Upload
muhammad-darma-raditya
View
370
Download
42
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Materials
Citation preview
Laporan Praktikum
Laboratorium Teknik Material III
Modul C Konduktifitas dan Difusifitas Termal Refraktor
Oleh :
Nama : Muhammad Darma Raditya
NIM : 13710022
Kelompok : 2
Anggota (NIM) : Stefanus Girindra (13709038)
Mahendra Riyandi (13710008)
Muhammad Rahimsyah (13710017)
Nicola Annette Beryl (13710053)
Tanggal Praktikum : 18 April 2013
Tanggal Penyerahan Laporan : 23 April 2013
Nama Asisten (NIM) : Ageng Wibowo (13708035)
Laboratorium Metalurgi dan Teknik Material
Program Studi Teknik Material
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2013
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada perkembangan industri saat ini, pada khususnya industri yang
menggunakan tungku (furnace) seperti industri gelas, kaca dan logam, diperlukan
suatu material dengan sifat-sifat yang mampu digunakan pada temperatur tinggi.
Material ini disebut Refraktori. Material ini seringkali digunakan sebagai
penyekat antara produk yang bersuhu tinggi dengan udara luar atau sebagai wadah
suatu produk saat dilakukan proses peleburan. Salah satu material refraktori
adalah alumino-silikat. Agar dapat mencapai keberhasilan dalam pembuatan
material ini maka diperlukan ilmu khusus supaya sifat-sifat yang diinginkan bisa
diperoleh pada material ini. Beberapa syarat utama untuk mendesain material ini
adalah pengetahuan tentang konduktifitas termal, difusifitas termal, kapasitas
panas, dan ekspansi termal. Dalam percobaan ini akan dibuktikan kaitan antara
proses perancangan material refraktori dengan disertai perhitungan-perhitungan
sifat termal suatu material.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Menentukan nilai koefisien, difusifitas termal, dan kapasitas panas spesifik
refraktori alumini-silika
Bab II
Teori Dasar
Material refraktori adalah material konstruksi yang memiliki sifat fisik dan
kimia yang membuat material tersebut mampu mempertahankan bentuk dan
kekuatannya pada temperatur sangat tinggi di bawah beberapa kondisi tegangan
mekanik dan serangan kimia dari gas-gas panas, cairan atau leburan dan semi
leburan dari gas, logam atau slag tanpa mengalami pelelehan atau terdekomposisi
dan tidak reaktif terhadap lingkungan sekitar.
Material refraktori memiliki sifat-sifat tertentu bergantung dengan material
penyusunnya.
Ada beberapa persyaratan umum sehingga material dapat diklasifikasikan sebagai
material refraktori:
a. Tahan terhadap temperatur tinggi.
b. Tahan terhadap perubahan temperatur yang mendadak.
c. Tahan terhadap lelehan terak logam, kaca, gas panas, dll.
d. Tahan terhadap beban dan gaya abrasi.
e. Dapat menyimpan panas.
f. Memiliki koefisien ekspansi panas yang rendah.
g. Tidak boleh mencemari material lain yang bersinggungan.
Di samping persyaratan umum di atas ada beberapa sifat-sifat khusus yang harus
dimiliki oleh refraktori:
a. Titik leleh: Material murni akan meleleh ketika dipaparkan pada
temperatur tertentu, bergantung harga titik lelehnya. Hampir kebanyakan
material refraktori terdiri dari partikel yang terikat bersama sehingga
memiliki temperatur leleh yang tinggi.
b. Porositas: Porositas merupakan volume pori-pori yang terbuka, dimana
cairan dapat menembus,sebagai persentase volum total refraktori. Sifat ini
penting ketika refraktori melakukan kontakdengan terak dan isian yang
leleh. Porositas yang nampak rendah mencegah bahan lelehmenembus
refraktori. Sejumlah besar pori-pori kecil biasanya lebih disukai daripada
sejumlahkecil pori-pori yang besar.
