15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batuan adalah suatu mineral penyusun kerak bumi yang terbentuk karena pembekuan magma yang keluar dari bawah permukaan bumi salah satunya melalui letusan gunung berapi. Magma yang telah keluar itu selanjutnya membeku karena pengaruh suhu. Terjadi proses yang sangat panjang dalam pembekuan magma tersebut. Pada proses yang panjang itu, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan batuan- batuan tersebut, diantaranya adalah air dan angin. Faktor- faktor inilah yang menyebabkan suatu batuan mengalami ubahan secara kimia, fisika, maupun biologi menjadi batuan yang baru. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Praktikum Batuan Metamorf ini dilakukan guna memberi pengetahuan serta melatih praktikan agar dapat mengenal karakteristik batuan metamorf secara spesifik. 1.2.2 Tujuan Tujuan dilaksanakannya praktikum batuan metamorf ini, antara lain : 1. Mampu mengenal karakteristik batuan metamorf 2. Mampu memahami klasifikasi batuan metamorf

laporan metamorf 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metamorf

Citation preview

Page 1: laporan metamorf 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan adalah suatu mineral penyusun kerak bumi yang terbentuk karena

pembekuan magma yang keluar dari bawah permukaan bumi salah satunya

melalui letusan gunung berapi. Magma yang telah keluar itu selanjutnya

membeku karena pengaruh suhu. Terjadi proses yang sangat panjang dalam

pembekuan magma tersebut. Pada proses yang panjang itu, terdapat faktor-

faktor yang mempengaruhi pembentukan batuan-batuan tersebut, diantaranya

adalah air dan angin. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan suatu batuan

mengalami ubahan secara kimia, fisika, maupun biologi menjadi batuan yang

baru.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Praktikum Batuan Metamorf ini dilakukan guna memberi pengetahuan

serta melatih praktikan agar dapat mengenal karakteristik batuan metamorf

secara spesifik.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktikum batuan metamorf ini, antara lain :

1. Mampu mengenal karakteristik batuan metamorf

2. Mampu memahami klasifikasi batuan metamorf

3. Mampu mendeskripsikan batuan metamorf

Page 2: laporan metamorf 1

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Batuan Metamorf

Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk akibat adanya

proses perubahan tekanan (P), temperatur (T) atau kedua-duanya dengan

temperatur berkisar antara 200-800 derajat C. Pada proses ini batuan tidak

mengalami perubahan komposisi kimia (isokimia) serta tanpa melalui fasa cair

(dalam keadaan padat).

Proses metamorfosa tersebut membentuk batuan menjadi berbeda

dengan batuan asalnya. Perbedaan tersebut terlihat pada tekstur dan struktur

maupun asosiasi mineralnya. Apabila batas kestabilan terlampaui maka

perubahan tekanan (P), temperatur (T) atau keduanya dapat mengubah mineral

dan hubungan antar butiran/kristalnya. Selain faktor tekanan dan temperatur,

pembentukan batuan metamorf juga tergantung pada jenis batuan asalnya.

Batuan metamorf juga dapat diartikan sebagai batuan asal atau batuan

induk baik berupa batuan beku, batuan sedimen yang mengalami perubahan

mineralogi, tekstur serta struktur sebagai akibat adanya perubahan temperatur

(di atas proses diagenesa dan di bawah titik lebur; 200-350oC < T < 650-800oC)

dan tekanan yang tinggi (1 atm < P < 10.000 atm). Proses metamorfisme

tersebut terjadi di dalam bumi pada kedalaman lebih kurang 3 km – 20 km.

Menurut Winkler (1989), proses-proses metamorfisme itu mengubah

mineral-mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh atau respons

terhadap kondisi fisika dan kimia di dalam kerak bumi yang berbeda dengan

kondisi sebelumnya.

2.1.1 Tipe-tipe Metamorfisme

Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk akibat adanya

perubahan tekanan, temperature, atau keduanya . berdasarkan proses dan

genesanya, batuan metamorf dibagi menjadi enam bagian, antara lain :

1. Metamorf Termal, proses ini sering disebut juga metamorfisme kontak,

proses ini terjadi pada kontak sebuah intrusi magma atau lava melalui

celah-celah magma, sehingga terjadi kenaikan suhu pada jalur tersebut.

