17
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN TUTORIAL SGD 2 LBM 2 NYERI NEUROPATIK Telah Disetujui oleh : Semarang, 22 September 2014 Tutor drg. Aning Susilowati Page 1

LAPORAN NEUROPATIK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN NEUROPATIK

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUTORIAL

SGD 2 LBM 2

NYERI NEUROPATIK

Telah Disetujui oleh :

Semarang, 22 September 2014

Tutor

drg. Aning Susilowati

Page 1

Page 2: LAPORAN NEUROPATIK

DAFTAR ISILEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2

BAB 1..............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

A.Latar Belakang.........................................................................................................................3

B.Skenario....................................................................................................................................3

C.Identifikasi Masalah.................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................5

A.Landasan Teori.........................................................................................................................5

1.Nyeri Neuropatik...................................................................................................................5

a.Definisi Nyeri Neuropatik..................................................................................................5

b.Penyebab Nyeri Neuropatik...............................................................................................5

c.Klasifikasi Nyeri Neuropatik.............................................................................................6

d.Ciri Khas Nyeri Neuropatik...............................................................................................7

e.Gejala Nyeri Neuropatik....................................................................................................7

f.Patofisiologi Nyeri Neuropatik..........................................................................................8

g.Pemeriksaan Nyeri Neuropatik..........................................................................................8

h.Penatalaksanaan Nyeri Neuropatik....................................................................................8

i.Penyebab Nyeri Tidak Berkurang....................................................................................10

j.Penyebab Nyeri Berulang.................................................................................................10

B.Konsep Mapping....................................................................................................................11

BAB III..........................................................................................................................................12

KESIMPULAN..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

Page 2

Page 3: LAPORAN NEUROPATIK

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar BelakangDefinisi nyeri berdasarkan International Association for the Study of Pain (IASP, 1979)

adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dimana berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan. Sebagai mana diketahui bahwa nyeri tidaklah selalu berhubungan dengan derajat kerusakan jaringan yang dijumpai. Namun nyeri bersifat individual yang dipengaruhi oleh genetik, latar belakang kultural, umur dan jenis kelamin. Kegagalan dalam menilai faktor kompleks nyeri dan hanya bergantung pada pemeriksaan fisik sepenuhnya serta tes laboratorium mengarahkan kita pada kesalahpahaman dan terapi yang tidak adekuat terhadap nyeri, terutama pada pasien-pasien dengan resiko tinggi seperti orang tua, anak-anak dan pasien dengan gangguan komunikasi.

Setiap pasien yang mengalami trauma berat (tekanan, suhu, kimia) atau paska pembedahan harus dilakukan penanganan nyeri yang sempurna, karena dampak dari nyeri itu sendiri akan menimbulkan respon stres metabolik (MSR) yang akan mempengaruhi semua sistem tubuh dan memperberat kondisi pasiennya. Hal ini akan merugikan pasien akibat timbulnya perubahan fisiologi dan psikologi pasien itu sendiri, seperti.

• Perubahan kognitif (sentral) : kecemasan, ketakutan, gangguan tidur dan putus asa • Perubahan

neurohumoral : hiperalgesia perifer, peningkatan kepekaan luka

• Plastisitas neural (kornudorsalis), transmisi nosiseptif yang difasilitasi sehingga meningkatkan

kepekaan nyeri

• Aktivasi simpatoadrenal : pelepasan renin, angiotensin, hipertensi, takikardi

• Perubahan neuroendokrin : peningkatan kortisol, hiperglikemi, katabolisme

B.Skenario

Judul : Sudah sembuh koq bisa tiba-tiba sakit gini sih…

Page 3

Page 4: LAPORAN NEUROPATIK

Seorang laki-laki berusia 53 tahun datang untuk memeriksakan rasa sakitberdenyut pada gigi sebelah kiri bawah.Rasa sakit berdenyut tersebut muncul secara tiba-tiba lalu hilang dengan sendirinya.Keluhan ini dirasakan sejak 6 bulan yang lalu dan hingga sekarang dirasakan semakin memburuk terutama ketika mengunyah dan menggigit makanan.Pasien pernah mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri tetapi rasa nyeri tidak berkurang dan masih terus berulang.Dokter menduga bahwa rasa sakit pasien diseabkan karena nyeri neuropatik sehingga perlu pemerikaan lebih lanjut lagi untuk membedakan dengan nyeri yang lain.