c. Cold crushing strength: Cold crushing strength merupakan ketahanan
refraktori terhadap retak akibat pendinginan. Hal ini secara tidak langsung
mempengaruhi kinerja refraktori, sifat ini digunakan sebagai salah satu
indikator ketahanan terhadap abrasi.
d. Pyrometric Cones Equivalent (PCE): Sifat ini menunjukkan temperatur
dimana material refraktori melendut akibat tidak dapat menahan beratnya
lagi. Kerucut pyrometric digunakan di industry keramik untuk menguji
kerefraktorian batu bata (refraktori).
e. Creep pada suhu tinggi: Creep merupakan sifat material yang tergantung
pada waktu dan temperatur, yang menentukan rusaknya refraktori pada
waktu dan temperatur tertentu pada material refraktori ketika diberikan
suatu pembebanan.
f. Stabilitas volum, pengembangan, dan penyusutan pada suhu tinggi:
Ketika digunakan pada temperatur tinggi terjadi kontraksi atau ekspansi
refraktori yang berlangsung selama umur pakai. Kestabilan refraktori
sangat diperhatikan untuk penggunaannya.
g. Ekspansi panas reversible: Material apapun akan mengembang apabila
dipanaskan dan akan menyusut apabila didinginkan. Itu dikarenakan
ketika dipanaskan terjadi vibrasi atom-atom yang membuat jarak antar
atom menjadi lebih besar begitu juga sebaliknya jika didinginkan.
h. Konduktivitas panas: Konduktivitas panas tergantung pada komposisi
kimia, struktur Kristal dan porositas pada material refraktori.
Konduktivitas biasanya berubah dengan naiknya temperatur penggunaan.
Konduktivitas panas refraktori yang tinggi dikehendaki bila diperlukan
perpindahan panas yang melalui refraktori, sebagai contoh dalam aplikasi
recuperators, regenerators, muffles, dll. Konduktivitas panas yang rendah
dikehendaki untuk penghematan panas seperti refraktori yang digunakan
sebagai isolator.
Ada beberapa macam jenis refraktori, diantaranya adalah sebegai berikut :
Berdasarkan komposisi kimia:
- Asam (contoh : Silika, firebrick, Alumino-silicate)
- Netral (contoh : Chromite, silicon carbide, karbon, alumina)
- Basa (contoh : Magnesite, Forsterite Magnesite-Chromite, dan Dolomite)
- Spesial (contoh : Zirconia, Spinel, dan Boron nitride)
Berdasarkan bentuk:
- Bricks
Contoh : Fireclay, Sillimanite (Alumino-Silicate), Magnesite, Dolomite,
Magnesite-Chromite, Periclase, Silika
- Monolith
Contoh : Castable refractories, Plastic refractories, Ramming refractories,
Patching refractories, Coating refractories, Refractory mortars, Insulating
castables.
Refraktori alumino silikat adalah keramik paduan antara alumina (Al2O3)
dan silikon oksida (SiO2). Variasi refraktori alumino-silikat tergantung dari
komposisi komponen penyusunnya.
Berikut Diagram fasa Alumina Silika oksida
Jenis-jenis refraktori berdasarkan komposisi penyusun adalah sebagai berikut :
a. Fireclay refractories
Bata tahan api mempunyai kandungan SiO2 yang bervariasi dan
kandungan maksiumumnya 78%. Sedangkan kandungan Al2O3 sampai
44%. Titik leleh berkurang dengan meningkatnya pengotor dan
menurunnya kandungan Al2O3. Bahan ini banyak digunakan karena
harganya yang tidak mahal.
b. Silica Refractories
Bahan ini mengandung silikat alumina lebih dari 43%. Kandungan
alumina berkisar 45%. Bahan ini banyak digunakan untuk kiln keramik
dan tempat lebur logam. Komposisi utama dari reftaktori ini adalah silika,
biasanya juga disebut refraktori asam.
