65
I. PENDAHULUAN Pelaksanaan Project Performance Monitoring System (PPMS)/ Sistem Monitoring Kinerja Proyek merupakan salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh pengelola kegiatan P4MI sesuai dalam PAM. Disamping itu juga telah ditegaskan dalam hasil Misi Tinjauan Mid Term ADB pada tanggal 9-23 Juni 2006 untuk dapat segera ditindak lanjuti. Sesuai hasil Misi Tinjauan Mid Term ADB bulan Juni 2006 paragraf 33 bahwa pelaksanaan PPMS diawali dengan pelatihan/workshop operasionalisasi PPMS dengan melibatkan staf pengelola P4MI baik di tingkat nasional maupun daerah yang selanjutnya ditindak lanjuti di masing-masing kabupaten hingga di tingkat lapangan atau lokasi sasaran P4MI. Pelatihan PPMS di tingkat Kabupaten Donggala sebagai tindak lanjut hasil pelatihan PPMS di tingkat nasional pada tanggal 13-14 Juli 2006 di Bogor telah dilaksanakan. Pelatihan PPMS di tingkat Kabupaten Donggala dilaksanakan pada tanggal 25-26 Agustus 2006 dengan peserta terdiri dari staf PIU, pengelola SPIA Posisani, staff BPTP, dan SLK. Pelatihan PPMS tingkat kecamatan dilaksanakan mulai tanggal 31 Agustus - 9 September 2006 dengan peserta terdiri dari : Fasilitator Desa (FD), pengurus Komisi Investasi Desa (KID) dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang terkait kegiatan P4MI di Kabupaten Donggala. Operasionalisasi kegiatan PPMS di Kabupaten Donggala mulai dilaksanakan pada bulan September – Desember 2006

LAPORAN - P F I 3 P - Badan Litbang Pertanianpfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/98/file/... · Web viewData mengenai jumlah anggota dan kelompok tani, rata-rata kehadiran

Embed Size (px)

Citation preview

I. PENDAHULUAN

Pelaksanaan Project Performance Monitoring System (PPMS)/ Sistem Monitoring Kinerja Proyek merupakan salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh pengelola kegiatan P4MI sesuai dalam PAM. Disamping itu juga telah ditegaskan dalam hasil Misi Tinjauan Mid Term ADB pada tanggal 9-23 Juni 2006 untuk dapat segera ditindak lanjuti.

Sesuai hasil Misi Tinjauan Mid Term ADB bulan Juni 2006 paragraf 33 bahwa pelaksanaan PPMS diawali dengan pelatihan/workshop operasionalisasi PPMS dengan melibatkan staf pengelola P4MI baik di tingkat nasional maupun daerah yang selanjutnya ditindak lanjuti di masing-masing kabupaten hingga di tingkat lapangan atau lokasi sasaran P4MI.

Pelatihan PPMS di tingkat Kabupaten Donggala sebagai tindak lanjut hasil pelatihan PPMS di tingkat nasional pada tanggal 13-14 Juli 2006 di Bogor telah dilaksanakan. Pelatihan PPMS di tingkat Kabupaten Donggala dilaksanakan pada tanggal 25-26 Agustus 2006 dengan peserta terdiri dari staf PIU, pengelola SPIA Posisani, staff BPTP, dan SLK. Pelatihan PPMS tingkat kecamatan dilaksanakan mulai tanggal 31 Agustus - 9 September 2006 dengan peserta terdiri dari : Fasilitator Desa (FD), pengurus Komisi Investasi Desa (KID) dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang terkait kegiatan P4MI di Kabupaten Donggala.

Operasionalisasi kegiatan PPMS di Kabupaten Donggala mulai dilaksanakan pada bulan September – Desember 2006 oleh : staff PIU, staff BPTP, pihak LSM (ATL, SLK, dan FD), Pengurus FAD dan KID serta kelompok tani. Data-data yang diperoleh dari hasil kegiatan PPMS meliputi : Kelompok Tani (Poktan), Fasilitator Desa (FD), Komisi Investasi Desa (KID), Forum Antar Desa (FAD), Komisi Koordinasi Kabupaten (KKK), manfaat dan dampak investasi desa, pelaksanaan komponen 2, 3 dan 4 serta masalah-masalah yang dihadapi. Rencana pengumpulan dan pengolahan data untuk berikutnya akan dilakukan pada bulan Januari – Maret 2007.

Penyusunan laporan PPMS di Kabupaten Donggala merupakan hasil dari kegiatan PPMS. Isi laporan PPMS mencakup pendahuluan, pelaksanaan kegiatan, hasil dan pembahasan, masalah yang dihadapi dan upaya pemecahannya serta rencana kegiatan periode berikutnya.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Pemberdayaan Petani

Data yang dikumpulkan, dientry dan diolah untuk komponen Pemberdayaan Petani (Komponen A) meliputi : pembentukan dan kegiatan Kelompok Tani (Poktan), proses pemilihan fasilitator desa, peningkatan kapasitas Fasilitator Desa (FD), kegiatan fasilitator desa, proses pemilihan komisi investasi desa (KID), peningkatan kapasitas pengurus KID, kegiatan investasi desa, perkembangan realisasi kegiatan investasi desa, peningkatan kapasitas pengurus Forum Antar Desa (FAD), kegiatan FAD, keanggotaan KKK, peningkatan kapasitas dan kegiatan KKK, serta manfaat dan dampak investasi desa.

2. Dukungan Pengembangan Akses Informasi

Data yang dikumpulkan, direkam dan diolah guna mendukung kegiatan pengembangan akses informasi (Komponen B) meliputi : pembangunan pusat informasi pertanian tingkat kabupaten (PIPK), penyempurnaan sistem informasi pasar, dan Pengembangan Website Pertanian Nasional.

3. Dukungan Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian & Diseminasinya

Data yang dikumpulkan, dientry dan diolah guna mendukung pelaksanaan pengembangan inovasi teknologi pertanian dan diseminasi (Komponen C) meliputi : (i). Program Penelitian dan Pengkajian Khusus Balit/BPTP pada Lahan Kering Marjinal; (ii). Tukar Informasi dan Pengembangan Kapasitas; (iii). Program Inovasi Melalui Inisiatif Lokal; (iv). Pembuatan Informasi Teknis Pertanian dalam Bentuk Tradisional (Cetak); (v). Pembuatan Brosur/Petunjuk Teknis (Juknis); (vi). Pembuatan Folder dan (vii). Pembuatan Poster.

2

4. Manajemen Proyek

Data yang dikumpulkan, dientry dan diolah dalam Komponen D (Manajemen Proyek) meliputi: (a). Kelengkapan Perangkat Operasional Proyek; (b). Kegiatan Koordinasi dan Pelaksanaan Kegiatan Proyek; (c). Supervisi, Monitoring Evaluasi dan Auditing dan (d). Kegiatan Pembuatan Laporan.

3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMPONEN 1: PEMBERDAYAAN PETANI

A. KELOMPOK TANI

1. Pembentukan KelompokTani

Data mengenai jumlah anggota dan kelompok tani, rata-rata kehadiran saat pembentukan kelompok tani maupun saat kegiatan (pengkajian soasial, kemiskinan, dan jender secara partisipatif), serta komposisi kepengurusan kelompok dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Proses Pembentukan dan Kondisi Kelompok Tani pada Desa-Desa P4MI T.A. 2003/2004 s.d. T.A. 2006, Kab. Donggala

No UraianTA

Total/Rata2

Prosentase

2004N (%)

2005N (%)

2006N (%)

1. Jumlah Kelompok Tani (KT) KT Laki-Laki KT Perempuan KT Campuran

5 (38%)0 (0%)

8 (62%)

57 (43%)14 (11%)61 (46%)

68 (38%)19 (11%)92 (51%)

13033161

40%10%50%

2. Jumlah Kelompok Tani (KT) KT Baru KT Lama (revitalisasi)

9 (69%)4 (31%)

67 (51%)65 (49%)

126 (70%)53 (30%)

202122

62%38%

3. Rata-rata Kehadiran pembentukan KT. Laki-laki Perempuan

24 (80%)6 (20%)

26 (76%)8 (24%)

21 (75%)7 (25%)

247

77%23%

4 Jumlah Anggota KT : L

aki P

erempuan

197 (75%)64 (25%)

2567 (76%)832 (24%)

3852 (70%)1632 (30%)

66162528

72%28%

5. Komposisi Pendapatan Anggota KT Rendah Menengah Tinggi

202 (77%)59 (23%)0 (0%)

2529 (75%)654 (19%)216 (6%)

3715 (68%)1065 (19%)704 (13%)

64461778920

71%19%10%

6. Rata-rata Kehadiran Anggota KT dalam Pengkajian Social Partisipatif Pengkajian Kemiskinan

Partisipatif Pengkajian Jender Partisipatif

16 (36%)16 (36%)12 (27%)

17 (39%)17 (39%)10 (22%)

22 (46%)15 (31%)11 (23%)

181611

41%35%24%

7. Komposisi pengurus kelompok tani Laki-laki 38 (97%) 300 (79%) 417 (79%) 755 80%

4

Perempuan 1 (3%) 78 (21%) 114 (21%) 193 20%

Berdasarkan Tabel 1. di atas, rata-rata jumlah kelompok tani yang terbentuk sebanyak 130 kelompok tani laki-laki, 33 kelompok tani perempuan dan 161 kelompok tani campuran. Jumlah kelompok tani perempuan setiap tahun anggaran menunjukkan persentase lebih kecil dibanding jumlah kelompok tani laki-laki maupun kelompok tani campuran bahkan pada T.A. 2004 tidak ada kelompok tani perempuan. Rendahnya persentase kelompok tani perempuan yang terbentuk dibanding kelompok tani laki-laki maupun campuran dikarenakan pihak perempuan lebih dominan mengurus rumah tangga dan kondisi fisik laki-laki umumnya lebih kuat dibanding kaum perempuan sekaitan dengan banyaknya kegiatan kelompok tani kearah fisik, misal gotong royong untuk kegiatan pertanian kecuali Kecamatan Marawola dan Kecamatan Kulawi. Dibeberapa tempat pertemuan kelompok tani dilakukan pada malam hari akibat waktu siang dipakai untuk mencari nafkah (kerja di kebun, sawah atau menjadi buruh). Ini menjadi kesulitan dilakukan oleh pihak kaum perempuan sekaitan dengan budaya yang kurang baik apabila pihak perempuan bepergian pada malam hari sendirian. Peranan jender pada kondisi tersebut di atas penting untuk ditingkatkan terutama dalam pembagian peran antar pihak perempuan dan laki-laki. Pembentukan kelompok tani perempuan lebih dominan melaksanakan kegiatan pengajian, arisan, dan membuat masakan.

Jumlah kelompok tani yang baru dibentuk lebih banyak dibanding kelompok tani revitalisasi. Jumlah kelompok tani yang baru dibentuk sebanyak 202 kelompok atau 62% sedang yang direvitalisasi sebanyak 102 kelompok atau 38%. Tingginya kelompok tani yang baru dibentuk dibanding kelompok tani hasil revitalisasi dikarenakan banyaknya kelompok lama yang telah bubar, tidak aktif, tidak ada pengurus maupun kurang kompaknya kelompok lama akibat kurangnya pembinaan dan pembentukan kelompok belum memiliki tujuan yang jelas.

Rata-rata kehadiran masyarakat pada saat pembentukan kelompok tani pun menunjukkan bahwa pihak perempuan lebih sedikit dibanding pihak laki-laki. Rata-rata kehadiran kaum laki-laki pada saat pembentukan kelompok tani sebanyak 24 orang atau sebesar 77% sementara kaum perempuan sebanyak 7 orang atau sebesar 23%. Rendahnya kehadiran kaum perempuan dibanding kaum laki-laki akibat pemberitahuan atau undangan lebih ditujukan kepada kepala rumah tangga tidak ditujukan untuk masing-

5

masing personil. Hal ini berkaitan dengan budaya kehormatan bagi kepala keluarga.

Rendahnya jumlah kelompok tani perempuan menyebabkan jumlah anggota kelompok tani perempuan pun lebih kecil dibanding pihak laki-laki. Jumlah anggota kelompok tani perempuan sebanyak 2.528 orang atau sekitar 28 % dan sebannyak 6.616 orang atau sekitar 72% adalah anggota laki-laki.

