7
 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komodita s hor tik ult ura me rup aka n sal ah sat u sumber aks ele ras i per tum buh an sek tor  pe rta nia n kar ena sif at per mi nta annya yan g ela sti s ter had ap pen dap atan. Sei rin g den gan la ju  pertambahan jumlah penduduk, yang dibarengi dengan peningkatan pendapatan, dan berkembang nya  pu sat kot a-i ndust ri- wis ata , ser ta lib era lis asi per dag angan me rup aka n fak tor pot ens ial bag i  peningkatan permintaan produk hortikultura. Namun demikian potensi pasar tersebut belum mampu dimanfaatk an para pelaku agribisnis hortikultura secara optimal. Dil iha t dar i ket ers edi aan la han , kom odi tas horti kul tura ma sih me mungk inkan untuk di kemban gka n pad a skala ya ng lebih luas. Poten si lah an unt uk pen gem ban gan komoditas hortikultura mencak up lahan pekarangan seluas 5,33 juta ha, lahan tegalan/huma 11,61 juta ha, lahan sementara tidak diusahakan seluas 7,58 juta ha, dan lahan untuk kayu-kayuan seluas 9,13 juta ha (BPS, 2003; Hasil Identifikasi Ditjen Bina Produksi Hortikultura, 2001). Potensi produksi yang besar ini juga belum mampu dikelola secara optimal, karena petani menghadapi kendala dalam pemasaran, yang terkait dengan ketidakpastian pasar dan rendahnya harga pada musim panen. Sifat komoditas hortikultura yang mudah rusak, dan mengalami susut yang besar merupakan  permasalahan yang dialami petani dan juga pedagang dapat menimbulka n resiko fisik dan harga bagi  pelaku agribisnis hortikultura. Kualitas produk hortikultura yang rendah berkaitan erat dengan sistem  produksi, sistem panen, penanganan pasca panen, sistem distribusi dan pemasaran. Konsekuensinya, agar dapat memenuhi permintaan pasar dan preferensi konsumen baik domestik maupun ekspor, maka masalah efisiensi, produktivitas, dan kualitas harus mendapatkan prioritas perhatian. Dengan de mi ki an di pa ndan g pe nt in g memba ng un ke le mba gaan ke mit ra an us aha ya ng sa li ng

laporan mutu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan mutu

5/10/2018 laporan mutu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mutu 1/7

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komoditas hortikultura merupakan salah satu sumber akselerasi pertumbuhan sektor 

  pertanian karena sifat permintaannya yang elastis terhadap pendapatan. Seiring dengan laju

 pertambahan jumlah penduduk, yang dibarengi dengan peningkatan pendapatan, dan berkembangnya

  pusat kota-industri-wisata, serta liberalisasi perdagangan merupakan faktor potensial bagi

 peningkatan permintaan produk hortikultura. Namun demikian potensi pasar tersebut belum mampu

dimanfaatkan para pelaku agribisnis hortikultura secara optimal.

Dilihat dari ketersediaan lahan, komoditas hortikultura masih memungkinkan untuk 

dikembangkan pada skala yang lebih luas. Potensi lahan untuk pengembangan komoditas

hortikultura mencakup lahan pekarangan seluas 5,33 juta ha, lahan tegalan/huma 11,61 juta ha, lahan

sementara tidak diusahakan seluas 7,58 juta ha, dan lahan untuk kayu-kayuan seluas 9,13 juta ha

(BPS, 2003; Hasil Identifikasi Ditjen Bina Produksi Hortikultura, 2001). Potensi produksi yang besar 

ini juga belum mampu dikelola secara optimal, karena petani menghadapi kendala dalam pemasaran,

yang terkait dengan ketidakpastian pasar dan rendahnya harga pada musim panen.

Sifat komoditas hortikultura yang mudah rusak, dan mengalami susut yang besar merupakan

 permasalahan yang dialami petani dan juga pedagang dapat menimbulkan resiko fisik dan harga bagi

 pelaku agribisnis hortikultura. Kualitas produk hortikultura yang rendah berkaitan erat dengan sistem

 produksi, sistem panen, penanganan pasca panen, sistem distribusi dan pemasaran. Konsekuensinya,

agar dapat memenuhi permintaan pasar dan preferensi konsumen baik domestik maupun ekspor,

maka masalah efisiensi, produktivitas, dan kualitas harus mendapatkan prioritas perhatian. Dengan

demikian dipandang penting membangun kelembagaan kemitraan usaha yang saling

Page 2: laporan mutu

5/10/2018 laporan mutu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mutu 2/7

membutuhkan,memperkuat dan saling menguntungkan serta menerapkan manajemen mutu yang

andal, agar komoditas hortikultura Indonesia dapat berperan dalam perdagangan global.