c. Basic Refractories
Refraktori jenis ini kaya akan periclase, atau magnesia (MgO), juga
mengandung kalsium, kromium dan senyawa besi. Keberadaan silika akan
mengganggu sifat temperatur tingginya. Refraktori basa memiliki
ketahanan terhadap slag yang mengandung kadar MgO dan CaO yang
tinggi, dan biasa digunakan pada tungku open hearth pada proses
pembuatan baja.
d. Special Refractories
Refraktori jenis ini memiliki komposisi dengan kadar material oksida
dengan kemurnian yang tinggi dan dengan kadar porositas yang sangat
kecil. Yang termasuk ke dalam jenis refraktori ini adalah alumina, silika,
megnesia, beryllia (BeO), zirconia (ZrO2), dan mullite (3 Al2O3 β
2SiO2).Silikon karbida telah digunakan untuk elemen pemanas tahanan
listrik, dan komponen internbal tungku.Karbon dan grafit sangat cocok
untuk material refraktori namun memiliki keterbatasan dalam aplikasi,
karena mudah terkena oksidasi pada temperatur sekitar 800oC
(1470oF).Refraktori spesial ini relatif mahal.
Setiap material mempunyai nilai konduktifitas yang berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya. Konduktivitas termal (k) adalah kemampuan material
untuk menghantarkan panas melalui kontak langsung dengan atom-atom atau
molekul penyusunnya, dari daerah temperatur tinggi ke daerah temperature rendah
(satuan SI: W/m.K). Sifat penting lain yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
refraktori adalah difusifitas (Ξ±), yaitu perbandingan konduktivitas termal terhadap
kapasitas panas volumetric. (satuan: m2/s). Selain dua sifat yang disebutkan di
awal tadi ada satu lagi sifat penting lainnya, yakni Kapasitas Panas (C) yang
didefinisikan sebagai kapasitas panas per satuan massa per satuan temperatur
Kelvin. Kapasitas panas juga dapat dinyatakan sebagai kemampuan dari suatu
material untuk menyimpan/menahan panas dari lingkungan luar (satuan SI:
J/Kg.K). Merepresentasikan sejumlah energy yang diperlukan untuk
menghasilkan peningkatan temperature.
BAB III
Data Percobaan
3.1 Data Percobaan
Refractori Alumino-Silicate
Tegangan VARIAC (V) 16.2 Volt
Hambatan kawat pemanas (R) 3.6 Ohm
Arus (I) 4.5 Ampere
Temperatur permukaan panas awal 24.9 Β°C
Panjang silinder (L) 0.2286 meter
Daya (q) 72.9 watt
3.2 Pengolahan Data
Tahapan dalam menentukan nilai koefisien dari konduktifitas, difusifitas,
dan kapasitas panas spesifik refraktori:
t (min) T (Β°C) T (K) dT/dt t dT/dt (K)
log (t
dT/dt) 1/t
0,0000 24,9 297,9
0,1667 24,9 297,9 1,1884 0,1981 -0,7032 6,0000
0,3333 24,8 297,8 1,1872 0,3957 -0,4026 3,0000
0,5000 24,6 297,6 1,1861 0,5931 -0,2269 2,0000