Dari 9.144 anggota yang tergabung dalam 324 kelompok tani yang dibentuk/direvitalisai melalui kegiatan P4MI di Kabupaten Donggala sesuai Tabel 1 di atas bahwa jumlah anggota kelompok tani sebanyak 71 % berpendapatan rendah dan hanya 10 % yang berpendapatan tinggi, lainnya sebanyak 19 % berpendapatan menengah. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan kegiatan P4MI yakni minimal 50 % para pemanfaat investasi desa adalah petani miskin.

Minat anggota kelompok tani untuk menghadiri kegiatan pengkajian gender secara partisipatif menunjukkan angka persentasi lebih kecil dibanding kegiatan pengkajian sosial maupun kemiskinan secara partisipatif. Rata-rata tingkat kehadiran anggota kelompok tani untuk masing-masing kegiatan tersebut sebagai berikut : sebanyak 18 anggota atau sekitar 41% menghadiri kegiatan kajian sosial secara partisipatif, sebanyak 16 anggota atau sekitar 35% menghadiri kegiatan kajian kemiskinan secara partisipatif dan sebanyak 11 anggota atau sekitar 24% menghadiri kegiatan kajian jender secara partisipatif. Ketiga kegiatan kajian ini dilaksanakan secara bersama-sama. Kegiatan kajian jender dan kemiskinan secara partisipatif merupakan kegiatan yang diikutkan dalam pelaksanaan kegiatan kajian sosial secara partisipatif.

Dari Tabel 1. di atas, kepengurusan kelompok tani masih di dominasi oleh pihak laki-laki. Sebanyak 755 orang atau sekitar 80%, kepengurusan kelompok tani di jabat oleh kaum laki-laki dan kaum perempuan hanya sebanyak 193 orang atau sekitar 20%.

Berdasarkan uraian Tabel 1. di atas bahwa partisipasi perempuan baik dalam hal pembentukan kelompok tani, kehadiran dalam pembentukan kelompok tani, dan jabatan dalam kepengurusan kelompok tani masih menunjukkan persentase yang masih rendah dibanding kaum laki-laki.

2. Kegiatan Kelompok Tani

6

Data mengenai kegiatan dan pelatihan kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kegiatan dan Pelatihan Kelompok Tani pada Desa-Desa P4MI T.A. 2003/2004-2006, Kabupaten Donggala

No UraianT.A. 2004 T.A. 2005 T.A. 2006 Total/ %n % n % n % Rata2 

1 Frekwensi Pertemuan KT (kali/tahun) 2 4 12 6  

2Frekwensi Interaksi KT dg FD (kali/tahun) 4 4 16 8  

3 Jumlah Peserta Pelatihan  a. Aspek Teknis : 50,32 47,69 22,75 38.76

  - Teknologi Produksi 115 12.58 936 8.75 158 2.38 1209 6.63  - Teknologi Pengolahan 115 12.58 1109 10.37 158 2.38 1382 7.57  - Teknologi Pemasaran 115 12.58 970 9.07 0 0.00 1085 5.95  - Pembuatan Demplot/OnFarm Trial 115 12.58 2086 19.50 1194 17.99 3395 18.61

b. Aspek Sosial  - Penyusunan Rencana Pemberdayaan 109 11.93 1867 17.46 2750 41.43 4726 25.90

c. Aspek Manajemen : 37,74 34,86 35,81 35.34

  - Penyusunan Rencana kerja secara Partisipasi 115 12.58 1667 15.59 2373 35.75 4155 22.77

  - Pembukuan Sederhana 115 12.58 1196 11.18 4 0.06 1315 7.21  - Manajemen 115 12.58 865 8.09 0 0.00 980 5.37  Total 914 10696 6637 182474 Pelatih

  - penyuluh 21 51.22 252 40.13 82 14.86 355 29.07  - LSM 7 17.073 226 35.99 198 35.87 431 35.30  - FD 8 19.512 101 16.08 253 45.83 362 29.65  - Lainnya 5 12.195 49 7.80 19 3.442 73 5.979  Total 41 628 552 1221

5 Metode  - Klassikal 2 6.25 169 33.94 130 37.57 301 34.36  - Lokakarya 12 37.50 126 25.30 49 14.16 187 21.35  - Sekolah Lapang 10 31.25 146 29.32 64 18.5 220 25.11  - Magang 2 6.25 17 3.41 5 1.445 24 2.74  - Lainnya 6 18.75 40 8.03 98 28.32 144 16.44  Total 32 498 346 876  

Frekwensi pertemuan antara kelompok tani dan interaksi antara Fasilitator Desa (FD) dengan kelompok tani setiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang signifikan . Frekwensi pertemuan kelompok tani pada T.A. 2003/2004 dilakukan setiap 6 bulan sekali, pada Tahun Anggaran 2005 setiap 3 bulan dan pada T.A. 2006 pertemuan kelompok tani dilakukan setiap bulan. Peningkatan pertemuan kelompok tani pun diikuti oleh meningkatnya interaksi antara FD dan kelompok tani. Meningkatnya frekwensi pertemuan kelompok tani maupun interaksi antara FD dan kelompok tani menunjukkan bahwa kegiatan tersebut sangat dibutuhkan

7

oleh kelompok tani. Hal ini pun berkaitan dengan mulai aktifnya pendampingan oleh pihak LSM lokal baik FD maupun SLK yang telah direkrut sejak T.A. 2005 hingga saat ini.

Dalam penguatan kelembagaan, kelompok tani diberi pembekalan pengetahuan melalui pelatihan. Jenis pelatihan kelompok tani terdiri dari : 1). aspek sosial meliputi : pengkajian sosial secara partisipatif, pengkajian kemiskinan secara partisipatif dan pengkajian jender secara partisipatif; 2). Aspek manajemen meliputi : pembukuan sederhana, program kerja kelompok tani dan pengelolaan kelompok tani; serta 3). Aspek teknis terdiri dari: teknologi produksi, teknologi pengolahan, pemasaran, dan demplot.

Jumlah peserta pelatihan rata-rata dari aspek teknis lebih banyak dibanding jenis pelatihan aspek lainnya. Rata-rata perentase yang mengikuti pelatihan aspek teknis sebesar 38,76%, sebanyak 35,34 % adalah pengikut peserta pelatihan dari aspek manajemen dan peserta pelatihan dari aspek sosial sebanyak 25,90%.

Pembekalan kelompok tani berupa pelatihan dari aspek teknis dan aspek manajemen lebih banyak disukai dibanding jenis pelatihan dari aspek sosial. Jenis pelatihan dari aspek teknis yang paling banyak disukai adalah pembuatan demplot / on farm trial yakni sebesar 18,61 %. Dari aspek manajemen, peserta pelatihan lebih banyak menyukai materi pelatihan rencana kerja secara partisipatif yakni sebesar 22,77%.

Meskipun rata-rata ketiga tahun anggaran memperlihatkan bahwa jenis pelatihan dari aspek pemberdayaan soial lebih sedikit diminati peserta dibanding aspek teknis dan aspek manajemen, akan tetapi untuk setiap tahunnya peserta pelatihan yang mengikuti jenis pelatihan dari aspek pemberdayaan sosial menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sebaliknya peserta pelatihan dari aspek teknis maupun manajemen cenderung menurun setiap tahun anggaran mulai dari T.A. 2003/2004 - T.A. 2006. Semakin meningkatnya materi pelatihan dari aspek pemberdayaan sosial karena kegiatan P4MI lebih difokuskan pada pemberdayaan sebagaimana di komponen 1 dan lembaga swadaya mulai aktif sejak T.A. 2005 sampai dengan saat ini.

Pelatih yang dilibatkan dalam kegiatan pelatihan kelompok tani meliputi LSM, FD, Penyuluh dan lainnya yaitu BPTP dan instansi pemerintah terkait. Penyuluh adalah salah satu personil yang dilibatkan dalam

8

kegiatan pendampingan teknis pada program P4MI di Kabupaten Donggala. Telah diuraikan di atas bahwa materi pelatihan kelompok tani dari aspek teknis menunjukkan penurunan setiap tahun anggaran. Hal ini menyebabkan, menurunnya keterlibatan tenaga Penyuluh sebagai pelatih dalam kegiatan pelatihan kelompok tani setiap tahunnya (Lihat Tabel 2.). Sebaliknya tenaga pelatih dari LSM dan FD cenderung meningkat setiap tahunnya sekaitan dengan semakin meningkatnya materi pelatihan dari aspek pemberdayaan sosial dan manajemen kelompok tani. Rata-rata keterlibatan tenaga pelatih pada pelatihan kelompok tani untuk tiga tahun anggaran (T.A. 2004 hingga T.A 2006) yaitu : LSM sebanyak 35,3 %, FD sekitar 29,65 %, Penyuluh sebanyak 29,07 % dan lainnya sebanyak 5,98%.

Metode pelatihan kelompok tani lebih banyak menggunakan metode klasikal dan terendah menggunakan metode magang. Kegiatan kelompok tani yang menggunakan metode klasikal sebanyak 34, 36 %; metode sekolah lapang sebanyak 25,11 %, metode lokakarya sebanyak 21,35 %, metode magang sebanyak 2,74 % dan lainnya sebanyak 16,44 %.

B. FASILITATOR DESA

1. Proses Pemilihan Fasilitator Desa

Personil Fasilitator Desa (FD) sejak T.A. 2004 – T.A. 2006 telah sesuai dengan ketentuan program P4MI yakni 50 % personil laki-laki dan 50 % personil perempuan. Total personil yang terpilih sebagai FD di Kabupaten Donggala hingga T.A. 2006 dari 131 desa sasaran P4MI adalah 262 orang yang terdiri dari 131 laki-laki dan 131 perempuan. Proses pemilihan dan identitas Fasilitator Desa (FD) dapat dilihat pada Tabel 3. di bawah.

Dari Tabel 3. di bawah, persentase kehadiran kaum laki-laki meningkat setiap tahunnya sementara kehadiran kaum perempuan menurun. Rata-rata petani yang hadir pada saat pemilihan Fasilitator Desa selama tiga tahun anggaran sebanyak 67 orang, terdiri dari : 49 laki-laki (74 %) dan 17 perempuan (26 %). Rendahnya kehadiran kaum perempuan dibanding kaum laki-laki pada saat pemilihan FD dikarenakan undangan atau pemberitahuan pemilihan FD lebih ditujukan pada kepala rumah tangga yang didominasi oleh kaum laki-laki. Meskipun tingkat kehadiran kaum perempuan lebih kecil dibanding kaum laki-laki pada saat pemilihan FD, tetapi kaum perempuan sejak T.A. 2004 hingga saat ini sudah mulai

9

terlibat dalam kegiatan P4MI di Kabupaten Donggala. Hal ini dibuktikan dengan adanya kehadiran kaum perempuan pada saat pemilihan FD (Tabel 3.) maupun pada kegiatan P4MI lainnya.

