12
IDENTIFIKASI Proteus mirabilis (BAHAN PEMERIKSAAN URINE) I. Pendahuluan Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian penting dalam mikrobiologi. Bakteri berasal dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok terbanyak dari organisme hidup. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali berinteraksi dengan bakteri. Bakteri pertama kali ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang

Laporan Mikro - Proteus Mirabilis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan proteus Mirabilis

Citation preview

Page 1: Laporan Mikro - Proteus Mirabilis

IDENTIFIKASI Proteus mirabilis

(BAHAN PEMERIKSAAN URINE)

I. Pendahuluan

Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan

klasifikasi bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri.

Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel

bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap

perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian

penting dalam mikrobiologi.

Bakteri  berasal dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah

kelompok terbanyak dari organisme hidup. Sehingga dalam kehidupan sehari-

hari kita sering kali berinteraksi dengan bakteri. Bakteri pertama kali

ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan

mikroskop buatannya sendiri.

Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak

mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau

terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution

series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau

padat, misatnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu.

Tehadap bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran

dilakukan terhadap air tempat zat tersebut dicelupkan/ direndam.Dan jika

bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan membuka cawan petri yang

berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium mikrobiologi,

populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu

jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya

(sutedjo, 1996).

Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba

tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni.

Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan

dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi

Page 2: Laporan Mikro - Proteus Mirabilis

mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour

plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran ( dilution plate) serta

micromanipulator.

II. Hari dan Tanggal Praktikum

Hari 1 : Selasa, 11 Maret 2014

Hari 2 : Rabu, 12 Maret 2014

Hari 3 : Kamis, 13 Maret 2014

III. Tujuan Praktikum

Memahami gambaran koloni Proteus mirabilis pada media Mac Conkey

serta untuk memahami cara identifikasi dan isolasi Proteus mirabilis.

IV. Tinjauan Pustaka

Sebenarnya Proteus mirabilis merupakan flora normal dari saluran cerna

manusia. Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri

ini memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi

bersifat patogen. Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki

muda, akan tetapi pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa

karena berhubungan pula dengan penyakit prostat. Proteus sering juga

terdapat dalam daging busuk dan sampah serta feses manusia dan hewan.

Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada tanaman (Frances., 1994).

Bakteri ini mampu memproduksi enzim urease dalam jumlah besar.

Enzim urease yang menghidrolisis urea menjadi ammonia (NH3)

menyebabkan urin bertambah basa. Jika tidak ditanggulangi, pertambahan

kebasaan dapat memicu pembentukan kristal sitruvit (magnesium amonium

fosfat), kalsium karbonat, dan atau apatit. Bakteri ini dapat ditemukan pada

batu/kristal tersebut, bersembunyi dalam kristal dan dapat kembali

menginfeksi setelah pengobatan dengan antibiotik. Semakin banyak

batu/kristal terbentuk, pertumbuhan makin cepat dan dapat menyebabkan

gagal ginjal. Proteus mirabilis memproduksi endotoksin yang memudahkan

Page 3: Laporan Mikro - Proteus Mirabilis

induksi ke sistem respon inflamasi dan membentuk hemolisin. Bakteri ini

dapat pula menyebabkan pneumonia dan juga prostatitis pada pria. P.

mirabilis menyebabkan 90% dari semua Proteus infeksi pada manusia

(Frances., 1994).

Gejala uretritis tidak terlalu nampak, termasuk frekuensi kencing dan

adanya sel darah putih pada urin. Sistitis (infeksi berat) dapat dengan mudah

diketahui dan termasuk sakit punggung, nampak terkonsentrasi, urgensi,

hematuria (adanya darah merah pada urin), sakit akibat pembengkakan bagian

paha atas. Pneumonia akibat infeksi bakteri ini memiliki gejala demam, sakit

pada dada, flu, sesak napas. Prostatitis dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri

ini, gejalanya demam, pembengkakan prostat (Frances., 1994).

Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh P. mirabilis juga seringkali

terjadi pada pria dan wanita yang melakukan hubungan seksual tanpa

pengaman (Frances., 1994).

Kebanyakan kasus infeksi Proteus mirabilis terjadi pada pasien di rumah

sakit. Infeksi ini biasanya terjadi karena peralatan media yang tidak steril,

seperti catheters, nebulizers (untuk inhalasi), dan sarung tangan untuk

pemeriksaan luka (Frances., 1994).

