Upload
mutiara-putri-camelia
View
239
Download
22
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan modul mata merah
Citation preview
SISTEM SS KELOMPOK 1MODUL MATA MERAHDR. EDDY MULTAZAM, SP.FK
Ketua : Shila Rubianti (2013730179)Sekertaris : Mustika Dinna Wikantari (2013730156)Anggota : Anugrah Abdurrohman (2013730125)
Ibnu Fajar Sidik (2013730148) Mundri Nur Afsari (2013730155) Mutiara Putri Camelia (2013730157)
Sari Azzahro Said (2013730176) Shandy Seta Dwitama (2013730177)
Shella Arditha (2013730178) Syifa Ramadhani (2013730182) Virni Tiana Aprielia (2013730186)
1. Jelaskan anatomi mata merah !
(Shella Arditha - 2013730178)
2. Jelaskan fisiologi proses melihat !
(Virni Tiana Aprielia – 2013730186)
Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil.
Yang mengatur perubahan pupil tersebut adalah iris.
Fungsi lensa selain menghasilkan kemampuan refraktif yang ber-
variasi selama berakomodasi, juga berfungsi untuk memfokuskan
cahaya ke retina.
Setelah melalui pupil dan iris, maka cahaya sampai ke lensa.
Lensa ini berada diantara aqueous humor dan vitreous humor,
melekat ke otot–otot siliaris melalui ligamentum suspensorium.
Bila cahaya sampai ke retina, maka sel–sel batang dan sel–sel kerucut
yang merupakan sel–sel yang sensitif terhadap cahaya
akan meneruskan sinyal–sinyal cahaya tersebut ke otak melalui saraf optik.
Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata,
lebih kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak,
karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu
sebagai keadaan normal.
3. Jelaskan histology mata ! (Anugrah Abdurrohman – 2013730125)
KORNEA
SKLERALapisan Sklera :Jaringan Episkleralis : lapisan paling luar, merupakan jaringan fibroelastik jarang.
Jaringan Fuska ( Lapisan gelap ) : Suatu lapisan Antara sclera dengan koroid, dengan berkas kolagen kecil, sejumlah besar serat elastic dan melanosit.
LAPISAN KOROID
EPIKOROID
Lapisan luar yang mempunyai ketebalan 20-30 mikrometer dan terdiri dari serat kolagan dan elastik yang tersusun longgar, dengan melanosit yang berjumlah banyak di antara seratnya.
Lapisan Pembuluh
Merupakan lapisan yang paling tebal dari koroid, yang terdiri dari massa pembuluh arteri dan vena yang terletak dalam jaringan ikat longgar yang mengandung banyak melanosit.
Korio Kapiler
Merupakan lapisan kapiler, tempat berakhirnya arteri koroid. Pleksus ini mensuplai untuk bagian luar retina. Di antara kapiler, terdapat jaring-jaring halus serat elastin dan kolagen dengan sedikit fibroblas yang gepeng dan melanosit. Koriokapiler meluas ke anterior sampai ora serrata.
Lamina elastika (Membran Bruch)
Terletak antara koriokapiler dengan epitel pigmen retina, suatu lapisan yang homogen dan berkilau, tebalnya 1-4 mikrometer
Badan Siliar Koroid meluas ke anterior ke ora serrata dan menebal menjadi badan siliar, yang melingkari mata. Bagian terbesar badan siliar adalah muskulus siliaris, yang terdiri dari tiga lapisan serat otot polos yang berasal dari skleral spur dan ligamentum pektinata.
Seratnya tersusun meridional, radial, dan ekuatorial, dan berfungsi akomodasi, dan membantu penyaluran humor akueus.
Iris Di anterior, fibroblas dan sel berpigmen membentuk lapisan yang tak utuh (tak kontinu) dengan serat kolagen dalam ruang antar sel
Di bawah permukaannya, terdapat lapisan jaringan ikat halus, fibroblas dan melanofor yang jumlahnya banyak
Terdapat lapisan pembuluh darah, berjalan radial dan spiral, berdiinding tebal dan terletak dalam stroma jaringan ikat halus yang mengandung kromatofor dan fibroblas primitif
Di bawah lapisan pembuluh ini, terdapat serat otot polos yang tersusun sebagai sfingter pupilae pada tepi pupil dan dilator pupilae yang tersusun radier, tepat di anterior terhadap epitel pigmen posterior
Epitel permukaan posterior iris, banyak mengandung pigmen dan terdiri dari dua lapisan sel kuboid.