Tabel 3. Data Proses Pemilihan dan Identitas Fasilitator Desa (FD) pada Desa-Desa P4MI T.A. 2003/004-2006, Kabupaten Donggala

No Uraian T.A. 2004 T.A. 2005 T.A. 2006 Total rata2n % n % n % n %

1 Jumlah FD                

  Laki 10 50.00 65 50.00 56 50.00 131 50.00

  Perempuan 10 50.00 65 50.00 56 50.00 131 50.00

  Total 20   130   112   262  

2 Rata-rata Kehadiran                

  Saat Pemilihan FD                

  Laki 41 67.21 42 70.00 65 82.28 49 74.00

  Perempuan 20 32.79 18 30.00 14 17.72 17 26.00

  Total 61   60   79   67  

3 Umur FD                

  rata-rata 34   35   32   34  

  Minimum 22   21   16      

  Maksimum 47   61   58      

4 Pendidikan FD                

  Tidak Sekolah 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

  Tidak Tamat SD 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

  SD 1 5.00 9 6.92 3 2.68 13 4.96

  SLTP 1 5.00 29 22.31 27 24.11 57 21.76

  SLTA 14 70.00 70 53.85 68 60.71 152 58.02

  AKADEMI/DIPLOMA 0 0.00 9 6.92 4 3.57 13 4.96

  SARJANA 4 20.00 11 8.46 10 8.93 25 9.54

  Tidak ada data 0 0.00 2 1.54 0 0.00 2 0.76

  Total 20   130   112   262  

Rata-rata FD berusia 34 tahun dengan kisaran umur 16-61 tahun. Pendidikan Fasilitator Desa mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sarjana (S-1). Fasilitator Desa yang berpendidikan SD mencapai angka : 4,96 %; SLTP : 21,76 %; SLTA : 58,02 %; Diploma: 4,96 %; Sarjana: 9,54 % dan sebanyak 0,76 % tidak memiliki data. Sebanyak 26,72 % personil pengurus FD belum memenuhi ketentuan P4MI sesuai persyaratan PAM yakni minimal personil FD berpendidikan SLTA. Hal ini dikarenakan dibeberapa desa sasaran P4MI masih kurang memiliki sumberdaya

10

manusia yang minimal berpendidikan SLTA khususnya di Kecamatan Marawola dan Kecamatan Pinembani

.2. Peningkatan Kapasitas Fasilitator Desa

Peningkatan kapasitas FD melalui pelatihan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel. 4. Data Jenis, Pelatih dan Metode Pelatihan FD pada P4MI di Kab. Donggala

NO URAIAN TA Total/

Rata2 Prosentase2004 2005 2006n % n % n %

1 Komposisi Jenis Pelatihan *                  

1.a.Pelatihan Pemberdayaan - aspek sosial 14 35.91 164 38.04 160 48.99 338 42.46 %

 Metoda Pengkajian Sosial secara Partisipasi (PSA) 4 10.26 50 11.60 43 13.19 97 12.18 %

 Metoda Pengkajian Kemiskinan secara antisipasi (PPA) 4 10.26 42 9.74 44 13.50 90 11.31 %

 Metoda Pengkajian Gender secara Partisipasi (PGA) 2 5.13 41 9.51 44 13.50 87 10.93 %Metoda Apresiasi Pendapat/Pengalaman (AI) 4 10.26 31 7.19 29 8.90 64 8.04 %

1.b.Pelatihan Pemberdayaan – aspek manajemen 12 30.77 130 30.15 92 28.22 234 29.40 %

  Manajemen 2 5.13 25 5.80 10 3.07 37 4.65 %  Penyiapan Rencana Investasi 3 7.69 37 8.58 42 12.88 82 10.30 %

Pemberdayaan Petani 3 7.69 36 8.35 23 7.06 62 7.79 %Mengakses data dan memanfaatkan teknologi informasi 4 10.26 32 7.42 17 5.21 53 6.66 %

1.c.Pelatihan Pemberdayaan – aspek teknis 11 28.20 131 30.40 63 19.32 205 25.75 %

  Pembuatan Demplot/On-Farm trials 2 5.13 39 9.05 18 5.52 59 7.41 %  Teknologi Produksi 3 7.69 31 7.19 14 4.29 48 6.03 %  Teknologi Pengolahan 3 7.69 33 7.66 15 4.60 51 6.41 %  Teknologi Pemasaran 3 7.69 28 6.50 16 4.91 47 5.90 %

1.d  Lain-lain 2 5.13 6 1.39 11 3.37 19 2.39 %  Total 39   431   326   796    

2 Pelatih                    Dinas 6 18.18 195 36.04 76 22.619 277 30.44 %  LSM 11 33.33 301 55.64 257 76.488 569 62.53 %  Penyuluh 0 0.00 121 22.37 37 11.012 158 17.36 %  BPTP 15 45.45 97 17.93 25 7.4405 137 15.05 %  BLK 7 21.21 2 0.37 0 0 9 0.989 %  Lainnya 0 0.00 20 3.70 17 5.0595 37 4.066 %  Total 33   541   336   910    

3 Metode                  Kelasikal 16 44.44 287 50.00 190 63.123 493 54.12 %  Lokakarya 3 8.33 125 21.78 35 11.628 163 17.89 %  Sekolah Lapng 5 13.89 93 16.20 35 11.628 133 14.6 %  Magang 11 30.56 21 3.66 10 3.3223 42 4.61 %  Lainnya 1 2.78 48 8.36 31 10.299 80 8.782 %  Total 36   574   301   911    

 *) Berdasarkan Jumlah Kegiatan Pelatihan yang diterima oleh FD              

11

Komposisi jenis pelatihan FD dari aspek sosial setiap tahunnya menunjukkan peningkatan, sedangkan dari aspek manajemen dan aspek teknis cenderung menurun. Total rata-rata jenis pelatihan FD dari aspek sosial mencapai 42,46 %; aspek manajemen sebesar 29,40 %; aspek teknis sebesar 25,75 %; dan lainnya sebesar 2,39 %.

Dalam peningkatan kapasitas, FD diberi muatan pengetahuan melalui pelatihan. Tenaga pelatih berasal dari : Dinas, LSM, Penyuluh, BPTP, dan BLK. Pelatih yang paling banyak dilibatkan dalam kegiatan pelatihan FD adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yakni 62,53 % dan terendah adalah pelatih dari instansi Balai Latihan Kerja (BLK) sebesar 0,99 %. Tingginya keterlibatan tenaga pelatih dari pihak LSM seiring dengan materi pelatihan yang lebih dominan kearah pemberdayaan – aspek sosial dibanding aspek teknis.

Metode pelatihan FD meliputi : klasikal, lokakarya, sekolah lapang, dan magang. Metode pelatihan yang paling banyak digunakan adalah metode klasikal mencapai angka 54,12 % dan terendah dengan menggunakan metode 4,61 %. Metode lainnya adalah lokakarya sebesar 17,89 %, sekolah lapang sebesar 14,6 % dan sebesar 8,78 % menggunakan metode selain yang telah disebutkan di atas.

3. Kegiatan Fasilitator Desa

Sesuai Tabel 5 di bawah, kegiatan pendampingan Fasilitator Desa untuk desa – desa sasaran P4MI Kabupaten Donggala dibagi 5 (lima) kelompok kegiatan yakni :

a). Kajian sosial-ekonomi masyarakat meliputi : kajian sosial desa secara partisipatif (PSA), kajian kemiskinan secara partisipatif (PPA) dan kajian gender secara partisipatif (PGA).

b). Pengembangan kelompok tani meliputi : pembentukan dan pembinaan kelompok tani, kepemimpinan, serta penyusunan perencanaan dan pembelajaran partisipatif.

c). Kegiatan Investasi Desa meliputi : identifikasi kemampuan petani untuk kontribusi pemeliharaan, pembentukan KID, pertemuan KID membahas rencana kerja, penyusunan rencana investasi desa (RID), penyempurnaan proposal investasi desa, perencanaan

12

pelaksanaan investasi desa, pelaksanaan dan pengawasan investasi desa.

d). Pengembangan Hasil Investasi Desa, meliputi : penyusunan rencana pengembangan usaha tani, pembentukan jaringan kerjasama, dan temu lapang pengembangan kemitraan kelompok tani, KID dan petani pemanfaat.

e). Manajemen Proyek, meliputi : sosialisasi P4MI, Monitoring dan evaluasi secara partisipatif, dan akses Informasi kepada Innovasi Teknologi dan Pasar.

Tabel 5. Kegiatan Pendampingan Fasilitator Desa T.A. 2003/4 – T.A. 2006

No URAIANT.A. 2004 T.A. 2005 T.A. 2006 T O T A L

n % n % N % n %

A Frekwensi Kegiatan Pendampingan :                1 Kajian sosial ekonomi masyarakat 10 8.70 271 9.14 231 17.82 512 11.70a Kajan Soial Desa secara Partisipatif(PSA) 2 1.74 57 1.92 78 6.02 137 3.13b Kajan Kemiskinan secara Partisipatif(PPA) 4 3.48 110 3.71 83 6.40 197 4.50c Kajian Gender secara Partisipatif(PGA) 4 3.48 104 3.51 70 5.40 178 4.072 Pengembangan Kelompok Tani 24 20.87 646 21.79 260 20.06 930 21.25a Pembentukan Kelompok Tani Miskin 6 5.22 126 4.25 97 7.48 229 5.23b Pembinaan Kelompok Tani Miskin 6 5.22 260 8.77 118 9.10 384 8.78c Kepemimpinan Kelompok Tani 4 3.48 176 5.94 23 1.77 203 4.64

dPenyusunan Perencanaan dan Pembelajaran Partisipatif 8 6.96 84 2.83 22 1.70 114 2.61

3 Kegiatan Investasi Desa 43 37.39 1402 47.28 599 46.22 2044 46.71a Identifikasi Kemampuan Petani utk kontribusi 8 6.96 177 5.97 27 2.08 212 4.84b Pembentukan Komite Investasi Desa(KID) 2 1.74 96 3.24 71 5.48 169 3.86c Pertemuan KID membahas Rencana Kerja 8 6.96 136 4.59 107 8.26 251 5.74d Penyusunan Rencana Investasi Desa 6 5.22 132 4.45 112 8.64 250 5.71e Penyempurnaan Proposal Investasi Desa 7 6.09 124 4.18 124 9.57 255 5.83f Perencanaan Pelaksanaan Investasi Desa 6 5.22 314 10.59 133 10.26 453 10.35

gPelaksanaan & Pengawasan Pelaksanaan Investasi Desa 6 5.22 423 14.27 25 1.93 454 10.37

4 Pengembangan Hasil Investasi Desa 18 15.65 290 9.781 70 5.40 378 8.64

aPenyusunan Perencanaan Pengembangan Usaha Tani 7 6.09 99 3.34 11 0.85 117 2.67

b Pembentukan Jaringan Kerjasama 4 3.48 85 2.87 14 1.08 103 2.35c Temu Lapang Kemitraan KT,KID & Petani 7 6.09 106 3.58 45 3.47 158 3.615 Manajemen Proyek 20 17.39 356 12.01 136 10.49 512 11.70a Sosialisasi P4MI 8 6.96 87 2.93 108 8.33 203 4.64b Monitoring dan Evaluasi secara Partisipatif 6 5.22 181 6.10 20 1.54 207 4.73

cAkses Informasi kepada Innovasi Teknologi dan Pasar 6 5.22 88 2.97 8 0.62 102 2.33

  Total A 115   2965   1296   4376  

BJumlah Rata2 Peserta Kegiatan Pendampingan                

  Laki 35 63.64 617 66.56 614 73.1 1266 69.48

13

  Perempuan 20 36.36 310 33.44 226 26.9 556 30.52  Total B 55   927   840   1822  

Frekwensi kegiatan pendampingan FD pada program P4MI di Kabupaten Donggala paling banyak pada pendampingan kegiatan investasi desa yakni sebanyak 46,71 % dan terendah pada kegiatan pengembangan hasil investasi desa yakni sebanyak 8,64 %. Data lengkap mengenai kegiatan pendampingan Fasilitator Desa dapat dilihat pada Tabel 5. di bawah.

Rata-rata persentase kehadiran kaum laki-laki pada pendampingan FD lebih tinggi dibanding kaum perempuan. Kehadiran laki-laki setiap tahun meningkat sebaliknya kaum perempuan setiap tahunnya terjadi penurunan. Rata-rata persentase kehadiran kaum laki-laki mencapai 69,48 % dan perempuan mencapai 30,52 %. Tingginya kehadiran laki-laki dibanding perempuan berkaitan dengan anggota kelompok dominan laki-laki, jumlah kelompok tani laki-laki lebih banyak dibanding kelompot tani wanita dan undangan pertemuan lebih ditujukan kepada kepala rumah tangga.

C. KOMITE INVESTASI DESA

1. Proses pemilihan pengurus Komite Investasi Desa

Berdasarkan Tabel 6. di bawah, rata-rata jumlah masyarakat yang hadir (selama tiga tahun anggaran) saat pemilihan pengurus KID sebanyak 76 orang, terdiri dari : 56 laki-laki ( 73,36 %) dan 20 perempuan ( 26,64 %). Proses pemilihan pengurus telah dilakukan sesuai aturan yakni melalui musyawarah desa yang difasilatasi oleh pihak LSM, kecuali pemilihan pengurus Komisi Investasi Desa (KID) untuk Tahun Anggaran 2003/2004. Hal ini mengingat belum direkrutnya pendamping lapangan (LSM lokal).

Jumlah pengurus KID di setiap desa sasaran P4MI Kabupaten Donggala mulai T.A. 2003 - T.A. 2006 sebanyak 3 (tiga) orang yang menduduki jabatan masing-masing : ketua, sekretaris dan bendahara. Dasar alasan jumlah pengurus KID dibentuk sebanyak 3 orang adalah efisiensi dana mengingat Pengurus KID diberikan insentif dan biaya operasional yang bersumber dari dana pemerintah daerah (APBD II).

