Laporan Pemurnian Zat Dalam Campuran

Embed Size (px)

Citation preview

Pemurnian Zat Dalam Campuran

Disusun oleh : Kelompok : 1 Nama : Desty Novani Kelas : 1 analis 3

Laboratorium Kimia Dasar Kompetensi Keahlian Analisis Kimia SMKN 7 Bandung 2011/2012

Pemurnian Zat Dalam Campuran

Disusun oleh : Kelompok : 1 Nama : Agung Lukman Kelas : 1 analis 3

Laboratorium Kimia Dasar Kompetensi Keahlian Analisis Kimia SMKN 7 Bandung 2011/2012

Pemurnian Zat Dalam Campuran

Disusun oleh : Kelompok : 1 Nama Siswa : Devi Wulan Alifviana Kelas : 1 analis 3

Laboratorium Kimia Dasar Kompetensi Keahlian Analisis Kimia SMKN 7 Bandung 2011/2012

Bab I Pendahuluan1.1 Prinsip DasarKebanyakan zat terdapat keadaan tercampur satu sama lain , baik campuran padat dengan padat , padat dengan cair dan cair dengan cair. Untuk mendapatkan zat dalam keadaan murni yang berarti tidak tercampur oleh zat lain , maka zat tersebut harus dipisahkan dari campurannya . Dari berbagai jenis campuran yang ada ,maka suatu campuran dapat dipisahkan dengan cara rekristalisasi (penyaringan , penguapan , pengkristalan), destilasi , penyulingan , eksraksi , kromatografi dan sublimasi.

1.2 Tujuan Praktikum1. Dapat mengenal beberapa cara pemisahan zat dalam campuran 2. Dapat melakukan pemisahan zat dengan cara tepat

Bab II Teori Penunjanga. Klasifikasi Materi Materi

Zat Tunggal

Campuran

Unsur

Senyawa

Homogen

Heterogen

b. Zat TunggalMateri digolongkan menjadi dua,yaitu zat tunggal dan campuran. Zat tunggal ialah materi yang terdiri dari sejenis zat. Sementara itu, zat tunggal dibagi menjadi dua,yaitu unsur dan senyawa.

c. UnsurUnsur ialah materi yang paling sederhana, tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana. Di alam terdapat 90 macam unsur, melalui reaksi nuklir telah berhasil dibuat beberapa unsur sehingga dikenal sekitar 118 unsur.

Unsur dapat digolongkan menjadi logam, nonlogam dan metaloid. Bagian terkecil dari unsur disebut atom. d. Senyawa Senyawa ialah zat tunggal yang dapat diuraikan menjadi dua jenis atau lebih zat yang lebih sederhana. Senyawa terdiri dari dua jenis/lebih unsur. Bagian terkecil dari suatu senyawa adalah molekul/ion (partikel senyawa). Molekul ialah senyawa yang memilki muatan netral. Ion adalah senyawa yang memiliki muatan positif dan negatif, terdiri dari kation (Bermuatan +) dan anion (Bermuatan -).

e. CampuranSelain zat tunggal, materi digolongkan pula menjadi campuran. Campuran terdiri dari dua jenis zat atau lebih. Campuran dibagi menjadi dua,yaitu homogen dan heterogen.

f. Campuran HomogenCampuran homogen disebut larutan. Disebut larutan,sebab semua zat yang dicampurkan (padat dan cair) akan bercampur secara larut hingga membentuk suatu larutan.

g. Campuran HeterogenCampuran heterogen dapat berupa koloid atau suspensi.

h. KoloidKoloid berwujud hampir seperti larutan. Tetapi, campuran dari koloid tidak sepenuhnya larut. Masih tersisa gumpalan gumpalan zat yang tak larut yang tidak bisa dilihat oleh kasat mata. Contoh : Shampo, hand body lotion, kabut

i. SuspensiSuspensi sangat berbeda dengan koloid. Jika koloid, campuran nya masih sedikit larut. Tetapi, suspensi campurannya sama sekali tidak bisa larut (masih terdapat endapan). Contoh : campuran pasir dengan air, campuran teh tubruk dengan air.

j. Cara Pemisahan ZatBerkaitan dengan cara pemisahan campuran , ada 5 cara : 1. Penyaringan (Fitrasi) 2. Pengkristalan (Kristalisasi) 3. Penyubliman (Sublimasi) 4. Penyulingan (Destilasi) 5. Kromatografi

1. Penyaringan (Fitrasi)Cara pemisahan campuran melalui saringan atau filter. Pada umumnya digunakan untuk campuran heterogen antara zat padat yang tidak larut dalam zat cair. Contohnya : pasir dalam air dan bubuk kopi dalam api.

2. Pengkristalan (Kristalisasi)Cara pemisahan zat padat dari larutannya dengan jalan menguapkannya sampai terbentuk larutan jenuh , kemudian di dinginkan sehingga terbentuk kristal.

3. Penyubliman (Sublimasi)Cara pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud zat dan padat menjadi gas menjadi gas kemudian kembali ke wujud padatnya tanpa melalui wujud cairnya. Penyubliman bisanya dilakukan untuk memisahkan zat padat lain.