4. Sebutkan dan jelaskan factor risiko yang menyebabkan mata merah dan nyeri !
(Shila Rubianti – 201373019)
FAKTOR PENYEBAB
MATA MERAH :
MATA KERINGALER
GI CEDERA MATA
OBAT TETES MATA
DEMAM & FLU
KEHAMILANMER
OKOKLINGKUNG
AN TEMPAT
TINGGAL
KURANG
TIDUR
BERENANG
BAKTERI
VIRUS
KONTAK LENSA
SINDROM PENGLIHAT
AN KOMPUTER
5. Jelskan etiologi mata merah dan nyeri ! (Mutiara Putri Camelia –
2013730157)
Virus
Bakteri
Alergi
Trauma
Glaukoma,Iritis,Sinusitis,Migran
6. Jelaskan penyakit yang menyebabkan mata merah dan
nyeri (visus normal dan menurun) !(Sari Azzahro Said – 2013730176)
Penyakit mata
Mata merah
Penglihatan Normal
Pernglihatan turun
mendadak
Mata tenang
Penglihatan turun
perlahan
Penglihatan turun
mendadak
Trauma mata
Mata merah
Visus normal
Konjungtivitis
Perdarahan subkonjungtiva
Pterigium
Visus turun mendadak
Endoftalmitis
Glaukoma akut
Keratitis akut
Ulkus kornea
Uveitis anterior
REFERENSI Ilyas, Sidharta. 2015. Ilmu Penyakit
Mata. Jakarta: BPFKUI. JJ, Kanski. 2011. Clinical ophtalmology a
systemic approach. Ed-7. Edinburgh: Elsevier Buttenworth-Heinnemann.
RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Kirana. 2012. Panduan Praktik Klinik. Jakarta: RSUPN Cipto Mangunkusumo Kirana.
7. Jelaskan alur diagnosis dari mata merah dan nyeri
! (Shandy Seta Dwitama –
2013730177)
8. Jelaskan mekanisme dari mata merah dan nyeri
! (Syifa Ramadhani – 2013730182)
MEKANISME MATA MERAH Hyperemia konjungtiva terjadi akibat
bertambahnya asupan pembuluh darah ataupun berkurangnya pengeluaran darah seperti pada pembendungan pembuluh darah. Bila terjadi pelebaran darah konjungtiva atau episklera atau perdarahan antara konjungtiva dan sclera maka akan terlihat warna merah pada mata yang sebelumnya berwarna putih.