14

Tabel 6. Rata-rata Kehadiran Masyarakat saat Pemilihan Pengurus KID pada Desa-Desa P4MI Tahun 2004-2006, Kabupaten Donggala

UraianKehadiran masyarakat

rata2 Prosentase2004 2005 2006Jumlah

(org) %Jumlah

(org) %Jumlah

(org) %Laki – laki 55 72.37 44 73.33 69 74.19 56 73.36 %Perempuan 21 27.63 16 26.67 24 25.81 20 26.64 %Total 76   60   93   76    

Guna meningkatkan kapasitas, pengurus KID diberi muatan pelatihan mencakup : dasar-dasar investasi, keungan (analisa arus kas), analisa manfaat dan biaya, pengelolaan dana dan dasar akuntansi serta materi pelatihan pemantauan dan evaluasi manfaat. Data mengenai peningkatan kapasitas pengurus KID melalui pelatihan dapat di lihat pada Tabel 7. di bawah.

Tabel 7. Peningkatan Kapasitas Pengurus KID, Kabupaten Donggala

No Jenis PelatihanTA

Rata2 Prosentase2004 2005 2006N % n % n %

1 Pelatihan Dasar Investasi                    - Peserta Laki 2 50.00 11 68.75 15 57.69 9 60.87 %  - Peserta Perempuuan 2 50.00 5 31.25 11 42.31 6 39.13 %  Total 4   16   26   15    

2Pelatihan Keuangan (Analisa Arus Kas)                  

  - Peserta Laki 2 50.00 6 66.67 9 64.29 6 62.96 %  - Peserta Perempuuan 2 50.00 3 33.33 5 35.71 3 37.04 %  Total 4   9   14   9    

3Pelatihan Analisa Manfaat & Biaya                  

  - Peserta Laki 2 50.00 6 66.67 9 64.29 6 62.96 %  - Peserta Perempuuan 2 50.00 3 33.33 5 35.71 3 37.04 %  Total 4   9   14   9    

4Pelatihan Pengelolaan Dana dan Dasar Akuntansi                  

  - Peserta Laki 1 33.33 6 60.00 9 64.29 5 59.26 %  - Peserta Perempuuan 2 66.67 4 40.00 5 35.71 4 40.74 %  Total 3   10   14   9    

5Pelatihan Pemantauan & Evaluasi Manfaat                  

  - Peserta Laki 2 50.00 6 60.00 6 60.00 5 58.33 %  - Peserta Perempuuan 2 50.00 4 40.00 4 40.00 3 41.67 %  Total 4   10   10   8    

15

Berdasarkan Tabel 7. di atas, kehadiran laki-laki untuk mengikuti kelima jenis pelatihan lebih banyak di banding perempuan. Hal ini berkaitan dengan kepengurusan KID dimana kaum laki-laki lebih banyak jumlahnya dibanding kaum perempuan. Rata-rata jumlah pengurus KID yang mengikuti pelatihan berkisar antara 58,33 % - 62,96 % untuk kaum laki-laki dan perempuan berkisar antara 37,04 – 41,67 %.

2. Kegiatan Investasi Desa

Jenis usulan investasi desa dari 131 desa sasaran P4MI di Kabupaten Donggala dari 8 (delapan) jenis kegiatan yang diperbolehkan menurut aturan hanya kegiatan pengembangan informasi yang tidak ada usulannya. Jenis usulan yang banyak diminati dan dibutuhkan masyarakat atau kelompok tani pemanfaat di setiap desa sasaran yaitu : demplot, jalan usaha tani, pelatihan, dan irigasi sederhana. Jenis usulan lainnya adalah : konservasi tanah dan air, lantai jemur dan pasar desa. Usulan investasi desa berupa lantai jemur hanya diajukan oleh Desa Tolongano, Kecamatan Banawa Selatan (Desa T.A. 2006) dan yang mengusulkan bangunan pasar adalah Desa Bangga, Kecamatan Dolo (Desa T.A. 2005). Data lengkap mengenai prosentase jenis investasi berdasarkan jumlah usulan dan biaya dapat dilihat pada Tabel 8. di bawah ini.

Desa-desa Tahun Anggaran 2004 usulan investasi desa hanya berupa fisik yakni Jalan usaha tani dan irigasi. Usulan bersifat non fisik seperti : pelatihan dan demplot baru ada usulan pada desa-desa T.A. 2005 dan T.A. 2006. Hal ini ada kaitannya dengan LSM lokal yang baru direkrut dan aktif dalam pendampingan dilapangan mulai T.A. 2005 hingga saat ini.

Dari jenis fisik, jalan usaha tani menduduki usulan prioritas. Tingginya usulan berupa jalan usaha tani membuktikan bahwa sarana transportasi di desa-desa sasaran P4MI masih sangat dibutuhkan sebagai akses pengangkutan hasil dan sarana produksi pertanian sehingga bisa mengefisiensikan dana transportasi ke lahan produktif. Sekaitan dengan itu (Tabel 8.), jumlah total dana (loan dan swadaya) lebih banyak diserap oleh kegiatan jalan usaha tani dan jembatan yakni mencapai Rp. 30.694.170.000,- atau sekitar 75,82 % dari total semua usulan investasi desa.

16

Tabel 8. Persentase Jenis Investasi Berdasarkan Jumlah Usulan dan Total Biaya

No URAIAN 2004 2005 2006 Totaln % N % n % n %

1 Jenis Usulan                

aJalan Ustan & Jembatan 7 63.64 56 28.43 45 31.03

10830.59

b Irigasi Sederhana 4 36.36 13 6.60 10 6.90 27 7.65

cGudang & Lantai Jemur 0 0 0 0.00 1 0.69

10.28

d Pasar Desa 0 0 1 0.51 0 0.00 1 0.28e Pelatihan Petani 0 0 61 30.96 33 22.76 94 26.63

fKaj. Tek., Des. & Demplot 0 0 61 30.96 54 37.24

11532.58

gPengemb. Informasi 0 0 0 0.00 0 0.00

00.00

hKonservasi Tanah & Air 0 0 5 2.54 2 1.38

71.98

  Total 11   197   145   353  2 Biaya (Rp.000)                

aJalan Ustan & Jembatan 2,254,198 75.62

14,610,406 73.02

13,829,566 79.07

30,694,170 75.82

b Irigasi Sederhana 726,623 24.38 2,847,016 14.23

1,645,504 9.41

5,219,143 12.89

cGudang & Lantai Jemur

- 0.00

- 0.00

3,871 0.02

3,871 0.01

d Pasar Desa

- 0.00 215,6

88 1.08 - 0.00

215,688 0.53

e Pelatihan Petani

- 0.00 454,6

90 2.27 487,2

68 2.79 941,958 2.33

fKaj. Tek., Des. & Demplot - 0.00

1,019,982 5.10

1,179,180 6.74

2,199,162 5.43

gPengemb. Informasi

- 0.00

- 0.00

- 0.00

- 0.00

hKonservasi Tanah & Air

- 0.00

862,079 4.31

345,625 1.98

1,207,704 2.98

    2,980,821   20,009,86

1   17,491,01

4   40,481,69

6  

3. Perkembangan Realisasi Kegiatan Investasi Desa

Perkembangan Investasi Desa dari Tahun Anggaran 2003/2004 – 2006 dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah.

17

Tabel 9. Perkembangan Kegiatan Investasi Desa di Lokasi P4MI Kabupaten Donggala TA 2003/2004 – 2006

No UraianTA

Total2004 2005 2006*n % n % n % n %

AKemajuan Fisik (%) 100   99.85   69.77      

BKemajuan Keuangan :                

  - Loan ( Rp. 000) 2,138,400 83.

90 14,582,09

0 73.74

11,385,000 79.23

28,105,490 76.59

 

- Pemerintah/APBD ( Rp. 000)

21,600*

0.85

67,000*

0.34

- 0.00

88,600 0.24

  - Masyarakat ( Rp. 000)

388,820

15.25

5,126,779

25.92

2,985,250 20.77

8,500,849 23.17

  Total 2,548,820   19,775,86

9   14,370,

250   36,694,93

9  

Keterangan *) direalisasikan pada tahun anggaran berikutnya.

Total dana loan untuk kegiatan investasi desa yang telah digunakan sampai bulan Desember 2006 sebesar Rp. 28.105.490.000 (76,59% dari total dana investasi), Dana APBD sebesar Rp. 88.600.000 (0,24% dari total dana investasi), dan swadaya masyarakat sebesar Rp. 8.500.849.000 (23,17% dari total dana investasi). Swadaya masyarakat yang dimaksud di atas adalah dalam bentuk lahan, tanaman dan tenaga kerja (in kind).

Pada pelaksanaan investasi desa tahun 2004 ( TA 2003/2004), jumlah dana loan yang diusulkan oleh 10 KID sebesar 2.160.000.000, namun hanya dapat direalisasikan sebesar Rp. 2.138.400 (99%). Hal ini disebabkan karena alokasi dana loan Tahap III sebesar Rp. 21.600.000 untuk KID Desa Tomado Kecamatan Kulawi tidak terealisasi. Untuk penyelesaian pekerjaan di lokasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Donggala memberikan dana talangan investasi desa yang berasal dari dana pendamping sebesar RP. 21.600.000,- . Dana Swadaya masyarakat sebesar Rp. 388.000.000 berasal dari nilai lahan, tanaman dan tenaga yang disumbangkan masyarakat . Realisasi kemajuan fisik investasi desa pada tahun 2004 mencapai 100%.

Pada kegiatan tahun anggara 2005, jumlah dana loan yang diusulkan oleh 65 KID sebesar 14.604.540.000, namun hanya dapat direalisasikan sebesar Rp. 14.582.090.000 (99%). Hal ini disebabkan karena alokasi dana loan Tahap III sebesar Rp. 22.450.000 untuk KID Desa Pangalasiang, Kecamatan Sojol tidak terealisasi. Untuk menyempurnakan pekerjaan investasi desa TA 2005, pada tahun 2006, Pemerintah Kabupaten

18

Donggala memberikan dana talangan investasi desa yang berasal dari dana pendamping sebesar RP. 67.000.000,- . Dana tersebut untuk penyempurnaan jembatan di Desa Mbuwu sebesar Rp. 57.000.000, dan penyelesaian pekerjaan jalan di Desa Wombo, Kecamatan Tanantovea sebesar Rp. 10.000.000. Realisasi Dana Swadaya masyarakat sebesar Rp. 5.126.779.000 berasal dari nilai lahan, tanaman, material lokal dan tenaga yang disumbangkan masyarakat. Realisasi kemajuan fisik investasi desa pada Tahun Anggaran 2005 mencapai 99,85%, usulan yang tidak dapat terealisasi adalah demplot dan pelatihan di Desa Pangalasiang, Kecamatan Sojol. Jenis kegiatan yang dilaksanakan pada TA 2005 lebih bervariasi, karena selain pembangunan infrastruktur, juga dilaksanakan pelatihan petani dan pelaksanan demplot/sekolah lapangan.

Pada kegiatan tahun anggaran 2006, jumlah dana loan yang diusulkan oleh 55 KID sebesar 12.650.000.000, dan Sampai Desember 2006 baru dapat direalisasikan sebesar Rp. 11.385.000.000 (90%). Dana Tahap III untuk 55 Desa sasaran tidak dapat terserap. Hal ini disebabkan karena sampai desember, kemajuan kegiatan baru mencapai 69,77%. Sementara persyaratan pencairan dana tahap III sebesar 10% baru dapat dilakukan apabila kemajuan pelaksanaan di lapangan mencapai 100%. Pekerjaaan yang telah dilakukan umumnya masih merupakan pembangunan infrastruktur, sedangkan pekerjaan demplot maupun pelatihan petani umumnya belum berjalan. Dana untuk penyelesaian pekerjaan investasi TA 2006, akan menggunakan DIPA TA 2007. Realisasi Dana Swadaya masyarakat sampai Desember 2006 sebesar Rp. 2.985.250.000 berasal dari nilai lahan, tanaman, material lokal dan tenaga yang disumbangkan masyarakat .

D. FORUM ANTAR DESA ( FAD )

1. Peningkatan Kapasitas Pengurus FAD

Peningkatan kapasitas pengurus FAD di wilayah Kabupaten Donggala melalui pelatihan tidak dilaksanakan mengingat alokasi dana untuk kegiatan tersebut tidak ada. Hal ini yang menyebabkan kurang optimalnya tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) FAD yang di bentuk pada 21 kecamatan (7 kecamatan merupakan pemekaran) di wilayah Kabupaten Donggala.

19

Jumlah FAD yang terbentuk sebanyak 18 kecamatan (sebanyak 3 kecamatan lainnya masih mengikut pada kecamatan lama).