Kinerja ekspor produk hortikultura Selandia Baru mengalami peningkatan yang sangat

  pesat dalam 30 tahun terakhir. Pada tahun 1980 nilai ekspor masih 116 juta USdolar dan

meningkat mencapai 1 milyar USdolar di tahun 1990 dan menajdi 2 milyar US di tahun 2003.

Berbagai produk hortikultura dari buah-buahan yang segar, sayur-mayur, bunga, tanaman dan

 benih, seperti anggur, diekspor sedikitnya 105 negara.

I.2 TUJUAN

Tujuan dilakukan praktikum ini yaitu :

1. Mengetahui ciri fisik dari produk hortikultura

2. Mengetahui kualitas produk hortikultura

3. Mengetahui mutu rasa produk hortikultura

Page 3: laporan mutu

5/10/2018 laporan mutu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mutu 3/7

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 HASIL

Identifikasi Produk Hortikultra

NO NAMA PRODUK PENGAMATAN

1

2

3

4

Bucis Baby

- Kemasan/ Tampilan- Ukuran Buah

- Kesegaran buah

- Rasa- Warna

- Kerusakan (hama dan penyakit)- Berat- Harga

Jagung Muda (Soleng)

- Kemasan/ Tampilan

- Ukuran Buah

- Kesegaran buah- Rasa

- Warna

- Kerusakan (hama dan penyakit)- Berat

- Harga- Panjang buah

Buah Pear 

- Kemasan/ Tampilan- Ukuran Buah

- Kesegaran buah

- Rasa

- Warna- Kerusakan (hama dan penyakit)

- Berat- Harga

- Jumlah buah

Buah Anggur 

Rapih/menarik Seragam

Masih cukup segar 

ManisHijau seragam

+ 5%, rusak busukkarena ada ulat.200 gr Rp 6.750

Rapih/menarik 

Tidak seragam

Sudah tidak segar Hambar 

Pucat tidak segar 

Tidak ada250 gr 

Rp 8.750

+ 5 cm

Rapih/menarik Tidak seragam

Tidak segar 

Tidak manis

Kuning agak layuTidak ada

734 gr 

Rp 15.2403 buah

Page 4: laporan mutu

5/10/2018 laporan mutu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mutu 4/7

5

6

- Kemasan/ Tampilan

- Ukuran Buah- Kesegaran buah

- Rasa

- Warna- Kerusakan (hama dan penyakit)- Berat

- Harga

- Jumlah buah

Keripik Pisang Rasa Barbeque

- Kemasan/ Tampilan

- Tekstur  

- Rasa

- Warna- Berat

- Harga

Keripik Pisang Rasa Sapi Panggang

- Kemasan/ Tampilan- Rasa

- Warna

- Tekstur  - Berat

- Harga

Rapih/menarik 

SeragamCukup segar 

Manis

Merah seragam

2,5%338 gr 

Rp 18.59043 buah

Rapih/Menarik 

Renyah

Enak(sesuai)

Rapih/menarik Enak(sesuai)

Putih kekuningan

Renyah

Page 5: laporan mutu

5/10/2018 laporan mutu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mutu 5/7

3.1 PEMBAHASAN

Dari data hasil praktikum di atas bahwa produk hortikultura sangat berbeda – 

 beda kualitas mutu produk nya karena system pengolahan setelah di panen sangat

 berbeda. Untuk perbedaan tersebut antara lain yaitu :

1. Buncis Baby di kemas menarik dan rapih tetapi polong masih kecil dan banyak 

ulat

2. Jagung Kecil (Soleng) warna sudah pucat karena terlalu lama proses pengemasan

sehingga terjadi perubahan yang menyebabkn kualitas buruk.

3. Pear juga kualitas diantara produk paling jelek karena buah sudah layu, tidak 

seragam dan rasa sudah berkurang

4. Buah Anggur dan keripik pisang sudah bagus karena cara pengolahan setelah

 panen dilakukan dengan baik jadi mutu pengolahan menjdi lebih baik juga.

Page 6: laporan mutu

5/10/2018 laporan mutu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mutu 6/7

KESIMPULAN

Dari data diatas bahwa dapat disimpulkan suatu indicator produk hortikultura berbeda

tergantung jenis produk apa yang akan di olah sehingga menghasilkan mutu yang baik. Kualits

suatu produk menjadi penentu senang atau tidak nya konsumen terhadap produk yang kita

 pasarkan. Mutu tersebut harus meliputi warna, rasa, ukuran produk, renyah atau tidak ny produk 

dan lain-lain yang dapat menurunkan harga untuk produk itu sendiri. Jadi produk yang di

 pasarkan harus memiliki kualitas yang baik sehingga konsumen ingin membeli produk tersebut.

Page 7: laporan mutu

5/10/2018 laporan mutu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mutu 7/7

DAFTAR PUSTAKA

http://batikyogya.wordpress.com/2008/08/13/belajar-managemen-produk-

hortikultura-buah-dan-sayuran-segar/