Upload
patrycia-anugerah
View
19
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sjsjs
Citation preview
Nama : Ny. Ika Agustina Jenis kelamin : L / P Usia : 30thOperator : dr. Abitmer Gultom, SpOG
Asisten I : Zr. Natalina Anestesi : dr. Veronica, SpAn
Asisten II: Patrycia Anugerah KoAss : Rani Septiani Instrumentator : Zr RosmeryDiagnosis Pra Bedah :G2P1A0 hamil 38 minggu inpartu + bekas SC 1x <2th + AnemiaJanin tunggal hidup + Letak Sungsang
Tanggal Operasi :28 September 2015
Diagnosis Pasca Bedah :P2A0 pasca SCTP a.i inpartu + Bekas SC 1x <2t + Letak Sungsang + Anemia
Lama Operasi :1 Jam 30 menit
Tindakan Pembedahan :1. Sectio Caesaria Transperitoneal Profunda
Jenis Operasi : Elektif Minor Poliklinik Medium Emergency Mayor
LAPORAN OPERASI
Uraian Tindakan Operasi :1. Pasien tidur telentang di atas meja operasi dengan spinal analgesia, dipasang
dower kateter.2. Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada daerah abdomen dan sekitarnya
sampai 1/3 proximal tungkai atas dan lapangan operasi dipersempit dengan doek steril.
3. Dilakukan insisi pfannensteil ± 10 cm pada lipatan kulit regio abdomen bawah, insisi diperdalam lapis demi lapis berturut-turut dari kutis, subkutis, fascia, m.rectus abdominis lalu disisihkan ke lateral secara tumpul. Perdarahan yang terjadi dirawat.
4. Peritoneum dibuka ke arah atas dan bawah lalu dimasukkan 1 kain panjang steril ke rongga abdomen atas untuk memisahkan uterus dan organ lainnya. Tampak uterus gravidarum.
5. Plika vesikouterina disayat melintang lalu disisihkan ke bawah serendah-rendahnya.
6. Dilakukan sayatan pada segmen bawah rahim secara melintang sampai tampak selaput ketuban, cairan amnion berwarna jernih.
7. Janin dikeluarkan dengan bantuan dorongan ringan pada fundus uteri. Kemudian dilahirkan secara berturut-turut kepala, kemudian dilahirkan bahu depan, bahu belakang, trochanter depan, trochanter belakang, bokong dan ekstremitas bawah.
8. Bayi menangis, tali pusat diklem pada 2 tempat, 5 cm dan 7 cm dari umbilikus bayi. Lalu gunting diantaranya. Bayi diserahkan ke dokter anak.
9. Lahir bayi laki-laki pukul 11.50 WIB, BBL: 3500gram, PBL: 45 cm, Apgar Score 8/9, anus + , tidak tampak kelainan kongenital mayor.
10. Plasenta dilahirkan lengkap secara manual, kotiledon lengkap, berat 900gram ukuran 20x 19 x 2cm , panjang tali pusat 42 cm, insersio sentralis
11. Kontraksi uterus kurang baik, diberikan tambahan Methergin inj dan cytotex tab sublingual
00 06 90 84
BAG./ SMF OBSTETRI GINEKOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN / RUMAH SAKIT UMUMFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAJL. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang, Jakarta Timur 13630Telp.8099217 ext. 108 / 205
12. Cavum uteri dibersihkan dari sisa plasenta dan selaput ketuban. Perdarahan dirawat.
13. Dilakukan penjahitan hemostasis pada segmen bawah rahim di kedua ujungnya dengan ”Vicryl” no. 2 kemudian miometrium dijahit secara jelujur interlocking, dilanjutkan dengan menjahit plika vesikouterina secara jelujur.
14. Segmen bawah uteri dijahit dua lapis dengan menggunakan ”Vicryl” no.2.15. Diyakini tidak ada pendarahan, dilakukan reperiotonisasi plika vesiko
uterine, gaas steril dilepaskan.16. Pada eksplorasi didapatkan tuba kanan normal, ovarium kanan normal,
tuba kiri normal, ovarium kiri normal.17. Dilakukan penutupan dinding abdomen lapis demi lapis:
a. Peritoneum parietale dijahit dengan benang ”chromic cutgut” no. 2.0 secara jelujur.
b. M.rectus abdominis dijahit dengan benang “chromic cutgut” no 2.0 secara simpel.
c. Fascia dijahit dengan benang “vicryl” no. 2.0 secara jelujur.d. Subkutis dijahit dengan benang “plain” no. 1 secara simpel.
18. Kutis dijahit dengan “chromic cutgut” no. 2.0 secara subkutikuler.19. Diyakini bersih, ditinggalkan kortison injeksi dalam kavum abdomen,
dinding abdomen ditutup lapis demi lapis, fascia dengan vicryl, kulit dengan ”chromic catgut” 3.0 subkutikuler.
20. Operasi selesai.
Keadaan pasca operasi- Keadaan umum : Tampak sakit sedang- Kesadaran : Composmentis- Tekanan darah : 100/70 mmHg- Nadi : 72 x/menit- Suhu : 36˚C- RR : 20 x/menit
Jaringan ke Patologi Anatomi :
Ya : tgl…………………………. Tidak
Tanda tangan Operator,
(dr. Abitmer Gultom, SpOG)