Meskipun tidak dianggarkan secara khusus, baik para ketua KID dan FD perempuan yang dipilih di desa-desa sasaran P4MI Kabupaten Donggala telah mendapatkan materi pelatihan FD dan KID berupa : analisa kelayakan proposal (teknis, sosial, ekonomi dan lingkungan), manajemen keuangan (pembukuan), monitoring dan evaluasi manfaat investasi desa, serta pemahaman P4MI menyangkut mekanisme, ketentuan P4MI dan bagan organisasi program. Pelatihan ini dibiayai dari dana loan yang melekat pada kegiatan LSM lokal.

2. Kegiatan FAD

Data mengenai kegaiatan FAD dapat dilihat pada Tabel 10

Tabel 10. Jenis dan Jumlah Peserta Kegiatan FAD di Kabupaten Donggala

No Uraian Datan* %

A Jenis Kegiatan    1 Pertemuan /Rapat Pleno Anggota FAD 18 38.302 Pertemuan /Rapat dengan KID 5 10.643 Evaluasi Proposal 18 38.304 Verifikasi di Lapangan 4 8.515 Konsultasi dengan Dinas Terkait 2 4.26

  Total 47  100.00B Jumlah Peserta    

1 Laki 255 62.352 Perempuan 154 37.65

  Total 409  100.00*) Berdasarkan Jenis kegiatan dari masing-masing FAD    

Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa jenis kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh FAD adalah pertemuan/rapat pleno anggota Forum Antar Desa (FAD) dan evaluasi proposal yakni masing-masing sebesar 38,30 %. Jenis kegiatan lainnya meliputi : pertemuan/rapat dengan KID (10,64 %), verifikasi di lapangan (8,51 %), dan terendah pada kegiatan konsultasi dengan dinas terkait yakni mencapai 4,26 %.

20

Tingginya kegiatan pertemuan/rapat pleno anggota FAD dan evaluasi proposal dikarenakan sesuai fungsinya FAD salah satu tugasnya adalah memverifikasi dan mensyahkan rencana investasi desa. Sementara rendahnya konsultasi dengan dinas terkait karena pengurus FAD dalam memverifikasi usulan rencana investasi desa dibantu oleh tenaga ahli teknis (non dinas) yang dibayar oleh dana loan investasi desa yang disalurkan melalui rekening KID dari masing-masing desa sasaran P4MI di Kabupaten Donggala.

Komposisi peserta yang menghadiri kegiatan FAD sebanyak 62,35 % adalah laki-laki dan sebanyak 37,65 % peserta perempuan. Anggota FAD terdiri dari ketua KID dan FD perempuan di setiap desa sasaran P4MI. Sehubungan dengan itu peran serta FD perempuan masih kurang jika dilihat dari kehadiran kegiatan FAD sesuai Tabel 10. di atas. Rendahnya peran serta perempuan dalam kegiatan FAD di duga akibat lokasi pertemuan yang cukup jauh dari tempat tinggalnya dan sedikitnya waktu terluang akibat mengurus rumah tangga dan membantu suami di kebun, sawah atau ladang pertanian.

E. KOMITE KOORDINASI KABUPATEN (KKK)

1. Keanggotaan

Komite Koordinasi Kabupaten (KKK) untuk T.A. 2006 telah dibentuk pada tanggal 17 April 2006 melalui Surat Keputusan Bupati Nomor : 188.45/0331/B.BIPRAM, tentang Penetapan Tim DCC dan PIU Satuan Kerja Kegiatan Peningkatan Pendapatan Petani Miskin Kabupaten Donggala. Jumlah pengurus Tim DCC (KKK) sejumlah 14 orang yang semuanya berjenis kelamin laki-laki. Kepengurusan dan anggota KKK dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah.

KKK yang dibentuk telah dalam mendukung kegiatan P4MI sudah cukup representatif dalam memecahkan berbagai masalah/issue dalam pelaksanaan P4MI dilihat dari kompetensi anggota.

Tabel 11. Data Keanggotaan Komite Koordinasi Kabupaten DonggalaNo Posisi Instansi P/L

1 Ketua Bupati Donggala L2 Wakil Ketua Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdakab Donggala L

21

3 Ketua Harian Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kab. Donggla L

4 SekertarisKepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Peternakan Kab. Donggala L

5 Anggota Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Donggala L

6 AnggotaKepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah L

8 AnggotaKepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kab. Donggala L

7 Anggota Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Donggala L9 Anggota Kepala Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten Donggala L

10 AnggotaKepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kab. Donggala L

11 Anggota Kepala Balai Informasi Penyuluh Pertanian Kabupaten Donggala L12 Anggota Kepala Kantor Urusan Ketahanan Pangan Kabupaten Donggala L13 Anggota Kepala Bagian Bina Penyusunan Program Setdakab. Donggala L14 Anggota LSM Konsorsium P4MI/ Asisten Team Leader (ATL) L

Keterangan : L = Laki-laki dan P = Perempuan

2. Peningkatan Kapasitas

Guna meningkatkan persamaan persepsi tentang mekanisme pelaksanaan P4MI, pihak pengelola P4MI di Kabupaten Donggala telah melaksanakan workshop P4MI yang dilaksanakan pada bulan Juli 2005 dan bulan Maret 2006. Sementara untuk memecahkan permasalahan-permasalah pada pelaksanaan P4MI, keanggotaan KKK bersama pihak pengelola P4MI di tingkat Kabupaten Donggala mengadakan pertemuan baik berupa coffe morning maupun pertemuan kwartal. Peningkatan kapasitas anggota KKK melalui pelatihan maupun kegiatan tukar kunjungan belum pernah dilaksanakan mengingat anggaran biaya yang terbatas pada setiap tahunnya. Beberapa agenda pertemuan Tim DCC diantaranya mendiskusikan kesiapan dana pendamping P4MI dan dana pemeliharaan investasi desa bersifat fisik yang telah dilaksanakan guna mempertahankan manfaatnya serta program kerja tahunan kegiatan P4MI di Kabupaten Donggala.

3. Kegiatan

Selain mengikuti kegiatan workshop P4MI Kabupaten Donggala yang dilaksanakan pada bulan Juli 2005 dan Maret 2006, DCC telah melaksanakan beberapa kali pertemuan. Pada Tahun 2005 DCC melaksanakan pertemuan pada tanggal 31 Mei 2005 membahas permasalahan dan kemajuan pelaksanaan kegiatan P4MI. Pada Tahun 2006 telah dilaksanakan dua kali pertemuan yakni tanggal 11 Mei 2006 dan tanggal 22 Mei 2006. Pertemuan yang juga dihadiri oleh h tim PIU-

22

P4MI Kabupaten Donggala program kerja tahunan, kemajuan pelaksanaan P4MI di Kabupaten Donggala dan permasalahan serta tindak lanjut pemecahan masalahnya.

F. MANFAAT DAN DAMPAK AWAL INVESTASI DESA

1. Jalan Usaha Tani

1.a. Rencana dan Realisasi Pelaksanaan.

Berdasarkan hasil pengolahan data PPMS sesuai Lampiran 1.a. (sebagaimana terlampir), rata-rata waktu pelaksanaan jalan usaha tani yang dibangun di desa-desa sasaran P4MI T.A. 2003 - T.A. 2005 di Kabupaten Donggala adalah 109 hari dari target 89 hari. Realisasi waktu pelaksanaan melebihi target disebabkan keterbatasan alat berat, pengaruh iklim (hujan) dan lambatnya usulan (proposal) disahkan oleh FAD akibat menunggu keterlibatan pendampingan dari LSM lokal..

Rata-rata panjang jalan usaha tani adalah 2.302 m dari target 2.215 m, sementara rata-rata lebar adalah 4,4 meter dari target 4,15 meter. Bertambahnya volume disebabkan karena dukungan swadaya masyarakat pada saat pelaksanaan.

Bahan material untuk konstruksi permukaan jalan usaha tani lebih dominan menggunakan sirtu dibanding batuan maupun pemadatan tanah. Bahan material dari bangunan sirtu sebanyak 55 %, pemadatan tanah (35 %) dan batuan mencapai angka 10 %. (Lihat Lampiran 1.a.). Lebih tingginya pemanfaatan material berupa sirtu dikarenakan : a). harga sirtu lebih murah dibanding batuan, b). ketersediaan sirtu di lokasi lebih mudah dibanding batuan, c). material sirtu merupakan bahan standar untuk pembangunan jalan usaha tani, dan d). ketahanan (kualitas) jalan usaha tani lebih baik menggunakan sirtu dibanding pemadatan tanah, meskipun harga pemadatan tanah lebih murah dibanding sirtu.

Untuk efisiensi dana, jenis pemeliharaan investasi desa berupa jalan usaha tani yang paling banyak dilakukan adalah pengurugan jalan usaha tani yang rusak (32,14 %) dibanding pengerasan/pelapisan (28,57 %), penyediaan saluran drainase (21,43 %) maupun lainnya (17,86 %). Untuk pemeliharaan jalan usaha tani lebih banyak menggunakan cara gotong-royong (50 %) dibanding pengumpulan dana (16,67 %), pengumpulan

23

material (11,11 %) maupun cara lainnya mencapai (22,22 %). Tingginya menggunakan cara gotong royong berkaitan erat dengan efisiensi dana dan ketersediaan tenaga kerja di lokasi terkait. Biaya pemeliharaan investasi desa sebanyak 66,67 % bersumber dari swadaya masyarakat, sebanyak 8,33 % dari pemerintah daerah (APBD) dan lainnya 25 %. Rencana dan realisasi pelaksanaan pembangunan jalan usaha tani selengkapnya dapat di lihat pada Lampiran 1.a.

1.b. Pemanfaatan Jalan Usaha tani

Jalan usaha tani yang telah dibangun dari kegiatan P4MI di Kabupaten Donggala lebih banyak digunakan untuk pengangkutan berupa : hasil panen, sarana produksi dan pemasaran hasil panen/produk pertanian. Adapun rinciannya sebagai berikut :

(i). Pengangkutan hasil panen ( Total = 25 %, laki-laki = 26,67 % dan sebanyak 23,23 % pemanfaat perempuan).

(ii). Pengangkutan sarana produksi ( Total = 20,59 %, laki-laki = 21,90 % dan 19,19 % pemanfaat perempuan).

(iii). Pemasaran hasil panen ( Total = 16,67 %, laki-laki = 17,14 % dan sebanyak 16,16 % adalah pemanfaat perempuan).

Kegiatan pengangkutan hasil panen, pengangkutan sarana produksi maupun pemasaran hasil panen dari lahan/kebun lebih banyak diperankan oleh kaum laki-laki dibanding kaum perempuan. Hal ini berkaitan dengan kegiatan fisik yang lebih banyak membutuhkan laki-laki dibanding kaum perempuan. Sarana pengangkutan hasil pertanian berupa : sepeda, motor, gerobak dan beberapa kendaraan roda empat.

Rata-rata volume hasil pertanian yang diangkut sekitar 57 – 12.742 kg setiap musim panen. Rata-rata hasil yang diangkut untuk kegiatan :

(i). Pengangkutan hasil panen ( Laki-laki = 10.302 kg/musim dan perempuan = 2.439 kg/musim).

(ii). Pengangkutan sarana produksi ( Laki-laki = 7.661 kg/musim dan perempuan = 469 kg/musim).

(iii). Pemasaran hasil panen/produk pertanian ( Laki-laki = 4.671 kg/musim dan perempuan = 833 kg/musim).

Data lengkap tentang pemanfaatan jalan usaha tani dapat dilihat pada Lampiran 1 B.

24

1.c. Dampak awal yang dirasakan

Berdasarkan Lampiran 1.c. bahwa dampak awal yang paling umum dirasakan dari hasil kegiatan pembangunan jalan usaha tani yaitu:

(i) Pengurangan biaya angkut (Total = 68,01 %, Laki-laki = 71,58 % dan perempuan = 64,44 %).

(ii) Peningkatan hasil panen (Total = 67,97 %, Laki-laki = 70,94 % dan perempuan 65,00 %).

(iii) Peningkatan harga jual hasil tani (Total =67,29 %, Laki-laki = 70,42 % dan perempuan 64,17 %).

2. Jembatan

2.a. Rencana dan Realisasi Pelaksanaan.