C.Identifikasi Masalah1. Apa definisi nyeri neuropatik?2. Apa penyebab nyeri neuropatik?3. Apa klasifikasi nyeri neuropatik?4. Bagaimana ciri khas nyeri neuropatik?5. Apa saja gejala nyeri neuropatik?6. Bagaimana patofisiologi nyeri neuropatik?7. Apa saja penatalaksanaan nyeri neuropatik?8. Bagaimana pemeriksaan lanjut dari nyeri neuropatik?9. Kenapa rasa nyeri tidak berkurang meski sudah mengonsumsi obat?10. Mengapa rasa nyerinya timbul berulang?

Page 4

Page 5: LAPORAN NEUROPATIK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1.Nyeri Neuropatik

a.Definisi Nyeri NeuropatikPengertian nyeri neuropatik menurut International Association for The Study of

Pain (IASP) adalah “nyeri yang dipicu atau disebabkan oleh lesi primer atau disfungsi

dari sistem saraf” dan dapat disebabkan oleh kompresi atau infiltrasi dari nervus oleh

suatu tumor, tergantung di mana lesi atau disfungsi terjadi.

Nyeri neuropatik pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan

asalnya yaitu perifer dan sentral, juga berdasarkan waktunya, yakni nyeri neuropatik

akut dan kronik. Ada beberapa masalah dalam bidang kedokteran paliatif yang

menyulitkan dalam mendiagnosis dan menangani nyeri neuropatik, dan tak ada satupun

hasil yang memuaskan yang dapat menyebabkan hilangnya nyeri. Dalam membuat

suatu diagnosa adanya nyeri neuropatik diperlukan anamnesis yang tepat tentang apa

yang sedang dirasakan pasien, baik tipenya maupun derajat dari nyeri tersebut.

b.Penyebab Nyeri Neuropatik

1. Saraf tepi

Trauma, pasca operatif, diabetes mellitus, invasi tumor, irradiasi, iskemia, penyakit kolagen, alkohol, nutrisi, obat

2. Radiks dan ganglion dorsalis

HNP, arakhnoiditis, avulsi, neuralgia post-herpetik, kompresi tumor

3. Medula spinalis

Mielitis, trauma, vascular, pasca operasi, siringomieli, sklerosis multipel, AVM, disrafisme, defisiensi vit B12

Page 5

Page 6: LAPORAN NEUROPATIK

4. Batang otak

Sindroma Wallenberg, tumor, siringobulbi, sklerosis multipel

5. Talamus

Stroke, tumor

6. Korteks

Stroke, AVM, trauma, tumor

c.Klasifikasi Nyeri NeuropatikNyeri Neuropatik diklasifikasikan berdasarkan :

1. Letak lesi

2. Waktu

3. Intensitas

Berdasarkan letak lesi

a. Nyeri neuropatik perifer

Letak lesi pada sistem aferen perifer di saraf tepi, ganglion radiks dorsalis, atau pada radiks dorsalis.

Contoh : polineuritis, neuralgia trigeminal, polineuropati diabetic

b. Nyeri neuropatik sentral

Letak lesi di medula spinalis, batang otak, thalamus, atau korteks serebri.

Contoh : nyeri spinal pasca trauma, nyeri sentral pasca stroke

Berdasarkan Waktu

a. Nyeri neuropatik akut

Nyeri yang dialami dalam waktu < 3 bulan

Contoh : Ischialgia pada HNP, neuralgia trigeminal

b. Nyeri Neuropatik kronis

Page 6

Page 7: LAPORAN NEUROPATIK

Nyeri yang dialami dalam waktu > 3 bulan, nyeri yang masih dialami setelah cedera jaringan sembuh.

i. Nyeri malignan : nyeri kanker, nyeri pasca operasi, dll

ii. Nyeri nonmalignan : neuropati diabetic, neuropati toksik, CTS, dll

Berdasarkan Intensitas

a. Ringanb. Sedangc. Berat

d.Ciri Khas Nyeri Neuropatik1. Nyeri di bagian distal dari lesi atau disfungsi saraf

2. Sensasi tidak selalu sesuai dengan stimulus , rasa panas, berdenyut, ngilu, kaku

3. Kronis, persisten setelah cedera sembuh

4. Tidak memiliki fungsi protektif

5. Gejala penyerta seperti insomnia, cemas, depresi, berat badan menurun, kualitas hidup menurun

e.Gejala Nyeri Neuropatik- Gejala neuropati yang paling umum termasuk linu, nyeri terbakar, nyeri dingin,

kesemutan mati rasa, dan nyeri bila disentuh. Nyeri neuropatik sering bisa sulit untuk menggambarkan dan dapat bervariasi dari hari ke hari dan orang ke orang.