PATOMEKANISME MATA NYERI
Kerusakan pada Jaringan
Mengirim sinyal ke
saraf aferen melalui
serabut saraf alfa dan c
Nosiseptor teraktivasi
Zat-zat inflamasi
dikeluarkan
ThalamusRangsangan sampai ke
korda spinalin
Nyeri
9. Jelaskan DD pada skenario ! (Ibnu Fajar Sidik – 2013730148)
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS 1
KERATITIS
Keratitis adalah peradangan pada kornea,
membran transparan yang menyelimuti bagian berwarna dari mata (iris)
dan pupil
KLASIFIKASI KERATITIS BERDASARKAN ETIOLOGINYA
Keratitis Bakterial
Infeksi pada kornea dapat disebabkan oleh berbagai macam bakteri, dimana organisme yang tersering adalah pseudomonas aeroginosa, stafilokokus dan streptokokus
Keratitis Viral :
• Keratitis dendritik herpetik
• Keratitis herpes zoster
• Keratitis lagoftalmos• Keratitis
neuroparalitik
Jenis keratitis lainnya :
• Keratitis pungtata epitelial
Keratitis pungtata disebabkan oleh virus, karena obat, seperti neomisin dan gentamisin
• Keratitis disiformis
Keratitis ini merupakan dengan bentuk seperti cakram di dalam stroma permukaan kornea. Keratitis ini disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks
Gejala Klinis :
• Keluar air mata yang berlebihan
•Nyeri•Penurunan tajam penglihatan•Radang pada kelopak mata (bengkak, merah)•Mata merah•Sensitif terhadap cahaya
Pemeriksaan Penunjang :
• Uji tajam penglihatan• Uji floresein• Pemeriksaan segmen
anterior• Pemeriksaan segmen
posterior• Tonometry • Uji kelengkungan kornea
dengan pantulan cahaya
Pengobatan :
• Antibiotik spektrum luas (bila hasil laboratorium sudah menentukan organisme
penyebab)• Obat tetes mata atau salep
mata antibiotik: cendo xitrol • Obat Kortikosteroid Topikal
(tidak baik digunakan pada pasien keratitis herpes
simpleks• Terapi bedah laser
Pencegahan:• Pemeriksaan mata rutin ke
dokter • Pemakai lensa kontak harus
menggunakan cairan desinfektan pembersih yang
steril• Ganti lensa kontak bila sudah
waktunya untuk diganti.• Makan makanan bergizi dan
memakai kacamata pelindung
Komplikasi :
• Jaringan parut permanen• Gangguan refraksi• Glaukoma sekunder• kebutaan
Prognosis :
Jika derajat keratitis belum parah, maka prognosisnya cenderung baik, tetapi jika kerusakan keratitis sudah sampai dalam maka prognosisnya tidak begitu baik
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS 2
SKLERITIS
Skleritis didefinisikan sebagai gangguan
granulomatosa kronik yang ditandai oleh destruksi kolagen, sebukan sel dan kelainan vaskular
yang mengisyaratkan adanya vaskulitis
EPIDEMIOLOGIWanita lebih banyak terkena daripada pria dengan perbandingan
1,6 : 1. Insiden skleritis terutama terjadi antara 11-87 tahun, dengan usia rata-rata 52 tahun.
Di Indonesia belum ada penelitian mengenai penyakit ini.
ETIOLOGI1. Penyakit Autoimun 2. Penyakit Granulomatosa 3. Gangguan metabolik 4. Lain-lain Fisik (radiasi, luka bakar termal), Kimia (luka bakar asam atau basa), Mekanis (cedera tembus), Limfoma, Rosasea, Pasca ekstraksi katarak
PATOFISIOLOGI
Inflamasi dari sklera
(Degradasi enzim dari serat kolagen dan invasi dari sel-sel
radang meliputi sel T dan makrofag pada
sklera)
iskemia dan nekrosis
menyebabkan penipisan pada sklera dan perforasi dari bola mata.
kompleks imun yang berhubungan dengan kerusakan vaskular
(reaksi hipersensitivitas tipe III dan respon kronik granulomatous (reaksi
hipersensitivitas tipe IV).
KLASIFIKASI
1. Episkleritis : • Simple : Biasanya jinak, sering bilateral, reaksi
inflamasi terjadi pada usia muda yang berpotensi mengalami rekurensi.
• Nodular : Baik bentuk maupun insidensinya hampir sama dengan bentuk simple scleritis.
2. Skleritis Anterior:Berbagai varian skleritis anterior kebanyakan jinak
dimana tipe nodular lebih nyeri.Tipe nekrotik lebih bahaya dan sulit diobati.
• Difus• Nodular• Necrotizing
3. Skleritis Posterior
DIAGNOSIS
Anamnesis :
Gejala-gejala dapat meliputi rasa nyeri, mata berair, fotofobia, spasme, dan penurunan ketajaman penglihatan.Tanda primernya adalah mata merah.
Pemeriksaan Fisik:
1. Daylight2. Pemeriksaan Slit Lamp3. Pemeriksaan Red-free Light
Pemeriksaan Laboratorium:
• Hitung darah lengkap dan laju endap darah
• Kadar komplemen serum (C3)
• Kompleks imun serum
PENATALAKSANAAN
• Terapi awal skleritis : obat anti inflamasi non-steroid sistemik indometasin 100 mg /hari atau ibuprofen
300 mg/hari• Steroid diberikan peroral
yaitu prednison 80 mg /hari
• Obat-obat imunosupresif lain juga dapat digunakan.