Dari Tabel 2.a., rata-rata pelaksanaan jembatan yang dibangun di desa sasaran P4MI-Kabupaten Donggala membutuhkan waktu selama 52 hari, lebih cepat 12 hari dari target 64 hari. Ukuran jembatan meliputi : panjang (6,4 meter dari target = 5,5 meter), lebar (3,42 m dari target = 4 meter) dan tinggi (2,58 meter dari target 2,46 meter). .

Konstruksi badan jembatan dominan menggunakan beton dan kayu/bambu dengan komposisi masing-masing 50%. Konstruksi badan jembatan dilaksanakan sesuai rencana. Sementara konstruksi kaki jembatan 100 % terbuat dari beton (target = 4 unti, realisasi = 5 unit).

Jenis pemeliharaan yang banyak digunakan adalah perbaikan badan jembatan mencapai 40 % yang dilakukan dengan cara gotong-royong (50%) dan biaya pemeliharaannya bersumber dari APBD dan masyarakat rata-rata mencapai (33,33 %).

2.b. Pemanfaatan Jembatan

Jembatan yang telah dibangun dari kegiatan P4MI di Kabupaten Donggala lebih banyak digunakan untuk :

(i). Pengangkutan hasil panen ( Total = 32,56 %, laki-laki = 35,00 % dan perempuan = 30,43 %).

25

(ii). Pengangkutan sarana produksi ( Total = 23,26 %, laki-laki = 25,00 % dan perempuan = 21,74 %).

(iii). Pengankutan hasil olahan pertanian ( Total = 20,93 %, laki-laki = 20,00 % dan perempuan = 21,74 %).

Kegiatan pengangkutan hasil panen dan pengangkutan sarana produksi lebih banyak diperankan oleh kaum laki-laki, sedangkan pengangkutan hasil olahan pertanian lebih banyak diperankan oleh kaum perempuan.

Rata-rata volume hasil pertanian yang diangkut sekitar 32 – 48.961 kg setiap musim panen. Rata-rata hasil yang diangkut melalui jembatan sebagai berikut:

(i). Pengangkutan hasil olahan pertanian ( Laki-laki = 6.961 kg/musim dan perempuan = 42.000 kg/musim).

(ii). Pengangkutan hasil panen ( Laki-laki = 10.302 kg/musim dan perempuan = 20.825 kg/musim).

(iii). Pengangkutan sarana produksi ( Laki-laki = 7.661 kg/musim dan perempuan = 0 kg/musim).

Data lengkap tentang pemanfaatan jembatan dapat dilihat pada Lampiran 2B.

2.c. Dampak awal yang dirasakan

Dari Lampiran 2.c., dampak awal yang paling umum dirasakan dari hasil kegiatan pembangunan jembatan yaitu:

(i) Pengurangan susut hasil panen (Total = 47,50 %, Laki-laki = 47,50 % dan perempuan = 47,50 %).

(ii) Pengurangan biaya angkut (Total = 47,08 %, Laki-laki = 47,50 % dan perempuan 46,67 %).

3. Pembangunan Irigasi Sederhana

3.a. Rencana dan Realisasi Pelaksanaan.

Rata-rata waktu pelaksanaan irigasi sederhana yang dibangun melalui kegiatan P4MI-Kabupaten Donggala adalah 127 hari dari target 92 hari. Rata-rata panjang irigasi yang dibuat yaitu 1.054 meter dari target 678

26

meter. Lamanya pelaksanaan irigasi dari yang direncanakan akibat volume panjang yang bertambah dan kondisi iklim (hujan) yang menghambat pekerjaan. Jenis konstruksi irigasi baik berupa (dinding, pintu maupun dasar) semuanya terbuat dari beton dan sesuai rencana. Data lengkap lihat Lampiran 3.a.

Dari Lampiran 3.a. menunjukkan bahwa jenis pemeliharaan yang banyak dilakukan adalah pengerukan dasar saluran yang dilakukan melalui kegiatan gotong-royong dengan pembiayaan umumnya bersumber dari masyarakat. Besarnya persentasi jenis pemeliharaan kepada kegiatan pengerukan dasar saluran akibat banyaknya lumpur, pasir dan sebagainya yang terbawa arus air. Kegiatan gotong-royong banyak dilakukan pada pemeliharaan irigasi sekaitan dengan efisiensi biaya dan akses ketersediaan tenaga kerja di lokasi sasaran.

3.b. Pemanfaatan Irigasi Sederhana

Pembangunan irigasi sederhana lebih banyak dimanfaatkan untuk :

(i). Pengairan lahan ( Total = 51,22 %, laki-laki = 57,14 % dan kaum perempuan = 45,00 %).

(ii). Rumah tangga ( Total = 24,39 %, laki-laki = 19,05 % dan kaum perempuan = 30,00 %).

(iii). Peternakan ( Total = 12,20 %, laki-laki = 14,29 % dan kaum perempuan = 10,00 %).

Pemanfaat irigasi sederhana lebih dominan adalah laki-laki dibanding perempuan kecuali pada kegiatan rumah tangga. Pengaturan air sawah dikelola oleh kelompok laki-laki yang tergabung dalam kelompok P3A (Perkumpulan Petani Pengguna Air Irigasi). Peternakan yang memanfaatkan air irigasi (seperti : itik dan sapi) juga lebih banyak dilakukan oleh kaum laki-laki.

Kapasitas rata-rata volume air yang digunakan untuk : (i). Pengairan lahan ( Laki-laki = 39 Ha/musim dan perempuan = 29 Ha/musim), (ii). Rumah tangga (laki-laki = 65 org/hari dan perempuan = 114 orang/hari), serta lainnya untuk budidaya ikan, peternakan dan pengolahan

27

hasil. Data lengkap tentang pemanfaatan irigasi sederhana dapat dilihat pada Lampiran 3.b.

3.c. Dampak awal yang dirasakan

Dari Lampiran 3.c., dampak awal yang paling umum dirasakan dari hasil kegiatan pembangunan irigasi sederhana secara berurutan sebagai berikut :

(i) Peningkatan indeks tanam (Total = 88,00 %, Laki-laki = 93,00 % dan perempuan = 83,00 %).

(ii) Peningkatan penggunaan teknologi baru (Total = 84,33 %, Laki-laki = 77,00 % dan perempuan = 91,67 %).

(iii) Peningkatan hasil panen (Total = 71,27 %, Laki-laki = 71,11 % dan perempuan 71,43 %).

Dampak lainnya yang dirasakan yaitu meningkatnya : pemanfaatan lahan tidur, jenis cocok tanam, penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya kegiatan pertanian sekunder. Umumnya dampak hasil kegiatan lebih dirasakan oleh kaum perempuan kecuali untuk meningkatkan indeks tanam dan pemanfaatan lahan tidur ( Lihat Lampiran 3.c.).

4. Pelatihan Petani

4.a. Rencana dan Realisasi Pelaksanaan.

Pelaksanaan pelatihan petani rata-rata membutuhkan waktu 4 hari yang diikuti rata-rata jumlah peserta 102 orang, terdiri dari 79 laki-laki dan 23 perempuan. Pelatih yang banyak digunakan adalah penyuluh mencapai 43,75 %. Hal ini berkaitan dengan materi pelatihan lebih dominan sifatnya kearah teknis pertanian selain efisiensi dana karena desa terkait menjadi wilayah binaan PPL. Metode pelatihan yang paling banyak digunakan adalah klasikal mencapai 58,82 % dan metode sekolah lapang mencapai 29,41 %. Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.a (sebagaimana terlampir).

4.b. Pemanfaatan Hasil Pelatihan Petani

Penerapan hasil pelatihan petani secara umum lebih banyak dilaksanakan oleh kaum lelaki dibanding perempuan. Hal ini berkaitan dengan peserta

28

pelatihan lebih didominasi oleh petani laki-laki sehingga berkaitan erat dengan penerapan hasil pelatihan. Rata-rata perubahan hasil dari pelaksanaan kegiatan pelatihan petani mencapai antara : 54,60 % hingga 72,25 %. Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.b.

4.c. Dampak awal yang dirasakan

Dampak awal yang paling umum dirasakan dari hasil kegiatan pelatihan petani sebagai berikut : (i). peningkatan produktivitas usaha tani (20,59 %), (ii). peningkatan keterampilan/pengetahuan (19,12 %), (iii). peningkatan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) secara optimum (19,12 %). Dampak lainnya yaitu terhadap peningkatan kesadaran akan manfaat teknologi yang dibuktikan dengan adanya beberapa masyarakat yang pernah mengikuti pelatihan mengaplikasikannya dilapangan, seperti : sarungisasi, pemangkasan, panen sering bagi tanaman kakao maupun pembibitan dengan menggunakan sekam dan menanam 1-3 bibit per lubang untuk tanaman padi sawah yang sebelumnya menggunakan 8-12 bibit per lubang. Data tentang dampak awal berdasarkan jenis kelamin tidak ada (form PPMS tidak menginput data tersebut). Data tentang dampak awal kegiatan pelatihan petani dapat dilihat pada Lampiran 4.c.

5. D e m p l o t

5.a. Rencana dan Realisasi Pelaksanaan.

Realisasi pelaksanaan demplot berkisar antara 54 – 80 hari atau rata-rata sekitar 65 hari. Rata-rata jumlah peserta demplot 57 orang. Institusi yang dilibatkan (memfasilitasi) dalam kegiatan demplot yaitu : LSM (29,41 %), Dinas (29,41 %), BPTP (17,65 %) dan perguruan tinggi 11,76 %). Data lengkap lihat Lampiran 5.a.

5.b. Pemanfaatan Hasil Demplot

Penerapan hasil demplot secara umum lebih banyak dilaksanakan oleh kaum lelaki dibanding perempuan. Pemanfaatan demplot yang paling umum dilakukan meliputi : (i). peningkatan pemanfaatan lahan tidur ( Total = 17,55 %, laki-laki = 17,12 % dan perempuan = 18,18 %); (ii). peningkatan produksi tanaman ( Total = 16,73 %, laki-laki = 17,12 %

29

dan perempuan = 16,16 %); (iii). penurunan serangan hama penyakit ( Total = 14,69 %, laki-laki = 15,07 % dan kaum perempuan = 14,14 %). Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.b.

5.c. Dampak awal yang dirasakan

Dampak awal yang paling umum dirasakan dari hasil kegiatan demplot yaitu : (i). peningkatan produktivitas usaha tani (20,24 %), (ii). peningkatan keterampilan/pengetahuan (20,24 %), (iii). Peningkatan kesadaran akan meanfaat teknologi (20,24 %). Data tentang dampak awal kegiatan demplot dapat dilihat pada Lampiran 5.c.

KOMPONEN 2: PENGEMBANGAN INFORMASI

A. Pembangunan Pusat Informasi Pertanian Kabupaten

Pusat Informasi Pertanian Kabupaten berada pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala dengan Nama Sentra Pelayanan Informasi Agribisnis (SPIA) “Posisani”. SPIA Posisani telah memiliki ruangan khusus dengan ukuran panjang 8 meter, lebar 4 m di Kantor Baru Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala.

Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh SPIA adalah PC pengolah data, Switch hub, fax, printer, software dan jaringan. Fasilitas lain seperti PC Server dan Router belum ada. Penanggungjawab informasi pada SPIA Posisani adalah Ir. Hery Suwarno, dibantu oleh operator yang terdiri dari Andi Rully, Sitti Herlina, Elly Jufriana, Ishak, Elly Martha, Jalil. Institusi yang terlibat dalam opersionalisasi SPIA selain Dinas Pertanian adalah Pusdatin, P2HP dan Swasta.

Kegiatan yang telah dilaksanakan yakni modifikasi sistem, penyediaan sarana/prasarana, pengumpulan dan pemutakhiran data, publikasi, pelatihan dan sosialisasi.. Keluaran dari SPIA terdiri dari informasi harga komoditas, informasi teknologi pertanian, data input produksi. Informasi disampaikan dalam bentuk CD Interaktif, Siaran Radio, Internet, Leaflet, Brosur, dan majalah/buletin.