4. Penyulingan (Destilasi)Penyulingan digunakan untuk memisahkan komponen campuran (umumnya cairan) berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing komponennya. Contohnya memisahkan alkohol dari campuran dengan air.

5. KromatografiKromatografi kecepatan rambatan suatu sel dalam medium tertentu. Metode kromatografi sangat banyak jenisnya, namun yang paling sederhana adalah kromatogtafi kertas. Kromatografi kertas biasanya digunakan untuk memisahkan zat warna dalam tinta.

Bab III Prosedur Praktikum 3.1 Alat-alat Praktikum1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Batang Pengaduk , panjang : 19,5 cm , kaca Botol Semprot 250 mL , plastik Cawan Penguap , diameter : 9,8 cm , kaca Corong , diameter : 7,5 cm panjang : 7 cm , kaca Gelas Kimia 100 mL , Iwaki Gelas ukur 25 mL , Iwaki Neraca teknis, Ohaus Pembakar bunsen Ring Corong , diameter : 6,5 cm , logam = 1 buah = 1 buah = 1 buah = 1 buah = 2 buah = 1 buah = 1 Set = 1 Buah/Set = 1 buah

3.2 Bahan-bahan Praktikum1. Aquadest 2. 3. 4. 5. 6. Benang Garam dapur kotor Kapas Kapur barus Kertas saring : 30 ml (25 ml untuk filtrasi dan 5 ml untuk kromatografi) : Secukupnya : 2 Spatula : Secukupnya : Secukupnya : Secukupnya

7. Spirtus 8. Tanah 9. Tinta berwarna (kuning,hijau,biru)

: Secukupnya : Secukupnya : Secukupnya

3.3 Prosedur Praktikum Percobaan I (Filtrasi dan Rekristalisasi)1. 2. 3. 4. Larutkan 2 spatula garam dapur kotor dengan 25 mL air. Saring dengan menggunakan kertas saring dalam corong biasa. Filtratnya diuapkan dalam cawan penguap sampai kering . Matikan pembaka dan biarkan semua air habis menguap.

Percobaan II (Sublimasi)1. Masukan 2 kapur barus yang telah digerus kedalam cawan penguap. 2. Tambahkan sedikit pasir sambil diaduk. 3. Tutup cawan penguap dengan kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil , kemudian tutup lagi dengan corong yang telah disumbat dengan kapas. 4. Panaskan dengan api kecil dan amati perubahan yang terjadi.

Percobaan III (Kromatografi)1. Buat garis dengan pensil pada salah satu ujung kertas kromatografi. 2. Buat noda pada garis tersebut dengan tinta berwarna atau spidol. 3. Ikat ujung yang lain dari kertas kromatografi dengan benang pada batang pengaduk. 4. Celupkan ujung kertas yang bernoda kedalam air pada gelas kimia 5. Amati apa yang terjadi.

Bab IV Hasil & Pembahasan

4.1 Data Pengamatan Percobaan I (Filtrasi dan Rekristalisasi)Garam dapur kotor berwujud padat berwarna putih kehitam-hitaman sebanyak 2 spatula dengan massa 2,13 gram , lalu dilarutkan dengan 25 mL air berwarna bening berwujud cair , lalu garam disaring dengan menggunakan kertas saring dan corong , filtrat berwujud cair berwarna bening dan residu berbentuk padat berwarna hitam . Fitratnya dimasukkan kedalam cawan penguap . Massa cawan : 77,23 gram , dipanaskan dengan api sampai menguap , setelah filtrat menguap dan lama kelamaan menjadi habis dan

menghasilkan endapan yang berbentuk padat berwarna putih bersih yang merupakan garam dapur bersih. Massa cawan dan garam dapur bersih (endapan) : 78,76 gram

Percobaan II (Sublimasi)Kapur barus berwujud padat berwarna putih yang dicampur dengan pasir berwujud padat berwarna hitam dimasukkan kedalam cawan . a. Massa cawan kosong : 77,23 gram b. Massa kapur barus : 78,14 77,23 = 0,91 gram . c. Massa kertas saring kosong : Tidak dihitung d. Massa corong + kapas : 26,25 gram e. Massa kertas saring & sisa pembakaran : Tidak dihitung f. Massa cawan + zat pengotor : 78,14 gram g. Massa corong + kapas + kristal : 26,34 gram Setelah kapur barus dimasukan kedalam cawan , lalu cawan ditutup oleh kertas yang sudah dilubangi kecil-kecil oleh jarum dan ditimpa dengan corong yang sudah disumbat dengan kapas lalu cawan tersebut dipanaskan sampai menguap . Lama kelamaan , kertas berlubang menjadi gosong berwarna coklat dan didinding corong menempel uap dari kapur barus berwarna putih berwujud cair dan didalam cawan tersisa pasir yang berwarna hitam berwujud padat.

Percobaan III (Kromatografi)Kertas kromatografi bewarna putih berwujud padat , permukaan halus diberi noda spidol berwarna kuning , hijau , biru . Warna kromatik hijau , campuran dari warna biru dan kuning . Setelah kertas kromatografi dinodai dengan spidol , lalu dicelupkan kedalam air . Panjang noda 1 cm , dicelupkan kedalam air sampai terendam 0,5 cm. Kertas digantung dengan menggunakan benang dan ring corong. Lama kelamaan noda yang berada dikertas semakin naik , setelah noda berhenti berdifusi , noda warna kuning sejajar dengan warna kuning (campuran dari warna hijau ) . posisi warna biru paling atas dan warna kuning berada dibawah .