Page 3: laporan metamorf 1

Kemudian, panas akan diteruskan ke batuan sekitarnya, proses ini terjadi

pada tekanan rendah dan temperatur tinggi. Proses yang terjadi adalah

rekristalisasi dan reaksi antara mineral dan larutan magmatik serta

penggantian dan penambahan mineral. Contoh batuan dari proses

metamorfisme ini adalah batu gamping menjadi batu marmer.

Gambar 2.1Batu Marmer

2. Metamorfisme Regional, terjadi akibat adanya kenikan tekanan (P) dan

temperatur (T) secara bersama-sama, biasanya terjadi di zona subduksi.

Contoh batuan dari proses metamorfisme ini adalah amfibolit

Gambar 2.2Amfibolit

3. Metamorfisme Dinamo, proses ini sering disebut metamorfisme

dislokasi/katalastik karena proses ini terjadi pada dislokasi atau deformasi

lokal yang intensif pada tempertur dan tekanan yang rendah. Proses

dimulai dengan breksi patahan, kemudian milonit.

Page 4: laporan metamorf 1

Gambar 2.3Batu Sabak

2.1.2 Faktor-faktor Metamorfisme

Dalam pembentukan batuan metamorf, terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi genesanya. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :

1. Temperatur, merupakan faktor pengontrol yang berperan dalam proses

metamorfisme. Kenaikan yang terjadi pada temperatur dapat

menyebabkan terjadinya perubahan dan rekristalisasi kembali mineral-

mineral dalam batuan yang telah ada tanpa melalui fase cair. Pada kondisi

ini temperatur sekitar 350-1200 derajat celcius.

2. Tekanan, kenaikan yang terjadi pada tekanan dapat menyebabkan terjadi

perubahan dan rekristalisasi pada mineral dalam batuan yang telah ada

sebelumnya. Menurut Jackson kondisi ini terjadi pada tekanan sekitar 1-

10.000.

3. Aktivitas Larutan Kimia, kondisi ini terjadi pada temperatur sekitar 350oC –

1200oC dan tekanan 1 – 10000 bar (Jackson) = (0,9869) atm.

2.2 Klasifikasi Batuan Metamorf

Pembentukan batuan metamorf memiliki genesa yang berbeda-beda. Hal

ini yang melatarbelakangi adanya pengklasifikasian batuan metamorf terhadap

beberapa aspek.

2.2.1 Berdasarkan Tekstur

Tekstur merupakan sifat mineral/butiran atau hubungan antara butir pada

suatu batuan. Berdasarkan tekstur, batuan metamorf ini terbagi menjadi tiga

jenis, antara lain :

1. Granoblastik, tekstur ini memperlihatkan susunan mineral yang memmiliki

butiran dengan dimensi yang sama

Page 5: laporan metamorf 1

2. Lepidoblastik, tekstur ini memperlihatkan susunan mineral-mineral pipih

yang sejajar

3. Nematoblastik, tekstur ini memperlihatkan susunan mineral-mineral

prismatic, tabular, dll.

Tekstur diatas merupakan tektur tekstur umum yang terdapat pada batuan

metamorf. Dari ketiga tekstur tersebut, tekstur batuan metamorf dapat

diklasifikasikan menjadi dua tekstur, antara lain :

1. Heteroblastik, tekstur ini memperlihatkan butiran yang tidak seragam

2. Homeoblastik, tekstur ini memperlihatkan butiran yang seragam

2.2.2 Berdasarkan Struktur

Struktur batuan metamorf ditinjau dari bentuk mineral yang terdapat di

tubuh batuan metamorf. Tekstur ini terbagi menjadi dua jenis, antara lain :

1. Foliasi (berlapis), struktur ini tersusun dari mineral berbentuk pipih sebagai

akibat dari proses metamorfisme yang melatarbelakangi

pembentukannya.

2. Non Foliasi (tidak berlapis), struktur ini tersusun dari mineral yang

membulat. Pada umumnya terbentuk dari proses metamorfisme thermal

2.3 Mineral Penyusun Batuan Metamorf

Pada umumnya mineral-mineral penyusun batuan metamorf merupakan

mineral serie bowen dan mineral-mineral khas batuan metamorf, antara lain :

1. Amphibole

2. Biotite

3. Plagioklas Feldspar

4. Orthoklas

5. Mica

6. Kuarsa

7. Kalsit

Page 6: laporan metamorf 1

BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas

Praktikan mendapatkan tugas mendeskripsikan batuan metamorf

sebanyak tiga buah.