30

Permasalahan yang dihadapi dalam operasionalisasi SPIA dan upaya pemecahannya pada tahun 2006 adalah :

a). Kurangnya alokasi anggaran, hal ini berakibat penerbitan buletin SPIA posisani hanya mampu dilakukan sebanyak 3 edisi. Upaya pemecahan yang telah dilakukan adalah peningkatan jumlah alokasi anggaran untuk SPIA dari Dana Pendamping T.A. 2007.

b). Penyampaian informasi, baik informasi harga maupun teknologi pertanian kepada petani masih belum optimal. Upaya yang akan ditempuh adalah meningkatkan jumlah eksemplar buletin yang dicetak setiap bulan dan melakukan koordinasi dengan KCD, BPP/PPL dan LSM lokal dalam penyampaiannya kepada petani

c). Staf pelaksana belum terfokus pada kegiatan pegembangan informasi karena banyaknya tugas lain diluar kegiatan SPIA. Upaya pemecahan yang diusulkan oleh penanggungjawab SPIA adalah penunjukan staf fungsional yang secara khusus menangani pengembangan informasi

B. Penyempurnaan Sistem Informasi Pasar

Penyempurnaan system informasi pasar menjadi bagian dari kegiatan SPIA Posisani. Keluaran kegiatan meliputi: (1) Informasi harga komoditas tanaman pangan, (2) Struktur Data SIP menyangkut harga tingkat produsen, harga tingkat eceran/konsumen. Publikasi data informasi pasar dilakukan melalui media internet, siaran radio dan bulletin.

C. Pengembangan Website Pertanian Nasional

Pengembangan Website Pertanian Nasional telah dilakukan di Kabupaten Donggala berupa pembuatan website/portal khusus dengan alamat www.deptan.go.id/daerah/sulteng/distanak_donggala.html. Isi/content yang telah dimuat dalam portal tersebut diantaranya menyangkut publikasi mengenai jumlah produksi dan harga untuk komoditi tanaman pangan, hortikultura dan peternakan, ketentuan-ketentuan (regulasi) dalam

31

investasi bidang pertanian di Kabupaten Donggala, serta kegiatan-kegiatan dinas lainnya.

KOMPONEN 3: DUKUNGAN PENGEMBANGAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASINYA

A. Program Penelitian dan Pengkajian Khusus Balit/BPTP pada Lahan Kering Marjinal

Tahun 2003

Kegiatan penelitian dan pengkajian yang dilaksanakan oleh BPTP Sulawesi Tengah di Kabupaten Donggala pada Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

1. Participatory Rural Appraisal pada lokasi P4MI2. Pengkajian Sistem Usahatani Lahan Kering Dataran Rendah3. Pengkajian Pemupukan P dan K untuk Tanaman Jagung4. Pengkajian Pendayagunaan Air Tanah Dangkal secara Produktif di Lahan

Tadah Hujan

Realisasi kegiatan sampai dengan bulan Desember 2003 hanya mencapai 60%, hal ini disebabkan karena kegiatan baru dimulai pada bulan November 2003. Kegiatan yang tidak dapat diselesaikan akan dianggarkan kembali pada Tahun 2004. Selain melibatkan BPTP , kegiatan tersebut di atas juga melibatkan Balai-balai penelitian/Puslitbang, BIPP dan Dinas terkait.

Tahun 2004

Kegiatan penelitian dan pengkajian yang dilaksanakan oleh BPTP Sulawesi Tengah di Kabupaten Donggala pada Tahun 2004 adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian Pengembangan Sistem Usahatani (SUT) integrasi Kambing-Kakao

32

2. Pengkajian Rekomendasi Pupuk P dan K pada Tanaman Jagung (lanjutan Tahun 2003)

3. Participatory Rural Appraisal pada lokasi P4MI (Lanjutan Tahun 2003)

Realisasi kegiatan sampai dengan bulan Desember 2004 mencapai 100%. Selain melibatkan BPTP dan Balai-balai penelitian, kegiatan tersebut diatas juga melibatkan BIPP dan Dinas terkait.

Tahun 2005

Kegiatan penelitian dan pengkajian yang dilaksanakan oleh BPTP Sulawesi Tengah di Kabupaten Donggala pada Tahun 2005 adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian Pengembangan Sistem Usahatani (SUT) integrasi Kambing-Kakao

2. Participatory Rural Appraisal untuk Social Analysis and Gender Analysis (PRA-SAGA) pada lokasi P4MI

3. Analisis Efektifitas dan Dampak Deseminasi Teknologi Pertanian.

Realisasi kegiatan sampai dengan bulan Desember 2005 mencapai 100%. Selain melibatkan BPTP dan Balai-balai penelitian, kegiatan tersebut diatas juga melibatkan BIPP dan Dinas terkait.

Tahun 2006

Kegiatan penelitian dan pengkajian yang dilaksanakan oleh BPTP Sulawesi Tengah di Kabupaten Donggala pada Tahun 2006 adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan Sistem Usahatani Terpadu Lahan Kering di Kabupaten Donggala

2. Pengkajian Teknologi Pengembangan Kelapa untuk Mendukung Agribisnis di Sulawesi Tengah

3. Analisis Dampak dan Hasil Pengkajian

Realisasi kegiatan sampai Desember 2006 telah mencapai 100%. Selain melibatkan BPTP dan Balai-balai penelitian, kegiatan tersebut diatas juga melibatkan BIPP dan Dinas terkait.

B. Tukar Informasi dan Pengembangan Kapasitas

33

Tahun 2003

Kegiatan Tukar Informasi dan Pengembangan Kapasitas, meliputi:

1. Temu Aplikasi Paket Teknologi Jagung, Pengendalian Hama Kakao dan Pengolahan Pulpa Kakao , lokasi di Kecamatan Kulawi, dengan peserta 40 orang

2. Temu Informasi Teknologi PTT Padi Sawah, Ternak Kambing dan Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao, lokasi di Kecamatan Kulawi dan Kecamatan Sirenja, dengan jumlah peserta masing-masing 60 orang

3. Gelar Teknologi Pembuatan Abon Nangka dan Pembuatan Sirup Air Kelapa, berlokasi di Desa Tondo, Kecamatan Sirenja, dengan peserta 60 orang (semuanya Perempuan)

4. Visitor Farm & Unit Komersialisasi Teknologi Padi dan Klon Unggul Kakao, berlokasi di Kebun Percobaan Sidondo, Jumlah Peserta 100 0rang (petani dari Desa Tondo dan Desa Lende)

5. Pengembangan Unit Desa Binaan (Pengembangan Kelompok Tani), lokasi Desa Sumari, Kecamatan Sirenja, Jumlah Peserta 20 KK

Tahun 2004

Kegiatan Tukar Informasi dan Pengembangan Kapasitas, meliputi:

1. Temu Aplikasi Paket Teknologi Padi Sawah, Pembuatan Pakan ternak Pembuatan Pupuk Organik, Pengenalan Klon Unggul Kakao dan Variatas Unggul Mangga, lokasi di Kecamatan Kulawi, dengan peserta 40 orang

2. Temu Informasi Teknologi, lokasi di Kecamatan Kulawi, dengan jumlah peserta 60 orang

3. Gelar Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Kascing dari Kotoran Sapi di Desa Uwemanje dan Desa Matantimali, Kecamatan Marawola, dengan jumlah peserta masing-masing lokasi sebanyak 60 orang

4. Ekspose/Pameran dengan Materi Pengendalian PBK, Klon Unggul Kakao, Varietas Unggul Jagung, Pemeliharaan Sapi, Pemeliharaan Kambing, Pembuatan Pupuk Organik dan Pengolahan Hasil Pertanian, lokasi Desa Karya Mukti Kecamatan Damsol dan Kebun Percobaan Sidondo, dengan jumlah peserta masing-masing 150 orang

34

5. Pengembangan Unit Desa Binaan (Lanjutan 2003), lokasi Desa Sumari, Kecamatan Sirenja, Jumlah Peserta 20 KK

Tahun 2005

Kegiatan Tukar Informasi dan Pengembangan Kapasitas, meliputi:

1. Pelatihan Peningkatan Penguasaan Teknologi Pertanian Lahan Kering Bagi BPP/PPL dan KCD, Lokasi BPTP, jumlah peserta 30 orang

2. Pelatihan Peningkatan Penguasaan Teknologi Pertanian Lahan Kering Bagi Petani/wanita tani, KID, FD dan Pemerintah Desa, lokasi Kecamatan Kulawi, Labuan, Sirenja dan Banawa, dengan jumlah peserta masing-masing 25 orang

3. Temu Informasi Teknologi Integrasi Kakao-Kambing, lokasi Desa Jonooge Kecamatan Sirenja, dengan jumlah peserta 150 orang

4. Temu Informasi Teknologi Usahatani Padi-Ikan, lokasi Desa Meli Kecamatan Balaesang, dengan jumlah peserta 150 orang

5. Gelar Teknologi Usahatani Jagung Berwawasan Konservasi, di Desa Matantimali, Kecamatan Marawola, dengan jumlah peserta 25 orang

6. Ekspose Pengembangan Komoditi Unggulan, Bertempat di Palu dan Kecamatan Balaesang dengan total jumlah peserta 1128 orang

Tahun 2006

Kegiatan Tukar Informasi dan Pengembangan Kapasitas, meliputi:

1. Pelatihan Peningkatan Penguasaan Teknologi Pertanian Lahan Kering Bagi PPL, SLK dan KCD, Lokasi di Palu, jumlah peserta 30 orang

2. Pelatihan Peningkatan Penguasaan Teknologi Pertanian Lahan Kering Bagi Petani/wanita tani, KID, FD dan Pemerintah Desa, lokasi Kecamatan Biromaru, Balaesang, Dolo dan Palolo, dengan jumlah peserta masing-masing 25 orang

3. Pertukaran Informasi(Kunjungan ke Daerah Sulawesi Selatan), Peserta kunjungan sebanyak 8 orang (6 laki-laki, 2 perempuan) terdiri dari ketua Kelompok Tani KID, FD dan PPL. Materi dan lokasi kunjungan adalah sebagai berikut : Pengembangan Agribisnis Kakao di Kabupaten Luwu Prosessing Benih dan Beras di Kabupaten Sidrap

35

Pembuatan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Pinrang dan Maros

Manajemen Kelompok Usaha Ekonomi Mikro di Kabupaten Gowa Pengembangan Varietas Unggul di Kabupaten Maros

4. Pengembangan Pos Pelayanan Terpadu (Posyantek) di Desa Porame dan Desa Lalundu

C. Program Inovasi Melalui Inisiatif Lokal

Program inovasi melalui inisiatif local di Kabupaten Donggala belum ada yang terlaksana. Pada Tahun 2006 telah diseleksi sebanyak 5 judul, namun sampai Desember 2006 tidak dapat terealisasi dan akan diprogramkan kembali Pada Tahun 2007.

D. Pembuatan Informasi Teknis Pertanian dalam Bentuk Tradisional (Cetak)

Pembuatan informasi pertanian dalam bentuk cetakan yang telah dibuat oleh BPTP Sulawesi Tengah dari Tahun 2003-2006 sebanyak 41 judul. Bentuk informasi teknis yang paling banyak adalah berupa folder sebanyak 28 judul (68,29%), Poster sebanyak 7 Judul (17,07%), dan berupa Brosur/Juknis sebanyak 6 Judul (14,63%). Semua informasi teknis baik dalam bentuk Folder, poster maupun brosur telah disebarkan 100%. Judul Brosur, Folder dan Poster yang telah dibuat adalah sebagai berikut :

D.1.Brosur/Juknis :1. Pengelolaan jerami Padi Untuk Pakan Ternak, sebanyak

1000 exemplar2. Pemeliharaan Domba Ekor Gemuk, sebanyak 1000 exemplar3. Teknik Konservasi Tanah dan Air Pada Usahatani Lahan

Kering, sebanyak 407 exemplar4. Peningkatan Mutu Beras, sebanyak 407 exemplar5. Pengembangan Teknologi Terpadu Padi Sawah, sebanyak

1000 eksemplar6. Pemanfaatan Pekarangan dengan Tanaman Sayur dan Buah,

sebanyak 1000 exemplar

D.2.Folder :

36

1. Penggunaan Jerami Sebagai Pakan Ternak, sebanyak 1000 exemplar

2. Pengolahan Buah Mangga, sebanyak 1000 exemplar3. Pasca Panen Mangga, sebanyak 1000 exemplar4. Pengolahan Ikan Teri, sebanyak 1000 exemplar5. Varietas Unggul Tomat sebanyak , sebanyak 1000 exemplar6. Peta Pengwilayahan Komoditi Lembah Palu, sebanyak 1000

exemplar7. Pengolahan Nangka, sebanyak 1000 exemplar8. Pembuatan Kompos, sebanyak 1000 exemplar9. Bibit Mangga Berkualitas, sebanyak 1000 exemplar10. Varietas Unggul Tomat, sebanyak 1000 exemplar11. Varietas Unggul Jagung, sebanyak 1000 exemplar12. Pemberian Pakan Ternak Pada Ruminansia Kecil, sebanyak