4.2 Pembahasan Percobaan 1 (Filtrasi dan Rekristalisasai) - Massa garam murni : massa cawan dan garam dapur bersih massa cawan kosong= 78,76 gram 77,23 gram = 1,53 gram Massa garam kotor : 2,13 gram Massa zat pengotor : 2,13 gram 1,57 gram = 0,56 gram Pada saat pelarutan garam dengan air, terjadilah suspensi Pada saat dilakukan penyaringan (Filtrasi), menghasilkan residu dan filtrat Pada saat terjadi penguapan, menghasilkan uap dan garam murni

Percobaan 2 (Sublimasi)Massa sisa pembakaran : tidak dihitung

-

Massa pasir/zat pengotor cawan Massa kapur barus belum dipanaskan Massa kapur barus sudah dipanaskan

-

-

Rendemen/keakuratan

: massa cawan+ zat pengotor - massa kosong : 78,14 - 77,23 = 0,91 gram : 0.91 - 0,11 = 0,80 gram : massa corong,kapas dan kristal - massa corong kosong dengan kapas : 26,34 - 26,25 = 0,09 gram : X 100% = 11,25%

Secara kasat mata Pemanasan : kapur kotor => dipanaskan => penguapan + residu Penguapan : didinginkan => kristal

Percobaan 3 (Kromatografi)Kertas kromatografi Warna biru (campuran dari warna hijau) berdifusi Warna kuning (campuran dari warna hijau) berdifusi Warna noda kuning yang berdifusi Warna noda biru yang berdifusi Warna kromatik hijau Warna noda biru Warna noda kuning

Faktor Kesalahan

Ketidaktepatan dalam menghitung rendemen dikarenakan kurang teliti dan kurang cermat saat menimbang. Misalnya, saat menimbang cawan. Saat itu cawan masih dalam keadaan basah. Selain itu, kurang memperhatikan saat guru sedang menerangkan bagaimana cara menghitung dan apa saja yang harus dihitung. Sehingga, ada satu massa benda yang lupa atau terlewat dihitung. Faktor terburu buru juga menjadi salah satunya.

Bab V Kesimpulan & Daftar Pustaka5.1 KesimpulanDari percobaan tentang pemurnian zat ini, kita jadi tahu jika ada 5 cara pemisahan suatu zat. 5 cara itu adalah : 1. Penyaringan (filtrasi) ialah cara pemisahan zat yang menggunakan saringan/filter dan digunakan untuk campuran heterogen antara zat padat yang tidak larut. Contoh : Pasir dalam air dan bubuk kopi dalam air (suspensi).

2. Pengkristalan (kristalisasi) ialah cara pemisahan zat padat dari larutannya dengan menguapkannya sampai terbentuk larutan jenuh, kemudian didinginkan sehingga terbentuk kristal (koloid). 3. Penyubliman (sublimasi) ialah cara pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud zat dari padat menjadi gas kemudian kembali ke wujud padatnya tanpa melalui wujud cairnya. Penyubliman biasanya dilakukan untuk memisahkan zat padat dari campurannya dengan zat padat lain. 4. Penyulingan (destilasi) ialah cara pemisahan zat yang digunakan untuk memisahakan komponen campuran (umumnya cairan) berdasarkan perbedaan titik didih masing masing komponen. Contoh : memisahakan alkohol dari campurannya dengan air 5. Kromatografi ialah kecepatan rambatan suatu sel dalam medium tertentu. Metode kromatografi sangat banyak jenisnya, namun yang paling sederhana adalah kromatografi kertas. Kromatografi kertas biasa digunakan untuk memisahkan zat warna dalam tinta.

5.2 Daftar PustakaModul kompetensi level 1A, Rochim Muliawan, S.Pd dan Oktaviani Budiarti, S.Pd Jurnal Kimia dasar Buku catatan Kimia dasar

Bab I Pendahuluan1.1 Prinsip DasarKebanyakan zat terdapat keadaan tercampur satu sama lain , baik campuran padat dengan padat , padat dengan cair dan cair dengan cair. Untuk mendapatkan zat dalam keadaan murni yang berarti tidak tercampur oleh zat lain , maka zat tersebut harus dipisahkan dari campurannya . Dari berbagai jenis campuran yang ada ,maka suatu campuran dapat dipisahkan dengan cara rekristalisasi (penyaringan , penguapan , pengkristalan), destilasi , penyulingan , eksraksi , kromatografi dan sublimasi.