0,6667 24,7 297,7 1,1850 0,7900 -0,1024 1,5000
0,8333 24,5 297,5 1,1838 0,9865 -0,0059 1,2000
1,0000 24,6 297,6 1,1827 1,1827 0,0729 1,0000
1,1667 24,6 297,6 1,1816 1,3785 0,1394 0,8571
1,3333 24,7 297,7 1,1804 1,5739 0,1970 0,7500
1,5000 24,7 297,7 1,1793 1,7690 0,2477 0,6667
1,6667 24,9 297,9 1,1782 1,9636 0,2931 0,6000
1,8333 25,0 298,0 1,1770 2,1579 0,3340 0,5455
2,0000 25,1 298,1 1,1759 2,3518 0,3714 0,5000
2,1667 25,2 298,2 1,1748 2,5453 0,4057 0,4615
2,3333 25,5 298,5 1,1736 2,7385 0,4375 0,4286
2,5000 25,7 298,7 1,1725 2,9313 0,4671 0,4000
2,6667 25,9 298,9 1,1714 3,1236 0,4947 0,3750
2,8333 26,1 299,1 1,1702 3,3157 0,5206 0,3529
3,0000 26,1 299,1 1,1691 3,5073 0,5450 0,3333
3,1667 26,2 299,2 1,1680 3,6986 0,5680 0,3158
3,3333 26,4 299,4 1,1668 3,8894 0,5899 0,3000
3,5000 26,7 299,7 1,1657 4,0800 0,6107 0,2857
3,6667 26,8 299,8 1,1646 4,2701 0,6304 0,2727
3,8333 27,0 300,0 1,1634 4,4598 0,6493 0,2609
4,0000 27,1 300,1 1,1623 4,6492 0,6674 0,2500
4,1667 27,4 300,4 1,1612 4,8382 0,6847 0,2400
4,3333 27,6 300,6 1,1600 5,0268 0,7013 0,2308
4,5000 27,8 300,8 1,1589 5,2151 0,7173 0,2222
4,6667 28,0 301,0 1,1578 5,4029 0,7326 0,2143
4,8333 28,3 301,3 1,1566 5,5904 0,7474 0,2069
5,0000 28,5 301,5 1,1555 5,7775 0,7617 0,2000
5,5000 29,3 302,3 1,1521 6,3366 0,8019 0,1818
6,0000 30,1 303,1 1,1487 6,8922 0,8384 0,1667
6,5000 30,8 303,8 1,1453 7,4445 0,8718 0,1538
7,0000 31,1 304,1 1,1419 7,9933 0,9027 0,1429
7,5000 31,9 304,9 1,1385 8,5388 0,9314 0,1333
8,0000 32,6 305,6 1,1351 9,0808 0,9581 0,1250
8,5000 33,2 306,2 1,1317 9,6195 0,9832 0,1176
9,0000 33,7 306,7 1,1283 10,1547 1,0067 0,1111
9,5000 34,3 307,3 1,1249 10,6866 1,0288 0,1053
10,0000 35,0 308,0 1,1215 11,2150 1,0498 0,1000
10,5000 35,4 308,4 1,1181 11,7401 1,0697 0,0952
11,0000 35,9 308,9 1,1147 12,2617 1,0886 0,0909
11,5000 36,6 309,6 1,1113 12,7800 1,1065 0,0870
12,0000 36,9 309,9 1,1079 13,2948 1,1237 0,0833
12,5000 37,4 310,4 1,1045 13,8063 1,1401 0,0800
13,0000 38,2 311,2 1,1011 14,3143 1,1558 0,0769
13,5000 38,9 311,9 1,0977 14,8190 1,1708 0,0741
14,0000 39,4 312,4 1,0943 15,3202 1,1853 0,0714
14,5000 39,9 312,9 1,0909 15,8181 1,1992 0,0690
15,0000 40,5 313,5 1,0875 16,3125 1,2125 0,0667
15,5000 41,0 314,0 1,0841 16,8036 1,2254 0,0645
16,0000 41,5 314,5 1,0807 17,2912 1,2378 0,0625
16,5000 42,1 315,1 1,0773 17,7755 1,2498 0,0606
17,0000 42,6 315,6 1,0739 18,2563 1,2614 0,0588
17,5000 43,1 316,1 1,0705 18,7338 1,2726 0,0571
18,0000 43,6 316,6 1,0671 19,2078 1,2835 0,0556
18,5000 44,1 317,1 1,0637 19,6785 1,2940 0,0541
19,0000 44,6 317,6 1,0603 20,1457 1,3042 0,0526
