akar akarnya dapat mengikat partikel-

partikel tanah dan juga mampu menahan daya tumbuk butir-butir air hujan

secara langsung ke permukaan tanah sehingga penghancuran tanah dapat

dicegah. Selain itu seresah yang berasal dari daun-daunnya dapat

meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Hal inilah yang dapat

mengakibatkan perbaikan terhadap sifat fisik tanah, yaitu pembentukan

struktur tanah yang baik maupun peningkatan porositas yang

dapatmeningkatkan perkolasi, sehingga memperkecil erosi (rahmawati dkk,

2013).

Penyebab lainnya yaitu alih fungsi lahan menjadi lahan pertanian

seperti sawah, dan tegalan. Hal tersebut menyebabkan kerusakan tanah dan

kerusakan ekosistem semakin cepat. Alih guna hutan menjadi lahan

pertanian telah menunjukkan dampak yang sangat besar terutama terhadap

kerusakan lingkungan, akan tetapi proses itu terus berlangsung dan telah

menunjukkan dampak-dampak negatif yang berlangsung dan tidak seorang

pun yang tahu sampai kapan proses itu dipastikan dapat dihentikan. Alih

guna lahan menyebabkan berkurangnya kerapatan tanaman dan keragaman

jenis tanaman (rahmawati dkk, 2013).

.

KESIMPULAN

Page 15: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu dari perbandingan keempat jenis

ekosistem tersebut ialah ekosistem hutan lebih baik dibanding yang lainnya. Ada

beberapa faktor yang menyebabkan perubahan ekosistem tersebut yaitu sebagai

berikut:

1) Aktivitas manusia : aktivitas manusia sangat mempengaruhi kerusakan

lingkungan (tanah, organisme, dan tumbuhan) yang ada

dikosistem tersebut.perubahan tersebut akibat dari alih

fungsi lahan (hutan-pertanian), pengelolaan tanah yang

berlebihan tanpa memperhatikan dampaknya, kurangnya

pengetahuan tentang pentingnya keseimbangan ekosistem.

2) Alam itu sendiri : alam dapat menimbulkan beberapa masalah seperti erosi

letusan gunung dsb, yang dapa merubah

ekosistem,khususnya ditanah yang terdapat beberapa

organisme yang tidak suka dengan perubahan lingkungan

yang drastic

Kerusakan-kerusakan tersebut jika tidak ditanggulangi akan menyebabkan banyak

dampak yang tidak baik,khususnya diduni pertanian. Proses budidaya akan

terganggu dan menimbulkan kerugian financial yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

Ai Dariah,----. Konservasi Tanah Pada Lahan Tegalan .Balai Penelitian Tanah,

Bogor dan Anggota MKTI

Akbar Y, dkk. 2012. pemadatan tanah dan hasil kedelai (glycine max l merill)

akibat pemupukan urea dan tekanan ban traktor (Soil Compaction and

Soybean Yield Due to Urea and Tractor Tire Pressure Treatments).

Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala,. Darussalam Banda Aceh

Hendri.dkk. 2013. pengaruh sistem olah tanah dan aplikasi mulsa bagas terhadap

populasi dan biomassa cacing tanah pada pertanaman tebu (saccharum

officinarum l.) tahun ke 2. Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian

Universitas Lampung. Bandar Lampung

Kurnia,U,dkk .2006.Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisinya. Balai Besar

Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Badan Penelitian dan

Pengembangan, Departemen Pertanian.

Rahmawati, 2013, sifat fisik tanah pada hutan primer, agroforestri dan kebun

kakao di subdas wera saluopa desa leboni kecamatan pamona puselemba

kabupaten poso. Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako

. Palu, Sulawesi Tengah.

DOKUMENTASI

Page 17: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

Lahan

Kondisi lokasi lahan tegalan

Lahan tegalan dekar dengan perumahan warga

Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tanah

Page 18: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

Seresah dan sisa gulma Seresah pada frame

Cacing Tanah

Proses pengambilan BI dan Pengamatan

Menentukan daerah pengambilan sampel Menempatkan ring sampel

Page 19: Laporan Maes Aspek Tanah Ade

Menekan ring ke bawah Pengambilan ring sampel

Persiapan pengukuran lahan Pengamatan tanaman understory