3.2 Pembahasan

No. Batuan : LG/BM/2/2012

Warna Batuan : Grey

Tekstur : Heteroblastik

Struktur Batuan : Foliasi

Komposisi : Hornblenda, Plagioklas

Proses Metamorfisme : Metamorfisme Regional

Foto 3.1Batuan Metamorf 1

Sketsa 3-D :

Page 7: laporan metamorf 1

No. Batuan : LG/BM/--/2012

Warna Batuan : Kehijauan

Tekstur : Homeoblastik

Struktur Batuan : Foliasi

Komposisi : Olivin

Proses Metamorfisme : Metamorfisme Dinamo

Foto 3.2Batuan Metamorf 2

Sketsa 3-D :

No. Batuan : LG/BM/49/2012

Warna Batuan : Putih Kehijauan

Tekstur : Homeoblastik

Struktur Batuan : Foliasi

Komposisi : Olivin, Kuarsa, Plagioklas

Proses Metamorfisme : Metamorfisme Dinamo

Page 8: laporan metamorf 1

Foto 3.3Batuan Metamorf 3

Sketsa 3-D :

No. Batuan : LG/BS/X4/2012

Warna Batuan : Coklat

Tekstur : Heteroblastik

Struktur Batuan : Foliasi

Komposisi : Orthoklas, Plagioklas

Proses Metamorfisme : Metamorfisme Dinamo

Gambar 3.4Batuan Metamorf 4

Sketsa 3-D :

Page 9: laporan metamorf 1

No. Batuan : LG/BS/49/2012

Warna Batuan : Black

Tekstur : Homeoblastik

Struktur Batuan : Non-Foliasi

Komposisi : Biotit

Proses Metamorfisme : Metamorfisme Thermal

Gambar 3.5Batuan Metamorf 5

Sketsa 3-D :

Page 10: laporan metamorf 1

BAB IV

ANALISA

Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk akibat adanya

perubahan tekanan, temperature atau keduanya karena adanya gaya geologi.

Batuan metamorf ini sangat tampak pada teksturnya. Pada umumnya,

batuan metamorf memiliki ciri umum yang khas. Contohnya, pada metamorfisme

termal batuan yang terbentuk cenderung hitam. Hal ini dikarenakan batuan ini

terbentuk pada suhu yang sangat tinggi. Metamorfisme dinamo pada umumnya

membentuk batuan yang cenderung pipih. Hal ini dikarenakan batuan ini

terbentuk pada tekanan yang sangat tinggi. Sedangkan metamorfisme regional

pada umumnya membentuk batuan yang cenderung hitam dan pipih. Hal ini

dikarenakan batuan ini terbentuk pada tekanan dan suhu yang sangat tinggi.

Pemerian batuan metamorf pada umumnya dilakukan berdasarkan

kandungan mineral pada batuan tersebut.

Page 11: laporan metamorf 1

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa

mendeskripsikan suatu batuan harus memahami karakteristik batuan itu sendiri.

Batuan sedimen memiliki karakteristik yang khas mulai dari tekstur dan struktur.

Batuan metamorf juga dapat diklasifikasikan berdasarkan genesanya ;

metamorfisme termal, metamorfisme dinamo, dan metamorfisme regional.

Metamorfisme termal, proses ini terjadi pada suhu yang sangat tinggi

sehingga membentuk batuan yang sangat hitam. Metanorfisme dinamo, proses

ini terjadi pada tekanan yang sangat tinggi sehingga membentuk batuan yang

pipih. Sedangkan metamorfisme regional, proses ini terjadi pada tekanan dan

suhu yang sangat tinggi sehingga membentuk batuan yang hitam dan pipih.

Untuk mendeskripsikan batuan metmorfisme diperlukan pemahaman

terhadap seluruh parameter yang digunakan pada pendeskripsian. Contohnya

tekstur batuan metamorf (homeoblastik, heteroblastik), struktur batuan metamorf

(foliasi, non foliasi).

Page 12: laporan metamorf 1

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, “Batuan Metamorf”, wingmanarrows.wordpress

Ahira Anne, 2012, “Batuan Metamorf”, anneahira.com

Ibash, 2012, “Batuan Metamorf”, basdargeophysics.wordpress.com

Anonymous, 2010 “Jurnal Geologi”, jurnal-geologi.blogspot

Ali Fahmi, 2007, “Tipe-Tipe Metamorfisme”, alifahmi.wordpress.com

Ariany Mitha, 2012, “Batuan Metamorf”, mithaariany.wordpress

Budie Pt, 2012, “Proses Pembentukan Metamorf”, ptbudie.wordpress.com