11
 MAMALIA (LAPORAN PRAKTIKUM MAMALOGI) Oleh : Septiya Reni 0917021047  JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2011

laporan mamal

Embed Size (px)

Citation preview

MAMALIA(LAPORAN PRAKTIKUM MAMALOGI)

Oleh : Septiya Reni 0917021047

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2011

Anjing Australia (Canis dingo)

Klasifikasi : Kingdom: Fillum: Sub filum: Class: Sub class: Ordo: Family: Genus: Spesies: Animalia Chordata Vertebrata Mammalia Theria Carnivora Canidae Canis Canis dingo

Deskripsi : Dingo adalah hewan legendaris sebagai anjing liar Australia . Hidup sendiri .Berkomunikasi dengan serigala-seperti contohnya dengan lolongan. Dingoes hanya berkembang biak sekali dalam setahun. Memiliki ekor yang panjang dibandingkan anjing indonesia.

Deskripsi :Dingo adalah hewan legendaris sebagai anjing liar Australia, meskipun terdapat juga di Asia Tenggara. Hewan-hewan Australia mungkin keturunan dingoes Asia yang diperkenalkan ke benua sekitar 3.000 hingga 4.000 tahun yang lalu.

Canis emas atau berwarna kemerahan mungkin hidup sendiri (laki-laki terutama anak muda) atau hingga sepuluh hewan. Mereka menjelajahi jarak yang jauh dan berkomunikasi dengan serigala-seperti contohnya dengan lolongan.

Dingoes hanya berkembang biak sekali setahun. Betina biasanya melahirkan lima anak anjing, yang tidak independen sampai enam hingga delapan bulan usia. Dalam komunitas, seorang perempuan yang dominan peternakan akan membunuh keturunan dari betina lain.

Australia adalah rumah bagi begitu banyak hewan-hewan yang umumnya dianggap hama. Sebuah "pagar dingo" yang terkenal telah didirikan untuk melindungi tanah penggembalaan bagi lembu sapi benua domba. Sangat mungkin bahwa dingoes lebih hidup di Australia saat ini daripada ketika Eropa pertama tiba.

Meskipun dingoes banyak, galur murni genetik mereka secara bertahap sedang dikompromikan. Mereka bisa dan melakukan kawin silang dengan anjing domestik untuk menghasilkan binatang hibrida. Studi menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga dingoes tenggara Australia adalah hibrida.

www.National Geographic.htm Komentar: Canis dingo memang masih banyak populasinya di Australi namun mereka telah mangalami banyak perubahan gen yang disebabkan oleh perkawinan canis dingo dengan canis jenis lainya. Memang telah banyak pelestarian terhadap hewan ini namun tetap harus diupayakan agar jenis anjing ini tidak punah dari sifat aslinya.

Pertanyaan : 1. Aspek apa yang ditekankan dalam kegiatan tersebut ? 2. Jelaskan pandangan saudara sebagai mahasiswa biologi? 3. Jelaskan perbedaan sudut pandang saudara selaku mahasiswa dengan masyarakat umum. Jawab :1. Dalam kegiatan tersebut harus mengarah terhadap usaha pengenalan

jenis dan keberadaan dari spesies jenis anjing australia.2. Usaha pengenalan jenis anjing australia ini tidak hanya dalam ruang

lingkup negara australia itu sendiri melainkan harus tereksplor keberbagai daerah atau negara agar anjing australia ini dapat terjaga .3. Masyarakat umumnya lebih suka dengan fariasi fariasi genetik dari

Canis dingo ini, seperti halnya warna ranbut, bentuk telinga, pola makan dan lain lain. Namun tindakan ini dapat membahayakan terhadap kelestarian sifat asli dari anjing tersebut. Sebagai mahasiswa biologi harus turut serta dalam usaha pelestarian sifat dan keberadaan jenis anjing tersebut.