1.2 Tujuan Praktikum3. Dapat mengenal beberapa cara pemisahan zat dalam campuran 4. Dapat melakukan pemisahan zat dengan cara tepat

Bab II Teori Penunjanga. Klasifikasi Materi Materi

Zat Tunggal

Campuran

Unsur

Senyawa

Homogen

Heterogen

b. Zat TunggalMateri digolongkan menjadi dua,yaitu zat tunggal dan campuran. Zat tunggal ialah materi yang terdiri dari sejenis zat. Sementara itu, zat tunggal dibagi menjadi dua,yaitu unsur dan senyawa.

c. Unsur

Unsur ialah materi yang paling sederhana, tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana. Di alam terdapat 90 macam unsur, melalui reaksi nuklir telah berhasil dibuat beberapa unsur sehingga dikenal sekitar 118 unsur. Unsur dapat digolongkan menjadi logam, nonlogam dan metaloid. Bagian terkecil dari unsur disebut atom. d. Senyawa Senyawa ialah zat tunggal yang dapat diuraikan menjadi dua jenis atau lebih zat yang lebih sederhana. Senyawa terdiri dari dua jenis/lebih unsur. Bagian terkecil dari suatu senyawa adalah molekul/ion (partikel senyawa). Molekul ialah senyawa yang memilki muatan netral. Ion adalah senyawa yang memiliki muatan positif dan negatif, terdiri dari kation (Bermuatan +) dan anion (Bermuatan -).

e. CampuranSelain zat tunggal, materi digolongkan pula menjadi campuran. Campuran terdiri dari dua jenis zat atau lebih. Campuran dibagi menjadi dua,yaitu homogen dan heterogen.

f. Campuran HomogenCampuran homogen disebut larutan. Disebut larutan,sebab semua zat yang dicampurkan (padat dan cair) akan bercampur secara larut hingga membentuk suatu larutan.

g. Campuran HeterogenCampuran heterogen dapat berupa koloid atau suspensi.

h. KoloidKoloid berwujud hampir seperti larutan. Tetapi, campuran dari koloid tidak sepenuhnya larut. Masih tersisa gumpalan gumpalan zat yang tak larut yang tidak bisa dilihat oleh kasat mata. Contoh : Shampo, hand body lotion, kabut

i. SuspensiSuspensi sangat berbeda dengan koloid. Jika koloid, campuran nya masih sedikit larut. Tetapi, suspensi campurannya sama sekali tidak bisa larut (masih terdapat endapan). Contoh : campuran pasir dengan air, campuran teh tubruk dengan air.

j. Cara Pemisahan ZatBerkaitan dengan cara pemisahan campuran , ada 5 cara : 6. Penyaringan (Fitrasi) 7. Pengkristalan (Kristalisasi) 8. Penyubliman (Sublimasi) 9. Penyulingan (Destilasi) 10. Kromatografi

1. Penyaringan (Fitrasi)

Cara pemisahan campuran melalui saringan atau filter. Pada umumnya digunakan untuk campuran heterogen antara zat padat yang tidak larut dalam zat cair. Contohnya : pasir dalam air dan bubuk kopi dalam api.

2. Pengkristalan (Kristalisasi)Cara pemisahan zat padat dari larutannya dengan jalan menguapkannya sampai terbentuk larutan jenuh , kemudian di dinginkan sehingga terbentuk kristal.

3. Penyubliman (Sublimasi)Cara pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud zat dan padat menjadi gas menjadi gas kemudian kembali ke wujud padatnya tanpa melalui wujud cairnya. Penyubliman bisanya dilakukan untuk memisahkan zat padat lain.

4. Penyulingan (Destilasi)Penyulingan digunakan untuk memisahkan komponen campuran (umumnya cairan) berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing komponennya. Contohnya memisahkan alkohol dari campuran dengan air.

5. KromatografiKromatografi kecepatan rambatan suatu sel dalam medium tertentu. Metode kromatografi sangat banyak jenisnya, namun yang paling sederhana adalah kromatogtafi kertas. Kromatografi kertas biasanya digunakan untuk memisahkan zat warna dalam tinta.

Bab III Prosedur Praktikum 3.2 Alat-alat Praktikum10. Batang Pengaduk , panjang : 19,5 cm , kaca 11. Botol Semprot 250 mL , plastik 12. Cawan Penguap , diameter : 9,8 cm , kaca 13. Corong , diameter : 7,5 cm panjang : 7 cm , kaca 14. Gelas Kimia 100 mL , Iwaki 15. Gelas ukur 25 mL , Iwaki 16. Neraca teknis, Ohaus 17. Pembakar bunsen 18. Ring Corong , diameter : 6,5 cm , logam = 1 buah = 1 buah = 1 buah = 1 buah = 2 buah = 1 buah = 1 Set = 1 Buah/Set = 1 buah

3.2 Bahan-bahan Praktikum

10. Aquadest untuk 11. Benang 12. Garam dapur kotor 13. Kapas 14. Kapur barus 15. Kertas saring 16. Spirtus 17. Tanah 18. Tinta berwarna (kuning,hijau,biru)

: 30 ml (25 ml untuk filtrasi dan 5 ml kromatografi) : Secukupnya : 2 Spatula : Secukupnya : Secukupnya : Secukupnya : Secukupnya : Secukupnya : Secukupnya

3.3 Prosedur Praktikum Percobaan I (Filtrasi dan Rekristalisasi)5. 6. 7. 8. Larutkan 2 spatula garam dapur kotor dengan 25 mL air. Saring dengan menggunakan kertas saring dalam corong biasa. Filtratnya diuapkan dalam cawan penguap sampai kering . Matikan pembaka dan biarkan semua air habis menguap.