V. Alat dan Bahan

Alat

Inkubator, korek api, lampu spirtus, ose bulat dan ose tusuk, rak tabung

reaksi, tabung reaksi, spidol permanent.

Bahan

Alkohol 70%, kertas label, media selektif (SS dan Mac Conkey), media

uji biokimia : gula-gula cair (glukosa, laktosa, manitol, dan sukrosa), MR,

VP, SIM, TSIA, SC, dan Urease, reagensia untuk uji biokmia (Alpha naphtol,

Kovack, KOH 40%, reagen Methyl Red)

Page 4: Laporan Mikro - Proteus Mirabilis

VI. Cara Kerja

Hari I

1. Siapkan sampel yang akan dilakukan

2. Lakukan penanaman sampel pada media MC menggunakan metode

gores (streak plate)

3. Inkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam

Hari II

1. Amati pertumbuhan koloni pada media MC

2. Apabila tumbuh lakukan penanaman pada Uji Biokimia

3. Inkubasi selama 24 jam suhu 37o C

Hari II

1. Amati pertumbuhan pada uji Biokimia

VII.Hasil Pengamatan

Hari 1 : penanaman pada media selektif SS dan MC

Hari 2 :

No Ciri Koloni Media: MC Media: MC

1 Bentuk Bulat Bulat

2 Ukuran 2mm 2mm

3 Warna Bening Bening

4 Elevasi Cembung Cembung

5 Pinggiran Non laktosa fermenter Non laktosa fermenter

6 Ciri khas Non Laktosa fermenter Menghasilkan H2S

Bakteri tersangka : Proteus sp

Page 5: Laporan Mikro - Proteus Mirabilis

Hari 3 :

No Nama uji pengamatan Hasil MC

1 Gula – gula cair :

Glukosa Ungu kuning (+)

Manitol Tetap ungu (-)

Sukrosa Tetap ungu (-)

Laktosa Tetap ungu (-)

2 MR +methyl red cincin

merah

(+)

3 VP +KOH & alfa naftol

tidak terjadi perubahan

warna

(-)

4 SIM Sulfur: (-) indol: (-)

motiliti: (+)

S: (-), I: (-), M: (+)

5 TSIA Lereng: merah, Dasar:

kuning, H2S: (+), Gas:

(-)

Lereng: merah, Dasar:

kuning, H2S: (+), Gas: (-)

6 SC Hijau biru (+)

7 Urease Orange pink (+)

Kiri – kanan :

SIM, Glukosa, Sukrosa, Laktosa, Manitol, TSIA, SC, Urease, MR, VP

Page 6: Laporan Mikro - Proteus Mirabilis

VIII. Pembahasan

Pada media Mac Conkey terlihat koloni bakteri dengan bentuk bulat,

ukuran 1-2 mm, warna bening, elevasi cembung, pinggiran bergerigi, serta

konsistensi basah. Media ini mengandung garam empedu dan Kristal violet

untuk menghambat pertumbuhan bakteri lain selain Proteus mirabilis.

Laktosa yang terkandung dalam media ini berfungsi sebagai sumber

karbohidrat. Media ini juga mengandung Netral Red yang berfungsi sebagai

indikator untuk mendeteksi adanya asam hasil fermentasi laktosa, sehingga

pada media ini dapat dibedakan bakteri yang dapat memfermentasi laktosa

dan yang tidak dapat memfermentasi laktosa. Media Mac Conkey merupakan

media selektif dan diferensial untuk deteksi, isolasi, dan enumerasi bakteri

coliform dan bakteri usus patogen di air, dari produk dan bahan-bahan

pemeriksaan biologis (Herawati dkk., 2012).

Pada uji MR terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah setelah

ditetesi reagen MR, (+). Hasil positif yang ditandai dengan perubahan warna

dari kuning menjadi merah menandakan bakteri tersebut dapat

memfermentasi glukosa sehingga menghasilkan asam lalu pH jadi turun dan

mempengaruhi warna media. Prinsip dari uji MR yaitu menguji kemampuan

organisme untuk menghasilkan dan mempertahankan hasil akhir asam yang

stabil dari fermentasi glukosa dan mengatasi sistem buffer dari perbenihan

serta sebagai tes kualitatif untuk produksi asam (penentuan pH). Uji ini

berguna dalam membantu diferensiasi antar genus (Karsinah dkk.,1994).