- Ganggaun sensorik dan motorik

- Ada rasa terbakar dan spontan

- Menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah meningkat

- Dialami didaerah tertentu yang mengalami kerusakan

- Terjadi mati rasa pada daerah tertentu

- Parastesia :sensasi abnormal/spontan seperti dibangkitkan

- Disestesia:sensasi abnormal yang tidak menyenangkan,spntan missal pada saat pasca stroke

- Hipestesia :berkurangnya sensitifitas terhadap rangsangan nyeri sensorik

- Hiperestesia : meningkatkan sensitifitas terhadap nyeri sensorik

- Hipoalgsia : berkurangnya respon nyeri pada rangsangan sensorik

- Hiperalgesia :menignkatnya respon nyeri pada rangsangan sensorik nyeri

Page 7

Page 8: LAPORAN NEUROPATIK

f.Patofisiologi Nyeri Neuropatik- perifer : dari impuls efaptik sensitisasi terhadap kartekolamin perubahan

neuropetida pada serabut afferent nosiseptif primer (afferent primer yang rusak menyebabkan sensitifitas terhadap stimulasi dari nosiseptik, afferent primer tersebut menyebabkan sensitifitas pada efineprin reflex spasme otot rangsangan pada nervi nervorm

- sentral : sensitisai sentral perubahan fenotip sprouting serabut Abeta ke lamina 2 rexed layer peningkatan jumlah reseptor perubahan pada Gene related C-fos hilangnya control inhibisi muatan epileptic lepas dari neuron nosiseptik kortikal

- Nyeri spontanDari lesi pada bag sarafhistamin dan serotoninditangkap nosiseptorberjalan menuju kornu posterior dan berinteraksi dengan analgetik endogen

- Nyeri lamaLebiih ditekankan pada hasilnya yaitu prostaglandin yang menyebabkan nyeri yang lama

g.Pemeriksaan Nyeri NeuropatikAnamnesis

Pemeriksaan Fisik

A. Inspeksi : sama dengan NTI

B. P(x) Neurologis

terbukti ditemukan adanya lesi sentral batang otak, antara lain sklerosis multipel, infark dan tumor

Pemeriksaan Penunjang

MRI, CT Scan, Evoked Potential

h.Penatalaksanaan Nyeri NeuropatikA. Terapi Farmakologis

Terapi analgetik

1. Non opioid

digunakan sebagai terapi kombinasi dengan analgesik adjuvant pada kasus nyeri campuran nosiseptif dan neuropatik.

Page 8

Page 9: LAPORAN NEUROPATIK

Contoh : asetaminofen, tramadol, NSAIDs

2. Opioid

Contoh : kodein, morfin, fentanil, oksikodon, hidromorfon, metadon, levorvanol

3. Simpatolitik : fentolamin, klonidin, fenoksibenzamin

4. Benzodiasepin : klonasepam

5. Kortikosteroid : prednison, deksamethason

6. Spasmolitik : baklofen, eperison HCL, tizanidin

7. Neuroleptik : pimozide

8. Antagonis NMDA : ketamin, dekstrometorfan

9. Sympathetically maintain pain : reserpin

10. Obat anti ektopik : metilkobalamin

11. Obat topikal : lidokain gel, kapsaisin topical

Terapi Analgetik Adjuvant

1. Anti konvulsan : gabapentin, carbamazepin lamotrigin

2. Antidepresan : amitriptilin, fluoxetin, duloxetin

3. Anestesi lokal : lidokain

Pemilihan obat tergantung pada sifat, penyebab, dan mekanisme nyeri neuropatik yang terjadi

Terapi Farmakologis Invasif

1. Blok saraf

dilakukan dengan penyuntikan anestesi lokal dan steroid

2. Neurolitik

a. neurolitik intratekal : alkohol, fenol

b. neurolitik pada pleksus coeliacus : alkohol, bupivakain

c. neurolitik pada ganglion stellatum : alkohol , bupivakain

d. neurolitik pada saraf kranial : alkohol, fenol

e. Lain-lain : radiofrekuensi dan stimulasi medulla spinalis

Page 9

Page 10: LAPORAN NEUROPATIK

Indikasi tindakan neurolitik 1. nyeri hebat yang menetap2. gagal terapi secara farmakologis3. lokasi sumber nyeri mudah dijangkau untuk dilakukan tindakan neurolitik4. sumber nyeri tidak multifokal5. nyeri merupakan nyeri somatik dan viseral

B. Terapi Non Farmakologis

1. Informasi dan edukasi pasien

2. Rehabilitasi

3. Terapi bedah

tujuan : a. memutus jaras saraf nyeri

b. memodulasi input sensoris

i.Penyebab Nyeri Tidak BerkurangBisa karena pemilihan obat yg tidak bisa melampaui intensitas nyeri,obat kurang tepat ke sasaran

j.Penyebab Nyeri BerulangObat analgesik hanya mengobati sementara Opioid: masuk ke saraf periferhambat enzim sikloorksiginase /enxim COX (bantu sintesis prostaglandin)