Percobaan II (Sublimasi)5. Masukan 2 kapur barus yang telah digerus kedalam cawan penguap. 6. Tambahkan sedikit pasir sambil diaduk. 7. Tutup cawan penguap dengan kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil , kemudian tutup lagi dengan corong yang telah disumbat dengan kapas. 8. Panaskan dengan api kecil dan amati perubahan yang terjadi.

Percobaan III (Kromatografi)6. Buat garis dengan pensil pada salah satu ujung kertas kromatografi. 7. Buat noda pada garis tersebut dengan tinta berwarna atau spidol. 8. Ikat ujung yang lain dari kertas kromatografi dengan benang pada batang pengaduk. 9. Celupkan ujung kertas yang bernoda kedalam air pada gelas kimia 10. Amati apa yang terjadi.

Bab IV Hasil & Pembahasan

4.1 Data Pengamatan

Percobaan I (Filtrasi dan Rekristalisasi)Garam dapur kotor berwujud padat berwarna putih kehitam-hitaman sebanyak 2 spatula dengan massa 2,13 gram , lalu dilarutkan dengan 25 mL air berwarna bening berwujud cair , lalu garam disaring dengan menggunakan kertas saring dan corong , filtrat berwujud cair berwarna bening dan residu berbentuk padat berwarna hitam . Fitratnya dimasukkan kedalam cawan penguap . Massa cawan : 77,23 gram , dipanaskan dengan api sampai menguap , setelah filtrat menguap dan lama kelamaan menjadi habis dan menghasilkan endapan yang berbentuk padat berwarna putih bersih yang merupakan garam dapur bersih. Massa cawan dan garam dapur bersih (endapan) : 78,76 gram

Percobaan II (Sublimasi)Kapur barus berwujud padat berwarna putih yang dicampur dengan pasir berwujud padat berwarna hitam dimasukkan kedalam cawan . a. Massa cawan kosong : 77,23 gram b. Massa kapur barus : 78,14 77,23 = 0,91 gram . c. Massa kertas saring kosong : Tidak dihitung d. Massa corong + kapas : 26,25 gram e. Massa kertas saring & sisa pembakaran : Tidak dihitung f. Massa cawan + zat pengotor : 78,14 gram g. Massa corong + kapas + kristal : 26,34 gram Setelah kapur barus dimasukan kedalam cawan , lalu cawan ditutup oleh kertas yang sudah dilubangi kecil-kecil oleh jarum dan ditimpa dengan corong yang sudah disumbat dengan kapas lalu cawan tersebut dipanaskan sampai menguap . Lama kelamaan , kertas berlubang menjadi gosong berwarna coklat dan didinding corong menempel uap dari kapur barus berwarna putih berwujud cair dan didalam cawan tersisa pasir yang berwarna hitam berwujud padat.

Percobaan III (Kromatografi)Kertas kromatografi bewarna putih berwujud padat , permukaan halus diberi noda spidol berwarna kuning , hijau , biru . Warna kromatik hijau , campuran dari warna biru dan kuning . Setelah kertas kromatografi dinodai dengan spidol , lalu dicelupkan kedalam air . Panjang noda 1 cm , dicelupkan kedalam air sampai terendam 0,5 cm. Kertas digantung dengan menggunakan benang dan ring corong. Lama kelamaan noda yang berada dikertas semakin naik , setelah noda berhenti berdifusi , noda warna kuning sejajar dengan warna kuning (campuran dari warna hijau ) . posisi warna biru paling atas dan warna kuning berada dibawah .

4.2 Pembahasan Percobaan 1 (Filtrasi dan Rekristalisasai) - Massa garam murni : massa cawan dan garam dapur bersih massa cawan kosongMassa garam kotor = 78,76 gram 77,23 gram = 1,53 gram : 2,13 gram

-

Massa zat pengotor : 2,13 gram 1,57 gram = 0,56 gram Pada saat pelarutan garam dengan air, terjadilah suspensi Pada saat dilakukan penyaringan (Filtrasi), menghasilkan residu dan filtrat Pada saat terjadi penguapan, menghasilkan uap dan garam murni

Percobaan 2 (Sublimasi)Massa sisa pembakaran Massa pasir/zat pengotor cawan Massa kapur barus belum dipanaskan Massa kapur barus sudah dipanaskan : tidak dihitung : massa cawan+ zat pengotor - massa kosong : 78,14 - 77,23 = 0,91 gram : 0.91 - 0,11 = 0,80 gram : massa corong,kapas dan kristal - massa corong kosong dengan kapas : 26,34 - 26,25 = 0,09 gram : X 100% = 11,25%

-

-

Rendemen/keakuratan

Secara kasat mata Pemanasan : kapur kotor => dipanaskan => penguapan + residu Penguapan : didinginkan => kristal

Percobaan 3 (Kromatografi)Kertas kromatografi Warna biru (campuran dari warna hijau) berdifusi Warna kuning (campuran dari warna hijau) berdifusi Warna noda kuning yang berdifusi Warna noda biru yang berdifusi Warna kromatik hijau Warna noda biru Warna noda kuning

Faktor Kesalahan

Ketidaktepatan dalam menghitung rendemen dikarenakan kurang teliti dan kurang cermat saat menimbang. Misalnya, saat menimbang cawan. Saat itu cawan masih dalam keadaan basah. Selain itu, kurang memperhatikan saat guru sedang menerangkan bagaimana cara menghitung dan apa saja yang harus dihitung. Sehingga, ada satu massa benda yang lupa atau terlewat dihitung. Faktor terburu buru juga menjadi salah satunya.