19,5000 45,1 318,1 1,0569 20,6096 1,3141 0,0513
20,0000 45,6 318,6 1,0535 21,0700 1,3237 0,0500
20,5000 46,1 319,1 1,0501 21,5271 1,3330 0,0488
21,0000 46,4 319,4 1,0467 21,9807 1,3420 0,0476
21,5000 47,0 320,0 1,0433 22,4310 1,3508 0,0465
22,0000 47,5 320,5 1,0399 22,8778 1,3594 0,0455
22,5000 47,9 320,9 1,0365 23,3213 1,3678 0,0444
23,0000 48,4 321,4 1,0331 23,7613 1,3759 0,0435
23,5000 49,2 322,2 1,0297 24,1980 1,3838 0,0426
24,0000 49,7 322,7 1,0263 24,6312 1,3915 0,0417
24,5000 50,1 323,1 1,0229 25,0611 1,3990 0,0408
25,0000 51,1 324,1 1,0195 25,4875 1,4063 0,0400
25,5000 51,6 324,6 1,0161 25,9106 1,4135 0,0392
26,0000 51,9 324,9 1,0127 26,3302 1,4205 0,0385
26,5000 52,0 325,0 1,0093 26,7465 1,4273 0,0377
27,0000 52,9 325,9 1,0059 27,1593 1,4339 0,0370
27,5000 53,3 326,3 1,0025 27,5688 1,4404 0,0364
28,0000 53,8 326,8 0,9991 27,9748 1,4468 0,0357
28,5000 54,2 327,2 0,9957 28,3775 1,4530 0,0351
29,0000 54,5 327,5 0,9923 28,7767 1,4590 0,0345
29,5000 54,9 327,9 0,9889 29,1726 1,4650 0,0339
30,0000 55,4 328,4 0,9855 29,5650 1,4708 0,0333
a) Plot grafik antara pembacaan temperatur termokopel T (K) vs waktu t
(menit). Kemudian cari persamaan garis polynomial orde 2 agar
perhitungan lebih akurat.
b) Tentukan ππ
ππ‘ pada waktu t dari persamaan yang tertera di trendline.
ππ
ππ‘ = -0.0068 t + 1.1895
c) Plot grafik log t ππ
ππ‘ versus
1
π‘ (pada model di atas), dengan T dan
1
π‘ dalam
K dan min-1
y = -0.0034x2 + 1.1895x + 296.11RΒ² = 0.998
290.0
295.0
300.0
305.0
310.0
315.0
320.0
325.0
330.0
335.0
0.0000 10.0000 20.0000 30.0000 40.0000
Tem
pe
ratu
r (K
)
Waktu (menit)
Kurva T vs t
Poly. (Kurva T vs t)
y = -0.4687x + 1.0719RΒ² = 0.5497
-2.0000
-1.5000
-1.0000
-0.5000
0.0000
0.5000
1.0000
1.5000
2.0000
0.0000 2.0000 4.0000 6.0000 8.0000
log
(t d
T/d
t)
1/t min-1
kurva log (tdT/dt) vs 1/t
Linear (kurva log(t dT/dt) vs 1/t)
Linear (kurva log(t dT/dt) vs 1/t)
d) Menentukan nilai k (dalam W/m.K) dan Ξ± (dalam m2/s) dari kurva
log(t(dT/dt)) vs 1/t , dengan menggunakan persamaan garis lurus: y = mx
+ C
Dari data pengolahan data didapatkan persamaan :
y = -0.4687x + 1.0719
Perhitungan konduktivitas Perhitungan difusifitas Termal
q = 72.9 watt
L = 0.2286 meter
Ο = 3.1428
c = 1.0719
r = 0.02 meter
m (gradien) = -0.4687
Rumus Rumus
c = log 10 (π
4πππ) = 1.0719
(π
4πππ) = 101.0719
(π
4πππ) = 11.8
k = 72,9
4π . 11,8 . 0,2286
m = β(log10 e)(π2
4πΌ)
Ξ± = β(log10 e)(π2
4π)
Ξ± = β(log10 e)(0.022
4.(β0.4687))
k = 2.15 W/mK Ξ± = 1.5443 x 10-6 m2/s
e) Setelah mendapatkan nilai konduktivitas termal dan difusivitas termal
maka nilai kapasitas panas ddapat dihitung dengan persamaan:
Ξ± = π
β΄ . πΆπ(π)
maka
Cp (m) = π
β΄ . πΌ
Diketahui: β΄ = 2200 kg/m3
Cp (m) = 2.15
2200 . 1.5443 x 10β6 = 632.8256 J / K.kg
f) Berat atom rata-rata dari masing-masing SiO2 , Al2O3 , dan MgO
Diketahui:
Atom Massa Molar Relatif
Al 27 gr/mol
O 16 gr/mol
Si 28 gr/mol
Mg 24 gr/mol
Oksida Perhitungan Berat Molekul
SiO2 28 + (2x16) 60 gr/mol
Al2O3 (27x2) + (16x3) 102 gr/mol
MgO 24 + 16 40 gr/mol
g) Menentukan nilai kapasitas kalor spesifik
Kapasitas kalor spesifik : kapasitas kalor per mol
Asumsi untuk refraktori alumino silikat terdiri dari Al2O3 dan dengan
SiO2 komposisi 50:50 (wt%). Sehingga dapat ditentukan berat molekul
molar rata-rata nya dengan menggunakan rule of mixture, yaitu sebagai
berikut:
Mavg = X1M1 + X2M2
X1 = 50
102
(50
102) + (
50
60) = 0.37
X2 = 1 β 0.37 = 0.63
Mavg = (0.37 x 102) + (0.63 x 60) = 75.54 gr/mol = 75.54 x 10-3 Kg/mol
Maka kapasitas kalor spesifik dapt dihitung sebagai berikut:
Cp-s = Mavg x Cp = 75.54 x 10-3 ππ
πππ x 632.8256
π½ππ’ππ
ππ πΎ = 47.803
π½ππ’ππ
πππ πΎ
BAB IV
Analisis Data
Pada percobaan ini, untuk menghitung konduktifitas dan difusifitas termal
refraktori alumino-silicate dilakukan perhitungan seperti yang telah tertulis di
pengolahan data. Prinsip percobaan ini adalah dengan mencatat kenaikan
temperature tiap waktu tertentu. Berikut adalah data yang didapatkan dan data
berdasarkan literatur:
Sifat termal Data hasil percobaan Data dari literatur
Konduktivitas termal (k) 2.15 W/mK 0.54 β 0.6 W/mK
Difusivitas Termal (Ξ±) 1.5443 x 10-6 m2/s 0.52 x 10-6 m2/s
Kapasitas panas (Cp) 632.8256 J/K.kg 773 J/K.kg
Kapasitas panas spesifik (Cps) 47.803 J/mol.K 24.94 J/mol.K
Konduktivitas adalah kemampuan suatu material untuk menghantarkan
panas. Konduktivitas pada suatu material sangat bergantung pada kandungan
komposisi kimia pada material tersebut, struktur kristal dan porositas.
Konduktivitas termal yang didapatkan dari hasil percobaan lebih besar daripada
hasil literature. Material refraktori yang baik adalah yang memiliki konduktifitas
panas rendah. Dengan konduktifitas panas yang rendah tersebut maka pada
pembuatan material refraktori untuk furnace, kiln, dll tidak membutuhkan lapisan
tahan panas yang tinggi. Cukup dengan lapisan tahan panas yang rendah tetapi
dengan efisiensi panas yang tinggi dapat menghemat biaya produk. Pada hasil
percobaan, konduktifitas material uji lebih tinggi dibandingkan konduktifitas
material literatur, itu menunjukkan bahwa pada material uji kemampuannya
sebagai material refraktori semakin berkurang dibandingkan pada material
literatur.