Canis familiaris

Klasifikasi :

Kerajaan: Filum: Sub filum: Kelas: Sub kelas: Ordo: Famili: Bangsa: Genus: Spesies:

Animalia Chordata Vertebrata Mammalia Theria Carnivora Canidae Canini Canis C. familiaris

Deskripsi : Anjing Kintamani adalah ras anjing yang berasal dari daerah pegunungan Kintamani, pulau Bali. Anjing yang memiliki sifat pemberani ini sudah lama mulai dibiakan sehingga dapat diakui oleh dunia internasional. Secara fenotipe Anjing Kintamani mudah dikenal, dapat dibandingkan dengan jelas antara Anjing Kintamani dengan anjing-anjing lokal yang ada, ataupun anjing hasil persilangan antara ras yang sama maupun persilangan lainnya. Standar fenotipe Anjing Kintamani meliputi ciri-ciri umum, sifat-sifat umum, tinggi badan hingga ke gumba, dasar pigmentasi kulit, bentuk kepala, telinga, mata, hidung, gigi, bentuk leher, bentuk badan, kaki dan ekor mempunyai kesamaan. Perbedaannya pada distribusi warna bulu dan ditetapkan pada tanggal 16 Oktober 1994. Standar ini dipakai sebagai acuan dasar pada setiap kontes anjing dan pameran Anjing Kintamani dan telah mendapat pengakuan PERKIN (Dharma.M.N. Dewa; PudjiRahardjo; Kertayadnya I.G, 1994.). Ciri-ciri umum

Anjing ini dapat digolongkan dalam kelompok anjing pekerja dengan ukuran sedang, memiliki keseimbangan tubuh dan proporsi tubuh yang baik dengan pertulangan kuat yang dibungkus oleh otot yang kuat, sebagai anjing pegunungan memiliki bulu yang panjang (moderat) dengan warna putih spesifik, hitam atau cokelat. Pengelompokan dalam sistem FCI, anjing Kintamani masuk dalam group V karena memiliki ciri-ciri anjing spitz dan tipe primitif seperti Chow Chow, Basenji, dan Samoyed. Sifat-sifat umum

Anjing Kintamani memiliki sifat pemberani, tangkas, waspada dan curiga yang cukup tinggi. Merupakan anjing penjaga yang cukup handal, sebagai pengabdi yang baik terhadap pemiliknya, loyal terhadap seluruh keluarga pemilik dan tidak lupa pada pemilik atau perawatnya. Anjing Kintamani (Bali) suka menyerang anjing atau hewan lain yang memasuki wilayah kekuasaannya dan juga menggaruk-garuk tanah sebagai tempat perlindungan. Pergerakannya bebas, ringan dan lentur. Bentuk kepala

Kepala bagian atas lebar dengan dahi dan pipi datar, moncong proporsional dan kuat terhadap ukuran bentuk kepala, rahang tampak kuat dan kompak, memiliki gigi-gigi kuat dengan gerakan gigi seperti menggunting, bibir berwama hitam atau cokelat tua. Telinganya tebal, kuat, berdiri berbentuk V terbalik dengan ujung agak membulat. Jarak antara kedua telinga cukup lebar, panjang telinga kurang lebih sama bila dibandingkan dengan jarak antara dasar dua telinga bagian dalam dengan sudut mata luar. Mata berbentuk lonjong seperti buah almond dengan bola mata berwarna cokelat gelap dan bulu mata berwarna putih. Hidung berwarna hitam atau coklat tua dan warna hidung ini sering berubah karena penambahan umur dan musim. Untuk mempercepat pengakuan dari Federasi Kinologi Internasional, dalam memenuhi persyaratan perlu upaya-upaya secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu upaya adalah meneliti hubungan antara stuktur dan profil DNA distribusi warna bulu putih spesifik secara genotip dengan fenotip warna bulu putih spesifik pada Anjing Kintamani. Distribusi warna bulu pada Anjing Kintamani dapat dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu: 1. Warna bulu putih sedikit kemerahan dengan warna coklat-kemerahan pada telinga, bulu di bagian belakang paha dan ujung ekornya. 2. Warna hitam mulus atau dengan dada putih sedikit. 3. Warna coklat muda atau cokiat tua dengan ujung moncong kehitaman, sering disebut oleh masyarakat sebagai warna Bang-bungkem.4. Warna dasar coklat atau coklat muda dengan garis-garis warna

kehitaman, yang oleh masyarakat disebut warna poleng atau anggrek. Tinggi dan bentuk badan