Bab V Kesimpulan & Daftar Pustaka5.1 KesimpulanDari percobaan tentang pemurnian zat ini, kita jadi tahu jika ada 5 cara pemisahan suatu zat. 5 cara itu adalah : 1. Penyaringan (filtrasi) ialah cara pemisahan zat yang menggunakan saringan/filter dan digunakan untuk campuran heterogen antara zat padat yang tidak larut. Contoh : Pasir dalam air dan bubuk kopi dalam air (suspensi). 2. Pengkristalan (kristalisasi) ialah cara pemisahan zat padat dari larutannya dengan menguapkannya sampai terbentuk larutan jenuh, kemudian didinginkan sehingga terbentuk kristal (koloid). 3. Penyubliman (sublimasi) ialah cara pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud zat dari padat menjadi gas kemudian kembali ke wujud padatnya tanpa melalui wujud cairnya. Penyubliman biasanya dilakukan untuk memisahkan zat padat dari campurannya dengan zat padat lain. 4. Penyulingan (destilasi) ialah cara pemisahan zat yang digunakan untuk memisahakan komponen campuran (umumnya cairan) berdasarkan perbedaan titik didih masing masing komponen. Contoh : memisahakan alkohol dari campurannya dengan air 5. Kromatografi ialah kecepatan rambatan suatu sel dalam medium tertentu. Metode kromatografi sangat banyak jenisnya, namun yang paling sederhana adalah kromatografi kertas. Kromatografi kertas biasa digunakan untuk memisahkan zat warna dalam tinta.

5.2 Daftar PustakaModul kompetensi level 1A, Rochim Muliawan, S.Pd dan Oktaviani Budiarti, S.Pd Jurnal Kimia dasar Buku catatan Kimia dasar

Bab I Pendahuluan1.1 Prinsip DasarKebanyakan zat terdapat keadaan tercampur satu sama lain , baik campuran padat dengan padat , padat dengan cair dan cair dengan cair. Untuk mendapatkan zat dalam keadaan murni yang berarti tidak tercampur oleh zat lain , maka zat tersebut harus dipisahkan dari campurannya . Dari berbagai jenis campuran yang ada ,maka suatu campuran dapat dipisahkan dengan cara rekristalisasi (penyaringan , penguapan , pengkristalan), destilasi , penyulingan , eksraksi , kromatografi dan sublimasi.

1.2 Tujuan Praktikum5. Dapat mengenal beberapa cara pemisahan zat dalam campuran 6. Dapat melakukan pemisahan zat dengan cara tepat

Bab II Teori Penunjanga. Klasifikasi Materi Materi

Zat Tunggal

Campuran

Unsur

Senyawa

Homogen

Heterogen

b. Zat TunggalMateri digolongkan menjadi dua,yaitu zat tunggal dan campuran. Zat tunggal ialah materi yang terdiri dari sejenis zat. Sementara itu, zat tunggal dibagi menjadi dua,yaitu unsur dan senyawa.

c. UnsurUnsur ialah materi yang paling sederhana, tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana. Di alam terdapat 90 macam unsur, melalui reaksi nuklir telah berhasil dibuat beberapa unsur sehingga dikenal sekitar 118 unsur.

Unsur dapat digolongkan menjadi logam, nonlogam dan metaloid. Bagian terkecil dari unsur disebut atom. d. Senyawa Senyawa ialah zat tunggal yang dapat diuraikan menjadi dua jenis atau lebih zat yang lebih sederhana. Senyawa terdiri dari dua jenis/lebih unsur. Bagian terkecil dari suatu senyawa adalah molekul/ion (partikel senyawa). Molekul ialah senyawa yang memilki muatan netral. Ion adalah senyawa yang memiliki muatan positif dan negatif, terdiri dari kation (Bermuatan +) dan anion (Bermuatan -).

e. CampuranSelain zat tunggal, materi digolongkan pula menjadi campuran. Campuran terdiri dari dua jenis zat atau lebih. Campuran dibagi menjadi dua,yaitu homogen dan heterogen.

f. Campuran HomogenCampuran homogen disebut larutan. Disebut larutan,sebab semua zat yang dicampurkan (padat dan cair) akan bercampur secara larut hingga membentuk suatu larutan.

g. Campuran HeterogenCampuran heterogen dapat berupa koloid atau suspensi.

h. KoloidKoloid berwujud hampir seperti larutan. Tetapi, campuran dari koloid tidak sepenuhnya larut. Masih tersisa gumpalan gumpalan zat yang tak larut yang tidak bisa dilihat oleh kasat mata. Contoh : Shampo, hand body lotion, kabut

i. SuspensiSuspensi sangat berbeda dengan koloid. Jika koloid, campuran nya masih sedikit larut. Tetapi, suspensi campurannya sama sekali tidak bisa larut (masih terdapat endapan). Contoh : campuran pasir dengan air, campuran teh tubruk dengan air.

j. Cara Pemisahan ZatBerkaitan dengan cara pemisahan campuran , ada 5 cara : 11. Penyaringan (Fitrasi) 12. Pengkristalan (Kristalisasi) 13. Penyubliman (Sublimasi) 14. Penyulingan (Destilasi) 15. Kromatografi

1. Penyaringan (Fitrasi)Cara pemisahan campuran melalui saringan atau filter. Pada umumnya digunakan untuk campuran heterogen antara zat padat yang tidak larut dalam zat cair. Contohnya : pasir dalam air dan bubuk kopi dalam api.