Difusivitas termal pada percobaan lebih besar dibandingkan dengan
literature. Difusifitas panas merupakan perbandingan antara kemampuan material
menghantarkan panas dengan kemampuan material tersebut menyimpan panas.
Material refraktori yang baik adalah yang memiliki difusifitas thermal yang
rendah karena kemampuan menghantar panas ditekan serendah mungkin dan
kemampuan menyimpan panasnya dinaikkan setinggi mungkin.
Cp (kapasitas panas) adalah sifat material yang menunjukkan besarnya
energy (J) yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature tiap 1 kg material
sebesar 10C. Dari hasil percobaan dildapatkan bahwa kapasitas panas pada
material uji yang didapatkan lebih kecil dibandingkan nilai dari literature. Hal ini
menunjukkan bahwa dibutuhkan energy yang lebih sedikit untuk menaikkan
temperature refraktori tersebut. Sedangkan yang diharapkan pada material
refraktori adalah yang memiliki kapasitas panas yang besar agar untuk menaikkan
temperaturnya dibutuhkan energi yang lebih tinggi sehingga sulit untuk
menaikkan temperatur material refraktori.
Perbadaan konduktifitas termal, difusifitas termal, dan kapasitas panas material
dari hasil percobaan dengan hasil literatur disebabkan oleh beberapa hal :
Porositas pada material percobaan memiliki porositas yang berbeda
dibandingkan material literature. Semakin tinggi kadar porositas yang ada
di dalam suatu refraktori maka semakin rendah konduktivitas termalnya
dan semakin rendah juga difusifitas termalnya. Ini dikarenakan porositas
biasanya mengandung gas-gas yang terperangkap di dalam material.
Konduktivitas udara biasanya lebih rendah dibandingkan konduktivitas
material itu sendiri sehingga secara keseluruhan akan emnurunkan
konduktivitas termal material itu sendiri.
Perbedaan kadar Al2O3 pada material uji dengan material literatur.
Material yang digunakan pada percobaan mungkin memiliki kadar Al2O3
yang lebih tinggi dibandingkan pada material literatur. Karena semakin
tinggi kadar Al2O3 yang ada di material refraktori maka semakin baik
konduktivitas termalnya.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Sifat termal Data hasil percobaan Data dari literatur
Konduktivitas termal (k) 2.15 W/mK 0.54 β 0.6 W/mK
Difusivitas Termal (Ξ±) 1.5443 x 10-6 m2/s 0.52 x 10-6 m2/s
Kapasitas panas (Cp) 632.8256 J/K.kg 773 J/K.kg
Kapasitas panas spesifik
(Cps)
47.803 J/mol.K 24.94 J/mol.K
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum praktikum peralatan yang digunakan pada percobaan
dipersiapkan dengan baik agar proses pengambilan data praktikum tidak
terhambat.
Daftar Pustaka
Callister, W.D., Materials Science and Engineering An Introducing,
seventh edition, John Wiley & Sons, New York, 2007.
Gaskell, David R., βAn Introduction to Transport Phenomena in Material
Engineeringβ, Macmillan Publishing Company, New York, 1992.
J-H-Chesters, βRefractories Production and Propertiesβ, The Iron and
Steel Institute, London, 1973.
LAMPIRAN
Rangkuman
Ada beberapa persyaratan umum sehingga material dapat diklasifikasikan
sebagai material refraktori:
Tahan terhadap temperatur tinggi.
Tahan terhadap perubahan temperatur yang mendadak.
Tahan terhadap lelehan terak logam, kaca, gas panas, dll.
Tahan terhadap beban dan gaya abrasi.
Dapat menyimpan panas.
Memiliki koefisien ekspansi panas yang rendah.
Tidak boleh mencemari material lain yang bersinggungan.