Non opioid hambat transmitter saraf spinal

Page 10

Page 11: LAPORAN NEUROPATIK

B.Konsep Mapping

RASA SAKIT PADA RAHANG BAWAH KIRI SEJAK 6 BULAN

TIDAK HILANG WALAUPUN SUDAH MENGKONSUMSI

OBAT

PATOFISIOLOGI

NYERI NEUROPATIK

PEMERIKSAAN DAN PENATALAKSANAAN

PENYEBABCIRI KHAS DAN GEJALA

Page 11

Page 12: LAPORAN NEUROPATIK

BAB III

KESIMPULAN

Nyeri neuropatik merupakan nyeri yang dipicu atau disebabkan oleh lesi primer atau

disfungsi dari sistem saraf. Nyeri neuropatik pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu

berdasarkan asalnya yaitu perifer dan sentral, juga berdasarkan waktunya, yakni nyeri neuropatik

akut dan kronik.

Nyeri neuropatik dapat terjadi akibat lesi di susunan saraf pusat (nyeri sentral) atau

kerusakan saraf perifer (nyeri perifer). Nyeri neuropatik berasal dari saraf perifer di sepanjang

perjalanannya atau dari SSP karena gangguan fungsi, tanpa melibatkan eksitasi reseptor nyeri

spesifik (nosiseptor). Gangguan ini dapat disebabkan oleh kompresi, transeksi, infiltrasi, iskemik,

dan gangguan metabolik pada badan sel neuron. Nyeri neuropatik juga dapat dihubungkan

dengan penyakit infeksi, yang paling sering adalah HIV. Nyeri pada pasien kanker dapat timbul

dari kompresi tumor pada jaringan saraf atau kerusakan sistem saraf karena radiasi atau

kemoterapi.

Penatalaksanaan yang sistematik bergantung kepada diagnosis yang tepat. Diagnosis dari

nyeri neuropatik mengutamakan anamnesis riwayat penyakit yang tepat dan pemeriksaan fisis

yang sesuai alat diagnostik seperti DN4 atau LANSS scoring mungkin berguna. Banyak jenis

obat obat yang telah digunakan dalam mengobati neuropatik pain, termasuk diantaranya

antiepilepsi spektrum luas (AEDs), opioid dan antidepresant trisiklik. Pregabalin juga dianjurkan

pada nyeri neuropati sentral.

Page 12

Page 13: LAPORAN NEUROPATIK

DAFTAR PUSTAKA

1. Purba JS. Penggunaan Obat Antiepilepsi sebagai terapi Nyeri Neuropatik. [serial online]Oktober 2006 [cited 2008 February 8] : [3 screens]. Available from: URL: http://www.dexa-medica.com

2. Meliala L, Pinzon R. Breakthrough in Management of Acute Pain. [serial online] Oktober 2007 [cited 2008 February 2008] : [4 screens]. Available from: URL : http://www.dexa-medica.com

3. Nicholson B. Differential Diagnosis: Nociceptive and Neuropathic Pain. The AmericanJournal of Managed Care. Juni 2006. p256-61.

4. Argoff CE. Managing Neuropathic Pain: New Approaches For Today's Clinical Practice.[online] 2002 [cited 2008 February 8] : [31 screens]. Available from: URL :http://www.medscape.com/viewprogram/2361.htm

5. Romanoff ME. Neuropathic Pain. In: Ramamurthy S, Alanmanou E, Rogers JN. DecisionMaking in Pain Management. 2nd ed. Philadelphia: Mosby, 2006: p86-89

6. Richeimer S. Understanding neuropathic pain. [online] 2007 [cited 2008 February 8] : [6screens]. Available from URL :  http://www.spineuniverse.com

7 . Suzuki R, Dickenson A. Neuropathic pain. [serial online] 2003 Maret 3 [cited 2008February 8]: [3 screens]. Available from: URL:  http://www.chemistanddruggist.com

8 . Beydoun A. Symptomatic treatment of neuropathic pain: a focus on the role of anticonvulsants. [online] April 2001 [cited 2008 Februari 2008] : [20 screens]. Availablefrom: URL : http://www.medscape.com/viewprogram/220.htm

9 . Zeltzer L. The use of topical analgesics in the treatment of neuropathic pain:mechanism of action, clinical efficacy, and psychologic correlates. [online] 2004 [cited 2008Februari 8] : [2 screens]. Available from: URL: http://www.medscape.com

Page 13