Pada uji VP tidak terbentuk cincin merah kecoklatan menjadi ungu

setelah ditetesi KOH 40% dan alpha naphtol, (-). Hasil negatif menunjukkan

bahwa bakteri tidak mampu memfermentasi glukosa pada jalur netral. Prinsip

dari uji VP yaitu menentukan kemampuan beberapa organisme untuk

menghasilkan produk akhir yang netral (asetil-metilkarbinol) dari fermentasi

glukosa. Uji ini berguna untuk membantu diferensiasi antar genus, membantu

diferensiasi spesies, serta untuk membantu identifikasi (Karsinah dkk.,1994).

Pada media SIM, untuk uji indol tidak terbentuk cincin merah setelah

ditetesi reagen kovack, (-). Hasil negatif menandakan bahwa bakteri tersebut

Page 7: Laporan Mikro - Proteus Mirabilis

tidak mempunyai enzim triptofanase. Prinsip dari uji indol yaitu menentukan

kemampuan organisme untuk menghasilkan indol dari triptofan. Uji ini

berguna untuk membantu diferensiasi antar genus dan membantu diferensiasi

spesies. Untuk uji motilitas, terlihat adanya sebaran pada bekas tusukan ose,

(+). Hal ini menandakan bahwa bakteri tersebut dapat bergerak. Prinsip dari

uji motilitas yaitu menentukan apakah suatu organisme bergerak atau tidak.

Uji ini berguna untuk membantu diferensiasi genus (Inkubasi pada 370C)

serta untuk membantu diferensiasi spesies (inkubasi 220C). untuk uji H2S,

terbentuk warna hitam, (+). Prinsip dari uji ini yaitu menentukan apakah

dilepaskan H2S (oleh kerja enzim) dari suatu asam amino yang mengandung

belerang (sulfur) dengan membentuk warna hitam yang dapat dilihat

(Karsinah dkk.,1994).

Pada uji TSIA terbentuk warna merah (lereng) dan kuning (dasar), hal ini

menandakan bahwa bakteri tidak mampu memfermentasi semua karbohidrat

(pada uji gula-gula), tidak disertai dengan adanya pembentukan gas maupun

H2S. Prinsip dari uji TSIA yaitu menentukan kemampuan organisme untuk

menyerang suatu karbohidrat yang tergabung dalam perbenihan basal, dengan

atau tanpa pembentukan gas, disertai penentuan kemungkinan terbentuknya

H2S. Pembentukan H2S dan gambaran hasil fermentasi umumnya spesifik

untuk beberapa genus bakteri terutama pada Enterobactericeae (Karsinah

dkk.,1994).

Pada uji SC terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru, (+). Hal ini

menandakan bahwa bakteri tersebut mampu mempergunakan citrate sebagai

sumber karbonnya. Prinsip dari uji SC yaitu menentukan apakah suatu

organisme dapat menggunakan citrate sebagai satu-satunya sumber karbon

untuk metabolisme dengan menghasilkan suasana basa. Uji ini berguna untuk

membantu diferensiasi antara genus dan membantu diferensiasi spesies

(Karsinah dkk.,1994).

Pada uji Urease terjadi perubahan warna dari orange menjadi pink, (+).

Prinsip dari uji Urease yaitu menentukan kemampuan organisme untuk

memecah urea, membentuk dua molekul ammonia dengan keaktivan enzim

urease (Karsinah dkk.,1994).

Page 8: Laporan Mikro - Proteus Mirabilis

IX. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tersebut, setelah dibandingkan dengan table

identifikasi Proteus mirabilis dalam buku Koneman’s menunjukkan

kesesuaian hasil sebesar 100%. Dimana semua hasil pengamatan sesuai

dengan table identifikasi (Washington dkk., 2006).

X. Daftar Pustaka

Frances K Widmann.1994.Tinjauan Klinis atas hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 9.Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta

Karsinah, HM Lucky, Suharto, HW Mardiastuti.1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, edisi Revisi.Binarupa Aksara.Jakarta. hal 163-165

Wahington W, Allen S,William J, Elmer K, Gary P,Paul S, dkk.2006.Koneman’s Color Atlas and Text Book of Diagnostic Microbiology.Sixth Edition.Lippincott Williams dan Wilkins.Philadelphia. hlm:234-238.