2. Pengkristalan (Kristalisasi)

Cara pemisahan zat padat dari larutannya dengan jalan menguapkannya sampai terbentuk larutan jenuh , kemudian di dinginkan sehingga terbentuk kristal.

3. Penyubliman (Sublimasi)Cara pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud zat dan padat menjadi gas menjadi gas kemudian kembali ke wujud padatnya tanpa melalui wujud cairnya. Penyubliman bisanya dilakukan untuk memisahkan zat padat lain.

4. Penyulingan (Destilasi)Penyulingan digunakan untuk memisahkan komponen campuran (umumnya cairan) berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing komponennya. Contohnya memisahkan alkohol dari campuran dengan air.

5. KromatografiKromatografi kecepatan rambatan suatu sel dalam medium tertentu. Metode kromatografi sangat banyak jenisnya, namun yang paling sederhana adalah kromatogtafi kertas. Kromatografi kertas biasanya digunakan untuk memisahkan zat warna dalam tinta.

Bab III Prosedur Praktikum 3.3 Alat-alat Praktikum19. Batang Pengaduk , panjang : 19,5 cm , kaca 20. Botol Semprot 250 mL , plastik 21. Cawan Penguap , diameter : 9,8 cm , kaca 22. Corong , diameter : 7,5 cm panjang : 7 cm , kaca 23. Gelas Kimia 100 mL , Iwaki 24. Gelas ukur 25 mL , Iwaki 25. Neraca teknis, Ohaus 26. Pembakar bunsen 27. Ring Corong , diameter : 6,5 cm , logam = 1 buah = 1 buah = 1 buah = 1 buah = 2 buah = 1 buah = 1 Set = 1 Buah/Set = 1 buah

3.2 Bahan-bahan Praktikum19. Aquadest untuk 20. Benang 21. Garam dapur kotor 22. Kapas 23. Kapur barus 24. Kertas saring 25. Spirtus : 30 ml (25 ml untuk filtrasi dan 5 ml kromatografi) : Secukupnya : 2 Spatula : Secukupnya : Secukupnya : Secukupnya : Secukupnya

26. Tanah 27. Tinta berwarna (kuning,hijau,biru)

: Secukupnya : Secukupnya

3.3 Prosedur Praktikum Percobaan I (Filtrasi dan Rekristalisasi)9. Larutkan 2 spatula garam dapur kotor dengan 25 mL air. 10. Saring dengan menggunakan kertas saring dalam corong biasa. 11. Filtratnya diuapkan dalam cawan penguap sampai kering . 12. Matikan pembaka dan biarkan semua air habis menguap.

Percobaan II (Sublimasi)9. Masukan 2 kapur barus yang telah digerus kedalam cawan penguap. 10. Tambahkan sedikit pasir sambil diaduk. 11. Tutup cawan penguap dengan kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil , kemudian tutup lagi dengan corong yang telah disumbat dengan kapas. 12. Panaskan dengan api kecil dan amati perubahan yang terjadi.

Percobaan III (Kromatografi)11. Buat garis dengan pensil pada salah satu ujung kertas kromatografi. 12. Buat noda pada garis tersebut dengan tinta berwarna atau spidol. 13. Ikat ujung yang lain dari kertas kromatografi dengan benang pada batang pengaduk. 14. Celupkan ujung kertas yang bernoda kedalam air pada gelas kimia 15. Amati apa yang terjadi.

Bab IV Hasil & Pembahasan

4.1 Data Pengamatan Percobaan I (Filtrasi dan Rekristalisasi)Garam dapur kotor berwujud padat berwarna putih kehitam-hitaman sebanyak 2 spatula dengan massa 2,13 gram , lalu dilarutkan dengan 25 mL air berwarna bening berwujud cair , lalu garam disaring dengan menggunakan kertas saring dan corong , filtrat berwujud cair berwarna bening dan residu berbentuk padat berwarna hitam . Fitratnya dimasukkan kedalam cawan penguap . Massa cawan : 77,23 gram , dipanaskan dengan api sampai menguap , setelah filtrat menguap dan lama kelamaan menjadi habis dan

menghasilkan endapan yang berbentuk padat berwarna putih bersih yang merupakan garam dapur bersih. Massa cawan dan garam dapur bersih (endapan) : 78,76 gram

Percobaan II (Sublimasi)Kapur barus berwujud padat berwarna putih yang dicampur dengan pasir berwujud padat berwarna hitam dimasukkan kedalam cawan . a. Massa cawan kosong : 77,23 gram b. Massa kapur barus : 78,14 77,23 = 0,91 gram . c. Massa kertas saring kosong : Tidak dihitung d. Massa corong + kapas : 26,25 gram e. Massa kertas saring & sisa pembakaran : Tidak dihitung f. Massa cawan + zat pengotor : 78,14 gram g. Massa corong + kapas + kristal : 26,34 gram Setelah kapur barus dimasukan kedalam cawan , lalu cawan ditutup oleh kertas yang sudah dilubangi kecil-kecil oleh jarum dan ditimpa dengan corong yang sudah disumbat dengan kapas lalu cawan tersebut dipanaskan sampai menguap . Lama kelamaan , kertas berlubang menjadi gosong berwarna coklat dan didinding corong menempel uap dari kapur barus berwarna putih berwujud cair dan didalam cawan tersisa pasir yang berwarna hitam berwujud padat.