2 Siklofosfamid • Tindakan bedah
KOMPLIKASI
keratitis, uveitis, galukoma, granuloma
subretina, ablasio retina eksudatif, proptosis,
katarak, dan hipermetropia
PROGNOSIS
Prognosis skleritis tergantung pada penyakit
penyebabnya.
10. Jelaskan WD pada skenario!(Mustika Dinna Wikantari – 2013730156)
KONJUNGTIVITIS
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva, biasanya terdiri dari hyperemia konjungtiva disertai dengan pengeluaran secret.
Konjungtivitis dapat disebabkan bakteri, virus, klamidia, dan alergi toksik.
KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL
Konjungtivitis Kataral Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, antara lain stafilokok aureus, Pneumokok, Diplobasil Morax Axenfeld dan basil Koch Weeks.Gambaran Klinishiperemi konjungtiva tarsal, terdapat sekret baik serous, mukus. Pada palpebra edema, konjungtiva palpebra merah kasar karena ada edema dan infiltrasi. kemosis dapat ditemukan pseudomembran pada infeksi pneumokok.Konjungtivitis Purulen, Mukopurulen (subakut)Pada orang dewasa disebabkan oleh infeksi gonokok, pada bayi (terutama yang berumur di bawah 2 minggu) bila dijumpai konjungtivitis purulen, perlu dipikirkan dua kemungkinan penyebab, yaitu infeksi golongan Neisseria (gonokok atau meningokok) dan golongan klamidia (klamidia okulogenital) Gambaran KlinisGambaran konjungtiva tarsal hiperemi seperti pada konjungtivitis kataral. Konjungtivitis Purulen ditandai sekret purulen seperti nanah, kadang disertai adanya pseudomembran sebagai massa putih di konjungtiva tarsal.
KONJUNGTIVITIS ALERGI Konjungtivitis Flikten (alergi)oleh karena alergi terhadap bakteri atau antigen tertentu (hipersensitivitas tipe IV). Gizi buruk dan sanitasi yg jelek merupakan faktor predisposisiLebih sering ditemukan pd anak-anakGejalaAdanya flikten yang umumnya dijumpai di limbus. Selain di limbus, flikten dapat juga dijumpai di konjungtiva bulbi, konjungtiva taarsal dan kornea. Penyakit ini dapat mengenai dua mata dan dapat pula mengenai satu mata. Dan sifatnya sering kambuh. Apabila flikten timbul di kornea dan sering kambuh, dapat berakibat gangguan penglihatan. Apabila peradangannya berat, maka dapat terjadi lakrimasi yang terus menerus sampai berakibat eksema kulit. Keluhan lain adalah rasa seperti berpasir dan silau.
KONJUNGTIVITIS VIRUSKonjungtivitis Hemoragik Akut (virus)Penyebabnya adalah Entero-virus 70, masa inkubasinya 1-2 hariGambaran KlinisTimbulnya akut, disertai gejala subjektif seperti ada pasir, berair dan diikuti rasa gatal, biasanya dimulai pada satu mata dan untuk beberapa jam atau satu dua hari kemudian diikuti peradangan akut mata yang lain.Penyakit ini berlangsung 5-10 hari, terkadang sampai dua minggu.
Konjungtivitis New Castle (virus)Virus New Castle, masa inkubasi 1-2 hariKonjungtivitis ini biasanya mengenai orang-orang yang berhubungan dengan unggas, penyakit ini jarang dijumpai.Gambaran KlinisGambaran Klinik : kelopak mata bengkak, konjungtiva tarsal hiperemi dan hiperplasi, tampak folikel-folikel kecil yang terdapat lebih banyak pada konjungtiva tarsal inferior. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan perdarahan dan pada konjungtiviis ini biasanya disertai pembesaran kelenjar pre-aurikular, nyeri tekan. Sering unilateralGejala subjektif : seperti perasaan ada benda asing, berair, silau dan rasa sakit.