1000 exemplar13. Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Ternak, sebanyak 650

exemplar14. Pengendalian Penyakit Ayam Buras, sebanyak 650 exemplar15. Pemeliharaan Ayam Buras Semi Intensif, sebanyak 650

exemplar16. Vermi Kompos (Kascing), sebanyak 650 exemplar17. Teknologi Pemelihaan Kakao, sebanyak 650 exemplar18. Penanaman Bibit Mudah pada Padi Sawah, sebanyak 650

exemplar19. Profil BPTP Sulawesi Tengah, sebanyak 650 exemplar20. Pengendalian Hama Spodoptera Exigua Pada Bawang Merah

Lokal Palu (Bawang Goreng), sebanyak 650 exemplar21. Budidaya Kacang Tanah, sebanyak 650 exemplar22. Usahatani Jagung, sebanyak 650 exemplar23. Budidaya Tomat, sebanyak 1000 exemplar24. Budidaya Cabe, sebanyak 1000 exemplar25. Pemupukan Berdasarkan Bagan Warna Daun, sebanyak 1000

exemplar26. Alsintan Pada Usaha Padi Sawah, sebanyak 1000 exemplar27. Pengolahan Jeruk Segar, sebanyak 1000 exemplar28. Flu Burung, sebanyak 1000 exemplar

D.3.Poster :1. Pengelolaan Tanaman Terpadu, sebanyak 1000 exemplar

37

2. Kegiatan Usaha Kelompok Terpadu, sebanyak 1000 exemplar 3. Pasca Panen Buah Kakao, sebanyak 488 exemplar 4. Sistem Usahatani Integrasi Kakao-Kambing (488 exemplar) 5. Konservasi Lahan Kering Secara Vegetatif, (488 exemplar) 6. Pengendalian Penyakit Cacing Pada Kambing, (1000

exemplar)7. Pemupukan Organik, sebanyak 1000 exemplar

E. Pembuatan Informasi Teknis Pertanian dalam Format Elektronik

Informasi teknis pertanian dalam bentuk elektronik yang telah dibuat oleh BPTP Sulawesi Tengah dari Tahun 2003 – 2006 berupa VCD. Judul-judul informasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pasca Panen Mangga2. Pengolahan Ikan Teri3. Pemeliharaan Domba Ekor Gemuk4. Pembuatan Bawang Goreng5. Unit Kegiatan Terpadu BPTP Sulawesi Tengah6. Pengelolaan Jerami Padi Sebagai Pakan7. Pengolahan Kotoran Ternak Menjadi Pupuk Organik8. Pemeliharaan Kakao9. Pengendalian Penyakit Cacing pada Kambing10. Konservasi Lahan11. Pengendalian PBK

VCD tersebut diatas telah disebarkan sebanyak 63,64 % kepada petani dan PPL.

KOMPONEN 4 : MANAJEMEN PROYEK

Monitoring kegiatan manajemen proyek di Kabupaten Donggala meliputi : (a) Kelengkapan perangkat operasional proyek, (b) Kegiatan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan proyek ,(c) Supervisi, Monitoring-Evaluasi dan Auditing, (c) Kegiatan pembuatan laporan, (d) Kontribusi Pemda Kabupaten dalam kegiatan P4MI.

38

Pada kegiatan yang menyangkut kontribusi Pemda dalam kegiatan P4MI meliputi : (i) Biaya Umum dan Operasional, (ii) Gaji, Upah, Lembur, Honoraria, Perjalanan Dinas, (iii) Sinergi Bantuan Untuk Kegiatan P4MI Dengan Program/Proyek/Kegiatan Lain, (iv) Bantuan Untuk Kegiatan Usaha Tani (Bibit, Saprotan,Modal Kerja).

A. Kelengkapan Perangkat Operasional Proyek

Kelengkapan Perangkat Operasional Proyek yang ada di Kabupaten terdiri dari:

1. D I P A, tersedia pada tanggal 31 Desember 2005.

2. Rencana Teknis tingkat PIU, tersedia pada tanggal 5 Januari 2006.

3. Perangkat organisasi proyek (SK organisasi proyek ) tersedia pada tanggal 17 April 2006.

4. Juklak/juknis mekanisme kerja kegiatan proyek, tersedia bulan Februari 2002.

B. Kegiatan Koordinasi dan Pelaksanaan Kegiatan Proyek

Kegiatan Koordinasi dan Pelaksanaan Kegiatan Proyek di Kabupaten Donggala pada tahun 2006 terdiri dari:

1. Rapat Evaluasi, dilaksanakan setiap bulan untuk membahas perkembangan pelaksanaan, permasalahan kegiatan KID dan upaya pemecahannya.

2. Pertemuan pembahasan rencana kerja TA 2007, dilaksanakan pada tanggal 9 November 2006

3. Pertemuan dengan Komite Koordinasi Kabupaten (KKK/DCC), agenda pertemuan evaluasi pelaksanaan TA 2005 dan Persiapan pelaksanaan investasi desa TA 2006, dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2006.

4. Pertemuan dengan Komite Koordinasi Kabupaten (KKK/DCC), agenda pertemuan tindak lanjut hasil pertemuan 22 Mei 2006, dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2006

C. Supervisi, Monitoring Evaluasi dan Auditing

39

Kegiatan supervisi, monitoring evaluasi dan auditing yang dilaksanakan di Kabupaten Donggala sepanjang tahun 2006 adalah sebagai berikut:

12. Kajian Dampak Awal Investasi Desa oleh Tim PCMU pada tanggal 27-30 November 2006,lokasi yang dikunjungi adalah Desa Salutome, Tuva, Limboro, Mbuwu, Langaleso, Jonooge, Lompio dan Panii

13. Supervisi kegiatan TA 2005 dan 2006 oleh Kepala Badan Litbang Pertanian bersama Penanggungjawab PCMU pada tanggal 25 November 2006, lokasi yang dikunjungi adalah Desa Tolongano dan Desa Limboro

14. Supervisi kegiatan TA 2005 (fisik dan keuangan) dan persiapan TA 2006 oleh Tim ADB (perwakilan Indonesia) pada tanggal 11-13 September 2006, lokasi yang dikunjungi adalah Desa Salutome, Omu dan Tuwa

15. Audit keuangan kegiatan P4MI oleh BPKP Perwakilan Sulawesi Tengah pada tanggal 12 – 30 Juni 2006, lokasi yang dikunjungi sebanyak 18 desa Lokasi TA 2005

16. Audit keuangan kegiatan KID, LSM dan Konsultan oleh BPKP Pusat pada bulan 12-13 September 2006, desa yang dikunjungi adalah Desa Puro’o.

17. Supervisi kegiatan Investasi Desa dan Komponen III TA 2003/2004 -2005 oleh Irjen pada tanggal 4 Januari 2006, lokasi yang dikunjungi, Desa Jonooge, Tondo dan Tanjung Padang

D. Kegiatan pembuatan laporan.

Jenis laporan yang menjadi tanggung jawab PIU terdiri dari: (i) Semi-Annual, (ii) Annual report, (iii) Mid-term Project Implementation Period. Annual report telah dibuat oleh PIU dari Tahun I sampai dengan tahun ke IV kegiatan proyek, kecuali Annual Report Tahun 2006 yang masih dalam proses penyelesaian. Sedangkan Semi Annual Report hanya dibuat Tahun dan IV. Laporan Paruh Waktu (Mid-term Project Implementation Period)

40

telah dibuat oleh PIU pada pertengahan Tahun III. Project Performance Report hanya dibuat Pada akhir tahun IV, namun hasilnya menyangkut pelaksanaan dari Tahun I – Tahun IV.

E. Kontribusi Pemda Kabupaten Dalam Kegiatan P4MI

Kontribusi pemda dalam kegiatan P4MI Tahun 2006 dialokasi sebesar Rp. 1.470.000.000 telah terealisasi sebesar Rp. 1.370.200.000, yang bersumber dari DAU (Dana Alokasi Umum) sebesar Rp. 1.348.450.000 dan Dana ABT (Anggaran Biaya Tambahan) sebesar Rp. 21.750.000.

Bantuan Modal kerja diberikan untuk pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM)-BMT pada 5 desa yakni Desa Tolongano, Guntarano, Lombonga, Lompio dan Pombewe. Sedangkan bantuan dalam bentuk dana talangan investasi desa diberikan ke desa Mbuwu dan Wombo untuk penyempurnaan investasi desa. Sementara itu bantuan modal kerja yang berasal dari dana ABT diberikan kepada Desa Limboro, bantuan bibit diberikan pada saat penanaman perdana padi sawah pasca investasi desa, sedangkan bantuan handtraktor diberikan pada saat panen perdana padi sawah pasca investasi desa.

Kontribusi Pemda Kabupaten Donggala dalam kegiatan P4MI Tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 12

Tabel 12. Kontribusi Pemda Kabupaten Donggala Dalam Kegiatan P4MI Tahun 2006

No Uraian Jumlah Sumber Dana(Rp.000)

I Sumber Dana APBD II (DAU)    A Biaya Umum    

1 Pemeliharaan Peralatan dan Kendaraan 23,700 APBD-DAU

2 Pembangunan Gedung APBD-DAU

41

284,500 B Honor/Insentif dan Perjalanan    

1 Honor dan Insentif (DCC, PIU, PIP, KCD, Camat) 214,075 APBD-DAU

2 Perjalanan, Rapat 316,675 APBD-DAU

3 Operasional DCC, PIU dan FAD 130,100 APBD-DAU

4 Operasional KID 162,400 APBD-DAU

C.1 Modal Kerja    

  - Modal Kerja untuk LKM-BMT (5 unit) 150,000 APBD-DAU

  - Dana Talangan Investasi Desa (2 desa) 67,000 APBD-DAU

  Sub Total I 1,348,450  

II Sumber Dana APBD II (ABT)    C.2 Modal Kerja

  - Bantuan Bibit (1350 kg) 6,75

0 APBD-ABT

  - BantuanHandtraktor (1 unit) 15,00

0 APBD-ABT

  Sub Total II 21,750  

  TOTAL (Sub Total I + II) 1,370,200  

IV. MASALAH YANG DIHADAPI & UPAYA PEMECAHANNYA

A. Pengolahan data sistem komputerisasi dengan menggunakan modul aplikasi adalah model yang baru pertama kali diujicoba, sehingga dalam proses entri data oleh operator ditingkat kabupaten masih sering kebingungan. Meskipun dapat diatasi, masalah ini menyebabkan lambannya proses entri data

42

B. Modul aplikasi untuk manfaat investasi, komponen 2, 3 dan 4 belum ada. Upaya yang dilakukan adalah melakukan pengolahan data menggunakan program excell, untuk

C. Pengisian data dari tingkat lapangan oleh Kelompok Tani, KID dan FD masih banyak yang kurang lengkap dan kurang diverifikasi sebelum disampaikan ke PIU. Untuk menjaga tingkat validitas data pada pengisian form PPMS selanjutnya perlu ditekankan verifikasi data secara berjenjang mulai dari tingkat desa oleh FD, tingkat kecamatan oleh SLK dan tingkat kabupaten oleh ATL. Dengan penambahan SLK dari 14 menjadi 48 diharapkan proses pengumpulan dan verifikasi data

D. Staf Monitoring dan Evaluasi PIU yang ditugaskan sebagai operator entry data masih belum focus menangani pengolahan data PPMS, karena masih memiliki beban kerja yang lain. Upaya pemecahan yang sudah dilakukan adalah melibatkan Staf Teknis dan Administrasi Konsultan dalam proses entry data.

E. Jumlah Data yang dikimpulkan dan diolah pada periode ini sangat banyak, menyangkut semua form dan seluruh kegiatan dari Tahun I sampai Tahun IV pelaksanaan proyek.

V. RENCANA KEGIATAN PERIODE BERIKUTNYA

Rencana kegiatan periode berikutnya yakni bulan Januari – Maret 2007. Data yang akan dikumpulkan pada bulan Januari 2007 adalah Form SLK-01, FD-01 (lokasi TA 2007), KID-01 (Lokasi TA 2007), KT-01 (lokasi TA 2007). Pada bulan februari data yang akan dikumpulkan meliputi Data perkembangan investasi desa TA 2006 (form KID-03). Pada bulan Maret

43

2007 akan dikumpulkan data mengenai kegiatan dan pengembangan kapasitas dari KT, FD, KID dan SLK dan FAD.

44