Sifat-sifat refraktori
Konduktivitas : kemampuan perambatan kalor pada material fasa
padat. Refraktori yang baik memililki konduktivitas yang kecil
Difusivitas : Laju perambatan panas. Difusivitas refraktori kecil,
membuat nilai kapasitas panas turun
Kapasitas panas : Kemampuan material untuk menyimpan panas
Ekspansi termal : Perubahan dimensi pada material akibat adanya
perubahan panas
Mekanisme perpindahan panas:
Konduksi adalah perpindahan panas melalui medium tanpa terjadi
perpindahan medium yang dilaluinya. Perpindahan panas cara
konduksi terjadi pada medium yang solid.
Konveksi adalah perpindahan panas melalui medium yang
melibatkan perpindahan medium yang dilaluinya. Perpindahan
panas cara konveksi terjadi pada medium yang bukan solid, yaitu
cair dan gas.
Radiasi adalah perpindahan panas yang dapat terjadi tanpa melalui
medium. Contohnya adalah perpindahan panas atau energi
matahari ke bumi.
Tugas Setelah Praktikum
1. Bandingkan dan diskusikan hasil percobaan yang anda peroleh dengan
data literatur?
Jawab:
Hasil sudah dibandingkan dan didiskusikan pada analisis data.
2. Apakah pembacaan waktu yang lebih lama akan menyebabkan
penyimpangan dari plot garis lurus pada grafik log t ππ
ππ‘ versus
1
π‘ ? jika ya,
kenapa hal ini bisa terjadi?
Jawab:
Pembacaan waktu yang lebih lama menyebabkan penyimpangan dari plot
garis lurus pada grafik log t ππ
ππ‘ versus
1
π‘. Walaupun kurva T vs t sangat
mendekati linear tetapi pada grafik log t ππ
ππ‘ vs
1
π‘ terjadi pembacaan yang
berbeda-beda pada 5 menit pertama dan 30 menit berikutnya. Pada 5 menit
pertama pembacaan temperatur dilakukan tiap 10 detik namun pembacaan
temperatur dilakukan tiap Β½ menit untuk 30 menit selanjutnya Ini
berpengaruh terhadap kurva log t ππ
ππ‘ vs
1
π‘ yang seharusnya linier pada 5
menit pertama namun akibat maka terjadi perbedaan temperatur dan waktu
yang signifikan sehingga dt dan dT nya menjadi berbeda. Oleh karena itu,
rentang waktu pembacaan temperatur mempengaruhi secara signifikan.
3. Sebutkan contoh-contoh penggunaan material refraktori dan jenis material
refraktori yang digunakan?
Jawab:
Contoh penggunaan material refraktori:
Laddle yang digunakan untuk mengangkut pig iron dari hasil furnace
ke lokasi continuous casting.
Tundish merupakan salah satu alat penyusun system continuous
casting. Fungsi dari tundish adalah sebagai container penghubung
antara ladle dengan continuous caster. Tundish bertugas untuk menjaga
kestabilan aliran masuk dari metal ke dalam cetakan. Aliran yang stabil
akan mencegah reoksidasi pada logam cair. Tundish juga memisahkan
material non metalik dalam steel sebelum masuk ke cetakan. Tundish
pada Continuous Casting harus terbuat dari refraktori dan memiliki
ketahanan terhadap thermal shock yang tinggi.
Kiln adalah suatu ruangan yang terisolasi secara termal yang terdapat
pengaturan temperature. Kiln biasanya digunakkan untuk membakar
lempung maupun bahan lainnya (pottery,bricks. Etc).
Tugas Tambahan dari Asisten
1. Apa itu slag film motion?
Jawab:
Pergerakan dari slag film dapat menyebabkan fenomenan tegangan tarik
permukaan atau wettability antara refractori dan slag sehingga
menyebabkan korosi lokal pada refraktori dipermukaan slag. Hal ini
dikarenakan pergerakan slag film mempercepatan dissolution rate pada
refraktori dan menyebabkan abrasi pada sebagian refraktori.