Anjing Kintamani jantan mempunyai tinggi 45 cm sampai 55 cm dan anjing betina 40 cm sampai 45 cm. Dengan warna bulu kebanyakan berwarna putih spesifik (sedikit kemerahan) dengan warna merah kecoklatan (krem) pada ujung telinga, ekor dan bulu di belakang paha. Warna lainnya adalah hitam mulus dan cokelat dengan moncong berwarna hitam (bangbungkem), pigmentasi kulit,

hidung, bibir kelopak mata, skrotum, anus dan telapak kaki berwarna hitam atau cokelat gelap. Lehernya tampak anggun dengan panjang sedang, kuat dengan perototan yang kuat pula. Dada dalam dan lebar, punggung datar, panjangnya sedang dengan otot yang baik. Badan anjing betina relatif lebih panjang dari jantan. Anjing Kintamani (Bali) memiliki bulu krah (badong) panjang berbentuk kipas di daerah gumba, makin panjang bulu badong makin baik. Kaki agak panjang, kuat dan lurus jika dilihat dan depan atau belakang. Tumit tanpa tajir, gerakan kaki ringan. Ekor memiliki bulu yang bersurai, posisinya tegak membentuk sudut 45 derajat atau sedikit melengkung tetapi tidak jatuh atau melingkar di atas pinggang atau jatuh ke samping. Makin panjang bulu ekor makin baik .

www.National Geographic.htm

Komentar :

Canis familiaris merupakan salah satu kekayaan alam indonesia karena jenis anjing ini adalah khas ajing bali yang berasal dari pegunungan kintamani. Anjing ini telah banyak dipelihara oleh masyarakat sekitar. Pelestarian terhadap sifat asli anjing ini harus tetap terjaga.

Pertanyaan : 1. Aspek apa yang ditekankan dalam kegiatan tersebut ? 2. Jelaskan pandangan saudara sebagai mahasiswa biologi? 3. Jelaskan perbedaan sudut pandang saudara selaku mahasiswa dengan masyarakat umum. Jawab :1. Dalam kegiatan tersebut harus mengarah terhadap usaha pengenalan

jenis dan keberadaan dari spesies jenis anjing kintamani.2. Usaha pengenalan jenis anjing bali ini tidak hanya dalam ruang

lingkup negara aindonesia itu sendiri melainkan harus tereksplor keberbagai daerah atau negara agar anjing bali ini dapat terjaga .3. Masyarakat umumnya lebih suka dengan fariasi fariasi genetik dari

Canis familiaris ini, seperti halnya warna ranbut, bentuk telinga, pola makan dan lain lain. Namun tindakan ini dapat membahayakan terhadap kelestarian sifat asli dari anjing tersebut. Sebagai mahasiswa biologi harus turut serta dalam usaha pelestarian sifat dan keberadaan jenis anjing tersebut.

Anjing Kintamani (Canis familiaris)

Klasifikasi : Kingdom: Fillum: Sub fillum: Class: Sub Class: Ordo: Family: Genus: Spesies: Animalia Chordata Vertebrata Mammalia Theria Carnivora Canidae Canis C. familiaris

Deskripsi : Anjing Kintamani adalah ras anjing yang berasal dari daerah pegunungan Kintamani, pulau Bali. Anjing Kintamani (Bali) memiliki bulu krah (badong) panjang berbentuk kipas di daerah gumba, makin panjang bulu badong makin baik. memiliki bulu yang panjang (moderat) dengan warna putih spesifik, hitam atau cokelat.