Percobaan III (Kromatografi)Kertas kromatografi bewarna putih berwujud padat , permukaan halus diberi noda spidol berwarna kuning , hijau , biru . Warna kromatik hijau , campuran dari warna biru dan kuning . Setelah kertas kromatografi dinodai dengan spidol , lalu dicelupkan kedalam air . Panjang noda 1 cm , dicelupkan kedalam air sampai terendam 0,5 cm. Kertas digantung dengan menggunakan benang dan ring corong. Lama kelamaan noda yang berada dikertas semakin naik , setelah noda berhenti berdifusi , noda warna kuning sejajar dengan warna kuning (campuran dari warna hijau ) . posisi warna biru paling atas dan warna kuning berada dibawah .

4.2 Pembahasan Percobaan 1 (Filtrasi dan Rekristalisasai) - Massa garam murni : massa cawan dan garam dapur bersih massa cawan kosong= 78,76 gram 77,23 gram = 1,53 gram Massa garam kotor : 2,13 gram Massa zat pengotor : 2,13 gram 1,57 gram = 0,56 gram Pada saat pelarutan garam dengan air, terjadilah suspensi Pada saat dilakukan penyaringan (Filtrasi), menghasilkan residu dan filtrat Pada saat terjadi penguapan, menghasilkan uap dan garam murni

Percobaan 2 (Sublimasi)Massa sisa pembakaran Massa pasir/zat pengotor cawan Massa kapur barus belum dipanaskan Massa kapur barus sudah dipanaskan : tidak dihitung : massa cawan+ zat pengotor - massa kosong : 78,14 - 77,23 = 0,91 gram : 0.91 - 0,11 = 0,80 gram : massa corong,kapas dan kristal - massa corong kosong dengan kapas : 26,34 - 26,25 = 0,09 gram : X 100% = 11,25%

-

-

Rendemen/keakuratan

Secara kasat mata Pemanasan : kapur kotor => dipanaskan => penguapan + residu Penguapan : didinginkan => kristal

Percobaan 3 (Kromatografi)Kertas kromatografi Warna biru (campuran dari warna hijau) berdifusi Warna kuning (campuran dari warna hijau) berdifusi Warna noda kuning yang berdifusi Warna noda biru yang berdifusi Warna kromatik hijau Warna noda biru Warna noda kuning

Faktor Kesalahan

Ketidaktepatan dalam menghitung rendemen dikarenakan kurang teliti dan kurang cermat saat menimbang. Misalnya, saat menimbang cawan. Saat itu cawan masih dalam keadaan basah. Selain itu, kurang memperhatikan saat guru sedang menerangkan bagaimana cara menghitung dan apa saja yang harus dihitung. Sehingga, ada satu massa benda yang lupa atau terlewat dihitung. Faktor terburu buru juga menjadi salah satunya.

Bab V Kesimpulan & Daftar Pustaka5.1 KesimpulanDari percobaan tentang pemurnian zat ini, kita jadi tahu jika ada 5 cara pemisahan suatu zat. 5 cara itu adalah :

1. Penyaringan (filtrasi) ialah cara pemisahan zat yang menggunakan saringan/filter dan digunakan untuk campuran heterogen antara zat padat yang tidak larut. Contoh : Pasir dalam air dan bubuk kopi dalam air (suspensi). 2. Pengkristalan (kristalisasi) ialah cara pemisahan zat padat dari larutannya dengan menguapkannya sampai terbentuk larutan jenuh, kemudian didinginkan sehingga terbentuk kristal (koloid). 3. Penyubliman (sublimasi) ialah cara pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud zat dari padat menjadi gas kemudian kembali ke wujud padatnya tanpa melalui wujud cairnya. Penyubliman biasanya dilakukan untuk memisahkan zat padat dari campurannya dengan zat padat lain. 4. Penyulingan (destilasi) ialah cara pemisahan zat yang digunakan untuk memisahakan komponen campuran (umumnya cairan) berdasarkan perbedaan titik didih masing masing komponen. Contoh : memisahakan alkohol dari campurannya dengan air 5. Kromatografi ialah kecepatan rambatan suatu sel dalam medium tertentu. Metode kromatografi sangat banyak jenisnya, namun yang paling sederhana adalah kromatografi kertas. Kromatografi kertas biasa digunakan untuk memisahkan zat warna dalam tinta.

5.2 Daftar PustakaModul kompetensi level 1A, Rochim Muliawan, S.Pd dan Oktaviani Budiarti, S.Pd Jurnal Kimia dasar Buku catatan Kimia dasar