Pemeriksaan penunjang pada konjungtivitis Pemeriksaan yang sering dilakukan pada penyakit konjungtivitis adalah:- Pemeriksaan sitologi melalui pewarnaan gram atau giemsa.- Pemeriksaan darah (sel-sel eosinofil) dan kadar IgE.Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengan giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.
PrognosisKonjungtivitis pada umumnya merupakan self limited disease artinya dapat sembuh dengan sendirinya. Tanpa pengobatan biasanya sembuh dalam 10-14 hari. Bila diobati sembuh dalam waktu 1-3 hari. Konjungtivitis karena stafilokokus sering kali menjadi kronis.
Pencegahan- Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.- Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit. - Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya
11. Jelaskan penatalaksanaan terkain WD !
(Mundri Nur Afsari – 2013730155)
KONJUNGTIVITIS KATARAL (BAKTERI)
Pengobatan kadang – kadang diberikan sebelum pemeriksaan mikrobiologik dengan antibiotic tunggal seperti Neosporin, basitrasin, gentamicin, kloramfenikol, tobramycin, eritromicin dan sulfa. Bila pengobatan tidak memberikan hasil dengan antibiotic setelah 3 – 5 hari maka pengobatan dihentikan dan ditunggu hasil pemeriksaan mikrobiologik.
Apabila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung , maka diberikan antibiotic spectrum luas dalam bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4 sampai 5 kali sehari. Apabila dipakai tetes mata , sebaiknya sebelum tidur diberi salep mata (sulfatesamid 10 – 15 % atau kloramfenikol ). Apabila tidak sembuh dalam satu minggu bila mungkin dilakukan pemeriksaan resistensi, kemungkinan defisiensi air mata atau obstruksi duktus nasolacrimal.
Ilmu Penyakit Mata edisi kelima FKUI
KONJUNGTIVITIS MUKOPURULEN
Pengobatan dengan membersihkan konjungtiva dan antibiotic yang sesuai. Penyulit yang dapat timbul adalah tukak kataral marginal pada kornea atau keratitis superfisial.
Ilmu Penyakit Mata edisi kelima FKUI
KONJUNGTIVITIS GONORE
Pasien dirawat dan diberi pengobatan dengan penisilin salep dan suntikan pada bayi diberikan 50.000 IU/kgBB selama 7 haridan kloramfenikol tetes mata ( 0,5 – 1,0 % )
Secret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih (direbus ) atau dengan garam fisiologis setiap ¼ jam. Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin G 10.000 – 20. 0000 unit/ml setiap 1 menit sampai 30 menit. Disusul pemberian salep penisilin setiap 1 jam selama 3 hari.
Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok. Pada stadium penyembuhan semua gejala berkurang. Pengobatan dihentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan 3 kali berturut turut negative.
Ilmu Penyakit Mata edisi kelima FKUI
KONJUNGTIVITIS ALERGI
Pengobatan terutama dengan menghindarkan penyebab pencetus penyakit dan memberikan astringen, sodium kromolin, steroid topical dosis rendah yang kemudian disusul dengan komres dingin untuk menghilangkan edemnya. Pada kasus yang berat dapat diberikan antihistamin dan steroid sistemik.
Ilmu Penyakit Mata edisi kelima FKUI
KONJUNGTIVITIS HEMORAGIK AKUT (VIRUS)
Tidak dikenal obat yang spesifik, tetapi dianjurkan pemberian tetes mata sulfasetamid atau antibiotik. beberapa pasien mengalami perbaikan gejala setelah pemberian antihistamin/dekongestan topical. Kompres hangat atau dingin dapat membantu memperbaiki gejala.
Ilmu Penyakit Mata edisi kelima FKUI
KONJUNGTIVITIS NEW CASTLE (VIRUS)
Tidak ada pengobatan yang efektif, tetapi dapat diberi antibiotik untuk mencegah infeksi.
Ilmu Penyakit Mata edisi kelima FKUI
KESIMPULAN